RS Sumber Waras merupakan RS tipe D yang berada di jl. Pattimura no 90. Di sebelah
utara, RS tersebut berbatasan dengan pasar tradisional dan di sebelah selatan berbatasan dengan
kawasan home industri kulit. Visi RS Sumber Waras Menjadi Rumah Sakit terkemuka dalam
pelayanan kesehatan. Misi Rumah Sakit yaitu menyelenggarakan pelayanan Kesehatan,
menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan, dengan berdasarkan kaidah
pendidikan modern, dan melakukan penelitian dasar, klinis, maupun komunitas guna
pengembangan dan penapisan teknologi kedokteran dan kesehatan.
Ruang Dahlia RS Sumber Waras mempunyai jumlah tenaga keperawatan sejumlah 9
orang, yang terdiri dari 1 orang kepala ruang, 2 orang Katim, dan 6 orang perawat associate.
Ruang dahlia merupakan ruang bedah dewasa, namun berdasarkan hasil pengkajian didapatkan
bahwa perawat yang mempunyai sertifikat pelatihan perawatan luka hanya karu dan satu orang
katim saja. Jumlah tempat tidur di ruang Dahlia adalah 24 bed. Ruangan dahlia menggunakan
metode asuhan keperawatan model Tim, dengan pembagian tim barat 12 bed, dan tim timur 12
bed. Komunikasi antar tim sudah terjalin dengan baik, jika PA menemui permasalahan maka PA
akan mengkomunikaskan dengan katim. Ruang dahlia sudah mempunyai SAK yang dibuat
berdasarkan kasus permasalah pasien yang sering ditemui di ruangan, dan SOP runangan yang
meliputi SOP penggunaan alat dan SOP tindakan keperawatan. Alat alat medis yang dimiliki
ruangan semuanya masih berfungsi dengan baik, akan tetapi di dalam kamar pasien terdapat
wastafel yang tidak bisa digunakan karena kerannya mati.
Pelaksanaan timbang terima dimulai dengan perawat berkumpul di ruang staf dengan
agenda pembukaan oleh kepala ruang beserta salam pembukaan dan do’a bersama, selanjutnya
para perawat pelaksana melaporkan kondisi pasien kepada katim dan perawat pelaksana yang
akan bertugas shift berikutnya, kemudian para perawat bersama-sama melakukan validasi ke
pasien hanya pada pergantian shift pagi ke shift sore saja. Pada saat validasi ke pasien, perawat
hanya menyampaikan rencana tindakan untuk pasien. Supervisi dilakukan oleh kepala ruang
secara informal, tidak ada bukti dokumen mengenai supervisi yang dilakukan. Misal kepala
ruang sudah melakukan supervisi pelaksanaan pemberian nebulizer kepada perawat associate,
namun hal tersebut tidak dilakukan berdasarkan SOP pemberian nebulizer yang ada di ruangan.
Ronde keperawatan belum pernah dilakukan di ruangan tersebut.
Presentase 3 kasus terbanyak dalam kurun waktu 1 bulan, yaitu tumor otak 2 kasus, fraktur 4
kasus dan apendisitis 3 kasus. Ruang dahlia memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 24. Pada
tanggal 30 November 2019, jumlah pasien yang dirawat yaitu 18 pasien, dengan minimal care 6,
parsial care 10 dan total care 2 pasien. Pada tanggal 30 november terdapat 3 pasien pulang, yaitu
pasien A pulang dengan lama dirawat 4 hari, pasien B pulang paksa dengan lama dirawat 5 hari,
pasien C meninggal dengan lama dirawat 6 hari.
Upaya peningkatan mutu ruangan Dahlia dilakukan dengan mengkaji keselamatan pasien, resiko
jatuh, kecemasan pasien, perawatan diri, nyeri, phlebitis dekubitus, dan ISK. Komunikasi yang
dilakukan oleh perawat dengan tim medis lain maupun dengan rekan sejawat sudah
menggunakan SBAR. Obat high alert sudah diberikan stiker lasa dan pemberian dilakukan
dengan double check. Keluarga pasien beberapa didapatkan belum menerapkan cara dan waktu
cuci tangan yang sesuai.
HASIL PENGKAJIAN
M1 = Man
a. Ketenagaan / struktur organisasi
Kepala Ruangan (Karu) : Maulidiawati, S. Kep., Ns.
Ketua tim (Katim) :
1. Erna Widiastuti, S. Kep., Ns.
2. Dwi Lestari, S. Kep., Ns.
Perawat Associate :
1. Siti Maysaroh, S. Kep., Ns.
2. Fitria, S. Kep., Ns.
3. Wiwin Pratiwi, S. Kep., Ns.
4. Nurul Dyah L, AMK
5. Dheny Dwi H, AMK
6. Ruri Rahmadani, AMK
c. Kebutuhan Tenaga
Metode rasio
Metode douglas
Metode gillies
M3 = METHOD
Metode asuhan keperawatan profesional
a. Penerapan MAKP
Ruangan dahlia menggunakan metode asuhan keperawatan model Tim, dengan
pembagian tim barat 12 bed, dan tim timur 12 bed. Komunikasi antar tim sudah
terjalin dengan baik, jika PA menemui permasalahan maka PA akan
mengkomunikaskan dengan katim. Ruang dahlia sudah mempunyai SAK yang dibuat
berdasarkan kasus permasalah pasien yang sering ditemui di ruangan, dan SOP
runangan yang meliputi SOP penggunaan alat dan SOP tindakan keperawatan.
b. Timbang terima
Pelaksanaan timbang terima dimulai dengan perawat berkumpul di ruang staf dengan
agenda pembukaan oleh kepala ruang beserta salam pembukaan dan do’a bersama,
selanjutnya para perawat pelaksana melaporkan kondisi pasien kepada katim dan
perawat pelaksana yang akan bertugas shift berikutnya, kemudian para perawat
bersama-sama melakukan validasi ke pasien hanya pada pergantian shift pagi ke shift
sore saja. Pada saat validasi ke pasien, perawat hanya menyampaikan rencana
tindakan untuk pasien.
c. Ronde keperawatan
d. Pengelolaan logistik dan obat
e. Penerimaan pasien baru
f. Discharge planning
g. Supervisi
Supervisi dilakukan oleh kepala ruang secara informal, tidak ada bukti dokumen
mengenai supervisi yang dilakukan. Misal kepala ruang sudah melakukan supervisi
pelaksanaan pemberian nebulizer kepada perawat associate, namun hal tersebut tidak
dilakukan berdasarkan SOP pemberian nebulizer yang ada di ruangan. Ronde
keperawatan belum pernah dilakukan di ruangan tersebut.
h. Dokumentasi
M4 = Money (Keuangan)