Anda di halaman 1dari 12

RUANG LINGKUP HUKUM BISNIS DAN SISTEM HUKUM BISNIS DI

INDONESIA
Rifky Mahardika
Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Banten, Indonesia

e-mail : rifkymahardika12@gmail.com

Abstrak
Untuk dapat membentuk dan menegakkan hukum bisnis yang baik, perlu adanya kesadaran
moral dan etika dalam kegiatan bisnis yang sehat. Pemerintah Indonesia telah bekerjasama
dengan organisasi bisnis maupun organisasi masyarakat untuk berusaha memegang peranan
penting dalam menciptakan kondisi ekonomi dan bisnis yang sehat dan kuat.
Pelaku yang ada dalam bisnis tersebut dalam menjalankan praktek bisnis harus berlaku sesuai
martaat manusia, kejujuran, dan kepercayaan. Hal tersebut merupakan tuntutan bisnis yang
mutlak pada era globalisasi.
Kata Kunci: Membangun, Penegakkan, Hukum Bisnis

Abstract
To be able to establish and enforce good business law, it is necessary to have moral and
ethical awareness in healthy business activities. The Government of Indonesia has
collaborated with business organizations and community organizations to try to play an
important role in creating healthy and strong economic and business conditions.
The actors in the business in carrying out business practices must act according to human
dignity, honesty, and trust. This is an absolute business demand in the era of globalization.
Keywords: Building, Enforcement, Business Law

Pendahuluan antara negara khususnya dalam bidang


perdagangan dan investasi akan semakin
Perkembangan perekonomian suatu ketat. Hal ini menunjukkan bahwa
negara tidak akan terlepas dari perubahan Indonesia perlu melakukan tindakan-
keadaan perekonomian dunia. Dampak tindakan penyesuaian dan perbaikan,
yang terjadi dari perubahan tersebut dengan cara meningkatkan efisiensi,
sangatlah bervariasi tergantung pada produktivitas, sarana hukum bisnis
tingkat keterbukaan, struktur, dan profesionalisme, maupun pengembangan
kesadaran dari suatu perekonomian. ekonomi melalui penetrasi pasar yang
Indonesia menggunakan sistem lebih aktif dan luas.
ekonomi campuran, bisa juga disebut Barang-barang yang dianggap
dengan sistem ekonomi pancasila. Maka, sangat penting bagi eksistensi negara dan
secara normatif pancasila dan UUD 1945 dibutuhkan oleh banyak orang dan tidak
adalah landasan idiil sistem perekonomian boleh diserahkan kepada pihak swasta.
di Indonesia. Dasar politik perekonomian Negara dapat membuat kebijakan,
ini diatur dalam UUD 1945 pasal 33. mengurus, mengatur, mengelola, dan
Dalam sistem ekonomi yang mengawasi produksi strategis tersebut.
mengarah pada globalisasi, persaingan Jika kekayaan yang ada di Indonesia

1
dibiarkan begitu saja dan jatuh kepada Pada dasarnya, di dalam hubungan
pihak yang salah, maka kemakmuran ini masyarakat cukup peka dan tanggap
masyarakat negara ini dalam terhadap berbagai hal yang memang
memanfaatkan kekayaan tersebut sulit dianggap menyimpang, menjurus kepada
terwujud. praktek-praktek bisnis yang tidak wajar
Proses globalisasi dan dan tidak etis tersebut. sikap tersebut
perkembangan ekonomi yang terus menunjukkan bahwa masyarakat
berjalan telah membawa pengaruh yang sebenarnya mengaharapkan bisnis yang
banyak, baik pengaruh yang bersifat positif semakin maju, namun tetap mematuhi
maupun negatif terhadap kehidupan hukum dan norma-norma lainnya yang
ekonomi masyarakat dan segala berlaku dalam kegiatan bisnis dengan
implikasinya. Dalam hubungan ini, pada memperhatikan kepentingan dan
dunia bisnis atau perdagangan yang sehat kesejahteraan semua pihak yang terlibat.
dan kuat, diharapkan dapat mencegah Pada dasarnya, masyarakat beranggapan
semua pengaruh yang bersifat negatif dan bahwa basis kegiatan bisnis adalah etika
memanfaatkan peluang yang timbul dari bisnis yang didalamnya menyangkut
perkembangan yang sangat dinamis. masalah moral yang diwujudkan dalam
perbuatan yang manusiawi, bertanggung
Masyarakat Ekonomi ASEAN
jawab, jujur, dan etis.1 Hal-hal inilah yang
(MEA) selalu melihat proritas
sebenarnya dituntut dalam setiap kegiatan
pembangunan pada bidang ekonomi, maka
bisnis.
para pelaku bisnis telah menjadi ujung
tombak dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan ekonomi di bidang bisnis Pengertian dan Ruang Lingkup
khususnya di Indonesia. Pemerintah telah
Hukum Bisnis
menciptakan iklim ekonomi yang
mendorong pertumbuhan ekonomi yang Menurut Plato, Hukum adalah
tinggi. seperangkat peraturan-peraturan yang
tersusun dengan baik dan teratur, yang
Perkembangan dunia bisnis di
dimana sifatnya mengikat, baik terhadap
Indonesia mengutamakan kualitas,
hakim maupun terhadap masyarakat.
hubungan-hubungan istimewa, koneksi,
kolusi, nepotisme, tidak akan bertahan Bisnis merupakan salah satu
lama dan menyebabkan kebangkrutan pada aktivitas usaha yang utama dalam
dunia bisnis itu sendiri, sehingga menunjang perkembangan ekonomi. Kata
membawa kerugian bagi masyarakat, ‘bisnis’ diambil dari bahasa inggris
bangsa, dan negara. ‘bussines’.2 Dari kata dasar yaitu ‘busy’
yang berarti sibuk, sibuk disini dalam
Hal diatas terbukti pada saat
artian mengerjakan aktivitas dan pekerjaan
diadakannya kebijakan uang ketat (time
yang mendatangkan keuntungan.
money policy), sehingga membuat
perusahaan-perusahaan kolaps (jatuh), Istilah ‘hukum bisnis’ (Business
kredit menjadi macet, dan bank-bank pun Law) merupakan istilah yang sudah sangat
bermasalah. Kemudian akibat krisis popular dan sering sekali dipakai, bukan di
moneter yang berkepanjangan dan meluas dalam dunia hukum yang bersifat nasional
menjadi krisis ekonomi, politik, hukum saja istilah ini dipakai, akan tetapi di
dan moral, sehingga membawa pengaruh
terhadap dunia usaha. Dunia usaha 1
Arus Akbar Silondae, Wirawan B. Ilyas, 2011,
semakin terpuruk bahkan mengalami Pokok-Pokok Hukum Bisnis, Salemba Empat,
kebangkrutan. Jakarta, hal.8
2
Ibrahim Jones dan Sewu Lindawaty, Hukum Bisnis
Dalam Persepsi Manusia Modern,(Bandung:PT
Refika Aditama, 2007), hal. 25

2
kalangan internasional pun istilah ini Secara konvensional, dalam dunia
sering dipakai. Istilah ini dipakai dalam ilmu hukum khususnya yang berkenaan
praktek bisnis, akan tetapi di dalam dengan masalah bisnis yang banyak
akademisi pun dipakai juga. Dari istilah dibicarakan orang hanyalah ‘hukum
hukum bisnis tersebut, dapat dijelaskan dagang’ semata-mata. Istilah ‘Hukum
bahwa hukum bisnis itu tidak lain Dagang’ disebut juga dengan ‘Hukum
merupakan hukum yang berkenaan dengan Perniagaan’ (Comercial Law) dan ada juga
‘Bisnis’. Istilah ‘bisnis’ secara umum yang menyebutnya dengan sebutan ‘Trade
dapat dikatakan dengan suatu kegiatan Law’.5 Istilah Hukum Dagang yang
dagang. Industri, ataupun keuangan. dimaksud biasanya mengacu pada
Semua kegiatan tersebut dapat ketentuan-ketentuan yang ada dalam Kitab
dihubungkan dengan produksi atau Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
pertukaran barang atau jasa, serta urusan- yang mengacu kepada ketentuan-ketentuan
urusan keuangan yang terlibat dalam tertentu yang tersebar dimana-mana dan
kegiatan bisnis.3 Bisnis dapat pula menyangkut dengan adanya perdagangan
diartikan sebagai perusahaan komersial, tetapi tidak diatur dalam KUHD, misalnya
profesi, atau perdagangan yang didirikan ketentuan tentang pasar modal,penanaman
dengan tujuan untuk memperoleh modal, jual beli komersial, HKI (Hak
keuntungan.4 Kekayaan Intelektual), Kepailitan,
Hukum bisnis adalah perangkat perdagangan Internasional dan lain
hukum yang mengatur suatu tata cara dan sebagainya. Karena itu, kesemua bidang
pelaksanaan suatu urusan atau suatu tersebut tidak dapat terjangkau dengan
kegiatan perdagangan, industri, ataupun istilah ‘Hukum Dagang’ tetapi dapat
tentang kegiatan keuangan yang dijangkau dengan istilah ‘Hukum Bisnis’.
berhubungan dengan kegiatan pertukaran Dengan terbentuknya Undang-
barang dan jasa, kegiatan produksi maupun Undang tentang kepailitan, Undang-
suatu kegiatan yang menempatkan uang Undang tentang HKI (Hak Kekayaan
yang dilakukan oleh para penguasa pada Intelektual) dan peraturan lain di bidang
suatu usaha yang dimana para pelaku bisnis diharapkan pula dapat memberikan
bisnis sudah mempertimbangkan segala jaminan kepastian hukum terhadap setiap
sesuatu yang beresiko yang mungkin pelaku ekonomi dan bisnis, konsumen,
terjadi. karyawan, masyarakat luas serta dapat
Hukum bisnis juga diartikan menggiurkan iklim usaha, sehingga
sebagai suatu perangkat kaidah hukum semakin banyak orang terdorong untuk
yang mengatur tentang tata cara ikut terjun dalam kegiatan produktif yang
pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, menunjang pemerataan pertumbuhan
industri, atau keuangan yang dihubungkan ekonomi dan stabilitas nasional.
dengan produksi atau pertukaran barang Dalam era persaingan pasar bebas
atau jasa dengan menempatkan uang dari tidak ada tempat bagi pemerintah dan
pre-entrepreneur dalam resiko tertentu pelaku bisnis untuk tidak mematuhi dan
dengan usaha tertentu dengan motif hanya menegakkan aturan-aturan hukum bisnis
untuk mendapatkan keuntungan tertentu. dan etika bisnis. Hal ini merupakan syarat
mutlak yang tidak bisa di tawar-tawar lagi.
Oleh karena itu, pemerintah diharapkan
3
mampu untuk menegakkan hukum bisnis
Abdurrahman, A., 1991, Ensiklopedia Ekonomi,
Keuangan, Perdagangan, Pradnya Paramita,
Jakarta, hal.150
4 5
Mayana, Ranti Fauza, 2004, Perlindungan Desain Arus Akbar Silondae, Wirawan B. Ilyas, 2011,
Industri di Indonesia dalam Era Perdagangan Pokok-Pokok Hukum Bisnis, Salemba Empat,
Bebas, Grasindo, Jakarta, hal.52 Jakarta, hal.12

3
sesuai sengan prinsip-prinsip dan sistem PH. Collin, dalam Law Dictionary
demokrasi ekonomi Pancasila. memberikan definisi ‘franchise’ sebagai,
Ruang lingkup hukum bisnis, Lincense to trade using and paying a
mencakup; 1) Kontrak bisnis; 2) Bentuk royalty for it dan ‘Franchising’ sebagai act
badan usaha (PT, CV, Firma); 3) Pasar of selling a license to trade as a
modal dan perusahaan go public; 4) Franchisee (Gunawan, 2002). Definisi
Kegiatan jual beli oleh perusahaan; 5) tersebut menekankan pada pentingnya
Investasi atau penanaman modal. peran nama dagang dalam pemberian
waralaba dengan imbalan royalti.
Dalam hukum bisnis, ekstensi dan
perubahan hukum cukup tinggi, karena Dengan pemberian royalti berarti
bisnis sendiri berkembang dengan cukup ada pemberian lisensi yang merupakan
pesat. Bahkan sedemikian pesatnya, suatu bentuk hak untuk melakukan satu
sehingga menyebabkan hukum bisnis atau serangkaian tindakan atau perbuatan
sering kali tertinggal dari kepentingan yang diberikan oleh mereka yang
masyarakat, sehingga perlu untuk merubah berwenang dalam bentuk izin. Tanpa
kebijakan atau perundang-undangan yang adanya izin tersebut, maka tindakan atau
ada. perbuatan tersebut merupakan tindakan
atau perbuatan yang terlarang, yang tidak
Dari pengertian dan ruang lingkup
sah yang merupakan perbuatan melawan
hukum bisnis bahwa di Indonesia hukum
hukum. (Gunawan, 2001).
bisnis itu meliputi sub-sistem hukum yang
terdiri dari;6 1) Hukum perusahaan (PT, Waralaba (Franchise) ternyata juga
CV, Firma, Koperasi); 2) Organisasi mengandung unsur-unsur sebagaimana
Masyarakat Usaha (Kadin dan anggota- yang diberikan kepada lisensi hanya saja
anggotanya); 3) Hukum Perbankan; 4) lebih menekankan kepada pemberian hak
Hukum Ekspor-Impor; 5) Hukum Pajak; 6) untuk menjual produk berupa barang-
Hukum Keuangan dan Accounting; 7) barang atau jasa dengan memanfaatkan
Hukum Ketenagakerjaan; 8) Hukum merek dagang Franchisor (pemberi
Dagang Internasional; 9) Real Estate waralaba) dengan kewajiban kepada
(property); 10) Hukum Penanaman Modal; Frinchisee (penerima waralaba) untuk
11) Hukum kontrak Nasional dan mengikuti metode dan tata cara atau
Internasional; 12) Hak Milik Intelektual prosedur yang telah ditetapkan.
(Hak Cipta, Merek dan Paten); 13) Waralaba (Franchise) pada
Asuransi; 14) Makelar, Komisioner, Agen, dasarnya adalah sebuah perjanjian
Distributor; 15) Surat-surat berharga; 16) mengenai metode pendistribusian barang
Hukum Pengangkutan (Darat, Laut dan dan jasa kepada konsumen. Dalam hal ini
Udara); 17) Hukum Perindustrian; 18) franchisor memberikan lisensi kepada
Hukum Lingkungan; 19) Hukum franchisee untuk melakukan kegiatan
Kepailitan; 20) Pasar Modal, Jont Venture, pendistribusian barang dan jasa di bawah
Leasing, Modal Ventura. nama dan identitas franchisor dalam
wilayah tertentu, dimana usaha tersebut
dijalankan sesuai dengan prosedur dan
Waralaba (Franchise) di cara yang ditetapkan franchisor dan
Indonesia franchisor memberikan bantuan
Waralaba (Franchise) berasal dari (assistance) terhadap franchisee. Sebagai
bahasa Perancis, yaitu ‘franchir’ yang imbalannya francisee membayar sejumlah
mempunyai arti memberi kebebasan uang berupa innitial fee dan royalti.
kepada para pihak (Salim, 2003). (Suharnoko, 2004).
Jenis usaha Waralaba (Franchise)
6
Dr. Munir Fuady, 1996, Hukum Bisnis dalam Teori lahir di Amerika Serikat ketika perusahaan
dan Praktek, Citra Aditya Bhakti, Bandung. h. 3

4
mesin jahit Singer mulai memperkenalkan imbalan atau jasa; dan 5) adanya
konsep Waralaba (Franchisee) sebagai persyaratan dan penjualan barang.
suatu cara mengembangkan distribusi Selanjutnya, pengertian Waralaba
produknya. Demikian pula dengan (Franchisee) dari aspek bisnis
perusahaan-perusahaan bir yang sebagaimana dikemukakan oleh Bryce
memberikan lisensi kepada perusahaan Webster adalah salah satu metode produksi
kecil sebagai upaya mendistribusikan dan distribusi barang dan jasa kepada
produk mereka. (Suharnoko, 2004) konsumen dengan suatu standar dan sistem
Di Indonesia bentuk usaha bisnis eksploitasi tertentu. Pengertian standar dan
ini juga berkembang dengan pesat, dimana eksploitasi tersebut meliputi kesamaan dan
bentuk usaha franchisee ini banyak penggunaan nama perusahaan, merek,
digunakan dalam usaha fast food sistem produksi, tata cara pengemasan dan
restaurant seperti Kentucky Fried penggunaan nama pengedarnya (Ridwan,
Chicken, Pizza Hut, Mc Donald, Hotel dan 1992).
jasa penyewaan mobil. Bentuk ini juga Definisi Waralaba (Franchisee) ini
digunakan oleh bisnis lokal di Indonesia ada kesamaan dengan definisi yang
seperti Es Teller 77. tercantum dalam kamus Black’s Law
Dengan perkembangan yang pesat Dictionnary yaitu Lisensi atau izin dari
tersebut, maka untuk memberikan pemilik suatu merek atau nama dagang
perlindungan dan kepastian hukum, kepada pihak lain untuk menjual produk
Pemerintah mengeluarkan Peraturan atau jasa di bawah merek atau nama
Pemerintah Republik Indonesia No. 16 dagangannya. Dari definisi menurut aspek
tahun 1997 tentang Waralaba dan bisnis tersebut, dapat diperoleh unsur-
Keputusan Menteri Perindustrian dan unsur franchisee sebagai berikut; 1)
Perdagangan Republik Indonesia No. metode produksinya; 2) adanya izin dari
259/MPP/KEP/7/1997 tentang Ketentuan pemilik, yaitu franchisor kepada
dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran franchisee; 3) adanya suatu merek atau
Waralaba. Keduanya diubah dengan nama dagang; 4) untuk menjual produk
Peraturan No. 42 Tahun Tahun 2007 barang atau jasa; 5) di bawah merek atau
tentang Waralaba dan Peraturan Menteri dagang dari franchisee.
Perdagangan RI No. 12/M- Brayce Webster mengemukakan
DAG/PER/3/2006 Tentang Ketentuan dan ada tiga bentuk dari Waralaba (Franchise),
Tata Cara Penerbitan Surat Tanda yaitu :
Pendaftaran Usaha Waralaba. Perangkat
1. Product Franchising
hukum tersebut telah memberikan definisi
Product franchising adalah suatu
tersendiri mengenai waralaba. franchisee, yang franchisor-nya
Melihat perkembangan bisnis yang memberikan lisensi kepada franchisee
ada di Indonesia terhadap usaha Waralaba untuk menjual barang hasil
(Franchisee), maka diperlukan adanya produksinya. Franchisee berfungsi
kepastian hukum dan perlindungan hukum sebagai distributor produk franchisor.
bagi pelaku usaha terutama bagi franchisee Sering kali terjadi franchisee diberi hak
terhadap tindakan franchisor yang eksklusif untuk memasarkan produk
merugikan franchisee. tersebut di suatu wilayah tertentu.
Unsur-unsur yang terdapat dari Misalnya dealer mobil, stasiun pompa
waralaba, meliputi; 1) adanya perikatan; 2) bensin, dll.
adanya hak dan pemanfaatan atau 2. Manufacturing Franchises
penggunaan; 3) adanya objek, yaitu Hak Manufacturing franchisee franchisor
atas Kekayaan Intelektual atau penemuan memberikan know-how dari suatu
baru atau ciri khas usaha; 4) adanya proses produksi. Franchisee

5
memasarkan barang-barang itu dengan penyelesaian perselisihan; h. Tata cara
standar produksi dan merek yang sama pembayaran imbalan; i. Pembinaan,
dengan yang di miliki franchisor. bimbingan dan pelatihan kepada Penerima
Bentuk franchisee semacam ini banyak Waralaba; j. Kepemilikan dan ahli waris.
digunakan dalam produksi dan
distribusi minuman soft drink, seperti
Cocca-Colla dan Pepsi. Bentuk Badan Usaha CV
3. Business Format Franchising (Commanditaire Vennootschap)
Business format franchising adalah CV atau Persekutuan Komanditer
suatu bentuk franchisee yang adalah badan usaha tidak berbadan hukum
franchisee-nya mengoperasikan suatu yang memiliki satu atau lebih sekutu
kegiatan bisnis dengan memakai nama komplementer dan sekutu komanditer.
franchisor. Sebagai imbalan dari Sekutu komplementer sebagai
penggunaan nama franchisor, maka sekutu aktif adalah sekutu yang
franchisee harus mengikuti metode- bertanggungjawab penuh terhadap
metode standar pengoperasian dan eksistensi CV. Hal ini berarti, sekutu
berada dibawah pengawasan franchisor komplementer adalah sekutu yang
dalam hal bahan-bahan yang melaksanakan seluruh kegiatan
digunakan, pilihan tempat usaha, operasional CV. Dengan demikian, apabila
desain tempat usaha, jam penjualan, terjadi kesalahan dan ada tuntutan
persyaratan karyawan, dan lain-lain. pertanggung jawaban, sekutu
Sehingga franchisor memberikan komplementerlah yang bertanggung jawab.
seluruh konsep bisnis yang meliputi
strategi pemasaran, pedoman dan Sedangkan sekutu komanditer
standar pengoperasian usaha dan adalah sekutu pasif yang hanya
bantuan dalam mengoperasikan bertanggungjawab sejauh untuk
franchisee. Sehingga franchisee memberikan modal bagi CV. Sekutu
memiliki identitas yang tidak komanditer tidak bertanggungjawab atas
terpisahkan dari franchisor (David, keberlangsungan dan operasional CV.
1995). Pendirian CV dilakukan dengan
Selain ketiga bentuk diatas, di pembuatan Akta Pendirian di hadapan
Indonesia juga mulai berkembang group Notaris yang kemudian diregistrasi ke
tranding franchise, yang menunjukan pada Kemenkumham untuk mendapatkan
pemberian hak toko grosir maupun sertifikat.
pengecer. Perusahaan menurut Molengraaff
Perjanjian Waralaba (Franchise) adalah keseluruhan perbuatan yang
berbentuk tertulis dalam bahasa Indonesia dilakukan secara terus-menerus, bertindak
yang didalamnya memuat: a. Nama dan keluar untuk memperoleh penghasilan
alamat perusahaan para pihak; b. Nama dengan cara memperdagkan atau
dan jenis Hak Kekayaan Intelektual atau menyerahkan barang atau mengadakan
penemuan atau ciri khas usaha seperti perjanjian perdagangan.7 Polak
sistem manajemen, cara penjualan atau menjelaskan bahwa suatu usaha untuk
penataan atau distribusi yang merupakan dapat dimasukkan dalam pengertian
karakteristik khusus yang dimiliki Objek perusahaan harus mengadakan
Waralaba; c. hak dan kewajiban para pihak pembukuan, yaitu perhitungan mengenai
serta bantuan dan fasilitas yang diberikan. laba dan rugi, sumber hukum dan ruang
kepada Penerima Waralaba; d. Wilayah lingkup dari Hukum Perusahaan ini ada
usaha (zone) Waralaba; e. Jangka waktu didalam Kitab Undang-Undang Hukum
perjanjian; f. Perpanjangan, pengakhiran 7
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan
dan pemutusan perjanjian; g. Cara Indonesia (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002), h. 7

6
Perdata (KUHP) dan Kitab Undang- untuk bentuk perdata khusus, yaitu Firma
Undang Hukum Dagang (KUHD).8 dan CV, dan tetap dianggap sebagai bukan
Jenis perusahaan berdasarkan badan hukum.13 Dengan demikian, dapat
jumlah pemiliknya dapat diklasifikasikan dilihat jelas bahwa CV adalah juga Firma,
menjadi perusahaan perseorangan dan dan Firma adalah juga Maatschap. Pada
perusahaan persekutuan atau kerjasama. suatu Persekutuan Komanditer atau limited
Perusahaan perseorangan didirikan dan partnership, terdapat satu atau beberapa
dimiliki oleh satu orang pengusaha, orang sebagai sekutu komanditer.14 Sekutu
sedangkan beberapa orang pengusaha yang komanditer hanya menyerahkan uang,
bekerja sama dalam satu persekutuan barang atau tenaga kepada CV sebagai
(maatschap, partnership).9 Jenis pemasukan dan mereka tidak turut campur
perusahaan dari status hukumnya dapat tangan dalam pengurusan dan penguasaan
dibedakan atas perusahaan badan hukum dalam persekutuan. Status hukum seorang
dan perusahaan bukan badan hukum. sekutu komanditer dapat disamakan
Perusahaan badan hukum ada yang dengan seorang yang meminjamkan atau
dimiliki oleh pihak swasta seperti menanamkan modal pada suatu perusahaan
Perseroan Terbatas (PT) dan koperasi, dan diharapkan dari penanaman modal itu
serta ada pula yang dimiliki oleh negara adalah hasil keuntungan dari modal yang
seperti Perusahaan Umum.10 Di dalam dipinjamkan atau diinvestasikan tersebut.15
KUHD, terdapat dua golongan bentuk Pada dasarnya, badan usaha
perusahaan atau bentuk badan usaha yaitu berbentuk CV termasuk ke dalam jenis
persekutuan dengan firma dan Persekutuan persekutuan perdata. Oleh karena itu,
Komanditer atau Commanditaire berhentinya operasional badan usaha CV
Vennootschap disingkat CV.11 tidak berbeda jauh dengan persekutuan
CV adalah suatu perusahaan yang perdata, yang diatur dalam Kitab Undang-
didirikan oleh satu atau beberapa orang Undang Hukum Perdata (KUHP) Pasal
secara tanggung menanggung, 1646 sampai 1652. Salah satu pasal dalam
bertanggung jawab secara keseluruhan KUHP, yaitu Pasal 1646 menyatakan,
dengan satu orang atau lebih sebagai setidaknya ada 4 (empat) penyebab sebuah
pelepas uang dan diatur di dalam KUHD.12 CV dinyatakan berakhir, yaitu: 1)
CV juga dijelaskan sebagai persekutuan Lewatnya masa berlaku perjanjian
dengan Firma sebagai suatu Maatschap, persekutuan; 2) Menjadi kehendak dari
sehingga ketentuan di atas berlaku pula sekutu; 3) Musnahnya barang atau
penyelesaian pokok permasalahan
8
Agus Budianto, “PEMBAHARUAN KITAB HUKUM persekutuan; 4) Meninggalnya salah
DAGANG INDONESIAJurnal Ilmu Syari’ah Dan seorang sekutu atau resmi pailit.
Hukum “Asy-Syir’ah” 47, no. 2 (2013): h. 703 Jenis-jenis CV, sebagai berikut:
9
Julius Caesar Transon Simorangkir, Jurnal Ilmu
Hukum, v.9 No 2, 2016.
a. CV Bersaham
10
Rudhi Prasetya, Maatschap, Firma, dan CV jenis ini memiliki ciri khas yaitu
Persekutuan Komanditer (Bandung: Citra Aditya dikeluarkannya saham yang bisa
Bakti, 2002),h. 21. diambil masing-masing oleh sekutu
11
Nindyo Pramono, Perbandingan Perseron komplementer dan komanditer.
Terbatas di Beberapa Negara (Jakarta: Pusat Namun, saham yang dikeluarkan ini
Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum
Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional
13
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I, Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang
2012), h.1. Indonesia: Bentuk-Bentuk Perusahaan (Jakarta:
12
Marhamah Edy Susanto, The Physical Science Djambatan, 1987), h.8
14
Basis, ed. Intergovernmental Panel on Climate Muhammad Ramadhan and Yunial Laily, Jurnal
Change, volume 53 (Cambridge: Cambridge Ilmu Hukum 5, no. 1 (2018)
15
University Press, 2019), h.30 Ibid.

7
tidak bisa diperjual belikan. Pasalnya, yang muncul menjadi tanggung jawab
tidak pernah menjadi hal yang mudah bersama.
untuk menarik kembali modal yang
telah diserahkan, sehingga pengeluaran
saham ini bertujuan untuk mengurangi Hukum Usaha Kecil dan
risiko modal beku. Menengah
b. CV Murni
CV murni merupakan jenis Negara Indonesia, sebagaimana
Persekutuan Komanditer yang paling yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD
sederhana. Pasalnya, dalam strukturnya 1945, bertujuan menciptakan masyarakat
CV ini hanya memiliki seorang sekutu yang adil dan makmur yang harus
komplementer dan beberapa pihak diwujudkan melalui pembangunan
yang berperan sebagai sekutu
nasional yaitu pemerintah Indonesia
komanditer.
c. CV Campuran melindungi segenap bangsa Indonesia dan
CV berbentuk campuran biasanya seluruh tumpah darah Indonesia untuk
terjadi pada badan usaha firma yang memajukan kesejahteraan umum,
sedang membutuhkan suntikan modal. mencerdaskan kehidupan Bangsa, dan
Adapun pihak yang bersedia untuk untuk melaksanakan ketertiban dunia yang
memberikan modal tambahan akan
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
berperan sebagai sekutu komanditer,
sehingga pihak firma yang akan abadi dan keadilan sosial.
mendapatkan tambahan modal akan Rumusan yang terdapat dalam
bertindak sebagai sekutu Pembukaan UUD 1945 tersebut
komplementer. merupakan landasan ideal segala kegiatan
Sebelum mendirikan perusahaan dalam menjalankan kehidupan berbangsa
kita harus mengetahui terlebih dahulu dan bernegara, baik bidang ekonomi,
kelemahan dari cv, berikut kelemahan politik, sosial, maupun budaya, sedangkan
pada CV; 1) Sulitnya menarik kembali UUD 1945 dijadikan landasan
modal atau pemasukan yang telah 16
konstitusionalnya. UUD 1945 disamping
disetorkan; 2) Kemungkinan terjadinya sebagai konstitusi politik, dapat disebut
konflik antar sekutu sangat besar; 3) juga sebagai Konstitusi Ekonomi yaitu
Operasional dan kelancaran aktivitas CV konstitusi yang mengandung ide Negara
berada di tangan sekutu aktif. Artinya, Kesejahteraan yang tumbuh berkembang
kelangsungan perusahaan sangat tidak karena pengaruh sosialisme.17 Wujud
tetap. negara kesejahteraan ini secara khusus
Selain adanya kelemahan, tentu ada tertuang dalam Pasal 33 UUD 1945.
kelebihan yang ada pada CV, berikut Dalam hal menjaga ketertiban
kelebihan pada CV; 1) Mudah dunia sebagai bagian tidak terpisahkan
mendapatkan modal karena lebih
dipercaya oleh pihak perbankan; 2) Lebih 16
Soentandyo Winjosoebroto, Dari Hukum
mudah berkembang karena bisa dikelola
Kolonial ke Hukum Nasional, Dinamika Sosial –
oleh siapa saja, termasuk para profesional Politik Dalam Perkembangan Hukum di Indonesia,
dengan keahlian bisnis yang sangat Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994 hlm. 224.
17
mumpuni; 3) Setiap risiko dan kendala Inosentius Samsul, Perlindungan Konsumen
Kemungkinan Penerapan Tanggung Jawab Mutlak,
Jakarta: Program Pasca Sarjana, Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2004, hlm. 7.

8
dalam pergaulan kehidupan internasional, Indonesia seringkali mengalami
saling menghormati, dan menghargai ketidaksiapan manakala memasuki era
setiap bangsa pun ditegaskan bangsa perdagangan bebas. Kalangan pengusaha
Indonesia. Namun, bagi bangsa Indonesia, garmen mengeluhkan banjirnya produk
semua itu jelas dituntut untuk bersikap luar negeri yang masuk ke pasar domestik
realistis dengan mempertimbangkan efek karena produk impor begitu mudahnya
globalisasi yang berupa kenyataan betapa masuk sehingga mengancam produk dalam
berkuasanya per-adaban ekonomi budaya negeri sendiri, dan menimbulkan
Barat yang berakar pada industrialisasi.18 persaingan perdagangan garmen terhadap
Dan sebagai negara berkembang, produk garmen impor. Untuk itu
Indonesia juga dituntut mampu mencapai diperlukan politik perdagangan yang harus
tiga tahapan sekaligus yakni unifikasi, kuat dalam membela kepentingan industri
industrialisasi, dan kesejahteraan sosial nasional di pasar domestik.
agar dapat dicapai dalam waktu yang Sementara itu, Peraturan Menteri
sama.19 Perdagangan Nomor 56 tahun 2008
Kesejahteraan tercapai apabila tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu,
pemerintah memberikan perlindungan dijelaskan bahwa impor produk tertentu
hukum pada usaha kecil dan menengah yaitu “makanan dan minuman, alas kaki,
(UKM). Perlindungan terhadap pelaku pakaian jadi, mainan anak, dan elektronika
usaha dan produk dalam negeri skala ini hanya dapat dilakukan oleh importir
akan memberi keuntungan ekonomi, terdaftar produk tertentu melalui lima
khususnya industri ekspor Indonesia. pelabuhan laut tertentu dan seluruh
Sebab bagaimanapun kehidupan dan pelabuhan udara internasional.”21 Kelima
perkembangan dunia perdagangan pelabuhan yang jelas ditentukan adalah
membutuhkan perhatian yang pelabuhan Makasar (Sulawesi Selatan),
khusus,terlebih kepada UKM.20 Tanjung Priuk (Jakarta), Tanjung Perak
Perlindungan hukum dari pemerintah bagi (Surabaya, Jawa Timur), Tanjung Mas
UKM dirasakan sangat penting terutama (Semarang, Jawa Tengah), dan Belawan
dalam menjalankan usaha dan (Sumatera Utara).
perdagangannya. Indonesia sebagai negara Salah satu kendala dalam
berpenduduk besar berpotensi ikut melaksanakan pembangunan ekonomi
meramaikan perdagangan pasar dunia, yang terkait dengan perdagangan garmen
khususnya di bidang ekspor dan impor adalah faktor lemahnya daya saing UKM,
produk yang mengandung nilai ekonomi terutama pelaku usaha dalam menghadapi
demi kesejahteraan rakyat. masuknya produk impor ke dalam negeri.
Maka perlu upaya yang keras dan terus-
18
menerus yang menjadikan UKM sebagai
Soetandyo, Op.Cit., hlm. 209.
19
Erman Raja Gukguk, Peranan Hukum di
usaha yang tangguh, bahkan komoditi
Indonesia; Menjaga Persatuan Memulihkan yang dihasilkannya dapat berpeluang
Ekonomi dan memperluas Kesejahteraan Sosial, masuk di pasar dalam maupun luar negeri.
disampaikan dalam rangka Dies Natalis dan
Peringatan Tahun Emas UI (1950 – 2000), Depok:
21
UI, 2000, hlm. 3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 56
20
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang tahun 2008 tentang ketentuan impor produk
UMKM, h. 1-2 tertentu, Jakarta; Kemendag, 2010.

9
Sumber daya manusia (tenaga ahli) Selain itu, kekurangan permodalan
juga merupakan faktor kendala yang perlu usaha merupakan faktor kendala yang
dipikirkan agar dapat bersaing dengan perlu dipertimbangkan dan dicarikan jalan
produk impor dengan diberikan pelatihan- keluarnya oleh pemerintah. Selain masalah
pelatihan khusus oleh pemerintah atau bisa di atas, kenyataan-kenyataan global juga
saja bekerjasama dengan mitra pelaku dapat dijadikan sebagai bahan telaah.
usaha dalam negeri, dengan mengikuti, Globalisasi ekonomi telah menyentuh
mempelajari secara jeli dengan semua masyarakat, maka agar mampu tampil
aspek strategisnya terhadap semua aspek menjadi negara yang maju dalam industri
globalnya yang baik untuk menunjang yang mampu bersaing harus memiliki (1)
ataupun menghambat bagi pencapaian kemampuan managerial yang baik; (2)
tujuan pembangunan perekonomian mekanisme permodalan yang menunjang;
nasional, sedangkan Usaha Kecil dan dan (3) penguasaan atas ilmu pengetahuan
Menengah juga mempunyai kelemahan dan teknologi.
yang biasanya terjadi pada pengelolaan Pelaku UKM harus berupaya
administrasi dan manajemen yang belum memiliki ketiga faktor tersebut.
tertata dengan baik sehingga muncul Kemampuan manajerial yang berkualitas
berbagai mitos yang tidak sebagai unggulan daya saing tidaklah
22
menguntungkan. cukup kalau tidak ditunjang dengan
Faktor yang paling menonjol permodalan dari lembaga keuangan
adalah faktor permodalan meskipun pemerintah maupun swasta. Modal ini
permodalan bukan merupakan satu- sebagai modal kerja yang nantinya akan
satunya faktor yang paling menentukan digunakan untuk membeli atau membuat
pertumbuhan usaha kecil dan menengah.23 produk yang diperdagangkanan.25 Hal lain
Berdasarkan data dari Badan Pusat adalah pengembangaan UKM yang
Statistik (BPS), UKM memiliki beberapa berbasis teknologi akan berperan penting
kelemahan dan permasalahan mendasar,24 dalam mendorong menghasilkan berbagai
yaitu: a) Kurangnya permodalan; b) produk dan pelayanan baru. Bantuan
Kesulitan dalam pemasaran; c) Persaingan teknologi akan mempercepat inovasi
usaha yang ketat; d) Kesulitan bahan baku; produksi menjadi produk-produk baru
e) Kurang teknis produksi dan keahlian; f) yang yang diminati konsumen.26
Kurangnya keterampilan managerial serta Untuk memperkuat UKM,
rendahnya mutu SDM, dan g) Kurangnya pemerintah telah merencanakan program
pengetahuan dalam masalah manajemen, yang dimuat dalam Rencana Pembangunan
termasuk dalam keuangan dan akutansi. Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun
2005 sampai dengan tahun 2025, yaitu
“Melakukan restrukturisasi kredit,
22
Muchtar A.F., Panduan Praktis Strategi
memperkuat struktur permodalan,
Memenangkan Persaingan Usaha Dengan menyalurkan peminjaman kredit yang
Menyusun Bisnis Plan, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Kompas Gramedia, 2010, hlm. 5.
23 25
Oskar Raja, Ferdy Jala, Vincent D’rol, Kiat Sukses Oskar, Ferdy Jala, Mendirikan dan Mengelola
Mendirikan dan Mengelola UMKM, Jakarta: L UMKM, Jakarta: L Pres. 2010, hlm. 127
26
Press, 2010, hlm.10. Zuhal, Knowledge and Inovation, Jakarta:
24
Ibid Gramedia Pustaka Utama, 2010, hlm. 83.

10
berjangka waktu relatif pendek, sehingga jangka panjang bisa di capai jika
kondisi yang stabil memberikan diimbangi dengan kesanggupan
kesempatan kepada dunia usaha. Juga pemerintah dalam upaya membuka iklim
rendahnya produktifitas SDM, serta usaha yang kondusif.28 Pemerintah harus
rendahnya penguasaan dan penerapan segera mengambil kebijakan yang cepat
teknologi di dalam proses produksi, dan tepat agar memperkuat daya saing
sehingga mengganggu kinerja dan guna menaikkan posisi tawar produk lokal
ketahanan perkonomian nasional.”27 ketika rezim pasar bebas semakin menguat
Dalam upaya melindungi UKM dengan terealisasinya perdagangan bebas
pemerintah telah menyusun serangkaian ASEAN yang tidak bisa terelakan.29
peraturan perundang-undangan yang Perlu dipikirkan langkah-langkah
memberikan penjaminan kredit bagi UKM. komprehensif untuk meningkatkan daya
Tujuannya, memacu pertumbuhan sektor saing UKM dalam perdagangan garmen
riil yang berdampak terbukanya atau manufaktur Indonesia, sehingga
penyediaan lapangan kerja, mengurangi pelaku usaha perlu menentukan strategi
pengangguran, dan kemiskinan. Nasroen untuk menurunkan biaya produksi,
Yasabari, Direktur Penjaminan Kredit memperbaiki mutu barang dan mencari
Perum Sarana Pembangunan Usaha, jaringan pemasaran, tetapi jika terdapat
menyatakan bahwa para pengambil kegagalan pasar dibeberapa bidang
keputusan di Indonesia dapat mengadopsi tertentu, maka dukungan pemerintah bagi
praktek penjamin kredit di negara lain pelaku usaha juga penting dalam proses
guna memicu program pengentasan untuk mencapai daya saing.30
kemiskinan dan pengangguran. Kebijakan pemerintah merupakan
Penjaminan kredit ini juga diatur didalam faktor pokok yang akan menentukan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 stabilitas makro ekonomi dan lingkungan
Tentang Usaha Mikro Kecil dan pasar yang kompetitif. Tentu saja, semua
Menengah sehingga pinjaman untuk itu diperkuat juga oleh dukungan SDM
permodalan bagi UKM dapat mendorong yang terampil, akses ke teknologi tinggi
penyerapan tenaga kerja, sekaligus pelaku dan jasa-jasa pendukung teknologi yang
usaha dipacu untuk berkreativitas mencari akan membantu memperbaiki dunia usaha
peluang pasar. Pemerintah pun bertugas UKM. Kebijakan pemerintah dalam sektor
mengakselarasikan peningkatan daya saing finansial juga dapat menentukan untuk
sektor usaha untuk memperbaiki akses membiayai industri.
bahan baku dan akses modal, perlu Beberapa permasalahan yang
mendapat perhatian pemerintah. terdapat pada UKM memang dicarikan
Pemerintah sangat berkepentingan jalan keluar, misalnya adanya beberapa
dalam membina keberhasilan para pelaku peraturan perundang-undangan yang
usaha. Namun demikian, potensi menjadi landasan hukum yang mengatur
pertumbuhan sebagai acuan skala makro
28
UU Nomor. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro
27
Undang – Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Kecil dan Menengah
29
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) Muchtar AF, Op. Cit., hlm. 7
30
Tahun 2005 – 2025, pada Bab II Kondisi Umum, 8 Lall, Sanjoy and John Weiss, Industrial
Ekonomi dan IPTEK, Jakarta; CV Novindo nasional Competetiveness the Challage for Pakistan,
Pustaka Mandiri, 2007, hlm. 28. Pakistan: ADB Institute Policy, 2003, hlm.4.

11
perjanjian kerjasama UKM dengan mitra DAFTAR PUSTAKA
usahanya agar memberikan keuntungan Alam. 2016. Ekonomi untuk SMA dan MA
yang memadai bagi UKM.31 Permasalahan Kelas X. Jakarta: Erlangga.
lain yaitu kebijakan lembaga peminjaman
Fuady, Munir. 1996. Hukum Bisnis dalam
permodalan sebagai instrumen kebijakan
Teori dan Praktek. Bandung: Citra Aditya
uang tetap, baik ditujukan untuk menahan
Bhakti.
inflasi maupun untuk menahan kurs valuta
asing agar tidak naik terus.32 Selain itu Mayana, Ranti Fauza. 2004. Perlindungan
masih banyak terlihat proses birokrasi Desain Industri di Indonesia dalam Era
yang berbelit-belit baik di pusat maupun di Perdagangan Bebas. Jakarta: Grasindo.
daerah.33 Waktu dan energi para pelaku Silondae, Arus Akbar. 2011. Pokok-pokok
usaha hilang percuma hanya untuk Hukum Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
melayani birokrasi yang tidak efisien ini. Abdurrahman, A. 1991. Ensiklopedia
Ekonomi Keuangan, Perdagangan.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Jones, Ibrahim. Lindawaty, Sewu. 2007.
Hukum Bisnis dalam Persepsi Manusia
Modern. Bandung: PT Refika Aditama.
Black’s Law Dictionnary. 1979
Widjadja, Gunawan. Seri Hukum Bisnis:
Lisensi. Jakarta: Rajawali Pers.

31
Pasal 25, UU No. 20 tahun 2008 Tentang UMKM,
Pasal 25
32
Suparmoko, Ekonomi Publik, Untuk Keuangan
dan Pembangunan Daerah, Edisi Pertama,
Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002, hlm. 196.
33
Didik J. Rachbini, Ekonomi Politik, Kebijakan dan
Strategi Pembangunan, Jakarta: Granit, 2004, hlm.
111

12

Anda mungkin juga menyukai