Anda di halaman 1dari 25

USULAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TENTANG PENYULUHAN


MENGENAI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI BENGKEL
LAS “KURNIA JAYA” PURWOKERTO

DOSEN PEMBIMBING:

MADE SUANDIKA, S. KEP., NS., M. KEP., PH. D

NIDN. 0614068303

DISUSUN OLEH:

SINANSARI GULO

NIM 200106163

SITI NURALIZA

NIM 200106168

SRI WAHYUNI

NIM 200106171

1
FAKULTAS KESEHATAN

PRODI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2021

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. 3
BAB 1 ................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ............................................................................................... 5
A. Analisi Situasi .......................................................................................... 5

B. Perumusan Masalah .................................................................................. 7


C. Pemecahaan Masalah ............................................................................... 7

D. Tujuan Kegiatan ....................................................................................... 3


E. Manfaat Kegiatan ..................................................................................... 8

F. Pelaksanaan Kegiatan ............................... Error! Bookmark not defined.


G. Metode ..................................................... Error! Bookmark not defined.
H. Media dan Alat Peraga ............................................................................. 4

I. Pengorganisasian ...................................................................................... 4
J. Setting Tempat ......................................................................................... 9

K. Proses Kegiatan Penyuluhan ..................................................................... 5


BAB II ............................................................................................................... 11

METODE KEGIATAN ..................................................................................... 11


A. Metode Kegiatan .................................................................................... 11

B. Rencana Kegiatan Dan Jadwal ................................................................ 12


C. Anggaran................................................................................................ 12

2
D. Peta Lokasi Penyuluhan.......................................................................... 13

MATERI ........................................................................................................... 13
KESELAMATAN KERJA DI BENGKEL LAS ................................................ 13

A. Pengetahuan pentingnya manfaat program keselamatan dan kesehatan


kerja K3 dalam mengurangi resiko kecelakaan kerja pada bengkel las .... 13
B. Manajemen keselamatan kerja yang efektif pada bengkel las .................. 15

1. Kecelakaan ......................................................................................... 15
2. Perbuatan tidak aman (berbahaya) ...................................................... 16

3. Kondisi tidak aman (berbahaya) ......................................................... 16


C. Pentingnya penggunaan alat pelingdung diri (APD)................................ 16

BAB III.............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Proposal : Penyuluhan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja di


Bengkel Las “Kurnia Jaya” Purwokerto.
2. Ketua Tim
Nama : Sri Wahyuni
NIM : 200106171
3. Jumlah personalia :2
a) Nama mahasiswa I : Sinansari Gulo (200106163)
b) Nama mahasiswa II : Siti Nuraliza (200106168)

3
4. Bentuk Kegiatan : Penyuluhan mengenai keselamatan & kesehatan kerja
5. Jangka Waktu Kegiatan : 1 jam
6. Tempat : Bengkel Las “Kurnia Jaya” Purwokerto.
7. Alamat : Jl. Brigjend. Encung, Pakembaran, Bancarkembar, Kec.
Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53121.

Purwokerto, 11 November 2021

Mengetahui

Dosen pembimbing Ketua Tim

Made Suandika S. Kep., Ns., M. Kep., Ph. D Sri Wahyuni


NIDN. 0614068303 NIM 200106171

Menyetujui
Ketua LPPM

Maria Ulfah, S.SiT, S.Kep, Ns, M.Kes


NIK.111002141181

BAB 1

4
PENDAHULUAN

A. Analisi Situasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangatlah vital, selain sebagai salah
satu aspek perlindungan terhadap tenaga kerja juga berperan untuk melindungi aset
perusahaan. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga
kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan dan meningkatkan produktivitas nasional serta terjaminnya
keselamatan. Hak atas jaminan keselamatan ini membutuhkan prasyarat adanya
lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi tenaga kerja dan masyarakat di
sekitarnya.
Upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan adalah dengan menerapkan dan melaksanakan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3), sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi
bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas.
Bengkel las merupakan bengkel yang melayani konstruksi besi dan
sejenisnya, biasanya berupa pagar/pintu besi, teralis pengaman/teralis jendela,
tangga, kanopi, rangka atap dan lain-lain. Proses kegiatan yang dilakukan di
bengkel las berdasarkan hasil observasi adalah pemotongan besi dan
penyambungan besi sesuai bentuk yang diinginkan menggunakan mesin las.
Banyak pekerja las selama ini hanya memperoleh pelayanan kesehatan
secara umum, namun belum dikaitkan dengan pekerjaannya. Pada umumnya
fasilitas pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja lebih banyak dinikmati oleh
tenaga kerja yang bekerja pada industri berskala besar (jumlah pekerja lebih dari
500 orang). Pada industri berskala kecil dan menengah, fasilitas pelayanan
kesehatan kerja masih bersifat parsial dan mungkin tidak ada sama sekali. Upaya
kesehatan kerja merupakan upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa

5
membahayakan diri sendiri, maupun masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal.
Kecelakaan kerja pada pekerja las umumnya disebabkan karena kurang
hati-hati pada pengerjaan las, pemakaian alat pelindung diri yang kurang benar,
pengaturan lingkungan yang tidak tepat. Untuk menghindari kecelakaan tersebut
perlu diperlukan adanya pengetahuan yang baik terhadap pemakaian alat pelindung
diri dan mengetahui tindakan-tindakan yang bisa menyebabkan faktor-faktor
terjadinya kecelakaan kerja.
Berdasarkan data Jamsostek angka kecelakaan kerja cenderung meningkat
setiap tahunnya. Pada tahun 2010 terdapat 98.711 kasus, tahun 2011 terdapat
99.491 kasus, tahun 2012 terdapat 103.074 kasus dan tahun 2013 terdapat 103.283
kasus kecelakaan kerja. Menurut data yang didapat dari BPJS Ketenagakerjaan
jumlah kecelakaan kerja pada tahun 2014 periode Januari-Agustus sebanyak 675
kasus sedangkan pada tahun 2013 periode Januari-Desember sebanyak 953 kasus
dengan wilayah kerja Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten
Pesisir Selatan dan Kota Solok.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Albertus Ari Eka Prasetia pada
21 tenaga pengelas di 10 bengkel las menunjukkan bahwa kecelakaan kerja yang
pernah mereka alami diantaranya adalah terpukul, tertusuk dan tergores pada waktu
pemotongan bahan, perakitan, penggerindaan dan pengamplasan. Selain itu 8
pekerja mengeluh mata merah, pedih pandangan menjadi gelap dalam waktu
tertentu, 9 pekerja mengalami kulit wajah terasa terbakar serta kulit wajah
mengelupas, sedangkan untuk pemakaian APD 3 belum terlalu diperhatikan oleh
tenaga kerja yaitu sebanyak, 15 orang (71,4%) pekerja memakai topeng muka pada
saat mengelas karena dianggap merepotkan, 15 orang (71,4%) tidak memakai
sepatu sehingga kaki mereka terluka, 13 orang (61,9%) tidak memakai masker saat
bekerja dan 13 orang (61,9%) tidak memakai kacamata gelap biasa saat bekerja.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dilaksanakan di Bengkel Las
Kurnia Jaya. Pada penyuluhan ini kami akan bekerja sama dengan Pak Ace yaitu
pemilik dari bengkel las “Kurnia Jaya” yang telah bersedia menyiapkan tempat
untuk penyuluhan ini. Di bengkel las kurnia jaya banyak para karyawan yang masih
belum memahami betul mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Maka dari

6
itu perlu adanya penyuluhan Keselamatan dan kesehatan kerja pada para karyawan
bengkel las.

B. Perumusan Masalah
Melihat kondisi dan situasi di atas dapat di simpulkan beberapa rumusan
masalah terutama pada keselamatan kerja di bengkel las, yaitu : Bagaimana
Manfaat Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam Mengurangi
Resiko Kecelakaan Kerja Pada Bengkel Las “Kurnia Jaya” Purwokerto.

C. Pemecahaan Masalah
Untuk turut membantu memecahkan masalah keselamatan kerja di Bengkel
Las “Kurnia Jaya” Purwokerto, seperti yang telah disebutkan di atas, maka langkah-
langkah yang diambil adalah:
a. Memberikan penyuluhan tentang keselamatan kerja kepada para pekerja
bengkel las agar dapat menghindarkan dirinya dari suatu kecelakaan.
b. Selain itu diberikan juga edukasi kesehatan kepada para pekerja bengkel las
untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahayanya peralatan kerja apabila
langsung digunakan dengan tangan kosong atau tidak menggunakan sarung
tangan sehingga tangan dapat terinfeksi kuman. Diharapkan dengan melakukan
kegiatan ini, tingkat kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja bengkel las
dapat ditingkatkan.

D. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari pembuatan proposal ini yaitu untuk mengetahui sarana-
sarana perlindungan kesehatan pekerja yang terdiri dari:
1) Memberikan pengetahuan pentingnya Manfaat Program Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Dalam Mengurangi Resiko Kecelakaan Kerja Pada
Bengkel Las “Kurnia Jaya” Purwokerto.
2) Untuk mengetahui dan memberikan masukan tentang manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif pada Bengkel las.
3) Pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja Bengkel.

7
E. Manfaat Kegiatan
1) Secara Akademis
Bagi PkM (Program Kreativitas Mahasiswa) kelompok kami dapat
menambah wawasan dengan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh secara
teori di lapangan, serta bagi mahasiswa lain dapat dijadikan sebagai acuan
terhadap pengembangan ataupun pembuatan dalam (PkM) Program kreativitas
mahasiswa.
2) Secara Praktis
Ini dapat dijadikan acuan kepada perusahaan-perusahaan, terkhusus
Bengkel Las Kurnia Jaya untuk lebih memperhatikan lingkungan kerja dan
keselamatan kesehatan kerja para karyawan saat bekerja agar seluruh pekerja
dapat terjaga dan bekerja dengan nyaman.

F. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan pada:
Tanggal/ Bulan : 01 Desember 2021
Pukul : 09.30-10.00 WIB
Tempat : Bengkel las “Kurnia Jaya” Purwokerto
Peserta : 5 orang
2. Khalayak Sasaran
Kegiatan ini ditujukan bagi para karyawan di Bengkel Las “Kurnia
Jaya” Purwokerto Jl. Brigjend. Encung, Pakembaran, Bancarkembar, Kec.
Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53121.

G. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 Brainstorming

8
H. Media dan Alat Peraga
 Leaflet

I. Pengorganisasian
 Penanggungjawab : Sri Wahyuni
 Observer : Sinansari Gulo
 Dokumentasi : Siti Nuraliza

J. Setting Tempat

Keterangan:

: Penyuluhan

: Peserta

K. Proses Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN METODE &


PENANGGUNG
JAWAB
1 5 Menit Pembukaan:
 Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan penyuluhan Ceramah
 Menyebutkan materi yang akan Oleh: Sri Wahyuni
diberikan

9
2 30 Menit Pelaksanaan:
 Menjelaskan pengertian dari k3
 Menjelaskan ruang lingkup k3
 Menjelaskan tentang penyebab
kecelakaan kerja Ceramah
 Menjelaskan tentang upaya Oleh:
kesehatan dan keselamatan yang
1. Sinansari Gulo
dapat diterapkan
2. Siti Nuraliza
 Menjelaskan apa saja alat 3. Sri Wahyuni
pelindung diri (APD)

3 15 Menit Evaluasi:
Memberi kesempatan peserta untuk Diskusi & tanya
bertanya jawab

4 10 Menit Terminasi:
Mengucapkan terima kasih atas peran Ceramah
serta para karyawan bengkel.
Oleh: Siti Nuraliza
Mengucapkan salam penutup

10
BAB II

METODE KEGIATAN

A. Metode Kegiatan
Sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan terlebih dahulu peninjauan lokasi.
Dalam peninjauan lokasi ini dimusyawarahkan mengenai waktu pelaksanaan
kegiatan. Kegiatan yang akan dilakukan adalah penyuluhan mengenai keselamatan
dan kesehatan kerja di bengkel las, dalam hal memberikan edukasi mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pekerja atau karyawan bengkel las.
Untuk mecapai tujuannya kegiatan pengabdian masyarakat akan dilakukan
melalui beberapa pendekatan, sebagai berikut:

11
1) Keterlibatan para pekerja atau karyawan bengkel di Bengkel Las “Kurnia
Jaya” Purwokerto pada keseluruhan kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi program kegiatan.
2) Teknologi tepat guna yang berbasis pada ilmu pengetahuan.

B. Rencana Kegiatan Dan Jadwal


Kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan mengikuti jadwal kegiatan di bawah ini:

BULAN

URAIAN
No NOVEMBER DESEMBER
KEGIATAN
MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU
1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan
1
Proposal

Konsultasi
2 Proposal Ke
dosen
Pembimbing
Pembuatan
3 media
penyuluhan
Survey lokasi
4
pengabdian

Pelaksanaan
5
Penyuluhan

Penyusunan
6 laporan
penyuluhan
Presentasi
7
Hasil Laporan

C. Anggaran

NO JENIS PENGELUARAN BIAYA (Rp)

12
1 Snack&Kudapan Rp. 60.000,00

2 Jam dinding Rp. 35.000,00

3 Proposal (Kertas HVS, Brosur) Rp.26.000,00

4 Transportasi Rp.20.000,00

TOTAL Rp.141.000,00
D. Peta Lokasi Penyuluhan

MATERI

KESELAMATAN KERJA DI BENGKEL LAS

A. Pengetahuan pentingnya manfaat program keselamatan dan kesehatan kerja K3


dalam mengurangi resiko kecelakaan kerja pada bengkel las
Materi Oleh: Siti Nuraliza
Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

13
Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian
Bengkel Las untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di per Bengkel Lasan yang bersangkutan. Menurut
Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari
resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja
Setelah melihat berbagai pengertian di atas, pada intinya dapat ditarik kesimpulan
bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, per Bengkel Lasan maupun bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Keselamatan
dan kesehatan kerja juga merupakan suatu Bengkel Las untuk mencegah setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
Keselamatan dan kesehatan kerja menuju pada kondisi kondisi fisiologis-fisikal dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan
oleh perBengkel Lasan. Jika sebuah perBengkel Lasan melaksanakan tindakan-
tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka lebih sedkit pekerja yang
menderita cedera atau penyakit jangka pendek maupun jangka panjang sebagai
akibat dari pekerjaan mereka diperBengkel Lasan tersebut.
kondisi fisiologis-fiskal meliputih penyakit-penyakit kecelakaan kerja
seperti kehilangan nyawa atau anggota badan, cidera yang diakibatkan gerakan yang
berulang, sakit punggung, sindrom karpaltunnel, penyakit-penyakit kardiovaskular,
berbagai jenis kanker seperti kanker paru-paru dan leukemia, emphysema, serta
arthritis. Kondisi- kondisi lainyang diketahui sebagai akibat dari tidak sehatnya
lingkungan pekerjaan meliputi penyakit paru-paru putih, penyakit paru-paru coklat,
penyakit paru-paru hitam, kemandulan, kerusakan sistem syaraf pusat dan
bronghitis kronis. Kondisi-kondisi fisikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan
kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputih ketidak puasan, sikap
apatis, penarikan diri, penonjolan diri, pandangan sempit, menjadi pelupah,
kebingungan terhadap peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang
dalam mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda
pekerjaan dan kecenderungan untuk mudah putus asah terhadap hal-hal yang remeh.

14
B. Manajemen keselamatan kerja yang efektif pada bengkel las

Materi Oleh: Sri Wahyuni

Persyaratan Keselamatan Kerja:

Keselamatan kerja dalam suatu tempat kerja mencakup berbagai aspek yang
berkaitan dengan kondisi dan keselamatan sarana produksi, manusia dan cara kerja.
Persyaratan keselamatan kerja menurut Undang-Undang No.1 tahun 1970 adalah
sebagai berikut:

 Mencegah dan mengurangi kecelakaan


 Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
 Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
 Memberi pertolongan pada kecelakaan
 Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja

1. Kecelakaan
Faktor yang paling banyak terjadi di lingkungan kerja adalah adanya
kecelakaan, dimana kecelakaan merupakan:
a) Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan cedera fisik
seseorang bahkan fatal sampai kematian/cacat seumur hidup dan
kerusakan harta milik.
b) Kecelakaan biasanya akibat kontak dengan sumber energi diatas nilai
ambang batas dari badan atau bangunan.
c) Kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin dapat menurunkan
efisiensi operasional suatu usaha

Hal-hal dalam kecelakaan dapat meliputi:

 Kecelakaan dapat terjadi setiap saat (80% Kecelakaan akibat


kelalaian).
 Kecelakaan tidak memilih cara tertentu untuk terjadi.
 Kecelakaan selalu dapat menimbulkan kerugian.

15
 Kecelakaan selalu menimbulkan gangguan.
 Kecelakaan selalu mempunyai sebab.
 Kecelakaan dapat dicegah/dieliminir

2. Perbuatan tidak aman (berbahaya)


a. Tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) standard yaitu: Helm dengan
tali, sabuk pengaman, stiwel dan sepatu tahan pukul, pakaian kerja,
sarung tangan kerja dan APD sesuai kondisi bahaya kerja yang dihadapi
saat bekerja pengelasan.
b. Melakukan tindakan ceroboh/tidak mengikuti prosedur kerja yang
berlaku bidang pengelasan.
c. Pengetahuan dan keterampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan
pekerjaan yang dibebankan padanya.
d. Mental dan fisik yang belum siap ntuk tugas-tugas yang diembannya.

3. Kondisi tidak aman (berbahaya)


a. Lokasi kerja yang kumuh dan kotor.
b. Alokasi personil/pekerja yang tidak terencana dengan baik, sehingga
pada satu lokasi dipenuhi oleh beberapa pekerja. Sangat berpotensi
bahaya.
c. Fasilitas/sarana kerja yang tidak memenuhi standard minimal, seperti
scaffolding/perancah tidak aman, pada proses pekerjaan dalam tangki
tidak tersedia exhaust blower.
d. Terjadi pencemaran dan polusi pada lingkungan kerja, misal debu,
tumpahan oli, minyak dan B3 (bahan berbahaya dan beracun).

C. Pentingnya penggunaan alat pelingdung diri (APD)


Materi Oleh: Sinansari Gulo
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam
Bengkel Las melindungi tenaga kerja apabila Bengkel Las rekayasa (engineering)

16
dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. APD juga merupakan
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Perlengkapan pelindung
diri termasuk semua pakaian dana sesories pekerjaan lain yang dirancang untuk
menciptakan sebuah penghalang terhadap bahaya tempat kerja. Penggunaan APD
harus tetap dikontrol oleh pihak yang bersangkutan, khususnya di sebuah tempat
kerja.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah
melalui Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini
tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut
adalah:
1) Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.
2) Sabuk Keselamatan (safety belt)
Sabuk Keselamatan (safety belt) berfungsi sebagai alat pengaman ketika
menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa
(mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain).
3) Sepatu Pelindung (safety shoes)
Sepatu karet (sepatu boot) berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja
di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan dilapisi dengan
metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
4) Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja
di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cederatangan. Bahan
dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing
pekerjaan.
5) Tali Pengaman (Safety Harness)

17
Tali pengaman (safety harness) berfungsi sebagai pengaman saat
bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian
lebih dari 1,8 meter.
6) Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
Penutup telinga (ear plug/ear muff) berfungsi sebagai pelindung telinga
pada saat bekerja di tempat yang bising.
7) Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Kaca mata pengaman (safety glasses) berfungsi sebagai pelindung mata
ketika bekerja (misalnya mengelas).
8) Masker (Respirator)
Masker (respirator) berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat
bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun,
dan sebagainya).
9) Pelindung wajah (Face Shield)
Pelindung wajah (face shield) berfungsi sebagai pelindung wajah dari
percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda).
10) Jas Hujan (Rain Coat)
Jas hujan (rain coat) berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja
(misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang
benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L: Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan). APD harus digunakan sesuai dengan jenis
pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai, memastikan APD yang digunakan
aman untuk keselamatan pekerja, selain itu APD juga harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.

Dasar hukum yang terkait dengan penggunaan APD (alat pelindung diri):

I. Undang-undang No.1 tahun 1970


1) Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan
ditetapkansyarat-syarat untuk memberikan Alat Pelindung Diri.

18
2) Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang Alat Pelindung
Diri.
3) Pasal Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981 Pasal 4 ayat (3)
menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung
diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk
pencegahan penyakit akibat kerja.

II. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982 Pasal 2 butir I menyebutkan


memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja, Pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja.

III. Permenakertrans No.Per.03/Men/1986 Pasal 2 ayat (2) menyebutkan


tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-alat
pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu Safety, sarung tangan,
kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan.

Berdasarkan Undang-undang, jaminan Keselamatan dan Kesehatan kerja itu di


peruntukkan bagi seluruh pekerja yang bekerja di segala tempat, baik darat, di
dalam tanah, dipermukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada didalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Jadi pada dasarnya, setiap pekerja
di Indonesia berhak atas jaminan Keselamatan dan Kesehatan kerja. Undang-
undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling lama 1 tahun atau pidana
denda paling banyak Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi yang tidak
menjalankan ketentuan undang-undang tersebut.

19
20
LAMPIRAN

SOAL PRE TEST DAN POST TEST

SOAL PRE TEST:

SOAL PILIHAN GANDA

Pilihlah salah satu a, b, c, dan d yang paling benar!

1. Kepanjangan dari K3 yang benar adalah ……


a. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Keamanan dan Kesehatan Kerja
d. Kesehatan dan Keindahan Kerja

2. Pengertian kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang berakibat ……


a. Adanya korban yang cedera luka luka atau meninggal dunia
b. Adanya kerusakan peralatan dan nyaris terjadi korban manusia
c. Terganggunya proses pekerjaan walaupun tidak terjadi korban yang
cedera maupun kerusakan peralatan
d. jawaban a, b dan c benar

3. Syarat dasar dari K3 adalah, kecuali ……


a. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
b. memberi jalur evakuasi keadaan darurat
c. menggunakan APD yang diwajibkan
d. mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja (PAK)

21
SOAL POST TEST:

SOAL PILIHAN GANDA

Pilihlah salah satu a, b, c, d dan e yang paling benar!

1. Kepanjangan dari K3 yang benar adalah ……


a. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Keamanan dan Kesehatan Kerja
d. Kesehatan dan Keindahan Kerja

2. Pengertian kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang berakibat ……


a. Adanya korban yang cedera luka luka atau meninggal dunia
b. Adanya kerusakan peralatan dan nyaris terjadi korban manusia
c. Terganggunya proses pekerjaan walaupun tidak terjadi korban yang
cedera maupun kerusakan peralatan
d. jawaban a, b dan c benar

3. Syarat dasar dari K3 adalah, kecuali ……


a. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja

22
b. memberi jalur evakuasi keadaan darurat
c. menggunakan APD yang diwajibkan
d. mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja (PAK)

Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest

Pilihan ganda

1. B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2. D. Jawaban a, b dan c benar.

3. C. Menggunakan APD yang diwajibkan.

23
24
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pengabdian_dir/01974458d8790bb355f5c052cc0
54afa.pdf

http://eprints.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/165/4/BAB%20I.pdf

https://www.safetyshoe.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-dalam-pengelasan/

https://www.scribd.com/document/390840183/Laporan-K3-Di-Bengkel-Las-
Kelompok-1-Rima-Dan-Winda-Alih-Program-2016

25

Anda mungkin juga menyukai