ETIKOMEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
PENDAHULUAN
1.2 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penyusunan modul
ini antara lain :
1. Meningkatkan kemampuan dasar dalam pembelajaran blok
ilmu kedokteran forensik khususnya etikomedikolegal sesuai
dengan standar kompetensi dokter Indonesia (SKDI).
2. Mengembangkan kompetensi dalam profesionalisme dan
komunikasi yang baik sebagai seorang dokter nantinya.
1
KOMPETENSI & TUJUAN PEMBELAJARAN
2.1 Kompetensi
Kompetensi seorang dokter sesuai standar kompetensi
dokter Indonesia (SKDI) dibangun dengan fondasi yang terdiri atas
profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri,
serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa
pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran,
keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan. Oleh
karena itu area kompetensi disusun dengan urutan sebagai
berikut:
a. Profesionalitas yang Luhur
b. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
c. Komunikasi Efektif
d. Pengelolaan Informasi
e. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
f. Keterampilan Klinis
g. Pengelolaan Masalah Kesehatan
2
bahan pembelajaran dalam rangka membentuk karakter dokter
Indonesia yang baik.
2.2 Tujuan
Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa mampu
menjelaskan berbagai masalah yang berhubungan dengan
forensik klinik.
Aspek Kognitif/pengetahuan
Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai teori dasar dalam
etikomedikolegal.
Aspek keterampilan/psikomotor
Mahasiswa terampil dalam melakukan prosedur
etikomedikolegal.
Aspek perilaku profesional/afektif
Pada akhir pembelajaran modul ini, mahasiswa mampu
menjalankan praktik kedokteran forensik dengan menjunjung
tinggi profesionalisme dokter dan komunikasi yang efektif.
3
PANDUAN PELAKSANAAN PBL/TUTORIAL
3.1 Tutor
Tutor berperan sebagai fasilitator dan pengarah. Oleh karena
itu diharapkan agar tutor:
Memiliki pengetahuan yang memadai pada materi dan
problem/kasus/fenomena yang didiskusikan mahasiswa
Memiliki pengetahuan yang memadai pada prinsip-prinsip
yang mendasari problem yang didiskusikan mahasiswa
Mendorong mahasiswa agar mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki terhadap problem
Memberikan “penjelasan” bila diperlukan agar mahasiswa tidak
salah arah (bukan memberikan mini lecture)
Melakukan intervensi pada saat yang tepat
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menstimulasi
diskusi
Memperlihatkan komitmennya terhadap diskusi kelompok
Memberikan perhatian terhadap pendapat mahasiswa
Mendorong mahasiswa agar belajar dengan sungguh-sungguh
3.2 Mahasiswa
Mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan metode
Problem Based Learning (PBL) ini harus aktif, belajar mandiri dan
mampu mencari sumber-sumber literatur atau informasi sendiri.
4
Persiapan Mahasiswa:
Datang tepat waktu
Memakai pakaian sopan, sesuai ketentuan fakultas
Memakai “badge’ atau name tag
Membawa Modul mahasiswa
Membawa buku catatan dan alat tulis
Mematikan Hp saat diskusi
5
ditanyakan pada tutor atau dijadikan
sasaran belajar
2 Define the Menentukan masalah, yang dapat
Problems berupa istilah, fakta, fenomena. Cara
yang mudah adalah dengan
melontarkan pertanyaan-pertanyaan
sebanyak mungkin terhadap istilah,
konsep, fakta atau fenomena yang
didapatkan pada kasus
3 Analyze the Menganalisa masalah dengan
problems/brain berdiskusi mengenai masalah-masalah
storming yang sudah ditentukan pada langkah
ke 2, dengan menggunakan
pengetahuan yang sudah mereka
miliki (prior knowledge)
4 Make a systematic Mahasiswa menyusun/membuat
inventory to the skema mengenai masalah yang telah
various didiskusikan pada langkah 3,
explanations mendeteksi apa yang telah diketahui
found in step 3, dan dapat dijelaskan, mana yang
and summarize masih belum diketahui dan perlu
mencari informasi lanjutan
5 Formulate Berdasarkan ringkasan pada langkah
learning objecting 4, maka kelompok menentukan
sasaran belajar untuk dipelajari secara
mandiri
6 Self study (collect Masing-masing anggota kelompok
additional belajar mandiri dan secara aktif
information mencari sumber-sumber informasi
outside the group) tentang semua materi yang berkaitan
dengan masalah (sesuai sasaran
belajar yang telah disepakati).
6
Sumber informasi dapat diperoleh dari
perpustakaan, internet atau
narasumber sesuai tujuan belajar yang
sudah dirumuskan.
Usahakan mencari kepustakaan 5
tahun terakhir (jurnal internasional
maupun textbook)
Mahasiswa dilarang untuk membagi
tugas dalam pencarian sasaran belajar,
karena akan mengakibatkan
penguasaan masalah yang hanya
sepotong-sepotong !!
Misalanya : Mahasiswa A dan B hanya
belajar informed concent, Mahasiswa
C dan D hanya belajar rekam medis,
dst.
Catatan :
Setiap mahasiswa membuat ringkasan
dari apa yang telah dipelajarinya untuk
kemudian diserahkan kepada tutor
pada saat akan berdiskusi pada
langkah ke 7
7 Synthesize and Dilakukan pada diskusi tahap ke 2
test acquired Mahasiswa mendiskusikan materi-
information/report materi yang telah dipelajari secara
back in the group mandiri, sehingga diharapkan terjadi
interaksi dan peningkatan tingkat
pengetahuan dan pemahaman masing
masing anggota.
Caranya adalah moderator atau tutor
menunjuk secara random salah satu
anggota untuk menjelasakn sasaran
belajar 1, anggota yang lain
7
melengkapi dan menanyakan
kejelasan permasalahan, sehingga
timbul interaksi dan diskusi aktif antar
anggota. Demikian pula untuk sasaran
belajar seterusnya. Sehingga pada
akhir diskusi mahasiswa dapat
mensintesis secara lengkap mengenai
problem tersebut.
Catatan :
Sebaiknya mempergunakan LCD saat
menyajikan gambar atau skema
TUGAS KELOMPOK :
Menuliskan hal-hal yang sekiranya
masih kurang jelas sehingga dapat
menjadi acuan bagi narasumber untuk
menjelaskannya pada acara Pleno
Temu Pakar yang akan
diselenggarakan setelah 3 problem
selesai didiskusikan.
8
EVALUASI DAN PENILAIAN
4.2 Pengetahuan
Evaluasi Pengetahuan mahasiswa dilakukan dengan
melakukan tes sumatif berupa tes tertulis MCQ dengan tipe
vignette pada saat ujian akhir blok.
9
SKENARIO KLINIK
Masalah 1
Masalah 2
10
Masalah 3
11
Referensi
1. Bardale R. 2011. Principles of Forensic Medicine and Toxicology.
London: Jaype Brothers Medical Publisher.
2. Budiyanto, dkk. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian
Forensik FK UI.
3. Dahlan S. 2000. Hukum Kesehatan Rambu-Rambu bagi Profesi
Dokter. Semarang: Balai Penerbit UNDIP Semarang.
4. Dahlan S. 2009. Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Balai Penerbit
UNDIP Semarang.
5. Dimaio VJ, Dimaio D. 2001. Forensic Pathology 2nd edition. London
: CRC.
6. James JP dkk. 2011. Simpson’s Forensic Medicine 13th edition. UK :
Hodder Arnold.
7. Hanafiah J, Amir A. 2016. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.
Jakarta: EGC.
8. Hoediyanto dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Edisi ketujuh. Surabaya: Bagian Forensik FK UNAIR.
9. Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta:
Binarupa Aksara.
10. Kode Etik Kedokteran Indonesia tahun 2012.
11. Komalawati V. 1999. Peranan Informed Consent dalam Transaksi
Teraupetik. Bandung: Citra Aditya Bakti.
12. Mahmud S. 2008. Penegakan Hukum Dan Perlindungan Hukum
Bagi Dokter yang Diduga Melakukan Medikal Malpraktek, Bandung:
Mandar Maju.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 tahun 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas.
15. Purwohadiwardoyo A. 1989. Etika Medis. Yogyakarta : Kanisius.
16. Saukko P, Knight B. 2016. Knight’s Forensic Pathology 4th edition.
London : CRC Press.
12
17. Triwibowo C. 2014. Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
18. Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
19. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
20. Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
21. Vij K. 2011. Textbook of Forensic Medicine and Toxicology 5 th edition
Principles and Practice. India : Elsevier.
13
LEMBAR KERJA MAHASISWA MODUL ETIKOMEDIKOLEGAL
Langkah 1
Langkah 2
14
Langkah 3
15
Langkah 4
16
Langkah 5
17
Langkah 6
18
19
20
21
22
23
Langkah 7
24
25