Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DIMENSI DIMENSI dan STRUKTUR PENDIDIKAN IPS

Dosen Pengampu:

Desi susanti

Disusun Oleh:

Muhammad Rizqi Dwi Naufal

(20211340004)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN

ROSALIA LAMPUNG

TAHUN PEMBELAJARAN 2021-2022


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, makalah tentang “Dimensi dan Struktur IPS” dapat
diselesaikan. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Tersusunnya makalah ini semoga mendatangkan manfaat yang besar untuk kita semua dan dalam
rangka menambah wawasan pengetahuan kita tentang Dimensi dan Struktur IPS. Walaupun pada
mulanya penyusunan makalah ini mengalami banyak kesulitan dalam menyatukan berbagai materi
penting untuk disusun agar menjadi sebuah bacaan yang menarik untuk dibaca dan mudah dipahami
oleh pembaca dan dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka memudahkan proses
pembelajaran.

Besar harapan agar makalah ini dapat menjadi salah satu sumber belajar yang baik serta mendatangkan
manfaat untuk seluruh pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, masih
banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, adanya kritik dan masukan dari berbagai pihak
untuk menyempurnakan makalah ini sangat dinantikan. Semoga makalah ini dapat mendatangkan
manfaat bagi kemaslahatan umat manusia, dan menjadi amal saleh bagi semua umat manusia.

Metro,24 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I:PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................................1
C. TUJUAN........................................................................................................................................2
D. SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH.......................................................................................2
E. METODE PENGUMPULAN DATA.................................................................................................2
BAB II:PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. DIMENSI IPS.................................................................................................................................3

B. PEMBAGIAN DIMENSI IPS.................................................................................................3


1. Dimensi Pengetahuan........................................................................................................4
2. Dimensi Keterampilan........................................................................................................4
3. Dimensi Nilai Dan Sikap.....................................................................................................6
4. Dimensi Tindakan..............................................................................................................7
C. STRUKTUR IPS...................................................................................................................8
D. MODEL STRUKTUR PENGETAHUAN.................................................................................8
BAB III:PENUTUP....................................................................................................................11
A. KESIMPULAN......................................................................................................................11

B. SARAN.................................................................................................................................11

C. DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

II

BAB I
PENDAHULUAN

A .LATAR BELAKANG
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional adalah kemempuan dalam
mengorganisir materi pembelajaran. Untuk melakukan tugas tersebut, guru hendaknya memiliki
keterampilan bagaimana merencanakan pembelajaran tersebut sesuai dengan karakteristik bahan
materi pembelajaran disamping karakteristik siswa, kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat
sekitarnya.

Dalam makalah ini diuraikan tentang dimensi dan struktur Pendidikan IPS (PIPS) yang akan menjadi
dasar dan sumber pembelajaran khususnya dalam pengorganisasian materi yang diselenggarakan oleh
guru. Proses pembelajaran di kelas untuk para siswa hendaknya dapat mengarakan, membimbing, dan
mempermudah mereka dalam penguasaan sejumlah konsep dasar sehingga mereka dapat
membentukstruktur ilmu pengetahuannya sendiri. Tugas ini sebenaranya tidak mudah mengingat
kemampuan sisiwa sekolah memiliki latar belakang kemampuan dan lingkungan yang berbeda. Oleh
karena itu, sangat perlu ada upaya pencarian dan penerapan model pembelajaran yang tepat agar
proses belajar mengajar lebih berkualitas.
Penguasaan dan pengembangan dimensi dan struktur pembelajaran dalam PIPS sangat penting bagi
guru karena siswa sekolah menengah diharapkan telah memiliki kemampuan berfikir abstrak dan parsial
atau spesialisasi serta berpikir analitis.

Untuk memfasilitasi kebutuhan ini mahasiswa calon guru perlu mempersiapkan model pembelajaran
yang tepat yang didukung oleh kemampuan penguasaan terhadap dimensi-dimensi PIPS dan
strukturnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa defenisi dimensi IPS?
2. Apa saja pembagian dimensi IPS?

3. Apa defenisi struktur IPS?


4. Apa saja model struktur IPS?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan tentang dimensi IPS

2. Menguraikan jenis-jenis dimensi IPS


3. Menjelaskan tentang Struktur IPS
4. Menjelaskan model struktur IPS

D. SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH


Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab 1 berisikan pendahuluan yang mengemukakan latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penulisan makalah,sistematika serta metode pengumpulan data. Bab 2
berisikan pembahasan yang menguraikan mengenai pengertian, macam-macam dimensi dan strukur IPS.
Bab 3 berisikan kesimpulan dan saran

E. METODE PENGUMPULAN DATA


Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan.Metode studi kepustakaan
yaitu suatu metode membaca literatur dari berbagai buku sumber baik yang kependidikan maupun non
kependidikan. Selain itu,Penulis juga melakukan studi literatur disitus-situs yang ada di internet.

BAB II
PEMBAHASAN

A. DIMENSI IPS
Dimensi adalah parameter atau ukuran yang dibutuhkan untuk menggambarkan sifat-sifat suatu objek.
Dimensi dalam Pembelajaran IPS dibelajarkan secara terpadu dari 4 (empat) kajian, yaitu geografi,
ekonomi, sejarah dan sosiologi melalui pendekatan tema. Pembelajaran aberbasis pada kontekstual
dengan mengamati dan belajar dari pengalaman sekelilingnya. Karakteristik IPS ini mampu mewadahi
perkembangan psikologis peserta didik pada usia tersebut yang selalu ingin tau, berpikir kritis dan
senang bereksplorasi.

Menurut Sapriya (2015, p.h 46-56) program pendidikan IPS yang komprehensif aadalah program yang
mencakup empat dimensi,yaitu :dimensi pengetahuan,dimensi aketerampilan ,dimensi nilai dan sikap
dan dimensi tindakan. Walaupun empat dimensi ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda satu
sama lain, namun dalam proses pembelajaran empat dimensi ini saling tumpang tindih dan saling
melengkapi. Untuk kepentingan analisis akademik, empat dimensi ini dibedakan agar guru dapat
merancang pembelajaran IPS secara sistematis dan untuk meyakinkan bahwa semua kawasan sudah
terliput.

B.PEMBAGIAN DIMENSI IPS


1. Dimensi Pengetahuan (Knowledge)

Setiap orang memiliki wawasan tentang pengetahuan sosial yang berbeda-beda. Secara konseptual,
pengetahuan (knowledge) hendaknya mencakup: (1) Fakta; (2) Konsep; dan (3) generalisasi yang
dipahami oleh siswa.

Fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang dan hal-hal yang terjadi (peristiwa).
Dalam pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat mengenal berbagai jenis fakta khususnya yang terkait
dengan kehidupan.Pada dasarnya fakta yang disajikan untuk para siswa hendaknya disesuaikan dengan
usia dan tingkat kemampuan berfikirnya. Secara umum, fakta untuk siswa SD hendaknya berupa
peristiwa, objek, dan hal-hal yang bersifat konkret. Oleh karena itu guru perlu mengupayakan agar fakta
disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas masing-masing.

Konsep merupakan kata-kata atau frase yang mengelompok, berkatagori, dan memberi arti terhadap
kelompok fakta yang berkaitan. Konsep merujuk pada suatu hal atau unsur kolektif yang diberi label.
Namun konsep akan selalu direvisi disesuaikan dengan konsep menurut disiplin ilmu-ilmu social.

Konsep dasar yang relevan untuk pembelajaran IPS diambil terutama dari disiplin-disiplin ilmu sosial.
Banyaknya konsep yang terkait dengan lebih dari satu disiplin, isu-isu sosial, dan tema-tema yang
berasal dari banyak dimensi ilmu sosial. Konsep-konsep tersebut tergantung pula pada jenjang dan kelas
sekolah.

Konsep yang dibentuk secara multidisiplin berasal dari konsep disiplin tradisional dan menjadi
pemerkaya bagi kajian IPS. Konsep-konsep ini muncul karena adanya keperdulian dan persepsi sosial
serta munculnya permasalahan social yang semakin kompleks. Hal ini telah dipandang sebagai cara
alternatif dalam mengorganisasikan konsep-konsep IPS.

Generalisasi merupakan suatu pernyataan dari dua atau lebih konsep yang saling terkait. Generalisasi
memiliki tingkat kompleksitas isi, disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Pengembangan
konsep dan generalisasi adalah proses mengorganisir dan memaknai sejumlah fakta dan cara hidup
bermasyarakat. Merumuskan generalisasi dan mengembangkan konsep merupakan tujuan
pembelajaran IPS yang harus dicapai oleh siswa dengan bimbingan guru. Hubungan antara generalisasi
dan fakta bersfat dinamis. Memperkenalkan informasi baru yang dapat mendorong siswa untuk
merumuskan generalisasi merupakan cara yang baik untuk menkondisikan terjadinya proses belajar bagi
siswa. Dengan informasi baru, pada siswa dapat mengubah dan memperbaiki generalisasi yang telah
dirumuskan terlebih dahulu.
2. Dimensi Keterampilan (Skills)
Kecakapan mengolah dan menerapkan informasi merupakan keterampilan yang sangat penting untuk
mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang mampu berpartisipasi secara cerdas dalam
masyarakat demokratis. Oleh karena itu, berikut uraian sejumlah keterampilan yang diperlukan sehingga
menjadi unsure dalam dimensi IPS dalam proses pembelajaran
a. Keterampilan Meneliti
Keterampilan ini diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah data. Secara umum penelitian
mencapkup sejumlah aktivitas sebagai berikut:

 Mengidentifikasi dan mengungkapkan masalah atau isu


 Mengumpulkan dan mengolah data
 Menafsirkan data
 Menganalisis data
 Menilai bukti-buki yang ditemukan
4

 Memyimpulkan
 Menerapkan hasil temuan dan konteks yang berbeda
 Membuat pertimbangan nilai

b. Keterampilan Berpikir
Sejumlah keterampilan berfikir banyak berkontribusi terhadap pemecahan masalah dan partisipasi
dalam kehidupan masyarakat secara efektif.Untuk mengembangkan keterampilan berfikir pada diri
siswa perlu ada penguasaan terhadap bagian-bagian yang lebih khusus dari keterampilan berfikir
tersebut serta melatihnya di kelas,seperti keterampilan berfikir kritis dan kreatif bagi siswa.
Keterampilan berpikir kritis adalah proses kognitif siswa dalam menganalisis secara sistematis dan
spesifik masalah yang dihadapi, membedakan masalah tersebut secara cermat dan teliti, serta
mengidentifikasi dan mengkaji informasi guna merencanakan strategi pemecahan masalah. Pendapat
tersebut diperkuat oleh Stobaugh (2013: 2) yang menjelaskankan bahwa berpikir kritis adalah berpikir
yang reflektif secara mendalam dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah untuk
menganalisis situasi, mengevaluasi argumen, dan menarik kesimpulan yang tepat. Orang yang mampu
berpikir kritis adalah orang yang mampu menyimpulkan apa yang diketahuinya, mengetahui cara
menggunakan informasi untuk memecahkan permasalahan, dan mampu mencari sumber-sumber
informasi yang relevan sebagai pendukung pemecahan masalah Adinda (2016: 129). Berdasarkan
penjelasan di atas, keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan dasar untuk memecahkan
masalah. Beberapa keterampilan berfikir yang perlu dikembangkan oleh guru di kelas untuk para siswa
meliputi :

a) Mengkaji dan menilai data secara kritis


b) Merencanakan
c) Merumuskan
d) Memprediksi hasil dari sesuatu kegiatan atau peristiwa
c. Keterampilan Partisipasi Sosial
Dalam belajar IPS, siswa perlu dibelajarkan bagaiman berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain.
Keahlian bekerja dalam kelompok sangat penting karena dalam kehidupan bermasyarakat begitu banyak
orang menggantungkan hidup melalui kelompok. Beberapa keterampilan partisipasi sosial yang perlu
dibelajarkan oleh guru meliputi:

 Mengidentifikasi akibat dari perbuatan dan pengaruh ucapan terhadap orang lain
 Menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain
 Berbuat efektif sebagai anggota kelompok
 Mengambil berbagai peran kelompok
 Menerima kritik dan saran
5

d. Keterampilan Berkomunikasi

Pengembangan keterampilan berkomunikasi merupakan aspek yang penting dari pendekatan


pembelajaran IPS khususnya dalam inkuiri sosial. Setiap siswa perlu diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pemahaman dan perasaannya secara jelas, efektif, dan kreatif. Walaupun bahasa tulis
dan lisan telah menjadi alat berkomunikasi yang paling biasa, guru hendaknya selalu mendorong para
siswa untuk mengungkapkan gagasannya dalam bentuk lain, seperti dalam film, drama, seni (suara, tari,
lukis), pertunjukkan, foto, bahkan dalam bentuk peta. Para siswa hendaknya dimotivasi agar menjadi
pembicara dan pendengar yang baik.

3. Dimensi Nilai dan Sikap (Value and Attitude)


Pada hakekatnya, nilai merupakan sesuatu yang berharga. Nilai yang dimaksud disini adalah seperangkat
keyakinan atau prinsip perilaku yang telah mempribadi dalam diri seseorang atau kelompok masyarakat
tertentu yang ketika berpikir atau bertindak. Umumnya, nilai dipelajari sebagai hasil dari pergaulan atau
komunikasi antarindividu dalam kelompok seperti keluarga, himpunan keagamaan, kelompok
masyarakat atau persatuan dari orangorang yang satu tujuan.

Heterogenitas nilai yang ada di masyarakat tentu menimbulkan masalah tersendiri bagi guru dalam
pembelajaran IPS di kelas. Di suatu pihak, nilai dapat masuk ke dalam masyarakat dan tidak mungkin
steril dari isu-isu yang menerpa dan terhindar dalam masyarakat demokratis.Di pihak lain, tidak
dipungkiri bahwa nilai tertentu muncul dengan kekuatan yang sama dalam masyarakat dan menjadi
pembelajaran yang baik serta menjadi perlindungan dari berbagai penyimpangan dan pengaruh luar.
Agar ada kejelasan dalam mengkaji nilai di masyarakat, maka nilai dapat dibedakan atas nilai sustantif
dan nilai prosedural.

a. Nilai Substantif
Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil belajar, bukan
sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata. Setiap orang memiliki keyakinan atau
pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan keyakinannya tentang sesuatu hal. Dalam mempelajari nilai
substantif, para siswa perlu memahami proses-proses, lembagalembaga, dan aturan-aturan untuk
memecahkan konflik dalam masyarakat demokratis. Dengan kata lain, siswa perlu mengetahui ada
keragaman nilai dalam masyarakat dan mereka perlu mengetahui isi nilai dan implikasi dari nilai-nilai
tersebut.
Manfaat lain dari belajar nilai substantif adalah siswa akan menyatakan bahwa dirinya memiliki nilai
tertentu. Guru harus menjelaskan bahwa siswa membawa nilai yang beragam ke kelas sesuai dengan
latar keluarga, agama, atau budaya. Selain itu, guru perlu menyadari pula bahwa nilai yang dia anut tidak
semuanya berlaku secara universal.

b. Nilai Prosedural
Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan, toleransi,
kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai orang lain. Nilai-nilai kunci ini merupakan nilai yang
menyokong masyarakat demokratis, seperti: toleran terhadap pendapat yang berbeda, menghargai
bukti yang ada, kerja sama, dan menghormati pribadi orang lain. Apabila kelas IPS dimaksudkan untuk
mengembangkan partisipasi siswa secara efektif dan diharapkan semakin memahami kondisi
masyarakat Indonesia yang beraneka ragam, maka siswa perlu mengenal dan berlatih menerapkan nila-
nilai tersebut. Pembelajaran yang mengaitkann pendidikan nilai ini secara eksplisit atau implisit
hendaknya telah ada dalam langkah-langkah atau proses pembelajaran dan tidaklah menjadi bagian dari
konten tersendiri. Dengan kata lain, nilai-nilai ini tidak perlu dibelajarkan secara terpisah. Selain itu,
masyarakat demokratis yang ideal harus mampu mengungkapkan nilainilai pokok dalam proses
pembelajaran bukan hanya retorika semata bahkan harus menghormati harkat dan martabat manusia,
berkomitmen terhadap keadilan sosial, dan memperlakukan manusia sama kedudukannya di depan
hukum

4. Dimensi Tindakan (Action)


Tindakan sosial merupakan dimensi PIPS yang penting karena tindakan dapat memungkinkan siswa
menjadi peserta didik yang aktif. Mereka pula dapat belajar secara konkret dan praktis. Dengan belajar
dari apa yang diketahui dan terpikirkan tentang isu-isu sosial untuk dipecahkan sehingga jelas apa yang
akan dilakukan dan bagaimana caranya, para siswa belajar menjadi warga Negara yang efektif di
masyarakat. Dimensi tindakan sosial dapat dibelajarkan pada semua jenjang dan semua tingkatan kelas
kurikulum IPS. Dimensi tindakan social untuk pembelajaran IPS meliputi tiga model aktivitas sebagai
berikut.

 Percontohan kegiatan dalam memecahkan masalah di kelas seperti cara berorganisasi dan
bekerja sama.
 Berkomunikasi dengan anggota masyarakat dapat diciptakan.
 Pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya pada saat
siswa diajak untuk melakukan inkuiri.
7

C.STRUKTUR IPS
Struktur adalah bangun atau susuan (dalam pikiran) yang terdiri atas unsur-unsur yang berhubungan
satu sama lain dalam kesatuan.
Jacob Bronowski (Supardi, 2011, p. 13) menjelaskan bahwa ilnu adalah aktivitas menyusun fakta-fakta
yang diketahui dalam kelompok-kelompok di bawah konsep-konsep umum, dan konsep-konsep itu
dinilai berdasarkan pernyataan dari tindakan-tindakan yang kita dasarkan padanya. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa batang tubuh ilmu strukturnya mencakup:fakta, konsep, generalisasi, dan
teori. Model pembelajaran alternatif untuk bidang ilmu-ilmu sosial telah diperkenalkan dengan aneka
ragam istilah diperkenalkan dengan aneka ragam istilah, seperti : Model Inkuiri,Problem Solving, Berpikir
Kritis, Pengambilan Keputusan, dan sebagainya. Pada hakekatnya, model-model pembelajaran ini lebih
banyak menekankan pada upaya membelajarkan siswa secara aktif (Students’ Active Learning). Untuk
menyajikan materi pembelajaran yang penuh dengan muatan konsep, generalisasi dan teori, Marlin L.
Tanck dalam Sapriya (2009) memperkenalkan model pembelajaran konsep, generalisasi dan konstruk
yang dikenal dengan “A Model of A knowledge” (Model Struktur ilmu Pengetahuan).

Salah satu pendekatan dalam pembelajaran IPS dan sekaligus menjadi tugas guru pada tingkat
pendidikan dasar adalah menerjemahkan materi yang sulit menjadi mudah atau materi pelajaran yang
bersifat abstrak menjadi konkret. Suatu upaya untuk menerjemahkan dan mengkonkretkan hal yang
abstrak tersebut biasanya diperlukan sesuatu yang berfungsi sebagai wakil atau representasi. Sesuatu
yang mewakili inilah yang dikenal dengan sebutan model. Para siswa yang tengah belajar pada jenjang
pendidikan menengah , perlu dibimbing dan diperkenalkan kepada atau dilatih kemampuan dalam
berpikir abstrak. Dengan kata lain, para guru perlu memperkenalkan pengetahuan abstrak (abstrack
knowledge) kepada siswanya. Salah satu cara untuk membantu para siswa dalam memiliki kemampuan
ini adalah melalui perantara model.

D. MODEL STRUKTUR PENGETAHUAN


Menurut Tanck pengetahuan (knowledge) dianggap sebagai hasil kerja intelektual yang dikembangkan
oleh manusia melalui proses psikologisnya. Hasil-hasil itu dapat digolongkan dalam bentuk/jenis
pengetahuan yang berbeda-beda. Jenis pengetahuan dapat dilihat sebagaimana dirancang dalam model
struktur atau organisasi pengetahuan. Model ini berusaha membedakan jenis-jenis pengetahuan yang
berbeda-beda dan mengorganisasikannya dalam suatu struktur. Model ini dapat mewakili suatu cara
bagaimana pengetahuan yang bersifat abstrak ini dapat digolongkan dan disusun sehingga para guru
dapat dengan mudah merancang pengajaran dan para siswa lebih mudah lagi belajar.

Model dibawah ini dapat diuji apakah model ini dapat membantu para guru lebih efektif merancang
pengajaran aspek pengetahuan pilihan yang bersifat abstrak dan apakah para siswa merasakan terbantu
pada waktu belajar menguasai pengetahuan pilihan tersebut. Model struktur ilmu pengetahuan terdiri
atas unsur-unsur yang dapat digambarkan dalam diagram, sebagai berikut :
Construct

Generalization

Concept

Fact and Atribute


Secara lebih rinci unsur-unsuryang ada dalam struktur ilmu pengetahuan diatas dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Atribut
Atribut merupakan karakteristik atau sifat sejumlah benda, peristiwa atau ide yang dapat dibedakan.
Atribut-atribut itu misalnya ciri-ciri yang dapat dianggap sama, serupa atau berbeda. Atribut dapat
didasarkan pada fakta berupa informasi konkret yang dapat diverifikasi dari laporan orang lain atau hasil
pengamatan langsung seseorang. Apakah informasi itu akurat, dapat dibuktikan dengan cara memeriksa
kebenaran laporan atau dengan meneliti, mendengarkan, menyentuh, dan merasakan.

2. Kelas

Kelas adalah pengelompokkan kategori benda-benda, peristiwa atau pemikiran. Setiap kelas meliputi
benda-benda yang memiliki kesamaan atribut dan mengabaikan atribut-atribut yang berbeda atau tidak
ada kaitannya. Pengkelasan berdasarkan pada satu atau atribut tertentu, tidak pada semua atribut.

Pengkelasan merupakan sesuatu hal yang biasa dan banyak kegunannya. Semua orang yang kita ketahui,
kita tempatkan dalam ragam kelas, seperti laki-laki – perempuan, kaya – miskin, bersahabat –
bermusuhan. Benda-benda hidup dapat dikelompokkan sebagai berikut: tanaman – hewan, mamalia
atau reptil atau burung, binatang buas – binatang piaraan. Kelompok buku-buku dapat dibagi menurut
jenisnya, seperti fiksi – nonfiksi, bersamul tebal – bersampul tipis, mudah – sulit. Dengan demikian, kita
dapatmengklasifikasikan sesuatu secara praktis menurut pengalaman sesuai dengan atributatributnya.

9
3. Simbol
Setiap kelas dapat dirujuk dengan suatu symbol. Symbol menunjukkan kelas. Symbol dapat berupa kata-
kata, tanda, gerak mimic,nomor angka, atau yang lainnya. Apapun namanya simbol merupakan cara
yang bermanfaat untuk mengkomunikasikan tentang kelas. Kelas semua benda yang digunakan dalam
produksi mungkin cocok disebut “sumber-sumber produksi” atau “faktor-faktor produksi”. Benda-benda
seperti tanah dan pohon dapat dirujuk sebagai sumber alam. Kelas benda-benda buatan manusia yang
digunakan untuk memproduksi dapat dinamakan “modal”. Kelompok orang yang bekerja untuk
menghasilkan sesuatu barang dapat disebut “tenaga kerja” (buruh) atau “sumber daya manusia”.

4. Konsep
Konsep merupakan pokok pengertian yang bersifat abstrak yang menghubungkan orang dengan
kelompok benda, peristiwa, atau pemikiran (ide). Lahirnya konsep karena adanya kesadaran atas atribut
kelas yang ditunjukkan oleh simbol. Konsep “tanah” bagi siswa merupakan sebutan umum untuk
sumber alam yang produktif. Konsep buruh menurut siswa merupakan sebutan abstrak tentang apa
yang dimiliki oleh semua anggota kelas/kelompok.

Konsep bersifat abstrak dalam pengertian yang berkaitan bukan dengan contoh tertentu melainkan
dengan semua anggota kelas. Konsep dapat dianggap sebagai suatu model kelompok benda yang
terpikirkan. Konsep merupakan cara berpikir menggenerelasasikan sejumlah anggota kelas yang khusus
ke dalam satu contoh model yang tidak nampak, termasuk atribut semua contoh yang berbeda-beda.

Konsep bersifat subyektif dan menyatu. Semua orang membentuk konsep dari pengalamannya sendiri.
Dari pengalaman seperti mencatat contoh-contoh dan mendengarkan diskusi yang melibatkan kelas,
setiap orang menjadi sadar akan pengertian dan atribut. Konsep merupakan kesadaran internal yang
mempengaruhi perilaku yang tampak. Konsepkonsep yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat
diperoleh dari konsep disiplin ilmu atau dari konsep yang telah biasa digunakan dilingkungan kehidupan
siswa atau masyarakat setempat. Berikut ini adalah matrik yang dapat dijadikan model oleh guru dalam
proses pembelajaran.

10

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Program Pendidikan IPS yang komprehensif adalah program yang mencakup empat dimensi sebagai
berikut:
1. Dimensi pengetahuan (Knowledge); mencakup fakta, konsep dan generalisasi.
2. Dimensi keterampilan (Skills); mencakup keterampilan meneliti, berpikir, partisipasi
sosial, dan berkomunikasi.
3. Dimensi nilai dan sikap (Values and Attitudes); terdiri atas nilai substansif dan nilai prosedural. Nilai
substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil belajar, bukan
sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata. Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih
atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan
menghargai pendapat orang lain.
4. Dimensi tindakan (Action). merupakan dimensi PIPS yang penting karena tindakan dapat
memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif.

Dimensi dan Sruktur Ips akan menjadi dasar dan Sumber pembelajaran dalam pengorganisasian materi
yang diselenggarakan oleh guru.

B. SARAN
1.Dalam mengajarkan IPS pada siswa sangat perlu ada upaya pencarian dan penerapan model
pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar lebih berkualitas.

2. Mahasiswa calon guru perlu mempersiapkan model pembelajaran yang tepat yang didukung oleh
kemampuan penguasaan terhadap dimensi-dimensi PIPS dan strukturnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Toni Nasution dan Maulana Arafat, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial, Yogyakarta:Samudera
Biru,2018
(https://www.slideshare.net/pdewi6132/dimensi-dan-struktur-ips
https://silabus.org/dimensi-dalam-pembelajaran-ips/
(https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPP/article/download/13529/pdf,
(https://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/dimensi-dan-struktur-pendidikan-ips
12

Anda mungkin juga menyukai