DOSEN PENGAMPU :
Hema Malini, S.Kp, MN, PhD
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2 A2 2020
Nn.M(25tahun) dibawa oleh keluarga ke IGD RS.X karena mengeluh sesak nafas. Nn. M
mengalami kesulitan bernapas dengan suara mengi bernada tinggi.dan kesulitan berbicara.Nn. M
berhenti sejenak setiap beberapa kalimat untuk mengatur napas. Nn.M juga mengatakan dada nya
terasa berat dan tidak bisa bernapas. Nn.M memberi tahu perawat IGD “asma saya sepertinya
kambuh”.Tiga bulan yang lalu pasien pernah masuk RS dengan keluhan sesak yang sama seperti
saat ini.
Keluhan sesak napas yang dirasakan tersebut hilang timbul, pasien mengeluhkan sesak napas
tidak lebih dari 2 kali dalam setiap minggu.Pasien terakhir kali mengeluhkan sesak satu minggu
yang lalu,namun reda dengan pemberian obat semprot. Sesak napas timbul saat cuaca dingin dan
hujan serta saat pasien melakukan aktivitas. Sesak nafas terjadi sampai bibir berwarna kebiruan,
disertai suara mengi, dan tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang, compos mentis, TD132/96mmHg,
nadi108x/ menit,frekuensi pernapasan 35 x/menit, napas cepat dan dangkal suhu36.7 0C, saturasi
oksigen92%. Pada status generalis tampak kepala normo chephal,konjungtiva tidak
anemis,sclera anik terik, telinga dalam batas normal, hidung simetris, napas cuping hidung tida
kada, bibir sianosis. Pada leher tampak trakea ditengah dan simetris. Perawat melakukan
pemeriksaan thoraks (paru) pada Nn.M, perawat mendapatkan hasil adanya retraksi subcostal,
pergerakan dinding dada cepat, taktil fremitus simetris kanan dan kiri, perkusi hipersonor, dan
auskultasi terdengar vesikuler menurun serta wheezing meningkat pada akhir ekspirasi pada
kedua lapang paru.
Saat ini pasien juga mengeluhkan batuk berdahak, dahak campur buih, berwarna putih, berdarah
(-) dan tidak berbau, dahak sulit dikeluarkan. Nn.M juga telah diberikan terapi oksigen 3
liter/menit melalui nasal kanul dan mendapatkan terapi nebulizer Pulmicort. Pada pemeriksaan
penunjang X-ray dada/thorax, didapatkan hasil paru dalam batas normal.
1. Buatlah pengkajian keperawatan pada Nn.M
a. Identitas Pasien
Nama : Nn. M
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : perempuan
b. Status Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama :klien mengeluh sesak nafas dengan suara mengi bernada
tinggi dan kesulitan berbicara
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Tiga bulan yang lalu pasien pernah masuk RS dengan keluhan sesak yang
sama seperti saat ini.Sesak nafas timbul saat cuaca dingin dan saat pasien
melakukan aktivitas.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
-
c. Data Fokus
Data subjektif :Nn. M mengatakan dadanya terasa berat dan tidak bisa
bernapas. Pasien mengeluhkan sesak napas tidak lebih dari 2 kali dalam setiap
minggu. Keluhan sesak napas yang dirasakan hilang timbul. Saat ini pasien
juga mengeluhkan batuk berdahak, dahak campur buih, berwarna putih,
berdarah(-) dan tidak berbau, dahak sulit dikeluarkan.
Data objektif : keadaan umum sedang, compos mentis, TD 132/96 mmHg,
nadi 108x/ menit, frekuensi pernapasan 35 x/menit, napas cepat dan dangkal
suhu 36.70C, saturasi oksigen 92%. Pada status generalis tampak kepala
normo chephal, konjungtiva tidak anemis, sclera anik terik, telinga dalam
batas normal, hidung simetris, napas cuping hidung tidak ada, bibir sianosis.
Pada leher tampak trakea di tengah dan simetris. Adanya retraksi subcostal,
pergerakan dinding dada cepat, taktil fremitus simetris kanan dan kiri,
perkusihi personor, dan auskultasi terdengar vesikuler menurun serta
wheezing meningkat pada akhir ekspirasi pada kedua lapang paru.
d. Pengkajian fisik
1) Keadaan umum : Sedang
2) Tingkat kesadaran : Compos Mentis
3) TandaTanda Vital
Tekanan Darah : 132/96 mmHg
Nadi : 108 x/menit
RR : 35 x/menit
Suhu : 36,7OC
Saturasi oksigen : 92 %
4) Keadaan Fisik
Kepaladan Leher
- Normechephal, konjungtiva tidak anemis, sclera anakterik, telinga
dalam batas normal, hidung simetris, nafas cuping hidung tidak
ada, dan bibir sianosis.
- Pada leher tampak trakea di tengah dan simetris,
Dada
- Pemeriksaan thoraks (paru) mendapatkan adanya retraksi
subcostal, pergerakan dinding dada cepat, taktil fremitus simetris
kanan dan kiri, perkusi hipersonor, dan auskultasi terdengar
vesikuler menurun serta wheezing meningkat pada akhir ekspirasi
kedua lapang paru.
5) Pemeriksaan penunjang
a) Data Laboratorium
-
b) Pemeriksaanradiologi
- Pemeriksaan X-Ray dada/thorak didapat kan hasil paru dalam
keadaan batas normal
2. Apakah prioritas diagnose keperawatan pada Nn.M
DO :
Keadaan umum : Compos mentis
Tanda Tanda Vital
Tekanan Darah : 132/96 mmHg
Nadi : 108 x/menit
RR : 35 x/menit
Suhu : 36,7OC
Saturasi oksigen : 92 %
Tampak kepala normo chephal,
Konjungtiva tidak anemis,
Sklera anik terik,
Telinga dalam batas normal,
Hidung simetris,
Napas cuping hidung tidak ada,
Bibir sianosis
Tampak trakea di tengah dan simetris
Adanya retraksi subcostal,
Pergerakan dinding dada cepat,
Taktil fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi hipersonor,
Auskultasi terdengar vesikuler menurun
serta wheezing meningkat pada akhir
ekspirasi pada kedua lapang paru.
2 DS : Keluhan sesak napas yang dirasakan tersebut Ketidak efektifan pola napas yang
hilang timbul, pasien mengeluhkan sesak napas berhubungan dengan keletihan otot
tidak lebih dari 2 kali dalam setiap minggu.Pasien pernapasan di buktikan dengan pola
terakhir kali mengeluhkan sesak satu minggu yang napas abnormal, takipnea, dispnea, dan
lalu,namun reda dengan pemberian obat semprot. fase ekspirasi memanjang.
DO :
Keadaan umum : Compos mentis
Tanda Tanda Vital
Tekanan Darah : 132/96 mmHg
Nadi : 108 x/menit
RR : 35 x/menit
Suhu : 36,7OC
Saturasi oksigen : 92 %
Tampak kepala normo chephal,
Konjungtiva tidak anemis,
Sklera anik terik,
Telinga dalam batas normal,
Hidung simetris,
Napas cuping hidung tidak ada,
Bibir sianosis
Tampak trakea di tengah dan simetris
Adanya retraksi subcostal,
Pergerakan dinding dada cepat,
Taktil fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi hipersonor,
Auskultasi terdengar vesikuler menurun
serta wheezing meningkat pada akhir
ekspirasi pada kedua lapang paru.
Suhu : 36,7OC
Saturasi oksigen : 92 %
Tampak kepala normo chephal,
Konjungtiva tidak anemis,
Sklera anik terik,
Telinga dalam batas normal,
Hidung simetris,
Napas cuping hidung tidak ada,
Bibir sianosis
Tampak trakea di tengah dan simetris
Adanya retraksi subcostal,
Pergerakan dinding dada cepat,
Taktil fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi hipersonor,
Auskultasi terdengar vesikuler menurun
serta wheezing meningkat pada akhir
ekspirasi pada kedua lapang paru.
3. Buatlah intervensi keperawatan padaNn.M untuk mengurangi kejadian eksaserbasi
asma
Tn.W (63 tahun) dirawat di ruangan paru RS.Y dengan penyakit paru obstruktif kronik. Tn. W
mengeluh sesak napas dimana sesak napas hampir setiap hari dan mengganggu aktivitas mulai
dari berjalan dan aktivitas lainya. Keluhan sesak ini sudah dirasakan sejak 5 tahun yang lalu dan
sering membuat Tn.W bolak balik ke RS dan dirawat 3 kali dalam 1 tahun ini Pasien merasakan
letih dan lemah setelah melakukan aktivitas sehari-hari karena kesulitan bernapas, sesak napas
saat beraktivitas, pasien terlihat letih, pasien dibantu oleh anggota keluarganya untuk melakukan
aktivitas sehari seperti untuk ambulasi atau berpindah tempat, mandi atau toileting. Tn. W juga
mengeluh batuk lama hilang timbul, namun 2 hari ini batuk dirasakan berdahak bewarna kuning
kental dan sulit untuk dikeluarkan. Pasien mengatakan kesulitan untuk tidur karena batuk yang
bertambah di malam hari, pasien mengatakan tidak dapat beristirahat dengan baik, pasien sering
terbangun saat tidur di malam hari, pasien mengatakan terbangun 4 kali di malam hari, pasien
mengatakan hanya bisa beberapa jam saja dalam sehari.
Diketahui Tn.W adalah seorang buruh pabrik batu bara sejak 20 tahun yang lalu dan memiliki
kebiasaan merokok sebanyak 1,5 bungkus rokok kretek setiap hari. Kebiasaan merokok ini telah
dimulai dari remaja. Tn.W menyangkal memiliki kebiasaan bersin dan alergi, meminum alcohol.
Ibu kandung Tn. W diketahui memiliki riwayat sesak napas hilang timbul akibat debu.
Saat diruangan Tn. W, perawat melihat Tn. W membungkuk di atas meja samping tempat tidurnya
menonton televisi. Tn.W mengatakan posisi ini membantu pernapasannya. Perawat melakukan
pemeriksaan fisik paru pada Tn.W, pada pemeriksaan fisik tersebut didapatkan hasil inpeksi :
simetris, adanya bentuk barrel chest, terlihat meninggikan bahu untuk bernapas, pengembangan
dada kanan dan kiri sama, palpasi: vocal fremitus sama kiri dan kanan, perkusi: bunyi pekak pada
paru-paru, auskultasi: bunyi napas wheezing +/+, ronkhi +/+. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan
TD 130/80 mmHg, denyut nadi 110 x/menit, pengisian kapiler 4 detik, dan jari-jari Tn. W sedikit
menonjol (jari tabuh), frekuensi nafas 28 x/menit, napas cepat dan dangkal dan suhu 36,80C,
saturasi oksigen tidak stabil. Saturasi oksigen dinilai setiap dua jam untuk memantau hipoksia.
Setiap penilaian didapatkan hasil saturasi oksigen saat istirahat dari 90% hingga 94% dengan 3
liter oksigen nasal kanul.
Tn.W telah melakukan pemeriksaan spirometry dengan tes bronkodilator yang pernah
dilakukannya, di mana hasilnya menunjukkan Volume Ekspirasi Paksa detik Pertama/ Kapasitas
Vital Paksa (VEP1/ KVP) 0,56 dan Volume Ekspirasi Paksa detik Pertama (VEP 1) 56%. Pada
pemeriksaan foto toraks ditemukan gambaran hiperlusen, diafragma letak mendatar dengan
kesan toraks emfisematus disertai honey comb appearance. Pada pemeriksaan penunjang
leukosit 9120/UL, glukosa sewaktu 196 mg/dl, natrium 139 mmol/L, kalium 3,8 mmol/L, klorida
97 mmol/L. BTA I negative, leukosit positif, epitel positif.
Terapi yang didapatkan oleh pasien antara lain O2 3 liter/menit. Infus RL 20tpm, injeksi
cefotaxime 2x 1 gr (IV), ranitidine 2 x 30 mg (IV), methylprednisolone 2 x 62,5 mg (IV),
nebulizer Ventolin 2 x 2,5 mg, flixotide 3 x 0,5 mg (PO), sirup dexromethorpan 3 x 5 ml (PO).
Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. w
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Alamat :-
Pendidikan :-
Pekerjaan : buruh pabrik batubara
Tanggal masuk :-
Tanggal Pengkajian :-
b. Status Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama : Tn. W mengeluh sesak napas dimana sesak napas hampir setiap
hari dan mengganggu aktivitas mulai dari berjalan dan aktivitas lainya. Keluhan
sesak ini sudah dirasakan sejak 5 tahun yang lalu
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluhan sesak nafas sudah dirasakan sejak 5 tahun yang lalu dan sering membuat
Tn.W bolak balik ke RS dan dirawat 3 kali dalam 1 tahun ini. Klien memiliki
kebiasaan merokok sebanyak 1,5 bungkus rokok kretek setiap hari yang sudah
dimulai sejak usia remaja,klien tidak memiliki kebiasaan bersin dan alergi dan
tidak meminum alcohol.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu kandung Tn.W memiliki riwayat sesak nafas hilanng timbul
c. Data Fokus
Data subjektif :Tn. W mengeluh sesak napas dimana sesak napas hampir setiap hari
dan mengganggu aktivitas mulai dari berjalan dan aktivitas lainya. Pasien merasakan
letih dan lemah setelah melakukan aktivitas sehari-hari karena kesulitan bernapas,
sesak napas saat beraktivitas. Tn. W juga mengeluh batuk lama hilang timbul, namun
2 hari ini batuk dirasakan berdahak bewarna kuning kental dan sulit untuk
dikeluarkan. Pasien mengatakan kesulitan untuk tidur karena batuk yang bertambah di
malam hari, pasien mengatakan tidak dapat beristirahat dengan baik, pasien sering
terbangun saat tidur di malam hari, pasien mengatakan terbangun 4 kali di malam
hari, pasien mengatakan hanya bisa beberapa jam saja dalam sehari.
Data objektif : pasien terlihat letih, pasien dibantu oleh anggota keluarganya untuk
melakukan aktivitas sehari seperti untuk ambulasi atau berpindah tempat, mandi atau
toileting. perawat melihat Tn. W membungkuk di atas meja samping tempat tidurnya
menonton televisi. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD 130/80 mmHg, denyut
nadi 110 x/menit, pengisian kapiler 4 detik, dan jari-jari Tn. W sedikit menonjol (jari
tabuh), frekuensi nafas 28 x/menit, napas cepat dan dangkal dan suhu 36,80C,
saturasi oksigen tidak stabil. Saturasi oksigen dinilai setiap dua jam untuk memantau
hipoksia. Setiap penilaian didapatkan hasil saturasi oksigen saat istirahat dari 90%
hingga 94% dengan 3 liter oksigen nasal kanul.
d. Pengkajian fisik
1) Tanda Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 110 x/menit
RR : 28 x/menit
Suhu : 36,80OC
Saturasi oksigen : 90 % - 94%
2) Keadaan Fisik
Dada
hasil inpeksi : simetris, adanya bentuk barrel chest, terlihat meninggikan bahu
untuk bernapas, pengembangan dada kanan dan kiri sama.
palpasi: vocal fremitus sama kiri dan kanan.
perkusi: bunyi pekak pada paru-paru.
auskultasi: bunyi napas wheezing +/+, ronkhi +/+.
Ekstermitas atas
Terdapat jari tabuh atau jari-jari sedikit menonjol.
3) Pemeriksaan penunjang
a. Data Laboratorium
leukosit 9120/UL, glukosa sewaktu 196 mg/dl, natrium 139 mmol/L, kalium 3,8
mmol/L, klorida 97 mmol/L. BTA I negative, leukosit positif, epitel positif.
b. Pemeriksaan spirometry
pemeriksaan spirometry dengan tes bronkodilator yang pernah dilakukannya, di
mana hasilnya menunjukkan Volume Ekspirasi Paksa detik Pertama/ Kapasitas
Vital Paksa (VEP1/ KVP) 0,56 dan Volume Ekspirasi Paksa detik Pertama (VEP
1) 56%.
c. Pemeriksaan radiologi
Pada pemeriksaan foto toraks ditemukan gambaran hiperlusen, diafragma letak
mendatar dengan kesan toraks emfisematus disertai honey comb appearance.
Diagnosa
1. DS : Tn. W juga mengeluh batuk lama hilang Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d obstruksi
timbul, namun 2 hari ini batuk dirasakan berdahak jalan nafas: spasme jalan nafas,merokok aktif
bewarna kuning kental dan sulit untuk dikeluarkan. d.d batuk tidak efektif, sputum berlebih, adanya
DO : wheezing dan rokhi.
o Tekanan Darah : 130/80 mmHg
o Nadi : 110 x/menit
o RR : 28 x/menit
o Suhu : 36,80OC
o Saturasi oksigen: 90 % - 94%
o bunyi napas wheezing +/+, ronkhi +/+.
2. DS : Tn. W mengeluh sesak napas dimana sesak Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya
napas hampir setiap hari. nafas d.d pola nafas abnormal
DO :
o Tekanan Darah : 130/80 mmHg
o Nadi : 110 x/menit
o RR : 28 x/menit
o Suhu : 36,80OC
o Saturasi oksigen: 90 % - 94%
o bunyi napas wheezing +/+, ronkhi +/+.
3. DS : Pasien merasakan letih dan lemah setelah Intoleransi Aktivitas b.d ketidakseimbangan
melakukan aktivitas sehari-hari karena kesulitan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d
bernapas, sesak napas saat beraktivitas. mengeluh letih Lelah ,dispnea
DO : Pasien terlihat letih, pasien dibantu oleh
anggota keluarganya untuk melakukan aktivitas
sehari seperti untuk ambulasi atau berpindah
tempat, mandi atau toileting.
4. DS: Pasien mengatakan kesulitan untuk tidur Gangguan pola tidur b.d restraint fisik d.d
karena batuk yang bertambah di malam hari, mengeluh sulit tidur,sering terjaga.
pasien mengatakan tidak dapat beristirahat dengan
baik, pasien sering terbangun saat tidur di malam
hari, pasien mengatakan terbangun 4 kali di
malam hari, pasien mengatakan hanya bisa
beberapa jam saja dalam sehari.
DO:
Intervensi
Identifikasi klien
Nama : Tn. K
Usia : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani Karet
Diagnosa medis : TBC
Riwayat Kesehatan :
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama :
Pasien masuk ke RS, dengan keluhan utama pasien batuk tidak berdahak sejak 3
bulan yang lalu sebelum dibawa ke RS, batuk lebih sering terjadi pada malam hari
dibanding siang atau pagi hari dan bertambah berat ketika sedang melakukan
pekerjaan nya menyangkul dan saat menyemprot pestisida pada kebunnya. Pasien
mengatakan adanya demam, keringat malam, dan penurunan nafsu makan juga
berat badan.
Keluhan Saat Dikaji (PQRST) :
Saat dilakukan pengkajian pada hari Rabu tanggal 17 Oktober 2018, Ditemukan
keluhan pasien seperti batuk tidak berdahak, adanya demam, sering berkeringat
dimalam hari, dan nafsu makan pasien menurun juga terjadi penurunan berat
badan. TTV : TD: 110/70 mmHg, HR: 80x/menit, RR: 17x/menit, suhu: 37oC.
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Paru
Inspeksi dalam batas normal
Palpasi dalam batas normal
Perkusi dalam batas normal
Auskultasi adanya suara ronkhi pada pulmo dekstra dan sinistra
Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal, tidak sianosis, tidak
oedem, dan akral hangat.
2) Status Neurologis
Reflek fisiologis normal
Reflek patologi (-)
3) Radiologi
Foto Rongent anterior dan posterior (AP) didapatkan adanya kavitas pada
pulmo dekstra dan sisnistra.
4) Pengambilan Sputum
Pengambilan pertama hasilnya (-) / negative
Pengambilan kedua hasilnya (+2) / positif dua
Pengobatan
Selama 1 bulan pasien diberikan obat berupa :
Rimfapicin 150 mg
Isoniazid 75 mg
Pirazinamid 400 mg
Etambutol 275 mg
2. Tegakkan 3 diagnosa prioritas sesuai kondisi pasien, sertakan analisis data
Diagnosa
1) Bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan sekresi yang tertahan
dibuktikan dengan batuk sejak 3 bulan yang lalu, sering membuang dahak sembarangan,
adanya suara nafas ronkhi pada pulmo dextra dan sinistra, terdapat kavitas pada pulmo
dextra dan sinistra saat Foto Rontgen AP
2) Defisit Nutrisi yang berhubungan dengan penurunan nafsu makan dibuktikan dengan
mengalami penurunan berat badan dalam 1 bulan terakhir, BB turun dari 50 kg menjadi
47 kg dalam 1 bulan , IMT 18,0.
3) Resiko infeksi dibuktikan dengan urang pengetahuan untuk menghindari pemajanan
pathogen.
3. Saat diberikan obat oleh dokter, pasien bertanya sampai kapan ia harus memakan obat,
karena pasien merasakan obat yang diberikan terlalu banyak. Tindakan apa yang harus
dilakukan oleh perawat terkait dengan situasi tersebut?
Dalam hal ini hal yang perlu dilakukan oleh perawat adalah meyakinkan pasien bahwa semua
resep dokter adalah aman . Caranya dalah dengan menjelaskan alasan pemberian obat tersebut
karena pasien berhak tau tentang alasan pemberian obat kepadanya . Selain itu seorang pearwat
juga harus menjelaskan kembali dengan sabar apa saja fungsi dari masing masing obat yang
diberikan oleh dokter ,sehingga dalam hal iniperawat harus menjelaskan sejujur sejujurnya
tentang obat yang diberikan . Seperti alasan , fungsi , dosis atau bahkan efek samping dari
pemakaian obat yang telah diberikan oleh dokter .
4. Jelaskan intervensi keperawatan yang akan dilakukan oleh pasien dalam meningkatkan
kemampuan pasien dalam mengatasi penyakit.
Diagnosa SLKI SIKI
Bersihan jalan napas luaran utama : Bersihan Jalan Manajemen Jalan Nafas
tidak efektif Nafas
1. Observasi
berhubungan dengan ekspektasi : meningkat Monitor pola napas
(frekuensi, kedalaman,
sekresi yang tertahan. Batuk efektif (5)
usaha napas)
Produksi sputum (5) Monitor bunyi napas
tambahan (mis. Gurgling,
Frekuensi nafas (5)
mengi, weezing, ronkhi
Pola nafas (5) kering)
2. Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma cervical)
Posisikan semi-Fowler atau
Fowler
Berikan minum hangat
Berikan oksigen, jika perlu
3. Edukasi
Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik.
Pemantauan Respirasi
1. Observasi
Monitor frekuensi, irama,
kedalaman, dan upaya napas
Monitor pola napas (seperti
bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul,
Cheyne-Stokes, Biot,
ataksik)
Monitor kemampuan batuk
efektif
Monitor adanya sumbatan
jalan napas
Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray toraks
2. Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
3. Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
1. Observasi
Identifikasi kemungkinan
penyebab BB kurang
Monitor adanya mual dan
muntah
Monitor jumlah kalori yang
dikomsumsi sehari-hari
Monitor berat badan
Monitor albumin, limfosit,
dan elektrolit serum
2. Terapeutik
Sediakan makan yang tepat
sesuai kondisi pasien( mis.
Makanan dengan tekstur
halus, makanan yang
diblander, makanan cair
yang diberikan melalui
NGT atau Gastrostomi,
total perenteral nutritition
sesui indikasi)
Hidangkan makan secara
menarik
Berikan suplemen, jika
perlu
Berikan pujian pada pasien
atau keluarga untuk
peningkatan yang dicapai
3. Edukasi
Jelaskan jenis makanan
yang bergizi tinggi, namun
tetap terjangkau
Jelaskan peningkatan
asupan kalori yang
dibutuhkan
Tn P datang ke RS paru dengan keluhan nafas sesak, sesak semakin meningkat pada saat posisi
setengah duduk dan susah untuk tidur nyenyak. Selain itu pasin mengeluhkan tidak nafsu makan,
dan hanya habis 2 sdm. keluhan lain adalah tidak bisa duduk sendiri dan mengeluh nyeri dada
kanan dan berat untuk bernafas. Sebelum di rawat hari ini pernah dirawat dengan keluhan sesak
nafas dan batuk berdarah (haemoptisis ) 4 bulan yang lalu, dan dan diagnosis dokter sebagai
kanker paru.
Hasil peneriksaan didapatkan kerongkongan sakit saat menelan dan badannya terasa lemas. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70mmHg, nadi 60x/menit, pernapasan
32x/menit, irama ireguler, nyeri tekan dada sebelah kanan, taktil fremitus bergetar kiri dan kanan
terdengar lemah, suara napas paru kiri ronkhi, kanan redup +wheezing, terpasang oksigen 3L/i
suhu 36,50C terpasang infuse Nacl 0,9% dan asering 5 %. TB 170 cm, BB sebelum sakit 45 Kg
setelah saki 42 Kg
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hb – 8 gr/dl
Leukosit 7.3000 mm
Eritrosit 3,02 juta sel/uL
Trombosit 165.000
Kalium2,99
natrium 126,8
Hasil Pemeriksaan Rontgen Thorak
Hasil rontgen thorak : ditemukan masa di paru kanan
Ukuran tumor 5 cm, Tumor sudah mencapai ke bronkus, menyumbat sebagian dari jalan udara
pada paru-paru. belum tersebar ke kelenjar getah bening Pengobatan Cefriaxon inj 2x1 amp
Dexamethason inj 4x1 amp Ranitidine 2x 1amp
1. Buatlah 3 Asuhan keperawatan utama yang dapat ditegakkan pada Tn P. gunakan
pendekatan 3N atau 3S
a. Pengkajian
1) Identitas Klien
Nama : Tn. P
Jenis Kelamin : Laki-laki
2) Status kesehatan
a) Status kesehatan saat ini
Keluhan utama : Sesak nafas
Alasan masuk RS : Sesak semakin meningkat pada saat posisi setengah duduk
dan susah untuk tidur nyenyak, tidak nafsu makan. Klien tidak bisa duduk
sendiri dan mengeluh nyeri dada kanan dan berat untuk bernafas.
b) Status kesehatan masa lalu
Sebelum di rawat hari ini pernah dirawat dengan keluhan sesak nafas dan
batuk berdarah (haemoptisis ) 4 bulan yang lalu.
c) Riwayat penyakit keluarga : -
d) Diagnosa medis : Kanker paru
Terapi : oksigen 3L/I, infuse Nacl 0,9% dan asering 5 %.
3) Pengkajian fisik
a) Keadaan umum : Kerongkongan sakit saat menelan dan badannya terasa
lemas. TB 170 cm, BB sebelum sakit 45 Kg setelah sakit 42 Kg.
b) TTV : Tekanan darah 100/70mmHg, nadi 60x/menit, pernapasan 32x/menit,
h , .
c) Dada : Pernapasan 32x/menit, irama ireguler, nyeri tekan dada sebelah kanan,
taktil fremitus bergetar kiri dan kanan terdengar lemah, suara napas paru kiri
ronkhi, kanan redup +wheezing.
4) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
Hb – 8 gr/dl
Leukosit 7.3000 mm
Eritrosit 3,02 juta sel/uL
Trombosit 165.000
Kalium2,99
Natrium 126,8
b) Pemeriksaan rontgen thoraks
Hasil rontgen thorak : ditemukan masa di paru kanan.
Ukuran tumor 5 cm, Tumor sudah mencapai ke bronkus, menyumbat sebagian
dari jalan udara pada paru-paru. belum tersebar ke kelenjar getah bening.
b. Analisa Data
c. Rencana Keperawatan
3. Buatlah topik-topik edukasi apa yang dapat anda berikan kepada pasien akan
menjalani kemoterapi
Pengertian kemoterapi
Efeknya, sel sehat yang berada di sekitar sel kanker dapat ikut rusak dan
menimbulkan sejumlah efek samping, seperti:
Rambut rontok
Nyeri
Kehilangan nafsu makan
Penurunan berat badan
Mual dan muntah
Sesak napas dan kelainan detak jantung akibat anemia
Kulit kering dan terasa perih
Perdarahan, seperti mudah memar, gusi berdarah, dan mimisan
Sering terkena infeksi
Sulit tidur
Gangguan psikologis, seperti depresi, stres, dan cemas
Gairah seksual menurun dan gangguan kesuburan (infertiltas)
Rasa lelah dan lemah sepanjang hari
Konstipasi atau diare
Sariawan
Meski tiap orang memiliki reaksi berbeda, sebagian besar akan merasakan letih
dan lelah setelah menjalani kemoterapi. Untuk itu, Anda disarankan untuk menghindari
menyetir kendaraan sendiri atau aktivitas yang memerlukan energi atau konsentrasi tinggi
usai menjalani kemoterapi.