Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan
nikmat-Nyalah Saya dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah ini, yang
diberikan oleh Bapak Ahmad Syaufan Muttaqi, M.Pd. selaku dosen Pembimbing
mata kuliah.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Pengembangan kurikulum
B. Macam-Macam landasan Pengembangan Kurikulum
C. Prinsip Pengembangan kurikulum
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. Rumusan Masalah
C. TUJUAN
5
A. Agar Mengetahui Pengertian Landasan Pengembangan kurikulum
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
diharapkan akan terjadi sinkronisasi antara apa yang diharapkan ,
direncanakan dengan apa yang secara nyata dilaksanakan disekolah maupun
dikelas.
1. Landasan Filosofis
Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti cinta atau kebijakan (love of wisdom).
Orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan bijak, harus
tahu atau berpengetahuan.
8
semesta dan kedudukan manusia di dalamnya. Berfilsafat berarti menangkap
sinopsis peristiwa-peristiwa yang simpang siur dalam pengalaman manusia. Suatu
cabang ilmu pengetahuan mengkaji satu bidang pengetahuan manusia, daerah
cakupannya terbatas. Filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia,
berusah melihat segala yang ada ini sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan
mencoba mengetahui kedudukan manusia di dalamnya.
Ada tiga cabang besar filsafat, yaitu metafisika (yang membahas segala yang ada
di alam ini), episteminologi (yang membahas kebenaran) dan aksiologi (yang
membahas nilai.
a. Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atas
hakikat fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya.
b. Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter
dan jenis pengetahuan.
c. Aksiologi
9
menurut john dewey filsafat dan filsafat pendidikan adalah sama, sebagaimana
juga pendidikan menurut Dewey sama dengan kehidupan.
2. Landasan psikologis
Peseta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan.
Tugas utama yang sesungguhnya dari para pendidik adalah membantu
perkembangan peserta didik secara optimal. Karakteristik perilaku individu pada
tahap-tahap perkembangan, serta pola-pola perkembangan individu menjadi
kajian psikologi perkembangan
masalah. Pendidik atau guru melakukan berbagai upaya, dan menciptakan berbagi
kegiatan dengan dukungan berbagai alat bantu pengajaran agar anak-anak belajar.
Cara belajar mengajar yang mana membutuhkan studi sistematik dan mendalam.
Studi demikian merupakan bidang pengkajian dari psikologi belajar.
10
Jadi, minimal ada dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan
kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat
diperlukan, baik di dalam merumuskan tujuan, memilih, dan menyusun bahan
ajar, memilih dan menerapkan metode pembelajaran serta teknik-teknik penilaian.
a. Psikologi Perkembangan
Studi psikoanalitik dilakukan oleh Sigmund freud. Studi ini lebih banyak
diarahkan mempelajari perkembangan anak pada masa-masa sebelumnya,
terutama pada masa kanak-kanak. Karena dapat mengganggu perkembangan pada
masa selanjutnya. Metode sosiologik digunakan oleh Robert Havighurst. Ia
mempelajari perkembangan anak dari tuntutan tugas-tugas yang harus dihadapi
dan dilakukan dalam masyarakat. Ada seperangkat tugas-tugas perkembangan
yang harus dikuasai individu dalam setiap tahap perkembangan. Sedangkan
metode
lainnya ialah studi kasus. Dengan mempelajari kasus-kasus tertentu, para ahli
psikologi perkembangan menarik beberapa kesimpulan tentang pola-pola
perkembangan anak.
2) Teori Perkembangan
11
melihat karakteristik individu yang memiliki sifat sifat individual yang hanya
dimiliki oleh seorang individu dan tidak dimiliki oleh individu lainnya.
b. Psikologi Belajar
Pengembangan kurikulum tidak akan terlepas dari teori belajar sebab, pada
dasarnya kurikulum disusun untuk membelajarkan siswa. Banyak teori yang
membahas tentang belajar sebagai proses perubahan tingkah laku namun
demikian setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang hakikat manusia.
atau yang kita kenal dengan faktor lingkungan. Proses belajar dapat dipelajari dari
kegiatan yang dapat dilihat. Pada penilaian kognitif belajar adalah kegiatan
mental yang ada dalam diri setiap individu, kegiatan mental itu memang tidak
dapat dilihat secara nyata akan tetapi menurut aliran ini, justru sesuatu yang ada
dalam diri itulah yang menggerakan seseorang mencapai perubahan tingkah laku.
3. Landasan Organisasi
12
Organisasi kurikulum jenis ini merupakan organisasi kurikulum yang paling tua,
tetapi higga kini masih menduduki tempat yang paling dominan. Organisasi
kurikulum yang subject centered ini memanfaatkan berbagai disiplin ilmu yang
telah disusun secara logis sistematis oleh para ahli dan ilmuan dalam cabang ilmu
masing-masing. Kurikulum ini bertujuan agar peserta didik mengenal hasil
kebudayaan dan pengetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan sejak
berabad-abad, agar mereka tak perlu mencari dan menemukan kembali apa yang
telah diperoleh generasi-genarasi terdahulu.
Kurikulum berdasarkan subjek atau mata pelajaran ini sangat populer dan
mempunyai kedudukan yang kokoh sekalipun mengalami kritik-kritik yang tajam.
Kurikulum ini bertahan terus sebab mempunyai ciri-ciri yang tidak dimiliki oleh
kurikulum bentuk lain. Kurikulum ini memang banyak mempunyai keuntungan,
antara lain sebagai berikut :
3) Mudah dievaluasi bila perlu dengan menggunakan tes objektif yang dapat
dinilai secara otomatis dengan komputer sehingga memudahkan penilaian ujian
atau tes secara massal.
4) Telah diterima baik dan mudah dipahami oleh guru, orang tua, dan peserta
didik.
13
3) Kurikulum ini memberikan pengetahuan lepas-lepas, sering berupa fakta
dan informasi yang perlu dihafal.
b. Kurikulum Gabungan
2) Hubungan yang lebih erat terdapat apabila suatu pokok atau masalah
tertentu diperbincangkan dalam berbagai mata pelajaran.
e) Ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada.
14
4. Landasan Sosiologi
15
terutama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mengadakan inovasi-inovasi
dalam berbagai aspeknya, diantaranya fasilitas pendidikan, personal pendidikan,
pengelolanya, standar mutunya, termasuk dalam kurikulumnya.
tersebut tidak hanya dalam dimensi dokumen tetapi harus ditindaklanjuti dalam
implementasinya.
6. Landasan Historis
7. Landasan Yuridis
16
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia. Pasal 31 UUD NRI tahun 1945 menyatakan bahwa setiap (1)
setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; (2) pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur dalam
Undang-Undang; (3) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya; (4) pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
17
e. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan. Bab II Pasal 2 dikemukakan bahwa
(1) lingkungan standar pendidikan meliputi: (a) standar isi; (b) standar proses; (c)
standar kompetensi lulusan; (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e)
standar sarana dan prasarana; (f) standar pengelolaan; (g) standar pembiayaan; (h)
standar penilaian pendidikan. Pasal 3 mengemukakan bahwa standar nasional
pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaaan, dan
pengawasan pendidikan. Dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu. Pasal 4 satndar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
18
5. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif
dalam belajar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
19
mendalam dan mendasar. Seperti halnya dalam menentukan tujuan pendidikan
yang harus dicapai oleh suatu sekolah, harus ditindaklanjuti dengan pengambilan
keputusan yang cermat dalam menentukan mata pelajaran serta konten atau bahan
ajar yang yang harus dimasukan dalam kurikulum. Dan perlu pula ditetapkan
rekomendasi dalam memilih kegiatan pembelajaran dan pengalaman belajar yang
dapat menunjang pencapai tujuan-tujuan umum dan tujuan-tujuan khusus
pendidikan dan pembelajaran. Untuk itu, maka pentingnya ditetapkan landasan-
landasan pendidikan yang mendasari pengembangan kurikulum.
1. Landasan filosofis
2. Landasan psikologis
3. Landasan organisasi
4. Landasan sosiologi
6. Landasan historis
7. Landasan yuridis
20
5. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://yuniuptt.blogspot.com/2018/07/makalah-landasan-pengembangan-
kurikulum.html?m=1
21