Anda di halaman 1dari 18

Wanita dan Surga

Bidadari Karya: Maulana Yusuf


Karya: Moch Abiyan Th
Kepada wanita yang akan bersamaku di surga

Wahai bidadari Saat kukabarkan pada deretan hujan yang mengusir


kabut
Yang cantik berseri
Sempat kuberpikir hujan tak lagi mengeja awan untuk
Kau bagai embun pagi membawanya kepada tebing kegelapan
Yang menyejukan hati Di sudut gelap terlihat api menyala membakar
Saat kusendiri kesunyian

Kau hadir bagai mentari yang menyenari Terang memang, tapi agak sedikit menyengat
Tapi tak sedikitpun kudengar kayu berkata kepada hujan
untuk membuatnya padam
Wahai bidadari
Akupun berpikir akankah kutemukan api menyala di
Tak lama lagi kau akan pergi dalam surga?
Entah kapan kau kembali Dan pada akhirnya kupasrahkan saja hujan mendekap
Mengisi hati yang kian sepi. tubuhku
Sampai mata terpejam sampai esok hujan membasahi
Babakan, 22 Januari 2019 tubuhku yang telah tertanam

Cirebon, 7 Januari 2019


Kau Luka Terdalamku Tak Tergantikan

Karya: Dela Legina Karya: Muhamad Al Fajrin

Bayanganku adalah khayalanmu


Berhembus dalam kehangatan dan kasih sayang dalam semilirnya angin Saat ku terlahir

Mengalirlah warna Semuanya berharap kepadaku

Warna tradisi,warna cintamu Apakah akan berbakti dan berguna atau sebaliknya
Ia membawa kesuksesanku dan pada saat itu pula aku digenggam
Tapi jika Serta melihat senyumanya yang manis
Disetiap kata-kataku,sikap keras kepalaku Bagai Edelweis
Mungkin bisa memalukanmu atau merusak reputasimu Ibuku
Aku luka terdalammu Sekarang aku beranjak dewasa
Kau adalah ayat-ayat suciku Perhatianmu masih sama
Kau didalam jiwaku Kasih sayangnya masih seluas samudra sedalam lautan
kau Kemuliaan teragungku
Takkan surut walau senja datang
kau kehormatan ku
dan terus abadi walau seribu tahun lamanya
Kau segalanya
A thousand years
Jasamu sangat besar
Sampai aku kewalahan
Terimakasih atas perjuanganmu
Hanya doa,dan usaha untuk membalas jasamu
Terimakasih cara memperlakukanku
Tapi semua itu tidak membuatku puas
Kau adalah segalanya tak tergantikan
Kau luka terdalamku
IBU
Ratu Tak Bermahkota FILOSOFI MATAHARI

Karya: Netta Ade Lita Karya: Ade Nuriyah

Tuhan menciptakan dirimu yang hebat Kau seperti bunga matahari

Kau wanita paling sempurna Hadirnya selalu menerangi

Kau mengukir senyuman bagai berlian Hatinya bagai biji matahari


Yang mempunyai banyak kesabaran

Ibu kaulah ratu tak bermahkota Tangkainnya yang tegak melambangkan

Yang telah hadir di antara kami semua Hati yang kuat serta jiwa yang hebat

Dengan ketulusanmu yang membimbing Tanpa pengorbananmu semua tiada berati


kami
Kau berikan kesadaran yang kau miliki
Disertai doa di setiap langkahmu
Sinar yang menerangi setiap detik
Waktu terus berjalan hingga yang ku kenang
Kasih sayangmu tak akan pernah hilang
Hanyalah kehangatan darimu
Walau sudah ditelan rasa letihmu
Tidak akan tergantikan dengan siapapun
Terima kasih telah hadir di kehidupan kami
Kau matahariku
Ibu
Hulubanteng,21 Januari 2019

Kalimekar, 21 Januari 2019


Kegigihan Sang Surga Telapak Kaki Yang Dirindukan

Karya: Adrian Dwirahman Bahri Karya: Nur Afidah

Ibu
Kini kau jauh terpisah oleh waktu
Waktu telah lama berlalu
Dalam bayangan di dalam sebuah impian
Semua tentangmu akan kukenang selalu
Sebagai matahari dalam menjalani hidup
Walau janin diperutmu selalu menyusahkanmu
Menuju sebuah misteri cita-cita
Tapi kau tetap berjuang
Waktu telah lama berlalu Terbenak semua canda tawamu
Waktu akan memisahkan kita denganmu Pertemuan yang kurindukan
Jika waktu telah berlalu Ingatlah,pergiku untuk mencari duniaku
Semoga kau akan selalu mengingatku Dan tujuan pulangku untukmu

Jatiseeng, 21 Januari 2019 Babakan, 21 Januari 2019


Pelita Kehidupan Lentera Cinta Wanita

Karya: Siti Aisyah Karya: Amelia Yuliyanti

Tetes embun pagi mulai berjatuhan Pengorbanannya bagai cahaya

Begitupun denganmu wahai tulang rusuk adam Yang membuat dunia nampak terpesona
Kasih sayang yang seperti lentera
Bukanlah perihal indah tetapi pandangan
Seakan pelipur untuk hati yang lara
Tapi perihal martabat yang mulai tertindas oleh alam
Senyumnya mengandung beribu makna
Pelita
Dan pilunya menyembuyikan sejuta cerita
Kau bagai rembulan di malam hari
Seperti bulan yang menemani malam
Dari segalanya yang telah kau lakukan
Rasa sayangnya yang begitu dalam,seakan menolak untuk cepat
Pada kami manusia berakal tanpa penerangan padam
Sungguh indah martabatmu yang sebenarnya Jasanya yang tak pernah lekang oleh waktu
Sungguh indah pula wajah berserimu yang di Akan selalu tergores didalam kalbu
perlihatkan
Jasamu akan selalu ingat dalam setiap waktu
Babakan,21 Januari 2019
Kau adalah pelita kehidupan

Kudukeras, 21 Januari 2019


Bidadari Tak Bersayap IBU
Karya: Dea Amelia Karya: Defi Maharani

Ibu Dan Bagiku


Sembilan bulan kau mengandungku Dibalik kertas yang aku tulis
Bahkan menaruhkan nyawamu Hanya tersimpan namamu
Demi melahirkan buah hatimu Dibalik kertas yang membisu
Ibu Hanya tersimpan darahmu
Dengan sabar kau merawatku Dibalik kertas yang mekar
Dengan sabar kau menasehatiku Hanya tersimpan tangisanmu
Bahkan tanpa ku sadari aku pernah membuatmu menangis Ibu
dengan sikapku ini Kaulah yang melahirkan,merawatku,dan
Menemaniku disaat aku rindu pengorbananmu
Ibu dan jasamu
Sungguh mulia hatimu Ibu
Sungguh besar jasamu Terima kasih engkau telah merawatku
Aku bangga lahir di rahimmu Selama ini, hanya doa yang bisa
Aku bangga jadi buah hatimu Ku persembahkan untukmu

Pakusamben, 21 Januari 2019


Malaikat Tak Bersayap Bidadari Hati
Karya: Devi Aprilia
Karya: Dian Amelia

Ibu
Kau ialah malaikatku
Engkau seperti rembulan
Yang menerangi dikegelapan Malaikat yang tak bersayap
Setiap waktu setiap hari Kau bidadari dunia
Cuma engkau yang selalu kunanti Kau makluk sempurn
Ibu Kecerahan wajahmu bagai pelita
Hidupku ini sangatlah berarti
Yang menerangi hati dan dunia
Mungkin tanpamu aku tak akan pernah ada didunia ini
Hatimu bagaikan selembut sutra
Walaupun rasa letih menyertai
Namun engkau tak pernah bosan menyayangi dan mengasihi
Kau surga dunia bagiku
Oh ibu Jiwamu telah menjadi ragaku
Hingga kelak aku bertumbuh dewasa Kekuatanmu menjadi penyemangatku
Dan engkau mulai menua Bagaikan berlian dalam hidupku
I promise you
Hanya kau bidadari hati
I always be love you
Ciledug, 21 Januari 2019
Pakusamben, 21 Januari 2019
Selembar Kertas Untuk Ibu Bidadari
Karya: Dimas Zikriyasa Irianda Karya: Anindita

Satu tahun kurang tiga bulan Ibu


Aku dikandung seseorang yang kusebut ibu
Jangan suruh aku menjadi dewasa
Ibu jasa mu tak terbilang jasamu takan hilang hanya untuk anak mu
Semakin aku dewasa maka semakin kau tua
Entah kenapa engkau mau, melakukan semuanya hanya untuk ku
Jika boleh aku ingin tetap menjadi gadis kecilmu
Agar aku bisa selalu disampingmu
Apakah
Jatuh tak berarti lumpuh
aku pantas di sebut anak mu yang soleh yang kau harapkan
Kegagalan tak membuatku patah
Sedangkan
Suksesku kelak kupersembahkan untukmu
Aku sering membantah melawan dan bahkan masih susah untuk
dibangunkan ke sekolah Sang bidadari yang tak lupa berdo’a untukku
Tangismu akan ku buat tak berlaku
Memang aku tak melihat aku tak ingat dimana saat kudilahirakan Dan alasan kau tersenyum adalah aku
Tapi aku tau hari itu hari yang kau tunggu tunggu hari yang kau nantikan Jika setelah hujan pasti ada pelangi
Dalam bahasa inggris Thank you my mom you are my everything Maka kaulah sang bidadari
Hanya didalam selembar kertas ini tertulis Teriman kasih banyak ibu Kau
segalannya bagiku
Ciledug,20 Januari 2019

Pabedilan, 21 Januari 2019


Sekutuku
Karya: Elva Raesa Rangkaikan Kata Untukmu
Karya: Moh Ghazi Alghifari
Ketika kumulai lelah dan letih
Akan aktivitas duniawi Kurangkai kata menjadi indah
Kau memberiku semangat juang Menjadi ukiran sebuah kenangan
Dengan senyum madumu Agar tercipta rasa yang nyata

Saat kutakut akan dunia ini Kenakalan kami terurai oleh sinar
Kau akan menggenggam tanganku Dan terhapus oleh tangisan
Membuka pintu-pintu untukku Mimpimu mimpiku jua
Dan berjalan menuntunku bersama
Dengan lenteramu Aku tau bisa mengrangkai kata
Tapi aku bisa merangkai doa ibu
Terimakasih ibu Doaku mengalir disujudku
Kau telah menjadi sekutu terbaikku

Kalimekar, 21 Januari 2019

Babakan, 22 Januari 2019


Penjaga langkah Cahaya Ibu
Karya: Inne Silviani Karya: Lita Andriyani

Bu Suatu hari
Aku hanyalah ilalang kecil yang di terpa angin Terbitlah mentari pagi
Yang selalu menerangiku
Belajar tetap kokoh meski hujan turun
Dengan penuh cahaya
Terlalu sering membawa dingin
Cahaya itu diibaratkanmu ibu
Bu demi segala hal yang pernah ku ceritakan kepadamu Yang selalu menyinari hidupku
Aku tidak ingin menyerah Dengan sinarmu yang sangat terang
Pada terjal jalan disetiap langkahku Hingga aku tak bisa menutup mataku
Tapi Ketika melihat sinarmu yang sangat indah

Itu bukan alasanku untuk berhenti sampai disini Ibu


Kau adalah wanita terhebat
Mencoba bangkit kembali
Kau adalah wanita terbaik
Demi sebuah mimpi yang tinggi
Dunia dan akhirat
Bu Kau adalah biadadari surga
Tetap disini temaniku Yang membawa cahaya surga
Doakanku agar bisa menggapai kesuksesan itu Kedalam hidupku

Cikulak Kidul,21 Januari 2019


Kalimaru,15 Januari 2019
Mentari Wanita Tangguh
Karya: Jamilatul Komala Karya: Nadia Kharisma

Kau bagai sang mentari Senja telah usai


Hadir dengan senyuman kelembutan Malam sunyi telah berkuasa
Senyummu bagai kilatan cahaya Sepi mulai bertamu
Hingga membuat pelangi dihidupku Sunyi ikut bernyanyi
Ku ukir wajahmu dihatiku Seperti daun yang tertimpa angin
Agar selalu mengingatmu Peluknya selalu bisa menghangatkan hati
Tawamu hadir sebagai canduku Yang dingin dan dengan senyuman
Hingga rintihanmu hadir sebagai lukaku Manis yang menguatkan batinku
Jingga bagaikan dirimu Engkaulah bentangan cahaya kokoh
Mengisi semua kekosongan hati Bagai bakau yang terkena ombak
Kau adalah mentari Dan bagai lampu yang menerangi dalam kegelapan
Hadiah terbesar dunia ini
Pabuaran, 21 Januari 2019
Sasak, 21 Januari 2019
Doa Yang Kuat
Karya: Hoirun Niswah

Bidadari Surgaku Bu
Aku tetap anakmu yang nakal
Karya: Nenda Alfadil Seputra Yang sering kali membantah
Ketika aku kehilangan akal
Bu
Maaf untuk ketidak patuhanku
Wahai bidadariku
Yang sering kali membuat jengkel hatimu
Engkaulah pelita hidupku Semoga suatu hari engkau mengerti
Meski berkali-kali berita sedih sering kubawa
Keindahan dunia kekalku berada di telapak kakimu Saat gagal menghampiri
Bu
Kasihmu seluas jagat raya Hari ini aku masih terus melangkah
Aku tidak peduli berapa kali
Engkaulah bidadari surgaku
Aku gagal,aku patah,dan aku kalah
Bu
Percayalah aku akan tetap maju
Babakan, 22 Januari 2019 Maski jalan yang kutempuh sangat berliku
Bu
Aku butuh doamu
Untuk menjaga setiap langkahmu

Kudumulya, 21 Januari 2019


Ibu Terasa Seperti Teman Ibu Terhebat
Karya: Nova Nuraeni Karya: Regina Fitriani

Ibu Ibu engkaulah surgaku


Aku tau kau sangat menyanyangiku Engkaulah penenang hidupku
Aku pun tau mencintaiku Disetiap senyummu
Dengan penuh kasih sayang
Kebahagiaan yang tiada tara
Dia selalu memberi asupan jiwa
Kutahu batimu menangis
Agar aku tumbuh menjadi orang berguna
Karena keegoisan anakmu
Kau hanya mengelus dada
Tanpa kusandari
Kau tetap tersenyum manis
Dia mempunyai beban yang begitu berat
Walau rasa kesal ada di dalam hatimu
Apakah aku tau?”tidak”
Tetapi kau masih tetap tegar
Dia mutupi segalanya dengan senyuman
Terimakasih ibu
Dia hebat sampai tidak ada yang bisa menggatikan
Tanpamu semua tiada arti
Entah apa yang bisa kubalas semua jasamu
Mungkin kuhanya bisa mendoakanmu
Disetiap sujudku Tersana, 22 Januari 2019

Silihasih, 21 Januari 2019


Cahaya Dunia
Karya: Restu Teguh Imani Wanita itu ibuku
Karya: Rosi.R

Engkau bagaikan cahaya dari segala dunia


Wajahnya lembut dipandang mata
Yang menerangi jiwa dikala sedih dan duka
Tatapan matanya teduh memancarkan kelembutan
Terimakasih tuhan kau telah mengenalkanku
Membawa ketenangan dan kenyamanan
Karena ini yang mampu merubah jati diriku
Wanita itu ibuku
Kau memiliki ribuan murid-murid
Perjalanan ini terasa menyedihkan Yang telah dan kau didik setiap hari
Sayang engkau tak bersama kami sekalian Kau selal mengajarkan murid-muridnya
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan Membaca huruf demi huruf kata demi kata

Dibilik penuh kesunyian dan ingatan Bahasa manusia


Wanita itu ibuku

Gebang Udik, 25 Januari 2019


Babakan, 21 Januari 2019
Penerang Pintu Kegelapan Ibuku anugerah terindahku
Karya: Sulistiawati Karya: Wida Ningsih

Ibu cahayamu bagaikan sinar pagi Wahai ibuku


Kau menerangi kegelapan dalam keheningan Kau adalah anugerah yang tak pantas disakiti
Menuntun jalannya kebenaran Kau yang ku punya didunia
Menerangkan pintu kegelapan Dan aku tak akan membiarkanmu tersakiti
Kadang tak ku sangka Wahai bidadariku
dibalik senyum manismu Maafkan aku yang sering membuatmu sedih
terdapat tetesan air mata menggelinang Dengan kekhawatiranmu kepadaku
apalah daya aku tanpamu Dan kekecewaanmu padaku
mungkin hanyalah sebuah tanaman Wahai surgaku
yang layu terbujur kaku Izinkan aku untuk menjagamu didunia dan diakhirat
semoga setiap air mata yang jatuh dari matamu Meski aku adalah putri kecilmu yang masih kau manjakan
atas segala kepentingan Dengan kasih sayang yang kau punya untukku
menjadi sungai yang amat indah bagimu Dan kini aku berusaha untuk menjadi dewasa
disurga nanti Agar mampu untuk menjagamu sekarang dan selamanya

Serangwetan, 21 Januari 2019 Dompyong Wetan, 21 Januari 2019


Wanita Penghuni Surga Wanita terhebat
Karya: Windi Yani
Karya: Wine Apriliana
Ibu
Wahai pelita hidupku
Ketika aku tersesat jalan Setiap wanita didunia
Kau yang selalu meluruskan jalanku Yang kulihat dari wajahnya
Ketika aku terpuruk dalam kesedihan Kaulah yang teristimewah
Kau selalu ada di sampingku
Memberi segala nasihat
Hidupmu penuh lika-liku
Wahai ibuku
Kau tak pernah sekalipun meneteskan air matamu Tangis,derita kau tanggung sendiri
Walaupun engkau sedang dalam kesedihan Walaupun kini telah binasa
Tak pernah aku melihatmu mengeluh
Dalam segala keletihan
Seiring berjalannya waktu
Nasihat demi nasihat kau curahkan padaku
Kini kau mulai bangkit
Kelak,aku akan menjadi anak yang berguna
Wahai engkau wanita penghuni surga yang abadi Dari penderitaanmu sendiri
Terimakasih atas semua perjuanganmu,pengorbananmu
Yang engkau berikan padaku ibu Dompyong Wetan, 21 Januari 2019
Hanya doa yang bisa aku panjatkan untukmu

Gagasari, 21 Januari 2019


Surga Duniaku Sejuta Pengorbanan

Karya: Yumas Bekti Bhaktiar Karya: Zahra Ayundi

Ibu
Dalam kegelapankau memberiku penerangan
Kegigihanmuakankukenangselalu
Dalam sedihku kau memberi sebuah kehangatan
Getirgetahjarakmenjaditemanmu
Kau datang dengan sejuta senyuman
Untukkukauikhlaskanjiwaragamu Kau bagaikan pelitang menerangi duniaku
Engkaulahsurgaku Ibu kau bagaikan lentera hidupku

Babakan, 21 Januari 2019 Karangwangun, 21 Januari 2019


Untukmu Bidadari Surga Kemuliaan Seorang Ibu
Karya: Silvi
Karya : Siti Nurhalimah

Ibu
Jiwamu bagaikan cahaya dalam kegelapan Pagi ku cerah ku
Belaianmu seperti mentari yang bersinar Matahari bersinar
Layaknya mutiara terindah di dunia
Burung burung berkicau indah
Siang dan malam menimpamu Seindah senyum dipagi itu
Tak sedetikpun kau hentikan langkahmu
Lelah perih mendidik Ibu
Agarku menjadi manusia berguna Begitu besar pengorbananmu

Setetes air mata yang tumpah Kau rela pertaruhkan nyawamu


Sama pedihnya seperti peluru yang menembus dada Demi anakmu lahir didunia ini
Segala jasamu begitu besar
Langitpun tidak bisa menjadi atap tingginya pujian Begitu banyak pengorbanan mu untukku
Ibu
Ibu
Kau makhluk terkuat dimuka bumi Hatimu begitu mulia
Dalam senyum, kau sembunyikan letihmu
Kau mengajariku banyak hal
Ibarat bunga yang tak kunjung layu
Tak pernah mengenal lelah dan letih
Terima kasih ibu
Semangatmu selalu tertanam dalam dirimu
Segala pengorbananmu tak mampu kubalas
Emas dan perak tak mampu menggantikannya I love you ibu
Terima kasih tuk kemarin, sekarang, dan yang akan datang
Kudukeras, 21 Januari 2019
Karangwangun, 21 Januari 2019

Anda mungkin juga menyukai