Anda di halaman 1dari 7

Contoh Kasus Transkultural pada pasien dengan Gangguan hipertensi

Kasus 1
Klien Tn.Z berusia 43 tahun, tinggal bersama istri dan kedua orang anaknya di
Lombok Utara Desa bentek Dudun Kr.Lendang . Pendidikan terakhir klien adalah SMP.
Klien bekerja sebagai buruh tani . Istri klien bernama Ny. W berusia 40 tahun,
pendidikan terakhir SMA. Istri klien seorang buruh ibu rumah tangga. Setiap bulan
penghasilan klien sekitar 500.000 per bulan. dan istrinya tidak berpenghasilan. Klien dan
keluarganya beragama Islam. Sehari-hari klien menggunakan bahasa sasak untuk
berkomunikasi dirumahnya.
Sehari-hari klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya untuk meminum minuman
keras yaitu tuak dan bahasa sasaknya (blok). Klien meras bahwa jika melakukan hal
tersebut klien merasa tenang. Klien telah minum dari dia berusia remaja. Kebiasaan
tersebut tidak dapat dihentikan oleh klien karena jika tidak minum sehari klien merasa
kurang tenang jika tidur malam. Dan itulah kebiasaan sehari-hari klien ketika pulang dari
kerja.
Dalam seminggu terakhir ini klien mengalami pusing,sakit kepala
parah,penglihatan buram,telinga berdenging. Klien dan istrinya menganggap bahwa itu
adalah hal yang biasa dan efek dari kelelahan. Untuk memperbaiki kondisinya, istri klien
menyuruh tetangganya untuk melakukan pemeretusan atau peretuk dikepala klien. Karena
menurut kepercayaan jika melakukan pemeretusan atau peretuk dapat mengurangi sakit
kepala tersebut.
Karena dirasa kondisi klien tidak membaik maka istrinya, membawa klien ke
puskesmas gangga untuk diperiksa. Oleh perawat yang memeriksa klien dicurigai
Klien mengalami penyakit darah tinggi, hasil dari pemeriksaan yaitu terdapat tekanan
darah 200 mmhg. Setelah dilakukan pemeriksaaandan perawat melihat hasilnya keluar
ternyata dugaan perawat tersebut benar. Klien menderita tekanan darah tinggi. Setelah
dianamnesa oleh perawat ternyata klien mempunyai kebiasaan meminum minuman keras.
Akhirnya klien disarankan untuk megurangi kebiasaan tersebut dan perawat memberikan
obat untuk menghilangkan pusing,sakit kepala.

Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing Pada Gangguan hipertensi


A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : Tn. Z
Usia : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh Tani
Suku : Sasak
Alamat : Lombok Utara Desa bentek Dudun Kr.Lendang
Dx Medis : Hipertensi
2. Identitas penanggungjawab
Nama : Ny. W
Usia : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Suku : Sasak
Hub. Dg Pasien : Istri
Alamat : Lombok Utara Desa bentek Dudun Kr.Lendang

B. Pengkajian
1. Faktor Teknologi
1. Klien dibawa ke palayanan kesehatan yaitu ke puskesmas gangga, klien di
periksa oleh perawat
2. Klien melakukan pemeriksaan diketahui bahwa klien menderita penyakit
hipertensi
2. Faktor agama dan falsafah hidup
a. Agama yang dianut yaitu Islam

3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan Identitas klien


a. Pekerjaan : Buruh tani Penghasilan : Rp. 500.000 Mempunyai tanggungan 2
orang anak
4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup
a. Sehari-hari klien menggunakan bahasa sasak.
b. Bagi klien ketika meminum minumakan keras dapat membuat merasa
tenang
c. Istri Klien percaya bahwa dengan melakukan pemeretusan atau peretuk
dapat menyembuhkan sakit kepala yang diderita oleh suaminya
5. Faktor politik
a. Kebijakan dan peraturan pelayanan kesehatan, yaitu: Alasan datang ke
puskesmas gangga : Klien mengalami pusing,sakit kepala
parah,penglihatan buram dan telinga berdenging.
b. Kebijakan yang didapat di RS Cepat Sembuh : klien disarankan untuk
megurangi kebiasaan tersebut dan perawat memberikan obat untuk
menghilangkan pusing,sakit kepala
6. Faktor ekonomi
a. Sumber biaya pengobatan
Biaya dari penghasilan klien dan istrinya. Karena klien tidak mengikuti
asuransi kesehatan
b. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien
Biaya hidup sehari-hari dari penghasilan klien (500.000) per bulan
7. Faktor pendidikan
a. Klien merupakan lulusan SMP

C. Diagnosa Keperawatan
1. Data :
 Istri Klien menyuruh tetangganya untuk melakukan pemeretusan atau peretuk
dikepala klien. Karena menurut kepercayaan jika melakukan pemeretusan
atau peretuk dapat mengurangi sakit kepala tersebut
 Menurut kepercayaan di keluarga klien dengan melakukan pemeretusan
atau peretuk dapat mengurangi sakit yang dialami klien
Masalah Keperawatan : Potensial Peningkatan Pengetahuan berhubungan
dengan sistem nilai yang diyakini

2. Data :
 Klien dan istrinya merupakan orang sasak asli sehingga mereka masih
kental menganut tradisi dan budaya sasak.
 Klien percaya bahwa dengan melakukan pemeretusan atau peretuk dapat
mengurangi sakit tersebut
Masalah keperawatan : Ketidakpatuhan pengobatan berhubungan dengan
sistem nilai yang diyakini
3. Data :
 Klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya melakukan meminum minuman
keras atau blok. Baginya ketika melakukan hal tersebut dapat merasa
tenang
 Klien telah meminum minumn keras dari usia remaja
 Kebiasaan tersebut tidak dapat di hentikan oleh klien karena jika tidak
meminum klien merasa tidak tenang dan sulit tidur
Masalah keperawatan : Prilaku kesehatan cendrung berisiko

D. Intervensi Keperawatan
1. Dx 1 : Potensial Peningkatan Pengetahuan
Intervensi :
Mempertahankan budaya (Maintenance)
a. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga bahwa melakukan pemeretusan
atau peretuk bisa mengurangi sakit kepala namun harus meminum obat
dari puskesmas juga.
b. Motivasi klien untuk tetap memperbanyak obat-obatan pereda sakit kepala
dan pusing

Restrukturisasi budaya
a. Jelaskan kepada klien dan keluarganya bahwa melakukan pemeretusan
atau peretuk harus juga disampingi dengan mengkonsumsi obat-obatan

2. Dx 2 : Ketidakpatuhan pengobatan berhubungan dengan sistem yang diyakini


(pemeretusan atau peretuk)
Intervensi :
Negosiasi budaya
a. Beri penjelasan pada klien bahwa “pemeretusan atau peretuk” saja tidak
cukup untuk menyembuhkan penyakit hipertensi tersebut
b. Berikan dukungan kepada klien dan keluarga untuk tetap melakukan
pemeretusan atau peretuk selama tidak merugikan
c. Beri fasilitas dan waktu kepada klien untuk melaksanakan budayanya
yaitu “pemeretusan atau peretuk”.
Merestrukturisasi budaya
a. Diskusikan kesenjangan budaya yang dianut klien dengan terapi kesehatan
yang harus di jalani klien
b. Jelaskan kepada klien dan keluarga apabila klien tidak meminum obat-
obatan akan membahayakan keselamatan klien.
c. Berikan gambaran kepada klien tentang keberhasilan minum obat-obatan
terhadap orang-orang yang sebelumnya menderita penyakit hipertensi.

3. Dx 3
Intervensi
Negosiasi budaya
a. Beri motivasi kepada klien untuk berhenti meminum minuman keras,
karena dapat memperparah penyakitnya.
b. Berikan masukan kepada klien jika klien merasa tidak tenang dan sulit
tidur malam hari dapat digantikan dengan mendengarkan musik kesukaan
klien.

Restrukturisasi budaya
a. Kaji persepsi klien mengenai sehat sakit
b. Jelaskan kepada klien mengenai kandungan yang berbahaya didalam
minuman tersebut bagi kesehatan

Anda mungkin juga menyukai