DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa menganugerahkan nikmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ekonomi Tenaga Listrik ini yang berjudul
“Ketersediaan Daya dalam Sistem”.
Hal yang utama dari penyusunan makalah ini dimaksudkan sebagai upaya melengkapi
tugas-tugas mata kuliah dan penambahan bahan sumber belajar bagi mahasiswa pada mata
kuliah Ekonomi Tenaga Listrik.
Kehadiran makalah ini diharapkan bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca
pada umumnya untuk menambah wawasan ilmu mengenai Ketersediaan Daya dalam Sistem.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan, kritik
dan saran dari para seluruh pembaca makalah ini sangat diharapkan demi kesempurnaan
dimasa-masa mendatang. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi amal usaha ini. Amin ya
robbal ‘alamin.
i
11.6. Daya Tersedia dalam Sistem
Daya tersedia dalam sistem tenaga listrik haruslah cukup untuk melayani
kebituhan tenaga listrik dari para pelanggan. Daya tersedia tergantung pada daya
terpasang unit-unit pembangkit dalam sistem dan juga tergantung pada kesiapan
operasi unit-unit tersebut. Berbagai faktor seperti gangguan kerusakan dan
pemeliharaan rutin, menyebabkan unit pembangkit menjadi tidak siap operasi.
Untuk dapat melayani beban yang diperkirakan dari perkiraan beban (load
forecast) dan juga mengingat masalah pemeliharaan unit pembangkit seperti
diuraikan dalam materi sebelumnya harus diusahakan agar daya tersedia dalam
sistem selalu cukup untuk melayani beban
Karena unit pembangkit yang direncanakan tersedia untuk operasi dalam
sistem ada kemungkinan mengalami forced outage maka besarnya cadangan daya
tersedia sesungguhnya merupakan ukuran keandalan operasi sistem. Untuk
membahas keandalan operasi dipakai pengertian-pengertian seperti digambarkan
oleh gambar 11.11 yang sesungguhnya fersi yang lebih terperinci dari gambar 11.10
2
Dengan empat unit pembangkit yang ada 2 4 kombinasi yang bisa terjadi
dalam operasi sistem ditinjau dari segi penyediaan daya. Setiap kombinasi dapat
dihitung kemungkinan terjadinya dengan menggunakan F.O.R. hal ini dapat dilihat
dalam tabel 11.3 berikut:
Catatan:
Unit yang N diberi tanda 1, yaitu unit yang beroperasi.
Unit yang N diberi tanda 0, yaitu unit yang mengalami forced outage
Dengan menggunakan hasil-hasil yang tertulis pada tabel 11.3 dapat disusun
tabel 11.4 yang menggambarkan kemungkinan terjadinya forced outage serta
besarnya daya yang bersangkutan untuk sistem dengan empat unit pembangkit
tersebut diatas
Apabila sekarang kedalam sistem ditambahkan unit pembangkit kelima
dengan daya 1500 KW dan F.O.R = 0,05 maka dengan cara serupa dengan
penyusunan tabel 1 akan didapatkan 2 5 = 32 kombinasi yang bisa terjadi 32
kombinasi ini bisa dipikirkan terjadi dari 16 kombinasi tabel 11.3 ditambah keadaan
unit nomor 5 dan 16 kombinasi lagi yang terjadi dari 16 kobinasi tabel 11.3 dengan
keadaan unit nomor lima N0.
3
Dengan menggunakan F.O.R unit kelima maka 32 kombinasi ini bisa dihitung
kemungkian terjadinya. Kemungkinan terjadinya 16 kombinasi denga unit kelima N0
adalah seperti yang tersebut dalam tabel 11.3 dikalikan dengan (1 - F.O.R unit
kelima) dan untuk 16 kombinasi berikutnya yaitu dengan unit kelima N0 dikalikan
dengan F.O.R unit kelima.
Selanjutnya dari perhitungan ini bisa diisipula kolom besarnya daya yang N0
yaitu 16 kombinasi masing-masing seperti tabel 11.3 + 1500 KW dan yang 16
lainnya + 0. Secara umum uraian tersebut diatas dapat ditulis dengan persamaan
sebagai berikut:
4
Dengan menggunakan persamaan diatas untuk sistem tenaga listrik dengan n
unit pembangkit dapat dihitungkemungkinan terjadinya berbagai nilai daya yang
mengalami N0.
Dengan kata lain kemungkinan terjadinya berbagai nilai daya dalam sistem
dapat dihitung yang selanjutnya berarti pula bahwa besarnya nilai cadangan daya
tersedia dalam sistem dapat dihitung kemungkinannya.
Apabila nilai cadangan ini bernilai negatif maka terjadilah pemadaman dalam
sistem (perlu diingat bahwa nilai cadangan ini adalah tergantung pula pada waktu
karena beban tergantung waktu), hal ini merupakan resiko dalam opersai sistem
tenaga listrik yang perlu diformulasikan.
5
Gambar nomor 11.14 menunjukkan lama beban dan garis daya terpasang
serta garis-garis daya tersedia. Selisih antara garis daya terpasang dengan garis
daya tersedia tanpa forced outage adalah disebabkan adanya pengeluaran unit
pembangkit dari sistem yang direncanakan untuk keperluan pemeliharaan dan
perbaikan.
Selisih antara garis daya tersedia tanpa forced outage dengan garis daya
tersedia dalam gambar 11.14 garis daya tersedia tanpa forced outage f 1,
kemungkinan terjadinya = P1 memberikan cadangan C1 yang selalu positif.
Tetapi garis daya tersedia dengan forced outage f 2, kemungkinan terjadinya =
P2 memberikan cadangan C2 yang memungkinkan pemotongan garis kurva lama
beban, menimbulkan pemadaman/kehilangan beban selama waktu t. Yang disebut
6
“kemungkinan kehilangan beban” atau yang biasanya disingkat dengan LOLP
adalah perkalian P2 dikali t.
LOLP sesungguhnya merupakan resiko yang dihadapi dalam opersi dalam
gambar 4 digambarkan sebagai berapa jauh garis daya tersedia boleh men karena
pemeliharaan maupun forced outage dalam kaitannya terhadap pemotongan kurva
lama beban. LOLP biasanya dinyatakan dalam hari per-tahun. Makin kecil nilai
LOLP berarti garis daya tersedia harus makin kecil kemungkinannya memotong
garis kurva lama beban, ini berarti bahwa daya terpasang harus makin tinggi serta
juga F.O.R harus makin kecil dengan kata lain diperlukan investasi yang lebih besar
dan juga kualitas uit pembangkit yang lebih baik.
Pengertian mengenai LOLP ini juga diperlukan dalam perencanaan operasi
misalnya untuk menysun jadwal pemeliharaan unit-unit pembangkit dengan risk
level tertentu misalnya dengan LOLP satu hari per-tahun. Dengan ketentuan ini
maka jadwal pemeliharaan unit-unit pembangkit harus diatur sedemikian rupa
sehingga daya tersedia tanpa forced outage terdiri dari unit-unit pembangkit yang
mempunyai F.O.R sedemikian hingga persamaan empat tetap terpenuhi. PLN dalam
menyusun sistem interkoneksi jawa mengambil risk level LOLP satu hari per-
tahun.
7
8