Anda di halaman 1dari 19

Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

BAB III
RANGKAIAN PANEL LISTRIK

3.1 Perlengkapan Perbaikan Panel Listrik


a) Tang Kombinasi (Plier)
Tang (plier) digunakan untuk memotong, membengkokkan, memegang,
memutar, membuka mur/baut dan mengencangkan benda kerja. Alat ini
sangat banyak penggunaannya dalam pemasangan instalasi listrik.
b) Tang Potong (diagonal Cutting Plier)
Alat ini mempunyai sendi dan rahang yang keras yang digunakan untuk
memotong kawat listrik/kabel.
c) Tang Rahang Tipis/Tang Buaya
Alat ini mempunyai rahang tipis (pelat) yang digunakan untuk memegang
benda/ bagian yang kecil, ujungnya yang lancip dapat pula digunakan
untuk membengkokkan kawat/kabel
d) Tang Pengupas Kabel/Tang Kupas
Alat ini digunakan untuk mengupas kabel yang berisolasi supaya ujung-
ujung kabel tersebut dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
e) Obeng (Screwdriver)
Alat ini digunakan untuk membuka atau memasang/ mengencangkan
sekerup yang kepalanya beralur. Ujung obeng ini yang digunakan sebagai
pengencang/pengendor sekerup tersebut. Bentuknya ada yang
menyerupai kembang dan sering disebut obeng kembang atau obeng plus
dan digunakan untuk mengencangkan/mengendorkan ujung sekerup yang
beralur seperti kembang. Bentuk yang lain adalah pipih dan sering disebut
obeng minus atau obeng plat dan digunakan untuk mengencangkan/
mengendorkan ujung sekerup yang beralur lurus.
f) Multitester
Multi meter atau juga disebut AVO meter adalah alat ukur yang dapat
digunakan untuk mengetahui apakah ada listrik atau tidak, atau alat untuk
mengukur besarnya tegangan listrik, arus listrik atau hambatan listrik.
Terdapat dua macam AVO Meter, yaitu AVO meter analog dan AVO meter
digital. Dalam pengukuran besaran listrik yang sering dilakukan dalam
instalasi listrik adalah pengukuran tegangan listrik dan hambatan listrik.
g) Tespen
Tespen adalah sejenis peralatan listrik yang berfungsi untuk mengetahui
apakah dalam instalasi listrik terdapat arus listrik atau tidak.
h) Palu
Alat ini digunakan untuk memukul benda kerja atau benda lain seperti paku
atau pemasangan sekerup sebelum diputar dengan obeng.
i) ........

3.2 Perencanaan Panel Listrik


Menggunakan Diagram skema untuk menggambarkan peralatan listrik
dengan bantuan simbol. Peralatan operasi dapat ditunjukkan dengan bentuk

30
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

yang disederhanakan. Diagram skema selalu menunjukkan alat tanpa diberi


energi, dalam kondisi tidak aktif secara mekanik. Ada beberapa cara
penggambaran diagram skema dengan mengacu standar gambar yang
digunakan misalnya : NEC, JIS, DIN dll.

a) Diagram Pengawatan
Diagram kawat merupakan diagram yang paling sering digunakan untuk
menggambarkan rangkaian dalam teknik listrik. Ada 2 macam diagram
kawat yaitu :
 Diagram Kawat rangkaian utama
 Diagram kawat rangkaian kendali/kontrol

b) Diagram Tata Letak Komponen


Merupakan dokumen untuk pengawatan komponen. Semua peralatan
ditunjukkan dalam posisi yang benar. Contoh : Diagram tata letak jika
rangkaian kendali dirangkai dalam panel pengendali.

Gambar 3.1 Lay Out Panel


Keterangan:
1. Plat pemasangan
2. Rel omega
3. MCB 1 Fasa
4. MCB 3 Fasa
5. Kontaktor
6. Overload
7. Kanal E (saluran pengawatan)
8. Terminal Strip

c) Diagram Komponen
Memberi Informasi tentang alat pembagi listrik (kontaktor, pengontrol
dan saklar utama, dsb), tetapi pada konstruksinya. Posisi sakelar dan
kontak harus mempunyai penandaan yang sama pada diagram kawat.
Diagram alat bisa digambar di bawah alat yang diinformasikan

31
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

d) Diagram Terminal
Terminal yang terlihat pada diagram kawat rangkaian kendali dan
rangkaian utama disusun di dalam tabel terminal ke dalam beberapa
kolom terminal. Tabel terminal berisi nomor kabel atau kawat, nomor
terminal, tempat asal dan tempat tujuan. Tabel terminal disusun untuk
memudahkan penyambungan alat-alat kendali dalam panel.

3.3 Rangkaian Panel Listrik


Dalam rangkaian control selalu ditemui system–system yang hampir sama satu
dengan yang lainnya, sehingga memudahkan dalam merangkainya. Hal ini dapat
disimpulkan system pengaturan yang selalu dipakai mempunyai system yang sama.
 Rangkaian Kontrol
Rangkaian kontrol arus adalah rangkaian untuk pengatur operasi
kontaktor dan relay atau pengaturan arus pengoperasian kumparan
operasi kontaktor dan kumparan pengaktif relay melalui kontak bantu
dan kontak relay.
 Rangkaian Utama
Rangkaian utama adalah gambaran rangkaian beban dan kotak‐ kontak
utama kontaktor serta kontak breaker dan komponen pengaman yang
dihubungkan ke tegangan beban.
System pengaturan atau pengendali paling dasar dan utama dalam system control
yang menggunakan kontaktor, yaitu :
a) Sistem Operasi Terbuka
System operasi terbuka yaitu rangkaian yang operasinya dengan
menggunakan kontak Normally Open (NO)

Gambar 3.2 Sistem Operasi Terbuka

32
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

Diskripsi Kerja :
Ketika S1 di tekan (ON) maka kontaktor K1 akan bekerja (ON), sehingga
kontak NO pada K1 akan menutup dan mengunci sehingga beban LP akan
ON. Jika S0 ditekan maka kontaktor K1 akan OFF dan lampu LP menjadi
OFF.
b) Sistem operasi Tertutup
System operasi tertutup yaitu rangkaian yang operasinya dengan
menggunakan kontak Normally Close (NC).

Gambar 3.3 Sistem Operasi Tertutup


Diskripsi Kerja :
Ketika S1 di tekan (ON) maka kontaktor K1 akan bekerja (ON), sehingga
kontak NC pada K1 akan menutup dan mengunci sehingga beban LP akan
OFF. Jika S0 ditekan maka kontaktor K1 akan OFF dan lampu LP menjadi
ON.

c) Sistem Pengaturan Diri Sendiri (Self Maintenenced)


Pada system pengaturan diri sendiri atau self maintenaced ini terdiri dari :
 Rangkaian kontak terus menerus dengan polaritas ON
Adalah : bila saklar S0 dan S1 ditekan secara bersama – sama,
kontaktor K1 dan beban LP akan bekerja atau ON.

Gambar 3.4 Pengaturan Diri Sendiri ON

33
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

 Rangkaian kontak terus menerus dengan polaritas OFF


Adalah : bila saklar S0 dan S1 ditekan secara bersama – sama,
kontaktor K1 dan beban LP tidak akan bekerja atau OFF

Gambar 3.4 Pengaturan Diri Sendiri OFF


d) Sistem Pengaturan Beda Tempat
Pada system pengaturan dari beberapa tempat operasi ini terdiri dari :
 OR ON Kontrol
Adalah : Beberapa saklar S1 dan S2 (saklar ON) dipasang secara parallel,
sehingga jika salah satu dari S1 ditekan dari tempat berbeda, maka
kontaktor dan beban L akan bekerja atau ON.

Gambar 3.5 OR ON Kontrol

34
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

 AND OFF Kontrol


Adalah : Beberapa saklar S0 dan S1 (saklar OFF) dipasang secara seri,
sehingga jika salah satu saklar OFF ditekan dari tempat berbeda , maka
kontaktor K1 dan beban L tidak bekerja atau OFF.

Gambar 3.6 AND OFF Kontrol

e) Sistem Pengaturan Saling Mengunci (Interlock)


System ini dikatakan saling mengunci/interlock yaitu karena adanya
kontaktor saling bertolak belakang (mengunci) antara dua atau lebih
dengan salah satunya. Sehingga apabila salah satu kontaktor (K1) bekerja
(ON) maka kontaktor lainnya (K2) tidak dapat dioperasikan (OFF),
begitu sebaliknya.

Gambar 3.7 Rangkaian Interlock

35
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

f) Sistem Pengaturan Berurutan


System pengaturan secara berurutan yaitu adanya saling keterkaitan
antara kontaktor, dimana kerja dari kontaktor berikutnya (K2)
dipengaruhi dari kontaktor sebelumnya (K1). Dengan demikian apabila
salah satu dari kontaktor ( K1 ) bekerja (ON) sehingga kontaktor
berikutnya ( K2 ) dapat dioperasikan (ON)

Gambar 3.8 Rangkaian Berurutan


3.4 Perawatan dan Perbaikan Panel Listrik

Penyaluran energi listrik ke konsumen harus aman bagi manusia,


peralatan, dan lingkungan. Sistem penyaluran energi listrik harus kontinyu dan
tidak terganggu. Jika ada bagian sistem kelistrikan yang terganggu, gangguan
tersebut harus dapat diisolir agar tidak menjalar ke rangkaian lain. Faktor
terpenting untuk menjaga kontinuitas penyaluran energi tersebut terletak pada cara
pemeliharaan peralatan listrik itu sendiri, yaitu bagaimana cara memelihara
peralatan panel listrik.
Kerusakan rangkaian panel dapat berpengaruh pada stabilitas kerja motor
listrik. Daya putar motor menjadi kurang efisien, motor mengeluarkan suara getar
keras, bahkan motor cepat rusak serta tidak dapat difungsikan lagi secara baik.
Salah satu cara untuk menjaga kondisi peralatan listrik tetap baik dan awet serta
menjaga kontinuitas penyaluran energi listrik pada konsumen/peralatan listrik ialah
dengan merawat dan memelihara panel distribusi listrik dan panel kontrol listrik.
Pemeliharaan peralatan panel listrik merupakan rangkaian tindakan atau
proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa
peralatan panel dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga gangguan
penyebab kerusakan pada panel listrik dapat dicegah.

36
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

Faktor paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik pada panel


terletak pada sistem isolasi, meliputi isolasi keras/padat. Suatu peralatan akan
bernilai sangat mahal bila memiliki isolasi berkualitas baik karena isolasi sangat
menentukan umur peralatan. Dengan demikian, isolasi merupakan bagian
terpenting dan harus diperhatikan/dipelihara sebaik mungkin, baik terhadap
isolasi maupun faktor penyebab kerusakan isolasi. Tindakan pemeliharaan
peralatan listrik pada panel dibedakan antara pemeriksaan/monitoring (melihat,
mencatat, meraba, dan mendengar) dalam keadaan operasi dan memelihara
(pengujian, koreksi, memperbaiki, dan membersihkan) dalam keadaan
padam/panel tidak bekerja. Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh
petugas setiap hari dengan sistem cheklist atau catatan. Pemeliharaan
dilaksanakan oleh petugas pemeliharaan.

3.4.1 Standar Operasional Prosedur Perawatan/Perbaikan Panel Listrik dan


Switchgear.
a) Prosedur sebelum melaksanakan pemeliharaan panel distribusi daya dan
panel kontrol adalah:
 Lapor ke instansi terkait, PLN bagian distribusi.
 Menginformasikan pada pimpinan Industri dan konsumen
bersangkutan
 Siapkan tulisan/petunjuk/informasi umum yang diperlukan
 Siapkan peralatan yang diperlukan
 Pahami langkah kerja dan K3 yang berkaitan dengan panel
b) Sop Panel Listrik
 Overhole (perawatan)
Lakukan dari pengaman berkapasitas terkecil ke pengaman berkapasitas
terbesar, yaitu SSDP (Sub-Sub Distribution Panel)  SDP (Sub Distribution
Panel)  panel APP (Alat Pelindung dan Pengukur)  panel induk.
 Comitioning (pengoperasian)
Saat pengoperasian panel distribusi, harus memulai dari pengaman
berkapasitas terbesar ke terkecil, yaitu panel induk  panel APP (Alat

37
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

Pelindung dan Pengukur)  SDP (Sub Distribution Panel)  SSDP (Sub-


Sub Distribution Panel)
a) Sop Switchgear
Overhole pada sisi outgoing
 CB (circuit breaker dioffkan terlebih dahulu, karena bekerja dalam
keadaan berbeban).
 DS (disconnecting switch) dioffkan secara interlock ES akan on sehingga
tegangan yang tersisa akan terbuang ketanah.
 Perbaikan dan perawatan dapat dilakukan.
Overhole pada sisi matering
 Pada sisi outgoing harus dalam kondisi off
 DS pada sisi matering di offkan
 ES pada metering akan On
 Perbaikan dan perawatan dapat dilakukan.
Overhole pada sisi incoming
 Pada sisi outgoing dan matering harus dalam kondisi off
 DS pada sisi matering di offkan
 ES pada metering akan On
 Perbaikan dan perawatan dapat dilakukan.

b) Prosedur K3
Melakukan perawatan dan perbaikan pada panel listrik dan switchgear,
perlu memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi:
 Diri sendiri
K3 diri sendiri berarti pelaksana pekerjaan harus memperhatikan dan
menggunakan alat-alat pelindung diri. contoh: Memakai baju
pengaman/baju kerja dan memakai sarung tangan karet, dll.
 Orang lain
Melakukan pekerjaan harus memperhatikan keselamatan orang lain. Salah
satu contoh, memberi tanda atau peringatan dan menempatkan barang-
barang jauh dari jangkauan orang lain agar tidak terjadi insiden.
 Peralatan kerja.

38
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

Peralatan yang digunakan harus sesuai fungsi dari peralatan tersebut.


 Lingkungan .

3.4.2 Jenis-jenis Pemeliharaan Panel Listrik


a) Predective Maintenance (Conditional Maintenance)
Pemeliharaan dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu
peralatan listrik. Apa dan kapan kemungkinan peralatan listrik tersebut
menuju kegagalan. Tujuan memprediksi untuk mengetahui gejala
kerusakan secara dini. Cara ini biasa dilakukan menggunakan monitor
kondisi secara online baik peralatan beroperasi maupun tidak
beroperasi. Predective maintenance membutuhkan peralatan dan personil
untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan
berdasarkan kondisi (Conditional Base Maintenance).
b) Preventive Maintenance (Time Base Maintenance)
Pemeliharaan dilakukan untuk mencegah kerusakan peralatan secara
tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja optimum peralatan
sesuai umur teknis peralatan. Kegiatan ini dilakukan secara berkala,
berpedoman kepada Instructional Manual dari pabrik, Standar-standar
yang ada, dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini
disebut juga pemeliharaan berdasarkan waktu (Time
BaseMaintenance).
c) Corrective Maintenance
Pemeliharaan dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu,
ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah
saat beroperasi. Tujuan corrective maintenance untuk mengembalikan
kondisi semula peralatan disertai perbaikan dan penyempurnaan
instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Corrective Maintenance,
berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak
atau kurang berfungsi dan dilaksanakan secara terencana.
d) Breakdown Maintenance
Pemeliharaan dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak. Waktu
pelaksanaan tidak tertentu dan bersifat darurat.

39
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

BAB IV
SUDUT PRAKTISI

4.1 Rangkaian DOL


Teori dasar untuk menjalankan motor listrik 3 fasa sistem DOL, apabila sebuah
motor listrik 3 fasa dapat digunakan dalam hubungan bintang (Y) atau
hubungan segitiga (∆) tergantung pada tegangan jaringannya (jala-jala).
Tegangan yang harus dihubungkan ke motor ditentukan oleh papan nama
(name plate) pada motor tersebut, misal 220V/380V. Motor 3 fasa bertegangan
220V/380V, harus menggunakan hubungan sebagai berikut :

a) Apabila sistem tegangan jala-jala 220V/380V, motor ini harus digunakan dalam
hubungan bintang (Y) karena kumparan-kumparannya harus mendapat tegangan
220V.
b) Apabila sistem tegangan jala-jala 127V/220V, motor ini harus digunakan dalam
hubungan segitiga (∆).

Lihat ilustrasi berikut :

Gambar 4.1 Hubungan Bintang (Y)

Gambar 4.2 Hubungan Delta (∆)

40
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

Contoh rangkaian kontrol dan rangkaian utama untuk sistem pengasutan


langsung/DOL.

Gambar 4.3 Rangkaian Kontrol sistem DOL


Cara Kerja Rangkaian :
1. Sumber tegangan kita anggap sudah ready, L2 menyala
2. Jika STAR ditekan, maka K bekerja, L1 menyala, L2 Mati
3. Jika ST0P ditekan maka K1 mati, L2 Menyala

Gambar 4.4 Rangkaian DOL


Cara Kerja Rangkaian :
1. Sumber tegangan kita anggap sudah ready
2. Jika STAR ditekan, maka K bekerja, motor bekerja
3. Jika ST0P ditekan maka K mati, motor berhenti.

41
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

4.2 Rangkaian Putar Bolak Balik


Kebanyakan motor penggerak mesin-mesin menggunakan motor arus bolak
balik 3 fase. Motor ini dihubungkan dengan jaringan arus bolak-balik 3 fase.
Apabila jaringannya terdiri dari empat hantaran maka hanya hantaran-
hantaran fasenya saja yang dihubungkan. Cara membalik arah putar dari motor
jenis ini dilakukan dengan menukar dua fasenya saja, misal L1 dan L2 sedangkan L3
dibuat tetap.
Arah putar motor dapat dilihat menghadap sisi puli porosnya. Poros akan
berputar ke kanan kalau terminal U dihubungkan dengan L1, terminal V
dihubungkan dengan L2 dan terminal W dihubungkan dengan L3.
Pemakaian/pemilihan tombol tekan harus diperhatikan. Pengoperasian dua
arah putaran menggunakan tombol tekan ini, jika kedua tombol start ditekan
bersama-sama maka motor tidak akan bekerja.

Memahami cara kerja rangkaian kontrol dilakukan secara bertahap. Tahap


telah kita lakukan, yaitu mempelajari fungsi masing-masing komponen di dalam
panel kontrol. Tahap kedua, kita mengenal dua macam gambar rangkaian, yaitu
rangkaian diagram lingkaran arus atau rangkaian pengendali dan rangkaian utama.
Rangkaian pengendali yaitu rangkaian yang berhubungan dengan kontrol saja
dan pada umumnya menggunakan arus serta penghantar yang tidak terlalu besar.
Rangkaian utama adalah rangkaian yang dikendalikan. Pada umumnya arus yang
mengalir cukup besar (tergantung yang dikendalikan), maka penghantarnya harus
menyesuaikan dan mengikuti kaidah yang berlaku (PUIL), misalnya beban motor-
motor listrik di suatu industri.
Komponen pengontrolan otomatis atau komponen panel kontrol motor
dengan komponen panel distribusi sebagian besar sama. Ada sedikit perbedaan
pada pengaman. Panel kontrol motor dilengkapi dengan pengaman motor SPM
atau Over Load dan ELCB sesuai kebutuhan beban yang dikontrol.

42
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

Gambar 4.5 Rangkaian Kontrol Pembalik Putaran dengan lampu indikator

Cara Kerja Rangkaian :


1. Sumber tegangan kita anggap sudah ready
2. Jika STAR (S1) ditekan, maka KF bekerja, L1 hidup dan motor bekerja dengan
putaran maju/kanan, KR tidak akan bisa dioperasikan karena interlock oleh KF,
L2 Mati mengikuti KR.
3. Jika STAR (S2) ditekan, maka KR bekerja, L2 hidup dan motor bekerja dengan
putaran mundur/kiri, KF tidak akan bisa dioperasikan karena interlock oleh KR,
L2 Hidup mengikuti KR
4. Jika ST0P/OFF ditekan maka KF dan KR mati, motor berhenti dan L1 serta L2
Padam.

Gambar 4.6 Rangkaian Pembalik Putaran Motor 3 Phasa

43
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

Cara Kerja Rangkaian :


1. Sumber tegangan kita anggap sudah ready
2. Jika STAR (S1) ditekan, maka KF bekerja motor bekerja dengan putaran
maju/kanan, KR tidak akan bisa dioperasikan karena interlock oleh KF.
3. Jika STAR (S2) ditekan, maka KR bekerja, motor bekerja dengan putaran
mundur/kiri, KF tidak akan bisa dioperasikan karena interlock oleh KR.
4. Jika ST0P/OFF ditekan maka KF dan KR mati, motor berhenti.

4.3 Rangkaian Bintang Segitiga

Jaringan distribusi tegangan rendah PLN umumnya memiliki tegangan


220/380 V atau 127/220 V dan distribusi lokal hanya menggunakan tegangan
220/380 V. Pengoperasian sebuah motor menggunakan hubungan bintang atau
hubungan segitiga tergantung pada tegangan jaringannya. Tegangan yang harus
dihubungkan ke motor, biasanya dinyatakan pada pelat merek motornya, misalnya
220/380 V atau 380/660 V. Catatan yang harus diketahui adalah bahwa tegangan
yang lebih rendah adalah tegangan yang harus dihubungkan dengan kumparan-
kumparan motor. Kalau sebuah motor diberi tanda tegangan 380/660 V,
kumparan-kumparan motor harus diberi tegangan 380 V dari jaringan PLN
220/380 V.
Tegangan yang terlalu rendah dapat merusak motor, tetapi perbedaan
tegangan atau frekuensi yang tidak melebihi + 5% atau - 5% dari nilai nominalnya,
tidak membahayakan motor.
Sebuah motor yang diberi tanda tegangan 220/380V pada pelat motornya,
harus menggunakan hubungan sebagai berikut :
 Apabila sistem tegangan jaringan 220/380 V, motor harus digunakan
dalam hubungan bintang karena kumparan-kumparan harus
mendapatkan 220 V.
 Apabila sistem tegangan jaringan 127/220 V, motor harus digunakan
dalam hubungan segitiga.
Kasus b, pengasutan motor lebih dahulu dihubungkan dalam hubungan
bintang, setelah kecepatan putarnya cukup tinggi, dilakukan pengasutan dalam
hubung segitiga yang arus asutnya lebih kecil.
Kemungkinan untuk mengurangi arus asut ini dapat dikurangi menggunakan
sakelar bintang-segitiga untuk menjalankan motornya. Apabila arus asutnya sudah
lebih kecil, kopel asut sekarang juga lebih kecil, sehingga kecepatan putar motor
akan lebih lambat.
Pengoperasian sakelar bintang-segitiga, sakelarnya tidak boleh dibiarkan
dalam hubungan bintang karena arus dalam kumparannya ditentukan oleh beban
motor. Motor akan menjadi terlalu panas dan akhirnya merusak motor.
Pengasutan bintang segitiga secara manual menggunakan kontaktor magnet
(lihat gambar 4.7). Komponen utama pengasutan ini adalah magnetik kontaktor.

44
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

Pengasutan bintang segitiga secara manual menggunakan kontaktor magnet dapat


digunakan untuk mengoperasikan motor induksi tiga fasa berkapasitas besar.
Tingkat awal pengasutan belitan stator di sambung bintang, tegangan yang
digunakan sekitar 58% dari tegangan nominal utama. Tingkat kedua, sambungan
dirubah dari sambungan bintang menjadi sambungan segitiga sehingga setiap
belitan akan mendapat tegangan catu daya yang maksimum. Pengasutan ini disebut
manual karena pergantian dari hubungan bintang menjadi hubungan segitiga masih
menggunakan tangan manusia untuk menekan tombol tekan ON (START) Segitiga.

Gambar 4.7 Rangkaian Kontrol Bintang – Segitiga Otomatis

Cara kerjanya :
1. Sumber tegangan kita anggap sudah ready
2. jika tombol start S1 ditekan, arus mengalir melalui R – S1 ke koil K1, koil timer
dan K3 hidup yang ditandai dengan L2 menyala. Dengan kata lain, motor
beroperasi pada hubungan Bintang.
3. Kemudian timer bersamaan dengan setting waktu yang telah ditentukan
memindahkan operasional menghidupkan K4, dengan posisi K1 tetap dalam
keadaan hidup dan ditandai dengan hidupnya L3. Dengan kata lain, motor
sudah beroperasi pada hubungan Delta
4. S0 ditekan untuk mematikan seluruh aktivitas, ditandai dengan hidupnya L1
sebagai indikator sumber tegangan dalam kondisi stanby/kembali ke kondisi
awal.

45
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

Gambar 4.7 Rangkaian Utama Bintang – Segitiga Otomatis

4.4 Rangkaian Berurutan

Mesin industri ataupun mesin perkakas adakalanya harus dipasang motor


induksi 3 fasa lebih dari satu sebagai motor penggeraknya. Contoh mesin industri
pada pabrik pupuk, mulai dari mesin pemecah batu (crussher), mesin pembawa
pecahan batu (conveyor), mesin penghalus batu (milling) hingga mesin
pengantongan (packing) harus terdapat interkoneksi. Tidak mungkin mesin
crussher, coveyor, dan milling dijalankan kalau mesin packing belum siap. Jadi,
mesin-mesin tersebut dijalankan satu per satu secara berurutan mulai dari mesin
yang pertama hingga mesin yang terakhir, begitu juga untuk mematikannya harus
satu persatu secara berurutan mulai dari mesin yang terakhir hingga mesin yang
pertama.

Mesin perkakas sebagai contoh misalnya mesin bubut. mengerjakan logam-


logam keras selain dipasang motor penggerak utama sebagai penggerak benda
kerja, juga harus dipasang motor pompa air pendingin sebagai pendingin benda
kerja yang sedang dibubut. Pertama kali dijalankan motor pompa air pendingin
kemudian disusul motor penggerak benda kerja. Jadi, motor penggerak benda kerja
tidak mungkin dapat dijalankan jika motor pompa air pendingin belum bekerja.
Begitu juga untuk memberhentikannya. Motor penggerak benda kerja dimatikan
terlebih dahulu, kemudian disusul motor pompa air pendingin.

Pemasangan instalasi kontrol dan pengawatan beberapa motor induksi 3 fasa


secara berurutan semacam ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara
lain sebagai berikut :

Pengendalian 2 buah motor induksi 3 fasa dengan kontaktor magnet yang dapat
bekerja secara berurutan manual.

46
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

Gambar 4.8 Rangkaian Kontrol Berurutan


Cara kerjanya :
1. Sumber tegangan kita anggap sudah ready
2. Jika tombol S1 ditekan, arus mengalir melalui R – S1 ke koil K1 hidup. Dengan
kata lain, motor (M1) berputar dan M2 serta M3 masih dalam keadaan mati.
3. Jika tombol S2 ditekan, arus mengalir melalui R – S2 ke koil K2 hidup. Dengan
kata lain, M2 berputar dan M1 masih tetap berputar. Namun, M3 masih dalam
keadaan mati.
4. Jika tombol S3 ditekan, arus mengalir melalui R – S3 ke koil K3 hidup. Dengan
kata lain, M3 berputar, M1 dan M2 masih tetap dalam keadaan berputar.
5. Tombol STOP digunakan untuk mematikan M1, M2 dan M3 secara bersamaan.

Gambar 4.9 Rangkaian Utama Berurutan

47
Draf Bab III Buku Instalasi Motor Listrik Jilid 1

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
2000). Jakarta: Yayasan PUIL.
Sumarjati Prih, dkk. 2008. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Siswanta, S.Pd. 2012. Modul Panel Kendali. Cilacap: SMKN Nusawungu.

http://www.tokoktpf.wordpress.com
http://www.panduaninstalasi.com
http://www.raketpanel.com

48

Anda mungkin juga menyukai