Anda di halaman 1dari 476

i

Kimia Kelas X
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
dilindungi oleh Undang-Undang

KIMIA Kelas X
Tim Penyusun
Penulis:
+ Arifatun Anifah Setyawati
Editor:
+ Ari Yulianti
Ilu:strator:
+ H. Cahyono
+ K. Wijayanti
+ R. Isnaini
Desainer kover:
+ H. Cahyono
Ukuran :
+ 17,6 x 25 cm

540.7
ARI ARIFATUN Anifah Setyawati
k Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA
/ penulis, Arifatun Anifah Setyawati; editor Ari Yulianti ; ilustrator, Hery
Cahyono. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2009.
vii, 186 hlm. : ilus ; 25 cm.

Bibliografi : hlm. 179


Indeks : hlm. 180
ISBN 978-979-068-187-3

1. Kimia-Studi dan Pengajaran I. Judul II Ari Yulianti


III. Hery Cahyono

Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional


dari Penerbit PT. Cempaka Putih

Diterbitkan oleh Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional


Tahun 2009
Diperbanyak oleh ....

iiii
Kata Sambutan

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,

Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah membeli

hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada

masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan

telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan

dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2007.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/

penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan

Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen

Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan,

atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga

penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa

buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia

maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa

kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari

bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat

kami harapkan.

Jakarta, Februari 2009


Kepala Pusat Perbukuan

iii
Kimia Kelas X
Tangki ”Kosong” yang Menggetarkan Dunia

Tentu Anda sudah tak asing lagi dengan yang namanya teflon. Lapisan
antilengket ini sudah digunakan jutaan orang dalam bentuk perkakas masak
memasak. Sebenarnya teflon tidak sekadar untuk alat masak. Teflon juga berguna
dalam pembuatan pakaian ruang angkasa, pengganti tulang beberapa bagian tubuh,
kornea buatan, katup jantung buatan, hingga bom atom. Semua aplikasi yang luar
biasa ini dapat terjadi karena sebuah kejadian tak terduga yang dialami Roy J.
Plunkett.
Hari bersejarah itu terjadi pada tanggal 6 April 1938. Pada hari itu, Plunkett
membuka tangki berisi gas tetrafluoroetilen dengan harapan dapat membuat bahan
pendingin yang tidak beracun. Anehnya, ketika tangki dibuka, tidak ada gas yang
keluar. Ia tidak memahami hal ini karena berat tangki menunjukkan bahwa tangki itu
seharusnya penuh dengan fluorokarbon dalam bentuk gas.
Rasa penasaran memaksa Plunkett untuk menggergaji tangki “kosong” itu dan
melihat ke dalamnya. Di dalam tangki itu ia mendapati bubuk putih seperti lilin. Bubuk
dalam tangki “kosong” ini sungguh bandel. Bubuk ini tidak terpengaruh oleh asam
atau panas yang kuat, dan tidak ada bahan pelarut yang mampu melarutkannya.
Berbeda dengan pasir, bubuk ini sangat licin. Karena sifat inilah bubuk ini
dikembangkan lebih lanjut sehingga lahirlah teflon (singkatan dari tetrafluoroetilen)
yang menyentuh jutaan manusia.
Kejadian tak terduga seperti yang dialami Plunkett bisa saja terjadi juga pada diri
Anda. Sangat mungkin, kejadian tersebut bisa menjadi ilham yang bisa menuntun
Anda pada sebuah penemuan besar. Namun, hanya jika Anda bersikap ilmiah saja
mampu membaca ilham tersebut. Oleh karena itu, sikap ini perlu Anda miliki.
Kimia merupakan wahana yang tepat untuk mengembangkan sikap berpikir dan
bertindak secara ilmiah. Melalui Kimia, Anda dibekali kemampuan berupa
keterampilan dan penalaran. Dalam Kimia terdapat keterampilan proses yang meliputi
kemampuan mengamati, mengajukan hipotesis, melakukan eksperimen, mengajukan
pertanyaan, mengumpulkan data, sentra melaporkan hasil temuan secara lisan maupun
tertulis. Dengan kemampuan itu, Anda memiliki kecakapan hidup yang berguna bagi
Anda dalam memecahkan misteri fenomena alam sekitar.
Berdasarkan tujuan di atas buku Kimia ini disusun. Buku yang sekarang ada di
tangan Anda ini selain menyajikan konsep dan teori juga memuat banyak kegiatan.
Melalui kegiatan itu, Anda dapat menemukan jawaban mengapa sebuah fenomena
terjadi. Melalui kompetensi yang Anda miliki, Anda diharapkan dapat menemukan
sesuatu yang berguna, baik bagi diri Anda sendiri maupun bagi orang lain. Berkaca
dari tangki “kosong” Plunkett, jadikan pelajaran Kimia sebagai sarana untuk berbicara
banyak pada dunia. Masih banyak “tangki kosong” yang bisa menuntun Anda menjadi
pengubah sejarah! Selamat belajar semoga sukses selalu menyertai Anda.

Klaten, Juni 2007


Penyusun
iv
Tentang Buku Ini
Buku ini akan membawa Anda ke dalam dunia pembelajaran
yang berbeda. Anda akan memahami lebih dekat dimensi
alam dan dimensi manusia beserta keterkaitannya. Nah,
semua itu akan Anda temukan melalui ragam rubrik dalam
buku ini.

Fokus
Sebelum memasuki materi, pembelajaran diawali
dengan hal-hal yang dekat dengan kehidupan
Anda. Melalui rubrik ini, Anda akan mengetahui
relevansi materi dengan kebutuhan kehidupan.
Dengan begitu, pembelajaran akan lebih
bermakna dan bisa digunakan sepanjang hayat.

Peta Konsep
Secara implisit, melalui bagian ini Anda akan
menemukan materi-materi apa saja yang akan
dipelajari dalam setiap bab.

Untuk meraih kompetensi yang ditawarkan, Anda Untuk menambah wawasan dan pengetahuan Anda,
perlu dipandu dengan teks pelajaran yang baik, tidak buku ini dilengkapi dengan beragam info yang aktual,
menggurui, dan mengajak untuk menemukan yang akan menambah pengetahuan Anda tentang
pengetahuan. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui berbagai perkembangan kimia. Dengan demikian,
kata-kata yang menjadi inti pembahasan materi. buku ini telah mengikuti prinsip tanggap terhadap
Dengan kata-kata kunci maka akan lebih mudah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Anda menemukan konsep dan pengetahuan.

Setelah selesai mengikuti proses pembelajaran maka


Anda telah memiliki sejumlah pengetahuan. Agar
pengetahuan itu tidak lekas hilang, Anda perlu
mengidentifikasi kembali butir-butir pembelajaran.
Rubrik ini bisa dijadikan media bagi Anda untuk
Guna melihat sejauh mana kompetensi yang telah mengingat kembali seluruh pengetahuan yang Anda
Anda capai, buku ini menyajikan kegiatan yang bisa dapatkan selama proses pembelajaran.
Anda gunakan untuk tujuan tersebut. Kegiatan ini
terdiri atas tugas yang harus Anda kerjakan secara
individu atau kelompok di luar jam pelajaran, atau
tugas kelompok di laboratorium. Kegiatan yang ada Untuk mengukur ketercapaian kompetensi Anda atas
didasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki materi pembelajaran, secara berkala diadakan ulangan.
potensial sentral untuk mengembangkan kompetensi- Latihan ulangan itu meliputi ulangan harian, latihan
nya agar menjadi manusia yang beriman dan ulangan blok, latihan ulangan semester, dan latihan
bertakwa kepada Tuhan, serta berilmu, cakap, ulangan kenaikan kelas. Dengan demikian, apabila
kreatif, dan mandiri. kompetensi belum tercapai, Anda masih mempunyai
kesempatan untuk mendapat pelayanan bersifat
perbaikan, pengayaan, dan percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi Anda.

v
Tentang Buku Ini Kimia Kelas X
Daftar Isi
Kata Sambutan, iii
Tangki ”Kosong” yang Menggetarkan Dunia, iv
Tentang Buku Ini, v
Daftar Isi, vi

Bab I Struktur Atom


A. Perkembangan Teori Atom, 3
B. Percobaan-Percobaan Mengenai Struktur Atom, 5
C. Menentukan Struktur Atom Berdasarkan Tabel Periodik, 8
D. Nomor Atom dan Nomor Massa, 10
E. Isotop, Isobar, dan Isoton Suatu Unsur, 11
F. Menentukan Elektron Valensi, 12

Bab II Tabel Periodik Unsur


A. Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur-Unsur, 21
B. Hubungan Sistem Konfigurasi Elektron dengan Letak Unsur dalam Tabel Periodik
Unsur, 25
C. Sifat-Sifat Unsur dan Massa Atom Relatif (Ar), 26
D. Sifat Keperiodikan Unsur, 27

Bab III Ikatan Kimia


A. Terbentuknya Ikatan Kimia, 39
B. Jenis-Jenis Ikatan Kimia, 40

Latihan Ulangan Blok 11, 51

Bab IV Tatanama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana


Sederhana
A. Rumus Kimia, 57
B. Tatanama Senyawa, 58
C. Persamaan Reaksi, 64

Bab V Hukum Dasar Kimia


A. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier), 73
B. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust), 75
C. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton), 77
D. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac), 79

vi
Bab VI Perhitungan Kimia
A. Penentuan Volume Gas Pereaksi dan Hasil Reaksi, 91
B. Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif, 93
C. Konsep Mol dan Tetapan Avogadro, 96
D. Rumus Molekul dan Kadar Unsur dalam Senyawa, 103

Latihan Ulangan Blok 2, 1117


17

Latihan Ulangan Semester


Semester,, 121

Bab VII Larutan


A. Larutan, 127
B. Reaksi Oksidasi–Reduksi, 131

Bab VIII Hidrokarbon


A. Kekhasan Atom Karbon, 141
B. Senyawa Hidrokarbon, 143

Bab IX Minyak Bumi


A. Minyak Bumi, 161
B. Bensin, 163
C. Batubara, 165
D. Energi Terbarukan, 165

Latihan Ulangan Blok 3, 169


Latihan Ulangan Kenaikan Kelas, 173
Glosarium, 177
Daftar Pustaka, 179
Indeks, 180
Lampiran, 182
Kunci Jawaban Soal-Soal Terpilih, 186
Terpilih,

vii
Daftar Isi Kimia Kelas X
viii
I Struktur Atom

Pernahkah Anda mem-


bayangkan bahwa keber-
adaan alam semesta, dunia
dan seisinya termasuk juga
kita hanya mungkin terjadi
dengan adanya kese-
imbangan yang teramat
halus dan teliti? Atom
adalah bagian terkecil dari
suatu unsur yang masih
memiliki sifat unsur tersebut.
Struktur atom menggambar-
kan bagaimana par tikel-
partikel dalam atom ter-
susun. Pada bab ini Anda
diajak untuk meninjau lebih
jauh tentang struktur
sempurna yang berada di
dalam sebuah atom.

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan


mampu mengidentifikasi atom dan strukturnya
berdasarkan Tabel Periodik Unsur.

1
Kimia Kelas X
Atom

Inti Atom Elektron Model Atom

Kulit Model Atom


Elektron Dalton
Proton Neutron

Konfigurasi Model Atom


Eksperimen Eksperimen Elektron Thomson
Sinar Katode Chadwick

Eksperimen
Sinar Katode Model Atom
Model Atom
Rutherford
Rutherford

Model Atom
Bohr

Model Atom
Modern

2
Struktur Atom
Atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron. Proton dan neutron berada
di dalam inti atom. Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom
karena muatan listriknya. Semua elektron bermuatan negatif (–) dan semua pro-
ton bermuatan positif (+). Sementara itu, neutron bermuatan netral. Elektron
yang bermuatan negatif (–) ditarik oleh proton yang bermuatan positif (+) pada
inti atom. Elektron tersebut tidak meninggalkan inti, meskipun ada gaya
sentrifugal yang terjadi akibat kecepatan elektron. Atom memiliki elektron di
bagian luarnya sedangkan proton dalam jumlah yang sama di bagian pusatnya,
sehingga muatan listrik atom berada dalam keadaan seimbang. Namun, baik
volume maupun massa proton lebih besar daripada elektron. Jika kita
membandingkannya, perbedaan di antara kedua partikel ini seperti perbedaan
antara manusia dengan sebutir kacang kenari. Walaupun demikian, muatan listrik
total keduanya tetap sama besar. Apa yang akan terjadi jika muatan listrik pro-
ton dan elektron tidak sama besar?
Dalam hal ini, semua atom di alam semesta akan menjadi bermuatan positif
(+) karena ada kelebihan muatan listrik positif (+) di dalam proton. Akibatnya,
semua atom akan saling bertolakan satu sama lain. Apa yang akan terjadi jika
situasi seperti ini berlangsung? Apa yang akan terjadi jika semua atom di alam
semesta saling bertolakan? Hal yang akan terjadi sangat tidak lazim. Begitu terjadi
perubahan seperti itu di dalam atom, tangan Anda yang saat ini sedang
memegang buku, begitu pula lengan Anda, akan hancur berantakan. Tidak hanya
tangan dan lengan, tetapi juga tubuh, kaki, kepala, gigi Anda, singkatnya setiap
bagian tubuh Anda akan terpisah-pisah saat itu juga. Ruangan yang Anda
tempati, pemandangan di luar yang terlihat dari jendela juga akan berantakan.
Semua laut di bumi, gunung-gunung, semua planet di dalam tata surya dan
semua benda-benda langit di jagat raya akan musnah, hancur secara serempak.
Tidak ada satu benda pun yang akan tersisa. Demikianlah karena keseimbangan
yang sangat teliti dari struktur atom maka tercipta pula keseimbangan alam
semesta.

A. Perkembangan Teori Atom


Anda telah mengetahui beberapa unsur dalam kehidupan sehari-hari. Unsur
dapat mengalami perubahan materi yaitu perubahan kimia. Ternyata perubahan
kimia ini disebabkan oleh partikel terkecil dari unsur tersebut. Partikel terkecil
inilah yang kemudian dikenal sebagai atom.
Jika Anda memotong satu batang kapur menjadi dua bagian, kemudian
dipotong lagi menjadi dua bagian dan seterusnya maka bagian terkecil yang
tidak dapat dibagi lagi inilah yang mengawali berkembangnya konsep atom.
Konsep atom itu dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh
eksperimen yang meyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberapa ahli
ilmu pengetahuan dan filsafat.
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton
(1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan
disempurnakan oleh Bohr (1914).

3
Kimia Kelas X
Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom ini
menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel
tersebut di dalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk
memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom.
Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom
disebut model atom.
1. Model Atom Dalton
a. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang
sudah tidak dapat dibagi lagi.
b. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat John Dalton
kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik
dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
c. Atom-atom bergabung membentuk senyawa
dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana. Misalnya air terdiri atas atom-atom
hidrogen dan atom-atom oksigen.
Gambar 1.1
d. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau peng-
Model atom Dalton, seperti
gabungan atau penyusunan kembali dari atom- bola pejal
atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
Hipotesis Dalton digambarkan dengan
atom bola ginjal
model atom sebagai bola pejal seperti bola
tolak peluru.

2. Model Atom Thomson


Atom adalah bola padat bermuatan
positif dan di permukaannya tersebar
elektron yang bermuatan negatif. elektron
J.J. Thomson
3. Model Atom Rutherford Gambar 1.2
Atom adalah bola berongga yang Model atom Thomson seperti roti kismis
tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilinginya. Inti atom bermuatan
positif dan massa atom terpusat pada inti
atom.
Kelemahan dari Rutherford tidak
dapat menjelaskan mengapa elektron tidak
jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori
fisika, gerakan elektron mengitari inti ini
disertai pemancaran energi sehingga lama-
Rutherford
kelamaan energi elektron akan berkurang
dan lintasannya makin lama akan Gambar 1.3
Model atom Rutherford seperti tata surya
mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.

4
Struktur Atom
Fenomena di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Ambillah seutas tali
dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan ujung yang
lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang
terjadi? Lama-kelamaan putarannya akan melemah karena Anda pegal
memegang tali tersebut sehingga kayu akan mengenai kepala Anda. Meski
teorinya lemah, namun Rutherford telah berjasa dengan mengenalkan istilah
lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.
elektron
4. Model Atom Niels Bohr
orbit
a. Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan inti
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif
di dalam suatu lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke
yang lain dengan menyerap atau memancarkan kulit
energi sehingga energi elektron atom itu tidak
akan berkurang. Jika berpindah lintasan ke
lintasan yang lebih tinggi, elektron akan Gambar 1.4
Model atom Bohr
menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang
lebih rendah, elektron akan memancarkan energi.
c. Kedudukan elektron-elektron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang
disebut kulit-kulit elektron.

5. Model Atom Modern


Kulit-kulit elektron bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron,
tetapi hanyalah suatu kebolehjadian saja.

Dalam perkembangan teori atom, tiap-tiap teori yang mengemukakan


model atom dari model atom Dalton sampai model atom modern selalu
mempunyai gagasan utama yang menjadi landasan penting bagi penemuan
selanjutnya. Apakah gagasan utama tiap perkembangan teori model atom
yang ada?

B. Percobaan-Percobaan Mengenai Struktur Atom


1. Elektron
Pernahkah Anda memperhatikan tabung televisi? Tabung televisi
merupakan tabung sinar katode. Percobaan tabung sinar katode pertama
kali dilakukan oleh William Crookes (1875). Hasil eksperimennya yaitu
ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode menuju ke
anode yang disebut sinar katode.

5
Kimia Kelas X
George Johnstone Stoney (1891) yang mengusulkan nama sinar katode
disebut "elektron". Kelemahan dari Stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh
elektron terhadap perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan atom
dalam unsur lainnya. Antoine Henri Becquerel (1896) menentukan sinar yang
dipancarkan dari unsur-unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan
elektron.
Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes
yaitu pengaruh medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.

+ Keterangan:
1
A E C = katode
C F 2 A = anode
– 3 E = lempeng kondensor ber-
+ muatan listrik
F = layar yang dapat ber-
pendar (berfluoresensi)

Gambar 1.5 Pembelokan sinar katode oleh medan listrik

Hasil percobaan J.J. Thomson menunjukkan bahwa sinar katode dapat


dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat
partikel bermuatan negatif dalam suatu atom.
Besarnya muatan dalam elektron ditemukan oleh Robert Andrew
Milikan (1908) melalui percobaan tetes minyak Milikan seperti gambar
berikut.
penyemprot minyak

anode (+)
sinar x

katode (–)

Gambar 1.6 Diagram percobaan tetes minyak Milikan

Minyak disemprotkan ke dalam tabung yang bermuatan listrik. Akibat


gaya tarik gravitasi akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila
tetesan minyak diberi muatan negatif maka akan tertarik ke kutub positif
medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh muatan

elektron –1 dan massa elektron 0, sehingga elektron dapat dilambangkan e .


0
1

6
Struktur Atom
2. Proton
Jika massa elektron 0 berarti suatu anode
partikel tidak mempunyai massa. (+) sinar katode
Namun pada kenyataannya partikel sinar terusan
materi mempunyai massa yang dapat
diukur dan atom bersifat atom itu netral. katode (–)

Bagaimana mungkin atom itu bersifat


netral dan mempunyai massa, jika hanya
tegangan tinggi
ada elektron saja dalam atom?
Eugene Goldstein (1886) melaku- Gambar 1.7
kan eksperimen dari tabung gas yang Percobaan Goldstein untuk mempelajari partikel
memiliki katode, yang diberi lubang- positif
lubang dan diberi muatan listrik.
Hasil eksprerimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk
elektron yang menuju anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah
berlawanan melewati lubang pada katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam
tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan positif
yang paling kecil baik massa maupun muatannya, sehingga partikel ini
disebut dengan proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan
muatan proton = +1.

3. Inti Atom
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan
penelitian penembakan lempeng tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel
yang bermuatan positif dan negatif maka sinar alfa yang ditembakkan
seharusnya tidak ada yang diteruskan/menembus lempeng sehingga
muncullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger
dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh
penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif
(1896). Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut.
zat radioaktif
berkas
sinar D

pelat timbal layar yang dapat


balok timbal lempeng
berpendar
(timah hitam) emas Gambar 1.8
Percobaan Rutherford, hamburan

sinar alfa oleh lempeng emas

berkas partikel-partikel alfa

lempengan emas

7
Kimia Kelas X
Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya
bahwa atom tersusun dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi
elektron yang bermuatan negatif, sehingga atom bersifat netral. Massa inti
atom tidak seimbang dengan massa proton yang ada dalam inti atom,
sehingga dapat diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.

4. Neutron
Prediksi dari Rutherford memacu W. Bothe dan H. Becker (1930)
melakukan eksperimen penembakan partikel alfa pada inti atom berilium
(Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi. Eksperimen ini
dilanjutkan oleh James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang
menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu bersifat netral atau tidak
bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton. Partikel ini disebut
neutron dan dilambangkan dengan 10n.

C. Menentukan Struktur Atom Berdasarkan Tabel


Periodik
1. Partikel Dasar Penyusun Atom
Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur
yang masih memiliki sifat unsur tersebut. Struktur
atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel • elektron
dalam atom tersusun. Atom tersusun atas inti atom • proton
dan dikelilingi elektron-elektron yang tersebar dalam • neutron
kulit-kulitnya. Secara sistematis dapat digambarkan
partikel-partikel subatom sebagai berikut.
Tabel 1.1 Partikel-Partikel dalam Atom

Partikel Penemu Massa (sma) Muatan (sma) Lambang

Elektron J.J. Thomson |0 –1 0


–1
e

Proton Goldstein 1 +1 1
1
p

1
Neutron J. Chadwick 1 0 0
n

Sebagian besar atom terdiri dari ruang hampa yang di dalamnya terdapat
inti yang sangat kecil di mana massa dan muatan positifnya dipusatkan dan
dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif. Inti atom tersusun
atas sejumlah proton dan neutron. Jumlah proton dalam inti atom me-
nentukan muatan inti atom, sedangkan massa inti ditentukan oleh banyaknya
proton dan neutron. Selanjutnya ketiga partikel subatom (proton, neutron,

8
Struktur Atom
dan elektron) dengan kombinasi tertentu membentuk atom suatu unsur yang
lambangnya dapat dituliskan: AZX.
X : lambang suatu unsur
Z : nomor atom
A : nomor massa

2. Memahami Susunan dari Sebuah Atom


a. Lihatlah nomor atom dari tabel periodik. Nomor atom selalu lebih kecil
dari nomor massa.
b. Nomor atom merupakan jumlah proton. Oleh karena sifat atom netral,
maka nomor atom juga merupakan jumlah elektron.
c. Susunlah elektron-elektron dalam level-level energi, selalu isi level ter-
dalam sebelum mengisi level luar.
Contoh:
Mencari susunan dari atom klor.
1) Dalam tabel periodik tertera klor bernomor atom 17.
2) Oleh karenanya atom klor terdiri dari 17 proton dan 17 elektron.
3) Susunan dari elektron-elektron tersebut yaitu 2,8,7 (2 di level
pertama, 8 di level kedua, dan 7 di level ketiga). Cara pengisian
elektron model ini dijelaskan pada sub subbab konfigurasi elektron.
Cara pengisian elektron model lain dijelaskan sebagai berikut.

Level/Kulit Alur Pengisian

1 alur pengisian
1s2

2 2s2 2p6

3

3s2 3p6 3d10



4 4s2 4p6 4d10 4f14



5 5s2 5p6 5d10


6 6s2 6p6

7 7s2

Alur pengisian ikuti anak panah: 1s2 – 2s2 – 2p6 – 3s2 – 3p6 – 4s2 – 3d10 dst.
Keterangan:
jumlah elektron maksimal

level
1S2


nama orbital

Cara pengisian elektron ini lebih lanjut akan dipelajari di kelas XI.

9
Kimia Kelas X
Dua hal penting yang perlu diperhatikan jika Anda melihat susunan dalam tabel
periodik.
a. Jumlah elektron pada tingkat terluar (atau kulit terluar) sama dengan nomor
golongan (kecuali helium yang hanya memiliki 2 elektron. Gas Mulia biasa
disebut dengan golongan 0 bukan golongan 8). Hal ini berlaku di seluruh
golongan unsur pada tabel periodik (kecuali unsur-unsur transisi). Jadi, jika
Anda mengetahui bahwa barium terletak pada golongan 2, berarti barium
memiliki 2 elektron pada tingkat terluar; iodium merupakan golongan 7 yang
berarti iodium memiliki 7 elektron pada tingkat terluar.
b. Gas mulia memiliki elektron penuh pada tingkat terluar.

D. Nomor Atom dan Nomor Massa


Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan
penemuan partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor
massa (A).
Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor massa.
Di mana: AZX
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur

Nomor Massa (A) = Jumlah proton + Jumlah neutron


atau

Jumlah Neutron = Nomor massa – Nomor atom

Nomor Atom (Z) = Jumlah proton

1. Nomor Atom (Z)


Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton (muatan positif) atau
jumlah elektron dalam atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas
suatu unsur. Oleh karena atom bersifat netral maka jumlah proton sama
dengan jumlah elektronnya, sehingga nomor atom juga menunjukkan jumlah
elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat suatu unsur.
Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur.

2. Nomor Massa (A)


Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom
ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa (A)
menyatakan banyaknya proton dan neutron yang menyusun inti atom suatu
unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum lambang unsur.

10
Struktur Atom
E. Isotop, Isobar, dan Isoton Suatu Unsur
Setelah penulisan lambang atom unsur dan penemuan partikel penyusun
atom, ternyata ditemukan adanya unsur-unsur yang memiliki jumlah proton
yang sama tetapi memiliki massa atom yang berbeda. Ada pula unsur-unsur
yang memiliki massa atom yang sama tetapi nomor atom berbeda. Oleh karena
itu, dikenallah istilah isotop, isoton, dan isobar.

1. Isotop
Isotop adalah atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi memiliki
nomor massa berbeda.
Contoh:
13
7
N 14
7
N 15
7
N
p=7 p=7 p=7
e=7 e=7 e=7
n=6 n=7 n=8
Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama karena jumlah
elektron valensinya sama.
Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menentukan massa atom
relatif (Ar) atom tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom
semua isotop.

Oksigen di alam terdiri dari tiga isotop dengan kelimpahan sebagai berikut.
16
8
O 17
8
O 18
8
O
(99,76%) (0,04%) (0,20%)
Hitunglah massa atom rata-rata (Ar) dari unsur oksigen ini.
Jawab:
(99,76 × 16) + (0, 04 × 17) + (0, 20 × 18)
Ar = = 15,999
100
Ar | 16

2. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi
nomor massa sama. Sehingga antara 136C dan 137N merupakan isobar.

3. Isoton
Atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
Contoh: isoton antara 158O dan 147N.

11
Kimia Kelas X
Diketahui kelompok unsur 12
6 C 17
7 N 14
6 C 13
5 B 14
7 N 13
6 C 157N 16
8 O 17
8 O 18
10 Ne 18
8 O
16
7 N 17
9 F.
Pilihlah unsur-unsur dalam daftar di atas ke dalam:
a. kelompok isotop,
b. kelompok isoton,
c. kelompok isobar.

F. Menentukan Elektron Valensi


1. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom
tersebut. Setiap kulit atom dapat terisi elektron maksimum 2n2, di mana n
merupakan letak kulit.
Jika n = 1 maka berisi 2 elektron
Jika n = 2 maka berisi 8 elektron
Jika n = 3 maka berisi 18 elektron
dan seterusnya.
Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N, dan seterusnya dimulai dari
yang terdekat dengan inti atom.
Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-masing kulit dan diisi
maksimum sesuai daya tampung kulit tersebut. Jika masih ada sisa elektron
yang tidak dapat ditampung pada kulit tersebut maka diletakkan pada kulit
selanjutnya.
Tabel 1.2 Pengisian Konfigurasi Elektron

Nomor Atom Kulit


(Jumlah
K L M N O P Q
Elektron)
(n = 1) (n = 1) (n = 1) (n = 1) (n = 1) (n = 1) (n = 1)

1 1 – – –
3 2 1 – –
4 2 2 – –
11 2 8 1 –
15 2 8 8 –
19 2 8 8 1
20 2 8 8 2

54 2 8 18 18 8

88 2 8 18 32 18 8 2

12
Struktur Atom
Perhatikan konfigurasi elektron pada unsur dengan nomor atom 19.
Konfigurasi elektronnya bukanlah K L M N
2 8 9
tetapi 2 8 8 1
Hal ini dapat dijelaskan bahwa elektron paling luar maksimum 8,
sehingga sisanya harus 1 di kulit terluar. Begitu pula dengan nomor atom
20. Bagaimana dengan unsur dengan nomor atom 88?
Unsur dengan nomor atom 88 akan terisi sesuai dengan kapasitas kulit
pada kulit K, L, M, dan N serta masih ada sisa 28. Sisa ini tidak boleh
diletakkan seluruhnya di kulit O, sisa ini diletakkan pada kulit sesudahnya
mengikuti daya tampung maksimum kulit sebelumnya yang dapat diisi yaitu
18, 8 atau 2 sehingga sisanya diisikan sesuai Tabel 1.2 tersebut.
2. Elektron Valensi
Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan
reaksi kimia adalah elektron pada kulit terluar atau elektron valensi.
Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan elektron
yang terdapat pada kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut.
Perhatikan Tabel 1.3 untuk menentukan jumlah elektron valensi.
Tabel 1.3 Elektron Valensi

Kulit
Nomor Atom
K L M N Jumlah Elektron Valensi

11
Na 2 8 1 1
12
Mg 2 8 2 2
14
Si 2 8 4 4
19
K 2 8 8 1 1

Unsur-unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama akan


memiliki sifat kimia yang sama pula.
Contoh:
Unsur natrium dan kalium memiliki sifat yang sama karena masing-masing
memiliki elektron valensi = 1.
Suatu atom netral dapat melepaskan 1 atau lebih elektronnya dan
membentuk ion yang bermuatan positif, atau menangkap elektron dan
membentuk muatan negatif.
Contoh:
23
11
Na mempunyai 11 proton, 11 elektron, dan 12 netron.
Konfigurasi elektron Na dapat ditulis: 2, 8, 1.
Apabila atom Na melepaskan elektron valensinya maka jumlah
elektronnya menjadi 10 sedangkan protonnya tetap 11, sehingga atom Na
akan bermuatan +1.
23
11
Na o Na+ + e

13
Kimia Kelas X
Kelebihan dan Kelemahan Model Atom
Menurut Para Ilmuwan

Kelebihan dan kelemahan dari masing-masing model atom dari mulai model atom
Dalton sampai dengan model atom Niels Bohr.

Model Atom Kelebihan Kelemahan

Menurut Dalton Mulai membangkitkan minat ter- Tidak menerangkan hubungan antara
seperti bola pejal. hadap penelitian mengenai model larutan senyawa dan daya hantar arus
atom. listrik, jika atom merupakan bagian
terkecil dari suatu unsur dan tidak dapat
dibagi lagi.

Menurut Thomson Membuktikan adanya partikel lain Belum dapat menerangkan bagaimana
seperti roti kismis. yang bermuatan negatif dalam atom. susunan muatan positif dan jumlah
Berar ti atom bukan merupakan elektron dalam bola.
bagian terkecil dari suatu unsur.
Selain itu juga memastikan bahwa
atom tersusun dari partikel yang
bermuatan positif dan negatif untuk
membentuk atom netral. Juga
membuktikan bahwa elektron ter-
dapat dalam semua unsur.

Rutherford se- Membuat hipotesa bahwa atom Model tersebut tidak dapat menerang-
perti planet bumi tersusun dari inti atom dan elektron kan mengapa elektron tidak pernah
mengelilingi yang mengelilingi inti dan satu sama jatuh ke dalam inti sesuai dengan teori
matahari. lain terpisah oleh ruang hampa. fisika klasik.

Niels Bohr seperti Mampu membuktikan adanya Hanya dapat menerangkan atom-atom
bola, dengan inti lintasan elektron untuk atom yang memiliki elektron tunggal seperti
atom yang di- hidrogen dengan jari-jari bola: gas hidrogen, tetapi tidak dapat
keliling, sejumlah = 0,529 Angstrom menerangkan spektrum warna dari
elektron. = 0,529 u 10–10 m atom-atom yang memiliki banyak
= 1 bohr elektron.
Bohr-sommerfeld mengembangkan
orbit Bohr (bola) menjadi orbital yaitu
fungsi gelombang elektron atau
identitas elektron sebagai ge-
lombang yang memiliki bentuk bola
(l = 0, orbital s) atau 1 bola, (l = 1,
orbital p) atau 2 balon terpilin, (l = 2,
orbital d) atau 3 balon terpilin, (l = 3,
orbital f).

14
Struktur Atom
Jawablah soal-soal berikut!
1. Lengkapi tabel berikut!

Partikel Lambang Penemu Massa Muatan (e)

.... .... .... .... +1

neutron .... .... 1 sma ....

0
.... .... J.J. Thomson .... –1
e

2. Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron atom unsur-unsur berikut!


a. 39
19
K d. 4019
K
b. 12Mg
24
e. 20Ca
40

c. 11Na
23
f. 4018
Ar
3. Tunjukkan pasangan yang merupakan isotop, isobar, dan isoton pada soal
nomor 2 di atas!

1. Atom tersusun atas inti atom, yaitu 4. Setiap kulit atom dapat ditempati
proton dan neutron yang dikelilingi oleh maksimum 2n2 elektron (n =
oleh elektron. nomor kulit).
2. Suatu atom disimbolkan dengan:AZX. 5. Susunan elektron pada setiap kulit
Di mana: atom disebut konfigurasi elektron.
X : lambang unsur 6. Elektron yang terdapat pada kulit
A : nomor massa = 6p + 6n terluar atom disebut elektron valensi.
Z : nomor atom = 6p = 6e (pada
atom netral)
3. Elektron mengelilingi inti dan
beredar pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit atom,
yaitu kulit K, L, M, N, dan seterusnya.

15
Kimia Kelas X
A. Pilihlah jawaban yang tepat! 5. Lambang partikel penyusun atom
yang benar yaitu . . . .
1. Pernyataan berikut yang bukan
a. 10p d. 01e
tentang teori atom Dalton yaitu . . .
a. Atom adalah bagian terkecil dari b. 01n e. 10e
materi yang tidak dapat dibagi c. 10n
lagi.
6. Pernyataan yang tepat untuk unsur
b. Atom tidak dapat diciptakan dan
dengan lambang atom 56 A yaitu . . . .
tidak dapat dimusnahkan. 26

c. Atom dari unsur yang berbeda a. p = 26, e = 26, n = 56


dapat bergabung membentuk b. p = 26, e = 30, n = 56
senyawa. c. p = 26, e = 30, n = 26
d. Reaksi kimia melibatkan pe- d. p = 26, e = 26, n = 26
misahan atau penggabungan e. p = 26, e = 26, n = 30
atau penyusunan kembali atom- 7. Atom dengan nomor atom 35 dan
atom. nomor massa 80 mempunyai neutron
e. Atom digambarkan sebagai roti sebanyak . . . .
kismis. a. 35 d. 30
2. Kelemahan model atom Dalton tidak b. 80 e. 115
dapat menerangkan . . . . c. 45
a. atom berelektron banyak
8. Unsur yang memiliki elektron
b. hubungan larutan senyawa valensi terbanyak yaitu yang mem-
dengan daya hantar listrik punyai nomor atom . . . .
c. elektron tidak jatuh ke inti a. 13 d. 19
d. susunan muatan positif dalam b. 15 e. 20
atom c. 17
e. adanya lintasan elektron
9. Elektron valensi pada kulit ke tiga
3. Konsep inti atom pertama kali di-
adalah 3, maka nomor atom unsur
kemukakan oleh . . . .
tersebut . . . .
a. Dalton d. Niels Bohr
a. 3 d. 8
b. Thomson e. Max Planck
b. 4 e. 13
c. Rutherford c. 5
4. Eksperimen tabung sinar katode
menghasilkan . . . . 10. Jumlah elektron maksimum yang ter-
dapat pada kulit M sebanyak . . . .
a. penemuan elektron
a. 2 d. 18
b. penemuan massa elektron
b. 8 e. 32
c. penemuan muatan elektron
c. 10
d. penemuan massa proton
e. penemuan muatan proton

16
Struktur Atom
11. Sifat kimia suatu unsur ditentukan 17. Kekhasan atom suatu unsur ditentu-
oleh jumlah . . . . kan oleh . . . .
a. elektron valensi a. jumlah neutron
b. elektron b. jumlah proton
c. kulit c. jumlah nukleon
d. nomor atom d. jumlah proton dan neutron
e. nomor massa e. jumlah elektron dan neutron
12. Konfigurasi yang tepat untuk unsur 18. Diketahui nomor atom Fe : 26.
bernomor atom 38 yaitu . . . . Di dalam ion Fe2+ terdapat . . . .
a. 2 8 18 10 d. 2 8 8 18 2 a. 24 elektron di sekitar inti
b. 2 8 18 8 2 e. 2 8 18 2 8
b. 24 proton di sekitar inti
c. 2 8 18 9 1
c. 26 elektron di sekitar inti
13. Konsep kulit atom dikemukakan d. 26 neutron dalam inti
oleh . . . . e. 28 elektron di sekitar nti
a. Dalton d. Niels Bohr
b. Thomson e. Max Planck 19. Ion Na+ dan Ne (nomor atom Na =
c. Rutherford 11 dan Ne = 10) mempunyai
kesamaan dalam hal . . . .
14. Spektrum garis hanya dimiliki oleh . . . . a. konfigurasi elektron
a. atom-atom berelektron tunggal b. jumlah proton
b. atom-atom berelektron banyak
c. jumlah neutron
c. atom yang berpindah lintasan
d. muatan inti
d. elektron yang mengelilingi inti
e. jumlah partikel
atom
e. elektron yang berpindah lintasan 20. Inti atom yang tersusun oleh proton
15. Nomor massa dari atom yang saja yaitu . . . .
mengandung 5 buah proton dan 6 a. 11H d. 24
12
Mg
neutron yaitu . . . . b. 2He
4
e. 20Ca
40

a. 5 d. 16
c. 3Li
6
b. 6 e. 17
c. 11
B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
16. Sebelum ditemukan teori atom
1. Benarkah pernyataan bahwa ”atom
modern, model atom berkembang
sesuai urutan . . . . adalah partikel terkecil dari suatu
a. Dalton, Rutherford, Thompson, unsur”? Jelaskan pendapatmu!
Bohr 2. Suatu unsur mempunyai konfigurasi
b. Dalton, Thompson, Bohr, elektron 2, 8, 18, 3. Salah satu isotop
Rutherford unsur tersebut mempunyai neutron
c. Dalton, Thompson, Rutherford, 36. Berapa nomor massa isotop ter-
Bohr sebut?
d. Dalton, Bohr, Rutherford,
Thompson 3. Apa yang dimaksud dengan:
e. Dalton, Bohr, Thompson, a. konfigurasi elektron,
Rutherford b. elektron valensi.

17
Kimia Kelas X
4. Jelaskan salah satu kelemahan model 8. Suatu unsur mempunyai 17 proton
atom Niels Bohr! dan 18 neutron.
Tentukan:
5. Diketahui nomor atom oksigen = 8
a. konfigurasi elektron unsur ter-
dan nomor massanya 16. Berapa
sebut,
jumlah p, n, dan e dalam:
b. letak golongan dan periodenya
a. atom oksigen (O),
dalam tabel periodik unsur.
b. ion O2–,
c. ion O2+ ? 9. Suatu ion M 2– mempunyai kon-
figurasi 2, 8, 8 dan mempunyai 16
6. Jelaskan dengan singkat bagaimana
neutron dalam intinya. Tuliskan
Thomson sampai pada kesimpulan
lambang unsur tersebut!
bahwa semua atom mengandung
elektron! 10. Tuliskan konfigurasi elektronnya
dan tentukan pula elektron valensi-
7. Kelompokkan unsur-unsur berikut
nya!
ke dalam kelompok isotop, isobar,
a. 53I d. 14Si
dan isoton!
b. 36Kr e. 31Ga
1
H, 21H, 31H, 126C, 136C, 146C, 147N, 157N,
1 c. 33As
15
7
O, 167O, 177O, 23
11
Na, 24
11
Na, 24
12
Mg

18
Struktur Atom
II Tabel Periodik Unsur

Sebagian unsur terbentuk


bersamaan dengan ter-
bentuknya alam semesta
ini. Sudah sejak dahulu
para ahli kimia berusaha
mengelompokkan unsur-
unsur berdasarkan ke-
miripan sifat, agar unsur-
unsur tersebut mudah
dipelajari. Unsur adalah zat
tunggal yang tidak dapat
diuraikan lagi menjadi zat-
zat yang lebih sederhana
dengan cara kimia.

Anda diharapkan menguasai pengelompokan


unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat pada sistem
periodik unsur setelah mempelajari bab ini.

19
Kimia Kelas X
Perkembangan Dasar
Pengelompokan Unsur

Konfigurasi Elektron Sifat Unsur dan


dan Lafal Unsur Tabel Periodik Unsur Massa Atom
dalam TPU Relatif

Sifat Keperiodikan
Unsur

20
Tabel Periodik Unsur
Pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat mengalami
perkembangan dari yang paling sederhana hingga modern. Sejarah per-
kembangan tersebut diuraikan pada materi berikut.

A. Perkembangan Dasar Pengelompokan


Unsur-Unsur
Ketika ilmu kimia lahir, para
1. Pengelompokan Unsur Berdasarkan ilmuwan Arab dan Persia
membagi unsur-unsur men-
Logam dan Non Logam jadi dua kelompok, yaitu
Pengelompokan ini masih terlalu umum karena lugham (logam) dan laysa
lugham (bukan logam).
ternyata dalam berbagai unsur logam maupun Pengelompokan unsur-
nonlogam masih terdapat berbagai variasi dan sifat unsur menjadi logam dan
unsur-unsur. bukan logam berlangsung
sampai abad ke-19.

2. Hukum Triade Dobereiner


Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner melihat adanya kemiripan
sifat di antara beberapa unsur, lalu mengelompokkannya menurut kemiripan
sifat yang ada. Ternyata tiap kelompok terdiri atas tiga unsur, sehingga
disebut Triade.
Jika unsur-unsur dalam satu triade tersebut disusun menurut kenaikan
massa atom-atomnya, ternyata massa atom maupun sifat-sifat unsur yang
kedua merupakan rata-rata dari massa atom unsur pertama dan ketiga.
Penemuan ini memperlihatkan adanya hubungan antara massa atom dengan
sifat-sifat unsur.
Contoh: triade Ar unsur yang di tengah :
A r Cl + A r I 35,5 + 127
Cl Br I = 81,25
2 2
Gas cair padat
Kelemahan pengelompokan ini terletak pada kenyataan bahwa jumlah
unsur yang memiliki kemiripan sifat tidak hanya 3 buah.
Tabel 2.1 Daftar Unsur Triade Dobereiner

Triade 1 Triade 2 Triade 3 Triade 4 Triade 5

Li Ca S Cl Mn

Na Sr Se Br Cr
K Ba Te I Fe

21
Kimia Kelas X
3. Hukum Oktaf Newlands
Tahun 1864, A.R. Newlands mengumumkan penemuannya yang disebut
hukum Oktaf. Unsur-unsur tersebut disusun berdasarkan kenaikan massa
atom relatifnya. Ternyata unsur-unsur yang berselisih 1 oktaf (unsur nomor
1 dengan 8, unsur nomor 2 dengan 9, dst.) menunjukkan kemiripan sifat
atau bisa dikatakan terjadi perubahan sifat unsur yang teratur.
Kecenderungan tersebut dinyatakan sebagai hukum Oktaf Newland, yaitu:
Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom maka sifat unsur
tersebut akan berulang setelah unsur kedelapan.
Tabel 2.2 Pengelompokan Unsur dalam Oktaf Newlands

Do Re Mi Fa Sol La Si
1 2 3 4 5 6 7

H Li Be B C N O

F Na Mg Al Si P S

Cl K Ca Cr Ti Mn Fe

Co, Ni Cu Zn Y In As Se

Br Rb Sr Ce, La Zr Di, Mo Ro, Ru

Pd Ag Cd U Sn Sb I

Te Cs Ba, V Ta W Nb Au

Pt, Ir Os Hg Tl Pb Bi Th

Pada saat daftar Oktaf Newlands disusun, unsur-unsur gas mulia belum
ditemukan. Ternyata pengelompokan ini hanya sesuai untuk unsur-unsur
ringan (Ar rendah).

4. Hukum Mendeleyev
Tahun 1869, sarjana bangsa Rusia Dmitri Ivanovich Mendeleyev
berdasarkan pengamatannya terhadap 63 unsur yang sudah dikenal saat
itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur fungsi periodik dari massa atom
relatifnya. Hal itu berarti jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa
atom relatifnya, sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik.
Mendeleyev juga membuat suatu daftar periodik unsur. Unsur-unsur
yang mempunyai persamaan sifat ditempatkan dalam satu lajur vertikal yang
disebut golongan.
Dalam mengelompokkan unsur-unsur, Mendeleyev lebih menekankan
pada persamaan sifat unsur dibandingkan dengan kenaikan massa atom
relatifnya, sehingga terdapat tempat-tempat kosong dalam tabel periodik
tersebut. Tempat-tempat kosong ini yang kemudian diramalkan akan diisi
unsur-unsur yang waktu itu belum ditemukan. Di kemudian hari ramalan

22
Tabel Periodik Unsur
itu terbukti dengan ditemukannya unsur-unsur yang mempunyai sifat-
sifat yang mirip sesuai ramalannya.
Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev sebagai berikut.
a. Penempatan unsur yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom
relatifnya karena mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu
golongannya.
b. Masih banyak unsur yang belum dikenal pada masa itu sehingga dalam
tabel terdapat banyak tempat kosong.
Tabel 2.3 Tabel Periodik Mendeleyev

Periode Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Gol. V Gol. VI Gol. VII Gol. VIII
– – – R4 RH4 RH2 RH –
R2O RO R2O4 RO2 R2O4 RO4 R2O7 RO4
1 H=1
2 Li=7 Be=9,2 B=11 C=12 N=14 O=16 F=19
3 Na=23 Mg=24 Al=27,3 Si=28 P=31 S=32 Cl=35,5
4 K=39 Ca=40 _ =44 Ti=48 V=51 Cr=52 Mn=55 F=56,Co=59,
5 (Cu=63) Zn=65 _ =68 _ =72 As=75 Se=78 Br=80 Ni=59,Cu=63
6 Rb=85 Sr=87 ?Yt=88 Zr=90 Nb=94 Mo=96 _ =100 Ru=194,Rh=104
7 (Ag=108) Cd= 112 In=113 Sn=118 Sb=122 Te=125 J=127 Pd=106,Ag=108
8 Cs=133 Ba=137 ?Di=138 ..... ..... ..... ..... .....
9 ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
10 ..... ..... ?Er=178 ?La=180 Ta=182 W=184 ..... Os=195,Ir=197,
Pt=198,Au=199
11 (Au=199) Hg=200 Tl=204 Pb=207 Bi=208 ..... .....
12 ..... ..... ..... Th=231 ..... U=240 ..... _____

5. Tabel Periodik Modern


Tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa urutan unsur
dalam tabel periodik sesuai kenaikan nomor atom. Tabel periodik modern
yang disebut juga tabel periodik bentuk panjang, disusun menurut kenaikan
nomor atom dan kemiripan sifat. Tabel periodik modern ini dapat dikatakan
sebagai penyempurnaan Tabel Periodik Mendeleyev.
Tabel periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal (golongan) yang
disusun menurut kemiripan sifat dan lajur horizontal (periode) yang disusun
berdasarkan kenaikan nomor atomnya.
a. Lajur vertikal (golongan) ditulis dengan angka Romawi terdiri atas 18
golongan.
1) Golongan A (Golongan Utama)
Gol. IA : Alkali Gol.VA : Nitrogen
IIA : Alkali Tanah VIA : Kalkogen
IIIA : Aluminium VIIA : Halogen
IVA : Karbon VIIIA (0): Gas Mulia

23
Kimia Kelas X
2) Golongan Transisi/Golongan Tambahan (Golongan B), terbagi atas:
a) Golongan Transisi (Gol. B), yaitu : IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB,
VIIIB (VIII), IB, dan IIB.
b) Golongan Transisi Dalam, ada dua deret yaitu :
(1) Deret Lantanida (unsur dalam deret ini mempunyai
kemiripan sifat dengan 57La).
(2) Deret Aktinida (unsur dalam deret ini mempunyai
kemiripan sifat dengan 89Ac).
Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat
mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur Lantanida. Demikian juga pada
periode 7 yaitu unsur-unsur Aktinida. Supaya tabel tidak terlalu
panjang, unsur-unsur tersebut ditempatkan tersendiri pada
bagian bawah sistem periodik.
Golongan B terletak di antara Golongan IIA dan IIIA.
Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai
persamaan sifat karena mempunyai elektron valensi (elektron
di kulit terluar) yang sama.
b. Lajur Horizontal (Periode) ditulis dengan angka Arab terdiri atas 7
periode.
Periode 1 berisi 2 unsur. Periode 5 berisi 18 unsur.
Periode 2 berisi 8 unsur. Periode 6 berisi 32 unsur.
Periode 3 berisi 8 unsur. Periode 7 berisi 23 unsur (belum lengkap).
Periode 4 berisi 18 unsur.
Tabel 2.4 Tabel Periodik Unsur

24
Tabel Periodik Unsur
B. Hubungan Sistem Konfigurasi Elektron dengan Letak
Unsur dalam Tabel Periodik Unsur
Perhatikanlah konfigurasi elektron golongan IA berikut.
Golongan IA
Periode Unsur NA K L M N O P Q
1 Hidrogen 1 1
2 Litium 3 2 1
3 Natrium 11 2 8 1
4 Kalium 19 2 8 8 1
5 Rubidium 37 2 8 18 8 1
6 Sesium 55 2 8 18 18 8 1
7 Fransium 87 2 8 18 32 18 8 1

Perhatikan juga konfigurasi elektron periode dua berikut.


Periode dua
Golongan Unsur NA K L M N O P Q
IA Litium (Li) 3 2 1
II A Berilium (Be) 4 2 2
III A Boron (B) 5 2 3
IV A Karbon (C) 6 2 4
VA Nitrogen (N) 7 2 5
VI A Oksigen (O) 8 2 6
VII A Fluor (F) 9 2 7
VIII A Neon (Ne) 10 2 8

Berdasarkan konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut dapat ditarik


hubungan antara konfigurasi elektron dengan letak unsur (nomor golongan
dan periode) dalam tabel periodik sebagai berikut.
1. Jumlah elektron valensi : nomor golongan
2. Jumlah kulit elektron : nomor periode
Pengecualian terjadi pada helium, elektron valensinya 2 tetapi terletak pada
golongan gas mulia (VIIIA).

25
Kimia Kelas X
C. Sifat-Sifat Unsur dan Massa Atom Relatif (Ar)
1. Sifat-Sifat Unsur
Dengan mengetahui letak periode dan golongan suatu unsur dalam
tabel periodik, kita dapat mengetahui sifat-sifat unsur tersebut. Nomor atom
menentukan jumlah elektron dan jumlah elektron menentukan konfigurasi
elektron yang menentukan periode dan golongan unsur. Sementara itu,
periode dan golongan menentukan sifat-sifat unsur.
Nomor Atom

Jumlah proton

Jumlah elektron

Konfigurasi elektron

Jumlah kulit Elektron valensi

Periode Golongan

Sifat-sifat unsur

Sifat unsur dibedakan menjadi dua, yaitu unsur


logam dan nonlogam. Unsur logam dan nonlogam
menempati posisi yang khas di dalam tabel periodik.
Unsur-unsur peralihan mem-
Unsur-unsur logam terdapat di sebelah kiri
punyai sifat ganda. Be dan
sedangkan unsur-unsur nonlogam terdapat di Al merupakan logam yang
sebelah kanan tabel periodik. memiliki beberapa sifat
Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur logam bukan logam dan disebut
unsur amfoter. Di samping
cenderung melepaskan elektron (energi ionisasi kecil), itu, B dan Si merupakan unsur
sedangkan unsur nonlogam menangkap elektron bukan logam yang memiliki
(keelektronegatifan besar). Pada tabel periodik, sifat- beberapa sifat logam, disebut
sifat logam semakin ke bawah semakin bertambah unsur metaloid.
sedangkan semakin ke kanan semakin berkurang.
Unsur bagian kiri tabel periodik (IA dan IIA) memiliki sifat logam
paling kuat, sedangkan unsur-unsur paling kanan (VIIA) mempunyai sifat
nonlogam paling kuat. Antara unsur logam dan nonlogam terdapat unsur
peralihan yang mempunyai sifat logam dan nonlogam sekaligus.
2. Massa Atom Relatif
Massa satu atom unsur atau massa satu molekul zat memiliki satuan
massa atom (sma). Penentuan massa atom dilakukan dengan cara
membandingkan massa atom yang akan ditentukan terhadap massa atom
unsur yang massanya telah ditetapkan (massa atom acuan). Dengan cara
ini, massa setiap atom dapat ditentukan.

26
Tabel Periodik Unsur
Pada tahun 1825, Jons Jacob Berzelius mendefinisikan massa atom suatu
unsur sebagai perbandingan massa satu unsur tersebut terhadap massa satu
atom hidrogen. Jika ada pernyataan bahwa massa atom karbon = 12, maka
bisa diartikan bahwa massa satu atom karbon 12 kali lebih besar daripada
massa satu atom hidrogen.
Atom karbon isotop 12
6C
merupakan atom paling stabil dibandingkan
atom-atom lain, sehingga paling cocok digunakan sebagai standar bagi
penentuan harga massa atom unsur-unsur.
Sejak tahun 1961 IUPAC mendefinisikan massa atom relatif (Ar) suatu
1
unsur adalah perbandingan massa satu atom unsur tersebut terhadap kali
12
massa satu atom karbon-12 (C-12). Hubungan tersebut dapat dinyatakan:
massaatomX
ArX
1
massa C  12
12

D. Sifat Keperiodikan Unsur


Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara
beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur.
1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil.
Penjelasan:
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, kulit atom bertambah (ingat
jumlah kulit=nomor periode), sehingga jari-jari atom juga bertambah besar.
b. Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap tetapi muatan inti (nomor atom)
dan jumlah elektron pada kulit bertambah. Hal tersebut mengakibatkan
gaya tarik-menarik antara inti dengan kulit elektron semakin besar
sehingga jari-jari atom makin kecil.
q
Tabel 2.5 Jari-jari Atom Beberapa Unsur (A)

Li 1,55 Be 1,12 B 0,98 C 0,77 N 0,75 O 0,74 F 0,72


Na 1,90 Mg 1,60 Al 1,43 Si 1,11 P 1,06 S 1,02 Cl 0,99
K 2,35 Ca 1,98 Ga 1,22 Ge 1,22 As 1,19 Se 1,16 Br 1,14
Rb 2,48 Sr 2,15 In 1,41 Sn 1,41 Sb 1,38 Te 1,35 I 1,33
Cs 2,67 Ba 2,21 Tl 1,75 Pb 1,75 Bi 1,46

27
Kimia Kelas X
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron kedua disebut energi ionisasi kedua
dan seterusnya. Bila tidak ada keterangan khusus maka yang disebut energi
ionisasi adalah energi ionisasi pertama.
Dapat disimpulkan keperiodikan energi ionisasi sebagai berikut.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin
berkurang.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan energi ionisasi cenderung bertambah.
Kecenderungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambah
sehingga daya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron
semakin mudah dilepas dan energi yang diperlukan untuk
melepaskannya makin kecil.
b. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap elektron
semakin besar sehingga elektron semakin sukar dilepas. Energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron tentunya semakin besar.

Tabel 2.6 Energi Ionisasi Pertama Unsur-unsur dalam Tabel Periodik Unsur (kJ/mol)
IA VIIIA
1312 IIA IIIA IVA VA VIA VIIA 2372
520 900 801 1086 1402 1314 1681 2081
96 738 IIIB IVB VB VIB VIIB VIIIB IB IIB 578 789 1012 1000 1251 1521
419 590 631 658 650 653 717 759 758 737 746 906 579 782 947 941 1140 1351
403 550 616 660 664 685 702 711 720 805 731 868 558 709 834 869 1008 1170
376 503 538 547 680 761 770 760 840 880 870 890 1007 589 716 703 812 1037
– – –

2.500 He

Ne • triade
2.000
• massa atom
Ar • golongan
Energi Ionisasi

1.500 Kr
• periode
H Xe
• elektron valensi
Rn
1.000 • konfigurasi elektron
• jari-jari atom
500 Li
• afinitas elektron
Na Rb
K Cs • energi Ionisasi
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Nomor Atom
Gambar 2.1 Grafik kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur

28
Tabel Periodik Unsur
3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom
netral dalam wujud gas pada waktu menerima satu elektron sehingga
terbentuk ion negatif.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas elektron semakin
kecil.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar.
Penjelasan:
Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan
dengan tanda negatif (-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil,
energi diperlukan/diserap dinyatakan dengan tanda positif (+).
Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingkan
dengan energi ionisasi.
Tabel 2.7 Harga Afinitas Elektron Beberapa Unsur (kJ)/mol)

Li 60,4 B 27 C 123 N 7 O 142,5 F 331,4

Na 52,2 Al 45 Si 135 P 72,4 S 202,5 Cl 352,4


K 48,9 Ga 30 Ge 120 As 178 Se 197 Br 327,9
Rb 47,7 In 29 Sn 122 Sb 102 Te 192,1 I 298,4
Cs 46,0 Tl 30 Pb 110 Bi 110 Po 190 At 270

Unsur-unsur halogen (Gol. VII A) mempunyai afinitas elektron paling


besar/paling negatif yang berarti paling mudah menerima elektron.
Kecenderungan afinitas elektron menunjukkan pola yang sama dengan
pola kecenderungan energi ionisasi.
+400

+300
Be
Mg
+200
Ca
+100
Ne Ar
He N
0
B
AI P
Li Na K
–100 H
O
C Si
–200 S

–300
CI
–400
5 10 15 20

Gambar 2.2 Grafik kecenderungan afinitas elektron 20 unsur pertama dalam TPU

29
Kimia Kelas X
4. Keelektronegatifan
Adalah suatu bilangan yang menyatakan ke-
cenderungan suatu unsur menarik elektron dalam
Pada Tabel Periodik
suatu molekul senyawa. Mendeleyev, salah satu
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah ke- kelemahan ditunjukkan de-
elektronegatifan semakin berkurang. ngan penempatan Telurium
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan ke- (Te) yang lebih berat (Ar =
elektronegatifan semakin bertambah. 128) mendahului Iodin (I)
yang lebih ringan (Ar = 127).
Penjelasan: Penempatan terbalik ini
Tidak ada sifat tertentu yang dapat diukur untuk terpaksa dilakukan untuk
menetukan/membandingkan keelektronegatifan mempertahankan kemiripan
sifat unsur dalam satu
unsur-unsur. golongan. I lebih menunjuk-
Energi ionisasi dan afinitas elektron berkaitan kan kemiripan sifat dengan
dengan besarnya daya tarik elektron. Semakin besar F, Cl, dan Br sedangkan Te
lebih menunjukkan ke-
daya tarik elektron semakin besar energi ionisasi, juga
miripan sifat dengan O, S,
semakin besar (semakin negatif) afinitas elektron. dan Se.
Jadi, suatu unsur (misalnya fluor) yang mempunyai
energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar akan
mempunyai keelektronegatifan yang besar.
Semakin besar keelektronegatifan, unsur cenderung makin mudah
membentuk ion negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung makin
sulit membentuk ion negatif, dan cenderung semakin mudah membentuk ion
positif.

Tabel 2.8 Skala Elektronegativitas Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik Unsur


IA VIIIA
2,20 IIA IIIA IVA VA VIA VIIA *
0,98 1,57 2,04 2,55 3,04 3,44 3,98 *
0,93 1,31 IIIB IVB VB VIB VIIB VIIIB IB IIB 1,61 1,90 2,19 2,58 3,16 *
0,82 1,00 1,36 1,54 1,63 1,66 1,55 1,83 1,88 1,91 1,90 1,65 1,81 2,01 2,18 2,55 2,96 *
0,82 1,95 1,22 1,33 1,60 2,16 1,90 2,20 2,28 2,20 1,93 1,69 1,78 1,96 2,05 2,10 2,66 *
0,79 0,79 1,10 1,30 1,30 2,36 1,90 2,20 2,20 2,28 2,54 2,00 2,04 2,33 2,00 2,00 2,20 *
– – –

Diketahui konfigurasi elektron beberapa Tentukan letak unsur tersebut dalam


unsur sebagai berikut. tabel periodik!
A : 2, 8, 5 Jawab:
B : 2, 8, 8, 2 A : Periode 3 Golongan VA
C : 2, 4 B : Periode 4 Golongan IIA
C : Periode 2 Golongan IVA

30
Tabel Periodik Unsur
Jawablah soal-soal berikut!
1. Lengkapi tabel konfigurasi elektron unsur golongan VIIA berikut!

Periode Unsur NA K L M N O P

1
2 F 9
3 Cl 17
4 Br 35
5 I 53
6 At 85
7

2. Jika massa atom relatif litium 6,941 dan kalium 39,19 maka:
a. Menurut hukum Triade berapa massa atom relatif dari natrium?
b. Bagaimana Dobereiner menyusun hukum tersebut?
3. Tentukan golongan dan periode unsur Na, Ar, Si, P, dan Cs jika nomor
atomnya berturut-turut 11, 18, 14, 15, dan 55.

Tabel periodik unsur modern yang digunakan sekarang pada dasarnya


merupakan penyempurnaan dari sistem periodik bentuk pendek yang
disusun Mendeleyev.
Identifikasikan keistimewaan Tabel Periodik Mendeleyev sehingga
diterima oleh banyak masyarakat ilmiah!

31
Kimia Kelas X
Senyawa Kompleks dari Garam Logam Alkali
Logam-logam alkali mempunyai potensial ionisasi pertama yang cukup
rendah sehingga mudah membentuk ion dengan muatan +1. Dalam
senyawanya logam-logam alkali umumnya mempunyai bilangan oksidasi +1.
Ion-ion logam alkali sulit membentuk ion kompleks dengan anion-anion
sederhana atau ligan netral monodentat. Dengan ligan polidentat yang dapat
membentuk sepit, garam-garam logam alkali dapat membentuk kompleks yang
lebih stabil. Sintesis senyawa kompleks dari garam-garam logam alkali dengan
ligan-ligan yang merupakan basa nitrogen dilakukan dalam kondisi bebas
oksigen dan uap air serta di bawah lindungan gas argon. Dalam sintesisnya,
isolasi uap air yang tidak sempurna dapat menghasilkan senyawa-senyawa
kompleks dengan molekul air terkoordinasi pada ion logam alkali.

1. Unsur-unsur dalam sistem periodik dikelompokkan berdasarkan logam


nonlogam, hukum Triade Dobereiner, hukum Oktaf Newland, hukum
Mendeleyev, dan tabel periodik modern.
2. Berdasarkan konfigurasi elektronnya, unsur-unsur dalam Tabel Periodik Unsur
dikelompokkan ke dalam golongan dan periode.
3. Sifat unsur dibedakan menjadi dua, yaitu logam dan nonlogam. Dalam tabel
periodik dari kiri ke kanan sifat logamnya semakin berkurang.
4. Sifat keperiodikan unsur meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
elektron, dan keelektronegatifan.

32
Tabel Periodik Unsur
A. Pilihlah jawaban yang tepat! b. Li memiliki sifat sama dengan
Na.
1. Penyusunan unsur-unsur pertama
c. Be memiliki sifat sama dengan
kali dilakukan oleh . . . .
F.
a. Dobereiner
d. B memiliki sifat sama dengan Mg.
b. Mendeleyev
e. C memiliki sifat sama dengan N.
c. Moseley
d. Lothar Meyer 5. Kelemahan penyusunan atom
e. Newlands dengan teori Oktaf yaitu . . .
a. Terdapat beberapa atom yang
2. Penyusunan unsur ada yang di-
memiliki massa lebih tinggi
lakukan dengan mengurutkan
berada pada urutan yang lebih
unsur-unsur berdasarkan kenaikan
rendah.
massa atomnya menjadi tiga-tiga.
b. Urutan kenaikan massa atom
Menurut cara pengelompokannya,
tidak kontinu.
jika unsur A massa atomnya 16 dan
c. Beberapa unsur yang menurut
unsur C massa atomnya 23 maka
hitungan terdapat pada satu
massa unsur atom B yaitu . . . .
kelompok, tetapi sifatnya tidak
a. 17 d. 27
sama.
b. 19 e. 28
d. Penyusunan berdasarkan ke-
c. 21
naikan massa atom banyak
3. Massa atom unsur Cl, Br, dan I kelemahannya.
berturut-turut 35, 80, dan 127. e. Sistem oktaf hanya berlaku
Ketiganya disusun berdasarkan pada unsur-unsur dengan
kenaikan massa atom maka ketiga- nomor massa kecil.
nya memiliki persamaan . . . .
a. massa jenis 6. Kelebihan pengelompokan unsur
b. titik didih dari Mendeleyev yaitu . . .
c. titik leleh a. Semua unsur tidak ada yang
d. sifat fisis dan kimia tidak memiliki tempat.
e. sifat intrinsik b. Semua unsur dalam satu
golongan mempunyai sifat sama
4. Diketahui 10 unsur yang diurutkan c. Diprediksinya suatu unsur yang
menurut kenaikan nomor massanya saat itu belum ditemukan.
sebagai berikut. d. Dalam satu periode tidak ada
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 unsur yang memiliki nomor
H Li Be B C N O F Na Mg massa berada di belakang unsur
Pernyataan yang benar menurut yang memiliki nomor massa
teori Oktaf yaitu . . . lebih besar.
a. H memiliki sifat sama dengan e. Penempatan unsur-unsur men-
Na. jadi lebih pendek/sederhana.

33
Kimia Kelas X
7 . Dalam tabel periodik Mendeleyev 11. Suatu unsur mempunyai konfigurasi
terdapat beberapa ramalan yang elektron 2, 8, 18, 7. Unsur tersebut
didasarkan atas . . . terletak pada golongan . . . .
a. Sifat fisis unsur dalam satu a. IA
golongan. b. IIA
b. Pembagian massa atom sebelum c. VA
dan sesudah unsur tersebut d. VIA
dalam satu golongan. e. VII A
c. Kereaktifan terhadap zat-zat
12. Ion Sr 2+ mempunyai konfigurasi
tertentu.
elektron 2, 8, 18, 8. Unsur tersebut
d. Massa jenis zat dalam satu
terletak pada periode . . . .
golongan.
a. 3 d. 6
e. Jumlah protonnya.
b. 4 e. 7
8. Di bawah ini merupakan ciri yang c. 5
ditunjukkan oleh tabel periodik
13. Kation Ca 2+ memiliki konfigurasi
unsur modern, kecuali . . . .
elektron 2, 8, 8. Atom unsur tersebut
a. terdapat 18 golongan
terletak pada . . . .
b. terdapat 8 periode
a. golongan IIA periode 3
c. periode terbanyak berisi 32
b. golongan IIA periode 4
unsur
c. golongan IIIA periode 4
d. golongan terbanyak berisi 9
d. golongan IVA periode 2
unsur
e. golongan VIA periode 3
e. terdapat golongan transisi luar
dan transisi dalam 14. Suatu atom mempunyai nomor
massa 80 dan memiliki jumlah
9. Di bawah ini merupakan nama
neutron 45. Unsur tersebut terletak
golongan pada Tabel Periodik Unsur
pada . . . .
(TPU) modern, kecuali . . . .
a. golongan IA periode 6
a. golongan IA : Alkali
b. golongan IIA periode 6
b. golongan IIA : Alkali tanah
c. golongan VIA periode 1
c. golongan VA : Halogen
d. golongan VIA periode 2
d. golongan VIA : Kalkogen
e. golongan VIIA periode 4
e. golongan VIIIA : Gas mulia
15. Suatu atom memiliki neutron yang
10. Periode dalam tabel periodik unsur
jumlahnya sama dengan protonnya.
menyatakan banyaknya . . . .
Atom tersebut mempunyai nomor
a. elektron pada kulit terluar
massa 40. Atom tersebut terletak
b. neutron dalam inti
pada . . . .
c. kulit elektron
a. golongan IIA periode 4
d. orbital elektron
b. golongan IVA periode 2
e. proton dalam inti
c. golongan IVA periode 5
d. golongan VA periode 4
e. golongan VA periode 5

34
Tabel Periodik Unsur
Untuk soal nomor 16 s.d. 19. 20. Suatu atom memiliki 4 kulit elektron
Diketahui 5 unsur dengan data sebagai dan 6 elektron valensi. Jika atom
berikut. tersebut memiliki jumlah neutron 45,
unsur tersebut memiliki nomor
Unsur Nomor Massa Jumlah Neutron
massa . . . .
A 19 10 a. 24
B 24 12 b. 34
C 32 16 c. 45
D 35 18 d. 69
E 39 20
e. 79
16. Dari data tersebut unsur-unsur yang B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
terletak dalam satu golongan adalah
.... 1. Apakah tujuan para ahli kimia
a. A dan C mengelompokkan unsur?
b. A dan D 2. Diketahui konfigurasi elektron be-
c. B dan C berapa atom unsur sebagai berikut.
d. B dan D a. X = 2, 8, 8, 2
e. B dan E b. Y = 2, 8, 18, 3
17. Dari tabel tersebut unsur yang terletak c. Z = 2, 8, 18, 7
dalam satu periode adalah . . . . Terletak pada periode dan golongan
a. A, B, C berapakah unsur-unsur tersebut?
b. A, B, D
3. Sebutkan ciri-ciri tabel periodik
c. B, C, D
modern!
d. B, D, E
e. C, D, E 4. Terletak pada periode dan golongan
berapakah unsur-unsur di bawah
18. Dari tabel di atas atom yang terletak
ini?
pada golongan alkali adalah . . . .
a. A a. 23
11Na
b. B b. 27
13 Al
c. C
d. D c. 32
16 S
e. E
d. 85
37 Rb
19. Dari tabel di atas atom yang cenderung
bermuatan positif adalah . . . . e. 80
35 Br
a. A dan C f. 210
85 At
b. A dan D
c. B dan C
d. B dan D
e. B dan E

35
Kimia Kelas X
5. Diketahui beberapa unsur dengan 7 . Mengapa golongan halogen me-
nomor atom sebagai berikut. miliki afinitas elektron terbesar?
a. X (NA 2)
8. a. Apakah hasil temuan Dobereiner?
b. Y (NA 6)
b. Sebutkan pokok-pokok penge-
c. Z (NA 9)
lompokan atom dengan teori
d. A (NA 10)
Triade.
e. B (NA 11)
Manakah dari unsur-unsur tersebut 9. Apakah yang dimaksud dengan:
yang memiliki afinitas elektron a. energi ionisasi pertama,
b. energi ionisasi kedua?
a. terbesar,
b. terkecil? 10. Mengapa jari-jari atom Al (NA =13)
lebih kecil daripada jari-jari atom
6. Berdasarkan sifat keperiodikan
Mg(NA = 12) dalam satu periode?
energi ionisasi, bagaimana ke-
cenderungan unsur-unsur:
a. dalam satu golongan,
b. dalam satu periode?

36
Tabel Periodik Unsur
III Ikatan Kimia

Jika benda yang kita


lihat sehari-hari diamati di
bawah mikroskop (misalnya
kepingan es batu) maka
akan tampak struktur dari
benda tersebut. Struktur dari
benda tersebut sangat unik
dan indah. Es batu terbentuk
dari molekul-molekul air yang
mengandung ikatan antara
atom hidrogen dan oksigen.
Jenis ikatan apakah yang
terjadi dalam es batu
tersebut?

Diharapkan Anda mampu memahami pembentuk-


an jenis-jenis ikatan kimia beserta sifat-sifat fisisnya
setelah mempelajari bab ini.

37
Kimia Kelas X
Kaidah Oktet, Duplet

Ikatan Kimia

Ikatan Ion Ikatan Kovalen Ikatan Logam

Kovalen Koordinasi Polarisasi Ikatan Kovalen

38
Ikatan Kimia
Pada umumnya unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali
pada suhu tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang
disebut sebagai molekul. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa secara energi,
kelompok-kelompok atom atau molekul merupakan keadaan yang lebih stabil
dibanding unsur-unsur dalam keadaan bebas.

A. Terbentuknya Ikatan Kimia


Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk
molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi, sedangkan gaya-
gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang
dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur ingin
memiliki struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu
struktur elektron gas mulia (Golongan VIII A).
Tabel Struktur Elektron Gas Mulia

Unsur Nomor Atom K L M N O P

He 2 2
Ne 10 2 8
Ar 18 2 8 8
Kr 36 2 8 18 8
Xe 54 2 8 18 18 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8

Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur


atau konfigurasi elektron seperti gas mulia atau 8
elektron pada kulit terluar disebut ”kaidah oktet”.
Sementara itu atom-atom yang mempunyai kecenderung-
• kaidah oktet
an untuk memiliki konfigurasi elektron seperti gas he-
• kaidah duplet
lium disebut ”kaidah duplet”.
Agar dapat mencapai struktur elektron seperti gas
mulia, antarunsur mengadakan hal-hal berikut.
1. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron).
Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan
atom yang menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga
terjadilah gaya elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang
berbeda muatan. Ikatan ini disebut ikatan ion.
2. Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom sehingga terbentuk
ikatan kovalen.
Selain itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu:
a. Ikatan logam,
b. Ikatan hidrogen,
c. Ikatan Van der Waals.

39
Kimia Kelas X
B. Jenis-Jenis Ikatan Kimia
1. Ikatan Ion (Ikatan Elektrovalen)
Ikatan ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik-
menarik antara ion positif dan ion negatif. Ion positif terbentuk karena unsur
logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion negatif terbentuk karena
unsur nonlogam menerima elektron. Ikatan ion terjadi karena adanya serah
terima elektron.
Atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin
mencapai keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia.
Ikatan ion terbentuk antara:
a. ion positif dengan ion negatif,
b. atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom
berafinitas elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan
atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
c. atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang
mempunyai keelektronegatifan besar.
Contoh:
Ikatan antara 11Na dengan 17Cl
K L M
11
Na : 2 8 1 o melepas 1 elektron, membentuk Na+ : 2 8
17
Cl : 2 8 7 m menerima 1 elektron, membentuk Cl– : 2 8 8

Na o Na+ + e–
Cl + e– o Cl–
–––––––––––––––––––– +
Na + Cl o Na+ + Cl–
Na+ + Cl– membentuk ikatan ion NaCl (natrium klorida)
Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut.
a. Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel
ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas
bergerak.
b. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik.
c. Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar
digores.
d. Titik leleh dan titik didihnya tinggi.
e. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.

40
Ikatan Kimia
2. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi antara unsur nonlogam dengan
unsur nonlogam yang lain dengan cara pemakaian bersama pasangan
elektron. Adakalanya dua atom dapat menggunakan lebih dari satu pasang
elektron. Apabila yang digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang
maka akan terbentuk ikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga. Jumlah
elektron valensi yang digunakan untuk berikatan tergantung pada kebutuhan
tiap atom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia (kaidah
duplet atau oktet).
Penggunaan bersama pasangan elektron digambarkan oleh Lewis
menggunakan titik elektron. Rumus Lewis merupakan tanda atom yang di
sekelilingnya terdapat titik, silang atau bulatan kecil yang menggambarkan
elektron valensi atom yang bersangkutan.

a. 1
H:1 (elektron valensi 1) dilambangkan:

b. 7
N : 2, 5 (elektron valensi 5) dilambangkan:

c. 8
O : 2, 6 (elektron valensi 6) dilambangkan:

d. 17
Cl : 2, 8, 7 (elektron valensi 7) dilambangkan:
Apabila dua atom hidrogen membentuk ikatan
maka masing-masing atom menyumbangkan sebuah
elektron dan membentuk sepasang elektron yang
digunakan bersama. Sepasang elektron bisa
• rumus Lewis
digantikan dengan sebuah garis yang disebut tangan
• tangan ikatan
ikatan.
• ikatan kovalen tunggal
• ikatan kovalen rangkap
H+ + H– o H : H
• ikatan kovalen rangkap
atau tiga
H – H

Jumlah tangan dapat menggambarkan jumlah ikatan dalam suatu


senyawa kovalen. Pada molekul H2 di atas ikatannya disebut ikatan kovalen
tunggal.
Molekul O2 terjadi dari dua atom oksigen dengan ikatan kovalen
rangkap, sedangkan pada molekul N2 terdapat tiga ikatan kovalen yang
disebut ikatan kovalen rangkap tiga.

O .. .. O atau O = O dan
..
. . ..
..

.. N .. .. N .. atau N __ N
..

41
Kimia Kelas X
Contoh:
Pembentukan ikatan antara 1H dengan 7N membentuk NH3.
Senyawa NH3
7
N:2 5
1
H:1
Atom nitrogen memerlukan tiga elektron untuk H N H
mendapatkan susunan elektron gas mulia, sedangkan
setiap atom hidrogen memerlukan sebuah elektron
H
untuk mempunyai konfigurasi elektron seperti gas
helium. Oleh karena itu, setiap atom nitrogen
memerlukan tiga atom hidrogen.
Sifat-sifat senyawa kovalen sebagai berikut.
a. Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misal H2, O2, N2, Cl2, CO2), cair
(misalnya: H2O dan HCl), ataupun berupa padatan.
b. Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik
antarmolekulnya lemah meskipun ikatan antaratomnya kuat.
c. Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa di antaranya dapat
berinteraksi dengan pelarut polar.
d. Larutannya dalam air ada yang menghantar arus listrik (misal HCl) tetapi
sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan,
leburan, atau larutannya.
Anda dapat memprediksi ikatan kimia apabila mengetahui konfigurasi
elektron dari atom unsur tersebut (elektron valensinya). Dari situ akan
diketahui jumlah kekurangan elektron masing-masing unsur untuk mencapai
kaidah oktet dan dupet (kestabilan struktur seperti struktur elektron gas mulia).
Jarak antara dua inti atom yang berikatan disebut panjang ikatan.
Sedangkan energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan disebut energi
ikatan. Pada pasangan unsur yang sama, ikatan tunggal merupakan ikatan
yang paling lemah dan paling panjang. Semakin banyak pasangan elektron
milik bersama, semakin kuat ikatan dan panjang ikatannya semakin kecil/
pendek.
Contoh: __
Ikatan : N–N N=N N N
Panjang Ikatan (Å) : 1,47 1,24 1,10
Energi Ikatan (KJ/mol) : 163 418 941
a. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi karena
pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom
yang berikatan.

** + B o ** + B atau A oB

42
Ikatan Kimia
Tanda (o) menyatakan sumber pasangan elektron yang dipakai
bersama. Ikatan kovalen koordinat dapat terjadi antara suatu atom yang
mempunyai pasangan elektron bebas dan sudah mencapai konfigurasi
oktet dengan atom lain yang membutuhkan dua elektron dan belum
mencapai konfigurasi oktet.
Contoh:
Senyawa SO3
15
S : 2, 8, 6 8
O : 2, 6

Ikatan koordinat

Ikatan kovalen

Ketika membuat rumus Lewis dari asam-asam oksi (misalnya asam


sulfat/H2SO4) lebih dahulu dituliskan bayangan strukturnya kemudian
membuat rumus Lewisnya yang dimulai dari atom hidrogen. Hal ini
untuk mengetahui jenis-jenis ikatan yang ada, antara ikatan kovalen atau
ikatan kovalen koordinat.
b. Polarisasi Ikatan Kovalen
Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbul-
kan kepolaran senyawa. Adanya perbedaan ke-
elektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan HG+ G-Cl
elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur
sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang
menyebabkan senyawa menjadi polar.
Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih
dekat pada Cl karena daya tarik terhadap elektronnya lebih besar
dibandingkan H. Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan
H – Cl. Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut menyebabkan
terjadinya ikatan kovalen polar.
Contoh:
1) Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3.
2) Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.
Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran
senyawanya ditentukan oleh hal-hal berikut.
1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya
bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka
senyawanya bersifat polar.

43
Kimia Kelas X
Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat diketahui dengan:

P=dul

Di mana:
P = momen dipol dalam satuan Debye (D)
d = muatan dalam satuan elektrostatis (ses)
l = jarak dalam satuan cm
2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya
bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris
maka senyawanya bersifat polar.

Kepolaran Senyawa
Tujuan
Mengetahui suatu larutan bersifat polar atau nonpolar.
Alat dan Bahan
1. statif 6. air
2. buret 7. aseton
3. corong 8. alkohol/etanol
4. batang politena 9. karbon tetraklorida
5. gelas kimia
Cara Kerja
1. Pasang buret pada statif.
2. Isi buret dengan air.
3. Gosokkan batang politena pada rambut.
4. Alirkan air dari buret ke dalam gelas kimia dan dekatkan batang politena
pada aliran air tersebut. Perhatikan gambar. Amati apa yang terjadi?

batang batang
politena politena

▲ ▲

Air CCl4
A B

5. Ulangi langkah 1–4 diganti dengan aseton, karbon tetaklorida, dan alkohol.

44
Ikatan Kimia
Hasil Pengamatan

Aliran Zat Cair


Bahan
Dibelokkan Tidak Dibelokkan

1. Air ..................... .....................


2. Aseton ..................... .....................
3. Karbon tetraklorida ..................... .....................
4. Etanol ..................... .....................

Pertanyaan:
1. Cairan manakah yang dipengaruhi oleh batang politena?
2. Apa yang ditunjukkan molekul-molekul cairan yang terpengaruh oleh
peristiwa tersebut?
3. Pada molekul air (H2O) terdapat 2 pasang elektron ikatan. Jika harga
elektronegativitas atom O = 3,5 dan H = 2,1; atom manakah yang lebih kuat
menarik elektron?
4. Berdasarkan hal tersebut lebih tertarik ke manakah pasangan elektron ikatan?
5. Atom manakah yang lebih bermuatan negatif dan positif? Jelaskan!
6. Molekul yang mengalami peristiwa di atas disebut molekul polar. Apa yang
dimaksud dengan molekul polar?

3. Ikatan Logam
Logam mempunyai sifat-sifat antara lain:
a. pada suhu kamar umumnya padat,
1. Ramalkan rumus se-
b. mengilap,
nyawa ion dari pasangan
c. menghantarkan panas dan listrik dengan baik, unsur berikut!
a. Mg (NA 12) dengan
d. dapat ditempa dan dibentuk.
Br (NA 35)
b. Ca (NA 20) dengan
Dalam bentuk padat, atom-atom logam tersusun
O (NA 8)
dalam susunan yang sangat rapat (closely packed). c. Ca (NA 20) dengan N
Susunan logam terdiri atas ion-ion logam dalam (NA 7)
lautan elektron. 2. Tentukan struktur Lewis
molekul berikut.
a. H2O b. CO2
(NA O = 8, H = 1, C = 6)

45
Kimia Kelas X
Dalam susunan seperti ini elektron valensinya relatif bebas bergerak
dan tidak terpaku pada salah satu inti atom.
Ikatan logam terjadi akibat interaksi antara elektron valensi yang bebas
bergerak dengan inti atau kation-kation logam yang menghasilkan gaya tarik.

Lautan elektron

(b) 1. Ambillah sebuah arang


(a) (c)
kemudian pukullah
dengan palu (atau
Dari kegiatan Tugas Mandiri yang Anda lakukan, pemukul lain).
dapat dilihat bahwa arang (ikatan kovalen antarkarbon) 2. Ambillah sepotong besi
akan hancur, sedangkan besi akan bengkok. Hal ini dapat dan pukullah dengan
palu juga.
terjadi karena lautan elektron pada kristal logam
memegang erat ion-ion positif pada logam, sehingga
apabila dipukul atau ditempa logam tidak akan pecah
tercerai berai tetapi bergeser (terlihat bengkok). Hal inilah
yang menyebabkan sifat logam ulet, dapat ditempa
maupun diulur menjadi kawat.

1. Ikatan kimia terjadi karena adanya 4. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi
kecenderungan atom-atom untuk akibat serah terima elektron.
memiliki susunan elektron stabil 5. Ikatan kovalen adalah ikatan yang
seperti gas mulia. terjadi karena penggunaan bersama
2. Ikatan kimia dapat berupa ikatan elektron valensi.
antara atom dengan atom dan dapat 6. Ikatan logam merupakan ikatan
pula antara molekul dengan yang terjadi karena adanya elektron-
molekul. elektron bebas dalam logam.
3. Ikatan yang terjadi antaratom dapat 7. Ikatan kovalen koordinasi adalah
berupa ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen yang terjadi karena
dan ikatan logam. pasangan elektron yang digunakan
bersama berasal dari salah satu atom
unsur yang berikatan.

46
Ikatan Kimia
A. Pilihlah jawaban yang tepat! c. perbedaan kereaktifannya besar
d. perbedaan nomor atomnya besar
1. Suatu unsur dengan nomor atom 9
e. perbedaan nomor massanya
akan mengadakan ikatan ion dengan
besar
unsur yang mempunyai nomor atom
.... 6. Molekul NH3BCl3
a. 17 d. 35
b. 19 e. 32 4 H 5
c. 15 ▲
•x

H• •
2. Jumlah pasangan elektron ikatan x NxH
•• 3


dalam molekul oksigen (NA : 8) yaitu
.... Cl •
x B • Cl
x
a. 1 d. 4 ▲ • x ▲
b. 2 e. 5 Cl 2
1
c. 3
Ikatan kovalen koordinasi ditunjuk-
3. Suatu atom Z mempunyai kon-
kan pada nomor . . . .
figurasi elektron 2, 8, 8, 2. Senyawa
a. 5 d. 2
yang dapat dibentuk oleh atom Z
b. 4 e. 1
yaitu . . . .
c. 3
a. HZ2 d. Z2(PO4)3
b. Z2SO4 e. ZF2 7. Di antara unsur-unsur di bawah ini
c. CaZ yang paling mudah melepas elektron
yaitu . . . .
4. Elektron yang berperan dalam ikatan a. 11Na d. 17Cl
kimia yaitu . . . . b. 12Mg e. 19K
a. elektron inti c. 14Si
b. elektron di kulit K
c. elektron valensi 8. Ikatan yang terjadi karena pengguna-
d. elektron di subkulit s an bersama pasangan elektron yang
e. elektron di kulit N disumbangkan oleh kedua atom
yang berikatan disebut . . . .
5. Ikatan elektrovalen mudah terjadi di a. ikatan ion
antara atom-atom yang . . . . b. ikatan kovalen
a. perbedaan keelektronegatifan- c. ikatan kovalen koordinat
nya besar d. ikatan kovalen rangkap dua
b. perbedaan elektron valensinya e. ikatan kovalen polar
besar

47
Kimia Kelas X
9. Pernyataan berikut yang bukan me- 14. Kecenderungan atom untuk ber-
rupakan sifat senyawa ion yaitu . . . . muatan positif disebabkan oleh . . . .
a. rapuh dan mudah hancur a. afinitas elektronnya besar
b. titik lelehnya relatif tinggi b. energi ionisasinya kecil
c. larutannya dapat menghantar- c. keelektronegatifannya besar
kan arus listrik d. potensial ionisasinya besar
d. lelehannya dapat menghantar- e. keelektropositifannya sedang
kan arus listrik
e. mudah larut dalam air 15. Unsur A memiliki konfigurasi
elektron 2, 8, 2.
10. Senyawa yang mempunyai ikatan Unsur B memiliki konfigurasi
ion dan kovalen yaitu . . . . elektron 2, 8, 6.
a. NaCl d. SO3 Apabila A dan B bergabung akan
b. H2SO4 e. NH3 menghasilkan . . . .
a. senyawa kovalen AB
c. KOH
b. senyawa kovalen A6B6
11. Diketahui keelektronegatifan unsur c. senyawa ionik AB
A = 5, B = 3, C = 4, D = 2,5. Senyawa d. senyawa ionik A2B
yang paling polar yaitu . . . . e. senyawa ionik AB2
a. BA d. DA
16. Suatu unsur dengan konfigurasi
b. CA e. BC
elektron 2, 8, 6 . . . .
c. CD
a. dapat membentuk senyawa
12. Susunan elektron valensi gas mulia ionik dengan natrium
di bawah ini oktet, kecuali . . . . b. merupakan unsur logam
a. Xe d. Ne c. dapat membentuk ion dengan
b. Kr e. He muatan 2+
c. Ar d. hanya dapat bereaksi dengan
unsur nonlogam
13. Kestabilan gas mulia dijadikan pijak- e. memiliki 6 proton dalam setiap
an atom-atom yang lain untuk men- atomnya
capai kestabilan yang disebut
dengan hukum oktet. Cara-cara yang 17. Berikut ini merupakan sifat logam
ditempuh untuk menjadi stabil yang berkaitan dengan ikatan yang
seperti struktur elektron gas mulia, terjadi pada logam, yaitu . . . .
kecuali . . . . a. daya hantar listrik dan panas
a. pelepasan elektron dari logam yang sangat baik
b. penyerapan elektron b. massa jenis logam sangat besar
c. memasangkan elektron dan keras
d. menerima pasangan elektron c. logam mudah melepaskan
e. menerima minimal dua pasang elektron valensinya
elektron d. mudah membentuk ikatan ion
dengan unsur nonlogam
e. titik didih dan titik lebur logam
sangat tinggi

48
Ikatan Kimia
18. Kepolaran suatu senyawa kovalen 24. Kelompok senyawa berikut yang
bergantung pada . . . . semuanya merupakan senyawa po-
a. jumlah elektron pada atom pusat lar yaitu . . . .
b. selisih momen dipol di antara a. HCl, HBr, NH3, H2O
atom-atom penyusun senyawa b. CO2, Cl2, Br2, H2O
c. gaya tarik antaratomnya c. H2, O2, CO, HCl
d. potensial antara dua atom d. MgO, NH3, CO, CO2
e. potensial ionisasi di antara dua e. SO2, Cl2, N2, NH3
atom penyusun senyawa
25. Senyawa di bawah ini yang ikatan
19. Senyawa di bawah ini bersifat polar,
antaratomnya terdiri dari dua buah
kecuali . . . .
ikatan kovalen rangkap dua yaitu . . . .
a. CO d. CO2
a. SO2 d. NO2
b. H2O e. SO3
b. SO3 e. Al2O3
c. BF3
c. CO2
20. Senyawa di bawah ini mempunyai
ikatan kovalen koordinasi, kecuali . . . . B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
a. amonia
1. a. Apa yang dimaksud dengan
b. belerang dioksida
ikatan logam?
c. belerang trioksida
b. Dengan adanya ikatan logam
d. dinitrogen trioksida
jelaskan mengapa logam me-
e. dinitrogen pentaoksida
miliki titik didih dan titik leleh
21. Bahan berikut yang dapat meng- yang tinggi, serta bersifat
hantarkan listrik melalui pergerakan konduktor yang baik?
ion-ionnya yaitu . . . .
2. Apakah syarat terjadinya:
a. larutan NaCl
a. ikatan kovalen polar,
b. raksa
b. ikatan kovalen nonpolar?
c. grafit
d. logam tembaga 3. Kelompokkan senyawa berikut
e. lelehan timbal mana yang termasuk ikatan kovalen
polar dan mana yang termasuk
22. Suatu unsur X dapat membentuk
ikatan kovalen nonpolar!
senyawa Na2X, XO2, dan XO3. Unsur
a. Cl2 f. NH3
X tersebut yaitu . . . .
b. HCl g. BF3
a. karbon d. nitrogen
c. CO2 h. BeCl2
b. klorin e. sulfur
d. H2O i. HBr
c. timbal
e. H2S j. CH4
23. Di antara bahan berikut yang me-
4. Mengapa senyawa Cl2 dapat terjadi,
rupakan konduktor listrik terbaik
sedangkan Na2 tidak dapat terjadi?
dalam bentuk lelehannya yaitu . . . .
a. asam etanoat 5. Apakah syarat terjadinya ikatan
b. gula kovalen koordinasi?
c. sulfur 6. Sebutkan sifat-sifat senyawa yang
d. timbal(II) iodida berikatan kovalen!
e. lilin parafin

49
Kimia Kelas X
7. Tentukan jenis ikatan yang terjadi 10. Tulislah struktur Lewis untuk unsur-
dalam senyawa di bawah ini! unsur di bawah ini!
a. CaCl2 d. NaH a. Na (11) e. P (15)
b. CCl4 e. HCl b. Mg (12) f. S (16)
c. NH3 f. K2O c. Al (13) g. Cl (17)
8. Sebutkan sifat-sifat senyawa yang d. C (6) h. Ar (18)
berikatan ion! Bagaimana cara yang paling mungkin
agar unsur-unsur di atas dapat me-
9. Mengapa Xe yang telah memiliki
menuhi standar oktet?
struktur oktet masih mampu ber-
ikatan dengan atom lain?

50
Ikatan Kimia
A. Pilihlah jawaban yang tepat! 6. Model atom yang menjadi dasar
penyusunan konfigurasi elektron
1. Penemu elektron yaitu . . . .
dikemukakan oleh . . . .
a. J.J. Thomson
a. Dalton d. Niels Bohr
b. James Chadwick
b. Thomson e. Chadwick
c. Stoney
c. Rutherford
d. Goldstein
e. Goldsmith 8. Unsur Galium mempunyai dua
isotop yaitu 69-Ga dan 71-Ga. Jika
2. Eksperimen tetes minyak oleh
diketahui bahwa 3 dari lima atom
Millikan untuk menentukan . . . .
Galium adalah 69 Ga, massa atom
a. massa elektron
relatif (Ar) Galium yaitu . . . .
b. muatan elektron
a. 68 d. 70,0
c. massa proton
b. 69,8 e. 71,0
d. muatan proton
c. 69,0
e. massa neutron
9. Gambaran susunan partikel-partikel
3. Nomor massa dari atom yang dasar dalam atom disebut . . . .
mengandung 5 buah proton dan 6 a. konsep atom d. definisi atom
neutron yaitu . . . . b. model atom e. sejarah atom
a. 5 d. 16 c. teori atom
b. 6 e. 17
c. 11 10. Penemu proton yaitu . . . .
a. J.J. Thomson
4. Pernyataan yang tidak benar tentang b. James Chadwick
elektron valensi yaitu . . . . c. Stoney
a. elektron pada kulit terluar d. Goldstein
b. elektron yang berperan dalam e. Goldsmith
pembentukan ikatan kimia
11. Periode terpanjang dalam Sistem
c. elektron yang berenergi tinggi
Periodik Unsur terletak pada . . . .
d. elektron yang menentukan sifat
a. periode 3 d. periode 6
fisik zat
b. periode 4 e. periode 7
e. elektron yang menentukan sifat
c. periode 5
kimia
12. Unsur Y dengan konfigurasi elektron
5. Unsur yang tidak mempunyai
2, 8, 1 dapat membentuk ikatan ion
elektron valensi 2 memiliki nomor
dengan unsur lain yang konfigurasi
atom . . . .
elektronnya . . . .
a. 4 d. 30
a. 2, 8, 2 d. 2, 8, 6
b. 12 e. 32
b. 2, 8, 4 e. 2, 8, 7
c. 20
c. 2, 8, 5

51
Kimia Kelas X
13. Pernyataan di bawah ini yang tidak c. salah satu atom yang berikatan
sesuai dengan sifat-sifat senyawa ion d. unsur yang berupa gas
yaitu . . . . e. unsur yang keelektronegatifan-
a. dalam bentuk padatan bersifat nya besar
isolator
18. Diketahui nomor atom unsur sebagai
b. titik didih dan titik lelehnya
berikut:
relatif tinggi
H : 1, C : 6, N : 7, O : 8, S : 16, Cl : 17.
c. dalam bentuk leburan bersifat
Senyawa di bawah ini yang mem-
isolator
punyai ikatan kovalen koordinat
d. larut dalam pelarut polar
yaitu . . . .
e. dalam bentuk larutan bersifat
a. H2O d. H2SO4
konduktor
b. NH3 e. CH4
14. Ikatan yang terjadi karena pe- c. CCl4
makaian bersama pasangan elektron
19. Nomor atom dari unsur X dan Y
dari kedua atom yang berikatan
masing-masing 16 dan 7. Rumus dan
disebut . . . .
jenis ikatan yang terbentuk jika
a. ikatan ion
kedua unsur tersebut berikatan yaitu
b. ikatan kovalen
....
c. ikatan kovalen koordinat
a. XY6, elektrovalen
d. ikatan kovalen rangkap dua
b. XY2, elektrovalen
e. ikatan non polar
c. X2Y, elektrovalen
15. Ikatan ion terjadi antara . . . . d. X2Y, kovalen
a. unsur logam dengan unsur logam e. XY2, kovalen
b. unsur logam dengan unsur non-
20. Jika nomor atom N : 7, jumlah pasang-
logam
an elektron yang dipakai bersama
c. unsur logam dengan unsur
dalam molekul N2 yaitu . . . .
golongan transisi
a. 1 d. 4
d. unsur nonlogam dengan unsur
b. 2 e. 5
nonlogam
c. 3
e. unsur golongan utama dengan
unsur golongan transisi 21. Partikel yang mempunyai massa 1
amu dan bermuatan positif yaitu . . . .
16. Ikatan kovalen terdapat pada
a. proton d. deutron
senyawa . . . .
b. elektron e. neutron
a. HCl d. BaCl2
c. positron
b. NaCl e. MgCl2
c. KCl 22. Pernyataan yang tidak benar mengenai
17. Ikatan kovalen koordinat terjadi konsep model atom Rutherford–
pada pemakaian bersama satu atau Bohr yaitu . . .
lebih pasangan elektron yang berasal a. Atom terdiri atas inti yang ber-
dari . . . . muatan positif.
a. unsur logam b. Atom haruslah mempunyai
b. unsur nonlogam sifat-sifat listrik.

52
Latihan Ulangan Blok 1
c. Elektron hanya terdapat pada 27. Ilmuwan yang memperbaiki teori
lintasannya. atom Rutherford dengan mengada-
d. Elektron tidak dapat berpindah kan percobaan spektrum hidrogen
ke sembarang kedudukan. yaitu . . . .
e. Elektron berputar mengelilingi a. Dalton
inti dengan lintasan tertentu. b. Thomson
c. Rutherford
23. Elektron dilambangkan dengan . . . .
d. Bohr
a. 11e d. –10e
e. Heisenberg
b. 01e e. –11e
c. –10e 28. Kelompok unsur yang termasuk
golongan aluminium yaitu . . . .
24. Pasangan yang merupakan isotop a. H, Li, Na, Rb, C, Fr
dari suatu unsur yaitu . . . . b. B, Al, Ga, In, Tl
a. 23
11
Na dengan 2312
Mg c. F, Cl, Br, I, At
b. 19K dengan 20Ca
40 40 d. He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn
c. 40 K dengan 27 Al e. N, P, As, Sb, Bi
19 13
d. 15P dengan 16S
31 32
29. Unsur yang paling kuat sifat ke-
e. 27
13
Al dengan 28
13
Al elektronegatifannya yaitu . . . .
a. 16S d. 9F
25. Di antara unsur-unsur: 20A, 16B, 14C,
b. 17Cl e. 35Br
D, dan 6E, pasangan yang memiliki
10 c. 8O
elektron valensi sama yaitu . . . .
a. A dan C d. B dan E 30. Pasangan senyawa di bawah ini yang
b. A dan D e. C dan E semuanya berikatan kovalen polar
c. B dan C yaitu . . . .
26. Teori atom Thomson menyatakan a. NaCl dan NH3
.... b. Cl2 dan CH4
a. semua materi tersusun atas c. HCl dan Cl2
partikel-partikel kecil yang tidak d. HCl dan H2O
dapat dimusnahkan atau e. H2O dan NaCl
diciptakan
b. benda tersusun atas partikel B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
yang sangat kecil dan disebut 1. Apakah kelemahan mendasar dari
atom model atom Rutherford? Jelaskan!
c. atom-atom suatu unsur tertentu
2. Bagaimana percobaan Rutherford
identik, artinya memiliki berat,
dapat membawa kepada penemuan
ukuran, dan sifat-sifat yang sama
neutron? Jelaskan!
d. atom adalah bola bermuatan
positif dan di permukaannya 3. Sebutkan penemu proton, neutron,
tersebar elektron yang bermuat- dan elektron!
an negatif
e. atom merupakan suatu bola
berongga

53
Kimia Kelas X
4. Tulislah nomor atom dan nomor 7. Sebutkan partikel-partikel subatom
massa serta lambang dari atom yang dan tuliskan juga lambang masing-
mengandung: masing partikel tersebut!
a. 28 proton dan 31 neutron,
8. Klorin (NA 17) di alam terdiri dari
b. 24 proton dan 28 neutron,
dua isotop dengan kelimpahan 35Cl
c. 4 proton dan 5 neutron,
sebanyak 75% dan 37Cl sebanyak
d. 7 proton dan 8 neutron.
25%. Tentukan massa atom relatif-
5. Berikut ini lambang atom beberapa nya!
unsur: 9. Tentukan jumlah proton, neutron,
16
8
O, 157N, 199F, 20
10
Ne, 147N, 158O, 136C, 137N dan elektron yang terdapat dalam
Sebutkan yang termasuk isotop, atom: 56
26
Fe, 39
19
K, 108
47
Ag, 238
92
U, 137
56
Ba!
isoton, dan isobar! 10. Tuliskan konfigurasi elektron dari
6. Tentukan elektron valensi dari unsur ion-ion berikut:
yang bernomor atom 11, 13, 14, 19, Al3+(13Al); Cl–(17Cl); Na+(11Na); S2–(16S).
20, 36, dan 38!

54
Latihan Ulangan Blok 1
Tatanama Senyawa dan
IV Persamaan Reaksi Sederhana

Pernahkah Anda mem-


bakar kayu? Berubah men-
jadi apakah kayu yang telah
Anda bakar? Pembakaran
kayu merupakan salah satu
contoh reaksi kimia. Kayu
yang terbakar akan meng-
alami perubahan wujud.
Hasil pembakaran yang
berupa abu, gas CO2, dan
uap air tidak dapat berubah
menjadi kayu kembali.

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan


mampu menuliskan nama senyawa anorganik dan
organik serta menyetarakan persamaan reaksi sederhana.

55
Kimia Kelas X
Tatanama Senyawa dan
Persamaan Reaksi Sederhana

Rumus Tata Nama Persamaan


Kimia Senyawa Reaksi

56
Tatanama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana
Simbol yang digunakan untuk mengenali suatu molekul dinamakan rumus
kimia. Bagaimanakah penggunaan rumus kimia beserta tatanama senyawanya?
Materi berikut akan membahas permasalahan tersebut.

A. Rumus Kimia
Rumus kimia zat menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom yang
terdapat dalam zat itu. Angka yang menyatakan jumlah atom suatu unsur dalam
rumus kimia disebut angka indeks. Rumus kimia zat dapat berupa rumus molekul
atau rumus empiris.
1. Rumus Molekul
Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari
unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus molekul
menyatakan susunan sebenarnya dari molekul zat.
Contoh:
a. Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu molekul air
terdapat dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.
b. Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam satu molekul
glukosa terdapat 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.

2. Rumus Empiris
Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil
atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa. Rumus kimia
senyawa ion merupakan rumus empiris.
Contoh:
a. Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Na+ dan
ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1. Rumus kimia natrium klorida NaCl.
b. Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Ca2+ dan
ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1. Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.
Pada kondisi kamar, sebagian unsur-unsur ada yang membentuk
molekul-molekul. Rumus kimia unsur-unsur semacam ini tidak digambarkan
hanya dengan lambang unsurnya, melainkan unsur beserta jumlah atom
yang membentuk molekul unsur tersebut.
Contoh:
a. Rumus kimia gas oksigen yaitu O2, berarti rumus kimia gas oksigen
terdiri atas molekul-molekul oksigen yang dibangun oleh dua atom
oksigen.
b. Rumus kimia fosfor yaitu P4, berarti rumus kimia unsur fosfor terdiri
atas molekul-molekul fosfor yang tiap molekulnya dibentuk dari empat
buah atom fosfor.
Semua senyawa mempunyai rumus empiris. Senyawa molekul
mempunyai rumus molekul selain rumus empiris. Pada banyak senyawa,
rumus molekul sama dengan rumus empirisnya. Senyawa ion hanya

57
Kimia Kelas X
mempunyai rumus empiris. Jadi, semua senyawa yang mempunyai rumus
molekul, pasti memiliki rumus empiris. Namun, senyawa yang memiliki
rumus empiris, belum tentu mempunyai rumus molekul.
Contoh:

Senyawa Rumus Molekul Rumus Empiris

Air H2 O H2 O

Glukosa C6H12O6 CH2O

Langkah-langkah menentukan rumus empiris dan rumus molekul sebagai berikut.

Perbandingan y Perbandingan Perbandingan Rumus x Rumus


Massa Unsur Mol Jumlah Atom Empiris Molekul

Keterangan:
y : massa unsur dibagi dengan Ar
x : dikalikan dengan hasil perbandingan dengan Mr rumus molekul dan Mr rumus empiris

B. Tatanama Senyawa
Nama ilmiah suatu unsur mempunyai asal-usul yang bermacam-macam. Ada
yang didasarkan pada warna unsur seperti klorin (chloros = hijau), atau pada
salah satu sifat dari unsur yang bersangkutan seperti fosfor (phosphorus =
bercahaya) atau nama seorang ilmuwan yang sangat berjasa seperti einsteinium
(untuk albert einstein). Untuk mencegah timbulnya perdebatan mengenai nama
dan lambang unsur-unsur baru, Persatuan Kimia Murni dan Kimia Terapan
(International Union Of Pure and Applied Chemistry = IUPAC) menetapkan aturan
penamaan dan pemberian lambang untuk unsur-unsur temuan baru sebagai
berikut.
1. Nama berakhir dengan ium, baik untuk unsur logam maupun nonlogam.
2. Nama itu didasarkan pada nomor atom unsur, yaitu rangkaian akar kata
yang menyatakan nomor atomnya.
0 = nil 4 = quad 7 = sept
1 = un 5 = pent 8 = okt
2 = bi 6 = hex 9 = enn
3 = tri
3. Lambang unsur (tanda atom) terdiri atas tiga huruf yakni rangkaian huruf
awal dari akar yang menyatakan nomor atom unsur tersebut.
Contoh:
a. Unsur nomor atom 107
1 0 7
un nil sept + ium
Nama : Unnilseptium Lambang : Uns

58
Tatanama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana
b. Unsur nomor atom 105
1 0 5
un nil pent + ium
Nama : Unnilpentium Lambang : Unp
Namun, aturan penamaan IUPAC jarang digunakan.

Ada beberapa sistem penamaan yang didasarkan pada rumus kimia senyawa.
1. Tatanama Senyawa Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terbentuk dari dua macam
unsur yang berbeda (terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
a. Unsur yang berada di depan disebut sesuai dengan nama unsur tersebut.
b. Unsur yang berada di belakang disebut sesuai dengan nama unsur
tersebut dengan menambahkan akhiran -ida.
c. Jumlah atom unsur disebut dengan menggunakan angka Latin (jika
diperlukan).
Contoh:
NO : nitrogen monoksida
NO2 : nitrogen dioksida
AlCl : aluminium klorida
FeCl3 : besi(III) klorida
SnO : timah(II) oksida
Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai kation (ion positif)
dan unsur nonlogam sebagai anion (ion negatif).
Tabel 4.1 Beberapa Ion Positif (Kation)

Kation Bermuatan +1 Kation Bermuatan +2 Kation Bermuatan +3


dan +4

Rumus Nama Rumus Nama Rumus Nama


Na+ Natrium Mg2+ Magnesium Fe3+ Besi(III)
K+ Kalium Ca2+ Kalsium Cr3+ Kromium(III)
Ag+ Perak Sr2+ Stronsium Al3+ Aluminium
Li+ Litium Ba2+ Barium Co3+ Kobalt(III)
Cu+ Tembaga(I) Fe2+ Besi(II) Ni3+ Nikel(III)
Au+ Emas(I) Cu2+ Tembaga(II) Sn4+ Timah(IV)
Hg+ Raksa(I) Zn2+ Zink(seng) Pb4+ Timbal(IV)
Pb2+ Timbal(II) Au3+ Emas(III)
Sn2+ Timah(II) Pt4+ Platina(IV)
Ni2+ Nikel
Hg2+ Raksa(II)

59
Kimia Kelas X
Tabel 4.2 Beberapa Ion Negatif (Anion)

Lambang Ion Muatan Nama

F– –1 Fluorida
Cl– –1 Klorida
O 2–
–2 Oksida
Br– –1 Bromida
S 2–
–2 Sulfida
N3– –3 Nitrida
I– –1 Iodida

Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk senyawa,


jumlah muatannya harus nol. Sebagai contoh:
a. ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk senyawa
dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan netral setiap tiga ion
S2– yang mempunyai muatan –2 memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang
bermuatan +3,
b. ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk senyawa
dengan rumus kimia AlCl 3 = Aluminium klorida, sebab untuk
menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang bermuatan +3 memerlukan
tiga ion Cl– yang bermuatan –1.
Perhatikan beberapa contoh berikut.
BaCl2 : Barium klorida
AgBr : Perak(I) bromida
CuCl2 : Tembaga(II) klorida

2. Senyawa Biner Kedua-duanya Nonlogam


Senyawa biner kedua-duanya nonlogam merupakan senyawa yang
tersusun atas molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya ditandai
dengan awalan angka Yunani yang menyatakan jumlah atom nonlogam
diakhiri dengan akhiran –ida.
Awalan angka Yunani
Mono = 1 Heksa = 6
Di = 2 Hepta = 7
Tri = 3 Okta = 8
Tetra = 4 Nona = 9
Penta = 5 Deka = 10
Contoh:
CO : Karbon monoksida
CO2 : Karbon dioksida
N2O5 : Dinitrogen pentaoksida
PCl5 : Fosfor pentaklorida
SO3 : Belerang trioksida

60
Tatanama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana
3. Senyawa yang Tersusun Atas Ion-Ion Poliatom
Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal (ion monoatom) dan ion
yang tersusun atas gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion poliatom.
Cara pemberian nama senyawa yang tersusun atas kation dan anion
poliatomik yaitu, nama logam kation diikuti nama anionnya. Khusus untuk
logam golongan B disesuaikan dengan bilangan oksidasi unsur tersebut
dalam senyawanya.
Contoh:
NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
KCN : kalium sianida
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida (pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat (pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat (pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

Tabel 4.3 Beberapa Jenis Ion Poliatomik

Rumus Nama Rumus Nama Rumus Nama

NO3– Nitrat SO32– Sulfit PO33– Fosfit

NO2– Nitrit SO42– Sulfat PO43– Fosfat

CH3COO– Asetat CO32– Karbonat AsO32– Arsenit

ClO– Hipoklorit SiO32– Silikat AsO42– Arsenat

ClO2– Klorit CrO42– Kromat SbO33– Antimonit

ClO3– Klorat Cr2O72– Dikromat SbO43– Antimonat

ClO4– Perklorat C2O42– Oksalat NH4+ Amonium

CN– Sianida BrO– Hipobromit S2O32– Tiosulfat

OH– Hidroksida BrO3– Bromat MnO4– Manganat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nama senyawa ion


poliatomik sebagai berikut.
a. Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali ion amonium
(NH4+).
b. Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen, kecuali CN– dan
NH4+. Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran -it, dan
untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi akhiran -at. Contoh: SO32–
diberi nama sulfit sedangkan SO42- diberi nama sulfat.

61
Kimia Kelas X
c. Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu, apabila suatu senyawa
belum netral, ion-ion yang berbeda muatannya harus disamakan terlebih
dahulu dengan menambahkan angka indeks.
Contoh:
– Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan 2+ sedangkan NO3
bermuatan –1, untuk membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2.
– Ion Ca2+ dan ion PO43-. Oleh karena Ca bermuatan +2 dan PO4
bermuatan –3, untuk membentuk senyawa netral Ca harus dikalikan
3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.

4. Tatanama Senyawa Asam


Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan terlarut dan
terurai menghasilkan ion hidrogen (H+) dan ion negatif. Semua asam diawali
dengan hidrogen kecuali asam organik dan air. Pada umumnya asam
merupakan senyawa biner yang mengandung hidrogen, oksigen, dan unsur
nonlogam. Semua asam dinamai dengan awalan asam yang diikuti nama
ion negatifnya.
Tabel 4.4 Beberapa Nama Asam

Rumus Kimia Nama

HF Asam fluorida
HCl Asam klorida
HBr Asam bromida
HI Asam iodida
H2SO4 Asam sulfat
HClO Asam hipoklorit
HClO2 Asam klorit
HClO3 Asam klorat
• rumus kimia
HClO4 Asam perklorat
• rumus molekul
HNO3 Asam nitrat
• rumus empiris
H2C2O4 Asam oksalat
• rumus perbandingan
H3PO3 Asam fosfit
• senyawa biner
H3PO4 Asam fosfat
• ion poliatom
H2CrO4 Asam kromat
H2CO3 Asam karbonat

5. Tatanama Senyawa Hidrat


Beberapa senyawa yang berwujud kristal mampu mengikat air dari udara
atau bersifat higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut mengandung "air
kristal". Senyawa yang mengandung air kristal disebut hidrat. Kristal hidrat
tidak berair karena molekul air terkurung rapat dalam kristal senyawa.
Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan awalan angka Yunani yang
menyatakan banyaknya air kristal hidrat di akhir nama senyawa tersebut.

62
Tatanama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana
Contoh:
CuSO 4.5H 2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO 4.2H 2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO 3.10H 2O: natrium karbonat dekahidrat

Reaksi Kimia
Tujuan: Mengamati terbentuknya ciri-ciri reaksi kimia.
Alat dan Bahan
Rak tabung reaksi Larutan H2SO4 2 M
Tabung reaksi (9) Air
Pipet tetes Pita magnesium (Mg)
Penjepit tabung reaksi Keping pualam (CaCO3)
Pembakar spritus Larutan K2CrO4 0,1 M
Larutan Pb(CH3COO)2 0,1M Larutan KMnO4 0,05 M
Kristal Ba(OH)2.8H2O Larutan CuSO4 0,1 M
Kristal NH4Cl Larutan H2C2O4 0,2 M
Gamping CaO Larutan NaOH 2 M
Larutan HCl 3 M
Cara Kerja
1. Masukkan 3 mL larutan HCl 3 M ke dalam tabung reaksi kemudian
tambahkan kepingan pualam sebesar jagung.
2. Masukkan 3 mL larutan HCl 3 M ke dalam tabung reaksi kemudian
tambahkan pita magnesium sepanjang 5 cm. Rasakan perubahan suhu
dengan memegang dasar tabung reaksi.
3. Masukkan 2 mL larutan Pb(CH3COO)2 ke dalam tabung reaksi kemudian
tambahkan 1 mL larutan NaOH.
4. Masukkan 2 ml CuSO4 ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan 1 ml
larutan NaOH.
5. Masukkan 2 ml larutan K2CrO4 ke dalam tabung reaksi kemudian tetesi
dengan larutan H2SO4 sampai terjadi perubahan warna.
6. Masukkan 2 mL larutan H2C2O4 dan 2 mL H2SO4 kemudian tambahkan 5
tetes larutan KMnO4. Panaskan campuran jika tidak segera bereaksi.

63
Kimia Kelas X
7. Masukkan 4 mL air ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan sebongkah
(sebesar jagung) gamping. Rasakan perubahan suhu yang terjadi.
8. Masukkan 2 gram kristal Ba(OH)2.8H2O ke dalam tabung reaksi kemudian
tambahkan 2 g kristal NH4Cl.
9. Masukkan 3 mL larutan H2SO4 kemudian tambahkan 3 mL larutan NaOH.
Rasakan perubahan suhu larutan.
Catatlah semua perubahan yang menyertai setiap reaksi di atas.
Pertanyaan:
Dari sembilan reaksi kimia di atas, tentukan:
1. reaksi yang menghasilkan gas,
2. reaksi yang menghasilkan endapan,
3. reaksi yang menghasilkan perubahan warna,
4. reaksi yang menyebabkan perubahan suhu.

C. Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia
Dalam penulisan rumus yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi
kimia terdapat tiga ke-
mungkinan yang perlu disertai koefisiennya masing-masing.
diperhatikan yaitu: Persamaan reaksi yang sempurna disebut juga
1. Rumus empiris suatu persamaan reaksi yang telah setara. Syarat-syarat
zat dapat identik de-
ngan rumus molekul-
persamaan reaksi setara sebagai berikut.
nya. Misalnya: H 2 O, 1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu
CCl 4 , HCl, dan lain- sama.
lainnya.
2. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah
2. Rumus molekul dapat
merupakan pengganda-
reaksi selalu sama (memenuhi hukum kekekalan
an dari rumus empiris- massa).
nya. Misalnya: rumus 3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
empiris glukosa CH2O perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
dan rumus molekul
glukosa C6H12O6 atau perbandingan koefisien juga menyatakan per-
(CH2O)6. bandingan volume asalkan suhu dan tekanannya
3. Suatu zat dapat memilki sama).
rumus empiris, tetapi 4. Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan rumus
tidak mempunyai rumus kimia yang benar.
molekul. Misalnya: NaCl,
MgCl2, K2SO4, dan lain- 5. Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus dinyatakan
lain. dalam tanda kurung setelah rumus kimia.
Untuk membuat persamaan reaksi menjadi setara
diperbolehkan mengubah jumlah rumus kimia (jumlah
molekul atau satuan rumus), tetapi tidak boleh
mengubah rumus kimia zat-zat yang terlibat persamaan
reaksi. Jumlah satuan rumus kimia disebut koefisien.

64
Tatanama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana
Selain menggambarkan rumus kimia, persamaan reaksi yang sempurna
juga menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam reaksi. Wujud zat dalam
persamaan reaksi disingkat dengan:
(s) : solid (zat padat)
(l ) : liquid (zat cair)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(g) : gas
Contoh: H2(g) + O2(g) o H2O(l )

1. Tentukanlah koefisien reaksi dari asam nitrat dan hidrogen sulfida menghasilkan
nitorgen oksida, sulfur, dan air. Persamaan reaksinya dapat ditulis:
HNO3(aq) + H2S(g) o NO(g) + S(s) + H2O(l )
Jawab:
Cara yang termudah untuk menentukan koefisien reaksinya adalah dengan
memisalkan koefisiennya masing-masing a, b, c, d dan e sehingga:
a HNO3 + b H2S o c NO + d S + e H2O
Berdasarkan reaksi di atas:
atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
atom O : 3a = c + e l 3a = a + e l e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a l 2b = 3a l b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a
Maka agar terselesaikan diambil sembarang harga misalnya a = 2 berarti: b = d
= 3, dan e = 4 sehingga persamaan reaksinya:
2 HNO3 + 3 H2S o 2 NO + 3 S + 4 H2O
Persamaan reaksi di atas dapat dibaca: dua senyawa asam nitrat dan tiga
senyawa hidrogen sulfida akan menghasilkan dua senyawa nitrogen oksida,
tiga atom sulfur, dan empat molekul air.
2. Serbuk besi direaksikan dengan larutan asam klorida menghasilkan larutan
besi(II) klorida dan gas hidrogen.
Jawab:
Reaksi yang berlangsung dapat ditulis:
Fe(s) + HCl(aq) o FeCl2(aq) + H2(g)
Dari reaksi di atas dapat dilihat bahwa jumlah H dan Cl belum setara. Oleh
karena itu, karena jumlah H dan Cl di sebelah kanan = 2 maka di sebelah kiri
harus dikalikan 2 sehingga persamaan reaksinya menjadi:
Fe(s) + 2HCl(aq) o FeCl2(aq) + H2(g)

65
Kimia Kelas X
Jawablah soal-soal berikut.
1. Tentukan rumus molekul senyawa dan rumus empirisnya jika molekul
glukosa mengandung 6 atom karbon, 12 atom hidrogen dan 6 atom oksigen!
2. Tuliskan lambang unsur-unsur berikut!
a. Litium
b. Barium hidroksida
c. Silikon
d. Aluminium sulfat
3. Lengkapilah tabel berikut!
No. Kation Anion Satuan Rumus

1. Cr 3+ NO 3– ...
2. Fe 2+
... Fe3(PO4)2
3. ... SO42– K2SO4
4. ... ... Al2(Cr2O7)3

4. Tuliskan nama senyawa berikut!


a. SO2
b. P2O5
c. Al2O3
d. FePO4
e. SCl6
5. Setarakan persamaan reaksi berikut!
a. C6H6(l ) + O2(g) o H2O(g) + CO2(g)
b. SiO2(s) + C(s) o Si(s) + CO(g)
c. PH3(s) + O2(g) o P4O10(s) + H2O(g)
d. CaO(s) + NH4Cl(s) o NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
e. Na2CO3(s) + HCl(aq) o NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)

66
Tatanama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana
Karbit: Sang Stimulus Pematangan Buah
Dalam keseharian, terutama bagi mereka yang suka berbelanja di pasar-
pasar tradisional, mungkin sudah bukan hal yang asing lagi dengan kata karbit.
Zat tersebut sangat akrab dengan para penjual buah pisang, karena digunakan
untuk mempercepat pematangan buah pisang.
Tidak akan asing pula kata karbit bagi mereka yang kesehariannya bekerja sebagai
tukang las logam (yang masih menggunakan las karbit), karena zat itu pula yang
berperan sebagai sumber penghasil gas yang akan digunakan untuk pengelasan.
Jika kita buka kamus kimia untuk mencari penjelasan dari kata karbit, pada
beberapa kamus mungkin tidak akan mendapatkan penjelasannya secara
langsung. Akan tetapi dalam kamus tersebut kita akan mendapatkan tulisan
"Lihat: Kalsium karbida". Hal ini karena zat yang selama ini kita kenal namanya
dengan sebutan karbit memiliki nama kimia seperti itu. Penamaan tersebut
disesuaikan dengan nama-nama unsur penyusunnya, yaitu kalsium dan karbon.
Secara empiris rumus kimia untuk karbit dapat dituliskan sebagai CaC2, Ca =
lambang untuk atom kalsium dan C = lambang untuk atom karbon.
Karbit (kalsium karbida) merupakan zat padat abu-abu dan dibuat dari
pemanasan kalsium oksida (batu kapur) dengan kokas (arang karbon) pada suhu
sekitar 2.000° celsius. Secara kimia proses pembuatan karbit ini dapat dilukiskan
dalam bentuk persamaan reaksi berikut.
(2.000°C)
CaO(s) + C(s) o CaC2(l ) + CO(g)
Kalsium oksida karbon karbit
Dari persamaan reaksi di atas dapat dilihat bahwa karbit yang dihasilkan
dari reaksi tersebut berupa cairan oleh karena itu karbit cair tersebut selanjutnya
didinginkan sampai memadat, sehingga jadilah karbit yang padat seperti yang
sering kita lihat sehari-hari.
Salah satu sifat karbit yang sering dimanfaatkan masyarakat yaitu
kemampuannya untuk menghasilkan gas jika bercampur dengan air. Gas tersebut
yaitu gas asetilen atau etuna dengan rumus kimia C2H2. Persamaan reaksi
kimianya sebagai berikut.
CaC2(s) + 2H2O(l ) o Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
Karbit sering digunakan sebagai stimulus pematangan buah pisang. Secara
alamiah, buah pisang akan menghasilkan gas asetilen untuk mempercepat
pematangan. Dengan mengenali sifat ini, proses pematangan buah akan dapat
dipercepat dengan memanfaatkan sifat karbit seperti disebutkan di atas. Karbit
sering digunakan untuk pengelasan logam (las karbit). Gas asetilen yang

67
Kimia Kelas X
dihasilkan dari reaksi karbit dengan air adalah gas yang memiliki sifat mudah
terbakar, nyala terang, dan berkalor tinggi (Mulyono HAM, 1997 : 2.500°C ;
Yayan Sunarya, 2.000: 3.000°C). Oleh karena itu dengan kalor sebesar ini
memungkinkan besi untuk dapat dilelehkan (titik leleh besi = 1.535°C). Inilah
prinsip dasar mengapa campuran karbit dengan air dapat digunakan untuk
pengelasan logam.
(Iman Salman/Mahasiswa Kimia FPMIPA UPI.
Sumber: Mulyono HAM, 1997: Yayan Sunarya, 2000)

1. Unsur-unsur diberi lambang. Lambang unsur merupakan singkatan dari


nama unsur itu.
2. Zat dituliskan secara singkat dengan rumus kimia. Rumus kimia senyawa
menggambarkan jenis unsur pembentuk senyawa itu serta susunan partikel
senyawa itu. Rumus kimia senyawa yang partikelnya berupa molekul
merupakan rumus molekul senyawa itu, yakni rumus yang menggambarkan
jumlah dan jenis atom unsur yang membentuk molekul senyawa itu.
3. Persamaan reaksi menggambarkan jenis zat, wujud serta perbandingan
jumlah partikel pereaksi dan hasil reaksi. Pada persamaan reaksi setara
jumlah atom masing-masing unsur di ruas kiri dan kanan persamaan reaksi
harus sama.

A. Pilihlah jawaban yang tepat! c. Komposisi dari partikel penyusun


suatu zat.
1. Rumus empiris adalah . . .
d. Rumus kimia yang terbentuk
a. Jenis dan jumlah yang sesungguh-
dari senyawa yang terdiri dari
nya atom-atom yang menyusun
dua unsur saja.
suatu molekul.
e. Rumus kimia yang terbentuk
b. Jenis dan jumlah perbandingan
dari senyawa yang tersusun dari
yang paling sederhana dari
gabungan ion.
partikel penyusun suatu zat.

68
Tatanama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana
2. Di bawah ini beberapa aturan 7. Apabila tiga molekul senyawa
dalam penulisan rumus kimia mengandung 6 atom C, 21 atom H
kecuali . . . dan 3 atom O maka rumus empiris
a. Rumus empiris suatu zat dapat dan rumus molekulnya yaitu . . . .
identik dengan rumus molekul- a. C6H21O3 dan C2H7O
nya. b. C6H21O3 dan C 6H12O3
b. Rumus molekul dapat merupa- c. C2H7O3 dan C2H7O3
kan penggandaan dari rumus d. C2H7O dan C6H21O3
empirisnya. e. CH7O dan C6H12O3
c. Suatu zat dapat memiliki rumus
8. Pernyataan yang benar yaitu . . .
empiris, tetapi tidak mempunyai
a. Air terdiri atas ion-ion air.
rumus molekul.
b. Gas oksigen terdiri atas molekul-
d. Rumus kimia senyawa yang
molekul oksigen.
terbentuk dari gabungan ion
c. Besi terdiri atas molekul-
didahului anion kemudian
molekul besi.
kation.
d. Natrium klorida terdiri atas
e. Jumlah masing-masing ion di
molekul-molekul natrium klorida.
dalam satuan rumus kimia
e. Gas nitrogen terdiri atas atom-
senyawa ion mempunyai
atom nitrogen.
muatan yang netral.
9. Lambang atom yang benar untuk
3. Rumus empiris dari glukosa yaitu . . . .
emas, perak, timbal, raksa, platina
a. CH 2 O d. C 6 H 12 O 6
berturut-turut yaitu . . . .
b. CH 7O 4 e. C 12 H 22 O 11
a. Au, Ag, Pb, Hg, Pt
c. C 2 H 7 O
b. Ag, Au, Pb, Hg, Pt
4. Di bawah ini yang bukan merupakan c. Ag, Au, Hg, Pb, Pt
rumus molekul yaitu . . . . d. Au, Ag, Pb, Pt, Hg
a. HCl d. H 2 O e. Ag, Au, Hg, Pt, Pb
b. NaCl e. C 3H 8
10. Fe, B, K, Ca, P berturut-turut
c. CH 4
merupakan lambang unsur dari . . . .
5. Berikut ini yang merupakan rumus a. besi, boron, kalsium, kalium,
empiris yaitu . . . . fosfor
a. C 6 H 12 O 6 b. besi, boron, kalsium, kalium,
b. (C 2H 4O 2) 3 fosfat
c. 3C 2 H 4O 2 c. besi, boron, kalium, kalsium,
d. CH 2 O fosfor
e. (CH 2O) 6 d. besi, boron, kalium, kalsium,
fosfat
6. Di dalam dua molekul gula pasir
e. seng, boron, kalsium, kalium,
C12H22O11 terdapat . . . .
fosfor
a. 12 molekul karbon
b. 44 molekul hidrogen
c. 11 molekul oksigen
d. 22 molekul hidrogen
e. 33 molekul oksigen

69
Kimia Kelas X
11. Unsur-unsur berikut tergolong B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
logam kecuali . . . .
1. Asam sulfat, zat yang larutannya
a. Ca d. Fe
digunakan dalam akumulator (aki)
b. Al e. Cl
mobil atau motor, mempunyai rumus
c. Mg
kimia H2SO4. Apa arti rumus ter-
12. Partikel terkecil dari gas oksigen sebut?
yaitu . . . .
2. Persamaan reaksi mempunyai arti
a. atom oksigen
kualitatif dan arti kuantitatif.
b. ion oksigen
Jelaskan makna pernyataan tersebut!
c. molekul oksigen
d. unsur oksigen 3. Tulislah nama senyawa-senyawa
e. senyawa oksigen berikut!
13. Jika ditentukan ion-ion Ca2+, Al3+, a. Cl 2O 5
NH 4+, S 2–, PO 33– dan Cl 3 –. Rumus b. CBr 4
kimia yang benar yaitu . . . . c. Al 2O 3
a. Ca3(PO4)2
4. Tulislah rumus kimia senyawa yang
b. ClAl
terbentuk dari kation dan anion
c. Ca2NH4
berikut!
d. Al3Cl3
e. PO3S2 a. NH4+ dan SO42–
b. Fe3+ dan O2–
14. Di antara senyawa berikut yang
mempunyai jumlah atom oksigen c. Hg2+ dan SO42-
terbanyak yaitu . . . . 5. Tulislah persamaan reaksi yang
a. 2 molekul asam fosfat H3PO4 setara untuk reaksi antara:
b. 2 molekul asam asetat CH3COO a. amonium sulfat + larutan
c. 2 molekul asam sulfat H2SO4 natrium hidroksida membentuk
d. 2 molekul kalsium nitrat natrium sulfat, amonia, dan air,
Ca(NO3)2
e. 2 molekul asam nitrat HNO3 b. besi(III) oksida + asam sulfat
membentuk besi(III) sulfat dan
15. Nama yang tidak sesuai dengan air,
rumus kimianya yaitu . . . . c. kalsium karbonat + asam
a. N2O4 = Dinitrogen tetraoksida klorida membentuk kalsium
b. CS2 = karbon disulfida klorida, air dan karbon dioksida.
c. Fe2S3 = Difero trisulfida
d. AlCl3 = Aluminium klorida
e. Al2(SO4)3 = Aluminium sulfat

70
Tatanama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana
V Hukum Dasar Kimia

Dalam kehidupan sehari-hari


kita selalu menjumpai
perubahan materi. Sebagian
dari perubahan bentuk itu
disertai terbentuknya zat
baru, sebagian lagi hanya
berupa perubahan tempat,
bentuk atau wujud. Kedua
jenis perubahan itu dapat
kita jumpai pada lilin yang
menyala. Lilin yang meleleh
masih tetap lilin, yang
berubah hanya wujudnya.
Lilin yang terbakar akan
menjadi gas dan sejumlah
energi (panas dan cahaya).
Lilin yang menyala makin
lama makin pendek. Apakah
lilin itu hilang? Tidak. Lilin
tidak hilang, tetapi berubah
menjadi zat-zat baru yang
berwujud gas, yaitu gas
karbon dioksida dan uap air.
Setelah mempelajari bab ini, Anda akan mampu Apabila seluruh hasil pem-
memahami hukum-hukum dasar kimia yang berperan bakaran ditampung dan di-
timbang, niscaya massanya
penting dalam perhitungan kimia.
sama dengan massa lilin
ditambah dengan massa
oksigen yang terpakai pada
pembakaran itu.

71
Kimia Kelas X
Hukum Dasar Kimia

Antonie Laurent Joseph Louis Gay Lussac


John Dalton
Lavoisier Proust (1778–1850)
(1754–1826)
(1743–1794) (1754–1826)

Hukum Kekekalan Massa Hukum Perbandingan Hukum Perbandingan Hukum Perbandingan


”Massa zat sebelum reaksi Tetap Berganda Volume
adalah sama dengan massa ”Perbandingan massa ”Bila dua unsur mem- ”Pada suhu dan tekanan
zat hasil reaksi” unsur-unsur penyusun bentuk senyawa, massa- sama, volume gas yang
suatu senyawa adalah massa dari satu unsur yang bereaksi dan volume gas
tidak tergantung pada asal- bergabung dengan massa hasil reaksi merupakan
usul senyawa tersebut” dari unsur lainnya me- perbandingan bilangan
rupakan perbandingan bulat”
bilangan bulat terhadap
satu dengan lainnya”

72
Hukum Dasar Kimia
A. Hukum Kekekalan Massa (Hukum
Lavoisier)
Pernahkah Anda memperhatikan sepotong besi yang
dibiarkan di udara terbuka, dan pada suatu waktu kita
akan menemukan, bahwa besi itu telah berubah menjadi
karat besi? Jika kita timbang massa besi sebelum berkarat
Antonie Laurent Lavoisier
dengan karat besi yang dihasilkan, ternyata massa karat (1743-1794). Lahir di Paris
besi lebih besar. Benarkah demikian? Anda sering melihat anak seorang ahli hukum.
kayu atau kertas terbakar, bukan? Hasil yang diperoleh Lavoiser dipandang sebagai
berupa sejumlah sisa pembakaran yaitu abu. Jika Anda bapak Ilmu Kimia Modern.
Sebaiknya Anda tahu karena
menimbang abu tersebut maka massa abu lebih ringan
dia yang memulai penerapan
dari massa kayu atau kertas sebelum dibakar. Benarkah metode ilmiah ke dalam
demikian? Dari kejadian tersebut, kita mendapatkan percobaan-percobaan ilmu
gambaran bahwa seolah-olah dalam suatu reaksi kimia, kimia.
ada perbedaan massa zat, sebelum dan sesudah reaksi.
Antoine Laurent Lavoisier (1743–1794) seorang ahli kimia berkebangsaan
Prancis telah menyelidiki hubungan massa zat sebelum dan sesudah reaksi.
Lavoisier menimbang zat-zat sebelum bereaksi kemudian menimbang hasil-hasil
reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah bereaksi selalu sama. Akan
tetapi, perubahan-perubahan materi umumnya berlangsung dalam sistem
terbuka sehingga apabila hasil reaksi ada yang meninggalkan sistem (seperti
pembakaran lilin) atau apabila sesuatu zat dari lingkungan diikat (seperti proses
perkaratan besi yang mengikat oksigen dari udara) maka seolah-olah massa zat
sebelum dan sesudah reaksi menjadi tidak sama. Dari percobaan yang dilakukan
Lavoisier terhadap merkuri cair dan oksigen hingga terbentuk merkuri oksida
yang berwarna merah, Lavoiser mengambil kesimpulan yang dikenal dengan
hukum kekekalan massa yaitu:
"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".
Contoh:
hidrogen + oksigen o air
(4g) (32g) (36g)

Coba Sendiri:
Gunakan tabung Y dan sumbat karet, ambillah serbuk besi, setelah itu
masukkan dalam satu sisi tabung kanan. Isi tabung kiri dengan serbuk
belerang, tutup dan timbang sebelum direaksikan. Setelah ditimbang,
reaksikan hingga sempurna. Timbang kembali tabung tersebut. Bagaimana
kesimpulan dari reaksi tersebut?

73
Kimia Kelas X
Hukum Kekekalan Massa
Tujuan: Mengamati hubungan massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi.
Alat dan Bahan
Neraca
Gelas kimia 500 mL
Tabung reaksi berbentuk Y terbalik
Tabung reaksi biasa (2)
Silinder ukur 10 mL
Serbuk pualam sebesar pasir (kira-kira 1 g)
Larutan asam klorida (HCl) 2M
Larutan kalium iodida (KI) 0,5 M
Larutan timbal(II) asetat (Pb(CH3COO)2) 0,1 M
Larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4) 0,1 M
Cara Kerja
1. Reaksi antara larutan KI dengan larutan Pb(CH3COO)2.
• Masukkan 5 mL larutan Kl 0,5 M ke dalam salah satu kaki tabung bentuk
Y terbalik, dan 5 mL larutan Pb(CH3COO)2 ke dalam kaki yang satu lagi.
• Masukkan tabung bentuk Y tesebut ke dalam sebuah gelas kimia 500 mL
dengan hati-hati, kemudian timbanglah gelas itu beserta isinya. Catat
massanya.
• Miringkan tabung bentuk Y sehingga larutan pada kedua kakinya
bercampur. Perhatikan reaksi yang terjadi. Timbang kembali gelas kimia
beserta tabung berisi larutan itu. Catat massanya.
• Bandingkan massa tabung beserta isinya sebelum dan sesudah reaksi.
2. Lakukan percobaan yang sama dengan menggunakan larutan CuSO4 dan
larutan KI.
3. Reaksi antara pualam dengan larutan HCl.
• Masukkan 2 g serbuk pualam ke dalam satu gelas kimia 100 mL
• Ukur 20 mL larutan HCl 2 M dan masukkan ke dalam sebuah gelas kimia
lain. Masukkan kedua gelas kimia itu ke dalam gelas kimia 500 mL,
kemudian timbang. Catat massanya.
• Tuangkan larutan HCl ke dalam gelas berisi serbuk pualam dan biarkan
hingga reaksi berhenti. Kemudian kedua gelas dimasukkan kembali ke
dalam gelas kimia 500 mL tadi, lalu timbang sekali lagi. Catat massanya.
• Bandingkan massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi.
Pertanyaan:
1. Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari percobaan 1 dan 2?
2. Jika massa zat-zat hasil reaksi lebih kecil daripada massa zat-zat yang
direaksikan pada percobaan 3, bagaimana Anda menjelaskan itu?

74
Hukum Dasar Kimia
B. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Ada berbagai senyawa yang dibentuk oleh dua unsur atau lebih, sebagai
contoh air (H2O). Air dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur hidrogen dan
oksigen. Materi mempunyai massa, termasuk hidrogen dan oksigen. Bagaimana
kita mengetahui massa unsur hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam air?
Seorang ahli kimia Prancis yang bernama Joseph Louis Proust (1754–1826)
mencoba menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk membentuk air.
Tabel 5.1 Hasil Eksperimen Proust

Massa Hidrogen Massa Oksigen Massa Air yang Sisa Hidrogen


yang Direaksikan yang Direaksikan Terbentuk atau Oksigen
(g) (g) (g) (g)

1 8 9 –
2 8 9 1 g hidrogen
1 9 9 1 g oksigen
2 16 18 –

Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 g gas


hidrogen bereaksi dengan 8 g oksigen menghasilkan 9
g air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan
massa oksigen yang terkandung dalam air memiliki
perbandingan yang tetap yaitu 1 : 8, berapapun
banyaknya air yang terbentuk. Dari percobaan yang
dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang
terkenal dengan sebutan hukum perbandingan tetap,
yang berbunyi:
Joseph Louis Proust (1754-
1826) seorang ahli kimia
"Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu dari Prancis. Pada tahun
senyawa selalu tetap". 1799 menemukan hukum
perbandingan tetap.

Jika kita mereaksikan 4 g hidrogen dengan 40 g oksigen, berapa g air yang terbentuk?
Jawab:
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8.
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40.
Oleh karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8 maka 4 gr hidrogen
memerlukan 4 x 8 g oksigen yaitu 32 g.

75
Kimia Kelas X
Pada kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen
masih bersisa sebanyak ( 40 – 32 ) g = 8 g. Nah, sekarang kita akan menghitung
berapa massa air yang terbentuk dari 4 g hidrogen dan 32 g oksigen.
Jawabannya tentu saja 36 g.
Ditulis sebagai H2 + O2 o H2O
Perbandingan massa 1g 8g 9g
Jika awal reaksi 4g 40 g ...g
Yang bereaksi 4g 32 g 36 g
Oksigen bersisa = 8g
Hukum Proust dapat dijabarkan lagi, dalam rangka menentukan kadar unsur
atau massa unsur dalam senyawa.
Secara umum untuk senyawa : AmBn
mxA A
r
• %A dalam AmBn = M A B x%A m B n
r m n

nxA B
r
• Massa B dalam AmBn = M A B x massa A m B n
r m n

Oleh karena itu dapat juga diturunkan kadar zat dalam campuran, cuplikan,
atau mineral, atau bijih.
Banyaknya zat tersebut
% zat dalam campuran = Banyaknya campuran x 100%

Berapa kadar C dalam 50 g CaCO3 ? (Ar: C = 12; O= 16; Ca=40)


Jawab:
Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3
= 12/100 x 50 g = 6 g
Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%
= 6/50 x 100 % = 12%

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sifat-sifat senyawa sebagai berikut.


1. Tergolong zat tunggal.
2. Homogen.
3. Dengan cara kimia dapat diuraikan menjadi dua jenis zat atau lebih.
4. Terdiri dari dua jenis unsur atau lebih dengan perbandingan tertentu.
5. Mempunyai sifat-sifat tertentu yang berbeda dari sifat unsur-unsur
penyusunnya (sifat unsur penyusun senyawa tidak tampak lagi).

76
Hukum Dasar Kimia
Coba Sendiri:
Ambil serbuk besi dan belerang. Diketahui bahwa perbandingan unsur besi
(Fe) dan belerang (S) membentuk besi belerang (FeS) sebesar 7 : 4. Lakukan
beberapa percobaan dengan jumlah besi dan belerang yang bervariasi, catat
dan lengkapi data sebagai berikut.

Besi Belerang Besi Sisa


(g) (g) Belerang
(g) Besi Belerang

7
10
...
...
...

C. Hukum Perbandingan Berganda


(Hukum Dalton)
Komposisi kimia ditunjukkan oleh rumus kimianya.
Dalam senyawa, seperti air, dua unsur bergabung dan
masing-masing menyumbangkan sejumlah atom
tertentu untuk membentuk suatu senyawa. Dari dua
unsur dapat dibentuk beberapa senyawa dengan
perbandingan berbeda-beda. Misalnya, belerang dengan
oksigen dapat membentuk senyawa SO2 dan SO3. Dari
John Dalton, seorang guru
unsur hidrogen dan oksigen dapat dibentuk senyawa sekolah dari Inggris yang
H2O dan H2O2. ahli dalam fisika dan kimia,
Dalton menyelidiki perbandingan unsur-unsur pada tahun 1803 me-
nemukan hukum per-
tersebut pada setiap senyawa dan mendapatkan suatu bandingan berganda.
pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai
hukum perbandingan berganda yang bunyinya:

"Apabila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu


senyawa, massa salah satu unsur tersebut tetap
(sama) maka perbandingan massa unsur yang lain
dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan
bilangan bulat dan sederhana".

77
Kimia Kelas X
Contoh:
Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N2O, NO,
N2O3, dan N2O4 dengan komposisi massa terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 5.2 Perbandingan Nitrogen dan Oksigen dalam Senyawanya

Senyawa Massa Nitrogen Massa Oksigen Perbandingan


(g) (g)

N2 O 28 16 7:4
NO 14 16 7:8
N2 O 3 28 48 7 : 12
N2 O 4 28 64 7 : 16

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa apabila massa N dibuat tetap (sama) sebanyak
7 g maka perbandingan massa oksigen dalam:

N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau 1 : 2 : 3 : 4

Coba Sendiri:
Besi dan belerang mampu membentuk dua jenis senyawa yaitu FeS dan Fe2S3.
Ambillah 56 g serbuk besi dan 32 g belerang, reaksikan. Setelah itu ambil 112 g
serbuk besi dan 96 g belerang, reaksikan! Tuliskan hasil pengamatan dalam
tabel berikut ini!

Senyawa Massa Besi Massa Belerang Perbandingan


(g) (g)

FeS 56 32 ...
Fe2S3 112 96 ...

Dari tabel di atas, kesimpulan apakah yang dapat diambil?


Pertanyaan: berapakah perbandingan belerang dalam FeS dan Fe2S3?
Cobalah senyawa lain untuk kelompok yang berbeda, diskusikan di kelas!

78
Hukum Dasar Kimia
D. Hukum Perbandingan Volume (Gay
Lussac)
Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa gas
hidrogen dapat bereaksi dengan gas oksigen membentuk
air. Perbandingan volume gas hidrogen dan oksigen
dalam reaksi tersebut tetap, yakni 2 : 1. Kemudian di
tahun 1808, ilmuwan Prancis, Joseph Louis Gay Lussac, Joseph Louis Gay Lussac
berhasil melakukan percobaan tentang volume gas yang (1778–1850) dari Prancis,
terlibat pada berbagai reaksi dengan menggunakan melakukan percobaan ter-
berbagai macam gas. hadap berbagai reaksi gas
dan pada tahun 1809
menemukan hukum per-
Berikut data dari percobaan yang dilakukan. bandingan volume.
Tabel 5.3 Data Percobaan Gay Lussac

Percobaan Volume Gas Volume Gas Volume Uap Air


Oksigen yang Hidrogen yang yang Dihasilkan
Direaksikan (L) Direaksikan (L) (L)

1 1 2 2
2 2 4 4
3 3 6 6

Menurut Gay Lussac, 2 volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 volume


gas oksigen membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap air,
agar reaksi sempurna, untuk setiap 2 volume gas hidrogen diperlukan 1 vol-
ume gas oksigen, menghasilkan 2 volume uap air.

"Semua gas yang direaksikan dengan hasil reaksi, diukur pada suhu dan
tekanan yang sama atau (T,P) sama."

Hukum perbandingan volume (Gay Lussac):


V1 V2
n1 n 2 dengan P dan T tetap
• Lavoiser
Keterangan : P = tekanan gas (atm) • hukum kekekalan massa
T = suhu (K) (Lavoisier)
V= volume gas (L) • hukum perbandingan
N= banyaknya gas (mol) tetap (Proust)
• hukum perbandingan
berganda (Dalton)
• hukum perbandingan
volume (Gay Lussac)

79
Kimia Kelas X
Coba Anda perhatikan data hasil percobaan volume gas yang bereaksi
pada suhu dan tekanan yang sama. (untuk lebih memahami hukum
perbandingan volume)
Data hasil percobaan sebagai berikut.

No Volume Gas yang Hasil Reaksi Perbandingan


Bereaksi Volume

1. Hidrogen + Oksigen Uap air 2:1:2


1 L + 0.5 L 1L
2. Nitrogen + Hidrogen Amonia 1:3:2
2L+6L 4L
3. Hidrogen + Klor Hidrogen klorida 1:1:2
1L+1L 2L
4. Etilena + Hidrogen Etana 1:1:1
1L+1L 1L

Berdasarkan data percobaan dalam tabel di atas, perbandingan volume gas


yang bereaksi dan hasil reaksi, ternyata berbanding sebagai bilangan bulat. Data
percobaan tersebut sesuai dengan hukum perbandingan volume atau dikenal
dengan hukum Gay Lussac bahwa:

"Pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volume gas-gas yang
bereaksi dan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat".

Siapakah Antoine Lavoiser?


"It took them only an instant to cut off that head, and a hundred years may not
produce another like it"
Hanya perlu sekejap untuk memenggal kepala Lavoisier, namun seratus tahun
pun mungkin tidak bisa melahirkannya kembali. Kata-kata ini diucapkan oleh
ahli matematika Prancis, Joseph Louis Lagrange, beberapa saat setelah kepala
Antoine Lavoisier dipenggal pada 8 Mei 1794. Siapakah Antoine Lavoisier itu
sehingga Lagrange berucap seperti itu?
Antoine Laurent Lavoisier, demikian nama lengkap ilmuwan kimia Prancis
yang lahir pada tahun 1743 di Paris. Selain menguasai ilmu kimia, Lavoisier juga
menguasai berbagai ilmu lainnya, seperti hukum, ekonomi, pertanian, dan geologi.
Sebelum menekuni ilmu kimia, Lavoisier mengikuti jejak ayahnya mempelajari
ilmu hukum. Meskipun mempelajari ilmu hukum, Lavoisier menunjukkan
ketertarikannya dalam ilmu sains.

80
Hukum Dasar Kimia
Pada tahun 1768, Lavoisier terpilih menjadi anggota Academie Royale des
Sciences (Akademi Sains Kerajaan Prancis), suatu komunitas ilmuwan sains. Pada
tahun yang sama, ia membeli Ferme Generate, perusahaan swasta yang bergerak
di bidang jasa pengumpulan pajak untuk kerajaan.
Lavoisier diangkat menjadi Komisaris Polisi Kerajaan ketika berusia 32 tahun.
Lavoisier diberi tangggung jawab mengelola laboratorium serbuk mesiu. Ia
mengembangkan laboratoriumnya dengan merekrut kimiawan-kimiawan muda
dari berbagai penjuru Eropa. Lavoisier dan anak buahnya bekerja keras
memperbaiki metode pembuatan serbuk mesiu. Ia dan timnya berhasil
meningkatkan kualitas dan kemurnian bahan baku pembuatan mesiu, yaitu
sendawa, belerang, dan batu bara. Hasilnya tidak mengecewakan, serbuk mesiu
yang dihasilkan laboratoriumnya menjadi lebih banyak dan lebih baik
dibandingkan sebelumnya. Itulah awal perkenalan Lavoisier dengan penelitian
kimia. Sejak itu, Lavoisier semakin giat melakukan penelitian di bidang kimia.
Usaha keras Lavoisier didukung penuh oleh istrinya, yaitu Marie-Anne
Pierrette Paulze. Marie membantu suaminya menerjemahkan tulisan kimiawan
Inggris, Joseph Priestley. Selain itu, Marie-Anne Pierrette mempunyai
keterampilan menggambar. Keterampilannya ini digunakan untuk menggambar
hasil-hasil penelitian Lavoisier.
Sumbangan terbesar Lavoisier terhadap pengembangan ilmu kimia sehingga
dijuluki bapak kimia modern adalah keberhasilannya menggabungkan semua
penemuan di bidang kimia yang terpisah dan berdiri sendiri menjadi suatu
kesatuan. Lavoisier membuat kerangka dasar kimia berdasarkan hasil penelitian
kimiawan sebelumnya, seperti Joseph Black, Henry Cavendish, Joseph Priestley,
dan George Ernst Stahl.
Pada saat itu, para ilmuwan mempercayai bahwa reaksi pembakaran
menghasilkan gas flogiston sehingga massa zat setelah pembakaran lebih sedikit
daripada sebelumnya. Hal ini didasarkan pada percobaan yang dilakukan
Priestley. Priestley memanaskan oksida raksa (red calx mercury). Reaksi
pemanasan padatan oksida raksa menghasilkan air raksa dan gas tak berwarna
di atasnya. Setelah ditimbang, massa air raksa lebih sedikit daripada massa oksida
raksa. Priestley menyebut gas tak berwarna itu dengan istilah flogiston. Namun
tidak demikian dengan Lavoisier, ia meragukan adanya gas flogiston. Menurut
dugaannya, yang dimaksud flogiston adalah gas oksigen. Kemudian, Lavoisier
mengulang percobaan Priestley untuk membuktikan dugaannya. Ia menimbang
massa zat sebelum dan setelah reaksi pemanasan oksida raksa secara teliti
menggunakan timbangan yang peka. Ternyata, terjadi pengurangan massa oksida
raksa. Lavoisier menjelaskan alasan berkurangnya massa oksida raksa setelah
pemanasan. Ketika dipanaskan, oksida raksa menghasilkan gas oksigen sehingga
massanya akan berkurang. Lavoisier juga membuktikan kebalikannya. Jika
sebuah logam dipanaskan di udara, massanya akan bertambah sesuai dengan

81
Kimia Kelas X
jumlah oksigen yang diambil dari udara. Kesimpulan Lavoisier ini dikenal
dengan nama hukum kekekalan massa. Jumlah massa zat sebelum dan sesudah
reaksi tidak berubah, begitu bunyi hukum tersebut. Dengan penemuan ini,
teori flogiston yang dipercayai para ilmuwan kimia selama kurang lebih 100
tahun akhirnya tumbang. Lavoisier juga menyatakan proses berkeringat
merupakan hasil pembakaran lambat di dalam tubuh.
Lavoisier menuliskan ide-idenya dalam sebuah buku yang berjudul Traite
Elementaire de Chimie (Pokok-pokok Dasar Ilmu kimia). Buku yang dipublikasikan
pada tahun 1789 itu juga memuat pendapat Lavoisier mengenai definisi unsur
kimia. Lavoisier berpendapat bahwa unsur adalah zat yang tidak dapat diuraikan
lagi menjadi zat yang lebih sederhana. Berdasarkan hal tersebut, Lavoisier
membuat daftar 33 zat yang termasuk unsur.
Pada tahun 1789, kondisi ekonomi Prancis terguncang. Harga-harga tidak
stabil. Masyarakat pun resah. Pada saat itu Lavoisier tengah asyik melakukan
penelitian. Lavoisier terpaksa mengurangi kegiatan penelitiannya karena
waktunya lebih banyak tercurah untuk memperbaiki kondisi ekonomi negaranya.
Mereformasi pajak garam, mencegah penyelundupan dengan cara membangun
benteng di sekeliling Paris, dan memperbaiki metode pertanian merupakan
beberapa usahanya untuk memperbaiki ekonomi.
Walaupun memberikan banyak kontribusi terhadap sains maupun ekonomi,
hidup Lavoisier terpaksa berakhir secara tragis. Ketika terjadi revolusi Prancis,
seluruh pejabat dan bangsawan kerajaan ditangkap, termasuk Lavoisier. Ia
dikenakan dakwaan turut aktif mengambil pajak rakyat untuk kerajaan melalui
perusahaan pajaknya (Ferme Generate), menurunkan kualitas udara kota karena
membangun benteng di sekeliling Paris, mencampurkan tembakau dengan air,
dan memindahkan serbuk mesiu dari gudang senjata. Akhirnya Lavoisier dijatuhi
hukuman mati. Sesaat sebelum eksekusi dilaksanakan, Lavoisier meminta
penundaan waktu hukuman. "Saya ilmuwan bukan bangsawan", ujar Lavoisier.
Tapi hakim dengan tegas menjawab, "Republik tidak memerlukan ilmuwan!".
Nyawa Lavoisier melayang. Dunia berduka. Salah satu permata ilmu hilang
secara sia-sia. Benar apa yang dikatakan Joseph Louis Lagrange, "Hanya perlu
sekejap untuk memenggal kepala Lavoisier, namun seratus tahun pun mungkin
tidak bisa melahirkannya kembali." Sayang, nasi telah menjadi bubur.
Sumber: Antoine Lavoisier (1743-1794): Hidupnya Berakhir Tragis di Tiang
Gantungan
Oleh Sandri Justiana, S.Si alumnus Kimia FMIPA UnPad, Editor
Buku, dan Ketua Komunitas Kimia.

82
Hukum Dasar Kimia
Jawablah soal-soal berikut!
1. Pupuk urea CO(NH2)2 mengandung nitrogen 42 %. Jika Mr Urea = 60
dan Ar N = 14, berapa kemurnian pupuk urea?
2. Berapa volume gas hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dengan gas
oksigen agar diperoleh 50 L uap air?
3. Berapa perbandingan massa magnesium dengan massa oksigen jika terbakar
sempurna menghasilkan 21 g magnesium oksida?
4. Kadar maksimum zat besi dalam air minum yaitu 0,15 mg dalam 500 mL.
Nyatakan kadar tersebut dalam bpj.
5. Perbandingan massa karbon dan oksigen dalam karbon dioksida yaitu 4 : 9.
Berapa massa karbon dioksida yang dapat dihasilkan apabila:
a. 8 g karbon direaksikan dengan 18 g oksigen?
b. 8 g karbon direaksikan dengan 9 g oksigen?

1. Hukum kekekalan massa: massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama.
2. Hukum perbandingan tetap (Proust): perbandingan massa unsur-unsur
penyusun suatu senyawa selalu tetap.
3. Hukum perbandingan berganda (Dalton): Jika dua unsur membentuk lebih
dari satu senyawa dan massa salah satu unsur tersebut tetap, perbandingan
massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan
bilangan bulat dan sederhana.
4. Hukum perbandingan volume (Gay Lussac): Pada suhu tekanan sama,
perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi berbanding
sebagai bilangan bulat.

83
Kimia Kelas X
A. Pilihlah jawaban yang tepat! c. Massa hidrogen dan massa
oksigen yang terkandung dalam
1. Teori yang dikemukakan oleh Joseph air memiliki perbandingan yang
Louis Proust mengenai hukum tetap yaitu 3 : 8.
perbandingan tetap yaitu . . . d. Massa hidrogen dan massa
a. Massa zat sebelum reaksi sama oksigen yang terkandung dalam
dengan massa setelah reaksi. air memiliki perbandingan yang
b. Perbandingan massa unsur- tetap yaitu 8 : 3.
unsur penyusun suatu senyawa e. Massa hidrogen dan massa
selalu tetap. oksigen yang terkandung dalam
c. Apabila dua unsur dapat air memiliki perbandingan yang
membentuk lebih dari satu tetap yaitu 1 : 3.
senyawa, massa salah satu unsur 3. Serbuk besi sejumlah 28 g (Ar Fe =
tersebut tetap, maka per- 56) direaksikan dengan 20 g belerang
bandingan massa unsur yang (Ar S =32) sesuai reaksi Fe + S o FeS.
lain dalam senyawa-senyawa Zat yang tersisa sesudah reaksi
tersebut merupakan bilangan selesai yaitu . . . .
bulat dan sederhana. a. 2 gram belerang
d. Semua gas yang direaksikan b. 4 gram belerang
dengan hasil reaksi, diukur pada c. 7 gram belerang
suhu dan tekanan yang sama. d. 8 gram belerang
e. Pada suhu dan tekanan yang e. 14 gram belerang
sama perbandingan volume gas-
gas yang bereaksi dan hasil 4. Perbandingan massa karbon dengan
reaksi berbanding sebagai oksigen dalam karbon dioksida 3 : 8.
bilangan bulat. Jika 10 g karbon direaksikan tuntas
dengan 10 g oksigen, pada akhir
2. Hasil dari percobaan yang dilakukan reaksi akan terdapat . . . .
oleh Joseph Louis Proust dalam a. 11 g karbon dioksida dan 9 g sisa
membuktikan hukum perbandingan pereaksi
tetap adalah . . . b. 13 g karbon dioksida dan 7 g sisa
a. Massa hidrogen dan massa pereaksi
oksigen yang terkandung dalam c. 13 g karbon dioksida dan 2 g sisa
air memiliki perbandingan yang pereaksi
tetap yaitu 1 : 8. d. 13,75 g karbon dioksida dan
b. Massa hidrogen dan massa 6,25 g sisa pereaksi
oksigen yang terkandung dalam e. 20 g karbon dioksida
air memiliki perbandingan yang
tetap yaitu 8 : 1.

84
Hukum Dasar Kimia
5. Berikut yang sesuai dengan teori 9 . Di bawah ini yang sesuai dengan
hukum kekekalan massa yang di- teori Dalton tentang hukum
kemukakan oleh Lavoisier yaitu . . . . perbandingan berganda, yaitu . . .
a. 3 g oksigen + 6 g karbon = 18 g a. Massa zat-zat sebelum dan
karbon dioksida sesudah reaksi yaitu tetap.
b. Perbandingan oksigen dan b. Perbandingan massa unsur-
hidrogen yaitu 1 : 8 unsur penyusun suatu senyawa
c. Perbandingan oksigen dan yaitu tetap.
hidrogen yaitu 8 : 1 c. Dua unsur dengan massa salah
d. 47 g oksigen + 56 g karbon = 103 satu unsur dibuat tetap (sama)
gram karbon dioksida dapat membentuk beberapa
e. Perbandingan oksigen dan senyawa dengan perbandingan
karbon yaitu 8 : 1 massa unsur yang lain berupa
bilangan bulat dan sederhana.
6. Sebanyak 9 g magnesium terbakar d. Semua gas yang direaksikan
sempurna menghasilkan 21 g dengan hasil reaksi, diukur pada
magnesium oksida. Perbandingan suhu dan tekanan yang sama.
massa magnesium dengan massa e. Pada suhu dan tekanan yang
oksigen yaitu . . . . sama perbandingan volume gas-
a. 3 : 1 gas yang bereaksi dan hasil
b. 3 : 2 reaksi berbanding sebagai
c. 3 : 4 bilangan bulat.
d. 2 : 3
e. 4 : 3 10. Hukum perbandingan volume yang
dinyatakan oleh Gay Lussac
7. Jika 89 g besi berkarat di udara dinyatakan dengan . . . .
terbuka akan dihasilkan karat besi a. P1V1 = P2V2 pada P, T sama
seberat . . . .
V1 V2
a. lebih kecil dari 6 g b. n1 n 2 pada P, T sama
b. 6 g
c. lebih besar dari 6 g P1V1 P2 V2
d. 12 g c. T1 T2 pada P, T sama
e. tidak pasti
d. n1 = n2, pada P, T sama
8. Ketika 6 g magnesium dibakar di e. PV = nRT
udara terbuka, diperoleh 10 g mag- 11. Sebanyak 10 mL gas XaYb diperoleh
nesium oksida. Gas oksigen di udara dari reaksi 5 mL gas X2 dengan 15 mL
yang diperlukan pada pembakaran gas Y2. Harga a dan b dalam rumus
magnesium tersebut yaitu . . . . XaYb yang benar yaitu . . . .
a. 4 g a. 1 dan 2
b. 6 g b. 1 dan 3
c. 10 g c. 2 dan 1
d. 16 g d. 3 dan 1
e. 20 g e. 2 dan 3

85
Kimia Kelas X
12. Sebanyak gas A2 bereaksi dengan 3 16. Jika 20 cm3 gas yang mengandung
L gas B 2 menghasilkan gas A 2 B 3 nitrogen dan oksigen pada pemanas-
sebanyak . . . . an terurai menjadi 40 cm3 gas nitro-
a. 2 L gen dioksida dan 10 cm3 gas oksigen
b. 3 L dengan persamaan reaksi:
c. 4 L N x O y o NO 2 + O 2 maka rumus
d. 5 L senyawa tersebut yaitu . . . .
e. 6 L a. NO
b. N2O
13. Pada reaksi metana (CH4) dengan c. NO2
oksigen (O 2 ) dihasilkan karbon d. N2O4
dioksida (CO2) dan uap air (H2O). e. N2O5
Pada reaksi tersebut . . . .
a. 1 L CH4 setara dengan 1 L O2 17. Pada reaksi pembakaran gas CxHy
b. 1 L CH4 setara dengan 1 L CO2 dengan oksigen (O 2 ) ternyata
c. 2 L CO2 setara dengan 1 L O2 dihasilkan gas CO2 dan uap air (H2O)
d. 2 L CO2 setara dengan 2 L H2O dengan volume yang sama. Maka
e. 4 L CO2 setara dengan 4 L O2 dimungkinkan gas C xHy tersebut
yaitu . . . .
14. Jika 5 L gas C2H6 dibakar sempurna a. CH4
sesuai reaksi: b. C2H2
2C2H6 + 7O2 o 4CO2 + 6H2O maka c. C2H4
pada P dan T yang sama gas CO2 d. C2H6
yang dihasilkan maksimum e. C3H8
sebanyak . . . .
18. Gas hidrogen yang diperlukan untuk
a. 2,5 L
bereaksi dengan gas oksigen agar
b. 5 L
diperoleh 30 L uap air yaitu . . . .
c. 6 L
a. 15 L
d. 10 L
b. 30 L
e. 14 L
c. 60 L
15. Direaksikan 4 dm3 gas nitrogen dan d. 20 L
gas hidrogen menghasilkan gas e. 10 L
amoniak. Volume gas amoniak yang 19. Jika Ar: C = 12, O = 16 dan Ca = 40
dihasilkan . . . . maka kadar C dalam 100 g CaCO3
a. 1 dm3 yaitu . . . .
b. 2 dm3 a. 12 g
c. 4 dm3 b. 24 g
d. 6 dm3 c. 8 g
e. 8 dm3 d. 32 g
e. 16 g

86
Hukum Dasar Kimia
20. Perbandingan massa oksigen di 25. Perbandingan massa unsur-unsur
dalam senyawa NO 2 dan N 4 O 6 penyusun suatu senyawa selalu tetap
adalah . . . . merupakan teori yang dikemukakan
a. 3 : 4 d. 2 : 3 oleh . . . .
b. 4 : 3 e. 1 : 2 a. Lavoisier
c. 3 : 2 b. Dalton
c. Proust
21. Contoh hukum perbandingan ber-
d. Gay Lussac
ganda Dalton yaitu . . . .
e. Avogadro
a. CO2 dan NO2
b. NO3 dan SO3 26. Unsur S dan O dapat membentuk
c. PO3 dan PO4 senyawa SO3 dan SO4. Pada massa
d. NaCl dan AlCl oksigen yang sama, perbandingan
e. FeO dan FeS massa unsur O pada kedua unsur
tersebut yaitu . . . .
22. Sebanyak 4 g hidrogen direaksikan
a. 4 : 3
dengan 24 g oksigen. Massa air yang
b. 3 : 4
terbentuk yaitu . . . .
c. 2 : 3
a. 14 g d. 17 g
d. 3 : 2
b. 15 g e. 18 g
e. 1 : 2
c. 16 g
27. Persamaan reaksi a Fe2O3 + b CO o
23. Perbandingan massa Fe : massa S
c Fe + d CO2 akan memenuhi hukum
yaitu 7 : 4, untuk membentuk
Lavoisier jika a, b, c dan d berturut-
senyawa besi sulfida. Apabila 30
turut . . . .
gram Fe dan 4 gram S dibentuk
a. 2, 3, 1, 3
menjadi senyawa sulfida maka
b. 1, 3, 2, 3
massa besi sulfida yaitu . . . .
c. 1, 2, 3, 1
a. 11 gram
d. 3, 2, 1, 3
b. 12 gram
e. 1, 2, 3, 1
c. 13 gram
d. 14 gram 28. Berdasarkan persamaan reaksi (pada
e. 15 gram T, P) sama:
KI + H2SO4 o K2SO4 + SO2 + H2O + I2
24. Gas belerang direaksikan dengan gas
oksigen menurut persamaan reaksi: Maka perbandingan volumenya
SO2 + O 2 o SO 3. Apabila volume yaitu . . . .
diukur pada suhu dan tekanan yang a. 1 : 1 : 2 : 2 : 2 : 1
sama maka perbandingan volume b. 1 : 1 : 2 : 2 : 1 : 2
gas SO2 : O2 : SO3 yaitu . . . . c. 2 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
a. 1 : 1 : 1 d. 2 : 2 : 1 : 1 : 1 : 2
b. 1 : 2 : 1 e. 2 : 2 : 1 : 1 : 2 : 1
c. 2 : 1 : 1
d. 2 : 1 : 2
e. 3 : 2 : 1

87
Kimia Kelas X
29. Diketahui reaksi C + O2 o CO2 5. P e r b a n d i n g a n m a s s a u n s u r
Massa atom C Massa atom O m a g n e sium dan oksigen dalam
12 g 32 g senyawa magnesium oksida (MgO)
9g 24 g yaitu 3 : 2. Jika 4 g magnesium
Perbandingan massa unsur C dan direaksikan untuk membentuk
massa unsur O dalam senyawa CO2 senyawa magnesium oksida, berapa
yaitu . . . . massa oksigen yang diperlukan dan
a. 3 : 8 berapa massa magnesium oksida
b. 8 : 3 yang dihasilkan?
c. 3 : 4 6. Berapa perbandingan volume
d. 4 : 3 oksigen di dalam senyawa ClO2 dan
e. 1 : 2 ClO4?
30. Jika suatu zat ditimbang ternyata 7. Berapa kadar Fe dalam 125 g FeCl2?
massanya 60,3 g. Sesudah zat
tersebut bereaksi dengan unsur lain 8. Persamaan reaksi pembakaran gas
maka massa zat tersebut sekarang amonia dapat ditulis sebagai berikut.
.... NH3 + O2 o NO + H2O
a. 80,3 g Jika 4,48 L (diukur pada keadaan
b. 60,3 g standar) gas amonia dibakar, berapa
c. 53 g volume L gas oksigen (dikur pada
d. 20,1 g keadaan standar) yang diperlukan
e. 10 g untuk bereaksi dengan seluruh gas
amonia?
9. Senyawa besi sulfida tersusun dari
B. Jawablah dengan singkat dan jelas! unsur besi dan unsur belerang
1. Jelaskan percobaan yang dilakukan dengan perbandingan massa Fe : S =
oleh Dalton dalam merumuskan 7 : 4. Apabila 15 g besi dan 2 g
hukum perbandingan berganda! belerang dibentuk menjadi senyawa
besi sulfida, berapa g massa besi
2. Jelaskan percobaan yang dilakukan sulfida yang dapat terjadi?
oleh Proust dalam merumuskan
hukum perbandingan tetap ! 10. Dari reaksi berikut
CH4 + O2 o CO2 + H2O
3. Berikan contoh dan jelaskan suatu
Lengkapilah tabel berikut!
fenomena yang mendasari ter-
cetusnya hukum kekekalan massa No V CH4 V O2 V CO2 V H2O
oleh Lavoisier!
1. 13 L 13 L ... ...
4. Apa kesimpulan dari percobaan 2. 21 L ... ... ...
yang dilakukan oleh Gay Lussac? 3. ... 7L ... ...

88
Hukum Dasar Kimia
VI Perhitungan Kimia

Air merupakan salah satu


senyawa paling sederhana
dan paling sering dijumpai
serta paling penting. Bangsa
Yunani Kuno menganggap
air sebagai salah satu dari
empat unsur penyusun
segala sesuatu (selain tanah,
udara, dan api). Bagian
terkecil dari air yaitu molekul
air. Molekul yaitu partikel
yang sangat kecil, sehingga
jumlah molekul dalam
segelas air melebihi jumlah
halaman buku yang ada di
bumi. Bagaimana Anda
dapat mengetahui jumlah
molekul dalam segelas air?

Dalam bab ini Anda akan mempelajari berbagai per-


hitungan untuk menentukan banyaknya suatu zat
berdasarkan persamaan reaksi kimia. Oleh karena itu,
setelah mempelajari bab ini Anda akan mengetahui cara
menghitung jumlah molekul air dalam segelas air.

89
Kimia Kelas X
Massa Atom C–12

– dibandingkan dengan –

Atom Molekul

– dalam gram –

Ar Mr

Massa Molar

Konsentrasi

xV

: Mr x Vm
Massa Jumlah Mol Volume Gas

Rumus Empiris

xn

Rumus Molekul

90 Perhitungan Kimia
Pada awal abad ke-19, banyak penelitian dilakukan terhadap sifat gas. Salah
seorang peneliti sifat gas yaitu ahli kimia berkebangsaan Prancis yang bernama
Joseph Louis Gay Lussac (1778 – 1850). Pada tahun 1808, ia melakukan serangkai-
an percobaan untuk mengukur volume gas-gas yang bereaksi. Disimpulkannya
bahwa pada temperatur dan tekanan sama, perbandingan volume gas-gas yang
bereaksi dan volume gas hasil reaksi merupakan perbandingan bilangan bulat
dan sederhana. Temuan Gay Lussac ini dikenal sebagai hukum perbandingan
volume. Tetapi kemudian timbul pertanyaan. Mengapa pada tekanan dan
temperatur yang sama perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi
merupakan perbandingan bilangan bulat dan sederhana?

A. Penentuan Volume Gas Pereaksi dan Hasil Reaksi


Pertanyaan yang timbul setelah Gay Lussac mengemukakan hukum
perbandingan volume dapat dipecahkan oleh seorang ahli fisika Italia yang
bernama Amadeo Avogadro pada tahun 1811.
Menurut Avogadro:

”Gas-gas yang volumenya sama, jika diukur pada suhu dan tekanan yang
sama, akan memiliki jumlah molekul yang sama pula”.

 o

Gambar 6.1
Ilustrasi percobaan Avogadro, pembentukan dua molekul uap air dari reaksi antara dua
molekul gas hidrogen dan satu molekul gas oksigen

Oleh karena perbandingan volume gas hidrogen, gas oksigen, dan uap air
pada reaksi pembentukan uap air = 2 : 1 : 2 maka perbandingan jumlah molekul
hidrogen, oksigen, dan uap air juga 2 : 1 : 2. Jumlah atom tiap unsur tidak
berkurang atau bertambah dalam reaksi kimia. Oleh karena itu, molekul gas
hidrogen dan molekul gas oksigen harus merupakan molekul dwiatom,
sedangkan molekul uap air harus merupakan molekul triatom.
Perbandingan volume gas dalam suatu reaksi sesuai dengan koefisien reaksi
gas-gas tersebut. Hal ini berarti bahwa, jika volume salah satu gas diketahui,
volume gas yang lain dapat ditentukan dengan cara membandingkan koefisien
reaksinya.
Contoh:
Pada reaksi pembentukan uap air.
2H2(g) + O2(g) o 2H2O(g)

91
Kimia Kelas X
Jika volume gas H2 yang diukur pada suhu 25°C dan tekanan 1 atm sebanyak 10 L
volume gas O2 dan H2O pada tekanan dan suhu yang sama dapat ditentukan
dengan cara sebagai berikut.
Volume H2 : Volume O2 = Koefisien H2 : Koefisien O2
Koefisien O
Volume O2 = Koefisien H u volume H2

1
Volume O2 = u 10 L = 5 L
2
2
Volume H2O = u 10 L = 10 L
2

Hubungan Koefisien Reaksi dengan Jumlah Mol Reaktan

Tujuan
Mempelajari hubungan koefisien reaksi dengan jumlah mol zat-zat yang
terlibat dalam reaksi.
Alat dan Bahan
Rak tabung reaksi
Tabung reaksi (6)
Silinder ukur 10 mL
Penggaris
Larutan Pb (NO3)2 0,5 M
Larutan KI 0,5 M
Cara Kerja
1. Siapkan 6 tabung reaksi yang sama besarnya, beri nomor 1 sampai
dengan 6, kemudian isilah tabung-tabung itu sesuai dengan daftar
berikut.
Tabung nomor : 1 2 3 4 5 6
Larutan KI : 8 mL 8 mL 8 mL 8 mL 8 mL 8 mL
Larutan Pb(NO3)2 : 1 mL 2 mL 3 mL 4 mL 5 mL 6 mL
Air : 5 mL 4 mL 3 mL 2 mL 1 mL 0 mL

92 Perhitungan Kimia
Catatan:
Sebelum digunakan untuk mengambil larutan yang berbeda, silinder
ukur harus dicuci dahulu, kemudian bagian luarnya dilap hingga kering
sedangkan bagian dalamnya dibilas dengan sedikit larutan yang akan
diambil.
2. Guncangkan tabung-tabung itu sehingga isinya benar-benar bercampur.
3. Diamkan sampai endapan turun sempurna (larutan di atas endapan men-
jadi jernih).
4. Ukur tinggi endapan pada setiap tabung.
Pertanyaan
1. Pada tabung nomor berapa sajakah endapan sama tingginya?
Hitung perbandingan mol pereaksi pada tabung itu.
2. Mengapa tinggi endapan pada tabung-tabung berikutnya tidak
bertambah?
3. Reaksi setara untuk percobaan ini yaitu Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) o PbI2(s)
+ 2KNO3 (aq). Bagaimanakah hubungan koefisien reaksi dengan jumlah
mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi?

B. Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif


Setelah ditemukan peralatan yang sangat peka di awal abad XX, para ahli
kimia melakukan percobaan tentang massa satu atom. Sebagai contoh, dilakukan
percobaan untuk mengukur.
1. massa satu atom H = 1,66 u 10–24 g
2. massa satu atom O = 2,70 u 10–23 g
3. massa satu atom C = 1,99 u 10–23 g
Dari data di atas dapat dilihat bahwa massa satu atom sangat kecil. Para
ahli sepakat menggunakan besaran Satuan Massa Atom (sma) atau Atomic Massa
Unit (amu) atau biasa disebut juga satuan Dalton. Pada materi struktur atom,
Anda telah mempelajari juga bahwa atom sangatlah kecil, oleh karena itu tidak
mungkin menimbang atom dengan menggunakan neraca.
1. Massa Atom Relatif (Ar)
Para ahli menggunakan isotop karbon C–12 sebagai standar dengan
massa atom relatif sebesar 12. Massa atom relatif menyatakan perbandingan
1
massa rata-rata satu atom suatu unsur terhadap massa atom C–12. Atau
12
dapat dituliskan:

1
1 satuan massa atom (amu) = massa 1 atom C–12
12

93
Kimia Kelas X
Contoh:
Massa atom rata-rata oksigen 1,33 kali lebih besar dari pada massa atom
karbon –12.
Maka: Ar O = 1,33 u Ar C–12
= 1,33 u 12
= 15,96

Para ahli membandingkan massa atom yang berbeda-beda, menggunakan


skala massa atom relatif dengan lambang ”Ar”.

Para ahli memutuskan untuk menggunakan C–12 atau isotop 12C karena
mempunyai kestabilan inti yang inert dibanding atom lainnya. Isotop atom
C–12 mempunyai massa atom 12 sma. Satu sma sama dengan 1,6605655 u
10 –24 g. Dengan digunakannya isotop 12C sebagai standar maka dapat
ditentukan massa atom unsur yang lain.
Massa atom relatif suatu unsur (Ar) adalah bilangan yang menyatakan
1
perbandingan massa satu atom unsur tersebut dengan massa satu atom
12
C–12.

massa atom rata - rata X


ArX =
1
massa atom karbon - 12
12

Tabel 6.1 Massa Beberapa Isotop

Unsur Massa (amu) Unsur Massa (amu)

1 12
H 1,00783 C 12,00000
2 13
H 2,01410 C 13,00335
3 14
H 3,01605 C 14,00324
4 16
He 4,00260 C 16,01470
6 14
He 6,01889 N 14,00307
6 15
Li 6,01512 N 15,0001
7 16
Li 7,01600 O 15,9949
7 24
Be 7,01693 Mg 24,3120

94 Perhitungan Kimia
Jika diketahui massa 1 atom oksigen 2,70 u 10–23 g, berapakah Ar atom O jika
massa atom C 1,99 u 10–23 g?
Jawab:
massa 1 atom O
Ar atom O =
1
massa 1 atom karbon C - 12
12

2,70 × 10 -23
=
1
× 1, 99 × 10 -23
12
= 16,283

Besarnya harga Ar juga ditentukan oleh harga rata-rata isotop tersebut.


Sebagai contoh, di alam terdapat 35Cl dan 37Cl dengan perbandingan 75%
dan 25% maka Ar Cl dapat dihitung dengan cara:
Ar Cl = (75% u 35) + (25% u 37)
= 35,5
Ar merupakan angka perbandingan sehingga tidak memiliki satuan. Ar
dapat dilihat pada Tabel Periodik Unsur (TPU) dan selalu dicantumkan
dalam satuan soal apabila diperlukan.

2. Massa Molekul Relatif (Mr)


Molekul merupakan gabungan dari beberapa unsur dengan
perbandingan tertentu. Unsur-unsur yang sama bergabung membentuk
molekul unsur, sedangkan unsur-unsur yang berbeda membentuk molekul
senyawa. Massa molekul unsur atau senyawa dinyatakan oleh massa molekul
(Mr). Massa molekul relatif adalah perbandingan massa molekul unsur atau
1
senyawa terhadap x massa atom C–12. Secara matematis dapat dinyatakan:
12

massa molekul unsur


Mr (unsur) =
1
× massa atom karbon - 12
12

massa molekul senyawa


Mr (senyawa) =
1
× massa atom karbon - 12
12

95
Kimia Kelas X
Massa molekul dapat dihitung dengan menjumlahkan Ar dari atom-atom
pembentuk molekul tersebut.
Mr = 6 Ar atom penyusun

Diketahui massa atom relatif (Ar) beberapa unsur sebagai berikut.


Ca = 40
O = 16
H = 1
Tentukan massa molekul relatif (Mr) senyawa Ca(OH)2!
Jawab:
Satu molekul Ca (OH)2 mengandung 1 atom Ca, 2 atom O, dan 2 atom H.
Mr Ca (OH)2 = Ar Ca + (2 Ar O) + (2 Ar H)
= 40 + (2 u 16) + (2 u 1)
= 40 + 32 + 2
= 74

C. Konsep Mol dan Tetapan Avogadro


Apabila Anda mereaksikan satu atom karbon (C)
dengan satu molekul oksigen (O2) maka akan terbentuk
satu molekul CO 2 . Tetapi sebenarnya yang Anda
reaksikan bukan satu atom karbon dengan satu molekul
oksigen, melainkan sejumlah besar atom karbon dan
sejumlah besar molekul oksigen. Oleh karena jumlah
atom atau jumlah molekul yang bereaksi begitu besarnya
maka untuk menyatakannya, para ahli kimia
Gambar 6.2
menggunakan ”mol” sebagai satuan jumlah partikel Amedeo Avogadro
(molekul, atom, atau ion).

Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung partikel zat itu
sebanyak atom yang terdapat dalam 12,000 g atom karbon –12.

Jadi, dalam satu mol suatu zat terdapat 6,022 u 1023 partikel. Nilai 6,022 u 1023
partikel per mol disebut sebagai tetapan Avogadro, dengan lambang L atau N.
Dalam kehidupan sehari-hari, mol dapat dianalogikan sebagai ”lusin”. Jika lusin
menyatakan jumlah 12 buah, mol menyatakan jumlah 6,022 u 10 23 partikel zat.
Kata partikel pada NaCl, H2O, dan N2 dapat dinyatakan dengan ion dan molekul,
sedangkan pada unsur seperti Zn, C, dan Al dapat dinyatakan dengan atom.

96 Perhitungan Kimia
Perhatikan tabel berikut!
Tabel 6.2 Jumlah Partikel dalam Beberapa Zat

Seng Rumus Jumlah Jenis Partikel Jumlah Partikel

Seng Zn 1 mol atom 1 u (6.022 u 1023) atom


Aluminium Al 1 mol atom 1 u (6.022 u 1023) atom
Natrium Klorida NaCl 1 mol ion 1 u (6.022 u 1023) molekul
Air H2 O 1 mol molekul 1 u (6.022 u 1023) molekul

Rumus kimia suatu senyawa menunjukkan perbandingan jumlah atom yang


ada dalam senyawa tersebut.
Tabel 6.3 Perbandingan Atom-Atom dalam H2SO4

Jumlah H2SO4 Jumlah Atom H Jumlah Atom S Jumlah Atom O

1 2 1 4
1 mol 2 mol 1 mol 4 mol
1 u (6.022 u 1023) 2 u (6.022 u1023) 1 u (6.022 u 1023) 4 u (6.022 u 1023)

1 mol zat mengandung 6,022 u 1023 partikel

1. Pada satu molekul air (H2O) terdapat 6,022 u 10–23 molekul H2O.
Ada berapa atom dalam 1 mol air tersebut?
Jawab:
Satu molekul air (H2O) tersusun oleh 2 atom H dan 1 atom O.
Jadi 1 molekul air tersusun oleh 3 atom.
1 mol H2O mengandung 6,022 u 1023 molekul atau
3 u 6,022 u 1023 atom = 1,806 u 1024 atom
2. Tentukan jumlah atom yang terdapat dalam 0,5 mol belerang!
Jawab:
0,5 mol belerang = 0,5 mol u N
= 0,5 mol u 6,02 u 1023 atom belerang
= 3,01 u 1023 atom belerang
3. Dalam 5 mol asam sulfat (H2SO4), tentukan jumlah atom H, S, dan O!

97
Kimia Kelas X
Jawab:
Jumlah molekul = 5 mol u N
= 5 mol u 6,02 u 1023
= 3,01 u 1024 molekul
Jumlah atom H = 2 u 6,02 u 1023 atom = 12,04 u 1023 atom
Jumlah atom S = 1 u 6,02 u 1023 atom = 6,02 u 1023 atom
Jumlah atom O = 4 u 6,02 u 1023 atom = 24,08 u 1023 atom

Dari contoh di atas, dapat disimpulkan mengenai hubungan jumlah mol (n)
dengan jumlah partikel, yang secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut.

Jumlah partikel = n u N

Di mana:
n = jumlah mol
N = bilangan Avogadro

1. Massa Molar (Mr)

Massa satu mol zat dinamakan massa molar (lambang Mr). Besarnya
massa molar zat adalah massa atom relatif atau massa molekul relatif zat
yang dinyatakan dalam satuan gram per mol.

Massa molar = Mr atau Ar zat (g/mol)

Perhatikan contoh pada tabel berikut!


Tabel 6.4 Massa Molar Beberapa Zat

Nama Zat Rumus Ar dan Mr Massa Molar

Besi Fe Ar = 56 56 g/mol
Air H2 O Mr = 18 18 g/mol
Garam Dapur NaCl Mr = 53,5 53,5 g/mol
Karbon C Ar = 12 12 g/mol

Massa suatu zat merupakan per-


dikali massa molar
kalian massa molarnya (g/mol)
dengan mol zat tersebut (n).
mol massa
Jadi hubungan mol suatu zat
dengan massanya dapat dinyatakan dibagi massa molar
sebagai berikut.
Gambar 6.3
Diagram mol – massa

98 Perhitungan Kimia
Secara matematis, dapat dinyatakan sebagai berikut.
Massa molar = massa : mol
Massa = mol u Mr/Ar (massa molar)

Diketahui 6 g urea (CO(NH2)2) jika Ar : H = 1, C = 12, N = 14, O = 16, tentukan:


a. mol urea
b. jumlah partikel
Jawab:
Mr urea = 12 + 16 + (16 u 2) = 60
massa urea 6g
a. mol urea = = = 0,1 mol
Mr urea 60 g/mol
b. jumlah partikel = nuN
= 0,1 u 6,02 u 1023 molekul
= 0,602 u 1023 molekul
= 6,02 u 1024 molekul

2. Volume Molar (Vm)

Volume satu mol zat dalam wujud gas dinamakan volume molar, yang
dilambangkan dengan Vm.

Berapakah volume molar gas? Bagaimana menghitung volume sejumlah


tertentu gas pada suhu dan tekanan tertentu?
Avogadro dalam percobaannya mendapat kesimpulan bahwa 1 L gas
oksigen pada suhu 0° C dan tekanan 1 atm mempunyai massa 1,4286 g, atau
dapat dinyatakan bahwa pada tekanan 1 atm:

1, 4286
1 L gas O2 = mol
32

1
1 L gas O2 = mol
22, 4
1 mol gas O2 = 22,4 L

Maka, berdasarkan hukum Avogadro dapat disimpulkan:

1 mol gas O2 = 22,4 L

99
Kimia Kelas X
Sesuai dengan hukum Avogadro yang menyatakan bahwa pada suhu dan
tekanan yang sama, volume gas yang sama mengandung jumlah molekul yang
sama atau banyaknya mol dari tiap-tiap gas volumenya sama. Berdasarkan
hukum tersebut berlaku volume 1 mol setiap gas dalam keadaan standar (suhu
0° C dan tekanan 1 atm) sebagai berikut.
Volome gas dalam keadaan standar = 22,4 L

Berapa volume gas CO2 yang massanya 22 g (Ar : C = 12, O = 16) jika diukur pada
tekanan 1 atm?
Jawab:
Mr CO2 = 44
22
mol CO2 = = 0,5 mol
44
volume CO2 = 0,5 u 22,4 = 11,2 L

3. Volume Gas pada Keadaan Tidak Standar


Perhitungan volume gas tidak dalam keadaan standar (non-STP)
digunakan dua pendekatan sebagai berikut.
a. Persamaan gas ideal
Dengan mengandaikan gas yang akan diukur bersifat ideal, persamaan
yang menghubungkan jumlah mol (n) gas, tekanan, suhu, dan volume
yaitu:

Hukum gas ideal : P . V = n . R . T


Di mana:
P = tekanan (satuan atmosfir, atm)
V = volume (satuan liter, L)
n = jumlah mol gas (satuan mol)
R = tetapan gas (0,08205 L atm/mol K)
T = suhu mutlak (°C + 273,15 K)
n.R.T
P.V=n.R.ToV=
P
Jika, n = 1 mol P = 1 atm
R = 0,08205 L atm/mol K T = 273 K
1 mol × 0.08205 L atm/mol K × 273 K
V= = 22,4 L
1 atm

100 Perhitungan Kimia


Tentukan volume dari 4,4 g gas CO2 yang diukur pada tekanan 2 atm dan suhu
27° C! (Ar : C = 12, O = 16)
Jawab:
massa CO 2 4, 4
Mol CO2 = = = 0,1 mol
Mr CO 2 44

nRT 0,1 × 0, 082 × (273 + 27)


Volume CO2 = = = 1,21 L
P 2
b. Dengan konversi gas pada suhu dan tekanan yang sama
Menurut hukum Avogadro, perbandingan gas-gas yang jumlah molnya sama
memiliki volume sama. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.

V1 n
= 1
V2 n2

Di mana:
n1 = mol gas 1 V1 = volume gas 1
n2 = mol gas 2 V2 = volume gas 2

Berapa volume 4 g gas metana (CH4) yang diukur pada keadaan sama dengan
3 g NO volumenya 5 L (Ar : H = 1, C = 12, N = 14, O = 16)?
Jawab:
Mr CH4 = 16
4
mol CH4 = = 0,25 mol
16
Mr NO = 30
3
mol NO = = 0,1 mol
30
V1 n
= 1
V2 n2

n1 0, 25
V1 = u V2 = u 5 L = 12,5 L
n2 0,1

101
Kimia Kelas X
4. Molaritas (M)
Banyaknya zat yang terdapat dalam suatu larutan dapat diketahui
dengan menggunakan konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam molaritas
(M). Molaritas menyatakan banyaknya mol zat dalam 1 L larutan. Secara
matematis dinyatakan sebagai berikut.
Di mana:
massa 1.000 M = molaritas (satuan M)
M= ×
Mr V massa = dalam satuan g
Mr = massa molar (satuan g/mol)
V = volume (satuan mL)

Tentukan molaritas jika 4 g NaOH dilarutkan dalam:


a. 2 L air
b. 500 mL air
Jawab:
4
Mr NaOH = 40 maka mol NaOH = = 0,1 mol
40
1000 1000
a. M = mol u = 0,1 u = 0,05 mol/L
V 2000
massa 1000
b. M = ×
Mr V

4 1000
= u
40 500
= 0,2 mol/L
Hubungan mol dengan massa, jumlah partikel dan volume pada STP, dapat
digambarkan sebagai berikut.
: :

Massa (gram) Ar atau Mr Mol 6,02 u 1023 Jumlah partikel


x ▲ x

: 22,4 x

Volume (STP)

102 Perhitungan Kimia


D. Rumus Molekul dan Kadar Unsur dalam Senyawa
Perbandingan massa dan kadar unsur dalam suatu senyawa dapat ditentu-
kan dari rumus molekulnya.

jumlah atom × Ar unsur


Di mana, Kadar unsur = u 100%
Mr senyawa

Berapakah kadar C dan N dalam urea (CO(NH2)2)?


(Ar : C = 12 ; N = 4 ; O = 16 ; dan H = 1)
Jawab:
1 mol urea mengandung 1 atom C, 1 atom O, 2 atom N dan 4 atom H.
Mr urea = 12 + 16 + 28 + 4 = 60
12
Kadar C = u 100 % = 20 %
60
28
Kadar N = u 100 % = 46,66 %
60

1. Penentuan Rumus Empiris dan Rumus Molekul


Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur dan jumlah relatif masing-
masing unsur yang terdapat dalam zat. Banyaknya unsur yang terdapat
dalam zat ditunjukkan dengan angka indeks.
Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan rumus molekul.
”Rumus empiris, rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-
atom dari unsur-unsur yang menyusun senyawa”.
”Rumus molekul, rumus yamg menyatakan jumlah atom-atom dari
unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa”.

Perhatikan contoh rumus molekul dan rumus empiris beberapa senyawa


dalam tabel berikut.
Tabel 6.5 Rumus Molekul dan Rumus Empiris Beberapa Senyawa

Nama Zat Rumus Molekul Rumus Empiris

Air H2 O H2 O
Glukosa C6H12O6 CH2O
Benzena C 6H 6 CH
Etilena C 2H 4 CH2
Asetilena C 2H 2 CH

103
Kimia Kelas X
Rumus Molekul = ( Rumus Empiris )n
Mr Rumus Molekul = n u (Mr Rumus Empiris)

n = bilangan bulat
Penentuan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa dapat
ditempuh dengan langkah berikut.
1. Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa,
2. Ubah ke satuan mol,
3. Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris,
4. Cari rumus molekul dengan cara:
(Mr rumus empiris)n = Mr rumus molekul, n dapat dihitung,
5. Kalikan n yang diperoleh dari hitungan dengan rumus empiris.

1. Suatu senyawa terdiri dari 43,7% P dan 56,3% O. Tentukan rumus molekul!
(Ar : P = 31 dan O = 16)
Jawab:
Misal massa senyawa = 100 g
Maka massa P dan O masing-masing 43,7 g dan 56,3 g.
43,7 56, 3
Perbandingan mol P : mol O = :
31 16
= 1,41 : 3,52
= 1 : 2,5 = 2 : 5
Jadi, rumus molekul P2O5.
2. Suatu senyawa terdiri dari 60% karbon, 5% hidrogen, dan sisanya
nitrogen. Mr senyawa itu = 80 (Ar : C = 12 ; H = 1 ; N = 14). Tentukan rumus
empiris dan rumus molekul senyawa itu!
Jawab:
Persentase nitrogen = 100% – ( 60% + 5% ) = 35%.
Misal massa senyawa = 100 g
Maka massa C : H : N = 60 : 5 : 35
Perbandingan mol C : mol H : mol N = 5 : 5 : 2,5
= 2 : 2 :1
Maka rumus empiris = (C2H2N)n.
(Mr rumus empiris)n = Mr rumus molekul
(C2H2N)n = 80
(24 + 2 + 14)n = 80
40n = 80
n = 2
Jadi, rumus molekul senyawa tersebut = (C2H2N)2 = C4H4N2.

104 Perhitungan Kimia


2. Menentukan Rumus Kimia Hidrat (Air Kristal)
Hidrat adalah senyawa kristal padat yang mengandung air kristal (H2O).
Rumus kimia senyawa kristal padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya
penentuan rumus hidrat merupakan penentuan jumlah molekul air kristal
(H2O) atau nilai x.
Secara umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai berikut.

Rumus kimia senyawa kristal padat: x . H2O

Sebagai contoh garam kalsium sulfat, memiliki rumus kimia


CaSO4 . 2H2O, artinya dalam setiap satu mol CaSO4 terdapat 2 mol H2O.
Beberapa senyawa berhidrat/berair kristal dapat Anda lihat dalam tabel
berikut.
Tabel 6.6 Beberapa Senyawa Berhidrat

Nama Senyawa Jumlah Molekul Air Kristal Rumus Kimia

Kalsium sulfat dihidrat 2 CaSO4 . 2H2O


Asam oksalat dihidrat 2 H2C2O4 . 2H2O
Tembaga (II) sulfat pentahidrat 5 CuSO4 . 5H2O
Natrium sulfat pentahidrat 5 Na2SO4 . 5H2O
Magnesium sulfat heptahidrat 7 MgSO4 . 7H2O
Natrium karbonat dekahidrat 10 Na2CO3 . 10H2O

1. Sebanyak 5 g tembaga (II) sulfat hidrat dipanaskan sampai semua air


kristalnya menguap. Massa tembaga (II) sulfat padat yang terbentuk 3,20 g.
Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar : Cu = 63,5 ; S = 32 ; O = 16 ; H = 1)
Jawab:
Langkah-langkah penentuan rumus hidrat:
a. Misalkan rumus hidrat CuSO4 . x H2O.
b. Tulis persamaan reaksinya.
c. Tentukan mol zat sebelum dan sesudah reaksi.
d. Hitung nilai x, dengan menggunakan perbandingan mol CuSO4 : mol
H2O.
CuSO4 . xH2O(s) o CuSO4(s) + xH2O
5g 3,2 g 1,8 g
Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = 0.02 : 0,10.
Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = 1 : 5.
Jadi, rumus hidrat dari tembaga(II) sulfat yaitu CuSO4 . 5H2O.

105
Kimia Kelas X
2. Bagaimanakah rumus kimia garam barium klorida berhidrat (BaCl2 . xH2O)
apabila 12,2 g garam tersebut dipanaskan menghasilkan zat yang tersisa
sebanyak 10,4 g?
(Ar : Ba = 137 ; Cl = 35,5 ; O = 16 ; H = 1)
Jawab:
BaCl2 . xH2O o BaCl2 + xH2O
p p p
.... .... ....
12,2 g 10,4 g (12,2 – 10,4) = 1,8 g
10, 4 1, 8
Perbandingan, mol BaCl2 : mol H2O = :
208 18
= 0,05 : 0,1
= 1:2
Jadi, rumus kimia garam tersebut BaCl2 . 2H2O.

3. Hitungan Kimia
Penentuan jumlah pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat dalam reaksi
harus diperhitungkan dalam satuan mol. Artinya, satuan-satuan yang
diketahui harus diubah ke dalam bentuk mol. Metode ini disebut metode
pendekatan mol.
Adapun langkah-langkah metode pendekatan mol tersebut dapat Anda
simak dalam bagan berikut.

1. Tuliskan persamaan reaksi dari soal yang ditanyakan dan setarakan.



2. Ubahlah semua satuan yang diketahui dari tiap-tiap zat ke dalam
mol.

3. Gunakanlah koefisien reaksi untuk menyeimbangkan banyaknya


mol zat reaktan dan produk.

4. Ubahlah satuan mol dari zat yang ditanyakan ke dalam satuan yang
ditanya (L atau g atau partikel, dll.).

106 Perhitungan Kimia


1. Berapa massa air (H2O) yang dihasilkan dari reaksi pembakaran 4 g H2
dengan O2? (Ar : H = 1 ; O = 16)
Jawab:
Setarakan reaksinya: 2H2 + O2 o 2H2O
Agar penyelesaian lebih mudah gunakan alur berikut.
m H2 o mol H2 o mol H2O o m H2O
ubah ke cari ubah ke
4
mol H2 = mol = 2 mol
2
koefisien H 2 O 2
mol H2O = u mol H2 = u 2 mol = 2 mol
koefisien H 2 2
m H2O = 2 u Mr H2O = 2 u 18 = 36 g
2. Satu mol logam aluminium direaksikan dengan asam klorida secukupnya
menurut reaksi Al(s) + HCl(aq) o AlCl3(aq) + H2(g).
a. Berapa massa AlCl3 yang terbentuk?
b. Berapa volume gas H2 (STP)?
c. Berapa partikel H2 yang terjadi?
(Ar : Al = 27 ; Cl = 35,5)
Jawab:
2Al(s) + 6HCl(aq) o 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
1 mol
koefisien AlCl 3
a. mol AlCl3 = u mol Al
koefisien Al

2
= u 1 mol = 1 mol
2
m AlCl3 = 1 u Mr AlCl3
= 1 u {(27) + (3 u 35,5)} = 1 u 133,5
= 133,5 g
koefisien H 2
b. mol H2 = u mol Al
koefisien Al

3
= u 1 mol
2
= 1,5 mol

107
Kimia Kelas X
V H2 (STP) = mol H2 × 22,4 L
= 1,5 × 22,4 L
= 33,6 L
c. Partikel H2 = mol H2 × 6,02 × 1023
= 1,5 × 6,02 × 1023
= 9,03 × 1023 partikel
3. Sebanyak 13 g seng tepat habis bereaksi dengan sejumlah HCl menurut reaksi:
Zn(s) + HCl(aq) o ZnCl2(aq) + H2(g).
Apabila 1 mol gas oksigen pada tekanan dan suhu tersebut bervolume 20 L,
berapa literkah volume gas hidrogen yang dihasilkan pada reaksi tersebut?
(Ar Zn = 65)
Jawab:
Zn(s) + 2HCl(aq) o ZnCl2(aq) + H2(g)
13
mol Zn = = 0,2 mol
65
koefisien H 2
mol H2 = × mol Zn
koefisien Zn

1
=
× 0,2 mol = 0,2 mol
1
V H2 = mol H2 × 20 L (T.P) tersebut
= 0,2 × 20 L = 4 L
4. Pembakaran gas etana (C2H6) memerlukan oksigen 4,48 L (STP), menurut
reaksi: C2H6(g) + O2(g) o CO(g) + H2O(g)
a. Berapa massa etana tersebut?
b. Berapa massa CO2 yang dihasilkan?
(Ar : C = 12 ; H = 1 ; O = 16)
Jawab:
2C2H6(g) + 7O2(g) o 4CO2(g) + 6H2O(g)
4, 48
mol O2 = = 0,2 mol
22, 4
2
a. mol C2H6 = × 0,2 mol = 0,057 mol
7
m C2H6 = 0,057 × 30 = 1,71 g
4
b. mol CO2 = × 0,2 mol = 0,114 mol
7
m CO2 = 0,114 × 44 = 5,02 g

108 Perhitungan Kimia


4. Pereaksi Pembatas
Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang
dicampurkan tidak selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya.
Hal ini berarti bahwa ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu.
Pereaksi demikian disebut pereaksi pembatas. Bagaimana hal ini dapat terjadi?
Anda perhatikan gambar di bawah ini!

X + 2Y o XY2

= molekul zat X

+ ▲
+ = molekul zat Y

= molekul zat XY2


Gambar 6.4
Pereaksi pembatas

Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut


koefisien reaksi, satu mol zat X membutuhkan dua
mol zat Y. Gambar di atas menunjukkan bahwa tiga
molekul zat X direaksikan dengan empat molekul
zat Y. Setelah reaksi berlangsung, banyaknya • pereaksi pembatas
molekul zat X yang bereaksi hanya dua molekul dan • mol reaktan
satu molekul tersisa. Sementara itu, empat molekul • koefisien reaksi
zat Y habis bereaksi. Maka zat Y ini disebut pereaksi • hasil bagi terkecil
pembatas.
Pereaksi pembatas merupakan reaktan yang
habis bereaksi dan tidak bersisa di akhir reaksi.

Dalam hitungan kimia, pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara


membagi semua mol reaktan dengan koefisiennya, lalu pereaksi yang
mempunyai nilai hasil bagi terkecil merupakan pereaksi pembatas.

Diketahui reaksi sebagai berikut S(s) + 3F2(g) o SF6(g).


Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2, tentukan:
a. Berapa mol SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?
Jawab:
S + 3F2 o SF6
Dari koefisien reaksi menunjukkan bahwa 1 mol S membutuhkan 3 mol F2.

109
Kimia Kelas X
Kemungkinan yang terjadi sebagai berikut.
a. Jika semua S bereaksi maka F2 yang dibutuhkan:
koefisien F2
mol F2 = u2 mol S
koefisien S

3
= u 2 mol
1
= 6 mol
Hal ini memungkinkan karena F2 tersedia 10 mol.
b. Jika semua F2 habis bereaksi maka S yang dibutuhkan:
koefisien F2
mol S = u 10 mol F2
koefisien S

1
= u 10 mol
3
= 3,33 mol
Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya 2 mol.
Jadi, yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S!
Banyaknya mol SF6 yang terbentuk = x mol S.
a. Mol SF6 = 1 u 2 mol = 2 mol
b. Zat yang tersisa F2, sebanyak = 10 mol – 6 mol = 4 mol F2

Contoh soal di atas dapat juga diselesaikan dengan langkah-langkah sebagai


berikut.
a. Setarakan reaksinya.
b. Semua pereaksi diubah menjadi mol.
c. Bagilah masing-masing mol zat dengan masing-masing koefisiennya.
d. Nilai hasil bagi terkecil disebut pereaksi pembatas (diberi tanda atau lingkari).
e. Cari mol zat yang ditanya.
f. Ubah mol tersebut menjadi gram/liter/partikel sesuai pertanyaan.
Jawab:
S + 3F2 o SF6
p p
2 mol 10 mol
p p
2 10
=2 = 3,33 (Nilai 2 < 3,33)
1 3
Berarti, zat pereaksi pembatas: S.

110 Perhitungan Kimia


Sehingga ditulis:
S + 3F2 o SF6
p p
2 mol 10 mol
koefisien SF6
a. mol SF6 = u 2 mol S
koefisien pereaksi pembatas

1
= u 2 mol = 2 mol
1

koefisien F2
b. mol F2 yang bereaksi = u 2 mol S
koefisien S

3
= u 2 mol = 6 mol
1
mol F2 sisa = mol tersedia – mol yang bereaksi
= 10 mol – 6 mol = 4 mol

Apabila hanya melibatkan dua buah gas maka berlaku rumus-rumus sebagai
berikut.

Hukum Variabel Tetap Rumus

1. Boyle n dan T P1V1 = P2V2


  • volume gas
2. Gay Lussac P dan T  • koefisien reaksi
 
• massa atom relatif
  • massa molekul relatif
3. Boyle–Gay Lussac n 
  • mol
4. Avogadro P, V, dan T n1 = n2 • massa molar
• volume molar
• tetapan gas ideal
Di mana: • rumus empiris
P = tekanan (satuan atmosfir, atm) • rumus molekul
V = volume (satuan liter, L)
n = jumlah mol gas
R = tetapan gas (0,08205 L atm/mol. K)
T = suhu mutlak (°C + 273,15 K )

111
Kimia Kelas X
Jawablah soal-soal berikut! a. Berapa massa 0,5 mol Al2(SO4)3?
1. Gas metana (CH4) terbakar di udara b. Berapa jumlah mol dari 684 g
menurut reaksi: Al2(SO4)3?
CH4(g) + 2O2(g) o CO2(g) + 2H2O(g) 4. Sebanyak 0,5 mol N 2 direaksikan
Jika gas metana yang terbakar (pada dengan 3 mol H 2 menurut reaksi
suhu dan tekanan yang sama) N2 + H2 o NH3.
sebanyak 1 L, tentukan: a. Tentukan pereaksi pembatas-
a. Berapa volume O2 yang diperlu- nya!
kan? b. Berapa volume NH3 (STP) yang
b. Berapa volume uap air dan gas dihasilkan?
CO2 yang dihasilkan? c. Berapa mol sisa?

2. Diketahui Ar : Cu = 63,5 ; S = 32 ; 5. Kadar air kristal dalam suatu hidrat


O = 16 ; H = 1. dari Na 2 CO 3 sebesar 14,5 %.
Tentukan massa molekul CuSO4 . 5H2O! Tentukan rumus hidratnya ! (Ar : Na
= 23; C = 12; O = 16 : H = 1)
3. Jika diketahui Ar : Al = 27; S = 32 dan
O = 16.

Seberapa Efektifkah
Garam Beriodium?
Iodium dengan simbol kimia I adalah elemen nonlogam penting yang diperlukan
tubuh dalam jumlah renik secara terus-menerus. Kekurangan iodium, khususnya pada
anak-anak, sangat mengganggu pertumbuhan dan tingkat kecerdasan.
Oleh sebab itu, Unicef (badan PBB yang mengurusi kesejahteraan anak-anak)
beberapa waktu silam, melalui dutanya bintang film James Bond 007, Roger Moore,
pernah secara khusus datang ke Indonesia untuk mengampanyekan penggunaan garam
beriodium. Hal serupa juga dilakukan Pemda Jawa Barat melalui media TVRI Bandung
sekitar Februari 2003.
Iodium di alam tidak pernah ditemukan sebagai elemen tunggal, tetapi tersimpan
di dalam senyawa, misalnya garam kalium hipoiodat (KIO). Dalam keadaan kering,
garam ini sangat stabil sehingga bisa berumur lebih dari lima puluh tahun tanpa
mengalami kerusakan. Itulah sebabnya mengapa garam KIO dipakai sebagai suplemen
untuk program iodisasi garam (atau garam beriodium).

112 Perhitungan Kimia


Garam beriodium mengandung 0,0025 persen berat KIO (artinya dalam 100 g
total berat garam terkandung 2,5 mg KIO). Berikut ini dipaparkan cara sederhana untuk
menghitung berapa banyak KIO yang dikonsumsi seseorang. Andaikan seorang ibu
rumah tangga dalam sehari memasak satu panci sup (kapasitas 2 L) dengan mengguna-
kan dua sendok garam beriodium (misalnya dengan berat 20 g), dan tiap-tiap anggota
keluarga pada hari tersebut melahap dua mangkuk (anggap volume total kuah 100
mL). Maka, berat total garam KIO yang dikonsumsi tiap-tiap anggota keluarga itu
dalam sehari (dengan asumsi tidak makan garam melalui makanan lainnya) sebesar
0,0000025 g atau 2,5 mikrogram (dari 0,0025% u 20 g u 100 mL/200 mL). Jumlah garam
yang sangat kecil, namun sangat diperlukan.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya apakah kesemua 2,5 mikrogram KIO tersebut
masuk ke dalam tubuh? Kalau tiap-tiap keluarga memiliki kebiasaan menaburkan
garam ketika hidangan telah berada di atas meja makan (tidak pada saat memasak)
maka jawabannya benar.
Kenyataannya tidak demikian. Hampir semua ibu rumah tangga selalu
mencampurkan garam beriodium saat memproses makanan. Kalau hal ini dilakukan,
kemungkinan besar iodium yang jumlahnya sangat kecil ini telah lenyap sebagai gas
selama memasak.
Secara kimiawi, fenomena tersebut dijelaskan dari proses reduksi KIO. Reaksi reduksi
ini sebenarnya berlangsung sangat lambat. Namun, laju reaksi bisa dipercepat jutaan
kali lipat dengan bantuan senyawa antioksidan, keasaman larutan, dan panas. Seperti
diketahui bahwa semua bahan makanan organik (hewan ataupun tanaman) selalu
memiliki antioksidan, dan proses memasak selalu menggunakan panas serta terkadang
ada asamnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan garam
beriodium untuk ini menjadi sia-sia.
Percobaan sederhana untuk membuktikan lenyapnya iodium yaitu dengan
mencampurkan garam beriodium dengan antioksidan (bisa berupa tumbukan cabai atau
bawang) dan asam cuka, yang kemudian direbus. Iodium yang lepas bisa diamati dari
larutan kanji sebagai indikator. Apabila berubah menjadi biru, pertanda iodium telah
lepas sebagai gas.

Makanan laut
Sangat sulit mengubah kebiasaan ibu rumah tangga yang terbiasa membubuhi garam
pada saat memproses makanan. Namun, program pemberian iodium masih bisa
dilakukan dengan cara lain tanpa mengubah perilaku, yaitu melalui promosi
penggunaan makanan laut. Kandungan iodium dalam makanan laut seperti ikan,
kerang, cumi, atau rumput laut berkisar 0,0002 persen. Keuntungan konsumsi iodium
melalui makanan laut antara lain elemen iodium tersebut tidak hilang selama
pemrosesan masakan. Selain itu, jumlah yang dimakan biasanya juga lebih tinggi
(apabila kita mengonsumsi 50 g ikan laut, berarti iodium yang masuk setara 100
mikrogram iodium). Mungkin ini merupakan penjelasan mengapa jarang ditemui kasus
kekurangan iodium pada orang-orang Eropa. Karena sejak dulu hingga kini, mereka

113
Kimia Kelas X
mempunyai kebiasaan memakan ikan laut. Setidak-tidaknya, melalui kebiasaan
menyajikan ikan (tidak ada daging) sebagai menu utama pada kebanyakan restoran
atau kedai-kedai di setiap hari Jumat.
Sayangnya, kebanyakan orang-orang pedalaman Indonesia tidak begitu
menggemari makanan laut. Mungkin akibat kebiasaan menu ikan tidak ada, daya beli
rendah, atau alergi. Namun, masalah ini masih bisa diatasi dengan mengganti ikan
laut dengan rumput laut.
Jepang merupakan negara terdepan dalam konsumsi rumput laut, dan kasus
kekurangan iodium juga sangat rendah di negara tersebut. Di sana, rumput laut
diproses menjadi anyaman halus yang disebut nori. Nori ini dipakai sebagai berbagai
pembungkus makanan, misalnya nasi kepal (onigiri) atau sushi. Selain itu, juga dipakai
sebagai campuran penyedap rasa pada mi rebus, seperti ramen atau soba. Mungkin
seandainya kita mau meniru, misalnya daun pisang pembungkus lemper diganti
lembaran rumput laut, atau mi bakso maupun mi pangsit dibubuhi penyedap dari
rumput laut, maka kasus kekurangan iodium akan berkurang di negeri ini.
Pentradisian penggunaan makanan laut hendaknya terus digalakkan karena lebih
dari 70 persen dari luas wilayah negeri ini berupa laut.
Sumber: Kompas, 29 April 2003

1. Hitungan kimia menggambarkan 4. Konsep mol menggambarkan ke-


hubungan kuantitatif antaratom dari terkaitan antara mol (jumlah partikel
unsur dalam zat-zat dan hubungan dalam zat) dengan massa molar atau
kuantitatif antarzat dalam suatu volume molar.
reaksi kimia.
5. Koefisien reaksi dapat juga me-
2. Massa molekul relatif disebut juga nyatakan perbandingan mol zat-zat
massa molar (M r = jumlah atom pereaksi dan hasil reaksi.
unsur u Ar unsur).
6. Hidrat merupakan senyawa kristal
3. Hipotesis Avogadro: padat yang mengandung air kristal
Pada suhu dan tekanan yang sama, (H2O).
semua gas dengan volume yang
7. Pereaksi pembatas adalah pereaksi
sama akan mengandung jumlah
yang habis bereaksi lebih dahulu
molekul yang sama pula.
dalam reaksi kimia.

114 Perhitungan Kimia


A. Pilihlah jawaban yang tepat! 5. Pada pemanasan, HgO akan terurai
menurut reaksi 2HgO o 2Hg + O2.
1. Pada pembakaran sempurna 1 L gas Pemanasan 108 g HgO menghasilkan
asetilena C 2 H 2 diperlukan udara 4,8 g O2. HgO yang terurai sebanyak
(yang mengandung 20% mol . . . %.
oksigen) yang diukur pada P dan T (Ar : Hg = 200, O = 16)
yang sama sebanyak . . . L. a. 40 d. 70
a. 2,5 d. 10 b. 50 e. 80
b. 5 e. 12,5 c. 60
c. 7,5
6. Pupuk urea CO(NH2)2 mengandung
2. Pembuatan konsentrasi Cl– sebesar 42 % N. Jika Mr Urea = 60 dan Ar
0,10 M maka 250 mL larutan CaCl2 N = 14 maka kemurnian pupuk urea
0,15 M harus diencerkan sampai sebesar . . . %.
volume . . . mL. a. 45 d. 90
a. 500 d. 1250 b. 60 e. 98
b. 750 e. 1500 c. 75
c. 1000
7. Sebanyak 10 cm3 hidrokarbon tepat
3. Pada pembakaran 12 g suatu bereaksi dengan 40 cm3 oksigen meng-
senyawa karbon dihasilkan 22 g gas hasilkan 30 cm3 karbon dioksida. Jika
CO 2 (Ar : C = 12, O = 16). Unsur volume semua gas diukur pada suhu
karbon dalam senyawa tersebut dan tekanan sama, maka rumus
sebanyak . . . %. hidrokarbon tersebut yaitu . . . .
a. 23 d. 55 a. CH4 d. C3H6
b. 27 e. 77 b. C2H6 e. C3H8
c. 50 c. C3H4

4. Jika 100 cm3 suatu oksida nitrogen 8. Volume larutan H2SO4 0,1 M yang
terurai dan menghasilkan 100 cm3 diperlukan untuk mereaksikan 2,7 g
nitrogen(II) oksida dan 50 cm 3 logam Al (Ar = 27) sebanyak . . . L.
oksigen (semua volume gas diukur a. 1 d. 4,5
pada suhu dan tekanan yang sama) b. 1,5 e. 5
maka oksida nitrogen tersebut yaitu c. 3
.... 9. Jika pada STP volume dari 4,25 g gas
a. NO d. N2O4 sebesar 2,8 L, massa molekul relatif
b. NO2 e. N2O5 gas tersebut yaitu . . . .
c. N2O a. 26 d. 32
b. 28 e. 34
c. 30

115
Kimia Kelas X
10. Secara teoritis banyaknya cuplikan 15. Serbuk besi sejumlah 28 g (A r
dengan kadar belerang 80 %, yang Fe = 56) direaksikan dengan 20 g
dapat menghasilkan 8 g SO3 yaitu belerang (Ar S = 32) sesuai reaksi
. . . g. (Ar : O = 16, S = 32) Fe + S o FeS, zat yang tersisa sesudah
a. 3 d. 6 reaksi selesai yaitu . . . .
b. 4 e. 7 a. 2 g belerang
c. 5 b. 4 g belerang
c. 7 g besi
11. Pada suhu dan tekanan sama, 40 mL
d. 8 g besi
P2 tepat bereaksi dengan 100 mL Q2
e. 14 g besi
menghasilkan 40 mL gas PxQy, harga
x dan y yaitu . . . .
B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
a. 1 dan 2 d. 2 dan 3
b. 1 dan 3 e. 2 dan 5 1. Massa atom C–12 sebesar 2,04 u 10–27
c. 1 dan 5 kg dan massa 1 atom X sebesar
6,8 u 10–27 kg. Tentukan Ar X!
12. Senyawa berikut yang mengandung
jumlah molekul paling banyak yaitu 2. Jika diketahui massa atom realtif
.... Al = 27, S = 32, O = 16, hitunglah
a. 10 g C2H6 (Mr = 30) berapa mol yang terdapat dalam:
b. 11 g CO2 (Mr = 44) a. 4 g oksigen,
c. 12 g NO2 (Mr = 46) b. 32 g belerang oksida,
d. 17 g Cl2 (Mr = 71) c. 17,1 g aluminium sulfat?
e. 20 g C6H6 (Mr = 78)
3. Pada suhu dan tekanan tertentu massa
13. Sebanyak 76,4 g Na 2B4O7 ˜ x H 2O dari 6 L gas nitrogen monoksida
dipanaskan sehingga air kristal (NO) sebesar 7,5 g. Pada suhu dan
menguap. Di samping itu garam tekanan yang sama tentukanlah
anhidrat yang terjadi terurai massa dari 48 L gas belerang dioksida
menurut reaksi: SO2!
Na2B4O7 o 2NaBO2 + B2O3.
4. Berapa persenkah kadar N dan S
Hasil reaksi yang terjadi ternyata
dalam senyawa ZA atau (NH4)2SO4?
40,4 g. Jika Ar : Na = 23, B = 11, H = 1,
O = 16 maka harga x yaitu . . . . 5. Massa molekul relatif suatu senyawa
a. 2 d. 10 dianalisis 58. Jika senyawa itu terdiri
b. 5 e. 12 dari 82,8 % karbon dan 17,2 %
c. 6 hidrogen, tentukan rumus molekul-
nya!
14. Apabila massa atom relatif H = 1,
O = 16, Mg = 24 dan O = 35,5 maka
kadar Mg yang terdapat dalam 5,8 g
Mg(OH)2 sebesar . . . .
a. 2,4 g d. 7,50 g
b. 4,2 g e. 9,15 g
c. 3,30 g

116 Perhitungan Kimia


A. Pilihlah jawaban yang tepat! 7. Supaya reaksi berikut setara:
aFe2S3 + bH2O + cO2 o dFe(OH)3 +
1. Berikut ini yang bukan termasuk
eS
rumus molekul yaitu . . . .
a. C2H2 d. C6H12O6 maka nilai a, b, c, dan d berturut-
b. CH2 e. C4H8 turut yaitu . . . .
c. C2H4 a. 1, 3, 2, 2, 3 d. 4, 6, 3, 4, 12
b. 2, 6, 4, 2, 3 e. 2, 6, 6, 4, 6
2. Rumus molekul dari C2H5OH yaitu c. 2, 6, 3, 4, 6
....
a. C2H5OH d. CH3O 8. Aluminium bereaksi dengan asam
b. C4H10O2H2 e. CH3OH sulfat membentuk aluminium sulfat
c. C2H6O dan gas hidrogen. Persamaan reaksi
yang benar untuk proses tersebut
3. Rumus kimia dari besi (II) klorida
yaitu . . . .
yaitu . . . .
a. FeCl d. FeCl2 a. Al2 + 3H2SO4 o Al2(SO4)3 + 6H2
b. Fe2Cl e. FeCl3 b. 2Al + H2SO4 o Al2SO4 + H2
c. Fe2Cl2 c. Al + H2SO4 o AlSO4 + H2
4. Rumus molekul dan rumus empiris d. 3Al + 2H2SO4 o Al(SO4)2 + 2H2
dari senyawa yang mengandung e. 2Al + 3H2SO4 o Al2(SO4)3 + 3H2
4 atom karbon dan 8 atom hidrogen
yaitu . . . . 9. Di antara persamaan reaksi berikut
a. C4H8 dan C2H4 yang sudah setara yaitu . . . .
b. C2H4 dan CH2 a. 2Al + H2SO4 o Al2(SO4)3 +H2
c. CH2 dan C4H8 b. 2NH3 + 7O2 o 2NO2 + 3H2O
d. C4H8 dan CH2
c. C2H5OH + 3O2 o CO2 + 3H2O
e. C2H dan C8H4
d. Fe2O3 + HCl o 2FeCl3 + 3H2O
5. Jumlah kation dan anion yang
e. H2SO4 + 2KOH o K2SO4 + H2O
terdapat pada senyawa FePO4 yaitu
.... 10. Nama yang tidak sesuai dengan
a. +1 dan –4 d. +2 dan –3 rumus kimia senyawanya yaitu . . . .
b. +4 dan –1 e. +3 dan –3 a. N2O3 = dinitrogen trioksida
c. +2 dan –1
b. CO2 = karbon monoksida
6. Rumus kimia yang terbentuk dari c. P2O5 = dipospor pentaoksida
Hg2+ dan NO–3 yaitu . . . .
a. Hg(NO3)–2 d. Hg(NO3)3 d. Al2O3 = dialuminium trioksida
b. Hg2NO3 e. Hg3(NO3)2 e. Cl2O3 = diklor trioksida
c. HgNO3

117
Kimia Kelas X
11. Massa atom sebelum dan sesudah 16. Volume gas-gas yang bereaksi
reaksi sama, dinyatakan oleh . . . . dengan volume gas-gas hasil reaksi,
a. Lavoisier d. Dalton jika diukur pada suhu dan tekanan
b. Proust e. Gay Lussac yang sama, berbanding sebagai
c. Avogadro bilangan bulat dan sederhana.
Pernyataan tersebut dikemukakan
12. Suatu contoh hukum perbandingan oleh . . . .
berganda Dalton yaitu pembentukan a. Avogadro d. Gay Lussac
pasangan senyawa . . . . b. Lavoisier e. Dalton
a. H2O dan HCl c. Proust
b. CH4 dan CCl4
c. SO2 dan SO3 17. Jika 35 g besi bereaksi dengan
d. CO2 dan NO2 belerang menghasilkan 55 g besi(II)
e. NH3 dan PH3 belerang, menurut hukum Proust,
massa belerang (Fe : S = 7 : 4)
13. Perbandingan massa atom dalam sebanyak . . . .
suatu senyawa tetap. Pernyataan ini a. 20 g d. 75 g
dikemukakan oleh . . . . b. 35 g e. 90 g
a. Lavoisier d. Gay Lussac c. 55 g
b. Proust e. Avogadro
c. Dalton 18. Persamaan reaksi:
aC2H6(g) + bO2(g) o cCO2 + dH2O(g)
14. Unsur N dan O dapat membentuk
akan memenuhi hukum Lavoisier,
senyawa NO dan NO2. Pada massa
jika a, b, c, dan d berturut-turut . . . .
oksigen yang sama, perbandingan
a. 2, 4, 7, 6 d. 2, 4, 6, 7
massa unsur O pada kedua senyawa
b. 2, 7, 4, 6 e. 2, 6, 4, 7
tersebut memiliki perbandingan . . . .
c. 2, 6, 7, 4
(Ar : N = 14 ; O = 16)
a. 1 : 2 d. 2 : 1 19. Perbandingan H : O = 1 : 8 dalam
b. 2 : 3 e. 1 : 3 senyawa air. Jika H 2 O sebanyak
c. 3 : 2 45 g, massa oksigen dan massa
hidrogen sebanyak . . . g.
15. Diketahui reaksi:
a. 45 dan 5 d. 5 dan 9
2C(s) + O2(g) o 2CO(g)
b. 40 dan 5 e. 8 dan 9
Massa atom C Massa atom O c. 5 dan 8
6g 8g
10,5 g 14 g 20. Berdasarkan persamaan reaksi (pada
15 g 20 g T, P) sama:
MnO2 + HCl o MnCl2 + H2O + Cl2
Perbandingan massa unsur C dan
maka perbandingan volumenya
massa unsur O dalam senyawa CO
yaitu . . . .
yaitu . . . .
a. 1, 2, 1, 4, 1 d. 1, 4, 1, 1, 2
a. 2 : 1 d. 3 : 4
b. 1, 4, 1, 2, 1 e. 2, 1, 1, 4, 1
b. 3 : 2 e. 4 : 3
c. 2, 1, 4, 1, 1
c. 2 : 4

118
Latihan Ulangan Blok 2
21. Jika diketahui Ar : Al = 27; S = 32 dan 27. Jika pada keadaan (STP) volume dari
O = 16, Mr Al2(SO4)3 sebesar . . . . 4,25 g gas sebesar 2,8 L maka massa
a. 123 d. 310 molekul relatif gas tersebut yaitu . . . .
b. 150 e. 342 a. 26 d. 32
c. 214 b. 28 e. 34
c. 30
22. Setengah mol unsur karbon (C)
mengandung atom C sebanyak . . . . 28. Jika diketahui massa atom relatif
a. 12,04 u 1023 d. 3,01 u 1023 Fe = 56, S = 32, dan O = 16, massa
b. 12 u 1023
e. 0,6 u 1023 besi yang terdapat dalam 4 g
c. 6,02 u 1023 Fe2(SO4)3 yaitu . . . .
a. 4,00 g d. 0,28 g
23. Pada suhu dan tekanan yang sama,
b. 1,12 g e. 0,01 g
semua gas dengan volume yang
c. 0,56 g
sama akan mengandung jumlah
molekul yang sama pula. Pernyataan 29. Pengolahan besi dari bijinya dilaku-
ini dikemukakan oleh . . . . kan menurut reaksi:
a. Proust d. Dalton Fe2O3 + CO o 2FeO + CO2
b. Lavoisier e. Gay Lussac Jumlah partikel CO yang diperlukan
c. Avogadro pada reaksi agar dihasilkan 0,224 L
24. Satu mol zat menyatakan banyaknya gas CO2 (STP) yaitu . . . .
zat yang mengandung jumlah a. 0,06 u 1023 d. 12,00 u 1023
partikel sama dengan jumlah partikel b. 0,12 u 10 23
e. 60,00 u 1023
dalam . . . . c. 0,72 u 10 23

a. 14 g C–18 d. 12 g C–12 30. Diketahui reaksi:


b. 14 g C–17 e. 12 g C–13 Fe + S o FeS
c. 14 g C–14 Jika 10 g besi dicampur dengan 3,2 g
25. Perhatikan reaksi berikut. S, massa FeS yang dihasilkan (Ar : Fe
A+BoC+D = 56; S = 32) yaitu . . . .
Gas A bereaksi dengan gas B mem- a. 13,2 g d. 3,2 g
bentuk gas C dan D. Jika dalam reaksi b. 8,8 g e. 2,8 g
tersebut masih tersisa gas A maka c. 5,6 g
yang disebut pereaksi pembatas
yaitu gas . . . . B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
a. A d. D 1. Setarakan persamaan reaksi berikut!
b. B e. A dan B
a. ZnCl 2 + NaOH o Zn(OH) 2 +
c. C
NaCl
26. Jika kristal barium klorida (Mr = 208) b. CuCO2 + HCl o CuCl2 + CO2 +
mengandung 14,75 % air kristal H2 O
(M r air = 18) maka rumus kristal
c. Fe2O3 + 2CO o Fe + CO2
barium klorida yaitu . . . .
a. BaCl2 .H2O d. BaCl2 .4H2O d. NH4NO3 o N2O +H2O
b. BaCl2 .2H2O e. BaCl2 .5H2O e. C2H5OH + O2 o CO2 + H2O
c. BaCl2 .3H2O

119
Kimia Kelas X
2. Tuliskan persamaan reaksi setara 6. a. Bagaimana bunyi hukum per-
untuk reaksi berikut! bandingan berganda dari Dalton?
a. Logam natrium bereaksi dengan b. Bagaimana perbandingan massa
gas klor membentuk natrium O dalam senyawa CO dan CO2?
klorida.
7. Diketahui persamaan reaksi:
b. Gas nitrogen bereaksi dengan
N2(g) + H2(g) o NH3(g)
gas hidrogen membentuk gas
amonia. Jika volume gas H2 sebanyak 60 mL,
c. Pembakaran glukosa menghasil- pada (T, P) sama, tentukan:
kan air dan gas karbon dioksida. a. Volume gas N2 dan NH3,
d. Penguraian padatan kalium b. Perbandingan volume antara
klorat (KClO3) akibat pemanasan N2 : H2 : NH3!
membentuk padatan kalium c. Apakah berlaku hukum Gay
klorida (KCl) dan gas klor. Lussac?
e. Larutan ammonium klorida 8. Berapa massa N yang terdapat dalam
(NH4Cl) bereaksi dengan larutan 200 g pupuk ZA yang mengandung
timbal nitrat (Pb(NO3)2) meng- 98 % massa (NH4)2 SO4 (Ar : H = 1, N
hasilkan larutan ammonium = 14, O = 16, S = 32)?
nitrat (NH4NO3) dan endapan
9. Diketahui massa atom relatif besi =
(padatan) timbal klorida (PbCl2).
56 dan oksigen = 16. Tentukanlah
3. Tuliskan rumus molekul zat-zat perbandingan massa besi dan massa
berikut! oksigen dalam besi(III) oksida!
a. dinitrogen tetraoksida Berapa massa besi yang diperlukan
b. karbon disulfida untuk membuat 50 g besi(III) oksida?
c. timah(IV) oksida
10. Diketahui Ar : C = 12, H = 1, dan
d. besi(III) sulfida
N = 14.
e. aluminium sulfat
Berapa molkah zat-zat di bawah ini?
4. Tuliskan rumus empiris zat-zat a. 3,2 g CH4
berikut! b. 170 g NH3
a. magnesium fosfat c. 5,6 g NH3 (STP)
b. besi(III) karbonat
c. barium fosfat
d. fero sulfida
e. dinitrogen oktaoksida
5. Tuliskan rumus kimia senyawa yang
terbentuk dari kation dan anion
berikut!
a. Sn2+ dan MnO2– 4
b. Al3+ dan SiO2-3
c. NH+4 dan NO–3
d. Pb4+ dan PO3–
4
e. Ca2+ dan NO–2

120
Latihan Ulangan Blok 2
A. Pilihlah jawaban yang tepat! 6. Unsur A, B, C, D, E berturut-turut
mempunyai nomor atom 7, 12, 15, 33,
1. Diketahui beberapa unsur 126P, 146Q, dan 38. Di antara kelima unsur
14
7
R, 158S, 168T. tersebut yang mempunyai jari-jari
Pasangan unsur-unsur yang isobar atom terpanjang yaitu . . . .
yaitu . . . . a. A d. D
a. P dan Q d. S dan T b. B e. E
b. Q dan R e. Q dan T c. C
c. R dan S
7. Umumnya energi ionisasi tingkat
2. Konfigurasi elektron ion M adalah
2+ pertama selalu lebih kecil daripada
2, 8, 18, 8. Nomor atom M yaitu . . . . energi ionisasi tingkat kedua, ketiga,
a. 36 d. 26 dan seterusnya. Hal itu disebabkan
b. 38 e. 28 oleh . . .
c. 34 a. elektron yang dilepas semakin
dekat dengan inti atom.
3. Jika suatu unsur Y mempunyai dua b. elektron yang dilepas semakin
isotop 42Y dan 44Y dan massa atom jauh dengan inti atom.
relatifnya 43,7 maka perbandingan c. elektron yang dilepas semakin
persentase kedua isotop tersebut di banyak.
alam yaitu . . . . d. elektron yang dilepas semakin
a. 10 : 90 d. 50 : 50 tinggi derajat ionisasinya.
b. 15 : 85 e. 60 : 40 e. elektron yang ditangkap semakin
c. 25 : 75 sedikit.
4. Sebanyak 4 buah elektron valensi 8. Pernyataan berikut yang benar
suatu unsur menempati kulit M. mengenai tabel periodik modern
Nomor atom unsur tersebut yaitu . . . . yaitu . . .
a. 8 d. 14 a. Semua golongan mengandung
b. 12 e. 24 unsur logam maupun nonlogam.
c. 13 b. Pada golongan VII, titik leleh
unsur-unsurnya meningkat
5. Nomor atom Al sebesar 13. Jumlah
seiring dengan meningkatnya
elektron yang terdapat dalam Al3+
nomor atom.
sebanyak . . . .
c. Pada golongan I, reaktifitas
a. 10 d. 13
berkurang seiring dengan
b. 11 e. 18
meningkatnya nomor atom.
c. 12

121
Kimia Kelas X
d. Unsur-unsur dalam satu periode 14. Rumus kimia yang paling tepat
semakin bersifat logam seiring untuk karbon tetraklorida yaitu . . . .
dengan meningkatnya nomor a. CCl d. C2Cl4
atom. b. CCl2 e. CCl4
e. Atom dari unsur-unsur pada c. C2Cl3
golongan yang sama memiliki 15. Apabila ion tembaga(II) bergabung
jumlah elektron yang sama. dengan ion karbonat akan mem-
9. Bahan berikut yang dapat meng- bentuk senyawa tembaga(II) karbonat
hantarkan listrik melalui pergerakan dengan rumus kimia . . . .
ion-ionnya yaitu . . . . a. CuCO3 d. CuCO2
a. larutan NaCl b. Cu2CO3 e. CuCO
b. raksa c. Cu3(CO3)2
c. grafit 16. Nama yang tepat untuk CH3COOH
d. logam tembaga yaitu . . . .
e. lelehan timbal a. Asam asetat
10. Suatu unsur X dapat membentuk b. Asam oksalat
senyawa Na2X, XO2, dan XO3. Unsur c. Asam karbonat
X tersebut yaitu . . . . d. Asam fosfat
a. karbon d. nitrogen e. Asam kromat
b. klorin e. sulfur 17. Pada reaksi:
c. timbal KMnO4 + FeSO4 + H2SO4 o K2SO4 +
11. Di antara bahan berikut yang me- Fe2(SO4)3 + MnSO4 + H2O
rupakan konduktor listrik terbaik Agar persamaannya setara maka
dalam bentuk lelehannya yaitu . . . . ditambahkan koefisien berturut-
a. asam etanoat turut . . . .
b. gula a. 2, 8, 10, 1, 5, 2, 6
c. sulfur b. 2, 10, 8, 2, 5, 1, 6
d. timbal(II) iodida c. 2, 8, 10, 2, 5, 1, 6
e. lilin parafin d. 2, 10, 8, 1, 5, 2, 6
12. Kelompok senyawa berikut yang e. 2, 6, 8, 1, 5, 2, 6
semuanya merupakan senyawa po- 18. Jumlah atom oksigen yang terdapat
lar yaitu . . . . dalam 2 satuan kalsium asetat
a. HCl, HBr, NH3, H2O Ca(CH3COO)2 yaitu . . . .
b. CO2, Cl2, Br2, H2O a. 2 d. 8
c. H2, O2, CO, HCl b. 4 e. 10
d. MgO, NH3, CO, CO2 c. 6
e. SO2, Cl2, N2, NH3
19. Contoh hukum perbandingan ber-
13. Senyawa di bawah ini yang ikatan ganda Dalton yaitu . . . .
antaratomnya terdiri dari dua buah a. CO2 dan NO2
ikatan kovalen rangkap dua yaitu . . . . b. NO3 dan SO3
a. SO2 d. NO2 c. PO3 dan PO4
b. SO3 e. Al2O3 d. NaCl dan AlCl
c. CO2 e. FeO dan FeS

122
Latihan Ulangan Semester
20. Sebanyak 4 g hidrogen direaksikan d. banyaknya mol kedua gas
dengan 24 g oksigen. Massa air yang tersebut berbanding terbalik
terbentuk yaitu . . . . dengan berat molekulnya
a. 14 g d. 17 g e. Jawaban b dan c benar
b. 15 g e. 18 g
c. 16 g 25. Pada tekanan dan suhu yang sama
gas amonia dan gas oksigen masing-
21. Perbandingan massa Fe : massa S masing sebanyak 4 L direaksikan
yaitu 7 : 4, untuk membentuk senyawa dengan persamaan:
besi sulfida. Apabila 30 g Fe dan 4 g NH 3 + O 2 o NO 2 + H 2O. Setelah
S dibentuk menjadi senyawa sulfida reaksi . . . .
maka massa besi sulfida sebesar . . . . a. kedua gas habis bereaksi
a. 11 g d. 14 g b. gas amonia habis bereaksi, gas
b. 12 g e. 15 g oksigen tersisa
c. 13 g c. gas amonia tersisa, gas oksigen
habis bereaksi
22. Gas belerang direaksikan dengan gas d. kedua gas sama tersisa
oksigen dengan persamaan reaksi: e. gas NO2 terbentuk sebanyak 4 g
SO2 + O 2 o SO 3. Apabila volume
diukur pada suhu dan tekanan yang 26. Sebanyak 7 g unsur X tepat bereaksi
sama maka perbandingan volume dengan 3 g oksigen membentuk
gas SO2 : O2 : SO3 yaitu . . . . senyawa dengan rumus X2O3. Jika
a. 1 : 1 : 1 d. 2 : 1 : 2 diketahui massa atom relatif oksigen
b. 1 : 2 : 1 e. 3 : 2 : 1 = 16 maka massa atom relatif unsur
c. 2 : 1 : 1 X yaitu . . . .
a. 11 d. 28
23. Apabila standar mol dipilih isotop b. 18 e. 56
12
C yang massanya 12 g, tetapan c. 21
Avogadro = L, dan massa 1 mol
unsur x = 9/4 massa 1 mol karbon 27. Jika diketahui massa atom relatif H
maka jumlah partikel yang dimiliki = 1, C = 12, O = 16 dan massa molekul
oleh 12 g unsur x yaitu . . . atom. relatif CO(NH2)2 = 60 maka massa
a. 9/4 L d. 9/12 L atom relatif N sebesar . . . .
b. 12/9 L e. 4/9 L a. 7 d. 20
c. 1 L b. 14 e. 28
c. 15
24. Apabila diketahui sejumlah gas O2
dan CO 2 mempunyai berat yang 28. Dalam 1 L gas-gas berikut ini yang
sama maka . . . . mengandung jumlah molekul ter-
a. keduanya mempunyai jumlah banyak yaitu . . . .
molekul yang sama a. C4H10
b. pada keadaan standar keduanya b. C3H8
mempunyai volume sama c. CO
c. pada keadaan standar keduanya d. N2O4
mempunyai tekanan sama e. semua sama

123
Kimia Kelas X
29. Dengan penetapan massa 1 atom 2. Mengapa unsur-unsur mengadakan
C–12 = 1 sma, ternyata massa atom ikatan kimia?
relatif H = 1 dan O = 16. Apabila 3. Apa hubungan antara konfigurasi
massa 1 atom C–12 ditetapkan = 20 elektron dengan letak suatu unsur
sma, massa molekul relatif H 2 O dalam Tabel Periodik Unsur?
sebesar . . . .
a. 10,8 d. 20 4. Tuliskan simbol untuk senyawa-
b. 12 e. 30 senyawa berikut!
c. 18 a. Timbal(IV) oksida
b. Kobalt(II) iodida
30. Jika 500 molekul X 2 direaksikan c. Tembaga(II) klorida
dengan 750 molekul Y2 maka akan d. Kromium(III) klorida
menghasilkan molekul XY2 sebanyak e. Dinitrogen monoksida
. . . molekul. f. Fosfor triklorida
a. 1.250 d. 375 g. Natrium fosfat
b. 750 e. 250 h. Natrium bikarbonat
c. 500
5. Sebanyak 0,5 mol N 2 direaksikan
dengan 3 mol H2 menurut reaksi.
B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
N2 + H2 o NH3
1. Suatu unsur mempunyai nomor a. Tentukan pereaksi pembatasnya!
massa 80 dan neutron sebanyak 45. b. Berapa volume NH3 (STP) yang
Berapa nomor atom unsur tersebut dihasilkan?
dan tentukan letaknya pada Tabel
Periodik Unsur!

124
Latihan Ulangan Semester
VII Larutan

Beberapa waktu yang lalu,


sebuah lembaga penelitian
di Yogyakarta menyatakan
bahwa dua liter air laut yang
dialirkan ke rangkaian grafit
dan seng, mampu meng-
hasilkan tegangan 1,6 V. Hasil
ini telah dibuktikan melalui
eksperimen. Mengapa air
laut mampu menyalakan
lampu? Bagaimana mekanisme-
nya? Apakah semua jenis
larutan dapat menyalakan
lampu?

Dalam bab ini, Anda akan mempelajari bagaimana


suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik dan
melakukan percobaan untuk mengetahui berbagai jenis
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Oleh
karena itu, setelah mempelajarinya Anda diharapkan
mampu menjelaskan bagaimana air laut dapat
menyalakan lampu.

125
Kimia Kelas X
Larutan

Kuat

Elektrolit Nonelektrolit

Lemah

Senyawa Kovalen
Polar

Senyawa Ion Senyawa Kovalen

Teori Klasik

Tata Nama Reaksi Redoks

Teori Modern

Perubahan Bilangan
Oksidasi

Senyawa Ion Senyawa Kovalen

126
Larutan
A. Larutan
1. Definisi Larutan
Larutan merupakan sistem homogen yang terdiri dari zat terlarut dan
pelarut. Pelarut yang sering dipakai dalam melarutkan zat terlarut adalah
air.
Zat terlarut memiliki dua sifat berdasarkan perilakunya apabila arus
listrik dialirkan. Sifat pertama, zat terlarut dapat menghantarkan arus listrik,
sehingga larutan yang terbentuk mengalami perubahan kimia dan mampu
menghantarkan arus listrik. Larutan tersebut dinamakan larutan elektrolit.
Sifat kedua, zat yang apabila dilarutkan ke dalam air tidak dapat
menghantarkan arus listrik dan tidak ada perubahan kimia, sehingga larutan
yang terbentuk dinamakan larutan nonelektrolit.
Semua larutan anorganik, baik asam, basa, maupun garam memiliki sifat
mampu menghantarkan arus listrik. Sedangkan semua larutan yang berasal
dari zat organik seperti gula tebu, manosa, glukosa, gliserin, etanol, dan urea,
tidak mampu menghantarkan arus listrik.

2. Daya Hantar Larutan


Air yang murni tidak akan menghantarkan listrik. Tetapi jika zat yang
bersifat asam, basa, maupun garam telah dilarutkan di dalamnya, larutan
yang dihasilkan akan mampu menghantarkan arus listrik.
Secara sederhana, kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan
listrik dapat diuji dengan alat uji elektrolit. Alat uji elektrolit tersebut terdiri
atas sebuah bejana yang dihubungkan dengan dua buah elektrode. Elektrode-
elektrode tersebut dihubungkan pada saklar dan lampu. Jika larutan elektrolit
dimasukkan ke dalam bejana tersebut, lampu akan menyala. Sedangkan jika
larutan nonelektrolit yang dimasukkan, lampu tidak akan menyala. Arus
listrik dalam larutan elektrolit dihantarkan oleh migrasi partikel-partikel
bermuatan.
Selain ditandai dengan menyalanya lampu, pada larutan elektrolit juga
terdapat perubahan-perubahan kimia yang dapat diamati. Salah satu
perubahan tersebut berupa timbulnya gelembung-gelembung gas, perubahan
warna larutan, atau bahkan terbentuk endapan.

127
Kimia Kelas X
Tabel berikut menyajikan contoh pengujian daya hantar listrik dari beberapa
larutan.
Tabel Daya Hantar Listrik Beberapa Larutan

Rumus Nyala Gelembung


Larutan
Senyawa Lampu Gas

Air suling H2 O – –
Alkohol 70% C2H5OH – –
Larutan hidrogen klorida HCl terang ada
Larutan natrium hidroksida NaOH terang ada
Larutan amonia NH3 terang ada
Larutan natrium klorida NaCl terang ada
Larutan asam sulfat H2SO4 terang ada

Daya Hantar Listrik dari Larutan


Tujuan: mengamati gejala-gejala hantaran arus listrik dalam berbagai larutan.
Alat dan Bahan
1. gelas beker 5. batang karbon 8. larutan cuka makan
2. sumber listrik baterai 6. air sumur 9. larutan gula
3. kabel listrik 7. larutan garam dapur 10. alkohol
4. lampu kecil

Cara Kerja
1. Susunlah alat seperti gambar berikut!

2. Amati gejala apa yang timbul pada lampu dan ujung batang karbon saat saklar
disambungkan untuk tiap-tiap larutan!

128
Larutan
Hasil Pengamatan

Gejala pada Bola Gejala pada Batang


Larutan
Lampu Karbon

air sumur ... ...


garam ... ...
cuka makan ... ...
gula ... ...
air kapur ... ...
alkohol ... ...

Pertanyaan:
a. Larutan apa saja yang menunjukkan gejala timbulnya nyala pada bola lampu?
b. Larutan apa saja yang menunjukkan gejala timbulnya gelembung pada batang
karbon?
c. Larutan apa saja yang tidak menunjukkan kedua gejala di atas?
Kesimpulan apa yang diperoleh dari percobaan ini?

3. Kekuatan Daya Hantar Larutan


Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa arus listrik dalam larutan elektrolit
dihantarkan oleh partikel-partikel bermuatan. Untuk menjelaskan fakta tersebut,
Svante August Arrhenius (1884) mengemukakan teorinya tentang dissosiasi atau
ionisasi elektrolit.
Teori ini menyebutkan bahwa zat elektrolit apabila dilarutkan dalam air, akan
berdissosiasi menjadi atom-atom atau gugus atom yang bermuatan. Atom-atom
atau gugus atom bermuatan tersebut merupakan ion-ion yang menghantarkan
arus dalam elektrolit secara migrasi. Ion-ion tersebut bermuatan positif (kation)
dan bermuatan negatif (anion) serta bergerak menuju elektrode yang muatannya
berlawanan.
Reaksi ionisasi atau dissosiasi elektrolit tersebut merupakan reaksi bolak-balik
(reversible). Ionisasi elektrolit dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi:
NaCl(aq) o Na+(aq) + Cl–(aq)
MgSO4(aq) o Mg2+(aq) + SO42–(aq)
CaCl2(aq) o Ca2+(aq) + 2Cl–(aq)
Na2SO4(aq) o 2Na+(aq) + SO42–(aq)
Oleh karena larutan harus bersifat netral, besarnya jumlah total muatan-muatan
positif harus sama dengan muatan negatif dalam suatu larutan. Jumlah muatan
yang dibawa oleh sebuah ion besarnya sama dengan valensi ion tersebut.
Berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, larutan elektrolit
dibagi menjadi dua macam, yaitu:

129
Kimia Kelas X
a. Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan yang memiliki daya hantar listrik
besar. Larutan elektrolit kuat terionisasi sempurna di dalam air. Jika diuji
dalam penguji elektrolit sederhana, lampu akan menyala terang. Contoh
larutan elektrolit kuat antara lain larutan NaCl, KOH, H2SO4, dan HCl.
b. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan yang memiliki daya hantar kecil
karena tidak semua zat terionisasi, atau hanya mengalami ionisasi
sebagian. Jika diuji dengan penguji elektrolit sederhana, lampu akan
menyala redup. Contoh larutan elektrolit lemah adalah larutan cuka dan
amonia.
Larutan nonelektrolit tidak akan terionisasi dalam larutan. Proses ionisasi
dipengaruhi oleh konsentrasi. Untuk membedakan larutan elektrolit dan
nonelektrolit, dapat menggunakan derajat dissosiasi (D ). Derajat dissosiasi
adalah fraksi molekul yang benar-benar terdissosiasi. Atau dapat juga
merupakan perbandingan mol zat terionisasi dengan mol zat mula-mula.
Derajat dissosiasi dapat dinyatakan dengan rumus:
mol zat terionisasi
D= mol zat mula  mula

Nilai D dapat berubah-ubah, antara 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai


berikut.
D = 1, larutan terdissosiasi sempurna = elektrolit kuat
0 < D < 1, larutan terdissosiasi sebagian = elektrolit lemah
D = 0, larutan tidak terdissosiasi = nonelektrolit

4. Larutan Elektrolit dan Ikatan Kimia


Kemampuan untuk menghantarkan arus listrik tidak hanya dimiliki oleh
senyawa ionik. Beberapa senyawa kovalen juga mampu menghantarkan
listrik. Meski demikian, senyawa kovalen dan ionik memiliki beberapa
perbedaan dalam menghantarkan arus listrik.
a. Senyawa ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara
ionik. Ikatan ionik adalah ikatan yang dihasilkan dari perpindahan
elektron dari satu atom ke atom lain. Satu atom memberikan satu atau
lebih dari elektron terluarnya. Atom yang kehilangan elektron menjadi
ion positif (kation) dan atom yang menerima elektron menjadi ion negatif
(anion).
Dalam larutan, senyawa ionik akan terurai sempurna menjadi ion-
ionnya yang bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus
listrik. Dalam larutan, senyawa ionik pada umumnya membentuk larutan
elektrolit kuat.

130
Larutan
Contoh:
NaCl(aq) R Na+(aq) + Cl–(aq)
Ca(OH)2(aq) R Ca2+(aq) + 2OH–(aq)
K2SO4(aq) R 2 K+(aq) + SO42–(aq)
KOH(aq) R K+(aq) + OH–(aq)

b. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan
secara kovalen. Ikatan kovalen terjadi akibat penggunaan bersama-sama
pasangan elektron oleh dua atom. Senyawa kovalen nonpolar timbul
karena perbedaan elektronegativitas antaratom yang sangat kecil,
bahkan hampir sama. Sementara itu, senyawa kovalen polar timbul
karena perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara dua atom.
Hal tersebut menyebabkan salah satu atom lebih positif dan yang lain
lebih negatif.
Larutan senyawa kovalen polar mampu menghantarkan arus listrik
dengan baik. Hal tersebut terjadi karena senyawa kovalen polar dalam
air akan terdissosiasi menjadi ion-ionnya.
Contoh:
HCl(aq) R H+(aq) + Cl–(aq)
H2SO4(aq) R 2 H+(aq) + SO42–(aq)
Beberapa senyawa kovalen polar tidak terdissosiasi sempurna
dalam pelarut air sehingga memiliki kemampuan daya hantar listrik
yang rendah. Hal ini karena dalam pelarut air, hanya sedikit dari zat
tersebut yang terdissosiasi membentuk ion.
Contoh:
NH3(aq) + H2O(l ) R NH4+(aq) + OH–(aq)

B. Reaksi Oksidasi–Reduksi
Reaksi kimia tidak pernah lepas dari berbagai fenomena alam yang ada
di sekitar kita. Sebagai contoh, keberadaan oksigen dalam udara
sesungguhnya merupakan lingkaran proses kimia yang dilakukan oleh
tumbuhan dan manusia dengan bantuan matahari. Tumbuhan
memanfaatkan CO2 yang dibuang manusia untuk proses fotosintesis dengan
bantuan sinar matahari. Proses fotosintesis tersebut menghasilkan O2 yang
dihirup oleh manusia. Manusia mengeluarkan CO2 dan dimanfaatkan oleh
tumbuhan, begitu seterusnya membentuk sebuah siklus.

131
Kimia Kelas X
Selain yang bersifat alamiah, reaksi oksidasi dan reduksi juga terjadi
dalam berbagai industri yang menghasilkan bahan-bahan yang dimanfaatkan
manusia. Industri pelapisan logam adalah salah satu contoh industri yang
memanfaatkan prinsip reaksi redoks.

1. Perkembangan Konsep Reaksi Redoks


Pengetahuan manusia mengenai reaksi redoks senantiasa berkembang.
Perkembangan konsep reaksi redoks menghasilkan dua konsep, klasik dan
modern.
Awalnya, reaksi redoks dipandang sebagai hasil dari perpindahan atom
oksigen dan hidrogen. Oksidasi merupakan proses terjadinya penangkapan
oksigen oleh suatu zat. Sementara itu reduksi adalah proses terjadinya
pelepasan oksigen oleh suatu zat. Oksidasi juga diartikan sebagai suatu proses
terjadinya pelepasan hidrogen oleh suatu zat dan reduksi adalah suatu proses
terjadinya penangkap hidrogen. Oleh karena itu, teori klasik mengatakan
bahwa oksidasi adalah proses penangkapan oksigen dan kehilangan
hidrogen. Di sisi lain, reduksi adalah proses kehilangan oksigen dan
penangkapan hidrogen.
Seiring dilakukannya berbagai percobaan, konsep redoks juga
mengalami perkembangan. Muncullah teori yang lebih modern yang hingga
saat ini masih dipakai. Dalam teori ini disebutkan bahwa:
a. Oksidasi adalah proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih
elektron dari dalam zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih
positif.
b. Reduksi adalah proses yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih
elektron oleh suatu zat. Zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih
negatif.
Teori ini masih dipakai hingga saat ini. Jadi proses oksidasi dan reduksi
tidak hanya dilihat dari penangkapan oksigen dan hidrogen, melainkan
dipandang sebagai proses perpindahan elektron dari zat yang satu ke zat
yang lain.

2. Bilangan Oksidasi
Dalam reaksi oksidasi reduksi modern, keberadaan bilangan oksidasi
yang dimiliki suatu zat sangat penting. Bilangan oksidasi adalah muatan
listrik yang seakan-akan dimiliki oleh unsur dalam suatu senyawa atau ion.
Aturan penentuan bilangan oksidasi sebagai berikut.
a. Unsur bebas, memiliki bilangan oksidasi = 0
Contoh: H2, Br2, memiliki bilangan oksidasi = 0

132
Larutan
b. Oksigen
Dalam senyawa, oksigen memiliki bilangan oksidasi = –2, kecuali:
a. Dalam peroksida (H2O2) bilangan oksidasi O = –1
1
b. Dalam superoksida (H2O4) bilangan oksidasi O = 
2
c. Dalam OF2 bilangan oksidasi O = +2
c. Hidrogen
Dalam senyawa, bilangan oksidasi H = +1
Contoh: dalam H2O, bilangan oksidasi H = 1
Dalam hibrida, bilangan oksidasi H = –1
d. Unsur golongan IA
Dalam senyawa, bilangan oksidasi unsur golongan IA = +1
Contoh: Na, K memiliki bilangan oksidasi = +1
e. Unsur golongan IIA
Dalam senyawa, bilangan oksidasi unsur golongan IIA = +2
Contoh: Ba, Mg, memiliki bilangan oksidasi = +2
f. ¦ Bilangan oksidasi molekul = 0
g. ¦ Bilangan oksidasi ion = muatan ion
Contoh: Al3+ memiliki bilangan oksidasi = +3
h. Unsur Halogen
F bilangan oksidasi = 0, -1
Cl bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +3, +5, +7
Br bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +5, +7
I bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +5, +7

3. Reaksi Redoks Ditinjau dari Perubahan Bilangan Oksidasi


Berdasarkan pengertian bilangan oksidasi dan aturan penentuan bilangan
oksidasi, konsep reaksi redoks dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Reaksi oksidasi adalah reaksi yang menaikkan bilangan oksidasi.
Zat yang mengalami oksidasi merupakan reduktor.
Contoh:
Fe(s) o F2+ (aq)+ 2e–
0 +2
• larutan elektrolit
Zn(s) o Zn2+ (aq)+ 2e–
• arus listrik
0 +2
• derajat disosiasi
• senyawa ionik
• senyawa kovalen
• bilangan oksidasi

133
Kimia Kelas X
b. Reaksi reduksi adalah reaksi yang menurunkan bilangan oksidasi. Zat
yang mengalami reduksi merupakan oksidator.
Contoh:
I2(g) + 2e– o 2I– (aq)
0 -1

Cu2+(g) + 2e– o Cu(s)


+2 0
Catatan:
a. Jumlah muatan di kanan dan kiri harus sama.
b. Jika dalam suatu reaksi tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi, reaksi
tersebut bukan reaksi redoks.

4. Tatanama Senyawa Berdasarkan Bilangan Oksidasi


Tata nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi memiliki ketentuan
sebagai berikut.
a. Senyawa biner tersusun atas dua macam unsur, baik logam dan
nonlogam maupun kedua unsur-unsurnya nonlogam, nama logam
didahulukan diikuti senyawa nonlogam yang diberi akhiran –ida.
Contoh:
NaCl : natrium klorida
MgO : magnesium oksida
Al2S3 : aluminium sulfida
K2S : kalium sulfida
b. Senyawa biner yang mengandung unsur yang memiliki lebih dari satu
bilangan oksidasi maka bilangan oksidasi unsur tersebut ditulis dengan
menggunakan angka romawi dalam tanda kurung di belakang nama
unsurnya.
Contoh:
FeO : besi(II) oksida
Fe2O3 : besi(III) oksida
SnCl2 : timah(II) klorida
SnCl4 : timah(IV) klorida

c. Senyawa ionik diberi nama dengan cara menyebutkan nama kation


diikuti nama anion. Jika anion terdiri dari beberapa atom dan
mengandung unsur yang memiliki lebih dari satu macam bilangan
oksidasi, nama anion tersebut diberi imbuhan hipo-it, -it, -at, atau per-at
sesuai dengan jumlah bilangan oksidasi.

134
Larutan
Contoh:
Na2CO3 : natrium karbonat
KCrO4 : kalium kromat
K2Cr2O7 : kalium dikromat
HClO : asam hipoklorit (bilangan oksidasi Cl=+1)
HClO2 : asam klorit (bilangan oksidasi Cl=+3)
HClO3 : asam klorat (bilangan oksidasi Cl=+5)
HClO4 : asam perklorat (bilangan oksidasi Cl=+7)

5. Penerapan Reaksi Redoks


Konsep reaksi redoks banyak digunakan dalam proses industri.
Beberapa industri yang sering menggunakan reaksi redoks di antaranya
sebagai berikut.
a. Industri pelapisan logam
Industri pelapisan logam adalah industri pelapisan logam dengan unsur-
unsur lain yang meningkatkan kualitas logam tersebut. Sebagai contoh
pelapisan besi dengan seng atau krom untuk menjaga besi dari
perkaratan, melapisi tembaga dengan emas.
b. Industri pengolahan logam
Bijih-bijih logam umumnya terdapat dalam bentuk senyawa oksida,
sulfida, dan karbonat. Bijih-bijih sulfida dan karbonat diubah terlebih
dahulu menjadi oksida melalui pemanggangan. Setelah itu bijih oksida
direduksi menjadi logam.
Contoh:
Besi diperoleh dengan cara mereduksi bijih besi Fe2O3 dengan reduktor
kokas (C) dalam tanur tinggi. C akan teroksidasi menjadi CO dan CO
akan mereduksi Fe2O3 menjadi Fe.
2C + O2 o 2CO
Fe2O3 + 3CO o 2Fe + 3CO2
c. Industri aki dan baterai
Aki dan baterai merupakan sumber energi listrik searah yang bekerja
menggunakan prinsip reaksi redoks.
Reaksi yang terjadi pada aki:
Pb(s) + PbO2(s) + 4H+(aq) + 2SO42–(aq) o 2PbSO4(s) + 2H2O(l )

Reaksi yang terjadi pada baterai:


Zn(s)+ 2MnO2(s)+2NH4+(aq) o Zn2+(aq)+ Mn2O3(s)+2NH3(aq)+ H2O(l )

135
Kimia Kelas X
Jawablah soal-soal berikut!
1. Beri nama senyawa berikut.
• MgCl2
• Al(OH)3
• PbO 2
• NaNO 3
• Ca(ClO 3) 2
2. Setarakan reaksi redoks berikut.
Pb(s) + PbO2(s) + SO42–(aq) o PbSO4(aq)
3. Sebutkan ciri-ciri reduktor!
4. Pada reaksi:
Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq) o Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2 NH3(aq) + H2O(l )
Manakah yang berperan sebagai reduktor dan mana yang oksidator?
5. Tentukan bilangan oksidasi I dalam senyawa-senyawa berikut.
• HIO : asam hipoiodit
• HIO 2 : asam iodit
• HIO 3 : asam iodat
• HIO 4 : asam periodat

1. Larutan dikelompokkan menjadi dua, yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit.


2. Larutan elektrolit dibedakan menjadi dua jenis yaitu elektrolit kuat dan elektrolit
lemah.
3. Larutan elektrolit berasal dari senyawa ionik dan sebagian senyawa yang
berikatan kovalen polar.
4. Larutan elektrolit dapat berupa larutan asam, basa, atau garam.
5. Perkembangan reaksi redoks dimulai dari teori klasik, yaitu oksidasi merupakan
proses penangkapan oksigen dan kehilangan hidrogen.

136
Larutan
6. Teori redoks modern menjelaskan bahwa reaksi redoks merupakan serah terima
elektron dan masing-masing zat yang terlibat dalam reaksi mengalami perubahan
bilangan oksidasi.
7. Reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi dinamakan reaksi oksidasi
sedangkan reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dinamakan
reaksi reduksi.
8. Reaksi redoks banyak digunakan di berbagai industri, antara lain pelapisan dan
pengolahan logam atau industri baterai dan aki.

A. Pilihlah jawaban yang tepat! c. Cl dalam HCl


d. O dalam superoksida
1. Zat yang mengalami proses oksidasi
e. H dalam H2O
disebut . . . .
a. reduktor 5. Reaksi oksidasi ditunjukkan oleh . . . .
b. oksidator a. I2 + 2e–o 2I–
c. katalisator b. Fe o Fe2+ + 2e–
d. inhibitor c. Cu2+ + 2e– o Cu
e. isolator d. 2H+ + O2– o H2O
e. Zn + e– oZn2+
2. Perubahan bilangan oksidasi Pb
dalam PbO 2 dan PbSO 4 berturut- 6. Berikut merupakan pasangan yang
turut yaitu . . . . benar tentang senyawa dan nama
a. +4 dan +6 d. +2 dan +4 senyawa, kecuali . . . .
b. +6 dan +4 e. +6 dan +6 a. PbO 2 : Timbal(IV) oksida
c. +4 dan +2 b. SnCl2 : Timah(II) klorida
c. Al2S3 : Alumunium(III) sulfida
3. Di antara zat berikut yang memiliki
d. FeO : Besi(II) oksida
bilangan oksidasi nol, kecuali . . . .
e. Fe2O3 : Besi(III) oksida
a. C2H6 dan CH3Cl
b. O2 dan Cl2 7. Bilangan oksidasi +3 dimiliki oleh Cl
c. Br2 dan Al3+ dalam . . . .
d. CH3Cl dan Br2 a. asam hipoklorit
e. H2 dan Cl2 b. asam klorit
c. asam klorat
4. Di antara unsur berikut yang tidak
d. asam perklorat
memiliki bilangan oksidasi +1 yaitu
e. asam klorida
....
a. H dalam senyawa hibrida
b. O dalam peroksida

137
Kimia Kelas X
8. Reaksi dalam pengolahan biji besi: 10. Cairan berikut yang dapat meng-
(1) 2 C + O2 o 2 CO hantarkan arus listrik yaitu . . . .
a. alkohol
(2) Fe2O3 + 3 CO o 2 Fe + 3 CO2
b. larutan gula
Zat yang mengalami reaksi reduksi c. air murni
adalah . . . . d. larutan garam
a. Fe2O3 dalam reaksi (2) e. larutan air
b. C dalam reaksi (1)
c. CO dalam reaksi (2) B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
d. CO dalam reaksi (1)
e. O2 dalam reaksi (1) 1. Mengapa suatu larutan bisa meng-
hantarkan arus listrik? Jelaskan!
9. Berikut merupakan beberapa hal
tentang teori yang dikemukakan oleh 2. Jika garam dapur dilarutkan ke
Arrhenius, kecuali . . . dalam air maka larutannya dapat
a. Zat elektrolit akan terdisosiasi menghantarkan arus listrik, tetapi
menjadi ion-ion jika dilarutkan dalam bentuk kristal tidak. Mengapa
dalam air. bisa demikian?
b. Dalam larutan elektrolit, ion-ion 3. Tuliskan nama senyawa berikut!
yang terbentuk inilah yang a. Hg(NO3)2
menghantarkan arus listrik. b. SnCl4
c. Ion-ion dalam larutan elektrolit c. Cr2(SO4)3
bergerak ke arah elektrode yang
jenisnya sama dengan muatan- 4. Dari reaksi berikut, tentukan
nya. oksidator dan reduktornya!
d. Ion-ion dalam larutan elektrolit a. Cr2O72– + Fe2+ + 14 H+ o 2 Cr3+
bergerak ke arah elektroda + Fe3+ + 7H2O
yang berlawanan dengan b. Mn2+ + MnO4– o 2 MnO2
muatannya. 5. Tentukan bilangan oksidasi dari:
e. Zat elektrolit akan terionisasi a. Cr dalam Cr2O72–,
menjadi ion positif dan negatif
b. Pb dalam PbSO4,
saat dilarutkan dalam air.
c. Mn dalam MnO4–.

138
Larutan
VIII Hidrokarbon

Perhatikan gambar di samping.


Pernahkah Anda mengamati
proses pembakaran kayu?
Kayu yang dibakar, selalu
menghasilkan arang. Hal
ini, karena kayu merupa-
kan senyawa hidrokarbon.
Apakah yang dimaksud
senyawa hidrokarbon? Sifat-
sifat apa saja yang dimilikinya
dan bagaimana rumus
strukturnya? Selain kayu, materi
apa yang termasuk senyawa
hidrokarbon?

Setelah mempelajari bab ini, Anda akan mampu


memahami kekhasan atom karbon dalam membentuk
senyawa hidrokarbon serta menggolongkan senyawa
hidrokarbon berdasarkan strukturnya.

139
Kimia Kelas X
Hidrokarbon

Kekhasan Atom Karbon Senyawa Hidrokarbon

Jenis Ikatan Posisi Atom Alkana Alkena Alkuna


Karbon

140
Hidrokarbon
Tahukah Anda bahwa bensin yang selama ini digunakan ternyata merupa-
kan senyawa kimia yang terdiri dari sebuah deret panjang rantai karbon? Begitu
juga aspal, lilin, minyak pelumas atau yang sering dikenal dengan nama oli,
solar, dan masih banyak lagi bahan alam yang terdiri dari deret panjang sebuah
rantai karbon.

A. Kekhasan Atom Karbon


Atom karbon merupakan salah satu atom yang cukup banyak berada di
alam. Keberadaannya dalam bentuk karbon, grafit, maupun intan. Atom
karbon memiliki nomor atom 6 dengan konfigurasi elektron 6C : 1s2 2s2 2p2.
Oleh karena memiliki 4 elektron pada kulit terluar, atom karbon dapat
membentuk empat buah ikatan kovalen dengan atom-atom yang lain.
Contoh: CH4
H
|
H–C–H
|
H
Atom karbon juga dapat berikatan dengan atom karbon yang lain
membentuk rantai karbon. Ikatan atom karbon dengan atom karbon yang lain
tersebut dapat membentuk rantai panjang lurus, bercabang, maupun melingkar
membentuk senyawa siklis.
Contoh:
1. Senyawa hidrokarbon rantai lurus
H3C – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
2. Senyawa hidrokarbon rantai bercabang
H3C – CH2 – CH – CH2 – CH3
|
CH3
3. Senyawa hidrokarbon siklis
H2 H2
C– C

H2 C CH2

C– C
H2 H2

141
Kimia Kelas X
Oleh karena kemampuannya membentuk berbagai jenis rantai ikatan, tidak
heran jika senyawa karbon begitu banyak jenis dan jumlahnya di alam.

1. Jenis Ikatan Rantai Karbon


Atom karbon dapat membentuk tiga jenis ikatan, yaitu:
a. Ikatan tunggal
H3C – CH3
b. Ikatan rangkap dua
H2C = CH2
c. Ikatan rangkap tiga
HC { CH

2. Posisi Atom Karbon


Atom karbon memiliki kedudukan yang berbeda-beda dalam sebuah rantai
karbon. Berdasarkan kedudukannya tersebut, atom karbon dapat dibedakan
menjadi:
a. atom C primer (1°) : atom C yang terikat pada satu atom C yang lain.
b. atom C sekunder (2°) : atom C yang terikat pada dua atom C yang lain.
c. atom C tersier (3°) : atom C yang terikat pada tiga atom C yang lain.
d. atom C kuartener (4°) : atom C yang terikat pada empat atom C yang
lain.

CH3
1° 2° 3° |4°
CH3 – CH2 – CH – C – CH2 – CH3
| |
CH3 CH3

Jawablah soal-soal berikut!


Tentukan atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuartener pada senyawa-
senyawa karbon berikut.
CH3
|
1. CH3 – C – CH – CH3
| |
CH3 CH3

142
Hidrokarbon
2. CH3 – CH2 – CH – CH – CH2 – CH3
| |
CH3 CH2
|
CH3
CH3
|
CH2
|
3. CH3 – CH2 – C – CH2 – CH3
|
CH2
|
CH3
CH3 CH3 CH3
| | |
4. CH3 – C – CH2 – C – CH2 – C – CH3
| | |
CH3 CH3 CH3

B. Senyawa Hidrokarbon
1. Alkana
Senyawa alkana merupakan rantai karbon yang paling sederhana. Alkana
merupakan senyawa hidrokarbon jenuh karena memiliki ikatan tunggal.
Rumus umum alkana CnH2n+2. Senyawa paling sederhana dari alkana yaitu
metana. Metana hanya memiliki satu atom karbon yang mengikat empat atom
H. Tabel berikut menyajikan data sepuluh alkana rantai lurus pertama.
Tabel 8.1 Deret Homolog Alkana

Jumlah Karbon Struktur Nama

1 CH4 Metana
2 CH3 – CH3 Etana
3 CH3 – CH2 – CH3 Propana
4 CH3 – (CH2)2 – CH3 Butana
5 CH3 – (CH2)3 – CH3 Pentana
6 CH3 – (CH2)4 – CH3 Heksana
7 CH3 – (CH2)5 – CH3 Heptana
8 CH3 – (CH2)6 – CH3 Oktana
9 CH3 – (CH2)7 – CH3 Nonana
10 CH3 – (CH2)8 – CH3 Dekana

143
Kimia Kelas X
Berdasarkan tabel di depan dapat dilihat bahwa perbedaan kesepuluh
senyawa di atas terletak pada jumlah gugus metilena (–CH2–). Senyawa
dengan kondisi demikian disebut homolog. Susunan senyawa yang dibuat
sedemikian rupa sehingga perbedaan dengan tetangga dekatnya hanya
pada jumlah metilena disebut deret homolog.
a. Tata nama alkana
Penamaan alkana mengikuti sistem IUPAC, yaitu sistem tata nama
yang didasarkan pada gagasan bahwa struktur sebuah senyawa
organik dapat digunakan untuk menurunkan namanya dan sebaliknya,
bahwa suatu struktur yang unik dapat digambar untuk tiap nama.
Dasar sistem IUPAC yaitu alkana rantai lurus.
1) Alkana rantai lurus (tidak bercabang)
Alkana rantai lurus diberi nama sesuai dengan jumlah atom
karbonnya sebagaimana tercantum dalam tabel di atas. Terkadang
ditambahkan normal (n) di depan nama alkana.
Contoh:
CH3 – CH2 – CH2 – CH3 n–butana/butana
CH3 – CH2 – CH3 n–propana/propana
2) Alkana siklis (rantai tertutup)
Alkana rantai siklis (tertutup) diberi nama menurut banyaknya atom
karbon dalam cincin, dengan penambahan awalan siklo-.
Contoh:
H2C – CH2
| | siklobutana
H2C – CH2
3) Alkana bercabang (memiliki rantai samping)
Senyawa alkana terkadang berikatan
dengan unsur lain pada salah satu atau Substituen Halogen
beberapa atom karbonnya. Unsur lain dalam Senyawa
rantai alkana tersebut biasa dinamakan Nama
Halogen
substituen. Jenis substituen alkana yang
–F Fluoro-
sering dijumpai yaitu gugus alkil. Gugus
–Cl Kloro-
alkil adalah alkana yang kehilangan 1 atom
–Br Bromo-
H. Penamaannya sama dengan alkana,
hanya akhirannya diubah menjadi -il. –I Iodo-
Rumus umumnya CnH2n+1. Tabel 8.2 berikut
menyajikan deret gugus alkil.

144
Hidrokarbon
Tabel 8.2 Gugus Alkil

Jumlah Rumus
Struktur Molekul Nama
Karbon

1 CH3– CH3– Metil


2 CH3 – CH2– C2H5– Etil
3 CH3 – CH2 – CH2– C3H7– Propil
4 CH3 – (CH2)2 – CH2– C4H9– Butil
5 CH3 – (CH2)3 – CH2– C5H11– Pentil/amil
6 CH3 – (CH2)4 – CH2– C6H13– Heksil
7 CH3 – (CH2)5 – CH2– C7H15– Heptil
8 CH3 –(CH2)6 – CH2– C8H17– Oktil
9 CH3 – (CH2)7 – CH2– C9H19– Nonil
10 CH3 – (CH2)8 – CH2– C10H21– Dekil

Jika alkana memiliki rantai samping maka penamaannya


mengikuti aturan sebagai berikut.
1) Rantai terpanjang merupakan rantai utama.
2) Rantai utama diberi nomor mulai dari ujung rantai yang
memiliki substituen.
3) Urutan penulisan nama : nomor cabang, nama cabang, nama
alkana rantai utama.
4) Jika terdapat gugus metil pada atom C nomor 2, nama alkana
diberi awalan iso.

Contoh:

CH3 – CH – CH2 – CH3 o rantai terpanjang : butana


|
CH3

C1 – C2 – C3 – C4 o penomoran diawali dari ujung yang paling dekat


dengan substituen/cabang.
Jadi, nama senyawa di atas: 2-metil-butana/isobutana.

CH3 – CH – CH2 – CH3 o rantai terpanjang: pentana bukan butana


|
CH2
|
CH3

145
Kimia Kelas X
CH3 – 3CH – 4CH2 – 5CH3 o penomoran
|
2
CH2
|
1
CH3

Jadi, nama senyawa di atas: 3-metil-pentana.


CH3 – CH – CH2 – CH2 – CH3
|
Br
Nama senyawa di atas: 2-bromo-pentana

5) Jika alkana memiliki cabang yang sama lebih dari satu, nama
cabang digabung menjadi satu dan diberi awalan di-(jumlah
cabang ada dua), tri-(jumlah cabang ada 3), tetra-(jumlah cabang
ada empat).
Contoh:
CH3
|
H3C – C – CH2 – CH2 – CH3 o 2,2-dimetil-pentana
|
CH3

6) Jika alkana memiliki cabang yang berbeda, penulisan nama


diurutkan berdasarkan urutan abjad.
Contoh:
Br
|
H3C – CH – CH2 – CH2 – CH3 o 3-bromo, 2-metil-pentana
|
CH3

b. Isomer alkana
Isomer adalah suatu senyawa yang memiliki rumus molekul sama,
namun rumus strukturnya berbeda. Senyawa alkana paling rendah yang
dapat memiliki isomer yaitu butana (C4H10).
Contoh:
1) Cari isomer yang mungkin dari butana, C4H10.
a) H3C – CH2 – CH2 – CH3 o n-butana
b) H3C – CH – CH3 o 2-metil-propana
|
CH3

146
Hidrokarbon
2) Cari isomer yang mungkin dari heksana, C6H14.
a) H3C – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 o n-heksana

b) H3C – CH – CH2 – CH2 – CH3 o 2-metil-propana


|
CH3
c) H3C – CH2 – CH – CH2 – CH3 o 3-metil-propana
|
CH3
CH3
|
d) H3C – C – CH – CH3 o 2,2-dimetil-butana
|
CH3

CH3
|
e) H3C – CH – CH – CH3 o 2,3-dimetil-butana
|
CH3

c. Sifat-sifat alkana
1) Sifat fisis Fakta:
a) Alkana merupakan senyawa nonpolar. Bensin mengapung di atas
air karena bensin me-
b) Bentuk alkana rantai lurus pada suhu ngandung alkana dan
kamar berbeda-beda. alkana lebih ringan dari air.
Alkana Wujud

C1 – C4 Gas
C5 – C17 Cair
> C18 Padat

c) Semakin banyak jumlah atom karbon, • atom karbon


semakin tinggi titik didihnya. • konfigurasi elektron
d) Adanya rantai cabang pada senyawa • deret homolog
alkana menurunkan titik didihnya.
• alkana
e) Larut dalam pelarut nonpolar (CCl4)
• alkena
atau sedikit polar (dietil eter atau
• alkuna
benzena) dan tidak larut dalam air.
• substituen
f) Alkana lebih ringan dari air.

147
Kimia Kelas X
2) Sifat kimia
a) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila
dibandingkan dengan senyawa organik lainnya. Oleh karena
kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari
bahasa Latin: parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali").
b) Alkana dapat bereaksi dengan halogen, salah satu atom H
diganti oleh halogen. Reaksi dengan halogen tersebut
dinamakan reaksi halogenasi dan menghasilkan alkil halida.
Contoh: CH4 + Cl2 o CH3Cl + HCl
c) Alkana dapat dibakar sempurna menghasilkan CO2 dan H2O.
Contoh: CH4 + 2O2 o CO2 + 2H2O

Jawablah soal-soal berikut!


1. Tentukan jenis atom karbon di bawah ini berdasarkan kedudukannya!
C8 – C9
|
C1 – C2 – C3 – C4 – C5 – C6 – C7
| |
C10 C11 – C12 – C13
Atom C primer : ……………….
Atom C sekunder : ……………….
Atom C tersier : ……………….
Atom C kuartener : ……………….
2. Berilah nama pada senyawa-senyawa berikut ini!
a. CH3
|
H3C – C – CH2 – CH – CH2 – CH2 – CH3
| |
CH3 C2H5
b. CH3 Cl
| |
CH3 – C – CH2 – CH – CH – CH2 – CH2 – CH3
| |
CH3 Br
3. Tuliskan isomer yang mungkin dari senyawa berikut.
a. C 5 H 12
b. C 7 H 14

148
Hidrokarbon
2. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan ikatan
rangkap dua (–C=C–). Alkena paling sederhana yaitu etena, C2H4. Rumus
umum alkena C2H2n. Tabel 8.3 berikut menyajikan deret homolog alkena.

Tabel 8.3 Deret Homolog Alkena

Jumlah C Rumus Struktur Rumus Molekul Nama Kimia

2 H2C = CH2 C2H 4 Etena


3 H2C = CH – CH3 C3H 6 Propena
4 H2C = CH – CH2 – CH3 C4H 8 1-butena
5 H2C = CH – (CH2)2 – CH3 C5H 10 1-pentena
6 H2C = CH – (CH2)3 – CH3 C6H 12 1-heksena
7 H2C = CH – (CH2)4 – CH3 C7H 14 1-heptena
8 H2C = CH – (CH2)5 – CH3 C8H 16 1-oktena
9 H2C = CH – (CH2)6 – CH3 C9H 18 1-nonena
10 H2C = CH – (CH2)7 – CH3 C10H 20 1-dekena

a. Tata nama alkena


1) Alkena rantai lurus
Atom karbon yang berikatan rangkap ( C = C ) diberi nomor yang
menunjukkan ikatan rangkap tersebut. Penomoran dimulai dari
ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
Contoh:
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
H3C – CH2 – CH = CH – CH3 bukan H3C – CH2 – CH = CH – CH3
Sehingga, nama senyawa di atas yaitu 2 – pentena.
2) Alkena dengan rantai bercabang
a) Rantai utama yaitu rantai yang terpanjang dan mengandung
ikatan rangkap.
b) Penomoran rantai utama diawali dari yang paling dekat dengan
ikatan rangkap, bukan cabang yang terdekat.
c) Urutan penulisan nama: nomor cabang, nama cabang, nomor
ikatan rangkap, nama alkena.
Contoh:
a) H3C – CH = CH – CH2 – CH3 o 2–pentena
b) H3C – CH = CH – CH – CH3 o 4–metil – 2–pentena
|
CH3

149
Kimia Kelas X
3) Alkena dengan lebih dari satu ikatan rangkap
Jika alkena memiliki lebih dari satu ikatan rangkap, namanya diberi
tambahan diena (untuk dua ikatan rangkap) atau triena (untuk tiga
ikatan rangkap).
Contoh:
a) H3C – CH = CH – CH2 – CH = CH2 o 1,4–heksadiena
b) H3C – C = CH – CH – CH = CH2 o 3-etil– 5 metil–1,4–heksadiena
| |
CH3 C2H5

b. Isomer alkena
Alkena paling rendah yang memiliki isomer yaitu butena (C4H8). Alkena
memiliki dua jenis isomer sebagai berikut.
1) Isomer posisi
Isomer posisi adalah senyawa-senyawa dengan rumus molekul
sama, namun memiliki penataan atom yang berbeda. Alkana hanya
memiliki satu jenis isomer posisi, namun alkena memiliki dua jenis
perubahan penataan atom, yaitu:
a) isomer posisi di mana perubahan posisi dialami oleh ikatan
rangkap,
b) isomer posisi di mana perubahan posisi dialami oleh rantai
cabang.
Contoh:
a) Berapa isomer posisi yang mungkin dimiliki oleh butena?
(1) H2C = CH – CH2 – CH3 o 1-butena
(2) H3C – CH = CH – CH3 o 2-butena
(3) H2C = C – CH3 o 2-metil-propena
|
CH3

b) Berapa isomer posisi yang mungkin dimiliki oleh pentena?


(1) H2C = CH – CH2 – CH2 – CH3 o 1-pentena
(2) H3C – CH = CH – CH2 – CH3 o 2-pentena
(3) H2C = C – CH2 – CH3 o 2-metil-1-butena
|
CH3
(4) H2C = CH – CH – CH3 o 3-metil-1-butena
|
CH3

150
Hidrokarbon
(5) H2C – C = CH – CH3 o 2-metil-2-butena
|
CH3

(6) H2C - CH = C – CH3 o 3-metil-2-butena


|
CH3

2) Isomer geometri
Isomer geometri menjadikan ikatan rangkap sebagai sumbu. Syarat
isomer geometri yaitu atom C yang berikatan rangkap harus
mengikat dua gugus atom yang berlainan.
Contoh:
a) Isomer geometri dari 2-pentena o H3C – CH = CH – CH2 – CH3
H3C C2H5 H3C H

C=C C=C

H H H C2H5
Cis – 2–pentena Trans – 2–pentena
b) Isomer geometri dari 2-kloro-2-butena
H3C – C = CH – CH3
|
Cl

Cl CH3 CH3 CH3

C=C C=C

H3C H Cl H
Cis – 2-kloro – 2-butena Trans – 2-kloro – 2-butena
Catatan:
a) Halida lebih diprioritaskan daripada alkil.
b) Atom C yang lebih banyak, lebih diprioritaskan. Misalnya, etil
(karena mengandung dua atom C) lebih diprioritaskan daripada
metil (karena hanya mengandung satu atom C).
c. Sifat alkena
1) Sifat fisika
Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya
yaitu, alkena sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya
ikatan rangkap yang membentuk ikatan S. Ikatan S tersebut akan
ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.

151
Kimia Kelas X
2) Sifat Kimia
a) Oksidasi
Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, pembakaran/
oksidasi alkena juga akan menghasilkan CO2 dan H2O.
Contoh: 2C3H6 +9O2 o 6CO2 + 6H2O
b) Adisi H2
Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap.
Pada adisi alkena, ikatan rangkap berubah menjadi ikatan
tunggal.
Contoh: CH2 = CH – CH3 + H2 o CH3 – CH2 – CH3
propena propana
c) Adisi halogen (F2, Br2, I2)
Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena
membentuk alkana. Selanjutnya halogen tersebut akan menjadi
cabang/substituen dari alkana yang terbentuk.
Contoh: CH2 = CH – CH3 + Cl2 o CH2 – CH – CH3
| |
Cl Cl
1,2-dikloro-propana
d) Adisi asam halida
Adisi dengan asam halida akan memutus ikatan rangkap pada
alkena menjadi alkana dengan mengikuti aturan Markovnikof.
Atom H dari asam halida akan terikat pada atom karbon dari
alkena tidak simetris yang memiliki atom H paling banyak. Jika
atom C yang berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama,
halida akan terikat pada atom C yang paling panjang.
......

CH3CH=CHCH3 o ikatan rangkap membagi sama banyak


atom C dan atom H o simetris
......

CH 3CH 2CH=CH 2 o ikatan rangkap tidak membagi sama


banyak atom C dan H o tidak simetris
Contoh reaksi: CH3CH2CH=CH2 + HBr o CH3CH2CH – CH3
|
Br
2-bromo-butana
Keterangan: H terikat pada atom C1 karena C1 mengikat 2 atom
H dan C2 mengikat hanya 1 atom H. Sedangkan Br terikat pada
atom C2.

152
Hidrokarbon
Jawablah soal-soal berikut!
1. Tentukan nama-nama senyawa berikut ini!
a. CH3 – CH – CH2 – C = CH – CH3
| |
CH3 CH3
b. CH2 = C – CH2 – CH – CH3
| |
CH2 CH2
| |
CH3 CH3
2. Tentukan semua isomer heksena (C6H12).
3. Selesaikan reaksi-reaksi berikut.
a. 2–pentena + H2
b. 3–metil – 1–butena + Cl2

3. Alkuna
Alkuna merupakan hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki ikatan rangkap
tiga (– C { C –). Alkuna mempunyai rumus umum CnH2n-2. Alkuna paling
sederhana yaitu etuna, C2H2. Deret homolog alkuna sebagai berikut.

Tabel 8.4 Deret Homolog Alkuna

Jumlah C Rumus Struktur Rumus Molekul Nama Kimia

2 HC { CH C2H 2 Etuna
3 HC { C – CH3 C3 H 4 Propuna
4 HC { C – CH2 – CH3 C4 H 6 1-butuna
5 HC { C – (CH2)2 – CH3 C5 H 8 1-pentuna
6 HC { C – (CH2)3 – CH3 C6H10 1-heksuna
7 HC { C – (CH2)4 – CH3 C7H12 1-heptuna
8 HC { C – (CH2)5 – CH3 C8H14 1-oktuna
9 HC { C – (CH2)6 – CH3 C9H16 1-nonuna
10 HC { C – (CH2)7 – CH3 C10H18 1-dekuna

153
Kimia Kelas X
a. Tata nama alkuna
Aturan pemberian nama alkuna sama dengan alkena, hanya diakhiri
-una.
Contoh:
HC { C – CH3 o 1–propuna
H3C – C { C – CH3 o 2–butuna
CH3 – C { C – CH – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 o 4–etil–3–oktuna
|
C2H5

b. Isomer alkuna
Sebagaimana alkana, alkuna juga hanya memiliki isomer posisi. Alkuna
tidak memiliki isomer geometri. Alkuna paling rendah yang memiliki
isomer yaitu butuna, C4H6. Akibat pengaruh ikatan rangkap, isomer
posisi alkuna mengalami dua jenis pergeseran penataan atom, yaitu:
1) Isomer posisi di mana perubahan posisi dialami oleh ikatan rangkap,
2) Isomer posisi di mana perubahan posisi dialami oleh rantai cabang.
Contoh:
1) Tentukan isomer yang mungkin dari C4H6.
a) HC { C – CH2 – CH3 o 1–butuna
b) H3C – C { C – CH3 o 2–butuna

2) Tentukan isomer yang mungkin dari C5H8!


a) HC { C – CH2 – CH2 – CH3 o 1–pentuna
b) H3C – C { C – CH2 – CH3 o 2–pentuna
c) HC { C – CH – CH3 o 3–metil 1–pentuna
|
CH3

c. Sifat alkuna
1) Sifat fisika
Sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan alkena. Alkuna juga
sedikit larut dalam air.
2) Sifat kimia
a) Oksidasi
Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, alkuna jika dibakar
sempurna akan menghasilkan CO2 dan H2O.
Contoh:
C3H4 + 4O2 o 3CO2 + 2H2O

154
Hidrokarbon
b) Adisi H2
Alkuna mengalami dua kali adisi oleh H2 untuk menghasilkan
alkana.
Contoh:
HC { C – CH3 + H2 o H2C = CH – CH3 + H2 o H3C – CH2 – CH3
propuna propena propana
c) Adisi Halogen
Cl Cl
| |
HC { C – CH3 + Cl2 o HC = C – CH3 + Cl2 o HC – C – CH3
| | | |
Cl Cl Cl Cl
1–propuna 1,2–dikloro-propena 1,1,2,2-tetrakloro-propana
d) Adisi Asam halida
Adisi alkuna oleh asam halida mengikuti aturan Markovnikov
sebagaimana pada alkena.
Contoh:
H I
| |
HC { C – CH3 + HBr o HC = C – CH3 + HI o HC – C – CH3
| | | |
H Br H Br
1-propuna 2- bromo-propena 2-bromo-2- iodo-
propana

Jawablah soal-soal berikut!


1. Tuliskan isomer yang mungkin dari:
a. C 6 H 10
b. 3-bromo-pentuna

2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada:


a. adisi 2-butuna dengan Cl2 dilanjutkan dengan HBr,
b. oksidasi propuna.

3. Suatu alkuna mengandung 90% massa karbon (Ar:C = 12, H = 1). Apakah nama
alkuna tersebut?

155
Kimia Kelas X
1. Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, dan
ikatan rangkap tiga dengan sesama atom karbon.
2. Berdasarkan kedudukannya, atom karbon dibedakan menjadi atom karbon
primer (1°), sekunder (2°), tersier (3°), dan kuartener (4°).
3. Senyawa hidrokarbon dibedakan menjadi alkana, alkena, dan alkuna.
4. Alkana mempunyai rumus umum CnH2n+2, alkena CnH2n, dan alkuna CnH2n-2.
Ketiga senyawa hidrokarbon tersebut dapat membentuk isomer, yaitu senyawa
yang mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya berbeda.

A. Pilihlah jawaban yang tepat! a. 3,5,6-trimetil-oktana


b. 3,4,6-trimetil-oktana
1. Alkana yang tidak mengandung c. 6-etil-3,4-dimetil-heptana
lima atom karbon yaitu . . . . d. 2-etil-4,5-dimetil-heptana
a. n-pentena e. 2,5-dietil-3 metil-heksana
b. 2-metil-butana
c. isopentana 4. Nama yang tepat untuk senyawa
d. 2-metil-pentana berikut yaitu . . . .
e. 2,2-dimetil-propana CH3
|
2. Di antara senyawa-senyawa berikut CH3 – C = CH – CH2 – CH
yang tergolong alkena yaitu . . . . | |
a. C5H12 CH3 CH2
b. C6H12 |
c. C6H10 CH3
d. C5H8
a. 2,5-dimetil-5 etil-2-pentena
e. C4H10
b. 2-metil-5 etil-2-heksena
c. 2-etil-5 metil-2-heksena
3. Nama yang tepat untuk senyawa di
d. 2,5-dimetil-2-heptena
bawah ini yaitu . . . .
e. 3,6-dimetil-5-heptena
CH3
|
CH3 – CH – CH – CH2 – CH – CH3
| |
C2H5 C2H5

156
Hidrokarbon
5. Senyawa yang bukan isomer dari 10. CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
oktana yaitu . . . . Sifat yang tidak benar mengenai
a. 2-metil-heptana senyawa di atas yaitu . . . .
b. 2,3-dimetil-heksana a. dalam suhu kamar berbentuk
c. 2,3,4-trimetil-pentana cair
d. 2,2-trimetil-pentana b. tidak larut dalam air
e. 2,2,3,3-tetrametil-butana c. titik didihnya lebih tinggi dari
2– metil–propana
6. Homolog tertinggi berikutnya dari d. tidak larut dalam dietil eter
C7H16 yaitu . . . . e. larut dalam dietil eter
a. C6H14
b. C7H12 11. Jika suatu senyawa hidrokarbon
c. C7H10 dibakar secara sempurna dan tiap
d. C7H14 mol senyawa tersebut menghasilkan
e. C8H18 5 mol CO2 dan 6 mol H2O, senyawa
tersebut yaitu . . . .
7. Senyawa berikut yang mempunyai a. 2-metil-pentana
isomer lebih dari satu yaitu . . . . b. 3-metil-butana
a. C6H14 c. 2,4-pentadiena
b. C6H14 d. 2,3-dimetil-butana
c. C2F6 e. 3-metil-pentadiena
d. C2H4F2
e. C2H5F 12. Berikut merupakan sifat-sifat dari
alkuna, kecuali . . .
8. Di antara senyawa hidrokarbon a. Untuk menghasilkan alkana,
berikut yang paling rendah titik harus mengalami 2x adisi oleh
didihnya yaitu . . . . H2 .
a. n-pentana b. Sedikit larut di dalam air.
b. n-oktana c. Jika dibakar sempurna meng-
c. n-butana hasilkan H2O dan CO2.
d. n-heptana d. Tidak larut dalam dietil eter.
e. heksana e. Adisi oleh halida maupun asam
9. Di antara senyawa hidrokarbon halida akan menghasilkan
berikut yang sedikit larut dalam air haloalkana.
yaitu . . . . 13. Dari senyawa hidrokarbon berikut
a. 3-metil-pentana yang tidak mengalami reaksi adisi
b. 3-metil-1-pentena yaitu . . . .
c. 2,2-dimetil-pentana a. 2-metil-4-heksena
d. n-oktana b. 2,3-pentadiena
e. 4-etil-2-metil-oktana c. 2-metil-pentana
d. 3-pentuna
e. 2-heksena

157
Kimia Kelas X
14. Berikut merupakan isomer-isomer B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
dari n-heptana, kecuali . . . .
1. Tulislah isomer-isomer dari C5H10
a. 2,4-dimetil-pentana
dan beri nama!
b. 2,2,3-trimetil-butana
c. 2,3-dimetil-butana 2. Tulislah pasangan isomer geometri
d. 3-metil-heksana dari:
e. 3,3-dimetil-pentana a. 2-heksena,
b. 2-kloro-2-pentena!
15. Dari senyawa alkana berikut yang
berwujud gas pada suhu kamar yaitu 3. Selesaikan reaksi berikut!
.... a. 2-pentena + HBr
a. n-butana b. 2-metil-1-pentena + HBr
b. n-pentana 4. Apa yang harus Anda lakukan untuk
c. n-heksana membedakan propana dan propena
d. n-heptana secara eksperimen?
e. n-oktana
5. Diketahui reaksi sebagai berikut.
A + HBr o 2- bromo-2-metil-butana
Jika 10 mol zat A dibakar secara
sempurna, berapa mol uap air yang
akan dihasilkan?

158
Hidrokarbon
IX Minyak Bumi

Dalam kehidupan sehari-


hari, Anda pasti sudah
mengenal minyak tanah,
bensin, oli, dan aspal. Bahan
itu merupakan bagian dari
komponen minyak bumi.
Sekarang tahukah Anda
bagaimana proses pem-
bentukannya, bagaimana
cara memperolehnya dan
bagaimana cara memanfaat-
kannya agar tidak ber-
dampak buruk bagi lingkung-
an, lebih-lebih setelah terjadi
kelangkaan BBM seperti
sekarang ini?

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan


mampu menceritakan cara memperoleh minyak bumi
dan menyebutkan fraksi-fraksinya. Di samping itu dapat
mencari bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi.

159
Kimia Kelas X
Senyawa Alkana
Komponen Penyusun Senyawa Sikloalkana
Senyawa Hidrokarbon

Desalting
Dampak
Negatif
Minyak Bumi

Distilasi Bertingkat
Polusi
Udara Fraksi-Fraksi

Gasolin Bensin Kerosin Solar Pelumas Residu

160 Minyak Bumi


Manusia tidak pernah lepas dari kebutuhan akan energi. Ketergantungan
manusia akan energi tersebut dapat dilihat sejak awal keberadaannya di bumi.
Pada awalnya, manusia hanya memanfaatkan sumber energi alamiah saja.
Sebagai contoh, bajak ditarik hewan, kincir angin untuk menggiling jagung, dan
tentu saja otot manusia untuk mengerjakan banyak hal.

minyak
batubara
gas
nuklir
bisa diperbarui

Gambar 9.1
Persentase berbagai sumber energi di alam

Namun, seiring berkembangnya waktu, ketika manusia semakin mengingin-


kan kenyamanan dan kemudahan hidup, penggunaan sumber energi alamiah
semakin berkurang. Jika dahulu otot manusia menyumbangkan persentase
terbesar sumber energi alamiah, kini otot manusia hanya menyumbang sekitar
1% dari sumber energi tersebut. Sebagai gantinya, manusia kini menggantungkan
hidupnya dari sumber energi minyak bumi dan segala turunannya untuk semua
kenyamanan dan kemudahan hidup saat ini. Kini, semua barang dan jasa yang
dinikmati merupakan hasil dari pemanfaatan sumber energi fosil tersebut.

A. Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan campuran berbagai macam zat organik, tetapi
komponen pokoknya hidrokarbon. Minyak bumi disebut juga minyak mineral
karena diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral lain. Minyak bumi
tidak dihasilkan dan didapat secara langsung dari hewan atau tumbuhan,
melainkan dari fosil. Oleh karena itu, minyak bumi dikatakan sebagai salah satu
bahan bakar fosil.
Minyak bumi terbentuk dari peluruhan tumbuhan dan hewan, yang
kemungkinan besar berasal dari laut. Minyak bumi mentah, atau biasa disebut
minyak mentah pada umumnya terdiri dari campuran rumit senyawa alifatik
dan aromatis serta sedikit senyawa sulfur dan nitrogen. Sejauh ini telah
ditemukan sedikitnya 500 senyawa yang terkandung dalam cuplikan minyak
bumi. Minyak bumi memiliki komposisi yang berbeda-beda dalam setiap sumur,
meski secara umum sama.

161
Kimia Kelas X
1. Komposisi Minyak Bumi
Komposisi utama minyak bumi yaitu senyawa hidrokarbon. Di samping
senyawa-senyawa hidrokarbon, minyak bumi pada umumnya mengandung
unsur-unsur belerang, nitrogen, oksigen, dan logam (khususnya vanadium,
nikel, besi, dan tembaga).
Secara umum, komposisi minyak bumi dapat digolongkan sebagai
berikut.
a. Senyawa n-alkana
Senyawa alkana merupakan komponen utama minyak bumi. Pada suhu
kamar, metana dan etana berupa gas. Metana dan etana merupakan
komponen utama LNG. Sementara itu, propana dan butana merupakan
komponen utama LPG berbentuk cair.
b. Senyawa sikloalkana
Senyawa sikloalkana merupakan komponen terbesar kedua setelah
n-alkana. Senyawa sikloalkana yang paling banyak terdapat pada minyak
bumi yaitu siklopentana dan sikloheksana.
c. Senyawa isoalkana
Hanya sedikit isoalkana yang terkandung dalam minyak bumi.
d. Senyawa aromatik
Hanya sedikit senyawa aromatik dengan titik didih rendah dalam
minyak bumi.

Berikut ini kegunaan senyawa-senyawa alkana yang terdapat dalam


minyak mentah.
a. Metana (CH4) dan etana (C2H6) sebagai bahan utama LNG.
b. Propana (C3H8) dan butana (C4H10) sebagai bahan utama LPG.
c. Pentana (C5H12) dan heptana (C7H16) sebagai bahan pelarut, cairan
pencuci kering (dry clean), dan produk cepat kering lainnya.
d. C6H14 sampai C12H26 dicampur bersama dan dimanfaatkan sebagai
bensin.
e. C10 sampai C15 dimanfaatkan sebagai bahan utama minyak tanah.
f. C10 dan C20 dimanfaatkan sebagai bahan utama diesel dan bahan bakar
minyak untuk mesin kapal.
g. C16 sampai C20 dimanfaatkan sebagai bahan utama solar untuk bahan
bakar mesin jet.
h. C20 ke atas yang berbentuk setengah padat digunakan sebagai bahan
utama minyak pelumas dan vaselin.
i. Mulai C25 berbentuk padat dan dimanfaatkan sebagai lilin dan bitumen
aspal.

162 Minyak Bumi


2. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak bumi yang masih mentah atau biasa disebut minyak mentah
tidak terlalu bermanfaat. Upaya yang harus dilakukan agar minyak mentah
dapat digunakan yaitu memisahkannya dalam fraksi-fraksi atau campuran-
campuran tertentu dalam sebuah kilang. Hal pertama yang dilakukan yaitu
distilasi fraksional.
Tabel berikut menampilkan berbagai fraksi hidrokarbon yang diperoleh
dari minyak bumi.
Tabel Fraksi-Fraksi Minyak Bumi

No. Fraksi Jumlah Atom C Titik Didih (°C) Kegunaan

1. Gas C1 – C4 < 30 Bahan bakar


pemanas

2. Petroleum eter C5 – C7 30 – 90 Pelarut

3. Bensin C6 – C12 30 – 180 Bahan bakar mobil

4. Minyak tanah C10 – C15 180 – 230 Bahan bakar,


pemanas

5. Minyak gas C10 – C20 230 – 305 Bahan bakar diesel,


pemanas

6. Solar C16 – C20 > 305 Bahan bakar mesin


jet

7. Minyak pelumas > C20 Zat padat, titik Pelumas


cair rendah

8. Aspal > C25 Residu Lilin, malam, pelapis


jalan raya

Hasil penyulingan di atas hanya sedikit menghasilkan fraksi bensin. Padahal


kebutuhan manusia akan bensin sangat besar. Oleh karena itu, untuk
menghasilkan bensin yang lebih banyak diperlukan proses lanjutan.

B. Bensin
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang paling dibutuhkan manusia saat
ini. Komponen utama penyusun bensin yaitu n-heptana dan iso-oktana.
Peningkatan kuantitas dan kualitas bensin dalam pengolahan minyak bumi
dilakukan melalui proses kertakan (cracking) dan reformasi fraksi-fraksi bertitik
didih tinggi. Ada dua jenis kertakan yang biasanya dilakukan pada fraksi bensin.
1. Kertakan katalitik, berupa proses memanaskan bahan bakar bertitik didih
tinggi di bawah tekanan dengan penambahan katalis (tanah liat aluminium
silikat dicuci dengan asam dan dijadikan bubuk halus). Dalam kondisi
demikian, molekul besar akan patah-patah menjadi fragmen kecil.

163
Kimia Kelas X
2. Kertakan kukus, merupakan suatu teknik mengubah
alkana menjadi alkena. Reformasi katalitik
mengubah senyawa alifatik menjadi senyawa
aromatik. Alkena dan senyawa aromatik yang • cracking (kertakan)
terbentuk dimanfaatkan sebagai bahan baku plastik • knocking (ketukan)
dan senyawa sintetik organik. • bilangan oktan
Proses kertakan akan menghasilkan alkana
bercabang dan senyawa aromatik yang mengurangi
suara ketukan (knocking). Sebagaimana Anda ketahui
bahwa penyusun utama bensin yaitu alkana rantai lurus
dan isooktana. Alkana rantai lurus tersebut memiliki titik
didih yang lebih tinggi dari isooktana, sehingga di dalam
mesin tidak terbakar sempurna. Tidak sempurnanya
Peningkatan Suhu Bumi
proses pembakaran tersebut menimbulkan suara ketukan
Pada tahun 2100 suhu
pada mesin ketika mobil dipercepat, maupun pada bumi meningkat 1,5 –
tanjakan. Hal ini menyebabkan mesin aus. Untuk 3,5° C yang akan me-
mengurangi hal tersebut, bensin berkualitas harus lebih nyebabkan kekacauan
banyak terdiri dari alkana rantai cabang dan senyawa cuaca.
aromatik.
Kualitas bensin ditentukan berdasarkan bilangan oktan, yaitu angka yang
menunjukkan persentase isooktana dalam bensin. Bilangan oktan 100 berarti
bensin tersebut setara dengan isooktana murni dalam hal sifat pembakaran.
Sedangkan bilangan oktan 0 berarti bensin tersebut setara dengan heptana murni.
Bilangan oktan 75 berarti bensin tersebut terdiri dari 75% isooktana dan 25%
heptana. Semakin tinggi bilangan oktan, semakin baik kualitas bensin tersebut.
Bensin premium memiliki bilangan oktan 85, dan bensin super memiliki bilangan
oktan 98. Dimungkinkan diperoleh bilangan oktan lebih dari 100 karena beberapa
senyawa memiliki karakteristik bakar lebih baik daripada isooktana.
Penambahan zat aditif ke dalam bensin bertujuan untuk mengurangi ketukan
dan meningkatkan bilangan oktan. Beberapa zat aditif yang biasa digunakan
dan memiliki bilangan oktan lebih dari 100 yaitu benzena, t-butilalkohol
[(CH3)3COH], dan t-butil metil eter [(CH3)3COCH3]. Terkadang digunakan juga
campuran zat aditif dalam bensin bertimbal yaitu etilfluid: 65% tetraetil timbal
[(CH3CH2)4Pb], 25% 1,2-dibromoetana (BrCH2CH2Br), dan 10% 1,2-dikloroetana
(ClCH2CH2Cl). Senyawa-senyawa hidrokarbon yang telah terhalogenasi tersebut
bermanfaat untuk mengubah timbal yang dihasilkan pada pembakaran bensin
menjadi timbal (II) bromida (PbBr2) yang mudah menguap agar mudah dibuang
bersama gas buang lainnya.
Penggunaan tetraetil timbal dalam bensin akan segera dihentikan karena
menimbulkan pencemaran udara yang sangat parah. Saat ini telah dikembangkan
MTBE (metil tersier butil eter), metanol, dan etanol.

164 Minyak Bumi


C. Batubara
Sebelum minyak bumi melimpah dan murah pada
tahun 1940-an, batubara memegang peranan penting
sebagai sumber utama senyawa organik sintetik.
Penemuan minyak bumi menyebabkan orang beralih Dampak Negatif Bahan
dari batubara, mengingat sumber yang melimpah dan Bakar
proses yang lebih ramah lingkungan dan murah. Namun, Pembakaran tak sempurna
seiring pemanfaatan minyak bumi yang meningkat bahan bakar fosil (minyak
bumi dan batu bara) meng-
sedangkan sumbernya semakin berkurang, kini orang
hasilkan polutan-polutan
mulai beralih ke batubara kembali. Sampai saat ini terus berbahaya.
dilakukan penelitian untuk mengolah batubara dengan 1. Timbal.
lebih efisien. 2. Karbon dioksida yang
Batubara sendiri terbentuk dari peluruhan menyebabkan efek
tumbuhan oleh bakteri di bawah aneka ragam tekanan. rumah kaca.
Batubara dikelompokkan menurut kadar karbon di 3. Sulfur yang menyebab-
kan hujan asam.
dalamnya: antrasit atau batubara keras dengan kadar
karbon paling tinggi, batubara bitumen (lunak), lignit,
dan gambut. Batubara juga mengandung sulfur.
Sebagaimana senyawa hidrokarbon lainnya, pem-
bakaran yang tidak sempurna dari batubara akan
menghasilkan polutan karbon monoksida yang beracun.

D. Energi Terbarukan
Pemanfaatan hidrokarbon sebagai sumber energi utama tampaknya harus
mulai dipertimbangkan. Realitas menunjukkan bahwa ketersediaan bahan bakar
fosil tersebut semakin hari semakin menipis. Bahan bakar fosil merupakan sumber
energi yang tidak dapat diperbaharui. Selain itu, eksplorasi dan pemanfaatan
yang berlebihan terhadap bahan bakar fosil tersebut menyebabkan kerusakan
lingkungan yang cukup parah. Berhemat dalam menggunakan bahan bakar
merupakan salah satu solusi. Solusi lain yang dapat dilakukan yaitu
memanfaatkan sumber energi alamiah yang ada di bumi dengan teknologi
modern.
Sumber energi alamiah tersebut tidak hanya ada dalam jumlah melimpah,
namun juga dapat diperbaharui, sehingga tidak perlu khawatir akan habis.
Sumber-sumber energi alamiah tersebut di antaranya sebagai berikut.

1. Air
Air dapat dijadikan sumber energi listrik. Oleh karena itu, saat ini
dikembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). PLTA memanfaatkan
air untuk memutar turbin yang menghidupkan generator listrik. Energi listrik
yang dihasilkan setara dengan yang dihasilkan oleh pembangkit listrik
berbahan bakar fosil.

165
Kimia Kelas X
2. Angin
Angin siap menyediakan tenaga 17.000 MW di seluruh dunia. Angin
akan menggerakkan kincir berbentuk sayap yang dilekatkan pada sebuah
tangkai horizontal yang memutar sebuah generator listrik. Negara yang
sudah mencoba pemanfaatan tenaga angin yaitu Denmark dan Amerika
Serikat.

3. Sinar Matahari
Saat ini, beberapa negara juga tengah mengembangkan pembangkit
listrik tenaga surya. Pembangkit listrik tenaga surya dapat menghasilkan
daya sebesar 10 MW.

4. Tanaman
Banyak tanaman dapat menghasilkan bahan bakar cair. Bioetanol dapat
dibuat dari sisa hasil hutan, jerami, tebu, dan jagung dengan peragian dan
penyulingan. Minyak dari kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai
pengganti bahan bakar diesel.
Selain keempat hal di atas, masih banyak sumber energi alamiah lain yang
belum termanfaatkan, seperti pasang surut air laut, gelombang laut, panas bawah
laut, panas bumi, dan lain-lain.

Efek Rumah Kaca dan Hujan Asam


1. Bagaimana efek rumah kaca terjadi?
Ketika bahan bakar fosil dibakar di mobil dan sebuah pembangkit tenaga,
gas CO2 dilepaskan sebagai gas sisa yang dibuang. Sebenarnya gas ini ada secara
alamiah di atmosfer bumi untuk menjebak panas matahari agar bumi ini menjadi
hangat. Namun, keberadaan CO 2 di atmosfer menjadi berlebihan akibat
pembakaran mesin dan pembangkit tenaga, sehingga panas matahari yang terjebak
semakin banyak. Akibatnya, terjadi peningkatan suhu yang cukup signifikan di
bumi. Itulah mengapa, bumi ini menjadi lebih panas. Ketika bumi lebih panas,
terjadi perubahan cuaca yang mencolok. Beberapa negara akan lebih basah, dan
yang lain lebih kering.
2. Bagaimana hujan asam terjadi?
Pembakaran batubara di pembangkit tenaga listrik menghasilkan gas buangan
yang berkombinasi dengan air di atmosfer membentuk awan-awan asam sulfat
dan asam nitrat. Awan-awan tersebut turun sebagai hujan asam. Hujan asam
tersebut menyebabkan kerusakan pada daun tanaman dan membunuh ikan-ikan
di danau air tawar.

166 Minyak Bumi


1. Komponen penyusun minyak bumi: 3. Minyak bumi diolah melalui proses
senyawa-senyawa alkana, siklo- desalting dan distilasi bertingkat.
alkana, dan hidrokarbon. 4. Fraksi-fraksi minyak bumi: gasolin,
2. Minyak bumi terbentuk dari jasad bensin, kerosin, solar, pelumas, dan
renik yang terpendam berjuta-juta residu.
tahun. 5. Dampak negatif minyak bumi
mengakibatkan polusi udara.

A. Pilihlah jawaban yang tepat! b. Memisahkan dari fraksi minyak


1. Bensin dengan bilangan oktan 75 bumi yang lain.
berarti . . . c. Mengurangi ketukan dan me-
a. Bensin tersebut terdiri dari 75% ningkatkan bilangan oktan.
isooktana dan 25% heksana. d. Mengurangi polutan pada asap
b. Bensin tersebut terdiri dari 25% yang dibuang.
isooktana dan 75% heksana. e. Membakar bensin dengan
c. Bensin tersebut terdiri 75% iso- sempurna.
oktana dan 25% pentana. 5. Uap beracun yang dihasilkan dari
d. Bensin tersebut terdiri dari 25% pembakaran bensin mengandung
isooktana dan 75% butana. logam . . . .
e. Bensin tersebut terdiri dari 75% a. Pb d. Sn
isooktana dan 25% heptana b. Cr e. Br
2. Hasil distilasi pada minyak bumi c. Hg
yang paling rendah titik didihnya 6. Gas yang dihasilkan oleh pem-
yaitu . . . . bakaran bensin yang menyebabkan
a. solar d. bensin efek rumah kaca yaitu . . . .
b. aspal e. lilin a. Pb d. SO2
c. elpiji b. Etil bromida e. CO
c. CO2
3. Dalam kehidupan sehari-hari,
kerosin dikenal sebagai . . . . 7. Pembakaran batubara akan me-
a. premium d. minyak solar nyebabkan hujan asam karena
b. minyak tanah e. elpiji adanya unsur . . . dalam batubara.
c. premix a. alkana rantai lurus
b. isoalkana
4. Penambahan zat aditif ke dalam c. benzena
bensin bertujuan untuk . . . d. timbal
a. Menurunkan titik didihnya. e. sulfur

167
Kimia Kelas X
8. Di bawah ini yang bukan merupakan b. Harga minyak mentah dan
komponen bensin yaitu . . . . batubara semakin mahal.
a. 2,2,4-trimetil-pentana c. Sumber energi dari alam jumlah-
b. 2,3-dimetil-butana nya melimpah.
c. 2-metil-heptana d. Sumber minyak mentah dan
d. 2,3-dimetil-heksana batubara semakin berkurang.
e. 2-metil-heksana e. Sumber energi dari alam tidak
menimbulkan polusi udara.
9. Zat aditif bebas pencemaran yang
ditambahkan ke dalam bensin untuk 14. Dari hasil penelitian yang dilakukan
menaikkan angka oktan yaitu . . . . oleh para ahli, diketahui bahwa
a. amil alkohol d. MBTE tanaman juga dapat menghasilkan
b. TEL e. MTBE bahan bakar cair, yaitu berupa . . . .
c. dietil eter a. bioetanol
b. biometanol
10. Berikut ini merupakan salah satu
c. biogas
jenis batubara, kecuali . . . .
d. bioenergi
a. rawa-rawa d. lignit
e. minyak nabati
b. gambut e. antrasit
c. bitumen 15. Penghijauan dapat mengurangi
11. Komponen bensin yang paling banyak kadar polutan di udara karena . . .
menghasilkan ketukan yaitu . . . . a. Mampu mengikat gas N2 di udara.
a. hidrogen b. Menjaga keseimbangan CO2 di
b. alkana alifatik udara.
c. sikloalkana c. Mengubah CO2 menjadi O2.
d. alkana bercabang d. Menyerap limbah.
e. alkana rantai lurus e. Mengikat CO dan membebaskan
O2.
12. Pembakaran tidak sempurna bensin
menghasilkan gas beracun yang B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
mudah diikat oleh darah. Gas
1. Jelaskan secara singkat terbentuknya
tersebut yaitu . . . .
minyak bumi!
a. SO2 d. CO
b. SO3 e. Pb 2. Sebutkan senyawa-senyawa yang
c. CO2 terkandung dalam minyak bumi!
3. Jelaskan bagaimana minyak bumi
13. Berikut ini merupakan salah satu
dipisahkan hingga didapatkan
alasan untuk mencari sumber energi
fraksi-fraksinya!
alternatif yang bersifat alamiah,
kecuali . . . 4. Sebutkan dan jelaskan fraksi-fraksi
a. Sumber energi dari alam dapat minyak bumi!
diperbaharui. 5. Jelaskan bagaimana kertakan akan
mengurangi ketukan (knocking) pada
bensin!

168 Minyak Bumi


A. Pilihlah jawaban yang tepat! 4. Contoh dari adanya reaksi redoks
dalam kehidupan sehari-hari, kecuali
1. Dua kutub listrik dimasukkan ke
....
dalam sebuah larutan sehingga
a. industri pelapisan logam
membuat lampu yang tersambung
b. proses metabolisme pada
menyala. Hal ini menunjukkan
manusia
bahwa larutan tersebut memiliki
c. proses mencairnya es di kutub
derajat dissosiasi . . . .
d. proses fotosintesis pada tumbuh-
a. D = 1 d. D = 2,3 . 10–4
an
b. D = 0,5 e. D = 0
e. perkaratan besi
c. D = 1,5 . 10–3
5. Dari reaksi
2. Di antara senyawa berikut yang
Pb(s) + PbO 2 (s) + 4H + (aq) o
termasuk elektrolit lemah . . . .
2PbSO4(s) + 2H2O
a. NaCl, KCl, dan NaOH
yang merupakan reduktor yaitu . . . .
b. KOH, KCl, dan HCl
a. SO2– (aq) d. PbO2(s)
c. H2SO4, Ca(OH)2, dan MgSO4 4
b. Pb(s) e. PbSO4(s)
d. H2SO4, HCl, dan NaOH
e. CH3COOH, KCl, dan HF c. H2O(l)

3. Di antara pernyataan berikut yang 6. Pada reaksi: BrO 3– o Br – , unsur


tidak benar mengenai hubungan bromin mengalami perubahan
antara larutan elektrolit dan ikatan bilangan oksidasi sebesar . . . .
kimia yaitu . . . a. –6 d. +5
a. Ion yang terbentuk dari per- b. –4 e. +6
uraian senyawa ionik dalam air c. +4
akan menghantarkan arus listrik. 7. Alkana yang tidak mengandung lima
b. Senyawa ionik merupakan atom karbon yaitu . . . .
elektrolit kuat karena senyawa a. n-pentena
ionik akan terdisosiasi sempurna b. 2 metil–butana
dalam air. c. isopentana
c. Hanya larutan dari senyawa d. 2 metil–pentana
ionik yang dapat menghantar- e. 2,2 dimetil–propana
kan arus listrik.
d. Larutan senyawa kovalen polar 8. Di antara senyawa-senyawa berikut
akan dapat menghantarkan arus yang tergolong alkena yaitu . . . .
listrik dalam pelarut polar. a. C5H12 d. C5H8
e. Reaksi disosiasi elektrolit me- b. C6H12 e. C4H10
rupakan reaksi reversibel. c. C6H10

169
Kimia Kelas X
9. Nama yang tepat untuk senyawa di 14. Di antara senyawa hidrokarbon
bawah ini yaitu . . . . berikut yang sedikit larut dalam air
CH 3 yaitu . . . .
| a. 3-metil-pentana
CH3 – CH – CH – CH2 – CH – CH3 b. 3-metil-1-pentena
| | c. 2,2-dimetil-pentana
C2H5 C2H5 d. n-oktana
a. 3,5,6-trimetil-oktana e. 4-etil-2-metil-oktana
b. 3,4,6-trimetil-oktana
c. 6-etil-3,4-dimetil-heptana 15. CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
d. 2-etil-4,5-dimetil-heptana Sifat yang tidak benar mengenai
e. 2,5-dietil-3-metil-heksana senyawa di atas yaitu . . . .
10. Nama yang tepat untuk senyawa a. dalam suhu kamar berbentuk
berikut yaitu . . . . cair
CH 3 b. tidak larut dalam air
| c. titik didihnya lebih tinggi dari 2
CH3 – C = CH – CH2 – CH metil propana
| | d. tidak larut dalam dietil eter
CH3 CH2 e. larut dalam dietil eter
|
CH3 16. Jika suatu senyawa hidrokarbon
a. 2,5-dimetil-5-etil-2-pentena dibakar secara sempurna dan tiap
b. 2-metil-5-etil-2-heksena 1 mol senyawa tersebut menghasil-
c. 2-etil-metil-2-heksena kan 5 mol CO 2 dan 6 mol H 2 O,
d. 2,5-dimetil-2-heptena senyawa tersebut yaitu . . . .
e. 3,6-dimetil-5-heptena a. 2-metil-pentana
11. Senyawa yang bukan isomer dari b. 3-metil-butana
oktana yaitu . . . . c. 2,4-pentadiena
a. 2-metil-heptana d. 2,3-dimetil-butana
b. 2,3-dimetil-heksana e. 3-metil-pentadiena
c. 2,3,4-trimetil-pentana 17. Berikut merupakan sifat-sifat dari
d. 2,2,2-trimetil-pentana alkuna, kecuali . . . .
e. 2,2,3,3-tetrametil-butana
a. untuk menghasilkan alkana
12. Homolog tertinggi berikutnya dari harus mengalami 2x adisi oleh
C7H16 yaitu . . . . H2
a. C6H14 d. C7H14 b. sedikit larut di dalam air
b. C7H12 e. C8H18 c. jika dibakar sempurna akan
c. C7H10 menghasilkan H2O dan CO2
13. Di antara senyawa hidrokarbon d. tidak larut dalam dietil eter
berikut yang paling rendah titik e. adisi oleh halida maupun asam
didihnya yaitu . . . . halida akan menghasilkan
a. n-pentana d. n-heptana haloalkana
b. n-oktana e. n-heksana
c. n-butana

170
Latihan Ulangan Blok 3
18. Dari senyawa hidrokarbon berikut 23. Berikut merupakan isomer-isomer
yang tidak mengalami reaksi adisi yang mungkin dari C5H8, kecuali . . . .
yaitu . . . . a. 1-pentuna
a. 2-metil-4-heksena b. 2-pentuna
b. 2,3-pentadiena c. 2-metil-1-pentuna
c. 2-metil-pentana d. 2-metil-1-butuna
d. 3-pentuna e. 2-metil-2-butuna
e. 2-heksena
24. Perhatikan beberapa senyawa berikut.
19. Berikut merupakan isomer-isomer CH3
dari n-heptana, kecuali . . . . |
a. 2,4-dimetil-pentana i. CH = C – CH – CH3
b. 2,2,2-trimetil-butana |
c. 2,3-dimetil-butana CH3
d. 3-metil-heksana
e. 3,3-dimetil-pentana ii. CH3 – CH = CH – CH – CH3
|
20. Dari senyawa alkana berikut yang CH3
berwujud gas pada suhu kamar yaitu iii. CH2 = C – (CH2)2 – CH3
.... CH3
a. n-butana |
b. n-pentana iv. CH2 = C – CH – CH2 – CH3
c. n-heksana |
d. n-heptana CH3
e. n-oktana
Pasangan isomer dari senyawa di
21. Senyawa alkana berikut yang mem- atas ditunjukkan oleh . . . .
punyai titik didih lebih tinggi dari a. i dan ii d. ii dan iv
n-heksana yaitu . . . . b. i dan iii e. i dan iv
a. n-heptana c. ii dan iiii
b. n-pentana
c. 2-metil-butana 25. Di antara reaksi berikut yang tidak
d. 2,3-dimetil-butana mengikuti aturan Markovnikov yaitu
e. 2,2-dimetil-butana ....
a. 2-pentena + HBr o 3-bromo-
22. Jika suatu senyawa hidrokarbon pentana
direaksikan dengan Cl2 dan meng- b. propena + HBr o isobromo-
hasilkan 1,2 dikloro propana maka propana
senyawa tersebut yaitu . . . . c. 2-metil-1-butena + HBr o
a. 2-butena 2-bromo-2-metil-butana
b. propena d. 2-metil-2-butena + HBr o
c. 2-metil-propana 2-bromo-3-metil-butana
d. isopropana e. 2-butena + HCl o 2-kloro-butana
e. propuna

171
Kimia Kelas X
26. Bahan utama LNG terdiri dari . . . . 3. Pada reaksi redoks: Pb + PbCl4 o
a. pentana sampai heptana 2PbCl2, tentukan:
b. pentana dan propana a. reduktor,
c. metana dan etana b. oksidator!
d. propana dan butana 4. Apa perbedaan antara larutan
e. butana dan heptana elektolit kuat dan elektrolit lemah?
27. Pengolahan minyak bumi untuk Sebutkan contoh masing-masing!
mendapatkan berbagai fraksi di- 5. Beri nama senyawa berikut!
dasarkan pada perbedaan . . . . a FeO c. HClO
a. titik lebur d. titik beku b. K2S d. Al2S3
b. titik leleh e. titik didih 6. Tulislah isomer-isomer dari C5H10
c. kelarutan dan beri nama!
28. C 6 – C 12 merupakan komponen 7. Tulislah pasangan isomer geometri
utama dari . . . . dari:
a. bensin d. LNG a. 2-heksena,
b. vaselin e. LPG b. 2-kloro-2-pentena!
c. solar 8. Selesaikanlah reaksi berikut!
29. Residu pengolahan minyak bumi a. 2-pentena + HBr
yang merupakan alkana dengan b. 2-metil-1-pentena + HBr
rantai C lebih dari 25, pada umum- 9. Apa yang harus Anda lakukan untuk
nya dimanfaatkan sebagai . . . . membedakan propana dan propena
a. pelumas dan vaselin secara eksperimen?
b. pelarut dan lilin 10. Diketahui reaksi sebagai berikut.
c. aspal dan lilin A + HBr o 2-bromo-2-metil-butana.
d. pelumas dan minyak tanah Jika 10 mol zat A dibakar secara
e. vaselin dan aspal sempurna, berapa mol uap air yang
30. Bilangan oktan merupakan campur- akan dihasilkan?
an dari . . . . 11. Bagaimanakah cara menentukan
a. isooktana dan butana kualitas bensin? Apa yang dimaksud
b. isooktana dan heptana dengan bilangan oktan?
c. isooktana dan pentana 12. Diketahui bensin super memiliki
d. isooktana dan heksana bilangan oktan 98. Apakah maksud-
e. isooktana dan dekana nya?
13. Bagaimana bensin dapat menimbul-
B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
kan efek rumah kaca? Jelaskan!
1. Tentukan bilangan oksidasi atom Mn
14. Bagaimana batubara dapat me-
dalam senyawa berikut!
nimbulkan hujan asam? Jelaskan!
a. Mn2O3 d. MnO42–
b. MnO4 –
e. MnO2 15. Apa saja bahan alam yang dapat
c. MnCl2 dimanfaatkan sebagai sumber energi
terbarukan yang ramah lingkungan?
2. Apa yang dimaksud dengan derajat
dissosiasi?

172
Latihan Ulangan Blok 3
A. Pilihlah jawaban yang tepat! d. gagasan tentang gejala isotop
e. gagasan tentang nomor atom
1. Pernyataan yang sesuai untuk
neutron yaitu . . . . 5. Di antara beberapa unsur dan ion
a. jumlahnya selalu sama dengan berikut yang mempunyai jumlah
jumlah proton elektron yang sama pada kulit terluar
b. jumlahnya dapat berbeda sesuai yaitu . . . . (NA: C = 6, N = 7, F = 9, O = 8,
dengan nomor massa isotopnya Na = 11, Cl = 17, He = 2, Mg = 12, Ne
c. jumlahnya sama dengan jumlah = 10)
elektron a. C2-, N, F, O+
d. merupakan partikel atom b. N, O+, F, Na+
bermuatan positif c. Na+, Cl-, He, O2-
e. merupakan partikel atom d. C2-, O2-, F2-, Mg2+
bermuatan negatif e. O2-, F-, Ne, Na+
2. Inti atom terdiri atas . . . . 6. Di antara senyawa berikut, yang di
a. proton dan neutron dalam larutannya menghasilkan ion
b. proton paling banyak yaitu . . . .
c. neutron a. H2SO4
d. proton dan elektron b. CH3COOH
e. neutron dan elektron c. NH4Cl
d. Fe2(SO4)3
3. Suatu atom (A) terdiri dari 12 proton
e. KOH
dan 13 neutron. Atom lain (B) terdiri
atas 13 proton dan 12 neutron. 7. Pada reaksi:
Pernyataan yang benar tentang 2Ag+(aq) + Zn(s) o 2Ag(s) + Zn2+(aq)
kedua atom tersebut yaitu . . . . Pernyataan yang benar yaitu . . . .
a. atom A dan B merupakan isotop a. Zn sebagai oksidator dan Ag
b. atom A dan B merupakan isobar reduktor
c. atom A dan B merupakan isoton b. Zn sebagai reduktor dan Ag+
d. atom A dan B mempunyai oksidator
jumlah elektron yang sama c. Zn sebagai oksidator dan Ag+
e. atom A dan B identik reduktor
4. Gagasan utama yang dikembangkan d. Zn sebagai reduktor dan Ag
oleh teori atom Niels Bohr yaitu . . . . oksidator
a. gagasan tentang partikel sub- e. Zn sebagai reduktor sekaligus
atom oksidator
b. gagasan tentang inti atom
c. gagasan tentang tingkat-tingkat
energi dalam atom

173
Kimia Kelas X
8. Rumus kimia dari besi(III) sulfat 14. Sebanyak 46 g suatu senyawa karbon
yaitu . . . . dibakar menghasilkan 88 g CO2 dan
a. FeSO4 54 g air. Jika Ar: C = 12, H = 1, O = 16
b. Fe3(SO4)2 maka rumus empiris senyawa itu
c. Fe2(SO4)3 yaitu . . . .
d. Fe2S3 a. CH2
e. Fe2S4 b. CH3
c. CH3O
9. Bilangan oksidasi I dalam IO3– yaitu
d. C2H6O
....
e. C2H4O2
a. +5 d. –3
b. +3 e. 0 15. Jika tetapan Avogadro adalah L dan
c. –5 Ar Cl = 35,5 maka jumlah molekul
10. Bilangan oksidasi atom S yang yang terdapat dalam 1 g kalor yaitu
paling tinggi terdapat pada . . . . . . . L.
a. SO2 a. 71
b. SO42– b. 35,5
c. S2O32– c. 1/35,5
d. S4O62– d. 0,71
e. FO3 e. 1/71
11. Jika pada 0°C dan tekanan 76 cm Hg 16. Di antara senyawa berikut, yang di
volume dari 4,25 g gas sebesar 2,8 L, dalam larutannya menghasilkan ion
massa molar gas tersebut yaitu . . . paling banyak yaitu . . . .
g/mol. a. H2SO4
a. 34 d. 28 b. CH3COOH
b. 32 e. 26 c. H3PO4
c. 30 d. Na2SO4
e. KOH
12. Satu mol logam L bereaksi dengan
asam sulfat menghasilkan 33,6 L gas 17. Pada reaksi:
hidrogen pada STP, rumus garam Cu2+(aq) + 2Pb(s) o Cu(s) + 2Pb+(aq)
yang terbentuk yaitu . . . . Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. LSO4 a. Pb sebagai oksidator dan Cu
b. L(SO4)2 reduktor
c. L2(SO4)3 b. Pb sebagai reduktor dan Cu2+
d. L2(SO4)5 oksidator
e. L2(SO4)6 c. Pb sebagai oksidator dan Cu2+
13. Jika suatu oksida nitrogen me- reduktor
ngandung oksigen sebanyak 36,37 % d. Pb sebagai reduktor dan Cu
berat maka rumus senyawa tersebut oksidator
yaitu . . . . e. Pb sebagai reduktor sekaligus
a. NO d. N2O3 oksidator
b. NO2 e. N2O5
c. N2O

174
Latihan Ulangan Kenaikan Kelas
18. Rumus kimia dari besi (II) sulfat 24. Persamaan reaksi aFe2O3 + bCO o
yaitu . . . . cFe + dCO2 akan memenuhi hukum
a. FeSO4 Lavoiser jika a, b, c, dan d berturut-
b. Fe3(SO4)2 turut . . . .
c. Fe2(SO4)3 a. 2, 3, 1, 3
d. Fe2S3 b. 1, 3, 2, 3
e. Fe2S4 c. 1, 2, 3, 1
d. 3, 2, 1, 3
19. Bilangan oksidasi Br dalam BrO2- e. 1, 2, 3, 1
yaitu . . . .
25. Berdasarkan persamaan reaksi (pada
a. +5 d. –3
T, P) sama:
b. +3 e. 0
KI + H2SO4 o K2SO4 + SO2 + H2O + I2
c. –5
maka perbandingan volumenya
20. Bilangan oksidasi atom S yang yaitu . . . .
paling rendah terdapat pada . . . . a. 1 : 1 : 2 : 2 : 2 : 1
a. SO2 b. 1 : 1 : 2 : 2 : 1 : 2
b. SO42– c. 2 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
c. S2O32– d. 2 : 2 : 1 : 1 : 1 : 2
d. S4O62– e. 2 : 2 : 1 : 1 : 2 : 1
e. SO3
26. Diketahui reaksi C + O2 o CO2
21. Unsur yang paling elektronegatif Massa atom C Massa atom O
yaitu unsur dengan nomor atom . . . . 12 g 32 g
a. 9 d. 17 9g 24 g
b. 12 e. 18 Perbandingan massa unsur C dan
c. 13 massa unsur O dalam senyawa CO2
22. Rumus oksida unsur Y yang berada yaitu . . . .
pada golongan II dalam tabel a. 3 : 8
periodik yaitu . . . . b. 8 : 3
a. YO d. Y2O c. 3 : 4
b. YO2 e. Y2O3 d. 4 : 3
c. YO3 e. 1 : 2
23. Unsur S dan O dapat membentuk 27. Jika suatu zat ditimbang ternyata
senyawa SO3 dan SO4. Pada massa massanya 60,3 g. Sesudah zat
oksigen yang sama, perbandingan tersebut bereaksi dengan unsur lain
massa unsur O pada kedua unsur maka massa zat tersebut sekarang
tersebut yaitu . . . . ....
a. 4 : 3 a. 80,3 g
b. 3 : 4 b. 60,3 g
c. 2 : 3 c. 53 g
d. 3 : 2 d. 20,1 g
e. 1 : 2 e. 10 g

175
Kimia Kelas X
28. Bahan utama minyak tanah B. Jawablah dengan singkat!
tersusun dari rantai . . . .
1. 7N 10Ne 19K 35Br 37Rb 53I
a. C10 – C15
b. C16 – C20 Tuliskan konfigurasi elektron unsur-
c. C20 ke atas unsur tersebut dan tentukan:
d. C25 ke atas a. Unsur yang terletak dalam satu
e. di bawah C10 golongan,
b. Unsur yang terletak dalam satu
29. Katalis yang digunakan pada proses periode,
kertakan fatalitik yaitu . . . . c. Unsur yang memenuhi kaidah
a. vanadium pentaoksida oktet!
b. asam sulfat
c. aluminium silikat 2. Apa perbedaan antara senyawa ion
d. nikel dan senyawa kovalen? Sebutkan ciri-
e. nitrogen dioksida ciri keduanya!

30. Jenis batubara yang mempunyai 3. Mengapa atom karbon dapat mem-
kadar karbon paling tinggi yaitu . . . . bentuk banyak senyawa?
a. gambut 4. Jelaskan perbedaan antara desalting
b. lignit dan distilasi fraksional pada proses
c. batubara bitumen pengolahan minyak bumi!
d. antrasit
5. Sebanyak 3 g massa suatu senyawa
e. batubara lunak
organik terdiri atas 1,2 g karbon, 0,2
g hidrogen, dan sisanya oksigen. Mr
senyawa itu = 60. Tentukan rumus
empiris dan rumus molekul senyawa
tersebut (Ar: C = 12, H = 1,0 = 16)!

176
Latihan Ulangan Kenaikan Kelas
Adisi: reaksi pemutusan ikatan rangkap. Halogenasi: reaksi alkana dengan halogen.
Afinitas elektron: besarnya energi yang dibebas- Hidrokarbon: senyawa yang mengandung unsur
kan satu atom netral dalam wujud gas pada karbon dan hidrogen.
waktu menerima satu elektron sehingga Hidrokarbon jenuh: senyawa hidrokarbon dengan
terbentuk ion negatif. hanya memiliki ikatan tunggal, tidak
Alkana: Hidrokarbon paling sederhana dengan memiliki ikatan rangkap.
ikatan tunggal, memiliki rumus struktur Hidrokarbon siklis: hidrokarbon dengan rantai
CnH2n+2. tertutup.
Alkena: hidrokarbon dengan ikatan rangkap dua, Hidrokarbon tak jenuh: senyawa hidrokarbon
memiliki rumus struktur CnH2n. yang memiliki ikatan rangkap.
Alkil: hidrokarbon yang kehilangan 1 atom H, Higroskopik: menjadi lembap atau basah karena
memiliki rumus struktur CnH2n+1. menyerap air dari udara.
Alkuna: hidrokarbon dengan ikatan rangkap tiga, Homolog: deret senyawa dengan struktur serupa
memiliki rumus struktur CnH2n-2. yang masing-masing anggotanya dibentuk
Anion: ion-ion bermuatan negatif. dari anggota sebelumnya dengan menambah-
Atom: zat terkecil dari suatu unsur. kan sejumlah atom C dan H yang tertentu.
Aturan Markovnikov: atom H dari asam halida Hukum kekekalan massa: massa zat-zat sebelum
akan terikat pada atom karbon dari alkena dan sesudah reaksi adalah tetap.
tak simetris yang memiliki atom H paling Hukum Mendeleyev: pengelompokan unsur-
banyak. Jika atom C yang berikatan rangkap unsur berdasarkan pada persamaan sifat.
memiliki jumlah H yang sama maka halida Hukum Oktaf Newlands: pengelompokan unsur-
akan terikat pada atom C yang paling unsur berdasarkan kenaikan massa atom
panjang. relatifnya.
Bilangan oktan: angka yang menunjukkan Hukum perbandingan berganda: apabila dua
persentase isooktana dalam bensin untuk unsur dapat membentuk lebih dari satu
menyatakan mutu bensin. Semakin tinggi senyawa, di mana massa salah satu unsur
bilangan oktan, semakin baik mutu bensin tetap sama maka perbandingan massa unsur
tersebut. yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut
Derajat disosiasi: perbandingan mol zat terionisasi merupakan bilangan bulat sederhana.
dengan mol zat mula-mula. Hukum perbandingan tetap: perbandingan massa
Dipol: muatan elektrik yang sama, tetapi berbeda unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu
tanda dengan jarak yang cukup dekat. tetap.
Distilasi fraksional: teknik pemisahan yang Hukum perbandingan volume: semua gas yang
berdasarkan perbedaan titik didih yang direaksikan dengan hasil reaksi, diukur pada
menggunakan kolom bertingkat/fraksionasi. suhu dan tekanan yang sama.
Duplet: sepasang elektron dalam ikatan kimia Hukum Triade Dobereiner: pengelompokan unsur
kovalen. berdasarkan kemiripan sifat yang ada, di
Elektron: partikel bermuatan –1 dan massa 0. setiap kelompok terdiri atas 3 unsur.
Elektronegativitas: keelektronegatifan: kemampu- Ikatan ionik: ikatan yang dihasilkan dari
an menarik muatan negatif. perpindahan elektron dari satu atom ke atom
Elektron valensi: elektron pada kulit terluar. lain. Satu atom memberikan satu atau lebih
Energi ionisasi: energi minimum yang diperlukan dari elektron terluarnya.
untuk melepaskan elektron dari suatu atom Ikatan kovalen: ikatan yang terjadi karena
netral dalam wujud gas. penggunaan bersama-sama pasangan
Golongan: lajur vertikal dalam SPU yang disusun elektron oleh dua atom.
menurut kemiripan sifat.

177
Kimia Kelas X
Isobar: unsur-unsur yang memiliki nomor atom Neutron: partikel yang tidak bermuatan dan
berbeda, tapi nomor massa sama. massanya hampir sama dengan proton.
Isomer: suatu senyawa yang memiliki rumus Nomor atom (z): jumlah proton atau elektron
molekul sama, namun rumus strukturnya dalam atom.
berbeda. Nomor massa: banyaknya proton dan neutron
Isomer posisi: senyawa-senyawa dengan rumus yang menyusun inti atom suatu unsur.
molekul sama, namun memiliki penataan Massa Atom Relatif: massa satu atom unsur atau
atom yang berbeda. massa satu molekul zat dengan satuan massa
Isoton: atom yang berbeda tetapi mempunyai atom (sma).
jumlah neutron sama. Oksidator: zat yang mengalami reduksi atau
Isotop: jika 2 atom atau lebih memiliki nomor atom mampu mengoksidasi zat lain.
sama tetapi nomor massa berbeda. Oktet: sistem empat pasang elektron valensi yang
Jari-jari atom: jarak dari inti atom sampai kulit biasanya menunjukkan bahwa bangunan
elektron terluar. dengan sistem ini stabil dan lembam (tidak
Kaidah duplet: atom-atom yang mempunyai mudah bereaksi).
kecenderungan untuk memiliki konfigurasi Periode: lajur horizontal dalam TPU yang disusun
elektron gas helium. menurut kemiripan sifat.
Kation: ion-ion bermuatan positif. Polaritas: perbedaan keelektronegatifan dua atom.
Kaidah oktet: kecenderungan atom-atom untuk Proton: partikel bermuatan +1 dan massa 1 sma.
memiliki struktur atau konfigurasi gas Radiasi: energi yang bergerak dalam bentuk
mulai/8 elektron. gelombang elektromagnetik atau foton.
Keelektronegatifan: suatu bilangan yang Reaksi oksidasi: reaksi yang menaikkan bilangan
menyatakan kecenderungan suatu unsur oksidasi atau reaksi pelepasan elektron.
menarik elektron dalam suatu ikatan kimia. Reaksi reduksi: reaksi yang menurunkan bilangan
Konfigurasi elektron: susunan elektron suatu atom oksidasi atau reaksi penangkapan elektron.
berdasarkan kulit-kulit atom tersebut. Reduktor: zat yang mengalami oksidasi atau
Kovalen koordinasi: ikatan kovalen yang terjadi mereduksi zat lain.
karena pasangan elektron yang dipakai Rumus empiris: rumus yang menyatakan
bersama berasal dari salah satu atom yang perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-
berikatan. unsur yang menyusun suatu senyawa.
Kertakan katalitik: merupakan proses me- Rumus molekul: rumus yang menyatakan jumlah
manaskan bahan bakar bertitik didih tinggi atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun
di bawah tekanan dan dengan penambahan satu molekul senyawa. Jadi rumus molekul
katalis (tanah liat aluminium silikat dicuci menyatakan susunan sebenarnya dari
dengan asam dan dijadikan bubuk halus). molekul zat.
Kertakan kukus: merupakan suatu teknik Senyawa biner: senyawa yang hanya terjadi dari
mengubah alkana menjadi alkena. dua macam unsur yang berbeda (terdiri atas
Kisi: penataan (susunan) teratur butir-butir dalam unsur logam dan bukan logam).
dua atau tiga dimensi. Senyawa ionik: senyawa di mana atom-atomnya
Kristal: hablur: bentuk padat yang homogen dan berikatan secara ionik.
bersudut dari suatu zat-zat; dicirikan oleh Senyawa kovalen: senyawa di mana atom-
penataan bidang-bidang permukaan tertentu atomnya berikatan secara kovalen.
oleh bangunan yang mempunyai derajat Sistem periodik modern: pengelompokan unsur-
simetri. unsur berdasarkan kenaikan nomor atom
Larutan: sistem homogen yang terdiri dari sebuah dan kemiripan sifat.
zat terlarut dan satu atau lebih zat terlarut. Substituen: atom atau gugus yang masuk dalam
Larutan elektrolit: larutan yang dapat meng- bangunan sebuah molekul dengan meng-
hantarkan arus listrik. gantikan atom gugus lain.
Larutan nonelektrolit: larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik.

178
Glosarium
Daftar Pustaka

Briggs, JGR. 2001. Science in Focus Chemistry for GCE 'O' Level. Singapore: Pearson Edu-
cation Asia Pte Ltd.
Daintith, J. 1994. Oxford. Kamus Lengkap Kimia. Alih Bahasa Suminar Achmadi. Jakarta:
Erlangga.
Magloff, L. 2006. Seri Kegiatan Sains. Kimia Sehari-hari. Alih Bahasa Basuki. W. Bandung:
Pakar Raya.
Pudjaatmaka, A.H, Oodratillah, M.T. 2004. Kamus Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tho Lai Hoong, Ho Peck Leng. 1999. New Lower Secondary Science 2. Singapore: Pan
Pacific Publications Pte Ltd.
Woodford, C, Clowes, M. 2006. Jejak Sejarah Sains. Atom dan Molekul. Bandung: Pakar
Raya.

179
Kimia Kelas X
A F
Adisi Fotosintesis, 131
Adisi, 152, 155, 157
Adisi asam halida, 152, 155 G
Adisi halogen, 152, 155 Gas, 55, 57, 63–65, 67, 68–70
Afinitas elektron, 28–30, 32, 36 Gaya elektrostatik, 39
Air kristal, 62, 104–105, 112, 114, 116 Golongan, 22–36
Aqueous, 65 Golongan, 23–25, 30
Asam, 62, 65, 70 Gugus alkil, 144–145

B H
Bahan bakar fosil, 161, 165–166 Hidrat, 105–106, 112, 114, 116
Batubara, 161, 165–168 Hidrokarbon, 160–165, 167
Bensin Homolog, 143–144, 147, 149, 153, 156
Bensin premium, 164 Hukum Avogadro, 99–101
Bensin super, 164 Hukum Kekekalan Massa, 73, 79, 82–83,
Bilangan oktan, 164, 167 85, 88
Bioetanol, 166, 168 Hukum Oktaf Newland, 22, 32
Hukum Perbandingan Berganda, 72, 75,
C 77, 79, 83–85, 87–88
Cracking, 163, 164 Hukum Perbandingan Volume, 72, 79, 80,
83, 85, 91
D I
Derajat disosiasi, 130, 133 Ikatan hidrogen, 39
Deret homolog, 143–144, 147, 149, 153 Ikatan ion, 39–40, 46–50
Dipol, 43–44, 48 Ikatan kovalen, 38, 41–43, 46–49
Distilasi fraksional, 163 Ikatan kovalen koordinasi, 42, 47–49
Ikatan kovalen rangkap, 41, 47, 49
E Ikatan kovalen tunggal, 41
Elektrolit kuat, 130, 136 Ikatan logam, 39, 45–46, 49
Elektrolit lemah, 130, 136 Ikatan Van der Waals, 39
Elektron, 20, 25, 28–30 Inert, 94
Elektron, 24–32, 34–36 Inti atom, 2, 4, 7–8, 17
Elektron valensi, 11–13, 16–18, 24–26, 28, Inti atom 3, 4, 7, 8, 10, 12, 15, 16, 17
35 Ion monoatom, 61
Elektronegativitas, 40, 45, 131 Ion poliatom, 61, 62
Energi ikatan, 42 Ionisasi elektrolit, 129
Energi ionisasi, 26, 28–30, 32, 36 Ionisasi elektrolit, 129
Energi ionisasi, 28, 30 Isomer posisi, 150, 154
Isotop, 93–95

180
Glosarium
Indeks
J P
Jari-jari atom, 27–28, 32, 36 Panjang ikatan, 42
Jumlah elektron, 25–27 Pereaksi pembatas, 109, 110, 112
Pereaksi pembatas, 109, 114
K Periode, 23–36
Kaidah duplet, 39, 41 Persamaan gas ideal, 100
Kaidah oktet, 39, 42
Kisi, 40 R
Knocking, 164, 168 Radiasi, 8
Koefisien, 64, 65 Rumus empiris, 57–58, 62, 64, 66, 69,
Konfigurasi elektron, 12–13, 15, 17–18, 90, 102, 103, 104
20, 25 Rumus kimia, 56, 57, 59–60, 62, 64–70
Konfigurasi elektron, 25–32, 34, 35 Rumus lewis, 41, 43
Konsentrasi, 130 Rumus molekul, 57–58, 62, 64, 66, 68, 69,
Kristal 40, 46 90, 102–104, 116

L S
Lambang unsur, 10, 15, 18 Satuan massa atom, 93
Lantanida, 24 Senyawa asam, 62, 65
Lautan elektron, 45–46 Senyawa biner, 59–60, 62
Senyawa hidrat, 62
M Senyawa isoalkana, 162, 164
Masa atom, 20–23, 26–27, 31, 33, 34 Senyawa sikloalkana, 160, 162
Massa atom relatif, 93–94, 96, 98, 116 Sinar alfa, 7
Massa molar, 90, 98–99, 114 Sinar katode, 2, 5, 6, 16
Massa molekul relatif, 93, 95–96, 98, 114– Solid, 65
116 Substituen, 144–145, 147, 152
Migrasi, 127, 129
Molaritas, 102 T
Molekul dwiatom, 91 Tetapan Avogadro, 96
Molekul senyawa, 95, 103–104
Molekul triatom, 91 V
Molekul unsur, 95 Volume molar, 99, 114
Momen dipol, 43–44, 48
Z
N Zat elektrolit, 129, 138
Nonelektrolit, 126–127, 130, 136 Zat radioaktif, 7

O
Oksidasi, 152
Oksidasi 152, 154, 155

181
Kimia Kelas X
Lampiran

Tabel Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik Modern

Unsur Simbol Nomor Atom Massa Atom

Aktinium Ac 89 227,00
Aluminium Al 13 26,98
Amerisium Am 95 243,00
Antimonium Sb 51 121,75
Argentum Ag 47 107,87
Argon Ar 18 39,94
Arsen As 33 74,92
Astatin At 85 210,00
Aurum Au 79 196,59
Barium Ba 56 137,34
Berilium Be 4 9,01
Berkelium Bk 97 247,00
Bismut Bi 83 208,98
Bohrium Bh 107 262,12
Boron B 5 10,81
Brom Br 35 79,90
Cuprum Cu 29 63,54
Disprosium Dy 66 162,50
Dubnium Db 105 262,11
Einstenium Es 99 252,00
Erbium Er 68 167,26
Europium Eu 63 151,96
Femium Fm 100 257,00
Ferrum Fe 26 55,84
Fluor F 9 18,99
Fosfor P 15 30,97
Fransium Fr 87 223,00
Gadolinium Gd 64 157,25
Galium Ga 31 69,72

182
Lampiran
Glosarium
Unsur Simbol Nomor Atom Massa Atom

Germanium Ge 32 72,61
Hafnium Hf 72 178,49
Hassium Hs 108 227,00
Helium He 2 4,00
Hidrargirum Hg 80 200,59
Hidrogen H 1 1,00
Holmium Ho 67 164,93
Indium In 49 114,80
Iodium I 53 126,90
Iridium Ir 77 192,20
Iterbium Yb 70 173,04
Itrium Y 39 88,90
Kadmium Cd 48 112,40
Kalifornium Cf 98 251,00
Kalium K 19 39,10
Kalsium C 20 40,08
Karbon Ca 6 12,01
Klor Cl 17 35,45
Kobalt Co 27 58,84
Kripton Kr 36 83,80
Krom Cr 24 51,99
Kurium Cm 96 247,00
Lantanum La 57 138,91
Lawrensium Lr 103 260,00
Litium Li 3 6,93
Lutetium Lu 71 174,57
Magnesium Mg 12 24,31
Mangan Mn 25 54,93
Mendelevium Md 101 258,00
Meitnerium Mt 109 268,00
Molibdenum Mo 42 95,94
Natrium Na 11 22,98
Neodimium Nd 60 144,24
Neon Ne 10 20,18

183
Kimia Kelas X
Unsur Simbol Nomor Atom Massa Atom

Neptinium Np 93 237,00
Nikel Ni 28 58,71
Niobium Nb 41 92,90
Nitrogen N 7 14,00
Nobelium No 102 259,00
Okgen O 8 15,99
Osmium Os 76 190,20
Paladium Pd 46 106,40
Platinum Pt 78 195,09
Plumbum Pb 82 207,19
Plutonium Pu 94 242,00
Polonoium Po 84 210,00
Praseodimium Pr 59 140,90
Prometium Pm 61 147,00
Protaktium Pa 91 231,00
Radium Ra 88 226,00
Radon Rn 86 222,00
Renium Re 75 186,20
Rhodium Rh 45 102,90
Rubidium Rb 37 85,47
Rutenium Ru 44 101,90
Rutherfordium Rf 104 261,11
Samarium Sm 62 150,35
Selenium Se 34 78,96
Seoborgium Sg 106 263,12
Serium Ce 58 140,12
Sesium Cs 55 132,90
Silikon Si 14 28,08
Skandium Sc 21 44,95
Stannum Sn 50 118,69
Stronsium Sr 38 87,62
Sulfur S 16 32,06
Talium Tl 81 204,37
Tantanum Ta 73 180,94

184
Lampiran
Glosarium
Unsur Simbol Nomor Atom Massa Atom

Teknesium Tc 43 98,00
Telurium Te 52 127,60
Terbium Tb 65 158,92
Titanium Ti 22 47,90
Torium Th 90 232,03
Tulium Tm 68 168,39
Ununbium Uub 112 285,00
Ununhexium Uuh 116 289,00
Ununoctium Uuo 118 293,00
Ununnillium Uun 110 281,00
Unununium Uuu 111 272,00
Ununquadium Uuq 114 289,00
Uranium U 92 238,03
Vanadium V 23 50,94
Wolfram W 74 138,85
Xenon Xe 54 131,30
Zink Zn 30 65,37
Zirkonium Zr 40 91,22

185
Kimia Kelas X
Bab 1 Struktur Atom
1. e 11. a Bab 5 Hukum Dasar Kimia
3. a 13. d 1. b 11. b 21. c
5. c 15. c 3. b 13. b 23. a
7. c 19. a 5. d 15. e 25. c
9. e 7. d 17. a
9. c 19. a
Bab 3 Ikatan Kimia
1. b 11. d 21. a Bab 7 Larutan
3. e 13. e 23. d 1. a 7. b
5. a 15. c 25. c 3. a 9. c
7. a 17. a 5. b
9. e 19. c
Bab 9 Minyak Bumi
Bab 4 Tata Nama Senyawa dan Per- 1. e 11. d
samaan Reaksi Sederhana 3. b 13. e
1. b 9. a 5. a 15. e
3. a 11. e 7. e
5. d 13. a
7. d 15. c

186
Glosarium
Kunci Jawaban Soal-Soal Terpilih
Penulis:
Budi Utami,
Agung Nugroho Catur Saputro,
Lina Mahardiani,
Sri Yamtinah,
Bakti Mulyani.

Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
ii

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional


Dilindungi Undang-undang
Hak cipta buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional
dari Penerbit CV. HaKa MJ

KIMIA
untuk SMA dan MA Kelas X

Penulis : Budi Utami, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah,
Bakti Mulyani.

Editor : Caecilia Citra Dewi

Seting/Lay-out : Tim Seting


Desain Cover : Fascho

540.7
KIM Kimia 1 : Untuk SMA/MA Kelas X / penulis, Budi Utami…[et al] ;
editor, Caecilia Citra Dewi ; ilustrator, Tim Redaksi. -- Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
iv, 250 hlm. : ilus ; 25 cm.

Bibliografi : hlm. 238-239


Indeks
ISBN 978-979-068-179-8 (Jilid lengkap)
ISBN 978-979-068-180-4

1. Kimia-Studi dan Pengajaran I. Judul II. Caecilia Citra Dewi


III. Budi Utami .

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009
Diperbanyak oleh ...
iii

S Kata Sambutan
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan
Nasional, pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini
dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui
situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memen-
uhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2007 tanggal 25
Juli 2007.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Depar-
temen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan,
dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk
penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks
pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat
memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.
Kepada para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku
ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu diting-
katkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, Februari 2009


Kepala Pusat Perbukuan
Kimia X SMA iii

p
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234

K Kata Pengantar
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234

Puji syukur atas selesainya penyusunan buku ini. Buku


pelajaran kimia ini disusun untuk memenuhi kebutuhan bagi guru
dan siswa dalam kegiatan pembelajaran kimia. Sehingga para guru
dan siswa mempunyai alternatif penggunaan buku sesuai dengan
pilihan dan kualitas yang diperlukan.
Materi dalam buku ini disajikan dengan runtut disertai contoh-
contoh dan ilustrasi yang jelas, dengan kalimat yang yang sederhana
dan bahasa yang komunikatif. Penjelasan setiap materi disertai
dengan gambar, tabel, serta grafik untuk memperjelas konsep yang
disajikan.
Dalam menyajikan materi, buku ini dilengkapi dengan
percobaan-percobaan sederhana di laboratorium, yang diharapkan
akan lebih membantu meningkatkan pemahaman para siswa. Pada
akhir setiap konsep juga disajikan uji kompetensi sehingga para
siswa dapat lebih memahami konsep yang dipelajari.
Akhirnya, penulis berharap buku ini akan dapat memberikan
sumbangan bagi proses pembelajaran kimia. Penulis menyadari
bahwa tak ada gading yang tak retak, maka kritik dan saran demi
perbaikan buku ini senantiasa penulis harap dan nantikan.

Surakarta, Juni 2007

Penulis
v

Buku ini terdiri dari 6 bab, setiap bab memuat:


judul bab,
tujuan pembelajaran,
kata kunci,
peta konsep,
subbab,
contoh soal,
latihan,
rangkuman, dan
uji kompetensi.
Di tengah dan akhir tahun diberikan ujian semester.
Pada halaman akhir diberikan glosarium, indeks buku, dan daftar pustaka, sebagai alat
bantu dan pelengkap buku.
v

Kata Sambutan 3.4 Konsep Mol 97


A. Hubungan Mol (n) dengan
Jumlah Partikel (X) 98
B. Massa Molar 99
C. Volume Molar Gas 102
D. Molaritas Larutan 106
3.5 Stoikiometri Senyawa 109
1.1 Struktur Atom 4 A. Komposisi Zat 109
A. Perkembangan Pemahaman B. Komposisi Zat Secara
Mengenai Struktur Atom 4 Teoritis 110
B. Partikel Dasar 10 C. Menentukan Rumus Kimia
C. Isotop, Isobar, dan Isoton 16 Zat 112
Rangkuman 17 3.6 Stoikiometri Reaksi 115
Uji Kompetensi 1 18 A. Arti Koefisien Reaksi 115
1.2 Sistem Periodik Unsur 23 B. Pereaksi Pembatas 118
A. Perkembangan Sistem Periodik C. Menentukan Rumus Kimia
Unsur 23 Hidrat 121
Rangkuman 36 Rangkuman 124
Uji Kompetensi 125
Uji Kompetensi 2 37

2.1 Konfigurasi Elektron Gas Mulia 45


2.2 Ikatan Ion 46
2.3 Ikatan Kovalen 49
A. Ikatan Kovalen Koordinasi 51
B. Polarisasi Ikatan Kovalen 51
4.1 Larutan Elektrolit dan Non-
2.4 Pengecualian dan Kegagalan Aturan
elektrolit 145
Oktet 52
A. Penggolongan Larutan
A. Pengecualian Aturan Oktet 53 Berdasarkan Daya Hantar
B. Kegagalan Aturan Oktet 53 Listrik 145
2.5 Ikatan Logam 54 B. Teori Ion Svante August
Rangkuman 55 Arrhenius 148
Uji Kompetensi 56 C. Elektrolit Kuat dan Elektrolit
Lemah 149
D. Reaksi Ionisasi Larutan
3.1 Tata Nama Senyawa Sederhana 63
Elektrolit 150
A. Tata Nama Senyawa Molekul
E. Senyawa Ionik dan Senyawa
(Kovalen) Biner 64
Kovalen Polar 151
B. Tata Nama Senyawa Ion 65
4.2 Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi
C. Tata Nama Senyawa Terner 68
(Redoks) 154
3.2 Persamaan Reaksi 72
A. Perkembangan Konsep Reaksi
A. Menulis Persamaan Reaksi 72
Reduksi-Oksidasi 154
B. Penyetaraan Persamaan
B. Bilangan Oksidasi 156
Reaksi 74
C. Reaksi Autoredoks (Reaksi
3.3 Hukum-hukum Dasar Kimia 80
Disproporsionasi) 159
A. Hukum Kekekalan Massa D. Tata Nama Senyawa Berdasar-
(Hukum Lavoisier ) 80 kan Bilangan Oksidasi 160
B. Hukum Perbandingan Tetap E. Penerapan Konsep Reaksi
(Hukum Proust) 82 Redoks dalam Pengolahan
C. Hukum Kelipatan Perbandingan Limbah
(Hukum Dalton) 86 (Lumpur Aktif) 160
D. Hukum Perbandingan Volume Rangkuman 163
(Hukum Gay Lussac) 87 Uji Kompetensi 164
E. Hipotesis Avogadro 90
vii

6.2 Komponen-komponen Minyak Bumi


5.1 Senyawa Karbon 171 dan Teknik Pemisahan Fraksi
A. Menguji Keberadaan Unsur- Minyak Bumi 203
unsur C, H, dan O dalam 6.3 Teknik Pengolahan Minyak
Senyawa Karbon 172 Bumi 208
B. Keunikan Atom Karbon 173 A. Desalting 209
C. Isomer 174 B. Distilasi 209
5.2 Senyawa Hidrokarbon 174 6.4 Bensin 211
A Penggolongan Hidrokarbon 176 A. Kualitas Bensin 211
B. Tata Nama Senyawa B. Penggunaan Residu dalam
Hidrokarbon 177 Industri Petrokimia 212
5.3 Penggunaan Senyawa Hidrokarbon C. Dampak Pembakaran Bahan
dalam Kehidupan Sehari-hari 193 Bakar terhadap Lingkungan 214
A. Bidang Pangan 193 Rangkuman 221
B. Bidang Sandang 194 Uji Kompetensi 222
C. Bidang Papan 195
D. Bidang Perdagangan 195
E. Bidang Seni dan Estetika 195
Rangkuman 199
Uji Kompetensi 199

6.1 Pembentukan Minyak Bumi dan


Gas Alam 206
Kimia X SMA 1

*)* Struktur Atom dan Sistem


 Periodik Unsur

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan perkembangan teori atom dari teori atom Dalton
sampai mekanika kuantum.
2. Menuliskan konfigurasi elektron suatu atom.
3. Menyebutkan jenis-jenis partikel dasar penyusun atom.
4. Menjelaskan struktur atom.
5. Menentukan jumlah proton, neutron, dan elektron suatu atom
atau ion.
6. Menentukan jumlah nomor atom dan massa atom suatu atom
jika diketahui jumlah proton, neutron, dan elektron.
7. Menjelaskan proses penemuan partikel-partikel dasar pe-
nyusun atom.
8. Menjelaskan pengertian isotop, isobar, dan isoton.
9. Memberikan contoh isotop, isobar, dan isoton.
10. Menjelaskan perkembangan sistem periodik unsur dari sistem
triad sampai sistem periodik unsur modern.
11. Membedakan dasar-dasar penyusunan setiap sistem periodik
Kata Kunci unsur.
12. Menjelaskan pengertian periode dan golongan dalam sistem
Atom, model atom Dalton, Rutherford, periodik unsur.
proton, elektron, lambang unsur, isotop, 13. Menentukan elektron valensi, jumlah kulit atom, nomor
isobar, triade, hukum oktaf, Mendeleev, periode, dan nomor golongan suatu unsur dalam sistem
periode, golongan, jari-jari atom, energi periodik unsur.
ionisasi, dan afinitas elektron. 14. Menjelaskan pengertian jari-jari atom, energi ionisasi, elektro-
negatifitas, afinitas elektron.
15. Menjelaskan kecenderungan jari-jari atom, energi ionisasi,
Pengantar elektronegatifitas, afinitas elektron, sifat logam, titik didih,
dan titik leleh suatu unsur dalam satu periode dan satu
golongan.

P ernahkah Anda berpikir bagaimana seandainya sepotong besi dipotong menjadi


dua, kemudian setiap bagian dipotong lagi menjadi dua, kemudian setiap bagian
yang kecil dipotong menjadi dua lagi, dan seterusnya sampai bentuk yang terkecil.
Kira-kira apa yang akan Anda peroleh? Pernahkah juga Anda berpikir hamparan
pasir di pantai yang dari kejauhan tampak seperti hamparan permadani, tetapi ketika
didekati dan dipegang ternyata hanya butiran-butiran kecil. Nah, seperti itulah juga
semua zat yang ada di dunia ini yang juga tersusun atas partikel-partikel paling kecil
yang menyusun zat yang lebih besar. Partikel terkecil yang menyusun setiap zat di
dunia ini oleh para ilmuwan dikenal dengan sebutan atom.
Untuk mengawali pelajaran kimia di kelas X ini, Anda akan mempelajari tentang
struktur atom, bagaimana bentuk atom itu, apa saja partikel penyusun atom, berapa
banyak atom di dunia ini, bagaimana upaya para ahli untuk mengelompokkan atom-
atom tersebut agar mudah dipelajari, dan lain-lain. Selamat memasuki dunia ilmu
kimia yang penuh dengan keajaiban dan keindahan serta penuh pelajaran untuk
kemaslahatan hidup di dunia.
Peta Konsep
2

A. Struktur Atom

Perkembangan
Atom mengalami Model Atom

terdiri atas
Elektron Model Atom Dalton
Inti Atom
(eks. sinar katode)
meliputi meliputi diperbaiki
terletak pada Model Atom
Proton Neutron Thompson
(eks. sinar terusan) (eks. Chadwick) Kulit Elektron
diperbaiki
menentukan menentukan
digambarkan Model Atom
Nomor Atom Nomor Massa Rutherford
Konfigurasi diperbaiki
hubungan Elektron
Model Atom Bohr
memiliki
diperbaiki
Isotop Isoton Isobar Valensi ELektron
Model Atom Modern
Kimia X SMA
B. Sistem Periodik Unsur
Kimia X SMA

Atom/Unsur

keperiodikan

Sistem Periodik

Penyempurnaan
S.P. Mendeleev SPU Modern/Panjang
menjadi
& Lothar Meyer M
en
dari dik jel
rio as
Hukum Oktaf dari pe ka
n
tem mempunyai ke
John Newland sis pe
n rio
dari ga dik
ban an
em be
Hukum Triad rk ru
Pe Periode Golongan
pa
Dobereiner
dari terdiri dari n
ka
juk
Pengelompokan Pendek Panjang Tak Lengkap n
tu
Unsur di Jari-jari Afinitas Energi Elektro-
ditunjukkan Atom Elektron Ionisasi negatifitas
Elek. Valensi
Kulit Elektron
meliputi

Golongan A Golongan B Gol. Lantanida


sifat dan Aktinida
sifat sifat sifat
Nonlogam
Metaloid
Logam
3
4 Kimia X SMA

1.1 Struktur Atom

A. Perkembangan Pemahaman Mengenai Struktur Atom


Setiap materi di alam semesta ini tersusun atas partikel-partikel yang sangat
kecil yang oleh para ahli dikenal dengan nama atom. Sejak dahulu kala pertama
manusia berpikir tentang zat penyusun setiap materi, kemudian dirumuskannya
teori atom dan sampai sekarang di zaman yang serba canggih ini, keberadaan
atom sudah diterima semua orang, tetapi bagaimana bentuk sebenarnya atom
tersebut serta penyusunnya belum diketahui secara pasti. Para ahli hanya
mereka-reka berdasarkan pengamatan di laboratorium terhadap gejala yang
ditimbulkan jika suatu materi diberi perlakukan tertentu. Dari pengamatan
gejala-gejala tersebut para ahli kemudian membuat teori tentang atom dan
memperkirakan bentuk atom tersebut yang dikenal dengan sebutan model atom.
Model-model atom yang diusulkan oleh para ahli mengalami per-kembangan
sampai sekarang dan akan terus berkembang seiring dengan semakin
canggihnya instrumen laboratorium yang ditopang oleh kemajuan iptek yang
luar biasa.

1. Model Atom Dalton


Tahukah Anda bahwa di dunia ilmu
kimia ini patut dikenang satu nama sebagai
pencetus teori atom modern yang asli. Dia
adalah seorang guru dan ahli kimia ber-
kebangsaan Inggris bernama John Dalton
(1776 – 1844). Sumbangan Dalton merupakan
keunikan dari teorinya yang meliputi dua hal:
a. Dia adalah orang pertama yang melibatkan
kejadian kimiawi seperti halnya kejadian Gambar 1.1 John Dalton (1766 –
1844) adalah ilmuwan Inggris.
fisis dalam merumuskan gagasannya ten- Sumber: Microsoft Encarta Library
tang atom. 2005.
b. Dia mendasarkan asumsinya pada data kuantitatif, tidak menggunakan
pengamatan kualitatif atau untung-untungan.
Teori atom Dalton dikemukakan berdasarkan dua hukum, yaitu hukum
kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Teori atom Dalton
dikembangkan selama periode 1803-1808 dan didasarkan atas tiga asumsi
pokok, yaitu:
a. Setiap unsur kimia tersusun oleh partikel-partikel kecil yang tidak dapat
dihancurkan dan dipisahkan yang disebut atom. Selama mengalami
perubahan kimia, atom tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan.
b. Semua atom dari suatu unsur mempunyai massa dan sifat yang sama,
tetapi atom-atom dari suatu unsur berbeda dengan atom-atom dari unsur
yang lain, baik massa maupun sifat-sifatnya yang berlainan.
c. Dalam senyawa kimiawi, atom-atom dari unsur yang berlainan melakukan
ikatan dengan perbandingan angka sederhana.
Kimia X SMA 5

2. Model Atom Thompson


Pada tahun 1897 J. J. Thompson
menemukan elektron. Berdasarkan pene-
muannya tersebut, kemudian Thompson
mengajukan teori atom baru yang dikenal
dengan sebutan model atom Thompson.
Model atom Thompson dianalogkan seperti
sebuah roti kismis, di mana atom terdiri atas
materi bermuatan positif dan di dalamnya
tersebar elektron bagaikan kismis dalam roti
kismis. Karena muatan positif dan negatif
bercampur jadi satu dengan jumlah yang
sama, maka secara keseluruhan atom
menurut Thompson bersifat netral (Martin
S. Silberberg, 2000).

elektron
Gambar 1.2 J. J. Thompson (1856-
1909) Sumber: Microsoft Encarta
Library 2005.

materi bermuatan
positif

Gambar 1.3 Model Atom Thompson

3. Model Atom Rutherford


Antoine Henri Becquerel (1852-1908), seorang ilmuwan dari Perancis
pada tahun 1896 menemukan bahwa uranium dan senyawa-senyawanya
secara spontan memancarkan partikel-partikel. Partikel yang dipancarkan
itu ada yang bermuatan listrik dan memiliki sifat yang sama dengan sinar
katode atau elektron.
Unsur-unsur yang memancarkan sinar itu disebut unsur radioaktif,
dan sinar yang dipancarkan juga dinamai sinar radioaktif. Ada tiga macam
sinar radioaktif, yaitu:
a. sinar alfa (α), yang bermuatan positif
b. sinar beta (β), yang bermuatan negatif
c. sinar gama(γ), yang tidak bermuatan
Sinar alfa dan beta merupakan radiasi partikel. Setiap partikel sinar
alfa bermuatan +2 dengan massa 4 sma, sedangkan partikel sinar beta sama
1
dengan elektron, bermuatan –1 dan massa sma (dianggap sama
1.840
dengan nol). Adapun sinar gama adalah radiasi elektromagnet, tidak bermassa,
dan tidak bermuatan.
6 Kimia X SMA

Pada tahun 1908, Hans Geiger dan Ernest Marsden yang bekerja di
laboratorium Rutherford melakukan eksperimen dengan menembakkan sinar
alfa (sinar bermuatan positif) pada pelat emas yang sangat tipis. Sebagian
besar sinar alfa itu berjalan lurus tanpa gangguan, tetapi sebagian kecil
dibelokkan dengan sudut yang cukup besar, bahkan ada juga yang dipantul-
kan kembali ke arah sumber sinar.
Dari hasil percobaan kedua asistennya itu,
Ernest Rutherford menafsirkan sebagai berikut.
a. Sebagian besar partikel sinar alfa dapat
menembus pelat karena melalui daerah hampa.
b. Partikel alfa yang mendekati inti atom
dibelokkan karena mengalami gaya tolak inti.
c. Partikel alfa yang menuju inti atom dipantul-
kan karena inti bermuatan positif dan sangat
massif (Martin S. Silberberg, 2000).

Gambar 1.5 Rutherford (1871


– 1937). Sumber: “Chemistry
and Chemical Reactivity”,
Kotz and Purcell 1987, CBS
Berkas partikel college Publishing New York.
alfa

Lempengan Gambar 1.4 Percobaan Rutherford menem-


emas bakkan sinar alfa pada lempengan emas tipis.

Beberapa tahun kemudian, yaitu tahun 1911, Ernest Rutherford meng-


ungkapkan teori atom modern yang dikenal sebagai model atom Rutherford.
a. Atom tersusun dari:
1) Inti atom yang bermuatan positif.
2) Elektron-elektron yang bermuatan negatif dan mengelilingi inti.
b. Semua proton terkumpul dalam inti atom, dan menyebabkan inti atom
bermuatan positif.
c. Sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong. Hampir semua
massa atom terpusat pada inti atom yang sangat kecil. Jari-jari atom
sekitar 10–10 m, sedangkan jari-jari inti atom sekitar 10–15 m.

Inti atom

Kulit atom lintasan elektron

Jari-jari atom
Elektron
Hampa
Jari-jari inti

Gambar 1.6 Model atom Rutherford


Kimia X SMA 7

d. Jumlah proton dalam inti sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi
inti, sedangkan atom bersifat netral.

4. Model Atom Niels Bohr


Dilihat dari kandungan energi elektron, ternyata model atom Rutherford
mempunyai kelemahan. Ketika elektron-elektron mengelilingi inti atom,
mereka mengalami percepatan terus-menerus, sehingga elektron harus
membebaskan energi. Lama kelamaan energi yang dimiliki oleh elektron
makin berkurang dan elektron akan tertarik makin dekat ke arah inti, sehingga
akhirnya jatuh ke dalam inti. Tetapi pada kenyataannya, seluruh elektron
dalam atom tidak pernah jatuh ke inti. Jadi, model atom Rutherford harus
disempurnakan.
Dua tahun berikutnya, yaitu pada tahun
1913, seorang ilmuwan dari Denmark yang
bernama Niels Henrik David Bohr (1885-
1962) menyempurnakan model atom
Rutherford. Model atom yang diajukan
Bohr dikenal sebagai model atom Ruther-
ford-Bohr, yang dapat diterangkan sebagai
berikut.
a. Elektron-elektron dalam atom hanya Gambar 1.7 Niels Bohr (1885-1962)
dapat melintasi lintasan-lintasan tertentu Sumber: Buku “Chemistry and
yang disebut kulit-kulit atau tingkat- Chemical Reactivity”, Kotz and Purcell
1987, CBS College Publishing New
tingkat energi, yaitu lintasan di mana York.
elektron berada pada keadaan stationer,
artinya tidak memancarkan energi.
b. Kedudukan elektron dalam kulit-kulit, tingkat-tingkat energi dapat
disamakan dengan kedudukan seseorang yang berada pada anak-anak
tangga. Seseorang hanya dapat berada pada anak tangga pertama, kedua,
ketiga, dan seterusnya, tetapi ia tidak mungkin berada di antara anak
tangga-anak tangga tersebut.
Model atom Bohr tersebut dapat dianalogkan seperti sebuah tata surya
mini. Pada tata surya, planet-planet beredar n=7
mengelilingi matahari. Pada atom, elektron- n=6
n=5
elektron beredar mengelilingi atom, hanya n=4
bedanya pada sistem tata surya, setiap n=3
n=2
lintasan (orbit) hanya ditempati 1 planet, n=1

sedangkan pada atom setiap lintasan


(kulit) dapat ditempati lebih dari 1
elektron.
Dalam model atom Bohr ini dikenal
istilah konfigurasi elektron, yaitu susu-
nan elektron pada masing-masing kulit.
Data yang digunakan untuk menuliskan
konfigurasi elektron adalah nomor atom Gambar 1.8. Model atom Niels Bohr
8 Kimia X SMA

suatu unsur, di mana nomor atom unsur menyatakan jumlah elektron dalam
atom unsur tersebut. Sedangkan elektron pada kulit terluar dikenal dengan
sebutan elektron valensi. Susunan elektron valensi sangat menentukan sifat-
sifat kimia suatu atom dan berperan penting dalam membentuk ikatan dengan
atom lain.
Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa
patokan yang harus selalu diingat, yaitu:
a. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan
disebut kulit ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M),
kulit ke-4 (kulit N), dan seterusnya.
b. Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat menempati
masing-masing kulit adalah:

2 n2

dengan n = nomor kulit

Kulit K dapat menampung maksimal 2 elektron.


Kulit L dapat menampung maksimal 8 elektron.
Kulit M dapat menampung maksimal 18 elektron, dan seterusnya.
c. Kulit yang paling luar hanya boleh mengandung maksimal 8 elektron.

C o n t o h 1.1

Tulislah konfigurasi elektron dari unsur-unsur berikut.


a. Helium dengan nomor atom 2
b. Nitrogen dengan nomor atom 7
c. Oksigen dengan nomor atom 8
d. Kalsium dengan nomor atom 20
e. Bromin dengan nomor atom 35
Jawab:

Konfigurasi Elektron
Nomor
Unsur pada Kulit Elektron Valensi
Atom
K L M N
Helium 2 2 2
Nitrogen 7 2 5 5
Oksigen 8 2 6 6
Kalsium 20 2 8 8 2 2
Bromin 35 2 8 18 7 7
Kimia X SMA 9

Tugas Individu

1. Jelaskan kelemahan model atom Rutherford!


2. Bagaimana Niels Bohr mengatasi kelemahan model atom Rutherford?
3. Dewasa ini model atom yang diterima para ahli adalah model atom mekanika kuantum.
Apakah model atom mekanika kuantum ini sudah sempurna? Masih mungkinkah ada
model atom yang lebih sempurna?

Latihan 1.1

1. Salin dan lengkapilah daftar berikut dengan jawaban singkat!


Teori Atom Dasar Isi Kelemahan
Dalton ........................... .............................. ..............................
Thompson ........................... .............................. ..............................
Rutherford ........................... .............................. ..............................
Niels Bohr ........................... .............................. ..............................

2. Tulislah konfigurasi elektron, dan tentukan elektron valensi dari unsur-unsur berikut!
Konfigurasi Elektron
Unsur Nomor Atom Elektron Valensi
K L M N O
Natrium 11 ..... ..... ..... ..... ..... .............................................
Litium 3 ..... ..... ..... ..... ..... .............................................
Kalium 19 ..... ..... ..... ..... ..... .............................................
Belerang 16 ..... ..... ..... ..... ..... .............................................
Argon 18 ..... ..... ..... ..... ..... .............................................
Arsen 33 ..... ..... ..... ..... ..... .............................................
Kripton 36 ..... ..... ..... ..... ..... .............................................
Barium 56 ..... ..... ..... ..... ..... .............................................
Bismut 83 ..... ..... ..... ..... ..... .............................................
Fransium 87 ..... ..... ..... ..... ..... .............................................
10 Kimia X SMA

B . Partikel Dasar

1. Sifat-sifat Partikel Dasar


Walaupun pada awalnya atom diartikan sebagai partikel terkecil yang
tidak dapat dibagi lagi, tetapi dalam perkembangannya ternyata ditemukan
bahwa atom tersusun atas tiga jenis partikel sub-atom (partikel dasar), yaitu
proton, elektron, dan neutron.
Massa partikel dasar dinyatakan dalam satuan massa atom (sma), di
mana 1 sma = 1,66 × 10–24 gram. Sedangkan muatan partikel dasar dinyatakan
sebagai muatan relatif terhadap muatan elektron (e), di mana muatan 1
elektron = e = –1,60 × 10–19 coloumb.
Muatan 1 proton sama dengan muatan 1 elektron, tetapi tandanya
berbeda. Massa 1 proton sama dengan massa 1 neutron, masing-masing 1
sma. Massa elektron lebih kecil daripada massa proton atau neutron.

2. Susunan Atom

Henry Gwyn-Jeffreys Moseley (1887 – 1915) pada tahun 1913 mene-


mukan bahwa jumlah muatan positif dalam inti atom merupakan sifat khas
masing-masing unsur. Atom-atom dari unsur yang sama memiliki jumlah
muatan positif yang sama. Moseley kemudian mengusulkan agar istilah nomor
atom diberi lambang Z, untuk menyebutkan jumlah muatan positif dalam inti
atom.
Nomor atom unsur menunjukkan jumlah proton dalam inti. Setelah
dilakukan percobaan, diketahui bahwa atom tidak bermuatan listrik yang
berarti dalam atom jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif,
sehingga nomor atom juga menunjukkan jumlah elektron dalam unsur.
Nomor atom (Z) = jumlah proton
= jumlah elektron
Misalnya, unsur oksigen memiliki nomor atom 8 (Z = 8), berarti dalam atom
oksigen terdapat 8 proton dan 8 elektron.
Selain nomor atom, ada juga yang disebut dengan nomor massa yang
biasanya diberi lambang A. Nomor massa ini digunakan untuk menentukan
jumlah nukleon dalam atom suatu unsur. Nukleon sendiri adalah partikel
penyusun inti atom yang terdiri dari proton dan neutron.
A(nomor massa) = jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)
Dalam penulisan atom, nomor massa (A) ditulis di sebelah kiri atas,
sedangkan nomor atom (Z) ditulis di sebelah kiri bawah dari lambang unsur.

Keterangan: X = lambang unsur


A
X = p+n X A = nomor massa
Z p
Z = nomor atom
Kimia X SMA 11

Untuk ion (atom bermuatan positif atau negatif) maka notasi ion, jumlah
proton, neutron, dan elektron adalah:

Ion Positif Ion Negatif

Notasi A
Z X q+ A
Z X r–
Jumlah proton (p) p = Z p = Z
Jumlah neutron (n) n = A–Z n = A–Z
Jumlah elektron (e) e = p–q e = p+r

Catatan

Ø Untuk atom netral, jumlah proton sama dengan jumlah elektron.


Ø Untuk ion positif, jumlah proton (muatan positif) lebih banyak daripada elektron
(muatan negatif).
Ø Untuk ion negatif, jumlah elektron (muatan negatif) lebih banyak daripada proton
(muatan positif).

Contoh:
12
a. 6C mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron sebagai
berikut.
p = Z = 6
n = A – Z = 12 – 6 = 6
Karena atom netral (tak bermuatan) maka e = p = 6.
b. Pada ion 199 F− mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron
sebagai berikut.
p = Z = 9
n = A – Z = 19 – 9 = 10
Karena muatan F adalah –1 maka r = 1, sehingga:
e = p + r = 9 + 1 = 10
c. 88
38Sr 2 + mempunyai jumlah proton, neutron, dan elektron sebagai
berikut.
p = Z = 38
n = A – Z = 88 – 38 = 50
Karena muatan Sr adalah 2+, maka q = 2 sehingga:
e = p – q = 38 – 2 = 36
12 Kimia X SMA

Latihan 1.2
1. Salin dan tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dalam atom-atom berikut.
Notasi Jumlah Proton Jumlah Elektron Jumlah Neutron
23 +
11 Na
14
7 N
16
8 O 2–
137
56 Ba
40
20 Ca 2+
64
29 Cu +
35
17 Cl –
40
18 Ar
52
24 Cr 3+
108
47 Ag +

2. Bila diketahui jumlah proton, neutron, dan elektron, tentukan nomor atom, nomor massa,
dan tulislah notasi atom dari unsur-unsur berikut di buku latihan Anda!
Jumlah Jumlah Jumlah Nomor Nomor
Unsur Notasi
Proton Elektron Neutron Atom Massa

K 19 19 20
Mg 12 10 12
Mn 25 23 30
Si 14 14 14
N 7 7 7
S 16 18 16
I 53 54 74
Xe 54 54 77
Pb 82 80 125
Cs 55 54 78

3. Ion Au3+ mempunyai jumlah elektron 76 dan neutron 118. Tentukan nomor atom dan
nomor massa unsur emas!
4. Ion Br– mempunyai jumlah elektron 36 dan neutron 45. Tentukan nomor atom dan
nomor massa Br!
5. Unsur kalium mempunyai konfigurasi elektron 2, 8, 8, 1, dan mempunyai jumlah
neutron 20. Tentukan nomor atom dan nomor massa unsur kalium!
6. Ion Zn2+ mempunyai jumlah elektron 28 dan neutron 35. Tentukan nomor atom dan
nomor massa unsur seng tersebut!
7. Ion Mg2+mempunyai konfigurasi elektron 2, 8. Tentukan nomor atom unsur magnesium!
Kimia X SMA 13

3. Penemuan Partikel Dasar


a. Penemuan Elektron
Setelah John Dalton (1766-1844) pada tahun 1803 mengemukakan
teori atom yang pertama kali, maka tidak lama setelah itu dua orang
ilmuwan yaitu Sir Humphry Davy (1778-1829) dan muridnya
Michael Faraday (1791-1867), menemukan metode elektrolisis, yaitu
cara menguraikan senyawa menjadi unsur-unsurnya dengan bantuan
arus listrik. Dengan metode baru itulah akhirnya mereka menemukan
bahwa atom mengandung muatan listrik.
Sejak pertengahan abad ke-19, para ilmuwan banyak meneliti daya
hantar listrik dari gas-gas pada tekanan rendah. Tabung lampu gas
pertama kali dirancang oleh Heinrich Geissler (1829-1879) dari
Jerman pada tahun 1854. Rekannya, Julius Plucker (1801-1868),
membuat eksperimen sebagai berikut. Dua pelat logam ditempatkan
pada masing-masing tabung Geissler yang divakumkan, lalu tabung
gelas itu diisi dengan gas pada tekanan rendah. Salah satu pelat logam
(disebut anode) membawa muatan positif, dan pelat yang satu lagi
(disebut katode) membawa muatan negatif. Ketika muatan listrik
bertegangan tinggi dialirkan melalui gas dalam tabung, muncullah nyala
berupa sinar dari katode ke anode. Sinar yang dihasilkan ini disebut
sinar katode.
Plucker ternyata kurang teliti dalam pengamatannya dan meng-
anggap sinar tersebut hanyalah cahaya listrik biasa. Pada tahun 1875,
William Crookes (1832-1919) dari Inggris, mengulangi eksperimen
Plucker tersebut dengan lebih teliti dan mengungkapkan bahwa sinar
katode merupakan kumpulan partikel-partikel yang saat itu belum
dikenal.
Hasil-hasil eksperimen Crookes dapat dirangkum sebagai berikut.
1) Partikel sinar katode bermuatan negatif
Tabung sinar katode
sebab tertarik oleh pelat yang
berputar
bermuatan positif.
2) Partikel sinar katode mempunyai Katode (+)
massa sebab mampu memutar
baling-baling dalam tabung.
3) Partikel sinar katode dimiliki Anode (–)
Penutup
oleh semua materi sebab semua
bahan yang digunakan (padat,
cair, dan gas) menghasilkan Gambar 1.10 Tabung sinar katode William
sinar katode yang sama. Crookes. Sumber: Microsoft Encarta
Partikel sinar katode itu dinamai Reference Library 2006.
“elektron” oleh George Johnstone Stoney (1817 – 1895) pada tahun
1891.
14 Kimia X SMA

Pada masa itu para ilmuwan masih diliputi


kebingungan dan ketidaktahuan serta ketidak-
percayaan bahwa setiap materi memiliki
ekektron karena mereka masih percaya bahwa
atom adalah partikel terkecil penyusun suatu
materi. Kalau atom merupakan partikel
terkecil, maka di manakah keberadaan
elektron dalam materi tersebut?
Pada tahun 1897, Joseph John
Thompson (1856 – 1940) dari Inggris
melalui serangkaian eksperimennya
berhasil mendeteksi atau menemukan
elektron yang dimaksud Stoney.
Thompson membuktikan bahwa elektron Gambar 1.11 Robert Milikan
merupakan partikel penyusun atom, (1868–1953). Sumber: “Chemistry”
bahkan Thompson mampu menghitung Gillespie, Humphreys, Baird,
Robinson. Allyn and Bacon Inc.
perbandingan muatan terhadap massa USA
⎛e⎞
elektron ⎜ ⎟ , yaitu 1,759 × 10 8
⎝m⎠
coulomb/gram.
Kemudian pada tahun 1908, Robert Andrew Millikan (1868-1953)
dari Universitas Chicago menemukan harga muatan elektron, yaitu
1,602 × 10–19 coulomb. Dengan demikian massa sebuah elektron dapat
dihitung.

⎛ e ⎞
⎜ ⎟
Massa satu elektron = ⎜ e ⎟
⎝ m⎠

⎛ 1,602 ×10−19 ⎞
= ⎜ 1,759 ×108 ⎟
⎝ ⎠
= 9,11 × 10 gram
–28

b. Penemuan Proton
Keberadaan partikel bermuatan positif yang dikandung oleh atom
diisyaratkan oleh Eugen Goldstein (1850-1930) pada tahun 1886.
Dengan ditemukannya elektron, para ilmuwan semakin yakin bahwa
dalam atom pasti ada partikel bermuatan positif untuk mengimbangi
muatan negatif dari elektron. Selain itu, jika seandainya partikel
penyusun atom hanya elektron-elektron, maka jumlah massa elektron
terlalu kecil dibandingkan terhadap massa sebutir atom.
Kimia X SMA 15

Keberadaan partikel pe-


nyusun atom yang bermuatan Tegangan tinggi
positif itu semakin terbukti ketika
Ernest Rutherford (1871-
1937), orang Selandia Baru yang
pindah ke Inggris, pada tahun
1906 berhasil menghitung bahwa Anode
massa partikel bermuatan positif Katode terhubung pompa vakum
itu kira-kira 1.837 kali massa
Gambar 1.12 Tabung sinar terusan
elektron. Kini kita menamai
partikel itu proton, nama yang baru dipakai mulai tahun 1919.
Massa 1 elektron = 9,11 × 10–28 gram
Massa 1 proton = 1.837 × 9,11 × 10–28 gram
= 1,673 × 10–24 gram
c. Penemuan Neutron
Setelah para ilmuwan mempercayai adanya elektron dan proton
dalam atom, maka timbul masalah baru, yaitu jika hampir semua massa
atom terhimpun pada inti (sebab massa elektron sangat kecil dan dapat
diabaikan), ternyata jumlah proton dalam inti belum mencukupi untuk
sesuai dengan massa atom. Jadi, dalam inti pasti ada partikel lain yang
menemani proton-proton. Pada tahun 1932, James Chadwick (1891–
1974) menemukan neutron-neutron, partikel inti yang tidak bermuatan.
Massa sebutir neutron adalah 1,675 × 10–24 gram, hampir sama atau
boleh dianggap sama dengan massa sebutir proton.
Jadi sekarang diketahui dan dipercayai oleh para ilmuwan bahwa
inti atom tersusun atas dua partikel, yaitu proton (partikel yang
bermuatan positif) dan neutron (partikel yang tidak bermuatan). Proton
dan neutron mempunyai nama umum, nukleon-nukleon, artinya
partikel-partikel inti.

Latihan 1.3

Salin dan kerjakan soal-soal berikut di buku latihan Anda!


1. Lengkapilah tabel berikut.
Massa Muatan Listrik
Partikel
gram sma coulomb (C) Atomik
Proton (p) +1
Neutron (n) 0
Elektron (e) –1

2. Berdasarkan tabel pada soal nomor 1,


a. bandingkan massa elektron terhadap massa proton!
b. mengapa massa elektron diabaikan?
16 Kimia X SMA

3. Lengkapilah tabel berikut.


Partikel Nama Penemu
Proton
Neutron
Elektron

Tugas Individu

Carilah teori atom yang terbaru yang dapat Anda peroleh dengan media internet.
Berilah kesimpulan yang dapat Anda tarik berdasarkan data-data yang diperoleh!

C. Isotop, Isobar, dan Isoton

1. Isotop

Salah satu teori Dalton menyatakan bahwa atom-atom dari unsur yang
sama memiliki massa yang sama. Pendapat Dalton ini tidak sepenuhnya
benar. Kini diketahui bahwa atom-atom dari unsur yang sama dapat memiliki
massa yang berbeda. Fenomena semacam ini disebut isotop.
Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama,
tetapi memiliki massa atom berbeda atau unsur-unsur sejenis yang memiliki
jumlah proton sama, tetapi jumlah neutron berbeda.
Sebagai contoh, atom oksigen memiliki tiga isotop, yaitu:
16
8 O , 178 O , 188 O
2. Isobar

Isobar adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda), tetapi mempunyai nomor massa yang sama.
Sebagai contoh:
14 14 24 24
6 C dengan 7 N dan 11 Na dengan 12 Mg

3. Isoton

Isoton adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda), tetapi mempunyai jumlah neutron sama.
Sebagai contoh:
13 14 31 32
6 C dengan 7 N dan 15 P dengan 16 S
Kimia X SMA 17

Rangkuman

1. Teori atom Dalton didasarkan atas tiga asumsi pokok, yaitu:


a. Setiap unsur kimia tersusun oleh partikel-partikel kecil yang tidak dapat dihancurkan
dan dipisahkan yang disebut atom. Selama mengalami perubahan kimia, atom tidak
bisa diciptakan dan dimusnahkan.
b. Semua atom dari suatu unsur mempunyai massa dan sifat yang sama, tetapi atom-
atom dari suatu unsur berbeda dengan atom-atom dari unsur yang lain, baik massa
maupun sifat-sifatnya yang berlainan.
c. Dalam senyawa kimiawi, atom-atom dari unsur yang berlainan melakukan ikatan
dengan perbandingan angka sederhana.
2. Model atom Thompson dianalogkan seperti sebuah roti kismis, di mana atom terdiri
atas materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam
roti kismis. Karena muatan positif dan negatif bercampur jadi satu dengan jumlah
yang sama, maka secara keseluruhan atom menurut Thompson bersifat netral.
3. Model atom Rutherford menyatakan bahwa:
a. Atom tersusun dari inti atom yang bermuatan positif, dan elektron-elektron bermuatan
negatif yang mengelilingi inti.
b. Semua proton terkumpul dalam inti atom, dan menyebabkan inti atom bermuatan
positif.
c. Sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong. Hampir semua massa atom
terpusat pada inti atom yang sangat kecil. Jari-jari atom sekitar 10–10 m, sedangkan
jari-jari inti atom sekitar 10–15 m.
d. Jumlah proton dalam inti sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi inti,
sedangkan atom bersifat netral.
4. Model atom Bohr dianalogkan seperti sebuah tata surya mini. Pada tata surya, planet-
planet beredar mengelilingi matahari, sedangkan pada atom, elektron-elektron beredar
mengelilingi atom, hanya bedanya pada sistem tata surya setiap lintasan (orbit) hanya
ditempati 1 planet, sedangkan pada atom setiap lintasan (kulit) dapat ditempati lebih
dari 1 elektron.
5. Partikel dasar penyusun atom adalah proton ,elektron, dan neutron.
6. Hubungan antara nomor atom, massa atom, dan jumlah neutron adalah:
Nomor atom (Z) = jumlah proton
= jumlah elektron
Massa atom (A) = jumlah proton + neutron
Jumlah neutron = A–Z
7. Isotop adalah atom dari unsur yang sama, tetapi berbeda massa. Perbedaan massa
disebabkan perbedaan jumlah neutron. Atom unsur yang sama dapat mempunyai
jumlah neutron yang berbeda. Isobar adalah atom dari unsur yang berbeda, tetapi
mempunyai nomor massa sama. Isoton adalah atom dari unsur yang berbeda, tetapi
mempunyai jumlah neutron sama.
18 Kimia X SMA

1234567890123456789012
Uji Kompetensi 1 1234567890123456789012
1234567890123456789012

I. Berilah tanda silang (X) huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang paling benar!
1. Partikel penyusun inti atom adalah ... .
A. proton
B. neutron
C. neutron dan elektron
D. proton dan neutron
E. proton, elektron, dan neutron
2. Di antara pernyataan berikut ini, yang benar untuk neutron adalah ... .
A. jumlahnya selalu sama dengan jumlah proton
B. jumlahnya dapat berbeda sesuai dengan nomor massa isotopnya
C. jumlahnya sama dengan jumlah elektron
D. merupakan partikel atom bermuatan positif
E. merupakan partikel atom bermuatan negatif
3. Partikel dasar penyusun atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron. Muatan
listrik partikel dasar tersebut berturut-turut adalah ... .
A. –1; +1; 0 D. –1; 0; +1
B. +1; –1; 0 E. 0; –1; +1
C. +1; 0; –1
4. Jumlah maksimum elektron pada kulit N adalah ... .
A. 18 D. 32
B. 20 E. 50
C. 30
5. Suatu isotop mempunyai 21 neutron dan nomor massa 40. Unsur tersebut
mempunyai elektron valensi sebanyak ... .
A. 1 D. 6
B. 2 E. 9
C. 3
6. Diketahui nomor atom K dan Ar berturut-turut adalah 19 dan 18. Ion K+ dan
atom Ar mempunyai kesamaan dalam hal ... .
A. konfigurasi elektron D. muatan inti
B. jumlah proton E. jumlah partikel dasar
C. jumlah neutron
7. Suatu unsur mempunyai konfigurasi elektron K = 2, L = 8, M = 18, dan N = 7.
Salah satu isotopnya mempunyai nomor massa 80.
Isotop tersebut mengandung ... .
A. 35 elektron dan 35 neutron
B. 35 proton dan 35 neutron
C. 35 proton dan 45 neutron
D. 35 elektron dan 80 neutron
E. 80 elektron dan 80 neutron
Kimia X SMA 19

8. Suatu atom bermuatan negatif dua. Jika nomor massa 16 dan memiliki jumlah
elektron 10, maka atom tersebut dilambangkan … .
10 16
A. 6 X D. 12 X
16 26
B. 8 X E. 16 X
6
C. 10 X

9. Konfigurasi elektron atom 40 20 Ca


adalah … .
A. 2, 8, 10 D. 2, 2, 8, 8
B. 2, 8, 9, 1 E. 2, 10, 8
C. 2, 8, 8, 2
10. Suatu atom memiliki nomor massa 23 dan dalam intinya terdapat 12 neutron.
Banyak elektron pada kulit terluar adalah … .
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
11. Diketahui 7N, 8O, 9F, 11Na, dan 12Mg. Yang mempunyai elektron valensi tertinggi
adalah unsur … .
A. N D. Na
B. O E. Mg
C. F
12. Ion di bawah ini memiliki konfigurasi seperti gas 10Ne, kecuali … .
A. 11 Na + D. 16 S2–
B. 12 Mg 2+ E. 8 O2–
C. 13 Al3+
13. Jika unsur A memiliki nomor atom 16, elektron yang dimiliki A2– adalah … .
A. 10 D. 16
B. 12 E. 18
C. 14
14. Unsur di bawah ini memiliki elektron valensi sama, kecuali … .
A. 4 Be D. 20 Ca
B. 7 N E. 38 Sr
C. 12Mg
15. Pasangan unsur di bawah ini yang merupakan isotop adalah … .
23 23 32 32
A. 11 Na dan 11 Mg D. 15 P dan 16 S
31 32 123 123
B. 15 P dan 16 S E. 51 Sb dan 52 Te
233 238
C. 92 U dan 92 U
20 Kimia X SMA

31 30 32
16. Diketahui unsur 15 P, 16 Q, 15 R , dan 1632S . Unsur-unsur yang merupakan isobar
adalah … .
A. P dan Q D. Q dan S
B. Q dan R E. R dan S
C. P dan R
17. Di antara pasangan berikut ini, yang merupakan isoton adalah … .
214 214 21 40
A. 82 Pb dan 84 Pb D. 12 Mg dan 20 Ca
213 214 40 39
B. 83 Bi dan 84 Po E. 20 Ca dan 19 K
214 214
C. 84 Pb dan 82 Pb
18. Gas dapat menghantar listrik apabila ... .
A. pada tekanan rendah diberi tegangan listrik tinggi
B. pada tekanan tinggi diberi tegangan listrik tinggi
C. pada tekanan tinggi diberi tegangan listrik rendah
D. pada tekanan rendah diberi tegangan listrik rendah
E. pada suhu rendah diberi tegangan listrik rendah
19. Partikel alfa yang ditembakkan pada lempeng logam tipis sebagian besar diteruskan,
tetapi sebagian kecil dibelokkan atau dipantulkan. Partikel alfa yang lintasannya
mengalami pembelokan adalah ... .
A. partikel alfa yang menabrak inti atom
B. partikel alfa yang menabrak elektron
C. partikel alfa yang melewati ruang kosong jauh dari inti atom
D. partikel alfa yang melewati ruang kosong mendekati inti atom
E. partikel alfa yang berenergi rendah
20. Di antara pernyataan berikut ini, yang tidak benar adalah ... .
A. elektron ditemukan oleh J. J. Thompson melalui percobaan dengan tabung
sinar katode
B. neutron ditemukan oleh J. Chadwick pada tahun 1932
C. inti atom ditemukan oleh E. Rutherford melalui percobaan penghamburan
sinar alfa
D. proton ditemukan oleh Henry Bacquerel pada tahun 1896
E. muatan elektron ditemukan oleh A. R. Millikan melalui percobaan tetes
minyak
21. Di antara perpindahan elektron berikut, yang disertai pelepasan energi paling
besar adalah ... .
A. dari kulit K ke kulit N
B. dari kulit M ke kulit K
C. dari kulit L ke kulit K
D. dari kulit M ke kulit P
E. dari kulit N ke kulit M
Kimia X SMA 21

22. Teori atom Niels Bohr mengandung gagasan tentang ... .


A. partikel dasar
B. inti atom
C. tingkat energi dalam atom
D. isotop
E. orbital
23. Zat yang memancarkan radiasi secara spontan dan bermuatan negatif disebut ... .
A. elektron D. sinar alfa
B. sinar gama E. sinar radioaktif
C. sinar beta
24. Suatu bilangan bulat positif yang digunakan untuk membedakan kulit atom ada-
lah ... .
A. nomor massa D. jumlah proton
B. nomor atom E. jumlah neutron
C. bilangan kuantum utama
25. Partikel penyusun inti atom disebut ... .
A. inti atom D. nukleon
B. proton E. elektron
C. neutron

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!


1. Bagaimana atom digambarkan pertama kali?
2. Sebutkan sub-sub bagian atom!
3. Sebutkan tokoh-tokoh yang merancang ditemukannya sinar katode!
4. Apakah sumbangan besar yang dikemukakan oleh Robert Millikan?
5. Bagaimana gambaran atom menurut Thompson?
6. Bagaimana rancangan Rutherford terhadap percobaannya untuk meluruskan
pandangan Thompson tentang model atom kismisnya?
7. Apakah kesimpulan yang dihasilkan dari percobaan Rutherford?
8. a. Sebutkan tokoh yang menemukan proton!
b. Bagaimana rancangan percobaan sampai ditemukan proton?
c. Sebutkan sifat-sifat proton!
9. a. Sebutkan tokoh yang menemukan neutron!
b. Bagaimana rancangan percobaan sampai ditemukan neutron?
c. Sebutkan sifat-sifat neutron!
10. Jelaskan perbedaan isotop, isoton, dan isobar!
11. Diketahui nuklida-nuklida: 23
11 Na
, 32
16 S
, 39
19 K
, 40
20 Ca
, 24
11 Na , 24
12 Mg .
a. Tentukan unsur-unsur yang merupakan isotop!
b. Tentukan unsur-unsur yang merupakan isoton!
c. Tentukan unsur-unsur yang merupakan isobar!
22 Kimia X SMA

12. Siapakah nama tokoh yang menemukan teori bahwa atom bukan partikel terkecil?
Apakah hasil temuan tokoh tersebut?
13. Sebutkan kelemahan teori atom menurut:
a. Dalton
b. Thompson
c. Niels Bohr
14. Tentukan konfigurasi elektron dan jumlah elektron valensi unsur-unsur berikut.
a. 10
Ne d. 35Br g. 55
Cs
b. 17
Cl e. 37
Rb h. 82
Pb
c. 20
Ca f. 51
Sb i. 86
Rn
15. Suatu atom X mempunyai konfigurasi elektron 2, 8, 18, 8, 1. Jumlah neutronnya
48. Tentukan nomor atom, nomor massa, dan tulislah notasi atom X tersebut!
16. Ion S2– mempunyai konfigurasi elektron 2, 8, 8 dan jumlah proton 16. Tentukan
nomor atom, nomor massa, dan tulislah notasi atom S tersebut!
17. Salin dan lengkapilah tabel berikut ini!
Jumlah Nomor Nomor
Unsur Notasi
Proton Elektron Neutron Atom Massa
Kalium 19 18 20
40
Kalsium 20 Ca
Barium 56 54 81
32
Belerang 16 S2–
Fosfor 15 15 16
Oksigen 8 10 8

Klorin 17 18 18

Argon 18 18 22
27
Aluminium 13 Al3+
131
Xenon 54 Xe

18. Sebutkan tokoh-tokoh yang mendukung teori atom modern!


19. Suatu atom Q mempunyai konfigurasi elektron dengan jumlah kulit 3 dan elektron
valensi 7. Bila jumlah neutronnya 18, tentukan nomor atom, nomor massa, dan
tulis notasi atom Q tersebut!
223
20. Diketahui ion 87 Fr + , tentukan jumlah proton, neutron, dan elektronnya!
Kimia X SMA 23

1.2 Sistem Periodik Unsur


Setelah para ahli secara terus-menerus menemukan unsur-unsur baru, maka
jumlah unsur semakin banyak dan hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam
mempelajarinya, jika tidak ada cara yang praktis untuk mempelajarinya. Oleh
karena itu, para ahli berusaha membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur
tersebut tertata dengan baik. Puncak dari usaha tersebut adalah terciptanya suatu
tabel unsur yang disebut sistem periodik unsur. Sistem periodik unsur ini
mengandung banyak sekali informasi tentang sifat-sifat unsur, sehingga sangat
membantu dalam mempelajari unsur-unsur yang kini berjumlah tidak kurang dari
118, yang meliputi unsur alam dan unsur sintetis.

A. Perkembangan Sistem Periodik Unsur


Upaya untuk mengelompokkan unsur-unsur ke dalam kelompok-kelompok
tertentu sebenarnya sudah dilakukan para ahli sejak dulu, tetapi pengelompokan
masa itu masih sederhana. Pengelompokan yang paling sederhana ialah
membagi unsur ke dalam kelompok logam dan nonlogam.
Seiring perkembangan ilmu kimia, usaha pengelompokan unsur-unsur yang
semakin banyak tersebut dilakukan oleh para ahli dengan berbagai dasar
pengelompokan yang berbeda-beda, tetapi tujuan akhirnya sama, yaitu
mempermudah dalam mempelajari sifat-sifat unsur. Dimulai pada tahun 1829,
Johan Wolfgang Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur yang sangat mirip
sifatnya. Ternyata tiap kelompok terdiri dari tiga unsur, sehingga kelompok
itu disebut triad. Apabila unsur-unsur dalam satu triad disusun menurut
kenaikan massa atom relatifnya, ternyata massa atom maupun sifat-sifat unsur
yang kedua merupakan rata-rata dari massa atom relatif maupun sifat-sifat
unsur pertama dan ketiga.
Tabel 1.1 Contoh Pengelompokan Sifat Unsur

Triad Ar Rata-rata Ar Unsur Pertama dan Ketiga Wujud


Klorin 35,5 Gas
Bromin 79,9
35,5 + 127 Cair
= 81, 2
Iodin 127 2 Padat

Sistem triad ini ternyata ada kelemahannya. Sistem ini kurang efisien karena
ternyata ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam satu triad, tetapi
mempunyai sifat-sifat mirip dengan triad tersebut.
Usaha selanjutnya dilakukan oleh seorang ahli kimia asal Inggris bernama
A. R. Newlands, yang pada tahun 1864 mengumumkan penemuannya yang
disebut hukum oktaf. Newlands menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa
atom relatifnya. Ternyata unsur yang berselisih 1 oktaf (unsur ke-1 dan ke-8,
unsur ke-2 dan unsur ke-9), menunjukkan kemiripan sifat. Hukum oktaf ini
juga mempunyai kelemahan karena hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan.
Jika diteruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn
mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan Be, Mg, dan Ca.
24 Kimia X SMA

Berikut ini tabel yang memuat sebagian dari daftar oktaf Newlands.

Tabel 1.2 Sebagian Daftar Oktaf Newlands

Do Re Mi Fa Sol La Si
1 2 3 4 5 6 7
H Li Be B C N O
F Na Mg Al Si P S
Cl K Ca Cr Ti Mn Fe
Co, Ni Cu Zn Y In As Se

Kemudian pada tahun 1869, seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitri
Ivanovich Mendeleev, berdasarkan pengamatannya terhadap 63 unsur yang
sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi
periodik dari massa atom relatifnya dan persamaan sifat. Artinya, jika unsur-
unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu
akan berulang secara periodik. Mendeleev menempatkan unsur-unsur
yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur
vertikal, yang disebut golongan. Lajur-lajur hori-
zontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya, disebut
periode. Sistem periodik Mendeleev ini
mempunyai kelemahan dan juga keunggulan.
Kelemahan sistem ini adalah penempatan
beberapa unsur tidak sesuai dengan kenaikan
massa atom relatifnya. Selain itu masih
banyak unsur yang belum dikenal.
Sedangkan keunggulan sistem periodik Gambar 1.13 Dmitri Ivanovich
Mendeleev adalah bahwa Mendeleev berani Mendeleev (1834 – 1907)
Sumber: “Chemistry and Chemical
mengosongkan beberapa tempat dengan Reactivity”, Kotz and Purcell 1987, CBS
keyakinan bahwa masih ada unsur yang College Publishing New York
belum dikenal (James E. Brady, 1990).

Kurang lebih 45 tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1914, Henry G.


Moseley (1887 – 1915) menemukan bahwa urutan unsur dalam sistem periodik
sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Penempatan telurium (Ar = 128)
dan iodin (Ar = 127) yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatif,
ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya (nomor atom Te = 52; I =
53). Jadi, sifat periodik lebih tepat dikatakan sebagai fungsi nomor atom. Sistem
periodik unsur modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan
kemiripan sifat. Sistem periodik unsur modern merupakan penyempurnaan
dari sistem periodik Mendeleev.
Kimia X SMA 25

1. Dasar Penyusunan Sistem Periodik Unsur Modern


Sistem periodik unsur modern (lihat gambar 1.14) disusun berdasarkan
kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur horizontal, yang selanjutnya
disebut periode, disusun menurut kenaikan nomor atom, sedangkan lajur
vertikal, yang selanjutnya disebut golongan, disusun menurut kemiripan
sifat.
Unsur segolongan bukannya mempunyai sifat yang sama, melainkan
mempunyai kemiripan sifat. Setiap unsur memiliki sifat khas yang
membedakannya dari unsur lainnya. Unsur-unsur dalam sistem periodik
dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu unsur-unsur yang menempati
golongan A yang disebut unsur golongan utama, dan unsur-unsur yang
menempati golongan B yang disebut unsur transisi (James E. Brady, 1990).

Latihan 1.4
1. Apakah tujuan para ahli kimia mengelompokkan unsur-unsur?
2. Jelaskan pengelompokan unsur menurut:
a. Dobereiner
b. Newlands
c. Mendeleev
d. Moseley
3. Apakah kelemahan pengelompokan unsur menurut:
a. Dobereiner
b. Newlands
c. Mendeleev
4. Berdasarkan apakah Moseley menyempurnakan sistem periodik Mendeleev?
5. Apakah perbedaan pengelompokan unsur menurut Mendeleev dengan Moseley
berdasarkan golongan dan periode?

2. Susunan Sistem Periodik Unsur Modern


Sistem periodik unsur modern yang disebut juga sistem periodik bentuk
panjang, terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Periode 1, 2, dan 3 disebut
periode pendek karena berisi sedikit unsur, sedangkan periode lainnya
disebut periode panjang. Golongan terbagi atas golongan A dan golongan
B. Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan
B disebut golongan transisi. Golongan-golongan B terletak antara golongan
IIA dan IIIA. Golongan B mulai terdapat pada periode 4.
Dalam sistem periodik unsur yang terbaru, golongan ditandai dengan
golongan 1 sampai dengan golongan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan.
Dengan cara ini, maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai dengan
golongan 12. Cara seperti itu dapat dilihat pada sistem periodik unsur pada
gambar 1.14.
26 Kimia X SMA

Hidrogen ditempatkan dalam golongan IA, terutama karena mempunyai


1 elektron valensi. Akan tetapi, terdapat perbedaan sifat yang cukup nyata
antara hidrogen dengan unsur golongan IA lainnya. Hidrogen tergolong
nonlogam, sedangkan yang lainnya merupakan logam aktif. Dengan alasan
tersebut, hidrogen kadang-kadang ditempatkan terpisah di bagian atas sistem
periodik unsur. A

Golongan A A Golongan A A A A A Helium

Litium Berilium Hidrogen Boron Karbon Nitrogen Oksigen Fluorin Neon


Hidrogen Alkali dan Logam Nonlogam Gas mulia Lantanida
logam al- termasuk dan
kali tanah halogen aktinida
Natrium Magne- Alu- Silikon Fosfor Belerang Klorin Argon
sium IIIB IVB VB VIB VIIB VIIIB VIIIB VIIIB IB IIB minium

Kalium Kalsium Skandium Titanium Vanadium Kromium Mangan Besi Kobalt Nikel Tembaga Zink Galium Germanium Arsen Selenium Bromin Kripton
Periode

Rubidium Stronsium Itrium Zirkonium Niobium Molibdenum Teknesium Rutenium Rodium Paladium Perak Kadmium Indium Timah Antimon Telurium Iodin Xenon

Sesium Barium Lantanum Hafnium Tantalum Wolfram Renium Osmium Iridium Platinum Emas Raksa Talium Timbal Bismut Polonium Astatin Radon

Fransium Radium Aktinium

Praseodi-
Serium Neodinium Prometium Samarium Europium Gado- Terbium Disprosium Holmium Erbium Tulium Iterbium Lutetium
mium linium

Protakti- Nep- Mandale- lawren-


Torium Uranium Plutonium Amerisium Kurium Berkelium Kalifornium Einstenium Fermium Nobelium
nium tunium vium sium

Gambar 1.14 Sistem Periodik Unsur Modern


Sumber: “Infinity’s Encyclopaedia of Science”, Neil Ardley, Dr. Jeffery Bates, William
Hemsley, Peter Lafferty, Steve Parker, Clint Twist, Infinity Books 2001.

a. Periode
Sistem periodik unsur modern mempunyai 7 periode. Unsur-unsur
yang mempunyai jumlah kulit yang sama pada konfigurasi elektronnya,
terletak pada periode yang sama.

Nomor periode = jumlah kulit

Tabel 1.3 Jumlah Unsur Tiap Periode dalam


Sistem Periodik Unsur Modern
Periode Jumlah Unsur
1 2
2 8
3 8
4 18
5 18
6 32
7 belum penuh
Kimia X SMA 27

Tugas Individu
Salin dan tentukan periode dari unsur-unsur berikut.

Unsur Nomor Konfigurasi Elektron Jumlah


Periode
Atom K L M N O P Kulit
Natrium 11
Magnesium 12
Belerang 16
Kalium 19
Kalsium 20
Kripton 36

b. Golongan
Sistem periodik unsur modern mempunyai 8 golongan utama (A).
Unsur-unsur pada sistem periodik modern yang mempunyai elektron
valensi (elektron kulit terluar) sama pada konfigurasi elektronnya, maka
unsur-unsur tersebut terletak pada golongan yang sama (golongan
utama/A).

Nomor golongan = jumlah elektron valensi

Tugas Individu

Salin dan kerjakan soal-soal berikut di buku latihan Anda!


Tentukan golongan dari unsur-unsur berikut.

Unsur Nomor Konfigurasi Elektron Elektron Golongan


Atom K L M N O P Valensi (A)
Natrium 11
Kalium 19
Rubidium 37
Neon 10
Argon 18
Kripton 36
28 Kimia X SMA

Tabel 1.4 Nama-nama Golongan pada Sistem Periodik Unsur Modern

Golongan Utama (A) Nama Golongan Jumlah Elektron Valensi


IA Alkali 1
IIA Alkali tanah 2
IIIA Boron 3
IVA Karbon 4
VA Nitrogen 5
VIA Oksigen 6
VIIA Halogen 7
VIIIA Gas mulia 8

Latihan 1.5
1. Jelaskan pengertian golongan dan periode pada sistem periodik unsur modern!
2. Ada berapa golongan utama (A) dan periode pada sistem periodik unsur modern?
3. Bagaimana hubungan konfigurasi elektron dengan sistem periodik unsur?
4. Tentukan konfigurasi elektron berikut ini, kemudian sebutkan kedudukannya dalam
golongan dan periode pada sistem periodik unsur modern!
Unsur Konfigurasi Elektron Elektron Nomor Jumlah Periode
K L M N O P Valensi Golongan Kulit

11
Na
12
Mg
17
Cl
18
Ar
20
Ca
32
Ge
35
Br
53
I
56
Ba
87
Fr

5. Sebutkan unsur-unsur yang termasuk dalam:


a. periode 3
b. periode 4
c. golongan alkali
d. golongan alkali tanah
e. golongan halogen
6. Diketahui unsur 13Al, 16S, 18Ar, 34Se, 37Rb, 52Te, 54Xe, dan 55Cs. Tentukan unsur-unsur
yang terletak pada golongan dan periode yang sama!
7. Ion X2+ mempunyai jumlah elektron 36. Tentukan kedudukan unsur X pada golongan
dan periode sistem periodik unsur modern!
Kimia X SMA 29

3. Sifat-sifat Periodik Unsur


Beberapa sifat periodik yang akan dibicarakan di sini adalah jari-jari
atom, energi ionisasi, keelektronegatifan, afinitas elektron, sifat logam, dan
titik leleh serta titik didih (Martin S. Silberberg, 2000).
a. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Bagi
unsur-unsur yang segolongan, jari-jari atom makin ke bawah makin
besar sebab jumlah kulit yang dimiliki atom makin banyak, sehingga
kulit terluar makin jauh dari inti atom.

1
1 8
1 8 18
1 8 18 18
8 8 8 8
2 2 2 2

11
Na 19
K 37
Rb 55
Cs
Gambar 1.15 Jari-jari
atom unsur-unsur dalam
Unsur-unsur yang seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Akan
satu golongan, dari atas tetapi, tidaklah berarti mereka memiliki jari-jari atom yang sama pula.
ke bawah makin besar. Semakin ke kanan letak unsur, proton dan elektron yang dimiliki makin
banyak, sehingga tarik-menarik inti dengan elektron makin kuat.
Akibatnya, elektron-elektron terluar tertarik lebih dekat ke arah inti.
Jadi, bagi unsur-unsur yang seperiode, jari-jari atom makin ke kanan
makin kecil.

1 2 3 7
8 8 18 18
8 8 8 8
2 2 2 2

19
K 20
Ca 31
Ga 35
Br

Gambar 1.16 Jari-jari


atom unsur-unsur dalam Dalam satu golongan, konfigurasi unsur-unsur satu golongan
satu periode, dari kiri ke mempunyai jumlah elektron valensi sama dan jumlah kulit bertambah.
kanan makin kecil
Akibatnya, jarak elektron valensi dengan inti semakin jauh, sehingga
jari-jari atom dalam satu golongan makin ke bawah makin besar.
Jadi dapat disimpulkan:
1) Dalam satu golongan, jari-jari atom bertambah besar dari atas ke
bawah.
2) Dalam satu periode, jari-jari atom makin kecil dari kiri ke kanan.
30 Kimia X SMA

b. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron terluar suatu atom. Energi ionisasi ini dinyatakan dalam satuan
kJ mol–1.
Unsur-unsur yang segolongan, energi ionisasinya makin ke bawah
semakin kecil karena elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik
inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah dilepaskan.
Sedangkan unsur-unsur yang seperiode, gaya tarik inti makin ke
kanan makin kuat, sehingga energi ionisasi pada umumnya makin
ke kanan makin besar.
Ada beberapa perkecualian yang perlu diperhatikan. Golongan IIA,
VA, dan VIIIA ternyata mempunyai energi ionisasi yang sangat besar,
bahkan lebih besar daripada energi ionisasi unsur di sebelah kanannya,
yaitu IIIA dan VIA. Hal ini terjadi karena unsur-unsur golongan IIA,
VA, dan VIIIA mempunyai konfigurasi elektron yang relatif stabil,
sehingga elektron sukar dilepaskan.
2.500 He
Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Periode 6
Ne
2.000
Energi Ionisasi (kJ mol–1)

F
1.500 Ar
N Kr
H O Cl Xe
Rn
C P I
1000 Be As As
S Te Po
Ge Sb
B Mg Si Pb
Ga
Al Sn Bi
Ca Sr In Tl
500 Ga
Li Na Ba Lu Ra
K Rb Cs

0 10 18 36
54 86
Nomor Atom
Gambar 1.17 Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom.
Sumber: Kimia Untuk Universitas, Jilid 1, Keenan - A.Hadyana P, Erlangga, 1986.

Tugas Individu

Berdasarkan gambar hubungan energi ionisasi dengan nomor atom dalam satu periode,
kesimpulan apakah yang dapat Anda peroleh tentang energi ionisasi unsur-unsur dalam
satu periode?

c. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu
atom untuk menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Misalnya,
fluorin memiliki kecenderungan menarik elektron lebih kuat daripada
hidrogen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keelektronegatifan fluorin
Kimia X SMA 31

lebih besar daripada hidrogen. Konsep keelektronegatifan ini pertama


kali diajukan oleh Linus Pauling (1901 – 1994) pada tahun 1932.
Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan makin ke bawah
makin kecil sebab gaya tarik inti makin lemah. Sedangkan unsur-unsur
yang seperiode, keelektronegatifan makin ke kanan makin besar. Akan
tetapi perlu diingat bahwa golongan VIIIA tidak mempunyai
keelektronegatifan. Hal ini karena sudah memiliki 8 elektron di kulit
terluar. Jadi keelektronegatifan terbesar berada pada golongan VIIA.

Tabel 1.4 Nilai Keelektronegatifan Unsur-unsur


IA
VIIIA
1 2
H He
2,1 IIA IIIA IVA VA VIA VIIA –
3 4 5 6 7 8 9 10
Li Be B C N O F Ne
1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 –
11 12 13 14 15 16 17 18
VIIIB Sl P S Cl Ar
Na Mg Al
0,9 1,2 IIIB IVB VB VIB VIIB IB IIB 1,5 1,8 2,1 2,5 3,0 –
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni CuH Zn Ga Ge As Se Br Kr
0,8 1,01 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6 1,6 1,8 2,0 2,4 2,8 –
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 1,9 2,2 2,2 2,2 1,9 1,7 1,7 1,8 1,9 2,1 2,5 –
55 56 57 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
Cs Ba La Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg Tl Pb Bi Po At Rn
0,7 0,9 1,1 1,3 1,5 1,7 1,9 2,2 2,2 2,2 2,4 1,9 1,8 1,8 1,9 2,0 2,2 –
87 88 89
Fr Ra Ac
0,7 0,9 1,1

Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg, 2000.

Uji Kepahaman Diri 1.1


Berdasarkan tabel 1.4,
1. Bagaimana kecenderungan keelektronegatifan unsur-unsur dalam:
a. satu golongan (dari atas ke bawah)
b. satu periode (dari kiri ke kanan)
2. Diketahui unsur-unsur: 19K, 20Ca, 31Ga, 36Kr. Manakah yang memiliki:
a. keeletronegatifan terbesar?
b. keelektronegatifan terkecil?
3. Diketahui unsur-unsur: 9F, 17Cl, 35Br, 53I. Manakah yang memiliki:
a. keelektronegatifan terbesar?
b. keelektronegatifan terkecil?
32 Kimia X SMA

d. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang menyertai proses penambahan
1elektron pada satu atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk
ion bermuatan –1. Afinitas elektron juga dinyatakan dalam kJ mol–1.
Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda negatif, berarti
mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron
daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif
nilai afinitas elektron, maka makin besar kecenderungan unsur tersebut
dalam menyerap elektron (kecenderungan membentuk ion negatif).
Dari sifat ini dapat disimpulkan bahwa:
1) Dalam satu golongan, afinitas elektron cenderung berkurang dari
atas ke bawah.
2) Dalam satu periode, afinitas elektron cenderung bertambah dari
kiri ke kanan.
3) Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan
utama mempunyai afinitas elektron bertanda negatif. Afinitas
elektron terbesar dimiliki oleh golongan halogen.
Tabel 1.5 Afinitas Elektron Unsur-unsur pada Golongan Utama
Golongan
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA
Periode
1 H He
–73 21
2 Li Be B C N O F Ne
–60 240 –27 –122 0 –141 –328 29
3 Na Mg Al Si P S Cl Ar
–53 230 –44 –134 –72 –200 –349 35
4 K Ca Ga Ge As Se Br Kr
–48 156 –30 –120 –77 –195 –325 39
5 Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
–47 168 –30 –121 –101 –190 –295 41
6 Cs Ba Tl Pb Bi Po At Rn
–30 52 –30 –110 –110 –180 –270 41
Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg, 2000.

e . Sifat Logam
Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu
kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam
tergantung pada energi ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur-
unsur logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi
yang kecil), sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap
elektron (memiliki keelektronegatifan yang besar).
Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektrone-
gatifan, maka sifat logam-nonlogam dalam periodik unsur adalah:
1) Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang,
sedangkan sifat nonlogam bertambah.
2) Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah,
sedangkan sifat nonlogam berkurang.
Kimia X SMA 33

Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem


periodik unsur, sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian
kanan-atas. Batas logam dan nonlogam pada sistem periodik sering
digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal, sehingga unsur-
unsur di sekitar daerah perbatasan antara logam dan nonlogam itu
mempunyai sifat logam sekaligus sifat nonlogam. Unsur-unsur itu
disebut unsur metaloid. Contohnya adalah boron dan silikon.
Selain itu, sifat logam juga berhubungan dengan kereaktifan suatu
unsur. Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem
periodik unsur makin ke bawah semakin reaktif (makin mudah bereaksi)
karena semakin mudah melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur
bukan logam pada sistem periodik makin ke bawah makin kurang reaktif
(makin sukar bereaksi) karena semakin sukar menangkap elektron. Jadi,
unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali)
dan unsur nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen)
(Martin S. Silberberg, 2000).
f. Titik Leleh dan Titik Didih
Berdasarkan titik leleh dan titik didih dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1) Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan
sampai golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik
didih terendah dimiliki oleh unsur golongan VIIIA.
2) Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan: unsur-
unsur golongan IA – IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari
atas ke bawah; unsur-unsur golongan VA – VIIIA, titik cair dan
titik didihnya makin tinggi.

Gambar 1.16 Dengan bertam-


bahnya bobot atom, titik didih
unsur-unsur berubah secara
berkala. Titik didih niobium dan
molibdenum begitu tinggi, se-
hingga keluar dari grafik.
Sumber: Buku Kimia Untuk
Universitas, A. Hadyana Pudja-
atmaka Ph.D.

bobot atom
34 Kimia X SMA

Latihan 1.6
1. Diketahui unsur-unsur: 3Li, 4Be, 5B, 9F. Tentukan:
a. unsur yang paling elektropositif
b. unsur yang paling elektronegatif
c. unsur yang mempunyai energi ionisasi terbesar
d. unsur yang mempunyai jari-jari atom terbesar
e. unsur yang terletak pada golongan IIIA
2. Diketahui unsur-unsur: 11Na, 19K, 37Rb, 55Cs. Tentukan:
a. konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut
b. unsur yang mempunyai jari-jari atom terbesar
c. unsur yang mempunyai energi ionisasi terbesar
d. unsur yang mempunyai keelektronegatifan terbesar
e. unsur yang paling elektropositif
3. Diketahui tabel unsur P, Q, dan R sebagai berikut.
Unsur Titik Leleh Titik Didih Energi Ionisasi Konfigurasi Elektron
P –200 °C –167 °C 1.600 kJ/mol 2, 7
Q –230 °C –233 °C 2.000 kJ/mol 2, 8
R 97 °C 890 °C 450 kJ/mol 2, 8, 1
a. Bagaimana wujud P, Q, dan R pada suhu kamar?
b. Pada golongan dan periode berapa unsur P, Q, dan R terletak pada sistem periodik
unsur modern?
c. Unsur manakah yang dapat menghantarkan arus listrik?
4. Sebutkan unsur-unsur logam dalam sistem periodik unsur modern!
5. Sebutkan unsur-unsur nonlogam dalam sistem periodik unsur modern!
6. Apakah yang dimaksud dengan unsur metaloid? Sebutkan contohnya!
7. Diketahui unsur 11Na dan 17Cl. Unsur manakah yang mempunyai afinitas elektron
terbesar? Jelaskan alasan Anda!
Kimia X SMA 35

Kimia di Sekitar Kita

Hidrogen

Hidrogen berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro = air dan genes =
pembentukan. Hidrogen telah banyak digunakan bertahun-tahun sebelum akhirnya
dinyatakan sebagai unsur yang unik oleh Cavendish di tahun 1776. Elemen-elemen
yang berat pada awalnya dibentuk dari atom-atom hidrogen atau dari elemen-elemen
yang mulanya terbuat dari atom-atom hidrogen.
Hidrogen diperkirakan membentuk komposisi lebih dari 90% atom-atom di alam
semesta (sama dengan 3 4 massa alam semesta). Unsur ini ditemukan di bintang-
bintang dan memainkan peranan yang penting dalam memberikan sumber energi jagat
raya melalui reaksi proton-proton dan siklus karbon-nitrogen.
Walau hidrogen adalah benda gas, kita sangat jarang menemukannya di atmosfer
bumi. Gas hidrogen yang sangat ringan akan berbenturan dengan unsur lain, jika tidak
terkombinasi dengan unsur lain dan terkeluarkan dari lapisan atmosfer. Di bumi,
hidrogen banyak ditemukan sebagai senyawa (air) di mana atom-atomnya berikatan
dengan atom-atom oksigen, selain itu juga dapat ditemukan pada tumbuhan-tumbuhan,
petroleum, arang, dan lain sebagainya.
Hidrogen merupakan satu-satunya unsur yang isotop-isotopnya memiliki nama
tersendiri. Isotop hidrogen yang normal disebut protium, sedangkan isotop yang lain
adalah deuterium (satu proton dan satu neutron) dan tritium (satu proton dan dua
neutron).
Hidrogen dapat dipersiapkan dengan berbagai cara, antara lain:
• Uap dari elemen karbon yang dipanaskan.
• Dekomposisi beberapa jenis hidrokarbon dengan energi kalor.
• Reaksi-reaksi natrium dan kalium hidroksida pada aluminium.
• Elektrolisis air.
• Pergeseran asam-asam oleh logam-logam tertentu.
Hidrogen banyak digunakan untuk mengikat nitrogen dengan unsur lain dalam
proses Haber (memproduksi amonia) dan untuk proses hidrogenasi lemak dan minyak.
Selain itu juga digunakan untuk memproduksi metanol, di-dealkilasi hidrogen
(hydrodealkylation), katalis hydrocracking, sulfurisasi hidrogen, bahan bakar roket,
memproduksi asam hidroklorida, mereduksi bijih-bijih besi, dan sebagai gas pengisi
balon.
Sumber artikel: Yulianto Mohsin (www.chem-is-try.org)
36 Kimia X SMA

Rangkuman

1. Model atom yang digunakan untuk mempelajari tentang gambaran atom merupakan
hasil rekaan para ahli berdasar data eksperimen dan kajian teoritis.
2. Konfigurasi elektron merupakan gambaran letak elektron dalam atom.
3. Partikel dasar penyusun atom adalah proton, neutron, dan elektron.
4. Sistem periodik unsur merupakan sistem pengelompokan unsur-unsur berdasarkan
kenaikan nomor atom, dan dikelompokkan ke dalam golongan dan periode.
5. Penentuan golongan suatu unsur didasarkan pada jumlah elektron valensi yang
dimiliki.
6. Penentuan periode suatu unsur didasarkan pada jumlah kulit yang terisi elektron.
7. Sifat-sifat periodik merupakan sifat yang berhubungan dengan letak unsur dalam
sistem periodik.
8. Jari-jari atom dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin panjang, dan dalam
satu periode dari kiri ke kanan semakin pendek.
9. Energi ionisasi dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil, dan dalam
satu periode dari kiri ke kanan semakin besar.
10.Afinitas elektron dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil, dan dalam
satu periode dari kiri ke kanan semakin besar.
11. Keelektronegatifan dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil, dan
dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar.
Kimia X SMA 37

1234567890123456789012
Uji Kompetensi 2 1234567890123456789012
1234567890123456789012

I. Berilah tanda silang (X) huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang benar!

1. Apabila unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, ternyata


unsur-unsur yang berselisih satu oktaf menunjukkan kemiripan sifat. Kenyataan
ini ditemukan oleh ... .
A. J. W. Dobereiner
B. A. R. Newlands
C. D. I. Mendeleev
D. Lothar Meyer
E. Wilhelm Roentgen
2. Pernyataan yang salah mengenai sistem periodik bentuk panjang adalah ... .
A. periode 1 hanya berisi dua unsur
B. periode 2 dan periode 3 masing-masing berisi 8 unsur
C. periode 4 berisi 18 unsur
D. periode 5 dan periode 6 masing-masing berisi 32 unsur
E. periode 7 belum terisi penuh
3. Sistem periodik modern disusun berdasarkan ... .
A. sifat fisis unsur
B. sifat kimia unsur
C. susunan elektron unsur
D. massa atom unsur
E. berat atom unsur
4. Unsur-unsur yang terletak pada periode yang sama mempunyai ... .
A. elektron valensi yang sama
B. jumlah kulit yang sama
C. sifat fisis yang sama
D. jumlah elektron yang sama
E. sifat kimia yang sama
5. Unsur-unsur dalam satu golongan mempunyai ... .
A. jumlah elektron yang sama
B. konfigurasi elektron yang sama
C. elektron valensi yang sama
D. sifat kimia yang sama
E. jumlah kulit yang sama
38 Kimia X SMA

6. Unsur-unsur halogen adalah golongan ... .


A. IA
B. IIA
C. VIA
D. VIIA
E. VIIIA
7. Nama golongan untuk unsur-unsur golongan IA adalah ... .
A. alkali
B. alkali tanah
C. halogen
D. gas mulia
E. golongan karbon
8. Magnesium (Z = 12) dan kalsium (Z = 20) memiliki sifat kimia yang sama. Hal ini
disebabkan karena kedua unsur tersebut ... .
A. merupakan logam
B. bukan merupakan logam
C. memiliki tiga kulit
D. terletak pada periode yang sama
E. terletak pada golongan yang sama
9. Unsur yang tidak termasuk golongan gas mulia adalah … .
A. He D. Kr
B. Ne E. Rn
C. Se
10. Kelompok-kelompok unsur berikut termasuk golongan unsur utama, kecuali … .
A. Be, Mg, dan Ca
B. Li, Na, dan K
C. He, Ar, dan Kr
D. F, Cl, dan Br
E. Cu, Ag, dan Au
11. Dalam sistem periodik bentuk panjang, unsur transisi terletak antara golongan ... .
A. IIA dan IIB
B. IIIB dan IIB
C. IIA dan IIIA
D. IA dan IIIA
E. IIB dan IIIB
12. Jumlah unsur transisi yang terletak pada periode 5 adalah … .
A. 6 D. 14
B. 8 E. 18
C. 10
Kimia X SMA 39

13. Unsur dengan konfigurasi elektron: 2, 8, 2, dalam sistem periodik terletak pada … .
A. periode 4, golongan IIA
B. periode 4, golongan IIB
C. periode 2, golongan IVA
D. periode 2, golongan IVB
E. periode 4, golongan IVA
14. Unsur dengan nomor atom 50, dalam sistem periodik terletak pada … .
A. periode 4, golongan VA
B. periode 5, golongan VA
C. periode 5, golongan IVA
D. periode 4, golongan IVA
E. periode 5, golongan VIIA
15. Unsur X dengan nomor atom 35 mempunyai sifat sebagai berikut, kecuali … .
A. tergolong logam
B. mempunyai bilangan oksidasi –1
C. membentuk molekul diatomik
D. mempunyai 7 elektron valensi
E. dapat bereaksi dengan logam membentuk garam
16. Sifat unsur yang tidak tergolong sifat periodik adalah … .
A. energi ionisasi
B. jari-jari atom
C. keelektronegatifan
D. afinitas elektron
E. warna
17. Bertambahnya kereaktifan unsur-unsur alkali menurut urutan Li, Na, dan K
disebabkan oleh bertambahnya … .
A. jumlah elektron
B. nomor atom
C. jari-jari atom
D. jumlah proton
E. massa atom
18. Dalam urutan unsur 8O, 9F, dan 10Ne, jari-jari atom akan … .
A. bertambah
B. bekurang
C. sama besar
D. bertambah lalu berkurang
E. berkurang lalu bertambah
40 Kimia X SMA

19. Konfigurasi elektron dari unsur yang memiliki keelektronegatifan terbesar ada-
lah … .
A. 2, 5
B. 2, 7
C. 2, 8
D. 2, 8, 1
E. 2, 8, 8
20. Sifat logam yang paling kuat di antara unsur-unsur berikut dimiliki oleh … .
A. aluminium
B. natrium
C. magnesium
D. kalsium
E. kalium
21. Energi ionisasi terbesar dimiliki oleh … .
A. helium
B. neon
C. natrium
D. argon
E. kalium
22. Jika nomor atom dalam satu golongan makin kecil, maka yang bertambah besar
adalah … .
A. jari-jari atom
B. massa atom
C. jumlah elektron valensi
D. energi ionisasi
E. sifat logam
23. Keelektronegatifan suatu unsur adalah sifat yang menyatakan … .
A. besarnya energi yang diperlukan untuk melepas 1 elektron pada pembentukan
ion positif
B. besarnya energi yang diperlukan untuk menyerap 1 elektron pada pem-
bentukan ion negatif
C. besarnya energi yang dibebaskan pada penyerapan 1 elektron untuk
membentuk ion negatif
D. besarnya kecenderungan menarik elektron pada suatu ikatan
E. besarnya kecenderungan menarik elektron untuk membentuk ion negatif
Kimia X SMA 41

24. Titik cair dan titik didih unsur-unsur periode kedua … .


A. naik secara beraturan sepanjang periode
B. naik bertahap sampai golongan IIIA, kemudian turun drastis
C. naik bertahap sampai golongan IVA, kemudian turun teratur
D. naik bertahap sampai golongan IVA, kemudian turun drastis
E. turun secara beraturan sepanjang periode
25. Dalam sistem periodik dari atas ke bawah, titik leleh dan titik didih … .
A. logam dan nonlogam bertambah
B. logam dan nonlogam berkurang
C. logam bertambah, dan nonlogam berkurang
D. logam berkurang, dan nonlogam bertambah
E. logam dan nonlogam tidak teratur perubahannya

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan dasar pengelompokan unsur menurut Dobereiner!


2. Jelaskan dasar pengelompokan unsur menurut Newlands, beserta kelemahannya!
3. Jelaskan perbedaan pengelompokan unsur menurut Mendeleev dan Moseley!
4. Sebutkan kelebihan sistem periodik unsur Moseley!
5. Mengapa sistem periodik unsur modern juga disebut sistem periodik unsur bentuk
panjang?
6. Pada sistem periodik unsur modern,
a. Apa yang dimaksud dengan golongan?
b. Apa yang dimaksud dengan periode?
c. Dalam hubungan dengan konfigurasi elektron, bagaimana unsur-unsur dapat
terletak pada golongan yang sama?
d. Dalam hubungan dengan konfigurasi elektron, bagaimana unsur-unsur dapat
terletak pada periode yang sama?
7. Sebutkan unsur-unsur golongan:
a. alkali tanah
b. halogen
c. gas mulia
8. Terletak pada golongan dan periode berapa unsur-unsur berikut ini?
12
Mg, 13Al, 14Si, 16S, 33As, 38Sr, 50Sn, 54Xe, 83Bi, 88Ra
42 Kimia X SMA

9. Ion Br– mempunyai konfigurasi elektron: 2, 8, 18, 8. Tentukan golongan dan periode
unsur bromin!
10. Jelaskan yang dimaksud dengan:
a. jari-jari atom
b. energi ionisasi
c. keelektronegatifan
d. afinitas elektron
11. Diketahui unsur 31Ga, 32Ge, 35Br, dan 36Kr. Urutkan dari yang terkecil hingga
yang terbesar tentang:
a. jari-jari atom
b. energi ionisasi
c. keelektronegatifan
d. afinitas elektron
12. Diketahui unsur 9F, 17Cl, 35Br, dan 53I. Urutkan dari yang terkecil hingga yang
terbesar tentang:
a. jari-jari atom
b. energi ionisasi
c. keelektronegatifan
d. afinitas elektron
13. Pada sistem periodik unsur modern, bagaimana sifat logam unsur-unsur pada
golongan:
a. IA
b. IIA
c. VIIA
d. VIIIA
14. Mengapa jari-jari atom 13Al lebih kecil daripada jari-jari atom 12Mg dalam pe-
riode yang sama?
15. Mengapa unsur-unsur golongan VIIA (halogen) mempunyai afinitas elektron
terbesar?
Kimia X SMA 43

*)* Ikatan Kimia

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian ikatan kimia.
2. Menyebutkan macam-macam ikatan kimia.
3. Menjelaskan proses terjadinya ikatan ionik.
4. Memberikan contoh senyawa-senyawa ionik.
5. Memperkirakan rumus senyawa ionik yang terbentuk dari reaksi
unsur logam dan unsur nonlogam.
6. Menjelaskan proses terjadinya ikatan kovalen.
7. Memberikan contoh senyawa-senyawa kovalen.
8. Menjelaskan pengertian ikatan kovalen koordinasi.
9. Menuliskan rumus struktur Lewis dari senyawa kovalen.
10. Menentukan jenis ikatan kimia dari beberapa rumus senyawa
kimia.
11. Menjelaskan terjadinya polarisasi ikatan kovalen.
12. Menjelaskan proses terjadinya ikatan logam.

Kata Kunci
Konfigurasi oktet, gas mulia, aturan
oktet, ikatan ion, rumus Lewis, ikatan
kovalen, kovalen koordinasi, kovalen
polar, dan ikatan logam.

Pengantar

P ada bab struktur atom dan sistem periodik unsur, Anda sudah mempelajari bahwa
sampai saat ini jumlah unsur yang dikenal manusia, baik unsur alam maupun
unsur sintetis telah mencapai sebanyak 118 unsur. Tahukah Anda bahwa di alam
semesta ini sangat jarang sekali ditemukan atom berdiri sendirian, tapi hampir
semuanya berikatan dengan dengan atom lain dalam bentuk senyawa, baik senyawa
kovalen maupun senyawa ionik. Pernahkah Anda membayangkan berapa banyak
senyawa yang dapat terbentuk di alam semesta ini? Mengapa atom-atom tersebut
dapat saling berikatan satu dengan yang lain? Apakah setiap atom pasti dapat
berikatan dengan atom-atom lain? Apakah ikatan antaratom dalam senyawa –
senyawa di alam ini semuanya sama? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut, Anda harus mempelajari bab Ikatan kimia ini.
Pada bab ini Anda akan mempelajari apakah ikatan kimia itu, mengapa atom-
atom dapat saling berikatan, apa saja jenis-jenis ikatan kimia, dan lain-lain.
Peta Konsep
44

Ikatan Kimia

Ikatan Kimia

Kecenderungan mencapai
keadaan stabil melalui
Ikatan antarion Pemakaian pasangan
elektron bersama
Ikatan Ion Ikatan Kovalen

yang melibatkan terdiri dari

Ion Positif Ion Negatif Ikatan Kovalen Ikatan Ikatan Kovalen


Nonpolar Kovalen Polar Koordinasi
membentuk
(misal H2O) (misal NH3→AlCl3)
Unsur Elektro- Senyawa Ion Unsur Elektro-
positif negatif terdiri
Contoh
(misal gol. IA: Na; K) (misal gol. VIA: O)
(misal gol. IIA: Mg; Ca) NaCl (misal gol. VIIA: Cl)

Ikatan Kovalen Ikatan Kovalen Ikatan Kovalen


Tunggal Rangkap Dua Rangkap Tiga
(misal Cl2, Cl – Cl) (misal O2, O = O) (misal N2, N ≡ N)

membentuk

Senyawa Kovalen
Kimia X SMA
Kimia X SMA 45

Gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap
senyawa disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun
1916 oleh Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel
(1853-1927) dari Jerman (Martin S. Silberberg, 2000).
Konsep tersebut adalah:
1. Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk
senyawa merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki susunan elektron yang
stabil.
2. Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang
stabil seperti gas mulia. Caranya dengan melepaskan elektron atau menangkap
elektron.
3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai dengan
cara berikatan dengan atom lain, yaitu dengan cara melepaskan elektron,
menangkap elektron, maupun pemakaian elektron secara bersama-sama.

2.1 Konfigurasi Elektron Gas Mulia

Dibandingkan dengan unsur-unsur lain, unsur gas mulia merupakan unsur


yang paling stabil. Kestabilan ini disebabkan karena susunan elektronnya berjumlah
8 elektron di kulit terluar, kecuali helium (mempunyai konfigurasi elektron penuh).
Hal ini dikenal dengan konfigurasi oktet, kecuali helium dengan konfigurasi duplet.
Tabel 2.1 Konfigurasi Elektron Unsur-unsur Gas Mulia
Kulit
Periode Unsur Nomor Atom
K L M N O P
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8

Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi oktet dengan membentuk ikatan


agar dapat menyamakan konfigurasi elektronnya dengan konfigurasi elektron gas
mulia terdekat. Kecenderungan ini disebut aturan oktet. Konfigurasi oktet (kon-
figurasi stabil gas mulia) dapat dicapai dengan melepas, menangkap, atau
memasangkan elektron.
Dalam mempelajari materi ikatan kimia ini, kita juga perlu memahami terlebih
dahulu tentang lambang Lewis. Lambang Lewis adalah lambang atom disertai
elektron valensinya. Elektron dalam lambang Lewis dapat dinyatakan dalam titik
atau silang kecil (James E. Brady, 1990).
46 Kimia X SMA

Tabel 2.2 Lambang Lewis Unsur-unsur Periode 2 dan 3

IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA


. . ..F... ..
Periode 2 Li. .Be. .B. .C. . .N. .O
..
..Ne
. . .. .. ..

..
. .. . . .. ..
Periode 3 Na. .Mg. .Al. .Si .P . . S.. . ..Cl . ..Ar
. . .. ..

..
2.2 Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu
atom ke atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang
melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan
logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif.
Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion
negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya
elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua
senyawa ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. Dengan mengunakan
lambang Lewis, pembentukan NaCl digambarkan sebagai berikut.
.. ..
.Cl ⎯⎯
→ .Cl.- ⎯⎯

Na× + .. . Na+ + ×.. NaCl

NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi
oleh 6 ion Cl– dan tiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+.

Sel unit NaCl

ion Cl–

ion Na+ Gambar 2.1 Sebagian kisi kristal raksasa


dari natrium klorida. (Sumber: Buku
Chemistry, The Moleculer Nature of Matter
and Change, Martin S. Silberberg, USA)
Sel unit NaCl

Senyawa ion dapat diketahui dari beberapa sifatnya, antara lain:


1. Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi. Sebagai
contoh, NaCl meleleh pada 801 °C.
2. Rapuh, sehingga hancur jika dipukul.
3. Lelehannya menghantarkan listrik.
4. Larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik.
Kimia X SMA 47

Contoh lain pembentukan ikatan ion sebagai berikut.


a. Pembentukan MgCl2
Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut.
- Mg : 2, 8, 2
- Cl : 2, 8, 7
Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan melepas 2 elektron,
sedangkan Cl dengan menangkap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi ion
Mg2+, sedangkan atom Cl menjadi ion Cl–.
- Mg (2, 8, 2) ⎯⎯ → Mg2+ (2, 8) + 2 e–
(konfigurasi elektron ion Mg2+ sama dengan neon)
– ⎯⎯ →
- Cl (2, 8, 7) + e Cl– (2, 8, 8)
(konfigurasi elektron ion Cl– sama dengan argon)
Ion Mg dan ion Cl kemudian bergabung membentuk senyawa dengan rumus
2+ –

MgCl2.
Dengan menggunakan lambang Lewis, pembentukan MgCl2 dapat digambar-
kan sebagai berikut.
.. ..
.Cl .Cl..-
.. ..
..

Mg ×× + Mg2+ + MgCl2

.. .. -
.Cl .Cl .
.. .. .
..

b. Ikatan antara atom 12Mg dan 8O dalam MgO


Konfigurasi elektron Mg dan O adalah:
Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron)
O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)
Atom O akan memasangkan 2 elektron, sedangkan atom Mg juga akan
memasangkan 2 elektron.

. ×.
Mg ×× .O Mg2+ + O 2– MgO
..

.. ..
.
..

2e– Mg2+

Mg
O
O2–

Gambar 2.2 Konfigurasi elektron Mg dan O. (Sumber: Buku Chemistry,


The Moleculer Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg, USA)
48 Kimia X SMA

c . Ikatan ion pada 19K dan 8O dalam K2O


Konfigurasi elektron:
K : 2, 8, 8, 1 (melepas 1 elektron) membentuk K+
O : 2, 6 (menerima 2 elektron) membentuk O2–
2 K+ + O2– ⎯⎯ → K2O
d. Ikatan ion pada Fe (elektron valensi 3) dengan Cl (elektron valensi 7)
membentuk FeCl3
Fe mempunyai elektron valensi 3 akan membentuk Fe3+
Cl mempunyai elektron valensi 7 akan membentuk Cl–
Fe3+ + 3 Cl– ⎯⎯ → FeCl3

Catatan

Unsur-unsur Elektron Jenis Membentuk


Golongan Valensi Unsur Ion

IA 1 logam 1+
IIA 2 logam 2+
IIIA 3 logam 3+
VA 5 nonlogam 3–
VIA 6 nonlogam 2–
VIIA 7 nonlogam 1–

Latihan 2.1
1. Mengapa unsur-unsur golongan VIIIA (gas mulia) bersifat stabil?
2. Mengapa unsur-unsur selain golongan VIIIA (gas mulia) bersifat tidak stabil?
3. Bagaimana cara unsur-unsur selain golongan VIIIA mencapai kestabilan atau mencapai
hukum oktet?
4. Sebutkan macam-macam ikatan kimia yang Anda ketahui!
5. Apa yang dimaksud dengan ikatan ion?
6. Apakah syarat terjadinya ikatan ion?
7. Jelaskan terjadinya ikatan ion dan tulislah ikatan ion yang terjadi pada:
a. Mg (Z = 12) dengan F (Z = 9)
b. Ba (Z = 56) dengan Cl (Z = 17)
c. Ca (Z = 20) dengan S (Z = 16)
d. Fe (elektron valensi = 3) dengan Cl (elektron valensi = 7)
e. Zn (elektron valensi = 2) dengan Br (elektron valensi = 7)
f. Cr (elektron valensi = 3) dengan O (elektron valensi = 6)
g. Al (golongan IIIA) dengan S (golongan VIA)
h. Ca (golongan IIA) dengan N (golongan VA)
i. K (golongan IA) dengan I (golongan VIIA)
j. Na (golongan IA) dengan S (golongan VIA)
Kimia X SMA 49

2.3 Ikatan Kovalen


Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron
secara bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen
terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama
atom bukan logam).
Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus
bangun atau rumus struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis dengan
mengganti setiap pasangan elektron ikatan dengan sepotong garis. Misalnya, rumus
bangun H2 adalah H – H.
Contoh:
a. Ikatan antara atom H dan atom Cl dalam HCl
Konfigurasi elektron H dan Cl adalah:
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2, 8, 7 (memerlukan 1 elektron)
Masing-masing atom H dan Cl memerlukan 1 elektron, jadi 1 atom H akan
berpasangan dengan 1 atom Cl.
Lambang Lewis ikatan H dengan Cl dalam HCl
×× ××
H. Cl ⎯⎯
→ H . Cl ⎯⎯
→ H–Cl ⎯⎯
→ HCl
××

××
×

×× ××

Rumus Lewis Rumus bangun Rumus molekul

Gambar 2.3 Ikatan Kovalen Tunggal pada HCl. (Sumber:


Chemistry, The Moleculer Nature of Matter and Change, Martin
S. Silberberg, USA)

b . Ikatan antara atom H dan atom O dalam H2O


Konfigurasi elektron H dan O adalah:
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
O : 2, 6 (memerlukan 2 elektron)
Atom O harus memasangkan 2 elektron, sedangkan atom H hanya mema-
H
sangkan 1 elektron. Oleh karena itu, 1 atom O berikatan dengan 2 atom H.
Lambang Lewis ikatan antara H dengan O dalam H2O
104,5°
.. ..
2 H× + O. . ⎯⎯
→ O
×.
×.
H ⎯⎯
→ O H ⎯⎯
→ H 2O
..

..

O H
H H
2– Rumus Lewis Rumus bangun Rumus molekul

Gambar 2.4 Ikatan Kovalen


Tunggal pada H 2 O. Sumber:
www.yahooimage.com
50 Kimia X SMA

Dua atom dapat membentuk ikatan dengan sepasang, dua pasang, atau tiga
pasang elektron bergantung pada jenis unsur yang berikatan. Ikatan kovalen
yang hanya melibatkan sepasang elektron disebut ikatan tunggal (dilambangkan
dengan satu garis), sedangkan ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari
sepasang elektron disebut ikatan rangkap. Ikatan yang melibatkan dua pasang
elektron disebut ikatan rangkap dua (dilambangkan dengan dua garis),
sedangkan ikatan yang melibatkan tiga pasang elektron disebut ikatan rangkap
tiga (dilambangkan dengan tiga garis).
c. Ikatan rangkap dua dalam molekul oksigen (O2)
Oksigen (Z = 8) mempunyai 6 elektron valensi, sehingga untuk mencapai
konfigurasi oktet harus memasangkan 2 elektron. Pembentukan ikatannya dapat
digambarkan sebagai berikut.
Lambang Lewis ikatan O2
.. ×× .. ××
O + O ⎯⎯
→ O O ⎯⎯
→ O = O ⎯⎯
→ O2
××

××

××

××
..
..

..
..

Rumus Lewis Rumus bangun Rumus molekul

Oksigen Oksigen

Gambar 2.5 Ikatan kovalen rangkap dua pada O2


(Sumber: www.yahooimage.com)

d. Ikatan rangkap tiga dalam molekul N2


Nitrogen mempunyai 5 elektron valensi, jadi harus memasangkan 3 elektron
untuk mencapai konfigurasi oktet. Pembentukan ikatannya dapat digambarkan
sebagai berikut.
Lambang Lewis ikatan N2
N + N ⎯⎯
→ N N → N ≡ N ⎯⎯
⎯⎯ → N2
.. .

×××

×××
.. .
××

××
..
..

Rumus Lewis Rumus bangun Rumus molekul

Gambar 2.6 Ikatan Kovalen Rangkap Tiga pada N2


Kimia X SMA 51

Pasangan elektron yang dipakai bersama-sama disebut pasangan elektron ikatan


(PEI), sedangkan yang tidak dipakai bersama-sama dalam ikatan disebut
pasangan elektron bebas (PEB). Misalnya:
• Molekul H2O mengandung 2 PEI dan 2 PEB
• Molekul NH3 mengandung 3 PEI dan 1 PEB
• Molekul CH4 mengandung 4 PEI dan tidak ada PEB
ikatan kovalen H
oksigen
1p H
– –
– – H C H
hidrogen 8p

8n
– N
– – H H
– – H
1p
elektron dari karbon
ikatan kovalen elektron dari hidrogen
Gambar 2.6 Ikatan kovalen pada H2O Gambar 2.7 Ikatan kovalen pada NH3 Gambar 2.8 Ikatan kovalen pada CH4
(Sumber: www.yahooimage.com) (Sumber: www.yahooimage.com) (Sumber: www.yahooimage.com)

A. Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan elektron
yang dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom
yang satu lagi tidak menyumbangkan elektron.
Ikatan kovalen koordinasi hanya dapat terjadi jika salah satu atom
mempunyai pasangan elektron bebas (PEB).
Contoh:
Atom N pada molekul amonia, NH3, mempunyai satu PEB. Oleh karena
itu molekul NH3 dapat mengikat ion H+ melalui ikatan kovalen koordinasi,
sehingga menghasilkan ion amonium, NH4+.
Dalam ion NH4+ terkandung empat ikatan, yaitu tiga ikatan kovalen dan
satu ikatan kovalen koordinasi.
+
H H
.. × . .. ×
H . N. . + H+ → H . N... H
⎯⎯

.× .×

H H

B. Polarisasi Ikatan Kovalen


Kedudukan pasangan elektron ikatan tidak selalu simetris terhadap kedua
atom yang berikatan. Hal ini disebabkan karena setiap unsur mempunyai daya
tarik elektron (keelektronegatifan) yang berbeda-beda. Salah satu akibat dari
keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi pada ikatan kovalen.
52 Kimia X SMA

Perhatikan kedua contoh berikut ini.


..
.. Cl

..
H H H ..

..
(a) (b)

Pada contoh (a), kedudukan pasangan elektron ikatan sudah pasti simetris
terhadap kedua atom H. Dalam molekul H2 tersebut muatan negatif (elektron)
tersebar homogen. Hal ini dikenal dengan ikatan kovalen nonpolar. Pada contoh
(b), pasangan elektron ikatan tertarik lebih dekat ke atom Cl karena Cl
mempunyai daya tarik elektron lebih besar daripada H. Hal ini menyebabkan
adanya polarisasi pada HCl, di mana atom Cl lebih negatif daripada atom H.
Ikatan seperti ini dikenal dengan ikatan kovalen polar.
Kepolaran dinyatakan dengan momen dipol (μ), yaitu hasil kali antara
muatan (Q) dengan jarak (r).

μ=Q×r

Satuan momen dipol adalah debye (D), di mana 1 D = 3,33 × 10–30 C m. Momen
dipol dari beberapa senyawa diberikan dalam tabel 2.3.
Tabel 2.3 Momen Dipol Beberapa Zat
Perbedaan
Senyawa Momen Dipol (D)
Keelektronegatifan

HF 1,8 1,91
HCl 1,0 1,03
HBr 0,8 0,79
HI 0,5 0,38

2.4 Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet

Walaupun aturan oktet banyak membantu dalam meramalkan rumus kimia


senyawa biner sederhana, akan tetapi aturan itu ternyata banyak dilanggar dan
gagal dalam meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur-unsur transisi dan
postransisi.
Kimia X SMA 53

A. Pengecualian Aturan Oktet


Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut.
1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4
termasuk dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua
elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya
adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.
..
Cl
..

..

B (atom B belum oktet)


.. ..
Cl Cl
..

..
..

..

2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.


Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) =
17. Kemungkinan rumus Lewis untuk NO2 sebagai berikut.
..

O..
.N
..

O..
..

3. Senyawa yang melampaui aturan oktet.


Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung
lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung
hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7, dan
SbCl5.
Perhatikan rumus Lewis dari PCl5, SF6, dan ClF3 berikut ini.
.. .. ..
.. Cl .. F .. F
..
..

..
..
..
..
..

..

Cl F
..

.. F.. ..
..

..

P Cl S Cl F
..
..

..

.. .. ..
..

Cl.. F.. F..


..

..

Cl F F
..

..
..
..

..
..
..

.. .. ..
PCl5 SF6 ClF3

B. Kegagalan Aturan Oktet


Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi
maupun postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi,
misalnya Ga, Sn, dan Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya
lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2. Begitu juga Bi yang mempunyai 5
elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1
dan +3. Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidak
memenuhi aturan oktet.
54 Kimia X SMA

2.5 Ikatan Logam


Ikatan elektron-elektron valensi dalam atom logam bukanlah ikatan ion, juga
bukan ikatan kovalen sederhana. Suatu logam terdiri dari suatu kisi ketat dari ion-
ion positif dan di sekitarnya terdapat lautan (atmosfer) elektron-elektron valensi.
Elektron valensi ini terbatas pada permukaan-permukaan energi tertentu, namun
mempunyai cukup kebebasan, sehingga elektron-elektron ini tidak terus-menerus
digunakan bersama oleh dua ion yang sama. Bila diberikan energi, elektron-elektron
ini mudah dioperkan dari atom ke atom. Sistem ikatan ini unik bagi logam dan
dikenal sebagai ikatan logam.

Gambar 2.9 Ikatan logam.


(Sumber: Kimia untuk Universitas
Jilid 1, A. Hadyana Pudjaatmaka).

Latihan 2.2

1. Apakah yang dimaksud dengan ikatan kovalen?


2. Tentukan jenis ikatan pada senyawa berikut ini, tergolong ikatan ion atau ikatan
kovalen.
a. HCl f. Ag2O
b. H2SO4 g. FeS
c. K2O h. Ca(NO3)2
d. H2CO3 i. BaBr2
e. CH3Cl j. C6H12O6
3. Gambarkan dengan struktur Lewis terjadinya ikatan kovalen berikut dan sebutkan
macam ikatan kovalen tunggal atau rangkap.
a. Cl2 (nomor atom Cl = 17) f. CS2 (nomor atom C = 6, S = 16)
b. F2 (nomor atom F = 9) g. C2H2 (nomor atom C = 6, H = 1)
c. CH4 (nomor atom C = 6, H = 1) h. C2H4 (nomor atom C = 6, H = 1)
d. H2S (nomor atom H = 1, S = 16) i. C2H6 (nomor atom C = 6, H = 1)
e. CCl4 (nomor atom C = 6, Cl = 17) j. PCl3 (nomor atom P = 15, Cl = 17)
4. Sebutkan keistimewaan atom karbon!
5. Jelaskan perbedaan antara senyawa kovalen polar dengan kovalen nonpolar!
6. Sebutkan contoh senyawa polar dan nonpolar!
7. Mengapa terjadi kegagalan hukum oktet? Sebutkan contoh senyawa yang termasuk
kegagalan hukum oktet!
8. Jelaskan terjadinya ikatan logam!
9. Mengapa logam dapat menghantarkan panas dan listrik?
10.Mengapa logam memiliki titik leleh dan titik didih tinggi?
Kimia X SMA 55

Rangkuman

1. Unsur-unsur stabil dalam sistem periodik terletak pada golongan gas mulia, di mana
unsur-unsur pada golongan ini memiliki elektron valensi duplet (He) dan oktet (Ne,
Ar, Kr, Xe, dan Rn).
2. Seluruh unsur yang ada dalam sistem periodik mempunyai keinginan untuk mencapai
kestabilan, dengan jalan melepaskan elektron, menangkap elektron, maupun dengan
jalan menggunakan bersama pasangan elektron.
3. Ikatan ion terjadi bila ada serah terima elektron antara atom yang melepaskan elektron
(atom unsur logam) dengan atom yang menangkap elektron (atom unsur nonlogam).
4. Ikatan kovalen terjadi pada atom-atom yang masih memerlukan elektron (kekurangan
elektron) untuk menjadi stabil. Untuk mencapai kestabilan, atom-atom ini meng-
gunakan bersama pasangan elektronnya.
5. Apabila salah satu atom unsur menyumbangkan pasangan elektronnya untuk digunakan
bersama dengan atom lain, di mana atom lain ini tidak memiliki elektron, maka ikatan
yang terjadi disebut ikatan kovalen koordinasi.
6. Ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom yang berbeda keelektronegatifannya
disebut sebagai ikatan kovalen polar, sedang bila terjadi pada dua atom yang memiliki
keelektronegatifan yang sama disebut ikatan kovalen nonpolar.
7. Dalam atom-atom unsur logam, ikatan yang terjadi antarelektron valensinya disebut
sebagai ikatan logam.
56 Kimia X SMA

1234567890123456789012
Uji Kompetensi 1234567890123456789012
1234567890123456789012

I. Berilah tanda silang (X) huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang paling benar!
1. Susunan elektron valensi gas mulia di bawah ini adalah oktet, kecuali … .
A. Xe D. Ne
B. Kr E. He
C. Ar
2. Kestabilan gas mulia dijadikan patokan atom-atom yang lain, sehingga atom-
atom tersebut berusaha mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia terdekat
dengan melakukan cara-cara di bawah ini, kecuali … .
A. pelepasan elektron
B. penangkapan elektron
C. memasangkan elektron
D. menerima pasangan elektron
E. menerima minimal dua pasang elektron
3. Unsur dengan konfigurasi elektron: 2, 8, 8, 2, jika akan mengikat unsur lain
untuk membentuk senyawa, maka langkah terbaik dengan … .
A. pelepasan 1 elektron, sehingga bermuatan 1+
B. pelepasan 2 elektron, sehingga bermuatan 2+
C. penangkapan 1 elektron, sehingga bermuatan 1–
D. penangkapan 2 elektron, sehingga bermuatan 2–
E. memasangkan 2 elektron dengan 2 elektron lainnya
4. Suatu unsur dengan konfigurasi elektron: 2, 6. Kecenderungan unsur tersebut
bila akan berikatan dengan unsur lain adalah … .
A. pelepasan 2 elektron, sehingga bermuatan 2+
B. pelepasan 4 elektron, sehingga bermuatan 4+
C. penyerapan 2 elektron, sehingga bermuatan 2–
D. penyerapan 4 elektron, sehingga bermuatan 4–
E. memasangkan 6 elektron
5. Atom 12A mempunyai ciri … .
A. elektron valensi 4
B. cenderung melepas 4 elektron
C. terdapat 2 elektron pada kulit terluar
D. cenderung menangkap 4 elektron
E. cenderung memasangkan 4 elektron
6. Unsur-unsur berikut membentuk ion positif, kecuali … .
A. 11Na
B. 19K
C. 20Ca
D. 35Br
E. 37Rb
Kimia X SMA 57

7. Diketahui data suatu senyawa adalah:


(i) berikatan ion
(ii) rumus ikatan XY2
(iii) jika dilarutkan dalam air menghantarkan listrik
Dari data tersebut, X adalah unsur golongan … .
A. IA D. VIA
B. IIA E. VIIA
C. IIIA
8. Di antara unsur-unsur golongan IVA yang memiliki sifat istimewa karena dapat
membentuk rantai ikatan adalah unsur … .
A. silikon D. antimon
B. arsen E. bismut
C. karbon
9. Kecenderungan atom bermuatan positif adalah … .
A. afinitas elektronnya besar
B. energi ionisasinya kecil
C. keelektronegatifannya besar
D. energi ionisasinya besar
E. keelektronegatifannya sedang
10. Unsur berikut ini yang cenderung menangkap elektron adalah … .
A. 11Na D. 16S
B. 12Mg E. 18Ar
C. 13Al
11. Diketahui unsur 7N, 8O, 9F, 10Ne, 11Na, 12Mg, 16S, 19K, dan 20Ca. Pasangan di
bawah ini mempunyai elektron valensi sama, kecuali … .
A. K+ dan Ca2+ D. Na+ dan O–
B. Mg dan S
2+ 2–
E. Ne+ dan O–
C. N– dan F+
12. Ikatan yang terjadi antara atom yang sangat elektropositif dengan atom yang
sangat elektronegatif disebut ikatan … .
A. ion
B. kovalen tunggal
C. kovalen rangkap dua
D. kovalen rangkap tiga
E. kovalen koordinasi
13. Unsur 19X bereaksi dengan 16Y membentuk senyawa dengan ikatan … dan rumus
kimia … .
A. ion; XY
B. ion; XY2
C. ion; X2Y
D. kovalen; XY
E. kovalen; X2Y
58 Kimia X SMA

14. Unsur X dengan konfigurasi: 2, 8, 8, 2, akan berikatan dengan unsur Y dengan


konfigurasi: 2, 8, 18, 7. Rumus kimia dan jenis ikatan yang terjadi adalah … .
A. XY, ion D. XY, kovalen
B. XY2, ion E. XY2, kovalen
C. X2Y, ion
15. Diketahui beberapa unsur dengan nomor atom sebagai berikut. 9X, 11Y, 16Z, 19A,
dan 20B. Pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan ion adalah … .
A. A dan X D. X dan Z
B. A dan Y E. B dan Y
C. A dan B
16. Kelompok senyawa berikut ini yang seluruhnya berikatan ion adalah … .
A. CaCl2, CaO, H2O, dan N2O D. KCl, NaCl, SrCl2, dan PCl5
B. MgCl2, SrO, NO2, dan SO2 E. BaCl2, CaCl2, CaO, dan SF6
C. KCl, CaO, NaCl, dan MgCl2
17. Pasangan senyawa berikut ini mempunyai ikatan kovalen, kecuali … .
A. H2SO4 dan NH3 D. HNO3 dan CO2
B. H2O dan HCl E. SO3 dan PCl5
C. CH4 dan KCl
18. Diketahui unsur-unsur: 8A, 12B, 13C, 16D, dan 17E. Pasangan berikut yang
mempunyai ikatan kovalen adalah … .
A. A dan D D. C dan D
B. B dan C E. C dan E
C. B dan D
19. Kelompok senyawa di bawah ini yang semuanya berikatan kovalen adalah … .
A. Cl2O7, CO2, HCl, dan NaCl D. H2O, HCl, SF6, dan CCl4
B. SO2, SO3, CH4, dan CaCl2 E. NH3, NO2, CO, dan MgO
C. Ag2O, N2O3, C2H2, dan CO2
20. Molekul unsur berikut yang mempunyai ikatan kovalen rangkap dua adalah … .
A. H2 (nomor atom H = 1) D. F2 (nomor atom F = 9)
B. O2 (nomor atom O = 8) E. Cl2 (nomor atom Cl = 17)
C. N2 (nomor atom N = 7)
21. Molekul unsur berikut yang mempunyai ikatan kovalen rangkap tiga adalah … .
A. H2 (nomor atom H = 1) D. F2 (nomor atom F = 9)
B. O2 (nomor atom O = 8) E. Cl2 (nomor atom Cl = 17)
C. N2 (nomor atom N = 7)
22. Senyawa berikut mempunyai ikatan kovalen tunggal, kecuali … .
A. H2O (nomor atom H = 1 dan O = 8 )
B. HCl (nomor atom H = 1 dan Cl = 17)
C. NH3 (nomor atom N = 7 dan H = 1)
D. CH4 (nomor atom C = 6 dan H = 1)
E. CO2 (nomor atom C = 6 dan O = 8)
Kimia X SMA 59

23. Senyawa berikut yang mempunyai 2 buah ikatan kovalen rangkap dua adalah…
A. SO2 (nomor atom S = 16 dan O = 8)
B. SO3 (nomor atom S = 16 dan O = 8)
C. CO2 (nomor atom C = 6 dan O = 8)
D. NO2 (nomor atom N = 7 dan O = 8)
E. Al2O3 (nomor atom Al = 13 dan O = 8)
24. Senyawa Cl2O3 (nomor atom Cl = 17, O = 8) mempunyai ikatan kovalen
koordinasi sebanyak … .
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
25. Senyawa berikut ini bersifat polar, kecuali … .
A. CO D. CO2
B. H2O E. SO3
C. BF3

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!


1. Apa sebab unsur-unsur di alam cenderung membentuk senyawa (berikatan dengan
unsur lain)?
2. Sebutkan kecenderungan unsur bila akan bergabung membentuk senyawa!
3. Sebutkan syarat-syarat suatu atom cenderung:
a. bermuatan positif
b. bermuatan negatif
4. Apakah yang ditempuh oleh atom karbon yang memiliki nomor atom 6, agar
dapat mencapai kestabilan (bersenyawa dengan atom lain)?
5. Apakah keistimewaan atom karbon?
6. Apakah yang dimaksud dengan ikatan ion?
7. Sebutkan sifat-sifat senyawa ion!
8. Suatu atom memiliki data sebagai berikut.
No. Unsur Nomor Atom Unsur Nomor Atom

1. X 11 Y 17
2. Z 12 Y 17
3. X 11 A 16
4. Z 12 A 16
5. B 13 A 16

Jika pasangan unsur di atas membentuk senyawa,


a. sebutkan ikatan yang terjadi
b. tentukan rumus kimianya
60 Kimia X SMA

9. Mengapa senyawa Cl2 dapat terbentuk, sedangkan Na2 tidak dapat terbentuk?
(nomor atom Cl = 17, Na = 11)
10. Apakah yang dimaksud dengan ikatan kovalen?
11. Sebutkan jenis ikatan pada senyawa berikut ini, termasuk ikatan ion atau ikatan
kovalen?
a. HCl f. CuS
b. H2O g. ZnCl2
c. Ag2O h. K2SO4
d. FeCl3 i. HNO3
e. KCl j. PCl3
12. Dengan struktur Lewis, gambarkan terjadinya ikatan kovalen dan sebutkan jenis
ikatan kovalen tunggal, rangkap, atau koordinasi pada:
a. Cl2 f. C2H2
b. CO2 g. C2H6
c. NH3 h. CCl4
d. SO3 i. N2
e. H2S j. OF2
(nomor atom H = 1, C = 6, N = 7, O = 8, F = 9, S = 16, dan Cl = 17)
13. Apa yang dimaksud dengan kegagalan hukum oktet?
14. Sebutkan contoh senyawa-senyawa yang termasuk dalam kegagalan hukum oktet!
15. Jelaskan perbedaan antara senyawa polar dengan nonpolar, dan berikan masing-
masing contohnya (minimal tiga senyawa)!
Kimia X SMA 61

*)* Stoikiometri
!
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
1. Menuliskan nama senyawa kimia berdasarkan rumus
kimianya.
2. Menuliskan rumus kimia senyawa berdasarkan nama
senyawa kimianya.
3. Menyetarakan persamaan reaksi dengan benar.
4. Menjelaskan hukum kekekalan massa, hukum perbandingan
tetap, hukum kelipatan perbandingan, dan hukum
perbandingan volume.
5. Menerapkan hukum kekekalan massa, hukum perbandingan
tetap, hukum kelipatan perbandingan, dan hukum
perbandingan volume dalam perhitungan kimia.
6. Menghitung massa zat, volume, dan jumlah partikel jika
di-ketahui jumlah molnya dan sebaliknya.
7. Menerapkan konsep mol dalam perhitungan kimia yang
me-libatkan pereaksi pembatas.
Kata Kunci 8. Menentukan rumus empiris suatu senyawa jika diketahui
Tata nama senyawa, persamaan reaksi, rumus molekul dan massa atom relatifnya, dan sebaliknya.
hukum Lavoisier, hukum Proust, hi- 9. Menghitung komposisi suatu zat dalam senyawa kimia atau
potesis Avogadro, hukum Gay Lussac, campuran.
konsep mol, komposisi zat, rumus kimia,
pereaksi pembatas.

Pengantar

P ernahkah Anda membantu ibu membuat kue, apa yang dilakukan ibu? Ternyata
ibu menambahkan setiap bumbu sesuai resep yang tercantum di buku resep,
tidak melebihkan ataupun mengurangi. Mengapa ibu melakukan hal demikian? Apa
yang terjadi jika ibu menambahkan bumbu secara berlebihan atau malah
mengurangi? Ternyata kue yang dihasilkan malah rusak dan rasanya tidak enak.
Demikian juga dalam reaksi kimia, setiap zat pereaksi dapat bereaksi menghasilkan
zat hasil reaksi hanya jika jumlahnya sesuai proporsinya.
Dalam bab ini Anda akan mempelajari tata nama senyawa biner dan terner,
persamaan reaksi kimia, hukum-hukum dasar kimia, konsep mol, stoikiometri senyawa,
dan stoikiometri reaksi.
62 Kimia X SMA

Peta Konsep
Stoikiometri

Stoikiometri

Hubungan kuantitatif zat


Massa (g) yang bereaksi Massa (g)
1 2

R P
Reaktan Produk
3 Mol Mol 4
Volume (L) Volume (L)
M = Tertentu Didasari M = Tertentu

Nama/Lambang/Rumus Senyawa
Persamaan Reaksi
Hukum-hukum Dasar Kimia (Lavoisier,
Proust, Dalton, Gay Lussac, dan
Avogadro)
Ar/Mr
Konsep Mol
RE/RM
Komposisi Zat
Pereaksi Pembatas

g g
1 g → mol mol = atau mol =
Ar Mr

2 mol → g g = mol × Ar atau g = mol × Mr

3 L → mol mol = V × M
mol mol
4 mol → V atau M V =
M
atau M =
V
Kimia X SMA 63

Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata stoicheion yang berarti
unsur dan metron yang berarti mengukur. Stoikiometri membahas tentang hubungan
massa antarunsur dalam suatu senyawa (stoikiometri senyawa) dan antarzat dalam
suatu reaksi (stoikiometri reaksi).
Pengukuran massa dalam reaksi kimia dimulai oleh Antoine Laurent
Lavoisier (1743 – 1794) yang menemukan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi
perubahan massa (hukum kekekalan massa). Selanjutnya Joseph Louis Proust
(1754 – 1826) menemukan bahwa unsur-unsur membentuk senyawa dalam per-
bandingan tertentu (hukum perbandingan tetap).
Selanjutnya dalam rangka menyusun teori atomnya, John Dalton menemukan
hukum dasar kimia yang ketiga, yang disebut hukum kelipatan perbandingan. Ketiga
hukum tersebut merupakan dasar dari teori kimia yang pertama, yaitu teori atom
yang dikemukakan oleh John Dalton sekitar tahun 1803.
Menurut Dalton, setiap materi terdiri atas atom, unsur terdiri atas atom sejenis,
sedangkan senyawa terdiri dari atom-atom yang berbeda dalam perbandingan
tertentu. Namun demikian, Dalton belum dapat menentukan perbandingan atom-
atom dalam senyawa (rumus kimia zat). Penetapan rumus kimia zat dapat dilakukan
berkat penemuan Gay Lussac dan Avogadro. Setelah rumus kimia senyawa dapat
ditentukan, maka perbandingan massa antaratom (Ar) maupun antarmolekul (Mr)
dapat ditentukan. Pengetahuan tentang massa atom relatif dan rumus kimia senyawa
merupakan dasar dari perhitungan kimia.

3.1 Tata Nama Senyawa Sederhana

Setiap senyawa perlu mempunyai nama spesifik. Seperti halnya penamaan


unsur, pada mulanya penamaan senyawa didasarkan pada berbagai hal, seperti
nama tempat, nama orang, atau sifat tertentu dari senyawa yang bersangkutan.
Sebagai contoh:
a. Garam glauber, yaitu natrium sulfat (Na2SO4) yang ditemukan oleh J. R. Glauber.
b. Salmiak atau amonium klorida (NH4Cl),
yaitu suatu garam yang awal mulanya
diperoleh dari kotoran sapi di dekat kuil
untuk dewa Jupiter Amon di Mesir.
c. Soda pencuci, yaitu natrium karbonat
(Na 2 CO 3 ) yang digunakan untuk
melunakkan air (membersihkan air dari
ion Ca2+ dan ion Mg2+).
d. Garam NaHCO3 (natrium bikarbonat)
digunakan untuk pengembang dalam
pembuatan kue.
Gambar 3.1 Senyawa garam NaHCO 3
(natrium bikarbonat) untuk pengembang
dalam pembuatan kue. Sumber: NOVA 930/
XVIII 25 Desember 2005.
64 Kimia X SMA

Dewasa ini jutaan senyawa telah dikenal dan tiap tahun ditemukan ribuan
senyawa baru, sehingga diperlukan cara (sistem) untuk pemberian nama. Oleh
karena mustahil bagi kita untuk menghapalkan jutaan nama dan setiap nama berdiri
sendiri, tanpa kaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam sistem penamaan
yang digunakan sekarang, nama senyawa didasarkan pada rumus kimianya. Kita
akan membahas cara penamaan senyawa yang terdiri dari dua dan tiga jenis unsur.

A. Tata Nama Senyawa Biner


Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur,
misalnya air (H2O), amonia (NH3), dan metana (CH4).
1. Rumus Senyawa
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan.
B – Si – C – S – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3N dan rumus
kimia air lazim ditulis sebagai H2O bukan OH2.

2. Nama Senyawa
Nama senyawa biner dari dua jenis nonlogam adalah rangkaian nama
kedua jenis unsur dengan akhiran ida pada nama unsur yang kedua.
Contoh:
• HCl = hidrogen klorida
• H2S = hidrogen sulfida
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis
senyawa, maka senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka
indeks dalam bahasa Yunani sebagai berikut.
1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 = hepta
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka
Indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk karbon monoksida.
Contoh:
• CO = karbon monoksida (awalan mono untuk C tidak perlu)
• CO2 = karbon dioksida
• N2O = dinitrogen oksida
• NO = nitrogen oksida
• N2O3 = dinitrogen trioksida
• N2O4 = dinitrogen tetraoksida
• N2O5 = dinitrogen pentaoksida
• CS2 = karbon disulfida
• CCl4 = karbon tetraklorida
(Ralph H. Petrucci – Suminar, 1985)
Kimia X SMA 65

c. Senyawa Umum
Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan di
atas. Contoh:
• H2O = air
• NH3 = amonia
• CH4 = metana

Latihan 3.1

1. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut.


a. CO f. PCl5
b. CO2 g. SCl6
c. SiCl4 h. SO2
d. Cl2O i. CBr4
e. Cl2O5 j. ClF3
2. Tuliskan rumus molekul senyawa yang mempunyai nama berikut.
a. Fosforus triklorida f. Karbon disulfida
b. Karbon tetraklorida g. Difosforus trioksida
c. Dinitrogen trioksida h. Diklorin heptaoksida
d. Silikon dioksida i. Sulfur trioksida
e. Diklorin trioksida j. Diarsen trioksida

B. Tata Nama Senyawa Ion


Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan suatu anion. Kation umumnya
adalah suatu ion logam, sedangkan anion dapat berupa anion nonlogam atau
suatu anion poliatom. Daftar kation dan anion penting diberikan dalam tabel
3.1 dan 3.2.
1. Rumus Senyawa
Unsur logam ditulis di depan.
Contohnya, rumus kimia natrium klorida ditulis NaCl bukan ClNa.
Rumus senyawa ion:

b Xa+ + a Yb– ⎯⎯
→ XbYa

Untuk a dan b sama dengan angka 1 tidak perlu ditulis. Rumus senyawa
ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya. Jumlah
muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.
66 Kimia X SMA

Contoh:
• Na+ + Cl– ⎯⎯
→ NaCl natrium klorida
• 2 Na+ + SO42– ⎯⎯
→ Na 2SO 4 natrium sulfat
• Fe2+ + 2 Cl– ⎯⎯
→ FeCl2 besi(II) klorida
• Al3+ + PO43– ⎯⎯
→ AlPO 4 aluminium fosfat
• Mg2+ + CO32– ⎯⎯
→ MgCO3 magnesium karbonat
• 3 K+ + AsO43– ⎯⎯
→ K 3AsO 4 kalium arsenat
Tabel 3.1 Beberapa Jenis Kation
No. Rumus Nama Ion No. Rumus Nama Ion
1. Na+ Natrium 13. Pb2+ Timbal(II)
2. K+ Kalium 14. Pb4+ Timbal(IV)
3. Ag+ Argentum/Perak 15. Fe2+ Besi(II)
4. Mg2+ Magnesium 16. Fe3+ Besi(III)
5. Ca2+ Kalsium 17. Hg+ Raksa(I)
6. Sr2+ Stronsium 18. Hg2+ Raksa(II)
7. Ba2+ Barium 19. Cu+ Tembaga(I)
8. Zn2+ Seng 20. Cu2+ Tembaga(II)
9. Ni2+ Nikel 21. Au+ Emas(I)
10. Al3+ Aluminium 22. Au3+ Emas(III)
11. Sn2+ Timah(II) 23. Pt4+ Platina(IV)
12. Sn4+ Timah(IV) 24. NH4+ Amonium
Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter & Change, Martin S. Silbergberg, 2000.

Tabel 3.2 Beberapa Jenis Anion


No. Rumus Nama Ion No. Rumus Nama Ion
1. OH– Hidroksida 16. C2O42– Oksalat
2. F– Fluorida 17. PO33– Fosfit
3. Cl– Klorida 18. PO43– Fosfat
4. Br– Bromida 19. AsO33– Arsenit
5. I– Iodida 20. AsO43– Arsenat
6. CN– Sianida 21. SbO33– Antimonit
7. O2– Oksida 22. SbO43– Antimonat
8. S2– Sulfida 23. ClO– Hipoklorit
9. NO2– Nitrit 24. ClO2– Klorit
10. NO3– Nitrat 25. ClO3– Klorat
11. CH3COO– Asetat 26. ClO4– Perklorat
12. CO32– Karbonat 27. MnO4– Permanganat
13. SiO32– Silikat 28. MnO42– Manganat
14. SO32– Sulfit 29. CrO42– Kromat
15. SO42– Sulfat 30. Cr2O72– Dikromat
Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter & Change, Martin S. Silbergberg, 2000.
Kimia X SMA 67

2. Nama Senyawa Ion


Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama
anion (di belakang), angka indeks tidak disebut.
Contoh:
• NaCl = natrium klorida
• CaCl2 = kalsium klorida
• Na2SO4 = natrium sulfat
• Al(NO 3)3 = aluminium nitrat
Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu jenis bilangan oksidasi, maka
senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya,
yang ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama
unsur logam tersebut. Contoh:
• Cu 2O = tembaga(I) oksida
• CuO = tembaga(II) oksida
• FeCl2 = besi(II) klorida
• FeCl3 = besi(III) klorida
• Fe 2S 3 = besi(III) sulfida
• SnO = timah(II) oksida
• SnO2 = timah(IV) oksida

Latihan 3.2

1. Tuliskan nama dari senyawa-senyawa berikut ini.


b. Na2O f. ZnS
c. MgO g. SnCl2
d. Al2S3 h. Hg2Cl2
e. Ag2O i. K2Cr2O7
f. CuSO4 j. KMnO4
2. Tuliskan rumus kimia senyawa yang mempunyai nama berikut.
a. Kalium nitrat f. Seng sulfida
b. Natrium sulfit g. Tembaga(I) klorat
c. Besi(II) oksida h. Tembaga(II) fosfat
d. Besi(III) oksida i. Aluminium karbonat
e. Perak klorida j. Emas(III) oksida
68 Kimia X SMA

C. Tata Nama Senyawa Terner


Senyawa terner sederhana meliputi asam, basa, dan garam. Asam, basa,
dan garam adalah tiga kelompok senyawa yang saling terkait satu dengan yang
lain. Reaksi asam dan basa menghasilkan garam.
1. Tata Nama Asam
Rumus asam terdiri atas atom hidrogen (di depan, dapat dianggap sebagai
ion H+) dan suatu anion yang disebut sisa asam. Akan tetapi, perlu diingat
bahwa asam adalah senyawa kovalen, bukan senyawa ion. Nama anion sisa
asam sama dengan asam yang bersangkutan tanpa kata asam.
Contoh:
H 3 PO 4 ⎯⎯
→ 3 H+ + PO43–
↓ ↓
ion asam anion sisa asam (fosfat)
Nama asam tersebut adalah asam fosfat.
Rumus molekul dan nama dari beberapa asam yang lazim ditemukan
dalam laboratorium dan kehidupan sehari-hari adalah:
H 2SO 4 : asam sulfat (dalam aki)
HNO3 : asam nitrat
H3PO4 : asam fosfat
CH 3COOH : asam asetat (asam cuka)
(Martin S. Silberberg, 2000)

2. Tata Nama Basa


Basa adalah zat yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH–. Larutan
basa bersifat kaustik, artinya jika terkena kulit terasa licin seperti bersabun.
Pada umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan
anion OH–. Nama senyawa basa sama dengan nama kationnya yang diikuti
kata hidroksida.
Contoh:
NaOH ⎯⎯
→ Na+ + OH –
↓ ↓
natrium hidroksida
Ca(OH)2 ⎯⎯
→ Ca2+ + 2 OH–
↓ ↓
kalsium hidroksida
Al(OH)3 : aluminium hidroksida
Cu(OH) 2 : tembaga(II) hidroksida
Ba(OH) 2 : barium hidroksida
Kimia X SMA 69

3. Tata Nama Garam


Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa
asam. Rumus dan pemberian nama senyawa garam sama dengan senyawa
ion.
Tabel 3.3 Tata Nama Garam
Kation Anion Rumus Garam Nama Garam

Na+ NO2– NaNO2 natrium nitrit


Mg 2+
PO4 3–
Mg3(PO4)2 magnesium fosfat
Fe 3+
SO 4
2–
Fe2(SO4)3 besi(III) sulfat
Hg 2+
Cl –
HgCl2 raksa(II) klorida
Cu +
O 2–
Cu2O tembaga(I) oksida

Latihan 3.3

1. Tuliskan nama asam dengan rumus kimia sebagai berikut.


a. H2CO3 c. H2SO3 e. H2S
b. HCl d. H3PO3 f. CH3COOH
2. Tuliskan rumus kimia asam-asam berikut.
a. Asam sulfat c. Asam klorat e. Asam oksalat
b. Asam fosfat d. Asam perklorat f. Asam nitrit
3. Tuliskan nama dari basa berikut ini.
a. Fe(OH)2 c. Zn(OH)2 e. Cr(OH)3
b. KOH d. Au(OH)3 f. Sn(OH)2
4. Tuliskan rumus kimia dari basa berikut ini.
a. Natrium hidroksida d. Tembaga(II) hidroksida
b. Aluminium hidroksida e. Nikel hidroksida
c. Kalsium hidroksida f. Raksa(I) hidroksida
5. Salin dan tuliskan rumus kimia dan nama garam dari kation dan anion berikut.
Anio
Kati n Cl– NO 2 – SO 4 2– Cr2O72– PO 4 3–
on
K+ .................. .................. .................. .................. ..................
Ca2+ .................. .................. .................. .................. ..................
Zn2+ .................. .................. .................. .................. ..................
Ag+ .................. .................. .................. .................. ..................
Al3+ .................. .................. .................. .................. ..................
70 Kimia X SMA

4. Tata Nama Senyawa Organik


Senyawa organik adalah senyawa-senyawa karbon dengan sifat-sifat
tertentu. Pada awalnya, senyawa organik ini tidak dapat dibuat di
laboratorium, melainkan hanya dapat diperoleh dari makhluk hidup. Oleh
karena itu, senyawa-senyawa karbon tersebut dinamai senyawa organik.
Senyawa organik mempunyai tata nama khusus. Selain nama sistematis,
banyak senyawa organik mempunyai nama lazim atau nama dagang (nama
trivial). Beberapa di antaranya sebagai berikut.
Tabel 3.4 Tata Nama Senyawa Organik dan Dagang
Nama Sistematis Nama Lazim (Dagang)
CH4 metana (gas alam)
CO(NH2)2 urea
CH3COOH asam asetat (cuka)
CH3COCH3 aseton (pembersih kuteks)
CHI3 iodoform (suatu antiseptik)
HCHO formaldehida (bahan formalin)
CHCl3 kloroform (bahan pembius)
C12H22O11 sukrosa (gula tebu)
C6H12O6 glukosa
C2H5OH alkohol

Latihan 3.4
1. Tuliskan nama senyawa dengan rumus kimia sebagai berikut.
a. PCl3 c. AlCl3 e. Ag2O g. MgO i. CaSO4
b. P2O5 d. N2O4 f. HgO h. Ba(NO3)2 j. KMnO4
2. Tuliskan rumus kimia senyawa berikut ini.
a. Kalium oksida e. Besi(II) oksida h. Tembaga(II) sulfat
b. Kalsium klorida f. Natrium hidroksida i. Emas(I) klorida
c. Nikel klorat g. Kromium karbonat j. Kobalt nitrat
d. Perak hidroksida
3. Tuliskan rumus kimia asam/basa berikut.
a. Asam hipoklorit f. Kalium hidroksida
b. Asam fosfit g. Barium hidroksida
c. Asam klorida h. Magnesium hidroksida
d. Asam sulfat i. Kromium hidroksida
e. Asam klorat j. Seng hidroksida
4. Tuliskan rumus kimia senyawa organik berikut.
a. Glukosa d. Urea g. Asam cuka
b. Formalin e. Aseton h. Kloroform
c. Iodoform f. Metana i. Alkohol
Kimia X SMA 71

5. Salin dan tuliskan rumus kimia dan berilah nama senyawa yang terbentuk dari kation
dan anion berikut:
Anio
Kati n F– S 2– SiO32– MnO4– SO 4 3–
on
K+ .................. .................. .................. .................. ..................
Mg2+ .................. .................. .................. .................. ..................
Hg+ .................. .................. .................. .................. ..................
Cr3+ .................. .................. .................. .................. ..................
Ni2+ .................. .................. .................. .................. ..................
Au3+ .................. .................. .................. .................. ..................

Tugas Kelompok

Banyak produk dalam kehidupan sehari-hari yang mencantumkan komposisi, termasuk


senyawa-senyawa kimia yang ditulis dalam rumus kimia atau nama kimianya. Tugas
Anda adalah:
- Simak 5 produk berikut dan komposisinya. Tentukan senyawa dalam komposisi
yang Anda kenal. Lengkapi kolom rumus kimia dan nama senyawa pada contoh
berikut.
- Cari 10 produk berbeda lainnya dalam kehidupan sehari-hari dan buat tabel serupa!

Senyawa dalam Komposisi yang Dikenal


Produk Komposisi
Rumus Kimia Nama Kimia
Kecap * Kedelai ... ...
Merek A * Biji gandum ... ...
* Gula C6H12O6 Glukosa
* Air H2 O Air
* Garam NaCl Natrium klorida
* Pengawet C6H5COONa Natrium benzoat
Minuman * Natrium bikarbonat NaHCO3 Natrium bikarbonat
Energi * Asam sitrat HOOCCOH(CH2COOH)2 Asam sitrat
Merek A * Taurin ... ...
* Pencitarasa lemon ... ...
* Kafein ... ...
* Garam NaCl Natrium klorida
* Nikotinamid ... ...
* Ekstrak ginseng ... ...
* Royal jelly ... ...
* Pewarna makanan ... Tartrazin
* Pemanis buatan C6H11NHSO3Na Natrium siklamat
* Aspartame ... ...
72 Kimia X SMA

Senyawa dalam Komposisi yang Dikenal


Produk Komposisi
Rumus Kimia Nama Kimia

Bumbu * Garam NaCl Natrium klorida


Pelezat * Gula C6H12O6 Glukosa
Masakan * Penguat rasa HOOC(CH2)2-CHNH2COONa MSG
Merek A
* Pencitarasa ... ...
daging sapi
* Kunyit ... ...
* Lada ... ...
* Bawang ... ...
Pasta Gigi * Kalsium karbonat CaCO3 Kalsium karbonat
Merek A * Hidrat silikon SiO2.5H2O Hidrat silikon
dioksida dioksida
* Sorbitol HOCH2(CHOH)4CH2OH Sorbitol
* Natrium lauril
sulfat Na2SO4 Natrium lauril sulfat
* Sakarin C6H4CONHSO2 Sakarin
* Natrium fosfat Na3PO4 Natrium fosfat
* Titanium dioksida TiO2 Titaniun dioksida
* Formaldehida HCHO Formaldehida
* Air H2 O Air
* Fluorida ... ...
* Pemberi rasa ... ...
Pemutih * NaClO NaClO Natrium hipoklorit
Pakaian * Air H2O Air
Merek A
Sumber: Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat, Harold Hart, 1990.

3.2 Persamaan Reaksi


Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia, yang terdiri atas rumus kimia
zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi disertai koefisien dan fasa masing-masing.

A. Menulis Persamaan Reaksi


Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi) menjadi zat baru (produk).
Sebagaimana telah dikemukakan oleh John Dalton, jenis dan jumlah atom
yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di antaranya
berubah. Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk ikatan baru
dalam produknya. Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi. Perubahan
yang terjadi dapat dipaparkan dengan menggunakan rumus kimia zat-zat yang
terlibat dalam reaksi. Cara pemaparan ini kita sebut dengan persamaan reaksi.
Kimia X SMA 73

Hal-hal yang digambarkan dalam persamaan reaksi adalah rumus kimia


zat-zat pereaksi (reaktan) di sebelah kiri anak panah dan zat-zat hasil reaksi
(produk) di sebelah kanan anak panah. Anak panah dibaca yang artinya
“membentuk” atau “bereaksi menjadi”. Wujud atau keadaan zat-zat pereaksi
dan hasil reaksi ada empat macam, yaitu gas (g), cairan (liquid atau l), zat
padat (solid atau s) dan larutan (aqueous atau aq). Bilangan yang mendahului
rumus kimia zat-zat dalam persamaan reaksi disebut koefisien reaksi. Koefisien
reaksi diberikan untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi.
Selain untuk menyetarakan persamaan reaksi, koefisien reaksi menyatakan
perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi.
Misalnya, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air
sebagai berikut.
Pereaksi atau reaktan Hasil reaksi/produk
2 H2(g) + O 2(g) ⎯⎯
→ 2 H2O(l)
↓ ↓ ↓
koefisien H2 = 2 koefisien O2 = 1 koefisien H2O = 2

Berdasarkan persamaan reaksi di atas, berarti 2 molekul hidrogen bereaksi


dengan 1 molekul oksigen membentuk 2 molekul H2O. Oleh karena itu
sebaiknya dihindari koefisien pecahan karena dapat memberi pengertian seolah-
olah partikel materi (atom atau molekul) dapat dipecah.
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam dua langkah sebagai berikut.
1. Menuliskan rumus kimia zat-zat pereaksi dan produk, lengkap dengan
keterangan tentang wujudnya.
2. Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai, sehingga jumlah atom
ruas kiri sama dengan jumlah atom ruas kanan.

C o n t o h 3.1

Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam aluminium yang bereaksi
dengan larutan asam sulfat membentuk larutan aluminium sulfat dan gas hidrogen!
Jawab:
Langkah 1 : Menuliskan persamaan reaksi.
Al(s) + H2SO4(aq) ⎯⎯ → Al2(SO4)3(aq) + H2(g) (belum setara)
↓ ↓
Jumlah atom di ruas kiri: Jumlah atom di ruas kanan:
Al = 1 Al = 2
H = 2 H = 2
S = 1 S = 3
O = 4 O = 12
Langkah 2 : Meletakkan koefisien 2 di depan Al, sehingga jumlah atom Al di ruas
kiri menjadi 1 × 2 = 2 buah Al (setara dengan jumlah Al di ruas kanan).
74 Kimia X SMA

Langkah 3 : Meletakkan koefisien 3 di depan H2SO4 , sehingga di ruas kiri jumlah


atom H menjadi 6, atom S menjadi 3, dan jumlah atom O menjadi 12.
Langkah 4 : Jumlah atom S dan O ruas kiri sudah sama dengan ruas kanan,
sedangkan atom H ruas kanan belum setara dengan ruas kiri.
Langkah 5 : Meletakkan koefisien 3 di depan H2, sehingga jumlah atom H ruas
kanan menjadi 6, setara dengan ruas kiri.
Persamaan reaksi menjadi setara:
2 Al(s) + 3 H2SO4(aq) ⎯⎯
→ Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)

Karena Al2(SO4)3 tidak ditambah koefisien, berarti koefisien Al2(SO4)3 = 1.

B. Penyetaraan Persamaan Reaksi


Banyak reaksi dapat disetarakan dengan jalan mencoba/menebak, akan
tetapi sebagai permulaan dapat mengikuti langkah berikut.
1. Pilihlah satu rumus kimia yang paling rumit, tetapkan koefisiennya sama
dengan 1.
2. Zat-zat yang lain tetapkan koefisien sementara dengan huruf.
3. Setarakan dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang tadi diberi
koefisien 1.
4. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan
paling akhir.
Perhatikan beberapa contoh berikut.

C o n t o h 3.2
Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara gas metana (CH4) dengan gas oksigen
membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Jawab:
Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:
CH4(g) + O2(g) ⎯⎯ → CO2(g) + H2O(l)
Langkah 2 : Penyetaraan:
a. Tetapkan koefisien CH4 = 1, sedangkan koefisien zat-zat lainnya dimisalkan dengan
huruf.
1 CH4(g) + a O2(g) ⎯⎯ → b CO2(g) + c H2O(l)
b. Setarakan jumlah atom C dan H.
Jumlah Atom Jumlah Atom
di Ruas Kiri di Ruas Kanan ∑ Ruas Kiri = ∑ Ruas Kanan
C=1 C=b b=1
H=4 H = 2c 2c = 4 maka c = 2
c. Kita masukkan koefisien b dan c sehingga persamaan reaksi menjadi:
1 CH4(g) + a O2(g) ⎯⎯ → 1 CO2(g) + 2 H2O(l)
Kimia X SMA 75

d. Kita setarakan jumlah atom O.


Jumlah Atom Jumlah Atom
di Ruas Kiri di Ruas Kanan ∑ Ruas Kiri = ∑ Ruas Kanan
O = 2a O=2+2=4 2a = 4 maka a = 2

e. Persamaan reaksi setara selengkapnya adalah:


1 CH4(g) + 2 O2(g) ⎯⎯ → 1 CO2(g) + 2 H2O(l)
Untuk selanjutnya koefisien 1 tidak perlu ditulis sehingga persamaan reaksi
menjadi:
CH4(g) + 2 O2(g) ⎯⎯ → CO2(g) + 2 H2O(l) (setara)
C o n t o h 3.3

Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam aluminium dengan larutan asam
klorida membentuk larutan aluminium klorida dan gas hidrogen.
Jawab:
Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:
Al(s) + HCl(aq) ⎯⎯ → AlCl3(aq) + H2(g)
Langkah 2 : Penyetaraan:
a. Kita tetapkan koefisien AlCl3 = 1, sedangkan koefisien zat-zat yang lain dimisalkan
dengan huruf.
a Al(s) + b HCl(aq) ⎯⎯ → 1 AlCl3(aq) + c H2(g)
b. Setarakan jumlah Al dan Cl.
Jumlah Atom Jumlah Atom
di Ruas Kiri di Ruas Kanan ∑ Ruas Kiri = ∑ Ruas Kanan
A1 = a A1 = 1 a=1
Cl = b C1 = 3 b=3
Kita masukkan a dan b pada persamaan reaksi, sehingga persamaan reaksi menjadi:
1 Al(s) + 3 HCl(aq) ⎯⎯ → 1 AlCl3(aq) + c H2(g)
c. Setarakan jumlah atom H.
Jumlah Atom Jumlah Atom
di Ruas Kiri di Ruas Kanan ∑ Ruas Kiri = ∑ Ruas Kanan
H=3 H = 2c 2c = 3, maka c = 1,5
Kita masukkan koefisien c, sehingga persamaan reaksi menjadi:
1 Al(s) + 3 HCl(aq) ⎯⎯ → 1 AlCl3(aq) + 1,5 H2(g)
Karena koefisien tidak boleh pecahan, untuk membulatkan pecahan, maka semua
koefisien dikalikan dua, sehingga persamaan reaksi menjadi:
2 Al(s) + 6 HCl(aq) ⎯⎯ → 2 AlCl3(aq) + 3 H2(g)
76 Kimia X SMA

C o n t o h 3.4
Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara besi(III) oksida dengan larutan asam
sulfat membentuk larutan besi(III) sulfat dan air.
Jawab:
Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:
Fe2O3(s) + H2SO4(aq) ⎯⎯ → Fe2(SO4)3(aq) + H2O(l)
Langkah 2 : Penyetaraan:
a. Tetapkan koefisien Fe2(SO4)3 = 1, sedangkan koefisien zat lainnya dimisalkan
dengan huruf.
a Fe2O3(s) + b H2SO4(aq) ⎯⎯ → 1 Fe2(SO4)3(aq) + c H2O(l)
b. Setarakan jumlah atom Fe dan S (O terakhir).
Jumlah Atom Jumlah Atom
di Ruas Kiri di Ruas Kanan ∑ Ruas Kiri = ∑ Ruas Kanan
Fe = 2a Fe = 2 2a = 2, maka a = 1

S =b S=3 b=3
Kita masukkan a dan b sehingga persamaan reaksi menjadi:
1 Fe2O3(s) + 3 H2SO4(aq) ⎯⎯ → 1 Fe2(SO4)3(aq) + c H2O(l)
c. Setarakan jumlah atom H.
Jumlah Atom Jumlah Atom
di Ruas Kiri di Ruas Kanan ∑ Ruas Kiri = ∑ Ruas Kanan
H=3×2=6 H = 2c 2c = 6, maka c = 3

Persamaan reaksi menjadi:


1 Fe2O3(s) + 3 H2SO4(aq) ⎯⎯
→ 1 Fe2(SO4)3(aq) + 3 H2O(l)
Karena semua senyawa sudah mempunyai koefisien, maka jumlah atom O sudah
setara.
Jumlah Atom O Jumlah Atom O
di Ruas Kiri di Ruas Kanan

3 + (3 × 4) = 15 (4 × 3) + 3 = 15

C o n t o h 3.5

Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam tembaga dengan larutan asam
nitrat encer membentuk larutan tembaga(II) nitrat, gas nitrogen oksida, dan air.
Jawab:
Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:
Cu(s) + HNO3(aq) ⎯⎯ → Cu(NO3)2(aq) + NO(g) + H2O(l)
Langkah 2 : Penyetaraan:
Kimia X SMA 77

a. Tetapkan koefisien Cu(NO3)2 = 1, sedangkan koefisien zat yang lain dimisalkan


dengan huruf.
a Cu(s) + b HNO3(aq) ⎯⎯ → 1 Cu(NO3)2(aq) + c NO(g) + d H2O(l)
b. Setarakan atom Cu, N, H, dan O.
Jumlah Atom Jumlah Atom
di Ruas Kiri di Ruas Kanan ∑ Ruas Kiri = ∑ ruas Kanan
Cu = a Cu = 1 a=1
N= b N=2+c b=2+c (1)
H= b H = 2d b = 2d (2)
O = 3b O=6+c+d 3b = 6 + c + d (3)
Substitusi persamaan (2) dalam (3):
3b = 6 + c + d
3(2d) = 6 + c + d
6d = 6 + c + d
c = 6d – d – 6
c = 5d – 6 ................................. (4)
Masukkan dalam persamaan (1):
b = 2+c
b = 2 + 5d – 6
b = 5d – 4 ................................. (5)
Persamaan (2) = (5):
b = 2d
5d – 4 = 2d
3d = 4
d = 43
Substitusikan d = 4 3 dalam persamaan (2):
b = 2d = 2 × ( 4 3 ) = 8 3
Substitusikan b = 8 3 dalam persamaan (1):
b=2+c
c = b – 2 = 83 – 2 = 83 – 63 = 23
Kita masukkan koefisen sementara dalam bentuk pecahan pada persamaan reaksi:
1 Cu(s) + 8 3 HNO3(aq) ⎯⎯ → 1 Cu(NO3)2(aq) + 2 3 NO(g) + 4 3 H2O(l)
Untuk membulatkan, semua koefisien dikalikan tiga sehingga persamaan reaksi menjadi:
3 Cu(s) + 8 HNO3(aq) ⎯⎯ → 3 Cu(NO3)2(aq) + 2 NO(g) + 4 H2O(l)
Kita cek jumlah atom di ruas kiri dan ruas kanan.
Jumlah Atom Jumlah Atom
di Ruas Kiri di Ruas Kanan

Cu = 3 Cu = 3
H =8 H=4×2=8
N =8 N = (3 × 2) + 2 = 8
O = 8 × 3 = 24 O = (3 × 2 × 3) + 2 + 4 = 24
Berarti persamaan reaksi tersebut sudah setara.
78 Kimia X SMA

Latihan 3.5

Setarakan persamaan reaksi berikut.


1. Na2O + H2O ⎯⎯ → NaOH
2. Fe + O2 ⎯⎯ → Fe2O3
3. P4 + O2 ⎯⎯
→ P2O5
4. KClO3 ⎯⎯→ KCl + O2
5. N2O3 ⎯⎯→ NO + O2
6. N2O5 + H2O ⎯⎯→ HNO3
7. Al2O3 + H2O ⎯⎯
→ Al(OH)3
8. Zn + H2SO4 ⎯⎯→ ZnSO4 + H2
9. H3PO4 + Ca(OH)2 ⎯⎯ → Ca3(PO4)2 + H2O
10. Al + HCl ⎯⎯→ AlCl3 + H2
11. Fe2O3 + HBr ⎯⎯ → FeBr3 + H2O
12. Pb(NO3)2 + NaCl ⎯⎯→ PbCl2 + NaNO3
13. K3PO3 + MgI2 ⎯⎯
→ KI + Mg3(PO3)2
14. C2H4 + O2 ⎯⎯→ CO2 + H2O
15. C3H4 + O2 ⎯⎯→ CO2 + H2O
16. C2H5OH + O2 ⎯⎯→ CO2 + H2O
17. Ag2O + NH3 ⎯⎯
→ Ag + N2 + H2O
18. Cu + HNO3 ⎯⎯→ Cu(NO3)2 + NO + H2O
19. I2 + NaOH ⎯⎯
→ NaI + NaIO3 + H2O
20. NaOH + H2SO4 ⎯⎯
→ Na2SO4 + H2O

Tugas Individu

A. Tuliskan persamaan reaksi berikut ini, kemudian setarakan!


1. Gas nitrogen bereaksi dengan gas hidrogen membentuk amonia.
2. Gas hidrogen bereaksi dengan gas oksigen membentuk air.
3. Logam aluminium bereaksi dengan gas oksigen membentuk aluminium oksida
padat.
4. Kalsium oksida padat bereaksi dengan air membentuk larutan kalsium hidroksida.
5. Larutan natrium hidroksida bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk
larutan natrium sulfat dan air.
6. Larutan asam klorida bereaksi dengan larutan magnesium hidroksida membentuk
larutan magnesium klorida dan air.
7. Butana terbakar sempurna membentuk gas karbon dioksida dan air.
Kimia X SMA 79

8. Larutan magnesium nitrat bereaksi dengan larutan natrium fosfat membentuk


larutan magnesium fosfat dan larutan natrium nitrat.
9. Logam besi bereaksi dengan larutan asam klorida membentuk larutan besi(III)
klorida dan gas hidrogen.
10. Karbon dioksida dan amonia bereaksi membentuk urea dan air.
B. Setarakan persamaan reaksi berikut!

1. C5H10(g) + O2(g) ⎯⎯→ CO2(g) + H2O(l)


2. CaCO3(s) + HCl(aq) ⎯⎯→ CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
3. NH3(g) + O2(g) ⎯⎯ → NO(g) + H2O(g)
4. Al2O3(s) + H2SO4(aq) ⎯⎯
→ Al2(SO4)3(aq) + H2O(l)
5. PI3(s) + H2O(l) ⎯⎯→ H3PO3(aq) + HI(g)
6. Na(s) + O2(g) ⎯⎯ → Na2O(s)
7. C2H6(g) + O2(g) ⎯⎯
→ CO2(g) + H2O(g)
8. NaOH(aq) + H3PO4(aq) ⎯⎯ → Na3PO4(aq) + H2O(l)
9. Zn + HCl ⎯⎯→ ZnCl2 + H2
10. Fe2(CO3)3(s) + H2O(l) ⎯⎯
→ Fe(OH)3(s) + CO2(g)

Tugas Kelompok
A. Tulislah persamaan reaksi berikut ini kemudian setarakan!
1. Logam aluminium bereaksi dengan larutan asam klorida membentuk larutan
aluminium klorida dan gas hidrogen.
2. Larutan natrium karbonat dengan larutan asam sulfat membentuk larutan natrium
sulfat, gas karbon dioksida, dan air.
3. Dinitrogen pentaoksida dengan air membentuk larutan asam nitrat.
4. Larutan amonium sulfat dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan
natrium sulfat, gas amonia, dan air
5. Difosforus pentaoksida padat dengan larutan kalium hidroksida membentuk
larutan kalium fosfat dan air.
6. Larutan timbal(II) asetat dengan larutan kalium iodida membentuk endapan
timbal(II) iodida dan larutan kalium asetat.
7. Larutan tembaga(II) sulfat dengan larutan natrium hidroksida membentuk endapan
tembaga(II) hidroksida dan larutan natrium sulfat.
8. Gas karbon dioksida dengan larutan kalium hidroksida membentuk larutan kalium
karbonat dan air.
9. Gas asetilena terbakar sempurna membentuk gas karbon dioksida dan air.
10. Gas klorin bereaksi dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan natrium
klorida, larutan natrium hipoklorit, dan air.
80 Kimia X SMA

B. Setarakan persamaan reaksi berikut!


1. Cr2O3(aq) + Al(s) ⎯⎯ → Al2O3(aq) + Cr(s)
2. Cu(s) + H2SO4(aq) ⎯⎯ → CuSO4(aq) + SO2(g) + H2O(l)
3. Mg(OH)2(aq) + HCl(aq) ⎯⎯ → MgCl2(aq) + H2O(l)
4. (NH4)2SO4(aq) + KOH(aq) ⎯⎯ → K2SO4(aq) + NH3(g) + H2O(l)
5. K2Cr2O7(aq) + HCl(aq) ⎯⎯ → KCl(aq) + CrCl3(aq) + Cl2(g) + H2O(l)
6. Ca3(PO4)2(s) + SiO2(s) + C(s) ⎯⎯→ CaSiO3(s) + CO(g) + P4(s)
7. HgS(s) + HNO3(aq) + HCl(aq) ⎯⎯ → HgCl2(aq) + NO(g) + H2O(l) + S(s)
8. Zn(s) + HNO3(aq) ⎯⎯ → Zn(NO3)2(aq) + NH4NO3(s) + H2O(l)
9. Cu(s) + HNO3(aq) ⎯⎯ → Cu(NO3)2(aq) + NO2(g) + H2O(l)
10. MnO2(s) + HCl(aq) ⎯⎯ → MnCl2(aq) + Cl2(g) + H2O(l)

3.3 Hukum-hukum Dasar Kimia

A. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)


Perhatikan reaksi pembakaran kertas. Sepintas lalu dapat kita lihat bahwa
massa abu hasil pembakaran lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar.
Apakah pembakaran kertas disertai pengurangan massa?
Antoine Laurent Lavoisier telah menyelidiki massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi, kemudian
menimbang hasil reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama. Lavoisier menyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum
yang disebut hukum kekekalan massa: “Dalam sistem tertutup, massa zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah sama“.
Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari umumnya
berlangsung dalam wadah terbuka. Jika hasil reaksi ada yang berupa gas (seperti
pada pembakaran kertas), maka massa zat yang tertinggal menjadi lebih kecil
daripada massa semula. Sebaliknya, jika reaksi mengikat sesuatu dari
lingkungannya (misalnya oksigen), maka hasil reaksi akan lebih
besar daripada massa semula. Misalnya, reaksi perkaratan besi
(besi mengikat oksigen dari udara) sebagai berikut.
Besi yang mempunyai massa tertentu akan bereaksi dengan
sejumlah oksigen di udara membentuk senyawa baru besi oksida
(Fe2O3(s)) yang massanya sama dengan massa besi dan oksigen
mula-mula.
Fe(s) + O2(g) ⎯⎯
→ Fe2O3(s)
Gambar 3.2 Antoine Laurent Lavoisier (1743 – 1794) dari
Perancis. Dia adalah “Bapak Kimia Modern”. Dia menekankan
pentingnya pengamatan kuantitatif dalam eksperimen.
Sumber: Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005.
Kimia X SMA 81

Tugas Kelompok

I. Judul
Hukum Dasar Kimia (Hukum Lavoisier)
II. Kompetensi Dasar
Menemukan hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan dan mengkomunikasikan
berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan.
III. Alat dan Bahan
No. Nama Alat Jumlah No. Nama Bahan Jumlah
1. Tabung Y 1 buah 1. Pb(NO3)2 1 M 2 mL
2. Timbangan 1 buah 2. KI 1 M 2 mL
3. Pipet Tetes 2 buah
4. Sumbat 1 buah
5. Gelas Ukur 1 buah

IV. Prosedur Percobaan


1. Satu kaki tabung Y diisi dengan 2 mL larutan timbal(II) nitrat, sedangkan kaki
tabung yang lain diisi dengan 2 mL larutan kalium iodida. Kemudian tutup dengan
sumbat dan ditimbang.
Gabus penutup
Sesudah dicampur
Sebelum dicampur
Pb(NO3)2 KI

PbI2 + KNO3

2. Setelah itu kedua macam larutan dicampurkan dalam tabung Y yang dimiringkan.
Catat perubahan yang terjadi. Kemudian timbang kembali tabung Y bersama
isinya.

V. Data Percobaan
Massa Sebelum Reaksi Massa Sesudah Reaksi

VI. Pertanyaan
1. Apakah massa sebelum dan sesudah reaksi sama?
2. Apakah kesimpulan Anda berdasarkan massa zat-zat sebelum dan sesudah
reaksi?
3. Bagaimana bunyi hukum Lavoisier berdasarkan percobaan di atas?
82 Kimia X SMA

B . Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)


Pada tahun 1799, Joseph Louis Proust menemukan satu sifat penting
dari senyawa, yang disebut hukum perbandingan tetap. Berdasarkan
penelitian terhadap berbagai senyawa yang dilakukannya, Proust menyimpulkan
bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam satu senyawa adalah tertentu
dan tetap.“
Senyawa yang sama meskipun berasal dari daerah berbeda atau dibuat
dengan cara yang berbeda ternyata mempunyai komposisi yang sama.
Contohnya, hasil analisis terhadap garam natrium klorida dari berbagai daerah
sebagai berikut.
Tabel 3.4 Hasil Analisis terhadap Garam dari Berbagai Daerah
Asal Massa Garam Massa Natrium Massa Klorida Massa Na : Cl
Indramayu 2 gram 0,786 gram 1,214 gram 1 : 1,54
Madura 1,5 gram 0,59 gram 0,91 gram 1 : 1,54
Impor 2,5 gram 0,983 gram 1,517 gram 1 : 1,54
Sebagaimana ditunjukkan dalam perhitungan di atas, bahwa perbandingan
massa Na terhadap Cl ternyata tetap, yaitu 1 : 1,54. Jadi,
senyawa tersebut memenuhi hukum Proust.

Gambar 3.3 Joseph Louis Proust (1754 –


1826) adalah seorang ahli kimia Perancis. Ia
mendalami analisis kimia dan menjadi
terkenal setelah merumuskan hukum
perbandingan tetap untuk senyawa. Sumber:
Chemistry, The Molecular Nature of Matter
& Change, Martin S. Silberberg, 2000.

Contoh menentukan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa


sebagai berikut.
Tabel 3.5 menunjukkan data hasil percobaan reaksi besi dengan belerang
membentuk senyawa besi sulfida (FeS).
Tabel 3.5 Perbandingan Massa Besi dan Belerang pada Senyawa FeS

Massa Besi (Fe) Massa Belerang (S) Massa FeS Perbandingan Massa
No.
yang Direaksikan yang Direaksikan yang Terbentuk Fe dan S pada FeS
1. 0,42 gram 0,24 gram 0,66 gram 7:4
2. 0,49 gram 0,28 gram 0,77 gram 7:4
3. 0,56 gram 0,32 gram 0,88 gram 7:4
4. 0,71 gram 0,40 gram 1,11 gram 7:4
Berdasarkan data tersebut ternyata perbandingan massa besi dan belerang
pada senyawa besi sulfida (FeS) selalu tetap, yaitu 7 : 4.
Kimia X SMA 83

Data reaksi antara hidrogen dan oksigen membentuk air, jika diketahui
perbandingan massa H : O membentuk air adalah 1 : 8 sebagai berikut.
Tabel 3.6 Data Reaksi antara Hidrogen dan Oksigen Membentuk Air
Massa Hidrogen Massa Oksigen Massa Air yang Massa Pereaksi
No.
yang Direaksikan yang Direaksikan Terbentuk yang Tersisa
1. 1 gram 8 gram 9 gram -
2. 2 gram 16 gram 18 gram -
3. 1 gram 9 gram 9 gram 1 gram oksigen
4. 5 gram 24 gram 27 gram 2 gram hidrogen
5. 10 gram 10 gram 11,25 gram 8,75 gram hidrogen

C o n t o h 3.6

Diketahui perbandingan massa kalsium dan oksigen dalam membentuk senyawa kalsium
oksida adalah 5 : 2. Bila direaksikan 10 gram kalsium dan 12 gram oksigen, tentukan
massa kalsium oksida (CaO) yang terbentuk dan sisa pereaksi!
Jawab:
Langkah- Massa CaO Massa Sisa
Massa Kalsium Massa Oksigen
langkah yang Terbentuk Pereaksi
Mula-mula 10 gram 12 gram – –
10 12
Perbandingan =2* =6
5 2
massa (pilih angka kecil)
Bereaksi 2 × 5 = 10 gram 2 × 2 = 4 gram 10 + 4 = 14 gram
Sisa 10 – 10 = 0 gram 12 – 4 = 8 gram 8 gram oksigen

Latihan 3.6
Selesaikan soal-soal berikut seperti contoh!
1. Perbandingan massa karbon (C) terhadap oksigen (O) dalam senyawa karbon dioksida
(CO2) adalah 3 : 8. Berapa gram massa karbon dioksida yang terbentuk dan sisa
pereaksi, jika direaksikan:
a. 6 gram karbon dengan 16 gram oksigen
b. 6 gram karbon dengan 8 gram oksigen
c. 3 gram karbon dengan 10 gram oksigen
d. 12 gram karbon dengan 24 gram oksigen
2. Perbandingan massa Fe : S dalam senyawa FeS adalah 7 : 4. Berapakah massa FeS
yang terbentuk dan massa sisa pereaksi, jika direaksikan 35 gram besi dan 16 gram
belerang?
3. Jika direaksikan 1 gram zat X dengan 3 gram zat Y sehingga terbentuk 2,33 gram
senyawa XY, berapakah perbandingan massa unsur X : Y dalam senyawa XY tersebut!
84 Kimia X SMA

4. Logam natrium jika direaksikan dengan gas oksigen akan membentuk natrium oksida
(Na2O). Data beberapa percobaannya sebagai berikut.

Massa Senyawa Massa Natrium Massa Oksigen


Sampel
(gram) (gram) (gram)
A 1,020 0,757 0,263
B 1,548 1,149 0,399
C 1,382 1,025 0,357

a. Tentukan perbandingan massa natrium dengan massa oksigen pada setiap sampel!
c. Apakah data tersebut sesuai dengan hukum perbandingan tetap? Jelaskan!
d. Tuliskan reaksi pada percobaan tersebut!
5. Diketahui perbandingan massa tembaga dan oksigen dalam senyawa CuO adalah
4 : 1. Tentukan massa CuO yang terbentuk dan sisa pereaksi, jika direaksikan:
a. 8 gram tembaga dengan 2 gram oksigen
b. 12 gram tembaga dengan 3 gram oksigen
c. 20 gram tembaga dengan 10 gram oksigen
d. 32 gram tembaga dengan 5 gram oksigen
6. Tabel berikut menunjukkan hasil eksperimen reaksi pembentukan magnesium oksida
(MgO).
Percobaan Massa Mg (gram) Massa O (gram) Massa MgO (gram)
1 0,72 0,48 ?
2 ? ? 2,8
3 ? 1,5 3,75
a. Salin dan lengkapilah massa magnesium, massa oksigen, dan massa magnesium
oksida (MgO) dalam tabel tersebut!
b. Tentukan perbandingan massa magnesium dengan massa oksigen dalam MgO!

Tugas Kelompok 1
I. Judul: Hukum Dasar Kimia (Hukum Proust)
II. Kompetensi Dasar
Menemukan hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan dan mengkomunikasikan
berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan.
III. Alat dan Bahan
No. Nama Alat Jumlah No. Nama Bahan Jumlah
1. Tabung reaksi 5 buah 1. Tembaga 5 buah
2. Penggaris 1 buah 2. Belerang 15 spatula
3. Bunsen 1 buah
4. Penjepit 1 buah
5. Rak tabung reaksi 1 buah
6. Neraca/timbangan 1 buah
Kimia X SMA 85

IV. Prosedur Percobaan


1. Timbanglah 1 spatula belerang, catat massanya.
2. Timbanglah satu lempeng tembaga (6 cm × 0,8 cm).
3. Masukkan 1 spatula belerang dan satu lempeng tembaga (6 cm × 0,8 cm) ke
dalam tabung reaksi kering secara terpisah.
4. Panaskan lempeng tembaga, kemudian tegakkan tabung reaksi sehingga lempeng
tembaga jatuh ke serbuk belerang.
5. Lanjutkan pemanasan sampai tembaga berpijar dan belerang habis bereaksi.
6. Ukur panjang tembaga yang bereaksi dan panjang tembaga sisa hasil reaksi.
7. Timbanglah dan catat massa tembaga sisa.
8. Hitunglah massa tembaga yang bereaksi.
9. Ulangi percobaan di atas mulai nomor 1 dengan menggunakan serbuk belerang
sebanyak 2, 3, 4, 5 kali jumlah semula.
10. Buatlah grafik hubungan antara panjang tembaga yang beraksi terhadap jumlah
belerang yang digunakan.
V. Data Percobaan

Jumlah Takaran Belerang 1 2 3 4 5


Massa belerang
Panjang tembaga mula-mula (mm)
Panjang tembaga sisa (mm)
Panjang tembaga yang bereaksi (mm)
Massa tembaga mula-mula
Massa tembaga sisa
Massa tembaga yang bereaksi

VI. Pertanyaan
1. Bagaimana hubungan antara panjang lempeng tembaga yang bereaksi dengan
jumlah belerang yang digunakan?
2. Bagaimana hubungan antara massa tembaga dan massa belerang yang bereaksi?
3. Jelaskan pendapat Anda berdasarkan hukum Proust!

Tugas Kelompok 2

Membuktikan Hukum Perbandingan Tetap

1. Siapkan cawan petri dan tutupnya. Timbang dan catat massanya dalam kolom m1
pada tabel di bawah.
2. Siapkan tiga pita magnesium (Mg) dengan ukuran berbeda.
3. Ambil satu pita Mg dan letakkan dalam wadah cawan petri. Timbang dan catatlah
dalam kolom m2.
86 Kimia X SMA

4. Panaskan wadah tersebut. Selama pemanasan, gunakan penjepit untuk membuka tutup
wadah sedikit dari waktu ke waktu agar oksigen di udara dapat masuk. Usahakan
asap putih yang terbentuk tidak keluar dari wadah.
5. Setelah pemanasan selesai, timbang dan catatlah massa cawan petri dan isinya dalam
kolom m3.
6. Ulangi percobaan dengan kedua pita Mg lainnya.
Massa Massa Massa Massa Massa Massa
Wadah + Sebelum Setelah Magnesium Oksigen Magnesium
Percobaan Tutup Pemanasan Pemanasan yang yang Oksida yang
Direaksikan Direaksikan Terbentuk
m1 m2 m3 (m2 – m1) (m3– m2) (m3– m1)
1
2
3

Berdasarkan hasil eksperimen di atas, tentukan perbandingan massa magnesium dengan


massa oksigen yang bereaksi. Apa yang dapat Anda simpulkan dari eksperimen ini
berkaitan dengan hukum perbandingan tetap?

C. Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)


Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-
unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Salah seorang di
antaranya adalah John Dalton (1766 – 1844). Dalton mengamati adanya suatu
keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa. Untuk memahami hal ini, perhatikan tabel hasil percobaan reaksi
antara nitrogen dengan oksigen berikut.
Tabel 3.7 Reaksi antara Nitrogen dengan Oksigen

Massa Nitrogen Massa Oksigen Massa Senyawa


Jenis Senyawa
yang Direaksikan yang Direaksikan yang Terbentuk
Nitrogen monoksida 0,875 gram 1,00 gram 1,875 gram
Nitrogen dioksida 1,75 gram 1,00 gram 2,75 gram

Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa nitrogen


dalam senyawa nitrogen dioksida dan senyawa nitrogen monoksida merupakan
bilangan bulat dan sederhana.
Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen dioksida 1,75 gram 2
= =
Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen monoksida 0,87 gram 1
Kimia X SMA 87

Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton me-


rumuskan hukum kelipatan perbandingan
(hukum Dalton) yang berbunyi:
“Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih
dari satu senyawa, dan jika massa-massa salah satu
unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama,
sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda,
maka perbandingan massa unsur lainnya dalam
Gambar 3.4 John Dalton
senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan (1766 – 1844) adalah ilmuwan
bulat dan sederhana. “ Inggris. Sumber: Microsoft ®
Encarta ® Reference Library
2005

Latihan 3.7

1. Belerang dan oksigen bereaksi membentuk dua jenis senyawa. Kadar belerang dalam
senyawa I dan II berturut-turut adalah 50% dan 40%. Apakah hukum Dalton berlaku
untuk senyawa tersebut?
2. Fosfor dan oksigen membentuk dua macam senyawa. Dalam 55 gram senyawa I
terdapat 31 gram fosforus, sedangkan 71 gram senyawa II mengandung 40 gram
oksigen. Tunjukkan bahwa kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton!
3. Nitrogen dan oksigen membentuk berbagai macam senyawa. Tiga di antaranya
mengandung nitrogen masing-masing 25,93%, 30,43%, dan 36,84%. Tunjukkan bahwa
ketiga senyawa itu memenuhi hukum Dalton!

D. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)


Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa gas hidrogen dapat
bereaksi dengan gas oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas hidrogen
dan oksigen dalam reaksi tersebut adalah tetap, yaitu 2 : 1. Pada tahun 1808,
Joseph Louis Gay Lussac melakukan percobaan serupa dengan
menggunakan berbagai macam gas. Ia menemukan bahwa perbandingan vo-
lume gas-gas dalam reaksi selalu merupakan bilangan bulat sederhana.
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen → 2 volume uap air
1 volume gas nitrogen + 3 volume gas hidrogen → 2 volume gas
amonia
1 volume gas hidrogen + 1 volume gas klorin → 2 volume gas
hidrogen klorida
88 Kimia X SMA

Percobaan-percobaan Gay Lussac tersebut dapat kita nyatakan dalam per-


samaan reaksi sebagai berikut.

2 H2(g) + O2(g) ⎯⎯
→ 2 H2O(l)
N2(g) + 3 H2(g) ⎯⎯
→ 2 NH3(g)
H2(g) + Cl2(g) ⎯⎯
→ 2 HCl(g)

Dari percobaan ini, Gay Lussac merumuskan


hukum perbandingan volume (hukum Gay
Lussac):
“Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-
gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi
berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.“
Hukum perbandingan volume dari Gay
Lussac dapat kita nyatakan sebagai berikut.
“Perbandingan volume gas-gas sesuai dengan
koefisien masing-masing gas.”
Gambar 3.5. Joseph Louis Gay
Untuk dua buah gas (misalnya gas A dan gas B) Lussac (1778 – 1850) dari
Perancis hidup pada masa revolusi
yang tercantum dalam satu persamaan reaksi, Perancis sekaligus masa revolusi
berlaku hubungan: ilmu kimia. Sumber: Microsoft ®
Encarta ® Reference Library
2005

Volume A koefisien A
=
Volume B koefisien B

koefisien A
Volume A = koefisien B × volume B

C o n t o h 3.7

1. Tiga liter gas propana (C3H8) dibakar sempurna dengan gas oksigen membentuk gas
karbon dioksida dan air, sesuai persamaan reaksi berikut.
C3H8(g) + 5 O2(g) ⎯⎯ → 3 CO2(g) + 4 H2O(l)
a. Berapa liter gas oksigen yang diperlukan?
b. Berapa liter gas karbon dioksida yang terbentuk?
c. Berapa liter air yang terbentuk?
Kimia X SMA 89

Jawab:
C3H8(g) + 5 O2(g) ⎯⎯
→ 3 CO2(g) + 4 H2O(l)
Volume O2 koefisien O 2
a.
Volume C3 H8 = koefisien C3 H8
koefisien O 2
Volume O2 = koefisien C3 H8 × volume C3H8
5
= × 3 liter = 15 liter
1
Volume CO2 koefisien CO 2
b. Volume C H = koefisien C3 H8
3 8

koefisien CO 2
Volume CO2 = koefisien C3 H8 × volume C3H8
3
= × 3 liter = 9 liter
1
Volume H 2 O koefisien H 2 O
c.
Volume C3 H8 = koefisien C3 H8
koefisien H 2 O
Volume H2O = koefisien C3 H8 × volume C3H8
4
= × 3 liter = 12 liter
1
2. Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi menjadi
10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut!
Jawab:
Perbandingan koefisien = perbandingan volume
Koefisien N2 : O2 : NaOb = 10 : 15 : 10 = 2 : 3 : 2
2 N2 + 3 O2 ⎯⎯ → 2 N aO b
Karena jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan sama, maka harga a dan b dapat
dicari sebagai berikut.
Jumlah atom N kiri= Jumlah atom N kanan
2 × 2 = 2a
4 = 2a
a = 2
Jumlah atom O kiri= Jumlah atom O kanan
3 × 2 = 2b
6 = 2b
b =3
Jadi, rumus kimia senyawa tersebut adalah N2O3.
90 Kimia X SMA

Latihan 3.8

1. Lima liter gas asetilena dibakar sempurna sesuai persamaan reaksi berikut.
2 C2H2(g) + 5 O2(g) ⎯⎯
→ 4 CO2(g) + 2 H2O(g)
Pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan:
a. volume gas oksigen yang diperlukan
b. volume gas karbon dioksida yang dihasilkan
c. volume air yang dihasilkan
2. Sepuluh liter gas hidrogen bromida terurai sebagai berikut.
2 HBr(g) ⎯⎯ → H2(g) + Br2(g)
Pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan volume gas hidrogen dan volume gas
bromin yang dihasilkan!
3. Lima liter gas N2O5 terurai sesuai reaksi berikut.
2 N2O5(g) ⎯⎯
→ 2 N2(g) + 5 O2(g)
Pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan volume gas nitrogen dan volume gas
oksigen yang terbentuk!

E. Hipotesis Avogadro
Mengapa perbandingan volume gas-gas
dalam suatu reaksi merupakan bilangan
sederhana? Banyak ahli termasuk Dalton dan
Gay Lussac gagal menjelaskan hukum
perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay
Lussac. Ketidakmampuan Dalton karena ia
menganggap partikel unsur selalu berupa atom
tunggal (monoatomik). Pada tahun 1811,
Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan
Gay Lussac. Menurut Avogadro, partikel unsur
tidak selalu berupa atom tunggal (monoatomik),
Gambar 3.6 Amedeo Avogadro
tetapi berupa 2 atom (diatomik) atau lebih (1776–1857) berasal dari Italia.
(poliatomik). Avogadro menyebutkan partikel Sumber: Microsoft ® Encarta ®
tersebut sebagai molekul. Reference Library 2005.

Gay Lussac:
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen ⎯⎯
→ 2 volume uap air
Avogadro:
2 molekul gas hidrogen + 1 molekul gas oksigen ⎯⎯
→ 2 molekul uap air
Kimia X SMA 91

Dari sini Avogadro mengajukan hipotesisnya yang dikenal hipotesis Avogadro


yang berbunyi:
“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama
akan mengandung jumlah molekul yang sama pula.”
Jadi, perbandingan volume gas-gas itu juga merupakan perbandingan jumlah
molekul yang terlibat dalam reaksi. Dengan kata lain perbandingan volume
gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien reaksinya (Martin S. Silberberg,
2000). Marilah kita lihat bagaimana hipotesis Avogadro dapat menjelaskan
hukum perbandingan volume dan sekaligus dapat menentukan rumus molekul
berbagai unsur dan senyawa.

C o n t o h 3.8

1. Reaksi antara gas hidrogen dengan gas klorin membentuk gas hidrogen klorida. Menurut
percobaan, perbandingan volume gas hidrogen : klorin : hidrogen klorida adalah 1 : 1 :
2. Berarti perbandingan jumlah molekul hidrogen : klorin : hidrogen klorida yang terlibat
dalam reaksi adalah 1 : 1 : 2. Jika dimisalkan rumus molekul gas hidrogen adalah Hx,
klorin Cly, dan hidrogen klorida HaClb (x, y, a, b harus bilangan bulat), maka persamaan
reaksinya dapat ditulis:
1 Hx(g) + 1 Cly(g) ⎯⎯
→ 2 HaClb(g)
Nilai paling sederhana untuk x dan y yang membuat persamaan tersebut setara adalah
x = 2 dan y = 2 (tidak mungkin nilai x = 1 dan y = 1 sebab jika x = 1 dan y = 1, maka
nilai a dan b merupakan pecahan, yaitu 0,5).
Untuk x = 2 maka nilai a = 1 dan untuk y = 2 maka nilai b = 1.
Jadi, rumus molekul hidrogen adalah H2, klorin adalah Cl2, dan hidrogen klorida adalah
HCl.
Persamaan reaksi di atas menjadi:
H2(g) + Cl2(g) ⎯⎯
→ 2 HCl(g)

2. Reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk uap air. Menurut pecobaan,
perbandingan volume gas hidrogen : oksigen : uap air adalah 2 : 1 : 2. Berarti
perbandingan jumlah molekul gas hidrogen : oksigen : uap air yang terlibat dalam
reaksi adalah 2 : 1 : 2. Misalkan rumus gas hidrogen adalah Hx, oksigen Oy, dan air
HaOb, maka persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.

2 Hx(g) + 1 Oy(g) ⎯⎯
→ 2 HaOb(g)

Dengan rumus molekul hidrogen H2 (x = 2) maka nilai a = 2. Nilai paling sederhana


untuk y adalah 2, dengan demikian b = 1. Jadi rumus molekul hidrogen adalah H2 dan
oksigen O2, sehingga rumus molekul air adalah H2O.
92 Kimia X SMA

C o n t o h 3.9

Menentukan Rumus Molekul Senyawa Gas


1. Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2) membentuk
2 liter gas NaOb, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama. Tentukan
rumus molekul gas tersebut!
Jawab:
Karena perbandingan volume gas merupakan koefisien reaksi, maka persamaan
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
2 N2(g) + 3 O2(g) ⎯⎯ → 2 NaOb(g)
Jumlah atom ruas kiri = jumlah atom ruas kanan

Jumlah Atom Jumlah Atom


di Ruas Kiri di Ruas Kanan ∑ Ruas Kiri = ∑ Ruas Kanan
N=2×2=4 N = 2a 4 = 2a maka a = 2
O=3×2=6 O = 2b 6 = 2b maka b = 3

Jadi, rumus molekul gas NaOb = N2O3.

2. Suatu senyawa hidrokarbon (CxHy) yang berwujud gas terbakar menurut reaksi:
CxHy(g) + O2(g) ⎯⎯ → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
Dari percobaan diketahui bahwa untuk membakar 2 liter gas CxHy (T, P) diperlukan 5
liter gas oksigen (T, P) dan dihasilkan 4 liter gas karbon dioksida (T, P). Tentukan
rumus molekul hidrokarbon tersebut!
Jawab:
Karena perbandingan volume merupakan koefisien reaksi, maka persamaan reaksinya
menjadi:

2 CxHy(g) + 5 O2(g) ⎯⎯
→ 4 CO2(g) + …. H2O(g) (belum setara)
Untuk kesetaraan atom oksigen, maka koefisien H2O adalah 2 (10 – 8), dengan demikian
persamaan reaksi setara menjadi:
2 CxHy(g) + 5 O2(g) ⎯⎯ → 4 CO2(g) + 2 H2O(g)
Untuk kesetaraan atom C dan H sebagai berikut.

Jumlah Atom Jumlah Atom


di Ruas Kiri di Ruas Kanan ∑ Ruas Kiri = ∑ Ruas Kanan
C = 2x C=4 2x = 4 maka x = 2
H = 2y H=2×2=4 2y = 4 maka y = 2
Jadi, rumus molekul hidrokarbon tersebut adalah C2H2.
Kimia X SMA 93

Latihan 3.9

1. Satu liter (T, P) gas fosfor (P4) bereaksi dengan 5 liter (T, P) gas oksigen (O2)
membentuk 2 liter gas PaOb . Tentukan rumus molekul gas PaOb!
2. Dua liter (T, P) gas nitrogen bereaksi dengan 4 liter (T, P) gas oksigen membentuk 4
liter gas X. Tentukan rumus molekul gas X tersebut!
3. Pada penguraian sempurna 10 liter (T, P) suatu oksida nitrogen (NaOb) yang berupa
gas dihasilkan 20 liter (T, P) gas nitrogen dioksida dan 5 liter (T, P) gas oksigen.
Tentukan rumus molekul NaOb!
4. Pada pembakaran sempurna 5 liter (T, P) gas CxHy diperlukan 15 liter (T, P) gas
oksigen dan dihasilkan 10 liter (T, P) gas karbon dioksida sesuai persamaan reaksi
berikut.
CxHy(g) + O2(g) ⎯⎯
→ CO2(g) + H2O(l) (belum setara)
Tentukan rumus molekul CxHy tersebut!

C o n t o h 3.10

1. Menentukan Volume Gas Lain Jika Volume Salah Satu Gas Diketahui
Lima liter gas butana (C4H10) dibakar sempurna menurut reaksi:
C4H10(g) + O2(g) ⎯⎯
→ CO2(g) + H2O(l) (belum setara)
Hitunglah volume oksigen yang dibutuhkan dan volume gas karbon dioksida yang
terbentuk!
Jawab:
2 C4H10(g) + 13 O2(g) ⎯⎯
→ 8 CO2(g) + 10 H2O(l)

koefisien O 2
Volume oksigen =
koefisien C4 H10 × volume C4H10

13
= × 5 liter = 32,5 liter
2
koefisien CO 2
Volume karbon dioksida = koefisien C H × volume C4H10
4 10

8
= × 5 liter = 20 liter
2
2. Volume Gas dalam Campuran
Pada pembakaran sempurna 5 liter (T, P) campuran CH4 dan C2H6 dihasilkan 7 liter
(T, P) karbon dioksida. Tentukan volume masing-masing gas dalam campuran itu!
94 Kimia X SMA

Jawab:
Persamaan reaksi pembakaran CH4 dan C2H6 tersebut adalah:
CH4(g) + 2 O2(g) ⎯⎯
→ CO2(g) + 2 H2O(l)

2 C2H6 + 7 O2(g) ⎯⎯
→ 4 CO2(g) + 6 H2O(l)
Misal: volume C2H6 = A liter
volume CH4 = (5 – A) liter
(1) CH4(g) + 2 O2(g) ⎯⎯
→ CO 2(g) + 2 H2O(l)
(5 – A) liter (5 – A) liter

(2) 2 C2H6(g) + 7 O2(g) ⎯⎯


→ 4 CO2(g) + 6 H2O(l)
4
A liter × A liter
2
= 2A liter
Dari persamaan (1) dan (2), maka volume CO2 total = CO2(1) + CO2(2)
7= (5 – A) + 2A
7–5= A
A= 2
Jadi, volume C2H6 = A liter = 2 liter
volume CH4 = 5 – A = 5 – 2 = 3 liter

Latihan 3.10

1. Gas belerang dioksida dibuat dengan reaksi antara gas belerang dan gas oksigen menurut
persamaan reaksi:
S(g) + O2(g) ⎯⎯ → SO2(g)
Berapa volume gas belerang (T, P) dan gas oksigen (T, P) yang diperlukan untuk
membuat 50 liter gas belerang dioksida (T, P)?
2. Pada pembakaran 5 liter (T, P) alkohol menurut reaksi:
C2H5OH(g) + O2(g) ⎯⎯ → CO2(g) + H2O(l)
tentukan volume oksigen (T, P) dan volume gas karbon dioksida (T, P)!
3. Pada pembakaran sempurna 10 liter (T, P) campuran CH4 dan C2H4 sesuai reaksi:
CH4(g) + 2 O2(g) ⎯⎯
→ CO2(g) + 2 H2O(l)

C2H4(g) + 3 O2(g) ⎯⎯ → 2 CO2(g) + 2 H2O(l)


tentukan susunan volume dalam campuran tersebut!
Kimia X SMA 95

Latihan 3.11

1. Untuk membuat 36 gram tembaga sulfida dengan perbandingan massa Fe : S = 7 : 4,


tentukan massa besi dan belerang yang dibutuhkan!
2. Perbandingan massa karbon dengan massa oksigen dalam CO2 adalah 3 : 4. Berapa-
kah massa masing-masing unsur yang terdapat dalam 28 gram gas karbon dioksida?
3. Pada reaksi:
PCl3(g) + Cl2(g) ⎯⎯
→ PCl5(g)
tentukan perbandingan volume PCl3 : Cl2 : PCl5!
4. Bila dua unsur, S dan O, dapat membentuk dua senyawa, yaitu SO2 dan SO3,
bagaimanakah perbandingan massa unsur S dan O pada senyawa pertama dan senyawa
kedua? (Ar S = 32 dan O = 16).
5. Berikut adalah hasil percobaan reaksi antara tembaga (Cu) dengan belerang (S)
menghasilkan tembaga sulfida.

No. Massa Cu (gram) Massa S (gram) Massa CuS (gram)


1. 0,24 0,12 0,36
2. 0,30 0,15 0,45
3. 0,40 0,20 0,60
4. 0,50 0,25 0,75

Berdasarkan data hasil percobaan tersebut, berapakah perbandingan massa tembaga


dan belerang dalam senyawa CuS?
6. Dua liter suatu gas hidrokarbon (CxHy) dibakar sempurna memerlukan 6 liter gas ok-
sigen dan menghasilkan 4 liter gas karbon dioksida dan uap air. Tuliskan persamaan
reaksi dan tentukan rumus kimia gas hidrokarbon tersebut!
7. Pada suhu dan tekanan tertentu, 5 liter gas CO2 mengandung 6,02 × 1023 molekul.
Pada suhu dan tekanan yang sama, berapakah volume dari 3,01 × 1024 molekul gas
NH 3 ?
8. Delapan liter campuran gas metana (CH4) dan propana (C3H8)yang dibakar me-
merlukan 25 liter gas oksigen. Berapakah volume masing-masing gas?
9. Sepuluh liter gas NxOy terurai 10 liter gas NO dan 5 liter O2. Tentukan rumus kimia
gas tersebut!
10.Diketahui reaksi:
C2H4 + 3 O2 ⎯⎯ → 2 CO2 + 2 H2O
Bila udara mengandung 20% oksigen, berapa liter udara yang diperlukan untuk
membakar 2 liter C2H4?
11. Berapa liter uap air yang terbentuk dari 4 liter gas H2 dan 2 liter gas O2? Tuliskan
persamaan reaksinya!
96 Kimia X SMA

12.Pada suhu dan tekanan tertentu, gas etanol (C2H5OH) dibakar sempurna dengan 60
liter udara yang mengandung 20% oksigen, menurut persamaan reaksi:
C2H5OH + 3 O2 ⎯⎯
→ 2 CO2 + 3 H2O
Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan:
a. volume etanol yang dibakar
b. volume gas karbon dioksida yang dihasilkan
13.Satu liter campuran gas mengandung 60% gas metana (CH4) dan 40% gas etana
(C2H6). Tuliskan persamaan reaksinya dan tentukan volume gas oksigen yang
diperlukan!
14.Pada suhu dan tekanan tertentu, 10 mL gas nitrogen mengandung 1,204 × 1021 molekul,
bereaksi dengan hidrogen sebagai berikut.
N2(g) + 3 H2(g) ⎯⎯ → 2 NH3(g)
Pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan:
a. volume hidrogen dan volume amonia (NH3)
b. jumlah molekul hidrogen dan amonia
15.Suatu hidrokarbon (CxHy) dibakar sempurna dengan oksigen menghasilkan gas CO2
dan uap air dengan volume yang sama. Tentukan perbandingan x dengan y!

Latihan 3.12

1. Bagaimana bunyi hukum Gay Lussac dan hipotesis Avogadro? Sebutkan manfaat dari
masing-masing hukum tersebut!
2. Dalam 1 liter gas oksigen (T, P) terdapat 2,3 × 1022 molekul oksigen. Pada suhu dan
tekanan yang sama, tentukan:
a. jumlah molekul 5 liter gas amonia
b. jumlah atom dalam 10 liter gas neon
c. jumlah molekul dalam 2 liter gas hidrogen
3. Pada suhu dan tekanan tertentu, satu liter gas nitrogen mengandung Q partikel. Pada
suhu dan tekanan yang sama, tentukan jumlah partikel 7 liter gas amonia!
4. Satu liter (T, P) gas fosfor (P4) direaksikan dengan 6 liter (T, P) gas klorin (Cl2)
membentuk 4 liter gas PxCly. Tentukan rumus molekul gas PxCly tersebut!
5. Suatu bahan bakar gas terdiri dari 80% volume metana (CH4) dan sisanya etana
(C2H6). Hitunglah volume oksigen (T, P) yang diperlukan untuk membakar sempurna
1 liter (T, P) bahan bakar tersebut!
6. Berapa liter udara (T, P) yang diperlukan untuk membakar sempurna 5 liter C2H6, bila
diketahui kadar oksigen di udara adalah 20%? Persamaan reaksinya sebagai berikut.
C2H6(g) + O2(g) ⎯⎯
→ CO2(g) + H2O(l) (belum setara)
Kimia X SMA 97

7. Pada pembakaran sempurna 10 liter (T, P) campuran metana (CH4) dan etana (C2H6)
dihasilkan 13 liter karbon dioksida (T, P). Persamaan reaksinya adalah:
CH4(g) + 2 O2(g) ⎯⎯ → CO2(g) + 2 H2O(l)

2 C2H6(g) + 7 O2(g) ⎯⎯
→ 4 CO2(g) + 6 H2O(l)
Hitunglah:
a. komposisi masing-masing gas dalam campuran
b. volume oksigen yang dibutuhkan
8. Pada pembakaran sempurna 5 liter gas yang merupakan campuran metana (CH4) dan
asetilena (C2H2) dipElektrolit erlukan 11 liter (T, P) gas oksigen. Persamaan reaksinya
adalah:
CH4(g) + 2 O2(g) ⎯⎯ → CO2(g) + 2 H2O(l)
2 C2H2(g) + 5 O2(g) ⎯⎯
→ 4 CO2(g) + 2 H2O(l)
Hitunglah volume masing-masing gas dalam campuran!

3.4 Konsep Mol


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan satuan untuk me-
nyebutkan bilangan yang besar untuk mempermudah perhitungan. Sebagai contoh
satuan lusin digunakan untuk menyebutkan
benda yang jumlahnya 12 buah.
1 lusin = 12 buah
2 lusin = 2 × 12 = 24 buah
Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut
mol. Satu mol zat mengandung jumlah partikel
yang sama dengan jumlah partikel dalam 12
gram C–12, yaitu 6,02 × 1023 partikel. Jumlah
partikel ini disebut sebagai bilangan Avogadro. Gambar 3.7 Garam natrium klorida (NaCl)
Partikel zat dapat berupa atom, molekul, atau sebanyak 1 mol. Sumber: Chemistry, “The
ion (Martin S. Silberberg, 2000). Molecules Nature of Matter and Change”,
Martin S. Silberberg, USA.
Contoh:
• 1 mol besi (Fe) mengandung 6,02 × 1023
atom besi (partikel unsur besi adalah atom).
• 1 mol air (H2O) mengandung 6,02 × 1023
molekul air (partikel senyawa air adalah
molekul).
• 1 mol Na+ mengandung 6,02 × 1023 ion Na+
(partikel ion Na+ adalah ion). Gambar 3.8 Natrium bikromat (Na2CrO4)
• 5 mol CO2 mengandung 5 × 6,02 × 1023 = sebanyak 1 mol. Sumber: Chemistry, “The
3,01 × 1024 molekul CO2. Molecules Nature of Matter and Change”,
Martin S. Silberberg, USA.
• 0,2 mol hidrogen mengandung 0,2 × 6,02 ×
1023 = 1,204 × 1023 atom hidrogen.
98 Kimia X SMA

A. Hubungan Mol (n) dengan Jumlah Partikel (X)


Hubungan antara jumlah mol (n) dengan jumlah partikel (X) dalam zat
dapat dinyatakan sebagai berikut.

X = n × 6,02 × 1023 Jumlah partikel = mol × 6,02 × 1023

atau
X jumlah partikel
n= mol =
6,02 × 1023 6,02 × 1023

C o n t o h 3.11

1. Suatu sampel logam mengandung 5 mol emas murni (Au).


b. Apakah jenis partikel unsur emas?
c. Berapakah jumlah partikel dalam sampel tersebut?
Jawab:
a. Emas adalah unsur logam, sehingga jenis partikelnya adalah atom emas.
b. Jumlah partikel dalam 5 mol emas murni adalah:
X = n × 6,02 × 1023 partikel/mol
= 5 mol × 6,02 × 1023 partikel/mol = 3,01 × 1024 atom emas
2. Suatu sampel gas O2 mengandung 1,505 × 1023 partikel.
a. Apa jenis partikel gas O2?
b. Berapa banyaknya mol O2 tersebut?
Jawab:
a. Gas O2 adalah unsur diatomik dengan partikel berupa molekul unsur.
b. Banyaknya mol O2 yang mengandung 1,505 × 1023 partikel adalah:
X 1,505 × 1023
n = = = 0,25 mol
6,02 × 1023 6,02 × 1023
3. Terdapat 10 mol senyawa MgCl2.
a. Sebutkan jenis partikel senyawa MgCl2!
b. Berapa jumlah partikel senyawa dalam sampel tersebut?
Jawab:
a. MgCl2 adalah senyawa ion dengan partikel berupa ion Mg2+ dan ion Cl–.
b. Jumlah partikel berupa ion Mg2+ dan ion Cl– dalam 10 mol MgCl2.
1 mol MgCl2 mengandung 1 mol Mg2+ dan 2 mol Cl–, sehingga 10 mol MgCl2
mengandung 10 mol Mg2+ dan 20 mol Cl–.
Jumlah ion Mg2+ = mol × 6,02 ×1023 partikel/mol
= 10 mol × 6,02 × 1023 partikel/mol = 6,02 × 1024 partikel(ion)
Kimia X SMA 99

Jumlah ion Cl– = mol × 6,02 × 1023 partikel/mol


= 20 mol × 6,02 × 1023 partikel/mol = 1,204 × 1025 partikel(ion)
Jadi, dalam 10 senyawa MgCl2 mengandung 6,02 × 1024 ion Mg2+ dan 1,204 × 1025
ion Cl–.

Latihan 3.13

1. Dalam 0,1 mol H2SO4, tentukan:


a. jumlah partikel H2SO4
b. jumlah atom H, S, dan O
c. jumlah ion H+ dan ion SO42–
2. Hitunglah jumlah molekul urea yang terkandung dalam 20 mol urea!
3. Dalam 0,75 mol NH3, tentukan:
a. jumlah molekul NH3
b. jumlah atom N dan H
4. Hitunglah banyaknya mol besi yang mengandung 4,816 × 1024 atom besi!
5. Hitunglah banyaknya mol air yang mengandung 3,01 × 1022 molekul air!
6. Hitunglah banyaknya mol aluminium yang mengandung 500.000 atom aluminium!
7. Dalam 10 mol senyawa ion Na2CO3, hitunglah banyaknya ion Na+ dan CO32–!
8. Dalam 5 mol C6H12O6, hitunglah banyaknya atom C, H, dan O!
9. Hitunglah banyaknya mol kapur CaCO3 yang mengandung 3,612 × 1023 molekul
CaCO3!
10.Hitunglah banyaknya mol CO2 yang mengandung 1,204 × 1018 molekul CO2!

B. Massa Molar

Massa molar (mm) menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat. Massa
1 mol zat sama dengan massa molekul relatif (Mr) zat tersebut dengan satuan
gram/mol.
Untuk unsur yang partikelnya berupa atom, maka massa molar sama dengan
Ar (massa atom relatif) dalam satuan gram/mol.
Contoh:
• Massa molar kalsium (Ca) = massa dari 1 mol kalsium (Ca) = Ar Ca = 40
gram/mol.
• Massa molar besi (Fe) = massa dari 1 mol besi (Fe) = Ar Fe = 56 gram/
mol.
• Massa molar aluminium (Al) = massa dari 1 mol aluminium (Al) = Ar Al
= 27 gram/mol.
100 Kimia X SMA

Untuk unsur yang partikelnya berupa molekul dan senyawa, maka massa
molar sama dengan Mr (massa molekul relatif) dalam satuan gram/mol.

Mr = ∑A r

dengan: Mr = massa molekul relatif (gram/mol)


Ar = massa atom relatif (gram/mol)
(James E. Brady, 1990)

C o n t o h 3.12

a. Massa molar H2 = massa dari 1 mol H2


= Mr H2
= 2 × Ar H
= 2 × 1 gram/mol
= 2 gram/mol
b. Massa molar O2 = massa dari 1 mol O2
= Mr O2
= 2 × Ar O
= 2 × 16 gram/mol
= 32 gram/mol
c. Massa molar CO2 = massa dari 1 mol CO2
= Mr CO2
= Ar C + (2 × Ar O)
= 12 + (2 × 16)
= 12 + 32 = 44 gram/mol
d. Massa molar H2O = (2 × Ar H) + Ar O
= (2 × 1) + 16
= 2 + 16
= 18 gram/mol
e. Massa molar H2SO4 = (2 × Ar H) + Ar S + (4 × Ar O)
= (2 × 1) + 32 + (4 × 16)
= 2 + 32 + 64
= 98 gram/mol
f. Massa molar CH3COOH = (2 × Ar C) + (4 × Ar H) + (2 × Ar O)
= (2 × 12) + (4 × 1) + (2 × 16)
= 24 + 4 + 32
= 60 gram/mol
g. Massa molar (NH4)2CO3 = (2 × Ar N) + (8 × Ar H) + Ar C + (3 × Ar O)
= (2 × 14) + (8 × 1) + 12 + (3 × 16)
= 28 + 8 + 12 + 48
= 96 gram/mol
Kimia X SMA 101

Hubungan jumlah mol (n) dengan massa zat (m) adalah:

m = n × mm atau massa = n × Ar atau massa = n × Mr

dengan: m = massa zat (gram)


n = jumlah mol (mol)
mm = massa molar = Ar atau Mr (gram/mol)
Jadi banyak mol menjadi:

massa massa
n = atau n =
Ar Mr

C o n t o h 3.13

1. Menghitung Massa Jika Diketahui Jumlah Mol Zat


Hitunglah massa dari:
a. 5 mol besi (Ar Fe = 56)
b. 0,75 mol urea CO(NH2)2 (Ar C = 12, O = 16, N = 14, dan H = 1)
c. 0,5 mol O2 (Ar O = 16)
Jawab:
a. massa besi = n × Ar Fe = 5 mol × 56 mol/gram = 280 gram
b. massa urea = n × Mr CO[NH2]2 = 0,75 mol × 60 mol/gram = 45 gram
c. massa O2 = n × Mr O2 = 0,5 mol × 32 mol/gram = 16 gram
2. Menghitung Mol Jika Diketahui Massa Zat
Hitunglah banyaknya mol dari:
a. 2,3 gram natrium (Ar Na = 23)
b. 45 gram C6H12O6 (Ar C = 12, H = 1, dan O = 16)
c. 35,1 gram NaCl (Ar Na = 23 dan Cl = 35,5)
d. 196,5 gram seng (Ar Zn = 65,5)
Jawab:
massa 2,3 gram
a. mol Na = Ar Na = 23 gram/mol = 0,1 mol

massa 45 gram
b. mol C6H12O6 = M r C6 H12 O6 = 180 gram/mol = 0,25 mol

massa 35,1 gram


c. mol NaCl = = 58,5 gram/mol = 0,6 mol
M r Na Cl
massa 196,5 gram
d. mol Zn = Ar Zn = 65,5 gram/mol = 3 mol
102 Kimia X SMA

Latihan 3.14

1. Hitunglah massa dari:


a. 0,5 mol barium (Ar Ba = 137)
b. 5 mol belerang (Ar S = 32)
c. 2,5 mol K2SO4 (Ar K = 19, S = 32, dan O = 16)
d. 0,3 mol CO2 (Ar C = 12 dan O = 16)
e. 10 mol K2Cr2O7 (Ar K = 39, Cr = 52, dan O = 16)
2. Hitunglah banyaknya mol dari:
a. 8 gram H2 (Ar H = 1)
b. 800 gram CaCO3 (Ar Ca = 40, C = 12, dan O = 16)
c. 232 gram Mg(OH)2 (Ar Mg = 24, O = 16, dan H = 1)
d. 158 gram KMnO4 (Ar K = 39, Mn = 55, dan O = 16)
e. 478 gram CHCl3 (Ar C = 12, H = 1, dan Cl = 35,5)
3. Tentukan Ar perak jika 5 mol perak massanya 540 gram!
4. Tentukan Ar emas jika 2 mol emas mempunyai massa 394 gram!

C. Volume Molar Gas


Hipotesis Avogadro menyebutkan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama,
semua gas dengan volume yang sama akan mengandung jumlah partikel yang
sama pula. Oleh karena 1 mol setiap gas mempunyai jumlah molekul yang
sama, maka pada suhu dan tekanan yang sama pula, 1 mol setiap gas mempunyai
volume yang sama. Volume per mol gas disebut volume molar dan di-
lambangkan Vm.

V = n × Vm

dengan: V = volume gas (liter)


n = jumlah mol (mol)
Vm = volume molar (liter/mol)
(Martin S. Silberberg, 2000)
Volume molar gas bergantung pada suhu dan tekanan. Beberapa keadaan
suhu dan tekanan yang biasa dijadikan acuan penentuan volume gas sebagai
berikut.

1. Keadaan Standar
Kondisi dengan suhu 0 °C dan tekanan 1 atm disebut keadaan standar
dan dinyatakan dengan STP (Standard Temperature and Pressure).
Kimia X SMA 103

PV = nRT

dengan: P = tekanan (atm)


V = volume gas (liter)
n = jumlah mol (mol)
R = tetapan gas = 0,082 L atm/mol K
T = 0 °C = 273 K
nRT
V =
P
1 mol × 0,082 L atm/mol K × 273K
=
1 atm
= 22,4 liter
Jadi, pada keadaan standar (STP), volume molar (volume 1 mol gas)
adalah 22,4 liter/mol.

2 Keadaan Kamar
Kondisi pengukuran gas pada suhu 25 °C dan tekanan 1 atm disebut
keadaan kamar dan dinyatakan dengan RTP (Room Temperature and
Pressure).

PV = nRT

dengan: P = tekanan (atm)


V = volume gas (liter)
n = jumlah mol (mol)
R = tetapan gas = 0,082 L atm/mol K
T = 0 °C = 298 K
nRT
V =
P
1 mol × 0,082 L atm/mol K × 298 K
=
1 atm
= 24,4 liter
Jadi, pada keadaan kamar (RTP), volume molar (volume 1 mol gas)
adalah 24,4 liter/mol.
104 Kimia X SMA

3. Keadaan Tertentu dengan Suhu dan Tekanan yang Diketahui


Volume gas pada suhu dan tekanan yang diketahui dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan gas yang disebut persamaan gas ideal. Persamaan
gas ideal, yaitu PV = nRT, untuk menentukan volume gas menjadi:

nRT
V =
P
dengan: P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (liter)
n = jumlah mol gas (mol)
R = tetapan gas = 0,082 L atm/mol K
T = suhu mutlak gas (K = 273 + suhu celcius)
4. Keadaan yang Mengacu pada Keadaan Gas Lain
Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas hanya bergantung pada
jumlah molnya. Misalkan gas pertama dengan jumlah mol n1 dan volume
V1 dan gas kedua dengan jumlah mol n2 dan volume V2, maka pada suhu dan
tekanan yang sama berlaku:

V1 n n1 n
= 1 atau = 2
V2 n2 V1 V2

C o n t o h 3.13

Tentukan volume dari 2 mol gas nitrogen jika diukur pada:


a. keadaan standar (STP)
b. keadaan kamar (RTP)
c. suhu 30 °C dan tekanan 1 atm
d. suhu dan tekanan yang sama di mana 0,5 mol gas oksigen mempunyai volume 15
liter
Jawab:
a. Pada keadaan standar (STP),Vm = 22,4 liter/mol
V = n × Vm
= 2 mol × 22,4 liter/mol
= 44,8 liter
b. Pada keadaan kamar (RTP), Vm = 24,4 liter/mol
V = n × Vm
= 2 mol × 24,4 liter/mol
= 48,8 liter
Kimia X SMA 105

c. Pada suhu 30 °C dan tekanan 1 atm, dihitung dengan PV = nRT


T = 273 + 30 = 303 K
nRT
V =
P
2 mol × 0,082 L atm/mol K × 303 K
= 1 atm
= 49,692 liter
d. Pada suhu dan tekanan yang sama pada saat 0,5 mol gas oksigen volumenya 15
liter
V1 n1
V2 = n2
VO 2 nO 2
VN 2 = n
N2

mol N 2
VN 2 =
molO 2 × volume O2
2 mol
= × 15 liter
0,5 mol

= 60 liter

Latihan 3.15

1. Tentukan volume dari 0,25 mol gas oksigen pada suhu 27 °C dan tekanan 1 atm!
2. Tentukan volume dari 5 mol gas karbon dioksida pada keadaan standar (STP)!
3. Berapakah volume dari 0,75 mol gas belerang yang diukur pada suhu dan tekanan
yang sama pada saat 3 mol gas nitrogen volumenya 12 liter?
4. Berapakah volume dari 2,5 mol gas nitrogen dioksida pada keadaan kamar (RTP)?
5. Tentukan volume dari 0,6 mol gas hidrogen yang diukur pada:
a. keadaan standar (STP)
b. keadaan kamar (RTP)
c. suhu 28 °C dan tekanan 1 atm
d. suhu dan tekanan yang sama pada saat 2 mol gas karbon monoksida volumenya 25
liter
106 Kimia X SMA

D. Molaritas Larutan
Molaritas (M) adalah salah satu cara menyatakan konsentrasi atau
kepekatan larutan. Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap
liter larutan. Satuan molaritas (M) adalah mol/liter atau mmol/mL.

n
M =
V

dengan: M = molaritas (mol/liter atau M)


n = jumlah mol zat terlarut (mol)
V = volume larutan (liter)
massa
Ingat: n=
Mr

C o n t o h 3.14

1. Menentukan Molaritas Larutan


Berapakah molaritas larutan yang dibuat dengan melarutkan 5,85 gram NaCl (Ar Na
= 23, Cl = 35,5) dalam 500 mL air?
Jawab:
massa
n = Mr
5,85 gram
n = 58,5 gram/mol = 0,1 mol

n 0,1 mol
M = = 0,5 liter = 0,2 mol/liter = 0,2 M
V

2. Menentukan Massa Zat Terlarut dalam Larutan yang Diketahui Molaritasnya


Hitunglah massa NaOH (Ar Na = 23, O = 16, dan H = 1) yang harus dilarutkan untuk
membuat 100 mL larutan NaOH 0,1 M!
Jawab:
n
M =
V
massa/M r
MNaOH =
volume

Massa NaOH = M × volume × Mr NaOH


= 0,1 mol/liter × 0,1 liter × 40 gram/mol
= 0,4 gram
Kimia X SMA 107

Catatan
Konsep Mol Massa (m)
m = n × Ar
m = n × Mr

Jumlah partikel (X) Molaritas (M)


Jumlah mol (n) n
X = n × 6,02 × 1023 M =
V

Volume gas (V)


V = n × 22,4 liter (STP)
V = n × 24,4 liter (RTP)
PV = nRT
V1 n1
=
V2 n2

Latihan 3.16

1. Tentukan molaritas larutan yang dibuat dengan melarutkan:


a. 0,8 mol NaCl dalam 250 mL air
b. 0,5 mol KOH dalam 1.000 mL air
2. Tentukan molaritas larutan yang dibuat dengan melarutkan:
a. 50 gram CaCO3 (Ar Ca = 40, C = 12, dan O = 16) dalam 250 mL air
b. 11,6 gram Mg(OH)2 (Ar Mg = 24, O = 16, dan H = 1) dalam 2 liter air
3. Berapakah volume air yang dibutuhkan untuk melarutkan 2 mol KOH (Ar K = 39,
O = 16, dan H = 1) untuk membuat larutan KOH 0,05 M?
4. Berapakah massa zat terlarut dalam 500 mL larutan Ca(OH)2 0,1 M (Ar Ca = 40,
O = 16, dan H = 1)?
108 Kimia X SMA

Latihan 3.17

1. Diketahui massa atom relatif (Ar) C = 12, N = 14, O = 16, dan H = 1. Tentukan volume
standar (STP) dari:
a. 4,4 gram gas CO2
b. 4 mol O2
c. 6,8 gram NH3
d. 1,806 × 1022 molekul hidrogen
2. Diketahui Ar C = 12, N = 14, O = 16, S = 16, H = 1, dan Fe = 56. Tentukan massa dari:
a. 4,48 liter gas dinitrogen pentaoksida (STP)
b. 5 mol CO(NH2)2
c. 0,6 mol gas SO2 (RTP)
d. 6,02 × 1021 atom besi
3. Tentukan jumlah partikel dari:
a. 3 mol molekul H2O
b. 2 liter gas oksigen pada 27 °C dan tekanan 1 atm
c. 3,2 gram O2 (Ar O = 16)
d. 40 gram CaCO3 (Ar Ca = 40, C = 12, dan O = 16)
e. 6,72 liter gas NO2 (STP)
4. Tentukan volume dari 0,5 mol gas CO yang diukur pada suhu 30 °C dan tekanan 1
atm!
5. Berapakah volume dari 12,8 gram gas SO2 (Ar S = 32, O = 16) yang diukur pada suhu
28 °C dan tekanan 1 atm?
6. Pada suhu dan tekanan tertentu (T, P), 2 mol gas oksigen bervolume 30 liter. Pada
suhu dan tekanan yang sama, tentukan volume dari 5 mol gas nitrogen!
7. Pada suhu dan tekanan tertentu (T, P), 4,4 gram CO2 bervolume 10 liter. Pada suhu
dan tekanan yang sama, tentukan volume dari 19,2 gram gas SO2 (Ar C = 12, O = 16,
dan S = 32)!
8. Tentukan massa atom relatif (Ar) dari 3,25 gram logam X yang mempunyai jumlah
partikel 3,01 × 1022 atom X!
9. Berapakah massa C6H12O6 yang dibutuhkan untuk membuat 2 liter larutan C6H12O6
0,05 M (Ar C = 12, H = 1, O = 16)?
10.Tentukan molaritas larutan urea (CO(NH2)2) (Ar C = 12, O = 16, N = 14, dan H = 1)
yang dibuat dengan melarutkan 24 gram dalam 500 mL air!
Kimia X SMA 109

3.5 Stoikiometri Senyawa

A. Komposisi Zat
Salah satu kegiatan penting dalam ilmu kimia adalah melakukan percobaan
untuk mengidentifikasi zat. Ada dua kegiatan dalam identifikasi zat, yakni
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk
menentukan jenis komponen penyusun zat. Sedangkan analisis kuantitatif
dilakukan untuk menentukan massa dari setiap komponen penyusun zat.
Dengan mengetahui jenis dan massa dari setiap komponen penyusun zat, kita
dapat mengetahui komposisi zat tersebut.
Komposisi zat dinyatakan dalam persen massa (% massa). Perhitungan
persen massa untuk setiap komponen dapat menggunakan persamaan berikut.

massa komponen
Persen massa komponen = massa zat × 100%

(James E. Brady, 1990)


C o n t o h 3.15

Seorang ahli kimia melakukan analisis terhadap sejumlah sampel zat. Ia menemukan
bahwa sampel seberat 65 gram tersebut mengandung 48 gram karbon, 9 gram hidrogen,
dan 8 gram oksigen. Nyatakan komposisi zat tersebut dalam persen massa!
Jawab:
Massa
Komponen Penyusun Persen Massa
(gram)
massa C
Karbon (C) 48 Persen massa C = × 100%
massa zat
48 gram
= 65 gram × 100% = 73,85%

massa H
Hidrogen (H) 9 Persen massa H = × 100%
massa zat
9 gram
= 65 gram × 100% = 13,85%

massa O
Oksigen (O) 8 Persen massa O = × 100%
massa zat
8 gram
= 65 gram × 100% = 12,30%
110 Kimia X SMA

C o n t o h 3.16
Analisis sampel menunjukkan terdapat 40% kalsium, 12% karbon, dan 48% oksigen.
Jika diketahui massa sampel tersebut adalah 25 gram, tentukan massa dari masing-
masing unsur dalam sampel!
Jawab:

Komponen Penyusun Persen Massa (%) Massa Komponen

40
Kalsium (Ca) 40 Massa Ca = × 25 gram = 10 gram
100
12
Karbon (C) 12 Massa C = × 25 gram = 3 gram
100
48
Oksigen (O) 48 Massa O = × 25 gram = 12 gram
100

Gambar 3.9 Garam kalsium


karbonat (CaCO3) dengan kadar
masing-masing unsur adalah 40%
kalsium (Ca), 12% karbon (C),
dan 48% oksigen(O).
Kalsium karbonat
• 40% kalsium
• 12% karbon
• 48% oksigen Gambar 3.10 Batu koral CaCO3
(kalsium karbonat) di dasar laut.

Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter & Change, Martin S. Silberberg, 2000.

B. Komposisi Zat Secara Teoritis


Komposisi zat secara teoritis merupakan komposisi zat yang ditentukan
dari rumus kimianya. Untuk zat berupa senyawa, komposisinya secara teoritis
dapat dinyatakan dalam persen massa unsur dalam senyawa.

Persen massa unsur dalam senyawa (%)


angka indeks × Ar unsur
= × 100%
M r senyawa

dengan: Ar = massa atom relatif (gram/mol)


Mr = massa molekul relatif (gram/mol)
Kimia X SMA 111

C o n t o h 3.17

Tentukan persen massa unsur C, H, dan O dalam senyawa glukosa (C6H12O6) (Ar C =
12, H = 1, dan O = 16)!
Jawab:
Massa molekul relatif C6H12O6 = 180
Unsur Penyusun C6H12O6 Persen Massa Unsur dalam C6H12O6

Karbon (C) Persen massa unsur C


6 × Ar C 6 × 12
= M C H O × 100% = × 100% = 40%
r 6 12 6 180
Hidrogen (H) Persen massa unsur H
12 × Ar H 12 × 1
= M C H O × 100% = × 100% = 6,7%
r 6 12 6 180
Oksigen (O) Persen massa unsur O
6 × Ar O
= × 100% = 6 × 16 × 100% = 53,3%
M r C6 H12 O6 180

Latihan 3.18

1. Satu sampel suatu zat mengandung 2,4 gram karbon, 3,2 gram oksigen, 5,6 gram
nitrogen, dan 0,8 gram hidrogen. Nyatakan komposisi zat tersebut dalam persen massa!
2. Unsur nitrogen dan oksigen bereaksi, dan dapat membentuk lebih dari satu macam
senyawa. Tentukan besarnya persentase unsur nitrogen dan oksigen dalam senyawa
NO, NO2, N2O, N2O3, dan N2O5 (Ar N = 14 dan O = 16)!
3. Tentukan kadar C dan N dalam urea (CO(NH2)2)(Ar C = 12, O = 16, N = 14, dan H = 1)?
4. Berapakah massa oksigen yang diperlukan untuk membuat 500 kg air (Ar H = 1 dan
O = 16)?
5. Berapakah massa kalsium yang terdapat dalam 250 kg CaCO3 (Ar Ca = 40, C = 12,
dan O = 16)?
6. Berapakah massa natrium klorida (NaCl) yang mengandung 196,58 gram natrium (Ar
Na = 23 dan Cl = 35,5)?
7. Berapakah massa asam fosfat (H3PO4) yang dibuat dari 6,2 gram fosfat (Ar H = 1, P =
31, dan O = 16)?
8. Suatu asam amino dengan massa molekul relatif (Mr) 68.000 mengandung 0,33%
besi (Ar Fe = 56). Hitunglah jumlah atom besi dalam setiap molekul hemoglobin
tersebut!
9. Suatu asam amino dengan massa molekul relatif (Mr) 146 mengandung 19,2% nitrogen.
(Ar N = 14). Berapa jumlah atom nitrogen dalam molekul asam itu?
112 Kimia X SMA

C. Menentukan Rumus Kimia Zat


Rumus kimia zat dapat dibedakan menjadi rumus empiris dan rumus
molekul. Rumus empiris dapat ditentukan dengan menghitung mol komponen
penyusun zat dengan menggunakan massa molar. Sedangkan rumus molekul
dapat ditentukan jika rumus empiris dan massa molekul relatif (Mr) zat
diketahui.
1. Menentukan Rumus Empiris Zat

Dalam menentukan rumus empiris, perbandingan mol unsur-unsur dalam


zat haruslah merupakan perbandingan paling sederhana.

C o n t o h 3.18
Sejumlah sampel zat mengandung 11,2 gram Fe dan 4,8 gram O (Ar Fe = 56 dan O =
16). Tentukan rumus empiris senyawa tersebut!
Jawab:
Untuk menentukan rumus empiris zat, kita menghitung perbandingan mol Fe dan O
sebagai berikut.
Komponen Massa
Mol Komponen
Penyusun Zat (gram)
massa Fe 11,2 gram
Fe 11,2 gram Mol Fe = = = 0,2 mol
Ar Fe 56 gram/mol
massa O 4,8 gram
O 4,8 gram Mol O = = = 0,3 mol
Ar O 16 gram/mol

Diperoleh perbandingan Fe : O = 0,2 : 0,3 = 2 : 3.


Jadi, rumus empiris senyawa adalah Fe2O3.

C o n t o h 3.19
Menentukan Rumus Empiris Berdasarkan Persen Massa Unsur-unsur Penyusun Zat
Vanila yang digunakan untuk memberi cita rasa makanan mempunyai komposisi:
63,2% C, 5,2% H, dan 31,6% O (Ar C = 12, H = 1, dan O = 16).
Tentukan rumus empirisnya!
Kimia X SMA 113

Jawab:
Untuk menentukan rumus empiris vanila, kita menghitung perbandingan mol C, H,
dan O. Misalkan dalam 100 gram sampel vanila.
Komponen Massa per 100
Persen Massa Mol Komponen
Penyusun Zat gram Sampel
63,2 gram
C 63,2 63,2 gram Mol C = 12 gram/mol = 5,27 mol

5,2 gram
H 5,2 5,2 gram Mol H = 1 gram/mol = 5,2 mol

31,6 gram
O 31,6 31,6 gram Mol O = 16 gram/mol = 1,98 mol

Diperoleh perbandingan mol C : H : O = 5,27 : 5,2 : 1,98


= 2,66 : 2,66 : 1
= 8:8:3
Jadi, rumus empiris vanila adalah C8H8O3.
(James E. Brady, 1990)

Latihan 3.19

1. Suatu senyawa mempunyai komposisi 22,9% Na, 21,5% B, dan 55,7% O (Ar Na = 23,
B = 10, O = 16). Tentukan rumus empirisnya!
2. Suatu senyawa nitrogen oksida terdiri dari 7 gram nitrogen dan 12 gram oksigen
(Ar N = 14 dan O = 16).
Tentukan rumus empiris nitrogen oksida tersebut!
3. Bahan penyedap makanan monosodium glutamat (MSG) mempunyai susunan 13,6%
Na, 35,5% C, 4,8% H, 8,3% N, dan 37,8% O (Ar Na = 23, C = 12, H = 1, N = 14,
O = 16).
Tentukan rumus empiris MSG tersebut!
114 Kimia X SMA

2. Menentukan Rumus Molekul Zat


Pada dasarnya rumus molekul merupakan kelipatan-kelipatan dari ru-
mus empirisnya. Sebagai contoh:

Rumus Molekul Rumus Empiris n Nama Zat


C2 H 2 CH 2 Etuna/gas asetilena
C2 H 4 CH2 2 Etena
C6H14 C3 H 7 2 Heksana
CH3COOH CH2O 2 Asam asetat/asam cuka
C6H12O6 CH2O 6 Glukosa
NaCl NaCl 1 Natrium klorida
CO(NH2)2 CO(NH2)2 1 Urea
H2 O H 2O 1 Air
CO2 CO2 1 Karbon dioksida

Untuk menentukan rumus molekul maka:

(rumus empiris)n = rumus molekul

dengan n = bilangan bulat

Nilai n dapat ditentukan jika rumus empiris dan massa molekul relatif
(Mr) zat diketahui.

Mr rumus molekul = n × (Mr rumus empiris)

C o n t o h 3.20

Suatu senyawa dengan rumus empiris CH (Ar C = 12 dan H = 1) mempunyai Mr = 26.


Tentukan rumus molekul senyawa tersebut!
Jawab:
Mr = n × (Ar C + Ar H)
26 = n × (12 + 1)
26 = n × 13
n = 2
Jadi, rumus molekul senyawa tersebut adalah (CH)2 = C2H2.
Kimia X SMA 115

Latihan 3.20
1. Suatu zat memiliki Mr sebesar 181,5. Jika rumus empirisnya adalah C2HCl (Ar C =
12, H = 1, Cl = 35,5), tentukan rumus molekulnya!
2. Tentukan rumus empiris senyawa yang mengandung:
a. 26,53% K, 35,37% Cr, dan sisanya oksigen
b. 29,11% Na, 40,51% S, dan sisanya oksigen (Ar K = 39, Cr = 52, O = 16, Na = 23,
dan S = 32)
3. Pada pembakaran sempurna 2,3 gram suatu senyawa yang mengandung C, H, dan O
dihasilkan 4,4 gram CO2 dan 2,7 gram H2O. Persamaan reaksinya:
CxHyOz + O2 ⎯⎯ → CO2 + H2O
Tentukan rumus empiris senyawa tersebut! (Ar C = 12, H = 1, dan O = 16)
4. Pada pembakaran sempurna 13 gram suatu hidrokarbon CxHy dihasilkan 4,4 gram
CO2. Massa 5 liter senyawa (T, P) adalah 6,5 gram. Pada (T, P) yang sama, massa dari
1 liter oksigen adalah 1,6 gram. Tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut!
(Ar C = 12, H = 1, dan O = 16)
5. Suatu hidrokarbon CxHy yang berbentuk gas terdiri dari 80% karbon dan sisanya
hidrogen. Tentukan rumus empiris senyawa tersebut. Jika diketahui massa dari 1 liter
senyawa itu (STP) adalah 1,34 gram, tentukan rumus molekul senyawa hidrokarbon
tersebut!
6. Senyawa CxHyOz tersusun dari 40% karbon, 6,67% hidrogen, dan sisanya oksigen.
Jika Mr senyawa tersebut adalah 90, tentukan rumus molekul senyawa tersebut!

3.6 Stoikiometri Reaksi

A. Arti Koefisien Reaksi


Koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah partikel dari zat yang
terlibat dalam reaksi. Oleh karena 1 mol setiap zat mengandung jumlah partikel
yang sama, maka perbandingan jumlah partikel sama dengan perbandingan
jumlah mol. Jadi, koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah mol zat
yang terlibat dalam reaksi.
Untuk reaksi:
N2(g) + 3 H2(g) ⎯⎯
→ 2 NH3(g)
koefisien reaksinya menyatakan bahwa 1 molekul N2 bereaksi dengan 3 molekul
H2 membentuk 2 molekul NH3 atau 1 mol N2 bereaksi dengan 3 mol H2
menghasilkan 2 mol NH3 (koefisien 1 tidak pernah ditulis)
Dengan pengertian tersebut, maka banyaknya zat yang diperlukan atau
dihasilkan dalam reaksi kimia dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
reaksi setara. Apabila jumlah mol salah satu zat yang bereaksi diketahui, maka
jumlah mol zat yang lain dalam reaksi itu dapat ditentukan dengan
menggunakan perbandingan koefisien reaksinya.
116 Kimia X SMA

C o n t o h 3.21

1. Aluminium larut dalam larutan asam sulfat menghasilkan larutan aluminium sulfat
dan gas hidrogen. Persamaan reaksinya:
2 Al(s) + 3 H2SO4(aq) ⎯⎯
→ Al (SO ) (aq) + 3 H (g)
2 4 3 2

Berapa mol gas hidrogen dan mol larutan aluminium sulfat yang dihasilkan jika
digunakan 0,5 mol aluminium?
Jawab:
Dari persamaan reaksi:
2 Al(s) + 3 H2SO4(aq) ⎯⎯ → Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)
0,5 mol ? ?
diketahui perbandingan koefisien Al : H2SO4 : Al2(SO4)3 : H2 adalah 2 : 3 : 1 : 3
koefisien H 2
Jumlah mol gas hidrogen = × mol Al
koefisien Al
3
= × 0,5 mol = 0,75 mol
2
koefisien Al2 (SO4 )3
Jumlah mol larutan aluminium sulfat = × mol Al
koefisien Al
1
= × 0,5 mol = 0,25 mol
2
Jadi,
2 Al(s) + 3 H2SO4(aq) ⎯⎯
→ Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)
0,5 mol 0,25 mol 0,75 mol

2. 5,6 gram besi (Ar Fe = 56) dilarutkan dalam larutan asam klorida sesuai reaksi:
2 Fe(s) + 6 HCl(aq) ⎯⎯
→ 2 FeCl3(aq) + 3 H2(g)
Tentukan volume H2 yang dihasilkan pada keadaan standar (STP)!
Jawab:
massa Fe 5,6 gram
Mol Fe = Ar Fe = 56 gram/mol = 0,1 mol
Perbandingan koefisien Fe : H2 = 2 : 3
koefisien H 2
Mol H2 = × mol Fe
koefisien Fe
3
= × 0,1 mol = 0,15 mol
2
Volume H2 pada keadaan standar (STP) adalah:
V = n × Vm
V = 0,15 mol × 22,4 liter/mol = 3,36 liter
Kimia X SMA 117

3. Sebanyak 32 gram kalsium karbida (CaC2) dilarutkan dalam air menghasilkan gas
asetilena (C2H2) menurut reaksi:

CaC2(s) + 2 H2O(l) ⎯⎯
→ Ca(OH)2(s) + C2H2(g)
Tentukan:
a. mol CaC2
b. massa Ca(OH)2 yang dihasilkan
c. volume gas asetilena yang dihasilkan pada keadaan standar (Ar Ca = 40, C = 12, O
= 16, dan H = 1)
Jawab:
massa CaC 2 32 gram
a. Mol CaC2 = M CaC = 64 gram/mol = 0,5 mol
r 2

b. Perbandingan koefisien CaC2 : Ca(OH)2 : C2H2 = 1 : 1 : 1


koefisien Ca(OH)2
Mol Ca(OH)2 = × mol CaC2
koefisien CaC2
1
= × 0,5 mol = 0,5 mol
1
Massa Ca(OH)2 = n × Mr Ca(OH)2
= 0,5 mol × 74 gram/mol = 37 gram
koefisien C2 H 2
c. Mol C2H2 = × mol CaC2
koefisien CaC2
1
= × 0,5 mol = 0,5 mol
1
Volume C2H2 pada keadaan standar = n × 22,4 liter/mol
= 0,5 mol × 22,4 liter/mol = 11,2 liter
(James E. Brady, 1990)

Latihan 3.21

1. Semen merupakan campuran kalsium oksida, aluminium, dan silikon. Kalsium oksida
sendiri dihasilkan dari pemanasan kalsium karbonat dengan persamaan reaksi setara:
CaCO3(s) ⎯⎯ → CaO(s) + CO2(g)
Bila dipanaskan 1 kg kalsium karbonat (CaCO3) (Ar Ca = 40, C = 12, O = 16), tentukan:
a. mol dan massa kalsium oksida (CaO) yang dihasilkan
b. volume gas CO2 yang dihasilkan pada keadaan standar (STP)
2. 26,1 gram MnO2 direaksikan sesuai persamaan reaksi:
MnO2(s) + 2 NaCl(s) + 2 H2SO4(aq) ⎯⎯
→ MnSO4(aq) + 2 H2O(l) + Cl2(g) + Na2SO4(aq)
Tentukan:
a. mol MnO2 (Ar Mn = 55 dan O = 16)
b. massa NaCl yang dibutuhkan (Ar Na = 23 dan Cl = 35,5)
c. volume gas klorin (Cl2) yang dihasilkan pada keadaan standar (STP)
118 Kimia X SMA

3. Pada pemanasan 24,5 gram KClO3(Ar K = 39, Cl = 35,5, dan O = 15) menurut reaksi:
KClO3(s) ⎯⎯ → KCl(s) + O2(g)
tentukan volume gas oksigen yang dihasilkan jika pada suhu dan tekanan yang sama,
0,3 mol gas nitrogen mempunyai volume 12 liter!
4. Diketahui reaksi:
CaCO3(s) + 2 HCl(aq) ⎯⎯ → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Jika 10 gram batu kapur (CaCO3) (Ar Ca = 40, C = 12, O = 16) direaksikan dengan
larutan asam klorida, tentukan volume gas karbon dioksida yang dihasilkan pada
keadaan standar (STP)!
5. Pada pembakaran sempurna 11 gram propana (C3H8) sesuai reaksi:
C3H8(g) + 5 O2(g) ⎯⎯ → 3 CO2(g) + 4 H2O(g)
berapa gram oksigen yang dibutuhkan? (Ar C = 12, O = 16, dan H = 1)
6. Logam magnesium bereaksi dengan larutan asam klorida sesuai reaksi berikut.
Mg(s) + 2 HCl(aq) ⎯⎯ → MgCl2(aq) + 2 H2(g)
Berapa gram magnesium (Ar Mg = 24) yang harus dilarutkan dalam larutan asam
klorida untuk menghasilkan 2,24 liter gas hidrogen pada keadaan standar (STP)?
7. 4,6 gram logam natrium direaksikan dengan larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4) sesuai
reaksi:
2 Na(s) + CuSO4(aq) ⎯⎯ → Na2SO4(aq) + Cu(s)
Berapa gram massa Cu yang dihasilkan?
(Ar Na = 23 dan Cu = 63,5)
8. Pada pembakaran 8 gram belerang (Ar S = 32) sesuai reaksi:
S(s) + O2(g) ⎯⎯ → SO2(g)
berapakah volume gas belerang dioksida yang dihasilkan jika pada suhu dan tekanan
yang sama, satu mol gas karbon dioksida mempunyai volume 5 liter?

B. Pereaksi Pembatas
Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang
ditambahkan tidak selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal
ini menyebabkan ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu.
Pereaksi demikian disebut pereaksi pembatas.

C o n t o h 3.22

1. Satu mol larutan natrium hidroksida (NaOH) direaksikan dengan 1 mol larutan asam
sulfat (H2SO4) sesuai reaksi:
2 NaOH(aq) + H2SO4(aq) ⎯⎯ → Na2SO4(aq) + 2 H2O(l)
Tentukan:
a. pereaksi pembatas
b. pereaksi yang sisa
c. mol Na2SO4 dan mol H2O yang dihasilkan
Kimia X SMA 119

Jawab:
a. Mol masing-masing zat dibagi koefisien, kemudian pilih hasil bagi yang kecil
sebagai pereaksi pembatas
mol NaOH 1 mol
• = = 0,5 mol
koefisien NaOH 2
mol H 2SO 4 1 mol

koefisien H 2SO4 = 1 = 1 mol

• Karena hasil bagi NaOH < H2SO4, maka NaOH adalah pereaksi pembatas, sehingga
NaOH akan habis bereaksi lebih dahulu.
• 2 NaOH(aq) + H SO (aq) ⎯⎯ → Na SO (aq) + 2 H O(l)
2 4 2 4 2

Mula-mula: 1 mol 1 mol 0 0


Bereaksi : (2 × 0,5) = 1 mol (1 × 0,5) = 0,5 mol
Sisa : 1–1 = 0 1–0,5 = 0,5 mol ↵
0,5 mol 1 mol
b. pereaksi yang sisa adalah H2SO4
c. mol Na2SO4 yang dihasilkan = 0,5 mol
mol H2SO4 yang dihasilkan = 1 mol
2. 100 mL larutan Ca(OH)2 0,1 M direaksikan dengan 100 mL larutan HCl 0,1 M sesuai
reaksi:
Ca(OH)2(aq) + 2 HCl(aq) ⎯⎯
→ CaCl2(aq) + 2 H2O(l)
Tentukan pereaksi pembatas!
Jawab:
• mol Ca(OH)2 = M × V = 0,1 mol/liter × 0,1 liter = 0,01 mol
mol Ca(OH) 2 0,01 mol
• koefisien Ca(OH) = = 0,01 mol
2 1
• mol HCl = M × V = 0,1 mol/liter × 0,1 liter = 0,01 mol
mol HCl 0,01 mol
• = = 0,005 mol
koefisien HCl 2
• Karena hasil bagi mol mula-mula dengan koefisien pada HCl lebih kecil daripada
Ca(OH)2, maka HCl merupakan pereaksi pembatas (habis bereaksi lebih dahulu).
Ca(OH)2(aq) + 2 HCl(aq) ⎯⎯
→ CaCl2(aq) + 2 H2O(l)
Mula-mula: 0,01 mol 0,01 mol 0 0
Bereaksi : (1×0,005)=0,005 mol (2×0,005)=0,01 mol
Sisa : 0,005 mol 0 ↵ 0,005 mol 0,01 mol
Jadi, pereaksi pembatas adalah larutan HCl.
(James E. Brady, 1990)
120 Kimia X SMA

Latihan 3.22

1. 0,5 mol Mg(OH)2 bereaksi dengan 0,5 mol HCl sesuai persamaan reaksi:
Mg(OH)2(aq) + 2 HCl(aq) ⎯⎯ → MgCl2(aq) + 2 H2O(l)
Tentukan:
a. pereaksi pembatas
b. pereaksi yang sisa
c. mol MgCl2 dan mol H2O
2. 100 mL larutan NaOH 0,2 M bereaksi dengan 100 mL larutan HCl 0,1 M sesuai
persamaan reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) ⎯⎯ → NaCl(aq) + HCl(aq)
Tentukan:
a. pereaksi pembatas
b. pereaksi sisa
c. mol NaCl
3. 5,4 gram logam aluminium (Ar Al = 27) direaksikan dengan 24,5 gram H2SO4
(Ar H = 1, S = 32, dan O = 16). Persamaan reaksinya:
2 Al(s) + 3 H2SO4(aq) ⎯⎯ → Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)
Tentukan:
a. pereaksi pembatas
b. mol pereaksi yang sisa
c. volume gas H2 pada keadaan standar (STP)
4. 3,2 gram metana (CH4) dibakar dengan 16 gram oksigen. Persamaan reaksinya:
CH4(g) + 2 O2(g) ⎯⎯ → CO2(g) + 2 H2O(l)
Tentukan:
a. pereaksi pembatas
b. massa gas CO2 yang terbentuk (Ar C = 12, O = 16, dan H = 1)
5. 100 mL larutan KOH 0,1 M direaksikan dengan 100 mL larutan HCl 0,2 M.
Persamaan reaksinya:
KOH(aq) + HCl(aq) ⎯⎯ → KCl(aq) + H2O(l)
Berapakah massa KCl yang terbentuk? (Ar K = 39 dan Cl = 35,5).
6. Larutan timbal(II) nitrat direaksikan dengan larutan KI sesuai reaksi:
Pb(NO3)2(aq) + 2 KI(aq) ⎯⎯ → PbI2(s) + 2 KNO3(aq)
Tentukan massa PbI2 (Ar Pb = 207 dan I = 127) yang terbentuk, jika direaksikan:
a. 50 mL larutan Pb(NO3)2 0,1 M dan 50 mL larutan KI 0,1 M
b. 50 mL larutan Pb(NO3)2 0,1 M dan 100 mL larutan KI 0,1 M
c. 50 mL larutan Pb(NO3)2 0,2 M dan 400 mL larutan KI 0,1 M
7. 100 mL larutan KCl 0,2 M direaksikan dengan 200 mL larutan AgNO3 0,05 M.
Persamaan reaksinya:
KCl(aq) + AgNO3(aq) ⎯⎯ → AgCl(s) + KNO3(aq)
Berapakah massa AgCl yang dihasilkan (Ar Ag = 108, Cl = 35,5)?
Kimia X SMA 121

8. Sebanyak 20 gram CaCO3 dilarutkan dalam 1 liter larutan asam klorida 0,2 M menurut
persamaan reaksi:
CaCO3(s) + 2 HCl(aq) ⎯⎯
→ CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
a. Tentukan massa CaCl2 yang terbentuk (Ar Ca = 40, Cl = 35,5, C = 12, dan O = 16)!
b. Berapa liter volume gas karbon dioksida yang dihasilkan bila diukur pada suhu
dan tekanan yang sama pada saat 2 liter gas NO (Ar N = 14 dan O = 16) massanya
1,2 gram?
9. Karbon dibakar menurut persamaan reaksi:
2 C(s) + O2(g) ⎯⎯
→ 2 CO(g)
Berapa gram CO yang dapat dihasilkan apabila 6 gram karbon dibakar dengan 32
gram oksigen? (Ar C = 12 dan O = 16)
10.Sebanyak 8,1 gram logam aluminium direaksikan dengan 38 gram Cr2O3 (Ar Al = 27,
Cr = 52, dan O = 16) sesuai persamaan reaksi:
2 Al(s) + Cr2O3(aq) ⎯⎯
→ Al2O3(aq) + 2 Cr(s)
Berapa gram logam kromium yang dihasilkan?
11.Larutan AgNO3 bereaksi dengan larutan MgCl2 membentuk endapan AgCl menurut
persamaan reaksi:
2 AgNO3(aq) + MgCl2(aq) ⎯⎯
→ Mg(NO3)2(aq) + 2 AgCl(s)
Hitunglah massa endapan yang terbentuk, jika direaksikan:
a. 100 mL larutan AgNO3 0,2 M dengan 100 mL larutan MgCl2 0,2 M
b. 200 mL larutan AgNO3 0,2 M dengan 100 mL larutan MgCl2 0,2 M
c. 200 mL larutan AgNO3 0,2 M dengan 100 mL larutan MgCl2 0,1 M
12.Pupuk superfosfat (Ca(H2PO4)2) dibuat dengan mereaksikan kalsium fosfat dengan
larutan asam sulfat. Persamaan reaksinya:
Ca3(PO4)2 + 2 H2SO4 ⎯⎯
→ Ca(H2PO4)2(s) + 2 CaSO4(aq)
Tentukan massa pupuk superfosfat (Ca(H2PO4)2) yang terbentuk jika direaksikan 1.860
gram Ca3(PO4)2 dengan 10 liter H2SO4 1 M? (Ar Ca = 40, H = 1, P = 31, dan O = 32)

C. Menentukan Rumus Kimia Hidrat


Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai bagian
dari struktur kristalnya.
Contoh:
1. Terusi (CuSO4.5 H2O) : tembaga(II) sulfat pentahidrat
2. Gipsum (CaSO4.2 H2O) : kalsium sulfat dihidrat
3. Garam inggris (MgSO4.7 H2O) : magnesium sulfat heptahidrat
4. Soda hablur (Na2CO3.10 H2O) : natrium karbonat dekahidrat
122 Kimia X SMA

Jika suatu senyawa hidrat dipanaskan, maka ada sebagian atau seluruh air
kristalnya dapat dilepas (menguap). Jika suatu hidrat dilarutkan dalam air, maka
air kristalnya akan lepas.
Contoh: CuSO4.5 H2O(s) ⎯⎯ → CuSO4(aq) + 5 H2O(l)

Gambar 3.11 CuSO4.5 H2O (kiri) dan CuSO4 (kanan). Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of
Matter & Change, Martin S. Silberberg, 2000.

Jumlah molekul air kristal dari suatu senyawa hidrat dapat ditentukan
melalui cara sebagai berikut.

C o n t o h 3.23

Sebanyak 5 gram hidrat dari tembaga(II) sulfat (CuSO4.5 H2O) dipanaskan sampai
semua air kristalnya menguap. Jika massa padatan tembaga(II) sulfat yang terbentuk
adalah 3,2 gram, tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Cu = 63,5, S = 32, O = 16, dan H
= 1).
Jawab:
Massa H2O = 5 gram – 3,2 gram = 1,8 gram
massa CuSO4 3,2 gram
Mol CuSO4 = M r CuSO4 = 159,5 gram/mol = 0,02 mol

massa H 2 O 1,8 gram


Mol H2O = M r H2O = 18 gram/mol = 0,1 mol

Persamaan reaksi pemanasan CuSO4.5 H2O:


CuSO4.x H2O(s) ⎯⎯
→ CuSO4(s) + x H2O(l)
0,02 mol 0,1 mol
Perbandingan mol CuSO4 : H2O
= 0,02 mol : 0,1 mol
= 1:5
Karena perbandingan mol = perbandingan koefisien, maka x = 5.
Jadi, rumus hidrat tersebut adalah CuSO4.5 H2O.
Kimia X SMA 123

Latihan 3.23

1. Sebanyak 2 gram kalsium klorida (CaCl2) menyerap uap air dari udara dan membentuk
hidrat dengan massa 3,94 gram. Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Ca = 40,
Cl = 35,5, H = 1, dan O = 16)
2. Kadar air kristal dalam suatu hidrat dari natrium karbonat (Na2CO3) adalah 14,5%.
Tentukan rumus hidratnya! (Ar Na = 23, C = 12, O = 16, dan H = 1)
3. Sebanyak 15 gram hidrat dari besi(II) sulfat (FeSO4.x H2O) dipanaskan sampai semua
air kristalnya menguap. Jika massa padatan besi(II) sulfat yang terbentuk adalah 8,2
gram, tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Fe = 56, S = 32, O = 16, dan H = 1)
4. Pada kristalisasi 3,19 gram tembaga(II) sulfat (CuSO4) terbentuk 4,99 gram hidrat
CuSO4.x H2O. Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Cu = 63,5, S = 32, O = 16, dan H = 1)
5. Kristal tembaga(II) nitrat mempunyai rumus Cu(NO3)2.x H2O. Jika kristal tersebut
mengandung 36,54% air, tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Cu = 63,5, N = 14,
O = 16, dan H = 1)
6. Jika 38 gram MgSO4.x H2O dipanaskan, akan dihasilkan 20 gram senyawa anhidrat
MgSO4. Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Mg = 24, S = 32, O = 16, dan H = 1)
7. Jika senyawa tembaga(II) sulfat hidrat (CuSO4.x H2O) dipanaskan, maka beratnya
berkurang sebanyak 36%. Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Cu = 64, S = 32,
O = 16, dan H = 1)
124 Kimia X SMA

Rangkuman

1. Rumus kimia memuat informasi tentang jenis unsur dan perbandingan atom-atom
unsur penyusun zat. Jenis unsur dinyatakan oleh lambang unsur dan perbandingan
atom-atom unsur dinyatakan dengan angka indeks.
2. Rumus kimia dibedakan menjadi rumus empiris dan rumus molekul. Rumus empiris
menyatakan perbandingan paling sederhana dari atom-atom unsur penyusun,
sedangkan rumus molekul menyatakan jenis dan jumlah atom-atom unsur penyusun
senyawa.
3. Tata nama senyawa anorganik dikelompokkan menjadi:
• Senyawa biner dari logam dan nonlogam
• Senyawa biner dari nonlogam dan nonlogam
• Senyawa asam dan basa
4. Pada persamaan reaksi berlaku hukum kekekalan massa, yaitu jumlah atom unsur di
sebelah kiri anak panah (reaktan) sama dengan jumlah atom unsur di sebelah kanan
(produk).
5. Beberapa hukum dasar yang digunakan dalam stoikiometri adalah:
• Hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier)
• Hukum perbandingan tetap (Hukum Proust)
• Hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton)
• Hukum perbandingan volume (Hukum Gay Lussac)
6. Satu mol adalah banyaknya zat yang mengandung sejumlah partikel yang sama dengan
jumlah atom yang terdapat pada 12 gram C – 12, di mana jumlah partikel itu sebesar
6,02 × 1023 dan disebut sebagai tetapan Avogadro yang dilambangkan sebagai L.
7. Massa satu mol zat yang dinyatakan dalam satuan gram disebut sebagai massa molar.
8. Volume satu mol gas dalam keadaan standar disebut sebagai volume molar.
9. Kadar zat dalam campuran menyatakan banyaknya zat tersebut dibandingkan dengan
banyaknya campuran.
10.Molaritas larutan menyatakan jumlah mol (n) zat terlarut dalam satu liter larutan (V),
n
dan dirumuskan sebagai M =
V
11.Pengenceran merupakan penambahan pelarut ke dalam larutan, sehingga konsentrasi
larutan menjadi lebih kecil, dirumuskan sebagai V1 · M1 = V2 · M2
12.Dalam suatu reaksi kimia, pereaksi yang terlebih dulu habis bereaksi disebut sebagai
pereaksi pembatas.
Kimia X SMA 125

1234567890123456789012
Uji Kompetensi 1234567890123456789012
1234567890123456789012

I. Berilah tanda silang (X) huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang paling benar!

1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali … .


A. NO = nitrogen oksida
B. CO2 = karbon dioksida
C. PCl3 = fosforus triklorida
D. Cl2O = diklorida oksida
E. As2O3 = diarsen trioksida
2. Rumus kimia timah(IV) hidroksida adalah … .
A. SnOH D. Sn4(OH)2
B. Sn(OH)2 E. Sn(OH)4
C. Sn2(OH)
3. Nama senyawa CuS adalah … .
A. tembaga sulfida
B. tembaga sulfat
C. tembaga(I) sulfida
D. tembaga(II) sulfida
E. tembaga(I) sulfida
4. Rumus kimia senyawa yang terbentuk dari ion K+, Fe3+, Cu2+, SO42–, dan PO43–
yang benar adalah … .
A. Fe2(SO4)3 dan Cu3(PO4)2
B. KSO4 dan Fe(SO4)3
C. K2SO4 dan Fe2(SO4)2
D. K2SO4 dan Fe3PO4
E. Fe3(PO4)2 dan CuSO4
5. Soda abu mempunyai rumus kimia K2CO3. Senyawa itu mempunyai nama … .
A. kalium karbonat D. kalsium karbonat
B. dikalium karbonat E. kalium karbon oksida
C. kalium bikarbonat
6. Dibromin pentaoksida mempunyai rumus kimia yang benar adalah … .
A. BrO2 D. Br2O7
B. Br2O3 E. Br3O5
C. Br2O5
7. Nama senyawa berikut yang benar adalah … .
A. K2O = dikalium oksida
B. Ag2O = perak oksida
C. Hg2O = merkuri oksida
D. Fe2O3 = besi(II) oksida
E. MnSO3 = mangan sulfida
126 Kimia X SMA

8. Rumus kimia kalsium hidroksida adalah … .


A. KOH D. Ca(OH)2
B. CaOH E. Ca3(OH)2
C. K(OH)2
9. Rumus molekul dari asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat berturut-turut
adalah … .
A. HClO, H2S, dan H3PO3
B. HCl, H2SO3, dan H3PO4
C. HClO3, H2SO4, dan H2PO4
D. HCl, H2SO4, dan H3PO4
E. HCl, HNO3, dan H2PO3
10. Rumus kimia urea adalah … .
A. CaCO3 D. HCOH
B. CH3COOH E. CO(NH2)2
C. C6H12O6
11. Di antara persamaan reaksi berikut, yang sudah setara adalah… .
A. Cr2O3 + 2 Al ⎯⎯ → Al2O3 + Cr
B. Al + H2SO4 ⎯⎯ → Al2(SO4)3 + H2
C. C2H5OH + O2 ⎯⎯ → 2 CO2 + 3 H2O
D. Mg(OH)2 + 2 HCl ⎯⎯ → MgCl2 + 2 H2O
E. Cu + H2SO4 ⎯⎯ → CuSO4 + 3 H2O + SO2
12. Supaya reaksi a Al2S3 + b H2O + c O2 ⎯⎯ → d Al(OH)3 + e S menjadi reaksi
setara, maka harga koefisien reaksi a, b, c, d, dan e berturut-turut adalah … .
A. 2, 6, 3, 4, dan 6 D. 2, 6, 6, 4, dan 6
B. 1, 3, 2, 2, dan 3 E. 4, 6, 3, 4, dan 12
C. 2, 6, 4, 2, dan 3
13. Logam aluminium bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk larutan alu-
minium sulfat dan gas hidrogen. Persamaan reaksi setara di atas adalah … .
A. Al2 + 3 H2SO4 ⎯⎯ → Al2SO4 + 6 H2
B. Al + 3 H2SO4 ⎯⎯ → Al(SO4)3 + 3 H2
C. 2 Al + 3 H2SO4 ⎯⎯ → Al2(SO4)3 + 3 H2
D. 3 Al + 2 H2SO4 ⎯⎯ → Al3(SO4)3 + 2 H2
E. Al + H2SO4 ⎯⎯ → AlSO4 + H2
14. Diketahui reaksi NaOH + HCl ⎯⎯ → NaCl + H2O. Yang merupakan pereaksi
adalah … .
a. NaOH dan H2 d. NaCl dan H2O
b. HCl dan H2O e. NaOH dan H2O
c. NaOH dan HCl
15. Dari reaksi a Cu + b HNO3 ⎯⎯ → c Cu(NO3)2 + d NO + e H2O, harga koefisien
a, b, c, d, dan e berturut-turut yang benar adalah … .
A. 3, 8, 3, 3, dan 2 D. 3, 4, 3, 2, dan 2
B. 3, 8, 3, 2, dan 4 E. 1, 4, 1, 1, dan 4
C. 3, 8, 2, 4, dan 4
Kimia X SMA 127

16. Logam kalsium bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan kalsium oksida padat.
Persamaan reaksi yang benar adalah … .
A. Ca(s) + O2(g) ⎯⎯ → CaO(s)
B. Ca(s) + O2(g) ⎯⎯ → CaO2 (s)
C. 2 Ca(s) + O2(g) ⎯⎯ → 2 CaO(s)
D. 2 K(s) + O2(g) ⎯⎯ → 2 K2O(s)
E. 4 K(s) + O2(g) ⎯⎯ → 2 K2O(s)
17. Pada persamaan reaksi 2 Na(s) + 2 H2O(l) ⎯⎯ → 2 NaOH(aq) + H2(g), yang
disebut reaktan adalah … .
A. H2 dan H2O
B. NaOH dan H2
C. Na dan H2
D. Na dan NaOH
E. Na dan H2O
18. Persamaan reaksi a Zn + b HNO3 ⎯⎯ → c Zn(NO3)2 + NH4NO3 + 3 H2O akan
setara, bila koefisien a, b, dan c berturut-turut adalah … .
A. 1, 5, dan 1 D. 4, 8, dan 2
B. 2, 5, dan 2 E. 2, 8, dan 2
C. 4, 10, dan 4
19. Pada reaksi pembakaran gas propana:
p C3H8 + q O2 ⎯⎯ → r CO2 + s H2O
reaksi akan menjadi setara bila p, q, r, dan s berturut-turut adalah … .
A. 1, 5, 3, dan 4 D. 1, 3, 1, dan 3
B. 2, 3, 6, dan 4 E. 2, 5, 2, dan 1
C. 1, 2, 5, dan 2
20. Hukum perbandingan tetap dikemukakan oleh … .
A. Avogadro D. Proust
B. Dalton E. Newton
C. Lavoisier
21. Pernyataan di bawah ini yang dikemukakan oleh Gay Lussac adalah … .
A. energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan
B. massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap
C. perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa selalu tetap
D. volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi pada T dan P
sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana
E. pada T dan P sama, semua gas bervolume sama mengandung jumlah molekul
yang sama
22. Pada suhu dan tekanan tertentu, m molekul H2S bervolume 0,25 liter. Pada suhu
dan tekanan yang sama, volume dari 4m molekul NH3 adalah … .
A. 0,25 liter D. 1,5 liter
B. 0,5 liter E. 2 liter
C. 1 liter
128 Kimia X SMA

23. Pada suhu dan tekanan tertentu, 2 liter gas nitrogen mengandung n molekul gas
nitrogen. Pada suhu dan tekanan yang sama, jumlah molekul gas oksigen yang
volumenya 10 liter adalah … .
A. n molekul gas oksigen
B. 2n molekul gas oksigen
C. 3n molekul gas oksigen
D. 4n molekul gas oksigen
E. 5n molekul gas oksigen
24. Pakar kimia yang menyatakan hukum perbandingan volume adalah … .
A. Boyle D. Dalton
B. Gay Lussac E. Avogadro
C. Rutherford
25. Gas hidrokarbon (CxHy) bervolume 3 liter tepat dibakar sempurna dengan 18
liter oksigen menghasilkan 12 liter gas karbon dioksida sesuai reaksi:
CxHy + O2 ⎯⎯ → CO2 + H2O (belum setara)
Rumus molekul hidrokarbon tersebut adalah … .
A. C5H12 D. C4H8
B. C5H10 E. C3H8
C. C4H6
26. Sebanyak 6 liter campuran gas metana (CH4) dan gas etana (C2H6) dapat dibakar
sempurna dengan 19 liter gas oksigen pada suhu dan tekanan yang sama.
Persamaan reaksinya:
CH4 + 3 O2 ⎯⎯ → CO2 + 2 H2O
2 C2H6 + 7 O2 ⎯⎯ → 4 CO2 + 6 H2O
Volume gas CH4 dan C2H6 berturut-turut adalah … liter.
A. 1 dan 5 D. 2 dan 4
B. 5 dan 1 E. 2 dan 3
C. 4 dan 2
27. Suatu campuran terdiri dari 60% volume gas N2 dan 40% volume gas O2.
Perbandingan molekul gas N2 dan O2 dalam campuran itu adalah … .
A. 3 : 2 D. 16 : 21
B. 4 : 3 E. 2 : 3
C. 21 : 16
28. Pada suhu dan tekanan tertentu, 10 liter gas NO bereaksi dengan 5 liter gas O2,
sehingga menghasilkan 10 liter gas NxOy pada suhu dan tekanan yang sama.
Rumus molekul senyawa NxOy adalah … .
A. NO2 D. N2O5
B. N2O4 E. N2O
C. N2O3
Kimia X SMA 129

29. Pada suhu 25 °C dan tekanan 1 atm diketahui kadar oksigen dalam udara adalah
20%. Reaksi pembakaran karbon:
C + O2 ⎯⎯ → CO2
Pada pembakaran karbon dengan 100 liter udara dihasilkan gas karbon dioksida
sebanyak … .
A. 10 liter D. 80 liter
B. 20 liter E. 100 liter
C. 50 liter
30. Logam aluminium yang dapat dihasilkan dari 10.000 kg bauksit murni menurut
reaksi:
2 Al2O3(s) ⎯⎯ → 4 Al(s) + 3 O2(g)
(Ar Al = 27 dan O = 16) adalah … .
A. 8 000 kg D. 4.700 kg
B. 6.600 kg E. 1.900 kg
C. 5.300 kg
31. Sebanyak 11,2 gram serbuk besi (Fe) dipanaskan secara sempurna dengan 6,4
gram serbuk belerang (S), sesuai reaksi:
Fe + S ⎯⎯ → FeS
Senyawa besi(II) sulfida (FeS) yang terbentuk sebanyak … .
A. 6,4 gram D. 17,6 gram
B. 11,2 gram E. 22,4 gram
C. 12,8 gram
32. Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi kimia selalu tetap. Pernyataan tersebut
dikemukakan oleh … .
A. Proust D. Berzellius
B. John Dalton E. Gay Lussac
C. Lavoisier
33. Perbandingan massa magnesium dengan massa oksigen dalam senyawa magne-
sium oksida adalah 3 : 2. Jika 12 gram magnesium direaksikan dengan 6 gram
oksigen, maka massa magnesium oksida (MgO) yang terbentuk adalah … .
A. 6 gram D. 21 gram
B. 10 gram E. 30 gram
C. 15 gram
34. Diketahui data percobaan pembentukan senyawa pirit sebagai berikut.
Massa Besi (Fe) Massa Belerang (S) Massa Pirit (FeS2)
7 gram 8 gram 15 gram
14 gram 16 gram 30 gram
21 gram 24 gram 45 gram
Perbandingan Fe : S adalah … .
A. 1 : 2 D. 5 : 8
B. 2 : 3 E. 7 : 8
C. 4 : 3
130 Kimia X SMA

35. Dua liter gas N2 tepat bereaksi dengan 5 liter gas O2 membentuk 2 liter senyawa
NxOy pada suhu dan tekanan yang sama. Rumus molekul senyawa NxOy tersebut
adalah … .
A. NO D. N2O3
B. NO2 E. N2O5
C. N2O
36. Satu liter campuran gas terdiri dari 60% volume metana (CH4) dan sisanya gas
etana (C2H6) dibakar sempurna sesuai reaksi:
CH4 + 3 O2 ⎯⎯
→ 2 CO2 + 2 H2O

2 C2H6 + 7 O2 ⎯⎯ → 4 CO2 + 6 H2O


Volume gas oksigen yang dibutuhkan adalah … .
A. 2,4 liter D. 3,0 liter
B. 2,6 liter E. 3,2 liter
C. 2,8 liter
37. Jika diketahui massa atom relatif H = 1, S = 32, O = 16 dan massa molekul
relatif (NH4)2SO4 = 132, maka massa atom relatif N adalah … .
A. 7 D. 20
B. 12 E. 28
C. 14
38. Jika diketahui massa atom relatif H = 1, O = 16, Al = 27, dan S = 32, maka massa
molekul relatif Al2(SO4)3 .n H2O adalah … .
A. 75 × 18n D. 342 + 18n
B. 75 + 18n E. 342 × 18n
C. 342n
39. Diketahui Ar C = 12, O = 16, Na = 23, dan S = 32. Gas-gas berikut ini mempunyai
massa 32 gram, kecuali … .
A. 0,4 mol SO3 D. 0,5 mol C4H10
B. 2 mol CH4 E. 1 mol O2
C. 0,5 mol SO2
40. Jumlah mol dari 29,8 gram amonium fosfat ((NH4)3PO4) (Ar N = 14, H = 1, dan
P = 31) adalah … .
A. 0,05 mol D. 0,25 mol
B. 0,15 mol E. 1,10 mol
C. 0,20 mol
41. Jika diketahui Ar Ca = 40, C = 12, O = 16 dan bilangan Avogadro = 6,02×1023,
maka 50 gram CaCO3 mempunyai jumlah molekul … .
A. 3,01 × 1021
B. 3,01 × 1022
C. 6,02 × 1022
D. 3,10 × 1023
E. 1,204 × 1023
Kimia X SMA 131

42. Jika Ar C = 12 dan O = 16, maka volume dari 8,8 gram gas CO2 pada keadaan
standar (STP) adalah … .
A. 2,24 liter D. 8,96 liter
B. 4,48 liter E. 22,4 liter
C. 6,72 liter
43. Massa dari 1,204 × 1022 molekul NH3 (Ar N = 17 dan H = 1) adalah … .
A. 0,17 gram D. 2,80 gram
B. 0,34 gram E. 3,40 gram
C. 1,70 gram
44. Massa dari 4,48 liter gas X2 pada keadaan standar (STP) adalah 14,2 gram. Massa
atom relatif unsur X tersebut adalah ... .
A. 35,5 D. 142
B. 71 E. 213
C. 105,5
45. Massa glukosa (C6H12O6) yang harus dilarutkan dalam 500 mL air untuk membuat
larutan glukosa (C6H12O6) 0,2 M (Ar C = 12, H = 1, dan O = 16) adalah ... .
A. 9 gram D. 54 gram
B. 18 gram E. 90 gram
C. 36 gram
46. Pada suhu dan tekanan tertentu, 5 liter gas H2 mempunyai massa 0,4 gram. Pada
suhu dan tekanan yang sama, 10 liter gas X massanya 28 gram. Jika Ar H = 1,
maka massa molekul relatif gas X adalah ... .
A. 30 D. 60
B. 40 E. 70
C. 50
47. Volume dari 8 gram SO3 (Ar S = 32 dan O = 16) pada suhu 30 °C dan tekanan 1
atm (R = 0,082) adalah ... .
A. 1,24 liter D. 5,24 liter
B. 2,48 liter E. 6,12 liter
C. 4,48 liter
48. Dalam 100 gram senyawa terdapat 40% kalsium, 12% karbon, dan 48% oksigen.
Jika Ar Ca = 40, C = 12, dan O = 16, maka rumus empiris senyawa tersebut
adalah ... .
A. CaCO D. Ca2CO3
B. CaCO2 E. CaC2O
C. CaCO3
49. Dalam satu molekul air (H2O) (Ar H = 1 dan O = 16) terdapat persen massa
hidrogen sebesar … .
A. 22,2% D. 1,11%
B. 11,1% E. 0,11%
C. 5,55%
132 Kimia X SMA

50. Pada senyawa K2Cr2O7 (Ar K = 39, Cr = 52, O = 16), kadar oksigen adalah … .
A. 12% D. 42%
B. 28% E. 62%
C. 38%
51. Dalam 1.500 kg urea (CO(NH2)2) terkandung unsur nitrogen sebesar … .
A. 250 kg D. 650 kg
B. 300 kg E. 700 kg
C. 500 kg
52. Sebanyak 305 kg pupuk ZA ((NH4)2SO4) (Ar N = 14, H = 1, S = 32, dan O = 16)
disebar secara merata pada sawah seluas 1 hektar (10.000 m2). Massa nitrogen
yang diperoleh setiap 10 m2 tanah adalah … .
A. 35 gram D. 140 gram
B. 65 gram E. 210 gram
C. 105 gram
53. Dalam 100 gram pupuk urea (CO(NH2)2) terdapat 22,4 gram nitrogen (Ar C = 12,
O = 16, N = 14, H = 1). Kadar nitrogen dalam pupuk urea tersebut adalah … .
A. 96% D. 23,3%
B. 48% E. 22,4%
C. 44,8%
54. Suatu senyawa mempunyai rumus empiris (CH2O)n dengan massa molekul relatif
180 (Ar C = 12, H = 1, dan O = 16). Rumus molekul senyawa tersebut adalah … .
A. CH2O D. C4H6O4
B. C2H2O2 E. C6H12O6
C. C3H6O3
55. Suatu senyawa hidrokarbon mempunyai rumus empiris CH2 (Ar C = 12 dan
H = 1). Jika 5,6 liter (STP) gas tersebut mempunyai massa 14 gram, maka rumus
molekul gas tersebut adalah … .
A. C2H4 D. C4H8
B. C2H6 E. C5H10
C. C3H8
56. Suatu senyawa oksida nitrogen NxOy mengandung 63,16% nitrogen dan 36,84%
oksigen (Ar N = 14 dan O = 16). Senyawa tersebut adalah … .
A. NO D. N2O3
B. N2O E. N2O5
C. NO2
57. Sebanyak 0,37 gram senyawa organik CxHyOz (Ar C = 12, H = 1, dan O = 16)
dibakar sempurna menghasilkan 0,88 gram CO2 dan 0,45 gram H2O sesuai reaksi:
CxHyOz + O2 ⎯⎯ → CO2 + H2O (belum setara)
Rumus kimia senyawa organik tersebut adalah … .
A. CH3OH D. C4H9OH
B. C2H5OH E. CH3COOH
C. C3H7OH
Kimia X SMA 133

58. Pada kristalisasi 3,19 gram tembaga(II) sulfat (CuSO4) terbentuk 4,99 gram hidrat
CuSO4.x H2O (Ar Cu = 63,5, S = 32, O = 16, dan H = 1). Harga x adalah … .
A. 3 D. 6
B. 4 E. 7
C. 5
59. Apabila kristal BaCl2.x H2O (Ar Ba = 137, Cl = 35,5, H = 1, dan O = 16)
mengandung 14,75% air kristal, maka rumus yang tepat untuk kristal tersebut
adalah … .
A. BaCl2.H2O D. BaCl2.4 H2O
B. BaCl2.2 H2O E. BaCl2.5 H2O
C. BaCl2.3 H2O
60. Penguraian 24,5 gram KClO3 (Ar K = 39, Cl = 35,5, dan O = 16) menurut reaksi:
2 KClO3 ⎯⎯ → 2 KCl + 3 O2
Pada keadaan standar dihasilkan gas oksigen sebanyak … .
A. 2,24 liter D. 8,96 liter
B. 4,48 liter E. 11,2 liter
C. 6,72 liter
61. Sejumlah 3,2 gram gas CH4 dibakar dengan 16 gram O2 sesuai reaksi:
CH4(g) + 2 O2(g) ⎯⎯ → CO2(g) + 2 H2O(l)
Jika Ar C = 12, H = 1, dan O = 16, maka massa CO2 yang terbentuk adalah … .
A. 1,1 gram D. 11 gram
B. 2,2 gram E. 22 gram
C. 8,8 gram
62. Diketahui reaksi CaCO3(s) + 2 HCl(aq) ⎯⎯ → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g).
Jika 10 gram CaCO3 direaksikan dengan 100 mL larutan HCl 1 M, maka massa
CaCl2 (Ar Ca = 40, C = 12, O = 16, dan Cl = 35,5) yang terbentuk adalah … .
A. 22,2 gram D. 4,44 gram
B. 11,1 gram E. 2,22 gram
C. 5,55 gram
63. Pada pembakaran sempurna 6 gram C2H6 (Ar C = 12 dan O = 16) sesuai reaksi:
2 C2H6(g) + 7 O2(g) ⎯⎯ → 4 CO2(g) + 6 H2O(l)
gas CO2 yang dihasilkan pada keadaan standar (STP) adalah … .
A. 2,24 liter D. 8,96 liter
B. 4,48 liter E. 11,2 liter
C. 6,72 liter
64. Reduksi besi(III) oksida dengan CO menghasilkan besi sesuai reaksi:
Fe2O3 + 3 CO ⎯⎯ → 2 Fe + 3 CO2
Untuk menghasilkan 11,2 kg besi dibutuhkan Fe2O3 (Ar Fe = 56 dan O = 16)
sebanyak … .
A. 22 kg D. 16 kg
B. 20 kg E. 15 kg
C. 18 kg
134 Kimia X SMA

65. Sebanyak 10,4 gram kromium bereaksi dengan larutan CuSO4 menurut reaksi:
2 Cr + 3 CuSO4 ⎯⎯ → Cr2(SO4)3 + 3 Cu
Massa tembaga yang terbentuk (Ar Cr = 52 dan Cu = 63,5) adalah … .
A. 6,35 gram D. 19,05 gram
B. 9 gram E. 21 gram
C. 10,5 gram
66. Sebanyak 1 mol kalsium sianida (CaCN2) dan 2 mol air dibiarkan bereaksi
sempurna menurut persamaan reaksi:
CaCN2 + 3 H2O ⎯⎯ → CaCO3 + 2 NH3
Volume gas NH3 yang dihasilkan pada keadaan standar (STP) adalah … .
A. 67,2 liter D. 15 liter
B. 33,6 liter E. 10 liter
C. 22,4 liter
67. 3,01 × 1023 molekul besi direaksikan dengan larutan asam sulfat menurut reaksi
berikut.
2 Fe + 3 H2SO4 ⎯⎯ → Fe2(SO4)3 + 3 H2
Pada suhu dan tekanan tertentu, 4 gram O2 (Ar O = 16) volumenya 1 liter. Pada
suhu dan tekanan yang sama, volume gas H2 yang dihasilkan dari reaksi di atas
adalah … .
A. 8 liter D. 5 liter
B. 7 liter E. 4 liter
C. 6 liter
68. Diketahui reaksi KClO3 + 6 HCl ⎯⎯ → KCl + 3 H2O + 3 Cl2. Bila 3,675 gram
KClO3 (Ar K = 39, Cl = 35,5, dan O = 16) direaksikan dengan 100 mL larutan
HCl 1,2 M, maka massa KCl yang terbentuk adalah … .
A. 15 gram D. 3,00 gram
B. 8,70 gram E. 1,49 gram
C. 7,45 gram
69. Sebanyak 26 mg logam L (Ar L = 52) dilarutkan dalam larutan asam sulfat
membebaskan 16,8 mL gas hidrogen (STP) menurut persamaan:
2 L(s) + x H2SO4(aq) ⎯⎯ → L2(SO4)x(aq) + x H2(g)
Bilangan oksidasi L adalah … .
A. +1 D. +4
B. +2 E. +5
C. +3
70. Untuk membakar sempurna 89,6 liter gas propana sesuai reaksi:
C3H8(g) + 5 O2(g) ⎯⎯ → 3 CO2(g) + 4 H2O(l)
diperlukan volume oksigen (STP) sebanyak ... .
A. 1.000 liter D. 550 liter
B. 760 liter E. 448 liter
C. 620 liter
Kimia X SMA 135

II. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar!

1. Tulis dan setarakan persamaan reaksi berikut.


a. Logam seng direaksikan dengan larutan asam klorida membentuk larutan
seng klorida dan gas hidrogen.
b. Larutan kalsium hidroksida bereaksi dengan larutan asam klorida membentuk
larutan kalsium klorida dan air.
c. Yodium padat bereaksi dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan
natrium iodida, larutan natrium iodat, dan air
d. Besi(III) oksida bereaksi dengan larutan asam bromida menghasilkan larutan
besi(III) bromida dan air.
e. Larutan timbal(II) nitrat bereaksi dengan larutan natrium klorida membentuk
endapan timbal(II) klorida dan larutan natrium nitrat.
2. Berapa liter gas oksigen yang diperlukan pada pembakaran 10 liter butana (C4H10)
sesuai reaksi:
2 C4H10(g) + 13 O2(g) ⎯⎯ → 8 CO2(g) + 10 H2O(l)
3. Sebanyak 100 mL gas NxOy terurai menjadi 100 mL gas nitrogen oksida dan 50
mL gas oksigen. Tentukan rumus kimia gas NxOy tersebut!
4. Untuk membakar 2 liter gas CxHy diperlukan 10 liter gas oksigen. Jika pada
pembakaran itu terbentuk 6 liter CO2 sesuai reaksi:
CxHy + O2 ⎯⎯ → CO2 + H2O (belum setara)
tentukan rumus kimia CxHy!
5. Delapan liter campuran gas CH4 dan C3H8 memerlukan 25 liter gas oksigen untuk
membakar campuran tersebut sesuai reaksi:
CH4 + 2 O2 ⎯⎯ → CO2 + 2 H2O
C3H8 + 5 O2 ⎯⎯ → 3 CO2 + 4 H2O
Tentukan komposisi masing-masing gas tersebut!
6. Pada suhu dan tekanan tertentu, 1 liter gas N2 mengandung 2Q partikel. Pada
suhu dan tekanan yang sama, tentukan jumlah partikel 12 liter gas CO!
7. Hitung persentase unsur oksigen pada senyawa FeO dan Fe2O3 (Ar Fe = 56 dan O
= 16)!
8. Sebanyak 35 gram besi dibakar dengan 25 gram oksigen untuk membentuk
senyawa besi(III) oksida (Fe2O3). Perbandingan massa besi dengan oksigen dalam
senyawa Fe2O3 adalah 7 : 3. Tentukan:
a. massa Fe2O3 yang terbentuk
b. massa pereaksi yang sisa
9. Pada pembentukan senyawa kalsium sulfida (CaS), perbandingan massa Ca : S
adalah 5 : 4. Bila 35 gram kalsium direaksikan dengan 20 gram belerang, tentukan:
a. massa CaS yang terbentuk
b. massa pereaksi yang sisa
10. Suatu oksida besi mengandung 77,78% besi (Ar Fe = 56 dan O = 16). Tentukan
rumus empiris oksida besi tersebut!
136 Kimia X SMA

11. Sebanyak 43 gram gips yang mempunyai rumus CaSO4.x H2O dipanaskan hingga
airnya menguap. Jika diperoleh 34 gram CaSO4 murni, tentukan nilai x! (Ar Ca =
40, S = 32, O = 16, dan H = 1)
12. Hitunglah volume masing-masing gas berikut pada keadaan standar (STP).
a. 3,4 gram NH3
b. 22 gram CO2
c. 8 gram CO
d. 56 gram N2
e. 100 gram SO3
(Ar C = 12, N = 14, O = 16, S = 32, dan H = 1)
13. Berapa gram massa dari gas-gas di bawah ini pada keadaan standar (STP)?
a. 89,6 liter CH4
b. 5,6 liter N2O
c. 44,8 liter C3H8
d. 2,24 liter H2S
e. 6,72 liter H2O
(Ar C = 12, N = 14, O = 16, S = 32, dan H = 1)
14. Tentukan jumlah molekul yang terkandung dalam 2 liter gas oksigen pada keadaan
standar!
15. Sebanyak 12 gram etana (C2H6) dibakar sempurna (Ar C = 12, H = 1), menurut
reaksi:
2 C2H6 + 7 O2 ⎯⎯ → 4 CO2 + 6 H2O
Tentukan volume gas CO2 yang dihasilkan pada keadaan standar (STP)?
16. Hitunglah Mr suatu gas yang volumenya 4,48 liter pada keadaan standar (STP)
massanya 12,8 gram!
17. Pada suhu dan tekanan tertentu, 1 liter gas SO2 bermassa 8 gram. Berapa gram
massa dari 5 liter gas CH4 pada kondisi tersebut? (Ar C = 12, H = 1, S = 32, dan
O = 16).
18. Sebanyak 36 gram logam X direaksikan dengan larutan HCl menurut reaksi:
X + 4 HCl ⎯⎯ → XCl4 + 2 H2
Gas hidrogen yang terbentuk adalah 15 liter diukur pada keadaan di mana 8
gram gas O2 bervolume 2,5 liter. Hitunglah Ar X! (Ar O = 16).
19. Pada penguraian KClO3 menurut reaksi:
2 KClO3 ⎯⎯ → 2 KCl + 3 O2
terbentuk 600 mL gas oksigen yang diukur pada kondisi di mana 0,5 liter gas N2
memiliki massa 0,7 gram. Hitunglah berat KClO3 yang terurai! (Ar K = 39,
Cl = 35,5, O = 16, dan N = 14)
20. Pembakaran sempurna 8 gram belerang sesuai reaksi:
2 S + 3 O2 ⎯⎯ → 2 SO3
Pada suhu dan tekanan tertentu, 2 mol gas N2 volumenya 10 liter. Tentukan
volume belerang trioksida pada kondisi tersebut!
Kimia X SMA 137

Latihan Ulangan Umum Semester 1

Pilih satu jawaban paling benar di antara pilihan jawaban A, B, C, D, atau E!


Untuk soal yang memerlukan hitungan, jawablah dengan uraian jawaban beserta
cara mengerjakannya!
1. Di bawah ini nama penemu partikel penyusun inti atom proton adalah … .
A. John Dalton D. James Chadwick
B. J. J. Thompson E. Eugen Goldstein
C. Robert Andrew Milikan
2. Gagasan utama yang dikemukakan oleh teori atom Niels Bohr adalah … .
A. menentukan jumlah proton dalam atom
B. mengetahui banyaknya neutron
C. dapat diketahui massa suatu atom
D. mengetahui tingkat energi dalam atom
E. menemukan isotop-isotop suatu atom
3. Jumlah proton dan neutron unsur 126 C , 27 , 40
13 Al 20 Ca
berturut-turut adalah … .
A. 6 dan 6, 14 dan 13, 20 dan 20
B. 12 dan 6, 27 dan 13, 40 dan 20
C. 6 dan 6, 13 dan 14, 20 dan 20
D. 6 dan 12, 13 dan 27, 20 dan 40
E. 6 dan 6, 13 dan 13, 40 dan 20
4. Diketahui lambang unsur: 147 A , 157 B , 40 , 40 .
19 C 18 D
Pasangan unsur berikut ini yang merupakan isotop adalah … .
A. A dan E D. A dan C
B. A dan B E. C dan E
C. C dan D
5. Pengelompokan unsur berdasarkan kenaikan massa atom maka unsur kedelapan
sifatnya mirip dengan unsur kesatu, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan,
dikemukakan oleh … .
A. Newlands D. Moseley
B. J. Lothar Meyer E. Dobereiner
C. Mendeleev
6. Diketahui unsur-unsur: 7N, 8O, 9F, 10Ne, 11Na, 12Mg. Unsur atau ion-ion di bawah
ini yang memiliki jumlah elektron sama adalah … .
A. N, O2–, Ne, F– D. Na+, Mg2+, O, F
B. Ne, Mg , F , O
2+ + 2–
E. N3–, F–, Ne, O
C. O , F , Na , Mg
2– – + 2+

7. Unsur-unsur yang terletak dalam satu periode akan memiliki kecenderungan … .


A. jari-jari atom bertambah dengan bertambahnya nomor atom
B. elektronegatifitas berkurang dengan bertambahnya nomor atom
C. jari-jari atom berkurang dengan bertambahnya nomor atom
D. energi ionisasi berkurang dengan bertambahnya nomor atom
E. afinitas elektron berkurang dengan bertambahnya nomor atom
138 Kimia X SMA

8. Diketahui unsur-unsur dengan nomor atom:


7
N, 9F, 15P, 19K, 17Cl, 33As, 35Br
Unsur-unsur yang terletak dalam satu golongan adalah ... .
A. N, F, dan K D. N, P, dan As
B. P, Cl, dan Br E. K, Cl, dan Br
C. F, K, dan As
9. Diketahui unsur-unsur dengan nomor atom: 13Al, 14Si, 15P, 16S, 17Cl. Yang memiliki
energi ionisasi terbesar adalah unsur ... .
A. Al D. S
B. Si E. Cl
C. P
10. Konfigurasi elektron unsur X yang memiliki jumlah proton 35 dan nomor massa
80 adalah ... .
A. 2, 8, 8, 2 D. 2, 8, 18, 5
B. 2, 8, 18, 2 E. 2, 8, 18, 7
C. 2, 8, 18, 3
11. Bila diketahui 12X dan 20Y, maka unsur X dan Y tersebut dalam sistem periodik
unsur termasuk dalam golongan ... .
A. X dan Y golongan alkali
B. X golongan alkali tanah dan Y golongan halogen
C. X dan Y golongan alkali tanah
D. X dan Y golongan gas mulia
E. X golongan halogen dan Y golongan alkali
12. Unsur 11Na berikatan dengan unsur 8O membentuk senyawa dan berikatan … .
A. NaO, ikatan ion D. NaO2, ikatan kovalen
B. Na2O, ikatan ion E. Na2O, ikatan kovalen
C. NaO2, ikatan ion
13. Diketahui nomor atom: 1H, 7N, 8O, 9F, 17Cl.
Molekul berikut ini yang berikatan kovalen rangkap tiga adalah … .
A. Cl2 D. N 2
B. F 2 E. H 2
C. O 2
14. Diketahui konfigurasi elektron dari unsur-unsur berikut.
P = 2, 8, 1 S = 2, 8, 7
Q = 2, 8, 2 T = 2, 8, 8, 1
R = 2, 8, 6
Pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan ion adalah … .
A. PT D. SR
B. QT E. TS
C. PQ
15. Di antara senyawa berikut ini, yang semuanya berikatan kovalen adalah ... .
A. H2O, SO2, dan K2O D. HCl, H2S, dan CO2
B. CaCl2, NaCl, dan NH3 E. HCl, NaBr, dan KI
C. H2S, HCl, dan MgBr2
Kimia X SMA 139

16. Pasangan senyawa berikut ini mempunyai ikatan ion adalah ... .
A. NH3 dan CS2
B. CO2 dan KCl
C. MgO dan KCl
D. MgCl2 dan H2O
E. HCl dan NaCl
17. Diketahui rumus kimia beberapa zat sebagai berikut.
1) N 2 O 4 4) P 2O5
2) CaO 5) K2O
3) MgO
Berikut ini yang semuanya merupakan rumus kimia oksida logam adalah … .
A. 2, 4, dan 5
B. 2, 3, dan 5
C. 1, 2, dan 3
D. 3, 4, dan 5
E. 2, 3, dan 4
18. Pada reaksi antara logam seng (Zn) dengan larutan asam klorida encer (HCl)
akan terbentuk larutan seng klorida dan gas hidrogen. Penulisan persamaan reaksi
yang benar adalah … .
A. Zn + HCl ⎯⎯ → ZnCl + H2
B. Zn(s) + 2 HCl(aq) ⎯⎯ → ZnCl2(aq) + H2(g)
C. 2 Zn(s) + 2 HCl(aq) ⎯⎯ → 2 ZnCl(aq) + H2(g)
D. Zn(aq) + 2 HCl(aq) ⎯⎯ → ZnCl2(s) + H2(g)
E. 2 Zn(s) + HCl(aq) ⎯⎯ → 2 ZnCl(aq) + H2(g)
19. Jika bilangan Avogadro = 6 × 1023, maka jumlah atom hidrogen yang terdapat
dalam 4 gram hidrazin (N2H4) (Mr = 32) adalah … .
A. 2 × 1020 D. 3 × 1023
B. 2 × 10 21
E. 4 × 1023
C. 3 × 1022
20. Reaksi besi(II) sulfida dengan gas oksigen berlangsung menurut reaksi:
FeS(s) + O2(g) ⎯⎯ → Fe2O3(s) + SO2(g)
Reaksi belum setara, maka jika telah bereaksi 8,8 gram FeS murni (Ar Fe = 56, O
= 16, S = 32), gas SO2 yang dihasilkan pada keadaan standar (STP) adalah … .
A. 24,2 liter D. 2,24 liter
B. 22,4 liter E. 1,12 liter
C. 2,42 liter
21. Suatu senyawa organik terdiri dari 40% C, 6,67% H, dan sisanya oksigen. Jika
Ar C = 12, H = 1, O = 16 dan massa molekul senyawa tersebut 60, maka rumus
molekul senyawa tersebut adalah … .
A. CH 4 O D. CH 2 O
B. C 2 H 5OH E. CH 3COOH
C. CH 3COH
140 Kimia X SMA

22. Rumus kimia garam yang benar berdasarkan tabel kation dan anion:
Kation Anion
Al3+ NO3–
Mg2+ PO43–
NH4+ SO42–
adalah ... .
A. Al2SO4 D. Al 3PO 4
B. Mg 3(PO 4) 2 E. Mg 2SO4
C. (NH 4) 3NO 3
23. Gas butana dibakar sempurna menurut reaksi:
a C4H10(g) + b O2(g) ⎯⎯ → c CO2(g) + d H2O(g)
Harga koefisien reaksi a, b, c, dan d berturut-turut adalah ... .
A. 1, 13, 8, dan 10 D. 2, 13, 8, dan 5
B. 2, 13, 8, dan 10 E. 1, 13, 4, dan 5
C. 2, 13, 4, dan 10
24. Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang memiliki volume yang sama
akan memiliki jumlah partikel yang sama. Pernyataan tersebut dikenal dengan
hukum ... .
A. Gay Lussac D. Avogadro
B. Dalton E. Proust
C. Lavoisier
25. Jika dalam 8 liter gas CO2 (P, T) terdapat 6,02 × 1022 molekul gas tersebut, maka
pada suhu dan tekanan yang sama, 1,505 × 1021 molekul gas NO2 akan menempati
ruang yang volumenya ... .
A. 0,2 liter D. 16 liter
B. 2 liter E. 20 liter
C. 8 liter
26. Nitrogen dan oksigen membentuk berbagai macam senyawa, di antaranya
mengandung nitrogen 25,93% sisanya oksigen (Ar N = 14, O = 16). Rumus kimia
senyawa nitrogen oksida tersebut adalah … .
A. NO D. N 2 O 3
B. N 2 O E. N 2 O 5
C. NO 2
27. Hidroksida suatu unsur L dengan rumus L(OH)3 mempunyai Mr = 78. Jika Ar H
= 1, maka massa atom relatif L adalah ... .
A. 14 D. 28
B. 20 E. 31
C. 27
28. Massa yang terkandung dalam 3 mol urea (CO(NH2)2) (Ar C = 12, O = 16, N =
14, dan H = 1) adalah ... .
A. 60 gram D. 180 gram
B. 120 gram E. 240 gram
C. 150 gram
Kimia X SMA 141

29. Jika massa dari 5 liter gas oksigen (P, T) 6,4 gram (Ar O = 16), maka pada kondisi
yang sama, massa dari 1 liter C4H10 (Ar C = 12, H = 1) adalah ... .
A. 1,28 gram D. 11,6 gram
B. 2,32 gram E. 58 gram
C. 3,2 gram
30. Jika 6 ton pupuk urea (CO(NH2)2) (Mr = 60) disebar secara merata pada kebun
seluas 2 hektar (20.000 m2), maka tiap m2 tanah mendapat tambahan nitrogen
sebesar ... .
A. 14 gram D. 180 gram
B. 140 gram E. 280 gram
C. 150 gram
31. Volume gas CO2 (STP) yang dapat terbentuk pada pembakaran sempurna 6
gram C2H6 (Ar C = 12, H = 1) menurut reaksi:
2 C2H6(g) + 7 O2(g) ⎯⎯ → 4 CO2(g) + 6 H2O(l) adalah ... .
A. 2,24 liter D. 11,2 liter
B. 4,48 liter E. 89,6 liter
C. 8,96 liter
32. Campuran 8 liter gas CH4 dan C2H6 dibakar sempurna sesuai reaksi:
CH4(g) + 2 O2(g) ⎯⎯ → CO2(g) + 2 H2O(l)
2 C2H6(g) + 7 O2(g) ⎯⎯ → 4 CO2(g) + 6 H2O(l)
menghasilkan gas CO2 sebanyak 12 liter. Volume CH4 dan C2H6 berturut-turut
adalah ... .
A. 2 liter dan 6 liter D. 6 liter dan 2 liter
B. 3 liter dan 5 liter E. 4 liter dan 4 liter
C. 5 liter dan 3 liter
33. Untuk membuat 500 mL larutan NaOH dengan konsentrasi 0,2 M diperlukan
NaOH (Ar Na = 23, O = 16, dan H = 1) sebanyak ... .
A. 2 gram D. 10 gram
B. 4 gram E. 16 gram
C. 8 gram
34. Volume air yang perlu ditambahkan pada 12,5 mL larutan HCl 2 M untuk membuat
larutan HCl 0,1 M adalah ... .
A. 250 mL D. 200 mL
B. 237,5 mL E. 112,5 mL
C. 225 mL
35. Pada reaksi:
2 AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) ⎯⎯ → Ag2CrO4(s) + 2 KNO3(aq)
volume larutan AgNO3 0,1 M yang diperlukan agar tepat bereaksi dengan 10 mL
larutan K2CrO4 0,2 M adalah ... .
A. 10 mL D. 40 mL
B. 20 mL E. 60 mL
C. 30 mL
142 Kimia X SMA

36. Diketahui reaksi:


Mg(s) + CuSO4(aq) ⎯⎯
→ MgSO4(aq) + Cu(s)
Bila 6 gram magnesium tepat habis bereaksi dengan larutan CuSO4 (Ar Mg = 24,
Cu = 63,5), maka dihasilkan tembaga sebanyak ... .
A. 7,94 gram D. 48 gram
B. 15,88 gram E. 63,5 gram
C. 31,75 gram
37. Gas asetilena (Ar C = 12 dan H = 1) dibakar sesuai reaksi:
2 C2H2(g) + 5 O2(g) ⎯⎯ → 4 CO2(g) + 2 H2O(l)
Bila dihasilkan 67,2 liter gas oksigen pada keadaan standar (STP), maka massa
gas asetilena yang dibakar sebanyak ... .
A. 13 gram D. 41,6 gram
B. 26 gram E. 46,8 gram
C. 31,2 gram
38. Dari reaksi:
2 Al(NO3)3(aq) + 3 Na2CO3(aq) ⎯⎯ → Al2(CO3)3(aq) + 6 NaNO3(aq)
bila direaksikan 200 mol larutan Al(NO3)3 dengan 450 mol larutan Na2CO3, maka
pereaksi yang sisa adalah ... .
A. 50 mL larutan Al(NO3)3 d. 100 mL larutan Na2CO3
B. 100 mL larutan Al(NO3)3 e. 150 mL larutan Na2CO3
C. 150 mL larutan Al(NO3)3
39. Berdasarkan reaksi:
Pb(NO3)2(aq) + 2 KI(aq) ⎯⎯ → PbI2(s) + 2 KNO3(aq)
bila 30 mL larutan Pb(NO3)2 0,1 M direaksikan dengan 20 mL larutan KI 0,4 M,
maka massa endapan PbI2 (Ar Pb = 207, I = 127) yang terbentuk adalah ... .
A. 0,692 gram D. 2,766 gram
B. 1,383 gram E. 3,688 gram
C. 1,844 gram
40. Bila 100 mL larutan H2SO4 1 M direaksikan dengan 100 mL larutan Ba(OH)2 2 M
menurut reaksi:
H2SO4(aq) + Ba(OH)2(aq) ⎯⎯
→ BaSO4(s) + 2 H2O(l)
(Ar Ba = 137, S = 32, dan O = 16)
maka endapan yang terbentuk sebanyak ... .
a. 46,6 gram d. 4,66 gram
b. 23,3 gram e. 2,33 gram
c. 18,5 gram
Kimia X SMA 143

*=> Larutan Elektrolit-Nonelektrolit


4 dan Konsep Redoks

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
1. Menyimpulkan gejala-gejala hantaran listrik dalam ber-
bagai jenis larutan berdasarkan data pengamatan.
2. Mengelompokkan larutan ke dalam kelompok larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
3. Menjelaskan penyebab larutan elektrolit dapat meng-
hantarkan arus listrik.
4. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
5. Menjelaskan berbagai konsep reaksi reduksi-oksidasi
(redoks).
6. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa
maupun ion.
7. Menentukan oksidator, reduktor, zat hasil oksidasi, dan
Kata Kunci zat hasil reduksi dalam reaksi redoks.
Daya hantar listrik, elektrolit, reaksi 8. Memberi nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi.
ionisasi, elektrolit kuat, senyawa ionik,
senyawa kovalen polar, reduksi, oksidasi,
9. Menjelaskan penerapan konsep reaksi redoks dalam proses
bilangan oksidasi, autoredoks, lumpur pengolahan limbah (lumpur aktif).
aktif.

Pengantar

P ernahkah Anda memperhatikan orang yang mencari ikan di sungai dengan cara
menyetrum, apa yang terjadi? Ternyata di sekitar alat setrum tersebut tiba-tiba
muncul banyak ikan yang mengapung karena telah mati. Mengapa ikan-ikan di
sekitar alat penyetrum bisa mati? Apakah air sungai dapat menghantarkan arus listrik?
Tahukah Anda mengapa limbah cair maupun padat yang berasal dari rumah tangga
ataupun industri dapat diuraikan oleh mikroorganisme? Bagaimana cara
mikroorganisme menguraikan/membusukkan limbah-limbah tersebut? Pe-nasaran
ingin tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, ikuti pembahasan berikut
ini.
Dalam bab ini Anda akan mempelajari tentang daya hantar listrik larutan
elektrolit dan nonelektrolit, konsep reaksi redoks dan penerapannya dalam proses
pengolahan limbah dengan metode lumpur aktif.
144 Kimia X SMA

Peta Konsep

A. Larutan Elektrolit - Nonelektrolit

Larutan

terdiri dari

Larutan Elektrolit Larutan Nonelektrolit


penghantar listrik bukan penghantar listrik
misalnya gula/alkohol

berisi
Senyawa Ion Senyawa Kovalen Polar

le
m
ah
at
ku

Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah

asam/basa kuat asam/basa lemah


garam tertentu air

B. Konsep Redoks

Reaksi Redoks

perkembangan konsep

Oksidasi Reduksi
naik n
turu

Bilangan Oksidasi
dengan dengan

Ikat Lepas Lepas Ikat


Reduktor Oksidator
Oksigen Elektron Oksigen Elektron
Kimia X SMA 145

4.1 Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

A. Penggolongan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik


Beberapa waktu yang lalu di awal tahun 2007, ibukota Jakarta ditimpa
musibah banjir karena curah hujan yang sangat tinggi sehingga banyak
menenggelamkan perumahan penduduk. Mensikapi kondisi banjir yang
lumayan tinggi tersebut, pihak PLN segera mengambil tindakan cepat dengan
segera memutuskan aliran listrik yang menuju ke arah transformeter (trafo)
yang terendam air banjir. Tahukah Anda mengapa pihak PLN mengambil
tindakan tersebut? Apakah air dapat menghantarkan arus listrik sehingga dapat
membahayakan penduduk? Menurut pemikiran Anda, kira-kira kriteria air
(larutan) yang bagaimana yang dapat menghantarkan arus listrik? Apakah
semua larutan dapat menghantarkan arus listrik?
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, coba Anda
perhatikan data ekperimen uji daya hantar listrik terhadap beberapa larutan di
bawah ini.
Tabel 4.1 Data Eksperimen Uji Daya Hantar Listrik Beberapa Larutan

Larutan yang Rumus Pengamatan


No.
Diuji Kimia Nyala Lampu Elektrode
1. Asam sulfat H2SO4 menyala terang ada gelembung gas
2. Natrium hidroksida NaOH menyala terang ada gelembung gas
3. Asam cuka CH3COOH tidak menyala ada gelembung gas
4. Amonium NH4OH tidak menyala ada gelembung gas
hidroksida
5. Larutan gula C12H22O11 tidak menyala tidak ada gelembung
6. Larutan urea CO(NH2)2 tidak menyala tidak ada gelembung
7. Garam dapur NaCl menyala terang ada gelembung gas

Dari data tabel 4.1, tampak bahwa:


1. Arus listrik yang melalui larutan asam sulfat, natrium hidroksida, dan garam
dapur dapat menyebabkan lampu menyala terang dan timbul gas di sekitar
elektrode. Hal ini menunjukkan bahwa larutan asam sulfat, natrium
hidroksida, dan garam dapur memiliki daya hantar listrik yang baik.
2. Arus listrik yang melalui larutan asam cuka dan amonium hidroksida
menyebabkan lampu tidak menyala, tetapi pada elektrode timbul gas. Hal
ini menunjukkan bahwa larutan asam cuka dan amonium hidroksida
memiliki daya hantar listrik yang lemah.
3. Arus listrik yang melalui larutan gula dan larutan urea tidak mampu
menyalakan lampu dan juga tidak timbul gas pada elektrode. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan gula dan larutan urea tidak dapat
menghantarkan listrik.
146 Kimia X SMA

Berdasarkan keterangan di atas, maka larutan dapat dikelompokkan menjadi


dua, yaitu:
1. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, disebut larutan elektrolit.
Contoh: larutan asam sulfat, natrium hidroksida, garam dapur, asam cuka,
dan amonium hidroksida.
2. Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, disebut larutan
nonelektrolit.
Contoh: larutan gula dan larutan urea.
Untuk semakin memahami daya hantar listrik beberapa larutan, lakukan
kegiatan eksperimen berikut.
Tugas Kelompok

Bentuklah kelompok kerja yang masing-masing kelompok beranggotakan 3 orang siswa,


kemudian lakukan eksperimen di bawah ini secara berkelompok. Setelah selesai
melakukan eksperimen, diskusikan hasil pengamatan yang diperoleh dan jawablah
pertanyaan yang diberikan.

Uji Daya Hantar Listrik


Tujuan:
Setelah melakukan eksperimen ini, Anda diharapkan:
1. Terampil merangkai alat uji daya hantar listrik larutan.
2. Dapat melakukan pengamatan gejala hantaran arus listrik pada beberapa larutan.
3. Dapat membedakan antara larutan elektrolit dan nonelektrolit.
4. Dapat menjelaskan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Alat dan bahan:
1. batu baterai (sumber arus) 4. elektode karbon
2. bola lampu 5 watt 5. beberapa macam larutan
3. kabel
Prosedur eksperimen:
1. Rangkailah alat uji daya hantar listrik sehingga dapat berfungsi dengan baik!
2. Ambillah masing-masing 50 mL larutan yang akan diuji daya hantarnya dan masukkan
ke dalam gelas kimia yang telah diberi label!

No. Jenis Larutan Rumus Kimia

a. Larutan asam sulfat 0,1 M H2SO4


b. Larutan garam dapur NaCl
c. Larutan asam cuka 0,1 M CH3COOH
d. Air sumur H2 O
e. Larutan kalsium hidroksida 0,1 M Ca(OH)2
f. Air jeruk -
g. Larutan gula C6H12O6
h. Air hujan H2 O
i. Larutan asam klorida 0,1 M HCl
j. Larutan amonium hidroksida 0,1 M NH4OH
Kimia X SMA 147

3. Ujilah daya hantar listrik masing-masing larutan tersebut dengan cara mencelupkan
kedua elektrode karbon ke dalam larutan uji secara bergantian!
Perhatian: Setiap akan mengganti larutan yang diukur daya hantar listriknya,
elektrode karbon harus terlebih dahulu dicuci sampai bersih agar data
eksperimen tidak bias (valid).
4. Amati perubahan yang terjadi pada lampu dan batang elektrode. Catatlah hasil
pengamatan pada tabel pengamatan!

Sumber arus

Anode
(elektrode bermuatan positif)
Katode
(elektrode bermuatan negatif)

Larutan elektrolit

Gambar 4.1 Susunan alat uji daya hantar listrik


Pertanyaan:
1. Dari hasil eksperimen, sebutkan larutan yang bersifat elektrolit dan nonelektrolit!
2. Kelompokkan larutan uji berdasarkan nyala lampu dan pengamatan elektrode dalam
kategori: kelompok menyala terang dan timbul gelembung gas, menyala redup dan
timbul gelembung gas, tidak menyala tetapi timbul gelembung gas, serta tidak menyala
dan tidak timbul gelemgung gas. Kesimpulan apa yang dapat Anda ambil?
3. Berdasarkan rumus kimia larutan uji di atas, larutan manakah yang termasuk golongan:
a. senyawa ion
b. senyawa kovalen
4. Buatlah hubungan relasi antara jawaban pertanyaan nomor 2 dengan jawaban
pertanyaan nomor 3, kemudian simpulkan dan carilah di literatur-literatur kimia,
mengapa bisa seperti itu?

Latihan 4.1

1. Apa dasar pengelompokan larutan menjadi larutan elektrolit dan nonelektrolit?


2. Jelaskan ciri-ciri suatu larutan dikategorikan sebagai larutan elektrolit!
3. Menurut analisis kelompok Anda, air hujan termasuk larutan elektrolit atau non-
elektrolit? Jelaskan penyebabnya?
148 Kimia X SMA

Kimia di Sekitar Kita

Tips Membuat Baterai yang Sederhana dan Murah

Tahukah Anda bahwa sebuah baterai sederhana yang menghasilkan arus listrik
dalam jumlah yang aman dapat dibuat dari sebuah jeruk lemon, klip kertas yang
terbuat dari baja, dan paku pines kuningan. Tidak percaya? Bagaimana cara
membuatnya? Caranya sangat sederhana dan dapat Anda lakukan sendiri-sendiri
dengan mudah karena tidak memerlukan banyak peralatan dan prosedur yang rumit.
Belahlah sebuah jeruk lemon, kemudian tancapkan sebuah paku pines dan klip kertas
ke dalam jeruk lemon yang telah dibelah tadi. Pines dan klip harus ditancapkan
sedekat mungkin tetapi tidak sampai bersentuhan. Hati-hati jangan sampai ada cairan
jeruk yang ada di atas paku pines maupun klip. Basahi lidah Anda dengan air liur
dan tempelkan sedikit ujung lidah di atas paku pines dan klip. Sensasi rasa yang
timbul diakibatkan oleh sejumlah kecil arus listrik sebagai hasil dari elektrolit dalam
air liur di lidah.
Bagaimana, mudah kan? Coba praktikkan di kelas masing-masing bersama
kelompok kerja Anda.
Sumber: Janice Van Cleave. 2003. A+ Proyek-proyek Kimia.
Terjemahan oleh Wasi Dewanto. Bandung: Pakar Raya.

B. Teori Ion Svante August Arrhenius


Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan
larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik?
Penjelasan tentang permasalahan di atas pertama kali dikemukakan oleh
Svante August Arrhenius (1859 – 1927) dari Swedia saat presentasi disertasi
PhD-nya di Universitas Uppsala tahun 1884. Menurut Arrhenius, zat elektrolit
dalam larutannya akan terurai menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau
gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. Ion yang bermuatan
positif disebut kation, dan ion yang bermuatan negatif dinamakan anion.
Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi.
Ion-ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang
sebenarnya menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Sedangkan zat
nonelektrolit ketika dilarutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi
tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. Hal inilah yang
menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:
1. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit
dalam larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion
tersebut selalu bergerak bebas.
Kimia X SMA 149

2. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat


nonelektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap
dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik.
Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat menghantarkan
arus listrik karena telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik.
Zat nonelektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap
dalam bentuk molekul.

Latihan 4.2

1. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik, sedang larutan nonelektrolit


tidak dapat?
2. Mengapa ion-ion dalam larutan elektrolit dikatakan dapat menghantarkan listrik?
3. Mengapa ion-ion bermuatan listrik, padahal atom bersifat netral?

C. Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah


Berdasarkan kuat-lemahnya daya hantar listrik, larutan elektrolit dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang mengalami ionisasi
sempurna.
Indikator pengamatan: lampu menyala terang dan timbul gelembung gas
pada elektrode.
Contoh: larutan H2SO4, larutan NaOH, dan larutan NaCl.
b. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang mengalami sedikit
ionisasi (terion tidak sempurna).
Indikator pengamatan: lampu tidak menyala atau menyala redup dan timbul
gelembung gas pada elektrode.
Contoh: larutan CH3COOH dan larutan NH4OH.
Secara umum, perbedaan antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
dapat disimpulkan sebagai berikut.
Tabel 4.2 Perbedaan Larutan Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah

No. Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah


1. Dalam larutan terionisasi sempurna Dalam larutan terionisasi sebagian
2. Jumlah ion dalam larutan sangat Jumlah ion dalam larutan sedikit
banyak
3. Menunjukkan daya hantar listrik Menunjukkan daya hantar listrik yang
yang kuat lemah
4. Derajat ionisasi mendekati 1(α ≅ 1) Derajat ionisasi kurang dari 1 (α < 1)
150 Kimia X SMA

Gambar 4.2(a) Larutan elektrolit


kuat (lampu menyala terang), (b)
larutan elektrolit lemah (lampu
menyala redup), dan (c) larutan
nonelektrolit (lampu tidak
(a) (b) (c) menyala)

Latihan 4.3

1. Apa yang dimaksud dengan derajat ionisasi?


2. Menurut analisis Anda, air buah jeruk itu dapat menghantarkan listrik atau tidak? Jika
seandainya dapat menghantarkan listrik, kira-kira termasuk elektrolit kuat atau
elektrolit lemah? Jelaskan alasannya!

D. Reaksi Ionisasi Larutan Elektrolit

Berdasarkan keterangan sebelumnya telah kita ketahui bersama bahwa


larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena dapat mengalami
reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik, sedangkan larutan
nonelektrolit tidak mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik.
Pertanyaan yang timbul sekarang adalah bagaimana cara menuliskan reaksi
ionisasi larutan elektrolit? Silakan mengikuti pedoman penulisan reaksi ionisasi
berikut ini.
Kita dapat dengan mudah menuliskan reaksi ionisasi suatu larutan elektrolit
hanya dengan mengikuti pedoman penulisan reaksi ionisasi larutan elektrolit.
Anda harus memahami pedoman tersebut jika ingin bisa menuliskan reaksi
ionisasinya.
Pedoman penulisan reaksi ionisasi sebagai berikut.

1. Elektrolit Kuat
a. Asam kuat
HxZ (aq) ⎯⎯
→ x H+(aq) + Zx–(aq)
Contoh: • HCl(aq) ⎯⎯
→ H+(aq) + Cl–(aq)
• H2SO4(aq) ⎯⎯
→ 2 H+(aq) + SO42–(aq)
• HNO3(aq) ⎯⎯
→ H+(aq) + NO3–(aq)
Kimia X SMA 151

b. Basa kuat
M(OH)x(aq) ⎯⎯
→ Mx+(aq) + x OH–(aq)
Contoh: • NaOH(aq) ⎯⎯
→ Na+(aq) + OH–(aq)
• Ba(OH)2(aq) ⎯⎯
→ Ba2+(aq) + 2 OH–(aq)
• Ca(OH)2(aq) ⎯⎯
→ Ca2+(aq) + 2 OH–(aq)
c. Garam
MxZy(aq) ⎯⎯→ x My+(aq) + y Zx–(aq)
Contoh: • NaCl(aq) ⎯⎯→ Na (aq) + Cl (aq)
+ –

• Na2SO4(aq) ⎯⎯
→ 2 Na+(aq) + SO42–(aq)
• Al2(SO4)3(aq) ⎯⎯
→ 2 Al3+(aq) + 3SO42–(aq)

2. Elektrolit Lemah
a. Asam lemah
⎯⎯
H Z(aq) ←⎯ →
⎯ x H+(aq) + Zx–(aq)
x

Contoh: CH3COOH(aq) ←⎯ ⎯⎯→ H+(aq) + CH COO–(aq)


⎯ 3
H2SO3(aq) ⎯⎯
←⎯→ 2 H+(aq) + SO 2–(aq)
⎯ 3
H PO (aq) ⎯⎯
←⎯→ 3 H+(aq) + PO –(aq)

3 4 4

b. Basa lemah
M(OH)x(aq) ⎯⎯

←⎯
⎯ Mx+(aq) + x OH–(aq)
Contoh: NH4OH(aq) ⎯⎯
←⎯ → NH +(aq) + OH–(aq)
⎯ 4
Al(OH)3(aq) ⎯⎯
←⎯ → Al3+(aq) + 3 OH–(aq)

Fe(OH)2(aq) ⎯⎯
←⎯ → Fe2+(aq) + 2 OH–(aq)

Latihan 4.4

Tuliskan reaksi ionisasi dari senyawa-senyawa berikut.


a. HNO3 e. BaCl2 i. CaCO3
b. H3PO4 f. NaNO3 j. Mg(NO2)2
c. FeCl3 g. H2S k. Sr(OH)2
d. Al(OH)3 h. H2SO3 l. KI

E. Senyawa Ionik dan Senyawa Kovalen Polar


Pada pelajaran ikatan kimia telah dipelajari bahwa berdasarkan jenis
ikatannya, senyawa kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu senyawa
ionik dan senyawa kovalen. Masih ingatkah Anda apa yang dimaksud dengan
senyawa ionik dan senyawa kovalen? Sekarang perhatikan kembali data
eksperimen uji daya hantar listrik beberapa larutan di halaman depan!
152 Kimia X SMA

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa larutan H2SO4, NaOH, CH3COOH, NH4OH,
dan NaCl termasuk larutan elektrolit. Padahal telah diketahui bahwa NaCl
adalah senyawa yang berikatan ion (senyawa ionik), sedangkan HCl, H2SO4,
CH3COOH, dan NH4OH adalah kelompok senyawa yang berikatan kovalen
(senyawa kovalen). Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan listrik disebut
senyawa kovalen polar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa larutan elektrolit ditinjau dari jenis ikatan
kimia senyawanya dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Untuk
lebih jelas lagi tentang hubungan sifat elektrolit dengan ikatan kimia, silakan
perhatikan bagan berikut (gambar 4.3).

Ikatan kimia

Kovalen Ion

Nonelektrolit Elektrolit Elektrolit kuat


Contoh: Contoh:
C6H12O6, C12H22O11, NaCl, NaBr, CaCl2,
CO(NH2)2, dan C6H6 dan BaCl2

Elektrolit kuat Elektrolit lemah


Contoh: Contoh:
HCl, HBr, HI, HNO3, HNO2, H3PO4, H2SO3,
H2SO4 Al(OH)3, NH4OH

Gambar 4.3 Bagan hubungan sifat elektrolit dengan ikatan kimia

Tugas Individu

1. Buatlah makalah tentang aplikasi penggunaan konsep larutan elektrolit dan nonelek-
trolit dalam teknologi sumber energi listrik alternatif!
2. Sekarang ini sel baterai untuk keperluan peralatan elektronik telah dibuat semakin
canggih dan berukuran kecil. Carilah artikel di berbagai sumber pustaka (majalah,
buku, internet) tentang teknologi pembuatan sel baterai!
Kimia X SMA 153

Tugas Kelompok

Jumlah ion dalam sebuah larutan berbanding langsung dengan kemampuan larutan
menghantarkan arus listrik (konduktivitas). Jadi semakin banyak jumlah ion, maka
semakin terang nyala lampu.
1. Buatlah rancangan eksperimen yang lebih sederhana menurut imajinasi Anda
dengan menggunakan bahan-bahan yang murah, tidak terpakai, dan tersedia di
lingkungan sekitar. Lakukan lagi eksperimen uji daya hantar listrik larutan dengan
memanfaatkan larutan-larutan yang biasa ada di sekitar lingkungan Anda.
Bandingkan kekuatan elektrolitik setiap larutan dengan membandingkan intensitas
cahaya lampu dan timbulnya gelembung gas di sekitar elektrode.
2. Buatlah poster untuk pameran lomba karya ilmiah tentang eksperimen hasil kerja
kelompok Anda, kemudian pajanglah di ruang pameran karya siswa di sekolah
Anda!
Cara membuat poster yang baik untuk lomba karya ilmiah dapat Anda tanyakan
ke guru kimia yang mengajar.

Latihan 4.5

1. Jelaskan pengertian larutan elektrolit!


2. Jelaskan perbedaan zat elektrolit dan zat nonelektrolit, sebutkan masing-masing
contohnya!
3. Jelaskan macam-macam larutan elektrolit!
4. Sebutkan contoh larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit!
5. Jelaskan perbedaan indikator larutan elektrolit dan nonelektrolit!
6. Jelaskan perbedaan larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah beserta contohnya
masing-masing!
7. Mengapa larutan asam klorida murni tidak dapat menghantarkan arus listrik?
8. Tulislah reaksi ionisasi zat-zat berikut.
a. H2SO4 f. (NH4)2CO3
b. H3PO4 g. KCl
c. Mg(NO3)2 h. Ba(OH)2
d. CH3COOH i. Ag2O
e. CuS j. Hg3(PO4)2
154 Kimia X SMA

4.2 Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi (Redoks)


Jika sepotong besi diletakkan di udara terbuka, ternyata lama-kelamaan logam
besi tersebut berkarat. Mengapa logam besi dapat berkarat dan reaksi apa yang
terjadi pada logam besi tersebut? Peristiwa perkaratan besi merupakan salah satu
contoh dari reaksi reduksi-oksidasi (redoks). Lalu apa yang dimaksud dengan reaksi
redoks? Ikuti pembahasan berikut ini.

A. Perkembangan Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi


Pengertian konsep reaksi reduksi-oksidasi telah mengalami tiga tahap
perkembangan sebagai berikut.
1. Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen
a. Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu senyawa.
Reduktor adalah:
1) Zat yang menarik oksigen pada reaksi reduksi.
2) Zat yang mengalami reaksi oksidasi.
Contoh:
1) Reduksi Fe2O3 oleh CO
Fe2O3 + 3 CO ⎯⎯ → 2 Fe + 3 CO2
2) Reduksi Cr2O3 oleh Al
Cr2O3 + 2 Al ⎯⎯ → 2 Cr + Al2O3
b. Oksidasi adalah reaksi pengikatan (penggabungan) oksigen oleh
suatu zat.
Oksidator adalah:
1) Sumber oksigen pada reaksi oksidasi.
2) Zat yang mengalami reduksi.
Contoh:
1) Oksidasi Fe oleh O2
4 Fe + 3 O2 ⎯⎯ → 2 Fe2O3
2) Pemangggangan ZnS
2 ZnS + 3 O2 ⎯⎯ → 2 ZnO + 2 SO
2

Gambar 4.4 Besi berkarat (Fe2O3 ) dan sate dibakar adalah contoh reaksi pengikatan oksigen
Kimia X SMA 155

2. Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektron


a. Reduksi adalah reaksi pengikatan elektron.
Reduktor adalah:
1) Zat yang melepaskan elektron.
2) Zat yang mengalami oksidasi.
Contoh:
1) Cl2 + 2 e– ⎯⎯ → 2 Cl–
– ⎯⎯ → Ca
2) Ca + 2 e
2+

b. Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron.


Oksidator adalah:
1) Zat yang mengikat elektron.
2) Zat yang mengalami reduksi.
Contoh:
1) K ⎯⎯→ K+ + e–
2) Cu ⎯⎯ → Cu2+ + 2 e–

3. Berdasarkan Pertambahan dan Penurunan Bilangan Oksidasi


a. Reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi.
Reduktor adalah:
1) Zat yang mereduksi zat lain dalam reaksi redoks.
2) Zat yang mengalami oksidasi.
Contoh:
2 SO3 ⎯⎯ → 2 SO2 + O2
Bilangan oksidasi S dalam SO3 adalah +6 sedangkan pada SO2
adalah +4. Karena unsur S mengalami penurunan bilangan oksidasi,
yaitu dari +6 menjadi +4, maka SO3 mengalami reaksi reduksi.
Oksidatornya adalah SO3 dan zat hasil reduksi adalah SO2.
b. Oksidasi adalah reaksi pertambahan bilangan oksidasi.
Oksidator adalah:
1) Zat yang mengoksidasi zat lain dalam reaksi redoks.
2) Zat yang mengalami reaksi reduksi.
Contoh:
4 FeO + O2 ⎯⎯ → 2 Fe2O3
Bilangan oksidasi Fe dalam FeO adalah +2, sedangkan dalam Fe2O3
adalah +3. Karena unsur Fe mengalami kenaikan bilangan oksidasi,
yaitu dari +2 menjadi +3, maka FeO mengalami reaksi oksidasi.
Reduktornya adalah FeO dan zat hasil oksidasi adalah Fe2O3.
(James E. Brady, 1999)
Jika suatu reaksi kimia mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus
dalam satu reaksi, maka reaksi tersebut disebut reaksi reduksi-oksidasi atau
reaksi redoks. Contoh:
a. 4 FeO + O2 ⎯⎯ → 2 Fe2O3 (bukan reaksi redoks)
b. Fe2O3 + 3 CO ⎯⎯ → 2 Fe + 3 CO2 (reaksi redoks)
156 Kimia X SMA

Latihan 4.6

1. Jelaskan pengertian reaksi redoks menurut tiga konsep perkembangannya!


2. Kapan suatu reaksi dikatakan mengalami reduksi dan kapan mengalami oksidasi?
Berikan masing-masing contoh reaksinya!

Tugas Kelompok
Carilah sebanyak-banyaknya contoh reaksi kimia di kehidupan sehari-hari yang
merupakan reaksi reduksi-oksidasi!

B Bilangan Oksidasi
Pada pelajaran sebelumnya kita sudah mempelajari perkembangan konsep
reaksi redoks, salah satunya adalah reaksi kenaikan dan penurunan bilangan
oksidasi. Apa yang dimaksud bilangan oksidasi dan bagaimana cara kita
menentukannya?
1. Pengertian Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang menunjukkan ukuran
kemampuan suatu atom untuk melepas atau menangkap elektron dalam
pembentukan suatu senyawa.
Nilai bilangan oksidasi menunjukkan banyaknya elektron yang dilepas
atau ditangkap, sehingga bilangan oksidasi dapat bertanda positif maupun
negatif.
2. Penentuan Bilangan Oksidasi Suatu Unsur
Kita dapat menentukan besarnya bilangan oksidasi suatu unsur dalam
senyawa dengan mengikuti aturan berikut ini (James E. Brady, 1999).
Aturan penentuan bilangan oksidasi unsur adalah:
a. Unsur bebas (misalnya H2, O2, N2, Fe, dan Cu) mempunyai bilangan
oksidasi = 0.
b. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalam
senyawa hidrida, bilangan oksidasi H = –1.
Contoh: - Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1
- Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah –1
c. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = –2, kecuali dalam
senyawa peroksida, bilangan oksidasi O = –1
Contoh: - Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, dan Na2O adalah –2
- Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 adalah –1
d. Unsur F selalu mempunyai bilangan oksidasi = –1.
e. Unsur logam mempunyai bilangan oksidasi selalu bertanda positif.
Contoh: - Golongan IA (logam alkali: Li, Na, K, Rb, dan Cs) bilangan
oksidasinya = +1
Kimia X SMA 157

- Golongan IIA (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) bilang-
an oksidasinya = +2
f. Bilangan oksidasi ion tunggal = muatannya.
Contoh: Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe2+ adalah +2
g. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0.
Contoh: - Dalam senyawa H2CO3 berlaku:
2 biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O = 0
h. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion.
Contoh: - Dalam ion NH4+ berlaku 1 biloks N + 4 biloks H = + 1
C o n t o h 4.1
Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi pada senyawa berikut.
a. Fe2O3 b. H2O2 c. MnO4–
Jawab:
a. Fe2O3
bilangan oksidasi O = –2 (aturan c)
2 biloks Fe + 3 biloks O = 0
2 biloks Fe + 3(–2) = 0
2 biloks Fe – 6 = 0
2 biloks Fe = +6
+6
biloks Fe = 2
biloks Fe = +3
b. H2O2
biloks H = +1 (aturan b)
2 biloks H + 2 biloks O = 0
2(+1) + 2 biloks O = 0
+2 + 2 biloks O = 0
2 biloks O = –2
biloks O = –1
c. MnO4–
biloks O = –2 (aturan c)
biloks Mn + 4 biloks O = –1 (aturan h)
biloks Mn + 4(–2) = –1
biloks Mn – 8 = –1
biloks Mn = –1 + 8
biloks Mn = +7
Latihan 4.7

Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi pada senyawa berikut.


a. NH4+
b. H3PO4
c. Cu(NO3)2
d. NH4NO2
158 Kimia X SMA

C o n t o h 4.2

Periksalah reaksi berikut ini tergolong reaksi redoks atau bukan.


a. CaCO3 + 2 HCl ⎯⎯ → CaCl2 + CO2 + H2O
b. Zn + 2 HCl ⎯⎯ → ZnCl2 + H2
Jawab:
a. +2+4–2 1 –1 +2 –1 +4 –2 +1 –2
CaCO3 + 2 HCl ⎯⎯ → CaCl2 + CO2 + H2O
Karena tidak ada unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi, maka reaksi
tersebut bukan reaksi redoks.
b. 0 +1–1 +2 –1 0
Zn + 2 HCl ⎯⎯ → ZnCl2 + H2
Termasuk reaksi redoks.

Latihan 4.8

1. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi!


a. HNO3 f. Ag2O
b. CuCl2 g. Mg3(PO4)2
c. CaCO3 h. Na2S2O3
d. H2S i. K2Cr2O7
e. FeCl3 j. KMnO4
2. Tentukan reaksi berikut tergolong reaksi redoks atau bukan redoks!
a. 2 NaOH + H2SO4 ⎯⎯ → Na2SO4 + 2 H2O
b. 2 Fe + 6 HCl ⎯⎯ → 2 FeCl3 + 3 H2
c. Pb(NO3)2 + 2 KI ⎯⎯ → PbI2 + 2 KNO3
d. I2 + H2S ⎯⎯ → 2 HI + S
3. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi pada reaksi redoks
berikut.
a. Cl2 + SO2 + 2 H2O ⎯⎯ → 2 HCl + H2SO4
b. 2 Na2S2O3 + I2 ⎯⎯ → 2 NaI + Na2S4O6
c. ZnS + 2 HNO3 ⎯⎯→ ZnSO4 + N2O + H2O
d. CuO + H2 ⎯⎯ → Cu + H2O
Kimia X SMA 159

C. Reaksi Autoredoks (Reaksi Disproporsionasi)

Mungkinkah dalam satu reaksi, suatu unsur mengalami reaksi reduksi


dan oksidasi sekaligus? Satu unsur dalam suatu reaksi mungkin saja
mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus. Hal ini karena ada unsur
yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu jenis.
Reaksi redoks di mana satu unsur mengalami reaksi reduksi dan oksidasi
sekaligus disebut reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi).
Contoh:
Cl2 + 2 KOH ⎯⎯ → KCl + KClO + H2O
0 –1 +1
reduksi
oksidasi

C o n t o h 4.3

Apakah reaksi berikut termasuk reaksi autoredoks atau bukan? Jelaskan!


2 H2S + SO2 ⎯⎯ → 3S+2HO
2
Jawab:
Perubahan bilangan oksidasi unsur-unsur pada reaksi tersebut sebagai berikut.
2 H2S + SO2 ⎯⎯
→ 3 S + 2 H2O
–2 +4 0

reduksi
oksidasi

Pada reaksi tersebut, H2S berfungsi sebagai reduktor sedangkan SO2 berfungsi sebagai
oksidator, sehingga reaksi tersebut termasuk autoredoks.

Latihan 4.9

1. Periksalah reaksi berikut ini tergolong reaksi redoks atau bukan.


a. Fe2O3 + 3 H2SO4 ⎯⎯
→ Fe2(SO4)3 + 3 H2O
b. 2 K2CrO4 + H2SO4 ⎯⎯
→ K2SO4 + K2Cr2O7 + H2O
2. Apakah reaksi berikut tergolong reaksi autoredoks atau bukan? Jelaskan!
Cl2 + 2 OH– ⎯⎯
→ Cl– + ClO– + H2O
160 Kimia X SMA

D. Tata Nama Senyawa Berdasarkan Bilangan Oksidasi


Pada semester I telah kita pelajari tata nama senyawa, sekarang akan kita
pelajari tata nama senyawa alternatif menurut IUPAC berdasarkan bilangan
oksidasi.
Perhatikan tabel berikut ini!
Tabel 4.3 Beberapa Senyawa dengan Nama Alternatif Berdasarkan Biloks
Nama Alternatif
Rumus Kimia Nama
Berdasarkan Biloks
N2O Dinitrogen monoksida Nitrogen(I) oksida
N2 O 3 Dinitrogen trioksida Nitrogen(III) oksida
HClO Asam hipoklorit Asam klorat(I)
HClO2 Asam klorit Asam klorat(III)
HClO3 Asam klorat Asam klorat(V)
HClO4 Asam perklorat Asam klorat(VII)

E. Penerapan Konsep Reaksi Redoks dalam Pengolahan Limbah (Lumpur


Aktif)
Salah satu penerapan konsep reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari
adalah dalam bidang pengolahan limbah. Prinsip dasar yang dipergunakan
adalah teroksidasinya bahan-bahan organik maupun anorganik, sehingga lebih
mudah diolah lebih lanjut.
Limbah merupakan salah satu pencemar lingkungan yang perlu dipikirkan
cara-cara mengatasinya. Untuk menjaga dan mencegah lingkungan tercemar
akibat akumulasi limbah yang semakin banyak, berbagai upaya telah banyak
dilakukan untuk memperoleh teknik yang tepat dan efisien sesuai kondisi lokal.
Berbagai tipe penanganan limbah cair dengan melibatkan mikroorganisme
telah dikerjakan di Indonesia, yaitu sedimentasi, kolam oksidasi, trickling fil-
ter, lumpur aktif (activated sludge), dan septic tank. Pada uraian ini akan kita
pelajari salah satu teknik saja, yaitu teknik lumpur aktif (activated sludge).
Proses lumpur aktif (activated sludge) merupakan sistem yang banyak
dipakai untuk penanganan limbah cair secara aerobik. Lumpur aktif merupakan
metode yang paling efektif untuk menyingkirkan bahan-bahan tersuspensi
maupun terlarut dari air limbah. Lumpur aktif mengandung mikroorganisme
aerobik yang dapat mencerna limbah mentah. Setelah limbah cair didiamkan
di dalam tangki sedimentasi, limbah dialirkan ke tangki aerasi. Di dalam tangki
aerasi, bakteri heterotrofik berkembang dengan pesatnya. Bakteri tersebut
diaktifkan dengan adanya aliran udara (oksigen) untuk melakukan oksidasi
bahan-bahan organik. Bakteri yang aktif dalam tangki aerasi adalah Escheri-
chia coli, Enterobacter, Sphaerotilus natans, Beggatoa, Achromobacter, Fla-
vobacterium, dan Pseudomonas. Bakter-bakteri tersebut membentuk gum-
palan-gumpalan atau flocs. Gumpalan tersebut melayang yang kemudian
mengapung di permukaaan limbah.
Kimia X SMA 161

Kimia di Sekitar Kita

Aneka Cara Menghilangkan Zat Berbahaya dalam Air

Banyak teknologi digunakan untuk menghilangkan limbah organik dan non-


organik pada air baku air minum. Teknologi yang biasa digunakan masyarakat,
antara lain biofiltrasi, ultrafiltrasi, air heksagonal, ozon, dan sebagainya. Menurut
ahli air, Arie Herlambang, ultrafiltrasi maupun ozon merupakan salah satu teknologi
untuk mensterilkan air minum dari bahan-bahan organik dan nonorganik. ‘’Bakteri
patogen, senyawa kimia dibunuh melalui sinar ultraviolet kemudian disempurnakan
dengan ozon.’’ Melalui teknologi ozon, pengeboran dilakukan sampai ditemukan
air tanah. Kemudian alat produksi air bersih dipasangkan di dekat galian yang
dilengkapi dengan selang dan pompa. Air tanah yang disedot ke atas langsung
diproses melalui alat tersebut, kemudian melalui penyinaran sinar ultraviolet dan
ozon.
Sedangkan air heksagonal yang saat ini dipasarkan di masyarakat merupakan
teknologi air minum menggunakan gelombang elektromagnetik. Gelombang
elektromagnetik menghasilkan molekul air dengan rangkaian heksagonal (segi enam)
yang identik dengan molekul cairan dalam sel tubuh. Para ahli terapi air berpendapat
perbedaan rangkaian molekul mempengaruhi kemampuan penyerapan oleh sel tubuh.
Rangkaian molekul mikroheksagonal mudah diserap, sehingga sangat bermanfaat
untuk kesehatan. ‘’Namun, air heksagonal ini sangat tergantung dengan
elektromagnetik. Apabila medan magnet rusak karena aus atau hal lain, tentunya air
itu tidak bisa dibuat heksagonal. Untuk masyarakat padat seperti di Indonesia,
teknologi ini kurang efisien,’’ ujar Arie.
Teknologi lain adalah biofiltrasi, yaitu menggunakan alat biofiltrasi terbuat
dari plastik berbentuk kubus. Alat ini merupakan lembaran-lembaran plastik
bergelombang, kemudian disusun berlapis hingga tebal menyerupai kubus. Menurut
Arie, untuk keperluan rumah tangga dibutuhkan satu kubik bioflitrasi. ‘’Biofiltrasi
merupakan teknologi untuk menyaring limbah organik dan nonorganik yang larut
di dalam air. Selama ini orang sibuk mematikan bakteri dan patogen lainnya dengan
kaporit, klor, atau oksidator lainnya. Namun, senyawa kimia lainnya masih larut di
dalam air. Besi, detergen, nitrit, THMs masih ada di dalam air bersih.’’ Alat tersebut
diletakkan di dalam sumber air. Saat air mengalir maka limbah-limbah organik dan
nonorganik akan menempel ke biofiltrasi. Alat tersebut bisa digunakan sampai
bertahun-tahun lamanya. ‘’Ini upaya untuk mengendalikan penggunaan klor
berlebihan. Di samping itu, limbah organik ini nantinya berbentuk lumpur dan bisa
dibersihkan suatu saat.’’
Menurut Arie, saat ini instalasi air minum di Cilandak telah menggunakan
biofiltrasi tersebut. Diakuinya, harga teknologi biofiltrasi bervariasi. Tergantung
dari bahan dan bentuknya, mau yang seperti bola atau bantal. Harganya berkisar
dari Rp800 ribu sampai Rp2,8 juta per kubiknya. Namun, biofiltrasi ini jauh lebih
162 Kimia X SMA

aman dibandingkan penggunaan zat kimia sebagai oksidator untuk membunuh


bakteri. Cara lain yang digunakan adalah menggunakan batu-batuan yang ditanam
di pusat air dengan tujuan untuk menghambat limbah organik dan nonorganik masuk
ke air minum. ‘’Kalau dulu orang memakai arang, tetapi ini sangat riskan. Arang
mudah pecah dan larut. Sebaliknya batu lebih baik. Sebetulnya cara alamiah dengan
menggunakan bahan alam jauh lebih aman bagi kesehatan,’’ kata Nusa Idaman Said.
(Nda/V-1)
Sumber: Media Indonesia Online (22/3/05)

Tugas Individu

Di daerah X timbul masalah yang meresahkan masyarakat sekitarnya berkaitan


dengan pencemaran lingkungan. Di daerah tersebut terdapat banyak tumpukan sampah
yang bermacam-macam jenis bercampur jadi satu yang tidak terurus, dan bahkan
juga terdapat di sungai-sungai, sehingga menyebabkan air sungai tidak jernih dan
berbau busuk serta alirannya tidak lancar.
Seandainya Anda seorang ilmuwan (scienties) yang peduli dengan lingkungan
dan melihat fenomena seperti tersebut di atas, solusi apa yang dapat Anda usulkan
agar lingkungan daerah tersebut menjadi bersih, nyaman, dan bebas polusi serta
sampah-sampahnya menjadi sesuatu yang lebih berguna bagi penduduk sekitarnya.

Tugas
Tugas : Kelompok

Buatlah rancangan penelitian bersama kelompok kerja Anda, kemudian presentasikan


di depan kelas secara bergantian. Manfaatkan berbagai sumber informasi yang ada,
baik buku pelajaran, majalah ilmiah, artikel di internet, maupun tanya ke guru atau
ahli-ahli lingkungan.
Kimia X SMA 163

Rangkuman

1. Larutan merupakan campuran yang homogen antara zat terlarut dan pelarut.
2. Larutan yang dapat menghantarkan listrik disebut sebagai larutan elektrolit. Dalam
larutan elektrolit terjadi peruraian ion-ion yang dapat bergerak bebas, sehingga mampu
menghantarkan arus listrik.
3. Larutan elektrolit dibagi menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Keduanya berbeda dalam hal banyak sedikitnya menghasilkan ion.
4. Senyawa ion dalam larutannya dapat bersifat elektrolit lemah maupun kuat, sedangkan
senyawa kovalen dalam larutan dapat bersifat nonelektrolit, elektrolit lemah, atau
elektrolit kuat.
5. Konsep reaksi oksidasi-reduksi mengalami perkembangan mulai dari berdasar
penerimaan dan pelepasan oksigen, penerimaan dan pelepasan elektron, serta
perubahan bilangan oksidasi.
6. Reaksi redoks merupakan peristiwa oksidasi dan reduksi yang berlangsung bersamaan.
7. Pada reaksi redoks, oksidator adalah zat yang menyebabkan terjadinya oksidasi dan
zat ini sendiri mengalami reduksi. Sedangkan reduktor adalah zat yang dapat
menyebabkan terjadinya reduksi dan zat ini sendiri mengalami oksidasi.
8. Reaksi redoks banyak berperan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya
adalah untuk mengatasi limbah industri dengan menggunakan metode lumpur aktif.
164 Kimia X SMA

1234567890123456789012
Uji Kompetensi 1234567890123456789012
1234567890123456789012

I. Berilah tanda silang (X) huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang paling benar!

1. Elektrolit adalah ... .


A. zat yang menghantarkan arus listrik
B. garam yang terionisasi menjadi kation dan anion
C. larutan yang memerahkan lakmus biru
D. larutan yang membirukan lakmus merah
E. zat yang dalam larutannya dapat menghantarkan arus listrik
2. Larutan berikut adalah elektrolit, kecuali ... .
A. NH4OH
B. Na2CO3
C. C6H12O6
D. CH3COOH
E. Ca(OH)2
3. Suatu larutan merupakan penghantar listrik yang baik, jika larutan tersebut
mengandung ... .
A. ion-ion yang dapat bergerak bebas
B. logam yang bersifat konduktor
C. molekul-molekul zat terlarut
D. pelarut yang bersifat polar
E. elektron yang bebas bergerak
4. Berikut ini data pengamatan uji daya hantar listrik beberapa larutan.
Larutan Nyala Lampu Pengamatan pada Elektrode
P - ada gelembung gas
Q terang ada gelembung gas
R - ada gelembung gas
S terang ada gelembung gas
T - -
U - -
V terang ada gelembung gas
W - ada gelembung gas

Yang tergolong elektrolit lemah adalah larutan dengan inisial huruf ... .
A. P, Q, dan R
B. R, S, dan T
C. P, R, dan T
D. U, V, dan W
E. P, R, dan W
Kimia X SMA 165

5. Data eksperimen uji daya hantar listrik sebagai berikut.


Larutan Nyala Lampu Gelembung Gas pada Elektrode
1 terang ada
2 tidak menyala tidak ada
3 tidak menyala ada
4 tidak menyala tidak ada
5 terang ada

Berdasarkan data di atas, yang merupakan larutan nonelektrolit adalah ... .


A. 1 dan 5 D. 1 dan 4
B. 2 dan 3 E. 3 dan 5
C. 2 dan 4
6. Data uji elektrolit air dari berbagai sumber sebagai berikut.
No. Jenis Air Nyala Lampu Kecepatan Timbul Gas
1. Air sumur - lambat
2. Air laut terang cepat
3. Air sungai - agak cepat
4. Air hujan - lambat

Pernyataan yang tepat untuk data di atas adalah ... .


A. air laut tergolong elektrolit kuat
B. air sungai tergolong elektrolit paling lemah
C. daya hantar listrik air sungai lebih kecil dari air hujan
D. daya hantar listrik air hujan paling lemah
E. air dari berbagai sumber adalah elektrolit
7. Di antara zat elektrolit berikut, yang tergolong senyawa kovalen adalah ... .
A. HBr D. BaCl2
B. NaBr E. CaCl2
C. KCl
8. Dari suatu eksperimen diperoleh data sebagai berikut.
Bahan Rumus Kimia Nyala Lampu
Hidrogen klorida, air HCl terang
Gula, air C12H22O11 tidak menyala
Asam cuka, air CH3COOH menyala redup
Kekuatan elektrolit yang sesuai data di atas adalah ... .
A. CH3COOH < C12H22O11 D. CH3COOH ≥ C12H22O11
B. C12H22O11 < HCl E. CH3COOH < HCl
C. HCl < CH3COOH
9. Kelompok senyawa yang masing-masing mempunyai ikatan ion adalah ... .
A. SO2, NO2, dan CO2 D. NH3, H2O, dan SO3
B. KOH, HCN, dan H2S E. HCl, NaI, dan CH4
C. NaCl, MgBr, dan K2O
166 Kimia X SMA

10. Harga keelektronegatifan beberapa unsur sebagai berikut.


Cl Be Mg Ca Sn Ba
3,16 1,57 1,31 1,00 0,95 0,89
Berdasarkan data di atas, ditafsirkan bahwa ikatan ion paling lemah adalah ... .
A. BeCl2 D. SnCl2
B. MgCl2 E. BaCl2
C. CaCl2
11. Pernyataan berikut yang sesuai dengan peristiwa oksidasi adalah peristiwa ... .
A. penangkapan elektron D. kenaikan bilangan oksidasi
B. pelepasan oksigen E. pengurangan muatan positif
C. penambahan muatan negatif
12. Jika bilangan oksidasi Fe = +3 dan S = –2, maka bila kedua unsur tersebut
bersenyawa akan membentuk senyawa dengan rumus kimia ... .
A. Fe2S3 D. FeS2
B. Fe3S2 E. FeS
C. Fe3S
13. Unsur mangan yang mempunyai bilangan oksidasi sama dengan krom dalam
K2Cr2O7 adalah ... .
A. KMnO4 D. MnO
B. K2MnO4 E. MnO2
C. MnSO4
14. Nitrogen mempunyai bilangan oksidasi +1 pada senyawa ... .
A. HNO3 D. N2O
B. N2O4 E. NH3
C. NO
15. Logam dengan bilangan oksidasi +5 terdapat dalam ion ... .
A. CrO42– D. Cr2O72–
B. Fe(CN)6 3–
E. SbO43–
C. MnO4–
16. Pada reaksi redoks:
KMnO4 + KI + H2SO4 ⎯⎯ → MnSO4 + I2 + K2SO4 + H2O
bilangan oksidasi Mn berubah dari ... .
A. +14 menjadi +8 D. –1 menjadi +2
B. +7 menjadi +2 E. –2 menjadi +2
C. +7 menjadi –4
17. Pada reaksi redoks:
2 CuSO4 + 4 KI ⎯⎯ → 2 K2SO4 + 2 CuI2 + I2
hasil oksidasinya adalah … .
A. CuSO4 D. KI
B. CuI E. K2SO4
C. I2
Kimia X SMA 167

18. Bilangan oksidasi unsur bromim yang tertinggi terdapat dalam senyawa … .
A. Fe(BrO2)3 D. AlBr3
B. Ca(BrO)2 E. PbBr4
C. HBrO4
19. Nama dan rumus kimia senyawa berikut yang tidak sesuai adalah … .
A. nitrogen(I) oksida = N2O
B. nitrogen(II) oksida = NO
C. nitrogen(III) oksida = N2O3
D. nitrogen(IV) oksida = NO2
E. nitrogen(V) pentaoksida = N2O5
20. Reaksi di bawah ini yang termasuk reaksi redoks adalah … .
A. AgCl + 2 NH3 ⎯⎯ → Ag(NH3)2Cl
B. NaOH + CH3COOH ⎯⎯ → CH3COONa + H2O
C. AgNO3 + NaCl ⎯⎯ → AgCl + NaNO3
D. OH + Al(OH)3 ⎯⎯
– → AlO2– + 2 H2O
E. Hg(NO3)2 + Sn ⎯⎯ → Hg + Sn(NO3)2

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!


1. Bagaimana cara membedakan larutan elektrolit dengan larutan nonelektrolit?
2. Sebutkan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan eksperimen uji daya
hantar listrik larutan!
3. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan
nonelektrolit tidak?
4. a. Sebutkan tiga contoh senyawa ion!
b. Tuliskan reaksi ionisasinya!
5. Termasuk larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, ataukah larutan nonelektrolit
senyawa-senyawa berikut ini?
a. CO(NH2)2
b. KCl
c. CH3COOH
d. C6H6
e. FeCl3
Untuk soal no. 6 dan 7, perhatikan pernyataan berikut.
Dari pengamatan pada percobaan pengujian larutan elektrolit terlihat adanya nyala
lampu pijar dan terjadinya gelembung-gelembung gas.
6. a. Mengapa lampu pijar dalam rangkaian itu dapat menyala?
b. Mengapa ada lampu pijar yang menyala dengan terang dan ada yang redup?
7. a. Mengapa larutan nonelektrolit tidak menyebabkan lampu pijar menyala?
b. Pengamatan apa yang dapat menunjukkan suatu larutan merupakan elektrolit
lemah bila lampu tidak menyala?
168 Kimia X SMA

Untuk soal no. 8, 9, dan 10 perhatikan data beberapa larutan berikut.


a. Air keras, HCl f. Urea, CO(NH2)2
b. Air kapur, Ca(OH)2 g. ZA, (NH4)2SO4
c. Soda api, NaOH h. Cuka, CH3COOH
d. Amonia, NH3 i. Air aki, H2SO4
e. Glukosa, C6H12O6 j. Etanol 70%, C2H5OH
8. Tentukan yang merupakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non-
elektrolit?
9. Tuliskan masing-masing reaksi ionisasinya!
10. Tentukan larutan yang berasal dari senyawa kovalen!
11. Jelaskan pengertian reaksi reduksi-oksidasi menurut:
a. konsep pengikatan dan pelepasan oksigen
b. konsep pengikatan dan pelepasan elektron
c. konsep kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi
12. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang bergaris bawah!
a. Na2Cr2O7 c. KMnO4 e. Mg3(PO4)2
b. S2O3 d. K2O
13. Menurut tata nama IUPAC:
a. Berilah nama senyawa berikut.
1) Fe(NO3)2
2) N2O5
b. Tuliskan rumus kimia senyawa berikut.
1) Natrium fosfat
2) Aluminium sulfat
14. a. Apa yang dimaksud dengan reaksi disproporsionasi?
b. Tuliskan contoh reaksi autoredoks!
15. Tunjukkan dengan bilangan oksidasi, reaksi berikut termasuk redoks atau bukan!
Bila redoks, sebutkan oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksinya!
a. KMnO4 + H2SO4 + H2O ⎯⎯ → MnSO4 + K2SO4 + H2O + O2 (belum
setara)
b. 2 Na + 2 H2O ⎯⎯ → 2 NaOH + H2
c. ZnS + 2 HCl ⎯⎯ → ZnCl2 + H2S
d. Na2B4O7 + H2SO4 + 5 H2O ⎯⎯ → Na2SO4 + 4 H3BO3
e. 2 KI + Cl2 ⎯⎯ → I2 + 2 KCl
f. 2 CO + 2 NO ⎯⎯ → 2 CO2 + N2
g. Br2 +2 NaOH ⎯⎯ → NaBr + NaBrO + H2O
h. Cu2O + C ⎯⎯ → 2 Cu + CO
i. SnCl2 + I2 + 2 HCl ⎯⎯ → SnCl4 + 2 HI
j. 2 CuSO4 + 4 KI ⎯⎯
→ 2 CuI + I2 + 2 K2SO4
Kimia X SMA 169

*=> Hidr okarbon


5
Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:


1. Menguji keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa
karbon.
2. Menganalisis kekhasan atom karbon dalam senyawa
karbon.
3. Membedakan atom C primer, sekunder, tersier, dan kuar-
tener.
4. Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan
kejenuhan ikatan dan tata namanya.
5. Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon
dengan massa molekul relatifnya.
6. Menjelaskan konsep isomer dan penerapannya pada sifat
senyawa hidrokarbon.
Kata Kunci 7. Menuliskan reaksi sederhana pada alkana, alkena, dan
alkuna.
Senyawa organik, rantai karbon, alifatis,
8. Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidro-
ikatan jenuh, alkana, alkena, dan alkuna.
karbon dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang pangan,
sandang, papan, perdagangan, seni, dan estetika

Pengantar

P ernahkah Anda membakar sate, apa yang terjadi jika daging sate tersebut terlalu
lama dibakar? Ternyata sate tersebut menjadi gosong dan berwarna hitam.
Tahukah Anda mengapa jika kayu terbakar juga menjadi berwarna hitam? Apakah
yang menyebabkan warna hitam tersebut? Apakah daging binatang juga tersusun
atas atom-atom yang sama dengan atom-atom penyusun kayu? Salah satu atom
penyusun kayu dan tubuh binatang dan manusia adalah atom karbon. Atom karbon
merupakan atom paling banyak yang menyusun tubuh makhluk hidup dan di alam
semesta ini, senyawa dari atom karbon menduduki jumlah terbanyak. Mengapa
atom karbon menjadi atom penyusun senyawa terbanyak di alam semesta ini?
Apakah atom karbon mempunyai sifat khusus, sehingga dapat membentuk senyawa
yang paling banyak di alam semesta ini? Jika Anda ingin mengetahui jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan di atas dengan memuaskan, maka Anda harus mempelajari
bab Hidrokarbon ini.
Dalam bab ini, Anda akan mempelajari sifat khusus karbon sehingga mampu
membentuk banyak senyawa, pengertian senyawa hidrokarbon, dan senyawa-
senyawa apa saja yang termasuk kelompok hidrokarbon.
170 Kimia X SMA

Peta Konsep

Hidrokarbon

Hidrokarbon

terdiri dari
Karbon dan
Hidrogen

Rantai Karbon

C yang Khas Rantai Terbuka Rantai Tertutup


Tetravalen
merupakan senyawa terdiri dari
terdiri dari

Alifatik Senyawa Senyawa


Cp Cs Ct Ck Aromatik Alisiklik

contoh contoh
Deret Benzena dan Sikloalkana
Homolog turunannya

adi
terj terdiri dari

Isomerisasi
C Jenuh C Tak Jenuh
yaitu yaitu yaitu

Alkena Alkuna
Alkana
CnH2n + 2 Rangkap Dua Rangkap Tiga
CnH2n CnH2n – 2
Kimia X SMA 171

5.1 Senyawa Karbon


Sejak zaman dahulu orang sudah mengenal bahwa berbagai zat dapat dihasilkan
dari makhluk hidup. Bangsa Mesir Kuno sudah mengenal formalin, suatu zat
pengawet yang dihasilkan oleh semut. Bangsa Mesopotamia juga sudah mengenal
zat-zat pewarna dari hewan Mollusca.
Pada tahun 1780, seorang bernama Karl Wilhelm Scheele (1742 – 1786)
membedakan senyawa-senyawa menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Senyawa organik, adalah senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup.
2. Senyawa anorganik, adalah senyawa yang dihasilkan oleh benda mati.
Sementara itu pada tahun 1807, Jons Jacob Berzelius (1779 – 1848)
menyatakan teori vis vitalis, yaitu bahwa senyawa-senyawa organik hanya dapat
dibuat di dalam tubuh makhluk hidup dengan bantuan daya hidup (vis vitalis),
sehingga menurutnya tidak mungkin senyawa organik dibuat di laboratorium
dengan menggunakan bahan senyawa anorganik.
Hingga abad ke-19, kedua teori tersebut masih terus dipegang karena belum
pernah ada senyawa organik yang dibuat di laboratorium. Sampai kemudian
Friederich Wohler (1800 – 1882) yang juga murid Berzelius berhasil me-
numbangkan teori sebelumnya, setelah dia berhasil menyintesis senyawa organik.
Senyawa tersebut adalah urea (yang biasa dihasilkan dari urine makhluk hidup)
dengan menggunakan zat anorganik, yaitu dengan mereaksikan perak sianat dengan
amonium klorida membentuk amonium sianat.

AgOCN + NH4Cl ⎯⎯
→ NH4OCN + AgCl

Ternyata ketika amonium sianat diuapkan untuk memperoleh kristalnya, pada


pemanasan yang terlalu lama, amonium sianat berubah menjadi urea.

NH4OCN ⎯⎯
Δ
→ (NH2)2CO
Urea
Sejak saat itulah banyak disintesis zat-zat organik menggunakan zat-zat
anorganik di laboratorium.

“Harus ku ceritakan kepada Anda bahwa saya berhasil membuat urea


tanpa menggunakan ginjal manusia atau hewan. Amonium sianat
adalah urea.“
F. Wohler kepada J. J. Berzelius
22 Pebruari 1828

Dengan keberhasilan Wohler menyintesis urea dari amonium sianat, para ahli
kemudian membedakan senyawa karbon menjadi senyawa karbon organik dan
senyawa karbon anorganik.
172 Kimia X SMA

Tugas Kelompok

Carilah literatur sebanyak mungkin dari berbagai sumber dan diskusikan dengan
anggota kelompok Anda tentang perbedaan senyawa karbon organik dengan senyawa
karbon anorganik. Buatlah laporannya secara tertulis kepada guru!

A. Menguji Keberadaan Unsur C, H, dan O dalam Senyawa Karbon


Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat unsur karbon. Hal ini dapat
dibuktikan secara sederhana dengan membakar bahan-bahan yang berasal dari
makhluk hidup, misalnya kayu, beras, dan daging. Ketika dibakar, bahan-bahan
tersebut akan menjadi arang (karbon).
Keberadaan karbon dan hidrogen dalam senyawa organik juga dapat
dilakukan dengan percobaan sederhana, seperti ditunjukkan dengan gambar
di bawah ini.

Sampel + CuO Pipa bengkok


(oksidator)

Gambar 5.1 Percobaan untuk menunjukkan karbon


dan hidrogen dalam senyawa organik.

Bahan + CuO (oksidator) ⎯⎯


→ CO2(g) + H2O(l)
Uji adanya CO2:
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) ⎯⎯
→ CaCO3(s) + H2O(l)
Air kapur
Uji adanya H2O:
H2O(l) + kertas kobalt biru ⎯⎯
→ kertas kobalt merah muda

Keberadaan atom oksigen tidak ditunjukkan secara khusus, tetapi dilaku-


kan dengan cara mencari selisih massa sampel dengan jumlah massa karbon +
hidrogen + unsur lain.
Kimia X SMA 173

Percobaan 5.1
Campurkan dua sendok kecil gula dan dua sendok kecil CuO, masukkan ke dalam
tabung reaksi yang bersih dan kering. Ke dalam tabung reaksi yang lain masukkan 13
bagian tabung air kapur. Kemudian susunlah alat-alat seperti gambar 5.1. Panaskan
tabung reaksi pertama pelan-pelan hingga terjadi reaksi. Amati perubahan yang terjadi!

B. Keunikan Atom Karbon


Atom karbon mempunyai nomor atom 6, sehingga dalam sistem periodik
terletak pada golongan IVA dan periode 2. Keadaan tersebut membuat atom
karbon mempunyai beberapa keistimewaan sebagai berikut.
1. Atom Karbon Memiliki 4 Elektron Valensi
Berdasarkan konfigurasi keenam elektron yang dimiliki atom karbon
didapatkan bahwa elektron valensi yang dimilikinya adalah 4. Untuk
mencapai kestabilan, atom ini masih membutuhkan 4 elektron lagi dengan
cara berikatan kovalen. Tidak ada unsur dari golongan lain yang dapat
membentuk ikatan kovalen sebanyak 4 buah dengan aturan oktet.
2. Atom Unsur Karbon Relatif Kecil
Ditinjau dari konfigurasi elektronnya, dapat diketahui bahwa atom
karbon terletak pada periode 2, yang berarti atom ini mempunyai 2 kulit
atom, sehingga jari-jari atomnya relatif kecil. Hal ini menyebabkan ikatan
kovalen yang dibentuk relatif kuat dan dapat membentuk ikatan kovalen
rangkap.
3. Atom Karbon Dapat Membentuk Rantai Karbon
Keadaan atom karbon yang demikian menyebabkan atom karbon dapat
membentuk rantai karbon yang sangat panjang dengan ikatan kovalen, baik
ikatan kovalen tunggal, rangkap 2, maupun rangkap 3. Selain itu dapat pula
membentuk rantai lingkar (siklik).
CH2 CH2
CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3
CH2
Ikatan kovalen tunggal CH2 CH2
Siklobutana CH2 CH2
CH2 CH CH2 CH3
CH2 CH2 CH2 CH2
Ikatan kovalen rangkap 2

CH2 CH2 CH2


CH3 C C CH2 CH3 Sikloheksana
Ikatan kovalen rangkap 3 CH2
Siklopentana
174 Kimia X SMA

C. Isomer
Pada senyawa kidrokarbon dikenal istilah isomer. Isomer adalah suatu
keadaan di mana senyawa-senyawa mempunyai rumus molekul sama, tetapi
rumus strukturnya berbeda.
Cobalah perhatikan struktur berikut.

H H H H H H H H H

H C C C C C H dengan H C C C C H

H H H H H H H H
Rantai lurus H C H

H
Rantai bercabang
Hitunglah jumlah atom C dan atom H pada kedua struktur di atas! Ternyata
jumlahnya sama bukan? Yaitu 5 atom C dan 12 atom H.
Cobalah juga perhatikan struktur berikut.
H H H H

H C C C C H dengan H C C C C H

H H H H H H H H

Kedua struktur tersebut juga sama-sama memiliki 4 atom C dan 8 atom H.


Seperti itulah gambaran dari isomer. Di kelas X, Anda nanti akan
mempelajari isomer isomer rangka, isomer posisi, serta isomer geometri, yaitu
pada pembahasan alkana, alkena, dan alkuna. Sedangkan isomer gugus fungsi
akan Anda pelajari di kelas XII.

5.2 Senyawa Hidrokarbon


Senyawa karbon yang paling sederhana adalah hidrokarbon karena hanya
terdiri dari dua unsur, yaitu karbon (C) dan hidrogen (H). Meskipun demikian
jumlah senyawa yang dihasilkan dari kedua unsur ini sangat banyak.
Macam-macam atom karbon, yaitu atom karbon primer, sekunder, tersier, dan
kuarterner. Keistimewaan atom karbon yang dapat membentuk ikatan kovalen
sebanyak 4 buah dan kemampuannya dalam membentuk rantai karbon,
menyebabkan atom karbon mempunyai kedudukan yang berbeda-beda. Kedudukan
tersebut adalah:
1. Atom karbon primer, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 1 atom
karbon yang lain.
2. Atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 2 atom
karbon yang lain.
Kimia X SMA 175

3. Atom karbon tersier, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 3 atom
karbon yang lain.
4. Atom karbon kuarterner, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 4 atom
karbon yang lain.
Perhatikan contoh berikut.

CH3
1° 2° 3° 2° 4° 1°
H3C CH2 CH CH2 C CH3

CH2 1°
CH3

CH3

Dari contoh di atas, bisa Anda lihat jumlah atom karbon pada masing-masing posisi,
yaitu:
primer : 5 (yang bertanda 1°)
sekunder : 3 (yang bertanda 2°)
tersier : 1 (yang bertanda 3°)
kuarterner : 1 (yang bertanda 4°)

Tugas Individu

Hitunglah jumlah atom C primer, C sekunder, C tersier, dan C kuarterner pada masing-
masing senyawa hidrokarbon berikut!

CH3 CH2 CH CH2 CH CH3

CH3 CH3

CH3

CH3 CH CH2 C CH3

CH3 CH3
176 Kimia X SMA

A Penggolongan Hidrokarbon
Penggolongan hidrokarbon didasarkan pada dua hal, yaitu bentuk rantai
karbon dan jenis ikatan.
1. Berdasarkan Bentuk Rantai Karbon
a. Rantai karbon alifatis, yaitu rantai karbon terbuka. Rantai karbon
alifatis ini bisa lurus dan bisa juga bercabang.
Contoh:
CH3 CH3

CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 CH3 CH2 CH CH2 C CH2 CH2 CH3

CH3
b. Rantai karbon siklis, yaitu rantai karbon tertutup. Dibedakan atas
karbosiklik dan heterosiklik.
1) Karbosiklik adalah senyawa karbon siklik yang rantai
lingkarnya hanya terdiri dari atom C saja. Yang termasuk
karbosiklik adalah senyawa aromatis dan alisiklik.
a) Senyawa aromatis adalah senyawa karbosiklik yang terdiri
atas 6 atom karbon atau lebih yang memiliki ikatan rangkap
2 terkonjugasi (selengkapnya akan Anda pelajari di kelas
XII). Contoh:

C C
C C atau atau

C C

b) Senyawa alisiklik adalah senyawa karbosiklik yang hanya


mempunyai ikatan tunggal. Contoh:
C
C C C C
atau
C C C C

2) Heterosiklik adalah senyawa karbosiklik yang di dalam rantai


lingkarnya terdapat atom lain selain atom karbon.
Contoh:

C O
N C C C
atau
C C C C
N C
Kimia X SMA 177

2. Berdasarkan Jenis Ikatan


a. Ikatan jenuh, jika semua ikatan karbonnya merupakan ikatan
tunggal (– C – C –).
Contoh:
H H H

CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 H C C C H

H H H
b. Ikatan tak jenuh, jika mengandung ikatan rangkap 2 (– C = C –)
maupun rangkap 3 (– C ≡ C –) pada ikatan karbon-karbon.
Dikatakan tak jenuh karena ikatan rangkap, baik rangkap 2 maupun
rangkap 3 ini masih dapat mengalami pemutusan ikatan.
Contoh:

CH3 CH CH CH2 CH3 CH3 CH2 C C CH CH3

CH3
Latihan 5.1

1. Jelaskan perbedaan senyawa organik dengan anorganik!


2. Bagaimana cara menguji keberadaan unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen dalam
senyawa karbon!
3. Jelaskan keunikan atom karbon!
4. Jelaskan perbedaan rantai karbon alifatis dengan rantai karbon siklis beserta masing-
masing contohnya!
5. Jelaskan perbedaan ikatan jenuh dengan ikatan tak jenuh pada senyawa hidrokarbon
beserta masing-masing contohnya!

B. Tata Nama Senyawa Hidrokarbon

1. Alkana
a. Rumus Umum Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu
hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya
merupakan ikatan tunggal. Senyawa alkana mempunyai rumus (James
E. Brady):

CnH2n + 2
178 Kimia X SMA

Nama-nama sepuluh alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai


10 terdapat pada tabel 5.1. Hal ini merupakan dasar nama-nama seluruh
senyawa organik.
Tabel 5.1 Rumus Molekul dan Nama Alkana serta Jumlah Atom C1 sampai C10
Jumlah Atom C Rumus Molekul Nama
1 CH4 Metana
2 C2 H 6 Etana
3 C3 H 8 Propana
4 C4H10 Butana
5 C5H12 Pentana
6 C6H14 Heksana
7 C7H16 Heptana
8 C8H18 Oktana
9 C9H20 Nonana
10 C10H22 Dekana

b. Gugus Alkil
Gugus alkil adalah alkana yang telah kehilangan satu atom H. Gugus
alkil ini dapat dituliskan dengan menggunakan rumus:

CnH2n + 1

Dengan menggantikan satu atom H, maka namanya juga akan


berubah dari metana menjadi metil. Berikut ini beberapa gugus alkil
yang biasa digunakan.
Tabel 5.2 Gugus Alkil
Rumus Nama Alkil
CH3 – Metil
C2H5 – Etil
C3H7 – Propil
C4H9 – Butil
Gugus metil dan gugus etil masing-masing hanya sejenis, yaitu:
• CH3 metil
• CH3 CH2 etil
Gugus propil ada dua jenis, yaitu:
• CH3 CH2 CH2 propil
• CH3 CH isopropil

CH3
Kimia X SMA 179

Sedangkan gugus butil ada empat jenis, yaitu:


• CH3 CH2 CH2 CH2 butil
• CH3 CH CH2 isobutil

CH3
• CH3 CH2 CH sekunderbutil
(sek-butil)

CH3
CH3

• CH3 C tersierbutil

CH3
c. Tata Nama Alkana
Dalam pemberian nama alkana ini akan sangat sulit jika hanya
menggunakan tata nama alkana biasa (metana s.d. dekana, untuk C1 –
C10). Hal ini disebabkan adanya isomer-isomer dalam alkana, sehingga
perlu adanya nama-nama khusus. Misalnya, awalan normal digunakan
untuk rantai lurus, sedangkan awalan iso untuk isomer yang mempunyai
satu cabang CH3 yang terikat pada atom karbon nomor dua. Padahal
sangat sulit bagi kita untuk memberikan nama pada rantai karbon yang
mempunyai banyak sekali isomer. Oleh karena itu, perhimpunan kimia-
wan internasional pada pertemuan di Jenewa pada tahun 1892 telah
merumuskan aturan penamaan senyawa kimia. Tata nama yang mereka
rumuskan itu terkenal dengan tata nama IUPAC (International Union
of Pure and Applied Chemistry). Nama yang diturunkan dengan aturan
ini disebut nama sistematik atau nama IUPAC, sedangkan nama yang
sudah biasa digunakan sebelum tata nama IUPAC tetap digunakan dan
disebut dengan nama biasa atau nama trivial.
Aturan IUPAC untuk penamaan alkana bercabang sebagai berikut.
1) Nama alkana bercabang terdiri dari dua bagian, yaitu:
a) Bagian pertama, di bagian depan, yaitu nama cabang (cabang-
cabang).
b) Bagian kedua, di bagian belakang, yaitu nama rantai induk.
(John Mc. Murry Fay, 4th ed.)
Contoh:
2
"– metil
"! butana
 !
Cabang Induk

CH3 CH2 CH CH3 Induk

CH3 Cabang
180 Kimia X SMA

2) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Bila ter-dapat


dua atau lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang
mempunyai cabang terbanyak. Induk diberi nama alkana,
tergantung pada panjang rantai.
Contoh:
CH3 CH2 CH CH2 CH2 CH3

CH CH3 ada 2 cabang

CH3 benar

CH3 CH2 CH CH2 CH2 CH3

CH CH3 hanya 1 cabang

CH3 salah

3) Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai dengan
mengganti akhiran ana menjadi il. Gugus alkil mempunyai rumus
umum CnH2n + 1 dan dinyatakan dengan lambang R (lihat tentang
alkil).
4) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai
induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah satu ujung
rantai induk sedemikian hingga posisi cabang mendapat nomor
terkecil. Contoh:
CH3
5 4
CH2 CH2
3 2
CH CH3
1 1
CH3 CH2
2
CH2
3 4
CH 5
CH3

CH3 CH3
penomoran benar penomoran salah

5) Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama, hal ini dinyatakan
dengan awalan di, tri, tetra, penta, dan seterusnya pada nama
cabang.
CH3 CH CH CH2 CH3

CH3 CH3
2,3–dimetilpentana

CH3

CH3 C CH CH2 CH2 CH3

CH3 CH3
2,2,3–trimetilheksana
Kimia X SMA 181

6) Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai urutan abjad dari nama


cabang itu.
Misalnya:
• Etil ditulis terlebih dahulu daripada metil.
• Isopropil ditulis terlebih dahulu daripada metil.
Berdasarkan aturan tersebut, penamaan alkana dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1) Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai ca-
bang terbanyak.
2) Memberi penomoran dimulai dari salah satu ujung, sehingga cabang
mendapat nomor terkecil.
3) Menuliskan nama dimulai dengan nama cabang yang disusun
menurut abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi
cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan
angka dipisahkan dengan tanda koma (,), sedangkan antara angka
dengan huruf dipisahkan tanda jeda (–).
Berikut ini contoh pemberian nama pada alkana.
1 1
CH3 CH CH2 CH CH3 CH3 CH CH CH2 CH CH3

CH2 CH3 CH3 CH3 CH2 CH3

CH3
2,4–dimetilheksana 2,3,5–trimetilheptana
CH3
CH3 CH2 CH CH CH2 CH CH3
CH3 CH CH2 C CH3 1
CH3 CH2 CH2
1

CH2 CH2 CH3 CH3 CH3


CH3
3,3,5–trimetilheptana 4–etil–3,6–dimetiloktana

d. Isomerisasi pada Alkana


Sebagaimana telah kita pelajari di depan bahwa pada senyawa
hidrokarbon dikenal istilah isomer. Isomer yang terjadi pada alkana
adalah isomer rangka.
Sebagai contoh C5H12 mempunyai isomer:
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 n–pentana

CH3 CH CH2 CH3 isopentana atau 2–metilbutana

CH3
182 Kimia X SMA

CH3

CH3 C CH3

CH3 neopentana atau 2,2–dimetilpropana


Artinya, senyawa dengan rumus molekul C5H12 memiliki 3 isomer.
Bagaimana dengan rumus molekul yang lain?
Buatlah isomer-isomer dari C7H16 dan C8H18!
e. Sifat Alkana
1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak
larut dalam air. Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka
lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya lebih kecil
daripada 1.
Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar, seperti
CCl4 atau eter.
2) Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi. Untuk hidrokarbon
yang berisomer (jumlah atom C sama banyak), titik didih makin
tinggi apabila rantai C makin panjang (bercabang sedikit).
3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4
sampai C4H10) berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana
(C 17H 36 ) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C 18H 38) dan
seterusnya berwujud padat.
4) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2),
maka atom-atom H pada alkana mudah mengalami substitusi
(penukaran) oleh atom-atom halogen.
CH4 + Cl2 ⎯⎯ → CH3Cl + HCl
metilklorida (klorometana)
CH3Cl + Cl2 ⎯⎯ → CH2Cl2 + HCl
diklorometana
CH2Cl2 + Cl2 ⎯⎯ → CHCl3 + HCl
kloroform (triklorometana)
CHCl3 + Cl2 ⎯⎯ → CCl4 + HCl
karbon tetraklorida
5) Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi
pembakaran ini selalu menghasilkan energi. Itulah sebabnya alkana
digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-rata, oksidasi 1 gram
alkana menghasilkan energi sebesar 50.000 joule.
Reaksi pembakaran sempurna:
CH4 + 2 O2 ⎯⎯ → CO2 + 2 H2O + energi
Reaksi pembakaran tidak sempurna:
3
CH4 + O2 ⎯⎯
→ CO + 2 H2O + energi
2
Kimia X SMA 183

Latihan 5.2

1. Berilah nama IUPAC senyawa-senyawa berikut.

CH3

a. CH3 CH C CH3

CH3 CH3
C2H5

b. CH3 CH2 CH2 CH CH3

CH3

c. CH3 CH CH CH2 CH3

CH3

2. Buatlah rantai karbon alkana dan tulislah rumus molekul senyawa karbon yang
mempunyai nama berikut.
a. 2,4–dimetilpentana
b. 4–etil–2,3–dimetilheksana
c. 3–etil–4,4,5–trimetilheptana
d. 6–etil–2,2–dimetiloktana
3. Apakah nama senyawa berikut ini sudah sesuai dengan penamaan IUPAC? Betulkan
jika masih ada nama yang salah.
a. 4–metilbutana
b. 2–etilbutana
c. 2,2–dimetilbutana
d. 3–metil–3–etilpentana
4. Sebutkan sifat-sifat alkana (paling sedikit tiga)!
5. Tuliskan semua isomer C6H14!
6. Tuliskan hasil reaksi:
a. CH4 + Br2 ⎯⎯ →
b. C2H6 + Cl2 ⎯⎯

184 Kimia X SMA

2. Alkena
a. Rumus Umum Alkena
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu
ikatan rangkap (C = C). Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap
disebut alkadiena, yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alka-
triena, dan seterusnya.
Bagaimana rumus umum alkena? Perhatikan senyawa-senyawa di
bawah ini kemudian bandingkan!
Alkana Alkena
H H H H H H H H H H
H C C H H C C C H C C C C C H

H H H H H H H H H
etana propana etena propena

Apa kesimpulan yang Anda ambil? Ya benar, alkena ternyata mengikat


lebih sedikit dua atom hidrogen dibandingkan alkana. Karena rumus
umum alkana CnH2n + 2, maka rumus umum alkena adalah (James E.
Brady, 1990):

CnH2n

b. Tata Nama Alkena


1) Alkena rantai lurus
Nama alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana, tetapi
dengan mengganti akhiran –ana menjadi –ena.
Contoh:
• C2H4 etena
• C3H6 propena
• C4H8 butena
2) Alkena rantai bercabang
Urutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap.
Contoh:
CH3 CH2 C CH2 CH3 CH2 C CH2

CH2 CH2

benar CH3 salah CH3


Kimia X SMA 185

b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah


satu ujung rantai induk, sehingga ikatan rangkap mendapat
nomor terkecil (bukan berdasarkan posisi cabang).
Contoh:
1
CH3 2
CH 3
CH 4
CH2 4
CH3 3
CH 2
CH 1
CH2

CH3 CH3
salah benar

c) Penamaan, dengan urutan:


- nomor atom C yang mengikat cabang
- nama cabang
- nomor atom C ikatan rangkap
- nama rantai induk (alkena)
Contoh: 4
CH3 3
CH 2
CH 1
CH2

4
CH3 3
CH2 2
CH 1
CH2 CH3
1–butena 3–metil–1–butena
(bukan 3–butena) (bukan 2–metil–3–butena)

(John Mc. Murry Fay, 4th ed.)


c. Keisomeran Alkena
Alkena mempunyai dua keisomeran sebagai berikut.
1) Keisomeran Struktur
Keisomeran struktur, yaitu keisomeran yang terjadi jika rumus
molekul sama, tetapi rumus struktur berbeda.
Keisomeran pada alkena mulai ditemukan pada C4H8 terus ke suku
yang lebih tinggi. Perhatikan contoh di bawah ini!
a) C4H8 mempunyai tiga macam isomer, yaitu:
(1) CH2 CH CH2 CH3 1–butena

(2) CH3 CH CH CH3 2–butena


(3) CH3 C CH2 2–metil–1–propena

CH3
b) C5H10 mempunyai lima macam isomer, yaitu:

(1) CH2 CH CH2 CH2 CH3 1–pentena

(2) CH3 CH CH CH2 CH3 2–pentena

(3) CH2 CH CH CH3 3–metil–butena

CH3
186 Kimia X SMA

(4) CH3 CH C CH3 2–metil–2–butena

CH3
(5) CH2 C CH2 CH3 2–metil–1–butena

CH3

Tugas Kelompok
Tuliskan semua isomer dari C6H12!

2) Keisomeran Geometri
Keisomeran geometri, yaitu keisomeran yang terjadi karena
perbedaan orientasi gugus-gugus di sekitar C ikatan rangkap.
Contoh:
2–butena mempunyai dua isomer geometri, yaitu cis–2–butena dan
trans–2–butena.
CH3 CH3 CH3 H

C C C C

H H H CH3
cis–2–butena trans–2–butena

Syarat terjadinya isomer geometri adalah apabila masing-masing


atom karbon yang berikatan rangkap mengikat 2 atom atau 2 gugus
yang berbeda, sehingga jika atom atau gugus yang diikat tersebut
bertukar tempat, maka strukturnya akan menjadi berbeda.
C o n t o h 5.1
Senyawa-senyawa berikut ini mempunyai isomer geometri atau tidak? Jika ya,
nyatakan bentuk cis atau trans!
CH3 Cl CH3 Cl CH3 Cl CH3 Cl
C C C C C C C C
CH3 CH3 H CH3 CH3 Cl Cl CH3
(a) (b) (c) (d)

Jawab:
a. Tidak, karena salah satu atom C ikatan rangkap mengikat gugus yang sama.
b. Ya, karena kedua atom C ikatan rangkap mengikat gugus berbeda, termasuk bentuk
trans.
c. Tidak, karena kedua atom C ikatan rangkap mengikat gugus yang sama.
d. Ya, karena kedua atom C ikatan rangkap mengikat gugus berbeda, termasuk bentuk
trans.
Kimia X SMA 187

d. Sifat-sifat Alkena
1) Sifat Fisis
Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang
sesuai. Pada suhu kamar, suku-suku rendah berwujud gas, suku-
suku sedang berwujud cair, dan suku-suku tinggi berwujud padat.
2) Reaksi-reaksi Alkena
Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan
rangkap. Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap ter-
sebut.
Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut.
a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)
Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal dengan cara mengikat atom lain.
Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah:
(1) Gas hidrogen (H2)
CH2 = CH2 + H2 ⎯⎯
→ CH3– CH3
etena etana
(2) Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)
CH2 = CH – CH3 + Br2 ⎯⎯
→ CH2– CH – CH3
⏐ ⏐
Br Br
propena 1,2–dibromopropana
(3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)
Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan
Markovnikov, yaitu atom H dari asam halida akan terikat
pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom
H lebih banyak.
Contoh:

CH2 = CH – CH3 + HCl ⎯⎯


→ CH3 – CH – CH3

Cl
propena 2–kloropropena
b) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)
Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O.

C2H4 + 3 O2 ⎯⎯
→ 2 CO2 + 2 H2O

Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan CO dan H2O.

C2H4 + 2 O2 ⎯⎯
→ 2 CO + 2 H2O
188 Kimia X SMA

c) Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-
molekul sederhana (monomer) menjadi molekul besar
(polimer).
Contoh:
Polimerisasi etena menjadi polietena
n CH2 = CH2 ⎯⎯ → – CH2 – CH2– ⎯⎯ → [– CH2 – CH2 –]n

Tugas Kelompok

1. Periksalah apakah 3–pentena termasuk isomer cis-trans atau tidak!


2. Carilah informasi dari literatur-literatur kimia tentang polimer, kemudian kerjakan
soal-soal di bawah ini.
Berikut ini beberapa polimer alami dan sintetis.
Polimer Alami Polimer Sintetis
Protein Polietena
Amilum PVC
Selulosa Polipropilena
Karet alam Teflon

a. Sebutkan dan tuliskan rumus kimia dari monomer penyusun polimer-polimer


tersebut!
b. Sebutkan sumber terdapatnya polimer-polimer tersebut!
c. Tuliskan reaksi polimerisasinya!

Latihan 5.3

1. Berilah nama IUPAC pada senyawa-senyawa berikut.


a. CH2 CH CH CH3

CH3

b. CH3 C C CH3

CH3 CH3

c. CH3 CH2 CH CH CH CH3

CH3
2. Tuliskan semua isomer C7H14!
3. Jelaskan sifat-sifat fisis alkena!
Kimia X SMA 189

4. Tulislah hasil reaksi:


a. CH3 – CH = CH2 + H2 ⎯⎯ →
b. CH2 = CH2 + Cl2 ⎯⎯

c. C3H6 + O2 ⎯⎯ → CO2 + H2O (belum setara)

3. Alkuna
a. Rumus Umum
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang
mengandung ikatan rangkap tiga.
Perhatikan contoh berikut.

CH C CH3 CH C CH2 CH3 CH3 C C CH3

Bagaimana rumus umum alkuna? Masih ingatkah Anda dengan


senyawa alkadiena? Perhatikan rumus struktur senyawa-senyawa di
bawah ini!

CH C CH2 CH3 CH2 CH CH2 CH3


(Alkuna) (Alkena)

Bagaimana jumlah atom C dan H pada kedua senyawa di atas?


Ternyata untuk alkuna dengan jumlah atom C sebanyak 4 memiliki
atom H sebanyak 6. Sedangkan untuk alkena dengan jumlah atom C
sebanyak 4 memiliki atom H sebanyak 8.
Jadi, rumus umum alkuna adalah:

CnH2n – 2

(James E. Brady, 1990)


b. Tata Nama Alkuna
1) Alkuna rantai lurus namanya sama dengan alkana, hanya akhiran
“ana” diganti dengan “una”.
Contoh:
C3H4: propuna
C5H8: pentuna
C4H6: butuna
190 Kimia X SMA

2) Alkuna rantai bercabang


Urutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh:
CH3 CH C CH3 CH3 CH C CH3

CH2 CH2

CH2 CH2

CH3 salah CH3 benar

b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai induk,


sehingga atom C yang berikatan rangkap tiga mendapat nomor
terkecil. Contoh:
CH3
1 2
CH2 3
C 4
CH 4
CH3 CH2
3 2
C 1
CH
salah benar
1
CH3 2
CH 3
C 4
CH 4
CH3 3
CH 2
C 1
CH

CH3 salah CH3 benar


c) Penamaan, dengan urutan:
• nomor C yang mengikat cabang
• nama cabang
• nomor C yang berikatan rangkap tiga
• nama rantai induk (alkuna)
Contoh:
CH3
4 3
CH 2
C 1
CH 1
CH3 2
C 3
C 4
CH CH3

CH3 5/6
C2 H 5
3–metil–1–butuna
4–metil–2–heksana
(bukan 2–metil–3–butuna)
(bukan 3–metil–4–heksana)
(John Mc. Murry Fay, 4th ed.)
C o n t o h 5.2

1. Tulislah nama senyawa berikut ini.


a. CH3 C C CH CH3

CH3
b. CH3 CH2 C C CH CH3

CH3
Kimia X SMA 191

Jawab:
a. 1CH3 2
C 3
C 4
CH 5
CH3

CH3
4–metil–2–pentuna

b. 6
CH3 5
CH2 4
C 3
C 2
CH

CH3
2–metil–3–heksuna
2. Tulislah rumus struktur dari:
a. 2,2–dimetil–3–heksuna
b. 3–etil–1–heptuna CH3
Jawab:
a. 2,2–dimetil–3–heksuna CH3 C C C CH2 CH3

CH3
b. 3–etil–1–heptuna CH C CH CH2 CH2 CH2 CH3

C2H5

c. Keisomeran Alkuna
Alkuna hanya mempunyai keisomeran struktur, tidak mempunyai
keisomeran geometri (mengapa?). Keisomeran alkuna dimulai dari
C4 H 6 .
Contoh:
1) C4H6 mempunyai dua isomer, yaitu:
CH C CH2 CH3 CH3 C C CH3
1–butuna 2–butuna

2) C5H8 mempunyai tiga isomer, yaitu:


CH C CH2 CH2 CH3 CH C CH CH3
1–pentuna
CH3
CH3 C C CH2 CH3
3–metil–butuna
2–pentuna
Berapa jumlah isomer C6H10 dan bagaimana rumus strukturnya?
d. Sifat-sifat Alkuna
1) Sifat Fisis
Sifat fisis alkuna sama dengan sifat fisis alkana maupun alkena.
2) Sifat Kimia (Reaksi Alkuna)
Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda
pada kebutuhan jumlah pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap.
192 Kimia X SMA

Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi


pada alkena untuk jumlah ikatan rangkap yang sama.
Contoh:
Reaksi penjenuhan etena oleh gas hidrogen
CH2 = CH2 + H2 ⎯⎯ → CH3 –CH3
etena etana
Bandingkan dengan reaksi penjenuhan etuna dengan gas hidrogen!
CH ≡ CH + H2 ⎯⎯ → CH2 = CH2
CH2 = CH2 + H2 ⎯⎯ → CH3 – CH3
+
CH ≡ CH + 2H2 ⎯⎯ → CH3 – CH3
etuna etana

Tugas Kelompok

Diskusikan dengan kelompok Anda!


1. Alkena mempunyai keisomeran geometris (bentuk cis–trans) karena adanya ikatan
rangkap pada rantai karbonnya. Alkuna juga termasuk hidrokarbon tak jenuh yang
mempunyai ikatan rangkap tiga.
Mungkinkah alkuna mempunyai keisomeran geometris? Jelaskan alasannya!
2. Perhatikan rumus struktur senyawa di bawah ini!
CH3

CH3 C C CH

CH3
Senyawa di atas diberi nama dimetilbutuna. Mengapa nama dimetilbutuna sudah cu-
kup, tidak perlu menjadi 3,3–dimetil–1–butuna?

Latihan 5.4

1. Berilah nama IUPAC pada senyawa-senyawa berikut.


a. C C CH CH CH c. CH3 CH2 CH C CH
2 3

CH3 CH3 CH2

b. CH3 CH C C CH3 CH3

CH2 CH3
2. Tuliskan semua isomer C6H10!
3. Sebutkan tiga sifat alkuna!
Kimia X SMA 193

5.3 Penggunaan Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-hari


Seperti pembahasan di awal bab bahwa hidrokarbon merupakan senyawa
karbon yang hanya tersusun atas unsur karbon dan unsur hidrogen dan
dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu hidrokarbon alifatik yang mencakup alkana,
alkena, dan alkuna dan hidrokarbon aromatik yang mencakup benzena dan senyawa
turunannya (Carey, F., 2001: 53). Semua bahan bakar fosil (batu bara, minyak
bumi, dan gas) merupakan sumber utama hidrokarbon (Olah, George A and ´Arp´ad
Moln´ar, 2003 : 3).
Hidrokarbon (minyak dan gas) mayoritas digunakan sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan energi dan untuk memanaskan ruangan. Penyulingan minyak bumi
menghasilkan bensin, bahan bakar diesel, minyak pemanasan, minyak pelumas,
lilin, dan aspal. Relatif kecil (4%) penggunaan minyak bumi untuk bahan baku
industri kimia yang menghasilkan bahan-bahan penting untuk kehidupan sehari-
hari, seperti plastik, tekstil, dan farmasi (Olah and ´Arp´ad Moln´ar, 2003 : 23).
Penjelasan lebih lengkap tentang minyak bumi dan senyawa-senyawa yang
dihasilkannya lewat distilasi fraksinasi akan dibahas pada bab Minyak bumi dan
gas alam. Hidrokarbon rantai tak jenuh mempunyai kegunaan penting sebagai bahan
dasar industri kimia dan polimer (Olah, George A and ´Arp´ad Moln´ar, 2003 : 43).
Hidrokarbon mempunyai turunan senyawa yang sangat banyak sekali, dan
boleh dikatakan semua senyawa karbon atau senyawa organik merupakan senyawa
turunan hidrokarbon karena unsur utama penyusunnya adalah hidrogen dan karbon.
Senyawa turunan hidrokarbon mempunyai kegunaan yang sangat banyak dan
mencakup semua bidang kehidupan. Adapun beberapa penggunaan dari senyawa-
senyawa turunan hidrokarbon, antara lain sebagai berikut.

A. Bidang Pangan

Beberapa bahan kimia hanya terdiri dari karbon dan hidrogen (hidrokarbon).
Hidrokarbon digunakan dalam industri, khususnya pada industri petroleum dan
aspal cair. Energi kimia tersimpan dalam hidrokarbon, unsur-unsur penyusunnya
adalah karbon dan hidrogen. Hidrokarbon memperoleh energi dari matahari
saat tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari selama proses fotosintesis
untuk menghasilkan glukosa (makanan). (www.encarta.msn.com)
Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah
sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap
glukosa. Gula ini kemudian oleh sel dioksidasi (dibakar) dengan bantuan oksigen
yang kita hirup menjadi energi dan gas CO2 dalam bentuk respirasi (pernapasan).
Energi yang dihasilkan dan tidak digunakan akan disimpan di bawah jaringan
kulit dalam bentuk lemak.
194 Kimia X SMA

Reaksi pembakaran gula dalam tubuh:

C 6 H 12 O 6 + 6 O2 ⎯⎯
→ Energi + 6 CO2 + 6 H2O

(gula) (udara yang dikeluarkan)


(udara yang dihirup) (keringat atau air seni)

Gambar 5.2 Berbagai macam kegiatan yang membutuhkan energi dalam tubuh. Sumber: Microsoft ® Encarta ®
Reference Library 2006.

B . Bidang Sandang
Senyawa-senyawa turunan hi-drokarbon yang berperan di bidang pakaian,
antara lain kapas, wol (merupakan suatu protein), sutra (protein), nilon (polimer),
dan serat sintetis.

Gambar 5.3 Senyawa turunan hidrokarbon dalam industri tekstil. Sumber: Microsoft
® Encarta ® Reference Library 2006.
Kimia X SMA 195

C. Bidang Papan
Bidang papan, senyawa turunan hidrokarbon yang berperan, antara lain
selulosa, kayu, lignin, dan polimer.

Gambar 5.4 Penggunaan senyawa turunan hidrokarbon dalam bidang papan. Sumber: Microsoft
® Encarta ® Reference Library 2006.

D. Bidang Perdagangan
Minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon yang menjadi komoditi
perdagangan yang sangat penting bagi dunia karena minyak bumi merupakan
salah satu sumber energi yang paling utama saat ini. Negara-negara di dunia
penghasil minyak bumi membentuk organisasi antarnegara penghasil minyak
bumi yang diberi nama OPEC (Organization of Petrolleum Exporting Coun-
try). Hasil penyulingan minyak bumi banyak menghasilkan senyawa-senyawa
hidrokarbon yang sangat penting bagi kehidupan manusia, seperti bensin, pe-
troleum eter (minyak tanah), gas elpiji, minyak pelumas, lilin, dan aspal.

E. Bidang Seni dan Estetika


Di bidang seni, senyawa
hidrokarbon yang sering dipakai,
antara lain lilin (wax) untuk melapisi
suatu karya pahat agar tampak lebih
mengkilat. Bahkan ada seniman
yang membuat patung dari lilin
dengan cara memadatkan lilin dalam
ukuran besar kemudian dipahat atau
diukir sesuai keinginan sang seniman. Gambar 5.5 Patung grup musik Beatles (museum
Selain itu juga ada seni pewarnaan, lilin Madame Tausad’s London) terbuat dari lilin.
baik pada kain maupun benda-benda Sumber: Microsoft ® Encarta ® Reference Library
2006.
lain menggunakan senyawa-se-
nyawa kimia. Bahan-bahan yang dilapisi dengan lilin akan tampak lebih menarik
dan di samping itu juga akan terhindar dari air karena air tidak dapat bereaksi
dengan lilin karena perbedaan kepolaran.
196 Kimia X SMA

Kimia di Sekitar Kita

Minyak Pelumas dari Botol Plastik Bekas

Percayakah Anda jika suatu saat nanti botol


plastik bekas dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan minyak pelumas untuk kendaraan
bermotor? Jika tidak percaya, tanyakan saja pada
Stephen J. Miller, Ph.D., seorang ilmuwan senior dan
konsultan peneliti di Chevron. Bersama rekan-
rekannya di pusat penelitian Chevron Energy Tech-
nology Company, Richmond, California, Amerika
Serikat dan University of Kentucky, ia berhasil
mengubah limbah plastik menjadi minyak pelumas.
Bagaimana caranya?
(Sumber: www.chem-is-try.org)
Sebagian besar penduduk di dunia meman-
faatkan plastik dalam menjalankan aktivitasnya. Berdasarkan data Environmental
Protection Agency (EPA) Amerika Serikat, pada tahun 2001, penduduk Amerika
Serikat menggunakan sedikitnya 25 juta ton plastik setiap tahunnya. Belum ditambah
pengguna plastik di negara lainnya. Bukan suatu yang mengherankan jika plastik
banyak digunakan. Plastik memiliki banyak kelebihan dibandingkan bahan lainnya.
Secara umum, plastik memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi terhadap listrik,
mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi, ketahanan suhu terbatas, serta
ketahanan bahan kimia yang bervariasi. Selain itu, plastik juga ringan, mudah dalam
perancangan, dan biaya pembuatan murah.
Sayangnya, di balik segala kelebihannya, limbah plastik menimbulkan masalah
bagi lingkungan. Penyebabnya tak lain sifat plastik yang tidak dapat diuraikan dalam
tanah. Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin
ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan cara
mendaur ulang limbah plastik. Namun, cara ini tidaklah terlalu efektif. Hanya sekitar
4% yang dapat didaur ulang, sisanya menggunung di tempat penampungan sampah.
Mungkinkah tumpukan sampah plastik ini dapat diubah menjadi minyak
pelumas? Masalah itulah yang mendasari Miller dan rekan-rekannya melakukan
penelitian ini. Sebagian besar plastik yang
digunakan masyarakat merupakan jenis
plastik polietilena.
Ada dua jenis polietilena, yaitu high
density polyethylene (HDPE) dan low
density polyethylene (LDPE). HDPE
banyak digunakan sebagai botol plastik
minuman, sedangkan LDPE untuk kantong
plastik. Dalam penelitiannya yang akan
dipublikasikan dalam Jurnal American
(Sumber: www.chem-is-try.org)
Kimia X SMA 197

Chemical Society bagian Energi dan Bahan Bakar (Energy and Fuel) edisi 20 Juli
2005, Miller memanaskan polietilena menggunakan metode pirolisis, lalu menyelidiki
zat hasil pemanasan tersebut.
Ternyata, ketika polietilena dipanaskan akan terbentuk suatu senyawa
hidrokarbon cair. Senyawa ini mempunyai bentuk mirip lilin (wax). Banyaknya plastik
yang terurai adalah sekitar 60%, suatu jumlah yang cukup banyak. Struktur kimia
yang dimiliki senyawa hidrokarbon cair mirip lilin ini memungkinkannya untuk diolah
menjadi minyak pelumas berkualitas tinggi. Sekadar informasi, minyak pelumas yang
saat ini beredar di pasaran berasal dari pengolahan minyak bumi. Minyak mentah
(crude oil) hasil pengeboran minyak bumi di dasar bumi mengandung berbagai
senyawa hidrokarbon dengan titik didih yang berbeda-beda. Kemudian, berbagai
senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah ini dipisahkan
menggunakan teknik distilasi bertingkat (penyulingan) berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Selain bahan bakar, seperti bensin, solar, dan minyak tanah, penyulingan
minyak mentah juga menghasilkan minyak pelumas. Sifat kimia senyawa hidrokarbon
cair dari hasil pemanasan limbah plastik mirip dengan senyawa hidrokarbon yang
terkandung dalam minyak mentah, sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas.
Pengubahan hidrokarbon cair hasil pirolisis limbah plastik menjadi minyak pelumas
menggunakan metode hidroisomerisasi. Miller berharap minyak pelumas buatan
ini dapat digunakan untuk kendaraan bermotor dengan kualitas yang sama dengan
minyak bumi hasil penyulingan minyak mentah, ramah lingkungan, sekaligus
ekonomis.
Sebenarnya, usaha pembuatan minyak sintetis dari senyawa hidrokarbon cair
ini bukan suatu hal baru. Pada awal 1990-an, perusahaan Chevron telah mencoba
mengubah senyawa hidrokarbon cair menjadi bahan bakar sintetis untuk tujuan
komersial. Hanya saja bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan senyawa
hidrokarbon cair berasal dari gas alam (umumnya gas metana) melalui proses katalitik
yang dikenal dengan nama proses Fischer-Tropsch. Pada proses Fischer-Tropsch
ini, gas metana diubah menjadi gas sintesis (syngas), yaitu campuran antara gas
hidrogen dan karbon monoksida, dengan bantuan besi atau kobalt sebagai katalis.
Selanjutnya, syngas ini diubah menjadi senyawa hidrokarbon cair, untuk kemudian
diolah menggunakan proses hydrocracking menjadi bahan bakar dan produk minyak
bumi lainnya, termasuk minyak pelumas. Senyawa hidrokarbon cair hasil pengubahan
dari syngas mempunyai sifat kimia yang sama dengan polietilena.
Gas alam yang digunakan berasal dari Amerika Serikat. Belakangan, daerah
lepas laut Timur Tengah menjadi sumber gas alam karena di sana harga gas alam
lebih murah. Minyak pelumas dari gas alam ini untuk sementara dapat menjadi
alternatif minyak pelumas hasil pengolahan minyak bumi. Pada masa mendatang,
cadangan gas alam di dunia diperkirakan akan segera menipis. Di lain pihak, kebutuhan
akan minyak pelumas semakin tinggi. Kini, dengan adanya penemuan ini, pembuatan
minyak pelumas tampaknya tidak lagi memerlukan gas alam. Cukup dengan
memanfaatkan limbah botol plastik, jadilah minyak pelumas. Tertarik mencoba?
Sumber artikel: Sandri Justiana, S. Si. dan Budiyanti Dwi Hardanie, S.Si.
www.chem-is-try.org
198 Kimia X SMA

Latihan 5.5

1. Jelaskan perbedaan antara senyawa karbon dengan senyawa hidrokarbon!


2. Sebutkan sumber dari senyawa hidrokarbon dan kegunaannya!
3. Apa yang dimaksud turunan senyawa hidrokarbon? Sebutkan contoh senyawanya!
4. Carilah informasi dari berbagai sumber tentang polimer, kemudian kerjakan soal-soal
di bawah ini!
a. Apa yang dimaksud dengan polimer?
b. Bagaimana polimer dapat terbentuk?
c. Jelaskan reaksi pembentukan polimer dan berilah contoh reaksinya!
d. Sebutkan bahan-bahan yang sehari-hari kita pergunakan yang merupakan polimer!

Rangkuman

1. Sejak Friederich Wohler berhasil menyintesis urea dengan menggunakan zat kimia,
maka pendapat yang menyatakan bahwa senyawa organik adalah senyawa yang berasal
dari makhluk hidup menjadi gugur.
2. Senyawa karbon adalah senyawa yang mengandung unsur karbon, yang jumlahnya di
alam sangat banyak.
3. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon.
Banyaknya senyawa hidrokarbon disebabkan karena keistimewaan yang dimiliki oleh
atom karbon, yaitu dapat membentuk empat ikatan dengan atom karbon lain atau
dengan atom unsur lain.
4. Pada senyawa hidrokarbon, berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat, atom karbon
dibedakan atas karbon primer, sekunder, tersier, dan kuartener.
5. Ikatan yang terjadi pada senyawa hidrokarbon adalah ikatan kovalen, baik kovalen
tunggal maupun rangkap dua serta rangkap tiga.
6. Secara umum dikenal tiga jenis golongan senyawa hidrokarbon, yaitu alkana, alkena,
dan alkuna.
7. Pada senyawa hidrokarbon, dikenal istilah isomer, yaitu senyawa yang mempunyai
rumus kimia sama tetapi rumus strukturnya berbeda.
8. Sumber utama senyawa hidrokarbon adalah dari minyak bumi, batu bara, dan gas
alam.
9. Senyawa hidrokarbon diperoleh dari penyulingan minyak bumi melalui distilasi fraksinasi
dan hasilnya berupa fraksi-fraksi senyawa hidrokarbon, antara lain gas LPG, bensin,
petroleum eter, lilin, dan aspal.
10.Senyawa hidrokarbon pada umumnya dipergunakan sebagai bahan bakar mesin,
pemanasan ruangan, dan bahan baku industri kimia dan petrokimia.
11. Semua senyawa karbon merupakan turunan dari senyawa hidrokarbon dan mempunyai
kegunaan yang bermacam-macam yang hampir mencakup semua kebutuhan hidup
sehari-hari.
Kimia X SMA 199

1234567890123456789012
Uji Kompetensi 1234567890123456789012
1234567890123456789012

I. Berilah tanda silang (X) huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang benar!

1. Nama yang tepat untuk senyawa di bawah ini adalah ... .


CH3

CH3 CH CH CH2 CH CH3

C2H5 C2H5

A. 2,5–dietil–3–metilheksana
B. 2–etil–4,5–dimetilheptana
C. 6–etil–3,4–dimetilheptana
D. 3,4,6–trimetiloktana
E. 3,5,6–trimetiloktana
2. Nama senyawa di bawah ini adalah ... .
CH2 CH3

CH3 CH CH CH2 CH CH2 CH3

CH3 CH3 CH CH3

A. 3,5–diisopropilheptana
B. 3,5–dietil–2,6–dimetilheptana
C. 3,5–dietil–2,6,6–trimetilheksana
D. 3–etil–2–metil–5–isopropilheptana
E. 5–etil–6–metil–3–isopropilheptana
3. Nama IUPAC dari senyawa yang mempunyai rumus struktur seperti di bawah
ini adalah ... .
CH3

CH3 CH CH CH3

CH3
A. 2,3–dimetilheksana
B. 2–metilbutana
C. 1,2,2–trimetilpropana
D. 2,3–dimetilbutana
E. n–heksana
200 Kimia X SMA

4. Nama senyawa yang memiliki rumus struktur seperti di bawah ini adalah ... .
CH3

CH3 C CH3

CH3
A. 2–metil–2–metilpropana
B. 2,2–dimetilbutana
C. 2,2–dimetilpropana
D. 2–dimetilbutana
E. 2,2–metilpropana
5. Perhatikan rumus struktur berikut!
H H

CH3 C CH2 CH2 C CH3

CH3 CH2

CH3
Menurut kaidah IUPAC, nama senyawa dari rumus struktur di atas adalah ... .
A. 2–etil–4–metilheksana
B. 5–metil–3–metilheksana
C. 3–metil–5–metilheptana
D. 2,5–dimetilheptana
E. 3,5–dimetilnonana
6. Senyawa berikut yang termasuk alkena adalah ... .
A. C 3 H 8 D. C 6 H 14
B. C 4 H 6 E. C 6 H 6
C. C 5 H 10
7. Senyawa berikut yang bukan merupakan anggota alkena adalah ... .
A. metana D. butena
B. etena E. pentena
C. propena
8. Senyawa yang mempunyai dua buah ikatan rangkap adalah ... .
A. CH 4 D. C 3 H 6
B. C 2 H 4 E. C 3 H 8
C. C 3 H 4
9. Nama senyawa CH3 – C(CH3)2 – CH = CH2 adalah ... .
A. heksena D. 3,3–dimetil–1–butuna
B. heksana E. 3,3–dimetil–1–butena
C. 2,2–dimetilbutana
Kimia X SMA 201

10. Di antara nama berikut, yang tidak sesuai dengan aturan IUPAC adalah ... .
A. 2–metilpropena
B. 2–metilbutena
C. 2–metil–2–butena
D. 3–metil–2–butena
E. 3–metil–2–pentena
11. Suatu alkena berwujud gas sebanyak 5,6 liter (STP) mempunyai massa 17,5
gram. Gas tersebut adalah ... .
A. etena D. pentena
B. propena E. heksena
C. butena
12. Reaksi antara etena dengan asam klorida yang menghasilkan etilklorida tergolong
reaksi ... .
A. adisi D. dehidrasi
B. substitusi E. eliminasi
C. polimerisasi
13. Di antara bahan di bawah ini, yang merupakan hasil industri dari senyawa alkena
adalah ... .
A. lilin D. pupuk
B. kertas E. plastik
C. tekstil
14. Yang merupakan isomer dari 2,3–dimetil–1–butena adalah ... .
A. 2–butena
B. 2–heksena
C. 2–metil–1–butena
D. 2,2–dimetil–1–pentena
E. 2–metil–2–butena
15. Yang mempunyai isomer cis-trans adalah ... .
A. CH3 CH C CH3 D. CH2 CH

CH3 CH3

B. CH3 CH CH CH3 E. CH3 CH CH CH3

CH3 CH3
C. CH2 CH CH3
16. Gas asetilena termasuk deret ... .
A. alkena
B. alkuna
C. alkana
D. alkadiena
E. hidrokarbon jenuh
202 Kimia X SMA

17. Zat yang tergolong senyawa hidrokarbon tak jenuh dan mempunyai satu ikatan
rangkap tiga adalah ... .
A. butana D. etilena
B. etena E. asetilena
C. butena
18. Dalam setiap molekul alkuna ... .
A. semua ikatan antaratom karbon merupakan ikatan rangkap tiga
B. terdapat setidaknya satu ikatan rangkap
C. terdapat setidaknya satu ikatan rangkap tiga
D. semua atom karbon mengikat 4 atom H
E. jumlah atom H lebih sedikit daripada atom C
19. Nama senyawa di bawah ini adalah ... .
CH3 C C CH CH3

CH3 CH CH3
A. 2,3–dimetil–2–heksuna
B. 2,3–dimetil–3–heksuna
C. 4,5–dimetil–2–heksuna
D. 4–isopropil–2–pentuna
E. 2–isopropil–2–pentuna
20. Gas yang terbentuk pada reaksi antara batu karbid dengan air adalah ... .
A. etana
B. etena
C. etuna
D. metana
E. butana
21. Berikut ini yang bukan isomer dari heptuna adalah ... .
A. 3–metil–2–heksuna
B. 4,4–dimetil–2–pentuna
C. 3–metil–1–heksuna
D. 3,4–dimetil–1–pentuna
E. 3,3–dimetil–1–pentuna
22. Senyawa alkuna di bawah ini yang memiliki 3 buah isomer yang mengandung
ikatan rangkap tiga adalah ... .
A. C 3 H 4 D. C 6 H 10
B. C 4 H 6 E. C 7 H 12
C. C 5 H 8
23. Jumlah isomer alkuna dengan rumus C5H8 adalah ... .
A. 3 D. 6
B. 4 E. 7
C. 5
Kimia X SMA 203

24. Suatu hidrokarbon mempunyai rumus empiris CH. Jika Mr senyawa tersebut
adalah 26, maka rumus molekulnya adalah ... .
A. CH 2 D. C 2 H 6
B. C 2 H 2 E. C 3 H 3
C. C 2 H 4
25. Nama IUPAC senyawa berikut ini adalah ... .
CH3 CH2 C C CH CH3

C2H5
A. 2–etil–5–metil–3–heksuna
B. 1,4–dimetil–2–heksuna
C. 5–metil–3–heptuna
D. 2–metil–5–etil–2–heksuna
E. 3,6–dimetil–4–heptuna

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!


1. Apakah sumbangan besar Friederich Wohler terhadap stagnasi perkembangan
ilmu kimia?
2. Apakah yang dimaksud dengan hidrokarbon?
3. Sebutkan cara membuktikan suatu senyawa organik mengandung karbon dan
hidrogen!
4. Berikan contoh bentuk rantai karbon:
a. alifatik jenuh e. siklik jenuh
b. alifatik jenuh bercabang f. siklik jenuh bercabang
c. alifatik tak jenuh g. siklik tak jenuh
d. alifatik tak jenuh bercabang h. siklik tak jenuh bercabang
5. Tuliskan semua isomer dan nama IUPAC-nya dari senyawa:
a. C 4 H 10 c. C 5 H 8
b. C 5 H 10
6. Tuliskan nama senyawa berikut.
a. CH CH C CH c. CH C C CH CH
3 3 3

CH3 CH3
CH3

b. CH CH2 C C CH d. CH CH C CH
3 2

CH3 CH3 C2H5


204 Kimia X SMA

7. Tuliskan reaksi pembentukan gas asetilena dari batu karbid! Apakah kegunaan
gas asetilena dalam kehidupan sehari-hari?
8. Tuliskan rumus struktur dari senyawa-senyawa berikut.
a. 3,4,5–trietil–3–metil–4–isobutil–5–isopropiloktana
b. 4,4–dietil–3,5,5,6–tetrametilheptana
c. 3,3,4,5–tetrametil–1–heksena
d. 2,4,5–trimetil–5–propil–2–dekena
e. 3,3–dimetil–4–propil–1–heptuna
f. 2,5,6–trimetil–3–dekuna
9. Apakah perbedaan antara alkuna dengan alkadiena yang sama-sama mempunyai
rumus umum CnH2n – 2?
10. Apakah produk yang dihasilkan jika 1–pentuna direaksikan dengan pereaksi di
bawah ini? (Petunjuk: alkuna juga mengikuti aturan Markovnikov)
a. 1 mol gas Cl2
b. 2 mol gas Cl2
c. 2 mol gas HCl
Kimia X SMA 205

*=> Minyak Bumi dan Gas Alam


6
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas
alam.
2. Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun
minyak bumi.
3. Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk men-
jelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak
bumi.
4. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan
oktannya.
5. Menjelaskan penggunaan residu minyak bumi dalam
industri petrokimia.
6. Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap
lingkungan.
Kata Kunci
Nonrenewable resources, distilasi
fraksinasi, bensin, angka oktan, TEL,
industri petrokimia, karbon dioksida,
hujan asam, green house effect.

Pengantar

D apatkah Anda membayangkan kehidupan kita tanpa minyak bumi? Tahukah


Anda bahwa diperkirakan sekitar 20 tahun lagi cadangan minyak bumi Indo-
nesia akan habis total dan Indonesia akan menjadi negara pengimpor minyak bumi?
Mengapa akhir-akhir ini dunia diliputi kekhawatiran akan laju konsumsi minyak
bumi yang semakin cepat? Mengapa sekarang ini di seluruh dunia sedang gencar-
gencarnya mencari sumber energi alternatif pengganti minyak bumi? Sebenarnya
apakah minyak bumi itu dan bagaimana terbentuknya di alam ini? Untuk mengetahui
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, silakan Anda ikuti pembahasan
bab Minyak bumi dan Gas alam ini.
Sampai saat ini minyak bumi masih menjadi prioritas utama sebagai sumber
energi, meskipun para ahli juga berupaya untuk mengembangkan alternatif energi
selain minyak bumi, misalnya energi surya dan energi nuklir. Upaya para ahli tersebut
mengingat minyak bumi termasuk di dalamnya gas alam, merupakan sumber energi
yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable resources).
206 Kimia X SMA

Peta Konsep

Minyak Bumi dan Gas Alam

Minyak Bumi dan Gas


Alam

pembentukan fungsi/guna

contoh Bensin
Proses ribuan/jutaan Bahan Bakar
tahun dari deposit
bahan organik di
lapisan bumi pada pembakaran diperoleh dari
tekanan tinggi

Dampak pada Cracking


pemisahan melalui Lingkungan

Distilasi
Fraksinasi

6.1 Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam

Dalam bab ini Anda akan mempelajari proses pembentukan minyak bumi dan
gas alam, komponen-komponen utama penyusun minyak bumi, teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi, ukuran kualitas bensin, penggunaan residu minyak bumi
dalam industri petrokimia, dan analisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap
lingkungan.
Keberadaan minyak bumi di alam merupakan hasil pelapukan fosil-fosil
tumbuhan dan hewan pada zaman purba jutaan tahun silam. Organisme-organisme
tersebut kemudian dibusukkan oleh mikroorganisme dan kemudian terkubur dan
terpendam dalam lapisan kulit bumi. Dengan tekanan dan suhu yang tinggi, maka
setelah jutaan tahun lamanya, material tersebut berubah menjadi minyak yang
terkumpul dalam pori-pori batu kapur atau batu pasir. Oleh karena pori-pori batu
kapur bersifat kapiler, maka dengan prinsip kapilaritas, minyak bumi yang terbentuk
tersebut perlahan-lahan bergerak ke atas. Ketika gerakan tersebut terhalang oleh
batuan yang tidak berpori, maka terjadilah penumpukan minyak dalam batuan
tersebut.
Itu sebabnya minyak bumi disebut sebagai petroleum (yang dalam bahasa
Latin, petrus = batu dan oleum = minyak). Pada daerah lapisan bawah tanah yang
Kimia X SMA 207

tak berpori tersebut dikenal dengan nama antiklinal atau cekungan. Daerah
cekungan ini terdiri dari beberapa lapisan, lapisan yang paling bawah berupa air,
lapisan di atasnya berisi minyak, sedang di atas minyak bumi tersebut terdapat
rongga yang berisi gas alam. Jika cekungan mengandung minyak bumi dalam
jumlah besar, maka pengambilan dilakukan dengan jalan pengeboran.
Proses pengeboran minyak bumi dan gas alam tersebut digambarkan sebagai
berikut.

menara pengebor
minyak

mesin

kubah
garam
kapur
gas alam

pipa lumpur
galian penyimpanan
sirkulasi air minyak
mata bor
Gambar 6.1 Minyak bumi, gas alam, dan batu bara dalam minyak
bumi. Sumber: Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2006.

6.2 Komponen-komponen Minyak Bumi


Minyak bumi merupakan campuran yang kompleks, yang komponen
terbesarnya adalah hidrokarbon. Komponen-komponen minyak bumi sebagai
berikut.

A. Golongan Alkana
Golongan alkana yang tidak bercabang terbanyak adalah n–oktana, sedang
alkana bercabang terbanyak adalah isooktana (2,2,4–trimetilpentana).

CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3


n–oktana

CH3

CH3 C CH2 CH CH3

CH3 CH3
isooktana
208 Kimia X SMA

B. Golongan Sikloalkana
Golongan sikloalkana yang terdapat pada minyak bumi adalah siklopentana
dan sikloheksana.
CH2
CH2 CH2
CH2 CH2
CH2 CH2 CH CH
2 2
CH2 CH2
siklopentana siklopentana

C. Golongan Hidrokarbon Aromatik


Golongan hidrokarbon aromatik yang terdapat dalam minyak bumi adalah
benzena.

benzena
D. Senyawa-senyawa Lain
Senyawa-senyawa mikro yang lain, seperti senyawa belerang berkisar 0,01
– 7%, senyawa nitrogen berkisar 0,01 – 0,9%, senyawa oksigen berkisar 0,06
– 0,4%, dan mengandung sedikit senyawa organologam yang mengandung
logam vanadium dan nikel.
Sementara itu sumber energi yang lain, yaitu gas alam memiliki komponen
alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana. Sebagai komponen
terbesarnya adalah metana. Dalam gas alam, selain mengandung alkana, terkandung
juga di dalamnya berbagai gas lain, yaitu karbon dioksida (CO2) dan hidrogen
sulfida (H2S), meskipun beberapa sumur gas alam yang lain ada juga yang
mengandung helium. Dalam gas alam ini, metana digunakan sebagai bahan bakar,
sumber hidrogen, dan untuk pembuatan metanol. Etana yang ada dipisahkan untuk
keperluan industri, sedangkan propana dan butana juga dipisahkan, dan kemudian
dicairkan untuk bahan bakar yang dikenal dengan nama LPG (Liquid Petroleum
Gas) yang biasa digunakan untuk bahan bakar kompor gas rumah tangga.

6.3 Teknik Pengolahan Minyak Bumi


Di Indonesia, sumber minyak bumi terdapat di daerah-daerah Aceh, Sumatra
Utara, Riau, Irian Jaya, Kalimantan, dan sebagian ada di pulau Jawa, yaitu Cepu
dan beberapa daerah lain. Biasanya kandungan minyak bumi ini ada pada 3 – 4 km
di bawah permukaan tanah. Untuk itu proses pengambilannya dengan menggunakan
sumur-sumur bor yang sengaja dibuat. Beberapa di antaranya karena sumber minyak
bumi ada di dasar laut, maka pengeboran dilakukan di laut. Minyak mentah yang
dihasilkan ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun
tangki atau kilang minyak.
Kimia X SMA 209

Minyak mentah atau yang biasa disebut dengan crude oil ini berbentuk cairan
kental hitam dan berbau kurang sedap, yang selain mengandung kotoran, juga
mengandung mineral-mineral yang larut dalam air. Minyak ini belum dapat
digunakan untuk bahan bakar atau berbagai keperluan lainnya, tetapi harus melalui
pengolahan terlebih dahulu. Minyak mentah ini mengandung sekitar 500 jenis
hidrokarbon dengan jumlah atom karbon 1 – 50.
Pada prinsipnya pengolahan minyak bumi dilakukan dengan dua langkah,
yaitu desalting dan distilasi.

A. Desalting
Proses desalting merupakan proses penghilangan garam yang dilakukan
dengan cara mencampurkan minyak mentah dengan air, tujuannya adalah untuk
melarutkan zat-zat mineral yang larut dalam air.
Pada proses ini juga ditambahkan asam dan basa dengan tujuan untuk
menghilangkan senyawa-senyawa selain hidrokarbon. Setelah melalui proses
desalting, maka selanjutnya minyak akan menjalani proses distilasi.

B. Distilasi
Minyak mentah yang telah melalui proses desalting kemudian diolah lebih
lanjut dengan proses distilasi bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran
berdasar perbedaan titik didih.
Fraksi-fraksi yang diperoleh dari proses distilasi bertingkat ini adalah
campuran hidrokarbon yang mendidih pada interval (range) suhu tertentu.
Proses distilasi bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari distilasi bertingkat
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Gas-gas atsiri

Peci bel
Bensin

Cairan mengembun dan mengalir Minyak tanah


dari lempeng ke lempeng lewat
pipa luberan (panah hitam ke
Uap naik dari lempeng ke lempeng bawah) Minyak bakar
dengan bergelembung keluar dari
dasar peci lonceng (buku asli: panah
baru)
Minyak pelumas

400 oC
Minyak kasar
Dapur
Kukus Residu

Gambar 6.2 Diagram menara fraksionasi (distilasi bertingkat) untuk penyulingan minyak bumi. Pandangan
irisan menunjukkan bagaimana fasa uap dan cairan dijaga agar selalu kontak satu sama lain, sehingga
pengembunan dan penyulingan berlangsung menyeluruh sepanjang kolom.
210 Kimia X SMA

Tabel 6.1 Fraksi Hidrokarbon yang Diperoleh dari Distilasi Bertingkat


Fraksi Jumlah Atom C Titik Didih Kegunaan
Gas C1 – C5 –164 °C – 30 °C bahan bakar gas
Eter petroleum C5 – C7 30 °C – 90 °C pelarut, binatu kimia
Bensin C5 – C12 30 °C – 200 °C bahan bakar motor
Minyak tanah C12 – C16 175 °C – 275 °C minyak lampu, bahan
bakar kompor
Minyak gas, bakar, C15 – C18 250 °C – 400 °C bahan bakar mesin diesel
dan diesel
Minyak-minyak C16 ke atas 350 °C ke atas pelumas
pelumas, gemuk,
jeli petroleum
Parafin (lilin) C20 ke atas meleleh lilin gereja, pengendapan
52 °C – 57 °C air bagi kain, korek api,dan
pengawetan
Ter residu aspal buatan
Kokas petroleum residu bahan bakar, elektrode

Fraksi-faksi yang didapatkan setelah proses distilasi selanjutnya diolah


lebih lanjut dengan proses reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
1. Reforming
Reforming merupakan suatu cara pengubahan bentuk, yaitu dari rantai
lurus menjadi bercabang. Proses ini digunakan untuk meningkatkan mutu
bensin. CH3
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 katalis
⎯⎯⎯ → CH3 C CH3
Δ

CH3

2. Polimerisasi
Polimerisasi merupakan suatu cara penggabungan monomer (molekul-
molekul sederhana) menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks.
3. Treating
Treating merupakan proses penghilangan kotoran pada minyak bumi.
4. Blending
Blending merupakan proses penambahan zat aditif.
Kimia X SMA 211

6.4 Bensin

A. Kualitas Bensin
Salah satu hasil pengolahan distilasi bertingkat minyak bumi adalah bensin,
yang dihasilkan pada kisaran suhu 30 °C – 200 °C. Bensin yang dihasilkan
dari distilasi bertingkat disebut bensin distilat langsung (straight run gaso-
line). Bensin merupakan campuran dari isomer-isomer heptana (C7H16) dan
oktana (C8H18). Bensin biasa juga disebut dengan petrol atau gasolin.
Sebenarnya fraksi bensin merupakan produk yang dihasilkan dalam jumlah
yang sedikit. Namun demikian karena bensin merupakan salah satu bahan bakar
yang paling banyak digunakan orang untuk bahan bakar kendaraan bermotor,
maka dilakukan upaya untuk mendapatkan bensin dalam jumlah yang besar.
Cara yang dilakukan adalah dengan proses cracking (pemutusan hidrokarbon
yang rantainya panjang menjadi hidrokarbon rantai pendek). Minyak bumi
dipanaskan sampai suhu 800 °C, sehingga rantai hidrokarbon yang kurang
begitu dibutuhkan dapat dipecah menjadi rantai pendek, sesuai rantai pada
fraksi bensin (Keenan, Kleinfelter, Wood, 1992).
Mutu atau kualitas bensin ditentukan oleh persentase isooktana yang
terkandung di dalamnya atau yang biasa disebut sebagai bilangan oktan.
Dikatakan kualitas bensin ditentukan oleh isooktana (2,2,4–trimetilpentana),
hal ini terkait dengan efisiensi oksidasi yang dilakukan oleh bensin terhadap
mesin kendaraan. Efisiensi energi yang tinggi diperoleh dari bensin yang
memiliki rantai karbon yang bercabang banyak. Adanya komponen bensin
berantai lurus menghasilkan energi yang kurang efisien, artinya banyak energi
yang terbuang sebagai panas bukan sebagai kerja mesin, dan hal ini
menyebabkan terjadinya knocking atau ketukan pada mesin. Ketukan pada
mesin ini menyebabkan mesin menjadi cepat rusak. Bensin premium memiliki
bilangan oktan 82, sedangkan bensin super memiliki bilangan oktan 98.
Untuk meningkatkan bilangan oktan bensin, ditambahkan satu zat yang
disebut TEL (tetraetil lead) atau tetraetil timbal. Penambahan TEL dalam
konsentrasi sampai 0,01% ke dalam bensin dapat menaikkan bilangan oktan,
sehingga ketukan pada mesin dapat dikurangi. Namun demikian penggunaan
TEL ini memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan manusia. Hal ini
disebabkan karena gas buang kendaraan bermotor yang bahan bakarnya
mengandung TEL, menghasilkan partikel-partikel timbal. Partikel timbal yang
terisap oleh manusia dalam kadar yang cukup tinggi, menyebabkan
terganggunya enzim pertumbuhan. Akibatnya bagi anak-anak adalah berat
badan yang berkurang disertai perkembangan sistem syaraf yang lambat. Pada
orang dewasa, partikel timbal ini menyebabkan hilangnya selera makan, cepat
lelah, dan rusaknya saluran pernapasan. Untuk itu sekarang sedang digalakkan
penggunaan bensin tanpa timbal, yaitu dengan mengganti TEL dengan MTBE
(metil tersier butil eter), yang memiliki fungsi sama untuk meningkatkan
bilangan oktan, tetapi tidak melepaskan timbal di udara.
212 Kimia X SMA

Latihan 6.1

1. Jelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam!


2. Sebutkan senyawa-senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi!
3. Sebutkan komponen-komponen dalam gas alam!
4. Sebutkan kegunaan gas alam!
5. Apa yang Anda ketahui tentang crude oil?
6. Sebutkan fraksi-fraksi hasil penyulingan bertingkat minyak bumi!
7. Jelaskan komponen-komponen dalam bensin!
8. Bagaimana cara memproduksi bensin dalam jumlah yang besar?
9. Apa yang dimaksud dengan bilangan oktan?
10.Bagaimana cara menaikkan bilangan oktan?

B. Penggunaan Residu dalam Industri Petrokimia


Berbagai produk bahan yang dihasilkan dari produk petrokimia dewasa
ini banyak ditemukan. Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk yang
dihasilkan dari minyak dan gas bumi. Bahan-bahan petrokimia tersebut dapat
digolongkan ke dalam plastik, serat sintetis, karet sintetis, pestisida, detergen,
pelarut, pupuk, berbagai jenis obat maupun vitamin.

1. Bahan Dasar Petrokimia


Terdapat tiga bahan dasar yang digunakan dalam industri petrokimia,
yaitu olefin, aromatika, dan gas sintetis (syn-gas). Untuk memperoleh produk
petrokimia dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu:
a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia.
b. Mengubah bahan dasar menjadi produk antara.
c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir.
a. Olefin (alkena-alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia yang paling utama.
Produksi olefin di seluruh dunia mencapai milyaran kg per tahun. Di
antara olefin yang paling banyak diproduksi adalah etilena (etena),
propilena (propena), dan butadiena.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar
etilena adalah:
1) Polietilena, merupakan plastik yang paling banyak diproduksi,
plastik ini banyak digunakan sebagai kantong plastik dan plastik
pembungkus (sampul). Di samping polietilena sebagai bahan dasar,
plastik dari polietilena ini juga mengandung beberapa bahan
tambahan, yaitu bahan pengisi, plasticer, dan pewarna.
2) PVC atau polivinilklorida, juga merupakan plastik yang digunakan
pada pembuatan pipa pralon dan pelapis lantai.
Kimia X SMA 213

3) Etanol, merupakan bahan yang sehari-hari dikenal dengan nama


alkohol. Digunakan sebagai bahan bakar atau bahan antara untuk
pembuatan produk lain, misalnya pembuatan asam asetat.
4) Etilena glikol atau glikol, digunakan sebagai bahan antibeku dalam
radiator mobil di daerah beriklim dingin.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar
propilena adalah:
1) Polipropilena, digunakan sebagai karung plastik dan tali plastik.
Bahan ini lebih kuat dari polietilena.
2) Gliserol, digunakan sebagai bahan kosmetika (pelembab), industri
makanan, dan bahan untuk membuat peledak (nitrogliserin).
3) Isopropil alkohol, digunakan sebagai bahan-bahan produk
petrokimia yang lain, misalnya membuat aseton.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar
butadiena adalah:
1) Karet sintetis
2) Nilon
b. Aromatika
Pada industri petrokimia, bahan aromatika yang terpenting adalah
benzena, toluena, dan xilena. Beberapa produk petrokimia yang meng-
gunakan bahan dasar benzena adalah:
1) Stirena, digunakan untuk membuat karet sintetis.
2) Kumena, digunakan untuk membuat fenol.
3) Sikloheksana, digunakan untuk membuat nilon.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar
toluena dan xilena adalah:
1) Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)
2) Asam tereftalat, merupakan bahan dasar pembuatan serat.
c. Syn-Gas (Gas Sintetis)
Gas sintetis ini merupakan campuran dari karbon monoksida (CO)
dan hidrogen (H2). Beberapa produk petrokimia yang menggunakan
bahan dasar gas sintetis adalah:
1) Amonia (NH3), yang dibuat dari gas nitrogen dan gas hidrogen.
Pada industri petrokimia, gas nitrogen diperoleh dari udara se-
dangkan gas hidrogen diperoleh dari gas sintetis.
2) Urea (CO(NH2)2), dibuat dari amonia dan gas karbon dioksida.
Selain sebagai pupuk, urea juga digunakan pada industri perekat,
plastik, dan resin.
3) Metanol (CH3OH), dibuat dari gas sintetis melalui pemanasan pada
suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis. Sebagian metanol
digunakan dalam pembuatan formaldehida, dan sebagian lagi
digunakan untuk membuat serat dan campuran bahan bakar.
214 Kimia X SMA

4) Formaldehida (HCHO), dibuat dari metanol melalui oksidasi


dengan bantuan katalis. Formaldehida yang dilarutkan dalam air
dikenal dengan nama formalin, yang berfungsi sebagai pengawet
specimen biologi. Sementara penggunaan lainnya adalah untuk
membuat resin urea-formaldehida dan lem.

Latihan 6.2
1. Apakah yang dimaksud dengan petrokimia? Sebutkan contohnya!
2. Sebutkan bahan dasar dalam industri petrokimia!
3. Sebutkan contoh olefin yang paling banyak diproduksi!
4. Sebutkan beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena!
5. Sebutkan beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena!
6. Sebutkan beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiena!
7. Sebutkan beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar benzena!
8. Sebutkan beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar toluena dan
xilena!
9. Apa yang Anda ketahui tentang syn-gas?
10.Sebutkan beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar gas sintetis!

C. Dampak Pembakaran Bahan Bakar terhadap Lingkungan


Pernahkah Anda pergi berwisata ke daerah pegunungan? Dapatkah Anda
merasakan kesegaran alamnya? Samakah dengan yang Anda rasakan sewaktu
berada di daerah perkotaan, terutama di jalan raya? Dapatkah di jalan raya
Anda menghirup udara dengan nyaman dan terasa segar? Di jalan raya sering
kita merasakan udara yang panas ditambah lagi dengan asap kendaraan
bermotor yang terpaksa harus kita hisap. Tahukah Anda bahwa asap kendaraan
yang kita hisap itu sangat berbahaya bagi kesehatan kita? Tahukah Anda bahwa
udara panas di daerah perkotaan itu juga disebabkan karena pembakaran bahan
bakar kendaraan bermotor, di samping asap dari pabrik? Berikut ini akan kita
bahas bersama tentang gas-gas hasil pembakaran minyak bumi yang sangat
membahayakan kesehatan manusia.

1. Karbon Monoksida (CO)


Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa, dan tidak merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya
sulit dideteksi. Padahal gas ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena pada
kadar rendah dapat menimbulkan sesak napas dan pucat. Pada kadar yang
lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih dari 1.000
ppm dapat menimbulkan kematian. Gas CO ini berbahaya karena dapat
membentuk senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini
merupakan racun bagi darah. Oleh karena yang diedarkan ke seluruh tubuh
termasuk ke otak bukannya HbO, tetapi justru HbCO.
Kimia X SMA 215

Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang


lebih kuat ikatannya dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena
afinitas HbCO lebih kuat 250 kali dibandingkan dengan HbO. Akibatnya
Hb sulit melepas CO, sehingga tubuh bahkan otak akan mengalami
kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah yang akan
menyebabkan terjadinya sesak napas, pingsan, atau bahkan kematian.
Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna
dari bahan bakar minyak bumi. Salah satunya adalah pembakaran bensin, di
mana pada pembakaran yang terjadi di mesin motor, dapat menghasilkan
pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut.

2 C8H18(g) + 17 O2(g) ⎯⎯
→ 16 CO(g) + 18 H2O(g)

Sumber lain yang menyebabkan terjadinya gas CO, selain pembakaran


tidak sempurna bensin adalah pembakaran tidak sempurna yang terjadi pada
proses industri, pembakaran sampah, pembakaran hutan, kapal terbang, dan
lain-lain. Namun demikian, penyebab utama banyaknya gas CO di udara
adalah pembakaran tidak sempurna dari bensin, yang mencapai 59%.
Sekarang ini para ahli mencoba mengembangkan alat yang berfungsi
untuk mengurangi banyaknya gas CO, dengan merancang alat yang disebut
catalytic converter, yang berfungsi mengubah gas pencemar udara seperti
CO dan NO menjadi gas-gas yang tidak berbahaya, dengan reaksi:
Katalis (Ni)
2 CO(g) + O2(g) ⎯⎯⎯⎯ → 2 CO2(g)
Katalis (Ni)
2 NO2(g) ⎯⎯⎯⎯ → N2(g) + 2 O2(g)

2. Karbon Dioksida (CO2)


Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat
tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan
hasil pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara.
Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin
banyaknya jumlah pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di
udara kita.
Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat
langsung pada manusia, sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya
kandungan CO2 menyebabkan sinar inframerah dari matahari diserap oleh
bumi dan benda-benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak
dapat kembali ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di
atmosfer. Akibatnya suhu di bumi menjadi semakin panas. Hal ini
menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak me-
nunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat
yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai
efek rumah kaca atau green house effect.
216 Kimia X SMA

Untuk mengurangi jumlah


CO2 di udara maka perlu di-
lakukan upaya-upaya, yaitu
dengan penghijauan, menanam
pohon, memperbanyak taman
kota, serta pengelolaan hutan
dengan baik.

Gambar 6.3 Pembakaran hutan menyebabkan


pencemaran udara karena menghasilkan polutan CO2.
Sumber: Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005

3. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)


Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi
berbau sangat menyengat dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam
kadar rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau pembakaran belerang
yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi serta dari pembakaran belerang
yang terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industri
pertambangan. Penyebab terbesar berlebihnya kadar oksida belerang di udara
adalah pada pembakaran batu bara.
Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang
tidak secara langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan
terjadinya hujan asam. Proses terjadinya hujan asam dapat dijelaskan dengan
reaksi berikut.
a. Pembentukan asam sulfit di udara lembap
SO (g) + H O(l) ←⎯ ⎯⎯ → H SO (aq)

2 2 2 3

b. Gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen di udara


⎯⎯
2 SO (g) + O (g) ←⎯ ⎯→ 2 SO (g)
2 2 3

c. Gas SO3 mudah larut dalam air, di udara lembap membentuk asam sulfat
yang lebih berbahaya daripada SO2 dan H2SO3
2 SO (g) + H O(l) ←⎯ ⎯⎯ → H SO (aq)

3 2 2 4

Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki pH < 5,


sehingga menyebabkan sangat korosif terhadap logam dan berbahaya bagi
kesehatan. Di samping menyebabkan hujan asam, oksida belerang baik SO2
maupun SO3 yang terserap ke dalam alat pernapasan masuk ke paru-paru
juga akan membentuk asam sulfit dan asam sulfat yang sangat berbahaya
bagi kesehatan pernapasan, khususnya paru-paru.
Kimia X SMA 217

4. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)


Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada
konsentrasi tinggi juga dapat menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas
oksida nitrogen juga dapat menjadi penyebab hujan asam.
Keberadaan gas nitrogen monoksida di udara disebabkan karena gas
nitrogen ikut terbakar bersama dengan oksigen, yang terjadi pada suhu tinggi.
Reaksinya adalah:
N2(g) + O2(g) ⎯⎯
→ 2 NO(g)

Pada saat kontak dengan udara, maka gas NO akan membentuk gas
NO2 dengan reaksi sebagai berikut.
⎯⎯
→ 2 NO (g)
2 NO(g) + O2(g) ←⎯
⎯ 2

Gas NO2 merupakan gas beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau
seperti asam nitrat yang sangat menyengat dan merangsang. Keberadaan
gas NO2 lebih dari 1 ppm dapat menyebabkan terbentuknya zat yang bersifat
karsinogen atau penyebab terjadinya kanker. Jika menghirup gas NO2 dalam
kadar 20 ppm akan dapat menyebabkan kematian.
Sebagai pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian pembuangan
asap ditambahkan katalis logam nikel yang berfungsi sebagai konverter.
Prinsip kerjanya adalah mengubah gas buang yang mencemari menjadi gas
yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia. Proses
pengubahan tersebut dapat dilihat pada reaksi berikut.

2 NO2(g) ⎯⎯⎯⎯
Katalis Ni
→ N2(g) + 2 O2(g)

Latihan 6.3

1. Jelaskan sifat-sifat gas karbon monoksida!


2. Jelaskan bahaya gas CO bagi manusia!
3. Jelaskan asal gas CO!
4. Jelaskan asal gas CO2!
5. Jelaskan dampak pencemaran udara oleh CO2!
6. Bagaimana cara mengurangi pencemaran udara oleh CO2?
7. Jelaskan proses terjadinya hujan asam!
8. Jelaskan akibat hujan asam!
9. Jelaskan sal gas NO dan NO2 di udara!
10.Sebutkan akibat pencemaran NO dan NO2!
218 Kimia X SMA

Kimia di Sekitar Kita

Biodiesel, Bahan Bakar Olahan Minim Polusi


Palm atau minyak sawit biasanya dikenal sebagai minyak masak atau minyak
goreng. Namun siapa sangka kalau minyak sawit juga mampu dimanfaatkan sebagai
bahan bakar minyak bumi pengganti solar.
Seperti yang dilakukan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), secara solutif
mampu sedikitnya meringankan beban PT Pertamina yang terus-menerus memasok
solar. Penelitian ini sudah teruji pada sejumlah kendaraan diesel berbahan bakar
solar. Seperti pada mesin traktor bahkan pada mobil produksi massal. Kendaraan
tersebut telah diuji coba dan terbukti mampu melaju dengan menggunakan campuran
minyak sawit dan solar.
“Palm diesel ini sebenarnya berasal dari minyak sawit yang dibuat dengan
cara esterifikasi minyak sawit dengan metanol menggunakan katalis pada kondisi
tertentu. Spesifikasi teknis dari biodiesel minyak sawit ini juga memenuhi standar
ASTM PS 121 dan sesuai dengan bahan diesel dari minyak bumi atau petrodiesel,”
kata Direktur PPKS Medan, Dr. Ir. Witjaksana Darmosarkoro.
Sementara itu menurut salah seorang peneliti dan pengembang biodisel, Dr.
Ir. Tjahjono Herawan, M. Sc, bagi pengguna mobil diesel, biodiesel ini memberikan
banyak keuntungan. Meskipun setelah diteliti ternyata biodiesel lebih boros 5%
dibanding solar, namun dari segi kesehatan biodiesel mampu menjaga lapisan ozon.
Sedangkan dari penggunaan biodiesel bagi kendaraan, setidaknya dalam satu liter
biodiesel mampu menggerakkan mesin mobil sejauh 12 km. “Jika kami jual, harga
bahan bakar ini diperkirakan mencapai Rp5.500,00 sampai Rp5.700,00. Jangan
dilihat dari segi mahalnya, tapi lihatlah efeknya bagi lingkungan,” tuturnya.
Diungkapkan Tjahjono, selama ini biodiesel digunakan sebagai bahan
campuran minyak solar. Hal ini dikarenakan minyak sawit memiliki sifat melarutkan
karet alam, seperti yang terdapat pada selang karet bahan bakar serta karet mesin.
“Untuk itulah kami hanya memberikan persentase skala 10 antara campuran
keduanya, yakni 9 : 1. Sembilan untuk solar sementara biodiesel minyak sawit hanya
satu,”ungkapnya.
Sumber: Solopos, 12 Maret 2006
Kimia X SMA 219

Kimia di Sekitar Kita

Jarak Pagar Lebih Fleksibel dari Kelapa Sawit

Jarak pagar (Jathropa curcas) menjadi


sangat populer ketika muncul sebagai energi
alternatif ramah lingkungan. Biji-bijinya
mampu menghasilkan minyak campuran
untuk solar. Selain dari jarak pagar, pada
dasarnya minyak yang dihasilkan dari
tumbuh-tumbuhan dapat dijadikan bahan
campuran solar, misalnya kelapa sawit atau
kedelai.
Gambar 6.4 Biji buah jarak pagar (Jathropa
curcas) kaya minyak nabati sebagai bahan baku
biodiesel. Sumber: Kompas 15 Pebruari 2006.

Dari percobaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), campuran


solar dan minyak nabati (biodiesel) memiliki nilai cetane (oktan pada bensin) lebih
tinggi daripada solar murni. Solar yang dicampur dengan minyak nabati
menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna daripada solar murni, sehingga
emisi lebih aman bagi lingkungan.
“Jika solar murni nilai angka cetane-nya sekitar 47, biodiesel antara 60 hingga
62,” kata Sony Solistia Wirawan, Kepala Balai Rekayasa Desain dan Sistem
Teknologi BPPT di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serpong, Selasa
(14/2). Dalam satu liter bahan bakar, komposisi minyak nabati yang dapat digunakan
baru 30 persen agar tidak mengganggu mesin yang dipakai kendaraan sekarang.
Menurutnya, di beberapa negara maju, biodiesel bahkan telah digunakan 100 persen
dengan modifikasi mesin. Bahan-bahan dari karet diganti dengan sintesis viton yang
tahan minyak.
Meskipun percobaan baru dilakukan untuk minyak nabati dari bahan kepala
sawit, menurut Sony, hal tersebut dapat dilakukan juga untuk minyak jarak. Minyak
mentah hasil perasan biji kering akan diolah dengan proses trans-esterifikasi
menggunakan metanol untuk memisahkan air. Reaksi tersebut tergolong sederhana
dan hanya diperlukan sekitar 10 persen metanol. Hampir 100 persen minyak dapat
dimurnikan, bahkan menghasilkan produk samping gliserol yang juga bernilai
ekonomi.
“Secara teknis prosesnya tidak jauh berbeda dengan pengolahan minyak
goreng,” katanya. Hanya saja, pasokan bahan baku minyak nabati jumlahnya masih
terbatas. Kelapa sawit masih ekonomis diolah menjadi minyak goreng, meskipun
minyak mentahnya (CPO) yang berkualitas rendah berpotensi untuk diolah menjadi
biodiesel.
220 Kimia X SMA

Jika dibandingkan, jarak pagar mungkin lebih berpotensi daripada kelapa sawit.
Jarak pagar yang dapat ditemukan di berbagai wilayah Indonesia baru digunakan
sebagai pagar hidup. Tumbuhan bergetah ini dapat tumbuh di mana saja, hidup di
berbagai kondisi tanah, dan tahan kekeringan, tidak seperti kelapa sawit, yang
membutuhkan lahan khusus, ketinggian daerah, dan faktor iklim tertentu. Oleh karena
itu, para peneliti BPPT berharap bahwa pengembangan jarak pagar tidak diarahkan
untuk merelokasi lahan subur, namun memberdayakan lahan kritis.
Sumber: Kompas, 15 Februari 2006

Tugas Kelompok

Diskusikan dengan kelompok.


1. Apakah yang dimaksud dengan biodiesel?
2. Apakah kelebihan dan kelemahan biodiesel dari minyak sawit?
3. Bagaimana cara pembuatan biodiesel dari minyak sawit?
4. Apakah kelebihan biodiesel dari tanaman jarak?
5. Bagaimana cara pembuatan biodiesel dari tanaman jarak pagar?
6. Manakah yang lebih baik nilai oktannya pada biodiesel atau solar murni? Jelaskan
alasan Anda!
Kimia X SMA 221

Rangkuman

1. Minyak bumi merupakan salah satu senyawa hidrokarbon yang sangat penting. Minyak
bumi diperoleh dari proses pembusukan mikroorganisme di laut yang terbentuk jutaan
tahun yang lalu.
2. Proses pengolahan minyak bumi menjadi bahan bakar dan berbagai produk petrokimia
yang lain dilakukan dengan distilasi bertingkat.
3. Salah satu hasil distilasi minyak bumi yang penggunaannya sangat besar adalah bensin.
Pada bensin, kualitasnya ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu bilangan yang
menyatakan perbandingan antara isooktana dan normal heptana. Peningkatan bilangan
oktan biasa dilakukan dengan penambahan tetraetyl lead (TEL) dan metil tersier butil
eter (MTBE).
4. Beberapa zat kimia yang sering menjadi bahan pencemar udara adalah karbon
monoksida (CO), karbon dioksida(CO2), oksida belerang, oksida nitrogen, hidrokarbon,
dan partikel padat.
5. Karbon monoksida merupakan pencemar udara yang sangat berbahaya karena dapat
berikatan dengan hemoglobin membentuk HbCO, yang merupakan racun dalam darah.
6. Karbon dioksida merupakan bahan pencemar udara yang mengakibatkan terjadinya
efek rumah kaca (green house effect), yang menyebabkan suhu udara menjadi lebih
tinggi.
7. Oksida belerang dan oksida nitrogen merupakan penyebab terjadinya hujan asam,
yang dapat merusak hutan dan benda-benda logam serta marmer karena sifatnya yang
korosif.
222 Kimia X SMA

1234567890123456789012
Uji Kompetensi 1234567890123456789012
1234567890123456789012

I. Berilah tanda silang (X) huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang paling benar!

1. Senyawa berikut yang bukan merupakan minyak bumi adalah ... .


A. nafta D. aspal
B. kerosin E. keton
C. bensin
2. Cara yang digunakan untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi adalah ... .
A. distilasi D. dekantasi
B. ekstraksi E. adisi
C. sublimasi
3. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan pada suhu 30 °C – 200 °C adalah ... .
A. kerosin D. nafta
B. LPG E. petroleum
C. bensin
4. Yang merupakan penentu kualitas bensin adalah ... .
A. isooktana D. isopentana
B. isobutana E. propana
C. heksana
5. Fraksi-fraksi minyak bumi berikut yang disusun berdasarkan urutan kenaikan
titik didih adalah ... .
A. bensin, nafta, LPG D. solar, kerosin, nafta
B. nafta, kerosin, solar E. solar, nafta, kerosin
C. kerosin, nafta, solar
6. Zat yang ditambahkan dalam bensin untuk meningkatkan mutu bensin adalah ... .
A. TEL D. LPG
B. kerosin E. eter
C. nafta
7. Bilangan oktan dari pertamax adalah ... .
A. 80 D. 90
B. 86 E. 92
C. 88
8. Konversi minyak bumi menjadi bensin dilakukan dengan cara ... .
A. reforming D. adisi
B. blending E. substitusi
C. cracking
9. TEL yang digunakan sebagai zat aditif pada bensin, dianggap berbahaya karena
dapat menyebabkan ... .
A. pencemaran CO D. pencemaran NO
B. pencemaran CO2 E. hujan asam
C. pencemaran timbal
Kimia X SMA 223

10. Fraksi minyak bumi yang biasa digunakan pada binatu kimia adalah ... .
A. nafta D. parafin
B. kerosin E. petroleum eter
C. LPG
11. Berikut ini yang bukan hasil dari industri petrokimia adalah ... .
A. detergen D. asbes
B. plastik E. karet
C. pupuk
12. Olefin dapat diperoleh dari alkana melalui proses ... .
A. adisi D. cracking
B. kondensasi E. blending
C. substitusi
13. Aromatika sebagai bahan dasar industri petrokimia dapat dibuat dari nafta dengan
cara ... .
A. reforming D. adisi
B. blending E. substistusi
C. cracking
14. PVC adalah salah satu produk industri petrokimia berasal dari bahan dasar ... .
A. etilena D. propilena
B. aromatika E. benzena
C. syn-gas
15. Produk petrokimia yang berbahan dasar toluena dan xilena adalah ... .
A. nilon D. pralon
B. karet E. etanol
C. TNT
16. Hasil pembakaran tidak sempurna dari minyak bumi adalah ... .
A. CO2 D. NH3
B. CO E. NO2
C. NO
17. Berlebihnya karbon dioksida di udara merupakan penyebab ... .
A. hujan asam D. efek rumah kaca
B. asbut E. kerusakan hutan
C. kematian biota air
18. Pencemar yang menyebabkan terjadinya hujan asam adalah ... .
A. CO2 D. NH3
B. SO2 E. Cl2
C. CO
19. Gas CO lebih berbahaya dari CO2. Hal ini disebabkan karena ... .
A. tidak berbau
B. penyebab hujan asam
C. sangat reaktif
D. tidak berwarna
E. bereaksi dengan Hb membentuk HbCO
224 Kimia X SMA

20. Yang menyebabkan terjadinya asap kabut adalah campuran ... .


a. CO dan CO2 d. NO dan NO2
b. NH3 dan NO e. SO2 dan NO
c. SO2 dan SO3

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!

1. Penggunaan TEL sebagai bahan aditif berguna untuk meningkatkan kualitas


bensin, sehingga mengurangi ketukan pada mesin dan membuat mesin kendaraan
awet, tetapi dilarang penggunaannya. Jelaskan alasan pelarangan penggunaan
TEL sebagai bahan aditif bensin dan berikan alternatif bahan aditif yang lain
untuk meningkatkan kualitas bensin!
2. Jelaskan tiga tahapan yang digunakan dalam proses industri petrokimia dan tiga
jenis bahan dasar yang digunakan dalam industri petrokimia!
3. Pencemaran yang disebabkan oleh pembakaran tidak sempurna bahan bakar
kendaraan bermotor dianggap lebih berbahaya daripada pencemaran yang
disebabkan oleh pembakaran sempurna bahan bakar tersebut. Jelaskan alasannya!
4. Salah satu cara mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan
bermotor adalah memasang catalytic converter pada knalpot kendaraan. Jelaskan
peranan catalytic converter tersebut!
5. Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca atau green house effect?
Kimia X SMA 225

Latihan Ulangan Umum Semester 2

Pilih satu jawaban paling benar di antara pilihan jawaban A, B, C, D, atau E!


Untuk soal yang memerlukan hitungan, jawablah dengan uraian jawaban beserta
cara mengerjakannya!

1. Suatu larutan dapat menghantarkan listrik dengan baik bila larutan itu mengandung ... .
A. zat terlarut yang banyak
B. elektron yang bebas bergerak
C. air sebagai pelarut yang baik
D. ion yang bebas bergerak
E. molekul-molekul zat terlarut
2. Perhatikan pernyataan berikut.
1) Zat yang dapat larut dalam air selalu menghantarkan arus listrik.
2) Zat elektrolit selalu tersusun dari ion-ion.
3) Zat yang dalam air mengandung kation dan anion selalu menghantarkan arus
listrik.
4) Ion-ion dalam larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion maupun
senyawa kovalen.
Pernyataan yang benar adalah ... .
A. 1 dan 2 D. 3 dan 4
B. 1 dan 3 E. 1, 2, 3, dan 4
C. 2 dan 4
3. Hasil pengujian terhadap daya hantar listrik larutan Y dengan konsentrasi 0,1 M,
ternyata lampu tidak menyala tetapi kedua elektrode timbul sedikit gelembung.
Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa zat Y adalah suatu ... .
A. elektrolit kuat D. asam
B. elektrolit lemah E. basa
C. nonelektrolit
4. Kelompok larutan berikut semuanya merupakan larutan elektrolit adalah ... .
A. NaCl, HCl, C2H5OH, dan Mg(OH)2
B. NaCl, H2SO4, CO(NH2)2, dan HNO3
C. C6H12O6, CuCl2, NaNO3, dan CH3COOH
D. Na2SO4, NaOH, dan CO(NH2)2
E. Ca(OH)2, HNO3, CuSO4, dan MgCl2
5. Zat elektrolit berikut yang keduanya merupakan senyawa kovalen adalah ... .
A. NaCl dan HCl
B. NaCl dan H2SO4
C. HCl dan CH3COOH
D. Ca(OH)2 dan CUCl2
E. NH4Cl dan KI
226 Kimia X SMA

6. Berikut ini merupakan larutan elektrolit kuat, kecuali larutan ... .


A. NaCl D. Na 2SO 4
B. H 2SO 4 E. CH 3COOH
C. Mg(OH)2
7. Reaksi oksidasi dapat diartikan sebagai reaksi ... .
A. pengikatan oksigen
B. pengikatan elektron
C. penurunan bilangan oksidasi
D. pelepasan oksigen
E. pengikatan hidrogen
8. Atom Cl dalam zat berikut yang mengalami reduksi adalah ... .
A. AgCl ⎯⎯ → Ag+ + Cl–
B. Zn + 2 HCl ⎯⎯ → ZnCl2 + H2
C. Cl2 + 2 Br– ⎯⎯ → 2 Cl– + Br2
D. F2 + 2 KCl ⎯⎯ → 2 KF + Cl2
E. NaOH + HCl ⎯⎯ → NaCl + H2O
9. Bilangan oksidasi Br tertinggi terdapat pada ... .
A. Br 2 D. HBrO 3
B. NaBr E. HBrO 4
C. HBrO 2
10. Pada pengolahan besi dari bijih besi (Fe2O3) terjadi reaksi:
Fe2O3 + 3 CO ⎯⎯ → 2 Fe + 3 CO2
Karbon monoksida dalam proses tersebut adalah sebagai ... .
A. katalisator D. oksidator
B. inhibitor E. akseptor elektron
C. reduktor
11. Bilangan oksidasi Mn tertinggi terdapat pada ... .
A. MnO D. KMnO 4
B. MnO 2 E. MnSO4
C. MnCl2
12. Pada reaksi:
Cl2 +2 KOH ⎯⎯ → KCl + KClO + H2O
bilangan oksidasi Cl berubah dari ... .
A. 2 menjadi +1 dan –1 D. 1 menjadi 0 dan –1
B. 0 menjadi –1 dan +1 E. –1 menjadi –1 dan 0
C. 2 menjadi 0 dan –1
13. Reaksi berikut ini tergolong reaksi redoks, kecuali ... .
A. Zn + Cu2+ ⎯⎯ → Zn2+ + Cu
B. 2 Al + 6 HCl ⎯⎯ → 2 AlCl3 + 3 H2
C. Cl2 + 2 KI ⎯⎯ → 2 KCl + I2
D. HCl + NaOH ⎯⎯ → NaCl + H2O
E. F2 + 2Br– ⎯⎯ → 2 F– + Br2
Kimia X SMA 227

14. Pada reaksi redoks:


ZnS + HNO3 ⎯⎯ → ZnSO4 + NO + H2O
yang bertindak sebagai oksidator adalah … .
A. ZnS D. NO
B. HNO 3 E. H 2 O
C. ZnSO4
15. Pada reaksi redoks:
2 CuSO4 + 4 KI ⎯⎯ → 2 CuI + I2 + 2 K2SO4
yang merupakan hasil oksidasi adalah … .
A. CuSO4 D. I 2
B. KI E. K 2SO 4
C. CuI
16. Bilangan oksidasi O tertinggi terdapat pada … .
A. NaOH D. O 2
B. H 2 O E. K 2 O
C. H 2 O 2
17. Pada reaksi redoks:
MnO2 + 2 H2SO4 + 2 NaCl ⎯⎯ → MnSO4 + Na2SO4 + 2 H2O + Cl2
yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor berturut-turut adalah … .
A. MnO2 dan H2SO4
B. MnO2 dan NaCl
C. H2SO4 dan NaCl
D. MnSO4 dan MnO2
E. MnO2 dan Cl2
18. Berikut adalah sifat-sifat khas atom karbon, kecuali ... .
A. atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen
B. atom karbon dapat membentuk rantai karbon
C. mempunyai empat elektron valensi
D. dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga
E. merupakan unsur logam
19. Senyawa karbon organik pertama disintesis oleh Friederich Wohler adalah ... .
A. CH 3COOH D. CH 3COONH 4
B. NH 4 OCN E. NH4Cl
C. CO(NH 2) 2
20. Pasangan senyawa alkana berikut adalah ... .
A. C2H4 dan C4H10
B. C3H4 dan C5H10
C. C2H6 dan C3H6
D. C3H8 dan C5H12
E. C4H10 dan C5H8
228 Kimia X SMA

21. Dua liter hidrokarbon tepat dibakar sempurna dengan 6 liter gas oksigen
menghasilkan 4 liter karbon dioksida dan uap air menurut reaksi:
CxHy + O2 ⎯⎯ → CO2 + H2O (belum setara)
Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, maka rumus molekul senyawa
tersebut adalah ... .
A. C 2 H 4 D. C 3 H 8
B. C 2 H 6 E. C 4 H 8
C. C 3 H 6
22. Perhatikan rumus zat berikut.
CH3

CH3 CH CH2 C CH2 CH3

CH3 CH3
Senyawa tersebut mengandung atom C primer, C sekunder, C tersier, dan C
kuartener berturut-turut adalah ... .
A. 6, 1, 2, dan 1 D. 5, 1, 2, dan 1
B. 5, 2, 1, dan 1 E. 4, 1, 3, dan 2
C. 4, 2, 2, dan 1
23. Senyawa berikut ini yang merupakan alkuna adalah ... .
A. C 2 H 6 D. C 2 H 4
B. C 4 H 8 E. C 3 H 6
C. C 3 H 4
24. Nama IUPAC untuk senyawa berikut ini adalah ... .
CH3

CH3 CH CH CH2 CH CH3

CH2 CH3 C2H5

A. 2,5–dietil–3–metilheksana D. 3,4,6–trimetiloktana
B. 2–etil–4,5–dimetilheptana E. 3,5,6–trimetiloktana
C. 6–etil–4,5–dimetilheptana
25. Yang bukan isomer heptana adalah ... .
A. 3–etil–2–metilbutana D. 2–metilheksana
B. 2,2,3–trimetilbutana E. 3–etilpentana
C. 3–metilheksana
26. Senyawa alkena dengan rumus molekul C5H10 mempunyai isomer sebanyak ... .
A. 4 D. 7
B. 5 E. 8
C. 6
Kimia X SMA 229

27. Senyawa berikut ini yang memiliki titik didih tertinggi adalah ... .
A. CH3 – CH(CH3) – CH3 D. CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH3
B. CH3 – CH2 – CH2 – CH3 E. CH3 – (CH2)4 – CH3
C. CH3 – CH2 – CH(CH3) – CH3
28. Nama IUPAC dari senyawa dengan rumus struktur berikut ini adalah ... .
CH C CH CH3

C2H5

A. 3–metil–2–pentuna D. 2–etil–3–butuna
B. 3–metil–4–pentuna E. 3–etil–1–butuna
C. 3–metil–1–pentuna
29. Nama IUPAC untuk senyawa dengan rumus struktur berikut ini adalah ... .
CH3 C CH2 CH CH3

CH2 C2H5

A. 4–etil–2 metil–1–pentena D. 2,4–dimetil–2–heksena


B. 2–metil–4–etil–1–pentena E. 4–etil–2–metil–2–pentena
C. 2,4–dimetil–1–heksena
30. Berikut ini adalah isomer dari C6H10, kecuali ... .
A. 2–heksuna D. 2–metil–1–pentuna
B. 3–metil–1–pentuna E. 3,3–dimetil–1–butuna
C. 4–metil–1–pentuna
31. Reaksi adisi 1–pentena dengan HCl menurut aturan Markovnikov akan
menghasilkan senyawa ... .
A. 1–kloropentana D. 1–kloropentena
B. 2–kloropentana E. 2–kloropentena
C. 3–kloropentana
32. Hasil penyulingan bertingkat pada minyak bumi menghasilkan fraksi bensin
pada suhu ... .
A. –160 °C sampai – 88 °C D. 70 °C sampai 140 °C
B. – 40 °C sampai 0 °C E. 140 °C sampai 180 °C
C. 20 °C sampai 70 °C
33. Bensin mempunyai bilangan oktan sekitar ... .
A. 98 D. 75
B. 90 E. 70
C. 82
34. Zat yang ditambahkan untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin adalah ... .
A. isooktana D. n–butana
B. tetraetyl lead (TEL) E. nafta
C. n–heptana
230 Kimia X SMA

35. Meningkatnya suhu global di permukaan bumi disebabkan oleh banyaknya gas
hasil pembakaran, yaitu ... .
A. Pb D. NO 2
B. CO E. SO 2
C. CO 2
36. Pembakaran bensin yang tidak sempurna berbahaya bagi kesehatan karena
menghasilkan gas yang dapat diikat oleh hemoglobin darah, sehingga darah tidak
dapat mengangkut oksigen, yaitu gas ... .
A. NO D. CO
B. SO 2 E. H 2S
C. CO 2
37. Gas penyebab terjadinya hujan asam adalah ... .
A. O 2 D. SO 2
B. CO 2 E. CH 4
C. CO
38. PVC adalah salah satu produk industri petrokimia berasal dari bahan dasar ... .
A. etilena D. propilena
B. aromatika E. benzena
C. syn-gas
39. Produk petrokimia yang berbahan dasar toluena dan xilena adalah ... .
A. nilon D. pralon
B. karet E. etanol
C. TNT
40. Berikut ini adalah beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar
gas sintetis, kecuali ... .
A. amonia (NH3) D. formaldehida (HCHO)
B. urea (CO(NH2)2) E. benzena (C6H6)
C. metanol (CH3OH)
Kimia X SMA 231

Glosarium

afinitas elektron: energi yang menyertai penyerapan satu elektron oleh suatu atom
dalam wujud gas, sehingga membentuk ion bermuatan –1.
atom C kuartener: atom C yang terikat 4 atom C lainnya.
atom C primer: atom C yang terikat 1 atom C lainnya.
atom C sekunder: atom C yang terikat 2 atom C lainnya.
atom C tersier: atom C yang terikat 3 atom C lainnya.
aturan oktet: kecenderungan unsur-unsur lain untuk mencapai konfigurasi unsur gas
mulia dengan membentuk ikatan agar dapat menyamakan konfigurasi
elektronnya dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat.
bilangan oksidasi: suatu bilangan yang menunjukkan ukuran kemampuan suatu atom
untuk melepas atau menangkap elektron dalam pembentukan suatu senyawa.
bilangan oktan: bilangan yang menyatakan mutu suatu bensin.
elektron: partikel dasar penyusun atom yang bermuatan negatif. Elektron terdapat
mengelilingi inti atom dalam kulit atom.
elektron valensi: elektron pada kulit terluar. Elektron valensi berperan penting dalam
pembentukan ikatan dengan atom lain dan menentukan sifat-sifat kimia
atom.
energi ionisasi: energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu atom
netral dalam wujud gas. Energi yang diperlukan untuk melepas elektron
kedua disebut energi ionisasi tingkat kedua dan seterusnya.
gas mulia: unsur-unsur golongan VIIIA, kelompok unsur yang sangat stabil (sukar
bereaksi).
golongan: lajur-lajur vertikal dalam SPU, yaitu kelompok unsur yang disusun
berdasarkan kemiripan sifat. Nomor golongan suatu unsur = jumlah elektron
valensi unsur tersebut.
halogen: unsur-unsur golongan VIIA, kelompok unsur nonlogam yang paling reaktif.
hidrat: senyawa kristal padat yang mengandung air kristal (H2O).
hidrokarbon: senyawa karbon paling sederhana yang terdiri dari atom karbon dan
hidrogen.
hipotesis Avogadro: suatu hipotesis yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan
yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan mengandung jumlah
molekul yang sama pula.
hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier): hukum kimia yang menyatakan bahwa
di dalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama.
232 Kimia X SMA

hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton): hukum kimia yang menyatakan


bahwa jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa
dan jika massa-massa salah satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut
sama, sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan
massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan
bulat dan sederhana.
hukum perbandingan tetap (hukum Proust): hukum kimia yang menyatakan bahwa
perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa adalah tetap.
hukum perbandingan volume (hukum Gay Lussac): hukum kimia yang menyatakan
bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi
dan volume gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana.
hukum oktaf: sistem periodik unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif, di mana
unsur-unsur urutan pertama dan kedelapan (yang berselisih satu oktaf)
menunjukkan kemiripan sifat.
ikatan ion: ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom
lain. Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam)
dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam).
ikatan kimia: gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam
setiap senyawa.
ikatan kovalen: ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara
bersama-sama oleh dua atom.
ikatan kovalen koordinasi: ikatan kovalen di mana pasangan elektron milik bersama
hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak
menyumbangkan elektron.
ikatan kovalen nonpolar: ikatan antaratom dengan keelektronegatifan sama.
ikatan kovalen polar: ikatan antara dua atom yang berbeda keelektronegatifannya.
inti atom: bagian yang padat dari atom, berada di pusat atom. Inti atom bermuatan
positif.
isobar: atom dari unsur yang berbeda, tetapi mempunyai nomor massa sama.
isoton: atom dari unsur yang berbeda, tetapi mempunyai jumlah neutron sama.
isotop: atom dari unsur yang sama, tetapi berbeda massa. Perbedaan massa disebabkan
perbedaan jumlah neutron. Atom unsur yang sama dapat mempunyai jumlah
neutron yang berbeda.
jari-jari atom: jarak dari inti hingga kulit terluar.
keelektronegatifan: suatu bilangan yang menyatakan kecenderungan suatu unsur
menarik elektron ke pihaknya dalam suatu ikatan.
kimia organik: cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang senyawa karbon organik.
Kimia organik juga dikenal sebagai kimia karbon.
Kimia X SMA 233

konfigurasi elektron: susunan elektron pada masing-masing kulit.


koefisien reaksi: bilangan yang menyatakan perbandingan stoikiometri mol zat-zat
pereaksi dan hasil reaksi.
lambang Lewis: lambang atom disertai elektron valensinya. Elektron dalam lambang
Lewis dapat dinyatakan dalam titik atau silang kecil.
larutan elektrolit: larutan yang dapat menghantarkan listrik.
logam alkali: unsur-unsur logam golongan IA, merupakan kelompok logam yang
paling aktif.
logam alkali tanah: unsur-unsur golongan IIA, juga tergolong logam aktif tapi kurang
aktif jika dibandingkan logam alkali seperiode.
massa molar (mm): massa yang dimiliki satu mol zat dan mempunyai satuan gram/
mol.
model atom: model (rekaan) yang dikemukakan oleh para ahli untuk menggantikan
atom sesungguhnya yang tidak dapat diamati.
mol zat (n): banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel yang sama dengan
jumlah partikel dalam 12 gram C–12.
neutron: partikel dasar penyusun atom yang bersifat netral. Neutron terdapat dalam
inti atom.
nomor atom (Z): jumlah proton dalam inti. Nomor atom khas untuk setiap unsur.
nomor massa (A): jumlah proton + neutron. Massa elektron sangat kecil, dapat
diabaikan.
nukleon: partikel penyusun inti atom. Nukleon terdiri atas proton dan neutron.
oksidasi: pengikatan oksigen, pelepasan elektron, pertambahan bilangan oksidasi.
pereaksi pembatas: pereaksi yang habis bereaksi lebih dahulu dalam reaksi kimia.
periode: lajur-lajur horizontal dalam SPU. Dalam SPU modern, periode disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom. Nomor periode suatu unsur = jumlah
elektron valensi unsur itu.
persamaan reaksi: suatu persamaan yang menggambarkan zat-zat kimia yang terlibat
sebelum dan sesudah reaksi kimia, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
petrokimia: bahan hasil industri yang berbasis minyak dan gas bumi. Contoh
petrokimia adalah plastik, detergen, dan karet buatan.
proton: partikel dasar penyusun atom yang bermuatan positif. Proton terletak dalam
inti atom.
radiasi elektromagnet: gelombang elektromagnet, radiasi yang tidak bermassa dan
tidak bermuatan.
radiasi partikel: radiasi yang merupakan hamburan partikel, seperti elektron dan
proton.
reduksi: pelepasan oksigen, pengikatan elektron, dan penurunan bilangan oksidasi.
234 Kimia X SMA

rumus empiris: rumus kimia yang menyatakan perbandingan paling sederhana dari
atom-atom unsur dalam senyawa.
rumus kimia: suatu rumus yang memuat informasi tentang jenis unsur dan per-
bandingan atom-atom unsur penyusun zat.
rumus molekul: rumus kimia yang menyatakan jenis dan perbandingan atom-atom
dalam molekul.
senyawa biner: senyawa kimia yang tersusun atas dua unsur saja.
sinar alfa: sinar radioaktif yang bermuatan positif. Sinar alfa adalah berkas inti helium.
sinar beta: sinar radioaktif yang bermuatan negatif. Sinar beta adalah berkas elektron.
sinar gama: sinar radioaktif yang merupakan gelombang elektromagnet.
sinar katode: radiasi partikel yang berasal dari permukaan anode menuju katode.
Partikel sinar katode adalah elektron.
sinar terusan: radiasi partikel yang berasal dari permukaan anode menuju katode.
Partikel sinar terusan bergantung pada gas dalam tabung. Gas hidrogen
menghasilkan proton.
sistem periodik unsur: daftar unsur-unsur yang disusun berdasarkan aturan tertentu.
TEL: zat aditif yang ditambahkan ke dalam bensin untuk menaikkan bilangan oktan
bensin.
triad: sistem periodik unsur yang terdiri dari tiga unsur yang bermiripan sifatnya.
Jika tiga unsur yang bermiripan sifat disusun berdasarkan kenaikan massa
atomnya, maka massa atom unsur yang di tengah adalah rata-rata dari massa
atom unsur pertama dan ketiga. Triad ditemukan oleh Dobereiner.
unsur golongan utama: unsur-unsur yang menempati golongan A.
unsur transisi: unsur-unsur yang menempati golongan B.
volume molar gas (Vm): volume yang ditempati 1 mol gas pada suhu (T) dan tekanan
(P) tertentu.
zat radioaktif: zat yang secara spontan memancarkan radiasi.
Kimia X SMA 235

Indeks

a elektron valensi 1, 8, 9, 18, 19, 22, 48, 50,


53, 54, 55, 56, 57, 173
activated sludge 160
energi ionisasi 1
adisi 187, 201, 222, 223
afinitas 1, 3 g
afinitas elektron 1, 3
alkadiena 184, 189, 201, 204 golongan 1, 3, 48, 55, 57, 147, 156, 157,
alkana 169, 170, 174, 177, 178, 179, 180, 173, 193, 194, 198, 207, 208
181, 182, 183, 184, 187, 189, 191, 193, green house effect 205, 215, 221, 224
198, 201, 207, 208, 223 h
alkena 169, 170, 174, 184, 185, 187, 188,
189, 191, 192, 193, 198, 200, 201 hidrat 193
alkil 178, 180 hukum kelipatan perbandingan 124
analisis kualitatif 109 hukum oktaf 1
anion 65, 66, 67, 68 , 69 , 71 , 148 , 164 hukum perbandingan tetap 4, 61, 63, 82, 84,
85, 86, 124
b hukum perbandingan volume 87, 88, 124
bilangan Avogadro 97, 130 i
bilangan oksidasi 143, 144, 155, 156, 157,
158, 159, 160, 163, 166, 167, 168 ikatan ion 43, 45, 46, 47, 48, 54, 55, 58, 59,
60, 165, 166
c ikatan jenuh 169 , 177
catalytic converter 215, 224 ikatan kovalen 43, 45, 48, 49, 50, 51, 52,
cracking 206, 211, 222, 223 54, 55, 58, 59, 60, 173, 174, 198
crude oil 197, 209, 212 ikatan kovalen koordinasi 43, 45, 51, 55, 59
ikatan kovalen nonpolar 45, 52, 55
d ikatan kovalen polar 45, 52, 55
ikatan tak jenuh 177
derajat ionisasi 149, 150
isobar 1, 2, 16, 17, 20, 21
disproporsionasi 159, 168
isomer 169, 174, 179, 181, 182, 183, 185,
e 186, 188, 191, 192, 198, 201, 202, 203,
211
elektrolisis 13
isoton 1, 2, 16, 17, 20, 21
elektrolit 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149,
isotop 1, 2, 16, 17, 18, 19, 21
150, 151, 152, 153, 163, 164, 165, 167,
168 j
elektron 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
jari-jari atom 1, 3, 6, 7, 17
13, 14, 15, 17, 18, 19, 22, 45, 46, 47,
48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57,
144, 155, 156, 163, 164, 166, 168, 173
236 Kimia X SMA

k pereaksi pembatas 61, 62, 119


periode 1, 3, 4, 45, 46, 47, 53, 173
karbon alifatis 176, 177 polarisasi ikatan 43, 51
karbon anorganik 171, 172 polimerisasi 188, 194, 201, 210
karbon organik 171, 172 postransisi 52, 53
karbon siklis 176, 177 proton 1, 2, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
katode 5, 13, 20, 21, 147 17, 18, 20, 21, 22
keelektronegatifan 51, 52, 55, 166
knocking 211 r
kolam oksidasi 160 radioaktif 5, 21
konfigurasi duplet 45 reduksi 133, 143, 144, 154, 155, 156, 158,
konfigurasi elektron 1, 2, 7, 8, 9, 12, 18, 19, 159, 163, 168
22, 45, 47, 48, 49, 56
konfigurasi oktet 43, 45, 50 s

l sedimentasi 160
septic tank 160
lambang Lewis 45, 46, 47, 49, 50 sinar α 5, 6, 7, 20, 21
lumpur aktif 143, 160, 163 sinar β 5, 6, 21
m sinar γ 5, 21
sistem periodik unsur 1, 3, 43
momen dipol 52 straight run gasoline 211
n t
nama trivial 179 triad 1, 3
neutron 2 trickling filter 160
nonelektrolit 143, 144, 145, 146, 147, 148,
149, 150, 151, 153, 163, 165, 167 u
nukleon 15 , 21 unsur transisi 52, 53
p v
PEB 51 vis vitalis 171
PEI 51
Kimia X SMA 237

Indeks Penulis
Brady 24, 25, 45, 46, 49, 109, 113, 117, 119, 155, 189
Carey, F 193
Gillespie 14
Kotz, 6, 7, 24
Martin 5, 6, 29, 32, 33, 45, 46, 47, 49, 66, 68, 97, 102, 122
Murry Fay 179, 185, 190
Keenan 30, 211
Olah 193
Ralph 64
Sandri 197
238 Kimia X SMA

1234567890123456789012345678901212345
1234567890123456789012345678901212345
1234567890123456789012345678901212345
1234567890123456789012345678901212345
1234567890123456789012345678901212345
1234567890123456789012345678901212345
Daftar Pustaka
1234567890123456789012345678901212345
1234567890123456789012345678901212345
1234567890123456789012345678901212345

Allinger, Norman, et al. 1992. Organic Chemistry, Second Edition. New


York: Worth Publishers, Inc.
Austin, Goerge T. E. Jasjfi. 1996. Industri Proses Kimia. Jakarta:
Erlangga.
Brady, James E. (Sukmariah Maun).1999. Kimia Universitas Asas dan
Struktur. Edisi Kelima. Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara.
Brady, James E. (Sukmariah Maun).1999. Kimia Universitas Asas dan
Struktur. Edisi Kelima. Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara
Carey, Francise A. 2001. Organic Chemistry, Fourth Edition. The
McGraw-Hill Company.
Database Rumus Struktur Software ChemDraw. Ultra 8, Cambridgesoft
Corporation (www.cambridgesost.com)
Gillespie et al. Chemistry, International Student Edition. Allyn and Bacon
Inc.
Hart, Harold (Suminar Achmadi). 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
John Mc. Murry Fay. Chemistry, 4th ed. Prentice Hall.
Keenan, Kleinfelter and Wood. 1999. Kimia untuk Universitas Jilid 2.
Terjemahan: A. Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga.
Kotz and Purcell. 1978. Chemistry and Chemical Reactivity. New York:
CBS College Publishing.
Kus Sri Martini. 1988. Prakarya Kimia. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Laidler, Keith J. 1966. Principles of Chemistry. USA: Harcourt, Brace
and World Inc.
Lister, Ted and Renshaw, Janet. 2000. Chemistry For Advanced Level,
Third Edition. London: Stanley Thornes Publishers Ltd.
Markham, Edwin C and Smith, Sherman E. 1954. General Chemistry.
USA: The Riberside Press Cambridge, Massa Chusetts.
Masterton, William L and Slowinski, Emil J. 1977. Chemical Principles.
West Washington Square: WB. Sounders Company.
Mc. Tigue, Peter. 1986. Chemistry Key To The Earth, Second Edition.
Australia: Melbourne University Press.
Morris Hein. 1969. Foundations of College Chemistry. California:
Dickenson Publishing Company Inc.
Olah, George A and ´Arp´ad Moln´ar. 2003. Hydrocarbon Chemistry,
Second Edition. John Wiley and Sons Inc
Kimia X SMA 239

Petrucci, Ralph H. (SuminarAchmadi).1985. Kimia Dasar Prinsip dan


Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. (SuminarAchmadi).1985. Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Pierce, Conway and Smith, R. Nelson. 1971. General Chemistry Work-
book How To Solve Chemistry Problems. New York: W. H.
Freeman and Company.
Russell, John B. 1981. General Chemistry. USA: Mc Graw Hill Inc.
Sandri Justiana dan Budiyanti Dwi Hardanie. Minyak Pelumas dari Botol
Plastik Bekas. www.chem-is-try.org. 29 Agustus 2006.
Schaum, Daniel B. S. 1966. Schaum’s Outline of Theory and Problems
of College Chemistry. USA: Mc Graw Hill Book Company.
Silberberg, Martin S. 2000. Chemistry The Molecular Nature of Matter
and Change, Second Edition. USA: Mc. Graw Hill Companies.
Snyder, Milton K. 1966. Chemistry Structure and Reactions. USA: Holt,
Rinehart and Winston Inc.
Stanitski, Conrad L. 2000. Chemistry in Context Applying Chemistry To
Society, Third Edition. USA: Mc. Graw Hill Companies.
Tri Redjeki. 2000. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Van Cleave, Janice. 2003. A+ Proyek-proyek Kimia. Terjemahan oleh
Wasi Dewanto. Bandung: Pakar Raya.
Wertheim, Jane. (Agusniar Trisnamiati). Kamus Kimia Bergambar
(terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Wood, Jesse H; Keenan, Charles W and Bull, William E. 1968.
Fundamentals of College Chemistry, Second Edition. USA:
Harper and Row Publishers.

www.yahooimage.com
www.invir.com
www.kompas.com
www.solopos.net
www.tabloidnova.com
240 Kimia X SMA

Lampiran 1

TABEL NOMOR MASSA DAN NOMOR ATOM


(Dari Pure and Applied Chemistry, Vol. 58 (1986), pp. 1677 – 1692. Copyright © 1986 IUPAC)
Unsur Simbol Nomor Atom Nomor Massa
Aktinium Ac 89 227,0278
Aluminium Al 13 26,981539
Amerisium Am 95 243,0614
Antimonium Sb 51 121,75
Argon Ar 18 39,948
Arsenik As 33 74,92159
Astatin At 85 209,9871
Barium Ba 56 137,327
Berkelium Bk 97 247,0703
Berilium Be 4 9,012182
Bismut Bi 83 208,98037
Boron B 5 10,811
Bromin Br 35 79,904
Kadmium Cd 48 112,411
Kalsium Ca 20 40,078
Kalifornium Cf 98 242,0587
Karbon C 6 12,011
Serium Ce 58 140,115
Sesium Cs 55 132,90543
Klorin Cl 17 35,4527
Kromium Cr 24 51,9961
Kobalt Co 27 58,93320
Kuprum, tembaga Cu 29 63,546
Kurium Cm 96 247,0703
Diprosium Dy 66 162,50
Einsteinium Es 99 252,083
Erbium Er 68 167,26
Europium Eu 63 151,965
Fermium Fm 100 257,0951
Fluorin F 9 18,9984032
Fransium Fr 87 223,0197
Gadolinium Gd 64 157,25
Galium Ga 31 69,723
Germanium Ge 32 72,61
Aurum, emas Au 79 196,96654
Hafnium Hf 72 178,49
Helium He 2 4,002602
Holmium Ho 67 164,93032
Hidrogen H 1 1,00794
Indium In 49 114,82
Iodin I 53 126,90447
Iridium Ir 77 192,22
Ferum, besi Fe 26 55,847
Kripton Kr 36 83,80
Lantanum La 57 138,9055
Lawrensium Lr 103 260,105
Plumbum, timbal Pb 82 207,2
Litium Li 3 6,941
Kimia X SMA 241

Unsur Simbol Nomor Atom Nomor Massa


Magnesium Mg 12 24,3050
Mangan Mn 25 54,93805
Mandalevium Md 101 258,10
Merkurium, raksa Hg 80 200,59
Molibdenum Mo 42 95,94
Neodimium Nd 60 144,24
Neon Ne 10 20,1797
Neptunium Np 93 237,0482
Nikel Ni 28 58,69
Niobium Nb 41 92,90638
Nitrogen N 7 14,00674
Nobelium No 102 259,1009
Osmium Os 76 190,2
Oksigen O 8 15,9994
Paladium Pd 46 106,42
Fosforus P 15 30,973762
Platinum Pt 78 195,08
Plutonium Pu 94 244,0642
Polonium Po 84 208,9824
Potasium, kalium K 19 39,0983
Praseodimium Pr 59 140,90765
Prometium Pm 61 144,9127
Protaktinium Pa 91 231,03588
Radium Ra 88 226,0254
Radon Rn 86 222,0176
Renium Re 75 186,207
Rodium Rh 45 102,90550
Rubidium Rb 37 85,4678
Rutenium Ru 44 101,07
Samarium Sm 62 150,36
Skandium Sc 21 44,955910
Selenium Se 34 78,96
Silikon Si 14 28,0855
Argentum, perak Ag 47 107,8682
Natrium Na 11 22,989768
Stronsium Sr 38 87,62
Sulfur, belerang S 16 32,066
Tantalum Ta 73 180,9479
Teknetium Tc 43 98,9072
Telurium Te 52 127,60
Terbium Tb 65 158,92534
Talium Tl 81 204,3833
Torium Th 90 232,0381
Tulium Tm 69 168,93421
Tin, timah Sn 50 118,710
Titanium Ti 22 47,88
Tungten, wolfram W 74 183,85
Uranium U 92 238,0289
Vanadium V 23 50,9415
Xenon Xe 54 131,29
Iterbium Yb 70 173,04
Itrium Y 39 88,90585
Zink, seng Zn 30 65,39
Zirkonium Zr 40 91,224
242 Kimia X SMA

Lampiran 2
Kimia X SMA 243

Kunci Soal Nomor Ganjil


234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
Bab 1 Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123

Struktur Atom

I. Pilihan Ganda
1. D
3. C
5. A
7. C
9. C
11. C
13. E
15. A
17. E
19. A

II. Uraian
1. Atom digambarkan pertama kali sebagai bagian terkecil (sesuai dengan postulat Dalton).
3. Tokoh-tokoh yang merancang ditemukannya sinar katode adalah Heinrich Geisster (1829 –
1873) dari Jerman, Julius Plucker (1801 – 1868), William Crookes (1832 – 1919) dari Inggris,
George Johnstone Stoney (1817 – 1895), Antoine Henri Becquerel (1852 – 1908) dari Perancis.
5. Gambaran atom menurut Thompson adalah atom dianalogikan seperti roti kismis dengan inti
yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.
7. Kesimpulan yang dihasilkan dari percobaan Rutherford adalah:
• Sebagian besar partikel sinar alfa dapat menembus karena melalui daerah hampa.
• Partikel alfa yang mendekati inti atom dibelokkan karena mengalami gaya tolak inti.
• Partikel alfa yang menuju inti atom dipantulkan karena inti bermuatan positif dan sangat
massif.
9. a Penemu neutron adalah James Chadwick (1891 – 1974).
b. Rancangan percobaan neutron:
Jika hampir semua massa atom terhimpun pada inti (sebab massa elektron sangat kecil
dan dapat diabaikan), ternyata jumlah proton dalam inti belum mencukupi untuk sesuai
dengan massa atom. Jadi dalam inti pasti ada partikel lain yang menemani proton.
23
11. 11 Na ⇒ p = 11; e = 11; n = 12
32
16 S ⇒ p = 16; e = 16; n = 16 • Isotop: 23
Na dan 24
Na
11 11
39
K ⇒ p = 19; e = 19; n = 20 24 24
19
• Isobar: 11 Na dan 12 Mg
40
20 Ca ⇒ p = 20; e = 20; n = 20 39 40 23 24
• Isoton: 19 K dan 20 Ca serta 11 Na dan 12 Mg
24
11 Na ⇒ p = 11; e = 11; n = 13
24
12 Mg ⇒ p = 12; e = 12; n = 12
244 Kimia X SMA

13. Kelemahan teori atom menurut:


a. Dalton: tidak ada data eksperimen, keempat postulat Dalton hanya berdasarkan asumsi
b. Thompson: karena inti atom besar, bila diberi sinar alfa maka sebagian besar sinar alfa
tersebut seharusnya dibelokkan/dipantulkan
c. Niels Bohr:
• tidak bisa menjelaskan spektrum hidrogen
• karena elektron yang berputar mengelilingi orbital, maka lama-kelamaan akan kehi-
langan energi dan menabrak inti
15. Diketahui:
1s 2 2s 2 , 2p 6 3s 2 , 3p 6 , 3d 10 4s 2 , 4p 6 5s1
, , , , = 37 (Z)
2 8 18 8 1
jumlah neutron (n) = 48
Jadi, • nomor atom (Z)
= 37
= jumlah proton (p)
= jumlah elektron (e)
• nomor massa (A)
= proton + neutron
= 37 + 48
= 85

85
37 X

17.
Nomor Nomor
Unsur ∑p ∑e ∑n Atom Massa
Notasi

Kalium 19 18 20 19 39 39
19 K+
Kalsium 20 20 20 20 40 40
20 Ca
Barium 56 54 81 56 137 137
56
2+
Ba
Belerang 16 18 16 16 32 32 2–
16 S
31
Fosfor 15 15 16 15 31 15 F
Oksigen 8 10 8 8 16 16
8 O2–
Klorin 17 18 18 17 35 35
17 Cl –
Argon 18 18 22 18 40 40
18 Ar
Aluminium 13 10 14 13 27 27
13 Al3+
131
Xenon 54 54 77 54 131 54 Xe

19. Diketahui:

Q dengan n = 3, elektron valensi = 7, ∑ n = 18


n = 3 : 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p5 ⎯⎯
→ ∑ p = ∑ e = nomor atom (Z) = 17
∑ n = nomor massa (A) = 18 + 17 = 35
Kimia X SMA 245

Sistem Periodik Unsur

I. Pilihan Ganda
1. B
3. B
5. C
7. A
9. C
11. C
13. A
15. A
17. C
19. B
21. A
23. E
25. C

II. Uraian
1. Dasar pengelompokan unsur menurut Dobereiner adalah pengelompokan unsur-unsur yang
sangat mirip sifatnya. Tiap kelompok terdiri dari 3 unsur sehingga kelompok tersebut disebut
triad.
3. Perbedaan pengelompokan unsur menurut Mendeleev dan Moseley adalah:
• Mendeleev: unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya.
• Moseley: unsur-unsur tersusun sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur.
5. Sistem periodik unsur modern disebut juga sistem periodik unsur bentuk panjang karena
terdiri dari 7 periode dan 8 golongan. Periode 1, 2, dan 3 disebut periode pendek karena
berisi sedikit unsur, sedangkan sisanya disebut periode panjang. Golongan terdiri atas golongan
A dan B. Golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan
transisi.
7. Unsur-unsur golongan alkali tanah: berilium, magnesium, kalsium, stronsium, barium, dan
radium.
Unsur-unsur golongan halogen: fluorin, klorin, bromin, iodin, dan astatin.
Unsur-unsur golongan gas mulia: helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon.
9. Br – dengan konfigurasi elektron 2, 8, 18, 8: 1s2 , 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 3d10, 4s2, 4p6
2 8 18 8
Karena ion Br– maka konfigurasi elektron unsur Br yang terakhir adalah 4s2, 4p5,
7
sehingga bromin termasuk golongan VIIA dan periode 4.
11. Urutan terkecil hingga terbesar dari 31Ga, 32Ge, 35Br, dan 36Kr adalah:
31
Ga: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p1: golongan IIIA, periode 4
32
Ge: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p2: golongan IVA, periode 4
35
Br: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p5: golongan VIIA, periode 4
36
Kr: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6: golongan VIIIA, periode 4
13. Sifat logam unsur-unsur pada golongan:
a. IA: semakin ke bawah, semakin besar
b. IIA: semakin ke bawah, semakin besar
c. VIIA: semakin ke bawah, semakin kecil
d. VIIIA: semakin ke bawah, semakin kecil
246 Kimia X SMA

15. Unsur-unsur golongan VIIA (halogen) mempunyai afinitas elektron terbesar karena unsur-
unsur yang segolongan memiliki afinitas elektron cenderung berkurang. Unsur yang memiliki
afinitas elektron berarti mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron
daripada unsur yang afinitas elektronnya positif. Makin negatif nilai afinitas elektron, makin
besar kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap elektron (kecenderungan membentuk
ion negatif).
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
Bab 2 Ikatan Kimia
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123

I. Pilihan Ganda
1. E 15. A
3. B 17. C
5. C` 19. D
7. B 21. C
9. A 23. C
11. D 25. D
13. C

II. Uraian
1. Unsur-unsur di alam cenderung membentuk senyawa (berikatan dengan unsur lain) karena
pada umumnya atom tidak berdiri sendiri, kecuali gas mulia yang terdapat dalam bentuk
atom-atom bebas pada keadaan normal (tekanan dan suhu kamar).
3. Syarat suatu atom cenderung:
a. bermuatan positif (+) jika atom tersebut melepaskan elektron, yang berarti atom itu
memberikan elektron kepada atom lain
b. bermuatan negatif (–) jika atom tersebut menangkap elektron, yang berarti atom itu
menerima elektron dari atom lain
5. Keistimewaan atom karbon adalah bisa mempunyai ikatan tunggal CH3 – CH3, ikatan rangkap
dua CH2 = CH2, ataupun ikatan rangkap tiga CH ≡ CH.
7. Sifat-sifat senyawa ion adalah:
• Senyawa ion merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi.
• Rapuh, mudah hancur jika dipukul.
• Lelehannya dapat menghantarkan listrik.
• Larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik.
11. a. HCl: ikatan ion dan kovalen
b. H2O: ikatan ion dan kovalen
c. Ag2O: ikatan ion dan kovalen
d. FeCl3: ikatan ion dan kovalen
e. KCl: ikatan ion dan kovalen
f. CuS:
g. ZnCl2: ikatan ion dan kovalen
h. K2SO4: ikatan ion dan kovalen
i. HNO3: ikatan ion dan kovalen
j. PCl3: ikatan ion dan kovalen
13. Kegagalan dalam hukum oktet adalah kegagalan aturan oktet dalam meramalkan rumus kimia
senyawa dari unsur transisi maupun unsur postransisi.
Kimia X SMA 247

15. Perbedaan senyawa polar dengan nonpolar sebagai berikut.


Polar:
- Keelektronegatifan berbeda.
- Tidak simetris karena lebih tertarik ke atom dengan daya elektron lebih besar.
Contoh: HCl, HF, dan HBr.
Nonpolar:
- Keelektronegatifan sama.
- Simetris terhadap kedua atom.
- Muatan elektron tersebar homogen.
Contoh: H2, Cl2, dan O2.
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
Bab 3 Stoikiometri
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123

I. Pilihan Ganda
1. D 21. D 49. B
3. D 23. E 51. E
5. A 25. D 53. B
7. B 27. A 55. D
9. D 29. B 57. D
11. D 31. D 59. B
13. C 33. C 61. C
15. B 35. E 63. D
17. E 37. C 65. D
19. A 39. D 67. C

II. Uraian
1. a.Zn(s) + 2 HCl(aq) ⎯⎯ → ZnCl2(aq) + H2(g)
b.Ca(OH)2(aq) + 2 HCl(aq) ⎯⎯ → CaCl2(aq) + 2 H2O(l)
c.3 I2(s) + 6 NaOH(aq) ⎯⎯ → 5 NaI(aq) + NaIO3(aq) + 3 H2O(l)
d.Fe2O3(s) + HBr(aq) ⎯⎯ → FeBr3(aq) + H2O(l)
e.Pb(NO3)2(aq) + NaCl(aq) ⎯⎯ → PbCl2(s) + NaNO3(aq)
3. 100 NxOy ⎯⎯ → 100 NO + 50 O2
2 NxOy ⎯⎯ → 2 NO + O2
5. CH4 + 2 O2 ⎯⎯ → CO2 + 2 H2O
8–x 2(8 – x)
C3H8 + 5 O2 ⎯⎯ → 3 CO2 + 4 H2O
x 5x
Volume O2:
2(8 – x) + 5x = 25
16 – 2x + 5x = 25
3x = 9
x = 3
x = 3 liter
Volume C3H8 = x = 3 liter
Volume CH4 = 8 – x = 5 liter
248 Kimia X SMA

Ar O
7. Kadar O pada FeO = × 100%
M r FeO
16 gram/mol
= × 100%
72 gram/mol
= 22,2%
2 × Ar O
Kadar O pada Fe2O3 = × 100%
M r Fe2 O3
32 gram mol
= 160 gram mol × 100%
= 20%
9. a. Massa CaS = 45 gram
b. Massa pereaksi yang sisa = 10 gram kalsium
11. x = 2, jadi rumus senyawa CaSO4.2H2O
13. a. Massa CH4 = 64 gram
b. Massa N2O = 11 gram
c. Massa C3H8 = 88 gram
d. Massa H2S = 3,4 gram
e. Massa H2O = 5,4 gram
15. 2 C2H6 + 7 O2 ⎯⎯ → 4 CO2 + 6 H2O
17. Massa CH4 = 10 gram
19. Massa KClO3 = 2,45 gram
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
Latihan Ulangan Umum Semester 1
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123

1. E 21. E
3. C 23. B
5. A 25. A
7. C 27. C
9. E 29. B
11. C 31. C
13. D 33. B
15. D 35. D
17. B 37. C
19. D 39. B

234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
Bab 4 Larutan Elektrolit-Nonelektrolit dan Konsep Redoks
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123

I. Pilihan Ganda
1. E 11. D
3. A 13. B
5. C 15. E
7. A 17. C
9. C 19. E
Kimia X SMA 249

II. Uraian
1. Cara membedakan antara larutan elektrolit dengan larutan nonelektrolit adalah dengan
menggunakan uji elektrolit. Jika elektrolit ditandai dengan lampu menyala dan/atau timbul
gelembung pada elektrode, sedangkan jika nonelektrolit lampu tidak menyala dan juga tidak
timbul gelembung.
3. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena dalam bentuk larutan, elektrolit
berubah menjadi ion-ion bermuatan listrik yang bergerak bebas. Sedangkan larutan
nonelektrolit tidak berubah menjadi ion-ion.
5. a. CO(NH2)2 : nonelektrolit
b. KCl : elektrolit kuat
c. CH3COOH : elektrolit lemah
d. C6H6 : nonelektrolit
e. FeCl3 : elektrolit kuat
7. a. Larutan nonelektrolit tidak menyebabkan lampu menyala karena tidak berubah menjadi
ion-ion bermuatan listrik.
b. Timbul gelembung-gelembung gas di sekitar elektrode.
9. a. HCl ⎯⎯ → H+ + Cl– f. CO(NH2)2 ⎯⎯ → tidak terjadi reaksi
b. Ca(OH)2 ⎯⎯ → Ca2+ + 2 OH– g. (NH4)2SO4 ⎯⎯ → 2 NH4+ + SO42–
c. NaOH ⎯⎯ → Na+ + OH– h. CH3COOH ⎯⎯ → CH3COO– + H+
d. NH3 + H2O ⎯⎯ → NH4 + OH
+ –
i. H2SO4 ⎯⎯ → 2 H+ + SO42–
e. C6H12O6 ⎯⎯ → tidak terjadi reaksi j. C2H5OH ⎯⎯ → tidak terjadi reaksi
11. a - Reduksi : reaksi pelepasan oksigen dari suatu senyawa.
- Oksidasi : reaksi pengikatan (penggabungan) oksigen oleh suatu zat.
b. - Reduksi : reaksi pengikatan elektron.
- Oksidasi : reaksi pelepasan elektron.
c. - Reduksi : reaksi penurunan bilangan oksidasi.
- Oksidasi : reaksi pertambahan bilangan oksidasi.
13. a. 1) Fe(NO3)2: besi(II) nitrat
2) N2O5: nitrogen(V) oksida
b. 1) Natrium fosfat: Na3PO4
2) Aluminium sulfat: Al2(SO4)3
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
Bab 5 Hidrokarbon
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123

I. Pilihan Ganda
1. E 11. D 21. A
3. D 13. E 23. A
5. D 15. E 25. C
7. A 17. E
9. E 19. C
II. Uraian
1. Friederich Wohler berhasil menyintesis senyawa organik urea (yang biasa dihasilkan dari
urine makhluk hidup) dengan menggunakan zat anorganik, yaitu mereaksikan perak sianat
dengan amonium klorida membentuk amonium sianat
AgOCN + NH4Cl ⎯⎯ → NH4OCN + AgCl
250 Kimia X SMA

Penguapan dengan pemanasan yang lama


NH4OCN ⎯⎯ Δ
→ (NH4)2CO
urea
3. Cara: bahan + CuO ⎯⎯ → CO2 + H2O
Uji adanya CO2
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) ⎯⎯ → CaCO3(s) + H2O(l)
air kapur
Uji adanya H2O
H2O(l) + kertas kobalt biru ⎯⎯→ kertas kobalt merah muda
Keberadaan O2 tidak ditunjuk secara khusus, tetapi dilakukan dengan cara mencari
selisih massa sampel dengan jumlah massa karbon + hidrogen + unsur lain.
7. - CaC2(s) + 2 H2O(l) ⎯⎯ → Ca(OH)2(s) + C2H2(g)
- untuk ngelas
9. Alkuna, paling sedikit terdapat satu ikatan rangkap 3 pada atom karbonnya.
Alkadiena, terdapat ikatan rangkap 2 selang-seling dengan ikatan tunggal
–C=C–C=C–C=C–
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
Bab 6 Minyak Bumi dan Gas Alam
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123

I. Pilihan Ganda
1. E 13. C 19. E
3. C 15. C
9. C 17. D
II. Uraian
1. TEL dilarang karena menghasilkan polutan logam timbal yang berbahaya bagi kesehatan.
Alternatif pengganti TEL adalah MTBE (metil tersier butil eter).
3. Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna akan menghasilkan gas CO, sedangkan
pembakaran sempurna akan menghasilkan gas CO2. Gas CO lebih berbahaya daripada gas
CO2 karena dapat berikatan dengan hemoglobin membentuk HbCO, yang ikatannya jauh
lebih kuat daripada ikatan Hb dengan O2, sehingga dapat mengganggu pernapasan.
5. Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara menghalangi sinar inframerah yang dipantulkan
permukaan bumi, sehingga tidak bisa keluar dari atmosfer, yang mengakibatkan suhu
permukaan bumi meningkat (pemanasan global).

234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
Latihan Ulangan Umum Semester 2
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123
234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121234567890123

1. D 11. D 25. A 35. C


3. B 13. D 27. E 37. D
5. C 15. D 29. C 39. C
7. A 17. B 31. B
9. E 19. C 33. C

Anda mungkin juga menyukai