Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KELOMPOK

ASWAJA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN


MEMENUHI MATA KULIAH ASWAJA
DOSEN PENGAMPU ANDRI SUNGKOWO, M.Pd.I

DI SUSUN OLEH :
DENI HERNAWAN
MP04200001
DENI SAPUTRA
MP04200002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

TUNAS BANGSA

BANJARNEGARA

2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya
terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan
kehidupan ini secara lebih bermakna dan arti yang seluas-luasnya.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai bebagai kehidupan manusia, sebagaimana
terdapat di dalam sumber ajarannya, al-Qur’an dan hadits, nampak amat ideal dan agung.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progesif, menghargai akal pikiran melalui
pengembangan ilmu dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material
dan kebutuhan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu,
bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egalitas, kemitraan, anti-feodalistik,
mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan sikap-sikap positif
lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana corak penerapan aswaja dibidang Ekonomi?
2. Bagaimana corak penerapan aswaja dibidang Sosial dan Budaya?
3. Bagaimana corak penerapan aswaja dibidang keilmuan ( pendidikan)?
4. Bagaimana corak penerapan aswaja dibidang politik?
BAB II
PEMBAHASAN
C. Corak Penerapan Aswaja Bagi Keilmuan (Pendidikan)
Sejalan dengan bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut di atas, Islam juga
memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam memandang bahwa pendidikan
adalah hak setiap manusia, laki-laki atau perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat.
Dalam bidang pendidikan Islam memiliki urusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum,
guru, metode, sarana dan lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini
dapat dipahami dari kandungan surat al-Alaq sebagaimana disebutkan di atas. Di dalam al-
Qur’an dapat dijumpai berbagai metode pendidikan, seperti metode ceramah, tanya jawab,
diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan. Pembiasaan, karya wisata, ceria, hukuman, nasihat,
dan sebagainya. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang
diajarkan, dan dimaksudkan demikian, agar pendidikan tidak membosankan anak didik.[1]
D. Corak Penerapan Aswaja Bagi Pemerintahan (Politik)
Ajaran Islam dapat diketahui melalui konsepsinya dalam bidang politik. Dalam al-
Qur’an surat al-Nisa ayat 156 terdapat perintah mentaati ulil amri yang terjemahnya
termasuk penguasa di bidang politik, pemerintahan dan negara. Masalah politik yang
berhubungan dengan bentuk pemerintahan. Dalam sejarah kita mengenal berbagai bentuk
pemerintahan seperti Republik yang dipimpin oleh Presiden, kerajaan yang dipimpin oleh
Raja, dan sebagainya. Islam tidak menerapkan bentuk pemerintahan tertentu. Namun yang
terpenting bentuk pemerintahan tersebut harus digunakan sebagai alat untuk menegaskan
keadilan, kesejahteraan, keamanan, kedamaian dan ketentraman masyarakat.[2]
Dalam A. Khoirul, NU Online | Senin, 15 Juni 2009 11:53 Berdirinya suatu negara
merupakan suatu keharusan, Keharusan ini bagi faham Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja)
hanyalah sebatas kewajiban fakultatif (fardhu kifayah) saja, sehingga tidaklah termasuk salah
satu pilar (rukun) keimanan sebagaiman yang diyakini oleh Syi'ah. Namun, Aswaja juga
tidak membiarkan yang diakui oleh umat (rakyat). Hal ini berbeda dengan Khawarij yang
membolehkan komunitas umat Islam tanpa adanya seorang Imam apabila umat itu sudah bisa
mengatur dirinya sendiri. Aswaja tidak memiliki patokan yang baku tentang negara. Suatu
negara diberi kebebasan menentukan bentuk pemerintahannya, bisa demokrasi, kerajaan,
teokrasi ataupun bentuk yang lainnya. Aswaja hanya memberikan kriteria (syarat-syarat)
yang harus dipenuhi oleh suatu negara. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu negara
tersebut adalah:
1. Prinsip Syura (Musyawarah)
2. Al-'Adl (Keadilan)
3. Al-Hurriyyah (Kebebasan)
a) Hifzhun Nafs, yaitu jaminan atas jiwa (kehidupan) yang dirniliki warga negara (rakyat).
b) Hifzhud Din, yaitu jaminan kepada warga negara untuk memeluk agama sesuai dengan
keyakinannya.
c) Hifzhul Mal, yaitu jaminan terhadap keselamatan harta benda yang dirniliki oleh warga
negara.
d) Hifzhun Nasl, yaitu jaminan terhadap asal-usul, identitas, garis keturunan setiap warga
negara.
e) Hifzhul 'lrdh, yaitu jaminan terhadap harga diri, kehormatan, profesi, pekerjaan ataupun
kedudukan setiap warga negara.
4. Al-Musawah (Kesetaraan Derajat)[3]

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aswaja dapat diimplementasikan dalam berabagai bidang seperti: pendidikan, politik dan
sosial dimasyarakat dengan corak masing-masing.
B. SARAN
Sebagai manusia yang baik kita harus bisa mengetahui corak penerapan aswaja dalam
berbagai bidang.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. 1998. Metodologi Studi Islam.(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011),cet 18.

Anda mungkin juga menyukai