Anda di halaman 1dari 18

PRATIKUM KONSEP DOKUMENTASI KEPERAWATAN PERTEMUAN

Dosen Pengampu Ibu :

Ns. Erni Forwaty, S.kep, M.Kep

Disusun Oleh:

NAMA : Selija Suciati

NIM : P032014401075

TINGKAT : 2B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

D3 KEPERAWATAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 10 Januari 2022


 
                                                         
Penulis

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Tujuan...............................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Pengertian Dokumentasi Keperawatan.............................................................3

B. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Dokumentasi Keperawatan................................3

C. Standar Dokumentasi Keperawatan..................................................................5

D. Prinsip Pendokumentasian Asuhan Keperawatan............................................7

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dokumentasi...........................................8

F. Karakteristik Diagnostik Data Keperawatan....................................................8

G. Dasar Hukum Pendokumentasian Keperawatan...............................................9

BAB III..................................................................................................................13

PENUTUP..............................................................................................................13

A. Kesimpulan.....................................................................................................13

B. Saran...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan catatan tentang
tanggapan/respon klien terhadap kegiatan-kegiatan pelaksanaan keperawatan
secara menyeluruh, sistematis dan terstruktur sebagai pertanggunggugatan
terhadap tindakan yang dilakukan perawat terhadap klien dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan (Prabowo, 2016). Apabila pendokumentasian tidak dilakukan
dengan lengkap akan dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena
tidak akan dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan
keperawatan yang telah diberikan. dalam aspek legal perawat tidak
mempunyai bukti tertulis jika suatu hari nanti klien menuntut ketidakpuasan
akan pelayanan keperawatan (Yanti, 2013).

Bukti tertulis pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh tenaga


keperawatan bertujuan untuk menghindari kesalahan, tumpang tindih dan
ketidak lengkapan informasi. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 pasal 52
ayat 1 menyatakan bahwa rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk
system informasi manajemen rumah sakit. Permenkes
No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis pada pasal 1 ayat 1,
menyatakan bahwa rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dokumentasi keperawatan

2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi, dan manfaat dokumentasi keperawatan

3. Untuk mengetahui standar dokumentasi keperawatan

1
4. Untuk mengetahui prinsip pendokumetasian asuhan keperawatan

5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dokumentasi

6. Untuk mengetahui karakteristik data dalam pendokumentasian

7. Untuk mengetahui dasar hukum pendokumentasian keperawatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi keperawatan merupakan aspek penting yang perlu
ditingkatkan. Dokumentasi keperawatan menjadi salah satu fungsi yang
paling penting dari perawat sejak zaman Florence Nightingale, sistem
pelayanan kesehatan mengharuskan adanya pendokumentasian karena
dapat menjamin kelangsungan perawatan, dapat berfungsi sebagai bukti
hukum dari proses perawatan dan mendukung evaluasi kualitas perawatan
pasien, perawat yang kurang patuh dalam pendokumentasi asuhan
keperawatan akan berakibat pada rendahnya mutu kelengkapan
dokumentasi asuhan keperawatan. Departemen kesehatan RI menetapkan
capaian standar asuhan keperawatan (SAK) yaitu sebesar 90% (Depkes RI,
2010, Cheevakasemsook, 2006). Pendokumentasian asuhan keperawatan
yang tidak dilakukan dengan lengkap dapat menurunkan mutu pelayanan
keperawatan karena tidak dapat menilai sejauh mana tingkat keberhasilan
asuhan keperawatan yang telah diberikan (Yanti dan Warsito, 2013).

Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan sebagai bukti


tindakan keperawatan sudah dilakukan secara professional dan legal
sehingga dapat memberikan perlindungan pada perawat dan pasien (Iyer &
Camp, 2005). Pendokumentasian berguna bagi rumah sakit dalam
meningkatkan standar akreditasi, sebagai alat komunikasi antar profesi,
indikator pelayanan mutu, bukti tanggung jawab, dan tanggung gugat
perawat, sumber data dan sebagai sarana penelitian (Teytelman, 2002;
Jefferies, Johnson, Nicholls & Lad, 2012).

B. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Dokumentasi Keperawatan


Dengan adanya dokumentasi keperawatan dapat menjadi penunjang
dalam pelaksanaan mutu asuhan keperawatan, sebagai bukti akuntabilitas
tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasien, dan
sebagai bukti secara profesional, legal dan dapat dipertanggung jawabkan.

3
a. Tujuan pendokumentasian keperawatan, antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai media untuk mendefinisikan fokus keperawatan


bagi klien dan kelompok.

2. Untuk membedakan tanggung gugat perawat dengan


anggota tim kesehatan lainnya.

3. Sebagai sarana untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan


yang telah diberikan kepada klien.

4. Sebagai data yang dibutuhkan secara administratif dan legal


formal.

5. Memenuhi persyaratan hukum, akreditasi dan professional.

6. Untuk memberikan data yang berguna dalam bidang


pendidikan dan penelitian.

b. Fungsi dan manfaat dokumentasi keperawatan

Manfaat dokumentasi asuhan keperawatan menurut Nursalam


(2008), dokumentasi asuhan keperawatan menurut beberapa aspek
berikut :

1. Aspek hukum : Dokumentasi keperawatan yang dibuat


merupakan aspek legal didepan hukum. Dokumentasi
merupakan bukti catatan dari tindakan yang diberikan dan
sebagai dasar untuk melindungi pasien, perawat dan institusi.

2. Kualitas pelayanan, komunikasi: Melalui audit keperawatan


dokumentasi keperawatan dijadikan alat untuk mengukur dalam
membandingkan antara tindakan yang diberikan dengan standar
yang dijadikan rujukan. Dengan demikian dapat diketahui
apakah dalam bekerja telah sesuai dengan standar yang
ditetapkan.

4
3. Keuangan: Dokumentasi yang baik dan teliti akan menjadi bukti
bahwa tindakah telah dilakukan oleh perawat. Dan dengan
dokumentasi ini maka besarnya jasa yang diberikan akan
diberikan sesuai dengan aturan yang ditetapkan ditempat
masing-masing.

4. Pendidikan: Dokumentasi keperawatan dapat dijadikan sebagai


rujukan bagi siswa-siswa perawat.

5. Penelitian: Penelitian keperawatan dengan menggunkan data-


data sekunder akan sangat bergantung dengan kualitas dari
dokumentasi keperawatan yang dibuat. Kesalahan dalam
membuat atau pengisian dokumentasi yang tidak lengkap akan
membuat informasi tentang riwayat pasien menjadi kabur.

C. Standar Dokumentasi Keperawatan


Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan
kuantitas dokumentasi yang dipertimbangkan secara adekuat dalam suatu
situasi tertentu, sehingga memberikan informasi bahwa adanya suatu ukuran
terhadap kualitas dokumentasi keperawatan. Dokumentasi harus mengikuti
standar yang ditetapkan untuk mempertahankan akreditasi, untuk mengurangi
pertanggungjawaban, dan untuk menyesuaikan kebutuhan pelayanan
keperawatan (Potter & Perry, 2005). Nursalam (2008) menyebutkan
Instrumen studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di RS
menggunakan Instrumen A dari Depkes (1995) meliputi :

 Standar I : Pengkajian Keperawatan


 Standar II : Diagnosis Keperawatan
 Standar III : Perencanaan Keperawatan
 Standar IV : Implementasi Keperawatan
 Standar V : Evaluasi Keperawatan

Penjabaran masing-masing standar meliputi:

a. Standar I : Pengkajian keperawatan


5
1) Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian.
2) Data dikelompokkan (bio-psiko-sosial-spiritual).
3) Data dikaji sejak pasien datang sampai pulang.
4) Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status
kesehatan dengannorma dan pola fungsi kehidupan.
b. Standar II : Diagnosis Keperawatan
1) Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan.
2) Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES.
3) Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial.
c. Standar III : Perenxanaan Keperawatan
1) Berdasarkan diagnosis keperawatan
2) Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subjek, perubahan
perilaku, kondisi pasien dan kriteria waktu
3) Rencana tindakan mengacu pada kalimat perintah, terinci, dan
jelas.
4) Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga.
d. Standar IV : Implementasi Keperawatan
1) Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan.
2) Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan
keperawtan
3) Revisis tindakan berdasarkan evaluasi
4) Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat dengan ringkas
dan jelas.
e. Standar V : Evaluasai Keperawatan
1) Evaluasi mengacu pada tujuan
2) Hasil evaluasi dicatat

D. Prinsip Pendokumentasian Asuhan Keperawatan


Dokumentasi kepeawatan mempunyai 3 prinsip yaitu: Brevity,
Legibility, dan Accuracy (Carpenitto,1991). Prinsip-prinsip tersebut di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
6
1) Brevity
Dalam melakukan pendokumentasian setiap petugas/perawat harus
brevity, Brevity sendiri adalah ringkas, jadi kita dalam mencatat isi
dokumentasi keperawatan harus ringkas dan tidak perlu memasukan
kata;kata atau kalimat yang tidak penting dan mempunyai makna yang
tidak sesuai.
Misal :
 Intervensi: Berikan cairan infus RL 4 tetes/menit (ringkas/brevity)
 Intervensi: Berikan cairan infus ringer laktat 4 tetes per menit
karena di sarankan oleh dokter bedah yaitu dr. AA Sp.D. yang jaga
sihf pagi ( tidak brevity). Dengan menuliskan catatatan yang
ringkas dan mengenai inti masalah maka catatan dokumentasi akan
mudah di pahami dan tidak memakan ruang dalam lembar yang
tersedia.
2) Legidibility
Legidibility yaitu dimana dalam penulisan/pencatatan dokumentasi
keperawatan harus mudah dibaca dan di pahami oleh perawat lain atau
profesi lain yang ikut dalam proses pendokumentasian.
Misal :
 Perawat harus menuliskan catatan yang jelas yang bisa dibaca dan
di mengerti oleh perawat lain, dan tidak menuliskan istilah-istilah
yang tidak di pahami oleh orang lain. Semisal ada istilah baru
maka harus segera di diskusikan ke semua tim untuk menggunakan
istilah tersebut.
3) Accuracy
Accuracy adalah sesuai dengan data yang ada pada klien. Jadi kita harus
memasukan data pada dokementasi keperawatan harus benar dan sesuai
dengan data baik identitas, laboratorium dan radiologi pada setiap klien.
Ini adalah aspek yang sangat vital dan tidak boleh salah atau tertukar
dengan klien lain.
Misal :

7
 Dalam memasukan data pemberian obat perawat harus teliti dan
tidak boleh salah, obat yang resepkan untuk Tn. A tidak boleh di
berikan kepada Tn. C.
Prinsip lainnya :
1) Jangan menghapus dengan tipe-x
2) Jangan tulis komentar yang mengkritik
3) Koreksi semua kesalahan tulisan
4) Catat hanya fakta yang akurat
5) Jangan biarkan kosong pada akhir catatan karena bisa ditambah dengan
yang tidak benar: garis horizontal lalu ttd
6) Semua yang dicatat harus dibaca
7) Perawat menanyakan instruksi, catat bahwa perawat sedang klarifikasi
8) Hindari tulisan yang kurang spesifik
9) Urutan dicatat dengan benar dan TTD

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dokumentasi


Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dokumentasi adalah tingkat
pengetahuan, kemampuan, fasilitas, rasio pasien dan perawat, iklim tempat
kerja, model kepemimpinan dan organisasi, pelatihan standar proses
keperawatan, standar bahasa keperawatan dan akreditasi.

F. Karakteristik Diagnostik Data Keperawatan


Data yang dikumpulkan untuk menunjang diagnosis keperawatan harus
mempunyai karakteristik yang lengkap, akurat dan nyata, serta relevan.
a. Lengkap
Seluruh data sangat diperlukan untuk mengidentifikasi masalah
keperawatan klien. Oleh karena itu data yang terkumpul harus lengkap agar
dapat membantu perawat untuk mengatasi masalah klien.
b. Akurat dan Nyata
Pada proses pengumpulan data perawat mungkin saja melakukan
kesalahan dalam menafsirkan data. Untuk mencegah hal itu terjadi, perawat
harus berpikir secara akurat (tepat) dan menampilkan data-data yang nyata
untuk membuktikan kebenaran data dari apa yang telah didengar, dilihat,

8
diamati dan diukur serta memvalidasi semua data yang meragukan. Jika
perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah
dikumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih
mengerti.
c. Relevan
Pendokumentasian data yang komprehensif harus mengumpulkan
banyak data sehingga akan mengambil waktu yang diperlukan perawat untuk
mengidentifikasi data-data tersebut. Kondisi ini dapat diantisipasi dengan
melakukan pendokumentasian data fokus yang relevan dan sesuai dengan
masalah klien pada situasi khusus sehingga akan didapatkan data yang
komprehensif namun cukup singkat dan jelas.

G. Dasar Hukum Pendokumentasian Keperawatan


1. SK Menkes No. 436/MENKES/SK/VI/1993 tentang standar
pelayanan RS
Pendokumentasian yang efektif dan efisien dapat meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan yang dirasakan oleh klien.
Pendokumentasian asuhan keperawatan wajib lengkap dan sesuai
standar karena merupakan penghubung untuk mengetahui
perkembangan kesehatan pasien, oleh karena itu melengkapi
dokumentasi asuhan keperawatan adalah kewajiban seorang perawat.
Hal ini juga diatur dalam Permenkes. Hal ini telah ditetapkan dalam
SK Menkes No.436/ Menkes/SK/VI/1993 tetang standar pelayanan
rumah sakit.

2. SK Dirjen Yanmed NO. YM. 00. 03. 2. 6. 7637 tahun 1992 tentang
standar asuhan keperawatan
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik
buruknya mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas
pelayanan keperawatan perlu di tingkatkan secara optimal”. 40-60%
pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah merupakan pelayanan
9
keperawatan bahkan pasien rawat inap tidak kurang dari 80%. Hal ini
berarti bahwa terbentuknya citra (image) suatu rumah sakit pada
proses asuhan keperawatan yang diberikan oleh tenaga perawat dalam
memberi asuhan keperawatan sangat menentukan.
3. KEPMENKES No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi
dan praktik perawat
Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah
perlu diadakan penyempurnaan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 647/Menkes/SK/IV/2000 tentang Registrasi dan Praktik
Perawat;
Mengingat:
1. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3495 );
2. Undang - undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49
,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah
Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4090);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun 2001
Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 40
MEMUTUSKAN

10
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA TENTANG REGISTRASI DAN
PRAKTIK PERAWAT.
4. Undang – undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 53
ayat 1 yang mencantumkkan tentang hak memperoleh
perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan dan ayat 2 tentang
perlindungan/ melindungi hak pasien
Pemberian ijin praktik bagi perawat merupakan manifestasi dari
UndangUndang Kesehatan RI No. 23 tahun 1992, pasal 53 ayat 1,
tentang hak memperoleh perlindungan hukum, yaitu : ”Tenaga
kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya”. Dan ayat 2, tentang
perlindungan/melindungi hak pasien, yaitu : ”Tenaga kesehatan dalam
melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi
dan menghormati hak pasien”.
5. Undang- undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen, dan kewajiban konsumen
1. bahwa pembangunan nasional bertujuan untukmewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur yangmerata materiil dan spiritual
dalam era demokrasiekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945;
2. bahwa pembangunan perekonomian nasional pada eraglobalisasi
harus dapat mendukung tumbuhnya duniausaha sehingga mampu
menghasilkan beraneka barangdan/atau jasa yang memiliki
kandungan teknologi yangdapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat banyakdan sekaligus mendapatkan kepastian atas
barangdan/atau jasa yang diperoleh dari perdagangan tanpa
mengakibatkan kerugian konsumen;
3. bahwa semakin terbukanya pasar nasional sebagai akibat dari
proses globalisasi ekonomi harus tetap menjamin peningkatan
kesejahteraan masyarakat serta kepastian atas mutu, jumlah, dan
keamanan barangdan/atau jasa yang diperolehnya di pasar;

11
4. bahwa untuk meningkatkan harkat dan martabatkonsumen perlu
meningkatkan kesadaran,pengetahuan, kepedulian, kemampuan
dan kemandirian konsumen untuk melindungi dirinya
sertamenumbuhkembangkan sikap pelaku usaha yangbertanggung
jawab;
5. bahwa ketentuan hukum yang melindungi kepentingan konsumen
di Indonesia belum memadai;
6. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas diperlukan
perangkat peraturan perundang-undanganuntuk mewujudkan
keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku
usaha sehingga tercipta perekonomian yang sehat;
7. bahwa untuk itu perlu dibentuk Undang-undang tentang
Perlindungan Konsumen;

BAB III

PENUTUP

12
A. Kesimpulan
Dokumentasi keperawatan merupakan aspek penting yang perlu
ditingkatkan. Dokumentasi keperawatan menjadi salah satu fungsi yang
paling penting dari perawat sejak zaman Florence Nightingale, sistem
pelayanan kesehatan mengharuskan adanya pendokumentasian karena
dapat menjamin kelangsungan perawatan, dapat berfungsi sebagai bukti
hukum dari proses perawatan dan mendukung evaluasi kualitas perawatan
pasien, perawat yang kurang patuh dalam pendokumentasi asuhan
keperawatan akan berakibat pada rendahnya mutu kelengkapan
dokumentasi asuhan keperawatan.
Nursalam (2008) menyebutkan Instrumen studi dokumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan di RS menggunakan Instrumen A dari Depkes
(1995) meliputi :

 Standar I : Pengkajian Keperawatan


 Standar II : Diagnosis Keperawatan
 Standar III : Perencanaan Keperawatan
 Standar IV : Implementasi Keperawatan
 Standar V : Evaluasi Keperawatan
Prinsip dokumentasi keperawatan :
1) Jangan menghapus dengan tipe-x
2) Jangan tulis komentar yang mengkritik
3) Koreksi semua kesalahan tulisan
4) Catat hanya fakta yang akurat
5) Jangan biarkan kosong pada akhir catatan karena bisa ditambah dengan
yang tidak benar: garis horizontal lalu ttd

B. Saran
Harapan penulis kepada para pembaca supaya dapat memberi sebuah
kritikan dan saran terhadap makalah ini karena makalah ini mempunyai suatu
kelebihan dan kekurangan yang sifatnya mendidik atau membimbing.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2008, Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik,


Penerbit Salemba Medika, Jakarta

14
https://jurnal.stikesmi.ac.id/file.php?
file=preview_dosen&id=592&cd=0b2173ff6ad6a6fb09c95f6d50001df6&
name=Rosliana%20Dewi%20-%20Registrasi%20Keperawatan.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/KONSEP%20DOKUMENTASI
%20KEPERAWATAN.pdf
PRINSIP DOKUMENTASI KEPERAWATAN | apriyanipujihastuti
(wordpress.com)
(DOC) Standar Dokumentasi Keperawatan | septian dwi abdillah -
Academia.edu
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-12745-BAB
%20I.Image.Marked.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai