Anda di halaman 1dari 16

KEGIATAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“MANAJEMEN PESERTA DIDIK”

DOSEN PEMBIMBING : NOVIRA ARAFAH, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

- SITI RAHMAH
- ZUBAIDAH

SEMESTER : III - B / MPI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA
LANGKAT
T. A 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan rizkinya kepada kita semua dan tak lupa selawat berangkaikan salam kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah banyak mengajarkan kita
kepada akhlakul karimah serta ilmu pengetahuan.
Kami sangat bersyukur kehadirat Allah karena atas izinnyalah kami dapat
menyelesaikan Tugas Makalah Manajemen Pembelajaran yang berjudul
“Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran”, tak lupa kami ucapkan banyak terima
kasih kepada Ibu Enni Suhenni, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang sudah
memberikan arahan dan bimbingan demi terselesaikannya tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami buat, kami mohon maaf sebesar-besarnya bila
terdapat kekurangan dan kesalahan disana sini.

Tanjung Pura, 21 Oktober 2021


Penyusun

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2


A. Definisi Perencanaan Peserta Didik ............................................... 3
B. Pentingnya sebuah perencanaan Peserta Didik .............................. 3
C. Jenis-jenis Perencanaan peserta Didik ........................................... 4
D. Perencanaan Peserta Didik ............................................................. 5
E. Raker Perumusan Rencana Kegiatan Peserta Didik....................... 6
F. Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan ...................................... 8
G. Perencanaan Pembelajaran serta Manfaat bagi Pendidik dan
yang di Didik .................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12


A. Kesimpulan..................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan di lembaga
pendidikan karena siswa merupakan subjek sekaligus objek dalam proses
transformasi ilmu dan keterampilan. Keberhasilan dalam penyelenggaraan
pendidikan akan sangat bergantung dengan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Manajemen
peserta didik merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik, mulai dari siswa itu masuk sampai dengan keluar
dari suatu sekolah.
Manajemen peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik kan
tetapi meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan
anak melalui proses pendidikan di sekolah. Menurut Suharsimi Arikunto
(1986:12) bahwa peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik
di suatu lembaga pendidikan. Menurut UU Sisdiknas bahwa peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Jadi bisa diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang terdaftar
dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang selalu
ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun non
akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan. Manajemen peserta
didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan
pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan teratur. Beberapa ahli berpendapat
bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah untuk menciptakan kondisi
lingkungan sekolah yang baik serta agar siswa dapat belajar dengan tertib
sehingga tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. Ada tiga tugas utama
dalam bidang manajemen peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut yaitu
penerimaan peserta didik, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan
pembinaan disiplin.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi perencanaan peserta didik?
2. Apa pentingnya perencanaan peserta didik?
3. Apa jenis-jenis perencanaan peserta didik?
4. Bagaimana perencanaan pembelajaran peserta didik?
5. Bagaimana perencanaan peserta didik?
6. Apa saja faktor dalam sebuah perencanaan peserta didik?
7. Bagaimana perencanaan rencana kerja peserta didik?
8. Bagaimana perencanaan program kerja peserta didik ?
9. Bagaimana perencanaan kebijakan peserta didik?

C. Tujuan Penulisan
1. Sebagai bahan proses pembelajaran khususnya mata kuliah manajemen
peserta didik.
2. Sebagai tugas terstruktur untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen
peserta didik.
3. Mengetahui definisi perencanaan perencanaan peserta didik.
4. Mengetahui pentingnya perencanaan peserta didik.
5. Mengetahui jenis-jenis perencanaan peserta didik.
6. Mengetahui perencanaan pembelajaran peserta didik.
7. Mengetahui perencanaan peserta didik.
8. Mengetahui faktor-faktor dalam perencanaan peserta didik.
9. Mengetahui penyusunan program kerja peserta didik.
10. Mengetahui perencanaan kebijakan peserta didik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perencanaan Peserta Didik


Perencanaan berasal dari kata rencana yang diberi imbuhan pe dan an.
Rencana adalah produk perencanaan, sedangkan perencanaan adalah proses
penentuan rencana .perencanaan berasal dari bahasa latin yaitu planus yang berarti
flat. Menurut Melayu S.P Hasibuan perencanaan adalah fungsi dasar
(fundamental) karena organizing, directing, controlling, evaluating, dan reporting
harus terlebih dahulu direncanakan. Perencanaan dapat meminimalkan resiko
kegagalan dalam organisasi dan ketidakpastian tindakan dengan mengasumsikan
kondisi di masa mendatang dan menganalisis konsekuensi dari setiap tindakan
yang akan dilaksanakan. Perencanaan yang disusun dapat membantu manajer
berpandangan masa mendatang dan menekankan setiap tindakan sesuai tujuan
organisasi. Dengan demikian perencanaan berisi tahap-tahap yang diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu, perencanaan juga bisa berdampak
negatif karena perencanaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka waktu,
tenaga, dan fikiran manajer staf akan terbuang percuma.1

B. Pentingnya sebuah perencanaan Peserta Didik


Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dibuat untuk mencapai
tujuan organisasi, Melayu S.P. Hasibuan mengemukakan betapa pentingnya
perencanaan yaitu:
1. Tanpa perencanaan berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai.
2. Tanpa perencanaan tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak
pemborosan.
3. Perencanaan adalah dasar pengendalian, karena tanpa ada rencana
pengendalian tidak dapat dilakukan
4. Tanpa perencanaan, tidak ada keputusan dan proses manajemen.2

1 Badrudin. Dasar-Dasar Manajemen. (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.53.


2 Iibid, hal. 54.

3
C. Jenis-jenis Perencanaan peserta Didik
Dilihat dari jangka waktunya perencanaan terbagi menjadi tiga yaitu
perencanaan strategis, perencanaan taktis, dan perencanaan operasional.
1. Perencanaan strategis merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai
tujuan strategis. Fokus rencana ini adalah organisasi secara keseluruhan.
Rencana strategis dapat dilihat sebagai rencana secara umum yang
menggambarkan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah yang diperlukan
untuk mencapai tujuan strategis . tujuan strategis dalam masa depan dapat
dilakukan. Prinsip komitmen digunakan untuk menjawab masalah tersebut.
Prinsip tersebut pada dasarnya mengatakan bahwa setelah melakukan analisis
perencanaan jangka panjang, manajer akan menyiapkan dana hanya jika ia
dapat mengantisipasi tingkat pengembalian dari biaya yang dikeluarkan.
Pengeluaran biaya merupakan investasi dan hanya dikeluarkan apabila return
atas investasi tersebut cukup baik.
2. Perencanaan taktis
Perencanaan taktis ditunjukkan untuk mencapai tujuan taktis, yaitu
melaksanakan bagian tertentu dari rencana strategis, strategi ini mempunyai
jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan rencana strategis dan
fokus yang lebih sempit dan lebih konkret. Dalam istilah perang sering kita
dengar ungkapan memenangkan pertempuran untuk memenangkan perang
pertempuran dalam hal ini merupakan rencana taktis, sedangkan perang
merupakan rencana strategis .jika strategis memfokuskan pada manusia dan
aksi (tindakan).
3. Perencanaan operasional
Perencanaan operasional diturunkan dari perencanaan taktis,
mempunyai fokus lebih sempit, jangka waktu yang lebih pendek, dan
melibatkan manajemen tingkat bawah, rencana operasional mempunyai dua
jenis rencana yaitu rencana tunggal atau sekali pakai dan standing plan dapat
dipakai berulang ulang.

Rencana tunggal lebih sesuai digunakan untuk mencapai tujuan yang


spesifik yang kemudian dihapuskan setelah tujuan tersebut tercapai. Rencana

4
standing merupakan rencana standar tujuan tersebut tercapai. Rencana standing
merupakan rencana standar yang lebih sesuai dipakai untuk mencapai tujuan yang
muncul berulang ulang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagian bawah ini.

D. Perencanaan Peserta Didik


Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting dan
saling terkait satu sama lain. Berbicara tentang perencanaan kita dihadapkan pada
pertanyaan apakah suatu rencana akan berjalan dengan efektif atau tidak?
Pertanyaan mendasar tersebut diajukan manakala kita melihat realitas keseharian
yang menunjukkan banyaknya kegagalan akibat perencanaan yang kurang efektif.
Kesalahan perencanaan sering terjadi pada proses awal pembuatan rencana yang
tidak disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan.
Banyak perencanaan organisasi yang gagal gara-gara perencanaan yang
tidak mempunyai pijakan yang relevan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik,
maupun budaya masyarakat. Bahkan suatu saat organisasi menggemborkan
program yang dibuat dapat memberdayakan masyarakat, akan tetapi implementasi
program ternyata malah menciptakan ketergantungan masyarakat kepada
organisasi selalu memberikan ikan, bukan kail seperti yang sering disampaikan
oleh beberapa pakar. Melihat kenyataan ini, timbul tanda tanya besar bagi
perencana, kenapa hal ini terjadi.
Perencanaan merupakan dari kata planning. Yang dimaksud dengan
perencanaan adalah memikirkan di muka tentang apa-apa yang harus dilakukan.
Muka di sini perlu diberi garis bawah, oleh karena ia berkenaan dengan kurun
waktu dan bukan kurun tempat. Perencanaan sendiri adalah aktivitasnya,
sedangkan hasil dari perencanaan tersebut adalah rencana yang berwujud rumusan
tertulis. Dengan perkataan lain, jika rencana yang terumus secara tertulis tersebut
belum ada maka aktivitas perencanaan tersebut belum selesai atau belum berhasil.
Perencanaan peserta didik adalah suatu aktivitas memikirkan di muka tentang hal-
hal yang harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di sekolah, baik sejak
peserta didik akan memasuki sekolah maupun mereka akan lulus dari sekolah.
Yang direncanakan adalah hal-hal yang harus dikerjakan berkenaan dengan
penerimaan peserta didik sampai dengan pelulusan peserta didik. Ada beberapa

5
langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan didik. Langkah-langkah tersebut
meliputi: perkiraan (forecasting), perumusan tujuan (objective), kebijakan
(policy), pemrograman (programming), menyusun langkah-langkah (procedure),
penjadwalan (schedule) dan pembiayaan (budgeting). 3

E. Raker Perumusan Rencana Kegiatan Peserta Didik


Salah satu karakteristik perencanaan peserta didik adalah selain tinggi
muatan bottom up-nya, juga banyak melibatkan guru, karyawan, wakil orang tua,
komite sekolah, masyarakat dan stake holders yang lainnya. Agar tingkatan
keterlibatan mereka sangat tinggi, maka perlu disediakan arenanya. Salah satu
arena yang tepat adalah rapat kerja (raker) dengan agenda tunggal perumusan
rencana. Karena itu, beberapa langkah operasional yang harus ditempuh oleh
manajer pendidikan di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Bentuklah tim penyusun rencana. Tim ini bertugas untuk mengidentifikasi
masalah, alternatif penyebab dan alternatif pemecahannya. Sebagai sumber
datanya adalah: pengurus yayasan (jika sekolah swasta), kepala sekolah, guru,
karyawan, siswa, orang tua, tokoh masyarakat, sekolah lanjutannya, (komite
sekolah/dewan sekolah/majelis madarasah dan stake holder lainnya.
Mengingat perencanaan peserta didik bersifat bottom up, dan bukan top
down, teknik pengumpulan datanya adalah eksploratori (bukan konfirmatori).
Dari kegiatan ini telah tersedia data mentah awal yang berisi masalah,
alternatif penyebab dan alternatif pemecahannya.
b. Bentuklah panitia raker yang bertugas melaksanakan kegiatan raker mulai
awal sampai selesei.
c. Lakukan raker dengan agenda penyusunan rencana kerja sekolah, dengan
acara sebagai berikut:
1) Acara seremoni pembukaan
2) Acara Inti Raker, Dipimpin Oleh Ketua Tim Penyusun Rencana, Dengan
Acara Inti Sebagai Berikut:
a) Pengantar oleh ketua tim penyusun rencana, serta laporan hasil
identifikasi masalah, alternatif penyebab dan alternatif pemecahannya.

3 Jaja Jahari. Manajemen Madrasah. (Bandung: Alfabeta,2013), hal. 7.

6
b) Penyampaian permasalahan oleh ketua yayasan (untuk sekolah
swasta) atau Kepala Dinas Pendidikan (untuk sekolah negeri).
c) Penyampaian permasalahan oleh kepala sekolah.
d) Penyampaian permasalahan oleh wakil guru.
e) Penyampaian permasalahan oleh wakil karyawan.
f) Penyampaian permasalahan oleh wakil peserta didik.
g) Penyampaian permasalahan oleh wakil orang tua.
h) Penyampaian permasalahan oleh kepala sekolah dari sekolah
lanjutannya (Jika SLP, maka kepala SMU/SMK. Jika SMA/SMK,
maka PT/PTS).
i) Penyampaian permasalahan oleh komite sekolah/dewan
sekolah/majelis madarasah atau stake holders yang lainnya.
j) Pembentukan komisi-komisi, yang ditindaklanjuti dengan pembahasan
permasalahan, alternatif penyebab dan alternatif pemecahan dalam
komisi-komisi. Selanjutnya, permasalahan, alternatif penyebab dan
alternatif pemecahan tersebut diubah ke dalam bahasa program.
k) Presentasi oleh masing-masing komisi, dengan tanggapan dari masing-
masing peserta raker.
l) Pembentukan tim perumus, untuk merumuskan rencana-rencana
tentatif dan menghaluskannya.
m) Pembacaan kesimpulan sementara hasil raker oleh ketua tim penyusun
rencana.
n) Penyerahan acara oleh tim penyusun rencana kepada panitia.
o) Acara seremoni penutupan, yang terdiri atas:
p) Pembukaan oleh master of ceremony.
q) Laporan ketua panitia.
r) Sambutan oleh kepala sekolah dan menutup acara raker secara resmi.
s) Menindaklanjuti acara raker dengan:
1) Tim perumus menghaluskan hasil raker sehingga tersusun rencana
strategis dan rencana operasional.
2) Kepala sekolah dan komite sekolah mengesyahkan rencana
strategis dan rencana operasional.

7
3) Rencana strategis dan rencana opeasional telah siap direalisasi4

F. Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan


Perencanaan dilakukan untuk waktu yang akan datang dengan mengambil
keputusan yang terbaik dari beberapa alternatif yang ada dengan menggunakan
langkah-langkah dan prinsip-prinsip tertentu yaitu prinsip ilmiah secara sistematis
untuk mencapai tujuan. Jadi, perencanaan adalah penentuan urutan tindakan ,
prakiraan biaya, serta penggunaan waktu untuk mengelola peserta didik yang
didasarkan atas data dengan memperhatikan prioritas yang wajar bersifat efesien
untuk tercapainya tujuan pendidikan.
Perencanaan dibuat untuk menentukan arah dan tujuan apa yang akan kita
lakukan di masa sekarang maupun dimasa yang akan datang, apa yang harus di
kerjakan agar tujuan dalam perencanaan tersebut tercapai, kapan di kerjakan suatu
rencana tersebut, bagaimana cara mengerjakan rencana tersebut serta siapa yang
mengerjakan rencana tersebut agar mencapai tujuan yang diinginkan.
Merencanakan pengelolaan peserta didik, kita harus memperhatikan faktor
dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal).
Faktor Internal
1) Financial. Apakah modal sudah ada? Apakah ketersediaan modal sudah
sesuai dan realistis dengan perencanaan dan goal yang ingin dicapai?
2) Human Resource Assesment. Bagaimana kita menilai SDM yang telah kita
miliki, apakah mereka sudah cukup capable untuk melaksanakan kegiatan
pengelolaan tsb.
3) Marketing Audit. Melakukan checking terhadap keuangan dan efektifitas
melalui cash flow.
4) Operation Analysis. Menganalisis kegiatan operasional mulai dari
penerimaan, seleksi, penempatan, orientasi, pembelajaran, pengembangan,
hingga pembiayaan.
5) Other Internal Resource or Research & Development.

4 B. Suryosubroto. Manajemen Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal.


120.

8
Faktor Eksternal
 Industry dan Market. Harus memahami psikologi pasar dan industri. Lihat
pendidikan macam apa yang masyarakat butuhkan.
 Competitor/Pesaing. Dengan memperhatikan pesaing-pesaing kita, kita
dapat menentukan kebijakan yang inovatif dan berbeda untuk lebih
mendapatkan perhatian dari masyarakat tanpa mengurangi kualitas
pelayanan pendidikan, tentunya.
 Political dan Regulatory/kebijakan. Dalam mengelola pendidikan kita
mesti berkiblat pada peraturan dan perundang-undangan yang ada agar
dalam pelaksanaannya nanti tidak berselisih dengan hukum.
 Social. Kita harus melihat bagaimana kondisi dan lingkungan sosial yang
ada dalam pengambilan kebijakan.
 Human Resource. Kita juga harus pertimbangkan bagaimana caranya
mendapatkan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional untuk
mendukung keberhasilan pengelolaan pendidikan.
 Macro economic. Kita harus mengetahui sekmen apa yang menjadi
sasaran pembuatan sekolah nanti. Kita harus melihat dari sisi ekonomi.
Bagaimana tingkat ekonomi masyarakat? Selanjutnya, bagaimana
menciptakan pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat?
 Technological. Pengelolaan mesti mengikuti perkembangan zaman yang
ada, terutama dalam hal teknologi agar dapat memudahkan kita dalam
mengelola peserta didik.

Muatan dalam Perencanaan Pendidikan diantaranya: strategi, kebijakan,


program, prosedur, metode, sistem, anggaran, standar yang dibutuhkan.
Bagaimana strategi untuk mencapai tujuan, kebijakan apa yang ditempuh,
program seperti apa yang akan dilaksanakan, apa saja tahapan-tahapan yang mesti
dilalui, metode seperti apa yang digunakan, berapa perhitungan biayanya, serta
menetapkan standard seperti apa yang dianggap sebagai sebuah keberhasilan
pencapaian tujuan manajemen.

9
G. Perencanaan Pembelajaran serta Manfaat bagi Pendidik dan yang di Didik
Ketika dunia telah memasuki era modern seperti yang terjadi sekarang ini
maka tak mustahil perubahan demi perubahan pun kian marak terjadi. Tak
terkecuali pada dunia pendidikan. ada sebuah masalah pokok yang cukup pelik
yang harus dihadapi dunia pendidikan yakni kehadiran teknologi yang selain
memiliki dampak yang baik juga ada efek sampingnya bagi seorang peserta didik
khususnya anak-anak. Biasanya karena penyalahgunaan teknologi ini membuat
proses pembelajaran pada seorang peserta didik menjadi terganggu sehingga jika
terjadi hal ini seorang tenaga pendidik harus tanggap dan melakukan upaya yang
tepat. Salah satunya adalah dengan melakukan perencanaan pembelajaran yang
baik dan tepat agar proses pembelajaran yang terjadi tetap terkontrol dengan baik
dan agar dapat menjawab tantangan perubahan teknologi terhadap peserta didik.
Perencanaan pembelajaran merupakan sebuah usaha untuk menjalankan
proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan matang sehingga akan
mendapatkan hasil pembelajaran yang memuaskan seperti apa yang telah
diharapkan. Perencanaan pembelajaran ini sangat penting menjadi pedoman bagi
seorang tenaga pendidik agar mampu mengarahkan peserta didiknya untuk belajar
dengan baik. Perencanaan pembelajaran ini memiliki beberapa tujuan yang ulama
yang di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Yang pertama adalah dengan melakukan perencanaan pembelajaran maka
jalannya pendidikan atau pembelajaran tersebut akan lebih teratur
sehingga dengannya lebih memudahkan bagi para tenaga pendidik maupun
bagi peserta didik untuk melakukan evaluasi terhadap pembelajaran.
2) Selanjutnya para tenaga pendidik juga akan merasa lebih mudah dalam
memberikan materi kepada para peserta didiknya dan lebih mudah dalam
menentukan target-target pembelajaran karena memang telah direncanakan
sedemikian rupa di awal sebelum pembelajaran terjadi.
3) Dengan perencanaan yang baik maka setiap unsur dalam pembelajaran
yang meliputi tenaga pendidik serta peserta didik mampu memahami
perannya dengan baik dalam proses pembelajaran karena tugas-tugas yang
seharusnya mereka kerjakan telah direncanakan sebelumnya.

10
4) Karena pembelajaran ini telah berjalan di dalam alur yang telah ditentukan
dalam sebuah perencanaan yang matang maka diharapkan akan
menghemat waktu dan biaya pada saat proses pembelajaran dilakukan.5

5 Badrudin, Op. Cit, hal. 4.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan dan deskripsi di atas mengenai definisi, tujuan, dan hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pembuatan perencanaan pendidikan, pendidikan
sendiri sangat diperlukan dalam pembuatan perencanaan pendidikan, begitu pula
sebaliknya, perencanaan yang baik juga sangat menunjang kemajuan pendidikan.
Tetapi perencanaan bukanlah satu-satunya jalan untuk kemajuan atau
meningkatnya pendidikan, tapi pendidikan akan maju dan meningkat apabila juga
didukung oleh sarana-sarana, fasilitas-fasilitas, tenaga pendidik, dan anak-anak
didik yang termotivasi untuk maju serta memiliki kecakapan-kecakapan dan
pelaksanaan yang konkrit dari apa yang direncanakan untuk proses pendidikan.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman mahasiswa
agar dapat meningkatkan pemahaman tentang perencanaan pembelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran.
Dengan keterbatasan pemikiran dan sumber materi yang menjadi acuan
dalam pembuatan makalah ini maka kami harapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam penyusunan makalah selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Rajawali Pers

Badrudin. 2013. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Badrudin. 2014. Manajemen Peserta Didik. Jakarta: PT indeks

Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara

Imron, Ali. 2005. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: DP3M
Depdiknas.

Jahari, Jaja. 2013.Manajemen Madrasah. Bandung : Alfabeta.

Meilina Bustari. 2005. Manajemen Peserta Didik. Yogyakarta : FIP UNY

Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta : Rineka


Cipta.

13

Anda mungkin juga menyukai