DISUSUN OLEH :
NIM : 2320191026
KELAS : A/2019
SEMESTER : 3
SAMPUL..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 3
1.3 Tujuan........................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Urine............................................................................. 4
2.2 Tujuan Urinalisis........................................................................ 5
2.3 Unsur-unsur Sedimen Urine....................................................... 7
2.4 Pemeriksaan Sedimen Urine...................................................... 8
BAB III METODE KERJA
3.1 Alat Dan Bahan.......................................................................... 12
3.2 Prosedur Kerja............................................................................ 12
3.3 Pembahasan................................................................................ 13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................. 15
4.2 Saran .......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarokatu
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan karunianya,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai salah satu syarat
untuk mata kuliah kimia klinik praktek, program studi D-III Analis kesehatan.
Sholawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada nabi besar kita nabi
Muhammad SAW dan para pengikutnya yang sampai sekarang mengikuti ajaran
ajaran beliau.
saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini sepenuhnya masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Apabila pembaca
belum puas dengan makalah yang lebih bagus dan lebih baik.
Saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini bermanfaat bagi bangsa dan
Negara yang khusunya bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’allaikum warrahmatulahi wabarokatu.
NURMILA A.PATALONGI
BAB I
PENDAHULUAN
Urine merupakan cairan sisa dari hasil metabolisme dalam tubuh yang
dibentuk dalam ginjal melalui 3 (tiga) proses yaitu filtrasi oleh glomerulus,
reabsorbsi dan sekresi oleh tubulus. Urine merupakan hasil dari filtrasi glomerulus
dan disertai sejumlah air yang dikeluarkan oleh tubuh (Hardjono dan Mangarengi,
2011). Urine dapat digunakan untuk menganalisis sejumlah penyakit yang ada di
dalam tubuh. Pemeriksaan atau analisis urine sering disebut dengan istilah
mengetahui gangguan ginjal dan saluran kemih atau gangguan metabolisme tubuh.
Sedimen urine adalah unsur yang tidak larut di dalam urine yang berasal dari
darah, ginjal dan saluran kemih. Unsur-unsur dalam sedimen urine dibagi atas dua
golongan yaitu unsur organik (berasal dari suatu organ atau jaringan seperti sel
dan unsur anorganik (tidak berasal dari suatu jaringan seperti urat amorf dan
dari ginjal sampai ujung uretra. Tujuan dari pemeriksaan sedimen urine adalah
untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bahan yang tidak larut dalam urine.
Pemeriksaan sedimen urine meliputi identifikasi dan kuantisasi dari elemen dalam
Pemeriksaan sedimen urine memiliki unit pengukuran pada setiap alat dengan
obyek dan ditutup dengan kaca penutup. Unsur sedimen dilaporkan secara
manual adalah jumlah sedimen yang dilaporkan sesuai dengan jumlah dan tidak
nilai tinggi atau rendah palsu. Kelemahan pada pemeriksaan sedimen urine secara
manual adalah membutuhkan waktu lama dan perlu ketelitian dari pemeriksa.
1.3 Tujuan
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Urine
Urin adalah material yang dieksersikan oleh ginjal dan ditampung dalam
saluran kemih hingga akhirnya dikeluarkan oleh tubuh melalui proses urinisasi
dalam bentuk cairan. Ekskresi urin yang disaring dari ginjal menuju ureter
tersebut diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dari darah yang tidak
umum didalam tubuh. Derajat produksi dari berapa unit fungsional dalam tubuh
dapat diketahui dari kadar berbagai zat dalam urine ( Mengko, 2013).
Urin merupakan suatu larutan komplek yang terdiri dari air (+ 96%) dan
antara lain urea, asam urat, kreatinin dan bahan anongranik dalam urin antara lain
NaCl, Sulfat, Fosfat dan ammonia. Zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh dalam
keadaan normal akan ditemukan relatif tinggi pada urin dari pada kandungan
dalam darh, sebaliknya hal tersebut tidak berlaku pada zat-zat yang masih
diperlukan oleh tubuh. Kondisi lingkungan dalam tubuh serta organ-organ yang
berperan dalam munculnya setiap zat tersebut dapat diketahui melalui hasil
lain seperti hati, saluran empedu, pankreas, dan lain – lain (Gandasoebrata, 2013).
yang secara normal ada dalam urine dan zat zat yang seharusnya tidak ada dalam
mengetahui jumlah zat-zat tersebut di dalam urine (Riswanto dan Rizki, 2015).
pemeriksaan kimia urine (Hardjoeno dan Fitriani, 2007). Analisis fisik atau
makroskopik meliputi tes warna, kejernihan, dan berat jenis. Analisis mikroskopik
untuk melihat sedimen urine seperti eritrosit, leukosit, sel epitel, kristal, dan lain-
lain. Analisis kimia meliputi tes protein, glukosa, keton, darah, bilirubin,
kekeruhan. Urine normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit
berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas
warna urine sesuai dengan konsentrasi urine. Urine yang encer amper tidak
berwarna, urine yang pekat berwarna kuning tua atau sawo matang. Kekeruhan
biasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat (dalam urine asam)
atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan oleh bahan
seluler berlebihan atau protein dalam urine (Riswanto dan Rizki, 2015).
bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, darah (hemoglobin), benda keton (asam
asetoasetat dan/atau aseton), nitrit, dan leukosit esterase (CLSI, 2001). Dengan
kedalam specimen urine. Dipstick akan menyerap dan terjadi reaksi kimia yang
kemudiaan akan mengubah warnanya dalam hitungan detik atau menit. Warna
menentukan hasil tes. Jenis dan tingkat perubahan warna memberikan jenis dan
diperlukan untuk mengamati sel dan benda berbentuk partikel lainnya. Banyak
macam 17 unsur mikroskopik dapat ditemukan baik yang ada kaitannya dengan
infeksi (bakteri, virus) maupun yang bukan karena infeksi misalnya perdarahan,
kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup (Hardjoeno dan Fitriani, 2007).
Sedimen urine adalah unsur yang tidak larut dalam urine yang berasal dari
darah, ginjal dan saluran kemih. Sedimen urine dapat memberikan informasi
Fitriani, 2007).
Unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu organik dan tak organik. Unsur
organik berasal dari sesuatu organ atau jaringan antara lain epitel, eritrosit,
tidak berasal dari sesuatu organ atau jaringan seperti urat amorf dan kristal. Unsur
(Gandasoebrata, 2013).
1. Eritrosit
2. Leukosit
Keadaan ini sering dijumpai pada infeksi saluran kemih atau kontaminasi
Rutin, 2016).
3. Epitel
lapisan sistem genitourinarius. Kecuali sel ini terdapat dalam jumlah yang
sangat banyak atau dalam bentuk yang abnormal, adanya sel-sel ini
2017). Jika ditemukan sel epitel <4/LPK (Lapangan Pandang Kecil) yaitu
4. Silinder
penyakit yang serius. Pada pielonefritis dapat dijumpai silinder leukosit, dan
pada penyakit ginjal yang berjalan lanjut didapat silinder berbutir dan silinder
didalam urin segar dapat terkait dengan pembentukan batu ginjal, karena
kebanyakan batu ginjal tersusun atas kalsium oksalat (Strasinger dan Lorenzo,
2017). Jika ditemukan kristal urin <1/LPK, menunjukan Sedimen urin dalam
METODE KERJA
kemudian kocok.
3. Memutar dalam centrifuge selama 5-10 menit dengan kecepatan 2.000 rpm.
4. Menuang cairan bagian atas sehingga volume cairan dan sedimen menjadi
5. Dengan menggunakan pipet tetes, teteskan 1 tetes sedimen tersebut pada objek
Pada praktikum kali ini yaitu praktikum pemeriksaan sedimen urine yang di
lakukan pertama ialah menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan pada
praktikum kali ini. Kemudian menyiapkan sampel urine yang akan di periksa.
Sampel yang akan di periksa harusnya tidak terdiam lama, karna dapat
lakukan penundaan pemeriksaan pada sampel urine maka akan terjadi perubahan
susunan pada sampel urine tersebut karena bakteri di dalam urine akan
atau lindi, pH yang alkali akan mengendapkan kalsium dan magnesium fosfat.
jumlah bakteri menjadi lebih banyak dan dapat meningkatkan berat jenis
sel- sel misalnya sel leukosit tidak dapat bertahan lama Sedimen urinee adalah
unsur- unsur yang tidak larut di dalam urinee yang berasal dari darah, ginjal, dan
saluran kemih seperti eritrosit, lekosit, sel epitel, torak, bakteri, kristal, jamur dan
pengawet agar tidak membuat hasil menjadi negative palsu Tes sedimen urinee
yaitu eritrosit, leukosit, dan sel epitel. Untuk pemeriksaan sedimen urinee
dibutuhkan urinee sewaktu yang masih segar dalam penampungan yang tertutup
rapat dan tidak terkontaminasi. Pemeriksaan harus dilakukan secepat mungkin,
dapat menjadi sumber kesalahan, sehingga hasil yang diharapkan tidak sesuai
denga kondisi klinis pasien. Unsur-unsur berbentuk (sedimen) dalam urinee mulai
rusak dalam waktu 2 jam dan bila dibiarkan lama dalam suhu kamar tanpa diberi
pengawet akan terjadi lisis sel serta torak dan urinee akan berubah menjadi alkalis.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sedimen urine adalah unsur yang tidak larut dalam urine yang berasal dari
darah, ginjal dan saluran kemih. Sedimen urine dapat memberikan informasi
sedimen urine merupakan bagian paling standar dan penting dalam pemeriksaan
penyaring, memberikan data mengenai saluran kencing mulai dari ginjal sampai
ujung uretra. Tujuan dari pemeriksaan sedimen urine adalah untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi bahan yang tidak larut dalam urine. Pemeriksaan sedimen urine
4.2 Saran
Saran saya pada makalah yang saya buat ini yang berjudul pemeriksaan
sedimen urine, pemeriksaan ini biasanya di lakukan untuk melihat apakah terdapat
sedimen pada urine seseorang. Untuk itu makalah ini saya harapkan dapat di
jadikan salah satu bahan pembelajaran atau pedoman untuk teman mahasiswa pada
Mengko, 2013. Seluk Beluk Pemeriksaan Spesimen Urine (Medical Check Up):
Riswanto Dan Rizki. 2015. Buku Saku Analis Kesehatan. Bekasi: Analis Muslim
Publishing.
Hardjoeno dan Fitriani. 2007. Substansi dan Cairan Tubuh. Makassar: Lembaga
Strasinger, Susan dan Lorenzo, Marjorie. 2017. Urinalisis dan Cairan Tubuh. EGC
Tim Penyusun. 2016. Modul Praktikum Klinik Rutin. Jurusan Analis Kesehatan.