Anda di halaman 1dari 96

ANALISIS AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN

KINERJA PEMERINTAH PADA KANTOR INSPEKTORAT


KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

OLEH
M.IRVAN MULAWARMAN S
NIM 105730532615

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2019
ANALISIS AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN
KINERJA PEMERINTAH PADA KANTOR INSPEKTORAT
KOTA MAKASSAR

OLEH
M.IRVAN MULAWARMAN S
NIM 105730532615

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2019

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO HIDUP

“Saat Allah mendorongmu ke tebing, yakinlah kalau hanya ada dua hal yang

mungkin terjadi. Mungkin saja Ia akan menangkapmu, atau Ia ingin kau belajar

bagaimana caranya terbang”.

PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah Ini Saya Persembahkan Kepada :

1. Kedua orangtua tercinta Ayahanda Sultan dan Ibunda Nurbaya, yang telah

memberikan semangat dan motivasi yang tiada henti sehingga saya bisa

menyelesaikan skripsi ini, karena tiada do’a yang paling khusyu’ selain do’a dari

kedua orangtua serta saudara dan sepupu saya yang selalu memberi motivasi

dan semangat dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Bapak dan ibu dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus dan

ikhlas meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan dalam

menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. Para sahabat –sahabat yang selalu memberi bantuan dan memberi semangat

beserta dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bismillaahirrahmaanirrohim, dengan rahmat Allah SWT, segala puji dan

syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat

dan anugerah-Nya kepada penulis. Dan tak lupa pula penulis kirimkan salam dan

shalawat kepada baginda Rasulullah SAW, seorang revolusioner yang telah

mengubah zaman biadab menjadi zaman yang beradab dan menjadi panutan

penulis dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan proposal penelitian yang berjudul “Analisis Audit Operasional Dalam

Meningkatkan Kinerja Pemerintah Pada Kantor Inspektorat Kota Makassar”.

Penulisan proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar dan guna memperoleh gelar sarjana. Penulis

menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari

itu, sangat mengharapkan masukan demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Dalam menyusun dan menyelesaikan proposal penelitian ini, penulis telah

banyak menerima masukan, bimbingan dan dukungan dari kedua orang tua

tersayang, yaitu ayah Sultan dan ibu Nurbaya. Maka dari itu penulis

menyampaikan rasa terima kasih atas doa dan nasehat-nasehat serta dukungan

yang tiada henti untuk diberikan kepada saya.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE.,MM Selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar.

vii
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak.CA.CSP selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Muryani Arsal, SE., MM. Ak. CA selaku Pembimbing I dan ibu Saida

Said, SE., M.Ak selaku Pmbimbing II terima kasih atas bimbingan dan

nasehat-nasehatnya selama dalam pemeriksaan proposal penelitian ini.

5. Segenap Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar, Khususnya dosen-dosen Jurusan Akuntansi,

yang telah mendidik dan mengarahkan penulis selama dalam proses

perkuliahan.

6. Buat seluruh teman-teman AK.15.E dan seluruh mahasiswa/i angkatan

2015 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

7. Seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dan tak pernah berhenti

mendoakan agar diberi kemudahan dan keberhasilan kepada penulis.

8. Sahabat-sahabatku sekalian di Makassar yang banyak memberikan

dukungannya selama ini.

9. Teman-teman pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan motivasi dan

dukungannya selama ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

semoga Allah SWT menerima dan membalas amall perbuatan baik dari semua

pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penulisan proposal penelitian

ini dan semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

viii
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini belum begitu sempurna,

oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dalam menyempurnakan

dan memperbaiki proposal penelitian ini untuk bertujuan kedepan. Semoga

proposal penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan

bagi kita semua.

Billahi Fii SAbil Haq, Fastabiqul Khaerat. Wassalmu’alaikum Warohmatullahi

Wabarokatuh.

Makassar, 22 Maret 2019

Penulis

ix
ABSTRAK

M. IRVAN MULAWARMAN S. Tahun 2019. Analisis Audit Operasional Dalam


Meningkatkan Kinerja Pemerintah Pada Kantor Inspektorat Kota Makassar, Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Muryani Arsal dan
Pembimbing II Saida Said.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan audit


operasional pada kantor Inspektorat Kota Makassar dapat meningkatkan kinerja
pemerintah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, data yang dianalisis adalah kuesioner dan data wawancara yang
berkaitan dengan audit operasional.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan audit operasional


pada kantor Inspektorat Kota Makassar dapat meningkatkan kinerja pemerintah,
dengan adanya audit operasional dapat membantu pihak kantor Inspektorat Kota
Makassar untuk meningkatkan kinerjanya serta mencapai tujuan kantor
Inspektorat Kota Makassar, hal ini dapat dilihat dari optimalnya pelaksanaan audit
operasional yang dilakukan oleh auditor internal pada kantor Inspektorat Kota
Makassar.

Kata kunci: Audit Operasional, Kinerja Pemerintah Daerah

x
ABSTRACT

M. IRVAN MULAWARMAN S. 2019. Operational Audit Analysis in Improving


Government Performance at the Makassar City Inspectorate Office, Thesis
Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah
University, Makassar. Main supervisor Muryani Arsal and co.supervisor Saida
Said.

This study aims to determine whether the implementation of operational


audit at the Makassar City Inspectorate office can improve government
performance. This type of research used in this research is descriptive qualitative,
the data analyzed are questionnaires and interview data relating to operational
audit.

The results of this study indicate that the implementation of operational


audit at the Makassar City Inspectorate office can improve government
performance, with the existence of operational audit can help the Makassar City
Inspectorate office to improve its performance and achieve the objectives of the
Makassar City Inspectorate office, this can be seen from the optimal
implementation of operational audits conducted by an internal auditor at the
Makassar City Inspectorate office.

Keywords : Operational Audit, Local Government Performance

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. v

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... x

ABSTRACT ........................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Audit ........................................................................................... 5

B. Tujuan Dan Manfaat Audit ....................................................................... 6

C. Jenis-jenis Audit ...................................................................................... 6

D. Jenis-jenis Auditor ................................................................................... 8

xii
E. Audit Operasional.................................................................................... 9

F. Kinerja................................................................................................... 19

G. Pemerintah Daerah ............................................................................... 24

H. Kinerja Instansi Pemerintah .................................................................. 25

I. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 25

J. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 31

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................ 31

C. Jenis Dan Sumber Data ........................................................................ 32

D. Pengumpulan Data ............................................................................... 33

E. Metode Analisis ..................................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 36

B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 51

C. Pembahasan .......................................................................................... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 71

B. Saran ................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Hal

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 26

Tabel 4.1 Independensi Auditor 53

Tabel 4.2 Kompetensi Auditor 54

Tabel 4.3 Program Audit Operasional 55

Tabel 4.4 Pelaksanaan Audit Operasional 56

Tabel 4.5 Laporan Audit Operasional 58

Tabel 4.6 Kegiatan Dan Tindak Lanjut 59

xiv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Hal

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 31

Gambar 4.1 Struktur Organisasi 39

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan/instansi pasti memiliki tujuan dan keberhasilan dalam

mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh sumber daya yang dimilikinya.

Dengan semakin besarnya suatu perusahaan, kesempatan untuk melakukan

penyelewengan dari para pegawai semakin terbuka, sehingga menyebabkan

terjadinya kebocoran dan ketidakaturan terhadap prosedur yang ditetapkan

perusahaan.

Semakin berkembangnya suatu perusahaan/instansi menuntut pula

perkembangan dalam bidang pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan tidak

hanya pemeriksaan keuangan saja, tetapi juga pemeriksaan yang menekankan

penilaian sistematis dan objektif serta berorientasi pada tujuan untuk memperoleh

keyakinan tentang keefektifan dan memberikan pendapat atas kewajaran laporan

keuangan yang diperiksa. Pimpinan perusahaan/instansi memerlukan audit

operasional yang meyajikan informasi mengenai aktivitas operasional

perusahaan/instansi dan tidak terbatas pada informasi keuangan dan akuntansi

saja.

Audit operasional berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan

mengevaluasi tentang bukti-bukti tentang efisiensi, efektifitas, dan ekonomis

aktivitas operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.

Audit operasional menyangkut serangkaian langkah atau prosedur yang logis,

terstruktur dan terorganisasi. Aspek ini meliputi perencanaan yang baik, serta

1
2

perolehan dan evaluasi bukti secara objektif yang berkaitan dengan aktivitas

perusahaan yang diaudit.

Sedangkan sasarannya adalah untuk menilai apakah pelaksanaan

kegiatan operasional telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan ekonomis.

Salah satu faktor dilakukannya audit operasional adalah untuk menilai efektifitas,

efisiensi, dan keekonomisan dalam aktifitas operasional perusahaan/instansi dan

pengendalian intern perusahaan atau instansi. Pengendalian intern

perusahaan/instansi berperan untuk melindungi kekayaan perusahaan dan

menjamin kecermatan serta keandalan laporan keuangan. Pengendalian intern

pada perusahaan/instansi yang diaudit besar sekali pengaruhnya atas kelayakan

pelaporan laporan keuangan yang disajikan. Sehingga dengan adanya

pengendalian tersebut akan tercipta suatu alat yang cocok untuk mengorganisir

atau menyusun, mengumpulkan dan mengikhtisarkan keterangan-keterangan

yang menyangkut seluruh transaksi perusahaan/instansi.

Audit operasional sangat penting dilaksanakan karena hasil audit tersebut

bisa berupa rekomendasi yang sangat berguna bagi pihak manajemen untuk

menentukan dan menilai kebijakan-kebijakan dan kegiatan organisasi tersebut.

Hasil penelitian Luciano Marchi dan Manuela Bertei (2016) menyatakan bahwa

penggunaan proses audit kinerja (audit operasional) yang salah dapat

menyebabkan beberapa masalah seperti : konsekuensi yang tidak diinginkan,

paradoks kinerja, dan lain-lain. Dengan kata lain, audit operasional dapat

digunakan untuk menilai kinerja perusahaan/instansi apakah suatu perusahaan

telah menjalankan operasionalnya sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang

telah ditetapkan atau tidak. Apabila suatu perusahaan/instansi menjalankan


3

kegiatan operasionalnya tidak sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang berlaku

maka akan berimbas pada menurunnya kinerja perusahaan/instansi.

Sehubungan dengan pentingnya peran audit operasional dalam kegiatan

perusahaan/instansi maka penulis memilih objek penelitian pada kantor

Inspektorat Kota Makassar sebagai kantor yang kegiatan hariannya adalah

melaksanakan pengawasan fungsional terhadap unit kerja yang berada di

lingkungan Pemerintah Kota Makassar. Pengawasan terhadap unit kerja dilakukan

untuk menjaga agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan, melakukan penilaian apakah suatu entitas telah melaksanakan

kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efisien, efektif, dan ekonomis,

serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan

yang berlaku.

Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS AUDIT OPERASIONAL

DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEMERINTAH PADA KANTOR

INSPEKTORAT KOTA MAKASSAR”.

B. Rumusan Masalah

Audit operasional penting untuk dilaksanakan, karena dapat memperbaiki

dan meningkatkan kinerja dalam suatu perusahaan/instansi pemerintah. Oleh

karena itu, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pelaksanaan

audit operasional pada kantor Inspektorat Kota Makassar dapat meningkatkan

kinerja pemerintah ?
4

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah pelaksanaan audit operasional pada kantor

Inspektorat Kota Makassar dapat meningkatkan kinerja pemerintah.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan, pengalaman, pengenalan,

dan pengamatan mengenai audit operasional dalam meningkatkan kinerja

pemerintah.

2. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

atau menjadi masukan dan tambahan informasi bagi Kantor Inspektorat Kota

Makassar untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam hubungannya mengenai

audit operasional dalam meningkatkan kinerja pemerintah.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

pengetahuan mengenai audit operasional dalam meningkatkan kinerja

pemerintah, sehingga diharapkan dapat menunjang penelitian yang sejenis pada

masa yang akan datang.

4. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka, referensi, serta

dapat membantu pembaca. Khususnya mahasiswa/mahasiswi yang mempunyai

minat untuk meneliti mengenai audit operasional dalam menigkatkan kinerja

pemerintah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Audit

Audit merupakan bagian dari fungsi pengendalian. Fungsi pengendalian

terdiri dari pengawasan dan tindak lanjut. Pengawasan dapat dilakukan dari dekat

ataupun jauh. Pengawasan yang dilakukan dari dekat dan langsung pada audit

yang diperiksa disebut audit.

Dalam setiap audit akan terjadi proses perbandingan antara kondisi dan

kriteria. Kondisi adalah kenyataan yang ada atau keadaan sebenarnya yang

melekat pada objek yang diteliti. Kriteria adalah hal yang seharusnya melekat pada

objek yang diteliti. Suatu audit akan menghasilkan temuan-temuan yang

memerlukan tindak lanjut.

Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen

guna memberikan suatu pendapat. Pihak yang melaksanakan auditing diebut

dengan auditor. Pengertian auditing semakin berkembang sesuai dengan

kebutuhan yang meningkat akan hasil auditing.

Pengertian auditing menurut Mulyadi (2010:9) adalah secara umum

auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi

bukiti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan

kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara

pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta

penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

5
6

Audit dilakukan untuk memastikan bahwa proses operasi dalam

perusahaan telah berjalan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku

serta pengelolaan terhadap sumber daya dalam proses tersebut berjalan secara

efektif dan efesien. Pada audit kepatuhan (compliance audit), auditor berusaha

mendapatkan dan mengevaluasi informasi untuk menentukan apakah

pengelolaan keuangan, operasi, atau aktivitas yang lain dari suatu entitas telah

sesuai dengan kriteria, kebijakan, atau regulasi yang mendasarinya (Bayangkara,

2015).

Dari uraian tersebut penulis dapat menarik kesimpulan bahwa auditing

merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian terhadap informasi

secara sistematis yang terkait dengan asersi tentang tindakan ekonomi untuk

dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang

ditetapkan dan mengkomunikasikan pada pihak yang memiliki kepentingan.

B. Tujuan Audit dan Manfaat Audit

Tujuan audit secara umum adalah untuk menilai apakah informasi atau

kondisi yang diperiksa telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Adapun

perbedaan tujuan audit keuangan dan audit operasional adalah audit keuangan

menekankan apakah informasi historis dicatat dengan baik dan benar, sedangkan

audit operasional menekankan pada efektivitas, efisiensi, dan ekonomis. Adapun

manfaat yang dapat diperoleh adalah untuk membantu pimpinan dalam

mengusahakan agar kegiatan suatu perusahaan/instnsi dapat berjalan

sebagaimana mestinya.

C. Jenis-jenis Audit

Berbagai jenis audit dilakukan untuk memastikan bahwa proses operasi

dalam perusahaan telah berjalan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang
7

berlaku serta pengelolaan terhadap sumber daya dalam proses tersebut berjalan

secara efektif dan efesien.

Jenis Auditing menurut Elder, Beasley, Arens, Jusuf (2012:6) adalah

sebagai berikut :

1. Audit Laporan Keuangan

Audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh data mengevaluasi

bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan

pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum (GAAP).

2. Audit Kepatuhan

Audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-

bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas

telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan, dan peraturan tertentu.

3. Audit Operasional

Audit yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi

bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam

hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.

Dari berbagai jenis audit yang dilakukan kecuali audit keuangan,

keseluruhan audit memiliki tujuan yang (hampir) sama yaitu menilai bagaimana

manajemen mengoperasikan perusahaan, mengelola sumber daya yang dimiliki,

meningkatkan efesiensi proses dalam mencapai tujuan perusahaan secara taat

asas.
8

D. Jenis-jenis auditor

1. Auditor pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas

keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini

dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai

perwujudan dari pasal 23 ayat 5 undang-undang dasar 1945 yang berbunyi adalah

untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu

Badan Pemeriksa Keuangan yang pengaturannya ditetapkan undang-undang.

Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

2. Auditor Intern

Auditor intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh

karenannya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit

yang dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan

tempat dimana ia bekerja, sama seperti halnya GAO melakukan tugasnya untuk

Congress. Tanggung jawab auditor intern pada berbagai perusahaan sangat

beranekaragam tergantung pada kebutuhan perusahaan yang bersangkutan.

Agar dapat melakukan tugasnya secara efektif, auditor intern harus

independen terhadap fungsi-fungsi lini dalam organisasi ia bekerja, namun

demikian ia tidak bisa independen terhadap perusahaannya karena ia adalah

pegawai dari perusahaan yang diaudit.

3. Auditor Independen

Tanggung jawab auditor independen atau lebih umum disebut akuntan

publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang

diterbitkan perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan

terbuka yaitu perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui


9

pasar modal, perusahaan-perusahaan besar, dan juga perusahaan-perusahaan

kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Dengan

semakin banyaknya perusahaan yang harus diaudit laporan keuangannya, dan

kalangan bisnis serta banyak pihak lainnya semakin mengenal laporan ini, maka

orang awam sering mengartikan istilah auditor sama dengan akuntan publik,

padahal terdapat beberapa jenis auditor yang berbeda-beda fungsi dan

pekerjaannya.

E. Audit Operasional

Audit operasional mulai dikenal di Indonesia pada dasawarsa tujuh puluh

tahun. Tidak seperti audit keuangan, penggunaan audit operasional masih belum

disepakati secara luas. Beberapa istilah yang sering digunakan untuk

menunjukkan istilah audit operasional, misalnya audit pengelolaan (management

audit), audit atas hasil kinerja (performance audit), audit fungsional (functional

audit), audit program (program audit), dan audit efektivitas (effectiveness audit).

Hingga sekarang belum terdapat kesepakatan tentang penggunaan istilah

tersebut.

1. Definisi Audit Operasional

Salah satu kegiatan mengevaluasi kinerja sebuah departemen didalam

sebuah perusahaan adalah dengan melakukan audit terhadap kinerja departemen

tersebut. Audit dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu departemen

menjalankan tugasnya sesuai visi dan misi perusahaan. Audit ditinjau dari jenis

pemeriksaan salah satunya yaitu audit operasional. Audit yang dilakukan untuk

menila efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan dari fungsi yang terdapat dalam

perusahaan.
10

Menurut Sukrisno Agoes (2017:183) pengertian audit operasional adalah

management audit, disebut juga operational audit, functional audit, systems audit,

adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk

kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh

manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan

secara efektif, efisien, dan ekonomis.”

Dari pengertian tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa

audit operasional merupakan pengkajian terhadap kegiatan operasi suatu

organisasi atau perusahaan untuk mengevaluasi serta memeriksa efektifitas,

efisiensi, dan keekonomisan kinerja suatu bagian atau orang dalam suatu

organisasi atau perusahaan.

2. Tujuan Audit Operasional

Tujuan audit operasional secara umum adalah untuk mengetahui apakah

prestasi manajemen perusahaan telah sesuai dengan kebijakan, ketentuan dan

peraturan yang ada dalam perusahaan, serta untuk mengetahui apakah prestasi

manajemen perusahaan telah lebih baik daripada masa sebelumnya, dan untuk

menentukan apakah perusahaan tersebut serta efektivitas atau programnya telah

dikelola secara ekonomis, efisisen, dan efektif.

Sasaran audit operasional adalah kegiatan, aktivitas, program atau bidang-

bidang organisasi yang diketahui atau diidentifikasi memerlukan perbaikan atau

peningkatan dalam hal efektivitas, efisiensi, dan ekonomisnya.

3. Manfaat Audit Operasional

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:96) audit operasional dapat

memberikan manfaat melalui beberapa cara, yaitu sebagai berikut :


11

a. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul, penyebabnya dan alternatif

solusi perbaikannya.

b. Menemukan peluang untuk menekan pemborosan dan efisiensi biaya.

c. Menemukan peluang untuk meningkatkan pendapatan.

d. Mengidentifikasi sasaran, tujuan, kebijakan dan prosedur organisasi yang

belum ditentukan

e. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur pencapaian sasaran dan tujuan

organisasi.

f. Merekomendasikan perbaikan kebijakan, prosedur dan struktur organisasi.

g. Melaksanakan pemeriksaan atas kinerja individu dan unit organisasi.

h. Menelaah ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan hukum, tujuan

organisasi, sasaran, kebijakan dan prosedur.

i. Menguji adanya tindakan-tindakan yang tidak diotorisasi, kecurangan, atau

ketidaksesuaian lainnya.

j. Menilai sistem informasi manajemen dan sistem pengendalian.

k. Menyediakan media komunikasi antara level operator dan manajemen.

l. Memberikan penilaian yang independen dan objektif atas suatu operasi.

4. Karakteristik Audit Operasional

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:37) mengemukakan karakteristik

audit operasional yaitu:

a. Audit operasional adalah prosedur yang bersifat investigatif.

b. Mencakup semua aspek perusahaan, unit atau fungsi.

c. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan, atau salah satu unitnya (bagian

penjualan, bagian perencanaan produksi dan sebagainya), atau suatu


12

fungsi, atau salah satu klub klasifikasinya (pengendalian persediaan, sistem

pelaporan, pembinaan pegawai, dan sebagainya).

d. Penilitian dipusatkan pada prestasi atau keefektifan dari

perusahaan/unit/fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggung

jawab, dan tugasnya.

e. Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti/data dan standar.

f. Tujuan utama audit operasional adalah memberikan informasi kepada

pimpinan tentang efektif tidaknya perusahaan, suatu unit atau suatu fungsi.

Diagnosis tentang permasalahan dan sebab-sebabnya, dan rekomendasi

tentang langkah-langkah korektifnya merupakan tujuan tambahan.

5. Jenis-jenis Audit Operasional

Menurut Arens (Sukrisno Agoes,2017:184) menyatakan bahwa ada tiga

jenis operasional audit, yaitu:

a. Funciotal audit, berhubungan dengan satu atau lebih fungsi dalam suatu

organisasi, misalnya tentang efisiensi dan efektivitas dari fungsi penggajian

dari suatu divisi atau perusahaan secara keseluruhan.

b. Organizatiol audit, menekankan pada seberapa efisiensi dan efektif masing-

masing fungsi dalam organisasi (departemen, cabang, atau subsidiary)

berinteraksi. Rencana organisasi dan metode untuk mengkoordinasi

kegiatan-kegiatan sangat penting dalam Organizatiol audit.

c. Special assignment, timbul atas permintaan manajemen, misalnya untuk

memeriksa penyebab tidak efektifnya sistem IT, menginvestigasi

kemungkinan fraud di suatu divisi dan memberikan rekomendasi untuk

mengurangi biaya produksi.


13

6. Hal-hal Yang Membatasi Audit Operasional

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:43) hal-hal yang membatasi audit

operasional yaitu:

a. Waktu. Berkaitan dengan kekomprehensifan audit tersebut.

b. Pengetahuan. Karena orang tidak bisa ahli dalam setiap aspek perusahaan

maka auditor hanya akan sensitif terhadap masalah-masalah yang sesuai

dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki saja, dan

kurang memberi perhatian pada masalah lain diluarnya.

c. Biaya

d. Data

e. Standar-standar. Bidang-bidang yang berada diluar standar atau kriteria

keefektifan adalah diluar ruang lingkup audit operasional.

f. Orang. Tidak boleh menyinggung soal ketidakmampuan seseorang dalam

melakukan fungsinya, tetapi hanya menunjukkan bahwa suatu pekerjaan

atau tugas dilaksanakan dengan tidak efektif.

g. Entitas audit (audit entity). Pembatasan audit operasional pada suatu fungsi

tertentu atau unit dalam beberapa hal yang menyampingkan aspek-aspek

yang mempengaruhi audit entity tetapi aspek-aspek tersebut berada dalam

cakupan/lingkup fungsi atau unit lain.

7. Kualifikasi Audit Operasional

Pada dasarnya audit operasional menyangkut analisis dan penilaian bisnis,

keberhasilan audit dalam membantu perusahaan memperbaiki operasi sebagian

besar tergantung pada sikap dan bakat auditor. Auditor harus mengerti akuntansi

dan catatan-catatan keuangan serta prinsip-prisnsip dan teknik-teknik verifikasi


14

dan bisnis. Selain itu, auditor juga harus memiliki independensi dan kompetensi

yang dapat menunjang kinerja auditor.

Arens, Elder dan Beasley (2010:501) menyebutkan bahwa dua kualitas yang

terpenting bagi auditor operasional adalah independensi dan kompetensi. Berikut

akan diuraikan mengenai independensi dan kompetensi :

a. Independensi

Audit operasional ditandai oleh adanya cara berpikir dan

pendekatan yang dilakukan oleh pemeriksanya. Jadi audit operasional lebih

merupakan cara pemeriksa melakukan pendekatan atau tugasnya,

menganalisa subjek pemeriksaannya, serta menilai hasilnya.

Kedudukan pemeriksa harus mandiri dan terpisah dari berbagai

kegiatan yang diperiksa atau bebas dari pengaruh objek-objek yang

diperiksanya. Para pemeriksa harus mandiri, apabila dapat melaksanakan

pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian mereka dapat

memberikan penilian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, hal ini

sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksaan sebagaimana mestinya.

Hal ini dapat diketahui dengan melihat status organisasi dan sikap objektif

itu sendiri.

Jadi kesimpulannya adalah independensi harus dimiliki oleh setiap

auditor guna dapat terpercayanya saran dan rekomendasi yang nantinya

diberikan auditor setelah melakukan audit operasional.

b. Kompetensi

Dalam audit operasional, kompetensi sangat diperlukan untuk

menentukan masalah-masalah dan membuat rekomendasi yang sesuai.


15

Kompetensi merupakan masalah utama bila audit operasional menyangkut

masalah-masalah operasi yang mempunyai cakupan luas.

Jadi kesimpulannya adalah dalam kompetensi audit operasional

harus dilakukan oleh orang yang mempunyai latar belakang pendidikan

formal dan memiliki pengalaman yang cukup dalam bidangnya.

8. Tahap-tahap audit operasional

Tahap-tahap yang harus dilakukan auditor dalam audit operasional terdiri

dari lima (5) tahap yaitu audit pendahuluan, review dan pengujian pengendalian

manajemen, audit terinci, pelaporan, dan tindak lanjut (Bhayangkara,2014:9).

Tahapan ini juga dapat dijadikan pedoman bagi auditor.

a. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor

dan organisasi auditee. Pertemuan ini juga bertujuan untuk mengkonfirmasi

batasan audit, mendiskusikan rencana audit dan penggalian informasi umum

tentang organisasi auditee, objek yang akan diaudit, mengenal lebih lanjut

kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses produksi dan

operasi.

Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan

secara umum, produk yang dihasilkan, proses produksi dan operasi yang

dijalankan, melakukan peninjauan terhadap pabrik (fasilitas produk), layout

pabrik, sistem komputer yang digunakan dan berbagai sumber daya

penunjang keberhasilan fungsi ini dalam mencapai tujuannya.

Setelah melakukan tahapan audit ini, auditor dapat memperkirakan

(menduga) kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi

produksi dan operasi perusahaan auditee. Hasil pengamatan pada tahapan


16

audit ini dirumuskan ke dalam bentuk tujuan audit sementara yang akan

dibahas lebih lanjut pada proses audit berikutnya.

b. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap

beberapa perubahan yang terjadi pada struktur perusahaan, sistem

manajemen kualitas, fasilitas yang digunakan dan/atau personalia kunci

dalam perusahaan, sejak hasil audit terahkhir. Berdasarkan data yang

diperoleh pada audit pendahuluan, auditor melakukan penilaian terhadap

tujuan utama fungsi produksi dan operasi serta variabel-variabel yang

mempengaruhinya. Variabel-variabel ini meliputi berbagai kebijakan dan

peraturan yang telah ditetapkan untuk setiap program/aktivitas, praktik yang

sehat, dokumentasi yang memadai dan ketersediaan sumber daya yang

dibutuhkan dalam menunjang usaha pencapaian tujuan tersebut.

Di samping itu, pada tahap ini auditor juga mengidentifikasi dan

mengklasifikasikan penyimpangan dan gangguan-gangguan yang mungkin

terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan produksi dan

operasi. Review terhadap hasil audit terdahulu juga dilakukan untuk

menemukan berbagai tindakan korektif yang harus diambil.

Berdasarkan review dan hasil pengujian yang dilakukan pada tahap

ini, auditor mendapat keyakinan tentang dapat diperolehnya data yang

cukup dan kompeten serta tidak terhambatnya akses untuk melakukan

pengamatan yang lebih dalam terhdap tujuan audit sementara yang telah

ditetapkan pada tahapan audit sebelumnya. Dengan menghubungkan

permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk tujuan audit sementara dan

ketersediaan dana serta akses untuk mendapatkannya. Auditor dapat


17

menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya yang akan dialami pada audit

lanjutan.

c. Audit Terinci (lanjutan)

Pada tahap ini audtor melakukan audit yang lebih dalam dan

pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur, catatan-catatan yang

berkaitan dengan produksi dan operasi. Konfirmasi kepada pihak

perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari

pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang merupakan

kelemahan yang ditemukan auditor. Di samping itu, analisis terhadap

hubungan kapabilitas yang dimiliki dan utilisasi kapabilitas tersebut di dalam

perusahaan sangat penting dalam proses audit.

Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat

dipercaya, auditor menggunakan daftar pertanyaan yang ditujukan kepada

berbagai pihak yang berwenang dan berkompeten berkaitan dengan

masalah yang di audit. Dalam wawancara yang dilakukan, auditor harus

menyoroti keseluruhan dan ketidaksesuaian yang ditemukan dan menilai

tindakan-tindakan korektif yang telah dilakukan.

d. Pelaporan

Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah

diringkaskan dalam Kertas Kerja Audit (KKA), merupakan dasar dalam

membuat kesimpulan dan rumusan rekomendasi yang akan diberikan

auditor sebagai alternatif solusi atas kekurangan-kekurangan yang masih

ditemukan. Pelaporan menyangkut penyajian hasil audit kepada pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap hasil audit tersebut. Laporan audit disajikan

dengan format sebagai berikut :


18

1) Informasi Latar belakang

Menyajikan gambaran umum fungsi produksi dan operasi dari

perusahaan yang diaudit, tujuan dan strategi pencapaiannya serta

ketersediaan sumber daya yang mendukung keberhasilan implementasi

strategi tersebut.

2) Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit

Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan auditor dan

ringkasan temuan audit sebagai pendukung kesimpulan yang dibuat.

3) Rumusan Rekomendasi

Menyajikan rekomendasi yang diajukan auditor sebagai alternatif solusi

atas kekurangan-kekurangan yang masih terjadi. Rekomendasi harus

didukung hasil analisis dan menjelaskan manfaat yang diperoleh jika

rekomendasi ini diterapkan serta dampak negatif yang mungkin terjadi di

masa depan jika rekomendasi ini tidak diterapkan.

4) Ruang Lingkup Audit

Ruang lingkup audit menjelaskan tentang cakupan (luas) audit yang

dilakukan, sesuai dengan penugasan yang diterima (disepakati) dengan

pemberi tugas audit.

e. Tindak Lanjut

Rekomendasi yang diberikan auditor dalam laporannya merupakan

alternatif perbaikan yang ditawarkan untuk meningkatkan berbagai

kelemahan (kekurangan) yang masih terjadi pada perusahaan. Tindak lanjut

(perbaikan) yang dilakukan merupakan bentuk komitmen manajemen untuk

menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Dalam

rangka perbaikan ini auditor mendampingi manajemen dalam


19

merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program-program

perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai tujuannya efektif, efisien dan

ekonomis.

F. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2016:67) istilah kinerja berasal dari kata job

performance atau Actual Permormanse (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai seseorang). Pengertian kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya Mangkunegara (2016:67). Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang

mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau

kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya (Edison, 2016: 190).

Kinerja menjadi cerminan kemampuan dan keterampilannya dalam

pekerjaan tertentu yang akan berdampak pada reward dari perusahaan. Menurut

Sutrisno (2016), kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan

tugas, hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang

dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing atau tentang bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi dan

berperilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya serta

kuantitas, kualitas dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, definisi kinerja sebagai hasil

kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas

individu tersebut dalam suatu organisasi yang dihubungkan dengan suatu ukuran

nilai atau standar tertentu dari organisasi dimana individu bekerja.


20

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Mangkunegara(2016:67) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

kinerja antara lain :

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (abilty) pegawai terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk

jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan

lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu pegawai perlu

ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in

pleace, the man on the right job).

b. Faktor Motivasi

Motivasi berbentuk dari sikap (attitude) seseorang pegawai dalam

menghadapi situasi (situation) motivasi merupakan kondisi yang menggerakan

dari pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap

mental merupakan mental yang mendorong diri seorang pegawai untuk berusaha

mencapai prestasi kerja yang maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus

sikap mental yang siap secara psikofisik (siap secara mental,fisik,tujuan, dan

situasi), artinya seorang pegawai harus siap mental maupun secara fisik dan

memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai. Mampu

memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Sutrisno (2016) yaitu:

a. Efektivitas dan Efisiensi

Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka ukuran baik

buruknya kinerja diukur oleh efektivitas dan efisiensi. Masalahnya adalah

bagaimana proses terjadinya efisiensi dan efektivitas organisasi. Dikatakan efektif


21

bila mencapai tujuan, dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong

mencapai tujuan.

b. Otoritas dan Tanggung jawab

Dalam organisasi yang baik, wewenang dan tanggung jawab telah

didelegasikan dengan baik, tanpa adanya tumpang tindih tugas. Masingmasing

karyawan yang ada dalam organisasi mengetahui apa yang menjadi haknya dan

tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kejelasan

wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi akan

mendukung kinerja karyawan tersebut.

c. Disiplin

Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang

ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Masalah

disiplin karyawan yang ada di dalam organisasi baik atasan maupun bawahan

akan memberikan corak terhadap kinerja organisasi. Kinerja organisasi akan

tercapai apabila kinerja individu maupun kelompok ditingkatkan.

d. Inisiatif

Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk

ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.

Dengan perkataan lain, inisiatif karyawan yang ada di dalam organisasi

merupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja.

3. Dimensi Kinerja

Menurut Edison dkk. (2016:195) dimensi kinerja terdiri dari:

a. Target

Target merupakan indikator terhadap pemenuhan jumlah barang,

pekerjaan, atau jumlah uang yang dihasilkan.


22

b. Kualitas

Kualitas adalah elemen penting, karena kualitas yang dihasilkan menjadi

kekuatan dalam mempertahankan loyalitas pelanggan.

c. Waktu penyelesaian

Penyelesaian yang tepat waktu membuat kepastian distribusi dan

penyerahan pekerjaan menjadi pasti. Ini adalah modal untuk membuat

kepercayaan pelanggan.

d. Taat asas

Tidak saja harus memenuhi target, kualitas dan tepat waktu tapi juga harus

dilakukan dengan cara yang benar, transparan dan dapat dipertanggung

jawabkan.

4. Indikator Kinerja

Berhasil tidaknya kinerja yang telah dicapai oleh suatu organisasi

dipengaruhi oleh tingkat kinerja karyawan secara individual maupun secara

kelompok. Dengan asumsi semakin baik kinerja karyawan maka kinerja organisasi

akan semakin baik pula. Menurut Setiawan (2014:147) untuk mengukur kinerja

dapat menggunakan indicator-indikator sebagai berikut:

a. Ketepatan penyelesaian tugas

Merupakan pengelolaan waktu dalam bekerja dan juga ketepatan

karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan

b. Kesesuaian jam kerja

Kesediaan karyawan dalam mematuhi peraturan perusahaan yang

berkaitan dengan ketepatan waktu masuk/pulang kerja dan jumlah

kehadiran.
23

c. Tingkat kehadiran

Jumlah ketidak hadiran karyawan dalam suatu perusahaan selama periode

tertentu.

d. Kerjasama antar karyawan

Kemampuan karyawan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam

menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan sehingga mencapai daya guna

dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

e. Kepuasan kerja

Karyawan merasa puas dengan jenis pekerjaan yang menjadi tanggung

jawabnya dalam perusahaan.

Indikator kinerja yang dimaksud oleh LAN-RI dalam Pasolong (2013:177)

adalah ukuran kualitatif atau kuantitatif yang menggambarkan tingkat

penggambaran suatu sasaran atau tujuan yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan

mempertimbangkan indikator masukan (input), keluaran (outputs), hasil

(outcomes), manfaat (benefit), dan dampak (impacts).

5. Pengukuran Kinerja

Gary Dessler dalam pasolong (2013: 182) menyatakan bahwa penilaian

kinerja adalah merupakan upaya sistematis untuk membandingkan apa yang

dicapai seseorang dibandingkan dengan standar yang ada. Tujuannya, yaitu untuk

mendorong kinerja seseorang agar bisa berada diatas rata-rata. Dari beberapa

pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah menilai hasil

kerja organisasi publik sudah tercapai atau belum sehingga tujuan yang di capai

akan berhasil guna sesuai dengan rencana yang telah ditentukan oleh organisasi

publik tersebut.
24

G. Pemerintah Daerah

Menurut Undang-undang No 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan

Daerah, yang dimaksud pemerintahan daerah yaitu penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Kemudian pada Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintahan Daerah, menyatakan bahwa Pemerintahan daerah adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi seluas-luasnya dalam sistem

dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pengertian Pemerintah Daerah menurut pasal 1 angka 3 Undang- Undang

Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah adalah Kepala daerah

sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

H. Kinerja Instansi Pemerintah

Menurut Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Depkeu,

(2014) Kinerja Instansi Pemerintah merupakan gambaran mengenai pencapaian

sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan

strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang

ditetapkan.
25

I. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dapat

disajikan pada tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama
Metode
Peneliti Dan Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
Tahun
1. Dista Penerapan Kualitatif Hasil penelitian
Amaliah Audit Kinerja menunjukkan bahwa :
Arifah (Audit 1. Audit manajemen
(2012) Operasional) dibagi menjadi empat
Pada Sektor jenis audit dan Audit
Swasta dan kinerja (audit
Pemerintah operasional)
merupakan salah satu
audit manajemen.
2. Karakteristik organisasi
pemerintahan berbeda
dengan organisasi
bisnis.
3. Auditor internal
seringkali melakukan
audit operasional untuk
kepentingan
organisasinya, srtuktur
atau tahapan audit
kinerja tidak berbeda
jauh dengan audit
laporan keuangan.
26

4. Untuk memenuhi
tuntutan masyarakat
agar organisasi
mempertahankan apa
yang telah dicapai
dalam hal ini mengenai
kinerja sector publik,
maka diperlukan audit
terhadap organisasi
sektor publik tersebut.
5. Kualitas audit yang
baik sangat
berpengaruh untuk
mengurangi terjadinya
penyimpangan pada
sektor publik.
2. Nova Peran Audit Korelasional Hasil penelitian
Wahyuning Operasional menunjukkan bahwa
sih, Abdul Dalam audit operasional yang
Halim, Menunjang dilakukan PDAM Malang
Retno Efektivitas sudah sesuai dengan
Wulandari Penjualan tahap audit operasional,
(2013) serta audit operasional
memiliki peran dalam
menunjang efektivitas
penjualan pada PDAM
Malang.
3. Eli Suhayati Optimalisasi Kualitatif Hasil penelitian
(2012) Kinerja menunjukkan bahwa
Pemerintah audit kinerja atau atau
Daerah audit performanace
terhadap sektor
pemerintahan dapat
27

Melalui membantu masyarakat


Performance dalam mengetahui
Audit kinerja yang lebih
lengkap dari organisasi
pemerintahan (PEMDA).
Namun juga diketahui
bahwa perkembangan
audit kinerja lebih
lamban dibandingkan
dengan audit financial.
4. Stephen G. The Role of kualitatif Hasilnya adalah karena
Goodson, Auditing in audit sektor publik
CIA, CISA, Public Sector adalah kunci untuk tata
CGAP, Governance kelola publik yang baik,
CCSA, penting untuk menjaga
CLEA, sumber daya yang tepat
Kenneth. J. untuk jumlah waktu yang
Mory, CIA, tepat dengan mandat
CPA, CISA, yang luas untuk
and mencapai tujuan tata
Jacques R. kelola organisasi.
Lapointe,
CA, CIA,
CGAP
(2012)
5. Abdul Kadir Internal Audit kuantitatif Hasil penelitian
Madawaki, Function: A Descriptive menunjukkan bahwa ada
Aidi Ahmi, Comparison perbedaan dalam status
and Between pelaporan mengenai
Halimah Private And audit internal pada sektor
(2017) Public Sector In swasta dan pada sektor
Nigeria publik. Audit internal
sektor swasta melapor
28

kepada Komite Audit &


Chief Executive Officer,
sementara audit internal
sektor publik melapor
kepada Chief pejabat
eksekutif & Chief
Financial Officer.
6. Luciano Performance kualitatif Ada dua konsep utama
Marchi, Audit In The untuk dipertimbangkan
Manuela Public Sector. dalam kaitannya dengan
Bertei What Is The kegiatan audit kinerja:
(2016) Contribution To keseimbangan dan
The konsialisasi.
Performance
Management?

J. Kerangka Pemikiran

Dengan semakin meluasnya ruang lingkup aktivitas yang dilakukan suatu

organisasi dalam hal ini yaitu kantor Inspektorat Kota Makassar, maka tingkat

pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh pihak manajemen akan

semakin bertambah. Oleh karena tingkat aktivitas yang semakin tinggi ini maka

diharapkan pihak manajemen mampu untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan

perusahaan ini secara efektif dan efisien agar kegiatan kantor dapat berjalan

secara optimal.

Audit operasional dapat dilakukan oleh manajemen dalam hal ini audit

internal atau dapat juga dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk untuk memeriksa

kegiatan dari organisasi tersebut. Audit operasional juga bertujuan untuk

mengevaluasi efektifitas dan efisiensi operasi dan melaporkan hasilnya kepada

orang yang tepat disertai rekomendasi perbaikan.


29

Audit operasional dapat juga dipandang sebagai suatu bentuk kritik

membangun disertai rekomendasi yang dapat diterapkan pada perusahaan secara

keseluruhan atau bagian tertentu suatu perusahaan untuk meningkatkan kinerja

suatu individu. Audit operasional ini lebih ditekankan pada kinerja individu dalam

ruang lingkup pemerintahan. Pada akhir audit operasional biasanya dimuat

beberapa rekomendasi untuk mengatasi beberapa kelemahan yang ada serta

kemungkinan-kemungkinan untuk menuju perbaikan yang diharapkan dapat

membantu manajemen dalam melaksanakan operasi perusahaan/instansi. Dan

rancangan skema kerangka pemikiran adalah sebagai berikut :

Kantor Inspektorat Kota Makassar

Audit Operasional :
− Indendensi
− Kompetensi
− Program Audit Operasional
− Pelaksanaan Audit Operasional
− Laporan Audit Operasional
− Kegiatan dan Tindak Lanjut

Kinerja Pemerintah

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif. Pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2017:147) adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Menurut Sugiyono (2015:9) metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data

dilakukan secara purposive dan snowball, teknik penggabungan dengan

trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor Inspektorat Kota Makassar yang

beralamat di Jl. Teduh Bersinar No.6. Sedangkan waktu dalam penelitian ini

adalah selama 2 bulan.

30
31

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Menurut Sidik (2009:36) menyatakan bahwa data kualitatif merupakan

paradigma penelitian yang menekankan ada pemahaman mengenai

masalah-masalah dalam kehidupan social berdasarkan kondisi realita

(natural setting) yang holistis, kompleks, dan rinci. Data kualitatif dalam

penelitian ini adalah gambaran umum mengenai kantor Inspektorat Kota

Makassar.

b. Data Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2010:56) menyatakan bahwa data kuantitatif dapat

diartikan sebagai data penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel

tertentu. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah jumlah pegawai

dan jumlah sarana pada kantor Inspektorat Kota Makassar.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari perusahaan pada saat melaksanakan

observasi dan wawancara langsung dengan pihak perusahaan yang

berkompeten dengan masalah penelitian serta hasil survey karyawan

Inspektorat Kota Makassar berkaitan dengan kebutuhan data untuk tahapan

audit terinci.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari pihak lain, baik yang bersifat kuantitatif maupun

kualitatif yang memiki relevansi dengan materi penulisan.


32

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan empat instrumen

sebagai berikut :

1. Wawancara, yaitu tanya jawab yang dilakukan langsung dengan

narasumber agar memperoleh informasi yang dibutuhkan mengenai

penelitan yang sedang dilakukan.

2. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menelusuri

dokumen-dokumen penting yang terkait dengan objek penelitian

3. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek

penelitian.

4. Kuesioner, yaitu lembar kertas yang berisi pertanyaan dan pernyataan

tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang

dianggap fakta yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden.

E. Metode Analisis

Agar penyusunan ini tidak mengalami kesulitan atau setidaknya

meminimalisasi kendala yang mungkin dihadapi maka penulis akan menggunakan

teknik analisis data yang dapat membantu menyelesaikan penelitian ini.

Menurut Sugiyono (2010: 335) yang dimaksud dengan teknik analisis data

adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.


33

Teknik anaisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data induktif. Analisis data induktif adalah penarikan kesimpulan yang berangkat

dari fakta-fakta khusus, untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Adapun

langkah-langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah mencari, mencatat, dan mengumpulkan semua

secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di

lapangan yaitu pencatatan data dan berbagai bentuk data yang ada di lapangan.

2. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2010: 338). Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya dan membuang hal yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

3. Display Data

Menurut Sugiyono (2010: 341) yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks dan naratif. Pada

tahap ini peneliti menyajikan data-data yang telah direduksi ke dalam laporan

secara sistematis.

4. Pengambilan Kesimpulan

Langkah keempat dalam analisis data kualitatif menurut Sugiyono (2010:

345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
34

bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah

yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan

rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah penelitian di lapangan.

Dalam penelitian ini data yang telah diproses dengan langkah-langkah

seperti di atas, kemudian ditarik kesimpulan secara kritis dengan menggunakan

metode induktif yang berangkat dari hal-hal yang bersifat khusus untuk

memperoleh kesimpulan umum yang objektif. Kesimpulan tersebut kemudian

diverifikasi dengan cara melihat kembali pada hasil reduksi dan display data

sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari permasalahan

penelitian.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil Singkat Inspektorat Kota Makassar

Kantor Inspektorat Kota Makassar adalah suatu badan instansi pemerintah

yang berada di daerah Kota Makassar dan terletak di Perumahan Griya Fajar Mas

Jl. Teduh Bersiinar No.6 Makassar. Inspektorat Kota Makassar dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

Kedudukan Inspektorat Kota Makassar berada dibawah tanggung jawab

Walikota dan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Walikota di

bidang pengawasan penyelanggaraan pemerintahan daerah berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi Inspektorat Kota Makassar adalah sebagai berikut :

a. Penyusunann kebijaksanaan teknis pemeriksaan terhadap

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

b. Penyusunan kebijaksanaan teknis pengusutan terhadap kebenaran

laporan/pengaduan penyimpangan wewenang pada unit kerja.

c. Pengendalian dan pelaksaan teknis operasional dalam rangka

pemberdayaan pengawasan daerah.

d. Pelaksanaan pelayanan teknis administrative dan fungsional.

35
36

2. Visi dan Misi Inspektorat Kota Makassar

Adapun visi dari Inspektorat Kota Makassar adalah terwujudnya

penyelenggaraan pemerintahan yang berwibawa melalui pengawasan yang efektif

dan professional.

Untuk mewujudkan visi tersebut maka ditetapkan misi sebagai berikut :

a. Menata kelembagaan dan menciptakan sistem dan prosedur.

b. Meningkatkan kualitas hasil pengawasan.

c. Meningkatkan SDM, etika dan moralitas aparat pengawasan.

d. Mewujudkan aparatur pengawasan yang professional, akuntabel, efektif,

efisien, dan responsive.

3. Struktur Organisasi Inspektorat Kota Makassar

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan organisasi Perangkat Daerah Kota

Makassar, Inspektorat Daerah Kota Makassar adalah unsur pengawas

penyelenggaraan pemerintah daerah, yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Walikota

Makassar dan secara teknis administrative mendapat pembinaan dari Sekretaris

Daerah.

Susunan organisasi Inspektorat menurut Peraturan Daerah Kota

Makassar Nomor 8 Tahun 2016 terdiri atas :

a. Inspektur

b. Sekretaris, terdiri atas :

1) Kepala Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian

2) Kepala Sub. Bagian Perencanaan

3) Kepala Sub. Bagian Evaluasi dan Pelaporan


37

c. Inspektur Pembantu Wilayah I

d. Inspektur Pembantu Wilayah II

e. Inspektur Pembantu Wilayah III

f. Inspektur Pembantu Wilayah IV

g. Kelompok Jabatan Fungsional


BERDASARKAN PERATURAN DAERAH

KOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 39


2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN

SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT


INSPEKTORAT KOTA MAKASSAR
DAERAH KOTA MAKASSAR

INSPEKTUR

Drs. H. Zainal Ibrahim, M.Si

SEKRETARIS

H. Dahyal, S.Sos. M.Si

Kasubag Umum dan Kasubag Perencanaan Kasubag Evaluasi


Kepegawaian dan Pelaporan
Jusman Madjid, SH, M.Si
Hendra Cipta, S.Kom Sulaeman, ST

Inspektur Pembantu Inspektur Pembantu Inspektur Pembantu Wilayah III Inspektur Pembantu
Wilayah I Wilayah II Wilayah IV
Dr. Hj. Widiawati Said, S.Sos, M.Si
Dra. Hj. Multiati, M.Si Drs. Suwandi Suhartini , ST

Kelompok Jabatan Fungsional

Auditor
39
40

4. Job Description

Tugas, fungsi, dan uraian tugas pada Kantor Inspektorat Kota Makassar

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016, yaitu :

a. Inspektur

1) Inspektorat mempunyai tugas membantu walikota membina dan

mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah.

2) Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), menyelenggarakan fungsi:

a) perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan

fasilitasi pengawasan;

b) pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan

lainnya;

c) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan

walikota;

d) penyusunan laporan hasil pengawasan;

e) pelaksanaan administrasi Inspektorat;

f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan

tugas dan fungsinya.

3) Berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2), Inspektorat mempunyai uraian tugas:

a) merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengawasan;

b) merumuskan dan melaksanakan visi dan misi Inspektorat;


41

c) merumuskan dan mengendalikan pelaksanaan program dan kegiatan

Inspektorat;

d) merumuskan Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Kerja

(RENJA), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kerja dan Anggaran

(RKA)/RKPA, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA dan

Perjanjian Kinerja (PK) Inspektorat;

e) mengoordinasikan dan mermuskan bahan penyiapan penyusunan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)/Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP) Kota dan segala bentuk pelaporan

lainnya sesuai bidang tugasnya

b. Sekretariat

1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan

tugas, pembinaan dan pelayanan administrasi kepada semua unit

organisasi di lingkungan inspektorat.

2) Sekretariat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), menyelenggarakan fungsi:

a) perencanaan operasional urusan perencanaan, keuangan, umum

dan kepegawaian;

b) pelaksanaan urusan perencanaan, keuangan, umum dan

kepegawaian;

c) pengoordinasian urusan perencanaan, keuangan, umum dan

kepegawaian;
42

d) pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan perencanaan,

keuangan, umum dan kepegawaian;

e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas

dan fungsinya.

3) Berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2), Sekretariat mempunyai uraian tugas:

a) merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan

inspektorat;

b) melaksanakan penyusunan kebijakan teknis urusan perencanaan,

keuangan, umum dan kepegawaian;

c) mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian Perencanaan,

Subbagian Keuangan dan Subbagian Umum dan Kepegawaian;

d) menghimpun dan menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran

(RKA)/RKPA, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA

Inspektorat;

e) mengoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Inspektorat.

c. Subbagian Perencanaan

1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan penyusunan dan pengendalian rencana dan program kerja

pengawasan, menghimpun dan menyiapkan rancangan peraturan

perundang-undangan, dokumentasi dan pengolahan data pengawasan.

2) Subbagian Perencanaan dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), menyelenggarakan fungsi:

a) perencanaan kegiatan di bidang perencanaan;


43

b) pelaksanaan kegiatan di bidang perencanaan;

c) pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan di

bidang perencanaan;

d) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas

dan fungsinya

4) Berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2), Subbagian Perencanaan mempunyai uraian tugas:

a) merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan

Subbagian Perencanaan;

b) menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)/RKPA,

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Subbagian

Perencanaan;

c) melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA

Subbagian Perencanaan;

d) menghimpun bahan dan menyusun Rencana Strategis (Renstra),

Rencana Kerja (Renja), Perjanjian Kinerja (PK) dan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat;

melaksanakan penyusunan rencana dan Program Kerja

Pengawasan Tahunan (PKPT).

d. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan

1) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan

bahan penyusunan, menghimpun, mengolah, menilai dan menyimpan

laporan hasil pengawasan aparat pengawasan fungsional dan

melakukan administrasi pengaduan masyarakat serta menyusun

laporan kegiatan pengawasan.


44

2) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menyelenggarakan fungsi:

a) perencanaan kegiatan di bidang evaluasi dan pelaporan;

b) pelaksanaan kegiatan di bidang evaluasi dan pelaporan;

c) pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan di bidang

evaluasi dan pelaporan;

d) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas

dan fungsinya

5) Berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2), Subbagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai uraian

tugas:

a) merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan

Subbagian Evaluasi dan Pelaporan;

b) menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)/RKPA,

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Subbagian Evaluasi

dan Pelaporan;

c) melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA

Subbagian Evaluasi dan Pelaporan;

d) melaksanakan pembagian tugas dan memberi petunjuk kepada

bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing;

e) mengadministrasikan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang telah

disusun oleh Tim Pemeriksa Inspektorat Kota Makassar.

e. Subbagian Umum dan Kepegawaian

1) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan

penyusunan rencana, melaksanakan urusan ketatausahaan,


45

mengelola administrasi kepegawaian, mengelola administrasi

keuangan dan perlengkapan serta pelayanan kerumahtanggaan.

2) Subbagian Umum dan Kepegawaian dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menyelenggarakan fungsi:

a) Perencanaan kegiatan urusan ketatusahaan, kepegawaian,

keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggan;

b) pelaksanaan kegiatan urusan ketatusahaan, kepegawaian,

keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggan;

c) pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan

urusan ketatusahaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan

kerumahtanggan;

d) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas

dan fungsinya.

3) Berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2), Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai uraian

tugas:

a) merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan

Subbagian Umum dan Kepegawaian;

b) menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)/RKPA,

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Subbagian Umum

dan Kepegawaian;

c) melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA

Subbagian Umum dan Kepegawaian;


46

d) memberikan pelayanan naskah dinas, kearsipan, perpustakaan,

informasi, pengetikan/penggandaan/pendistribusian, kepegawaian

serta penerimaan tamu, kehumasan dan protokoler;

e) memfasilitasi usulan pengadaan, mutasi, kesejahteraan pegawai,

cuti, pemberian penghargaan, pemberian sanksi/hukuman dan

pemberhentian/pensiun serta pengembangan, pendidikan, dan

pelatihan pegawai.

f. Inspektur Pembantu Wilayah I

1) Inspektur Pembantu Wilayah I mempunyai tugas membantu inspektur

dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

pemerintahan sesuai dengan wilayah kerjanya.

2) Inspektur Pembantu Wilayah I dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menyelenggarakan fungsi:

a) perencanaan dan pengusulan program pengawasan wilayah I;

b) pengkajian bahan kebijakan pengawasan dan fasilitasi pengawasan;

c) pemeriksaan, pengusutan, pengujian, evaluasi, monitoring dan

penilaian tugas pengawasan;

d) pengoordinasian pelaksanaan pengawasan;

e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan

fungsinya.

3) Berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2), Inspektur Pembantu Wilayah I mempunyai uraian tugas:

a) Membantu inspektur dalam pelaksanaan tugas di bidang

pengawasan di wilayah kerjanya;


47

b) mengelola penyusunan rencana dan program kerja pengawasan

Inspektur Pembantu di wilayah kerjanya sebagai pedoman

pelaksanaan tugas pengawasan;

c) mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

para Auditor sesuai bidang pengawasannya;

d) membina dan memotivasi para auditor sesuai dengan bidang

tugas pengawasannya dalam rangka peningkatan kinerja

pengawasan;

e) memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan

tugas Auditor dan Pelaksana Pengawasan.

g. Inspektur Pembantu Wilayah II

1) Inspektur Pembantu Wilayah II mempunyai tugas membantu inspektur

dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

pemerintahan sesuai dengan wilayah kerjanya.

2) Inspektur Pembantu Wilayah II dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menyelenggarakan fungsi:

a) perencanaan dan pengusulan program pengawasan wilayah II;

b) pengkajian bahan kebijakan pengawasan dan fasilitasi pengawasan;

c) pemeriksaan, pengusutan, pengujian, evaluasi, monitoring dan

penilaian tugas pengawasan;

d) engoordinasian pelaksanaan pengawasan;

e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan

fungsinya.

3) Berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2), Inspektur Pembantu Wilayah II mempunyai uraian tugas:


48

a) membantu inspektur dalam pelaksanaan tugas di bidang

pengawasan di wilayah kerjanya;

b) mengelola penyusunan rencana dan program kerja pengawasan

pengawasan Inspektur Pembantu di wilayah kerjanya sebagai

pedoman pelaksanaan tugas pengawasan;

c) mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

para Auditor sesuai bidang pengawasannya;

d) membina dan memotivasi para auditor sesuai dengan bidang

tugas pengawasannya dalam rangka peningkatan kinerja

pengawasan;

e) memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan

tugas Auditor dan Pelaksana Pengawasan.

h. Inspektur Pembantu Wilayah III

1) Inspektur Pembantu Wilayah III mempunyai tugas membantu inspektur

dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

pemerintahan sesuai dengan wilayah kerjanya.

2) Inspektur Pembantu Wilayah III dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menyelenggarakan fungsi:

a) perencanaan dan pengusulan program pengawasan wilayah III;

b) pengkajian bahan kebijakan pengawasan dan fasilitasi pengawasan;

c) pemeriksaan, pengusutan, pengujian, evaluasi, monitoring dan

penilaian tugas pengawasan;

d) pengoordinasian pelaksanaan pengawasan;

e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas

dan fungsinya.
49

3) Berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2), Inspektur Pembantu Wilayah III mempunyai uraian tugas:

a) membantu inspektur dalam pelaksanaan tugas di bidang

pengawasan di wilayah kerjanya;

b) mengelola penyusunan rencana dan program kerja pengawasan

pengawasan Inspektur Pembantu di wilayah kerjanya sebagai

pedoman pelaksanaan tugas pengawasan;

c) mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

para Auditor sesuai bidang pengawasannya;

d) membina dan memotivasi para auditor sesuai dengan bidang

tugas pengawasannya dalam rangka peningkatan kinerja

pengawasan;

e) memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan

tugas Auditor dan Pelaksana Pengawasan.

i. Inspektur Pembantu Wilayah IV

1) Inspektur Pembantu Wilayah IV mempunyai tugas membantu inspektur

dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

pemerintahan sesuai dengan wilayah kerjanya.

2) Inspektur Pembantu Wilayah IV dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menyelenggarakan fungsi:

a) perencanaan dan pengusulan program pengawasan wilayah IV;

b) pengkajian bahan kebijakan pengawasan dan fasilitasi pengawasan;

c) pemeriksaan, pengusutan, pengujian, evaluasi, monitoring dan

penilaian tugas pengawasan;

d) pengoordinasian pelaksanaan pengawasan;


50

e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas

dan fungsinya.

3) Berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2), Inspektur Pembantu Wilayah IV mempunyai uraian tugas:

a) membantu inspektur dalam pelaksanaan tugas di bidang

pengawasan di wilayah kerjanya;

b) mengelola penyusunan rencana dan program kerja pengawasan

pengawasan inspektur Pembantu di wilayah kerjanya sebagai

pedoman pelaksanaan tugas pengawasan;

c) mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

para Auditor sesuai bidang pengawasannya;

d) membina dan memotivasi para auditor sesuai dengan bidang

tugas pengawasannya dalam rangka peningkatan kinerja

pengawasan;

e) memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai

pelaksanaan tugas Auditor dan Pelaksana Pengawasan

j. Kelompok Jabatan Fungsional

1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan

peraturan perundang- undangan yang berlaku.

2) Kelompok Jabatan Fungsioanl terdiri atas sejumlah jabatan fungsional

yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai

dengan keahliannya dan masing-masing dikoordinasikan oleh seorang

tenaga fungsional senior.


51

3) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, sifat,

jenis dan beban kerja.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi SOP Audit Inspektorat Kota Makassar

Berdasarkan NOMOR SOP : SOP-ITKOMS-WMM-05, langkah-langkah

yang dilakukan Inspektorat Kota Makassar dalam melaksanakan audit adalah

sebagai berikut :

a. Melakukan persiapan dan jadwal audit.

b. Lakukan rapat koordinasi dengan tim auditor untuk jadwal dan perisapan

pelaksanaan audit dan distribusikan kepada auditee/unit kerja terkait.

Jadwal audit harus dikonfirmasikan dahulu ke auditor dan auditee. Auditor

yang ditunjuk harus sudah mendapatkan pelatihan audit mutu dan bukan

merupakan bagian dari unit kerja yang akan diaudit. Jadwal audit

didistribusikan ke auditor internal dan unit kerja yang akan diaudit.

c. Pembuatan check list pertanyaan audit. Auditor meminta Salinan prosedur

terkendali dari Adm.WMM sesuai dengan unit kerja yang diauditnya. Check

list audit dibuat sebelum pelaksanaan audit dan ditinjau serta disetujui oleh

ketua tim audit.

d. Kordinasi rapat pembukaan dengan tim auditor. Hanya jika diperlukan,

dihadiri oleh semua auditor, auditee, ketua tim audit, WMM, pimpinan unit

kerja, dan top manajemen jika memungkinkan.

e. Pelaksaan audit. Tujuan audit adalah untuk memeriksa keefektifan dan

pelaksanaan dari sistem manajemen mutu yang ada.

f. Membuat rekapitulasi hasil audit.


52

g. Koordinasi rapat penutupan audit dengan tim auditor. Rapat penutupan

dihadiri oleh semua auditor, auditee, ketua tim audit, WMM, pimpinan unit

kerja, dan top manajemen jika memungkinkan.

h. Pembuatan NCR (pelaporan) audit.

i. Dsitribusikan kepada auditee/unit kerja terkait.

j. Tindak lanjuti NCR audit dan permintaan tindakan perbaikan & pencegahan.

Tindakan perbaikan harus dapat menghilangkan akar masalah, dilengkapi

dengan penanggung jawab dan batas waktu.

k. Verifikasi NCR audit/permintaan tindakan perbaikan & pencegahan apakah

sudah efektif atau tidak ?. verifikasi dapat dilakukan sesudah batas waktu

tindakan perbaikan berakhir atau pada audit berikutnya.

l. Analisa masalah. Analsa masalah dapat berkoordinasi dengan WMM jika

diperlukan.

m. Lengkapi NCR audit/permintaan tindakan perbaikan & pencegahan dengan

data pendukung untuk memberikan status “Closed”. Data-data pendukung

digunakan sebagai bukti sudah dilakukannya tindakan perbaikan dan

pencegahan.

n. Serahkan form NCR audit/permintaan tindakan perbaikan & pencegahan

dan data pendukung kepada WMM. Hasil verifikasi oleh auditor akan di

verifikasi ulang pada internal audit berikutnya.

2. Hasil kuesioner

Hasil kuesioner ini dapat mendukung untuk menentukan apakah

pelaksanaan audit di Inspektorat Kota Makassar sudah sesuai SOP audit, serta

apakah dapat meningkatkan kinerja pemerintah pada kantor Inspektorat Kota

Makassar.
53

Berdasarkan hasil kuesioner mengenai audit operasional pada Kantor

Inspektorat Kota Makassar, diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Independensi

Tabel 4.1

Independensi Auditor

Jawaban Jawaban
No Pertanyaan ”Ya” “Tidak”
1 Apakah auditor merupakan staf khusus yang
21 0
terpisah dari kegiatan operasional Instansi?

2 Apakah auditor cukup independen terhadap


bagian yang diperiksanya dan mempertahankan
sikap netral yang independen dalam 21 0
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya?
3 Apakah auditor dalam melaksanakan
pekerjaannya tidak mudah dipengaruhi oleh pihak
21 0
manajemen?

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebanyak 21 responden

menjawab “Ya” untuk semua pertanyaan mengenai Independensi. Hal ini

membuktikan bahwa auditor pada Kantor Inspektorat Kota Makassar sudah sangat

independen dalam melaksanakan pekerjaannya dengan cara mempertahankan

sikap netral dan tidak mudah dipengaruhi oleh pihak manajemen.


54

b. Kompetensi

Tabel 4.2

Kompetensi Auditor

Jawaban Jawaban
No Pertanyaan ”Ya” “Tidak”

4 Apakah audit dilaksanakan oleh orang yang


cukup terlatih dan memiliki keahlian teknis yang
21 0
memadai?

5 Apakah auditor memiliki pengalaman profesional


dan pendidikan formal dalam menjalankan
21 0
tugasnya?
6 Apakah auditor memiliki kemampuan untuk
menganalisa masalah? 21 0

7 Apakah auditor mampu menghadapi dan


menilai berbagai situasi yang mempengaruhi
21 0
bidang yang diaudit?
8 Apakah auditor memiliki kemampuan untuk
melakukan komunikasi yang efektif dengan pihak
21 0
manajemen?

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebanyak 21 responden

menjawab “Ya” untuk semua pertanyaan mengenai kompetensi auditor. Hal ini

membuktikan bahwa auditor yang bekerja pada Kantor Inspektorat Kota Makassar

sudah memiliki kompetensi yang memadai sebagai seorang auditor.


55

c. Program Audit Operasional

Tabel 4.3

Program Audit Operasional

Jawaban Jawaban
No Pertanyaan ”Ya” “Tidak”

9 Apakah auditor menyusun program audit sebelum


melaksanakan suatu audit? 21 0

10 Apakah dalam penyusunan program audit


tersebut melibatkan Semua auditor? 20 1

11 Apakah auditor melaksanakan audit sesuai


dengan program audit yang telah dibuat? 21 0

12 Apakah auditor sebelum melaksanakan audit


melakukan komunikasi dan koordinasi dengan 21 0
bagian yang diaudit?

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebanyak 20 responden

menjawab “Ya” untuk semua pertanyaan mengenai program audit operasional,

sedangkan seorang responden menjawab “Tidak” untuk pertanyaan nomor 10 dan

menjawab “Ya” untuk pertanyaan nomor 9, nomor 11 dan nomor 12. Hal ini

membuktikan bahwa auditor selama melaksanakan audit telah menyusun program

audit terlebih dahulu demi tercapainya tujuan audit yang telah ditetapkan.

Adapun seorang responden yang menjawab “Tidak” untuk pertanyaan

nomor 10 memiliki argument sebagai berikut, yaitu ”Menurut saya dalam

penyusunan program audit tidaklah melibatkan semua auditor, karena begini nak

program audit itu disusun oleh tim audit yang sudah ditunjuk ji saja, maksudnya

begini eh yang dapatji mandat saja untuk melakukan suatu audit. Gunanya
56

penyusunan program audit ini supaya ada landasan untuk pembagian tugas audit

dalam tim audit yang telah ditunjuk itu.”

d. Pelaksanaan Audit Operasional

Tabel 4.4

Pelaksanaan Audit Operasional

Jawaban Jawaban
No Pertanyaan ”Ya” “Tidak”

13 Apakah auditor mengkaji struktur organisasi


untuk mengetahui apakah tugas dan tanggung
jawab masing-masing bagian telah ditetapkan 21 0
dengan jelas?

14 Apakah auditor melakukan observasi langsung


terhadap proses operasional dalam meningkatkan
kinerja pemerintah? 21 0

15 Apakah pada tahap pendahuluan auditor


melakukan penelaahan dokumen tertulis Instansi
mengenai:
a. sasaran dan tujuan Instansi? 21 0
b. kebijaksanaan dan prosedur Instansi?

16 Apakah auditor menelaah dokumen-dokumen


yang berhubungan dengan proses operasional 21 0
dalam meningkatkan kinerja pemerintah?

17 Apakah auditor melakukan wawancara dengan


pihak instansi yang terkait? 21 0
57

18 Apakah dalam wawancara, auditor dapat:


a. memahami pandangan kepala bagian yang
bersangkutan? 21 0
b. mengidentifikasi masalah yang dihadapi
kepala bagian audit?

19 Apakah auditor melakukan penelitian dan


penilaian atas:
a. sistem pengendalian intern 21 0
b. arus transaksi
c. laporan-laporan

20 Apakah auditor melakukan pencatatan dan


analisa terhadap penyimpangan yang terjadi
dalam proses operasional dalam meningkatkan 21 0
kinerja pemerintah?
21 Apakah setelah melaksanakan analisa, auditor
dapat mengetahui:
a. efisiensi kegiatan operasional Instansi 21 0
b. masalah yang dihadapi
c. kemungkinan dilakukakan tindakan perbaikan

22 Apakah auditor menggunakan kuesioner untuk


memperoleh data yang diperlukan? 21 0

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebanyak 21 responden

menjawab “Ya” untuk semua pertanyaan mengenai pelaksanaan audit

operasional. Hal ini membuktikan bahwa auditor telah melaksanakan audit

operasional dengan sangat baik, karena auditor telah menjalankan semua

langkah-langkah yang ada dalam Tabel 4.4 yang dimana tujuan utamanya adalah

melakukan audit secara mendalam.


58

e. Laporan Audit Operasional

Tabel 4.5

Laporan Audit Operasional

Jawaban Jawaban
No Pertanyaan ”Ya” “Tidak”

23 Apakah auditor menyusun laporan audit setelah


tahap pemeriksaan mendalam selesai 21 0
dilakukan?
24 Apakah laporan tersebut telah memuat tujuan dan
ruang lingkup penugasan, serta disusun secara 21 0
objektif, jelas, dan singkat?

25 Apakah auditor mengungkapkan temuannya


berdasarkan fakta yang didapat ? 21 0

26 Apakah temuan-temuan yang diperoleh auditor


a. dikonfirmasikan kepada pihak yang diaudit? 21 0
b. dilaporkan kepada pihak pimpinan tertinggi?

27 Apakah saran dan rekomendasi yang


diberikan cukup konservatif untuk melakukan 21 0
tindakan perbaikan?

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebanyak 21 responden

menjawab “Ya” untuk semua pertanyaan mengenai laporan audit operasional. Hal

ini membuktikan bahwa laporan audit operasional pada Kantor Inspektorat Kota

Makassar telah disusun dengan sangat baik, karena laporan audit disusun setelah

tahap mendalam selesai dilakukan dan memuat :


59

1) Pernyataan tentang tujuan dan ruang lingkup audit

2) Uraian mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam audit

3) Temuan-temuan berdasarkan fakta

4) Rekomendasi perbaikan

f. Kegiatan dan Tindak Lanjut

Tabel 4.6

Kegiatan dan Tindak Lanjut

Jawaban Jawaban
No Pertanyaan ”Ya” “Tidak”

28 Apakah terdapat tindak lanjut atas hal-hal yang


disarankan dan direkomendasikan oleh auditor? 21 0

29 Apakah follow up atas saran dan rekomendasi


dari auditor selalu dilakukan? 21 0

30 Apakah auditor melakukan pemeriksaan tehadap:


a. pelaksanaan follow up?
21 0
b. hasil follow up yang dilakukan?

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebanyak 21 responden

menjawab “Ya” untuk semua pertanyaan mengenai kegiatan dan tindak lanjut. Hal

ini menunjukkan bahwa setelah melakukan pemeriksaan secara mendalam

terhadap laporan audit, maka perlu dilakukan tindak lanjut atau follow up.

3. Hasil Wawancara

Adapun hasil dari wawancara yang telah dilakukan terhadap bapak Andi

Wahidin selaku auditor internal pada kantor Inspektorat Kota Makassar untuk

mendukung hasil kuesioner yang telah dibagikan, yaitu :


60

a. Apakah audit operasional memiliki peran penting dalam

meningkatkan kinerja pemerintah ?

1) Jawaban responden yaitu ”Ya memiliki peran penting. Artinya gini

perannya tidak secara langsung. Di dalam suatu organisasi, auditor itu

kedudukannya bukan pengambilan keputusan tetapi sekedar

melakukan evaluasi atau pemeriksaan terhadap apa yang sudah

dilaksanakan oleh pemerintah. Selain itu, auditor itu bukan pelaksana

melainkan pengawas, inspektorat itu lembaga yang mengawasi kinerja

lembaga pemerintah yang lainnya. Jadi, artinya eee auditor itu ibaratnya

dokter, yang mau sehat itu pasien. Jadi yang eee pasien itu yang

melaksanakan itu, semakin bagus dia turuti resepnya si doker itu pasien

itu jauh akan lebih baik, tetapi bukan dokter yang menjadi pelaksananya

maka dari itu dokter tersebut berperan secara tidak langsung.

Berdasarkan jawaban responden, maka peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa audit operasional memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja

pemerintah. Di dalam suatu organisasi, kedudukan auditor adalah sebagai

pengawas yang bertugas untuk melakukan evaluasi atau pemeriksaan terhadap

apa yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah, dalam hal ini inspektorat adalah

lembaga yang mengawasi kinerja lembaga pemerintah yang lainnya.

b. Apakah audit operasional dalam meningkatkan kinerja pemerintah

mengalami hambatan ?

1) Jawaban responden yaitu “Sebenarnya kalau mengenai hambatan

dalam audit operasional itu tentang regulasi saja. Kenapa saya bilang

regulasi karena prinsipnya operasional itu ada 3E, yaitu efektivitas,

efesiensi, dan ekonomisasi tambah lagi satu ketaatan atau kepatuhan.


61

Terkait dengan audit operasional ini eeee dia lebih cenderung mengenai

masalah muatannya terkait kepatuhan itu sendiri. Karena kepatuhan itu

yang menyebabkan 3E ini. Selain itu, dalam audit operasional ini hanya

membandingkan aturan dengan kondisi yang ada, selisihnya itu itulah

yang jadi masalah, tetapi kalau masalah hambatan itu di SKPD atau

yang lain daripada itu disebabkan karena :

a) pertama kurang memahami regulasi yang berlaku

b) kedua memang ada rasa kesengajaan melakukan tindakan itu.”

Berdasarkan jawaban responden, maka peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa audit operasional dalam meningkatkan kinerja pemerintah mengalami

hambatan mengenai kepatuhan regulasi saja yang disebabkan oleh dua hal, yang

pertama adalah kurang memahami regulasi yang berlaku dan kedua adalah faktor

kesengajaan.

c. Apa saja langlah-langkah yang dilakukan agar audit operasional

dapat meningkatkan kinerja pemerintah ?

1) Jawaban responden yaitu “Tentunya setiap pemeriksaan akan

bermuara pada rekomendasi, artinya kalau pimpinan SKPD atau

dengan kata lain manajemen suatu SKPD atau kantor itu melaksanakan

rekomendasi dengan baik itu eee secara tidak langsung itu akan

berpengaruh baik pada kinerjanya artinya mengembalikan sesuatu pada

perannya. Artinya dari suatu rekomendasi harus dilakukan tindak lanjut

oleh kantor tersebut. Nah, itulah yang menjadi ukuran apakah kantor itu

bisa berkinerja baik atau tidak.”

Berdasarkan jawaban responden, maka peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa langlah-langkah yang dilakukan agar audit operasional dapat


62

meningkatkan kinerja pemerintah adalah melaksanakan rekomendasi dengan

baik, kemudian melakukan tindak lanjut dari hasil rekomendasi tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

audit operasional memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja pemerintah

dengan cara melakukan tahap-tahap audit operasional yang nantinya akan

menghasilkan rekomendasi perbaikan yang akan berpengaruh pada kinerja.

Adapun hambatan yang muncul pada pelaksanaan audit operasional dalam

rangka menigkatkan kinerja pemerintah adalah mengenai regulasi saja yang harus

dipatuhi.

C. Pembahasan

1. Audit Operasional Dalam Meningkatkan Kinerja Pemerintah

Suatu organisasi dinilai baik kinerjanya apabila organisasi tersebut mampu

melaksanakan tugas-tugasnya untuk mewujudkan tujuan dengan kualitas yang

tinggi, serta mampu melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan SOP yang

berlaku. Maka dari itu dibutuhkan audit operasional yang bertujuan untuk

memperbaiki atau meningkatkan suatu kinerja melalui surat rekomendasi, hal ini

berlaku apabila pelaksanaan audit operasional tersebut sudah sesuai dengan SOP

audit yang berlaku pada instansi yang melaksanakan audit operasional.

Audit operasional pada kantor Inspektorat Kota Makassar dilakukan oleh

auditor internal yang ada pada kantor instansi tersebut. Auditor internal tersebut

melakukan audit ke seluruh kantor-kantor instansi pemerintah yang berada di

bawah naungan kota Makassar, termasuk kantor Inspektorat Kota Makassar itu

sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, pada penelitian

ini kinerja pemerintah diukur melalui audit operasional yang dilaksanakan oleh
63

auditor internal pada Kantor Inspektorat Kota Makassar melalui beberapa aspek,

yaitu sebagai berikut :

a. Independensi

Kedudukan pemeriksa harus mandiri dan terpisah dari berbagai

kegiatan yang diperiksa atau bebas dari pengaruh objek-objek yang

diperiksanya. Para pemeriksa harus mandiri, apabila dapat melaksanakan

pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian mereka dapat

memberikan penilian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, hal ini

sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksaan sebagaimana mestinya.

Hal ini dapat diketahui dengan melihat status organisasi dan sikap objektif

itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa independensi harus dimiliki oleh setiap

auditor guna dapat terpercayanya saran dan rekomendasi yang nantinya

diberikan auditor setelah melakukan audit operasional (Arens, Elder dan

Beasley, 2010:501).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor pada Kantor

Inspektorat Kota Makassar sudah sangat independen dalam melaksanakan

pekerjaannya dengan cara mempertahankan sikap netral dan tidak mudah

dipengaruhi oleh pihak manajemen serta auditor merupakan staf khusus

yang terpisah dari kegiatan operasional instansi.

Berdasarkan hasil kuesioner mengenai aspek independensi auditor

dalam melaksanakan audit, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

pelasanaannya telah sesuai dengan SOP audit yang berlaku pada kantor

Inspektorat Kota Makassar, yang menyatakan bahwa auditor bukan

merupakan bagian dari unit kerja yang akan di audit.


64

b. Kompetensi

Dalam audit operasional, kompetensi sangat diperlukan untuk

menentukan masalah-masalah dan membuat rekomendasi yang sesuai.

Kompetensi merupakan masalah utama bila audit operasional menyangkut

masalah-masalah operasi yang mempunyai cakupan luas. Dapat

disimpulkan bahwa dalam kompetensi audit operasional harus dilakukan

oleh orang yang mempunyai latar belakang pendidikan formal dan memiliki

pengalaman yang cukup dalam bidangnya (Arens, Elder dan Beasley,

2010:501).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor yang bekerja pada

Kantor Inspektorat Kota Makassar sudah memiliki kompetensi yang

memadai sebagai seorang auditor, yang ditunjukkan dengan telah dilakukan

dan diselenggarakannya berbagai pelatihan untuk meningkatkan skill,

memiliki latar belakang pendidikan formal dan pengalaman professional

serta memiliki keahlian teknis, memiliki kemampuan untuk menganalisa

masalah, mampu menghadapi dan menilai berbagai situasi yang

mempengaruhi bidang yang diaudit, dan memiliki kemampuan untuk

melakukan komunikasi yang efektif dengan dana tau unit kerja yang diaudit.

Berdasarkan hasil kuesioner mengenai aspek kompetensi auditor

dalam melaksanakan audit, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

pelaksanaannya telah sesuai dengan SOP audit yang berlaku pada kantor

Inspektorat Kota Makassar, yang menyatakan bahwa auditor yang ditunjuk

harus sudah mendapatkan pelatihan audit dan mampu menganalisa

masalah, serta mampu berkomunikasi secara efektif dengan unit kerja yang

akan di audit.
65

c. Program audit operasional

Program audit adalah perencanaan yang memadai untuk

mengumpulkan informasi dan bukti-bukti atas sasaran pemeriksaan selama

pelaksanaan tiap-tiap tahap fungsi audit dengan prosedur yang telah

ditetapkan untuk mencapai tujuan pemeriksaan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa auditor selama melaksanakan audit telah menyusun

program audit terlebih dahulu demi tercapainya tujuan audit yang telah

ditetapkan dengan melibatkan semua auditor dan auditor melaksanakan

komunikasi dan koordinasi dengan bagian yang diaudit sebelum

melaksanakan audit.

Berdasarkan hasil kuesioner mengenai aspek program audit dalam

melaksanakan audit, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

pelaksanaannya telah sesuai dengan SOP audit yang berlaku pada kantor

Inspektorat Kota Makassar, yang ditunjukkan dengan telah disusunnya

program audit secara bertahap dan menyeluruh sebagai berikut :

1) Ketua tim audit melakukan persiapan dan membuat jadwal audit yang

kemudian dirapatkan serta dikoordinasikan dengan tim auditor

2) Membuat check list pertanyaan dan dirapatkan kembali dengan tim

auditor

3) Melaksanakan audit

4) Membuat rekapitulasi hasil audit yang kemudian dirapatkan lagi dengan

tim auditor

5) Membuat pelaporan audit

6) Menindaklanjuti pelaporan audit dan permintaan tindakan perbaikan &

pencegahan kemudian diverifikasi


66

7) Menganalisa masalah

8) Melengkapi pelaporan audit dengan data pendukung untuk memberikan

status “closed”, yang kemudian diserahkan ke WMM.

d. Pelaksanaan audit operasional

Pelaksanaan audit operasional adalah suatu tahapan atau urutan

kegiatan yang telah menjadi pola tetap dalam melaksanakan

pemeriksaan dan review yang sistemetis terhadap kegiatan organisasi atau

bagian dari padanya dengan tujuan menilai dan melaporkan apakah sumber

daya dan dana digunakan secara ekonomis, efisien, dan efektif. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa auditor telah melaksanakan audit

operasional dengan sangat baik, karena auditor dalam melaksanakan audit

operasional telah melakukan pemeriksaan yang mendalam dengan cara

observasi langsung.

Berdasarkan hasil kuesioner mengenai aspek pelaksanaan audit

dalam melaksanakan audit, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

pelaksanaannya telah sesuai dengan SOP audit yang berlaku pada kantor

Inspektorat Kota Makassar, yang dalam pelaksanaannya mengkaji temuan

audit untuk membuat laporan ketidaksesusaian, kemudian

merekomendasikan tindakan perbaikan yang harus dapat menghilangkan

akar masalah.

e. Laporan audit operasional

Laporan audit adalah suatu media yang dipakai oleh auditor

dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan

tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan

keuangan auditan (Mulyadi, 2010). Dalam audit operasional, laporan audit


67

tidak menilai mengenai kewajaran suatu laporan keuangan, melainkan

hanya menilai atau mengevaluasi aktivitas operasional dan kinerja suatu

organisasi apakah sudah berjalan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laporan audit operasional

pada Kantor Inspektorat Kota Makassar telah disusun dengan sangat baik,

karena laporan audit disusun setelah tahap mendalam selesai dilakukan dan

memuat :

1) Pernyataan tentang tujuan dan ruang lingkup audit

2) Uraian mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam audit

3) Temuan-temuan berdasarkan fakta

4) Rekomendasi perbaikan

Berdasarkan hasil kuesioner mengenai aspek laporan audit dalam

melaksanakan audit, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

pelaksanaannya telah sesuai dengan SOP audit yang berlaku pada kantor

Inspektorat Kota Makassar. Dalam pelaksanaan audit laporan audit dibuat

setelah dilakukan pemeriksaan secara mendalam. Laporan audit telah

memuan tujuan audit secara objektif, jelas, dan singkat. Laporan audit ini

kemudian dikonfirmasikan kepada unit kerja yang diaudit agar mereka dapat

meminta tindakan perbaikan.

f. Kegiatan dan tindak lanjut

Tindak lanjut oleh pemeriksa (audit) internal didefinisikan sebagai

suatu proses untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan

waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap

berbagai temuan pemeriksaan (audit) yang dilaporkan (Hiro Tugiman, 2014).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah melakukan pemeriksaan


68

secara mendalam terhadap laporan audit, maka perlu dilakukan tindak lanjut

atau follow up.

Berdasarkan hasil kuesioner mengenai aspek kegiatan dan tindak

lanjut dalam melaksanakan audit, maka peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa pelaksanaannya telah sesuai dengan SOP audit yang berlaku pada

kantor Inspektorat Kota Makassar, yang dalam pelaksanaannya melakukan

verifikasi data-data pendukung yang digunakan sebagai bukti telah

dilakukannya tindakan perbaikan dan pencegahan. Hasil verifikasi ini akan

diverifikasi ulang pada internal audit berikutnya.

Berdasarkan pembahasan tersebut, maka peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan audit operasional dalam

mengukur kinerja pemerintah melalui aspek independensi, kompetensi, program

audit, pelaksanaan audit, laporan audit, serta kegiatan dan tindak lanjut sudah

sesuai dengan SOP audit yang berlaku pada Kantor Inspektorat Kota Makassar.

Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa pelaksanaan audit

operasional pada kantor Inspektorat Kota Makassar dapat meningkatkan kinerja

pemerintah, hal ini dapat dilihat dari optimalnya pelaksanaan audit operasional

yang dilakukan oleh auditor internal pada Kantor Inspektorat Kota Makassar.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dista Amaliah

Arifah (2014) yang didalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa untuk

memenuhi tuntutan masyarakat agar organisasi mempertahankan apa yang telah

dicapai dalam hal ini mengenai kinerja sektor publik, maka diperlukan audit

terhadap organisasi sektor publik tersebut, serta auditor internal seringkali

melakukan audit operasional untuk kepentingan organisasinya, struktur atau

tahapan audit kinerja tidak berbeda jauh dengan audit laporan keuangan.
69

Stephen G. Goodson, dkk (2012) dalam hasil penelitiannya menyatakan

bahwa audit sektor publik adalah kunci untuk pemerintahan publik yang baik, maka

dari itu penting untuk menjaga sumber daya yang tepat untuk jumlah waktu yang

tepat dengan mandat yang luas mencapai tujuan tata kelola organisasi

pemerintahan.

Eli Suhayati (2012) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa audit

terhadap sektor pemerintahan dapat membantu masyarakat dalam mengetahui

kinerja yang lebih lengkap dari organisasi pemerintahan. Namun terdapat

perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Eli Suhayati dengan penelitian

ini, yaitu pada penelitian yang dilakukan Eli Suhayati kinerja pemerintah diukur

menggunakan audit kinerja. Sedangkan pada penelitian ini kinerja pemerintah

diukur menggunakan audit operasional.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Nova Wahyuningsih, dkk (2013)

dalam penelitiannya menyatakan bahwa audit operasional yang dilakukan PDAM

Malang sudah sesuai dengan tahap audit operasional, serta audit operasional

memiliki peran dalam menunjang efektivitas penjualan yang menunjukkan bahwa

audit operasional memiliki peran dalam meningkatkan sebuah kinerja.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Abdul Kadir Madawaki, dkk (2017)

dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada perbedaan dalam status pelaporan

mengenai audit internal pada sektor swasta dan pada sektor publik. Audit internal

sektor swasta melapor kepada Komite Audit & Chief Executive Officer, sementara

audit internal sektor publik melapor kepada Chief pejabat eksekutif & Chief

Financial Officer.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada

perbedaan dalam status pelaporan mengenai audit internal pada sektor swasta
70

dan pada sektor publik. Audit internal sektor swasta melapor kepada Komite Audit

& Chief Executive Officer, sementara audit internal sektor publik melapor kepada

Chief pejabat eksekutif & Chief Financial Officer. Pelaksanaann audit pada sektor

publik atau pemerintahan dapat meningkatkan atau mempertahankan kinerja

pemerintah. Selain itu, audit pada sektor publik atau pemerintahan adalah kunci

untuk tata kelola pemerintahan yang baik yang dapat membantu masyarakat

dalam mengetahui kinerja yang lebih lengkap dari organisasi pemerintahan.


BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam

penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang

dapat bermanfaat bagi organisasi dan peneltian selanjutnya

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang

telah dikemukakan mengenai “Analisis Audit Operasional Dalam Meningkatkan

Kinerja Pemerintah Pada Kantor Inspektorat Kota Makassar” maka penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa pelaksanaan audit operasional pada kantor

Inspektorat Kota Makassar dapat meningkatkan kinerja pemerintah dan

pelaksanaanya sudah sesuai dengan SOP audit yang berlaku pada kantor

Inspektorat Kota Makassar. Pelaksanaan audit operasional pada kantor

Inspektorat Kota Makassar dilaksanakan oleh auditor internal. Hal ini didukung

oleh hasil wawancara terbuka yang telah dilakukan dimana responden

menyatakan bahwa audit operasional memiliki peran penting dalam meningkatkan

kinerja pemerintah, serta hasil kuesioner yang dipakai untuk mengukur kinerja

pemerintah melalui beberapa aspek yaitu sebagai berikut :

a. Independensi

b. Kompetensi

c. Program audit operasional

d. Pelaksanaan audit operasional

e. Laporan audit operasional

f. Kegitatan dan tindak lanjut.

71
72

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis

menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Pelaksanaan audit operasional sebaiknya lebih sering dilakukan oleh kantor

Inspektorat Kota Makassar mengingat bahwa pelaksanaan audit operasional

dapat meningkatkan kinerja pemerintah.

2. Penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk

melakukan penelitian lebih lanjut atau dengan melakukan jenis pemeriksaan

yang berbeda atau hal lain yang dapat meningkatkan kinerja pemerintah

pada Kantor Inspektorat Kota Makassar.


DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Madawaki, A. A. (2017). Internal Audit Function : A Comparison


Between Private And Public Sector In Nigeria. SHS Web of Conferences,
1-7.

Agoes, S. (2010). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

(2017). auditing buku 2 edisi 5. jakarta: salemba empat.

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2010). Auditing and Assurance.
Jakarta: Salemba Empat.

Bayangkara, I. (2014). Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta:


Salemba Empat.

(2015). In I. d. Prosedur, Audit Manajemen. Surabaya: Salemba


Empat.

Dessler, G. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Human Resources.


Jakarta: Prenhalindo.

Drs. Amin Widjaja Tunggal, A. C. (2013). Pengantar Audit Operasional dan Audit
Lingkungan. Jakarta: Harvarindo.

Edison. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

Febryan, R. (2015). Analisis Audit Operasional Dalam Proses Produksi (Studi


Kasus pada Pt Percetakan Manuntung Press Samarinda). e-Journal Ilmu
Administrasi Bisnis, 911-922.

Hani Am Maria, M. D. (2016). Analisis Audit Operasional Untuk Menilai


Efektivitas, Efisiensi, dan Ekonomisasi Fungsi Pemasaran (Studi Pada Pt
Pafmatirta Wisesa Depo Karangploso-Kabupaten Malang). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), 187-196.

Irene Puspita Suryani, M. D. (2015). Analisis Audit Operasional Untuk Menilai


Efisiensi, Efektifitas, Dan Ekonomisasi Bagian Produksi (Studi Pada Pt
Sindu Amritha Pasuruan). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 1-10.

Jusup, H. (2010). Auditing (Pengauditan). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi.
Mangkunegara, A. A. (2016). Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.

Mariska Okky Oktaviani, M. D. (2016). Analisis Audit Operasional Bagian


Produksi (Studi pada PG Wonolangan Kabupaten Probolinggo). Jusnal
Administrasi Bisnis (JAB), 77-83.

Mulyadi. (2010). Auditing jilid 1 cetakan ke Tujuh. Jakarta: Salemba Empat.

Nanda Rizky Aprilia, M. R. (2017). Pengaruh Audit Operasional dan


Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada
Hotel Inna Bali). e-Proceeding of Management, 1572-1579.

Nova Wahyuningsih, A. H. (n.d.). Peranan Audit Opernasional Dalam Menunjang


Efektivitas Penjualan (Studi empiris Pada PDAM Malang). Jurnal Riset
Mahasiswaxxx (JRMx).

Pasolong. (2013). Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Roslia Ardiani Hijayati, M. D. (2014). Analisis Audit Operasional Dalam Upaya


Meningkatkan Efisiensi, Efektivitas, Dan Ekonomisasi Bagian Produksi
(Studi pada Pt Semen Gresik (Persero)). Jurnal Administrasi dan Bisnis
(JAB), 1-10.

Ryan Oddi Suyono, A. R. (2017). Audit Fungsi Operasional Manajemen Untuk


Meniliai Efektivitas Sumber Daya Manusia Pada Pt Biru Fast Food
Nusantara Surabaya Mall Tunjungan Plaza). Jurnal Ekonomi Akuntansi
Vol.3.Issue.3, 782-793.

Rzka Intan Sahara, N. S. (2015). Analisis Audit Operasional Untuk Menilai


Efisiensi dan Efektivitas Produksi (Studi Pada Bagian Produksi Pt Netania
Kasih Karunia, Pasuruan, Jawa Timur). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),
1-6.

Setiawan. (2014). pengaruh disiplin kerja dan motivasi terhadap kinerja


karyawan. E-journal akuntansi universitas udayana.

Sidik, H. M. (2009). Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha


ilmu.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


Dan R&D). Bandung: Alfabeta.

(2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


CV Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Cv Alfabeta.

Sukardi. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakriknya.


Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Sutrisno, E. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada Media


Group.

Tugiman, H. (2014). Pandangan Baru Internal Auditing. Yogyakarta: Kanisius.

Yoshi Suryo Dhanti, D. A. (2015). Analisis Audit Operasional Fungsi Pemasaran


(Studi Kasus Pada Pt Pardic Jaya Chemicals). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB), 1-10.
L
A
M
P
I
R
A
N
KUESIONER PENELITIAN

I. Identitas Responden
(Berikan tanda cawang/check-list (√) pada kotak yang tersedia)

Nama Bapak/Ibu :

Jenis Kelamin : Pria Wanita

Usia :

Pendidikan Terakhir :

SMA Magister (S2)

Diploma (D3) Lainnya….

Sarjana (S1)

Lama Bekerja :

1-5 Tahun 6-10 Tahun > 10 Tahun

Isilah Kuesioner dibawah ini sesuai dengan keadaan ditempat anda bekerja :

II. Petunjuk Pengisian :

1. Isilah data responden pada tempat yang telah disediakan.


2. Berilah jawaban untuk setiap nomor kuesioner dengan memberi tanda
check list ( √ ) pada kolom disebelah pertanyaan.
KUESIONER

AUDIT OPERASIONAL

No Pertanyaan Ya Tidak
INDEPENDENSI
1 Apakah auditor merupakan staf khusus yang terpisah
dari kegiatan operasional Instansi?

2 Apakah auditor cukup independen terhadap bagian


yang diperiksanya dan mempertahankan sikap netral yang
independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya?
3 Apakah auditor dalam melaksanakan pekerjaannya tidak
mudah dipengaruhi oleh pihak manajemen?
KOMPETENSI
4 Apakah audit dilaksanakan oleh orang yang cukup terlatih
dan memiliki keahlian teknis yang memadai?

5 Apakah auditor memiliki pengalaman profesional dan


pendidikan formal dalam menjalankan tugasnya?

6 Apakah auditor memiliki kemampuan untuk menganalisa


masalah?

7 Apakah auditor mampu menghadapi dan menilai


berbagai situasi yang mempengaruhi bidang yang diaudit?

8 Apakah auditor memiliki kemampuan untuk melakukan


komunikasi yang efektif dengan pihak manajemen?
PROGRAM AUDIT OPERASIONAL
9 Apakah auditor menyusun program audit sebelum
melaksanakan suatu audit?

10 Apakah dalam penyusunan program audit tersebut


melibatkan semua auditor?

11 Apakah auditor melaksanakan audit sesuai dengan program


audit yang telah dibuat?
12 Apakah auditor sebelum melaksanakan audit melakukan
komunikasi dan koordinasi dengan bagian yang diaudit?

PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL


13 Apakah auditor mengkaji struktur organisasi untuk
mengetahui apakah tugas dan tanggung jawab masing-masing
bagian telah ditetapkan dengan jelas?
14 Apakah auditor melakukan observasi langsung terhadap proses
operasional dalam meningkatkan kinerja pemerintah?

15 Apakah pada tahap pendahuluan auditor melakukan


penelaahan dokumen tertulis Instansi mengenai:
a. sasaran dan tujuan Instansi?
b. kebijaksanaan dan prosedur Instansi?

16 Apakah auditor menelaah dokumen-dokumen yang


berhubungan dengan proses operasional dalam meningkatkan
kinerja pemerintah?
17 Apakah auditor melakukan wawancara dengan pihak instansi
yang terkait?

18 Apakah dalam wawancara, auditor dapat:


a. memahami pandangan kepala bagian yang bersangkutan?
b. mengidentifikasi masalah yang dihadapi kepala bagian
audit?
19 Apakah auditor melakukan penelitian dan penilaian atas:
a. sistem pengendalian intern
b. arus transaksi
c. laporan-laporan
20 Apakah auditor melakukan pencatatan dan analisa terhadap
penyimpangan yang terjadi dalam proses operasional dalam
meningkatkan kinerja pemerintah?

21 Apakah setelah melaksanakan analisa, auditor dapat


mengetahui:
a. efisiensi kegiatan operasional Instansi
b. masalah yang dihadapi
c. kemungkinan dilakukakan tindakan perbaikan
22 Apakah auditor menggunakan kuesioner untuk
memperoleh data yang diperlukan?
LAPORAN AUDIT OPERASIONAL
23 Apakah auditor menyusun laporan audit setelah tahap
pemeriksaan mendalam selesai dilakukan?
24 Apakah laporan tersebut telah memuat tujuan dan ruang
lingkup
penugasan, serta disusun secara objektif, jelas, dan singkat?

25 Apakah auditor mengungkapkan temuannya berdasarkan fakta


yang didapat ?
26 Apakah temuan-temuan yang diperoleh auditor
a. dikonfirmasikan kepada pihak yang diaudit?
b. dilaporkan kepada pihak pimpinan tertinggi?

27 Apakah saran dan rekomendasi yang diberikan cukup


konservatif untuk melakukan tindakan perbaikan?

KEGIATAN DAN TINDAK LANJUT


28 Apakah terdapat tindak lanjut atas hal-hal yang disarankan dan
direkomendasikan oleh auditor?

29 Apakah follow up atas saran dan rekomendasi dari auditor


selalu dilakukan?

30 Apakah auditor melakukan pemeriksaan tehadap:


a. pelaksanaan follow up?
b. hasil follow up yang dilakukan?
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk menjawab rumusan

masalah pada penelitian yang berjudul “Analisis Audit Operasional Dalam

Meningkatkan Kinerja Pemerintah Pada Kantor Inspektorat Kota Makassar”

berikut daftar pertnyaannya :

1. Apakah audit operasional memiliki peran penting dalam meningkatkan

kinerja pemerintah ?

2. Apakah audit operasional dalam meningkatkan kinerja pemerintah

mengalami hambatan ?

3. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan agar audit operasional dapat

meningkatkan kinerja pemerintah ?


RIWAYAT HIDUP

M. Irvan Mulawarman S, panggilan Ippang lahir di Makassar

pada tanggal 10 Maret 1997 dari pasangan suami istri Bapak

Sultan dan Ibu Nurbaya. Peneliti adalah anak pertama dari 4

bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Jl. Maccini

Pasar Malam 4 No. 18 RT 10/04 Kecamatan Makassar

Kelurahan Maccini. Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD Negeri

Maccini 2 Makassar lulus tahun 2009, SMP Negeri 13 Makassar lulus tahun 2012,

SMA Negeri 2 (5) Sinjai Utara lulus tahun 2015, dan mulai tahun 2015 melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi dengan memilih Program Studi Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar sampai

sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai

mahasiswa Program S1 Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pengalaman organisasi penulis dimulai dari SD yaitu pramuka, SMP yaitu

Pramuka dan Osis, dan SMA yaitu Osis. Dalam dunia kampus, peneliti terus

mengembangkan diri dengan berbagung pada organisasi internal kampus seperti

IMM.

Anda mungkin juga menyukai