Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

BELAJAR dan PEMBELAJARAN


MODEL, PENDEKATAN, METODE dan
STRATEGI PEMBELAJARAN

Dosen Pembimbing :
Ibu Nonik Indrawatiningsih, S.Pd. M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 6

1. Nurul Alfiyah (13184202110/2013-D)


2. Intan Bella Istiqomah (13184202128/2013-D)
3. Churotul Aini (13184202129/2013-D)
4.

STKIP & STIT PGRI PASURUAN


JL. KI HAJAR DEWANTARA N0. 27 – 29 PASURUAN
Telp. 0343 – 421948 Fax 0343 – 411086
www.stkippgri-pasuruan.ac.id
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan akal dan pikiran kepada manusia dan menjadikan manusia sebagai
makhluk yang berpikir, yang mana atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya kami mampu
menyelesaikan makalah Belajar dan Pembelajaran tentang “Model, Pendekatan, Metode
dan Strategi Pembelajaran” ini dengan tepat waktu.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang ditujukan kepada:
1. Ibu Nonik Indrawatiningsih, S.Pd. M.Pd, selaku Dosen Pembimbing kami yang
telah memberikan bimbingan dan arahannya dalam menyelesaikan makalah ini, dan
2. semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam


penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, untuk memperbaiki segala kekurangannya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih, dan apabila ada perkataan yang kurang
berkenan, kami mohon maaf.

                                                            

  Pasuruan, November 2015

                                                                                                         

Penyusun

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i


Daftar isi .................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Model Pembelajaran ............................................................................................ 3
2.2 Macam-macam Model Pembelajaran................................................................... 6
2.3 Pendekatan Pembelajaran..................................................................................... 23
2.4 Macam-macam Pendekatan Pembelajaran........................................................... 23
2.5 Metode Pembelajaran........................................................................................... 28
2.6 Macam-macam Metode Pembelajaran................................................................. 30
2.7 Strategi Pembelajaran........................................................................................... 34
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 36
3.2 Saran .................................................................................................................... 36
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 37

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas
keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model
pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran
yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa
dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal. 

Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru
harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara
pengimplementasikan model - model, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran dalam
proses pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan
tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa di kelas. Demikian
juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia,
kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran. Tanpa
pemahaman terhadap berbagai kondisi ini, model yang dikembangkan guru cenderung
tidak dapat meningkatkan peran serta siswa secara optimal dalam pembelajaran, dan pada
akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap pencapaian hasil belajar
siswa.

Mempertimbangkan pentingnya hal di atas maka kami sebagai calon pendidik akan
membahas beberapa model, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran secara
mendalam.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat kami rumuskan permasalahan yang akan
kami bahas sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran?


2. Apa saja macam – macam model pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran?
4. Apa saja macam – macam pendekatan pembelajaran?

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 1
5. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?
6. Apa saja macam – macam metode pembelajaran?
7. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:


1. Mengerti dan memahami mengenai model pembelajaran
2. Memahami macam – macam model pembelajaran
3. Mengerti dan memahami mengenai pendekatan pembelajaran
4. Memahami macam – macam pendekatan pembelajaran
5. Mengerti dan memahami mengenai metode pembelajaran
6. Memahami macam – macam metode pembelajaran
7. Mengerti dan memahami mengenai strategi pembelajaran

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang


digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends dalam
Trianto, 2010: 51).
Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) dalam Mulyani Sumantri, dkk
(1999: 42) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman. bagi
para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar.
Menurut Trianto (2010: 53) fungsi model pembelajaran adalah sebagai
pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Untuk memilih model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi
yang akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam
pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula,
setiap model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat
dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks
yang lain juga mempunyai perbedaan. Oleh karena itu, guru perlu menguasai dan
dapat menerapkan berbagai keterampilan mengajar, agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang beranekaragam dan lingkungan belajar yang menjadi ciri
sekolah pada dewasa ini.
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu : 

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 3
1. Rasional teoritis yang logis disusun oleh para perancang atau pengembangnya.
 Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal.
Maksudnya para perancang atau pengembang membuat teori dengan
mempertimbangkan antara teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta
tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
 Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang akan
dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan
baik, serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
secara berhasil.
 Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang diperlukan
sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil
dalam pelaksanaannya.
4. Lingkungan belajar  yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
 Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta
nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang
apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu  memilih model pembelajaran


yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan  model
pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan
menyeluruh. Misalnya  pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-
kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah
disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model
pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam
keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis.

Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar


konstruktivis. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan
permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-
siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana
pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai
penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan agar tugas-tugas tersebut

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 4
dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi
pada upaya penyelidikan oleh siswa.

Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan


lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, model pembelajaran kooperatif
memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang
mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi para siswa duduk dibangku
yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan model
pembelajaran langsung siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru. Pada model
pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada
model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru.

Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran. Menurut


penemunya, model pembelajaran temuannya tersebut dipandang paling tepat
diantara model pembelajaran yang lain. Untuk menyikapi hal tersebut diatas, maka
perlu kita sepakati hal-hal sebagai berikut :

1.  Kita tidak perlu mendewakan salah satu model pembelajaran yang ada.
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kekuatan.

2.  Kita dapat memilih salah satu model pembelajaran yang kita anggap
sesuai dengan materi pembelajaran kita, dan jika perlu kita dapat
menggabungkan beberapa model pembelajaran.

3.  Model apa pun yang kita terapkan, jika kita kurang menguasai materi dan
tidak disenangi para siswa, maka hasil pembelajaran menjadi tidak
efektif.

4. Oleh karena itu, komitmen kita adalah sebagai berikut :

a. Kita perlu menguasai materi yang harus kita ajarkan, dapat


mengajarkannya, dan terampil dalam menggunakan alat peraga.

b.  Kita berniat untuk memberikan yang kita punyai kepada para siswa
dengan sepenuh hati, hangat, ramah, antusias, dan bertanggung jawab.

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 5
c.  Menjaga agar para siswa “mencintai” kita, menyenangi materi yang
kita ajarkan, dengan tetap menjaga kredibilitas dan wibawa kita
sebagai guru dapat mengembangkan model pembelajaran sendiri.

2.2 Macam – macam Model Pembelajaran

Berikut ini akan dibahas beberapa model pembelajaran, antara lain: Model
Pembelajaran Langsung, Model Pembelajaran Kooperatif, Model Pengajaran
Berdasarkan Masalah, dan Model Pembelajaran Kontekstual.

2.2.1 Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Pembelajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran dimana


kegiatannya terfokus pada aktivitas-aktivitas akademik sehingga di dalam
implementasi kegiatan pembelajaran guru melakukan kontrol yang ketat terhadap
kemajuan belajar siswa. Pendayagunaan waktu serta iklim kelas yang dikontrol
secara ketat pula.

Pembelajaran langsung pada umumnya dirancang secara khusus untuk


mengembangkan aktivitas belajar di pihak siswa berkaitan dengan aspek
pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu)
serta pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta,
konsep, prinsip, atau generalisasi) yang terstruktur dengan baik yang dapat
dipelajari selangkah demi selangkah.

Fokus utama dari pembelajaran ini adalah pelatihan -pelatihan yang dapat
diterapkan dari keadaan nyata yang sederhana sampai yang lebih kompleks.
Pengajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus menjamin terjadinya
keterlibatan siswa. Di sini guru menyampaikan isi akademik dalam format yang
terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa dan menguji keterampilan siswa
melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Jadi, lingkungannya
harus diciptakan yang berorientasi pada tugas- tugas yang diberikan pada siswa.

 Ciri-ciri model pembelajaran langsung adalah sebagai berikut:

a. Adanya tujuan pembelajaran

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 6
Pembelajaran langsung ini menekankan tujuan pembelajaran yang harus
berorientasi kepada siswa dan spesifik, mengandung uraian yang jelas tentang
situasi penilaian dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan
(kriteria keberhasilan).
b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

Pada model pembelajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting.
Pembelajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau
praktek, dan kerja kelompok. Pembelajaran langsung digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.

c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung

Keberhasilan metode pembelajaran langsung memerlukan lingkungan yang


baik untuk presentasi dan demonstrasi, yakni ruangan yang tenang dengan
penerapan cukup, termasuk alat atau media yang sesuai. Di samping itu, metode
pembelajaran langsung juga bergantung pada motivasi siswa yang memadai untuk
mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan mendengarkan segala sesuatu yang
dikatakannya. Pada hakikatnya, pembelajaran langsung memerlukan kaidah yang
mengatur bagaimana siswa yang suka berbicara, prosedur untuk menjamin tempo
pembelajaran yang baik, strategi khusus untuk mengatur giliran keterlibatan siswa,
dan untuk menanggulangi tingkah laku siswa yang menyimpang.

 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung


Secara umum tiap-tiap model pembelajaran tentu terdapat kelebihan-
kelebihan yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan
dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Seperti halnya pada Model
Direct Instruction atau model pembelajaran langsung pun mempunyai beberapa
kelebihan yaitu sebagai berikut:
(a) Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan
urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan
fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa
(b) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil
Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi
rendah

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 7
(c) Model Pembelajaran Langsung menekankan pada kegiatan mendengarkan
(melalui ceramah) sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan
cara-cara ini. Dengan ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan
informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki
keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi, serta untuk
menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi siswa,
termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.
(d) Model Pembelajaran Direct Instruction (terutama kegiatan demonstrasi)
dapat memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara
teori dan observasi. Dengan ini memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi
pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam
menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak memiliki
kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut
(e) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi
apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.

 Selain memiliki kelebihan-kelebihan tersebut pembelajaran langsung juga


memiliki kekurangan-kekurangan diantaranya sebagai berikut:
a. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan
dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan
pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa;
b. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif,
sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal mereka;
c. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap,
berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi
bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat;
d. Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi
guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang
buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru
untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif;

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 8
e. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa
akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat
sedikit isi materi yang disampaikan.

Tabel 2.2.1. Sintaks Pembelajaran Langsung

No. Langkah-langkah Peran Guru


1. Menjelaskan tujuan Guru menjelaskan TPK, informasi latar
pembelajaran dan belakang pembelajaran, pentingnya pelajaran
mempersiapkan siswa dan memotivasi siswa

2. Mendemonstrasikan Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan


pengetahuan atau benar, atau memberi informasi tahap demi tahap
keterampilan

3. Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi bimbingan


pelatihan awal

4. Menelaah pemahaman dan Guru mengecek apakah siswa telah berhasil


memberikan umpan balik melakukan tugas dengan baik dan memberikan
umpan balik

5 Memberikan kesempatan Guru mempersiapkan kesempatan melakukan


untuk pelatihan dan pelatihan lanjutan, khusus penerapan pada
penerapan situasi kompleks dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.2 Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning )

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang


mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam
kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda – beda (tinggi, sedang dan
rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. Model pembelajaran

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 9
kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.

Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa


meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif memiliki unsur –
unsur.  Unsur-unsur pembelajaran kooperatif tersebut adalah :

1.  Saling Ketergantungan Positif

Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang


memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil
belajar yang optimal. Tiap siswa tergantung pada anggota lainnya karena tiap siswa
mendapat materi yang berbeda atau tugas yang berbeda, oleh karena itu siswa satu
dengan lainnya saling membutuhkan karena jika ada siswa yang tidak dapat
mengerjakan tugas tersebut maka tugas kelompoknya tidak dapat diselesaikan.

2. Tanggung Jawab Perseorangan

Pembelajaran kooperatif juga ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa


terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian individual tersebut
selanjutnya disampaikan guru kepada kelompok agar semua
kelompok dapat mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan
dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. Karena tiap siswa
mendapat tugas yang berbeda secara otomatis siswa tersebut harus mempunyai
tanggung jawab untuk mengerjakan tugas tersebut karena tugas setiap anggota
kelompok mempunyai tugas yang berbeda sesuai dengan  kemampuannya yang
dimiliki setiap individu.

3.  Interaksi Tatap Muka

Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling
bertatap muka sehingga mereka dapat melalukan dialog, tidak hanya dengan guru,
tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam ini memungkinkan siswa
dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi dan
ini juga akan lebih memudahkan siswa dalam belajar. 

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 10
4.  Komunikasi antar Anggota Kelompok

Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa,


sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani
mempertahan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai
sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi sengaja diajarkan
dalam pembelajaran kooperatif ini. Unsur ini juga menghendaki agar para siswa
dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa
dalam kelompok, guru perlu mengajarkan cara-cara  berkomunikasi, karena tidak
semua siswa mempuanyai keahlian mendengarkan dan berbicara.

5.  Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk


mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya
bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

No. Langkah-langkah Peran Guru


1. Menyampaikan tujuan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
dan memotivasi siswa ingin dicapai dan memberi motivasi siswa agar
dapat belajar dengan aktif dan kreatif

2. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan


cara demonstrasikan atau lewat bahan bacaan

3. Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya


siswa dalam kelompok- membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok kelompok agar melakukan transisi secara efisien

4. Membimbing kelompok Guru membimbing kelompok belajar pada saat


bekerja dan belajar mereka mengerjakan tugas-tugas

5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi


yang dipelajari dan juga terhadap presentasi hasil
kerja masing-masing kelompok

6 Memberi penghargaan Guru mencari cara – cara untuk menghargai upaya


atau hasil belajar individu maupun kelompok

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 11
A. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)

Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe


pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim
belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat
kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa
bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan
catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.

Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya


kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok
tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa
menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD
menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang
maksimal.

STAD terdiri dari beberapa tahapan dalam pelaksanaannya. Tahap – tahap


tersebut terdiri dari :

1. Langkah 1 Guru menyampaikan materi pembelajaran ke siswa secara


klasikal

2. Langkah 2 Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (setiap


kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa yang heterogen, baik dari
segi kemampuan, agama, jenis kelamin, atau lainnya).

3. Langkah 3 Dilanjutkan diskusi kelompok untuk penguatan materi


(saling bantu membantu untuk memperdalam materi yang
sudah diberikan)

4. Langkah 4 Guru memberikan tes individual, masing- masing


mengerjakan tes tanpa boleh saling bantu membantu di
antara anggota kelompok.

5. Langkah 5 Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan


perolehan nilai peningkatan individual dari skor dasar ke
skor kuis

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 12
B. Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw (Tim Ahli)

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran


kooperatif  yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan
materi tersebut kepada orang lain dalam kelompoknya. Dalam teknik ini, siswa
dapat bekerja sama dengan siswa lainnya dan mempunyai tanggung jawab lebih
dan mempunyai banyak kesempatan pula untuk mengolah informasi yang di dapat
dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi.

Model pembelajaran seperti ini harus dioptimalkan karena dapat


meningkatkan kemampuan kreatif siswa dan tentunya meningkatkan prestasi siswa.
Di samping itu, pembelajaran ini juga dapat meningkatkan komunikasi siswa
karena berani menyampaikan apa yang telah ia dapat kepada kelompok lain
maupun kelompok sendiri, sehingga siswa yang kurang percaya diri untuk
menyampaikan bisa di latih untuk lebih berani dengan pembelajaran model ini.
Disini, peran guru adalah memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok
ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan.

Kunci tipe Jigsaw ini adalah kemandirian setiap siswa terhadap anggota tim
yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki
tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk
mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.

 Langkah – langkah metode pembelajaran tipe Jigsaw ini adalah :


1. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (disebut dengan kelompok
asal, setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang
heterogen). Setiap anggota kelompok nantinya diberi tugas untuk memilih dan
mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru.
2. Di kelompok asal, setelah masing-masing siswa menentukan pilihannya,
mereka langsung membentuk kelompok ahli berdasarkan materi yang dipilih
a)
3. Setelah setiap kelompok ahli mempelajari (berdiskusi) tentang materinya
masing-masing, setiap anggota dalam kelompok ahli kembali lagi ke kelompok

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 13
asal untuk menjelaskan/menularkan apa-apa yang telah mereka
pelajari/diskusikan di kelompok ahli.
4. Dalam tipe ini peran guru lebih banyak sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi
agar pelaksanaan kegiatan diskusi dalam kelompok ahli maupun penularan
dalam kelompok asal berjalan secara efektif dan optimal.
5. Setelah masing-masing anggota dalam kelompok asal selesai menyampaikan
apa yang dipelajari sewaktu dalam kelompok ahli, guru memberikan soal/kuis
pada seluruh siswa. Soal harus dikerjakan secara individual. Nilai dari
pengerjaan kuis individual digunakan sebagai dasar pemberian nilai
penghargaan untuk masing-masing kelompok.

 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran tipe Jigsaw

Kelebihan:
a.  Ruang lingkup dipenuhi ide – ide yang bermanfaat dan menarik untuk
di diskusikan.
b.  Meningkatkan rasa tanggung – jawab  siswa terhadap pemahaman
pembelajaran materi untuk dirinya sendiri dan orang lain.
c.  Meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi
yang di   tugaskan.   
d.  Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi untuk
pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan
emosional para siswa.
e.  Meningkatkan kreatifitas siswa dalam berpikir kritis dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah yang di hadapi.
f.   Melatih keberanian dan tanggung – jawab siswa untuk mengajarkan
materi  yang telah ia dapat kepada anggota kelompok lain.

Kelemahan: 

a.  Kondisi kelas yang cenderung ramai karena perpindahan siswa dari


kelompok satu ke kelompok lain.
b.  Dirasa sulit meyakinkan untuk berdiskusi menyampaikan materi pada
teman jika tidak punya rasa percaya diri.

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 14
c.  Kurang partisipasi beberapa siswa yang mungkin masih bergantung
pada teman lain, biasanya terjadi dalam kelompok asal.
d.  Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung
mengontrol jalannya diskusi.
e.  Awal penggunaan metode ini biasanya sulit di kendalikan, biasanya
butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang agar berjalan
dengan baik.
f.   Aplikasi model pembelajaran ini pada kelas yang besar (lebih dari 30
siswa) sangatlah sulit. Tapi bisa diatasi dengan model “team teaching”.

C. Pembelajaran Kooperatif tipe Investigasi Kelompok ( Group Investigation )

Pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) didasari oleh gagasan


John Dewey tentang pendidikan yang menyimpulkan bahwa kelas merupakan
cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang
kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan
antar pribadi. Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa
mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai hal mengenai masalah itu,
mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan menguji hipotesis. 

 Tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif GI adalah


sebagai berikut:
a. Tahap Pengelompokan (Grouping)

Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta


mebentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5
orang. Pada tahap ini, yang pertama siswa mengamati sumber, memilih
topik, dan menentukan kategori-kategori  topik
permasalahan kemudian siswa bergabung pada kelompok- kelompok belajar
berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki.  

b. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap Planning atau tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran.

c. Tahap Penyelidikan (Investigation)

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 15
Tahap Investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa.
Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut :  pertama siswa
mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulkan
terkait dengan permasalahan-permasalahan yang
diselidiki, kemudian masing-masing anggota kelompok memberikan
masukan pada setiap kegiatan kelompok, lalu siswa saling bertukar,
berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat.  

d. Tahap Pengorganisasian (Organizing)

Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa
sebagai berikut :  pertama anggota kelompok menentukan pesan-pesan
penting dalam proteknya masing – masing, kemudian  anggota kelompok
merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana
mempresentasikannya, lalu wakil dari masing-masing kelompok
membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.

e. Tahap Presentasi (Presenting)

Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan


pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut :
pertama, penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi
bentuk penyajian,  kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif
sebagai pendengar, kemudian pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan
mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan. 

f. Tahap Evaluasi (Evaluating)

Pada tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil proyek


siswa.

D. Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share ( TPS )

Think-Pair – Share merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif


yang dikembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas Maryland pada tahun 1985.
Think – Pair – Share  memberikan kepada para siswa waktu untuk berpikir dan
merespon serta saling bantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru baru saja

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 16
menyelesaikan suatu sajian pendek atau para siswa telah selesai membaca suatu
tugas. Selanjutnya guru meminta kepada para siswa untuk menyadari secara serius
mengenai apa yang telah dijelaskan oleh guru atau apa yang telah dibaca. Tahapan
pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair – Share  adalah sebagai berikut :

a. Berpikir (Think) : Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait


dengan pelajaran dan siswa diberi waktu untuk memikirkan pertanyaan
atau isu tersebut secara mandiri.

b. Berpasangan (Pair) : Guru meminta para siswa untuk berpasangan dan


mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama
periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan
telah diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu isu khusus telah
diidentifikasi. Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit
untuk berpasangan.

c. Berbagi (Share) : Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan –


pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara
keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Pada langkah ini
akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan satu ke
pasangan yang lain, sehingga seperempat atau setengah dari pasangan –
pasangan  tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor.

2.2.3 Pengajaran Berdasarkan Masalah ( Problem Based Instruction )

Pengajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa


mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan
intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau stimulasi dan lain : realistis sesuai kehidupan manusia,
konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, memupuk sifat inkuiri siswa, retensi konsep
menjadi kuat, memupuk kemampuan memecahkan masalah. Keterbatasan model ini
antara lain :
1. Persiapan pembelajaran kompleks
2.  Sulit mencari problem yang relevan
3.  Terjadi miss konsepsi
4.  Memerlukan waktu yang lama

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 17
Kelebihan Pengajaran Berdasarkan Masalah dalam pemanfaatannya adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif
2. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
3. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
4. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru
5. Dapat mendorong siswa / mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara
mandiri
6. Mendorong kreativitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang
telah ia lakukan
7.  Dengan adanya pembelajaran berdasarkan masalah akan terjadi pembelajaran
bermakna.
8. Dalam situasi pembelajaran berdasarkan masalah, siswa/mahasiswa
mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
9. PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
siswa / mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan  hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Tabel 2.2.3 Tahapan Pengajaran Berdasarkan Masalah

Fase Indikator Kegiatan Guru


1 Orientasi siswa Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
kepada masalah menjelaskan logistik yang diperlukan,
memotivasi siswa terlibat aktif dan kreatif dalam
aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya

2 Mengorganisasikan Guru membantu siswa mendefinisikan dan


siswa untuk belajar mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut

3 Membimbing Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan


penyelidikan informasi yang sesuai  dan melaksanakan
individual maupun eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
kelompok pemecahan masalah

4 Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam merencanakan dan

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 18
menyajikan hasil menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
karya video, dan model dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya

5 Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi


mengevaluasi proses atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
pemecahan masalah proses-proses yang mereka gunakan

2.2.4 Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan


konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada
hasil.
Pembelajaran kontekstual memiliki 5 elemen belajar yang konstrutivistik
yaitu :
(1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
(2) Pemerolehan pengetahuan yang baru
(3) Pemahaman pengetahuan
(4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman
(5) Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut

Secara garis besar langkah – langkah penerapan pembelajaran kontekstual


adalah sebagai berikut :
(1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
(2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
(3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
(4) Menciptakan masyarakat belajar / belajar berkelompok

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 19
(5) Menghasilkan model sebagai contoh pembelajaran
(6) Melakukan refleksi di akhir pertemuan
(7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Komponen-komponen dari CTL (Contextual Teaching and


Learning) antara lain :
1. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme (Constructivism) adalah proses membangun atau


menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman. Menurut pengembang filsafat konstruktivisme Mark Baldawin dan
diperdalam oleh Jean Piaget menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan
hanya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang
menangkap setiap objek yang diamatinya.
Landasan pembelajaran ini adalah bahwa siswa membangun pemahaman
mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal.
Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima
pengetahuan. Oleh karena itu guru harus memfasilitasi proses tersebut dengan :
 Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa
 Memberi kesempatan siswa menemukan dan menetapkan idenya sendiri
 Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar

2. Menemukan (Inquiry)

Menemukan (Inquiry) adalah proses pembelajaran didasarkan pada


pencapaian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan
bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses
menemukan sendiri. Dalam model inquiry dapat dilakukan melalui beberapa
langkah sistematis, yaitu :
1. Merumuskan masalah.
2. Mengajukan hipotesis.
3. Mengumpulkan data.
4. Menguji hipotesis berdasarkan data yang dikumpulkan.
5. Membuat kesimpulan.

Langkah – langkah kegiatan inquiri adalah sebagai berikut :

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 20
1. Merumuskan masalah
2. Mengamati atau melakukan observasi
3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,
bagan, tabel dan karya lainnya
4. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman
sekelas, guru maupun audiens yang lain

3. Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.


Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu.
Sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam
berpikir.
Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :
a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi
pelajaran.
b.  Mengecek pemahaman siswa
c.  Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
d.  Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.
e.  Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang diinginkan.
f.  Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sendiri.
g.  Menggali pemahaman siswa.
h.  Menyegarkan kembali pengetahuan siswa
i.   Membangkitkan respon kepada siswa

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar (Learning Community) dalam CTL


menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang
lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok
belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil
belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, antarteman atau
antarkelompok; yang sudah tahu memberi tahu kepada yang belum tahu atau yang
pernah memiliki pengalaman membagi pengalamannya kepada orang lain. Inilah
hakikat dari masyarakat belajar yaitu masyarakat yang saling berbagi.

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 21
5. Pemodelan (Modeling)

Yang dimaksud dengan modeling adalah proses pembelajaran dengan


memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
Proses modeling tidak sebatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga memanfaatkan
siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling merupakan asas yang cukup
penting dalam pembelajaran CTL sebab melalui modeling  siswa dapat terhindar
dari pembelajaran yang teoristis – abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya
verbalisme. Guru atau ahli lain dapat menjadi model bagi siswa dalam belajar.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi (Reflection) adalah cara berpikir tentang apa yang baru di pelajari


atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi
merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang baru di
terima. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam
struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan
yang dimilikinya. Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses, sehingga
refleksi diperlukan pada akhir proses. Realisasinya adalah :
 Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu
 Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu

7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Penilaian nyata (Authentic Assessment) adalah proses yang dilakukan oleh


guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan
oleh siswa. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar
belajar atau tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif
terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian yang
autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini
dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh
sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.
Karakteristik penilaian autentik :
 Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
 Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 22
 Yang diukur keterampilan dan performansi bukan mengingat fakta
 Berkesinambungan
 Terintegrasi
 Dapat digunakan sebagai feedback

2.3 Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut


pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu:

(1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach)

(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).

2.4 Macam -macam pendekatan pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan Konstrutivisme

Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran


yang lebih menekankan pada tingkat kreativitas siswa dalam menyalurkan ide-ide
baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada
pengetahuan.

Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam


peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa
keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik
dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembimbing dan
pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru lebih mengutamakan
keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 23
ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan
kemampuan siswa secara pribadi.

Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi


seseorang pembelajar dalam memberikan arti,serta belajar sesuatu melalui aktivitas
individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme ,tetapi
terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus
dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti
Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan
pengetahuan (konstruktivisme sosial); sedangkan yang lain seperti Piaget melihat
konstruksi individu (konstruktivisme individu) yang utama.

a.    Konstrukstivisme Individu

Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu,


kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut
konstruktivis individual. Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam psikologi
manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional atau kognitif dan
strateginya

b.    Konstruktivisme Sosial

Berbeda dengan Piaget,Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk


secara sosial,yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan dan
buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan
akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial,alat-alat
budaya,dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar
individual.

Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme :

1.    Dengan adanya pendekatan konstruktivisme,pengembangan pengetahuan bagi


peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian
atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru
sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan
kajian teori.

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 24
2.    Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan
pengalaman yang ada dalam diri siswa.

3.    Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka
pelajari.

4.    Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau
konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk
menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari

2.    Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang


menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang
kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif
sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke
sesuatu yang khusus.

Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari


keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula
dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh contoh khusus
atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.

3.    Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik


kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai
sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.
Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan
khusus  menuju keadaan umum.

4.    Pendekatan Konsep

Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik


meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep
(miskonsepsi). Konsep adalah klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 25
tertentu yang sama. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari
pengamatan dan pengalaman.

Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara


langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.

Ciri-ciri pendekatan konsep adalah:

a.    Konsep memiliki gejala-gejala tertentu


b.    Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
c.    Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
d.    Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalarnan
e.    Konsep yang benar membentuk pengertian
f.    Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu

Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar


dengan pendekatan konsep adalah:

a. Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.


b. Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah
dimengerti.
c. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula
sampai konsep yang komplek.
d. Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.

Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap


yaitu:
1.   Tahap enaktik
Tahap enaktik dimulai dari:
a. Pengenalan benda konkret.
b.  Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru.
c.  Pengamatan, penafsiran tentang benda baru

2.   Tahap simbolik
Tahap simbolik diperkenalkan dengan:

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 26
a. Simbol, lambang, kode, misalnya angka, huruf, kode seperti (?=,/) dll.
b. Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk menangkap apakah   siswa
cukup mengerti akan ciri-cirinya.
c. Memberi nama,dan istilah serta defenisi.
3.   Tahap ikonik
Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti menyebut
nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.

5.    Pendekatan Proses

Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan


kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan
suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Pendekatan proses adalah
pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta
didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk
melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih
psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat
mengilustrasikan atau memodelkan  dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi
pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja,
ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.

6.    Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat


Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains,
Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan  gabungan antara pendekatan konsep,
keterampilan proses, CBSA, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
(Susilo,1999). Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris
disebut Sains Technology Society (STS), Science Technology Society and
Environtment (STSE) atau Sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun
istilahnya banyak namun sebenarnya intinya sama yaitu Environtment,yang dalam
berbagai kegiatan perlu ditonjolkan.
Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pendekatan terpadu antara
sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat. Adapun tujuan dari pendekatan
STM ini adalah menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal
pengetahuan, sehingga mampu  mengambil keputusan penting tentang masalah-

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 27
masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan
keputusan yang telah  diambilnya. Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah
pendekatan konstruktivisme, yaitu peserta didik menyusun sendiri konsep-konsep
di dalam struktur kognitifnya berdasarkan apa yang telah mereka ketahui.

2.5 Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana


yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar
mengajar yang telah ditetapkan.
Metode pembelajaran di sini juga dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam kenyataannya, cara atau metode pembelajaran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan
siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Khusus metode
pembelajaran di kelas, efektifitas metode dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor
siswa, faktor situasi dan faktor guru itu sendiri.
Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang
peran yang sangat penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung
pada cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran.
Adapun ciri-ciri metode yang baik untuk proses belajar mengajar adalah
sebagai berikut:
a. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid dan
materi
b. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan
murid pada kemampuan praktis.
c. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi.
d. Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat.
e. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
Sedangkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran harus
memperhatikan beberapa hal berikut :

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 28
a. Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar
murid.
b. Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
murid.
c. Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk
mewujudkan hasil karya.
d. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi.
e. Metode yang digunakan dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan
cara memperoleh ilmu pengetahuan melalui usaha pribadi.
f. Metode yang digunakan dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan
menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
g. Metode yang digunakan dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
serta sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik
dalam kehidupan sehari-hari.

Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu metode
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan baik jika
metode itu bisa mengembangkan potensi peserta didik.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan metode
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar
mengajar harus menjadi perhatian utama bagi seorang guru dalam menentukan
metode apa yang dipakai (serasi).
b. Kemampuan guru. Efektif tidaknya suatu metode pembelajaran juga sangat
dipengaruhi pada kemampuan guru dalam menggunakannya. Misalnya seorang
guru yang mahir dalam berbicara, maka bisa menggunakan metode ceramah
disamping metode yang lain sebagai pendukungnya.
c. Anak didik. Guru dalam kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan anak
didik. Karena mereka mempunyai kemampuan, bakat, minat, kecerdasan,
karakter, latar belakang ekonomi yang berbeda-beda. Oleh karena itu dengan
latar belakang yang berbeda-beda guru harus pandai dalam menentukan metode
pembelajaran yang akan digunakan.
d. Situasi dan kondisi proses belajar mengajar dimana berlangsung.

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 29
e. Situasi dan konsidi proses belajar mengajar yang berada dilingkungan dekat
pasar yang ramai akan berdampak pada metode pembelajaran yang akan
digunakan. Sehingga guru bisa menentukan metode pembelajaran yang sesuai di
lingkungan tersebut.
f. Fasilitas yang tersedia. Tersedianya fasilitas seperti, alat peraga, media
pengajaran dan fasilitas-fasilitas lainnya sangat menentukan terhadap efektif
tidaknya suatu metode.
g. Waktu yang tersedia. Disamping hal-hal di atas, masalah waktu yang tersedia
juga harus diperhatikan. Apakah waktunya cukup jika menggunakan metode
yang akan dipakai atau tidak.
h. Kebaikan dan kekurangan suatu metode. Dari masing-masing metode yang ada,
tentu memiliki kebaikan dan kekurangan. Kekurangan suatu metode bisa
dilengkapi dengan metode yang lain. Oleh karena itu, guru harus bisa
mepertimbangkan metode mana yang akan digunakan.

2.6 Macam-macam Metode Pembelajaran

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk


mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
1.    Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976),
melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru
dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner
(1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan
belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2.    Metode Diskusi


Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau
lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara
mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran
yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 30
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode
ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan
keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan,
penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah.
Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan
anak dari pada metode diskusi.
3.    Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang
sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana
proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah
bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta)
atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya
bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa.
Kelemahan Metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai
apa yang didemonstrasikan.

4.    Metode Ceramah Plus


Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang
menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan
dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a.    Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b.    Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c.    Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5.    Metode Resitasi

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 31
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan
mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif,
bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
a.  Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya
meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan
sendiri.
b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

6.    Metode Eksperimental


Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

7.    Metode Study Tour (Karya wisata)


Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar
dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas
pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan
serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

8.    Metode Latihan Keterampilan


Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar
dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik,
dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses
tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute).
Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang
otomatis pada peserta didik.

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 32
9.    Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana
pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya
salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap
pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa
yang diuji harus langsung berhadapan dengan tim pendidik tersebut.

10.    Peer Theaching Method


Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu
suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

11.    Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)


Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar
metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam
problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan
mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berpikir dan
menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh
siswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencoba
mengeluarkan pendapatnya.

12.    Project Method


Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar
dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai
obyek kajian.

13.    Taileren Method


Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan
sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat
lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya.

14.    Metode Global (ganze method)


Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh
membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka
serap atau ambil intisari dari materi tersebut.

15.    Teknik Pembelajaran

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 33
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan
kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti
teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

2.7 Strategi Pembelajaran

Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran


adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil
dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian pula, yaitu:
1. exposition-discovery learning
2. group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).

Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran


dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran
deduktif.
Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan
empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan
selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai sasaran.

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 34
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement)
usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut


adalah :
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan
profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode
dan teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

Macam-macam strategi pembelajaran meliputi:


1. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE),
2. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI),
3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) ,
4. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK),
5. Stategi Pembelajaran Kontekstual (CTL),
6. Srategi Pembelajaran Afektif,
7. Strategi Pembelajaran Kreatif Produk,
8. Strategi Pembelajaran Inkuiri ktif ,
9. Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek,
10. Strategi Pembelajaran Kuantum,
11. Strategi Pembelajaran Siklus,
12. Srategi Pembelajaran Berbasis Komputer dan Berbasis Elektronik (E-Learning),
13. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB).

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 35
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan masalah yang kita bahas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

 Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari


awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
 Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
 Metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
 Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien.

3.2 Saran

Seluruh aktivitas pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru


bermuara pada terjadinya proses belajar siswa. Dalam hal ini model-model
pembelajaran yang dipilih dan dikembangkan guru hendaknya dapat mendorong
siswa untuk belajar dengan mendayagunakan potensi yang mereka miliki secara
optimal. Model-model pembelajaran dikembangkan utamanya beranjak dari adanya
perbedaan berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa. Karena siswa memiliki
berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, modalitas belajar yang
bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model pembelajaran guru
juga harus selayaknya tidak terpaku hanya pada model tertentu, akan tetapi harus
bervariasi.

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 36
Daftar Pustaka

Budiningsih, C. Asri, DR. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Ferdian, Adi. 2013. Modul Belajar dan Pembelajaran. Palangkaraya : Universitas


Muhammadiyah Palangkaraya

Sanjaya, Wina. 2010.   Strategi  Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Grup

Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.

Trianto . 2007.  Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. 


Jakarta : Prestasi Pustaka

Tim Dosen . 2015. Psikologi Pendidikan. Medan : Unimed Press

Makmun, Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya


Remaja.

Supriawan, Dedi dan Surasega, A. Benyamin. 1990. Strategi Belajar Mengajar


(Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

Winataputra, Udin S. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka.

Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran


(http://smacepiring.wordpress.com/)

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-
teknik-dan-model-pembelajaran/

Belajar dan Pembelajaran : Model – Model, Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran 37

Anda mungkin juga menyukai