Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

Dosen Pembimbing :
Yuliati Amperaningsih,. SKM., M.Kes
Pembimbing Lapangan :

Ns. Trisilo Wahyudi, S.Kep., M.Kes

DISUSUN OLEH :
ROBY DIANSYAH
2014401088
TINGKAT 2 REGULER 2

JURUSAN DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. Konsep Kebutuhan Personal Hygiene

1. Definisi Kebutuhan Personal Hygiene


Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis Tarwoto & Wartonah
(2010). Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya.
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam
kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan
psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai
individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan
kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus
dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Hidayat, 2008).
Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau
tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik
kesehatan yang rutin. Tujuan dilakukannya personal hygiene adalah
peningkatan derajat kesehatan, memelihara kesehatan diri, memperbaiki
personal hygiene, mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan
menciptakan keindahan.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
menurut Ambarawati & Sunarsih, (2011) adalah sebagai berikut:
(1). Dampak fisik, banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta gangguan fisik pada
kuku.
(2). Masalah psikososial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial (Ambarawati & Sunarsih, 2011).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
personal hygiene adalah suatu aktivitas untuk menjaga serta merawat tubuh agar
tubuh selalu sehat dan bersih serta mampu meningkatkan
derajat kesehatan pada tubuh sehingga masalah kesehatan serta dampak
negatif dari fisik maupun social dapat teratasi dengan baik.

2. Tujuan Perawatan Personal Hygiene (Tarwoto & Wartonah, 2006)


a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Pencegahan penyakit
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan

3. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen


Kulit merupakan organ paling luas pada tubuh manusia. Kulit dilengkapi dengan
rambut, kuku, dan kelenjaar (Kozier, B., et. All, 2001)
Struktur kulit meliputi
a. Lapisan epidermis (kutikula). Lapisan epidermis terdiri dari stratum korneum,
stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basal.
Lapisan ini merupakan lapisan kulit paling terluar yang tersusun atas banyak sel
epitel.sel epitel ini tidak mengandng pembuluh darah dan mudah sekali
mengalami regenerasi (pemulihan).
b. Lapisan dermis (korium). Lapisan dermis terdiri atas pars papilaris, pars
retikularis dan memiliki selaput kolagen elastis dan retikularis. Lapisan ini terdiri
atas jaringan otot, saraf, folikel rambut dan kelenjar (keringat dan sebasea).
c. Lapisan subkutan (jaringan adipose). Lapisan subkutan disebut retikulus adiposus
yang bertindak sebagai shock breaker.

Fungsi kulit dan mukosa membrane :


1. Proteksi tubuh
2. Pengaturan temperature tubuh
3. Pengeluaran pembuangan air
4. Sensasi dari stimulus lingkungan
5. Membantu keseimbangan air dan elektrolit
6. Memproduksi dan mengabsorpsi vitamin D
4. Fisiologis Proses Personal Hygiene
Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memelihara
kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila individusedang sakit.
Selain itu fasilitas yang kurang. Kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene
yang tepat,ekonomi yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu
akan mengalami defisit personal hygiene.
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan
dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
a. Dampak fisik yang mungkin munculbadalah
1) Integritas kulit
2) Gangguancmukosa mulut
3) Infeksi pada mata dan telinga
4) Gangguan fisik pada kuku

b. Dampak psikologis yang mungkin muncul qdalah


1) Kebutuhan harga diri
2) Gangguan interaksisosial
3) Aktualisasi diri
4)Gangguan rasa nyaman
5) Kebutuhan mencintai dicintai

5. Masalah-Masalah Pada Personal Hygiene


1. Masalah pada kulit.
a. Kulit kering dikarenakan kurang cairan, lebih terlihat pada kulit tangan,
lengan, kaki, dan wajah
b. Jerawat: inflamantory, erupsi kulit populopostular
c. Hirsutisme: pertumbuhsn rambut badan dan muka yang berlebih terutama
pada wanita
d. Ruam kulit (erythema): terjadi karena paparan matahari berlebihan terutama
wanita
e. Dermatitis: kontak inflamasi kulit ditandai erithem, pruritis nyeri dan lesi
berisik
f. Abrasi: lapisan epidermis yang hancur/terpotong sehingga terjadi pendarahan
local dan mengeluarkan cairan serosa

2. Masalah pada kaki dan kuku


a. Kalus: bagian epidermis mengeras terdiri dari massa sel tanduk danke roti
terjadi pada area permukaan kaki atau telapak
b. Katimumul: disebabkan tekanan dari sepatu dan friksi. Terjadi di area jari kaki
dan penonjolan tulang biasanya berbentuk bulat lonjong atau kerucut
c. Plantar wart: buka menjamur pada tumit kaki karena virus papilloma
d. Fisura: sering terjadi diantara jari kaki disebabkan oleh kulit yang kering dan
pecah-pecah
e. Tineapedis: disebabkan jamur pada kaki Antara jari kaki dengan tumit
f. Ingrowntoenail: disebabkan karrena salah pemotongan kuku dapat
menimbulkan nyeri

3. Masalah pada mulut


a. Karies gigi: tumbuhnya lubang merupakan kerusakan email gigi yang
berhubungan dengan kekurangan kalsium
b. Plak: plak transparan yang melekat pada gigi. Plak mencegah dilusi asam
normal dan netralisasi karena di sini asam akan merusak gigi
c. Penyakit periodontal: merupakan penyakit jaringan sekitar gigi. Penyakit
seperti deficit kalkulus, gingival bengkak, peradangan dan alveolar hancur
d. Halitosis: disebut juga bau nafas disebabkan oleh intake makanan tertentu dan
infeksi halitosis juga disebabkan karena kondisi sistematik karena penyakit
liver dan diabetes
e. Keilosis: timbulnya bibir retak. Disebabkan salvias berlebih, nafas mulut dan
defisiensi riboflavin
f. Stomatitis/sariawan: disebabkan oleh tembakau, defisiensi vitamin, infeksi
bakteri atau virus dan kemoterapi
g. Glositis/peradangan lidah: disebabkan oleh infeksi atau cedera, luka bakar
atau gigitan
h. Gingginvitis/peradangan gusi: defisiensi vitamin dan personal hygiene yang
buruk.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Kebutuhan Personal Hygiene


1. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
- Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana
yang dimiliki, serta factor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
individu, baik factor pendukung maupun factor pencetus.

- Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari ektrimitas
atas sampai bawah.
1. Rambut. Amati kondisi rambut, (warna, tekstur, kuantitas), apakah tampak
kusam? Apakah ditemukan kerontokan?
2. Kepala. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya
ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
3. Mata. Amati adanya tanda-tanda ikhterus, konjungtiva anemis, secret pada
kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
4. Hidung. Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis,
pendarahan pada hidung, tanda-tanda flu yang tidak kunjung sembuh,
tanda-tanda alergi atau perubahan pada daya penciuman
5. Mulut. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembabanya. Perhatikan
adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-
pecah, kebersihan mulut
6. Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi, prhatikan adanya tanda-tanda
karrang gigi, karies, gigi pecah-peca, tidak lengkap atau gigi palsu
7. Telinga. Amati kondisi kebersihan telinga. Peratikan adanya serumen atau
kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau perubahan daya pendengaran
8. Kulit. Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan
kebersihannya. Perhatikan adanya preubahan warna kulit, stria, kulit
keriput, lesi atau pruritus. Daki kusam berminyak
9. Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku, panjang kuku,
perhatikan adanya kelainan atau luka
10. Genitalia. Amati kondisi dan kebersihan genitalia berikut area perineum.
Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis/ pada laki-laki, perhatikan
kondisi skrotum dan testisnya
11. Personal hygiene secara umum. Amati kondisi dan kebersihan kulit secara
umum. Perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh

- Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah rutin
2. Pemeriksaan urin rutin
3. Pemeriksaan kimia darah
4. Pemeriksaan serologi

- Diagnosa Keperawatan Personal Hygiene


1. Defisit perawatan diri b.d penurunan motivasi/minat ditandai dengan
ketidakmampuan mandi, mengenakan pakaian, makan, toileting, berhias
secara mandiri, minat melakkan perawatan diri berkurang.
2. Gangguan intergritas kulit b.d penurunan mobilitas ditandai dengan
kerusakan jaringan atau lapisan kulit, nyeri, perdarahan, kemerahan, dan
hematoma
3. Gangguan citra tubuh b.d gangguan psikososial dengan mengungkapkan
kecacatan/kehilangan bagian tubuh, fungsi/struktur tubuh berubah/hilang
- Perencanaan
Dx. Kep Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
Defisit perawatan diri Setelah diberikan Intervensi Utama:
b.d penurunan asuhan keperawatan 1. Dukungan
motivasi/minat 3x24 jam deficit Perawatan Diri
perawatn diri klien 2. Dukungan
DS: - efefktif dengan Perawatan Diri:
DO: 1. Tidak mampu kriteria : Berpakaian
mandi/ 1. Kemampuan Intervensi
mengenakan mandi Pendukung:
pakaian/maka meningkat 1. Perawatan
n/ke 2. Kemampuan Rambu
toilet/berhias mengenakan 2. Perawatan
secara mandiri pakaian Kuku
2. Minat meningkat
melakukan 3. Kemampuan Dukungan Perawatan
perawatan diri makan Diri
kurang meningkat Definisi:
4. Kemampuan ke Memfasilitasi
toilet pemenuhan kebutuhan
(BAB/BAK) perawatan diri
meningkat
5. Minat Tindakan:
melakukan Observasi
perawatan diri 1. Identifikasi
kebiasaan
aktivitas
perawatan diri
sesuai usia
2. Mnitor tingkat
kemandirian
3. Identifikasi
kebutuhan alat
bantu
kebersihan diri,
berpakaian,
berhias, dan
makan
Terapeutik
1. Sediakan
lingkungan yang
terapeutik (mis.
Suasana hangat,
rileks, privasi)
2. Siapkan
keperluan
pribadi (mis.
Parfum, sikat
gigi, dan sabun
mandi)
3. Damping dalam
melakukan
perawatan diri
sampai mandiri
4. Fasilitasi untuk
menerima
keadaan
ketergantungan
5. Fasilitasi
kemandirian,
bantu jika tidak
mampu
melakukan
perawatan diri
6. Jadwalkan
rutinitas
perawatan diri
Edukasi
1. Anjurkan
melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai
kemampuan

Gangguan intergritas Setelah diberikan Intervensi Utama:


kulit b.d penurunan asuhan keperawatan 1. Perawatan
mobilitas 3x24 jam gangguan Integritas Kulit
integritas kulit klien 2. Perawatan
DS: - efektif dengan kriteria: Luka
DO: 1. Kerusakan 1. Kerusakan Intervensi
jaringan jaringan kulit Pendukung:
dan/atau menurun 1. Dukungan
lapisan kulit 2. Nyeri menurun Perawatan Diri
2. Nyeri 3. Pendarahan 2. Edukasi
3. Pendarahan menurun Perawatan
4. Kemerahan 4. Kemerahan Kulit
5. Hematoma menurun
5. Hematoma Perawatan Integritas
menurun Kulit
Definisi:
Mengidentifikasi dan
merawat kulit untuk
menjaga keutuhan,
kelembaban dan
mencegah
perkembangan
mikroorganisme

Tindakan:
Observasi
1. Identifikasi
penyebab
gangguan
integritas kulit
(mis. Perubahan
sirkulasi,
perubahan status
nutrisi,
penutunan
kelembaban,
suhu lingkungan
ekstrem,
penurunan
mobilitas)
Terapeutik
1. Ubah posisi tiap
2 jam jika tirah
baring
2. Lakukan
pemijatan pada
area penonjolan
tulang, jika
perlu
3. Bersikan
paruneal dengan
air hangat,
terutama selama
periode diare
4. Gunakan produk
berbahan
petroleum atau
minyka pada
kulit kering
5. Gunakan produk
berbahan
ringan/alami
dan hipoalergik
pada kulit
sensitive
6. Hindari produk
berbahan dasar
alcohol pada
kulit kering
Edukasi
1. Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis.
Lotion, serum)
2. Anjurkan
minum air yang
cukup
3. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
4. Anjurkan
meningkatkan
asupan buah dan
sayur
5. Anjurkan
menghindari
terpapar suhu
ekstrem
6. Anjurkan
menggunakan
tabir surya SPF
minimal 30 saat
berada di luar
rumah
7. Anjurkan mandi
dan
menggunkan
sabun
secukupnya
Gangguan citra tubuh Setelah diberikan Intervensi Utama:
b.d gangguan asuhan keperawatan 1. Promosi Citra
psikososial 3x24 jam gangguan Tubuh
citra tubuh klien efektif 2. Promosi
dengan kriteria: Koping
1. Menunjukkan Intervensi
DS: bagian tubuh Pendukung:
1. Mengungkapka berlebihaan 1. Dukungan
n menurun Penampilan
kecacatan/kehil 2. Verbalisasi Peran
angan bagian perasaan 2. Edukasi
tubuh negative tentang Perawatan Diri
2. Tidak mau perubahan tubuh
mengungkapka menurun Promosi Citra Tubuh
n 3. Verbalisasi Definisi:
kecacatan/kehil kekhawatiran Meningkatkan
angan bagian pada perbaikan perubahan
tubuh penolakan/reaks persepsi terhadap fisik
3. Mengungkapka i orang lain pasien
n perasaan menurun
negative 4. Verbalisasi Tindakan:
tentang kehilangan Observasi
perubahan bagian tubuh 1. Identifikasi
tubuh membaik harapan citra
4. Mengungkapka 5. Menyembunyik tubuh
n kekhawatiran an bagian tubuh berdasarkan
pada berlebihan tahap
penolakan/reak menurun perkembangan
si orang lain 6. Melihat bagian 2. Identifikasi
5. Mengungkapka tubuh membaik budaya, agama,
n perubahan 7. Respon jenis kelamin,
gaya hidup nonverbal pada dan umur terkait
perubahan tubuh citra tubuh
DO: 1. Kehilangan membaik 3. Identifikasi
bagian tubuh 8. Hubungan perubahan citra
2. Fungsi atau social membaik tubuh yang
struktur tubuh 9. Focus pada mengakibatkan
berubah/hilang penampilan isolasi social
3. Menyembunyi masa lalu 4. Monitor
kan/menunjukk menurun frekuensi
an bagian pernyataan
tubuh secara kritik terhadap
berlebihan diri sendiri
4. Menghindari 5. Monitor apakah
melihat pasien bisa
dan/atau melihat bagian
menyentuh tubuh yang
bagian tubuh berubah
5. Focus Terapeutik
berlebihan 1. Diskusikan
pada perubahan tubuh
perubahan dan fungsinya
tubuh 2. Diskusikan
6. Respon perbedaan
nonverbal pada penampilan fisik
perubahan dan terhadap harga
persepsi tubuh diri
7. Focus pada 3. Diskusikan
penampilan perubahan
dan kekuatan akibat pubertas,
masa lalu kehamilan dan
8. Hubungan penuaan
social berubah 4. Diskusikan
kondisi stress
yang
mempengaruhi
citra tubuh (mis.
Luka, penyakit,
pembedahan)
5. Diskusikan cara
mengembangka
n harapan citra
tubuh secara
realistis
6. Diskusikan
persepsi pasien
dan keluarga
tentang
perubahan citra
tubuh
Edukasi
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan
perubahan citra
tubuh
2. Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra
tubuh
3. Anjurkan
menggunakan
alat bantu (mis.
Pakaian, wig,
kosmetik)
4. Anjurkan
mengikuti
kelompok
pendukung (mis.
Kelompok
sebaya)
5. Latih fungsi
tubuh yang
dimiliki
6. Latih
peningkatan
penampilan diri
(mis.
Berdandan)
7. Latih
pengungkapan
kemampuan diri
kepada orang
lain maupun
kelompok
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A. A. (2008). Pengantar kebutuhan dasar manusia.

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan.


PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan,

PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan

Wahid Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar.

Anda mungkin juga menyukai