Anda di halaman 1dari 6

Patofisiologi ileus

paralitik
Patofisiologi dari ileus paralitik merupakan manifestasi dari terangsangnya sistem saraf
simpatis dimana dapat menghambat aktivitas dalam traktus gastrointestinal, menimbulkan banyak
efek yang berlawanan dengan yang ditimbulkan oleh sistem parasimpatis. Sistem simpatis
menghasilkan pengaruhnya melalui dua cara : pada tahap yang kecil melalui pengaruh langsung
norepineprin pada otot polos (kecuali muskularis mukosa, dimana ia merangsangnya), dan pada
tahap yang besar melalui pengaruh inhibitorik dari noreepineprin pada neuronneuron sistem saraf
enterik. Jadi, perangsangan yang kuat pada sistem simpatis dapat menghambat pergerakan
makanan melalui traktus gastrointestinal.
Hambatan pada sistem saraf parasimpatis di dalam sistem saraf enterik akan menyebabkan
terhambatnya pergerakan makanan pada traktus gastro intestinal, namun tidak semua pleksus
mienterikus yang dipersarafi serat saraf parasimpatis bersifat eksitatorik, beberapa neuron bersifat
inhibitorik, ujung seratnya mensekresikan suatu transmitter inhibitor, kemungkinan peptide
intestinal vasoaktif dan beberapa peptide lainnya.
Perubahan patofisiologi utama pada ileus peristaltik adalah lumen usus yang
tersumbat secara progresif akan tergang oleh cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan)
akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium
dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan diekskresikan ke dalam saluran
cerna setiap hari ke sepuluh. Tidak adanya absorbs dapat mengakibatkan penimbunan
intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai
merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolik.
Pengaruh atas kehilangan ini adalah penyempitan ruang cairan ekstrasel yang
mengakibatkan syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan
dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran
setan penurunan absorbs cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek
local peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas
akibat nekrosis, disertai absorbsi toksin-toksin bakteri kedalam rongga peritoneum dan
sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia.
 
Ileus paralitik menyebabkan beberapa perubahan pada fungsi dan
keadaan usus. Perubahan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
berikut
1. Perubahan Flora Normal Usus
2. Perubahan Isi Lumen Usus
3. Efek Metabolik dan Efek Sistemik

Anda mungkin juga menyukai