Anda di halaman 1dari 10

25

BAB III

MATERI DAN METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Pengambilan Data

Pengambilan data dilaksanakan selama 60 hari mulai tanggal 1 Agustus

2020 sampai 29 September 2020 berlokasi di rumah Bapak Wahyudi di Desa

Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri selaku pemilik

peternakan ayam buras.

B. Materi Penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelayakan usaha

ayam buras di Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri yang

terdapat 1000 ekor anakan ayam buras yang akan dibesarkan dalam kandang.

Terdapat empat bagian dalam kandang ini, yang akan diisikan 250 ekor setiap

bagian.

C. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pelaku

usaha peternakan ayam buras pedaging dan sengaja dipilih untuk penelitian

salah satu usaha peternakan ayam buras pedaging yang bertempat di Desa

Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri yang usahanya sudah

berdiri sejak beberapa tahun belakangan dan masih bertahan sampai sekarang.

25
26

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data meliputi :

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan keadaan

obyek penelitian atau responden, dalam hal ini adalah pelaku usaha

peternakan ayam buras pedaging.

b. Data Kuantitatif

Digunakan untuk menggambarkan analisis input-output usaha

meliputi biaya produksi, penerimaan dan keuntungan.

2. Sumber Data

a. Data primer

Diperoleh dari hasil melakukan pengamatan dan wawancara

langsung kepada seorang peternak responden dengan mengajukan

pertanyaan yang dibuat dalam bentuk kuisioner yang telah dipersiapkan

sebelumnya.

b. Data sekunder

Diperoleh dari catatan-catatan yang ada pada literatur atau

refrensi yang terkait dengan penelitian atau recording ditempat

peternakan ayam buras milih Bapak Wahyudi.


27

E. Analisis Penelitian

Analisis ini menggunakan data sebagai berikut:

1. Analisis data kualitatif

Digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan keadaan obyek atau

responden, dalam hal ini peternakan ayam buras pedaging di Desa

Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.

2. Analisis data kuantitatif

Digunakan untuk menggambarkan analisis input-output usaha yang

meliputi biaya produksi, penerimaan dan keuntungan serta kelayakan

usaha peternakan ayam buras pedaging. Dengan perhitungan sebagai

berikut:

a. Total Biaya Produksi

Biaya total merupakan biaya keseluruhan jumlah dari biaya

tetap dan biaya variable per proses produksi.

Rumus : TC = FC + VC

Keterangan :

TC : Total Biaya Produksi

FC: Total Biaya Tetap

VC : Total Biaya Variabel

(Suriatiyah, 2006)
28

b. Total Penerimaan

Total penerimaan merupakan hasil kali antara produksi dengan

harga jual. (Himawati, 2006)

Rumus : TR = Pq x Q

Keterangan :

TR : Total Penjualan

Pq : Harga per satuan unit

Q : Total produksi

c. Pendapatan (Keuntungan)

Pendapatan (keuntungan) merupakan selisih antara total penerimaan

dengan total biaya produksi. (Himawati, 2006)

Rumus : II = TR – TC

II : Keuntungan

TR : Total Penjualan

TC : Total Biaya Produksi

d. Break Event Point

Break Event Point dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam

operasi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita

kerugian. BEP tidak hanya untuk mengetahui perusahaan, tetapi BEP

mampu memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume

penjuaalan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh

laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. (Munawir, 2002).


29

1) BEP harga menggambarkan harga terendah dari produk yang

dihasilkan. Apabila harga tingkat usaha lebih rendah dari harga BEP,

maka pelaku usaha akan mengalami kerugian.

Rumus :

Biayaproduktotal
BEP ( harga )=
Hasilproduksi

(Sunarjono, 2002).

2) BEP hasil menggambarkan hasil produksi minimal yang harus

dihasilkan, agar usaha tidak mengalami kerugian.

Rumus :

Biayaproduk
BEP ( hasil )=
Hasiljual

e. Kelayakan (Efisiensi) Usaha

R/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dan

pengeluaran biaya. (Soekartawi, 1995)

Rumus : a = R/C

Keterangan :

a : R/C Rasio

R : Total Penerimaan

C : Total Biaya
30

Bila :

R/C > 1 = Usaha Peternakan Ayam Buras layak dikembangkan.

R/C = 1 = Tidak untung tidak rugi.

R/C < 1 = Usaha peternakan Ayam Buras layak dikembangkan.


31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Peternakan

Lokasi usaha peternakan ayam buras ini dimiliki oleh bapak Wahyudi dan

beralamatkan di desa Gondang kecamatan Plosoklaten kabupaten Kediri. Pada

awalnya lokasi peternakan ini adalah lahan kosong yang berada di belakang

rumah bapak wahyudi hingga timbul ide untuk dibangun kandang ayam. Usaha

ini merupakan salah satu pekerjaan utama beliau karena memang bapak

wahyudi juga mempunyai beberapa pekerjaan utama yaitu lahan pertanian,

budidaya ikan lele dan juga pembuatan batu bata merah.

Luas lahan yang digunakan oleh bapak Wahyudi untuk membangun

kandang peternakan ayam ini adalah 96 meter persegi adalah bagunan kandang

utama. Sedangkan pagar dari luar berjarak 1 meter mengelilingi kandang utama

dengan panjang total 52 meter. Pada kandang utama di sekat menjadi empat

bagian yang masing-masing bagian digunkan untuk mengisi 250 ekor ayam.

Untuk gudang penyimpanan pakan dan obat-obatan ternak diletakkan di tempat

terpisah yaitu jadi satu dengan rumah bapak wahyudi di sebuah kamar kosong

ukuran 2x3 meter. Jalan masuk menuju kandang cukup baik walaupun belum

aspal karena melewati samping rumah bapak wahyudi yang berjarak 100meter.

Usaha ini mulai sejak awal tahun 2010an dengan populai awal 500 ekor

dengan kandang umbaran 96 meter persegi. Yang bangunan ini di sekat

menjadi 4 bagian masing masing ukuran 3m x 8m. Modal awal yang


32

dikeluarkan oleh bapak Wahyudi untuk memulai usaha ini sekitar 50 juta.

Hingga kini usaha peternakan ayam buras sudah bertahan selama 10 tahun dan

peternak masih bertahan menjaga jumlah populasi ayam yang setiap

periodenya yaitu 1000 ekor ayam. Peternak masih terus berusaha melakukan

pengembangan sehingga dapat menambah jumlah populasi ayam yang

diternakan. Dalam setiap periodenya selama 70 hari peternakan ini mampu

menghasilkan daging ayam hidup sebanyak 1 hingga 1,1 ton.

1. Struktur dan Organisasi

Sejak awal peternakan ini didirikan oleh bapak Wahyudi seluruh

kegiatan peternakan dikelola oleh bapak wahyudi bersama istri dan salah

seorang anak laki-lakinya.

Untuk struktur organisasinya sangatlah sederhana dengan dipimpin oleh

bapak wahyudi dengan beliau sendiri sebagai pengawas serta juga sebagai

karyawan kandang. Untuk istri dan anak juga sebagai karyawan kandang.

Bapak Wahyudi pemilik sekaligus pimpinan peternakan berperan

penting dalam pengambilan seluruh keputusan mulai dari modal awal,

administrasi, pengelolaan kandang serta pemasaran.Walaupun sebagai

seorang pimpinan bapak Wahyudi juga dibantu anak nya yang juga sebagai

karyawan kandang dalam hal panen dan pemasaran. Sedangkan istrinya juga

ikut membantu memberikan pakan dan minum terhadap ternaknya.

Untuk menunjang kelancaran jalannya semua produksi dipeternakan ini,

semua kegiatan pokok dilakukan oleh bapak Wahyudi sendiri mulai

mengolah pakan sampai pemberian pakan, pemberian minum dan vitamin di


33

kandang. Pendidikan terakhir pemilik peternakan ialah lulusan SMA

sedangkan karyawan nya yang juga istri lulusan SMA dan anak nya seorang

sarjana.

2. Pemeliharaan

Sebelum memulai menjalankan usaha peternakan, seorang peternak

terlebih dahulu mempersipkan tahap pengelolaannya mulai dari penyediaan

pakan, bibi ayam, vaksin dan obat-obatannya.

a. Kandang dan Peralatan Kandang

Pembuatan kandang ayam buras pedaging ini menggunakan sistem

umbaran dengan melakukan pengecoran pada bagian alas kandang.

Sedangkan bagian pinggir di beri tembok batu bata setinggi 50cm

sekaligus sebagai sekat. Kemudian diatas tembok tersebut dipasang pagar

bambu jarang-jarang sampai menempel pada bagian atap dengan tujuan

ayam tidak bisa berpindah tempat. Dipeternakan ini kandang di sekat

menjadi 4 bagian. Saat waktu chick in hanya digunakan 1 bagian

kandang. Hingga berjalannya waktu anak ayam akan dipindah ke semua

bagian kandang dengan masing-masing kandang berisi 250ekor ayam.

Kandang juga memerlukan perawatan agar dapat digunakan secara

efektif dan efisien sehingga perlu dilakukan perawatan secara berkala

dengan melakukan disinveksi kandang, dengan melakukan pencucian

pada setiap bagian kandang menggunakan semprotan air agar kotoran

yang menempel terlepas dan hilang dari kandang sehingga kandang

bebas dari bakteri dan penyakit yang bisa menyerang ternak. Perawatan
34

kandang juga dapat dilakukan dengan menjaga dan mengecek seluruh

bagian dari kandang yang terlihat rusak untuk segera diperbaiki seperti

semula. Dengan begitu kekuatan kandang bisa maksimal digunakan

untuk pemeliharaan ternak.

Anda mungkin juga menyukai