Anda di halaman 1dari 2

Presentasi farmol

Sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal memainkan peran sentral dalam mengatur pensinyalan


oleh reseptor glukokortikoid, yang diekspresikan di hampir semua sel. Singkatnya, sinyal saraf,
endokrin, dan sitokin bertemu pada tingkat nukleus periventrikular hipotalamus untuk
mengontrol sekresi kortikotropi - melepaskan hormon ke dalam sistem portal hipofisis (Gbr. 1).
Pada gilirannya, hormon pelepas kortikotropin merangsang pelepasan kortikotropin dari hipofisis
anterior. Kortikotropin menginduksi sintesis dan sekresi kortisol oleh korteks adrenal. Sebagian
besar kortisol yang disekresikan (sekitar 90 persen) terikat pada globulin pengikat kortikosteroid
dalam darah. Bentuk hormon yang aktif secara biologis dan diubah menjadi kortison oleh tipe 2
11 b-hidroksisteroid dehidrogenase. Sebaliknya, tipe 1 11 b-hidroksisteroid dehidrogenase
mengubah kortison menjadi kortisol.
Stres akan menyebabkan hipothalamus mensekresi Corticotropic Releasing Hormone (CRH) diman CRH
ini akan menuju ke kelenjar pituitari sehingga akan terjadi sekresi Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)
ke dalam sirkulasi darah. ACTH akan mencapai kelenjar adrenal dan menyebabkan sekresi kortisol yang
menimbulkan efek antiinflamasi dan immunosupresifβ
Dalam bidang studi genetika, AP-1 (bahasa Inggris: activator protein 1, AP-1) adalah protein di
dalam inti sel berbentuk heterodimerik dari kompleks fos, jun[1] dan subgroup ATF,[2] yang
merupakan faktor transkripsi yang memiliki peran penting dalam ekspresi genetik seluler
seperti transformasi, proliferasi melalui represi ekspresi gen supresor tumor, diferensiasi, apoptosis,
migrasi sel;[3] mengendalikan ekspresi dan fungsi regulator siklus sel seperti siklin D1, supresor
tumor p53, p21(cip1/waf1), p19(ARF) dan p16; dan peradangan.

Kortisol merupakan glukokortikoid utama yang disekresi oleh korteks adrenal (Sherwood, 2014). Kortisol
dikenal sebagai titik efektor akhir hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) (Li et al., 2016). Regulasi sekresi
kortisol sama seperti hormon lainnya yang mekanisme kerjanya dipengaruhi oleh tiga komando hirarki,
yaitu hormon corticotrophin releasing hormone (CRH) yang berasal dari hipotalamus akan merangsang
pengeluaran adenocorticotropic releasing hormone (ACTH) dari hipofisis anterior. ACTH kemudian akan
merangsang pengeluaran kortisol dari bagian korteks adrenal tepatnya pada zona fasikulata dan
retikularis.

ACTH dari hipofisis anterior bersifat tropik bagi zona fasikulata dan retikularis, sehingga ACTH dapat
merangsang pertumbuhan dan sekresi kedua lapisan dalam korteks ini. Jika kadar ACTH berkurang,
maka lapisan ini akan mengerut dan sekresi kortisol akan menurun drastis. Sekresi kortisol oleh korteks
adrenal diatur oleh sistem umpan balik negatif yang melibatkan hipotalamus dan hipofisis anterior.
Sistem umpan balik negatif dilakukan oleh kortisol dengan tujuan mempertahankan kadar sekresi
hormon ini relative konstan pada titik normalnya.

Kortisol memiliki beberapa peran dalam tubuh, peran utama dari kortisol sebagai glukokortikoid adalah
berperan besar dalam proses metabolisme glukosa serta metabolisme protein dan lemak melalui
peningkatan proses glukoneogenensis di hati dan berperan dalam proses adaptasi terhadap stress.
Dalam proses glukoneogenensis ini, terjadi peningkatan sekresi glukosa di hati dan perubahan
sumbersumber non karbohidrat (yaitu asam amino) menjadi karbohidrat. Kortisol juga menyebabkan
lipolisis sehingga pelepasan asam lemak bebas meningkat dan terjadi deposit lemak sentripetal
(Sherwood, 2014). Fungsi lain dari kortisol adalah mengatur tonus arteriol dan menjaga tekanan darah
(merangsang sekresi angiotensin II), meningkatkan glomerular filtration rate (GFR), ekskresi air, ekskresi
kalium, retensi natrium dan menekan uptake kalsium di tubulus renal dan usus (Aini & Aridiana, 2016).

Gen reseptor glukokortikoid Gen reseptor glukokortikoid (GRL) terletak pada kromosom 5q31 – q32,
bersaiz 4.1 kbp dan mempunyai 9 ekson (Francke and Foellmer,. 1989) (Rajah 1.5). Fungsi gen GRL ini
adalah untuk mengkodkan protein reseptor glukokortikoid. Terdapat dua jenis reseptor glukokortikoid
iaitu reseptor glukokortikoid- dan reseptor glukortikoid-. Variasi reseptor ini terletak pada ekson ke
sembilan gen GRL (Karl et al., 1993).

Variasi tambahan dalam struktur dan fungsi protein dihasilkan dari situs alternatif untuk inisiasi
terjemahan dalam ekson 2 dan modifikasi pasca-translasi dalam bentuk fosforilasi (P), ubiquinasi (Ub),
dan sumoylasi (Sumo).
https://dokumen.tips/documents/referat-biomolekuler-reseptor-glukokortikoid.html

Anda mungkin juga menyukai