2.1. BATUBARA
Penggunaan
a. Pemakaian sehari-hari
- dapur – dapur pemanas (tidak besar)
- jenis btbr yg dipakai tdk menimbulkaan asap,
pemanasan terjadi pelan2
- pembentukan abu pada 2200 F
- penggunaan anthracite harganya lebih mahal
b. Industrial furnaces
- Dapur agak besar & tertutup
- bisa dipakai bermacam-macam rangking btbr
c. Coking dan untuk pembuatan gas
- pembakaran btbr untuk membuat coke
- coke yg baik dilihat dari :: kekuatan, susunan
cell, kadar impurities (sulfur, abu,phosphor) yg
minimum
- Pembuatan gas dari hasil samping pembuatan
coke (coal gas, water gas)
d. Untuk pembangkit tenaga
- kereta api
- kapal untuk menggerakkan mesin
PEMBAGIAN JENIS BATUBARA
1. Secara Fisika
2. Secara Kimia
SECARA FISIKA
Sifat fika banyak dipakai untuk mengetahui jenis batubara yang ada dalam
perdagangan.
1. Brown coal
Jenis batubara yang paling rendah
Lunak, ada tanda2 struktur kayu
Mudah pecah pada pemanasan
Ciri brown coal bisa dilihat dari warna dan susunan teksture
(jaringan)
2. Lignite
Berwarna coklat mengkilat atau hitam
Sifat2 kayu masih kelihatan sedikitdan kristalnya bersifat amorf
Pada brown coal dan lignite banyak mengandung air dgn kandungan
oksigen yang cukup tinggi
3. Black lignite
Termasuk jenis batubara sub bituminous dengan kandungan oksigen
rendah dan heating value tuinggi
Sub - bituminous dan bituminous tidak dapat dibedakan dengan sifat
kenampakan atau sifat fisika
Sub-Bituminous termasuk intermediate antara black lignite dan
bituminous.
Kandungan oksigen relatif tiggi
Dapat hancur pelan-pelan pada tekanan atmosfir dan karena cuaca
4. Bituminouse
batubara yang lebih keras dibandingkan sub-bituminous
5. Anthracite
Batubara yang lebih keras dibanding dengan bituminous
Kandungan carbon sangat tinggi
Kandungan volatile matter dan oksigen sangat rendah
Pada pembakaran tidak menghasilkan asap
SECARA KIMIA
Ada 2 macam analisa batubara :
Proximate analysis
Ultimate analysis
Proximate Analysis
a. M o I s t u r e ( M )
Dengan cara mencari berat yang hilang pada pemanasan 1 gram contoh
pada temperatur 104 –110 C selama 1 jam
b. Volatile Matter ( VM )
Dengan cara mencari berat yang hilang pada 1 gram contoh yang dipanaskan
dalam crush porselin pada t 950 C selama 7 menit dan moisture harus
diperhatikan
c. A s h ( A )
Dicari dengan memanaskan 1 gram contoh sesudah dikurangi moisture
didalam muffle furnace pada t 700 – 750 C
d. Fixed Carbon ( F C )
a, b. c. d dapat dinyatakan dalam persen
FC = 100% - ( % moisture + % Volatile matter + % Ash)
Ultimate Analysis
- Untuk mencari kandungan unsur2 kimia yg
mempunyai persentase tinggi didalam batubara
- Tujuan analisa ini untuk melengkapi data2
analisa dan untuk membedakan dan mencari
corelasi pada pemakaian bermacam-macam
batubara
- Unsur kimia yang dicari :
Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur,
Abu
.
Menghitung kandungan unsur-unsur dalam batubara
1. ASH & MOISTURE
- Abu dicari sebagai sisa dari pembakaran
- pada pembakaran ada reaksi kimia yg
menyebabkan terjadinya perubahanbentuk atau
lolos shg mengurangi kebenaran perhitungan
- Tapi berdasarkan rumus yg dihasilkan dari
pembakaran batubara oleh PAN :
-
% Mm = 1,08 A + 0,55 S
dimana : A = persentase abu(Ash)
S = total persentase sulfur (S)
Mm = mineral matter
2. UNIT COAL
adalah total persentase batubara dikurangi prosentase moisture, ash dan
sulfur
3. VOLATILE MATTER
- Pada proximate analysis volatile matter dicari
dari penguapan batubara
- Pada penguapan tsb. air dan sebagian mineral
matter yg merupakan FeS2 akan terikat sebagian
dari S nya karena FeS2 berubah menjadi FeS.
- Shg air dan mineral matter digambarkan juga sbg
zat yang menguap
- Tanpa mengikut sertakan air dan mineral matter
yg menguap, volatile matter dapat dihitung sbb. :
VM – (0.08 A + 0,4 S)
% dry, Mm – free VM = x 100
100 – (M + 1,08 A + 0,55 S)
4. FIXED CARBON
5. MOIST (KELEMBABAM)
100 x (BTU – 50 S)
Moist (tanpa mineral matter)BTU =
100 – (1,08 A + 0,55 S)
KLASIFIKASI BATUBARA
1. Berdasarkan Rangking :
a. Dengan menentukan fuel ratio antara fixed carbon dan volatile
matter
Antrachite 10 - 60
Semiantrachite 6 - 10
Semibituminous 3 -7
Bituminous 0,5 - 3
b. Berdasarkan klasifikasi oleh ASTM
Pembagian ini didasarkan pada persentase fixed carbon, volatile matter dan
moist. Klasifikasi coal dengan rangking sesuai dengan ASTM D 388 – 38
Fixed Carbon Volatile Numerical
(dry basis) matter designation
(dry basis) ( x – y)
% %
m – antrachite
98 !------------------------------- ! 2 x = nearest whole
! antrachite ! % fixed carbon
92 !------------------------------- ! 8 y = nearest whole
! semiantrachite ! BTU per lb/100
86 !------------------------------- ! 14
! low- volatile !
! bituminous !
78 !------------------------------- ! 22
! medium volatile !
! bituminous !
69 !------------------------------- ! 31 BTU per lb
! (moist basis)
! high volatile bituminouse A !
!---------------------------------------! 14.000
! high volatile bituminous B !
!---------------------------------------! 13.000
! high volatile bituminous C !
! sub bituminous A !
!---------------------------------------! 11.000
! sub bituminous B !
!---------------------------------------! 9.500
! sub bituminous C !
!---------------------------------------! 8300
! lignite !
! brown coal !
a. Ukuran
Kode ukuran batubara : (Y x X in )
Y : ukuran batubara yg tertinggal diatas saringan yg tdk lbh 5% dari total
contoh
X : ukuran batubara yg lolos saringan jumlahnya tdk boleh lbh dari 15%
dari total contoh
b. Kandungan abu ( mendekati 0,1%)
c. Temperatur Pembentukan Abu
d. Kandungan Sulfur (belerang)
e. Nilai kalori
Btu/lb dibagi 100
PEMBERSIHAN BATUBARA
a,. Pemanasan
Cooking time bervariasi antara 48 – 72 jam
Produk-produk padat : coke, sedikit garam ammonium
cair : uap air, tar, minyak
gas : uap air, H2, CH4, CO, CO2, H2S, C2H4, NH3, N2
b. Pendinginan mendadak
- setelah proses pemanasan yg menghasilkan
distilasi sempurna, coke yg masih membara
didinginkan secara mendadak dengan air.
c. Sizing
- tahap akhir pembuatan coke dengan memecah
coke dalam ukuran-ukuran yg diinginkan pada
crushing screening.
Penggunaan :
Untuk industri metalurgi
Untuk pembuatan bahan bakar gas
Mekanisme :
Batubara dipanaskan sampai 110 C untuk menghilangkan moisture dan
menyerap gas-gas yang keluar
Penguraian unsur-unsur bterjadi mulai 200 C dengan lolosnya oksigen
dalam bentuk air, CO, CO2 dan bahan –bahan organik
Hydrogen dan methane terbentuk pada 700C s/d 750 C
Separuh dari total nitrogen akan berubah menjadi N2, NH3 dan
ammonium.
Separuh dari FeS2 akan direduksi menjadi H2S, sulfur yg lain akan
terdapat didalam bentuk gas dan juga ada dalam bentuk carbon disulfida.
Pada 25 – 40 % total sulfur akan terikat dalam gas, sedang sisanya
tertinggal didalamcoke
Gas mengandung hydrogen dan methan dengan sedikit atau banyak
kandungan hydrocarbon dll.
Hasil analisa gas yang dihasilkan dari high dan low temperature
process ( page 26 Griswold)
2. Hydrocarbon
Gas yg keluar dg. cara pendinginan sp. 25 C dan dikeluarkan mell.
scrubber benzol akan menyerap senyawa hydrocarbon
Dengan pencucian dan stripping dihasilkan benzene, toluene dan xylene
Kira2 955 dari total ligh aromatic hydrocarbon bisa diambil dan 5%
terikat .
Tar bisa dipakai sebagai bahan bakar.
A.Temperatur carbonisasinya
A.1. High Temperatur Coke
Temperatur carbonisasi 900 – 1200 C
Banyak dihasilkan gas coke, sedikit tar
nilai kalor coke menjadi rendah dgn. struktur carbon grafit.
A.2. Medium Temperatur Coke
Temperatur carbonisasi 750 – 900 C
Banyak dihasilkan gas dan tar cukup banyak, shg. nilai kalornya cukup
besar
A.3. Low Temperatur Coke
Temperatur carbonisasinya 500 –750C
Dihasilkan sedikit gas dan banyak tar
C. Dari asalnya
C.1. Petroleum Coke
Digunakan sebagai bahan bakar dal;am proses refinery
Sebagai bahan dasar industri ( pada pembuatan elektrode carbon,
lempengan ,grafit buatan, calcium carbida, industri logam dan industri
keramik)
C.2. Pith Coke
Dibuat dari coal tar pitch dan digunakan terutama pada pembuatan
elektroda carbon
C.3. Coal coke atau coke
* Digunakan sebagai bahan blast furnace, foundry dan domestic.
2.3. BRIQUETTES
Dibuat dari : serbuk batubara, coke, serbuk gergajian kayu dengan bahan
pengikat (binder) seperti petroleum, aspal atau coaltar dengan tekanan.
Tahan terhadap handling dan kelembaban udara
Penggunaan terutama untuk industri kecil, dan rumah tangga
Nilai kalor bervariasi menurut bahan dasarnya
2.4. K A Y U
komposisi kimia secara umum(pada kayu bebas moisture)
C = 49%, H = 6%, O = 44%, ash = 1%
Rumus kimia : C6H10O5
Heating Value rata-rata kayu (bebas moisture dan resin)= 8300 BTU/lb
Heating value resin = 16900 BTU/lb
2.5. ARANG KAYU (CHARCHOAL)
Pembuatannya dilakukan dgn. pemanasan kayu diruang tertutup
Pada proses pembuatannya , kayu akan kehilangan berat sampai 75%
Pada proses pembuatannya, kayu akan kehilangan volume sampai 50%
Kahilangan tsb. diatas tergantung pada moisture content kayu dan
temperatur proses
Heating value arang kayu lebih besar dari pada Heating value kayu
Transportasinya lebih murah karena ringan
Digunakan untuk bahan bakar rumah tangga
Selain digunakan sebagai bahan bakar juga digunakan untuk bahan filter
untuk gas dan cair
2.6. A M P A S T E B U
Ampas tebu yang baru keluar dari penggilingan (setelah diambil niranya)
mempunyai moisture content 40 – 55%
Ampas tebu kering mempunyai komposisi sbb.
C = 43 – 47%, H = 5,4 – 6,6%, O = 45 – 49%, ash = 1,5 – 3%
Heating Value = 8000 – 8700 BTU/lb
Digunakan bahan bakar pada pembuatan gula
Pemakaian lain , sebagai bahan dasar pembuatan kertas