f. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang
dibentuk oleh dengan persetujuan bersama kepala daerah (gubernur
atau bupati/walikota).
Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan
dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
KETAHANAN NASIONAL keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman
(Studi Penguatan Nasionalisme & Cinta Tanah Air Bagi Mahasiswa) tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan
daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
A. Pendahuluan Kondisi atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan selalu berubah-ubah tidak statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak
seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu ketahanan nasional
negara atau bangsa lain, karena potensinya yang besar dilihat dari harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta
wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat
ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, dinamika pada ketahanan nasional. Kata ketahanan nasional telah sering
setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya. Mungkin juga
dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik kita sudah memperoleh gambarannya.
sampai yang idiologis. Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu Untuk mengetahui ketahanan nasional, sebelumnya kita sudah
komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia. tau arti dari wawasan nusantara. Ketahanan nasional merupakan kondisi
Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya terkandung
geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan
akan memberikan motivasi dlam menciptakan suasana damai. nasional. Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi segala macam
Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang langsung atau tidak
suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu langsung akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta
mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman
mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang tersebut dari dalam ataupun dari luar.
dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi
langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta bangsa Indonesia dengan adadnya tekad bersama-sama menggalang
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam perjuangan mencapai kesatuan dan kecintaan bangsa. Berbagai pemberontakan PKI, RMS
cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari (Republik Maluku Selatan), PRRI Permesta dan juga gerakan sparatis di
berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan Timor- Timur yang pernah menyatakan dirinya berintegrasi dengan
Indonesia, meskipun akhirnya kenyataan politik menyebabkan lepasnya Walaupun banyak instansi maupun perorangan pada waktu itu
kembali daerah tersebut. Ancaman sparatis dawasa ini ditunjukan menggunakan istilah ketahanan nasional, namun lembaga yang secara
dengan banyaknya wilayah atau propinsi di Indonesia yang serius dan terus-menerus mempelajari dan membahas masalah
menginginkan dirinya merdeka lepas dari Indonesia seperti Aceh, Riau, ketahanan nasional adalah lembaga pertahanan nasional atau lemhanas.
Irian Jaya, dan beberapa daerah lain begitu pila beberapa aksi provokasi Sejak Lemhanas didirikan pada tahun 1965, maka masalah ketahanan
yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai terjadinya berbagai nasional selalu memperoleh perhatian yang besar.
kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama dan gangguan dari Sejak mulai dengan membahas masalah ketahanan nasional
luar adalah gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau-pulau sampai sekarang, telah dihasilkan tiga konsepsi.Pengertian atau devenisi
kecil yang masih berada di didalam wilayah NKRI namun dekat dengan pertama Lemhanas, yang disebut dalam konsep 1968 adalah sebagai
wilayah negara lain. Bangsa Indonesia telah berusaha menghadapi semua berikut: Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan kita dalam
ini dengan semangat persatuan dan keutuhan, meskipun demikian menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari
gangguan dan ancaman akan terus ada selama perjalanan bangsa, maka dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
diperlukan kondisi dinamis bangsa yang dapat mengantisipasi keadaan kelangsungan hidup Negara dan bangsa Indonesia.
apapun terjadi dinegara ini. Pengertian kedua dari Lemhanas yang disebut dalam ketahanan
nasional konsepsi tahun 1969 merupakan penyempurnaan dari konspsi
B. Perkembangan Ketahanan Nasional pertama yaitu: Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu
Dewasa ini istilah ketahanan nasional sudah dikenal diseluruh bangsa yang mengandung kemampuan untuk memperkembangkan
Indonesia. Dapat dikatakan bahwa istilah itu telah menjadi milik nasianal. kekuatan nasional dalam menghadapi segala ancaman baik yang datang
Ketahanan Nasional baru dikenal sejak permulaan tahun 60 an. Pada saat dari luar maupun yang datang dari dalam yang langsung maupun tidak
itu istilah itu belum diberi devenisi tertentu. Disamping itu belum pula langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara Indonesia.
disusun konsepsi yang lengkap menyeluruh tentang ketahanan nasional. Ketahanan nasional merupakan kodisi dinamis suatu bangsa,
Istilah ketahanan nasional pada waktu itu dipakai dalam rangka berisi keuletan dan ketangguahan, yang mengandung kemampuan
pembahasan masalah pembinaan ter itorial atau masalah pertahanan mengembangkan kekuatan nasional,didalam menghadapi didalam
keamanan pada umumnya. menghadapi dan mengisi segala tantangan, ancaman ,hambatan, serta
gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, terhadap keutuhanan maupun kepribadian bangsa dan mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar kehidupan dabn kelangsungan cita-citanya. Karena keadaan selalu
perjuangan nasional. berkembang serta bahaya dan tantangan selalu berubah, maka
Apabila kita bandingkan dengan yang terdahulu, maka akan ketahanan nasional itu juga harus dikembangkan dan dibina agar
tampak perbedaan antara lain seperti berikut : memadai dengan perkembangan keadaan. Karena itu ketahanan nasional
a. Perumusan 1972 bersifat universal, dalam arti bahwa rumusan itu bersift dinamis, bukan statis.
tersebut dapat diterapkan dinegara-negara lain, terutama di Ikhtiar untuk mewujudkan ketahanan nasional yang kokoh ini
negara-negara yang sedang berkembang. bukanlah hl baru bagi kita. Tetapiu pembinaan dan peningkatannya
b. Tidak lagi diusahakan adanya suatu devenisi, sebagai gantinya sesuai dengan kebutuhan kemampuan dan fasililitas yang tersedi pula.
dirumuskan apa yang dimaksud kan dengan istilah ketahanan Pembinaan ketahanan nasional kita dilakukan dipelgai bidang: ideology,
nasional. politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam, baik secara serempak
c. Jika dahulu ketahanan nasional di identikkan dengan keuletan maupun menurut prioritas kebutuhan kita.
dan daya tahan, maka ketahanan nasional merupakan suatu
kondisi dinamis yang berisikan keuletan dan ketangguhan, yang C. Asas-Asas dan Sifat Ketahanan Nasional
berarti bahwa kondisi itu dapat berubah. Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai
d. Secara lengkap dicantumkan tantangan, ancaman , hambatan, yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan
serta ganguan. Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
e. Kelangsungan hidup lebih diperinci menjadi integritas, identitas, a) Asas kesejahtraan dan keamanan
dan kelangsungan hidup. Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib
Dalam pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia Jendral dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam
Suharto di depan siding DPR tanggal 16 Agustus 1975, dikatakan bahwa kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan
ketahanan nsional adalah tingkat keadaan dan keuletan dan ketangguhan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya
bahwa Indonesia dalam menghimpun dan mengarahkan kesungguhan ketahanan nasional.
kemampuan nasional yang ada sehingga merupakan kekuatan nasional
yang mampu dan sanggup menghadapi setiap ancaman d an tantangan
b) Asas komprehensif/menyeluruh terpadu diorientasikan kemasa depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih
Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. baik.
Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan
perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang. - Wibawa
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan
c) Asas kekeluargaan berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, kemampuan bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa Indonesia
tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh bangsa lain sesuai
berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan dengan kualitas yang melekat padanya. Atas dasar pemikiran diatas,
ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional,
secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai
bersifat merusak/destruktif. penyelenggara kehidupan nasional.
Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada mingkin akan - Konsultasi dan kerjasama
dijabarkan seperti dibawah ini : Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan
- Mandiri mengandalkan pada moral dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri belah pihak perlu diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada
dan tidak mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk keterbukaan dalam melihat kondisi masing-masing didalam rangka
menjalin suatu kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat hubungan ini diharapkan tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi
kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain. serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik
semata.
- Dinamis
Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa D. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
dan negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a) Kedudukan :
Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini E. Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional
kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi
terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan
membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasila sebagai landasan hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar,
ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan
pembangunan nasional. negar serta perjuangan mencapai tujuan nasional dapat dijelaskan
seperti dibawah ini :
b) Fungsi : - Ketangguhan adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau dapat menanggulangi
nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, beban yang dipikulnya.
pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah
bangsa yang bersifat inter-regional (wilayah), inter-sektoral maupun - Keuletan adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras
multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara dalam menggunakan kemampuan tersebut diatas untuk mencapai
berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila tujuan.
penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga
dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. - Identitas yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara
Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu
nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk,
pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran
pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan internasionalnya.
rancangan program.
- Integritas yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional LEMBAGA NEGARA
suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat (Dinamika Lembaga-lembaga Negara Mandiri di Indonesia Pasca
potensional maupun fungsional. Perubahan Undang-Undang Dasar 1945)
A. Pendahuluan
- Ancaman yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat Salah satu fenomena yang sangat penting pasca perubahan
mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan Undang-Undang Dasar 1945 adalah bertebarannya lembaga-lembaga
secara konseptual, kriminal dan politis. negara mandiri (state auxiliary agencies) dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia. Lembaga-lembaga tersebut dibentuk dengan dasar hukum
- Hambatan dan gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang berbeda-beda, baik dengan konstitusi, undang-undang, bahkan ada
dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau yang dibentuk dengan keputusan presiden saja.
menghalangi secara tidak konsepsional. Dasar hukum yang berbeda-beda itu menunjukkan bahwa
lembaga-lembaga negara mandiri itu dibentuk berdasarkan isu-isu
parsial, insidental, dan sebagai jawaban khusus terhadap persoalan yang
sedang dihadapi. Hal ini mengakibatkan komisi-komisi itu berjalan
DAFTAR PUSTAKA secara sendiri-sendiri dan tidak saling melengkapi satu sama lain,
Azyumardi Azra dan Komaruddin Hidayat, Pendidikan Kewargaan (Civic sehingga dalam implikasi yang lebih jauh dapat mengakibatkan
Education), Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
efektivitas keberadaan komisi-komisi itu dalam struktur ketatanegaraan
Madani, Kencana Prenada Media Group, 2008
masih belum tampak berjalan sesuai dengan tujuan mulia pembentukan
Lemhanas, Bunga Rampai: Ketahanan Nasional, Konsep & Teori, PT.
lembaga yang ekstralegislatif, ekstraeksekutif, dan ekstrayudikatif itu.
Pustaka Utama, Jakarta, 1998
o Prinsip persamaan;
o Prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi C. Warga Negara
Salah satu persyaratan diterimanya status sebuah negara adalah
manusia;
adanya unsur warganegara yang diatur menurut ketentuan hukum
o Prinsip peradilan yang bebas;
tertentu, sehingga warga negara yang bersangkutan dapat dibedakan
o Prinsip perdamaian;
dari warga dari negara lain. Pengaturan mengenai kewarganegaraan ini
o Prinsip kesejahteraan;
biasanya ditentukan berdasarkan salah satu dari dua prinsip, yaitu
o Prinsip ketaatan rakyat.
prinsip ‘ius soli’ atau prinsip ‘ius sanguinis’.
Dalam sistem konstitusi Negara kita, cita Negara Hukum itu
Warga Negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan gagasan
berdasarkan peraturan perundang-undangan (Pasal 1 angka 1 UU No. 12
kenegaraan Indonesia sejak kemerdekaan. Meskipun dalam pasal-
Tahun 2006 ttg Kewarganegaraan Republik Indonesia). Sementara itu,
pasal UUD 1945 sebelum perubahan, ide Negara hukum itu tidak
kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan
dirumuskan secara eksplisit, tetapi dalam Penjelasan ditegaskan
warga negara.
bahwa Indonesia menganut ide ‘rechtsstaat’, bukan ‘machtsstaat’.
Yang dimaksud dengan ‘ius soli’ adalah prinsip yang mendasarkan
Dalam Konstitusi RIS Tahun 1949, ide negara hukum itu bahkan tegas
diri pada pengertian hukum mengenai tanah kelahiran, sedangkan ‘ius
dicantumkan. Demikian pula dalam UUDS Tahun 1950, kembali
sanguinis’ mendasarkan diri pada prinsip hubungan darah. Berdasarkan
rumusan bahwa Indonesia adalah negara hukum dicantumkan
prinsip ‘ius soli’, seseorang yang dilahirkan di dalam wilayah hukum
dengan tegas.
suatu negara, secara hukum dianggap memiliki status kewarganegaraan
Oleh karena itu, dalam Perubahan Ketiga tahun 2001
dari negara tempat kelahirannya itu.
terhadap UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ketentuan
Negara Amerika Serikat dan kebanyakan negara di Eropah
mengenai ini kembali dicantumkan tegas dalam Pasal 1 ayat (3) yang
termasuk menganut prinsip kewarganegaraan berdasarkan kelahiran ini,
berbunyi: “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Kiranya, cita
sehingga siapa saja yang dilahirkan di negara-negara tersebut, secara
otomatis diakui sebagai warga negara. Oleh karena itu, sering terjadi kewarganegaraan orangtuanya itu. Akan tetapi, sekali lagi, dalam
warganegara Indonesia yang sedang bermukim di negara-negara di luar dinamika pergaulan antar bangsa yang makin terbuka dewasa ini, kita
negeri, misalnya karena sedang mengikuti pendidikan dan sebagainya, tidak dapat lagi membatasi pergaulan antar penduduk yang berbeda
melahirkan anak, maka status anaknya diakui oleh Pemerintah Amerika status kewarganegaraannya.
Serikat sebagai warga negara Amerika Serikat. Padahal kedua Cara kedua untuk memperoleh status kewarganegaraan itu
orangtuanya berkewarganegaraan Indonesia. ditentukan melalui proses pewarganegaraan (naturalisasi). Melalui
Dalam zaman keterbukaan seperti sekarang ini, kita menyaksikan proses pewarganegaraan itu, seseorang dapat mengajukan permohonan
banyak sekali penduduk suatu negara yang berpergian keluar negeri, kepada instansi yang berwenang, dan kemudian pejabat yang
baik karena direncanakan dengan sengaja ataupun tidak, dapat saja bersangkutan dapat mengabulkan permohonan tersebut dan selanjutnya
melahirkan anak-anak di luar negeri. Bahkan dapat pula terjadi, karena menetapkan status yang bersangkutan menjadi warganegara yang sah.
alasan pelayanan medis yang lebih baik, orang sengaja melahirkan anak Selain kedua cara tersebut, dalam berbagai literature mengenai
di rumah sakit di luar negeri yang dapat lebih menjamin kesehatan dalam kewarganegaraan, juga dikenal adanya cara ketiga, yaitu melalui
proses persalinan. registrasi. Cara ketiga ini dapat disebut tersendiri, karena dalam
Dalam hal, negara tempat asal sesorang dengan negara tempat ia pengalaman seperti yang terjadi di Perancis yang pernah menjadi bangsa
melahirkan atau dilahirkan menganut sistem kewarganegaraan yang penjajah di berbagai penjuru dunia, banyak warganya yang bermukim di
sama, tentu tidak akan menimbulkan persoalan. Akan tetapi, apabila daerah-daerah koloni dan melahirkan anak dengan status
kedua negara yang bersangkutan memiliki sistem yang berbeda, maka kewarganegaraan yang cukup ditentukan dengan cara registrasi saja.
dapat terjadi keadaan yang menyebabkan seseorang menyandang status
dwi-kewarganegaraan (double citizenship) atau sebaliknya malah Dari segi tempat kelahiran, anak-anak mereka itu jelas lahir di
menjadi tidak berkewarganegaraan sama sekali (stateless). luar wilayah hukum negara mereka secara resmi. Akan tetapi, karena
Berbeda dengan prinsip kelahiran itu, di beberapa negara, dianut Perancis, misalnya, menganut prinsip ‘ius soli’, maka menurut ketentuan
prinsip ‘ius sanguinis’ yang mendasarkan diri pada faktor pertalian yang normal, status kewarganegaraan anak-anak warga Perancis di
seseorang dengan status orangtua yang berhubungan darah dengannya. daerah jajahan ataupun daerah pendudukan tersebut tidak sepenuhnya
Apabila orangtuanya berkewarganegaraan suatu negara, maka otomatis dapat langsung begitu saja diperlakukan sebagai warga negara Perancis.
kewarganegaraan anak-anaknya dianggap sama dengan Akan tetapi, untuk menentukan status kewarganegaraan mereka itu
melalui proses naturalisasi atau pewarganegaraan juga tidak dapat melahirkan keturunan, tetapi tetap mempertahankan status
diterima. Karena itu, status kewarganegaraan mereka ditentukan melalui kewarganegaraan Republik Indonesia.
proses registrasi biasa. Misalnya, keluarga Indonesia yang berada di Keturunan mereka ini dapat memperoleh status
Amerika Serikat yang menganut prinsi ‘ius soli’, melahirkan anak, maka kewarganegaraan Indonesia dengan cara registrasi biasa yang prosesnya
menurut hukum Amerika Serikat anak tersebut memperoleh status tentu jauh lebih sederhana daripada proses naturalisasi. Dapat pula
sebagai warga negara AS. Akan tetapi, jika orangtuanya menghendaki terjadi, apabila yang bersangkutan, karena sesuatu sebab, kehilangan
anaknya tetap berkewarganegaraan Indonesia, maka prosesnya cukup kewarganegaraan Indonesia, baik karena kelalaian ataupun sebab-sebab
melalui registrasi saja. lain, lalu kemudian berkeinginan untuk kembali mendapatkan
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses kewarganegaraan Indonesia, maka prosesnya seyogyanya tidak
kewarganegaraan itu dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu: (i) disamakan dengan seorang warganegara asing yang ingin memperoleh
kewarganegaraan karena kelahiran atau ‘citizenship by birth’, (ii) status kewarganegaraan Indonesia.
kewarganegaraan melalui pewarganegaraan atau ‘citizenship by Lagi pula sebab-sebab hilangnya status kewarganegaraan itu bisa
naturalization’, dan (iii) kewarganegaraan melalui registrasi biasa saja terjadi karena kelalaian, karena alasan politik, karena alasan teknis
atau ‘citizenship by registration’. Ketiga cara ini seyogyanya dapat yang tidak prinsipil, ataupun karena alasan bahwa yang bersangkutan
sama-sama dipertimbangkan dalam rangka pengaturan mengenai memang secara sadar ingin melepaskan status kewarganegaraannya
kewarganegaraan ini dalam sistem hukum Indonesia, sehingga kita tidak sebagai warganegara Indonesia. Sebab atau alasan hilangnya
membatasi pengertian mengenai cara memperoleh status kewarganegaraan itu hendaknya dijadikan pertimbangan yang penting,
kewarganegaraan itu hanya dengan cara pertama dan kedua saja apabila yang bersangkutan ingin kembali mendapatkan status
sebagaimana lazim dipahami selama ini. kewarganegaraan Indonesia. Proses yang harus dilakukan untuk masing-
Kasus-kasus kewarganegaraan di Indonesia juga banyak yang masing alasan tersebut sudah semestinya berbeda-beda satu sama lain.
tidak sepenuhnya dapat diselesaikan melalui cara pertama dan kedua Yang pokok adalah bahwa setiap orang haruslah terjamin haknya
saja. Sebagai contoh, banyak warganegara Indonesia yang karena untuk mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga terhindar dari
sesuatu, bermukim di Belanda, di Republik Rakyat Cina, ataupun di kemungkinan menjadi ‘stateless’ atau tidak berkewarganegaraan. Tetapi
Australia dan negara-negara lainnya dalam waktu yang lama sampai pada saat yang bersamaan, setiap negara tidak boleh membiarkan
seseorang memilki dua status kewarganegaraan sekaligus. Itulah
sebabnya diperlukan perjanjian kewarganegaraan antara negara-negara Terhadap anak-anak mereka ini sepanjang yang bersangkutan tidak
modern untuk menghindari status dwi-kewarganegaraan tersebut. Oleh berusaha untuk mendapatkan status kewarganegaraan dari negara asal
karena itu, di samping pengaturan kewarganegaraan berdasarkan orangtuanya, dapat saja diterima sebagai warganegara Indonesia karena
kelahiran dan melalui proses pewarganegaraan (naturalisasi) tersebut, kelahiran. Kalaupun hal ini dianggap tidak sesuai dengan prinsip dasar
juga diperlukan mekanisme lain yang lebih sederhana, yaitu melalui yang dianut, sekurang-kurangnya terhadap mereka itu dapat dikenakan
registrasi biasa. ketentuan mengenai kewarganegaraan melalui proses registrasi biasa,
Di samping itu, dalam proses perjanjian antar negara, perlu bukan melalui proses naturalisasi yang mempersamakan kedudukan
diharmonisasikan adanya prinsip-prinsip yang secara diametral mereka sebagai orang asing sama sekali.
bertentangan, yaitu prinsip ‘ius soli’ dan prinsip ‘ius sanguinis’ Dalam rangka pembaruan Undang-Undang Kewarganegaraan,
sebagaimana diuraikan di atas. Kita memang tidak dapat memaksakan berbagai ketentuan yang bersifat diskriminatif sudah selayaknya
pemberlakuan satu prinsip kepada suatu negara yang menganut prinsip disempurnakan. Warga keturunan yang lahir dan dibesarkan di
yang berbeda. Akan tetapi, terdapat kecenderungan internasional untuk Indonesia sudah tidak selayaknya lagi diperlakukan sebagai orang asing.
mengatur agar terjadi harmonisasi dalam pengaturan perbedaan itu, Dalam kaitan ini, kita tidak perlu lagi menggunakan istilah penduduk asli
sehingga di satu pihak dapat dihindari terjadinya dwi-kewarganegaraan, ataupun bangsa Indonesia asli seperti yang masih tercantum dalam
tetapi di pihak lain tidak akan ada orang yang berstatus ‘stateless’ tanpa penjelasan UUD 1945 tentang kewarganegaraan.
kehendak sadarnya sendiri. Karena itu, sebagai jalan tengah terhadap
kemungkinan perbedaan tersebut, banyak negara yang berusaha Dalam hukum Indonesia di masa datang, termasuk dalam rangka
menerapkan sistem campuran dengan tetap berpatokan utama pada amandemen UUD 1945 dan pembaruan UU tentang Kewarganegaraan,
prinsip dasar yang dianut dalam sistem hukum masing-masing. atribut keaslian itu, kalaupun masih akan dipergunakan, cukup dikaitkan
Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya menganut prinsip dengan kewarganegaraan, sehingga kita dapat membedakan antara
‘ius sanguinis’, mengatur kemungkinan warganya untuk mendapatkan warganegara asli dalam arti sebagai orang yang dilahirkan sebagai
status kewarganegaraan melalui prinsip kelahiran. Sebagai contoh warganegara (natural born citizen), dan orang yang dilahirkan bukan
banyak warga keturunan Cina yang masih berkewarganegaraan Cina sebagai warganegara Indonesia.
ataupun yang memiliki dwi-kewarganegaraan antara Indonesia dan Cina, Orang yang dilahirkan dalam status sebagai warganegara
tetapi bermukim di Indonesia dan memiliki keturunan di Indonesia. Republik Indonesia itu di kemudian hari dapat saja berpindah menjadi
warganegara asing. Tetapi, jika yang bersangkutan tetap sebagai
warganegara Indonesia, maka yang bersangkutan dapat disebut sebagai
‘Warga Negara Asli’. Sebaliknya, orang yang dilahirkan sebagai
warganegara asing juga dapat berubah di kemudian hari menjadi
warganegara Indonesia, tetapi yang kedua ini tidak dapat disebut sebagai
‘Warga Negara Asli’.
Dengan sendirinya, apabila hal ini dikaitkan dengan ketentuan
Pasal 6 ayat (1) tentang calon Presiden yang disyaratkan orang Indonesia
asli haruslah dipahami dalam konteks pengertian ‘Warga Negara
Indonesia’ asli tersebut, sehingga elemen diskriminatif dalam hukum
dasar itu dapat hilang dengan sendirinya. Artinya, orang yang pernah
menyandang status sebagai warganegara asing sudah sepantasnya
dianggap tidak memenuhi syarat untuk dicalonkan sebagai Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia.
Dengan demikian, dalam rangka amandemen UUD 1945 dan DAFTAR PUSTAKA
pembaruan UU tentang Kewarganegaraan konsep hukum mengenai Abu Daud Busro dan Abu Bakar Busro, Azas-azas Hukum Tata Negara,
Ghalia Indonesia, Jakarta 1985
kewarganegaraan asli dan konsep tentang tata cara memperoleh status
kewarganegaraan yang meliputi juga mekanisme registrasi seperti Azyumardi Azra dan Komaruddin Hidayat, Pendidikan Kewargaan (Civic
Education), Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
tersebut di atas, dapat dijadikan bahan pertimbangan yang pokok.
Madani, Kencana Prenada Media Group, 2008
Dengan begitu asumsi-asumsi dasar yang bersifat diskriminatif
berdasarkan rasa dan etnisitas sama sekali dihilangkan dalam
Laica Marzuki, Berjalan-jalan Diranah hukum, Pikiran Lepas Laica
penyusunan rumusan hukum di masa-masa yang akan datang sesuai Marzuki, Jilid Kesatu, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006
dengan semangat untuk memajukan hak asasi manusia di era reformasi
dewasa ini.
Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik 4 SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat
Indonesia
pada tahun 508 SM. Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh
Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang
http://jajusuf.blogspot.com/2011/03/warga-negara.html
menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat).
http://pmiikomfaksyahum.wordpress.com/2007/10/27/warganegara-dan-
Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburgnya mendefinisikan demokrasi
kewarganegaraan/
sebagai "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat". Hal ini
berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan
rakyat mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur
kebijakan pemerintahan. Melalui demokrasi, keputusan yang diambil
berdasarkan suara terbanyak.
Demokrasi terbentuk menjadi suatu sistem pemerintahan sebagai
respon kepada masyarakat umum di Athena yang ingin menyuarakan
pendapat mereka. Dengan adanya sistem demokrasi, kekuasaan absolut satu
pihak melalui tirani, kediktatoran dan pemerintahan otoriter lainnya dapat
dihindari. Demokrasi memberikan kebebasan berpendapat bagi rakyat, namun
pada masa awal terbentuknya belum semua orang dapat mengemukakan
pendapat mereka melainkan hanya laki-laki saja. Sementara itu, wanita, budak,
DEMOKRASI
orang asing dan penduduk yang orang tuanya bukan orang Athena tidak
(Kajian Pembangunan Wawasan Mahasiswa Dalam Berdemokrasi)
memiliki hak untuk itu.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi
warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal
Pada intinya, yang banyaklah yang menang dan yang banyak dianggap sebagai
dari bahasa Yunani δημοκρατία – (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang
suatu kebenaran. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang
dibentuk dari kata δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (Kratos) "kekuasaan",
membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif)
merujuk pada sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-
untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas 1. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).
(independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan
ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh
berdasarkan prinsip checks and balances. masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD
pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan 1945 yang berbunyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut
kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu
menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah
rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :
kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh • Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945,
masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.
masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui • Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang
proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan. Pembentukan Partai Politik.
• Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang
perubahan sistem pemerintahn presidensil menjadi
A. Sejarah Demokrasi Indonesia parlementer.
Perkembangan Demokrasi di Indonesia mengalami pasang surut
sejak berdirinya negara Republik Indonesia.Masalah selama pasang surut 2. Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Lama
ini berkisar penyusunan suatu system politik dimana kepemimpinan Pada masa ini, pelaksanaan demokrasi terbagi lagi dalam beberapa
cukup kuat untuk melaksanakan pembangunan ekonomi serta nation periode:
building,dengan partisipasi rakyat dengan menghindarkan diktator baik a) Masa demokrasi Liberal 1950 – 1959
itu diktator individu,partai,maupun militer. Perkembangan Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai
sejarah,demokrasi Indonesia dapat dibedakan dalam beberapa masa: lambang atau berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan
sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen,
akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai- a. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak
partai politik. yang dipenjarakan
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal b. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan
disebabkan : oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR
• Dominannya partai politik c. Jaminan HAM lemah
• Landasan sosial ekonomi yang masih lemah d. Terjadi sentralisasi kekuasaan
• Tidak mampunya konstituante bersidang untuk e. Terbatasnya peranan pers
mengganti UUDS 1950 f. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Timur)
Presiden 5 Juli 1959 : g. Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September
• Bubarkan konstituante 1965 oleh PKI.
• Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
• Pembentukan MPRS dan DPAS 3. Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Baru 1966 – 1998
Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat
b) Masa demokrasi Terpimpin 1959 – 1966 Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987,
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan 1992, dan 1997.
nasakom dengan ciri: Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini
a. Dominasi Presiden dianggap gagal sebab:
b. Terbatasnya peran partai politik a. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
c. Berkembangnya pengaruh PKI b. Rekrutmen politik yang tertutup
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain: c. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
d. Pengakuan HAM yang terbatas Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan
e. Tumbuhnya KKN yang merajalela terbentuknya DPR – MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih
presiden dan wakil presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga
Sebab jatuhnya Orde Baru: tinggi yang lain. Masa reformasi berusaha membangun kembali
a. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi ) kehidupan yang demokratis antara lain:
b. Terjadinya krisis politik a. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-
c. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba pokok reformasi
d. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut b. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Presiden Soeharto untuk turun jadi Presiden Referandum
e. Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d c. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara
sekarang. yang bebas dari KKN
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan d. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan
dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Presiden dan Wakil Presiden RI
Mei 1998. e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
f. Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum
4. Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Reformasi sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada
dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan B. Prinsip-Prinsip Demokrasi
UUD 1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah
peraturan-peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang
menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-
pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas prinsip demokrasi adalah:
antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. a) Kedaulatan rakyat;
b) Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
c) Kekuasaan mayoritas; f) Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan
d) Hak-hak minoritas; informasi dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
e) Jaminan hak asasi manusia; g) Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk
f) Pemilihan yang bebas dan jujur; di lembaga perwakilan rakyat.
g) Persamaan di depan hukum; h) Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk
h) Proses hukum yang wajar; menentukan (memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta
i) Pembatasan pemerintah secara konstitusional; anggota lembaga perwakilan rakyat.
j) Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik; i) Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku,
k) Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat. agama, golongan, dan sebagainya).
1. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat 4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang
memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif
dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
di Barat, walaupun akhir-akhir ini sedang digali juga pemikiran yang mengacu
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang kepada “masyarakat Madinah”. Konsep civil society yang telah mapan,
proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu sekalipun selalu mengalami pemikiran ulang (rethinking) itu, bukan
terhadap lingkungannya. merupakan konsep yang universal, melainkan historis-kontekstual. Secara
historis, civil society dibentuk oleh tiga kejadian besar di Eropa Barat. Pertama,
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari Reformasi Teologis yang menghasilkan sekularisme. Kedua, Revolusi lndustri
rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga yang menghasilkan model teknokratisme, baik yang bercorak kapitalisme
masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang pasar, sosialisme maupun negara kesejahteraan (welfare state). Ketiga
bertanggungjawab. Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika yang menghasilkan model negara dan
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya masyarakat yang mengacu kepada trilogi liberte, egalite, fraternite dalam
keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang berbagai coraknya.
memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.
Salah satu ide penting yang melekat dalam konsep civil society adalah
Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani keinginan memperbaiki kualitas hubungan antara masyarakat dengan institusi
di Indonesia diantaranya: sosial yang berada pada: sektor publik (pemerintah dan partai politik), sektor
1. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata. swasta (pelaku bisnis) dan sektor sukarela (lembaga swadaya masyarakat,
2. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat. organisasi keagamaan dan kelompok profesional).
3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter.
4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang Secara politis, melalui konsep civil society dapat diciptakan bentuk hubungan
terbatas. yang kurang lebih semetris, sehingga kondusif bagi terciptanya demokrasi.
5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar. Dasar asumsinya adalah apabila negara terlalu kuat, negara adi kuasa, tetapi
masyarakat lemah, maka proses demokratisasi akan stagnant atau berjalan di
C. Konsep Masyarakat Madani tempat. Secara ekonomis, melalui konsep civil society dapat dibangun kegiatan
Konsep masyarakat madani yang menjadi perbincangan dewasa ini pada dan hubungan ekonomi yang menciptakan kemandirian. Pesan ideologis yang
dasarnya memang mengacu pada konsep civil society yang sudah berkembang melekat di dalamnya adalah tidak ada monopoli negara, tidak ada manipulasi,
juga tidak ada dominasi pemilikan bagi kelompok yang kuat terhadap birokrasi tidak dapat secara optimal melayani publik, karena selalu
kelompok yang lemah. Kemudian secara sosial, melalui civil society dapat memperoleh pelbagai macam tekanan. Keadaannya menjadi semakin runyam
dibangun keseimbangan kedudukan dan peran orang sebagai individu dan ketika rejim yang berkuasa tersebut mencanangkan strategi ‘politisasi
sebagai anggota masyarakat, atau keseimbangan antara individual birokrasi’ yang menempatkan para birokrat menjadi aparat yang harus loyal
participation dan socialobligations. Dalam konteks ini, konsep civil society pada rejim. Kondisi ini selanjutnya membuat birokrat tidak mampu
kurang lebih sama dengan pengertian gemeinschaft (paguyuban) atau mezzo- mengendalikan kemauan dan mengontrol 2 Sztompka, Piotr, ‘Mistrusting
structures. Civility: Predicament of a Post-Communist Society’, dalam Jeffrey C. Alexander
(ed.), Real Civil Societies, Dilemmas of Institutionalization, 1998, p. 1913
Yaitu bentuk pengelompokan sosial yang lebih kompleks daripada bentuk Budiman, Arief, State and Civil Society, The Publications Officer, Centre of
keluarga tetapi juga tidak terlalu kaku, tidak terlalu formal, seperti lazim Southeast Asian Studies, Monash University, Clayton, Victoria, 1990, pp. 5-93
dikembangkan oleh negara. Pesan ideologis yang terendap di dalamnya adalah kegiatan rejim berkuasa, sebaliknya mereka justru menjadi kepanjangan
memerdekakan orang atau menumbangkan pelbagai bentuk penjajahan tangan rejim tersebut. Para birokrat tidak netral, dan dalam segala
terhadap kehidupan manusia, sehingga dapat dibangun solidaritas sosial, atau tindakannya lebih mengutamakan kemuan rejim daripada kepentingan
perasaan menjadi satu kesatuan dalam rasa sepenanggungan. masyarakat. Kekuasaan rejim yang sangat kuat juga dapat membuat institusi
politik menjadi mandul.
Kelahiran ide civil society kelihatan sebagai bagian dari sebuah kesadaran
bahwa menghadirkan kesejahteraan dan keadilan sosial melalui negara Atau adi kuasa, civil society berusaha menciptakan interaksi antara negara dan
ternyata tidak sederhana. Benar memang ada sejumlah negara yang sangat masyarakat dilekati interdependensi, saling mengisi dan saling
memperhatikan kepentingan masyarakat, tetapi pelbagai bukti menguntungkan satu sama lain. Nilai penting yang melekat dalam civil society
memperlihatkanbahwa sejumlah negara justru menempatkan masyarakat adalah partisipasi politik dalam arti peran masyarakat sangat diperhitungkan
pada posisi inferior dan menjadi sapi perahan. Kehidupan masyarakat menjadi dalam proses pengambilan keputusan publik atau masyarakat dapat mewarnai
semakin sengsara ketika institusi birokrasi dan institusi politik yang keputusan publik. Di samping itu juga ada akuntabilitas negara (state
seharusnya berperan menghadirkan kesejahteraan dan keadilan sosial accountability) dalam arti negara harus bisa memperlihatkan kepada
tersebut didominasi dan ditentukan oleh kemauan rejim yang berkuasa (the masyarakat bahwa kebijakan publik yang diambil sesuai dengan ketentuan
ruling class). Ketika kedudukan rejim yang berkuasa terlalu dominan, institusi yang berlaku, efisien (mengeluarkan resources secara porposional dengan
hasil optimal) dan efektif (tidak merusak atau bertentangan dengan nilai dan masyarakat lemah, maka proses demokratisasi akan stagnant atau berjalan di
norma yang berkembang dalam masyarakat). Selanjutnya, ide civil society tempat. Secara ekonomis, melalui konsep civil society dapat dibangun kegiatan
menghendaki institusi-institusi yang berada pada sektor publik, sektor swasta dan hubungan ekonomi yang menciptakan kemandirian. Pesan ideologis yang
maupun sektor sukarela adalah berbentuk forum-forum yang representatif melekat di dalamnya adalah tidak ada monopoli negara, tidak ada manipulasi,
atau berupa asosiasi-asosiasi yang jelas arahnya dan dapat dikontrol. Forum juga tidak ada dominasi pemilikan bagi kelompok yang kuat terhadap
atau asosiasi semacam itu bersifat terbuka, inklusif dan harus ditempatkan kelompok yang lemah. Kemudian secara sosial, melalui civil society dapat
sebagai mimbar masyarakat mengekspresikan keinginannya. Melalui forum dibangun keseimbangan kedudukan dan peran orang sebagai individu dan
atau asosiasi semacam itu civil society menjamin adanya kebebasan mimbar, sebagai anggota masyarakat, atau keseimbangan antara individual
kebebasan melakukan disiminasi atau penyebar luasan opini publik. Itulah participation dan socialobligations. Dalam konteks ini, konsep civil society
sebabnya seringkali dinyatakan bahwa civil society adalah awal kondisi yang kurang lebih sama dengan pengertian gemeinschaft (paguyuban) atau mezzo-
sangat vital bagi eksistensi demokrasi. Kendatipun karakteristik civil society structures.
bertentangan dengan karakteristik political society (yang menempatkan
negara pada posisi sentral), namun tidak berarti bahwa civil society harus Yaitu bentuk pengelompokan sosial yang lebih kompleks daripada bentuk
selalu melawan negara atau harus menghilangkan rambu-rambu politik yang keluarga tetapi juga tidak terlalu kaku, tidak terlalu formal, seperti lazim
telah dibangun oleh negara, jadi status dan peran negara tetap diperlukan. dikembangkan oleh negara. Pesan ideologis yang terendap di dalamnya adalah
memerdekakan orang atau menumbangkan pelbagai bentuk penjajahan
Salah satu ide penting yang melekat dalam konsep civil society adalah terhadap kehidupan manusia, sehingga dapat dibangun solidaritas sosial, atau
keinginan memperbaiki kualitas hubungan antara masyarakat dengan institusi perasaan menjadi satu kesatuan dalam rasa sepenanggungan.
sosial yang berada pada: sektor publik (pemerintah dan partai politik), sektor
swasta (pelaku bisnis) dan sektor sukarela (lembaga swadaya masyarakat, Kelahiran ide civil society kelihatan sebagai bagian dari sebuah kesadaran
organisasi keagamaan dan kelompok profesional). bahwa menghadirkan kesejahteraan dan keadilan sosial melalui negara
ternyata tidak sederhana. Benar memang ada sejumlah negara yang sangat
Secara politis, melalui konsep civil society dapat diciptakan bentuk hubungan memperhatikan kepentingan masyarakat, tetapi pelbagai bukti
yang kurang lebih semetris, sehingga kondusif bagi terciptanya demokrasi. memperlihatkanbahwa sejumlah negara justru menempatkan masyarakat
Dasar asumsinya adalah apabila negara terlalu kuat, negara adi kuasa, tetapi pada posisi inferior dan menjadi sapi perahan. Kehidupan masyarakat menjadi
semakin sengsara ketika institusi birokrasi dan institusi politik yang Bangunan sosial masyarakat muslim itu ciri dasarnya: ta’awun (tolong-
seharusnya berperan menghadirkan kesejahteraan dan keadilan sosial menolong), takaful (saling menanggung), dan tadhomun (memiliki solidaritas).
tersebut didominasi dan ditentukan oleh kemauan rejim yang berkuasa (the
ruling class). Ketika kedudukan rejim yang berkuasa terlalu dominan, institusi Masyarakat ideal – kerap disebut masyarakat madani yang kadang disamakan
birokrasi tidak dapat secara optimal melayani publik, karena selalu dengan masyarakat sipil (civil society), adalah masyarakat dengan tatanan
memperoleh pelbagai macam tekanan. Keadaannya menjadi semakin runyam sosial yang baik, berazas pada prinsip moral yang menjamin keseimbangan
ketika rejim yang berkuasa tersebut mencanangkan strategi ‘politisasi antara hak dan kewajiban individu dengan hak dan kewajiban sosial.
birokrasi’ yang menempatkan para birokrat menjadi aparat yang harus loyal Pelaksanaannya antara lain dengan terbentuknya pemerintahan yang tunduk
pada rejim. Kondisi ini selanjutnya membuat birokrat tidak mampu pada aturan dan undang-undang dengan sistem yang transparan.Dalam
mengendalikan kemauan dan mengontrol 2 Sztompka, Piotr, ‘Mistrusting konteks ini, kita memilih mengartikan masyarakat madani sebagai terjemahan
Civility: Predicament of a Post-Communist Society’, dalam Jeffrey C. Alexander dari kosa kata bahasa Arab mujtama’ madani. Kata ini secara etimologis
(ed.), Real Civil Societies, Dilemmas of Institutionalization, 1998, p. 1913 mempunyai dua arti, pertama, masyarakat kota, karena kata ‘madani’ berasal
Budiman, Arief, State and Civil Society, The Publications Officer, Centre of dari kata madinah yang berarti ‘kota’, yang menunjukkan banyaknya aktivitas,
Southeast Asian Studies, Monash University, Clayton, Victoria, 1990, pp. 5-93 dinamis, dan penuh dengan kreativitas; kedua, masyarakat peradaban, karena
kegiatan rejim berkuasa, sebaliknya mereka justru menjadi kepanjangan kata ‘madani’ juga merupakan turunan dari kata tamaddun yang berarti
tangan rejim tersebut. Para birokrat tidak netral, dan dalam segala ‘peradaban’. Masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung tinggi
tindakannya lebih mengutamakan kemuan rejim daripada kepentingan nilai-nilai peradaban.
masyarakat. Kekuasaan rejim yang sangat kuat juga dapat membuat institusi
politik menjadi mandul. Adalah Nabi Muhammad Rasulullah sendiri yang memberi teladan kepada
umat manusia ke arah pembentukan masyarakat peradaban. Setelah belasan
D. Masyarakat Madani Dalam Islam tahun berjuang di kota Mekkah tanpa hasil yang terlalu menggembirakan,
Membangun masyarakat dalam kacamata Islam adalah tugas jama’ah, Allah memberikan petunjuk untuk hijrak ke Yastrib, kota wahah atau oase
kewajiban bagi setiap muslim. Islam memiliki landasan kuat untuk melahirkan yang subur sekitar 400 km sebelah utara Mekkah. Sesampai di Yastrib, setelah
masyarakat yang beradab, komitmen pada kontrak sosial (baiat pada perjalanan berhari-hari yang amat melelahkan dan penuh kerahasiaan, Nabi
kepemimpinan Islam) dan norma yang telah disepakati bersama (syariah). disambut oleh penduduk kota itu, dan para gadisnya menyanyikan lagu Thala’a
al-badru ‘alaina (Bulan Purnama telah menyingsing di atas kita), untaian syair dominasi kepemimpinan sehingga terbiasa membuat keputusan sendiri dan
dan lagu yang kelak menjadi amat terkenal di seluruh dunia. Kemudian setelah mampu melihat serta memanfaatkan alternatif-alternatif, (4) menjunjung
mapan dalam kota hijrah itu, Nabi mengubah nama Yastrib menjadi al-Madinat tinggi moral dalam berdemokrasi (5) pemufakatan yang jujur dan sehat adalah
al-nabiy (kota nabi). hasil akhir musyawarah yang juga jujur dan sehat, (6) terpenuhinya kebutuhan
pokok; sandang, pangan, dan papan, dan (7) menjalin kerjasama dan sikap
Secara konvensional, perkataan “madinah” memang diartikan sebagai “kota”. yang baik antar warga masyarakat yang saling mempercayai iktikad baik
Tetapi secara ilmu kebahasaan, perkataan itu mengandung makna masing-masing.
“peradaban”. Dalam bahasa Arab, “peradaban” memang dinyatakan dalam
kata-kata “madaniyah” atau “tamaddun”, selain dalam kata-kata “hadharah”. Pemberdayaan masyarakat madani ini menurut penulis harus di motori oleh
Karena itu tindakan Nabi mengubah nama Yastrib menjadi Madinah, pada dua ormas besar yaitu NU dan Muhammadiyah. Dua organisasi Islam ini usia
hakikatnya adalah sebuah pernyataan niat, atau proklamasi, bahwa beliau lebih tua dari republik. Oleh karena itu, ia harus lebih dewasa dalam segala hal.
bersama para pendukungnya yang terdiri dari kaum Muhajirin dan kaum Wibawa, komitmen dan integritas para pemimpin serta manajemen
Anshar hendak mendirikan dan membangun mansyarakat beradab. kepemimpinannya harus bisa seimbang dengan para pejabat negara, bahkan ia
harus bisa memberi contoh baik bagi mereka. Ayat yang disebutkan di awal itu
E. Masyarakat Madani Di Indonesia mengisyarakat bahwa perubahan akan terjadi jika kita bergerak untuk
Tantangan masa depan demokrasi di negeri kita ialah bagaimana mendorong berubah.
berlangsungnya proses-proses yang diperlukan untuk mewujudkan nilai-nilai
peradaban dan kemanusiaan universal. Kita semua harus bahu membahu agar “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
jiwa dan semangat kemanusiaan universal itu merasuk ke dalam jiwa setiap merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
anak bangsa sehingga nyata dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, Dan bila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
menurut Nurcholish Madjid, terdapat beberapa pokok pikiran penting dalam yang dapat menolaknya. Dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
pandangan hidup demokrasi, yaitu: (1) pentingnya kesadaran kemajemukan Dia,”(QS Ar-Ra’d [13]: 11).
atau pluralisme, (2) makna dan semangat musyawarah menghendaki atau
mengharuskan adanya keinsyafan dan kedewasaan untuk dengan tulus Masyarakat madani memiliki peran signifikan dalam memelopori dan
menerima kemungkinan kompromi atau bahkan “kalah suara”, (3) mengurangi mendorong masyarakat. Pembangunan sumberdaya manusia bisa ia rintis
melalui penyelenggaraan program pendidikan, peningkatan perekonomian di hampir seluruh aspek kehidupan, terutama terbentuknya organisasi-
rakyat bisa ditempuh melalui koperasi dan pemberian modal kepada organisasi kemasyarakatan dan profesi dalam wadah tunggal, seperti MUI,
pengusaha dan menengah. Dua hal ini, dari banyak hal, yang menurut penulis KNPI, PWI, SPSI, HKTI, dan sebagainya. Organisasi-organisasi tersebut tidak
sangat kongkrit dan mendesak untuk digarap oleh elemen-elemen masyarakat memiliki kemandirian dalam pemilihan pemimpin maupun penyusunan
madani, khususnya ormas-ormas, guna memelopori dan mendorong program-programnya, sehingga mereka tidak memiliki kekuatan kontrol
perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. terhadap jalannya roda pemerintahan.
Untuk membangun masyarakat yang maju dan berbudaya, menguasai ilmu F. Analisa Masalah
pengetahuan dan teknologi yang dilandasi dengan iman dan takwa, paling
tidak harus ada tiga syarat: menciptakan inovasi dan kreasi, mencegah Sesuai dengan pengertian dan masyarakat yaitu masyarakat yang beradab,
kerusakan-kerusakan sumber daya, dan pemantapan spiritualitas. Masyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang maju dalam penguasaan ilmu
madani itu hendaknya kreatif terhadap hal-hal baru, antisipatif dan preventif pengetahuan dan teknologi. Maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak
terhadap segala kemungkinan buruk, serta berketuhanan Yang Maha Esa. kekurangan yang terjadi dinegara kita.
Jika syarat-syarat dan komponen-komponen masyakarat madani berdaya Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani
secara maksimal, maka tata kehidupan yang demokratis akan terwujud. Selain di Indonesia diantaranya:
ikut membangun dan memberdayakan masyarakat, masyarakat madani juga 1). Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum
ikut mengontrol kebijakan-kebijakan negara. Dalam pelaksanaannya, mereka merata.
bisa memberikan saran dan kritik terhadap negara. Saran dan kritik itu akan 2). Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.
objektif, jika ia tetap independen. Setiap warga negara berada dalam posisi 3). Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter.
yang sama, memilik kesempatan yang sama, bebas menentukan arah hidupnya, 4). Tingginya lapangan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja
tidak merasa tertekan oleh dominasi negara, adanya kesadaran hukum, yang terbatas.
toleran, dan memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Masyarakat madani sukar tumbuh dan berkembang pada rezim Orde Baru Oleh karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman
karena adanya sentralisasi kekuasaan melalui korporatisme dan birokratisasi pemberdayaan civil society perlu ditekankan, antara lain melalui peranannya:
1). Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil society.
pendapatan dan pendidikan. Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan
2). Sebagai advokasi bagi masyarakat yang teraniaya, tidak berdaya masyarakat. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai negara (state).
membela hak-hak dan kepentingan mereka. Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ.
Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu
bangunan masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan
A. KESIMPULAN monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003: 278).
Masyarakat madani sebagai terjemahan dari civil society diperkenalkan
pertama kali oleh Anwar Ibrahim (ketika itu Menteri Keuangan dan Timbalan Ada beberapa ciri-ciri utama dalam civil society, (1) adanya kemandirian yang
Perdana Menteri Malaysia) dalam ceramah Simposium Nasional dalam rangka cukup tinggi dari individu-individu dan kelompok-kelompok dalam
Forum Ilmiah pada Festival Istiqlal, 26 September 1995 (Hamim, 2000: 115). masyarakat, utamanya ketika berhadapan dengan negara; (2) adanya ruang
Istilah itu diterjemahkan dari bahasa Arab mujtama’ madani, yang publik bebas sebagai wahana bagi keterlibatan politik secara aktif dari warga
diperkenalkan oleh Prof. Naquib Attas, seorang ahli sejarah dan peradaban negara melalui wacana dan praksis yang berkaitan dengan kepentingan publik,
Islam dari Malaysia, pendiri ISTAC (Ismail, 2000:180-181). Kata “madani” dan (3) adanya kemampuan membatasi kuasa negara agar ia tidak
berarti civil atau civilized (beradab). Madani berarti juga peradaban, intervensionis.
sebagaimana kata Arab lainnya seperti hadlari, tsaqafi atau tamaddun.
Konsep civil society dalam arti politik bertujuan melindungi individu terhadap
Munculnya konsep masyarakat madani menunjukkan intelektual muslim kesewenang-wenangan negara dan berfungsi sebagai kekuatan moral yang
Melayu yang mampu menginterpretasikan ajaran Islam dalam kehidupan mengimbangi praktik-praktik politik pemerintah dan lembaga-lembaga politik
modern, persisnya mengawinkan ajaran Islam dengan konsep civil society lainnya. Dalam arti ekonomi, civil society berusaha melindungi masyarakat dan
yang lahir di Barat pada abad ke-18. Konsep masyarakat madani digunakan individu terhadap ketidakpastian global dan cengkeraman konglomerasi
sebagai alternatif untuk mewujudkan good government, menggantikan dengan menciptakan jaringan ekonomi mandiri untuk kebutuhan pokok,
bangunan Orde Baru yang menyebabkan bangsa Indonesia terpuruk dalam dalam bentuk koperasi misalnya. Oleh karena itu, prinsip civil society bukan
krisis multidimensional yang tak berkesudahan. pencapaian kekuasaan, tetapi diberlakukannya prinsip-prinsip demokrasi dan
harus selalu menghindarkan diri dari kooptasi dari pihak penguasa madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas
(Haryatmoko, 2003: 212). landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah
(A. Syafii Maarif, 2004: 84).
Antara masyarakat madani dan Civil Society sebagaimana yang telah
dikemukakan di atas, masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan untuk Sebagaimana yang terdapat dalam poin-poin Piagam Madinah, mencerminkan
menerjemahkan konsep di luar menjadi “Islami”. Menilik dari subtansi civil egalitarianisme (setiap kelompok mempunyai hak dan kedudukan yang sama),
society lalu membandingkannya dengan tatanan masyarakat Madinah—yang penghormatan terhadap kelompok lain, kebijakan diambil dengan melibatkan
dijadikan pembenaran atas pembentukan civil society di masyarakat Muslim kelompok masyarakat (seperti penetapan stategi perang), dan pelaku
modern—akan ditemukan persamaan sekaligus perbedaan di antara ketidakadilan, dari kelompok mana pun, diganjar dengan hukuman yang
keduanya. berlaku.
Masyarakat sipil yang berkembang dalam masyarakat barat secara teoritis Komunitas Muslim awal merupakan masyarakat yang demokratis untuk
bercorak egilitarian, toleran, dan terbuka. Nilai-nilai yang juga dimiliki oleh masanya. Indikasinya adalah tingginya tingkat komitmen, keterlibatan dan
masyarakat Madinah hasil bentukan Rasulullah. Masyarakat sipil lahir dan partisipasi masyarakat dalam membuat kebijakan publik serta keterbukaan
berkembang dalam asuhan liberalisme sehingga hasil masyarakat yang posisi pemimpin yang disimbolkan dengan pengangkatan pemimpin tidak
dihasilkannya pun lebih menekankan peranan dan kebebasan individu, berdasarkan keturunan (heredities), tapi kemampuan (Robert N. Bellah, 2000:
persoalan keadilan sosial dan ekonomi masih tanda tanya. Sedangkan dalam 211).
masyarakat madani, keadilan adalah satu pilar utamanya.
Membangun masyarakat dalam kacamata Islam adalah tugas jama’ah,
Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society kewajiban bagi setiap muslim. Islam memiliki landasan kuat untuk melahirkan
merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan masyarakat yang beradab, komitmen pada kontrak sosial (baiat pada
Renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga kepemimpinan Islam) dan norma yang telah disepakati bersama (syariah).
civil society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena Bangunan sosial masyarakat muslim itu ciri dasarnya: ta’awun (tolong-
meninggalkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian menolong), takaful (saling menanggung), dan tadhomun (memiliki solidaritas).
dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat
Masyarakat ideal – kerap disebut masyarakat madani – yang kadang Dilihat dari sejarahnya civil society yang bertujuan untuk menghindari
disamakan dengan masyarakat sipil (civil society), adalah masyarakat dengan pemerintahan yang absolut. Dan Indonesia telah meniru model Amerika,
tatanan sosial yang baik, berazas pada prinsip moral yang menjamin dimana negara mempunyai posisi yang lemah vis-à -vis masyarakat. Hal itu
keseimbangan antara hak dan kewajiban individu dengan hak dan kewajiban bertentangan dengan prinsip keseimbangan dalam Islam dan sejarah
sosial. Pelaksanaannya antara lain dengan terbentuknya pemerintahan yang masyarakat Madinah bentukan Nabi Muhammad SAW. Realitas juga
tunduk pada aturan dan undang-undang dengan sistem yang transparan. menunjukkan kalau negara yang demokratis tidak dapat dilakukan sendiri oleh
masyarkat madani, tetapi harus ada keinginan politik juga dari pemerintah
Masyarakat madani memiliki peran signifikan dalam memelopori dan karena banyak karakteristik dari demokrasi yang memang menjadi kewajiban
mendorong masyarakat. Pembangunan sumberdaya manusia bisa ia rintis negara modern.
melalui penyelenggaraan program pendidikan, peningkatan perekonomian
rakyat bisa ditempuh melalui koperasi dan pemberian modal kepada B. SARAN
pengusaha dan menengah. Dua hal ini, dari banyak hal, yang menurut penulis Dalam era reformasi itu kita perlu melakukan kaji ulang dan wacana baru
sangat kongkrit dan mendesak untuk digarap oleh elemen-elemen masyarakat dengan mempertimbangan faktor-faktor yang menjadi kecenderungan
madani, khususnya ormas-ormas, guna memelopori dan mendorong nasional, regional, dan global, seperti meningkatnya peranan pasar,
perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. perampingan peranan negara dan perlunya pemberdayaan lembaga-lembaga
civil society dan gerakan sosial baru (new social movement).
Konsep masyarakat madani tidak langsung terbentuk dalam format seperti
yang dikenal sekarang ini. Bahkan konsep ini pun masih akan berkembang Wacana masyarakat madani agaknya berbeda dengan wacana civil society
terus akibat dari proses pengaktualisasian yang dinamis dari konsep tersebut yang berkembang di Barat, walaupun konsep civil society itu menjadi rujukan
di lapangan. Konsep masyarakat madani memiliki rentang waktu penting. Namun harus diingat, bahwa wacana civil society itu sendiri, baik di
pembentukan yang sangat panjang sebagai hasil dari akumulasi pemikiran negara-negara industri maju maupun di Dunia Ketiga, masih terus berlangsung
yang akhirnya membentuk profile konsep normatif seperti yang dikenal dalam konteks baru. Oleh karena itu, masyarakat madani yang sedang
sekarang ini (Hamim, 2000: 112-113). dipikirkan di Indonesia ini merupakan wacana yang tebuka.
Hamim, Thoha. 2000. Islam dan Civil society (Masyarakat madani): Tinjauan
tentang Prinsip Human Rights, Pluralism dan Religious Tolerance. Dalam
Ismail SM dan Abdullah Mukti, Pendidikan Islam, Demokratisasi dan
Masyarakat Madani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hidayat, Komaruddin dan Ahmad Gaus AF. 1998. Pasing Over: Melintas Batas
Agama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. xiv.
Azizi, A Qodri Abdillah. 2000. Masyarakat madani Antara Cita dan Fakta: Kajian Ismail, Faisal. 1999. NU, Gusdurism, dan Politik Kyai. Yogyakarta: Tiara
Historis-Normatif. Dalam Ismail SM dan Abdullah Mukti, Pendidikan Islam, Wacana.
Demokratisasi dan Masyarakat Madani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mohtar Mas’oed. (1999). Republika 3 Maret 1999.
Departemen Agama. 1992. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: PT
Tanjung Mas Inti. Rumadi. 1999. Civil Society dan NU Pasca-Gus Dur. Kompas Online. 5
November 1999.
Habibie, B.J. 1999. Keppres No. 198 Tahun 1998 Tanggal 27 Februari 1999.
Jakarta.
Schacht, Joseph and C.E. Bosworth (eds.). 1979. The Legacy of Islam. London:
Oxford University Press.