Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR


PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang
ditunjukan kepada
Dosen
DR. H. Aziz Lukman Praja, M.SI / Siti Soliha Nurfaida, M,Pd.

Disusun Oleh :

1. Nindi Noviani (205060007)


2. Miranty Fretysia (205060008)
3. Ananda Nur Azizah (205060028)
4. Risya Intan Latifah (205060038)
Semester/Kelas : 2/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021

1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kami semua. Shalawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad Saw.
Dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya baik di dunia maupun di
akhirat kelak.

Dengan pertolongan dan hidayahnya saya selaku penulis dapat Menyusun


makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Ilmu Sosial Dasar yang
berjudul “Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan”

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
membuahkan ilmu bagi pembacanya.

Bandung, 04 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR …………………………………………… 2
DAFTAR ISI ……………………...……………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………….……………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah………….……………………..…….……… 5
1.3 Tujuan ………………………………………………….……….6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan ………………………….……… 7
2.2 Pengertian Teknologi……….……………………………..…… 9
2.3 Pengertian Kemiskinan ……………………….…………..…… 10
2.4 Pengertian Kemakmuran ………………………………....……. 11
2.5 Hubungan Antara IPTEK dan Kemiskinan ………………...….. 12
2.6 Dampak IPTEK Terhadap Kemakmuran Mayarakat ……...……13
2.7 Cara Optimalkan IPTEK Untuk Kemakmuran Masyarakat …….14
BAB III PENUTUP
3.1 Keimpulan ……………………………………...……………… 16
3.2 Saran ……………………………………………...……………. 17
DAFTAR PUSTAKA ……………………………..……………… 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah dua hal yang tak akan
pernah bisa terlepaskan dari kehidupan manusia. Apalagi, abad 21 ini adalah era
globalisasi dimana hampir semua kegiatan manusia menggunakan sistem
teknologi. Yang mana perkembangan teknologi sangatlah pesat, dalam hal ini
teknologi sangat berpengaruh di kehidupan sosial kita. Apalagi jika kita amati
lebih jauh,  IPTEK sangat berpengaruh pada kehidupan sosial. Teknologi dalam
penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyonsong masa depan, sudah
diberi kepercayaan yang mendalam. Dia dapat mempermudah kegiatan manusia,
meskipun mempunyai dampak sosial yang muncul sering lebih penting artinya
daripada kehebatan teknologi itu. Kita misalkan saja manusia yang bisa
memanfaatkan IPTEK maka akan memiliki status pendidikan yang tinggi. Oleh
karena itu orang yang berpendidikan tinggi identik dengan status sosial yang
tinggi. jika status sosial seseorang tinggi maka tingkat kemakmurannya juga akan
tinggi pula. Untuk itulah jika diamati dengan seksama maka terdapat hubungan
yang sangat kuat antara IPTEK dengan kesejahteraan masyarakat.

            Kesejahteraan masyarakat maka akan meliputi kemakmuran dan


kemiskinan. Bilamana masyarakat bisa makmur apabila berhasil mengikuti dan
menggunakan perkembangan IPTEK maka masyarakat tersebut termasuk
masyarakat yang sejahterah, dan sebaliknya, masyarakat yang tidak dapat
mengikuti IPTEK dengan baik maka terjadi kemiskinan.

            Kemiskinan sendiri merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,


sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi
fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan makmur. Berbicara tentang
kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan lain, seperti persepsi manusia
terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial dan persoalan

4
yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi
memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi kemiskinan di tengah
masyarakat.

           

            Kemiskinan memang menjadi masalah yang serius dalam menghadang


kemajuan IPTEK. Hal ini disebabkan, masyarakat miskin dipastikan tidak akan
bisa menikmati kemajuan teknologi. Malah yang terjadi masyarakat miskin akan
menghambat perkembangan teknologi. Bukan hanya itu saja, Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi memberikan dampak dalam sektor ekonomi sehingga masyarakat
akan terseleksi dan membuat mereka menjadi miskin ketika dampak IPTEK mulai
merajarela.

            Untuk itulah, perlu adanya pemahaman yang mendalam antara Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan kemiskinan serta kemakmuran
masyarakat sehingga ada kemungkinan muncul sebuah kesalahan persepsi
mengenai IPTEK yang sangat erat kaitannya dengan kemunculan kemiskinan
yang terus berkelanjutan.

1.2     Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Ilmu Pengetahuan?

2. Apa pengertian Teknologi ?

3. Apa pengertian Kemiskinan?

4. Apa hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan?

5. Bagaimana dampak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap


kemakmuran masyarakat?

6. Bagaimana cara Mengoptimalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


untuk kemakmuran masyarakat?

5
1.3     Tujuan

1. Mengetahui definisi dan maksud dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan


Kemiskinan

2. Mengetahui hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan


Kemiskinan

3.  Memahami dampak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap


kemakmuran masyarakat

4.  Memahami cara optimalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk


kemakmuran masyarakat

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian Ilmu Pengetahuan

            Ilmu Pengetahuan berasal dari dua kata, yaitu “ilmu” dan “pengetahuan”
yang memiliki arti tersendiri. Keseluruhannya telah lama dipersoalkan oleh ahli
filsafat seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles dimana teori ilmu pengetahuan
merupakan cabang atau sistem filsafat. Oleh J.P Farrier dalam institutes of
metaphiscs (1854), pemikiran tentang teori pengetahuan itu disebut
”epistemologi” (epistem=pengetahuan, logos=pembicaraan/ilmu).

            Menurut Immanuel Kant pengetahuan merupakan persatuan budi dan


pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan di peroleh
sumbe-sumber pengetahuan berupa ide, kenyatan, kegiatan akal-budi,
pengalaman, sentesis budi atau meragukan karena tak adanya sarana untuk
mencapai pengetahuan yang pasti.

            Untuk membuktikan apakah isi pengetahuan itu benar, perlu berpangkal


pada teori-teori kebenaran pengetahuan. Teori pertama bertitik tolak adanya
hubungan dalil, dimana pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu
mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu.kedua,
pengetahuan itu benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan, bahwa
pengetahuan itu benar apabila mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang
mempunyai pengetahuan itu.

            Banyaknya teori dan pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran


mengakibatkan suatu definisi ilmu pengetahuan akan mengalami kesulitan sebab,
membuat suatu definisi dari definisi ilmu pengetahuan yang dikalangan ilmuan
sendiri sudah ada keseragaman pendapat. Hanya akan merangkap dalam
tautologies (pengulangan tanpa membuat kejelasan) dan pleonasme atau mubazir
saja.          

7
            Dalam penerapan sebuah ilmu pengetahuan akan memunculkan sebuah
hambatan sosial. Hal ini disebabkan, pola pikir ilmiah tidak mempertimbangkan
nilai moral dan dampak terhadap sosial ekonomi. Sebab manusia tidak selalu
sadar dengan hal ini,dan manusia yang paling sederhanapun hanya sedikit peduli
terhadap sosial ekonomi. 

            Contoh sederhana tapi mendalam  terjadi pada masyarakat mistis. Dalam


masyarakat tersebut ada kesatuan dari pengetahuan (mitis) dan perbuatan (sosial),
demikian pula hubungan  sosial di dalam suku dan kewajiban individu sudah
terang, argumen ontologis, kalau meminjam teori plato berteori tentang wujud dan
hakikat yang ada. Keadaan sekarang sudah berkambang sehingga manusia sudah
mampu  membedakan antara ilmu pengetahuan (kebenaran) dan ilmu etika
(kebaikan). Maka yang pertama dipentingkan  bukan “apa” melainkan
“bagaimana” dapat menghubungkan ilmu  pengetahuan dengan etika  dalam suatu
sikap yang dapat dipertanggung jawabkan.

            Alasan lain untuk mengintegrasikan kedua bidang tersebut ialah karena


dalam perkembangan-perkembangan ilmu modern, pengetahuan manusia telah
mencapai lingkupnya yang paling luas, dimulai dengan pikiran antologis,
kemudian gauli, rahasia-rahasianya dimanfaatkan bagi manusia. Timbul kesan
seolah- olah pengetahuan ilmiah merupakan suatu tujuan tersendiri (ilmu demi
ilmu). Bahkan ada ilmu pengetahuan murni, jadi lepas  dari apa yang ada di luar
ruang lingkup ilmu, lepas dari masyarakat dan hidup sehari-hari. Di sini
manusia  berhadapn dengan pertanyaan –pertanyaan mengenali kebaikan dan
kejahatan, kesadaran politik, nilai-nilai religius, dan sebagainya. Oleh pandangan
ini kaidah etis etis beserta lain-lainnya di cap sebagai sosial akstra ilmiah (diluar
dibidang ilmu).

            Sekarang tidak dapat netral dan bersikap netral lagi terhadap ilmu


penyelidikan ilmiah. Karena manusia hidup dalam suatu dunia, hasil ilmu
pengetahuan dapat membawa pada malapetaka yang belum pernah kita bayangkan
sehingga perlu etika ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya jalan keluar. Lebih
lanjut diakui oleh filsafat modern, bahwa manusia dalam pekerjaan

8
ilmiahnya  tidak hanya bekerja dengan akal budinya, melainkan dengan seluruh
eksitensinya, dengan seluruh keadaannya, dengan hatinya, dengan panca
inderanya  sehingga manusia, dalam mengambil keputusannya, membuat
pilihannya terlebih dahulu, mendapapat pertimbangannya terlebih dahulu,
mendapat pertimbangan dengan pengajaran agama, dan nialai-nilai atau norma
kesusilaan. Konteks ilmu dengan ajaran agama dalam rangka meeningkatkan
ilmuan itu sendiri sejajar dengan orang-orang yang beriman pada derajat yang
tinggi, sebagai pemegang alamat  dan akan tetap memperoleh pahala.

2.2.     Pengertian Teknologi

            Istilah teknologi berasal dari kata techne dan logia. Kata yunani kuno
techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos
yang berarti seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. Dengan
berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena
menunjukkan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu
menjadi teknik.

            Sampai pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai secara
umum dan merangkum suatu rangkaian sarana, proses, dan ide disamping alat-alat
dan mesin-mesin. Perluasan arti itu berjalan terus   sampai pertengahan abad ini
muncul perumusan teknologi sebagai sarana atau aktifitas yang dengannya
manusia berusaha mengubah dan menangani lingkungan. Ini merupakan suatu
pengertian yang sangat luas karena setiap sarana perlengkapan maupun kultural
tergolong suatu teknologi.

            Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam


pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu.
Kecenderungan ini pun mempunyai suatu akibat dimana kalau teknologi dianggap
sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam perwujudan tersebut maka dengan
sendirinya setiap jenis teknologi/sebagian ilmu pengetahuan dapat ada tanpa
berpasangan dengan ilmu pengetahuan dan pengetahuan tentang teknologi perlu
disertai oleh pengetahuan akan ilmu pengetahuan yang menjadi pasangannya.

9
            Demikianlah teknologi adalah segenap keterampilan manusia
menggunakan sumber-sumber daya alam untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum dapatlah bahwa teknologi
merupakan suatu sistem penggunaan berbagai sarana yang tersedia untuk
mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.

2.3.     Pengertian Kemiskinan

            Menurut Petirin A. Sorokin, bahwa stratifikasi soisal (social stratification)


adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas – kelas secara
bertingkat (secara hierarakis). Perwujudannya adalah adanya kela-kelas tinggi dan
kelas yang lebih rendah. Selanjutnya Sorokin menjelaskan bahwa dasar dan inti
lapisan-lapisan dalam masyarakat adalah karena tidak ada keseimbangan dalam
pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, kewajiban-kewajiban dan tanggung
jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat.
Lapisan-lapisan ini dalam masyarakat itu ada sejak manusia mengenal kehidupan
bersama dalam masyarakat. Mula-mula lapisan-lapisan didasarkan pada
pembedaan jenis kelamin, perbedaan antara pemimpin dan yg dipimpin,
pembagian kerja dan sebagainya. Semakin kompleks dan majunya pengetahuan
dan teknologi dalam masyarakat, maka system lapisan-lapisan dalam masyarkat
akan semakin kompleks pula.

 Kemiskinan memang merupakan sebuah dampak negatif dari sebuah


perkembangan IPTEK yang semakin pesat tanpa di iringi dengan ekonomi yang
mumpuni, sehingga menimbulkan kaum miskin yang tertinggal akan IPTEK. Hal
ini bisa terlihat dengan penggantian tenaga manusia menjadi tenaga robotic pada
perusahaan sebagai dampak dari perkembangan IPTEK, tanpa di iringi dengan
pemikiran terhadap kaum buruh yang miskin. Hal ini tentu saja membuat mereka
menjadi kalah atau tersingkir akibat dari kemajuan IPTEK.

10
2.4.    Pengertian Kemakmuran

            Membicarakan mengenai masalah kemakmuran, tentu yang pertama kali


terlintas dalam benak adalah mengarah kepada segi keuangan atau kemapanan
hidup seseorang. Secara mendasar kemakmuran dilihat dari sudut pandang ilmu
ekonomi memiliki definisi sebagai situasi dimana kebutuhan bisa terpenuhi.
Kebutuhan disini mencakup kebutuhan batin dan kebutuhan lahir, bisa dari
sandang, papan, dan pangan. Kemudian meluas akan kebutuhan rasa nyaman,
percaya, dan kepedulian sesama untuk saling membantu.

            Secara umum kemakmuran memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Terpenuhinya kebutuhan pokok (primer), berupa sandang, pangan, dan papan.

2. Mampu mnjangkau kebutuhan sekunder maupun tersier dengan mudah.

3. Tidak memiliki tekanan batin, sehingga pikiran ringan.

4. Memiliki orang yang menjadi tempat kepercayaan.

5. Tidak kesulitan mengatur waktu, tenaga, maupun finansial.

6.  Tercukupinya kebutuhan diri akan rekreasi dan menjalankan hobi.

Melihat kriteria tersebut, tentunya akan langsung mengacu pada kemapanan


dari segi finansial seseorang. Orang dengan keuangan yang melimpah cenderung
mampu mendapatkan apapun yang diinginkan.

            Namun pada kenyataannya, berdasarkan studi diketahui bahwa orang yang


mapan dari segi finansial masih bisa dikatakan belum makmur. Hal ini terjadi
karena adanya beban baru terhadap kondisi sosial seseorang, bisa karena penyakit,
pendamping hidup, maupun orang sekitar yang sulit diberikan amanah
(kepercayaan). Orang yang cenderung mencintai uang seolah hidup hanya untuk
bersenang-senang di dunia, sehingga beberapa orang justru tidak terpenuhi
kebutuhan batin. Seperti kebutuhan kasih dan sayang dari keluarga maupun orang
terdekat lainnya. Hal ini tentunya masih belum bisa dikatakan makmur, apabila
kebutuhan batin tidak mampu terpenuhi.

11
            Berbicara mengenai kemakmuran akan lebih bijak apabila standart
kemakmuran tersebut disesuaikan dengan kondisi diri sendiri. Sebab rasa cukup,
bahagia, dan perasaan damai lainnya diciptakan oleh diri sendiri bukan oleh orang
lain dan lingkungan. Sehingga memiliki filosofi, selalu melihat ke bawah dan
jangan melihat ke atas, akan membantu mendapatkan kemakmuran lahir maupun
batin. Sebab kebutuhan sandang, pangan, maupun papan tentunya tidak perlu
terlalu mewah, dalam kadar secukupnya saja. Semakin besar pasak maka
diperlukan tiang yang semakin besar pula, sehingga mengatur pengeluaran dari
berapapun pendapatan maka kita sudah makmur secara lahir.

 2.5. Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan


Kemiskinan

            Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan
dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan
digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui
“bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan
teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan
dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan
ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu pengetahuan di
dalamnya.

            Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya


menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa
malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia
sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika
(kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap penyelidikan
ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap
ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran
agama.

             Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat


dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang

12
berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti
kemiskinan.

Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap


manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi,
teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat
mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial
yang fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur
ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran,
hasil produksi dan mekanisme pasar. Semuanya merupakan sub sistem atau sub
struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan
dan teknologi.

            Rata-rata orang yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat


membaca maupun menulis. sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan
adalah dengan ilmu pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis, seorang
pemulung sampah bisa berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak
dan menghasilkan banyak uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat merubah
seorang pengamen untuk berpikir kreatif dan memulai membuka suatu usaha
dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

2.6 Dampak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terhadap Kemakmuran


Masyarakat

            Keadaan umat manusia kini sangat berbeda dengan peradaban zaman dulu,
misalnya peradaban Mesir Kuno, Yunani Kuno, Romawi atau peradaban di
daratan Cina. Faktor utama yang menyebabkan perbedaan itu ialah pertumbuhan
penduduk, sains dan teknologi. Sains teknologi membawa kemudahan,
kemakmuran dan kenyamanan, sedangkan teknologi komunikasi membuat
interdepensi secara global yang semakin meningkat.

            Namun begitu, sains teknologi juga membawa segi-segi yang negatif.


Salah satunya adalah perkembangan dunia akhir-akhir ini yang menunjukkan

13
kecenderungan yang sangat memprihatinkan akibat kesalahan dalam pemanfaatan
kamajuan sains dan teknologi.     

            Sebagaimana kita ketahui, di papua terjadi penambangan besar besaran


bahan tambang yang di pelopori oleh Freeport dengan menggunakan teknologi
canggihnya. Di lansir dari majalahtambang.com disebutkan bahwa keuntungan PT
Freeport Indonesia yang sahamnya 90% dipegang asing(pihak Amarika)
mendapat keuntungan lebih dari 400 Triliyun rupiah. Ini berbanding terbalik
dengan para pekerja papua di PT Freeport yang masih memiliki latar belakang
ekonomi menengah kebawah yang tidak bisa menikmati hasil dari kemajuan
teknologi (penambangan papua yang menggunakan teknologi penambangan
canggih sehingga hasil tambang dengan mudah di dapatkan). Bahkan, sisa atau
bekas tambang PT Freeport telah membuat pulau papua menjadi rusak wilayah
hutannya di akibatkan pengrusakan untuk percepat penambangan di pulau papua.
Sehingga ini menjadi bukti bahwa perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
dapat merusak alam dan tidak semua masyarakat bisa merasakan manfaat dari
perkembangan teknologi yang sedang berkembang. Namun, berbeda bagi mereka
yang menjadi bos bos di freeport yang secara langsung mendapatkan keuntungan
atau manfaat dari perkembangan IPTEK di dalam bidang pertambangan.

2.7 Cara Optimalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Untuk


Kemamuran Masyarakat

            Ibaratkan sebuah pedang bermata pisau, itulah Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi. Apabila di gunakan dengan optimal serta menggunakannya dengan
baik maka akan membuat masyarakat menjadi makmur, menjadikan masyarakat
lebih maju. Dengan begitu IPTEK akan memajukan masyarakat dari berbagai
sektor. Misalkan saja dari sektor ekonomi dengan penemuan teknologi untuk
mempercepat hasil pertanian yang membuat keuntungan masyarakat bertambah.
Dari sektor sosial, jika IPTEK dapat di optimalkan dengan baik maka setiap
masyarakat akan memiliki kelas sosial yang lebih tinggi sehingga akan bisa lebih
dihormati oleh orang lain.

14
            Penggunaan IPTEK juga harus di sesuaikan dengan berbagai faktor yang
ada sehingga tidak bertentangan juga dengan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman antara masyarakat dari
golongan pemakai IPTEK dengan masyarakat yang belum terlalu memakai
IPTEK dalam kehidupan mereka.

15
BAB III

PENUTUP

3.1.   Kesimpulan

            Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat erat kaitannya dengan


kemiskinan. Terutama dalam perkembangannya yang semakin pesat dari tahun ke
tahun. Masyarakat mau tidak mau harus mengikuti perkembangan yang ada demi
kemudahannya dalam beraktifitas, tetapi faktor penybaran perekonomian yang
tidak merata menyababkan hal-hal yang ingin dicapai tidak dapat berjalan dengan
maksimal.

            Hanya kalangan ekonomi menengah keatas atau kaum yang tergolong


makmur yang bisa merasakan dari perkembangan IPTEK yang saat ini
berkembang dnegan pesat. Sebaliknya, kaum miskin akan semakin tersingkir
dengan IPTEK yang semakin maju.

            Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang


bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat
manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan,
mencari kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi
dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.Ilmu
pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas,
sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang
mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak
menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan
teknologi di zaman ini.Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang
tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih
terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara lama yang
sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi dizaman ini.

16
3.2 Saran
            Kemiskinan di negeri ini hanya bisa diatasi dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam hal ini ada dua segi yaitu dari pemerintah dan masyarakat. Dari
segi pemerintah yaitu; pemerintah sepenuhnya menangani bidang produksi
pertanian dan peternakan, pemerintah memperbanyak atau meningkatkan mutu
dalam pemberdayaan sumber daya manusia (SDA), pemerintah membangun
Infrastruktur dengan teknologi yang mampu memangkas biaya pegeluaran negara,
misalkan saja pemerintah segera membangun sumber energy nuklir (PLTN).
Sedangkan dari segi masyarakat; masyarakat agar peduli dengan pendidikan
dengan memperhatikan lembaga swadaya masyarakat dalam meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDA), masyarakat diharapkan meningkatkan produksi
pertaniannya dengan basis teknologi yang dianjurkan oleh pemerintah, serta
memperhatikan penuh dalam penyelenggaraan perencanaan PLTN.

            IPTEK memang merupakan dua mata pisau. Sehingga harus di manfaatkan


dengan hati hati. Karena jika tidak terjadi, masyarakat miskin akan menjadi lebih
miskin lagi dan masyarakat golongan menengah keatas akan semakin kaya dengan
mendapatkan pundi-pundi keuntungan dari pemanfaatan IPTEK tanpa
memikirkan masyarakat miskin. Bahkan yang miskin akan tersingkirkan dan
menjadi masyarakat buangan karena selain tidak bisa memanfaatkan IPTEK tetapi
juga tidak bisa merasakan bagaimana IPTEK telah tumbuh dan berkembang
dengan cepat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Tinambunan, Dian Dame. 2016. Teori Pengetahuan Immanuel Kant (1724-1804).


Tersedia [Online] .

https://diandametinambunan.wordpress.com/2016/12/31/teori-pengetahuan-
immanuel-kant-1724-1804/. (Diakses pada taggal 04 Maret 2021).

Wikipedia. 2021. Teknologi. Tersedia [Online].

https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi. (Diakses pada tanggal 04 Maret 2021)

Kalyana Janet. 2020. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan. Tersedia


[Online].

http://janetkalyana.blogspot.com/2018/12/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html.
(Diakses pada tanggal 04 Maret 2021)

Riyadi Anggoro.2015. Hubunngan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan


Kemiskinan. Tersedia [Online].

https://anggororp.wordpress.com/2015/11/25/hubungan-ilmu-pengetahuan-
teknologi-dan-kemiskinan/. (Diakses pada tanggal 04 Maret 2021)

18

Anda mungkin juga menyukai