Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JOURNAL NASIONALISME

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : XIII Golongan II dan III
Mata Pelatihan : Nasionalisme
Nama Peserta : dr. Muhammad Khairan Najmi
Nomor Presensi : 28
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : BPSDMD Provinsi Kalimantan Selatan

A. Pokok Pikiran
Nasionalisme merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai rakyat
Indonesia terhadap bangsa dan negara yang didasari pada nilai-nilai Pancasila.
Sebagai ASN kita harus memiliki rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang
kuat, yang kemudian diaktualisasikan ke dalam fungsi dan tugas kita yang didasari
Pancasila dan UUD 1945. Sehingga diharapkan Nasionalisme dapat menjadikan kita
sebagai ASN yang berorientasi pada kepentingan public, bangsa, negara, dan
menghindari pemikiran yang mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai dasar
dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari
Pancasila.
1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan,
etos kerja, tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang
rasa, persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban,
menjaga ketertiban, mengutamakan kepentinngan public, dan gotong royong.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat, kekeluargaan,
menghargai pendapat, dan bijaksana.
5. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap
adil, tidak serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.

Sebagai ASN, nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan fungsi dan tugas antara
lain pada ranah berikut:

1. Kebijakan publik Sebagai ASN, kita harus memiliki nilai kepublikan yang memiliki
orientasi pada kepentingan public, menempatkan kepentingan public, bangsa dan
negara di atas kepentingan lainnya serta kepentingan nasional diatas kepentingan
sectoral atau golongan
2. Pelayanan publik Sebagai ASN kita harus memiliki integritas tinggi dalam melayani
yang disesuaikan dengan kode etik ASN. Bersikap adil, tidak diskriminatid,
professional dan berintegritas dalam memberkan pelayanan kepada masyarakat.
Selain itu ASN harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi,
transparan, akuntabel, dan memiliki kinerja yang memuaskan public.
3. Sebagai Perekat dan Pemersatu bangsa Sebagai ASN kita harus memiliki rasa
nasionalisme yang kuat, memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kedaulatan
negara dan pemersatu bangsa serta mengupayakan sutuasi yang damai di seluruh
Indonesia dan terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

B. Tokoh Nasionalis Milenial inspiratif berdasarkan nilai-nilai implementasi


pancasila

Belajar Arti Nasionalis dari Penemu Mobil Listrik; Ricky Elson

Ricky Elson lahir di Padang, Sumatra Barat, 11 Juni 1980 adalah seorang
teknokrat Indonesia yang ahli dalam teknologi motor penggerak listrik. Ia yang
merancang bangun mobil listrik Selo bersama Danet Suryatama yang merancang
bangun Tucuxi dianggap sebagai pelopor mobil listrik nasional.

Ricky menempuh pendidikan tinggi teknologinya di Jepang, kemudian bekerja


di sebuah perusahaan di negeri sakura itu. Sebelum kuliah ke Jepang, Ricky Elson
menamatkan sekolah menengahnya di SMA Negeri 5 Padang pada tahun 1998.
Selama menuntut ilmu hingga bekerja di Jepang, setidaknya sudah 14 penemuan
Ricky di bidang teori motor listrik yang dipatenkan di Jepang. Perusahaan Jepang
sangat bangga akan pencapaian Ricky dan hal ini juga membuat karir Ricky di Jepang
kian cemerlang. Dalam waktu yang tidak terlampau lama, ia sudah menduduki posisi
tinggi serta beragam fasilitas yang lebih dari mencukupi.

Pria yang ahli di bidang listrik dan angin ini memang memiliki bakat yang luar
biasa. Tak mengherankan bila bakatnya membuat Dahlan Iskan yang kala itu
menjabat sebagai Menteri BUMN, memintanya untuk kembali ke Indonesia dan
mengembangkan mobil listrik di negeri sendiri. Kala itu, tak dipungkiri sempat
terlintas rasa gamang di hati seorang Ricky untuk kembali ke bumi pertiwi. Namun
bukan karna akan meninggalkan zona nyamannya di Jepang, yang membuatnya
galau adalah akankah Indonesia dengan segala halnya siap menerima perubahan
besar yang dimandatkan Dahlan padanya?

Panggilan jiwa untuk memajukan negerinya sendiri membawa Ricky untuk


mengiyakan ajakan Dahlan Iskan. Ricky merelakan tenaga, karir yang cemerlang serta
waktu berkumpul bersama keluarga untuk segera kembali ke Indonesia. Akhirnya
pada tahun 2012, Ricky kembali ke Indonesia untuk menjalankan proyek mobil listrik
asli buatan negeri sendiri.

Setelah kurang lebih 1 tahun mengembangkan teknologi mobil listrik di


Indonesia, Ricky Elson bersama tim didukung Danet Suryatama yang kemudian
berhasil menyelesaikan prototype mobil yang diberi nama Tucuxi. Namun apa mau
dikata, setelah mobil karyanya tersebut jadi, izin layak jalan tak kunjung dikeluarkan
oleh kementrian terkait. Entah apa yang salah atau dipersalahkan, yang jelas seakan
laju kaki Ricky saat itu sedang dihadang.

Kendati impian untuk melihat Tucuxi bisa melaju di jalan raya kandas, Ricky
bersama Dahlan Iskan masih berupaya untuk menghadirkan teknologi mobil listrik
lainnya. Kedua mobil berteknologi listrik tersebut diberi nama Selo untuk mobil tipe
sport dan Gendhis untuk mobil mini bus.
Teknologi terbaru yang diusung pada Selo dan Gendhis berhasil membuat
kedua jenis mobil ini dipamerkan pada ajang KTT APEC pada tahun 2013 di Bali.
Sayangnya inovasi mutakhir buatan putra bangsa tersebut justru tak dihargai di
negeri sendiri.

Mobil Selo yang memiliki kemiripan bentuk dengan Ferarri tersebut tak
pernah mendapatkan tanda lulus uji emisi. Bahkan izin layak jalan yang diajukan oleh
Ricky dan Dahlan Iskan pada Kementerian Riset dan Teknologi RI tidak pernah
menemukan titik terang. Hal ini akhirnya membuat asa hampir roboh terhadap
pengorbanan yang sudah ia lakukan selama 2 tahun di Indonesia. Sekali lagi usaha
dan impian Ricky digembosi!

Putra Petir itu Kini Hidup Sederhana di Desa Terpencil

Selepas kegagalannya mengembangkan mobil listrik di Indonesia, Ricky Elson


masih bertahan dan memilih menetap di sebuah desa kecil bernama Ciheras di
kawasan Tasikmalaya. Ia hidup begitu sederhana, jauh dan kemewahan yang selama
ini ia dapatkan ketika bekerja di Jepang.

Di Ciheras, Ricky membimbing beberapa orang mahasiswa dan murid lainnya


untuk belajar mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin. Meskipun terkesan
sangat timpang dengan pengembangan mobil listrik yang pernah ia kerjakan, namun
hal tersebut dirasa lebih berguna bagi kemajuan desa-desa di Indonesia yang masih
tertinggal. Sesekali Ricky masih mengungkapkan perasaan kecewanya dan
harapannya bagi keterbukaan pemerintah akan pengembangan teknologi baru di
negeri sendiri.

Kemampuan Ricky yang dijuluki “putra petir” ini memang tak perlu diragukan
lagi. Bahkan kepiawaiannya di bidang kelistrikan dan teknologi angin membuat
perusahaan tempat ia bekerja di Jepang enggan memecatnya. Cuti panjang yang
diberikan selama 3 tahun itu masih memberikan kesempatan bagi Ricky untuk
kembali ke Jepang. Sebab ternyata ide-ide cemerlang dan inovasinya jauh lebih
dinantikan oleh Jepang ketimbang negeri sendiri.

Ricky Elson mungkin bingung memilih antara panggilan hati atau kehidupan
nyaman yang akan ia peroleh saat kembali ke Jepang. Namun satu hal yang pasti kita
pahami, bahwa negeri ini sudah seharusnya mulai belajar menghargai dan
mendukung prestasi putra-putri bangsanya. Jangan sampai ada “Ricky Elson lainnya”
yang kembali diacuhkan prestasi dan pencapaiannya di masa depan. Maju terus,
Indonesiaku!

Lentera Bumi Nusantara

Segala hal yang hebat dimulai dari sesuatu yang sederhana. Inilah yang Ricky
Elson coba lakukan. Ia membangun sebuah lembaga tempat anak-anak muda bebas
berkarya dan berinovasi yang ia beri nama Lentera Bumi Nusantara. Lembaga keren
ini berlokasi di desa Ciheras, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Di Lentera Bumi Nusantara anak muda belajar mulai dari kelistrikan hingga agrikultur.
Ya, Ricky Elson tidak hanya mengembangkan teknologi di bidang kelistrikan tapi juga
pertanian. Ia mengajak petani setempat untuk belajar bersama dan meningkatkan
kesejahteraan mereka.

Sang Putra Petir Lebih Memilih Beternak Domba daripada Kembali Ke Jepang

Daerah Ciheras dulunya cukup gersang akibat petani membunuh rumput dengan
obat-obatan. Obat yang semestinya hanya membunuh rumput itu rupanya juga
membunuh mikroba di dalam tanah yang membantu pertumbuhan tanaman
sehingga tidak ada tumbuhan yang bisa hidup. Dengan beternak domba, rumput
yang dulunya dianggap hama oleh petani kini bisa dimanfaatkan sebagai pakan
ternak. Mereka tidak perlu menggunakan obat-obatan yang merusak tanah. Selain
itu, kotoran dari domba bisa digunakan sebagai pupuk alami. Untungnya lagi, domba
bisa dijual dengan harga yang lumayan sehingga mereka bisa memiliki penghasilan
lebih.

(Selesai kutipan. Dikutip dengan penyesuaian dari artikel di situs:


www.untaianabjad.com/2019/09/belajar-arti-nasionalis-dari-penemu.html )

Dari artikel tentang Ricky Elson dapat diambil beberapa nilai nasionalisme yang juga
dapat diterapkan oleh ASN, antara lain:
1. Cinta tanah air, kecintaan pada tanah air menjadi motor penggerak motivasi Ricky
Elson dalam membangun Indonesia
2. Rela berkorban, Ricky Elson merelakan kehidupan dan karier yang nyaman di
Jepang agar dapat lebih leluasa memberikan kontribusi terhadap negeri sendiri
3. Inovasi dan pantang menyerah, meskipun mengalami kendala dalam
pengembangan mobil listrik, Ricky tidak putus harapan karena masih ada banyak
bidang yang bisa dia kembangkan untuk memangun Indonesia
4. Nilai Kemanusiaan dan Keadilan sosial dari beliau tergambar dari kegigihan
berkarya untuk memajukan daerah pedesaan. Beliau tidak memilih hidup di kota
dengan egala kemudahan dan fasilitas. Namun memilih hidup di desa dan
mengembangkan segala potensinya

C. Komitmen aktualisasi

Seorang ASN diharapkan mampu mewujudkan aktualisasi dari nilai-nilai dasar


nasionalisme. Berikut beberapa contoh penerapan yang dapat dilaksanakan di
bidang pelayanan kesehatan, antara lain:

1. Sila Ketuhanan yang Maha Esa, mengajarkan ASN untuk menjadikan pekerjaannya
sebagai ibadah yang memiliki nilai religious, toleran dan tidak membeda-bedakan
pasienberdasarkan agama, etos kerja yang tinggi, bertanggung jawab dan amanah
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa,
persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatifdalam melayani pasien
3. Sila persatuan Indonesia mengajarkan nilai cinta tanah air, rela berkorban,
menjaga ketertiban, mengutamakan kepentinngan publik atau masyarakat, dan
gotong royong atau kolaboratif dalam pemecahan masalah kesehatan masyarakat
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat, kekeluargaan,
menghargai pendapat, dan bijaksana. Dalam hal ini pemberi pelayanan kesehatan
bukanlah pengambil keputusan mutlak. Ada prinsip otonomi pasien yang harus
dihargai dan dikompromikan
6. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap
adil, tidak serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana. Dalam hal
pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan memperlakukan masyarakat dengan adil
dan setara tanpa mendiskriminasikan berdasarkan status sosial

Anda mungkin juga menyukai