Anda di halaman 1dari 50

KARYA TULIS ILMIAH

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTEPARTUM


NY ” …. ” GESTASI .... MINGGU .... HARI DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIK
DI UPT PUSKESMAS PACCING KAB.BONE

ASTRI NOFIA
BT 1702030

AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA


WATAMPONE
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WarahmatullahiWabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny”D”

Gestasi dengan kekurangan energi kronik pada ibu hamil di UPT Puskesmas

Paccing dan tak lupa kita kirimkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad

SAW, yang telah menunjukkan jalan yang di ridhai Allah SWT.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan, namun berkat

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat

terselesaikan pada waktunya.

Terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini, tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, untuk itu penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada:

1. H. Andi Ahmad Anshary Bachtiar, SE., selaku Ketua Umum Yayasan

Makassar Indonesia yang menaungi Akademi Kebidanan Batari Toja

Watampone.

2. A. Ulfa Fatmasanti, S.ST., M.keb selaku Direktur Akademi Kebidanan

Batari Toja Watampone yang telah memberikan kesempatan dalam masa

pendidikan selama 3 tahun di kampus Akademi Kebidanan Batari Toja

Watampone.
3. Kartini Abbas., S.ST., M.Kes selaku pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta arahan-arahan yang diberikan

selama proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Para dosen dan staf Akademi Kebidanan Batari Toja Watampone yang

telah mendidik dan memberi arahan selama masa perkuliahan.

5. Teman-teman Angkatan XI tanpa terkecuali yang telah memberikan

banyak motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini.

6. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih dan semoga Allah SWT

memberikan pahala yang setimpal atas bantuan dan jasa-jasanya sehingga Karya

Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bermanfaat bagi

pengembangan ilmu kebidanan. Amin

Wassalamu Alaikum WarahmatullahiWabarakatu

Watampone, April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................................

C. Tujuan........................................................................................................

1. Tujuan Umum......................................................................................

2. Tujuan Khusus.....................................................................................

D. Ruang Lingkup..........................................................................................

E. Manfaat......................................................................................................

F. Metode Memperoleh Data.........................................................................

G. Sistematika Penulisan................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan........................................................

1. Pengertian kehamilan..........................................................................

2. Tanda-tanda kehamilan.......................................................................

3. Perubahan anatomi pada ibu hamil......................................................

4. Tanda-tanda bahaya kehamilan...........................................................

5. Perubahan psikologi pada kehamilan..................................................

B. Tinjauan Umum Tentang Kekurangan Energi Kronik (KEK)..................


1. Definisi Kekurangan Energi Kronik (KEK)........................................

2. Etiologi Kekurangan Energi Kronik (KEK)........................................

3. Patofisiologi Kekurangan Energi Kronik (KEK)................................

4. Bahaya Kekurangan Gizi.....................................................................

5. Pencegahan Kekurangan Energi Kronik (KEK)..................................

6. Penatalaksanaan Kekurangan Energi Kronik (KEK)..........................

C. Tujuan Umum Antenatal Care...................................................................

1. Pengertian Antenatal Care...................................................................

2. Tujuan Antenatal Care.........................................................................

3. Standar Pelayanan Antenatal...............................................................

D. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Asuhan Kebidanan.......................

1. Pengertian Asuhan Kebidanan............................................................

2. Tahapan Asuhan Kebidanan................................................................

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan...............................................

E. Teori Hukum Kewenangan Bidan.............................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kehamilan adalah masa yang sangat penting, keadaan ibu dan

janin terkait satu dengan yang lain. Masa kehamilan merupakan periode yang

sangat menentukan sumber daya manusia di masa depan, karena tumbuh

kembang anak sangat ditentukan oleh kondisinya saat masa janin dalam

kandungan. Keadaan kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat

menentukan terhadap kesehatan ibu hamil, ibu memerlukan kebutuhan gizi

khusus agar kehamilannya sehat. Gizi seimbang dalam masa kehamilan adalah

tercukupinya kebutuhan akan zat-zat gizi semasa kehamilan dan sesuai dengan

kebutuhan pada tiap trimesternya (Mitayani dan Wiwi Sartika, 2013).

Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang

tidak hamil, karena ada janin yang tumbuh didalam rahimnya. Kebutuhan

makanan dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus di tentukan pada mutu

zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Untuk

pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang di salurkan

melalui plasenta. Untuk itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk

dirinya maupun janinnya salah satu masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil

adalah Kekurangan Energi Kronik (KEK) (Chomaria, 2012).


Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan suatu keadaan dimana

status gizi seseorang buruk yang disebabkan karena kurangnya konsumsi

pangan sumber energi yang mengandung zat gizi yakni yang diperlukan

banyak oleh tubuh dan mikronutrien yang diperlukan sedikit oleh tubuh.

Kebutuhan wanita hamil meningkat dari biasanya dan peningkatan jumlah

konsumsi makan perlu ditambah terutama konsumsi pangan sumber energi

untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin (Aminin, 2014).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu masalah yang

terjadi pada masa kehamilan dimana tidak seimbangnya antara asupan dengan

kebutuhan gizi Kekurangan energi kronik (KEK) diketehui melalui

pengukuran lingkar lengan atas (LILA) ibu yang kurang dari 23,5 cm atau

dibagian pita merah LILA. Akibat yang paling khas dari kejadian KEK adalah

bayi berat lahir rendah (BBLR) dibawah 2500 gram (Hamzah, 2017).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevelensi

KEK pada kehamilan secara global 35-75% dimana secara bermakna tinggi

pada trimester ketiga dibandingkan pada trimester pertama dan kedua

kehamilan. WHO juga mencatat 40% kematian ibu di Negara berkembang

berkaitan dengan kekurangan energi kronis. Ibu hamil yang menderita gizi

kurang seperti kekurangan energi kronik mempunyai resiko kesakitan yang

lebih besar oleh karena itu kurang gizi pada ibu hamil harus dihindari

sehingga ibu hamil merupakan kelompok sasaran yang perlu mendapat

perhatian khusus (Manik, 2017).


Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2017 jumlah ibu hamil

resiko Kekurangan Energi Kronik sebanyak 37,36%, pada tahun 2018 ibu

hamil resiko kekurangan energi kronik di Indonesia pada perempuan usia

subur yang hamil sebanyak 17,3%. Sedangkan pada tahun 2017 ibu hamil

resiko Kekurangan Energi Kronik di Sulawesi Selatan sebanyak 40,9%

(Riskesdas, 2018).

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bone menunjukkan bahwa pada

tahun 2017 dari 14.911 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan terdapat 873

(5,85%) ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik. Pada tahun

2018 dari 14.914 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan terdapat 743

(4,98%) ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik, dan pada

tahun 2019 dari 14.752 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan terdapat 1280

(8,68%) ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (Profil Dinkes

Kab.Bone tahun 2017,2018 & 2019).

Berdasarkan data yang diambil di UPT Puskesmas Paccing pada tahun

2017 sebanyak 296 ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 12 (4,0%),

pada tahun 2018 sebanyak 289 ibu hamil yang mengalami KEK 19 (6,5%)

sedangkan di tahun 2019 sebanyak 240 ibu hamil yang mengalami KEK 51

(21,2%). (Data Sekunder UPT Puskesmas Paccing 2019).

Berdasarkan data di atas kasus kejadian Kekurangan Energi Kronik

(KEK) pada ibu hamil dari tahun ketahun masih ada sehingga jika tidak

ditangani dengan baik akan membahayakan ibu dan janin. Maka penulis

bermaksud untuk mengambil kasus dengan judul “Manajemen Asuhan


Kebidanan Antepartum pada Ny”….” Gestasi minggu hari dengan

Kekurangan Energi Kronik di UPT Puskesmas Paccing Kabupaten Bone tahun

2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas maka penulis dapat merumuskan dalam karya

tulis ilmiah ini adalah bagaimana asuhan kebidanan pada Ny”….” Gestasi

minggu hari dengan Kekurangan Energi Kronik di UPT Puskesmas Paccing

Kabupaten Bone tahun 2020.

C. Tujuan Penulis

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Antepartum pada

Ny”….” Gestasi minggu hari dengan Kekurangan Energi Kronik di UPT

Puskesmas Paccing Kabupaten Bone tahun 2020 Tanggal dengan

penerapan asuhan kebidanan sesuai wewenang bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengidentifikasi dan mengumpulkan data dasar pada Ny”….”

Gestasi minggu hari dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di UPT

Puskesmas Paccing Kabupaten Bone.

b. Mampu mengidentifikasi diagnosis/masalah aktual pada Ny”….”

Gestasi minggu hari dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di UPT

Puskesmas Paccing Kabupaten Bone.


c. Mampu mengidentifikasi diagnosis/masalah potensial pada Ny”….”

Gestasi minggu hari dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di UPT

Puskesmas Paccing Kabupaten Bone.

d. Mampu melakukan tindakan segera/kolaborasi pada Ny”….” Gestasi

minggu hari dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di UPT

Puskesmas Paccing Kabupaten Bone.

e. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny”….”

Gestasi minggu hari dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di UPT

Puskesmas Paccing Kabupaten Bone.

f. Mengimplementasi asuhan kebidanan pada Ny”….” Gestasi minggu

hari dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di UPT Puskesmas

Paccing Kabupaten Bone.

g. Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada Ny”….” Gestasi

minggu hari dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di UPT

Puskesmas Paccing Kabupaten Bone.

h. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada Ny”….”

Gestasi minggu hari dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di UPT

Puskesmas Paccing Kabupaten Bone.


D. Ruang Lingkup

1. Sasaran penelitian

Sasaran asuhan kebidanan pada penelitian ini adalah ibu hamil dengan

Kekurangan Energi Kronik (KEK) di UPT Puskesmas Paccing Kabupaten

Bone.

2. Tempat penelitian

Pemilihan tempat penelitian yaitu UPT Puskesmas Paccing Kabupaten

Bone.

3. Waktu penelitian

Waktu penelitian dimulai pada saat bulan Mei sampai dengan bulan Juni.

E. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Sebagai salah satu persyaratan utama dalam menyelesaikan ujian akhir

jenjang pendidikan diploma III Kebidanan Batari Toja Watampone dan

sebagai acuan atau panduan bagi institusi jurusan kebidanan untuk

penulisan KTI selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi Institusi

Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tujuan akhir

jenjang pendidikan Diploma III Kebidanan Batari Toja Watampone

dan sebagai bahan acuan atau pedoman bagi institusi jurusan

kebidanan untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) selanjutnya.


b. Manfaat bagi Bidan

Agar bidan dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam

pelaksanaan asuhan kebidanan khususnya antepartum dengan masalah

Kekurangan Energi Kronik.

c. Manfaat bagi tempat pengambilan Kasus

Dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada ibu dalam penerapan

manajemen asuhan kebidanan dengan khususnya ibu hamil dengan

Kekurangan Energi Kronik dan sebagai bahan masukan dan informasi

bagi bidan di UPT Puskesmas Paccing.

d. Manfaat bagi Masyarakat

Agar masyarakat bisa menambah pengetahuan khususnya pada ibu

hamil tentang Kekurangan Energi Kronik.

F. Metode Memperoleh Data

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini berdasarkan teori ilmiah

yang dipadukan dengan praktik dan pengalaman penulisan memerlukan data

yang objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisis

dalam memecahkan masalah. Untuk itu penulis menggunakan metode sebagai

berikut :

1. Studi Pustaka
Penulis membaca dan mempelajari buku-buku/literatur-literatur dari

internet yang berkaitan dengan masalah kekurangan energi kronik sebagai

dasar teoritis dan data yang relevan dalam pembahasan karya tulis ini.

2. Studi Kasus

Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan metode pendekatan

pemecahan masalah dalam kebidanan yang meliputi pengkajian,

merumuskan diagnosis/masalah actual dan potensial, melaksanakan

tindakan segera dan kolaborasi, perencanaan, implementasi serta

melaksanakan evaluasi terhadap Asuhan Kebidanan pada Ny”….” dengan

data yang akurat penulis menggunakan tekhnik :

a. Anamnesis

Penulis melakukan Tanya jawab dengan pasien atau keluarga pasien

yang dapat membantu memberikan keterangan informasi yang

dibutuhkan.

b. Observasi

Penulis memperoleh data dengan cara mengamati secara langsung

keadaan pasien.

c. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis untuk menjamin

kelengkapan data yang diperoleh mulai dari kepala sampai kaki (head

to toe) meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan

penunjang seperti pemeriksaan Laboratorium.

3. Diskusi
Penulis mengadakan Tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu bidan

yang menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi dengan dosen

pembimbing karya tulis ilmiah.

G. Sistematika Penulisan

Studi kasus ini terdiri dari 5 BAB dan disusun dengan sistematika

sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulis

D. Ruang Lingkup

E. Manfaar

F. Metode Memperoleh Data

G. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Kehamilan

B. Tinjauan Umum Kekurangan Energi Kronik

C. Tinjauan Umum ANC

D. Tinjauan Umum Manajemen Kebidanan

E. Landasan Hukum

BAB III STUDI KASUS


A. Langkah I : Identifikasi Data Dasar

B. Langkah II : Identifikasi Diagnosis/Masalah Aktual

C. Langkah III : Identifikasi Diagnosis,Masalah Potensial

D. Langkah IV : Tindakan Segera/Kolaborasi

E. Langkah V : Rencana Asuhan Kebidanan

F. Langkah VI : Implementasi

G. Langkah VII : Mengevaluasi Hasil Asuhan

BAB IV PEMBAHASAN

A. Langkah I : Identifikasi Data Dasar

B. Langkah II : Identifikasi Diagnosis/Masalah Aktual

C. Langkah III : Identifikasi Diagnosis,Masalah Potensial

D. Langkah IV : Tindakan Segera/Kolaborasi

E. Langkah V : Rencana Asuhan Kebidanan

F. Langkah VI : Implementasi

G. Langkah VII : Mengevaluasi Hasil Asuhan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola

dengan baik akan memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam

keadaan sehat dan aman. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita

selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh

karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan

intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan

menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti

manfaatnya (Nugroho, 2014).

a. Defenisi Kehamilan

1) Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan

lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan

terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung

dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13

hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28

hingga ke-40) (Prawihardjo, 2014).


2) Kehamilan adalah peristiwa yang didahului bertemunya sel telur

atau ovum dan sel sperma yang akan berlangsung selama kira-kira

10 bulan lunar atau 9 bulan kalender atau 40 minggu atau 280 hari

yang dihitung dari hari pertama periode menstruasi terakhir Last

Menstrual Period (LMP) (Wagiyo dan Putrono, 2016).

b. Tanda-tanda Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu tanda

tidak pasti (presumptive sign), tanda mungkin hamil (probavility sign),

tanda pasti kehamilan (positive sign).

1) Tanda tidak pasti hamil

Disebut juga presumtif sign yaitu perubahan-perubahan fisiologis

maternal yang dapat dikenali dari pengakuan atau yang dirasakan

oleh wanita hamil. Yang termasuk presumtif sign kehamilan yaitu :

a) Amenorea (berhentinya menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya

pembentukan folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi

tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat dikonfirmasi dengan

memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT) dan digunakan

untuk memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan.

Tetapi amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik

tertentu, tumor pituitari, perubahan dan faktor lingkungan, mal

nutrisi dan biasanya gangguan emosional seperti ketakutan

akan kehamilan.
b) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam

lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang

terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness.

Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila

terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang

disebut dengan hiperemesis gravidarum.

c) Mengidam (menginginkan jenis makanan/minuman tertentu)

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,

keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering

terjadi pada bulan-bulan pertama dan akan menghilang dengan

makin tuanya kehamilan.

d) Synope (pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan

synope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada

pada tempat yang ramai, biasanya akanhilang setelah 16

minggu.

e) Tidak ada selera makan

f) Lelah (fatique)
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan

kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme rate-BMR)

pada kehamilan, yang akan meningkat seiring pertambahan

usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.

g) Payudara tegang

Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada

payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan

sistem alveolar payudara. Bersama somatomamotropin,

hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran payudara,

menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan

pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran

kolostrum.

h) Sering miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat

terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering,

terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus terhadap

kandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini

akan berkurang karena uterus yang membesar keluar dari

rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul karena

janin mulai masuk kerongga panggul dan menekan kembali

kandung kemih.

i) Konstipasi atau obstipasi


Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus

(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

j) Pigmentasi pada kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.

Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang

merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi

tempat-tempat berikut : sekitar pipi (cloasma gravidarum),

sekitar leher, dinding perut : striae gravidarum, striae nigra,

linea alba menjadi lebih hitam (linea nigra).

k) Epulis

Hipertropi papilla gingivae/gusi, sering terjadi pada triwulan

pertama.

l) Varices atau penampakan pembuluh darah vena

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran

pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.

Varices dapat terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis

serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang

setelah persalinan.

2) Tanda mungkin hamil

Yaitu perubahan-perubahan fisiologis dan anatomis di luar semua

tanda presumtif yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan

melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.


Tanda-tanda mungkin sudah timbul pada hamil muda, tetapi

dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga.

Makin banyak tanda-tanda mungkin kita dapati, makin besar

kemungkinan kehamilan.

Yang termasuk tanda mungkin hamil adalah:

a) Pembesaran perut

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

keempat kehamilan. Pembesaran, perubahan bentuk dan

konsistensi rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa

uterus membesar dan makin lama bundar bentuknya.

b) Tanda Piskacek

Uterus tempat nidasi tumbuh lebih cepat, sehingga

pertumbuhan uterus tidak beraturan.

c) Tanda Hegar pelembutan pada isthmus uteri

Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi

lunak. Terutama daerah isthmus uteri, sehingga jika kita

letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada

dinding perut diatas symphyse, maka isthmus ini tidak teraba

seolah-olah uteri sama sekali terpisah dari cerviks yang disebut

sebagai tanda hegar.

d) Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi kebiruan pada vulva-vagina,

termasuk serviks.
e) Tanda Goodell’s

Pelembutan pada serviks dari keadaan tidak hamil seperti

cuping hidung menjadi selembut bibir/daun telinga.

f) Braxton Hicks

Kontraksi-kontraksi kecil sejak kehamilan 6-8 minggu dan

tidak menyakitkan.

g) Teraba Ballotement (pengapungan)

Pada kehamilan 20 minggu secara abdominal dengan satu

ketukan tiba-tiba pada uterus menyebabkan janin tenggelam

dalam cairan amnion dan membali kembali membentur secara

perlahan terhadap jari pemeriksa. Ballotement terjadi karena

perbandingan ukuran janin yang masih kecil dengan volume air

ketuban yang banyak.

h) Reaksi kehamilan positif (planotest)

Pemeriksa ini adalah untuk mendeteksi adanya human

chorionik gonadotropin (hcg) yang diproduksi oleh

sinsiotrofoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini dapat

mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat

dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari

60-70 usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100-130.


3) Tanda pasti kehamilan

a) Gerakan janin

(1) Pada primigravida gerakan janin dirasakan ibu pada usia

kehamilan 18 minggu.

(2) Pada multigravida gerakan janin dirasakan pada usia

kehamilan 16 minggu.

(3) Petugas/pemeriksa dapat meraba gerakan janin pada

kehamilan 20 minggu.

b) Dapat diraba dan dikenal bagian-bagian janin

c) Dapat didengar denyut jantung janin

(1) Dengan stetoskop Laenec pada kehamilan 18-20 minggu.

(2) Dengan Doppler.

(3) Dicatat dengan Feto Electro Cardiogram.

(4) Dilihat dengan USG

d) Terlihat rangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun

USG. (Megasari, 2015)

c. Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

1) Sakit kepala

Sakit kepala yang hebat atau yang menetap timbul pada ibu hamil

mungkin dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.


2) Pusing

Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai

mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.

3) Muntah berlebihan

Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama

pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah

kehamilan berumur 3 bulan. Keadaan ini tidak perlu

dikhawatirkan, kecuali kalau memang cukup berat, hingga tidak

dapat makan dan berat badan menurun terus.

4) Sakit perut hebat

Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan

janinnya.

5) Perdarahan

Perdarahan waktu hamil walaupun, hanya sedikit sudah merupakan

tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.

6) Demam

Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan

dari bagian rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu

tanda bahaya pada kehamilan.

7) Batuk lama

Batuk lama lebih dari 2 minggu perlu ada pemeriksaan lanjut dan

dapat dicurigai ibu hamil menderita TB.


8) Berdebar-debar

Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu

masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.

9) Cepat lelah

Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul

rasa lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya

terjadi pada sore hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah.

10) Sesak nafas atau sukar bernafas

Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak

bila bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila

hal ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.

11) Keputihan yang berbau

Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada

ibu hamil.

12) Gerakan janin

Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan

keempat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia

kehamilan ini, gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada

gerakan maka ibu hamil harus waspada.

13) Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,

bicara sendiri, tidak mandi,dsb.

Selama kehamilan, ibu bisa mengalami perubahan perilaku. Hal ini

disebabkan karena perubahan hormonal. Pada kondisi yang


mengganggu kesehatan ibu dan janinnya maka akan dikonsulkan

ke psikiater.

14) Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KTP) selama kehamilan

Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu

hamil seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan selalu mau

berterus terang pada kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan

oleh rasa takut atau belum mampu mengemukakan masalahnya

kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini,

petugas kesehatan diharapkan dapat mengenali korban dan

memberikan dukungan agar mau membuka diri (Fatimah dan

Nuryaningsih, 2017. Hal 21-23).

2. Tinjauan Tentang Gizi Ibu Hamil

a. Defenisi Gizi pada Kehamilan

Menurut Hendrawan Nadesul gizi pada saat kehamilan adalah zat

makanan atau minuman atau menu yang takaran semua zat gizinya

dibutuhkan tubuh ibu hamil setiap hari dan mengandung gizi yang

seimbang, jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan (Mitayani dan

Wiwi Sartika, 2013).

b. Kebutuhan Zat Gizi pada Ibu Hamil

Kebutuhan zat gizi ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Asam folat

Pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan

resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan


anensefalus. Minimal pemberian suplemen asam folat di mulai dari

2 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk

preventif adalah 500 mikrogram atau 0,5-0,8 mg.

2) Energi

Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh

kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.

3) Protein

Pembentukan jaringan baru dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan

protein sebesar 910 gram, dalam 6 bulan terakhir kehamilan

dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.

4) Zat Besi

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin

adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah

dan sintesa darah otot. Minimal ibu hamil mengkonsumsi 90

tablet zat besi selama kehamilan.

5) Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu

hamil adalah sebesar 400 mg sehari.

6) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok yang

beresiko penyakit infeksi menular seksual (IMS).

7) Pemberian yodium pada daerah dengan endemic kretinisme

(Nugroho, 2014).
c. Anjuran Pola Makan Pada Ibu Hamil

1) Hindari makanan yang membahayakan ibu dan janin seperti daging

dan telur mentah, keju lunak, susu yang tidak dipasteriusasi,

alkohol juga kafein.

2) Jangan melaksanakan program diet selama kehamilan.

3) Sebaiknya makan dengan porsi sedikit tapi sering.

4) Minum multivitamin sesuai anjuran dokter.

5) Minum air yang cukup minimal 8 gelas satu hari.

6) Konsumsi makanan yang tinggi serat seperti buah-buahan dan

sayuran (Mitayani dan Wiwi Sartika, 2013).

3. Tinjauan Secara umum Tentang Kekurangan Energi Kronik (KEK)

a. Defenisi KEK

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana ibu

menderita keadaan kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang

berlangsung menahun (kronis) yang menyebabkan timbulnya

gangguan kesehatan pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil

(bumil) (Simbolon, 2018).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu

masalah yang terjadi pada masa kehamilan dimana tidak seimbangnya

antara asupan dengan kebutuhan gizi. Kekurangan energi kronik

(KEK) diketahui melalui pengukuran lingkar lengan atas (LILA) ibu

yang kurang dari 23,5 cm atau dibagian pita merah LILA. Akibat yang
paling khas dari kejadian KEK adalah bayi berat lahir rendah (BBLR)

dibawah 2500 gram (Hamzah, 2017).

Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah

23,5 cm hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan

melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir dengan berat badan lahir

rendah (BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi kurang,

gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak (Adriani

dan Bambang, 2016).

b. Penyebab Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil

Kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil disebabkan 2

faktor penyebab, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung.

1) Faktor penyebab langsung KEK adalah konsumsi gizi yang tidak

cukup dan penyakit.

2) Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan tidak

cukup, pola asuh yang tidak memadai dan kesehatan lingkungan

serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Semua faktor

langsung dan tidak langsung di pengaruhi oleh kurangnya

pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya manusia sebagai

masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan soaial.

c. Pencegahan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil

Upaya untuk mencegah terjadinya ibu hamil Kekurangan Energi

Kronik (KEK) dengan beberapa cara :


1) Mengonsumsi makanan yang cukup secara kuantitas (jumlah

makanan yang di makan) serta kualitas (variasi makanan dan zat

gizi yang sesuai kebutuhan) serta suplementasi zat gizi yang harus

dikonsumsi ibu hamil yaitu tablet tambah darah (berisi zat besi dan

asam folat), kalsium, seng, vitamin A, vitamin D dan iodium.

2) Pengaturan jarak kelahiran, pengobatan penyakit penyerta seperti

kecacingan, malaria, HIV dan TBC.

3) Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu selalu

menggunakan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat,

memberantas jentik seminggu sekali, makan buah dan sayur setiap

hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok dalam

rumah, persalinan oleh tenaga kesehatan, member ASI eksklusif,

menimbang balita setiap bulan merupakan upaya yang harus di

lakukan dalam rangka mencegah terjadinya KEK pada Wanita Usia

Subur (WUS), calon pengantin (Catin) dan ibu hamil.

4) Segera mengatasi masalah kesehatan yang timbul pada WUS,

calon pengantin dan ibu hamil KEK.

5) Mendapatkan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) terpadu (10

T) di pelayanan kesehatan primer (Puskesmas) oleh tenaga

kesehatan. Pelayanan antenatal terkait gizi yang wajib di lakukan

adalah :

a) Penimbangan berat badan

b) Pengukuran tinggi badan


c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

d) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)

e) Penyuluhan dan konseling gizi

d. Dampak Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil berdampak

terhadap kesehatan dan keselamatan ibu, bayi dan proses persalinan.

1) Bagi ibu

Ibu hamil beresiko dan komplikasi terhadap anemia, perdarahan,

berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena

penyakit infeksi bahkan meningkatkan kematian ibu.

2) Bagi janin

Gangguan pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,

abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia

intra partum, lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

3) Bagi anak

Akibat Kekurangan Energi Kronik (KEK) mengganggu tumbuh

kembang anak, yaitu pertumbuhan fisik (stunting), otak dan

metabolisme yang menyebabkan penyakit tidak menular di usia

dewasa.

4) Proses persalinan

Kondisi Kekurangan Energi Kronik (KEK) beresiko menurunkan

kekuatan otot yang membantu proses persalinan sehingga beresiko

terjadinya persalinan sulit dan lama, persalinan prematur/sebelum


waktunya, perdarahan post partum, serta persalinan dengan

tindakan operasi cesar cenderung meningkat.

e. Mengatasi masalah Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Strategi intervensi gizi kepada ibu hamil KEK :

1) Penyediaan makanan

Penyediaan makan diawali dengan perhitungan kebutuhan,

pemberian diet (termasuk komposisi zat gizi, bentuk makanan, dan

frekuensi pemberian dalam sehari).

2) Konseling/edukasi

Konseling gizi dilakukan dengan tujuan membantu ibu hamil

Kekurangan Energi Kronik (KEK) dalam memperbaiki status

gizinya melalui penyediaan makanan yang optimal agar tercapai

berat badan standar.

3) Kolaborasi dan koordinasi dengan tenaga kesehatan dan tenaga

lintas sektor terkait

Jika dalam pelaksanaan intervensi gizi ibu hamil Kekurangan

Energi Kronik (KEK) mengalami kendala untuk melakukan

praktek pemberian makannya, maka tenaga gizi dapat

berkolaborasi dengan masyarakat termasuk Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat (LPM) (Simbolon, 2018).

f. Pelayanan Gizi pada Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah ibu hamil

dengan hasil pemeriksaan antropometri, LILA <23,5 cm dan harus


ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan

termasuk tenaga gizi. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk

sesuai dengan sistem rujukan. Secara umum pelayanan gizi pada ibu

hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) di fasilitas pelayanan

kesehatan dilakukan sesuai dengan karakteristik wilayah

(epidemiologis atau sosial budaya dan kemampuan local). Pelayanan

gizi dapat dilakukan oleh tenaga gizi dan bidan. Pelayanan gizi ibu

hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) oleh tenaga gizi dilakukan

dengan mengikuti tahapan. Proses Asuhan Gizi Terstandar yang

meliputi Pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi dan monitoring

evaluasi.

g. Cara Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

1) Alat ukur yang digunakan adalah pita antropometri/pita LILA

dengan ketelitian 0,1 cm.

2) Pengukuran dilakukan pada lengan atas kiri. Pada wanita kidal,

pengukuran dilakukan pada lengan atas kanan.

3) Posisi siku dibengkokkan dengan sudut 900 Pastikan letak

akromion (bagian tulang yang menonjol dari bahu) dan

olekranon (bagian terbawah tulang lengan atas).

4) Ambil titik tengah antara akromion dan olekranon lalu beri

tanda.

5) Luruskan lengan.
6) Lakukan pengukuran lingkar lengan atas pada titik pertengahan

yang sudah ditandai.

7) Saat pengukuran lengan dalam keadaan bebas.

8) Pita pengukur harus menempel erat pada permukaan kulit,

tetapi tidak ada tekanan.

9) Baca hasil pengukuran dengan ketelitian 0,1 cm.

h. Cara Penimbangan Berat Badan

Dalam menimbang Berat Badan, gunakan timbangan dengan

cirri-ciri berikut :

1) Kuat dan tahan lama.

2) Mempunyai ketelitian sampai 0,1 kg (1001 gram).

3) Sudah dikalibrasi.

4) Tidak menggunakan timbangan pegas.

5) Dapat menimbang sampai 150 kg.

6) Contoh timbangan yang dianjurkan digunakan : timbangan

digital (elektronik), timbangan triple beam balance/detecto.

Penggunaan timbangan kamar mandi (bathroom scale) tidak

direkomendasikan.

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Defenisi Manajemen Kebidanan

Menurut buku tahun IBI, Manajemen kebidanan adalah pendekatan

yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan


masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis

kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Ai yeyeh Rukiyah, Lia

Yulianti, 2011).

Menurut Kepmenkes (2007), Manajemen Kebidanan adalah

pendekatan dan kerangka piker yang digunakan oleh bidan dalam

menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari

pengumpulan data, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Menurut Helen varney (2007), Manajemen Kebidanan merupakan

proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan dengan urutan logis dan perilaku

yang diharapkan dari pemberi asuhan yang berdasarkan ilmiah, penemuan

dan keterampilan dalam tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan

yang berfokus pada klien.

2. Tujuan Utama Asuhan Kebidanan

Menurut Kepmenkes (2007), tujuan utama asuhan kebidanan untuk

menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi angka kesakitan dan kematian).

Asuhan kebidanan berfokus pada : pencegahan, promosi kesehatan yang

bersifat holistik, diberikan dengan cara kreatif dan fleksibel, suportif,

peduli, bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan,

asuhan yang berkesinambungan, sesuai keinginan dan tidak otoriter, serta

menghormati pilihan perempuan.


3. Langkah Manajemen Kebidanan

Proses kebidanan terdiri dari 7 langkah asuhan kebidanan dimulai dengan

pengumpulan data dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan.

Ketujuh terdiri dari dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai

segala situasi apapun. Langkah tersebut sebagai berikut:

a. Langkah I pengumpulan data dasar

Pada langkah pertama dilakukan pengkajian data dasar yang

diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu

riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan. Semua

informasi yang akurat dikumpulkan dari semua sumber yang berkaitan

dengan kondisi klien. Tahap pengkajian diawali dengan pengumpulan

data melalui anamnesis, yang meliputi identitas klien, riwayat keluhan

utama, riwayat obstetrik, riwayat psikologi dan spiritual, riwayat

keluarga berencana dan riwayat pemenuhan kebutuhan dasar.

Pada tahap identifikasi data dasar, penulis tidak menemukan hambatan

karena pada saat pengumpulan data baik pasien maupun keluarga serta

bidan yang ada diruangan tersebut dapat memberikan informasi secara

terbuka sehingga memudahkan untuk memperoleh data-data yang di

inginkan sesuai dengan permasalahan yang diangkat.

b. Langkah II interpretasi data dasar

Langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terdapat diagnosis atau

masalah yaitu kekurangan energi kronik dan kebutuhan klien

berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang telah dikumpulkan.


Data dasar yang dikumpulkan akan diinterpretasikan sehingga

ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik. Dalam tinjauan

asuhan kebidanan setelah diinterpretasikan, data kemudian

dikembangkan kedalam identifikasi data yang spesifik mengenai

masalah dan diagnosis didukung oleh data dasar yang terdiri dari hasil

pemeriksaan fisik yaitu tekanan darah dan data subyektif, serta

pemeriksaan laboratorium.

c. Langkah III identifikasi diagnosis atau masalah potensial

Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnose potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis/masalah potensial ini

benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan

asuhan yang aman. Tujuan dari langkah ketiga ini adalah untuk

mengantisipasi semua kemungkinan yang dapat muncul. Pada langkah

ini, bidan mengidentifikasi diagnosis dan masalah yang sudah

teridentifikasi atau diagnosis dan masalah aktual.

d. Langkah IV identifikasi perlunya tindakan segera

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisis data. Pada langkah ini, bidan menerapkan

kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, melakukan


kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

Setelah itu mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota

tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.

e. Langkah V merencanakan asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan pada pasien kekurangan energi

kronik yang merupakan lanjutan masalah yang sudah diidentifikasi.

Bidan bertugas merumuskan rencana asuhan yang dikembangkan

dalam asuhan menyeluruh yang rasional dan benar-benar berdasarkan

pengetahuan dan teori yang up to date. Perencanaan adalah proses

penyusunan suatu rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah

yang didapat dan antisipasi diagnosis/masalah potensial yang akan

mungkin terjadi. Perencanaan tindakan harus berdasarkan tujuan yang

akan dicapai dan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

f. Langkah VI melaksanakan perencanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh pada kekurangan energi

kronik seperti yang telah di uraikan dalam langkah ke lima

dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan

seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan atau

sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Dalam

tahap asuhan kebidanan pada Ny”....” dalam pelaksanaan tindakan

didasarkan pada perencanaan yang telah ditetapkan, penulis tidak


menemukan permasalahan, hal ini dikarenakan tindakan yang

dilaksanakan sesuai prosedur yang ada dalam rencana.

g. Langkah VII evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan yang diidentifikasi

dalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif

jika pelaksanaannya efektif. Evaluasi adalah tahapan dalam asuhan

kebidanan yang penting guna mengetahui sejauh mana kemajuan yang

telah dicapai. Mengingat proses manajemen asuhan ini merupakan

suatu kegiatan yang berkesinambungan, maka perlu mengulang

kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen

untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif, serta

melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut (Yulifah dan

Surachmindari, 2014).

4. Dokumentasi Asuhan Kebidanan

Dalam setiap pelaksanaan tindakan harus selalu di dokumentasikan catatan

perkembangan klien biasanya dicatat secara terbuka dengan singakatan

SOAP. SOAP merupakan garis pedoman untuk memberikan informasi

perkembangan klien. Berikut penjelasan pendokumentasian SOAP :

S (Subyektif) : Data subyektif, berisi dari data pasien melalui

anamneses (wawancara) yang merupakan ungkapan

langsung.
O (Obyektif) : Data obyektif, merupakan data dari observasi melalui

pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan penunjang.

A (Analisa) : Analisa didasarkan pada data subyektif dan obyektif.

P (penatalaksana) : Mencatat seluruh penatalaksanaan yang dilakukan

dalam pemberian asuhan (Widiastini, 2018).

C. Teori Hukum Kewenangan Bidan

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017

Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan dengan Rahmat Tuhan

Yang Maha Esa

a. Pasal 18

Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan. Bidan memiliki

kewenangan untuk memberikan :

1) Pelayanan kesehatan ibu.

2) Pelayanan kesehatan anak.

3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana

b. Pasal 19

1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18

huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa

persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua

kehamilan.
2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi pelayanan :

a) Konseling pada masa sebelum hamil.

b) Antenatal pada kehamilan normal.

c) Persalinan normal.

d) Ibu nifas normal.

e) Ibu menyusui.

f) Konseling pada masa antara dua kehamilan.

3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana

dimaksud pada ayat (2). Bidan berwenang melakukan:

a) Episiotomi.

b) Pertolongan persalinan normal.

c) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.

d) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.

e) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil.

f) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.

g) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air

susu ibu eksklusif.

h) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum.

i) Penyuluhan dan konseling.

j) Bimbingan pada kelompok ibu hamil.

k) Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.


c. Pasal 20

1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18

huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita dan anak

prasekolah.

2) Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1). Bidan berwenang melakukan :

a) Pelayanan neonatal esensial.

b) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.

c) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak, balita dan anak

prasekolah.

d) Konseling dan penyuluhan.

3) Pelayanan neonatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan perawatan

tali pusat, pemberian suntikan Vit K1, pemberian imunisasi Hb0,

pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan tanda bahaya,

pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat

di tangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu ke Fasilitas

Pelayanan Kesehatan yang lebih mampu.

4) Pananganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi :

a) Pananganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan

jalan nafas, ventilasi tekanan positif dan kompresi jantung.


b) Penanganan awal hipotermi pada bayi baru lahir dengan BBLR

melalui penggunaan selimut atau fasilitasi dengan cara

menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru.

c) Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan

alcohol atau providan iodine serta menjaga luka tali pusat tetap

bersih dan kering.

d) Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir

dengan infeksi gonore (GO).

5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak

prasekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi

kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala,

pengukuran tinggi badan, stimulasi deteksi dini dan intervensi dini

penyimpangan tumbuh kembang balita dengan menggunakan

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).

6) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE)

kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI

eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir, pelayanan kesehatan,

imunisasi, gizi seimbang, PHBS dan tumbuh kembang.

d. Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c.

Bidan berwenang memberikan :


1) Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana.

2) Pelayanan kontrasepsi oral, kondom dan suntikan

2. Standar Asuhan Kebidanan

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan

wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat

kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnose atau masalah

kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan

kebidanan.

a. Standar I : Pengkajian

1) Pernyataan standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2) Kriteria pengkajian

a) Data tepat, akurat dan lengkap.

b) Terdiri dari Data Subyektif (hasil anamneses, biodata, keluhan

utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang

sosial budaya).

c) Data obyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang).

b. Standar II : Perumusan Diagnosa atau Masalah Kebidanan

1) Pernyataan standard
Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

2) Kriteria perumusan diagnose atau masalah

a) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

b) Masalah dirumuskan sesuai kondisi klien

c) Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri,

kolaborasi, dan rujukan.

c. Standar III : Perencanaan

1) Pernyataan standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose dan

masalah yang ditegakkan.

2) Kriteria perencanaan

a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan

secara komprehensif.

b) Melibatkan klien/pasien dan keluarga

c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya

klien/keluarga

d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan

klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa

asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.


e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,

sumber daya serta fasilitas yang ada.

d. Standar IV : Implementasi

1) Pernyataan standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence

based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi

dan rujukan.

2) Kriteria

a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk hidup bio-

psiko-sosial-spiritual-kultural.

b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari

klien atau keluarganya (informant consent).

c) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.

d) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

e) Menjaga privasi klien/pasien.

f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

g) Mengikuti perkembangan kondisi klien dan berkesinambungan.

h) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang sesuai.

i) Melakukan tindakan sesuai standar.

j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukanan.


e. Standar V : Evaluasi

1) Pernyataan standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan

untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai

dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

2) Kriteria evaluasi

a) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan

asuhan sesuai kondisi klien.

b) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien

dan keluarga.

c) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

d) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi

klien/pasien.

f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

1) Pernyataan standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan

jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan

dalam memberikan asuhan kebidanan.

2) Kriteria pencatatan asuhan kebidanan

a) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (Rekam medis/KMS/Status pasien/buku

KIA).

b) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP


c) S adalah data subyektif, mencatat hasil anamneses.

d) O adalah data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan.

e) A adalah hasil analisis, mencatat diagnose dan masalah

kebidanan

f) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan

rujukan.

(Kemenkes RI, 2007).


DAFTAR PUSTAKA
Mitayani dan Wiwi Sartika. 2013. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : Trans Info
Media.

Chomaria, Nurul. 2012. Makanan sehat seimbang bagi ibu hamil. Jakarta : PT
Gramedia.

Aminin, F. 2014. Pengaruh Kekurangan Energi Kronik (KEK) dengan Kejadian


Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan, 170.

Hamzah, Diza Fathamira. 2017. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian


Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Langsa Kota Langsa Provensi Aceh Tahun 2016. Jurnal
JUMANTIK (Online) Vol. 2 No. 2, 2017,
(jurnal.uinsu.ac.id/index.php/kesmas/article/download/1121/886, diakses
26 Februari Tahun 2019).

Manik, Marianita dan Rindu. 2017. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kenaikan
Berat Badan Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada
Trimester III. Jurnal Kesehatan (Online) Vol. 16 No. 2, 2017,
(journals.stikim.ac.id/ojs new/index.php/jikes/article/download/10/9,
diakses 26 Februari Tahun 2019).

Riskesdas. 2018. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017
(Online), (http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-
2017.pdf, diakses 24 Februari Tahun 2019).

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bone. 2018.

Data UPT Puskesmas Paccing. 2018.

Nugroho, Taufan. 2014. Buku Ajar ASKEB 1 Kehamilan. Yogyakarta : Nuhu


Medika.

Prawihardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.

Wagiyo dan Putrono. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, Bayi


Baru Lahir Fisiologi dan Patologi. Yogyakarta : ANDI.

Megasari, Miratu, et al. 2015. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta


: CV Budi Utama.
Fatimah dan Nuryaningsih. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta :
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Simbolon, et al. 2018. Pencegahan dan Penanggulangan Kekurangan Energi


Kronik (KEK) dan Anemia pada Ibu Hamil. Yogyakarta : VC Budi Utama.

Adriani, Merryana dan Bambang Wirjatmadi. 2016. Peranan Gizi Dalam Siklus
Kehidupan. Jakarta : Prenadamedia Group.

Ai yeyeh Rukiyah, Lia Yulianti. 2011. Konsep Kebidanan. Jakarta : Trans Info
Media.

Yulifah, Rita dan Surachmindari. 2014. Konsep Kebidanan Untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta : Salema Media.

Widiastini, Luh Putu. 2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada ibu Bersalin dan
Bayi Baru Lahir. Bogor : In Media.

Permenkes. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28


Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, (Online),
(http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk hukum/PMK No. 20 tentang
cara Pembuatan Alkes dan Perbekalan Kesehatan Yang Baik.pdf. diakses
20 Februari Tahun 2019).

Anda mungkin juga menyukai