DISUSUN
PUPUT FEBRIANTI
(023STYCBID20)
B. SISTEM KARDIOVASKULER.....................................................................................16
C. SISTEM OTOT................................................................................................................28
D. SISTEM PERNAFASAN................................................................................................33
E. SISTEM PENCERNAAN...............................................................................................46
F. SISTEM SARAF..............................................................................................................54
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................65
2
BAB I
A. KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan kurnia-Nya kepada penulis sehingga dengan seizin-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan ini yang berjudul “laporan anatomi”. Semoga laporan ini dapat berguna bagi
kita semua. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun merupakan sesuatu yang diharapkan demi
kesempurnaan penulisan proposal ini dimasa yang akan datang.
B. PENDAHULUAN
Sistem rangka manusia adalah rangkaian tulang dan sendi yang menjadi dasar bentuk tubuh
manusia.
Fungsi rangka tubuh pada manusia adalah: Memberi bentuk tubuh. Menegakkan tubuh.
Melindungi organ tubuh yang penting. Fungsi rangka manusia satu ini adalah untuk
menegakkan badan dan menjaga keseimbangan, menyokong kepala dan tangan, serta menjadi
tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ.
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan
dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah
dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir
dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan
keluar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Rangka
Kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang yang satu sama lainnya
saling berhubungan, terdiri dari:
4
Tulang tengkorak terdiri atas dua bagian, yaitu tengkorak otak (neuro cranial) dan tengkorak
wajah (fasial cranial).
Tengkorak otak terdiri dari tulang-tulang yang dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi
yang disebut sutura, banyaknya 8 buah dan terdiri dari bagian yaitu:
Pada neuro cranial terdapat celah yang memisahkan antara tulang yang disebut sutura. Ada 3
buah sutura yaitu:
Di neuro cranial juga terdapat fontanel yaitu rongga pada ubun-ubun. Fontanel ini akan tertutup
sempurna pada usia 18 bulan. Terdapat 2 fontanel, yaitu fontanel anterior (fontanel depan) dan
fontanel posterior (fontanel belakang).
5
Tengkorak Wajah (Fasial Craknial)
Pada manusia bentuknya lebih kecil dari neuro cranial, di dalalmnya terdapat rongga-rongga
yang membentuk rongga mulut (kavum oris), rongga hidung (kavum nasi) dan rongga rongga
mata (kavum orbita).
Bagian rahang
Kerangka dada dibentuk oleh susunan tulang yang melindungi rongga dada yang terdiri dari :
Tulang dada menjadi tonggak dinding depan dari toraks (rongga dada) bentuknya gepeng dan
sedikit melear, yang terdiri atas 3 bagian yaitu:
6
1. Manubrium sterni: bagian atas sternum yang menjadi tempat melekatnya tulang selangka
(klavicula) dan tulang iga.
2. Korpus sterni: batang sternum
3. Procesus xifoideus sterni: bagian ujung dari tulan dada.
Os kosta banyaknya 24 buah, kiri dan kanan, bagian depan berhubungan dengan tulang sternum
dan bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang (veterbra torakalis). Tulang
iga dibagi 3 macam:
1. Iga sejati (os kosta vera): 7 pasang, berhubungan langsung dengan sternum.
2. Iga tidak sejati (os kosta spuria): 3 pasang, berhubungan dengan kosta ke 7.
3. Tulang iga melayang (os kosta fluitantes): 2 pasang, tidak mempunyai hubungan dengan
tulang sternum.
Jumlanya sesuai dengan jumlah kosta, dan menjadi tempat melekatnya kosta.
7
5. Vertebra koksigialis (tulang ekor): 4 ruas
Diantara ruas-ruas tulang belakang tedapat sebuah bantalan yang berasal dari tulang rawan
fibrosa yang disebut discus intevetebralis.
Tulang pelvis adalah penghubung antara badan dan anggota bawah yaitu tualng sacrum dan
koksigis yang bersendi satu dengan yang lainnya pada simfisis pubis.
Pada gelang panggul terdapat pintu panggul yang dibagi atas 2 bagian, yaitu:
1. Pintu atas panggul (aditus pevis), yang dibentuk dari promotorium dari tulang sacrum,
serta garis ilio-pectinal dan Krista os pubis.
2. Pintu bawah panggul (exitus pelvis), yang dilingkari oleh os coccygeus dan tuberusitas
ischii.
8
Extremitas superior dikaitkan dengan kerangka bada dengan perantaraan gelang bahu yang
terdiri dari scapula dan klavikula. Tulang-tulang yang membentuk kerangka lengan antara lain:
Gelang bahu
Yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Bagian ini dibentuk oleh dua buah
tulang yaitu os scapula (tulang belikat) dan os klavikula (tulang selangka).
Humerus
Merupakan tulang pangkal lengan yang mempunyai tulang panjang seperti tongkat. Bagian yang
mempunya hubungan dengan bahu bentuknya bundar berbentuk kepala sendi yang disebut kaput
humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang disebut tuberkel mayor dan minor. Pada
bagian bawah terdapat lekukan yang disebut kolumna humeri.
Yaitu tulang bawah yang lekukannya sejajar dengan tulang jari kelingking arah ke siku
mempunyai taju yang disebut prosesus olekrani, gunanya ialah tempat melekatnya otot dan
menjaga agar siku tidak membengkok ke belakang.
Letaknya bagia lateral, sejajar dengan ibu jari. Di bagian yang berhubungan dengan humerus
dataran sendinya berbentuk bundar yang memungkinkan lengan bawah dapat berputar atau
terlungkup.
Karpalia (tulang pergelangan tangan) Terdiri dari 8 tulang tersusun dalam dua bari:
9
1. Bagian proksimal meliputi: os navikular (tulang bentuk kepala), os lunatum (tulang
bentuk bulan sabit), os triquetum (tulang bentuk segitiga), os fisiformis (tulang bentuk
kacang).
2. Bagian distal: os multangulum mavus (tulang besar bersegi banyak) os multangulum
minus (tulang kecil bersegi banyak), os kapitatum (tulang berkepala), os hamatum (tulang
berkait).
Terdiri dari tulang pipa pendek, banyaknya 5 buah setiap batang. Mempunyai dua ujung yang
bersendi dengan tulang karpalia dan bersendi dengan falangus atau tulang jari.
Terdiri dari tulang pipa pendek yang banyaknya 14 buah, dibentuk dalam 5 bagian tulang yang
berhubungan dengan metakarpalia perantaraan persendian.
Tulang ini dikaitkan pada batang tubuh dengan perantaraan gelang panggul, terdiri dari 31
pasang tulang koksa (tulang pangkal paha), femur (tulang paha), tibia (tulang kering), fibula
(tulang betis), patela (tempurung lutut), tarsalia (tulang pangkal kaki), metatarsalia (tulang
telapak kaki), dan falang (ruas jari kaki).
Tulang koksa membentuk gelang panggul. Letaknya di setiap sis dan di depan bersatu dengan
simpisis pubis dan membentuk sebagian besar tulang pelvis. Os koksa terdiri dari os ilium
(tulang usus), os pubis (tulang kemaluan) dan os iski (tulang duduk).
10
Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar. Kepala sendinya disebut kaput femoris, pada
kolumna femoris terdapat taju yang disebut trokanter mayor dan minor. Dibagian ujung
membentuk persendian lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut kondilus medialis dan
kondilus lateralis.
Os tibia dan fibularis merupakan tulang yang bentuk persendian lutut dengan os femur. Pada
ujungnya tedapat tonjolan yang disebut os maleolus atau mata kaki luar. Os tibia bentuknya lebih
kecil, pada bagian pangkal meletak os fibula, pada bagian ujung mementuk persendian dengan
tulang pangkal kaki dan terdapat taju yang disebut os maleolus medialis.
Os tarsalia dihubungkan dengan tulang bawah oleh sendi pergelangan kaki. Terdiri dari tulang-
tulang kecil yang banyaknya 5 buah yaitu :
Terdiri dari tulang-tulang pendek yang banyaknya 5 buah, yang masing-masing berhubungan
dengan tarsus dan falangus dengan perantaraan persendian.
11
Ruas jari kaki merupakan tulang-tulang pendek yang masing-masing terdiri atas 3 ruas kecuali
ibu jari kaki banyaknya 2 ruas. Lengkung kaki tedapat 4 lengkung medial terbentuk dari
belakang ke depan kalkaneus. Langkung lateralis oleh kalkaneus kuboidea dan 2 tulang
metatarsal. Lengkung melingkang dibentuk oleh tulang tarsal, dan lengkung tranversal anterior
dibentuk oleh kepala tulang metatarsal pertama dan kelima.
Sendi (Articulasio)
Sendi adalah pertemuan antara dua buah tulang atau beberapa tulan keranka. Sendi utama dibagi
atas :
12
Sendi fibrus (sinartrosis)
Yaitu sendi yang tidak dapat bergerak, misalnya sutura yang terdapat pada kepala.
Yaitu sendi yang dapat bergerak sedikit, misalnya sendi pada tulang pubis, sendi antara
manubrium sterni dan korpus sterni dengan kosta, dan lain-lain.
Yaitu persendian yang bebas bergerak bebas dan tedapat banyak ragamnya
13
Menurut bentuk dan ukurannya tulang dibedakan sebagai berikut:
Tulang pendek
Tulang pendek bentuknya seperti silider kecil, berfungsi agar tulang dapat bergerak bebas.
Tulang pendek terdapat pada pergelangan tangan dan kaki, telapak tangan dan kaki.
Tulang panjang
Tulang panjang bentuknya seperti pipa, berfungsi untuk artikulasi, terdapat pada tulang hasta,
tulang paha dan tulang betis.
Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar, berfungsi untuk melindungi struktur dibawahnya, seperti
pada pelvis, tulang belikat dan tempurung kepala.
Tulang tidak beraturan ini bentuknya kompleks dan berhubungan dengan fungsi khusus. Contoh
tulang tidak beraturan adalah tulang punggung dan tulang rahang.
14
Bahan Pembentuk Tulang
Menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dikelompokkan atas tulang rawan (kartilago) dan
tulang (osteon).
Keadaan tulang rawan lentur (elastis). Telinga, ujung hidung, dan laring (Adam`s apple)
dibentuk dan ditopang oleh tulang rawan. Pada umumnya, matriks pada tulang rawan
mengandung serabut kolagen dan tidak mengandung kalsium.
Tulang rawan dibentuk oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang dihasilkan oleh kondroblas
(pembentuk tulang rawan). Antara sel-sel rawan terbentuk matriks dari kolagen dalam bentuk
“gel” dari karbohidrat dan protein. Macam-macam tipe tulang rawan adalah sebagai berikut:
Tulang terdapat pada seluruh anggota gerak. Bagian lapisan luar tulang keras (tulang kompak)
dan mengelilingi rongga yang disebut rongga sumsum. Berdasarkan teksturnya, tulang dibedakan
atas 2 macam, yaitu:
15
B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri
jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan
ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam
satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh
yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan
menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima
nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan
mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah
mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi
a) Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar
dapat mengalir ke jaringan.
b) Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan
ke seluruh tubuh.
c) Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke
seluruh tubuh.
a. Jantung
1) Letak Jantung
Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di rongga toraks (dada)
sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan vertebra (tulang
punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian depan dibatasi oleh
sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis
median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada
paling depan dalam rongga thorax. Apex cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat
garis medio-clavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk oleh aorta ascendens, arteri
pulmonalis, dan vena cava superior (Aurum, 2007).
Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300 sakpai 400
gram (Setiadi, 2007: 164).
16
2) Ruang Jantung
Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang), bilik bagian
atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal) menerima darah
yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa
darah dari jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu
yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena
separuh kanan jantung menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara sisi kiri
jantung menerima dan memompa darah beroksigen tinggi (Sherwood, Lauralee, 2001: 259-260).
Dinding atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan dibandingkan ventrikel
dextra dan atrium sinistra. Pada bagian antero-superior terdapat lekukan ruang atau kantung
berbentuk daun telinga yang disebut Auricle. Permukaan endokardiumnya tidak sama. Posterior
dan septal licin dan rata. Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang
berjalan parallel yang disebut Otot Pectinatus. Atrium Dextra merupakan muara dari vena cava.
Vena cava superior bermuara pada didnding supero-posterior. Vena cava inferior bermuara pada
dinding infero-latero-posterior pada muara vena cava inferior ini terdapat lipatan katup
rudimenter yang disebut Katup Eustachii. Pada dinding medial atrium dextra bagian postero-
inferior terdapat Septum Inter-Atrialis
Pada pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk lonjong yang disebut
Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan disebut Limbus Fossa Ovalis.
Di antara muara vena cava inferior dan katup tricuspidalis terdapat Sinus Coronarius, yang
menampung darah vena dari dinding jantung dan bermuara pada atrium dextra. Pada muara sinus
coronaries terdapat lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut Katup Thebesii. Pada dinding
atrium dextra terdapat nodus sumber listrik jantung, yaitu Nodus Sino-Atrial terletak di pinggir
lateral pertemuan muara vena cava superior dengan auricle, tepat di bawah Sulcus Terminalis.
Nodus Atri-Ventricular terletak pada antero-medial muara sinus coronaries, di bawah katup
tricuspidalis. Fungsi atrium dextra adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-
vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel dextra dan kemudian ke paru-paru.
Karena pemisah vena cava dengan dinding atrium hanyalah lipatan katup atau pita otot
rudimenter maka, apabila terjadi peningkatan tekanan atrium dextra akibat bendungan darah di
bagian kanan jantung, akan dikembalikan ke dalam vena sirkulasi sistemik. Sekitar 80% alir
balik vena ke dalam atrium dextra akan mengalir secara pasif ke dalam ventrikel dxtra melalui
katup tricuspidalisalis. 20% sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian
secara aktif ini disebut Atrial Kick. Hilangnya atrial kick pada Disaritmia dapat mengurangi
curah ventrikel.
17
b) Atrium Sinistra
Terletak postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak
tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada dinding atrium dextra.
Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada auricle. Atrium kiri menerima darah
yang sduah dioksigenasi dari 4 vena pumonalis yang bermuara pada dinding postero-superior
atau postero-lateral, masing-masing sepasang vena dextra et sinistra. Antara vena pulmonalis dan
atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan dalam atrium
sinistra membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru. Peningkatan tekanan atrium sinistra
yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke
ventrikel sinistra melalui katup mitralis.
Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium sterni.
Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di medial atrium
sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm.
Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup
untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem
aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari
ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari
ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel
kiri. Oleh karena itu, tebal dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel
sinistra. Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga merupakan akibat dari
tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada tekanan di ventrikel dextra. Disamping itu,
secara fungsional, septum lebih berperan pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan
lebih mengikuti gerakan ventrikel sinistra.
Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang disebut Trabeculae
Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain. Trabeculae carnae di bagian apical
ventrikel dextra berukuran besar yang disebut Trabeculae Septomarginal (Moderator Band).
Secara fungsional, ventrikel dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur
masuk ventrikel dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis, trabekel
anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar ventrikel dextra (Right Ventricular
Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding licin, terletak di bagian superior
ventrikel dextra yang disebut Infundibulum atau Conus Arteriosus. Alur masuk dan keluar
ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista Supraventrikularis yang terletak tepat di atas daun
anterior katup tricuspidalis.
Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-lahan, seperti pada kasus
hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami hipertrofi untuk
memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi pulmonary, dan dapat
mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus dimana resistensi pulmonar meningkat secara akut
18
(seperti pada emboli pulmonary massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa
darah tidak cukup kuat, sehingga seringkali diakhiri dengan kematian.
Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior kiri
menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus Mitralis. Tebal dinding
ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel dextra, sehingga menempati 75% masa otot
jantung seluruhnya. Tebal ventrikel sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra
harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sitemik, dan
mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga keberadaan otot-otot yang
tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan tinggi
selama ventrikel berkontraksi. Batas dinding medialnya berupa septum interventrikulare yang
memisahkan ventrikel sinistra dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga,
dimana dasar segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta.
Septum interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati hampir
seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua pertiga dinding septum terdapat
serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga bagian endocardiumnya licin. Septum
interventrikularis ini membantu memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel
pada saat kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x lebih
tinggi daripada tekanan di ventrikel dextra; bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel
(seperti pada kasus robeknya septum pasca infark miokardium), maka darah akan mengalir dari
kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui
katup aorta ke dalam aorta akan berkurang.
3) Katub-katub Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung
(Aurum, 2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan (Setiadi 2007: 169). Katub-
katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena
perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah Sherwood, Lauralee, 2001: 261). Katub
jantung dibagi dalam dua jenis, yaitu katub atrioventrikuler, dan katub semilunar.
Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. Katub yang terletak di
antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah katub disebut katub trukuspid
(Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari tiga otot yang tidak sama, yaitu: 1) Anterior, yang merupakan
paling tebal, dan melekat dari daerah Infundibuler ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding
ventrikel dextra. 2) Septal, Melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun membraneus.
19
Sering menutupi VSD kecil tipe alur keluar. 3) Posterior, yang merupalan paling kecil, Melekat
pada cincin tricuspidalis pada sisi postero-inferior (Aurum, 2007).
Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun
katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari dua bagian, yaitu daun katup mitral
anterior dan posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan mudah bergerak, melekat seperti tirai
dari basal bentrikel sinistra dan meluas secara diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi
alur masuk dan alur keluar (Aurum, 2007).
Disebut semilunar (“bulan separuh”) karena terdiri dari tiga daun katub, yang masing-masing
mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee, 2007: 262). Katub semilunar
memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri
pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel
kiri dan aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole ventrikel, dan mencegah aliran balik
waktu diastole ventrikel (Setiadi, 2007: 170).
4) Lapisan Jantung
Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara spiral dan
saling berhubungan melalui diskus interkalatus (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Dinding
jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:
Epi berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian ini adalah suatu membran tipis
di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua lapisan, yaitu (Setiadi, 2007):
Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung
terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar merekat
pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium parietalis
membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan Perikarduim fiseral yang
mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan
jantung.
b) Miokardium
Myo berarti “otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk
sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral dan melingkari jantung
20
(Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri koroner
(Setiadi, 2007: 172).
c) Endokardium
Endo berarti “di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik yang
melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood, Lauralee, 2007: 262).
5) Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan
oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf
otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk
memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf. Saraf parasimpatis ke jantung, yaitu saraf
vagus, terutama mempersarafi atrium, terutama nodus SA dan AV. Saraf-saraf simpatis jantung
juga mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta banyak mempersarafi ventrikel
(Sherwood, Lauralee, 2001: 280).
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar peredaran darah
dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari jantung ke seluruh tubuh, kembali
ke jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru,
kembali ke jantung (sirkulasi pulmonal).
1) Arteri
Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal dari aorta tepat di
bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian besar ventrikel kiri, dan arteri
koroner kanan memperdarahi sebagian besar ventrikel kanan (Setiadi, 2007: 179).
Berjalan ke sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya arteri
koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel kanan, dan dinding sebelah
dalam dari ventrikel kiri. Bercabang menjadi Arteri Atrium Anterior Dextra (RAAB = Right
Atrial Anterior Branch) dan Arteri Coronaria Descendens Posterior (PDCA = Posterior
Descending Coronary Artery). RAAB memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-Atrial. PDCA
memberikan aliran darah untuk Nodus Atrio-Ventrikular (Aurum, 2007).
21
Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama (LMCA = Left
Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi Arteri Circumflexa (LCx = Left
Circumflex Artery) dan Arteri Descendens Anterior Sinistra (LAD = Left Anterior Descendens
Artery). LCx berjalan pada Sulcus Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan posterior jantung.
LAD berjalan pada Sulcus Interventricular sampai ke Apex. Kedua pembuluh darah ini
bercabang-cabang dan memberikan lairan darah diantara kedua sulcus tersebut (Aurum, 2007).
2) Vena
Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri koroner. Sistem vena
jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007: 181):
Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari miokardium
atrium kanan dan ventrikel kanan.
Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian besar isi
vena ventrikel langsung ke atrium kanan.
Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling besar dan paling penting,
berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard ke dalam atrium kanan melalui
ostinum sinus koronaruis yang bermuara di samping vena kava inferior.
Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah besar dan system
peredaran darah kecil.
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta menuju ke seluruh
tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui arteri darah yang kaya akan oksigen
menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem
organ vena membawa darah kotor menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di
atas jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal
dari sistem organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior.
Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan dipompa ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem
peredaran darah manusia karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor
(darah yang mengandung CO2).
22
Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri – aorta – pembuluh nadi – pembuluh kapiler
– vena cava superior dan vena cava inferior – serambi kanan.
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri pulmonalis dari serambi
kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran gas
antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar
tubuh. O2 yang masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus.
Selanjutnya darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke
jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam system
peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang membawa darah bersih.
Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan jantung – arteri pulmonalis – paru-paru –
vena pulmonalis – serambi kiri jantung.
Pembuluh limfe kanan; dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan sebelah kanan,
bermuara di pembuluh balik yang letaknya di bawah tulang selangka kanan.
Pembuluh limfe dada; dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah tulang selangka kiri.
Pembuluh limfe adalah bermuaranya pembuluh lemak (pembuluh kil). Peredaran limfe adalah
terbuka, merupakan alat penyaring kuman, karena di kelenjar limfe diproduksi sejenis sel darah
putih yang disebut limfosit untuk imunitas.
Jantung berfungsi untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan metabolisme sel seluruh
tubuh.
Otot jantung mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot. Perbedaannya otot jantung
tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot jantung bersifat involunter. Kontraksi otot jantung
dipengaruhi oleh adanya pacemaker pada jantung.
Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung sangat
banyak mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena metabolisme sepenuhnya
adalah aerob, otot jantung tidak pernah mengalami kelelahan.
23
3) Sistem Konduksi Jantung
Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot
jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui system syaraf autonom
hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung. Syaraf simpatis memacu terjadinya kontraksi
sedangkan syaraf parasimpatis menghamabt kontraksi. System kontraksi jantung terdiri atas :
Nodus Sinoatri alkularis (NSA) terletak pada atrium kanan dan dikenal sebagai pacemaker
karena impuls untuk kontraksi dihasilkan oleh nodus ini.
Nodus Atrioventrikularis (NAV) terletak antara atrium dan ventrikel kanan berperan sebagai
gerbang impuls ke ventrikel.
Serabut Bundle Kanan Dan Kiri adalah serabut syaraf yang menyebar ke ventrikel terdapat pada
septum interventrikularis.
Serabut Purkinje adalah serabut syaraf yang terdapat pada otot jantung.
Kontraksi jantung disebut disebut systole sedangkan relaksasi jantung atau pengisian darah pada
jantung disebut diastole. Irama jantung dimulai dari pacemaker (NSA) dengan impuls 60-80
kali/menit. Semua bagian jantung dapat memancarkan impuls tersendiri tetapi dengan frekuensi
yang lebih rendah. Bagian jantung yang memancarkan impuls diluar NSA disebut focus ektopik
yang menimbulkan perubahan irama jantung yang disebut aritmia. Aritmia dapat disebabkan
oleh hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, kafein, nikotin karena hal tersebut dapat
menyebabkan fokus ektopik kontraksi diluar kontraksi dari nodus NSA. Jika terjadi hambatan
aliran impuls dari NSA menuju NAV maka impuls syaraf akan timbul dari nodus NAV dengan
frekuensi yang lebih rendah yaitu sekitar 40-50 kali/menit. Jika ada hambatan pada bundle his
atau serabut bundle kanan dan kiri maka otot jantung akan kontraksi dengan iramanya sendiri
yaitu 20-30 kali/menit. Denyut jantung 20-30 kali/menit tidak dapat mempertahankan
metabolisme otot.
Suara jantung 1 (S1) timbul akibat penutupan katup mitral dan trikuspidalis.
Suara jantung 2 (S2) timbul akibat penutupan katup semilunaris aorta dan semilunaris pulmonal.
24
Suara jantung 3 (S3) terjadi akibat pengisian ventrikel pada fase diastole.
Pada fase pengisian ventikel dan kontraksi atrium katup mitral dan trikuspidalis terbuka darah
akan mengalir dari atrium menuju ventrikel. Pada fase kontraksi ventrikel isometric ventrikel
mulai kontraksi dan atrium relaksasi, katup mitral dan trikuspidalis tertutup dan katup semilunar
aorta dan pulmonal belum terbuka. Pada fase ejeksi ventikuler, katup semilunar aorta dan
semilunar aorta dan semilunar pulmonal terbuka sehingga darah mengalir dari ventrikel menuju
aorta dan arteri pulmonalis. Pada fase relaksasi isovolumentrik terjadi relaksasi ventrikel dan
katup semilunar aorta dan pulmonal menutup sedangkan katup mitral dan katup trikuspidalis
belum terbuka.
Cardiac Output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per menit. Hal ini
disebabkan oleh kontraksi otot myocardium yang berirama dan sinkron, sehingga darahpun
dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonary dan sistemik.
Besar cardiac output ini berubah-ubah, tergantung kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan
nutrisi. Karena curah jantung yang dibutuhkan juga tergantung dari besar serta ukuran tubuh,
maka diperlukan suatu indikator fungsi jantung yang lebih akurat, yaitu yang dikenal dengan
sebutan Cardiac Index. Cardiac index ini didapatkan dengan membagi cardiac output dengan
luas permukaan tubuh, dan berkisar antara 2,8-3,6 liter/menit/m2 permukaan tubuh.
Stroke Volume adalah volume darah yang dikeluarkan oleh ventrikel/detik. Sekitar dua per tiga
dari volume darah dalam ventrikel pada akhir diastole (volume akhir diastolic) dikeluarkan
selama sistolik. Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut dikenal dengan sebutan Fraksi Ejeksi;
sedangkan volume darah yang tersisa di dalam ventrikel pada akhir sistolik disebut Volume
Akhir Sistolik. Penekanan fungsi ventrikel, menghambat kemampuan ventrikel untuk
mengosongkan diri, dan dengan demikian mengurangi stroke volume dan fraksi ejeksi, dengan
akibat peningkatan volume sisa pada ventrikel.
Cardiac output (CO) tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua buah variable, yaitu:
frekuensi jantung dan stroke volume. CO = Frekuensi Jantung x Stroke Volume. Cardiac output
dapat dipertahankan dalam keadaan cukup stabil meskipun ada pada salah satu variable, yaitu
dengan melakukan penyesuaian pada variable yang lain.
25
Apabila denyut jantung semakin lambat, maka periode relaksasi dari ventrikel diantara denyut
jantung menjadi lebih lama, dengan demikian meningkatkan waktu pengisian ventrikel. Dengan
sendirinya, volume ventrikel lebih besar dan darah yang dapat dikeluarkan per denyut menjadi
lebih banyak. Sebaliknya, kalau stroke volume menurun, maka curah jantung dapat distabilkan
dengan meningkatkan kecepatan denyut jantung. Tentu saja penyesuaian kompensasi ini hanya
dapat mempertahankan curah jantung dalam batas-batas tertentu. Perubahan dan stabilisasi curah
jantung tergantung dari mekanisem yang mengatur kecepatan denyut jantung dan stroke volume.
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan
sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner yang juga berperan sangat
penting bagi sirkulasi jantung.
1. Sirkulasi Sistemik
1. Sirkulasi Pulmonal
1. Sirkulasi Koroner
26
Efisiensi jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang cukup pada otot
jantung itu sendiri. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen
untk miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.
Peningkatan aktifitas
Jantung berdenyut
Rangsang sistem saraf simpatis
27
C. SISTEM OTOT
1. Pengertian Otot
Otot merupakan suatu organ atau alat yang dapat bergerak ini adalah sutau penting bagi
organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel sitoplasma ini
merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang
mendapatkan rangasangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel oto akan
memendekkan dirinya kearah tertentu.
Otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas
biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah
miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein kompleks
, yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat berkontraksi, filameb-filamen tersebut saling
bertautan yang mendapatkan energi dari mitokondriadi sekitar miofibil.
Terdapat pula macam-macam otot yang berbeda pada vertebrata. Yang pertama ialah otot
jantung, yaitu otot yang menyusun dinding jantung. Otot polos terdapat pada dinding semua
organ tubuh yang berlubang (kecuali jantung). Kontraksi otot polos yang umumnya tidak
terkendali, memperkecil ukuran struktur-struktur yang berlubang ini. Pembuluh darah, usus,
kandung kemih dan rahim merupakan beberapa contoh dari struktur yang dindingnya sebagian
besar terdiri atas otot poos.
Sehingga kontraksi otot polos melaksanakan bermacam-macam tugas seperti meneruskan
makanan kita dari mulut ke saluran pencernaan, mengeluarkan urin, dan mengirimkan bayi ke
dunia. Otot kerangka, seperti namanya, adalah otot yang melengkat pada kerangka.
Otot ini dikendalikan dengan sengaja. Kontraksinya memungkinkan adanya aksi yang
disengaja seperti berlari, berenang, mengerjakan alat-alat, dan bermain bola. Akan tetapi, apabila
otot jantung, otot polos, ataupun otot kerangka atau lurik memeberikan suatu ciri, maka otot
tersebut merupakan alat yang menggunakan energi kimia dan makanan untuk melakukan kerja
mekanisme.
2. Macam-Macam Otot
Dalam garis besarnya sel otot dapat dibagi menjadi 3(tiga) golongan yaitu :
a. Otot Polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti gelendongan,
dibagian tengan terbesar dankedua ujungnya meruncing. Otot polos memilki serat yang arahnya
28
searah panjang sel tersebut miofibril. Serat miofilamen dan masing-masing mifilamen teridri dari
protein otot yaitu aktin dan miosin. Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak cepat lelahg.
Walaupun tidur. Otot masih mampu bekerja. Otot polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh
dalam, misalnya pada dinding usus, dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, dinding saluran
pencernaan, takea, cabang tenggorok, pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit,
saluran kelamin dan saluran ekskresi
b. Otot Lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak, letaknya di
pinggir, panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron. Sel otot lurik ujungnya sel nya tidak
menunjukkan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen akibatnya tampak serat-serat lintang.
Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot lurik, dan otot lingkar.
Otot-otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan tulang.
Otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka tampak susunannya serabut-serabut panjang
yang mengandung banyak inti sel, dan tampak adanya garis-garis terang di selingi gelap yang
melintang (Ville,1984).
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot-otot lurik berada di bawah
kehendak kita. Perlekatannya pda tulang dan kulit, tetapi ada juga terdapat dalam kulit
seluruhnya. Otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah otot lingkaran, misalnya otot yang
mengelilingi mulut dan mata
29
Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut dengan
berkontraksi. Otot-otot jeis ini hanya berkontraksi jika di rangsangan oleh rangsangan daraf
sadar (otot valunter). Kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu disebut otot sadar, artinya
bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut otot sadar, artinya bekerja menurut kemauan atau
perintah otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap perangsang cepat tapi tidak tahan kelelahan.
c. Otot Jantung
Otot jantung merupakan otot “istimewa”. Otot ini bentuknya seperti otot lurik perbedaanya
ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama lain. Berciri merah khas dan tidak
dapat dikendalikan kemauan. Kontraksi tidak di pengaruhi saraf, fungsi saraf hanya untuk
percepat atau memperlambat kontraksi karena itu disebut otot tak sadar. Otot jantung di temukan
hanya pada jangtung (kor), mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi
otomatis dan gerakan tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja otot
jantung ini disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogonik.
Otot ini hanya terdapat pada otot jantung.Otot ini dikelompokkan tersendiri karena
perbedaan sifatnya denngan kedua kelompok yang lain. Dilihat dari struktur penampangnya,otot
jantung mmirip dengan otot lurik karena adanya warna gelap terang ddddi sepanjang otot
tersebut. Akan tetapi berbeda dengan otot lurik,otot jantung memiliki ssifat sebagaimana otot
polos yaitu: bekerja di luar kesadaran dan kontrol ppikiran kita.
a. Otot Merah
Ø Ukuran syaraf kecil
Ø Diameter kecil
Ø Syaraf motor lambat
Ø Timbunan glikogen rendah
Ø Timbunan Trigliserida tinggi
Ø Kekuatan kontaraksi rendah
Ø Waktu kontraksi lambat
Ø Produksi tenaga rendah
Ø Efisiensi energi tinggi
Ø Daya tahan tinggi
b. Otot Putih
Ø Ukuran Syaraf motor besar
Ø Diameter besar
Ø Syaraf motor cepat
30
Ø Timbunan Glikogen tinggi
Ø Timbunan Trigliserida menengah
Ø Kekuatan kontraksi tinggi
Ø Waktu kontraksi cepat
Ø Waktu relaksasi cepat
Ø Produksi tenaga tinggi
Ø Efisiensi energi rendah
Ø Daya tahan rendah
Ø Banyak mengandung protein
b. Otot Putih
1. Otot putih cepat lelah karena kebalikan dari otot merah yang tidak menggunakan oksigen dalam
melepaskan ATP sehingga hasil metabolismenya berupa asam laktat dalam jumlah lebih besar
yang menghalangi fungsi otot sehingga otot cepat lelah
2. Otot putih cepat berkontraksi karena memiliki banyak serat cepat yang berupa serat-serat besar
untuk kekuatan kontraksi yang besar, juga karena adanya reticulum serkoplasma yang luas
sehingga dapat dengan mudah melepas ion-ion Ca yang memulai kontraksi otot
3. Otot putih tidak mampu beroksidasi karena otot putih digunakan untuk mengeluarkan energi
dengan cepat dan kuat sehingga tidak memiliki kemampuan untuk beroksidasi.
31
menentukan kekuatan tubuh secara keseluruhan. Fungsi tambahan adalah untuk menghasilkan
panas sebagai produk sampingan dari proses lainnya.
Fungsi yang paling jelas dari otot adalah gerakan. Gerakan volunter melibatkan upaya
sadar pada bagian dari individu, dan contoh-contoh meliputi berjalan, membungkuk, memutar,
dan mengangkat. Hal ini juga termasuk gerakan motoriknya, seperti menulis atau memainkan
alat musik. Jenis otot biasanya bertanggung jawab untuk gerakan volunter disebut skeletal, itu
adalah otot lurik yang memiliki penampilan terbalut atau bergaris di bawah mikroskop. Otot
rangka yang melekat pada tulang dan menghasilkan gerak dengan kontraksi, atau pengetatan, dan
relaksasi.
Jenis lain dari gerakan tidak disengaja, dan itu terjadi secara otomatis. Contoh termasuk
pernapasan, gerakan makanan melalui sistem pencernaan, dan detak jantung. Pergerakan ini
terjadi tanpa usaha dari individu, dan banyak dari mereka mempertahankan hidup dan
melanjutkan jika seseorang sedang tidur atau tidak sadar. Berbagai sinyal mengendalikan
tindakan disengaja, dan otot-otot yang melakukan gerakan-gerakan ini sering polos di alam,
kecuali untuk otot jantung lurik.
Fungsi lain dari otot-otot dalam tubuh manusia adalah dukungan. Otot rangka terus bekerja
untuk mendukung tubuh dan membantu untuk mempertahankan postur, apakah seseorang duduk
atau berdiri. Otot-otot ini juga mendukung, menstabilkan, dan memperkuat sendi dengan
memegang tulang dalam posisi yang tepat, terutama di daerah di mana bagian-bagian dari sendi
tidak cocok bersama erat, seperti bahu dan pinggul. Otot rangka juga sangat penting dalam
menentukan kekuatan tubuh secara keseluruhan dan kemampuan untuk melakukan berbagai
tugas fisik. Mempertahankan otot yang kuat sangat membantu untuk kesehatan umum dan
kesejahteraan.
Otot-otot juga penting untuk pemeliharaan suhu tubuh yang benar. Ketika otot
mengkonsumsi nutrisi untuk memberikan tenaga untuk gerakan, sebagian energi menciptakan
panas-diperkirakan sebanyak 75% dari energi yang dihasilkan lolos dengan cara ini. Menimbang
bahwa otot rangka terdiri dari persentase besar dari total massa tubuh, jumlah panas yang
dihasilkan adalah signifikan dan memainkan peran penting dalam mempertahankan suhu yang
sehat.
32
D. SISTEM PERNAFASAN
a) Hidung
Hidung atau naso adalah saluran pernafasan yang pertama. Ketika proses pernafasan
berlangsung, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tiga proses yaitu
penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban.
Pada bagian ujung hidung ditunjang oleh tulang rawan dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang
nasalis. Pada kedua tulang inilah berguna untuk menghubungkan rongga hidung dengan
atmosfer untuk mengambil udara. Rongga hidung yang tersusun dari sel-sel epitel berlapis
33
dengan bulu-bulu halus ini semu bersilia yang memiliki sel goblet. Kemudian sel goblet ini,
adalah sel yang menghasilkan lendir yang memiliki fungsi menyaring debu, melekatkan kotoran
pada rambut hidung, dan mengatur suhu udara pernapasan.
3) Lapisan dalam terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat yang dinamakan karang
hidung ( konka nasalis ), yang berjumlah 3 buah, yaitu: konka nasalis inferior, konka nasalis
media, dan konka nasalis superior.
Diantara konka nasalis terdapat 3 buah lekukan meatus, yaitu: meatus superior, meatus
inferior dan meatus media. Meatus-meatus ini yang dilewati
Oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak
yang disebut konka. Fungsi konka yaitu untuk menghangatkan udara . Apabila udara yang
masuk suhunya lebih rendah dari suhu tubuh, maka darah kapiler akan melepaskan
energinya ke rongga hidung , sehingga suhu udara yang masuk menjadi hangat. Bulu
hidung dan selaput lendir berguna untuk menyaring kotoran yang masuk hidung
bersama dengan udara pernapasan. Kotoran tersebut dapat berupa debu, kuman, dan cairan.
Dasar rongga hidung dibentuk oleh rahang atas ke atas rongga hidung berhubungan
dengan rongga yang disebut sinus paranasalis yaitu sinus maksilaris pada rahang atas,
sinus frontalis pada tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji, dan sinus
etmoidalis pada rongga tulang tapis.
Di sebelah konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit- langit terdapat satu lubang
pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga pendengaran tengah . Saluran
ini disebut tuba auditiva eustachi yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan
laring. Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata atau tuba lakrimalis.
34
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung
vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel
goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke
nasofaring oleh gerakan silia.
b) Faring
Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.Hubungan faring dengan organ lain :
2. Sebagai drainase untuk mukus yang disekresikan oleh hidung dan kelenjar nasofaring.
Bagian-bagian faring :
35
3) Laringo Pharing : sejajar laring (pharing laringeal), Laringofaring merupakan bagian
dari faring yang terletak tepat di belakanglaring, dan dengan ujung atas esofagus.
c) Laring (tenggorok)
Saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara. Pada bagian pangkal ditutup oleh sebuah
empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiridari tulang-tulanng rawan yang berfungsi
ketika menelan makanan dengan menutup laring.
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandulatyroidea, dan
beberapa otot kecil, dan didepan laringofaring dan bagian atasesophagus.
Cartilago / tulang rawan pada laring ada 5 buah, terdiri dari sebagai berikut:
1) Cartilago thyroidea 1 buah di depan jakun ( Adam’s apple) dan sangat jelas terlihat pada
pria. Berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas posterior
diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum,
dan dibawah adalah cornuyang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago
cricoidea.
2) Cartilago epiglottis 1 buah. Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang
dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum. Plica
aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju
cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.
36
4) Cartilago arytenoidea 2 buah yang berbentuk beker. Dua cartilago kecil berbentuk
piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plicavokalis pada tiap sisi melekat
dibagian posterio sudut piramid yang menonjol kedepan
Laring dilapisi oleh selaput lender , kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi
olehsel epithelium berlapis.
Fungsi trakea
1.Respirasi
Fungsi utama dari tenggorokan atau trakea; untuk memungkinkan saluran udara ke paru-
paru untuk respirasi yaitu untuk menghirup udara kaya oksigen dan menghembuskan karbon
dioksida. Ketika menghirup udara, oksigen bergerak ke trakea, kemudian ke bronkus, kemudian
ke bronkiolus, dan kemudian alveoli.
Meskipun fungsi utama trakea adalah pertukaran udara, itu juga membantu dalam
perlindungan dari mikroba dan zat berbahaya. Trakea, pada gilirannya, mencegah masuknya zat
berbahaya ke bagian yang lebih dalam dari paru-paru, yang akan mendorong kerusakan.Untuk
perlindungan, lumen tenggorokan memiliki lapisan lapisan lendir lengket yang menjebak zat-zat
asing. Ketika terjebak, zat-zat asing ini diusir ke atas dan baik dapat dikeluarkan dari tubuh
sebagai dahak atau tertelan pada kerongkongan.
37
2.Termoregulasi
Meskipun fungsi utama trakea adalah pertukaran udara, itu juga membantu dalam
perlindungan dari mikroba dan zat berbahaya.Trakea, pada gilirannya, mencegah masuknya zat
berbahaya ke bagian yang lebih dalam dari paru-paru, yang akan mendorong kerusakan.Untuk
perlindungan, lumen tenggorokan memiliki lapisan lapisan lendir lengket yang menjebak zat-zat
asing. Ketika terjebak, zat-zat asing ini diusir ke atas dan baik dapat dikeluarkan dari tubuh
sebagai dahak atau tertelan pada kerongkongan.
b) Bronchus
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata
torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh jenis sel yang
sama.Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronkus
kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari
arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut
bronckus lobus bawah.Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan
berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan
kelobus atas dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchuslobaris dan
kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalanterus menjadi bronchus yang
ukurannya semakin kecil, sampai akhirnyamenjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran
udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara).
38
Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran
penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat
pertukaran gas paru-paru.yaitu alveolus.
tersebut diikat kembali oleh hemoglobin darah. Setelah itu darah akan membawa Karbondioksida
ke paru-paru.
d) Paru-Paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri atas gelembung-gelembung
kecil( alveoli). Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan
respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus
alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakusalveolaris terminalis merupakan akhir
paru-paru, asinus atau.kadang disebutlobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm.
Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus
dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn. Fungsi dasar alveoli adalah pertukaran
gas. Struktur alveoli adalah situs di mana pertukaran gas selama respirasi berlangsung. Struktur
ini dikelilingi oleh kapiler membawa darah. Pertukaran karbon dioksida dalam darah dari kapiler
ini terjadi melalui dinding alveolus.
1. Paru-paru kanan yang terdiri dari3 lobus ( lobus pulmo dekstra superior, lobus pulmo
dekstra media, lobus pulmo dekstra inferior)
2. Paru-paru kiri yang terdiri dari 2 lobus ( lobussinistra superior dan lobus sinistra
inferior).
Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil yang bernama segmen.Paru-paru kiri
memiliki 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior dan lima lobus inferior. Paru-
paru kanan juga memiliki 10 segmen, yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah
segmen pada lobus medialis, dan 3segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen masih
terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
39
Paru-paru dibungkus oleh selapus tipis yang bernama pleura . Pleura dibagimenjadi dua
yaitu pleura visceral ( selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru-paru dan pleura parietal yaitu selaputyang melapisi rongga dada sebelah luar.
Antara kedua lapisan ini terdapatrongga kavum yang disebut kavum pleura. Pada
keadaan normal, kavum pleura ini vakum/ hampa udara.
C. Jenis-Jenis Penapasan
a. Pernapasan dada : tulang rusuk, otot antar rusuk
Inspirasi :
Ekspirasi :
Inspirasi :
40
Ekspirasi :
tekanan membesar
d. Pernapasan jaringan(interna)
Ventilasi merupakan salah satu proses pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli.
Proses ini terdiri dari inspirasi yaitu masuknya udara ke paru-paru, dan ekspirasi yaitu keluarnya
udara dari paru-paru.
Dan ventilasi ini terjadi karena adanya suatu perubahan tekanan intra pulmonal, pada saat
inspirasi tekanan intra pulmonal lebih rendah daripada tekanan atmosfer sehingga udara yang ada
di atmosfer akan terhisap ke dalam paru-paru. Sebaliknya ketika ekspirasi tekanan intrapulmonal
menjadi lebih tinggi daripada atmosfer sehingga udara yanga ada akan tertiup keluar dari paru-
41
paru. Perubahan tekanan intra pulmonal tersebut disebabkan karena perubahan volume thorax
akibat kerja dari otot-otot pernafasan dan diafragma.
Ketika inspirasi terjadi kontraksi dari otot-otot insiprasi (muskulus interkostalis eksternus
dan diafragma)sehingga terjadi elevasi dari tulang-tulang kostae dan menyebabkan peningkatan
volume cavum thorax (rongga dada), Secara bersamaan paru-paru juga akan ikut mengembang
sehingga tekanan intra pulmonal menurun dan udara terhirup ke dalam paru-paru.
Setelah inspirasi normal biasanya masih bisa menghirup udara dalam-dalam (menarik
nafas dalam), hal ini dimungkinkan karena kerja dari otot-otot tambahan isnpirasi yaitu muskulus
sternokleidomastoideus dan muskulus skalenus. Ekspirasi merupakan proses yang pasif dimana
setelah terjadi pengembangan cavum thorax akibat kerja otot-otot inspirasi maka setelah otot-
otot tersebut relaksasi maka terjadilah ekspirasi. Tetapi setelah ekspirasi normal, kitapun masih
bisa menghembuskan nafas dalam-dalam karena adanya kerja dari otot-otot ekspirasi yaitu
muskulus interkostalis internus dan muskulus abdominis.
– Area inspirasi dan area ekspirasi ini terdapat pada daerah berirama medula (medulla
rithmicity) yang menyebabkan irama pernafasan berjalan teratur dengan perbandingan 2 : 3
(inspirasi : ekspirasi).
– Pusat pernafasan
42
Fleksibilitas paru sangat penting peranannya dalam proses ventilasi. Fleksibilitas paru dijaga
oleh surfaktan. Surfaktan merupakan campuran lipoprotein yang dikeluarkan sel sekretori alveoli
pada bagian epitel alveolus dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan alveolus yang
disebabkan karena daya tarik menarik molekul air & mencegah kolaps alveoli dengan cara
membentuk lapisan monomolekuler antara lapisan cairan dan udara. Energi yang diperlukan
untuk ventilasi adalah 2 – 3% energi total yang dibentuk oleh tubuh. Kebutuhan energi ini akan
meningkat ketika kita melakukan olah raga berat, dan ini bisa mencapai 25 kali lipat.
Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi dan diekspirasi dalam pernafasan
normal. IRV (volume cadangan inspirasi) adalah volume udara yang masih bisa dihirup paru-
paru setelah inspirasi normal. ERV (volume cadangan ekspirasi) adalah volume udara yang
masih bisa diekshalasi setelah ekspirasi normal. Sedangkan RV (volume sisa) adalah volume
udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat.
2. Perfusi
Perfusi adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana
pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari
ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses
pertukaran oksigen dan karbondioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9%
dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat pleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah
yang besar sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume atau
tekanan darah sistemik.
Adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi oleh keadaan ventilasi dan perfusi.
Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume tidal=v) sekitar 4,0
lt/menit, sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar 5,0 lt/menit, sehingga rasio
ventilasi dan perfusi adalah : Alveolar ventilasi (V) = 4,0 lt/menit =0,8 Aliran darah kapiler
pulmonary (Q) = 5,0 lt/menit besarnya rasio menunjukkan adanya keseimbangan pertukaran gas.
Misalnya jika ada penurunan ventilasi karena sebab tertentu maka rasio V/Q akan menurun
sehingga darah yang mengalir ke alveolus kurang mendapatkan oksigen. Demikian halnya
dengan jika perfusi kapiler terganggu sedangkan ventilasinya adekuat maka terjadi peningkatan
V/Q sehingga daya angkut oksigen juga akan rendah.
3. Difusi
43
Difusi dalam respirasi yaitu salah satu proses pertukaran gas antara darah pada kapiler
paru dengan alveoli. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan, gas berdifusi dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Salah satu ukuran difusi adalah tekanan parsial.
Difusi sendiri terjadi melalui membran respirasi yang merupakan dinding alveolus yang
sangat tipis sekali dengan ketebalan rata-rata 0,5 mikron. Di dalamnya terdapat jalinan kapiler
yang sangat banyak dengan diameter 8 angstrom. Dalam paru-paru terdapat sekitar 300 juta
alveoli dan bila dibentangkan dindingnya maka luasnya mencapai 70 m 2 pada orang dewasa
normal.
Saat difusi terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida secara simultan. Saat
inspirasi maka oksigen akan masuk ke dalam kapiler paru dan saat ekspirasi karbondioksida akan
dilepaskan kapiler paru ke alveoli untuk dibuang ke atmosfer. Proses pertukaran gas tersebut
terjadi karena perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler
paru.
Volume gas yang berdifusi melalui membran respirasi per menit untuk setiap perbedaan
tekanan sebesar 1 mmHg disebut dengan kapasitas difusi. Kapasitas difusi oksigen dalam
keadaan istirahat sekitar 230 ml/menit. Saat aktivitas meningkat maka kapasitas difusi ini juga
meningkat karena jumlah kapiler aktif meningkat disertai Dilatasi kapiler yang menyebabkan
luas permukaan membran difusi meningkat. Kapasitas difusi karbondioksida saat istirahat adalah
400 – 450 ml/menit. Saat bekerja meningkat menjadi 1200 – 1500 ml/menit.
– Koefisien difusi
4. Transportasi
Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang
membutuhkan melalui darah dan pengangkutan karbondioksida sebagai sisa metabolisme ke
44
kapiler paru. Sekitar 97 – 98,5% Oksigen ditransportasikan dengan cara berikatan dengan Hb
(HbO2/oksihaemoglobin,) sisanya larut dalam plasma. Sekitar 5 – 7% karbondioksida larut
dalam plasma, 23 – 30% berikatan dengan Hb (HbCO2/karbaminahaemoglobin) dan 65 – 70%
dalam bentuk HCO3 (ion bikarbonat).
Saat istirahat, 5 ml oksigen ditransportasikan oleh 100 ml darah setiap menit. Jika curah
jantung 5000 ml/menit maka jumlah oksigen yang akan diberikan ke jaringan sekitar 250
ml/menit. Saat olah raga berat dapat meningkat 15 – 20 kali lipat.
– Cardiac Output
– Jumlah eritrosit
– Aktivitas
– Hematokrit darah
Setelah transportasi maka terjadilah difusi gas pada sel/jaringan. Difusi gas pada
sel/jaringan terjadi karena tekanan parsial oksigen (PO2) intrasel selalu lebih rendah dari
PO2 kapiler karena O2 dalam sel selalu digunakan oleh sel. Sebaliknya tekanan parsial
karbondioksida (PCO2) intrasel selalu lebih tinggi karena CO 2 selalu diproduksi oleh sel sebagai
sisa metabolisme.
45
E. SISTEM PENCERNAAN
46
dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan
pancreas.Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut saluran
grastrointestinal.Sedangkan pengertian dari fisiologi pencernaan itu sendiri adalah mempelajari
fungsi atau kerja system pencernaan dalam keadaannormal.
47
2. Melindungi selaput mulut
3. Mencerna makanan secara kimiawi.
2 Faring
Faring merupakan organ penghubung antara rongga mulut dengan kerongkongan atau
esofagus. Makanan yang telah dicerna akan masuk kerongkongan melalui proses deglutisi
melewati faring.
Faring juga merupakan pertemuan antara tractus digestivus dengan saluran respirasi.
Disebut juga sebagai pangkal esophagus. Di bagian dalam faring terdapat amandel/tosil yang
merupakan kumpulan kelenjar limpa yang mengandung limposit.
3 Kerongkongan (esophagus)
Esophagus [berasal dari bahasa Yunani: οiσω (dibaca: oeso) yang berarti membawa dan
έφαγον (dibaca: phagus) yang berarti memakan] atau kerongkongan adalah tabung (tube) berotot
pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung
atau ventrikulus dengan panjang sekitar 20 – 25 cm. Makanan berjalan melalui esofagus dengan
menggunakan proses peristaltik . Dinding kerongkongan atau esophagus ini terdiri atas 3 lapisan,
yaitu:
a. Tunika mukosa : menghasilkan mucus/lender
b. Tunika submukosa : terdapat jaringan ikat kolagen dan elastis, ujung kapiler darah, dan ujung
saraf
c. Tunika muskularis : mengandung otot polos dan jaringan ikat
gerakan peristaltik pada kerongkongan.
Gerakan menelan makanan yang terjadi di esophagus merupakan gerakan
peristaltic/peristalsis, yaitu gerakan otot dinding saluran pencernaan (kaya akan otot polos) yang
berupa gerakan kembang kempis atau gerak meremas-remas makanan dalam bentuk bolus dan
akan mendorong lobus menuju ke lambung. Waktu yang diperlukan lobus dari kerongkongan
menuju ke lambung adalah 6 detik
4 Lambung/ventrikulus
Bagian-bagian lambung
Lambung atau ventrikulus merupakan organ kantung besar yang terletak di rongga perut
agak ke kiri. Dinding lambung tersusun menjadi 4 lapisan, yaitu :
a. Lapisan peritoneal (Lapisan Serosa)
Merupakan lapisan terluar dari ventrikulus yang berfungsi sebagai lapisan pelindung
perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang
terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
b. Lapisan Berotot, yang terdiri dari :
1. Cardiac merupakan bagian atas ventriculus yang berhubungan dengan esophagus dan hepar.
2. Fundus merupakan bagian tengah ventriculus yang bentuknya membulat.
3. Pylorus merupakan bagian bawah ventriculus yang berhubungan dengan intestinum tenue.
c. Lapisan Submukosa.
48
Submukosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk
menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap,
urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut.
d. Lapisan Mukosa.
Mukosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim,
asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar
perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung yang
dapat dikeluarkan.
Fungsi lambung yaitu :
a. Menyimpan makanan dalam kurun waktu 2 – 5 jam.
b. Mengaduk makanan (dengan gerakan meremas).
c. Mencerna makanan dengan bantuan enzim.
d. Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek
e. Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan dengan cara ini disiapkan
untuk dicernakan oleh usus.
f. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
g. Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung.
h. Faktor antianemia dibentuk.
i. Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum.
Enzim yang dihasilkan :
a. HCl/asam chlorida/asam lambung dihasilkan oleh sel parietal (parietal cell) yang fungsinya
antara lain :
1. Merangsang keluarnya seketin.
2. Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan, yaitu membunuh kuman-kuman.
4. Merangsang keluar hormon kolesistokinin yang merangsang empedu mengeluarkan getahnya.
5. Renin berfungsi untuk mengendapkan kasein (protein susu). Kasein akan diubah oleh pepsin
menjadi pepton.
b. Pepsinogen [dihasilkan oleh sel chief (chief ceel)], akan aktif bila dalam bentuk pepsin. Pepsin
berfungsi untuk mencerna protein menjadi pepton dan proteosa.
c. Lipase berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
d. Hormone gastrin berfungsi untuk sekresi getah lambung.
e. Lendir/musin berfungsi melindungi sel-sel di permukaan lambung terhadap kerusakan akibat
kerja dari HCl. Dihasilkan oleh sel Goblet (goblet cell)
Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu :
a. Duodenum/usus dua belas jari merupakan usus halus yang berbatasan dengan
ventriculus. Terjadi proses oemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya sekitar 25 cm/0,25 m
b. Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan
duodenum dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan makanan.
Panjangnya sekitar 7 m.
c. Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan jejunum dan
intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari-sari makanan. Panjangnya sekitar 1 m.
49
Fungsi utama usus halus adalah:
a. Menerima zat-zat makanan yang mudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah
dan saluran-saluran limfe
b. Menyerap protein dalam bentuk asam amino
c. Menyerap karbohidrat dalam bentuk emulsi lemak
Kelenjar atau enzim didalam usus halus :
- Enterokinase untuk mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.
- Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino.
- Laktase mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
- Maltase mengubah maltosa menjadi glukosa.
- Disakarase mengubah disakarida menjadi monosakarida
- Peptidase mengubah polipeptida menjadi asam amino
- Lipase mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
- Sukrase mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
6 Pankreas
Terletak dekat ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu diantara duodenum dan limpa.
Dengan panjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm.
Kelenjar pankreas menghasilkan :
a. Hormon insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan) kadar gula dalam darah.
b. Berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang banyak mengandung enzim. Enzim
tersebut yaitu :
- Amylopsin/amylase pancreas berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltose.
- Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk mengubah lipid menjadi asam lemak dan gliserol.
- Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi tripsin. Tripsin berfungsi untuk
memecahkan pepton menjadi asam amino.
- Karbohidrase pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida. Disakarida yang
penting adalah maltase, sukrase, lactase.
- Garam NaHCO3 dan bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan keasamaan kim/chyme
yang keluar dari ventriculus.
7 Hati (Hepar)
Hepar Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 2
kg dan berwarna kemerahan. Terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, di bawak sekat
rongga dada. Menghasilkan cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung empedu
(vesica felea). Setiap hari vesica felea menghasilkan 0,5 liter cairan empedu.
Kandungan Empedu :
a. Garam kholat yang berfungsi :
- Mengaktifkan lipase pancreas
- Menurunkan tekanan permukaan butir-butir lemak sehingga dapat diemulsikan dalam
pencernaan
- Bersenyawa dengan asam lemak membentuk senyawa yang mudah larut dalam air dan mudah
diserap.
50
b. Natrium karbonat berfungsi mengatur keasaman empedu sehingga membuat pH empedu
menjadi 7, 1 – 8,5.
c. Kolesterol merupakan lemak netral yang memiliki daya larut sangat kecil dalam air.
Merupakan prekusor dari aktivitas steroid seperti vitamin dan hormone. Empedu menghasilkan
zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin), Garam empedu.
Fungsi empedu :
- Untuk mengemulsikan/memecahkan lemak.
- Membunuh kuman-kuman dalam saluran pencernaan bagian atas.
Hepar berfungsi :
Ø Menghasilkan cairan empedu.
Ø Menawarkan racun.
Ø Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot).
Ø Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
Ø Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah.
Ø Mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari tubuh
51
c. Colon/kolon/usus tebal merupakan bagian yang lebih tebal dan menyempit dengan
banyak tonjolan pada bagian pemukaannya.
- Kolon Asendens
Panjang kolon asendens yaitu 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan
membujur ke atas dan ileum ke bawah hati. Di bawah hati membengkok ke kiri, lengkungan ini
disebut fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon transversum.
- Kolon Transversum
Panjang kolon transversum yaitu 38 cm, membujur dan kolon asendens sampai ke kolon
desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura Hepatika dan sebelah kin
terdapat Fleksura Lienalis.
- Kolon Descendens
Panjangnya ± 25 cm, terletakdi bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah
dan Fleksura Lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
- Kolon Sigmoid.
Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah
kiri bentuknya menyerupai huruf S. ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
- Rectum/rectum/poros usus
Merupakan bagian terakhir dari usus besar. Terletak dibawah kolon sigmoid yang
menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os
sakrum dan os koksigis.
Proses yang terjadi di colon adalah adanya pencernaan secara biologis dengan bantuan
bakteri Escherichia coli yang bertugas untuk membusukkan makanan,membentuk vitamin K dan
menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat pathogen. Sisa makanan yang telah dibusukkan
akan dibentuk menajdi feces dan akan masuk dalam rectum. Proses yang terjadi di rectum adalah
pergerakan feces secara peristaltic yang dikendalikan oleh otot polos dan akhirnya akan menuju
anus (lubang pelepasan akhir). Proses perjalanan makanan untuk sampai di usus besar
membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam. Usus besar dapat menyimpan makanan dalam kurun waktu
24 jam
9 Anus/Lubang Pelepasan
Merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan
dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis. Di anus, terjadi proses perjalanan terakhir dari
feces yang telah dibentuk di colon. Proses pengeluaran feces melalui anus disebut defekasi.
Dinding anus diperkuat oleh 3 spinter:
a. Spinter Ani internus (Bekerja tidak menurut kehendak )
b. Spinter Levator Ani (Bekerja juga tidak menurut kehendak)
c. Spinter Ani Eksternus (Bekerja menurut kehendak)
52
belum dapat diserap oleh dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah menjadi sari
makanan yang mudah larut. Dalam prose ini dibutuhkan beberapa enzim pencernaan yang
dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan.
Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan yang diserap oleh jonjot
usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros usus. Sari makanan hanya dapat diserap dan
diangkut oleh darah dan getah bening bila larut di dalamnya, kemudian makanan tersebut
didistribusikan ke bagian tubuh yang membutuhkannya.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti
berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang
terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan
dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga
proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan
meliputi ingesti, mastikasi, deglutisi, digesti, absorpsi, dan defekasi.
4. Diare
Diare adalah suatu kondisi sering buang air besar dan feses terlalu lunak. Makanan terlalu
cepat melalui usus halus dan kolon sehingga air tidak banyak diabsorpsi. Diare dapat merupakan
gejala tipus, kanker, kolera, atau infeksi.
5. Disentri
Disentri disebabkan karena infeksi bakteri atau amuba. Gejala penyakit ini adalah buang
air besar bercampur darah.
6. Radang usus buntu
Radang usus buntu adalah peradangan pada apendiks. Hal ini terjadi, karena adanya
penumpukan makanan dan terjadi infeksi.
7. Kanker
Kanker usus besar terjadi, karena pola makanan yang tidak sehat. Gejala yang timbul
adalah adanya darah pada feses.
53
F. SISTEM SARAF
A. Pembagian Susunan Saraf
Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas sel neuron yang
mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau menghentikan masukan
dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron yang
diikat oleh sel-sel neuroglia, neuron memainkan peranan penting dalam koordinasi.
Secara garis besar, susunan saraf dibagi atas 2, yaitu:
1. Sistem saraf pusat (SSP):
a. Otak
1) Otak besar (cerebrum)
2) Otak Kecil (cerebellum)
3) Batang otak (medulla oblongata)
b. Medula spinalis
2. Sistem saraf tepi / sensorik (SST)
Terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP dan bagian tubuh lain.
SST di bagi menjadi devisi aferen dan eferen. Aferen membawa informasi ke SSP sedangkan
eferen membawa instruksi dari SSP ke organ
Sistem saraf eferen di bagi 2 bagian:
a. sistem saraf somatic (neuron motorik yg mempersarafi otot2 rangka), dan
b. sistem saraf otonom ( yg mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar) dibagi 2:
1) simpatis
2) parasimpatis.
1. Otak
Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada orang dewasa sudah tidak dapat lagi
membesar, sehingga bila terjadi penambahan komponen rongga kepala akan meningkatkan
tekanan intra cranial.
Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar, yakni belahan kiri dan
belahan kanan. Oleh karena terjadi pindah silang pada tali spinal, belahan otak kiri
mengendalikan sistem bagian kanan tubuh, sebaliknya belahan kanan mengendalikan sistem
54
bagian kiri tubuh. Tali spinal (sumsum tulang belakang) merupakan tali putih kemilau yang
berasal dari dasar otak hingga tulang belakang.
Korteks serebri atau substansia grisea dari serebrum mempunyai banyak lipatan yang
disebut giri (tunggal girus). Beberapa daerah tertentu dari korteks serebri telah diketahui
memiliki fungsi spesifik. Pada tahun 1909, Korbinian brodmann, seorang ahlu neurologis Jerman
membagi korteks serebri menjadi 47 area. Telah dilakukan banyak upaya untuk menjelaskan
berbagai makna fungsional tertentu dari area-area tersebut, tetapi dalam banyak keadaan ternyata
fungsi spesifik area-area nini saling tumpang tindih. Kendatipun memiliki keterbatasan, pera
Brodmann tetap merupakan petunjuk umum yang sangat berguna bagi pembahasan fungsi-fungsi
korteks.
55
6 Korteks Gerakan terlatih: Hilangnya
pramotorik menulis, mengemudi, kemampuan
atau mengetik. menulis,
agrafia.
8 Lapang Mendeteksi gerakan Lesi Gerakan mata
pandang frontal volunter dan deviasi menyebabkan volunter
konjugat dari mata penurunan mendapat
dan kepala. kemampuan input dari
gerakan mata area 4,6, 8, 9,
untuk dan 46
berdeviasi
9 Korteks Melakukan kegiatan Lesi Berkaitan
& prafrontalis intelektual kompleks, menyebabkan dengan
12 menerima informasi penurunan kepribadian.
pengelihatan dan pengindraan
menyadari sensasi dari kegiatan
warna. intelektual
secara umum.
17 Korteks Membuat informasi- Gangguan Terletak di
pengelihatan informasi lapang lobus
primer pengelihatan menjadi pandang oksipitalis.
berarti. Area ini juga
memegang peranan
dalam refleks
gerakan mata apabila
sedang
memandang/mengiku
ti suatu objek.
18 Korteks visual Area penerimaan Kerusakan Korteks
& primer dan visual. pada sisi yang asosiasi visual
19 asosiasi visual. dominan terletak
mengakibatka disebelah area
n kehilangan no. 39 lobus
kemampuan temporalis.
mengenali
benda-benda.
22 Korteks Berfungsi sebagai Gangguan Lobus
pendengaran penerima suara dan pendengaran temporalis
primer menjadi korteks merupakan
asosiasi area sensorik
pendengaran (daerah reseptif untuk
penerima impuls
pendengaraan) pendengaran.
39 Pusat persepsi Pengenalan dan Lesi pada Lesi pada
visio-lesik pengertian segala temporopariet area ini
sesuatu yang al kiri. disebut
56
bersangkutan dengan Gangguan disfasia
bahasa tulis atau interpretasi nominal
isyarat visual. bahasa tulis.
41 Area wernicke Pusat persepsi Lesi akan Nama lain
& auditoro-lesik, yaitu mengakibatka afasia
42 pengertian dan n afasia wernicke
pengenalan bahasa wernicke. adalah afasia
lisan (verbal). sensorik
Daerah interpretasi (afasia
pendengaran. reseptif)
44 Area broca Pelaksanaan motorik Akibat lesi Lesi pada
& berbicara. pada area ini daerah ini
45 menyebabkan dapat
kesulitan mengakibatka
dalam n gangguan
artikulasi kesadaraan
(afasia tubuh pada
motorik atau sisi
afasia kontralateral
ekspresif). lesi.
Selaput otak :
1. Durameter
2. Arakhnoid
3. Piameter
Bagian-bagian otak :
1. Medulla oblongata
Merupakan pusat refeleks pada jantung, pernafasan, bersin/batuk, menelan, dan pengeluaran air
liur dan muntah
2. Pons
Sebagai penghubung antara hemisfer serebri, serebelum dan mensensepalon dan penghubung
kortikosereberalis, yaitu menghubungkan antara hemisfer serebri dengan serebelum
3. Mensefalon
Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di dalam otak tengah
terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan kolikulus inferior
yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls antara otak depan
dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan mata.
Mensefalon merupakan bagian pendek batang otak yang terletak di atas spons, yang terbagi atas
dua bagian, yaitu :
· Bagian anterior
· Bagian posterior
Bagian ini bercabang mejadi dua lagi, yaitu : Kolikulus inferior dan kolikulus superior.
Kolikulus superior mengurusi masalah penglihatan dan koordinasi gerakan penglihatan
57
4. Serebelum
Sebagai pusat reflek yang berfungsi memepertahankan keseimbangan dan sikap badan.
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
5. Diensepalon
Terdiri atas 4 bagian, yaitu :
1) Talamus
Merupakan stasiun penerima yang penting dalam otak dan pengintegrasian
2) Hipotalamus
Merupakan pusat pengatur susunan saraf otonom
3) Subtalamus
Belum diketahui fungsinya secara jelas
4) Epitalamus
Mempunyai peran sebagai :
· Pendorong emosi dasar seseorang
· Integrasi informasi olfaktorius
· Pengaturan sirkadian tubuh
· Penghambat hormone gonad
6. Sistem limbic
Berfungsi dalam hal yang berkaitan dengan pengalaman, ekspresi kejiawaan dan emosi serta
ingatan
7. Serebrum
Otak depan manusia terbagi atas empat lobus (bagian), meliputi lobus frontalis (bagian
depan), lobus temporalis (bagian samping), lobus oksipitalis (bagian belakang), dan lobus
parietalis (bagian antara depan-belakang). Pada bagian kepala manusia, lobus frontalis berada
pada bagian dahi; lobus temporalis berada pada bagian pelipis; lobus oksipitalis berada pada
bagian belakang kepala; dan lobus parietalis berada pada bagian ubun-ubun.
Lobus-lobus ini memiliki fungsi yang beragam. Lobus frontalis berfungsi sebagai pusat
berpikir; lobus temporalis sebagai pusat pendengaran dan berbahasa; lobus oksipitalis sebagai
pusat penglihatan; dan lobus parietalis sebagai pusat sentuhan dan gerakan.
Otak depan juga mencakup bagian-bagian yang lain, seperti talamus, hipotalamus,
kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal.Sebelum diterima area sensorik serebrum, semua
rangsangan akan diproses terlebih dahulu oleh talamus. Hanya rangsangan penciuman saja yang
tidak diterima oleh talamus tersebut. Sedangkan fungsi talamus yang lain misalnya mengatur
suhu dan kandungan air dalam darah, kemudian juga mengkoordinasi aktivitas yang terkait
emosi.
Hipotalamus merupakan bagian yang berfungsi mengatur suhu tubuh, selera makan, dan
tingkah laku. Selain itu, hipotalamus juga mengontrol kelenjar pituitari, yakni kelenjar hormon
yang berperan dalam mengontrol kelenjar-kelenjar homon lainya, seperti kelenjar tiroid, kelenjar
adrenalin, dan pankreas.
Terdiri atas 2 hemisfer, yang dihubungkan oleh bagian putih yang disebut korpus
kolosum. Setiap hemisfer terbagi menjadi 4 lobus, yaitu :
a. Lobus Frontal
58
1) Lobus pre frontal :
Berfungsi mengontrol emosi, kepribadian, penilaian, penafsiran, tingkah laku yang dipelajari
danperkembangan pikiran
2) Area pre sentral (korteks motorik utama ) :
Terletak persis di bagian anterior sulkus sentral. Rangsangan menimbulkan pergerakan otot yang
spesifik di sisi tubuh yanglain
b. Lobus Perietal
1) Area sensori somatic primer :
Menempati area setelah gyrus sentral, area ini menerima input sensori mayor, seperti rasa nyeri,
suhu, sentuhan, fibrasi dan posisi dari sisi kontra leteral tubuh
2) Area yang berhubungandengan sensori :
Fungsi utama dari area ini adalah mengintegrasikan informasi sensori, misalnya, ukuran, bentuk
dan tekstur dari obyek
c. Lobus Temporal
Area ini memungkinkan kita menerima dan mengintepretasikan pendengaran, pembauan dan
rasa, dan juga menerima serta menyimpan memori yang singkat, memberikan integrasi somatic
area auditori dan area yang berhubungan dengan penglihatan. Jenis pemikiran yang dialami
merupakan memori pengalaman masa lalu yang sangat terperinci, seni, musik dan rasa.
d. Lobus oksipital
1) Area visul primer
Menerima input dari sebgaian ipsilateral retina bagian temporal dan sebagian konralateral retina
bagian basal
2) Area visual sekunder
Yang mengelilingi area visual primer, memungkinkan kita menginterpertasikan apa yang kita
lihat dan mengenali makna kerja
Setiap hemisfer serebral/serenrum memproses informasi terhadap sisi tubuh yang berlawanan,
misalnya korteks serebral kiri mengontrol pergerakan tangan kanan.
8. Korteks serebri
Terdiri atas traktus yang berfungsi menyesuaikan kegiatan dari kedua hemisfer otak
9. Basal gangli
Memegang peranan penting fungsi-fungsi motorik tubuh yang berhubungan dengan gerakan-
gerakan otomatis dan halus
2. Medulla Spinalis
Berfungsi sebagai pusat reflek spinal dan sebagai jalan impuls yang berjalan dari dan ke
otak.
3. Sistem Saraf Perifer (SST)
Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot
dan organ tubuh.
Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang,
membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf
otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak
saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
59
60
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang
menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion
pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena
ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem
saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah
dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Parasimpatik
· Mengecilkan pupil
· Menstimulasi aliran ludah
· Memperlambat denyut jantung
· Membesarkan bronkus
· Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
· Mengerutkan kantung kemih
Simpatik
· Memperbesar pupil
· Menghambat aliran ludah
· Mempercepat denyut jantung
· Mengecilkan bronkus
· menghambat sekresi kelenjar pencernaan
· Menghambat kontraksi kandung kemih
4. Cairan Serebrospinalis
Merupakan cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau yang terdapat dalam ventrikel
dan mengelilingi otak serta medulla spinalis (spinal cord). Berfungsi sebegai peredam bantingan
dan bantalan otak dan spinal cord terhadap perlukaan akibat gerakan
Komponen:
Air, sejumlah kecil protein, oksigen dan CO2. Elektrolit seperti natrium, klorida. Glukosa dan
kadang-kadang limfosit. Tekanan normal 60 – 180 mmH20.
Sirkulasi cairan serebro spinalis Sering disebut sirkulasi ke 3 sistem tertutup :
1. Cairan serebra spinalis dibentuk dalam kedua ventrikel lateral.
2. Masuk ke ventrikel ke-3 melalui foramen montro.
3. Masuk ke ventrikel ke-4 melalui aquaduktus sylvii.
4. Masuk ke ruang sub arakhnoid otak danmedulla spinalis melalui sepasang foramen Lucchca di
bagian lateral dan foramen Magendi di bagian medial.
B. Jaringan Saraf
1. Neuron (sel saraf)
61
Merupakan unit anatomis dan fungsional sistem persarafan
bagian-bagian dari neuron :
- Badan sel (inti sel terdapat didalamnya)
- Dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel
- Akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel
62
- Transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin, karena adanya
loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi saltatorik)
C. Mekanisme Penghantaran Impuls
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang
memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat ion lainnya.
Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi dari sitoplasma
menuju cairan jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+ jauh
lebih besar daripada permeabilitas terhadap Na+ sehingga aliran keluar (efluks) pasif ion K+
jauh lebih besar daripada aliran masuk (influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan perbedaan
potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di sepanjang membran plasma karena bagian
dalam membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial
istirahat (resting potential). (Snell. 2007).
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang
cepat pada permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran
plasma dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami
depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi,
besarnya sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama
sekitar 5msec. Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera menghilang dan
diikuti oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai mengalir dari
sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke potensial istirahat.
Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf. Begitu impuls
menyebar di daerah plasma membran tertentu potensial aksi lain tidak dapat segera dibangkitkan.
Durasi keadaan yang tidak dapat dirangsang ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi
diperkirakan menimbulkan efek dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma
ke dalam neuron sehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel. (Snell.
2007)
D. Komponen Saraf Kranial
Komponen Saraf Kranial
a. Komponen sensorik somatik : N I, N II, N VIII.
b. Komponen motorik omatik : N III, N IV, N VI, N XI, N XII.
c. Komponen campuran sensorik somatik dan motorik somatik : N V, N VII, N IX, N X.
d. Komponen motorik viseral
Eferen viseral merupakan otonom mencakup N III, N VII, N IX, N X. Komponen eferen viseral
yang 'ikut' dengan beberapa saraf kranial ini, dalam sistem saraf otonom tergolong pada divisi
parasimpatis kranial.
1. N. Olfactorius
Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu, yang terletak dibagian atas dari mukosa
hidung di sebelah atas dari concha nasalis superior.
2. N. Optikus
Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen sensori khusus. Pada
dasarnya saraf ini merupakan penonjolan dari otak ke perifer.
3. N. Oculomotorius
63
Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada mesensephalon. Saraf ini berfungsi sebagai
saraf untuk mengangkat bola mata
4. N. Trochlearis
Pusat saraf ini terdapat pada mesencephlaon. Saraf ini mensarafi muskulus oblique yang
berfungsi memutar bola mata
5. N. Trigeminus
Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu saraf optalmikus, saraf maxilaris dan saraf
mandibularis yang merupakan gabungan saraf sensoris dan motoris. Ketiga saraf ini mengurus
sensasi umum pada wajah dan sebagian kepala, bagian dalam hidung, mulut, gigi dan meningen.
6. N. Abducens
Berpusat di pons bagian bawah. Saraf ini menpersarafi muskulus rectus lateralis. Kerusakan saraf
ini dapat menyebabkan bola mata dapat digerakan ke lateral dan sikap bola mata tertarik ke
medial seperti pada Strabismus konvergen.
7. N. Facialias
Saraf ini merupakan gabungan saraf aferen dan eferen. Saraf aferen berfungsi untuk sensasi
umum dan pengecapan sedangkan saraf eferent untuk otot wajah.
8. N. Statoacusticus
Saraf ini terdiri dari komponen saraf pendengaran dan saraf keseimbangan
9. N. Glossopharyngeus
Saraf ini mempersarafi lidah dan pharing. Saraf ini mengandung serabut sensori khusus.
Komponen motoris saraf ini mengurus otot-otot pharing untuk menghasilkan gerakan menelan.
Serabut sensori khusus mengurus pengecapan di lidah. Disamping itu juga mengandung serabut
sensasi umum di bagian belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan telinga tengah.
10 N. Vagus
Saraf ini terdiri dari tiga komponen: a) komponen motoris yang mempersarafi otot-otot pharing
yang menggerakkan pita suara, b) komponen sensori yang mempersarafi bagian bawah pharing,
c) komponen saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat dalam tubuh.
11. N. Accesorius
Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus dan komponen spinal
yang dari nucleus motoris segmen C 1-2-3. Saraf ini mempersarafi muskulus Trapezius dan
Sternocieidomastoideus.
12. Hypoglosus
Saraf ini merupakan saraf eferen atau motoris yang mempersarafi otot-otot lidah. Nukleusnya
terletak pada medulla di dasar ventrikularis IV dan menonjol sebagian pada trigonum hypoglosi.
64
BAB III
PENTUP
DAFTAR PUSTAKA
65
Guyton anda Hall, 2007. Buku aar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Akarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi
8. Jakarta
66