Anda di halaman 1dari 4

Hilang Arah

Tanyaku pada malam


Dapatkah ia kekal abadi?
Karena jika pagi datang,
Hidupku melayang pergi
Tanyaku pada malam
Mengapa ia lebih hidup dibanding aku?
Karena pagi berisik
Pagi tak pernah menyuguhkan indah
Tanyaku pada malam
Akankah ia terus bersamaku?
Kuharap pagi takkan datang lagi.
Pintaku pada malam
Lahap pagi sampai habis, telan sampai kau kenyang!
Bawa aku bersamamu malam.
Harapan Bodoh
Pernah kau lihat burung-burung terbang kembali pulang dikala
senja?
Burung-burung itu aku
Hanya saja aku masih tetap terbang
Pernah kau lihat bunga matahari mekar menghadap mentari?
Bunga itu aku
Hanya saja aku belum mekar
Pernah kau rasakan hangat mentari kala hujan reda?
Mentari itu aku
Hangat, hanya saja kau tak pernah merasa cukup
Aku masih tetap aku yang menahan sesak
Berharap kau mau menjadi sangkarku
Berharap kau mau menjadi mentariku
Berharap kau cukup untuk hangatku
Berharap kau paham akan harapku.
Ayah
Api lilin itu yang pertama kali aku lihat kala pertama aku
membuka mata
Api lilin yang terus berubah mengikuti isi otak pemiliknya
Api lilin itu tepat di kepalanya, merekat beserta lelehannya
Anehnya apinya tak pernah padam

Api lilin itu hari ini redup


Lain dengan kemarin
Kemarin api lilin itu marak
Marak bak kobaran api
Api lilin itu terus berubah setiap hari

Apabila ia pulang dengan uang


Reduplah api lilinnya
Jika api lilinya sudah marak
Maka taka da makanan di hari itu

Hebatnya, tak sekalipun api lilin itu membakar kepalanya


Dia hebat
Dia ayah yang hebat.

Anda mungkin juga menyukai