Anda di halaman 1dari 4

Cinta Yang Membahagiakan

Jama'ah Jum'ah rahimakumullah, 


Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi kita yang mulia,
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, suatu ketika didatangi seseorang yang berasal dari pelosok
pedalaman negeri Yaman. Dihadapan Nabi dan sahabat Anas bin Malik, orang tersebut bertanya, 

‫اع ُة؟‬
َ ‫الس‬
َّ ‫َم َتى‬

"Yaa Muhammad, kapankah datangnya hari kiamat?"

Nabi tidak langsung menjawab, malah balik bertanya, 

َ ‫َو َماذَا أَ ْع َد ْد‬


‫ت لَ َها‬

"Apa yang akan kamu siapkan jika kiamat itu telah tiba?"

Dengan polos orang itu menjawab, “Tidak ada. Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar sebagai
Nabi, aku tidak mempersiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja aku mencintai Allâh dan Rasul-
Nya.”

Jawab Nabi, 

‫ت‬ ْ َ‫ن أ‬
َ ‫حبَ ْب‬ ْ ‫ع َم‬ َ ‫أَ ْن‬
َ ‫ت َم‬

“Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” 

Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah,

Jawaban singkat Nabi ini benar-benar membuat gembira orang Yaman tersebut, yang dalam
kitab Sunan ad-Daruquthni disebutkan beliau bernama Dzul Khuwaishirah, - yang karena polosnya -
pernah buang  air kecil di masjid Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Kegembiraan yang membuncah juga dirasakan sahabat Anas bin Malik yang saat itu membersamai
Rasulullah, dengan mengatakan, “Kami tidak pernah merasakan kebahagiaan sebagaimana kebahagiaan
kami ketika mendengar sabda Rasûlullâh, ‘Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.’" Lanjut
Anas ra., "Aku mencintai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakr dan Umar. Aku berharap bisa
bersama mereka dengan sebab kecintaanku kepada mereka meskipun aku tidak mampu melakukan amalan
yang mereka lakukan."

Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah,

Bagi kita yang sampai hari ini amal-amal kita tidak akan pernah mampu menandingi amal para
sahabat, tentu pernyataan Rasulullah ini sangat melegakan dan menggembirakan. Betapa kita yang
hari ini masih banyak bergelimang dengan maksiat dan dosa, sangat sedikit amal sholih kita,
rasanya sangat jauh untuk mencium wanginya bau surga. Tapi Rasul menjamin bahwa kita akan
bersama beliau di surga, dengan syarat jika ada cinta yang tulus kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Cinta tidak pernah berdusta. Cinta akan mewujud apa adanya, tidak bisa dibangun dari pura-
pura. 

Semua sahabat Rasul mencintai beliau dengan tulus, bahkan melebihi kecintaannya kepada diri
mereka sendiri. Mengapa demikian? Karena Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki akhlak
yang sangat mulia. Bagaimana keindahan akhlak beliau? Berikut sebagian yang digambarkan para
sahabat yang sampai kepada kita.

Pertama, beliau adalah orang yang tawadhu, rendah hati. Tidak mau dipuji secara berlebihan. Dalam
hadis shahih riwayat Al-Bukhari (3445), dari shabat Umar bin Khathab Radhiyallahu Anhu,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda,

«‫م‬
َ َ‫ن َم ْري‬
َ ‫صا َرى ا ْب‬
َ ‫ت ال َّن‬ ْ َ ‫ما أ‬
ْ ‫ط َر‬ َ ‫ َك‬،‫ط ُرونِي‬
ْ ‫ال َ ُت‬...»

"Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-
lebihan memuji (Isa) putra Maryam..."

Diriwayatkan juga dari At-Tirmidzi, hadis shahih dalam Sunan-nya (2754), dari Anas ra., ia
berkata, "Tidak ada seorangpun yang lebih dicintai oleh mereka (para sahabat) dari Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Tetapi mereka (para sahabat) apabila melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
datang, mereka tidak berdiri untuk beliau. karena mereka tahu bahwa beliau tidak suka akan hal itu." 

Kedua,  Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menghormati dan menghargai orang-orang
yang berjumpa dan berinteraksi dengan beliau. Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam kitab
asy-Syama’il al-Muhammadiyyah, dari Amru bin Ash, ia berkata,
‫ه‬
ِ 6‫ج ِه‬ْ ‫ل بِ َو‬6 ُ 6‫انَ ُي ْق ِب‬66‫ك‬َ ‫ َف‬6،‫ك‬ ْ ‫أَلَّ ُف ُه‬66‫ ْو ِم يَ َت‬6‫ ِرّ ا ْل َق‬6‫ش‬
َ ِ‫ َذل‬6ِ‫م ب‬ َ َ‫ه َعلَى أ‬
ِ 6ِ‫ح ِد ْيث‬
َ ‫ه َو‬
ِ 6‫ج ِه‬
ْ ‫ل بِ َو‬6 َ َّ‫ل‬6‫س‬
ُ 6‫م ُي ْق ِب‬ ِ ‫هللا َعلَ ْي‬
َ ‫ه َو‬ َ ِ‫ل هللا‬
ُ ‫صلَّى‬ ُ ‫كاَنَ َر‬
ُ ‫س ْو‬
‫خ ْي ُر ا ْل َق ْوم‬َ ‫ِي‬ ‫ن‬َ ‫أ‬
ّ ُ َْ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ن‬َ ‫ظ‬ ‫ى‬ ‫ت‬ ‫ح‬ ،‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َّ َ َّ َ َ ِ ْ ِ َ َ ‫ه‬ ‫ث‬ ‫ي‬‫د‬ ‫ح‬ ‫و‬

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menyambut dengan wajah berseri (orang yang datang)
sekalipun kepada orang paling jahat dari suatu kaum, untuk meluluhkan hati mereka. Suatu ketika beliau
menyambutku dengan wajah berseri dan berbincang denganku sampai aku mengira bahwa aku sebaik-baik
orang dari kaum itu..”. (Hr. At-Tirmidzi dalam asy-Syama’il al-Muhammadiyyah)
Ketiga, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah sekalipun menyakiti orang lain.
Sebagaimana yang digambarkan oleh Anas bin Malik. Ia berkata, 

‫ذَا‬6‫ت َك‬َ ‫م َف َع ْل‬


َ ِ‫ي ٍء ل‬
ْ 6‫ِش‬ َ ‫ا‬66‫طُّ َواَل َق‬6‫ل لِي ُأ ًفّا َق‬
َ ‫ل لِي ل‬ َ ‫ا‬66‫ه َما َق‬
ِ َّ‫ِين َوالل‬
َ ‫ن‬6 ‫س‬
ِ ‫ش َر‬ َ َّ‫سل‬
ْ ‫م َع‬ ِ ‫صلَّى الل َُّه َعلَ ْي‬
َ ‫ه َو‬ ِ َّ‫ل الل‬
َ ‫ه‬ َ ‫سو‬
ُ ‫ت َر‬
ُ ‫خ َد ْم‬
َ
‫ت َكذَا‬َ ‫هاَّل َف َع ْل‬
َ ‫َو‬

"Aku telah melayani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  selama 10 tahun. Demi Allah, tidak pernah
beliau mengatkan kepadaku, 'Cis!', atau 'Mengapa engkau melakukannya?' atau 'Mengapa engkau tidak
melakukannya? (HR. Muslim dan at-Timidzi).

Keempat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki fisik yang sempurna, membuat semua
orang nyaman jika berdekatan dengan beliau. Sebagaimana kelanjutan hadis riwayat Anas bin Malik
di atas dalam riwayat at-Tirmidzi dalam kitab asy-Syamail al-Muhammadiyyah: 

"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik akhlaknya. Aku tidak pernah
menyentuh kain bulu atau sutra atau apa pun yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Aku juga tidak pernah mencium misik atau wewangian yang lebih harum dari keringat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam."

Kelima, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu ringan tangan, siap membantu siapapun.
Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: "Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengatakan 'tidak' saat dimintai sesuatu."

Banyak hadis yang meriwayatkan bagaimana beliau suka bercanda, juga bagaimana beliau adalah
oarang yang paling baik kepada istri-istrinya, menyayang anak kecil dan sebagainya.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan sosok yang amat pantas dicintai, karena lewat
beliaulah kita semua mendapatkan hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Beliau teladan atas
segala kebaikan. Lewat beliau juga kita mendapatkan penjelasan maksud dari ayat-ayat Al-Qur'an.

Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah, 

Jadi tidak ada cara lain untuk bisa memunculkan kecintaan kita kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam kecuali dengan cara mengenal beliau seutuhnya. Mentadabburi Al-Qur'an dan
mempelajari Sirah atau sejarah hidup beliau. Insya Allah melalui itu semua akan kita temukan
bagaimana Rasul sangat mencintai kita sebagai ummatnya, sehingga sudah semestinya kita pun
membalas dengan cinta yang tulus kepada beliau. Bahkan cinta kita kepada Rasul hendaknya
diletakkan di prioritas tertinggi, setelah kecintaan kita kepada Allah Subhanahu wa Taala.

Semoga kita semua dikumpulkan Allah bersama Rasul-Nya di surga-Nya kelak. Aamiin.
‫ِي َولَك ْ‬
‫ُم ‪ ‬‬ ‫هللا ل ْ‬
‫س ‪َ 6‬ت ْغف ُِر َ‬ ‫م‪َ ،‬وأَ ْ‬ ‫ذك ِْر ا ْل َ‬
‫حكِ ْي ِ‬ ‫ِن ْاآليَ‪66‬اتِ َوال ‪ِّ 6‬‬
‫هم َ‬ ‫ما فِ ْي‪ِ 6‬‬ ‫ُم بِ َ‬‫ِي َوإِيَّاك ْ‬
‫م‪َ ،‬ونَ َف َعن ْ‬ ‫ن ا ْل َع ِ‬
‫ظ ْي ِ‬ ‫‪6‬رآ ِ‬ ‫ِي َولَك ْ‬
‫ُم فِي ا ْل ُق‪ْ 6‬‬ ‫هللا ل ْ‬
‫ك ُ‬ ‫بَ‪66‬ا َر َ‬
‫م‬ ‫ي‬ ‫ح‬
‫ِ‬ ‫الر‬ ‫ر‬
‫ُ ْ ُ َّ ْ ِ‬ ‫و‬ ‫ف‬ ‫غ‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫ه‬ ‫و‬ ‫ِر‬
‫ف‬
‫ْ َ ُ ْ ُ ِ َّ ُ ُ َ‬ ‫غ‬
‫ْ‬ ‫ت‬ ‫اس‬ ‫ف‬‫َ‬ ‫ِ‪،‬‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ْ‬
‫ل‬
‫ْ َ َ ُ ْ َ‬‫ا‬‫و‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ْ‬
‫ل‬
‫َ َ ِ ُ ْ‬‫ا‬ ‫ِر‬ ‫ئ‬‫ا‬ ‫ِس‬ ‫ل‬ ‫و‬

‫‪Baca Selengkapnya : https://www.papakuguru.com/2020/03/cinta-yang-‬‬


‫‪membahagiakan.html#ixzz6LpKHTibu‬‬

Anda mungkin juga menyukai