Anda di halaman 1dari 12

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan sarana manusia untuk berpikir yang merupakan sumber awal
manusia memperoleh pemahaman dan ilmu pengetahuan, sebagai simbol sebuah
pemahaman, bahasa telah memungkinkan manusia untuk memahami apa yang ada di
sekitarnya, dan mengantarkan dia memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian. Globalisasi
merupakan era terjadinya perubahan masa akibat pengaruh budaya asing. Globalisasi
mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang semakin global
dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu
miliar. 
Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang daripada Republik ini
sendiri. Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun 1928, jauh
sebelum Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan
dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa. Saat itu bahasa Indonesia
menjadi bahasa pergaulan antar etnis (lingua franca) yang mampu merekatkan suku-suku
yang ada di Indonesia. Dalam perdagangan dan penyebaran agama pun bahasa Indonesia
mempunyai posisi yang penting. 
Eksistensi Bahasa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa Indonesia pada era
globalisasi sekarang ini, perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara
Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan
budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat
komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan memertahankan jati diri bangsa
Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut kedisiplinan berbahasa
nasional, dengan mematuhi semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia. Dengan
disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan
dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Globalisasi sendiri dapat diartikan adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban
manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses

1
manusia global itu. Dengan adanya globalisasi perkembangan tekhnologi pun semakin pesat
dan pengaruh tekhnologi juga membuat penggunaan bahasa Indonesia yang kurang baik
akibat menggunakan bahasa Indonesia di gabungkan dengan bahasa slang atau bahasa gaul
itu sendiri sehingga anak-anak jaman sekarang ini lebih sering menggunakan bahasa slang
atau bahasa gaul tersebut.
Namun pada zaman globalisasi yang sebagai wujud kemoderenitas suatu bangsa
dapat memberikan pengaruh positif maupun negarif terhadap bahasa Indonesia. Saat ini
perkembangan globalisasi di Indonesia sangat pesat terlebih lagi sekarang Indonesia sedang
menuju atau menjadi salah satu Negara yang sedang berkembang.
Pada makalah kali ini penulis bertujuan untuk membahas tentang pengaruh dari
bahasa Indonesia di era globalisasi. Sejauh mana bangsa Indonesia dapat melestarikan bahasa
sendiri? Apa dampak yang diberikan globalisasi terhadap bahasa Indonesia? Bagaimana cara
menyikapi perubahan bahasa Indoensia dalam era globalisasi? Semua pertanyaan tersebut
akan dibahas dalam makalah ini.

2
Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian Bahasa


1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Pengertian bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002:
88) berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau
anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam
bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.
2. Sudaryono
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga
ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber
terjadinya kesalahpahaman.
3. Harimurti Kridalaksana
Menyatakan bahwa bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk
komunikasi oleh kelompok manusia.
4. Syamsuddin
Pengertian bahasa menurut syamsuddin adalah alat yang digunakan dalam
membentuk perbuatan, pikiran, perasaan, serta keinginan dimana menggunakan alat
untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.
5. Hasan Alwi
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer dimana dapat untuk
dimanfaatkan semua orang dalam berinteraksi, bekerjasama, serta mengenali diri
terhadap percakapan yang baik serta tingkah laku dan sopan santun.

3
2.2 Pengertian Globalisasi
1. Selo Soemardjan
Menurut Selo Soemardjan menyatakan bahwa Globalisasi ialah suatu proses
terbentuknya sebuah sistem organisasi dan suatu komunikasi antar masyarakat yang
berada di seluruh dunia yang memiliki tujuan untuk mengikuti sebuah sistem dan suatu
kaidah-kaidah tertentu yang sama.
2. Laurence E. Rothenberg
Menurut Laurence E. Rothenberg menyatakan bahwa Globalisasi yaitu suatu percepatan
dari intensifikasi integrasi dan interaksi antar orang-orang, perusahaan dan pemerintah
dari sebuah negara yang berbeda.
3. David Held
Menurut David Held menyatakan bahwa globalisasi yaitu suatu globalisasi yang mengacu
pada sebuah pelebaran, memperdalam, dan interkoneksi dipercepat Secara global,
pernyataan tersebut diklarifikasikan menjadi
4. Joseph Stiglitz
Globalisasi adalah integrasi lebih dekat dari negara dan penduduk dunia dibawa oleh
pengurangan besar biaya transportasi dankomunikasi, dan dipatahkannya rintangan
buatan untuk arus barang,jasa, modal, pengetahuan, dan orang di seluruh perbatasan.
5. Edison A. Jamli
Pengertian Globalisasi ialah sebuah proses yang muncul dari sebuah gagasan, yang
kemudian ditawarkan agar diikuti oleh bangsa lain yang pada akhirnya akan sampai pada
sebuah titik kesepakatan bersama dan menjadi panutan bersama bagi bangsa-bangsa yang
berada di seluruh dunia.

2.3 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda
dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1)
bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
(3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan
nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan

4
tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun
1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa
Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945
karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa
negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain,
menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh
dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai
bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga
hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara
sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan
Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M
(Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka
tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna.
Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah
(Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti
berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya,
bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama
Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan
sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai
bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara. Informasi
dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain,
menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159),
Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089).
Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan
Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di
Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu
tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti
tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil
susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai,

5
Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin. Bahasa Melayu menyebar ke pelosok
Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa
Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau,
antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak
mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang
dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah
Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu
menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia,
bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya
muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah
Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan
bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan
bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan
secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa
persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Kebangkitan
nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan
politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa
Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah
mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa
negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di
tingkat pusat maupun daerah.

2.4 Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi


Di era globalisasi ini penggunaan bahasa Indonesia populer semakin meraja dan terus
muncul kosakata-kosakata baru yang membuat eksistensi bahasa Indonesia kian menurun.
Tentu saja, media televisi, koran, radio, internet dan merek dagang import adalah faktor
pendorong utama yang ikut mencederai kebahasaan kita. Pengaruh globalisasi membuat
bahasa Indonesia populer dengan cepat menyebar dan memengaruhi kehidupan berbahasa
masyarakat kita. Fenomena ini sangat terlihat pada penggunaan bahasa oleh remaja saat ini.
Muncullah istilah bahasa gaul, bahasa alay dan sebagainya.

6
Eksistensi Bahasa Indonesia pada era globalisasi sekarang ini, jati diri bahasa
Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu
canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri
bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional,pemakai
bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap
semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan
kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk
mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan
mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan.
Untuk itu, bangsa Indonesia harus menjaga salah satu hal yang perlu diperhatikan
adalah masalah jati diri bangsa. Jati diri bahasa Indonesia memperlihatkan bahwa bahasa
Indonesia adalah bahasa yang sederhana. Tata bahasanya mempunyai sistem sederhana,
mudah dipelajari, dan tidak rumit. Kesederhanaan dan ketidakrumitan inilah salah satu hal
yang mempermudah bangsa asing ketika mempelajari bahasa Indonesia. Namun,
kesederhaan dan ketidakrumitan tersebut tidak mengurangi kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia dalam pergaulan dan dunia kehidupan bangsa Indonesia di tengah-tengah
pergaulan antarbangsa. Bahasa Indonesia telah membuktikan diri dapat dipergunakan untuk
menyampaikan pikiran-pikiran yang rumit dalam ilmu pengetahuan dengan jernih, jelas,
teratur, dan tepat. Bahasa Indonesia menjadi ciri budaya bangsa Indonesia yang dapat
diandalkan di tengah-tengah pergaulan antarbangsa pada era globalisasi ini. Bahkan, bahasa
Indonesia pun saat ini menjadi bahan pembelajaran di negara-negara asing seperti: Australia,
Belanda , Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Cina, dan Korea Selatan.

2.5 Dampak Positif dan Negatif Globalisasi terhadap Bahasa Indonesia


Dalam era globalisasi yang berkembang pesat saat ini tentu saja banyak berdampak
pada bahasa atau alat komunikasi lisan. Terutama bahasa indonesia yang menjadi bahasa
nasional Negara Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang banyak mengakibatkan Bahasa

7
Indonesia sangat rentan terhadap pengaruh era globalisasi. Baik pengaruh secara positif
maupun pengaruh negatif.
Adapun dampak positif globalisasi terhadap bahasa Indonesia yang dapat diambil
adalah, sebagai berikut:
1. Bahasa Indonesia mulai dikenal oleh dunia internasional. Terbukti ada beberapa
Universitas di luar negeri yang mempunyai fakultas Sastra Bahasa Indonesia.
Karena menurut mereka negeri kita ini adalah negeri yang subur dan kaya raya.
Yang mempunyai bermacam-macam budaya, flora-fauna, serta potensi-potensi
lainnya.
2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat internasional tentang Bahasa Indonesia.
3. Meningkatnya terjemahan buku-buku ke dalam Bahasa Indonesia.

Selain dampak positif yang diberikan, ada pula dampak negatif dari globalisasi
terhadap bahasa Indonesia, berikut merupakan dampak negatif globalisasi terhadap bahasa
Indonesia:

1. Masyarakat Indonesia tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
atau lebih sering menggunakan bahasa Indonesia populer. Banyak masyarakat
yang lebih bangga dan membangga-banggakan menggunakan bahasa negeri orang
lain, atau malah mencampur-campur bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
2. Berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajari Bahasa Indonesia.
Generasi muda cenderung untuk lebih menyukai sesatu yang modern atau maju.
Dengan masuknya budayabudaya asing dan bahasanya tentu lebih menarik bagi
sebagian besar generasi muda untuk dipelajari.
3. Bercampurnya Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa asing. Hal ini sering
terjadi dimasyarakat, baik secara lisan maupun tulisantulisan such like (short
message servis) dan di dunia maya.
4. Memperkaya kosakata Bahasa Indonesia. Terbukti banyaknya kata serapan yang
diserap dari bahasa asing.

2.6 Kedudukan Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi

8
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum
pada teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Bpk. Ir. Soekarno dan
ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi “Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional ; kedudukannya berada di atas bahasa – bahasa
daerah. Selain itu , di dalam undang-undang dasar 1945 tercantum pasal khusus ( BAB XV ,
pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara
ialah bahasa Indonesia.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di dalam segala upacara,
peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan.
Termasuk ke dalam kegiatan-kegiatan itu adalah penulisan dokumen-dokumen dan putusan-
putusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan
lainnya, serta pidatopidato kenegaraan.

2.7 Keberadaan Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi


Arus global tanpa kita sadari berimbas pula pada penggunaan dan keberadaan bahasa
Indonesia di masyarakat. Keberadaan bahasa Indonesia pada era globalisasi sekarang ini,
patut menjadi perhatian setiap masyarakat Indonesia. Jati diri bahasa Indonesia perlu dibina
dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa
Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa
dan budaya bangsa Indonesia.
Pengaruh teknologi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati
diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut tentang
kedisiplinan berbahasa nasional, pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai
bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi dan kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu
bangsa Indonesia untuk mempertahankan jati dirinya dari pengaruh negatif asing atas
kepribadiannya sendiri.
Merujuk pada setiap persoalan yang dihadapi bangsa ini, tidak ada kata lain, kecuali
menegaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan
benar. Hal ini disamping dapat dimulai dari diri sendiri juga perlu didukung oleh

9
pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi.
Karena bukan tidak mungkin apabila bahasa Indonesia yang selama ini kita gunakan akan
hilang secara perlahan-lahan dihantam derasnya perkembangan teknologi dan budaya asing
yang mempengaruhi tutur kata kita

Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan
Bahasa merupakan sarana manusia untuk berpikir yang merupakan sumber awal
manusia memperoleh pemahaman dan ilmu pengetahuan, sebagai simbol sebuah
pemahaman, bahasa telah memungkinkan manusia untuk memahami apa yang ada di
sekitarnya, dan mengantarkan dia memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian. Globalisasi
merupakan era terjadinya perubahan masa akibat pengaruh budaya asing
Globalisasi dan teknologi informasi telah membawa dampak yang luar biasa dalam
perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia, termasuk dalam bidang kebahasaan
yang menyangkut jati diri bangsa yang diperlihatkan melalui jati diri bahasa. Eksistensi
bahasa Indonesia populer mamang mengganggu eksistensi bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Apalagi dengan pengaruh globalisasi sekarang yang membuat bahasa Indonesia
populer semakin meraja di kalangan masyarakat. Namun di sisi lain kita tidak bisa
mencegahnya apalagi dikalangan anak remaja karena perkembangan psikologis yang
menuntut mereka agar diakui masyarakat dengan cara mengikuti tren yang ada. Oleh karena
itu, kita dapat meminimalkan dampak negatif yang ada dengan cara mulai dari diri sendiri.
Yakni, meningkatkan kembali eksistensi bahasa Indonesia oleh kita sendiri.
Jadi kita harus menjaga bahasa Indonesia yang baik dan benar karena perkembangan
bahasa Indonesia terletak di tangan pemakai bahasa Indonesia sendiri. Baik buruknya, maju
mundurnya, dan tertatur kacaunya bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab setiap orang
yang mengaku sebagai warga negara Indonesia yang baik. Terutama setelah kita mengetahui
sejarah perkembangan bahasa Indonesia serta Perkembangan bahasa Indonesia di era
globalisasi ini ada yang berdampak positif dan ada pula yang berdampak negatif namun
sebagai masyarakat yang memiliki jiwa nasionalisme kita sebaiknya mempertahankan

10
dampak-dampak positif yang ada serta dampak memperbaiki dampak negatif yang ada demi
menjaga eksistensi bahasa Indonesia di mata dunia saat ini.

3.2 Saran
Kita sebagai penerus bangsa harus lebih meningkatkan perkembangan bahasa yang
baik dan benar . Bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dalam membangun manusia
Indonesia seutuhnya.selain itu bahasa Indonesia juga sebagai jati diri, bangsa Indonesia
perlu dibina oleh setiap warga negara Indonesia terutama dalam era globalisasi ini, Hal ini
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang
jelas-jelas tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kekhilafan, oleh karena itu kepada para pembaca dan para pakar utama, penulis
mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun.

11
Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Hp, Achmad Dan Abdullah, Alek.(2012). Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga.
Muslich, Masnur. (2010). Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi. Jakarta:
Bumi Aksara
https://www.academia.edu/28895994/PERKEMBANGN_BAHASA_INDONESI
A_DI_ERA_GLOBALISASI. Dibuka pada 02/05/19.
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas
%20Tentang%20Sejarah%20Bahasa%20Indonesia. Dibuka pada 02/05/19.

12

Anda mungkin juga menyukai