Anda di halaman 1dari 10

KETERSEDIAAN DAYA DALAM SISTEM

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

 DEVI INTAN SARI (5162131001)


 HILMY MUYASSAR LUBIS (5163131017)
 JERI KRISMAN M. P (5163131019)
 MIRANDA Z. RITONGA (5163131026)

MATA KULIAH EKONOMI TENAGA LISTRIK


DOSEN PENGAMPU Drs. DADANG MULYANA, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa menganugerahkan nikmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ekonomi Tenaga Listrik ini yang berjudul
“Ketersediaan Daya dalam Sistem”.
Hal yang utama dari penyusunan makalah ini dimaksudkan sebagai upaya melengkapi
tugas-tugas mata kuliah dan penambahan bahan sumber belajar bagi mahasiswa pada mata
kuliah Ekonomi Tenaga Listrik.
Kehadiran makalah ini diharapkan bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca
pada umumnya untuk menambah wawasan ilmu mengenai Ketersediaan Daya dalam Sistem.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan, kritik
dan saran dari para seluruh pembaca makalah ini sangat diharapkan demi kesempurnaan
dimasa-masa mendatang. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi amal usaha ini. Amin ya
robbal ‘alamin.

Medan, 12 September 2019


Penulis,

i
11.6. Daya Tersedia dalam Sistem
Daya tersedia dalam sistem tenaga listrik haruslah cukup untuk melayani
kebituhan tenaga listrik dari para pelanggan. Daya tersedia tergantung pada daya
terpasang unit-unit pembangkit dalam sistem dan juga tergantung pada kesiapan
operasi unit-unit tersebut. Berbagai faktor seperti gangguan kerusakan dan
pemeliharaan rutin, menyebabkan unit pembangkit menjadi tidak siap operasi.
Untuk dapat melayani beban yang diperkirakan dari perkiraan beban (load
forecast) dan juga mengingat masalah pemeliharaan unit pembangkit seperti
diuraikan dalam materi sebelumnya harus diusahakan agar daya tersedia dalam
sistem selalu cukup untuk melayani beban
Karena unit pembangkit yang direncanakan tersedia untuk operasi dalam
sistem ada kemungkinan mengalami forced outage maka besarnya cadangan daya
tersedia sesungguhnya merupakan ukuran keandalan operasi sistem. Untuk
membahas keandalan operasi dipakai pengertian-pengertian seperti digambarkan
oleh gambar 11.11 yang sesungguhnya fersi yang lebih terperinci dari gambar 11.10

Keandalan operasi sistem sesungguhnya tidak semata-mata tergantung


pada cadangan daya tersedia dalam sistem tetapi juga kepada besar kecilnya
1
forced outage hour per-tahun dari unit-unit pembangkit yang beroperasi. Keandalan
operasi sistem akan makin tinggi apabila daya tersedia dalam sistem makin
terjamin. Tingkat jaminan tersedia dalam sistem ter tgantung pada:
a. Besarnya cadangan tersedia
b. Besarnya forced outage hour unit pembangkit dalam satu tahun.
Hal ini perlu dirumuskan secara konkret, dengan memandang butir a sebagai
ukuran kuantitatif dan butir b sebagai kualitatif.
Seperti telah disebut diatas, besarnya cadangan daya tersedia merupakan
ukuran kuantitatif tingkat jaminan penyediaan tenaga listrik dalam sistem. Secara
kualitatif hal ini perlu ditelaah lebih mendalam karena kualitas unit pembangkit yang
menyediakan cadangan daya tersedia ini, yaitu apakah unit pembangkitnya sering
mengalami gangguan atau tidak, merupakan faktor utama dalam menentukan
kualitas cadangan tersedia.
Ukuran sering tidaknya unit mengalami gangguan dinyatakan dengan forced
outage rate (F.O.R), yaitu:

Apabila sebuah unit pembangkit mempunyai F.O.R = 0,07 maka


kemungkinan unit ini betul-betul beroperasi (dalam masa waktu unit ini dioperasikan)
adalah 1-0,07=0,93 sedangkan kemungkinannya mengalami gangguan adalah 0,07.
Dengan demikian maka besarnya cadangan daya tersedia yang bisa
diandalkan tergantung juga pada F.O.R dari unit-unit pembangkit jadi juga tingkat
jaminan operasi sistem tergantung pada F.O.R unit-unit pembangkit.
Makin kecil F.O.R-nya makin tinggi jaminan yang didapat,sebaliknya makin
besar F.O.R-nya makin kecil jaminan yang didapat.
Apabila sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa pusat listrik jadi juga terdiri
dari beberapa unit pembangkit maka tingkaat jaminan tersedianya daya dalam
sistem tergantung pada komposisi unit-unit pembangkit yang ada dalam sistem,
tergantung pada F.O.R dari unit-unit pembangkit yang ada dalam sistem.
Sebagai contoh dapat dibahas sebuah sistem yang terdiri dari empat unit
pembangkit dengan data sebagai berikut.

2
Dengan empat unit pembangkit yang ada 2 4 kombinasi yang bisa terjadi
dalam operasi sistem ditinjau dari segi penyediaan daya. Setiap kombinasi dapat
dihitung kemungkinan terjadinya dengan menggunakan F.O.R. hal ini dapat dilihat
dalam tabel 11.3 berikut:

Catatan:
Unit yang N diberi tanda 1, yaitu unit yang beroperasi.
Unit yang N diberi tanda 0, yaitu unit yang mengalami forced outage
Dengan menggunakan hasil-hasil yang tertulis pada tabel 11.3 dapat disusun
tabel 11.4 yang menggambarkan kemungkinan terjadinya forced outage serta
besarnya daya yang bersangkutan untuk sistem dengan empat unit pembangkit
tersebut diatas
Apabila sekarang kedalam sistem ditambahkan unit pembangkit kelima
dengan daya 1500 KW dan F.O.R = 0,05 maka dengan cara serupa dengan
penyusunan tabel 1 akan didapatkan 2 5 = 32 kombinasi yang bisa terjadi 32
kombinasi ini bisa dipikirkan terjadi dari 16 kombinasi tabel 11.3 ditambah keadaan
unit nomor 5 dan 16 kombinasi lagi yang terjadi dari 16 kobinasi tabel 11.3 dengan
keadaan unit nomor lima N0.

3
Dengan menggunakan F.O.R unit kelima maka 32 kombinasi ini bisa dihitung
kemungkian terjadinya. Kemungkinan terjadinya 16 kombinasi denga unit kelima N0
adalah seperti yang tersebut dalam tabel 11.3 dikalikan dengan (1 - F.O.R unit
kelima) dan untuk 16 kombinasi berikutnya yaitu dengan unit kelima N0 dikalikan
dengan F.O.R unit kelima.
Selanjutnya dari perhitungan ini bisa diisipula kolom besarnya daya yang N0
yaitu 16 kombinasi masing-masing seperti tabel 11.3 + 1500 KW dan yang 16
lainnya + 0. Secara umum uraian tersebut diatas dapat ditulis dengan persamaan
sebagai berikut:

4
Dengan menggunakan persamaan diatas untuk sistem tenaga listrik dengan n
unit pembangkit dapat dihitungkemungkinan terjadinya berbagai nilai daya yang
mengalami N0.
Dengan kata lain kemungkinan terjadinya berbagai nilai daya dalam sistem
dapat dihitung yang selanjutnya berarti pula bahwa besarnya nilai cadangan daya
tersedia dalam sistem dapat dihitung kemungkinannya.
Apabila nilai cadangan ini bernilai negatif maka terjadilah pemadaman dalam
sistem (perlu diingat bahwa nilai cadangan ini adalah tergantung pula pada waktu
karena beban tergantung waktu), hal ini merupakan resiko dalam opersai sistem
tenaga listrik yang perlu diformulasikan.

11.7. Kemungkinan Kehilangan Beban (Loss Off Load Probability)


Unit-unit pembangkit bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik,
agar beban dapat dilayani. Dilain pihak unit pembangkit setiap waktu bisa
mengalami gangguan sehingga tidak bisa beroperasi. Jika gangguan ini terjadi pada
saat bersamaan atas beberapa unit pembangkit yang besar, maka ada kemungkinan
bahwa daya tersedia dalam sistem berkurang sedemikian besarnya sehingga tidak
cukup melayani beban.
Dalam hal yang demikian terpaksa dilakukan pelepasan beban, atau
terpaksa sistem kehilangan beban, terjadi pemadaman dalam sistem. Dalam
pembahasan sebelumnya telah disinggung kemungkinan terjadinya pemadaman
karena adanya forced outage unit pembangkit dalam sistem.beban berubah-ubah
sepanjang waktu, maka forced outage yang berlangsung pada saat beban puncak
akan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap cadangan daya tersedia
dibangdingkan dengan forced outage yang berlangsung pada saat-saat beban
rendah.
Jadi setiap forced outage selain bisa dihitung kemungkinan terjadinya juga
memberikan kemungkinan timbulnya pemadaman dalam sistem, atau seringpula
disebut sebagai memberi kemungkinan sistem “kehilangan beban”. Kemungkinan
kehilangan beban ini merupakan resiko yang dihadapi dalam mengoperasikan
sistem tenaga listrik dan perlu di formulasikan.
Untuk dapat memformulasikan hal ini maka kurva beban sistem sebagai
fungsi saat perlu ditransformir menjadi kurfa lama beban, dalam bahasa inggris
disebut lload duration curve, kurva yang menggambarkan lamanya setiap nilai beban
berlangsung. Hal ini ditunjukkan oleh gambbar 11.12 dan 11.13.

5
Gambar nomor 11.14 menunjukkan lama beban dan garis daya terpasang
serta garis-garis daya tersedia. Selisih antara garis daya terpasang dengan garis
daya tersedia tanpa forced outage adalah disebabkan adanya pengeluaran unit
pembangkit dari sistem yang direncanakan untuk keperluan pemeliharaan dan
perbaikan.
Selisih antara garis daya tersedia tanpa forced outage dengan garis daya
tersedia dalam gambar 11.14 garis daya tersedia tanpa forced outage f 1,
kemungkinan terjadinya = P1 memberikan cadangan C1 yang selalu positif.
Tetapi garis daya tersedia dengan forced outage f 2, kemungkinan terjadinya =
P2 memberikan cadangan C2 yang memungkinkan pemotongan garis kurva lama
beban, menimbulkan pemadaman/kehilangan beban selama waktu t. Yang disebut

6
“kemungkinan kehilangan beban” atau yang biasanya disingkat dengan LOLP
adalah perkalian P2 dikali t.
LOLP sesungguhnya merupakan resiko yang dihadapi dalam opersi dalam
gambar 4 digambarkan sebagai berapa jauh garis daya tersedia boleh men karena
pemeliharaan maupun forced outage dalam kaitannya terhadap pemotongan kurva
lama beban. LOLP biasanya dinyatakan dalam hari per-tahun. Makin kecil nilai
LOLP berarti garis daya tersedia harus makin kecil kemungkinannya memotong
garis kurva lama beban, ini berarti bahwa daya terpasang harus makin tinggi serta
juga F.O.R harus makin kecil dengan kata lain diperlukan investasi yang lebih besar
dan juga kualitas uit pembangkit yang lebih baik.
Pengertian mengenai LOLP ini juga diperlukan dalam perencanaan operasi
misalnya untuk menysun jadwal pemeliharaan unit-unit pembangkit dengan risk
level tertentu misalnya dengan LOLP satu hari per-tahun. Dengan ketentuan ini
maka jadwal pemeliharaan unit-unit pembangkit harus diatur sedemikian rupa
sehingga daya tersedia tanpa forced outage terdiri dari unit-unit pembangkit yang
mempunyai F.O.R sedemikian hingga persamaan empat tetap terpenuhi. PLN dalam
menyusun sistem interkoneksi jawa mengambil risk level LOLP satu hari per-
tahun.

11.8. Menentukan Keandalan Sistem


LOLP merupakan indeks risk level dalam mengopersikan sistem tenaga
listrik jadi juga merupakan tingkat jaminan operasi sistem tenaga listrik. apabila
diinginkan tingkat jaminan operasi yang tinggi maka risk level harus rendah atau
LOLP harus kecil dan ini berarti bahwa investasi harus tinggi untuk keperluan
mendapatkan daya terpasang yang tinggi dan juga untuk mendapatkan unit
pembangkit dengan F.O.R yang rendah. Sesungguhnya F.O.R yang rendah juga
tergantung pada pemeliharaan unit-unit pembangkit tidak semata-mata kepada
harga unit pembangkit. Pemeliharaan yang baik dapat memperkecil F.O.R dan
selanjutnya memperkecil LOLP.
Penentuan besarnya LOLP merupakan kompromi antara biaya investasi yang
diperlukan dibanding dengan resiko pemadaman yang bisa terjadi. Untuk keperluan
perencanaan, menyangkut pertimbangan-pertimbangan terhadap resiko, PLN
menggunakan angka-angka sebagai berikut.

7
8

Anda mungkin juga menyukai