Bahkan beberapa di antaranya, ada yang merasa tidak perlu lagi belajar sesuatu, karena
semuanya telah tersedia dan praktis untuk digunakan. Padahal, otak yang tidak sering diasah
akan menyebabkan otak lumpuh secara perlahan. Tentu hal ini mengerikan, bukan?
Karena itu, kita perlu memupuk lagi semangat untuk belajar hal lain yang baru karena semakin
kita belajar maka kita akan sadar kalau kita tidak tau apa-apa. Berikut enam ayat Al-Qur'an
sebagai pengingat bahwasanya menuntut ilmu itu penting dan tidak ada batasan mengenai itu.
Simak baik-baik ya.
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian dan orang-orang
yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al Mujadalah 58:11)
Salah satu keindahan ketika seseorang telah berilmu adalah Allah akan meninggikan derajat kita
beberapa derajat. Mengapa kita harus senang akan hal ini? Karena semakin tinggi derajat kita,
semakin dekat pula kita dengan Allah.
“Dan mereka berkata‘ sekiranya kamu mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.’” (QS.
Al Mulk 67:10)
Segala kenikmatan yang diberikan Allah kepada kita hendaknya kita manfaaatkan dengan baik
untuk lebih memperhatikan dan mempelajari segala sesuatu dengan baik agar tidak termasuk
golongan yang merugi.
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Mahamulia. Yang
mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(QS. Al ‘Alaq 96:1-5)
Ketika ayat ini turun, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihu wa Sallam diperintahkan oleh Allah
untuk belajar membaca dikarenakan ketika itu beliau masih buta huruf aksara. Dengan usaha
yang kuat dalam belajar membaca dari ayat qur’aniyah (ayat yang tertulis) dan ayat kawliyah
(ayat yang tidak tertulis atau telah nampak di alam), ia dapat menghasilkan ilmu fikih, akhlak,
hukum-hukum dan lainnya dari ayat-ayat qur’aniyah dan menghasilkan ilmu sains seperti
astronomi, biologi, kimia dan ainnya dari ayat-ayat kawliyah.
Berkaca dari hal ini, tentu kita yang telah dapat membaca dengan lancar tentu harus
memanfaatkan hal ini sebaik mungkin untuk mempelajari mengenai segala macam hal yang ada
di sekitar kita agar ke depannya kita menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan menjadi
pemerhati alam yang baik dan bermanfaat.
“Dan demikian pula di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-
hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Di antara hamba-
hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha
Perkasa, Maha Pengampun.” (QS. Fatir 35:28)
Orang berilmu akan takut berbuat dosa karena telah paham akan dosa yang akan ditanggungnya
karena melakukan hal buruk itu. Berbeda jika seseorang tidak mengerti akan dampak yang akan
ditimbulkan jika ia melakukan dosa dan tidak takut kepada Allah.
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.” (QS. An nahl 16:78)
Tiga hal penting dalam diri manusia yang telah dibawa semenjak dalam kandungan ini dapat
diartiikan sebagai berikut:
Di banyak ayat dalam Al-Qur’an, ketika ada penjelasan mengenai pendengaran selalu
disandingkan dengan penglihatan dan qalbu sebagai satu kesatuan dalam usaha dalam meraih
ilmu. Ketika ketiga komponen ini telah dimanfaatkan dengan baik dalam usaha meraih ilmu yang
bermanfaat maka insya Allah dengan ilmu itu akan tercipta banyak manfaat yang akan dirasakan
oleh diri sendiri maupun sekitarnya.