Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

KONSEP DASAR DAN PENERAPAN ETIKA BISNIS

Disusun Oleh :
Regita Adhi Pramesiatari
(201622018152917)
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 2

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

3.1 Etika Bisnis .......................................................................................................... 3

3.2 Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis ............................................................ 3

3.3 Prinsip Etika Bisnis.............................................................................................. 4

3.4 Hal – Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menciptakan Etika Bisnis ................ 5

3.5 Penerapan Etika Bisnis ........................................................................................ 6

BAB IV PENUTUP......................................................................................................... 10

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 10

4.2 Saran .................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11

i
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era sekarang salah satu cara untuk menghadapi ekonomi masyarakat adalah
dengan melakukan bisnis. Banyak orang melakukan bisnis didalam berbagai bidang. Bisnis
tidak hanya dilakukan oleh para professional saat ini banyak pebisnis muda yang ikut
bersaing didalam dunia bisnis.
Dengan adanya para pebisnis baru di era ini, maka suatu hal penting bagi para
pebisnis untuk mengetahui tentang Etika Bisnis. Tidak hanya mengetahui dan memahami
tapi juga diperlukan adanya suatu Penerapanpada bisnisnya. Dengan begitu, para pebisnis
tidak hanya berpacu pada profit oriented tapi juga memeperhatikan Etika dalam berbisnis,
sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan dengan baik.
Akan tetapi, tidak semudah itu didalam Penerapan Etika Bisnis di Indonesia
karena ada sebuah paradigma klasik yang menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah bebas
nilai (value free) yang maksudnya Etika bisnis hanyalah mempersempit ruang gerak
keuntungan ekonomis. Padahal, prinsip ekonomi, menurut mereka adalah mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut maka dapat di tarik sebuah rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis ?
2. Bagaimana sasaran dan ruang lingkup etika bisnis ?
3. Apa saja prinsip dalam etika bisnis ?
4. Apa saja hal-hal yang harus diketahui dalam menciptakan etika bisnis ?
5. Bagaimana penerapan etika bisnis ?

1
BAB II LANDASAN TEORI

Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil,
sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu
ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai,norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham,masyarakat.
Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik
adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk
adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya
perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau
tidak. Dari prinsip ini,tersusunlah teori tujuan perbuatan.

2
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Etika Bisnis


Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat
menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-
hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,transparan dan sikap yang profesional.

3.2 Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis


Ada tiga sasaran dan lingkup pokoketika bisnis yaitu:
1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan
masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengankata
lain, etika bisnis yang pertama bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis
untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Karena lingkup bisnis yang
pertama ini lebih sering ditujunjukkan kepada para manajer dan pelaku bisnis
dan lebih sering berbicara mengenai bagaimana perilaku bisnis yang baik dan
etis itu.
2. Etika bisnis bisa menjadi sangat subversife. Subversife karean ia mengunggah,
mendorong dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak dibodoh –
bodohi, dirugikan dan diperlakukan secara tidak adildan tidak etis oleh praktrek
bisnis pihak mana pun. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen,
buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka
yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan
etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini etika bisnis lebih bersifat
makro, yang karena itu barangkali lebih tepat disebut sebagaietika ekonomi.

3
Ketiga lingkup dan sasaran etika bisnis ini berkaitan erat satu dengan yang lainnya
dan bersama – sama menentukan baik tidaknya, etis tidaknya praktek bisnis tersebut.
3.3 Prinsip Etika Bisnis
Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis berdasarkan dengan etika bisnis yang
telah disepakatisecara umum dalam lingkungan tersebut. Sebenarnya terdapat beberapa
prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap bentuk usaha.
Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalahsebagai berikut
:
1. Prinsip Otonomi yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan.
2. Prinsip Kejujuran terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan
secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak
didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian
dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan
harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan.
3. Prinsip Keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif, serta dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ; menuntut agar bisnis
dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
5. Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri
pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga
nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.

Selain itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis, yaitu :
1. Kejujuran: Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu- menipu
demi mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan
salah satu kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk
bertahan di tengah persaingan bisnis.

4
2. Keadilan: Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah kepada
karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saat perusahaan
mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat menentukan harga,
misalnya dengan tidak mengambil untung yang merugikan konsumen.
3. Rendah Hati: Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam
mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan
produk bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen
memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah
poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang
terlihat atau terdengar terlalu sempurna, pada kenyataannya justru sering kali
terbukti buruk.
4. Simpatik: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukan hanya di
depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang- orang yang
mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain- lain.
5. Kecerdasan: Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi
bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan
keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu
mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang
mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.

3.4 Hal – Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menciptakan Etika Bisnis
a. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang
menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin
kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap
pengusaha lemah.
b. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai
contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk
mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihakyang terkait.
c. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)

5
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat,
bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan,
melainkan lebih kompleks lagi.
d. Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa
Memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis.
e. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai
contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk
mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihakyang terkait.

3.5 Penerapan Etika Bisnis


Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan
bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility),
biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi
penderitaan. "Utilitarianisme" berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna,
bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori
kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai teori
sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill.
Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah
yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah
yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku
dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak.
Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.

Di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif


masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata. Pada umumnya baru sampai tahap
pernyataan-pernyaaatn atau sekedar “lips- service” belaka. Karena memang enforcement
dari pemerintah pun belum tampak secara jelas.

Sesungguhnya Indonesia harus lebih awal menggerakan penerapan etika bisnis


secara intensif terutama setelah tragedi krisis ekonomi tahun 1998. Bangsa ini mudah lupa
dan mudah pula memberikan maaf kepada suatu kesalahan yang menyebabkan bencana
6
nasional sehingga penyebab krisis tidak diselesaikan secara tuntas dan tidak berdasarkan
suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya penyebab utama krisis ini, dari sisi korporasi,
adalah tidak berfungsinya praktek etika bisnis secara benar, konsisten dan konsekuen.

Demikian pula penyebab terjadinya kasus Pertamina tahun (1975), Bank Duta
(1990) adalah serupa praktek penerapan etika bisnis yang paling sering kita jumpai pada
umunya diwujudkan dalam bentuk buku saku “code ofconducts” atau kode etik dimasing-
masing perusahaan. Hal ini barulah merupakan tahap awal dari praktek etika bisnis yakni
mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis bersama-sama
corporate- culture atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk pernyataan tertulis dari
perusahaan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen dan karyawan dalam
melakukan kegiatan bisnis.

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup
bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang
berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukani individu ataupun perusahaan di
masyarakat.

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam
kegiatan bisnis seringkali kita temukan “grey-area” yang tidak diatur oleh ketentuan
hukum. Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance
Managemen Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft
Criteria, membedakanantara ethics, morality dan law sebagai berikut :
• Ethics is defined as the consensually accepted standards of behavior for anoccupation,
trade and profession
• Morality is the precepts of personal behavior based on religious orphilosophical
grounds
• Law refers to formal codes that permit or forbid certain behaviors andmay or may
not enforce ethics or morality.

Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat tiga pendekatan dasar dalam


merumuskan tingkah laku etika kita :
7
• Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensi nya.
Oleh karena itu dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang
dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang
tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
• Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuan nya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku
tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan
dengan hak orang lain.
• Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama,
dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
Dari pengelompokan tersebut Cavanagh (1990) memberikan cara menjawab
permasalahan etika dengan merangkum dalam 3 bentuk pertanyaan sederhana yakni :
• Utility : Does it optimize the satisfactions of all stakeholders ?
• Rights : Does it respect the rights of the individuals involved ?
• Justice : Is it consistent with the canons oif justice ?
Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value- creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika
perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Contoh kasus Enron yang selain menhancurkan dirinya telah pula menghancurkan
Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen yang memiliki reputasi internasional, dan telah
dibangun lebih dari 80 tahun, menunjukan bahwa penyebab utamanya adalah praktek etika
perusahaan tidak dilaksanakan dengan baik dan tentunya karena lemahnya kepemimpinan
para pengelolanya. Dari pengalaman berbagai kegagalan tersebut, kita harus makin
waspada dan tidak terpana oleh cahaya dan kilatan suatu perusahaan hanya semata-mata
dari penampilan saja, karena berkilat belum tentu emas.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :

8
• Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya
friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
• Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
• Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
• Akan meningkatkan keunggulan bersaing.
Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari
konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan
pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi.Hal ini akan dapat menurunkan nilai
penjualan maupun nilai perusahaan.Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-
nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang
tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yany tidak etis misalnya
diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas
adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin
harus tetap dipertahankan.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka
nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen
korporasi yakni dengan cara :
• Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
• Memperkuat sistem pengawasan
• Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus
menerus

9
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada intinya etika bisnis adalah suatu hal yang penting dan harus dapat diterapkan
didalam menjalankan suatu usaha/bisnis untuk mengetahui baik dan buruk keputusan yang
diambil dan selalu mempertimbangkan apa yang akan siterapkan dengan tidak
memetingkan profit oriented tetapi juga kebermanfaatan bersama.

4.2 Saran
Sebagai mahasiswa yang sudah mengetahui dan memahami keilmuan tentang etika
bisnis hendaknya kelak dikemudian hari ketika merintis dan menjalankan suatu bisnis
dapat menerapkan konsep etika bisnis yang sesungguhnya untuk menunjang nilai lebih
dari keilmuan yang diperoleh dan dapat mengamalkan secara langsung keilmuan yang
dimiliki.
Untuk para pelaku bisnis seharusnya dapat lebih bijak dalam menjalankan
bisnisnya dengan menerapkan etika bisnis yang baik dan benar agar tidak merugikan pihak
lain hanya dikarenakan ketamakan diri yang mengejar keuntungan tanpa memperhatikan
baik buruknya keputusan yang di ambil dalam menyikapi suatu permasalahan yang ada
dalam bisnisnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Pradadista, F. (2012, Oktober 09). Pengertian Etika Etika Bisnis dan Penerapan
Etika dalam Kehidupan Sehari-hari. Diambil dari Fajripradadista:
http://fajripradadista.wordpress.com/2012/10/09/pengertian-etika-etika- bisnis-dan-
penerapan-etika-dalam-kehidupan-sehari-hari/
Rahmah, L. Z. (2013, Oktober 2). Etika dalam Bisnis. Diambil dari Lailasoftskill:
http://lailasoftskill.blogspot.co.id/2013/10/2-etika-dalam-bisnis.html
Salim, M. (2013, Mei). Etika Bisnis dalam Ekonomi Islam. Diambil dari Serba
Makalah: http://serbamakalah.blogspot.co.id/2013/05/etika-bisnis-dalam-ekonomi-
islam_2527.html

11

Anda mungkin juga menyukai