Anda di halaman 1dari 16

B A B II

BAHAN BAKAR PADAT

 BAHAN BAKAR PALING TUA PENGGUNAANNYA


 CONTOH : BATUBARA, ARANG KAYU, BAGASSE, COKE,
SEKAM DLL
 SEBELUM DIKETEMUKAN B.B. CAIR, B.B. YANG DIGUNAKAN
 B.B. PADAT JARANG DIGUNAKAN DENGAN ALASAN :
1. KUALITAS B.B. PADAT TERLALU BANYAK VARIASINYA
2. PEMBAKARAN AWAL SULIT
3. MEMERLUKAN RUANG PEMBAKARAN LUAS
4. ARAH NYALA DAN BESARNYA SULIT DIATUR
5. MEMERLUKAN UDARA PEMBAKARAN LEBIH BANYAK
PER BERAT B.B.
6. PADA PEMBAKARAN BANYAK MENGHASILKAN ABU
YANG HARUS DIKELUARKAN UNTUK MENJAGA AGAR
PEMBAKARAN SEMPURNA

2.1. BATUBARA

 Banyak digunakan pabrik


 Banyak diketahui orang krn mempunyai nilai ekonomis
 Terbentuk dari pohon-pohonan yg mengalami proses evolusi panjang
 Pohon-pohonan mengalami perubahan suhu, tekanan tinggi
 Proses perubahan karena waktu, mutu dan jenis bahan asal batubara
akan menentukan macamnya batubara
 Tingkatan terjadinya batubara :
Peat – Lignite – Bituminous – Antrachite – Graphite
Peat : asal mula batubara
Graphite batubara yang paling tinggi tingkatannya
 Klasifikasi batubara :
Brwn coal , Lignite, Black Lignite, Bituminous, Anthracite
 Penambangan dibawah tanah ---- terowongan (tunnel) ----diangkat
kepermukaan --- banyak bahan ikutan lain (S), batu2an ---Pembersihan
(basah dgn. pencucian, kering dgn. hembusan udara)
Penyimpanan
 Selama penyimpanan bisa menjadi panas dgn. tiba2(kualitas btbr rendah)
 Pemanasan pada waaktu btbr pecah, kena udara , t naik, terjadi
kebakaran (panas oksidasi tidak dikeluarkan)---- terbawa btbr ukuran
kecil
 Pemanasan tiba2 bisa dicegah dgn. :
- menyimpan btbr dalam air
- memadatkan btbr dlm tumpukan berlapis
- hanya menyimpan btbr ukuran besar
- menyimpan tumpukan btbr tidak terlalu tiggi
- dijauhkan dari sumber panas
- dihindarkan dari hembusan angin
- penggunaan btbr pada bagian yang lama
disimpan, hindarkan penyimpanan pada pojok
- temperatur tumpukan 120 F harus dipindahkan

Penggunaan
a. Pemakaian sehari-hari
- dapur – dapur pemanas (tidak besar)
- jenis btbr yg dipakai tdk menimbulkaan asap,
pemanasan terjadi pelan2
- pembentukan abu pada 2200 F
- penggunaan anthracite harganya lebih mahal
b. Industrial furnaces
- Dapur agak besar & tertutup
- bisa dipakai bermacam-macam rangking btbr
c. Coking dan untuk pembuatan gas
- pembakaran btbr untuk membuat coke
- coke yg baik dilihat dari :: kekuatan, susunan
cell, kadar impurities (sulfur, abu,phosphor) yg
minimum
- Pembuatan gas dari hasil samping pembuatan
coke (coal gas, water gas)
d. Untuk pembangkit tenaga
- kereta api
- kapal untuk menggerakkan mesin
PEMBAGIAN JENIS BATUBARA
1. Secara Fisika
2. Secara Kimia

SECARA FISIKA
Sifat fika banyak dipakai untuk mengetahui jenis batubara yang ada dalam
perdagangan.
1. Brown coal
 Jenis batubara yang paling rendah
 Lunak, ada tanda2 struktur kayu
 Mudah pecah pada pemanasan
 Ciri brown coal bisa dilihat dari warna dan susunan teksture
(jaringan)
2. Lignite
 Berwarna coklat mengkilat atau hitam
 Sifat2 kayu masih kelihatan sedikitdan kristalnya bersifat amorf
 Pada brown coal dan lignite banyak mengandung air dgn kandungan
oksigen yang cukup tinggi
3. Black lignite
 Termasuk jenis batubara sub bituminous dengan kandungan oksigen
rendah dan heating value tuinggi
 Sub - bituminous dan bituminous tidak dapat dibedakan dengan sifat
kenampakan atau sifat fisika
 Sub-Bituminous termasuk intermediate antara black lignite dan
bituminous.
 Kandungan oksigen relatif tiggi
 Dapat hancur pelan-pelan pada tekanan atmosfir dan karena cuaca
4. Bituminouse
 batubara yang lebih keras dibandingkan sub-bituminous
5. Anthracite
 Batubara yang lebih keras dibanding dengan bituminous
 Kandungan carbon sangat tinggi
 Kandungan volatile matter dan oksigen sangat rendah
 Pada pembakaran tidak menghasilkan asap
SECARA KIMIA
Ada 2 macam analisa batubara :
 Proximate analysis
 Ultimate analysis

 Proximate Analysis

a. M o I s t u r e ( M )
Dengan cara mencari berat yang hilang pada pemanasan 1 gram contoh
pada temperatur 104 –110 C selama 1 jam

b. Volatile Matter ( VM )
Dengan cara mencari berat yang hilang pada 1 gram contoh yang dipanaskan
dalam crush porselin pada t 950 C selama 7 menit dan moisture harus
diperhatikan

c. A s h ( A )
Dicari dengan memanaskan 1 gram contoh sesudah dikurangi moisture
didalam muffle furnace pada t 700 – 750 C

d. Fixed Carbon ( F C )
a, b. c. d dapat dinyatakan dalam persen
FC = 100% - ( % moisture + % Volatile matter + % Ash)

 Ultimate Analysis
- Untuk mencari kandungan unsur2 kimia yg
mempunyai persentase tinggi didalam batubara
- Tujuan analisa ini untuk melengkapi data2
analisa dan untuk membedakan dan mencari
corelasi pada pemakaian bermacam-macam
batubara
- Unsur kimia yang dicari :
Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur,
Abu
.
Menghitung kandungan unsur-unsur dalam batubara
1. ASH & MOISTURE
- Abu dicari sebagai sisa dari pembakaran
- pada pembakaran ada reaksi kimia yg
menyebabkan terjadinya perubahanbentuk atau
lolos shg mengurangi kebenaran perhitungan
- Tapi berdasarkan rumus yg dihasilkan dari
pembakaran batubara oleh PAN :
-
% Mm = 1,08 A + 0,55 S
dimana : A = persentase abu(Ash)
S = total persentase sulfur (S)
Mm = mineral matter

2. UNIT COAL
adalah total persentase batubara dikurangi prosentase moisture, ash dan
sulfur

Unit coal didasarkan atas kering :

% unit coal = 100 – ( M + 1,08 A + 0,55 S )


dimana : M = % moisture

3. VOLATILE MATTER
- Pada proximate analysis volatile matter dicari
dari penguapan batubara
- Pada penguapan tsb. air dan sebagian mineral
matter yg merupakan FeS2 akan terikat sebagian
dari S nya karena FeS2 berubah menjadi FeS.
- Shg air dan mineral matter digambarkan juga sbg
zat yang menguap
- Tanpa mengikut sertakan air dan mineral matter
yg menguap, volatile matter dapat dihitung sbb. :

VM – (0.08 A + 0,4 S)
% dry, Mm – free VM =  x 100
100 – (M + 1,08 A + 0,55 S)
4. FIXED CARBON

100 x (F.C – 0,15 S)


% dry, fixed carbon (tanpa Mm) = 
100 – (M + 1,08 A + 0,55 S)

5. MOIST (KELEMBABAM)

- Moist (tanpa Mm ) BTU

100 x (BTU – 50 S)
Moist (tanpa mineral matter)BTU = 
100 – (1,08 A + 0,55 S)

KLASIFIKASI BATUBARA
1. Berdasarkan Rangking :
a. Dengan menentukan fuel ratio antara fixed carbon dan volatile
matter

Rangking fuel Ratio = fixed carbon/volatile matter

Antrachite 10 - 60
Semiantrachite 6 - 10
Semibituminous 3 -7
Bituminous 0,5 - 3
b. Berdasarkan klasifikasi oleh ASTM
Pembagian ini didasarkan pada persentase fixed carbon, volatile matter dan
moist. Klasifikasi coal dengan rangking sesuai dengan ASTM D 388 – 38
Fixed Carbon Volatile Numerical
(dry basis) matter designation
(dry basis) ( x – y)
% %

m – antrachite
98 !------------------------------- ! 2 x = nearest whole
! antrachite ! % fixed carbon
92 !------------------------------- ! 8 y = nearest whole
! semiantrachite ! BTU per lb/100
86 !------------------------------- ! 14
! low- volatile !
! bituminous !
78 !------------------------------- ! 22
! medium volatile !
! bituminous !
69 !------------------------------- ! 31 BTU per lb
! (moist basis)
! high volatile bituminouse A !
!---------------------------------------! 14.000
! high volatile bituminous B !
!---------------------------------------! 13.000
! high volatile bituminous C !
! sub bituminous A !
!---------------------------------------! 11.000
! sub bituminous B !
!---------------------------------------! 9.500
! sub bituminous C !
!---------------------------------------! 8300
! lignite !
! brown coal !

- dengan melihat analisa % fixed carbon dan moist,


dapat diklasifikasikan batubara tsb
- untuk memberikan nomer atau kode batubara tsb
dapat dilakukan dgn. menuliskan (x-)
- x = angka yang mendekati % fixed carbon
- y = angka yang mendekati BTU/lb/100
2. Berdasarkan Gradenya, batubara dibagi menurut kualitas dapur
Unsur-unsurnya :
 ukuran
 nilai kalori
 persen abu
 temperatur pembentukan abu
 persen belerang

! nilai ! abu ! temperatur ! belerang


! calori ! max ! terbentuknya ! max
ukuran ! BTU/lb/100 ! ( % ) ! abu minimum ! (%)
! ! ! F per 100 !

2 – 4 in ! 132 ! A-8 ! F – 24 ! 1,6

Angka-angka tsb. mempunyai arti sbb. :


Ukuran : 2-4 in berrarti ukuran rata-rata butiran batubara tsb adalah
2 – 4 in
Nilai calori : 132 berarti total calori yang dihasilkan adalah 132 x 100
BTU = 13.200 BTU/lb
Abu : A – 8 berarti kandungan abu didalam batubara . adalah 8%
Temperatur terbentuknya abu : F-24 berarti temperatur terbentuknya abu
adalah 24x 100 F = 2400 F
Belerang max : 1,6 berarti kandungan sulfur didalam batubara adalah 1,6%

Pemberian kode pada penentuan grade batubara

a. Ukuran
Kode ukuran batubara : (Y x X in )
Y : ukuran batubara yg tertinggal diatas saringan yg tdk lbh 5% dari total
contoh
X : ukuran batubara yg lolos saringan jumlahnya tdk boleh lbh dari 15%
dari total contoh
b. Kandungan abu ( mendekati 0,1%)
c. Temperatur Pembentukan Abu
d. Kandungan Sulfur (belerang)

e. Nilai kalori
Btu/lb dibagi 100

PEMBERSIHAN BATUBARA

-Tujuan : untuk mengurangi bahan-bahan yg tidak berfguna (misal ash)


- Dilakukan dengan cara basah dan kering
- Basah : * bahan dimasukkan dalam air
* Sifat dan berat jenis berbeda 
didapat lapisan-lapisan material-
material-material didlm air shg dpt dipisahkan dari impuritisnya

_ Basah : bisa dgn ayakan, dimana bahan 2 yg sdh


larut (impurities) akan terpisah setelah bahan2 yg
dicampur didalam air diayak. Bahan bahan
impuritis akan lolos sedang batubaranya akan
tertinggal dalam ayakan
_ Cara kering hanya dilakukan pada ukuran ukuran
yang kecil yaitu in atau lebih kecil
Testing pada batubara :
--------------------------
1. Agglutinating value
memberikan keterangan tentang pembentukan coke
2. Weathering atau Slaking index
menyatakan jumlah yang lolos dari screen setelah pencelupan dalam
air
3. Grinda bility
memberikan gambaran antara tenaga grinding dengan pemecah
batubara
4. Drop Shatter tests
Menyatakan index dari stabilitas atau ketahanan untuk pecah dari bahan
bakar
5. Tumbler tests
nilai relatif gampang pecahnya suatu bahan bakar
2.2. C O K E
Bahan Dasar : Batubara, pitch, petrolium residu
Karakteristik : diketahui dg 2 cara yi
- Secara physic (analitis) : sifat fisis
warna, struktur sel coke, kekuatan, kekerasan,
berat, gas, volume
- Secara Kimia
proximate dan ultimate analysis
Pembuatan

a,. Pemanasan
Cooking time bervariasi antara 48 – 72 jam
Produk-produk padat : coke, sedikit garam ammonium
cair : uap air, tar, minyak
gas : uap air, H2, CH4, CO, CO2, H2S, C2H4, NH3, N2
b. Pendinginan mendadak
- setelah proses pemanasan yg menghasilkan
distilasi sempurna, coke yg masih membara
didinginkan secara mendadak dengan air.
c. Sizing
- tahap akhir pembuatan coke dengan memecah
coke dalam ukuran-ukuran yg diinginkan pada
crushing screening.

Penggunaan :
 Untuk industri metalurgi
 Untuk pembuatan bahan bakar gas
Mekanisme :
 Batubara dipanaskan sampai 110 C untuk menghilangkan moisture dan
menyerap gas-gas yang keluar
 Penguraian unsur-unsur bterjadi mulai 200 C dengan lolosnya oksigen
dalam bentuk air, CO, CO2 dan bahan –bahan organik
 Hydrogen dan methane terbentuk pada 700C s/d 750 C
 Separuh dari total nitrogen akan berubah menjadi N2, NH3 dan
ammonium.
 Separuh dari FeS2 akan direduksi menjadi H2S, sulfur yg lain akan
terdapat didalam bentuk gas dan juga ada dalam bentuk carbon disulfida.
 Pada 25 – 40 % total sulfur akan terikat dalam gas, sedang sisanya
tertinggal didalamcoke
 Gas mengandung hydrogen dan methan dengan sedikit atau banyak
kandungan hydrocarbon dll.

Coking dilakukan dengan 2 cara :


1. Low Temperatur Coking
- pemanasan yg digunakan 450 – 750 C
- hasilnya untuk fuel yg tidak berasap
- dihasilkan semi coke, banyak mengandung
volatile matter yg tdk banyak mengandung
asap.
- Biaya low temp.lebih tinggi dibanding high
temperatur

2. High Temperatur Coking :


- pemanasan yg digunakan 900 – 1200 C
- hasilnya untuk industri metalurgi
Hasil pembakaran batubara 1 ton dijadikan coke (page 26 Griswold)

! ! High temp. ! Low temp. !


!-------------------------------------------!-----------------------!---------------------!
! Temperatur ranges, C ! 900 – 1200 ! 450 - 700 !
! Hasil coke, % ! 60 – 70 ! 70 – 80 !
! Volatile matter dalam coke,% ! 1 - 2 ! 7 – 15 !
! Total gas , cuft ! 10.000-12.000 ! 3.000- 5.000 !
! Kelebihan gas,% ! 55 – 65 ! - !
! Heating value dari gas, BTU/cuft ! 520 – 580 ! 800 – 9000 !
! T a r, galon ! 8 – 12 ! 20 – 30 !
! Specific grav. ! 1,2 ! 1,1 !
! Light oil , gallon ! 2,5 – 3,0 ! 2,5 – 3,0 !
! Ammonium Sulfat, lb ! 20 – 25 ! 10 – 12 !

Hasil analisa gas yang dihasilkan dari high dan low temperature
process ( page 26 Griswold)

! ! CO2 ! O2 ! CO ! N2 ! H2 ! CH4 ! unsatu ! C2H6 BTU


! ! ! ! ! ! ! rated ! !
! ! ! ! ! ! ! ! C2H4 ! !
!-------------------------------------------------------------------------------------------
! High temp. ! 1,6 ! 0,5 ! 7,8 ! 9,0 ! 51,5 ! 27,0 ! 1,6 ! 1,0 ! 530
!
! Low temp. ! 8,2 ! 0,2 ! 6,2 ! 2,0 !17,5 ! 49,4 ! 4,2 ! 12,3 ! 860

By product (Hasil samping)


1. Ammonia
 Didapatlan dengan cara pendinginan dari gas-gas yg keluar dari 75 C
menjadi 30 C
 Gas ammonia dilarutkan kedalam 60 Be H2SO4 menjadi ammonium
shg. mengandung 5 – 45% ammonium sulfat, dengan distilasi akan
diperoleh NH3

2. Hydrocarbon
 Gas yg keluar dg. cara pendinginan sp. 25 C dan dikeluarkan mell.
scrubber benzol akan menyerap senyawa hydrocarbon
 Dengan pencucian dan stripping dihasilkan benzene, toluene dan xylene
 Kira2 955 dari total ligh aromatic hydrocarbon bisa diambil dan 5%
terikat .
 Tar bisa dipakai sebagai bahan bakar.

Nilai kalor coke


Dihitung dari Dulong’s Formula, secara umum nilai kalor coke antara 1200
–14500 BTU/lb

Jenis-jenis coke dibedakan berdasarkan :


 temperatur carbonisasinya(pada proses pembuatannya)
 dari segi pemakaiannya
 dari asalnya

A.Temperatur carbonisasinya
A.1. High Temperatur Coke
 Temperatur carbonisasi 900 – 1200 C
 Banyak dihasilkan gas coke, sedikit tar
 nilai kalor coke menjadi rendah dgn. struktur carbon grafit.
A.2. Medium Temperatur Coke
 Temperatur carbonisasi 750 – 900 C
 Banyak dihasilkan gas dan tar cukup banyak, shg. nilai kalornya cukup
besar
A.3. Low Temperatur Coke
 Temperatur carbonisasinya 500 –750C
 Dihasilkan sedikit gas dan banyak tar

B. Dari segi Pemakaiannya


B.1. Blast afurnace Coke
 Digunakan dalam proses peleburan biji besi, dimana coke harus
mempunyai karakteristik :
= Kekuatan mekanis cukup besar
=cukup keras untuk menahan degradasi karena proses peleburan besai dan
handling yang kasar
= Ukurannya seragam
= Bebas dari debu
= Komposisi kimia dan fisika yg seragam
= Kandungan abu, belerang, phosphor serendah mungkin

B.2. Foundry Coke


 Digunakan dalam proses pembuatan baja , dimana coke harus
mempunyai karakteristik :
- cukup kuat dan keras ( seperti pada blast furnace
coke)
- Ukurannya yg cukup besar dan padat dgn. bentuk
kotak-kotak
- Kandungan abu, belerang, phosphor serendah
mungkin

B.3. Water Gas - Coke


 Digunakan pada steam generator plant , dimana coke harus mempunyai
karakteristik :
- Bebas debu dengan ukuran 2- 4 in
- cukup kuat
- Kandungan abu rendah
- Temperatur ash fussion lebih besar 2400 F

B.4. Gas Producer Coke


 Digunakan pada generator plane , dimana coke harus mempunyai
karakteristik :
- bebas abu
- ukuran lebih kecil dari water gas coke

B.5. Domestic Coke


 Digunakan pada keperluan rumah dimana coke harus mempunyai
karakteristik :
- kadar abu rendah
- temperatur ash fussion tinggi
- kepadatan tinggi
- bebas debu

C. Dari asalnya
C.1. Petroleum Coke
 Digunakan sebagai bahan bakar dal;am proses refinery
 Sebagai bahan dasar industri ( pada pembuatan elektrode carbon,
lempengan ,grafit buatan, calcium carbida, industri logam dan industri
keramik)
C.2. Pith Coke
 Dibuat dari coal tar pitch dan digunakan terutama pada pembuatan
elektroda carbon
C.3. Coal coke atau coke
* Digunakan sebagai bahan blast furnace, foundry dan domestic.

2.3. BRIQUETTES
 Dibuat dari : serbuk batubara, coke, serbuk gergajian kayu dengan bahan
pengikat (binder) seperti petroleum, aspal atau coaltar dengan tekanan.
 Tahan terhadap handling dan kelembaban udara
 Penggunaan terutama untuk industri kecil, dan rumah tangga
 Nilai kalor bervariasi menurut bahan dasarnya
2.4. K A Y U
 komposisi kimia secara umum(pada kayu bebas moisture)
C = 49%, H = 6%, O = 44%, ash = 1%
 Rumus kimia : C6H10O5
 Heating Value rata-rata kayu (bebas moisture dan resin)= 8300 BTU/lb
 Heating value resin = 16900 BTU/lb
2.5. ARANG KAYU (CHARCHOAL)
 Pembuatannya dilakukan dgn. pemanasan kayu diruang tertutup
 Pada proses pembuatannya , kayu akan kehilangan berat sampai 75%
 Pada proses pembuatannya, kayu akan kehilangan volume sampai 50%
 Kahilangan tsb. diatas tergantung pada moisture content kayu dan
temperatur proses
 Heating value arang kayu lebih besar dari pada Heating value kayu
 Transportasinya lebih murah karena ringan
 Digunakan untuk bahan bakar rumah tangga
 Selain digunakan sebagai bahan bakar juga digunakan untuk bahan filter
untuk gas dan cair

2.6. A M P A S T E B U
 Ampas tebu yang baru keluar dari penggilingan (setelah diambil niranya)
mempunyai moisture content 40 – 55%
 Ampas tebu kering mempunyai komposisi sbb.
 C = 43 – 47%, H = 5,4 – 6,6%, O = 45 – 49%, ash = 1,5 – 3%
 Heating Value = 8000 – 8700 BTU/lb
 Digunakan bahan bakar pada pembuatan gula
 Pemakaian lain , sebagai bahan dasar pembuatan kertas

HEATING VALUE BATUBARA


*Total heating value batubara dapat dicari langsung dari pengukuran calori
 Dinyatakan dalam BTU/lb
 Heating value dari masing-masing komponan :
Komponen HV (BTU/lb)
Carbon 14.490
Hydrogen (total) 61.000
Hydrogen (net) 51.610
Sulfur(sbg FeS2) 5.510
Dulong’s formula

total HV = 14.490 C + 61.000 Ha + 5.550 S

Ket : HV = heating value (BTU.lb)


Ha = fraksi berat available hydrogen (tersedia)
C = fraksi berat carbon
S = fraksi berat sulfur
Tapi pada pembakaran timbul reaksi H2 dengan O2 menjadi air dan
menguap, sehingga HV bisa dicari dalam keadaan murni, menjadi :

Net HV = Total HV – 3,94 x H x 1050

H = fraksi berat dari total hydrogen termasuk hydrogen-hydrogen dalam


moisture dan hydrogen yang bergabung dalam air

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Bab 4
    Anik Andayani
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen7 halaman
    Bab 2
    Anik Andayani
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen6 halaman
    Bab 3
    Anik Andayani
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen8 halaman
    Abstrak
    Anik Andayani
    Belum ada peringkat
  • F-018 Form Bon Bahan
    F-018 Form Bon Bahan
    Dokumen1 halaman
    F-018 Form Bon Bahan
    Anik Andayani
    Belum ada peringkat