Anda di halaman 1dari 2

PATOFISIOLOGI HEMATOMA INTRASEREBRAL

Pada hematom intraserebral, terjadinya perdarahan dalam parenkim yang terjadi rata-rata
16% dari cedera kepala. Biasanya terjadi pada lobus frontal dan temporal yang mengakibatkan
ruptur pembuluh darah intraserebral dapat terjadi saat cedera. Akibat robekan hematom
intraserebral atau hematom intraserebellar akan terjadi perdarahan subaraknoid. Akibat dari trauma
pada pembuluh darah, selain robekan terbuka yang dapat langsung terjadi karena benturan atau
tarikan, dapat juga timbul kelemahan dinding arteri. Bagian ini kemudian berkembang menjadi
aneurisma. Ini sering terjadi pada arteri karotis interna pada tempat masuknya di dasar tengkorak.
Aneurisma arteri karotis interna ini suatu saat akan pecah dan timbul fistula karotika kavernosa.
Aneurisma pasca traumatik ini bisa terdapat di semua arteri, dan potensial untuk nantinya
menimbulkan perdarahan subaraknoid. Robekan langsung pembuluh darah akibat gaya geseran
antar jaringan di otak sewaktu trauma akan menyebabkan perdarah subaraknoid, maupun
intraserebral.

Ada kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan subarachnoid dan perdarahan


intraserebral atau kombinasi kedua-keduanya. Tempat yang paling sering dari aneurysma berry
adalah belahan anterior dari cicle of willis pada sambungan antara arteri karotis interna dan arteri
kommunikant posterior. Aneurysma multiple ditemukan pada banyak orang. Ruptur aneurysma
terjadi bila timbul lubang pada aneurysma, perdarahan menyebar dengan cepat, menimbulkan
perubahan-perubahan setempat dan iritasi pada pembuluh-pembuluh otak. Perdarahan biasanya
sukar berhenti karena pembentukan sumbatan oleh fimbra trombosit dan oleh himpitan jaringan.
Setelah 3 minggu darah mulai diresorpsi. Ruptur ulangan merupakan resiko serius 7 atau 10 hari
setelah perdarahan yang pertama. Ruptur dari pembuluh dapat berakibat terhentinya aliran darah
ke daerah tertentu, timbul iskemi fokal dan infark jaringan otak. Tambahan pula bahwa keluarnya
darah yang mendadak bisa menimbulkan gegar otak dan hilang kesadaran. Juga menimbulkan
peningkatan tekanan cairan serebrospinal dan menimbulkan pergeseran otak. Perdarahan yang
masuk ke dalam jaringan otak dapat menimbulkan kerusakan pada otak akibat otak terbelah
sepanjang jaring serabut. Tambahan lagi perdarahan dapat mengisi sistem ventrikel atau hematom
yang merusak jaringan otak

TAMBAHAN FRAKTUR DEPRESI

Fraktur depresi adalah keadan dimana tabula eksterna daritulang yang mengalami. fraktur
berada dibawah batas anatomi normal dari tabula interna yang dikelingi oleh tulang yang intak.
Manifestasi klinis

1) Nyeri terus – menerus

2) Hilangnya fungsi, bagian yang terluka tidak dapat digerakkan

3) Krepitus / Krepitasi, teraba derik tulang akibat gesekan antar fragmen tulang

4) Bengkak dan perubahan warna lokal akibat trauma dan perdarahan

5) Deformitas (kelainan bentuk)

6) Peningkatan temperatur lokal

7) Pergerakan abnormal

8) Echymosis (perdarahan subkutan yang lebar)


Cedera kepala yang sudah di uraikan di atas menurut (Judikh Middleton, 2007) akan

menimbulkan gangguan neurologis/tanda-tanda sesuai dengan area atau tempat lesinya


yangmeliputi

Lobus frontal atau bagian depan kepala dengan tanda-tanda:

1. Adanya gangguan pergerakan bagian tubuh (kelumpuhan)

2. Ketidakmampuan untuk melkukan gerakan rumit yang di perlukan untuk menyelesaikan

tugas yang memiliki langkah-langkah, seperti membuat kopi

3. Kehilangan spontanitas dalam berinteraksi dengan orang lain

4. Kehilangan fleksibilitas dalam berpikir

5. Ketidakmampuan fokus pada tugas

6. Perubahan kondisi kejiwaan (mudah emosional)

7. Perubahan dalam perilaku sosial

8. Perubahan dalam personalitas

9. Ketidakmampuan dalam berpikir (kehilangan memory)

Anda mungkin juga menyukai