Anda di halaman 1dari 67

A.

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


PENDIDIKAN Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang
KEWARGANEGARAAN
menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dan warga negara.
(DIKTAT KULIAH)
Kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan suatu negara
yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi
orang yang bersangkutan. Adapun menurut Undang-Undang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala
ikhwal yang berhubungan dengan Negara.
Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis
- Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan
adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan negara.
- Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai
dengan ikatan hukum, tetapi ikatan emosional, seperti
ikartan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan
sejarah, dan ikatan tanah air.
b. Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil.
- Kewarganegaraan dalam arti formil menunjukkan pada
tempat kewarganegaraan. Dalam sistematika hukum,
masalah kewarganegaraan berada pada hukum publik.
- Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukkan pada
akibat hukum dari status kewarganegaraan, yaitu adanya
hak dan kewajiban warga negara.
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan Kewarganegaraan adalah tentang hubungan warga negara dengan
terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara negara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN).
dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan
pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Berdasarkan Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000, tujuan
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan Pendidikan Kewarganegaraan mencakup:
warga negara sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik 1. Tujuan Umum
kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada
dalam perikehidupan bangsa. mahasiswa mengenai hubungan antara warga negara dengan negara
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem serta PPBN agar menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan dan negara.
jenjang pendidikan wajib memuat terdiri dari Pendidikan Bahasa, 2. Tujuan Khusus
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. a) Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan
Keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan No. kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas
056/U/1994 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan sebagawai WNI terdidik dan bertanggung jawab.
Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa menetapkan bahwa b) Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah
“Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
Kewarganegaraan termasuk dalam Mata Kuliah Umum (MKU) dan wajib bernegara, serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis
diberikan dalam kurikulum setiap program studi”. dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan
Dengan penyempurnaan kurikulum tahun 2000, menurut Kep. Nusantara, dan Ketahanan Nasional
Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000 materi Pendidikan Kewiraan disamping c) Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai
membahas tentang PPBN juga dimembahas tentang hubungan antara dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta rela
warga negara dengan negara. Sebutan Pendidikan Kewiraan diganti berkorban bagi nusa dan bangsa.
dengan Pendidikan Kewarganegaraan. Materi pokok Pendidikan
KONSTITUSI kedudukan nyata di dalam masyarakat misalnya kepala negara
(Suatu Telaah UUD 1945 Dalam Bingkai Sejarah Indonesia)
angkatan perang, partai politik dan sebagainya.
A. Pendahuluan 4) L.j Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja maupun peraturan tak tertulis.
yaitu “constituer” (Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah 5) Koernimanto soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa
negara, dengan demikian konstitusi mengandung makna awal latin cisme yang berarati bewrsama dengan dan statute yang
(permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang negara. berarti membuat sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti
Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu undang- menetapkan secara bersama.
undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia 6) Carl schmitt membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu:
menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-Undang Dasar. a) Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian
Konstitusi memuat suatu aturan pokok (fundamental) mengenai yaitu;
sendi-sendi pertama untuk menegakkan suatu bangunan besar yang - Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup
disebut negara. Sendi-sendi itu tentunya harus kokoh, kuat dan tidak hukum dan semua organisasi yang ada di dalam
mudah runtuh agar bangunan negara tetap tegak berdiri. negara.
Pengertian konstitusi menurut para ahli, diantaranya: - Konstitusi sebagai bentuk Negara
1) K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem - Konstitusi sebagai faktor integrasi
ketaatanegaraaan suatu negara yang berupa kumpulan peraturan - Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum
yang membentuk mengatur /memerintah dalam pemerintahan yang tertinggi di dalam negara.
suatu negara. b) Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian
2) Herman heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. yaitu konstitusi sebagai tuntyutan dari golongan borjuis
Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan agar haknya dapat dijamin oleh penguasa dan konstitusi
politis. sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil (konstitrusi
3) Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang dapat berupa tertulis) dan konstitusi dalam arti materiil
terdapat di dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai (konstitusi yang dilihat dari segi isinya).
c) konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah konstitusi dan bahkan hak asasi manusia yang tidak atau kurang diatur
keputusan politik yang tertinggi sehingga mampu mengubah dalam konstitusi justru mendapat perlindungan lebih baik dari yang
tatanan kehidupan kenegaraan. telah termuat dalam konstitusi itu sendiri. Dengan demikian banyak
d) konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat negara yang memiliki konstitusi tertulis terdapat aturan-aturan di luar
adanya jaminan atas hak asasi serta perlindungannya. konstitusi yang sifat dan kekuatannya sama dengan pasal-pasal dalam
konstitusi.
B. Tujuan Konstitusi Inggris yang memelopori seluruh dunia dengan suatu dokumen
keselamatan masyarakat yang penuh dengan konflik antara yang terkenal yaitu “Magna Charta” yang merupakan dokumen
berbagai kepentingan yang ada di tengah masyarakat. Tujuan hukum tata kenegaraan yang memberi jaminan hak-hak asasi manusia. Pada saat itu
negara pada dasarnya sama dan karena sumber utama dari hukum tata raja atas desakan para bangsawan (Baron atau Lord yang berkuasa atas
negara adalah konstitusi atau Undang-Undang Dasar, akan lebih jelas daerah-daerah dari kerajaan Inggris) untuk menandatangani Magna
dapat dikemukakan tujuan konstitusi itu sendiri. Charta tersebut. Sebenarnya dokumen ini dimaksudkan untuk menjamin
Tujuan konstitusi adalah juga tata tertib terkait dengan: hak-hak serta wewenang para bangsawan, tetapi kemudian oleh umum
a) berbagai lembaga-lembaga negara dengan wewenang dan cara dipandang sebagai jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dari rakyat
bekerjanya, yang dalam perkembangan selanjutnya tidak dikenal lagi bangsawan-
b) hubungan antar lembaga negara, bangsawan sebagai penguasa melainkan hanya Sang Raja sebagai
c) hubungan lembaga negara dengan warga negara (rakyat) dan pemegang puncak kekuasaan pemerintahan.
d) adanya jaminan hak-hak asasi manusia serta Magna Charta terdiri dari 63 pasal yang menentukan dalam
e) hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan garis besarnya (pasal 1) adanya jaminan kemerdekaan bekerjanya gereja
perkembangan zaman. Inggris dan kemerdekaan bergerak semua orang bebas (freeman) dalam
Tolok ukur tepat atau tidaknya tujuan konstitusi itu dapat kerajaan Inggris. Di samping itu dijamin dan dilindungi, antara lain:
dicapai tidak terletak pada banyak atau sedikitnya jumlah pasal yang ada a. Tidak seorangpun penguasa yang akan mengambil hasil pertanian
dalam konstitusi yang bersangkutan. Banyak praktek di banyak negara dari siapapun tanpa membayar harganya seketika itu juga kecuali
bahwa di luar konstitusi tertulis timbul berbagai lembaga-lembaga apabila si pemilik memberi izin menangguhkan pembayaran
negara yang tidak kurang pentingnya dibanding yang tertera dalam (pasal 28);
b. Tidak seorangpun penguasa yang akan mengambil kuda atau mengetahui aturan hukum negara, beritikad baik untuk melakukan
kendaraan dari seorang yang bebas (freeman) untuk keperluan fungsi jabatan yang diisinya.
pengangkutan tanpa izin si pemilik (pasal 30); Ketentuan akhir dari Magna Charta antara lain menyatakan
c. Tidak seorangpun penguasa yang akan mengambil kayu-kayu gereja Inggris adalah merdeka dan semua orang dalam kerajaan akan
untuk keperluan raja tanpa persetujuan si pemilik; menikmati kemerdekaan, hak-hak serta fasilitas sebaik-baiknya dalam
suasana damai tenteram sampai turun temurun atas itikad baik raja dan
Terkait dengan kemerdekaan orang-perorangan antara lain para bangsawan. Berbagai bagian dari Magna Charta ini diulangi lagi oleh
ditentukan: raja Edward dalam “The great Charter Of Liberties Of England and Of The
a. Tidak ada seorangpun pegawai kepolisian yang akan mengajukan Liberties Of Forest”.
seorang di muka pengadilan atas tuduhan tanpa kesaksian orang-
orang yang dipercaya (pasal 38); C. Bentuk-Bentuk dan Materi Muatan Konstitusi
b. Tidak seorang bebaspun (freeman) yang akan dimasukkan ke 1) Menurut CF. Strong konstitusi terdiri dari:
dalam penjara atau dilarang berdiam di satu daerah tertentu a) Konstitusi tertulis (dokumentary constiutution / writen
kecuali atas putusan oleh penguasa setempat atau dibenarkan constitution) adalah aturan-aturan pokok dasar negara,
oleh aturan negara (pasal 39); bangunan negara dan tata negara, demikian juga aturan dasar
c. Kepada siapapun tidak dapat diingkari atau ditangguhkan lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di dalam
pelaksanaan haknya atau peradilan (pasal 40). persekutuan hukum negara.
Dalam banyak hal ditentukan juga bahwa siapapun boleh b) Konstitusi tidak tertulis/konvensi (nondokumentary
meninggalkan kerajaan atau kembali dengan sehat dan aman melalui constitution) adalah berupa kebiasaan ketatanegaraan yang
daratan atau perairan (laut) kecuali ada perang dan karena ditahan sering timbul. Adapun syarat-syarat konvensi adalah:
sesuai dengan aturan negara. Yang sangat menarik adalah aturan - Diakui dan dipergunakan berulang-ulang dalam
mengenai pengangkatan/pengisian berbagai jabatan terkait dengan praktik penyelenggaraan negara.
penegakan hukum, misalnya ditentukan tidak seorangpun diangkat - Tidak bertentangan dengan UUD 1945
sebagai hakim, polisi atau jaksa, kecuali apabila orang itu benar-benar - Memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.
2) Secara teoritis konstitusi dibedakan menjadi: - Jaminan HAM (hak asasi manusia);
a) konstitusi politik adalah berisi tentang norma- norma dalam - Perubahan konstitusi;
penyelenggaraan negara, hubungan rakyat dengan - Larangan perubahan konstitusi.
pemerintah, hubuyngan antar lembaga negara.
b) Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita-cita D. Sejarah Konstitusi Indonesia
sosial bangsa, rumusan filosofis negara, sistem sosial, sistem Sejak proklamasi 17 agustus 1945 sampai saat ini telah berlaku
ekonomi, dan sistem politik yang ingin dikembangkan bangsa tiga macam Undang-Undang Dasar dalam beberapa periode yaitu:
itu. (1) Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949,
3) Bedasarkan sifat dari konstitusi yaitu: (2) Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950
a) Flexible/luwes, apabila konstitusi/Undang Undang Dasar (3) Periode 17 agustus 1950-5 Juli 1959
memungkinkan untuk berubah sesuai dengan perkembangan. (4) Periode 5 Juli 1959 (saat ini UUD 1945 telah diamandeman).
b) Rigid/kaku apabila konstitusi/Undang Undang Dasar jika sulit Saat RI diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945,
untuk diubah. Republik baru ini belum mempunyai Undang-undang Dasar, sehingga
4) Unsur/substansi sebuah konstitusi yaitu: oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945 disahkan UUD 1945 sebagai
a) Menurut sri sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu: Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Akan tetapi perubahan peta
- Jaminan terhadap Ham dan warga negara perpolitikan yang terjadi antara Indonesia dengan Belanda telah
- Susunan ketatanegaraan yang bersdifat fundamental membawa dampak yang besar rongrongan Belanda dalam RI masih
- Pembagian dan poembatasan tugas ketatanegaraan cukup kuat dengan mencoba mendirikan Negara Sumatera Timur, NIT,
b) Menurut Miriam budiarjo, konstitusi memuat tentang: Negara Pasundan dll, sejalan dengan usaha untuk meruntuhkan RI
Organisasi, Negara, HAM, Prosedur penyelesaian masalah terjadilah Agresi I tahun 1947 dan Agresi II 1948 dimana akibat dari itu
pelanggaran hukum, dan Cara perubahan konstitusi. PBB mengadakan KMB di Den Haag.
c) Menurut koerniatmanto soetopawiro, konstitusi berisi Dengan disetujuinya hasil-hasil Konferensi Meja Bundar (KMB)
tentang: pada tanggal 2 November 1949 di Den Haag, maka terbentuklah Negara
- Pernyataan ideologis; Republik Indonesia Serikat (RIS). Sebagaimana dikemukakan oleh Riclef,
- Pembagian kekuasaan negara; dari konferensi tersebut disepakati bahwa Belanda akan menyerahkan
kedaulatannya kepada RIS, antara Belanda dan RIS akan membentuk politik kaum elitnya di Konstituante menyebabkan UUD 1945 diposisikan
suatu uni longgar dengan ratu Belanda sebagai pimpinan simbolis. RIS ini sebagai "jalan keluar" paling aman bagi negara Indonesia.
terdiri dari 16 negara bagian yang masing-masing negara bagian tersebut Perubahan UUD 1945 pada tahun 1999 berhasil membahas dua
memiliki luas daerah dan jumlah penduduk yang berbeda. Negara-negara hal yaitu pembatasan kekuasaan Presiden dan pemberdayaan DPR. Apa
bagian terpenting dari Republik Indonesia Serikat itu ialah Negara makna perubahan UUD 1945 yang pertama kali dilakukan ini? Ada tiga
Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan, Negara Pasundan dan Negara aspek: desakralisasi UUD 1945; jaminan konstitusional berkembangnya
Indonesia Timur. Untuk itu perlu pula di bentuk alat-alat kelengkapan demokrasi; dan proporsionalitas kekuasaan eksekutif dan legislative.
negara yang salah satu faktor pentingnya ialah UUD maka dibuatlah Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya
Konstitusi RIS. perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan
Atas desakan yang kuat dari rakyat maka pada tanggal 8 April perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru,
1950 dieselenggarakanlah konfrensi segitiga antara Republik Indonesia kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di
Serikat, Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur, dimana tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya
kedua negara bagian tersebut memberikan mandat kepada Hatta sebagai pasal-pasal yang terlalu luwes (sehingga dapat menimbulkan multitafsir),
Perdana Menteri RIS pada tanggal 12 Mei 1950 untuk membentuk negara serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara
kesatuan, setelah terbentuk negara kesatuan tersebut pada tanggal 19 negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Mei 1950 kemudian dirancanglah Undang-Undang Dasar negara Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah
kesatuan oleh panitia gabungan dari Republik Indonesia Serikat dengan menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan
Republik Indonesia. Pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU No. 7 rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan
tahun 1950 ditetapkan perubahan Konstitusi RIS menjadi UUDS 1950, negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan
berdasarkan pasal 127 a, pasal 190 dan pasal 191 ayat 2 Konstitusi RIS. aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan
Dalam perkembangannya, perbincangan mengenai konstitusi kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap
mengalami masa vacum (atau reda) sama sekali sejak Dekrit Presiden 5 mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau
Juli 1959 sampai akhir pemerintahan Presiden Soeharto (1998). Trauma selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia
atas perdebatan ideologis dan pengkotakan masyarakat berdasar sikap (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
E. Mekanisme Perubahan Konstitusi Hal ini membawa implikasi terhadap kedudukan, tugas, dan
C.F. Strong menyebutkan empat cara mengubah konstitusi. wewenang MPR yang sering menghadirkan kesalahpahaman terhadap
a) Pertama, perubahan konstitusi oleh lembaga legislatif/parlemen MPR dan Pimpinan MPR yang dahulu berkedudukan sebagai lembaga
dengan pembatasan tertentu. Dalam hal ini biasanya ditentukan tertinggi negara, pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan
syarat pengusulan, kuorum, dan jumlah pengambil keputusan. rakyat, kini MPR berkedudukan sebagai lembaga negara yang setara
b) Kedua, perubahan konstitusi oleh rakyat melalui referendum, dengan lembaga negara lainnya, yaitu: Lembaga Kepresidenan, Dewan
yaitu parlemen mengajukan rancangan amandemen untuk Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Badan Pemeriksa
diputuskan oleh rakyat melalui referendum. Keuangan, Mahkamah Agung, dan Mahkamah Konstitusi.
c) Ketiga, perubahan konstitusi diputuskan oleh negara-negara Berubahnya kedudukan MPR juga berimplikasi kepada tugas
bagian dalam negara serikat, yaitu usulan dapat berasal dari dan wewenang MPR. MPR tidak lagi mempunyai tugas dan wewenang
parlemen federal atau sejumlah negara bagian. untuk memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, kecuali jika
d) Keempat, perubahan konstitusi oleh konvensi konstitusi atau Presiden dan/atau Wakil Presiden berhalangan tetap sebagaimana diatur
konstituante, yaitu keanggotaan parlemen ditambah dengan dalam Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945. Selain itu, MPR juga tidak
pemilihan anggota baru untuk membentuk konvensi konstitusi mempunyai tugas dan wewenang untuk menetapkan garis-garis besar
atau konstituante, atau dapat pula parlemen dibubarkan terlebih daripada haluan negara sebagaimana diatur dalam Pasal 3 UUD 1945
dahulu kemudian dilaksanakan pemilihan umum anggota sebelum diubah.
konstituante. Berubahnya kedudukan, tugas, dan wewenang MPR tersebut
Salah satu perubahan penting setelah dilakukannya perubahan memang tidak berarti menghilangkan peran penting MPR dalam sistem
terhadap UUD 1945 adalah perubahan terhadap Pasal 1 ayat (2) yang ketatanegaraan Indonesia. MPR masih berwenang untuk:
berbunyi: “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan a) mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar;
menurut Undang-Undang Dasar.” Rumusan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 b) melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil
sebelum perubahan menyatakan bahwa, “Kedaulatan adalah di tangan pemilihan umum dalam Sidang Paripurna MPR;
rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan c) memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah
Rakyat.” Konstitusi untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
Presiden dalam masa jabatannya setelah Presiden dan/atau Wakil
Presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di d) Putusan dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50%
dalam Sidang Paripurna MPR; + 1 anggota dari seluruh anggota MPR [Pasal 37 (4)];
d) melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden e) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan tidak dapat dilakukan perubahan [Pasal 37 (5)].
kewajibannya dalam masa jabatannya; memilih Wakil Presiden Berubahnya kedudukan MPR memang sering diartikan salah
dari dua calon yang diajukan Presiden apabila terjadi kekosongan baik yang terkait dengan eksistensi lembaga maupun Pimpinan MPR, ia
jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya selambat- juga berimplikasi kepada tugas dan wewenang MPR. Sebagai lembaga
lambatnya dalam waktu enam puluh hari; negara yang mempunyai eksistensi dalam sebuah bangunan negara, MPR
e) serta memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya secara konstitusional diberikan fungsi dan wewenang sebagaimana
berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua tercantum dalam Pasal 3 ayat (1), (2), dan (3), dan Pasal 8 ayat (1), (2)
paket calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh dan (3) UUD NRI Tahun 1945. Meskipun sebatas yang tercantum dalam
partai politik atau gabungan partai politik yang paket calon pasal-pasal dan ayat-ayat itu, fungsi dan kewenangan MPR sekarang,
Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama substansinya adalah menyangkut hal-hal yang sangat penting dan
dan kedua dalam pemilihan sebelumnya, sampai habis masa mendasar dalam kehidupan bernegara.
jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu tiga puluh hari. Sebagai contoh adalah adalah wewenang MPR dalam hal
Berikut ini adalah mekanisme pelaksanaaan tugas dan terjadinya impeachment yang tentu saja memperkuat sistem presidensial
wewenang MPR sesuai dengan ketentuan UUD 1945 setelah amandemen, kita. Dengan demikian perubahan kedudukan, tugas, dan wewenang
khususnya mengenai ketentuan perubahan UUD 194, yaitu: MPR tidak berarti menghilangkan eksistensi MPR dan Pimpinannya serta
a) Usul perubahan diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari peran penting MPR dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, MPR masih
jumlah anggota MPR [Pasal 37 (1)]; mempunyai peran penting dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
b) diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang Peran keseharian MPR lainnya juga terlihat dari upaya MPR mengelola
diusulkan untuk diubah beserta alasannya [Pasal 37 (2)****]; setiap wacana usul perubahan UUD NRI Tahun 1945 dan peningkatan
c) sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah pemahaman konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
anggota MPR [Pasal 37 (3)]; melalui sosialisasi UUD NRI 1945.
DAFTAR PUSTAKA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, FH UII Press, Yogyakarta, 2003 DI INDONESIA
(Mengenal Peraturan Perundang-Undangan Pasca Reformasi)
Bambang Widjojanto dkk. (Editor), Konstitusi Baru Melalui Komisi
Konstitusi Independen, Pustaka sinar harapan, 2002 A. Pengertian
Secara etimologis, Perundang-undangan berasal dari istilah
Lapian AP., et al. Terminology Sejarah 1945-1950 dan 1950-1959.
Depdikbud, Jakarta, 1996 ‘undang-undang’, dengan awalan ‘per’ dan akhiran ‘an’. Imbuhan Per-an
menunjukkan arti segala hal yang berhubungan dengan undang-undang.
Marwati Djoened P dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia VI.
Balai Pustaka, Jakarta, 1984 Sedangkan secara maknawi, pengertian perundang-undangan belum ada
kesepakatan. Ketidaksepakatan berbagai ahli sebagian besar ketika
Mahfud MD Moh., Amandemen Konstitusi Menuju Reformasi Tata Negara,
UII Press, Yogyakarta, 1999 sampai pada persoalan apakah perundang-undangan mengandung arti
proses pembuatan atau mengandung arti hasil (produk) dari pembuatan
Ni’matul Huda, UUD 1945 & Gagasan Amandemen Ulang, Rajawali Press,
Jakarta, 2008 perundang-undangan.
Menurut Penulis, istilah perundang-undangan untuk
Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Alumni, Bandung,
1987 menggambarkan proses dan teknik penyusunan atau pembuatan
keseluruhan Peraturan Negara, sedangkan istilah peraturan perundang-
undangan untuk menggambarkan keseluruhan jenis-jenis atau macam
Peraturan Negara. Dalam arti lain Peraturan Perundang-undangan
merupakan istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan berbagai
jenis (bentuk) peraturan (produk hukum tertulis) yang mempunyai
kekuatan mengikat secara umum yang dibuat oleh Pejabat atau Lembaga
yang berwenang.
Jadi kriteria suatu produk hukum disebut sebagai Peraturan
Perundang-undangan menurut penulis, berturut-turut harus:
1. bersifat tertulis
2. mengikat umum
3. dikeluarkan oleh Pejabat atau Lembaga yang berwenang. Sementara itu, I.C. van der Vlies dalam bukunya yang berjudul
Berdasarkan kriteria ini, maka tidak setiap aturan tertulis yang “Het wetsbegrip en beginselen van behoorlijke regelgeving”, membagi
dikeluarkan Pejabat merupakan Peraturan perundang-undangan, sebab asas-asas dalam pembentukan peraturan negara yang baik (beginselen
dapat saja bentuknya tertulis tapi tidak mengikat umum, namun hanya van behoorlijke regelgeving) ke dalam asas-asas yang formal dan yang
untuk perorangan berupa Keputusan (Beschikking) misalnya. Atau ada material.
pula aturan yang bersifat untuk umum dan tertulis, namun karena
dikeluarkan oleh suatu organisasi maka hanya berlaku untuk intern Asas formal meliputi diantaranya:
anggotanya saja. Dalam sistem pemerintahan Negara Indonesia a. asas tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke doelstelling);
berdasarkan UUD 1945, misalnya dapat disebutkan bentuk perundang- b. asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het juiste orgaan);
undangan, yang jelas-jelas memenuhi tiga kriteria di atas adalah c. asas perlunya pengaturan (het noodzakelijkheids beginsel);
“Undang-undang”. d. asas dapatnya dilaksanakan (het beginsel van uitvoerbaarheid);
e. asas konsensus (het beginsel van consensus).
B. Asas Perundang-Undangan
Beberapa asas dalam perundang-undangan adalah: Asas-asas yang material meliputi:
a. asas Undang-undang tidak berlaku surut a. asas tentang terminologi dan sistematika yang benar;
b. asas Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi, b. asas tentang dapat dikenali;
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula. c. asas perlakuan yang sama dalam hukum;
c. asas Lex Specialis derogat Lex Generalis. d. asas kepastian hukum;
d. asas Lex posteriore derogat lex priori (Udang-undang yang berlaku e. asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual.
belakangan membatalkan undang-undang yang berlaku
terdahulu/lama). Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang
e. asas undang-undang tidak dapat diganggu gugat, asas ini patut itu meliputi juga:
misalnya secara tegas dicantumkan dalam pasal 95 ayat 2 a. asas tujuan yang jelas;
Undang-undang Dasar Sementara 1950. b. asas perlunya pengaturan;
c. asas organ/lembaga dan materi muatan yang tepat;
d. asas dapatnya dilaksanakan; mengubah konsep otonomi daerah. Maka lahirlah Undang-Undang No. 22
e. asas dapatnya dikenali; tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (telah diganti dengan UU No.
f. asas perlakuan yang sama dalam hukum; 32 Tahun 2004) dan Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang
g. asas kepastian hukum; Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (telah diganti dengan UU No.
h. asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual. 33 Tahun 2004). Perubahan ini tentu saja berimbas pada tuntutan
perubahan terhadap tata urutan peraturan perundang-undangan di
C. Dasar Peraturan Perundang-Undangan Indonesia. Karena itulah, dibuat Ketetapan MPR No. III/MPR/2000
Sejak tahun 1966 sampai dengan sekarang telah dilakukan Tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang.
perubahan atas hierarki (tata urutan) peraturan perundang-undangan di Kalau selama ini Peraturan Daerah (Perda) tidak dimasukkan dalam tata
Indonesia. Pada tahun 1996, dengan Ketetapan MPR No. urutan peraturan perundang-undangan, setelah lahirnya Ketetapan MPR
XX/MPR/1966 Lampiran 2, disebutkan bahwa hierarki peraturan No. III Tahun 2000, Perda ditempatkan dalam tata urutan tersebut
perundang-undangan Indonesia adalah: setelah Keputusan Presiden.
1. Undang-undang Dasar 1945 Lengkapnya, tata urutan peraturan perundang-undangan di
2. Ketetapan MPR Indonesia setelah tahun 2000 adalah sebagai berikut:
3. Undang-undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- 1. Undang-undang Dasar 1945
undang 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
4. Peraturan Pemerintah 3. Undang-undang
5. Keputusan Presiden 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
6. Peraturan-peraturan pelaksananya, seperti: 5. Peraturan Pemerintah
- Peraturan Menteri 6. Keputusan Presiden
- Instruksi Menteri 7. Peraturan Daerah.
- Dan lain-lainnya
Pada tahun 1999, dengan dorongan yang besar dari berbagai Pada tanggal 24 Mei 2004 lalu, DPR telah menyetujui RUU
daerah di Indonesia untuk mendapatkan otonomi yang lebih luas serta Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (PPP) menjadi UU No. 10
semakin kuatnya ancaman disintegrasi bangsa, pemerintah mulai Tahun 2004, yang berlaku efektif pada bulan November 2004.
Keberadaan undang-undang ini sekaligus menggantikan pengaturan tata - Naskah Perubahan Pertama, Perubahan Kedua, Perubahan
urutan peraturan perundang-undangan yang ada dalam Ketetapan MPR Ketiga, dan Perubahan Keempat UUD 1945 (masing-masing
No. III Tahun 2000. hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999, 2000, 2001, 2002).
Tata urutan peraturan perundang-undangan dalam UU No. 10 Undang-Undang Dasar 1945 Dalam Satu Naskah dinyatakan dalam
Tahun 2004 ini diatur dalam Pasal 7 sebagai berikut. Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002
1. Undang-undang Dasar 1945 sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.
2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang b. Undang-Undang
3. Peraturan Pemerintah Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang
4. Peraturan Presiden dibentuk oleh dengan persetujuan bersama.
5. Peraturan Daerah, yang meliputi: Materi muatan Undang-Undang adalah:
- Peraturan Daerah Provinsi
- Peraturan Daerah Kabupaten/Kota - Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 yang meliputi:
- Peraturan Desa. hak dan kewajiban warga negara, pelaksanaan dan
penegakan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan
D. Definisi dan Materi Muatan Peraturan Perundang-Undangan negara, wilayah dan pembagian daerah, kewarganegaraan
Berikut adalah hierarki Peraturan Perundang-undangan di dan kependudukan, serta keuangan negara.
Indonesia menurut UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan - Diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untuk diatur
Peraturan Perundang-undangan: dengan Undang-Undang.
a. UUD 1945
UUD 1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang- c. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
undangan. Naskah resmi UUD 1945 adalah: Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) adalah
- Naskah UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal dan Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh dalam hal
diberlakukan kembali dengan pada tanggal serta ikhwal kegentingan yang memaksa. Materi muatan Peraturan
dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal
Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah sama dengan materi
muatan Undang-Undang. DAFTAR PUSTAKA
Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, FH UII Press, Yogyakarta, 2004
d. Peraturan Pemerintah
…………………, Dasar-Dasar Perundang-Undangan Indonesia, Indo-Hill Co,
Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan yang Jakarta, 1992
ditetapkan oleh untuk menjalankan sebagaimana mestinya. Materi
…………………, (dkk), Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni,
muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan Bandung, 1997.
Undang-Undang sebagaimana mestinya.
Jimly Assiddigie, dkk, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Sekretariat Jendarial
dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006
e. Peraturan Presiden
Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan
Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan yang perundang-undangan.
dibuat oleh Presiden. Materi muatan Peraturan Presiden adalah
materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang atau materi untuk
melaksanakan.

f. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang
dibentuk oleh dengan persetujuan bersama kepala daerah (gubernur
atau bupati/walikota).
Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan
dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
KETAHANAN NASIONAL keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman
(Studi Penguatan Nasionalisme & Cinta Tanah Air Bagi Mahasiswa) tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan
daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
A. Pendahuluan Kondisi atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan selalu berubah-ubah tidak statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak
seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu ketahanan nasional
negara atau bangsa lain, karena potensinya yang besar dilihat dari harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta
wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat
ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, dinamika pada ketahanan nasional. Kata ketahanan nasional telah sering
setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya. Mungkin juga
dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik kita sudah memperoleh gambarannya.
sampai yang idiologis. Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu Untuk mengetahui ketahanan nasional, sebelumnya kita sudah
komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia. tau arti dari wawasan nusantara. Ketahanan nasional merupakan kondisi
Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya terkandung
geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan
akan memberikan motivasi dlam menciptakan suasana damai. nasional. Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi segala macam
Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang langsung atau tidak
suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu langsung akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta
mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman
mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang tersebut dari dalam ataupun dari luar.
dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi
langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta bangsa Indonesia dengan adadnya tekad bersama-sama menggalang
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam perjuangan mencapai kesatuan dan kecintaan bangsa. Berbagai pemberontakan PKI, RMS
cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari (Republik Maluku Selatan), PRRI Permesta dan juga gerakan sparatis di
berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan Timor- Timur yang pernah menyatakan dirinya berintegrasi dengan
Indonesia, meskipun akhirnya kenyataan politik menyebabkan lepasnya Walaupun banyak instansi maupun perorangan pada waktu itu
kembali daerah tersebut. Ancaman sparatis dawasa ini ditunjukan menggunakan istilah ketahanan nasional, namun lembaga yang secara
dengan banyaknya wilayah atau propinsi di Indonesia yang serius dan terus-menerus mempelajari dan membahas masalah
menginginkan dirinya merdeka lepas dari Indonesia seperti Aceh, Riau, ketahanan nasional adalah lembaga pertahanan nasional atau lemhanas.
Irian Jaya, dan beberapa daerah lain begitu pila beberapa aksi provokasi Sejak Lemhanas didirikan pada tahun 1965, maka masalah ketahanan
yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai terjadinya berbagai nasional selalu memperoleh perhatian yang besar.
kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama dan gangguan dari Sejak mulai dengan membahas masalah ketahanan nasional
luar adalah gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau-pulau sampai sekarang, telah dihasilkan tiga konsepsi.Pengertian atau devenisi
kecil yang masih berada di didalam wilayah NKRI namun dekat dengan pertama Lemhanas, yang disebut dalam konsep 1968 adalah sebagai
wilayah negara lain. Bangsa Indonesia telah berusaha menghadapi semua berikut: Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan kita dalam
ini dengan semangat persatuan dan keutuhan, meskipun demikian menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari
gangguan dan ancaman akan terus ada selama perjalanan bangsa, maka dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
diperlukan kondisi dinamis bangsa yang dapat mengantisipasi keadaan kelangsungan hidup Negara dan bangsa Indonesia.
apapun terjadi dinegara ini. Pengertian kedua dari Lemhanas yang disebut dalam ketahanan
nasional konsepsi tahun 1969 merupakan penyempurnaan dari konspsi
B. Perkembangan Ketahanan Nasional pertama yaitu: Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu
Dewasa ini istilah ketahanan nasional sudah dikenal diseluruh bangsa yang mengandung kemampuan untuk memperkembangkan
Indonesia. Dapat dikatakan bahwa istilah itu telah menjadi milik nasianal. kekuatan nasional dalam menghadapi segala ancaman baik yang datang
Ketahanan Nasional baru dikenal sejak permulaan tahun 60 an. Pada saat dari luar maupun yang datang dari dalam yang langsung maupun tidak
itu istilah itu belum diberi devenisi tertentu. Disamping itu belum pula langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara Indonesia.
disusun konsepsi yang lengkap menyeluruh tentang ketahanan nasional. Ketahanan nasional merupakan kodisi dinamis suatu bangsa,
Istilah ketahanan nasional pada waktu itu dipakai dalam rangka berisi keuletan dan ketangguahan, yang mengandung kemampuan
pembahasan masalah pembinaan ter itorial atau masalah pertahanan mengembangkan kekuatan nasional,didalam menghadapi didalam
keamanan pada umumnya. menghadapi dan mengisi segala tantangan, ancaman ,hambatan, serta
gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, terhadap keutuhanan maupun kepribadian bangsa dan mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar kehidupan dabn kelangsungan cita-citanya. Karena keadaan selalu
perjuangan nasional. berkembang serta bahaya dan tantangan selalu berubah, maka
Apabila kita bandingkan dengan yang terdahulu, maka akan ketahanan nasional itu juga harus dikembangkan dan dibina agar
tampak perbedaan antara lain seperti berikut : memadai dengan perkembangan keadaan. Karena itu ketahanan nasional
a. Perumusan 1972 bersifat universal, dalam arti bahwa rumusan itu bersift dinamis, bukan statis.
tersebut dapat diterapkan dinegara-negara lain, terutama di Ikhtiar untuk mewujudkan ketahanan nasional yang kokoh ini
negara-negara yang sedang berkembang. bukanlah hl baru bagi kita. Tetapiu pembinaan dan peningkatannya
b. Tidak lagi diusahakan adanya suatu devenisi, sebagai gantinya sesuai dengan kebutuhan kemampuan dan fasililitas yang tersedi pula.
dirumuskan apa yang dimaksud kan dengan istilah ketahanan Pembinaan ketahanan nasional kita dilakukan dipelgai bidang: ideology,
nasional. politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam, baik secara serempak
c. Jika dahulu ketahanan nasional di identikkan dengan keuletan maupun menurut prioritas kebutuhan kita.
dan daya tahan, maka ketahanan nasional merupakan suatu
kondisi dinamis yang berisikan keuletan dan ketangguhan, yang C. Asas-Asas dan Sifat Ketahanan Nasional
berarti bahwa kondisi itu dapat berubah. Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai
d. Secara lengkap dicantumkan tantangan, ancaman , hambatan, yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan
serta ganguan. Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
e. Kelangsungan hidup lebih diperinci menjadi integritas, identitas, a) Asas kesejahtraan dan keamanan
dan kelangsungan hidup. Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib
Dalam pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia Jendral dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam
Suharto di depan siding DPR tanggal 16 Agustus 1975, dikatakan bahwa kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan
ketahanan nsional adalah tingkat keadaan dan keuletan dan ketangguhan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya
bahwa Indonesia dalam menghimpun dan mengarahkan kesungguhan ketahanan nasional.
kemampuan nasional yang ada sehingga merupakan kekuatan nasional
yang mampu dan sanggup menghadapi setiap ancaman d an tantangan
b) Asas komprehensif/menyeluruh terpadu diorientasikan kemasa depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih
Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. baik.
Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan
perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang. - Wibawa
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan
c) Asas kekeluargaan berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, kemampuan bangsa. Dengan ini diharapkan agar bangsa Indonesia
tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh bangsa lain sesuai
berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan dengan kualitas yang melekat padanya. Atas dasar pemikiran diatas,
ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan maka berlaku logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional,
secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang maka akan semakin tinggi wibawa negara dan pemerintah sebagai
bersifat merusak/destruktif. penyelenggara kehidupan nasional.

Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada mingkin akan - Konsultasi dan kerjasama
dijabarkan seperti dibawah ini : Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan
- Mandiri mengandalkan pada moral dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri belah pihak perlu diselenggarakan secara komunikatif sehingga ada
dan tidak mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk keterbukaan dalam melihat kondisi masing-masing didalam rangka
menjalin suatu kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat hubungan ini diharapkan tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi
kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain. serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik
semata.
- Dinamis
Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa D. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
dan negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a) Kedudukan :
Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini E. Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional
kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi
terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan
membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasila sebagai landasan hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar,
ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan
pembangunan nasional. negar serta perjuangan mencapai tujuan nasional dapat dijelaskan
seperti dibawah ini :
b) Fungsi : - Ketangguhan adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau dapat menanggulangi
nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, beban yang dipikulnya.
pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah
bangsa yang bersifat inter-regional (wilayah), inter-sektoral maupun - Keuletan adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras
multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara dalam menggunakan kemampuan tersebut diatas untuk mencapai
berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila tujuan.
penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga
dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. - Identitas yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara
Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu
nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk,
pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran
pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan internasionalnya.
rancangan program.
- Integritas yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional LEMBAGA NEGARA
suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat (Dinamika Lembaga-lembaga Negara Mandiri di Indonesia Pasca
potensional maupun fungsional. Perubahan Undang-Undang Dasar 1945)
A. Pendahuluan
- Ancaman yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat Salah satu fenomena yang sangat penting pasca perubahan
mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan Undang-Undang Dasar 1945 adalah bertebarannya lembaga-lembaga
secara konseptual, kriminal dan politis. negara mandiri (state auxiliary agencies) dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia. Lembaga-lembaga tersebut dibentuk dengan dasar hukum
- Hambatan dan gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang berbeda-beda, baik dengan konstitusi, undang-undang, bahkan ada
dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau yang dibentuk dengan keputusan presiden saja.
menghalangi secara tidak konsepsional. Dasar hukum yang berbeda-beda itu menunjukkan bahwa
lembaga-lembaga negara mandiri itu dibentuk berdasarkan isu-isu
parsial, insidental, dan sebagai jawaban khusus terhadap persoalan yang
sedang dihadapi. Hal ini mengakibatkan komisi-komisi itu berjalan
DAFTAR PUSTAKA secara sendiri-sendiri dan tidak saling melengkapi satu sama lain,
Azyumardi Azra dan Komaruddin Hidayat, Pendidikan Kewargaan (Civic sehingga dalam implikasi yang lebih jauh dapat mengakibatkan
Education), Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
efektivitas keberadaan komisi-komisi itu dalam struktur ketatanegaraan
Madani, Kencana Prenada Media Group, 2008
masih belum tampak berjalan sesuai dengan tujuan mulia pembentukan
Lemhanas, Bunga Rampai: Ketahanan Nasional, Konsep & Teori, PT.
lembaga yang ekstralegislatif, ekstraeksekutif, dan ekstrayudikatif itu.
Pustaka Utama, Jakarta, 1998

Saafroedin Bahar et., al., Pendidikan Pendahuluan Bela Negara: Tahap


B. Pasang Surut Lembaga Negara
Lanjutan, Intermedia, Jakarta, 1989
Suatu perubahan konfigurasi politik dari otoritarianisme menuju
demokrasi yang diterapkan dalam sebuah negara mutlak menuntut
adanya pergeseran pengelolaan kekuasaan dari yang semula bersifat
personal menjadi bersifat impersonal. Pada saat yang bersamaan, hal ini
mengakibatkan pembagian kekuasaan negara yang sebelumnya dianggap pemisahan kekuasaan. Nomenklatur yang diberikan untuk lembaga-
sebagai doktrin yang mapan mengalami koreksi dan dirasakan tidak lembaga itu pun berlainan satu sama lain, seperti korporasi publik,
cukup lagi sekadar mengklasifikasikannya menjadi kekuasaan quoqos (badan non-pemerintah semiotonom), badan non-departemen,
pemerintah, kekuasaan membuat undang-undang, dan kekuasaan badan publik, komisi, dewan, atau badan ad hoc yang biasanya dasar
kehakiman. Sekadar menunjuk contoh, di Inggris komplikasi persoalan- pembentukannya dapat berupa undang-undang, piagam kerajaan,
persoalan kemasyarakatan yang timbul akibat adanya perubahan tindakan administratif, atau perjanjian.
konfigurasi sosial-politik berupa Revolusi Industri pada abad ke-18 dan Pembentukan lembaga-lembaga ekstra serupa juga terjadi di
19 tidak bisa diselesaikan dengan mengandalkan mekanisme Amerika Serikat seiring dengan meluasnya peran parlemen dalam
kelembagaan yang telah ada sebelumnya, melainkan direspons dengan struktur ketatanegaraan sebagai akibat akselerasi dinamika masyarakat
membentuk badan-badan yang bersifat khusus yang dilakukan oleh yang semakin kompleks dan menghadirkan tantangan-tantangan yang
parlemen. Pembentukan badan-badan yang bersifat khusus ini dianggap berbeda dari sebelumnya, sehingga membutuhkan jawaban-jawaban
sebagai jawaban yang paling tepat dan diidealkan mampu menangani baru yang harus segera ditemukan. Oleh karena itu, parlemen Amerika
dan menyelesaikan kompleksitas persoalan-persoalan ketatanegaraan Serikat membentuk suatu badan yang bertanggung jawab kepadanya
melalui cara yang terlembagakan dengan baik. dalam pelbagai urusan khusus berkenaan dengan fungsi legislasi, seperti
Oleh karena itu, bersamaan dengan derasnya komplikasi Komisi Komunikasi Federal (The Federal Communications Commission),
persoalan-persoalan kemasyarakatan yang muncul itu ratusan badan Dewan Penerbangan Sipil (Civil Aeronautics Board), Komisi Sekuritas dan
yang sama sekali baru didirikan dengan tujuan untuk melakukan tugas- Kurs (Securities and Exchange Commission), Dewan Kerja Sama Buruh
tugas semacam (1) membuat peraturan, seperti Komisi Keselamatan dan Nasional (National Labor Relation Board), Komisi Kekuasaan Federal
Kesehatan Kantor Perdagangan yang Jujur (The Health and Safety (Federal Power Commission), Komisi Perdagangan Antarnegara Bagian
Commission The Office of Fair Trading); (2) memberikan nasihat, seperti (Interstate Commerce Commission), Komisi Perdagangan Federal (Federal
Komisi Daerah (Countryside Commission); dan (3) menyelesaikan Trade Commission). Dalam catatan Jimly Asshiddiqie, di seluruh Amerika
perselisihan, seperti Komisi untuk Persamaan Rasial (The Commission for Serikat, badan-badan seperti ini tercatat tidak kurang dari 30 buah yang
Racial Equality). Alasan utama yang ditunjuk berkenaan dengan merupakan badan-badan khusus yang relatif independen dengan tugas
pembentukan badan-badan tersebut adalah untuk meminimalisasi menjalankan fungsi yang bersifat semiyudisial dan semilegislatif.
pengaruh kaum aristokrat dan memberikan penegasan terhadap konsep
Kedudukan badan-badan khusus itu di Amerika Serikat meskipun Akan tetapi, gejala umum yang sering kali dihadapi oleh negara-
secara administratif tetap berada di lingkungan pemerintahan, tetapi negara yang membentuk lembaga-lembaga ekstra itu adalah persoalan
pengangkatan dan pemberhentian para anggota badan-badan khusus itu mekanisme akuntabilitas, kedudukannya dalam struktur ketatanegaraan,
ditentukan dengan pemilihan oleh Kongres. dan pola hubungan kerjanya dengan kekuasaan pemerintah, kekuasaan
Sementara itu, di negara-negara Skandinavia (Swedia, Denmark, membuat undang-undang, dan kekuasaan kehakiman. Hal ini tidak
Finlandia, dan Norwegia), Perancis, Selandia Baru, Guyana Mauritius, dan terlepas dari pergulatan politik yang terjadi antara kekuatan politik
lain-lain, secara khusus juga membentuk lembaga tersendiri di luar pemerintah dan parlemen saat keduanya memperebutkan pengaruh dari
kekuasaan pemerintah, kekuasaan membuat undang-undang, dan rakyat dalam pengelolaan negara. Kekuatan politik pemerintah di era
kekuasaan kehakiman untuk melindungi warga negaranya dari tindakan- demokrasi yang “dipaksa” harus berbagi dengan kekuatan lain,
tindakan yang tidak adil dari pemerintah. Lembaga ini tidak berhak khususnya parlemen, inilah yang mengakibatkan persaingan di antara
mengadili atau memiliki fungsi peradilan terhadap keluhan warga negara keduanya tidak terelakkan. Tentu saja hal ini membawa dampak negatif
atas suatu tindakan-tindakan yang tidak adil dari pemerintah. Akan berupa ketidakjelasan pertanggungjawaban dan pola kerja lembaga-
tetapi, lembaga ini dapat melakukan penyelidikan atas persoalan lembaga ekstra tersebut, karena pembentukannya sering kali tidak
tersebut. Nomenklatur untuk lembaga semacam ini disebut secara dilandasi kebutuhan rasional dan landasan yuridis yang cukup. Sebagai
berbeda-beda di berbagai negara. Swedia, misalnya, menyebutnya lembaga independen yang terlepas dari hubungan struktural dengan
dengan istilah Ombudsman Yustisi (Justitie Ombudsman). Sementara itu, pemerintah, pemerintah tentu tidak berada dalam kapasitas untuk bisa
Perancis dengan Komisioner Tinggi Pertahanan (Haut Commissionaire mengontrol secara khusus terhadap lembaga-lembaga ekstra tersebut.
Defenseur), dan Selandia Baru dengan Komisi Parlemen untuk
Administrasi (Parliamentary Commission for Administration). C. Lembaga Negara di Indonesia
Pada prinsipnya, lembaga-lembaga ekstra itu selalu diidealkan Menurut Hans Kelsen, organ negara itu setidaknya menjalankan
bersifat independen dan sering kali memiliki fungsi campuran yang salah satu dari 2 (dua) fungsi, yakni fungsi menciptakan hukum (law-
semilegislatif dan regulatif, semiadministratif, dan bahkan semiyudikatif. creating function) atau fungsi yang menerapkan hukum (law-applying
Oleh karena itulah muncul istilah badan-badan independen dan berhak function). Dengan menggunakan analisis Kelsen tersebut, Jimly
mengatur dirinya sendiri (independent and self-regulatory bodies) yang Asshiddiqie menyimpulkan bahwa pascaperubahan UUD 1945, dapat
berkembang di berbagai Negara. dikatakan terdapat 34 lembaga negara. Dari 34 lembaga negara tersebut,
ada 28 lembaga yang kewenangannya ditentukan baik secara umum merupakan organ pendukung atau penunjang (auxiliary state organs).
maupun secara rinci dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Corak dan struktur organisasi negara kita di Indonesia juga mengalami
Ke-28 lembaga negara inilah yang dapat disebut sebagai lembaga negara dinamika perkembangan yang sangat pesat.
yang memiliki kewenangan konstitusional atau yang kewenangannya Setelah masa reformasi sejak tahun 1998, banyak sekali lembaga-
diberikan secara eksplisit oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun lembaga dan komisi-komisi independen yang dibentuk. Menurut Jimly
1945. Assshiddiqie, beberapa di antara lembaga-lembaga atau komisi-komisi
Ke-34 organ tersebut dapat dibedakan dari dua segi, yaitu dari independent dimaksud dapat diuraikan di bawah ini dan dikelompokkan
segi fungsinya dan dari segi hirarkinya. Hirarki antarlembaga negara itu sebagai berikut:
penting untuk ditentukan karena harus ada pengaturan mengenai 1) Lembaga Tinggi Negara yang sederajat dan bersifat independen,
perlakuan hukum terhadap orang yang menduduki jabatan dalam yaitu:
lembaga negara itu. Mana yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah a) Presiden dan Wakil Presiden;
perlu dipastikan untuk menentukan tata tempat duduk dalam upacara b) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR);
dan besarnya tunjangan jabatan terhadap para pejabatnya. Untuk itu, ada c) Dewan Perwakilan Daerah (DPD);
dua kriteria yang dapat dipakai, yaitu: (i) kriteria hirarki bentuk sumber d) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR);
normatif yang menentukan kewenangannya, dan (ii) kualitas fungsinya. e) Mahkamah Konstitusi (MK);
Yang bersifat utama atau penunjang dalam sistem kekuasaan f) Mahkamah Agung (MA);
negara. Sehubungan dengan hal itu, maka dapat ditentukan bahwa dari g) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
segi fungsinya, ke-34 lembaga tersebut, ada yang bersifat utama atau
primer, dan ada pula yang bersifat sekunder atau penunjang (auxiliary). 2) Lembaga Negara dan Komisi-Komisi Negara yang bersifat
Sedangkan dari segi hirarkinya, ke-34 lembaga itu dapat dibedakan ke independen berdasarkan konstitusi atau yang memiliki constitutional
dalam tiga lapis. Organ lapis pertama dapat disebut sebagai lembaga importance lainnya, seperti:
tinggi negara. Organ lapis kedua disebut sebagai Lembaga negara saja, a) Komisi Yudisial (KY);
sedangkan organ lapis ketiga merupakan lembaga daerah. Di antara b) Bank Indonesia (BI) sebagai Bank sentral;
lembaga-lembaga tersebut ada yang dapat dikategorikan sebagai organ c) Tentara Nasional Indonesia (TNI);
utama atau primer (primary constitutional organs), dan ada pula yang d) Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI);
e) Komisi Pemilihan Umum (KPU); d) Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas);
f) Kejaksaan Agung yang meskipun belum ditentukan e) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);
kewenangannya dalam UUD 1945 melainkan hanya dalam UU, f) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT);
tetapi dalam menjalankan tugasnya sebagai pejabat penegak g) Badan Pertanahan Nasional (BPN);
hukum di bidang pro justisia, juga memiliki constitutional h) Badan Kepegawaian Nasional (BKN);
importance yang sama dengan kepolisian; i) Lembaga Administrasi Negara (LAN);
g) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga dibentuk j) Lembaga Informasi Nasional (LIN).
berdasarkan UU tetapi memiliki sifat constitutional importance
berdasarkan Pasal 24 ayat (3) UUD 1945; 2) Lembaga-lembaga dan komisi-komisi di lingkungan eksekutif
h) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOM-NAS- HAM)49 yang (pemerintah) lainnya, seperti:
dibentuk berdasarkan undangundang tetapi juga memiliki sifat a) Menteri dan Kementerian Negara;
constitutional importance. b) Dewan Pertimbangan Presiden;
3) Lembaga Independen lainnya yang dibentuk berdasarkan undang- c) Komisi Hukum Nasional (KHN);
undang, seperti: d) Komisi Ombudsman Nasional (KON);
a) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK); e) Komisi Kepolisian;
b) Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU); f) Komisi Kejaksaan.
c) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI);
3) Lembaga, Korporasi, dan Badan Hukum Milik Negara atau Badan
4) Lembaga-lembaga dan komisi-komisi di lingkungan eksekutif Hukum yang dibentuk untuk kepentingan negara atau kepentingan
(pemerintah) lainnya, seperti Lembaga, Badan, Pusat, Komisi, atau umum lainnya, seperti:
Dewan yang bersifat khusus di dalam lingkungan pemerintahan, a) Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA;
seperti: b) Kamar Dagang dan Industri (KADIN);
a) Konsil Kedokteran Indonesia (KKI); c) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI);
b) Komisi Pendidikan Nasional; d) BHMN Perguruan Tinggi;
c) Dewan Pertahanan Nasional;54
e) BHMN Rumah Sakit;
f) Korps Pegawai Negeri Republik Indonesia (KORPRI); (state auxiliary agency) atau lembaga pengawas (institutional watchdog)
g) Ikatan Notaris Indonesia (INI); yang dianggap sebagai suatu kebutuhan dan keharusan karena lembaga-
h) Persatuan Advokat Indonesia (Peradi); lembaga yang telah ada telah menjadi bagian dari sistem yang harus
diperbaiki. Kelima, adanya tekanan dari lembaga-lembaga internasional
Pada dasarnya, pembentukan lembaga-lembaga negara mandiri – untuk membentuk lembaga-lembaga tersebut sebagai prasyarat bagi era
atau apa pun namanya– di Indonesia dibentuk karena lembaga-lembaga baru menuju demokratisasi.
negara yang ada belum dapat memberikan jalan keluar dan
menyelesaikan persoalan yang ada ketika tuntutan perubahan dan
perbaikan semakin mengemuka seiring dengan munculnya era DAFTAR PUSTAKA
demokrasi. Selain itu, kelahiran lembaga-lembaga negara mandiri itu Alder, John. Constitutional & Administrative Law. London: Macmillan
Professional Masters, 1989.
merupakan sebentuk ketidakpercayaan publik terhadap lembaga-
lembaga yang ada dalam menyelesaikan persoalan ketatanegaraan yang Jimly Asshiddiqie. Pergumulan Peran Pemerintah dan Parlemen dalam
Sejarah: Telaah Perbandingan Konstitusi Berbagai Negara. Jakarta:
dihadapi.
UI-Press, 1996.
Secara lebih lengkap, pembentukan lembaga-lembaga negara
_______. “Struktur Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Keempat
mandiri di Indonesia dilandasi oleh lima hal penting. Pertama, tidak
Undang-Undang Dasar 1945”, makalah disampaikan dalam Seminar
adanya kredibilitas lembaga-lembaga yang telah ada sebelumnya akibat Pembangunan Hukum Nasional VIII dengan tema Penegakan Hukum
dalam Era Pembangunan Berkelanjutan, diselenggarakan oleh Badan
adanya asumsi (dan bukti) mengenai korupsi yang sistemik, mengakar,
Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia,
dan sulit untuk diberantas. Kedua, tidak independennya lembaga- Denpasar, 14-18 Juli 2003.
lembaga negara yang karena alasan tertentu tunduk di bawah pengaruh
_______. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi.
suatu kekuasaan tertentu. Ketiga, ketidakmampuan lembaga-lembaga Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI,
2006.
negara yang telah ada untuk melakukan tugas-tugas yang harus
dilakukan dalam masa transisi menuju demokrasi baik karena persoalan Duchacek, Ivo D. Power Maps: Comparative Politics of Constitutions. Santa
Barbara, California: American Bibliographical Center, 1973.
internal maupun eksternal. Keempat, adanya pengaruh global yang
menunukkan adanya kecenderungan beberapa negara untuk membentuk Kelsen, Hans. General Theory of Law and State. New York: Russel & Russel,
1973.
lembaga-lembaga negara ekstra yang disebut lembaga negara mandiri
Komisi Ombudsman Nasional. Laporan Tahunan 2001. Jakarta: Komisi A. Pendahuluan
Ombudsman Nasional, 2001.
Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut HAM dalam perspktif
Thohari, A. Ahsin. “Kedudukan Komisi-komisi Negara dalam Striktur sejarahnya dapat ditarik sampai pada permulaan kisah manusia dalam
Ketatanegaraan Indonesia”, Jurnal Hukum Jentera, edisi 12 Tahun III,
pergaulan hidup di dunia ini sejak ia sadar akan hak yang dimilikinya dan
April-Juni 2006.
kedudukannya sebagai subyek hukum. Tetapi menurut hasil penelitian,
Yazid, T.M. Luthfi. “Komisi-komisi Nasional dalam Konteks Cita-cita Negara
sejarah HAM tumbuh dan berkembang sejak HAM itu diperjuangkan
Hukum”, makalah disampaikan dalam Diskusi Terbatas dengan tema
Eksistensi Sistem Kelembagaan Negara Pascaamandemen UUD 1945, ketika berhadapan dengan kesewenang-wenangan kekuasaan negara.
diselenggarakan oleh Konsorsium Reformasi Hukum Nasional, di Hotel
Dari sejarah dunia kita mengetahui bahwa negara negara Eropa
Aryaduta, Jakarta, 9 September 2004.
pernah menjajah bangsa-bangsa di benua Asia, Afrika, Australia, dan
Wieslander, Bengt. The Parliamentary Ombudsman in Sweden. Stokholm:
Amerika. Realitas sejarah berupa penjajahan suatu bangsa atas bangsa
The Bank of Sweden Tercentenary Foundation, 1999
lain ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM dalam bentuknya
yang klasik. Tidak hanya oleh negara asing, pelanggaran HAM juga
mungkin dilakukan oleh pemerintah terhadap rakyatnya sendiri.
Misalnya pada masa Orde Baru, kebebasan berkumpul, berserikat, dan
mengeluarkan pendapat sangat dibatasi. Begitu juga kejahatan terhadap
kemanusiaan dalam berbagai bentuknya sering terjadi, seperti
penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan atas orang-orang yang
dianggap dapat mengancam dan menggoyahkan eksistensi
kekuasaannya. Rezim Orde Baru yang represif dan otoriter sudah terlalu
banyak melakukan pelanggaran pelanggaran HAM, sehingga
menimbulkan gejolak gejolak sosial dan politik yang pada akhirnya
mengakibatkan kejatuhannya pada bulan Mei 1998 lalu.
Pengakuan terhadap HAM bagi setiap individu sebenarnya telah
HAK ASASI MANUSIA dihayati dan dipahami sejak dahulu. Penghormatan terhadap HAM
(Suatu Kajian Aktualisasi Penegakan HAM di Indonesia) ditentukan pada pelaksanaan HAM oleh para penguasa negara. Sejarah
mencatat bahwa pada masa pemerintahan monarkhi absolut di Eropa Undang No. 09 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan
banyak terjadi pembatasan dan pelanggaran HAM, hal tersebut bertujuan Pendapat di Muka Umum dan Undang Undang RI No 39 Tahun 1999
untuk melanggengkan kekuasaan raja-raja yang pada waktu itu Tentang Hak Asasi Manusia yang juga memperkuat posisi Komnas HAM
menganggap dirinya sebagai wakil Tuhan di dunia. Menurut konsep yang dibentuk sebelumnya berdasarkan Keppres. No 50 Tahun 1993
kontrak sosialnya Thomas Hobbes, adalah sebagai bentuk penyerahan Tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, serta diundangkannya
seluruh kekuasaan dan kemerdekaan individu kepada negara untuk Undang Undang No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi
mengatur tata tertib dalam masyarakat. Manusia.
Hak Asasi Manusia (HAM) berkembang dan dikenal oleh dunia
hukum modern sekitar abad 17 dan 18 di Eropah. HAM tersebut semula B. Pandangan Teoritis
dimaksudkan untuk melindungi individu dari kekuasaan sewenang- Pasal 1 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
wenang penguasa (raja). Namur dalam perkembangannya HAM bukan Manusia merumuskan pengertian HAM sebagai perangkat hak yang
lagi milik segelintir orang, melainkan hak semua orang (universal) tanpa melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
terkecuali. Atas dasar kesadaran itulah dilahirkan Deklarasi Universal Yang Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati,
HAM (Universal Declaration of Human Rights (UDHR)) tahun 1948. dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
Namun demikian dalam era reformasi ini telah berhasil disusun setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
instrumen instrumen penegakan HAM. Diantaranya amandemen UUD ‘45 manusia.
yang kemudian memasukkan HAM dalam bab tersendiri dengan pasal Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa HAM itu adalah
pasal yang menyebutkan HAM secara lebih detail. Selain amandemen hak yang tidak terpisahkan dari esensi dan eksistensi manusia dan
UUD ‘45 juga ditetapkannya Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dihormati dan
tentang Hak Asasi Manusia yang menugaskan kepada lembaga lembaga dilindungi oleh siapapun juga. Mengabaikannya berarti mengingkari
tinggi negara dan seluruh aparatur pemerintah untuk menghormati, anugerah Tuhan Yang Maha Esa sekaligus berarti pula mengingkari
menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman mengenai HAM kepada eksistensiNya sebagai al-Khaliq. Manusia merupakan makhluk  yang
seluruh masyarakat. Juga menugaskan kepada Presieden RI dan DPR RI paling mulia dalam pandangan Tuhan . Ia diberiNya akal budi yang
untuk meratifikasi berbagai instrumen PBB tentang HAM sepanjang tidak menjadi sebuah potensi baginya untuk dapat membedakan mana yang
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 45, dan diudangkannya Undang baik dan mana yang buruk.
Karenanya martabat manusia yang mulia tersebut harus pemerintah atau pihak manapun dibenarkan mengurangi, merusak atau
dihormati dan dijunjung tinggi termasuk hak hak yang melekat padanya. menghapuskan HAM. Oleh karenanya siapapun tidak dibenarkan
Hak hak itu meliputi : mengambil keuntungan sepihak dan/atau mendatangkan kerugian bagi
1) Hak untuk hidup pihak lain dalam menginterpretasikan ketentuan dalam Undang Undang
2) Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan Tentang HAM sehingga mengakibatkan berkurang dan terhapusnya HAM
3) Hak mengembangkan diri yang dijamin oleh Undang Undang tersebut.
4) Hak memperoleh keadilan Sementara itu, Jika, dicermati dengan seksama asas-asas yang
5) Hak atas kebebasan pribadi termaktub dalam UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM,
6) Hak atas rasa aman yaitu:
7) Hak atas kesejahteraan 1. Hanya mengadili pelanggaran HAM berat.
8) Hak turut serta dalam pemerintahan 2. Kejahatan universal. Pengadilan HAM berwenang mengadili
9) Hak wanita pelanggaran HAM berat yang dilakukan di luar batas teritorial RI
10) Hak anak. oleh warga negara Indonesia.
Rincian di atas apabila disimpulkan lebih lanjut dapat dipahami 3. Genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan saja yang diadili
bahwa pada hakikatnya HAM itu terdiri atas dua hak dasar yang paling oleh Pengadilan HAM.
fundamental yaitu hak persamaan dan hak kebebasan. Kedua hak dasar 4. Jaksa Agung adalah penyidik dan penuntut umum.
ini saling mempengaruhi dan sekaligus akan menjamin terpenuhinya 5. Dalam pengadilan HAM dikenal penyidik Ad Hoc, Penuntut Ad
pula hak asasi yang lain. Sebagai contoh, tidak mungkin kehidupan Hoc dan hakim Ad Hoc.
demokrasi dapat diwujudkan kalau rakyat tidak dijamin hak persamaan 6. Pemeriksaan banding, kasasi, limitatif paling lama 90 hari.
dan hak kebebasannya untuk memilih wakil wakilnya di parlemen. 7. Dilindungi korban dan saksi.
Penerapan HAM sebagaimana yang diatur dalam UU. No. 39 Tahun 1999 8. Dikenal kompensasi, restitusi dan rehabilitasi korban.
hanya dapat dibatasi berdasarkan Undang Undang. Pembatasan itu hanya 9. Ancaman hukuman diperberat.
dapat dilakukan demi ketertiban umum dan kepentingan bangsa bukan
kepentingan penguasa. Untuk itu tidak ada satu ketentuanpun dalam 10. Adanya tanggungjawab komandan dan atasan terhadap
Undang Undang tentang HAM di atas boleh diinterpretasikan bahwa pelanggaran HAM berat oleh bawahannya.
11. Penerapan asas retroaktif, dimana terhadap pelanggaran HAM
berat yang terjadi sebelum diundangkannya UU pengadilan C. Instrumen Hukum Dalam Penegakan HAM
HAM, diadili oleh pengadilan HAM Ad Hoc. Pemikiran  HAM sejak awal pergerakan kemerdekaan hingga saat
12. Tidak dikenal daluwarsa. ini mendapat pengakuan dalam bentuk hukum tertulis yang dituangkan
13. Penyelidikan terhadap pelanggaran HAM berat dilakukan oleh dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berpuncak pada
Komisi Nasional HAM (KOMNAS HAM). konstitusi sebagai peraturan perundang-undangan tertinggi di Indonesia.
14. Tidak ada kewenangan ANKUM dan perwira penyerah perkara Sekalipun UUD 45 memuat ketentuan ketentuan tentang HAM yang
dalam kasus pelanggaran HAM berat. mencakup bidang sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya tetapi
Dengan asas-asas tersbut bukankah sudah mencerminkan pengaturan itu dianggap belum detail sehingga timbul permasalahan
kemandirian dari Peradilan HAM…? lalu kenapa harus dipolitisir bahwa dalam bentuk hukum apakah rincian HAM itu harus ditetapkan.
Peradilan HAM harus beradai di bawah Lingkup Peradilan Umum …? Ismail Suny berpendapat bahwa terdapat tiga kemungkinan
Bisakah Peradilan HAM bebas dan mandiri dalam melakukan proses bentuk hukum yang dapat menampung rincian HAM itu:
penegakan hukum HAM jika masih harus bertanggungjawab secara 1. Menjadikannya sebagai bagian integral dari UUD 45 yaitu dengan
struktural kepada lingkup Peradilan Umum, bukankah ini merupakan melakukan amandemen UUD 45.
jalan panjang dan melelahkan untuk sampai pada proses peradilan HAM 2. Menetapkan rincian HAM dalam Ketetapan MPR. Keberatannya
yang fair dan manusiawi…? Begitu panjangnya jalan yang harus adalah bahwa suatu Ketetapan MPR pada umumnya tidak
ditempuh, hingga akhirnya korban pencari keadilan pasrah dan mengatur ancaman hukuman bagi pelanggarnya.
menyerahkan nasibnya pada takdir. Kalau ada sebuah lembaga yang 3. Mengundangkannya dalam suatu Undang Undang yang mengatur
bernama KOMNAS HAM yang bertugas mencari fakta dan menemukan tentang sanksi hukum terhadap pelanggarnya.
ada tidaknya pelanggaran HAM dalam kasus-kasus yang diduga telah
terjadi pelanggaran berat HAM. Toh, kalau akhirnya harus diadili dengan Berikut ini akan dijelaskan secara lebih detail bentuk bentuk
sebuah peradilan di bawa lingkup pengadilan umum, maka hasilnya hukum di atas sebagai instrumen penegakan HAM di Indonesia:
“Jeruk makan jeruk” dan nothing dapat mencapai keadilan, kepastian a. Amandemen UUD 1945
dan kemanfaatan apalagi perlindungan dan kesejahteraan bagi Wacana tentang perlunya HAM dimasukkan dalam UUD 45
korban kejahatan HAM. berkembang ketika kesadaran akan pentingnya jaminan
perlindungan HAM semakin meningkat menyusul jatuhnya rezim kolompok yang saling berseberangan ini dicarilah suatu pola yang
Orde Baru yang represif dan otoriter. Telah diakui bahwa UUD 45 secara relatif lebih dapat diterima oleh mereka yaitu dengan
tidak secara eksplisit mengatur tentang HAM, bahkan beberapa pakar membuat Ketetapan MPR yang mengatur tentang HAM, di samping
secara tegas menyatakan bahwa konstitusi negara kita tidak secara prosedural pola ini lebih mudah dilakukan dibanding dengan
mengenal HAM karena dirumuskan sebelum adanya Deklarasi amandemen UUD 45.
Universal HAM. Atas dasar itu amandemen UUD 45 untuk
memasukkan HAM didalamnya merupakan tuntutan reformasi yang c. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
tidak bisa dielakkan. Dan usaha ini diharapkan akan semakin Undang Undang ini dipandang sebagai Undang Undang pelaksana
memperkuat komitmen negara Indonesia untuk menegakkan dan dari Ketetapan MPR No XVII/MPR/1998 Tentang Hak Asasi Manusia
melindungi HAM di Indonesia, karena dengan menjadi bagian integral di atas, karena salah satu dasar hukumnya adalah Ketetapan MPR
UUD 45 HAM itu akan menjadi hak yang dilindungi secara tersebut. Ketika Undang Undang ini didiskusikan terdapat dua
konstitusional (constitutional right) . Pemikiran ini kemudian pendapat yang kontradiktif tentang perlunya Undang Undang tentang
direalisasikan pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2000 melalui HAM. Pendapat pertama menyatakan bahwa pada dasarnya
amandemen II UUD 45. ketentuan mengenai HAM tersebar dalam berbagai Undang Undang .
Oleh karenanya tidak perlu dibuat Undang Undang khusus tentang
b. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 Tentang Hak Asasi Manusia HAM. Pendapat lain menyatakan bahwa Undang Undang tentang
Ketetapan ini disahkan oleh Rapat Paripurna Sidang Istimewa MPR HAM diperlukan mengingat Tap MPR tentang HAM yang sudah ada
pada tanggal 13 Nopember 1998. Pada masa awal reformasi tuntutan tidak berlaku oprasional dan Undang Undang yang sudah ada tidak
mengenai perlunya suatu aturan yang memuat ketentuan tentang seluruhnya menampung materi HAM. Selain itu, Undang Undang
HAM yang lebih rinci mengemuka dengan kuat dan menjadi isu tentang HAM akan berfungsi sebagai Undang Undang payung bagi
sentral yang cukup luas. Untuk mengakomodasi tuntutan tersebut peraturan perundang-undangan mengenai HAM yang sudah ada
bentuk hukum yang dipilih untuk mengatur tentang HAM adalah selama ini.
Ketetapan MPR, karena pada saat itu masih terjadi tarik menarik Undang Undang No.39 Tahun 1999 selain memuat ketentuan
antara kelompok yang menghendaki amandemen UUD 45 dan ketentuan tentang HAM juga mengatur tentang Komisi Nasional Hak
kelompok yang menolaknya. Maka untuk menjembatani dua
Asasi Manusia yang fungsi pokoknya adalah melakukan pengkajian, perwujudan hak dan tanggung jawab dalam kehidupan
penelitian, penyuluhan, pemantauan dan mediasi tentang HAM. berdemokrasi.
4. Menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan
d. Undang Undang No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tanpa
Manusia mengabaikan kepentingan perorangan atau kelompok.
Undang Undang ini dapat dianggap sebagai tonggak hukum kedua
dalam penegakan HAM dalam level Undang Undang setelah UU. No.39 D. Problematika Penegakan HAM di Indonesia
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Undang Undang ini Otoritarianisme rezim Orde Baru antara lain ditandai dengan
merupakan pengganti dari Peraturan Pmerintah Pengganti Undang banyaknya kasus kasus pelanggaran HAM baik yang terselubung maupun
Undang (Perpu) No 1 Tahun 1999 yang mengatur hal yang sama yang yang terbuka. Memang pada masa itu instrumen instrumen penegakan
telah ditolak oleh DPR sebelumnya. HAM telah ada sekalipun tidak selengkap di era reformasi misalnya
ketentuan ketentuan tentang HAM yang tersebar dalam peraturan
e. Undang Undang No. 09 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan perundang-undangan yang sudah ada, Deklarasi Universal Tentang Hak
Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum Asasi Manusia yang telah disetujui dan diumumkan oleh Resolusi Majlis
Pengaturan tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948, dibentuknya Komisi
umum melalui Undang Undang ini bertujuan: Nasional Hak Asasi Manusia berdasarkan Keppres No 50 Tahun 1993 dan
1. Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai lain lain. Instrumen instrumen di atas ternyata tidak dapat berfungsi bagi
salah satu pelaksanaan HAM sesuai dengan Pancasila dan penegakan HAM karena hukum secara umum pada masa Orde Baru
UUD 45. hanya diajdikan alat untuk mempertahankan kekuasaan, bukan untuk
2. Mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan mewujudkan kebenaran dan keadilan, atau dengan kata lain hukum pada
berkesinambungan dalam menjamin kemerdekaan masa itu tidak untuk ditegakkan. Padahal seorang filosof hukum aliran
menyampaikan pendapat. realisme bernama Wilhelm Lundsted mengatakan bahwa hukum itu
3. Mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnya bukan apa-apa (law is nothing). Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa
partisipasi dan kreativitas setiap warga negara sebagai hukum baru memiliki makna setelah ditegakkan. Tanpa penegakan
hukum bukan apa apa.
Sungguhpun rezim Orde Baru telah tumbang dan berganti dengan penegakan HAM memerlukan kemandirian yudisial dan pemerintahan
Orde Reformasi, tetapi pengaruh dari sistem dan paradigma lama (status berdasarkan hukum (rule of law).
quo) masih sangat kuat, sebab pengertian reformasi yang terjadi di Problem penegakan HAM di Indonesia tidak hanya menyangkut
Indonesia bukan mengganti orang orang lama (kelompok status quo) sistem hukum yang mengalami degradasi sebagaimana telah dijelaskan
secara total tetapi memunculkan orang-orang baru (kelompok reformis) di atas, tapi juga melibatkan sistem sistem lain yang turut berpengaruh
dan bergabung dengan orang orang lama dalam menjalankan secara signifikan misalnya sistem politik, ekonomi dan sosial.
pemerintahan. Maka yang terjadi adalah pertarungan dan pergumulan Sistem politik transisional dari sistem politik otoriter ke
antara dua kelompok itu. Dan ternyata, setelah era reformasi bergulir demokratis ternyata tidak bisa berjalan mulus. Pergantian rezim dari
kurang lebih lima tahun, nampak bahwa kekuatan kelompok status quo Orde Baru ke Orde Reformasi telah banyak menimbulkan berbagai
masih mendominasi sistem yang sedang berjalan termasuk dalam bentuk pelanggaran HAM. Begitu juga ketika Orde Reformasi berkuasa
penegakan hukum. Keterpurukan hukum di Indonesia sejak masa Orde timbul gejolak dan pergumulan di antara kekuatan reformasi sendiri,
Baru hingga sekarang meliputi tiga unsur sistem hukum, sebagaimana tanpa menafikan pengaruh dan peran kuat orang-orang yang pro-status
dikemukakan oleh Lawrence Meir Friedmann, yaitu struktur (structure), quo untuk saling berebut kekuasaan, yang hal ini juga banyak
substansi (substance), kultur hukum (legal culture). menimbulkan berbagai bentuk pelanggaran HAM, terutama ketika militer
Keterpurukan hukum di Indonesia yang meliputi tiga unsur diposisikan sebagai alat dan pendukung kekuasaan yang sedang
sistem hukum di atas sangat menghambat penegakan HAM di negara kita berlangsung.
sehingga wajar apabila kasus kasus pelanggaran HAM yang tergolong Sistem ekonomi yang dibangun selama masa Orde Baru terbukti
berat hingga sekarang tidak ada yang berhasil diusut secara tuntas dan belum mampu menyejahterakan dan mengangkat martabat kehidupan
profesional dan sudah tentu hal ini sangat mengusik rasa keadilan bangsa Indonesia terutama rakyat kecil yang secara kuantitatif paling
masyarakat secara umum. banyak jumlahnya. Bahkan sejak terjadi krisis ekonomi yang
Selain itu secara struktural, kemandirian institusi institusi menyebabkan jatuhnya rezim Orde Baru, kondisi bangsa Indonesia
penegakan hukum di Indonesia masih juga menjadi problem yang cukup semakin terpuruk den krisis itu semakin melebar dan meluas hingga
serius. Institusi institusi penegakan hukum tersebut belum cukup bersifat multidimensional. Keterpurukan ekonomi ini juga menjadi
resisten terhadap intervensi pihak lain terutama eksekutif, padahal problem penegakan HAM di negara kita, sebab bagaimana seorang akan
dapat menghormati dan menghargai serta menghayati HAM kalau ia
belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya yang minimum Ali, Ahmad. Keterpurukan Hukum di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta,
sekalipun?. 2002
Sistem sosial masyarakat Indonesia pada dasarnya bersumber Arief Sidharta, Bernard. Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum CV.Mandar
dari nilai-nilai agama dan budaya yang menghargai dan menghormati Maju, Bandung, 2000
kedudukan manusia sebagai makhluk Allah SWT yang termulia di bumi Kleden, Ignas. Menulis Politik: Indonesia Sebagai Utopia, Kompas, Jakarta,
ini. Nilai-nilai agama dan budaya tersebut kemudian membentuk etika 2001.
sosial yang menjadi acuan bagi masyarakat dalam berprilaku dan Lopa, Baharuddin. Masalah Masalah Politik, Hukum Sosial Budaya, Agama:
berinteraksi antara yang satu dengan yang lain dalam hidup Sebuah Pemikiran. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2001
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Masyarakat Indonesia terkenal Manan, Bagir. Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi
dengan sifat sopan santunnya, sikap hormatnya kepada orang lain serta Manusia di Indonesia. PT. Alumni, Bandung, 2001
rasa kekeluargaannya yang sangat tinggi. Tapi yang menjadi Purbopranoto. Kuntjoro. Hak Hak Asasi Manusia Dan Pancasila, Pradnya
permasalahan adalah mengapa ketika terjadi krisis multidimensional Paramita, Jakarta, 1979
karakter sosial yang positif tersebut menjadi berbalik seratus delapan
puluh derajat, sehingga yang terjadi adalah kebiadaban, keangkuhan dan
kekerasan yang kemudian menimbulkan ketidak-tertiban dan ketidak-
harmonisan sosial (social disorder and disharmony). Dan kondisi sosial
semacam ini tentu sangat tidak kondusif bagi usaha usaha penegakan
HAM di Indonesia. Frans Magnis Suseno mencoba memberi jawaban dari
permasalahan di atas. Menurutnya sistem sosial masyarakat Indonesia
rusak karena sistem sistem yang lain tidak bekerja dengan baik, misalnya
sistem hukum, sistem politik dan sistem ekonomi. Seandainya sistem
sistem ini bekerja dengan baik maka sistem sosial itu akan menjadi baik
pula, karena sistem sistem tersebut antara satu sama lain saling
mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA NEGARA, NEGARA HUKUM, DAN WARGA NEGARA
A. Negara  Prof. R. Djolosoetrono : Negara ialah suatu organisasi manusia
1. Pengertian Negara atau kumpulan manusia yang berada dibawah suatu
Secara umum, pengertian negara adalah suatu daerah atau pemerintahan yang sama.
wilayah yang ada di permukaan bumi di mana terdapat pemerintahan  Prof. Mr. Soenarko : Negara ialah organisasi masyarakat yang
yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan mempunyai daerah tertentu di mana kekuasaan negara
keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara minimal berlaku sepenuhnya sebagai souvereign (kedaulatan).
terdapat unsur-unsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah
yang berdaulat serta pengakuan dari negara lain. Negara merupakan Bila dilihat dari segi fungsi, maka fungsi-fungsi negara
suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai tujuan meliputi:
bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga a) Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat: Negara yang
negara tersebut. Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 sukses dan maju adalah negara yang bisa membuat
yang menjadi cita-cita bangsa secara bersama-sama. masyarakat bahagia secara umum dari sisi ekonomi dan sosial
Berdasarkan pendapat para sarjana, dapat dilihat beberapa kemasyarakatan.
pengertian dari negara yaitu: b) Melaksanakan ketertiban: Untuk menciptakan suasana dan
 Menurut Gorge Jellinek : Negara ialah organisasi kekuasaan lingkungan yang kondusif dan damani diperlukan
dari sekolompok manusia yang telah berkediaman di wilayah pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh
tertentu. masyarakat.
 Menurut Gorge Wilhelm Friedrich Hegel : Negara merupakan c) Pertahanan dan keamanan: Negara harus bisa memberi rasa
organisasi kesusilaan yang mencul sebagai sintesis dari aman serta menjaga dari segala macam gangguan dan
kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal. ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar.
 Mr. Kranerburg : Negara adalah suatu organisasi yang timbul d) Menegakkan keadilan: Negara membentuk lembaga-lembaga
karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri. peradilan sebagai tempat warganya meminta keadilan di
 Roger. F. Soltau : Negara adalah alat (agency) atau wewenang segala bidang kehidupan.
(authority) yang mengatur atau mengendalikan persalan
bersama atas nama masyarakat. 2. Asal Muasal Terjadinya Negara
Asal mulanya terjadi negara dapat juga dilihat berdasarkan Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni
pendekatan teoritis, antara lain : kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan
- Teori Ketuhanan, negara terjadi atas kehendak Tuhan, nampak pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan
pada UUD nya atas berkat Tuhan Yang Maha Esa, penganutnya sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara
adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller, Kranenburg dan Thomas pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan
Aquinas. secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi,
- Teori Perjanjian Masyarakat, negara terjadi karena adanya satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen.
perjanjian masyarakat yang mengikat diri untuk mendirikan Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang
suatu organisasi yang bisa melindungai dan menjamin memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan.
kelangsungan hidup bersama. Penganutnya adalah Thomas Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan
Hobbes, John Locke, JJ Rousseau dan Montesquieu tiadanya badan-badan lain yang berdaulat.
- Teori Kekuasaan, negara terjadi karena adanya kekuasaan yang
paling kuat. Penganut teori ini adalah H.J. Laski, L. Duguit, Karl - Negara Serikat (Federasi)
Marx, Oppenheimer dan Kollikles. Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas
- Teori Hukum Alam, negara terjadi karena kehendak alam yang beberapa negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati
merupakan lembaga alamiah yang diperlukan manusia untuk negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala
menyelenggarakan kepentingan umum. Penganut teori ini negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat
adalah Plato, Aristoteles, Agustinus dan Thomas Aquino. dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang
Pada dasarnya negara mempunyai tujuan masing-masing, disebut negara federal.
namun tujuan akhirnya sama yaitu menciptakan kebahagian pada Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam,
rakyatnya. asal tak bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar
(hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh
3. Bentuk-Bentuk Negara pemerintah federal.
- Negara Kesatuan (Unitaris) Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan
kepala negara bagian (lazimnya disebut gubernur negara bagian).
Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan negara berbagi kekuasaan tersebut dikukuhkan lewat konstitusi (Undang-
bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah undang Dasar), dan sebab itu, monarki di era negara-negara modern
federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power). sesungguhnya bukan lagi absolut melainkan bersifat monarki
konstitusional. Bahkan, kekuasaannya hanya bersifat simbolik
4. Jenis-Jenis Kekuasaan Negara (sekadar kepala negara) ketimbang amat menentukan praktek
- Negara Monarki dan Negara Tirani pemerintahan sehari-hari (kepala pemerintahan). Di ke-10 negara
Monarki berasal dari kata ‘monarch’ yang berarti raja, yaitu monarki yang telah disebut di atas, pihak yang relatif lebih berkuasa
jenis kekuasaan politik di mana raja atau ratu sebagai pemegang untuk menentukan jalannya pemerintahan adalah parlemen dengan
kekuasaan dominan negara (kerajaan). Para pendukung monarki perdana menteri sebagai kepala pemerintahannya.
biasanya mengajukan pendapat bahwa jenis kekuasaan yang Jenis monarki lainnya yang kini masih ada adalah Arab
dipegang oleh satu tangan ini lebih efektif untuk menciptakan suatu Saudi. Negara ini berupa kerajaan dan raja adalah sekaligus kepala
stabiltas atau konsensus di dalam proses pembuatan kebijakan. negara dan pemerintahan. Kekuasaan raja tidak dibatasi secara
Perdebatan yang bertele-tele, pendapat yang beragam, atau konstitusional, tidak ada partai politik dan oposisi di sana. Pola
persaingan antarkelompok menjadi relatif terkurangi oleh sebab kekuasaan di Arab Saudi juga dikenal sebagai dinasti (Dinasti al-
cuma ada satu kekuasaan yang dominan. Saud), di mana pewaris raja adalah keturunannya.
Negara-negara yang menerapkan jenis kekuasaan monarki Bentuk pemerintahan yang buruk di dalam satu tangan
hingga saat ini adalah Inggris, Swedia, Denmark, Belanda, Norwegia, adalah Tirani. Tiran-tiran kejam yang pernah muncul dalam sejarah
Belgia, Luxemburg, Jepang, Muangthai, dan Spanyol. Di negara-negara politik dunia misalnya Kaisar Nero, Caligula, Hitler, atau Stalin.
ini, monarki menjadi instrumen pemersatu yang cukup efektif, Meskipun Hitler atau Stalin memerintah di era negara modern, tetapi
misalnya sebagai simbol persatuan antar berbagai kelompok yang jenis kekuasaan yang mereka jalankan pada hakekatnya
ada di tengah masyarakat. Kita perhatikan negara yang modern dan terkonsentrasi pada satu tangan, di mana keduanya sama sekali tidak
maju seperti Inggris dan Jepang pun masih menerapkan sistem mau membagi kekuasaan dengan pihak lain, dan kerap kali bersifat
monarki. kejam baik terhadap rakyat sendiri maupun lawan politik.
Namun, di negara-negara ini, penguasa monarki harus
berbagi kekuasaan dengan pihak lain, terutama parlemen. Proses - Negara Monarki dan Aristokrasi
Dalam jenis kekuasaan monarki, raja atau ratu biasanya dari dua kategori. Kategori pertama adalah demokrasi langsung
bergantung pada dukungan yang diberikan oleh para penasihat dan (direct democracy) dan demokrasi perwakilan (representative
birokrat. Jika kekuasaan lebih banyak ditentukan oleh orang-orang democracy).
ini (penasihat dan birokrat) maka jenis kekuasaan tidak lagi berada Demokrasi langsung berarti rakyat memerintah dirinya
pada satu orang (mono) melainkan beberapa (few). secara langsung, tanpa perantara. Salah satu pendukung demokrasi
Aristokrasi sendiri merupakan pemerintahan oleh langsung adalah Jean Jacques Rousseau, di mana Rousseau ini
sekelompok elit (few) dalam masyarakat, di mana mereka ini mengemukakan 4 kondisi yang memungkinkan bagi dilaksanakannya
mempunyai status sosial, kekayaan, dan kekuasaan politik yang demokrasi langsung yaitu :
besar. Ketiga hal ini dinikmati secara turun-temurun (diwariskan),  Jumlah warganegara harus kecil.
menurun dari orang tua kepada anak. Jenis kekuasaan aristokrasi ini  Pemilikan dan kemakmuran harus dibagi secara merata
disebut pula sebagai jenis kekuasaan kaum bangsawan (aristokrasi). (hampir merata).
Biasanya, di mana ada kelas aristokrat yang dominan secara  Masyarakat harus homogen (sama) secara budaya.
politik, maka di sana ada pula monarki. Namun, jenis kekuasaan oleh  Terpenuhi di dalam masyarakat kecil yang bermata
beberapa orang ini —aristokrasi— tidak bertahan lama, oleh sebab pencaharian pertanian.
orang-orang yang orang tuanya bukan bangsawan pun bisa duduk
mempengaruhi keputusan politik negara asalkan mereka Di dalam demokrasi langsung, memang kedaulatan rakyat
berprestasi, kaya, berpengaruh, dan cerdik. Jika kenyataan ini terjadi, lebih terpelihara oleh sebab kekuasaannya tidak diwakilkan. Semua
yaitu peralihan dari kekuasaan para bangsawasan ke kelompok non- warganegara ikut terlibat di dalam proses pengambilan keputusan,
bangsawan, maka hal tersebut dinyatakan sebagai peralihan atau tanpa ada yang tidak ikut serta. Namun, di zaman pelaksanaan
pergeseran dari aristokrasi menuju oligarki. demokrasi langsung sendiri, yaitu di masa negara-kota Yunani Kuno,
ada beberapa kelompok masyarakat yang tidak diizinkan untuk ikut
- Negara Demokrasi dan Negara Mobokrasi serta di dalam proses demokrasi langsung yaitu: budak, perempuan,
Jika kekuasaan dipegang oleh seluruh rakyat, bukan oleh dan orang asing.
mono atau few, maka kekuasaan tersebut dinamakan demokrasi. Di Dengan alasan kelemahan demokrasi langsung, terutama
dalam sejarah politik, jenis kekuasaan demokrasi yang dikenal terdiri oleh ketidakrealistisannya untuk diberlakukan dalam keadaan negara
modern, maka demokrasi yang saat ini dikembangkan adalah terlebih dahulu dipenuhi. Oleh sebab keinginan tersebut ingin
demokrasi perwakilan. Di dalam demokrasi perwakilan, tetap rakyat didahulukan, dan pihak lain pun sama, dan jika hal ini berujung pada
yang memerintah. Namun, itu bukan berarti seluruh rakyat situasi chaos (kacau) bahkan perang (bellum omnium contra omnes —
berbondong-bondong datang ke parlemen atau istana negara untuk perang semua lawan semua), maka bukan demokrasi lagi namanya
memerintah atau membuat UU. Tentu tidak demikian. melainkan mobokrasi. Mobokrasi adalah bentuk buruk dari
Rakyat terlibat secara ‘total’ di dalam mekanisme pemilihan demokrasi, di mana rakyat memang berdaulat tetapi negara berjalan
pejabat (utamanya anggota parlemen) lewat Pemilihan Umum dalam situasi perang dan tidak ada satu pun kesepakatan dapat
periodik (misal: 4 atau 5 tahun sekali). Dengan memilih si anggota dibuat secara damai.
parlemen, rakyat tetap berkuasa untuk membuat UU, akan tetapi
keterlibatan tersebut melalui si wakil. Wakil ini adalah orang yang B. Negara Hukum
mendapat delegasi wewenang dari rakyat. Di Indonesia, 1 orang 1. Pengantar
wakil rakyat (anggota parlemen) kira-kira mewakili 300.000 orang Dalam rangka perubahan Undang-Undang Dasar Negara
pemilih. Republik Indonesia Tahun 1945, maka dalam Perubahan Keempat
Dengan demokrasi perwakilan, rakyat tidak terlibat secara pada tahun 2002, konsepsi Negara Hukum atau “Rechtsstaat” yang
penuh di dalam membuat UU negara. Misalnya saja, dari hampir 200 sebelumnya hanya tercantum dalam Penjelasan UUD 1945,
juta jiwa warganegara Indonesia, proses pemerintahan demokrasi di dirumuskan dengan tegas dalam Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan,
tingkat parlemen hanya dilakukan oleh 500 orang wakil rakyat yang “Negara Indonesia adalah Negara Hukum.” Dalam konsep Negara
duduk menjadi anggota DPR. Bandingkan kalau saja Indonesia Hukum itu, diidealkan bahwa yang harus dijadikan panglima dalam
menerapkan demokrasi langsung di mana 200 juta rakyat Indonesia dinamika kehidupan kenegaraan adalah hukum, bukan politik
duduk di parlemen. Kacau dan pasti memakan biaya mahal, bukan? ataupun ekonomi. Karena itu, jargon yang biasa digunakan dalam
Dengan kenyataan ini maka demokrasi perwakilan lebih praktis bahasa Inggeris untuk menyebut prinsip Negara Hukum adalah ‘the
ketimbang demokrasi langsung. rule of law, not of man’. Yang disebut pemerintahan pada pokoknya
Dalam demokrasi, baik langsung ataupun tidak langsung, adalah hukum sebagai sistem, bukan orang per orang yang hanya
keterlibatan rakyat menjadi tujuan utama penyelenggaraan negara. bertindak sebagai ‘wayang’ dari skenario sistem yang mengaturnya.
Masing-masing individu rakyat pasti ingin kepentinganyalah yang
Gagasan Negara Hukum itu dibangun dengan Dalam istilah Inggeris yang dikembangkan oleh A.V. Dicey, hal itu
mengembangkan perangkat hukum itu sendiri sebagai suatu sistem dapat dikaitkan dengan prinsip “rule of law” yang berkembang di
yang fungsional dan berkeadilan, dikembangkan dengan menata Amerika Serikat menjadi jargon “the Rule of Law, and not of Man”.
supra struktur dan infra struktur kelembagaan politik, ekonomi dan Yang sesungguhnya dianggap sebagai pemimpin adalah hukum itu
social yang tertib dan teratur, serta dibina dengan membangun sendiri, bukan orang. Dalam buku Plato berjudul “Nomoi” yang
budaya dan kesadaran hukum yang rasional dan impersonal dalam kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dengan judul “The
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu, Laws”, jelas tergambar bagaimana ide nomokrasi itu sesungguhnya
sistem hukum itu perlu dibangun (law making) dan ditegakkan (law telah sejak lama dikembangkan dari zaman Yunani Kuno.
enforcing) sebagaimana mestinya, dimulai dengan konstitusi sebagai Di zaman modern, konsep Negara Hukum di Eropah
hukum yang paling tinggi kedudukannya. Untuk menjamin tegaknya Kontinental dikembangkan antara lain oleh Immanuel Kant, Paul
konstitusi itu sebagai hukum dasar yang berkedudukan tertinggi (the Laband, Julius Stahl, Fichte, dan lain-lain dengan menggunakan istilah
supreme law of the land), dibentuk pula sebuah Mahkamah Konstitusi Jerman, yaitu “rechtsstaat’. Sedangkan dalam tradisi Anglo Amerika,
yang berfungsi sebagai ‘the guardian’ dan sekaligus ‘the ultimate konsep Negara hukum dikembangkan atas kepeloporan A.V. Dicey
interpreter of the constitution’. dengan sebutan “The Rule of Law”.
Menurut Julius Stahl, konsep Negara Hukum yang
2. Konsep Negara Hukum disebutnya dengan istilah ‘rechtsstaat’ itu mencakup empat elemen
Gagasan, cita, atau ide Negara Hukum, selain terkait dengan penting, yaitu:
konsep ‘rechtsstaat’ dan ‘the rule of law’, juga berkaitan dengan  Perlindungan hak asasi manusia.
konsep ‘nomocracy’ yang berasal dari perkataan ‘nomos’ dan ‘cratos’.  Pembagian kekuasaan.
Perkataan nomokrasi itu dapat dibandingkan dengan ‘demos’ dan  Pemerintahan berdasarkan undang-undang.
‘cratos’ atau ‘kratien’ dalam demokrasi. ‘Nomos’ berarti norma,  Peradilan tata usaha Negara.
sedangkan ‘cratos’ adalah kekuasaan. Yang dibayangkan sebagai Muhammad Tahir Azhary, dengan mengambil inspirasi dari
faktor penentu dalam penyelenggaraan kekuasaan adalah norma atau sistem hukum Islam, mengajukan pandangan bahwa ciri-ciri
hukum. Karena itu, istilah nomokrasi itu berkaitan erat dengan ide nomokrasi atau Negara Hukum yang baik itu mengandung 9
kedaulatan hukum atau prinsip hukum sebagai kekuasaan tertinggi. (sembilan) prinsip, yaitu:
o Prinsip kekuasaan sebagai amanah; negara hukum yang mengandung 13 ciri seperti uraian di atas itulah
o Prinsip musyawarah; ketentuan Pasal 1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
o Prinsip keadilan; 1945 itu sebaiknya kita pahami.

o Prinsip persamaan;
o Prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi C. Warga Negara
Salah satu persyaratan diterimanya status sebuah negara adalah
manusia;
adanya unsur warganegara yang diatur menurut ketentuan hukum
o Prinsip peradilan yang bebas;
tertentu, sehingga warga negara yang bersangkutan dapat dibedakan
o Prinsip perdamaian;
dari warga dari negara lain. Pengaturan mengenai kewarganegaraan ini
o Prinsip kesejahteraan;
biasanya ditentukan berdasarkan salah satu dari dua prinsip, yaitu
o Prinsip ketaatan rakyat.
prinsip ‘ius soli’ atau prinsip ‘ius sanguinis’.
Dalam sistem konstitusi Negara kita, cita Negara Hukum itu
Warga Negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan gagasan
berdasarkan peraturan perundang-undangan (Pasal 1 angka 1 UU No. 12
kenegaraan Indonesia sejak kemerdekaan. Meskipun dalam pasal-
Tahun 2006 ttg Kewarganegaraan Republik Indonesia). Sementara itu,
pasal UUD 1945 sebelum perubahan, ide Negara hukum itu tidak
kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan
dirumuskan secara eksplisit, tetapi dalam Penjelasan ditegaskan
warga negara.
bahwa Indonesia menganut ide ‘rechtsstaat’, bukan ‘machtsstaat’.
Yang dimaksud dengan ‘ius soli’ adalah prinsip yang mendasarkan
Dalam Konstitusi RIS Tahun 1949, ide negara hukum itu bahkan tegas
diri pada pengertian hukum mengenai tanah kelahiran, sedangkan ‘ius
dicantumkan. Demikian pula dalam UUDS Tahun 1950, kembali
sanguinis’ mendasarkan diri pada prinsip hubungan darah. Berdasarkan
rumusan bahwa Indonesia adalah negara hukum dicantumkan
prinsip ‘ius soli’, seseorang yang dilahirkan di dalam wilayah hukum
dengan tegas.
suatu negara, secara hukum dianggap memiliki status kewarganegaraan
Oleh karena itu, dalam Perubahan Ketiga tahun 2001
dari negara tempat kelahirannya itu.
terhadap UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ketentuan
Negara Amerika Serikat dan kebanyakan negara di Eropah
mengenai ini kembali dicantumkan tegas dalam Pasal 1 ayat (3) yang
termasuk menganut prinsip kewarganegaraan berdasarkan kelahiran ini,
berbunyi: “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Kiranya, cita
sehingga siapa saja yang dilahirkan di negara-negara tersebut, secara
otomatis diakui sebagai warga negara. Oleh karena itu, sering terjadi kewarganegaraan orangtuanya itu. Akan tetapi, sekali lagi, dalam
warganegara Indonesia yang sedang bermukim di negara-negara di luar dinamika pergaulan antar bangsa yang makin terbuka dewasa ini, kita
negeri, misalnya karena sedang mengikuti pendidikan dan sebagainya, tidak dapat lagi membatasi pergaulan antar penduduk yang berbeda
melahirkan anak, maka status anaknya diakui oleh Pemerintah Amerika status kewarganegaraannya.
Serikat sebagai warga negara Amerika Serikat. Padahal kedua Cara kedua untuk memperoleh status kewarganegaraan itu
orangtuanya berkewarganegaraan Indonesia. ditentukan melalui proses pewarganegaraan (naturalisasi). Melalui
Dalam zaman keterbukaan seperti sekarang ini, kita menyaksikan proses pewarganegaraan itu, seseorang dapat mengajukan permohonan
banyak sekali penduduk suatu negara yang berpergian keluar negeri, kepada instansi yang berwenang, dan kemudian pejabat yang
baik karena direncanakan dengan sengaja ataupun tidak, dapat saja bersangkutan dapat mengabulkan permohonan tersebut dan selanjutnya
melahirkan anak-anak di luar negeri. Bahkan dapat pula terjadi, karena menetapkan status yang bersangkutan menjadi warganegara yang sah.
alasan pelayanan medis yang lebih baik, orang sengaja melahirkan anak Selain kedua cara tersebut, dalam berbagai literature mengenai
di rumah sakit di luar negeri yang dapat lebih menjamin kesehatan dalam kewarganegaraan, juga dikenal adanya cara ketiga, yaitu melalui
proses persalinan. registrasi. Cara ketiga ini dapat disebut tersendiri, karena dalam
Dalam hal, negara tempat asal sesorang dengan negara tempat ia pengalaman seperti yang terjadi di Perancis yang pernah menjadi bangsa
melahirkan atau dilahirkan menganut sistem kewarganegaraan yang penjajah di berbagai penjuru dunia, banyak warganya yang bermukim di
sama, tentu tidak akan menimbulkan persoalan. Akan tetapi, apabila daerah-daerah koloni dan melahirkan anak dengan status
kedua negara yang bersangkutan memiliki sistem yang berbeda, maka kewarganegaraan yang cukup ditentukan dengan cara registrasi saja.
dapat terjadi keadaan yang menyebabkan seseorang menyandang status
dwi-kewarganegaraan (double citizenship) atau sebaliknya malah Dari segi tempat kelahiran, anak-anak mereka itu jelas lahir di
menjadi tidak berkewarganegaraan sama sekali (stateless). luar wilayah hukum negara mereka secara resmi. Akan tetapi, karena
Berbeda dengan prinsip kelahiran itu, di beberapa negara, dianut Perancis, misalnya, menganut prinsip ‘ius soli’, maka menurut ketentuan
prinsip ‘ius sanguinis’ yang mendasarkan diri pada faktor pertalian yang normal, status kewarganegaraan anak-anak warga Perancis di
seseorang dengan status orangtua yang berhubungan darah dengannya. daerah jajahan ataupun daerah pendudukan tersebut tidak sepenuhnya
Apabila orangtuanya berkewarganegaraan suatu negara, maka otomatis dapat langsung begitu saja diperlakukan sebagai warga negara Perancis.
kewarganegaraan anak-anaknya dianggap sama dengan Akan tetapi, untuk menentukan status kewarganegaraan mereka itu
melalui proses naturalisasi atau pewarganegaraan juga tidak dapat melahirkan keturunan, tetapi tetap mempertahankan status
diterima. Karena itu, status kewarganegaraan mereka ditentukan melalui kewarganegaraan Republik Indonesia.
proses registrasi biasa. Misalnya, keluarga Indonesia yang berada di Keturunan mereka ini dapat memperoleh status
Amerika Serikat yang menganut prinsi ‘ius soli’, melahirkan anak, maka kewarganegaraan Indonesia dengan cara registrasi biasa yang prosesnya
menurut hukum Amerika Serikat anak tersebut memperoleh status tentu jauh lebih sederhana daripada proses naturalisasi. Dapat pula
sebagai warga negara AS. Akan tetapi, jika orangtuanya menghendaki terjadi, apabila yang bersangkutan, karena sesuatu sebab, kehilangan
anaknya tetap berkewarganegaraan Indonesia, maka prosesnya cukup kewarganegaraan Indonesia, baik karena kelalaian ataupun sebab-sebab
melalui registrasi saja. lain, lalu kemudian berkeinginan untuk kembali mendapatkan
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses kewarganegaraan Indonesia, maka prosesnya seyogyanya tidak
kewarganegaraan itu dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu: (i) disamakan dengan seorang warganegara asing yang ingin memperoleh
kewarganegaraan karena kelahiran atau ‘citizenship by birth’, (ii) status kewarganegaraan Indonesia.
kewarganegaraan melalui pewarganegaraan atau ‘citizenship by Lagi pula sebab-sebab hilangnya status kewarganegaraan itu bisa
naturalization’, dan (iii) kewarganegaraan melalui registrasi biasa saja terjadi karena kelalaian, karena alasan politik, karena alasan teknis
atau ‘citizenship by registration’. Ketiga cara ini seyogyanya dapat yang tidak prinsipil, ataupun karena alasan bahwa yang bersangkutan
sama-sama dipertimbangkan dalam rangka pengaturan mengenai memang secara sadar ingin melepaskan status kewarganegaraannya
kewarganegaraan ini dalam sistem hukum Indonesia, sehingga kita tidak sebagai warganegara Indonesia. Sebab atau alasan hilangnya
membatasi pengertian mengenai cara memperoleh status kewarganegaraan itu hendaknya dijadikan pertimbangan yang penting,
kewarganegaraan itu hanya dengan cara pertama dan kedua saja apabila yang bersangkutan ingin kembali mendapatkan status
sebagaimana lazim dipahami selama ini. kewarganegaraan Indonesia. Proses yang harus dilakukan untuk masing-
Kasus-kasus kewarganegaraan di Indonesia juga banyak yang masing alasan tersebut sudah semestinya berbeda-beda satu sama lain.
tidak sepenuhnya dapat diselesaikan melalui cara pertama dan kedua Yang pokok adalah bahwa setiap orang haruslah terjamin haknya
saja. Sebagai contoh, banyak warganegara Indonesia yang karena untuk mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga terhindar dari
sesuatu, bermukim di Belanda, di Republik Rakyat Cina, ataupun di kemungkinan menjadi ‘stateless’ atau tidak berkewarganegaraan. Tetapi
Australia dan negara-negara lainnya dalam waktu yang lama sampai pada saat yang bersamaan, setiap negara tidak boleh membiarkan
seseorang memilki dua status kewarganegaraan sekaligus. Itulah
sebabnya diperlukan perjanjian kewarganegaraan antara negara-negara Terhadap anak-anak mereka ini sepanjang yang bersangkutan tidak
modern untuk menghindari status dwi-kewarganegaraan tersebut. Oleh berusaha untuk mendapatkan status kewarganegaraan dari negara asal
karena itu, di samping pengaturan kewarganegaraan berdasarkan orangtuanya, dapat saja diterima sebagai warganegara Indonesia karena
kelahiran dan melalui proses pewarganegaraan (naturalisasi) tersebut, kelahiran. Kalaupun hal ini dianggap tidak sesuai dengan prinsip dasar
juga diperlukan mekanisme lain yang lebih sederhana, yaitu melalui yang dianut, sekurang-kurangnya terhadap mereka itu dapat dikenakan
registrasi biasa. ketentuan mengenai kewarganegaraan melalui proses registrasi biasa,
Di samping itu, dalam proses perjanjian antar negara, perlu bukan melalui proses naturalisasi yang mempersamakan kedudukan
diharmonisasikan adanya prinsip-prinsip yang secara diametral mereka sebagai orang asing sama sekali.
bertentangan, yaitu prinsip ‘ius soli’ dan prinsip ‘ius sanguinis’ Dalam rangka pembaruan Undang-Undang Kewarganegaraan,
sebagaimana diuraikan di atas. Kita memang tidak dapat memaksakan berbagai ketentuan yang bersifat diskriminatif sudah selayaknya
pemberlakuan satu prinsip kepada suatu negara yang menganut prinsip disempurnakan. Warga keturunan yang lahir dan dibesarkan di
yang berbeda. Akan tetapi, terdapat kecenderungan internasional untuk Indonesia sudah tidak selayaknya lagi diperlakukan sebagai orang asing.
mengatur agar terjadi harmonisasi dalam pengaturan perbedaan itu, Dalam kaitan ini, kita tidak perlu lagi menggunakan istilah penduduk asli
sehingga di satu pihak dapat dihindari terjadinya dwi-kewarganegaraan, ataupun bangsa Indonesia asli seperti yang masih tercantum dalam
tetapi di pihak lain tidak akan ada orang yang berstatus ‘stateless’ tanpa penjelasan UUD 1945 tentang kewarganegaraan.
kehendak sadarnya sendiri. Karena itu, sebagai jalan tengah terhadap
kemungkinan perbedaan tersebut, banyak negara yang berusaha Dalam hukum Indonesia di masa datang, termasuk dalam rangka
menerapkan sistem campuran dengan tetap berpatokan utama pada amandemen UUD 1945 dan pembaruan UU tentang Kewarganegaraan,
prinsip dasar yang dianut dalam sistem hukum masing-masing. atribut keaslian itu, kalaupun masih akan dipergunakan, cukup dikaitkan
Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya menganut prinsip dengan kewarganegaraan, sehingga kita dapat membedakan antara
‘ius sanguinis’, mengatur kemungkinan warganya untuk mendapatkan warganegara asli dalam arti sebagai orang yang dilahirkan sebagai
status kewarganegaraan melalui prinsip kelahiran. Sebagai contoh warganegara (natural born citizen), dan orang yang dilahirkan bukan
banyak warga keturunan Cina yang masih berkewarganegaraan Cina sebagai warganegara Indonesia.
ataupun yang memiliki dwi-kewarganegaraan antara Indonesia dan Cina, Orang yang dilahirkan dalam status sebagai warganegara
tetapi bermukim di Indonesia dan memiliki keturunan di Indonesia. Republik Indonesia itu di kemudian hari dapat saja berpindah menjadi
warganegara asing. Tetapi, jika yang bersangkutan tetap sebagai
warganegara Indonesia, maka yang bersangkutan dapat disebut sebagai
‘Warga Negara Asli’. Sebaliknya, orang yang dilahirkan sebagai
warganegara asing juga dapat berubah di kemudian hari menjadi
warganegara Indonesia, tetapi yang kedua ini tidak dapat disebut sebagai
‘Warga Negara Asli’.
Dengan sendirinya, apabila hal ini dikaitkan dengan ketentuan
Pasal 6 ayat (1) tentang calon Presiden yang disyaratkan orang Indonesia
asli haruslah dipahami dalam konteks pengertian ‘Warga Negara
Indonesia’ asli tersebut, sehingga elemen diskriminatif dalam hukum
dasar itu dapat hilang dengan sendirinya. Artinya, orang yang pernah
menyandang status sebagai warganegara asing sudah sepantasnya
dianggap tidak memenuhi syarat untuk dicalonkan sebagai Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia.

Dengan demikian, dalam rangka amandemen UUD 1945 dan DAFTAR PUSTAKA
pembaruan UU tentang Kewarganegaraan konsep hukum mengenai Abu Daud Busro dan Abu Bakar Busro, Azas-azas Hukum Tata Negara,
Ghalia Indonesia, Jakarta 1985
kewarganegaraan asli dan konsep tentang tata cara memperoleh status
kewarganegaraan yang meliputi juga mekanisme registrasi seperti Azyumardi Azra dan Komaruddin Hidayat, Pendidikan Kewargaan (Civic
Education), Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
tersebut di atas, dapat dijadikan bahan pertimbangan yang pokok.
Madani, Kencana Prenada Media Group, 2008
Dengan begitu asumsi-asumsi dasar yang bersifat diskriminatif
berdasarkan rasa dan etnisitas sama sekali dihilangkan dalam
Laica Marzuki, Berjalan-jalan Diranah hukum, Pikiran Lepas Laica
penyusunan rumusan hukum di masa-masa yang akan datang sesuai Marzuki, Jilid Kesatu, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006
dengan semangat untuk memajukan hak asasi manusia di era reformasi
dewasa ini.
Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik 4 SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat
Indonesia
pada tahun 508 SM. Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh
Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang
http://jajusuf.blogspot.com/2011/03/warga-negara.html
menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat).
http://pmiikomfaksyahum.wordpress.com/2007/10/27/warganegara-dan-
Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburgnya mendefinisikan demokrasi
kewarganegaraan/
sebagai "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat". Hal ini
berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan
rakyat mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur
kebijakan pemerintahan. Melalui demokrasi, keputusan yang diambil
berdasarkan suara terbanyak.
Demokrasi terbentuk menjadi suatu sistem pemerintahan sebagai
respon kepada masyarakat umum di Athena yang ingin menyuarakan
pendapat mereka. Dengan adanya sistem demokrasi, kekuasaan absolut satu
pihak melalui tirani, kediktatoran dan pemerintahan otoriter lainnya dapat
dihindari. Demokrasi memberikan kebebasan berpendapat bagi rakyat, namun
pada masa awal terbentuknya belum semua orang dapat mengemukakan
pendapat mereka melainkan hanya laki-laki saja. Sementara itu, wanita, budak,
DEMOKRASI
orang asing dan penduduk yang orang tuanya bukan orang Athena tidak
(Kajian Pembangunan Wawasan Mahasiswa Dalam Berdemokrasi)
memiliki hak untuk itu.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi
warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal
Pada intinya, yang banyaklah yang menang dan yang banyak dianggap sebagai
dari bahasa Yunani δημοκρατία – (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang
suatu kebenaran. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang
dibentuk dari kata δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (Kratos) "kekuasaan",
membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif)
merujuk pada sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-
untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas 1. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).
(independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan
ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh
berdasarkan prinsip checks and balances. masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD
pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan 1945 yang berbunyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut
kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu
menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah
rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :
kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh • Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945,
masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.
masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui • Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang
proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan. Pembentukan Partai Politik.
• Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang
perubahan sistem pemerintahn presidensil menjadi
A. Sejarah Demokrasi Indonesia parlementer.
Perkembangan Demokrasi di Indonesia mengalami pasang surut
sejak berdirinya negara Republik Indonesia.Masalah selama pasang surut 2. Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Lama
ini berkisar penyusunan suatu system politik dimana kepemimpinan Pada masa ini, pelaksanaan demokrasi terbagi lagi dalam beberapa
cukup kuat untuk melaksanakan pembangunan ekonomi serta nation periode:
building,dengan partisipasi rakyat dengan menghindarkan diktator baik a) Masa demokrasi Liberal 1950 – 1959
itu diktator individu,partai,maupun militer. Perkembangan Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai
sejarah,demokrasi Indonesia dapat dibedakan dalam beberapa masa: lambang atau berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan
sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen,
akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai- a. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak
partai politik. yang dipenjarakan
Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal b. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan
disebabkan : oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR
• Dominannya partai politik c. Jaminan HAM lemah
• Landasan sosial ekonomi yang masih lemah d. Terjadi sentralisasi kekuasaan
• Tidak mampunya konstituante bersidang untuk e. Terbatasnya peranan pers
mengganti UUDS 1950 f. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Timur)
Presiden 5 Juli 1959 : g. Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September
• Bubarkan konstituante 1965 oleh PKI.
• Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
• Pembentukan MPRS dan DPAS 3. Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Baru 1966 – 1998
Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat
b) Masa demokrasi Terpimpin 1959 – 1966 Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal Orde
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987,
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan 1992, dan 1997.
nasakom dengan ciri: Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini
a. Dominasi Presiden dianggap gagal sebab:
b. Terbatasnya peran partai politik a. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
c. Berkembangnya pengaruh PKI b. Rekrutmen politik yang tertutup
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain: c. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
d. Pengakuan HAM yang terbatas Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan
e. Tumbuhnya KKN yang merajalela terbentuknya DPR – MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih
presiden dan wakil presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga
Sebab jatuhnya Orde Baru: tinggi yang lain. Masa reformasi berusaha membangun kembali
a. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi ) kehidupan yang demokratis antara lain:
b. Terjadinya krisis politik a. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-
c. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba pokok reformasi
d. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut b. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Presiden Soeharto untuk turun jadi Presiden Referandum
e. Pelaksanaan demokrasi pada masa Reformasi 1998 s/d c. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara
sekarang. yang bebas dari KKN
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan d. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan
dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Presiden dan Wakil Presiden RI
Mei 1998. e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
f. Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum
4. Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Reformasi sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada
dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan B. Prinsip-Prinsip Demokrasi
UUD 1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah
peraturan-peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang
menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-
pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas prinsip demokrasi adalah:
antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. a) Kedaulatan rakyat;
b) Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
c) Kekuasaan mayoritas; f) Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan
d) Hak-hak minoritas; informasi dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
e) Jaminan hak asasi manusia; g) Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk
f) Pemilihan yang bebas dan jujur; di lembaga perwakilan rakyat.
g) Persamaan di depan hukum; h) Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk
h) Proses hukum yang wajar; menentukan (memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta
i) Pembatasan pemerintah secara konstitusional; anggota lembaga perwakilan rakyat.
j) Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik; i) Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku,
k) Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat. agama, golongan, dan sebagainya).

C. Ciri-Ciri Pemerintahan Demokratis DAFTAR PUSTAKA


Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang
diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia.Ciri-ciri suatu 1. Abdulkarim, Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Warga Negara
pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut: yang Demokratis, PT Grafindo Media Pratama, Jakarta, 2005
a) Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan 2. Abubakar,Suardi dkk, Kewarganegaraan 1: Menuju Masyarakat Madani,
keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung Yudhistira, Jakarta, tt
(perwakilan). 3. Arbi Sanit, Sistem Politik Indonesia, Grafindo Persada, Jakarta, 2002
b) Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap 4. Komaruddin Hidayat, Pendidikan Kewarganegaraan, Ghalia Indonesia,
hak-hak asasi rakyat (warga negara). Jakarta, 2006
c) Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala 5. Ghazali Abbas Adan, Sistem Politik/Demokrasi Di Indonesia; Dari Masa Ke
bidang. Masa, Makalah disampaikan pada Acara Musyawarah Kerja Nanggroe
d) Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang (MUKERNANG) I Partai Aceh Aman Seujahtra (PAAS) Provinsi Nanggroe
independen sebagai alat penegakan hukum Aceh Darussalam, 2007
e) Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
menjadi penting bila ia mempengaruhi kapasitas sistem untuk membentuk
saluran-saluran kelembagaan yang diperlukan guna menampung partisipasi
politik. Sistem kepartaian yang kokoh, sekurang-kurangnya harus memiliki
dua kapasitas. Pertama, melancarkan partisipasi politik melalui jalur partai,
sehingga dapat mengalihkan segala bentuk aktivitas politik anomik dan
kekerasan. Kedua, mengcakup dan menyalurkan partisipasi sejumlah
kelompok yang baru dimobilisasi, yang dimaksudkan untuk mengurangi kadar
tekanan kuat yang dihadapi oleh sistem politik. Dengan demikian, sistem
kepartaian yang kuat menyediakan organisasi-organisasi yang mengakar dan
prosedur yang melembaga guna mengasimilasikan kelompok-kelompok baru
ke dalam sistem politik.
PARTAI POLITIK
(Kajian Bagi Mahasiswa Dalam Memaknai Kebebasan Berkumpul, A. Definisi Partai Politik
Berserikat dan Mengeluarkan Pendapat) Partai politik yaitu organisasi politik yang menjalani ideologi
tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah
Berkembangnya aspirasi-aspirasi politik baru dalam suatu masyarakat, kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai
yang disertai dengan kebutuhan terhadap partisipasi politik lebih besar, orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Sedangkan definisi partai
derngan sendirinya menuntut pelembagaan sejumlah saluran baru, politik menurut ilmuwan politik yaitu:
diantaranya melalui pembentukan partai politik baru. Tetapi pengalaman di Friedrich : partai politik sebagai kelompok manusia yang
beberapa negara dunia ketiga menunjukkan, pembentukan partai baru tidak terorganisasikan secara stabil dengan tujuan untuk merebut dan
akan banyak bermanfaat, kalau sistem kepartaiannya sendiri tidak ikut mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimpin
diperbaharui. partainya, dan berdasarkan kekuasaan tersebut akan memberikan
Suatu sistem kepartaian baru disebut kokoh dan adaptabel, kalau ia kegunaan materil dan idil kepada para anggotanya.
mampu menyerap dan menyatukan semua kekuatan sosial baru yang muncul Soltau : partai politik sebagai kelompok warga negara yang
sebagai akibat modernisasi. Dari sudut pandang ini, jumlah partai hanya akan sedikit banyak terorganisasikan, yang bertindak sebagai suatu kesatuan
politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, b) Partai sebagai sarana sosialisasi politik. Partai memberikan sikap,
bertujuan untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan kebijakan pandangan, pendapat, dan orientasi terhadap fenomena (kejadian,
umum yang mereka buat. peristiwa dan kebijakan) politik yang terjadi di tengah masyarakat.
Tujuan dari pembentukan partai polik ialah untuk memperoleh Sosialisi politik mencakup juga proses menyampaikan norma-
kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik – (biasanya) dengan norma dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya.
cara konstitusionil – untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. Bahkan, partai politik berusaha menciptakan image (citra) bahwa ia
memperjuangkan kepentingan umum.
B. Fungsi Partai Politik c) Partai politik sebagai sarana rekrutmen politik. Partai politik
Partai politik menjalankan fungsi sebagai alat berfungsi mencari dan mengajak orang untuk turut aktif dalam
mengkomunikasikan pandangan dan prinsip-prinsip partai, program kegiatan politik sebagai anggota partai.
kerja partai, gagasan partai dan sebagainya. Agar anggota partai dapat d) Partai politik sebagai sarana pengatur konflik. Di tengah
mengetahui prinsip partai, program kerja partai atau pun gagasan masyarakat terjadi berbagai perbedaan pendapat, partai politik
partainya untuk menciptakan ikatan moral pada partainya, komunikasi berupaya untuk mengatasinya. Namun, semestinya hal ini
politik seperti ini menggunakan media partai itu sendiri atau media dilakukan bukan untuk kepentingan pribadi atau partai itu sendiri
massa yang mendukungnya. melainkan untuk kepentingan umum.
Adapun fungsi partai politik dalam sistem politik nasional secara
garis besar terdiri dari: C. Tujuan Pembentukan Partai Politik
a) Partai sebagai sarana komunikasi politik. Partai menyalurkan aneka Tujuan dari pembentukan partai politik menurut Undang-Undang
ragam pendapat dan aspirasi masyarakat. Partai melakukan No.2 Tahun 2008 tentang partai politik, yaitu:
penggabungan kepentingan masyarakat (interest aggregation) dan 1. mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana
merumuskan kepentingan tersebut dalam bentuk yang teratur dimaksud dalam pembukaan undang-undang dasar negara republik
(interest articulation). Rumusan ini dibuat sebagai koreksi terhadap Indonesia tahun 1945
kebijakan penguasa atau usulan kebijakan yang disampaikan 2. menjaga dan memelihara keutuhan negara kesatuan republik
kepada penguasa untuk dijadikan kebijakan umum yang diterapkan Indonesia
pada masyarakat.
3. mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan pancasila mengelompokkan mereka dalam kelompok partai agamis dan sekuler.
dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam negara Dari segi ini pun terkadang ada partai yang terlihat berusaha
kesatuan republik Indonesia menggabungkan kedua unsur ini. Partai Amanat Nasional, misalnya,
4. mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. berusaha menggabungkan citra nasionalisnya dengan kedekatannya
5. meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam terhadap Muhammadiyah. Lemahnya ideologi bahkan bisa dilihat dalam
rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan partai-partai utama. Partai besar, seperti Partai Demokrasi Indonesia
6. memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan Perjuangan (PDIP), pun masih amat bergantung pada karisma Mbak
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Mega (Megawati Soekarnoputri) untuk menarik pendukung. Padahal,
7. membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan demi kelangsungan organisasinya, partai ini seharusnya sudah bisa
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara “mengalihkan” dukungan terhadap pemimpin menjadi dukungan
terhadap identitas dan organisasi partai.
Selain itu ada juga tujuan partai politik menurut basis sosial Dilihat dari kacamata organisasi fisik, partai-partai kita juga
dibagi menjadi empat tipe yaitu : masih sangat lemah. Di tingkat masyarakat, hanya partai-partai besar
a) Partai politik berdasarkan lapisan masyarakat yaitu bawah, yang mampu terus eksis di luar masa kampanye dan pemilu. Kebanyakan
menengah dan lapisan atas. partai masih “tidur” kalau tidak ada pemilu, dan cabang-cabang mereka
b) Partai politik berdasarkan kepentingan tertentu yaitu petani, juga tutup. Kemampuan untuk tetap aktif sangat bergantung pada
buruh dan pengusaha. kapasitas cabang partai dan komitmen pemimpin di tingkat lokal. Lagi
c) Partai politik yang didasarkan pemeluk agama tertentu. pula, cabang lokal juga sangat bergantung pada ketersediaan dana untuk
d) Partai politik yang didasarkan pada kelompok budaya tertentu. tetap mengadakan aktivitas. Sebagian besar partai juga masih
mengontrak kantor cabangnya, dan hanya partai Orde Baru yang punya
D. Potret Partai Politik Masa Kini kantor tetap. Walhasil, kalau mereka sulit mendapat kontrakan, aktivitas
Ideologi bagi partai adalah suatu idealisme yang menjadi garis juga terhenti dan partai menjadi vakum.
besar bagi kegiatan dan organisasi partai. Bisa jadi karena identitas yang Dengan kapasitas organisasi yang seperti ini, sangat sulit bagi
kurang kuat inilah, partai Indonesia secara umum masih mencari jati partai politik Indonesia membangun hubungan yang stabil dengan para
dirinya. Sangat sulit membedakan partai-partai Indonesia–selain dengan pendukung dan anggotanya. Dari segi rekrutmen, partai-partai besar
biasanya hanya mengandalkan pada suara yang didapat pada aktif dan kembali ke praktek politik uang. Karena itulah partisipasi
pemungutan suara sebelumnya. Partai-partai seperti PDIP dan Golkar pemilih sangatlah penting untuk menyeleksi partai politik yang kurang
kurang mementingkan rekrutmen dan lebih menggantungkan diri pada efisien. Pemilihan Umum 2009 maupun pada saat pemilihan umum 2014
popularitas partainya saat pemilu. Adapun partai-partai muda, seperti nanti adalah ujian penting bagi kematangan, bukan hanya bagi partai
PKS dan PAN, memang memprioritaskan rekrutmen anggota baru, tetapi politik, tapi juga bagi pemilih dalam menentukan pilihannya.
kemampuan mereka untuk merekrut sangatlah berbeda. PKS terlihat
lebih mampu untuk konsisten menjalankan program rekrutmen,
sedangkan PAN tertatih-tatih untuk mempertahankan eksistensinya di
tingkat lokal. Hanya dengan komitmen para kadernya, cabang PAN dapat
tetap bertahan tetapi aktivitasnya sangat terbatas. Dengan manajemen
anggota yang semacam ini, tidaklah mengherankan bahwa partai
biasanya mengejar produk “jadi” dari selebritas sebagai calon anggota DAFTAR PUSTAKA
legislatif mereka. Memang tren ini menandakan ketidakmampuan dan
kemalasan partai untuk mendidik dan memupuk kadernya sendiri. Tapi 1. Arbi Sanit, Sistem Politik Indonesia, Grafindo Persada, Jakarta, 2002
bisa juga ini karena kegagalan partai untuk berkembang pada masa lalu, 2. http://kakarisah.wordpress.com/2010/03/09/perkembangan-partai-
dan pada masa reformasi ini pun mereka juga masih dalam tahap awal politik-di-indonesia/
perkembangannya. Terutama bagi partai muda, belum ada kader yang 3. Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
siap maju.
Jadi, yang diperlukan oleh partai politik bukan hanya dukungan,
tapi juga kesabaran pemilih untuk memberikan kesempatan kepada
partai politik pilihan mereka. Perjalanan partai politik Indonesia ke arah
kemajuan masihlah panjang. Selagi kita belajar tentang demokrasi selama
kurang-lebih sepuluh tahun terakhir, partai politik kita juga sedang
belajar tentang organisasi dan manajemen. Godaan dan tantangan tentu
saja banyak dan sangat mudah bagi partai politik untuk menjadi non-
masyarakat madani itu sendiri dewasa ini masih berada dalam proses
pencarian. Masih menjadi pertanyaaan, misalnya, apakah masyarakat madani
itu identik dengan civil society yang bercirikan individualisme, ekonomi pasar
dan pluralisme budaya itu? 1. Konsep masyarakat madani memang telah
menjadi wacana utama dan acuan, termasuk dalam memikirkan kembali
sistem ekonomi Indonesia. 2 Konsep ini mengandung unsur-unsur pemikiran
dan kerangka baru yang telah berkembang secara global, tidak saja di negara-
negara sedang berkembang, melainkan juga di negara-negara maju sendiri
yang sudah lama mengenal dan mengembangkan konsep ini. 3. Karena itu,
maka Sistem Ekonomi Indonesia di era reformasi ini harus memperhatikan
wacana masyarakat madani tersebut. 4 Namun, sistem ekonomi, di samping
MASYARAKAT MADANI sistem politik dan sistem sosial-budaya adalah salah satu komponen dalam
A. Latar Belakang masyarakat madani. Oleh karena itu maka wacana tentang sistem ekonomi ini
Wacana masyarakat madani yang sudah menjadi arus utama dewasa ini, baik juga akan ikut mewarnai corak masyarakat madani yang dicita-citakan. Konsep
di lingkungan masyarakat, pemerintah, dan akademisi, telah mendorong ini mencakup komponen-komponen negara (state), pasar (market), sektor
berbagai kalangan untuk memikirkan bagaimana perkembangan sektor-sektor voluntir (voluntary sector) atau gerakan baru masyarakat (new social
kehidupan di Indonesia yang sedang dilanda reformasi itu dapat diarahkan movement) serta individu dan keluarga (individuals and family).5 Semua
kepada konsep masyarakat madani sebagai acuan baru. komponen tesrebut dituntut mengembangkan etos kerja dan kualitas
pelayanan lebih baik dan memiliki sikap dan perilaku yang berintikan
Dalam perkembangan wacana tersebut bidang ekonomi agaknya belum pengabdian yang utuh bagi masyarakat (public service oriented). Inilah
mendapatkan perhatian. Di bidang ini, yang masih menjadi acuan utama harapan masyarakat madani (civil society)6 yaitu masyarakat yang maju,
adalah konsep demokrasi ekonomi, Ekonomi Pancasila, dan akhir-akhir ini, mandiri, sejahtera dalam suasana berkeadilan dilandasi oleh iman dan taqwa.
ekonomi rakyat. Pertanyaannya adalah, apa kaitan konsep ekonomi madani Untuk memperkaya wawasan dan pemahaman pembaca tentang masyarakat
dengan konsep-konsep yang juga masih ramai diperbincangkan itu? Salah satu madani, maka dapat disimpulkan beberapa pokok antara lain :
masalah yang timbul dalam wacana baru tersebut adalah bahwa konsep a). Konsep dari masyarakat madani.
b). Masyarakat madani dalam kacamata islam Menurut AS Hikam, civil society adalah satu wilayah yang menjamin
c). Masyarakat madani di Indonesia berlangsungnya prilaku, tindakan, dan refleksi mandiri, tidak terkungkung
oleh kehidupan material, dan tidak terserap di dalam jaringan-jaringan
B. PEMBANGUNAN MASYARAKAT MADANI kelembagaan politik resmi. Ciri-ciri utama civil society, menurut AS Hikam, ada
A. Pengertian tiga, yaitu: (1) adanya kemandirian yang cukup tinggi dari individu-individu
Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil society. dan kelompok-kelompok dalam masyarakat, utamanya ketika berhadapan
Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan dengan negara; (2) adanya ruang publik bebas sebagai wahana bagi
masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang pertama kali menggunakan kata keterlibatan politik secara aktif dari warga negara melalui wacana dan praktis
“societies civilis” dalam filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali yang berkaitan dengan kepentingan publik, dan (3) adanya kemampuan
dipahami sebagai negara (state). Secara historis, istilah civil society berakar membatasi kuasa negara agar ia tidak intervensionis.
dari pemikir Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini Dalam arti politik, civil society bertujuan melindungi individu terhadap
mulai menata suatu bangunan masyarakat sipil yang mampu mencairkan kesewenang-wenangan negara dan berfungsi sebagai kekuatan moral yang
otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, mengimbangi praktik-praktik politik pemerintah dan lembaga-lembaga politik
2003: 278). lainnya. Dalam arti ekonomi, civil society berusaha melindungi masyarakat dan
Cornelis Lay melihat substansi civil society mengacu kepada pluralitas bentuk individu terhadap ketidakpastian global dan cengkeraman konglomerasi
dari kelompok-kelompok independen (asosiasi, lembaga kolektivitas, dengan menciptakan jaringan ekonomi mandiri untuk kebutuhan pokok,
perwakilan kepentingan) dan sekaligus sebagai raut-raut dari pendapat umum dalam bentuk koperasi misalnya. Oleh karena itu, prinsip civil society bukan
dan komunikasi yang independen. Ia adalah agen, sekaligus hasil dari pencapaian kekuasaan, tetapi diberlakukannya prinsip-prinsip demokrasi dan
transformasi sosial (Cornelis Lay, 2004: 61). Sementara menurut Haynes, harus selalu menghindarkan diri dari kooptasi dari pihak penguasa
tekanan dari “masyarakat sipil” sering memaksa pemerintah untuk (Haryatmoko, 2003: 212).
mengumumkan program-program demokrasi, menyatakan agenda reformasi Antara Masyarakat Madani dan Civil Society Sebagaimana yang telah
politik, merencanakan dan menyelenggarakan pemilihan umum multipartai, dikemukakan di atas, masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan untuk
yang demi kejujuran diawasi oleh tim pengamat internasional (Jeff Haynes, menerjemahkan konsep di luar menjadi “Islami”. Menilik dari subtansi civil
2000: 28). society lalu membandingkannya dengan tatanan masyarakat Madinah—yang
dijadikan pembenaran atas pembentukan civil society di masyarakat Muslim
modern—akan ditemukan persamaan sekaligus perbedaan di antara melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat,
keduanya. berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada publik.
Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society
merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan 2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip
Renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga demokrasi sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk
civil society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat
meninggalkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta kemampuan
dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan menerima perlakuan
madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas demokratis dari orang lain. Demokratisasi dapat terwujud melalui penegakkan
landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah pilar-pilar demokrasi yang meliputi:
(A. Syafii Maarif, 2004: 84).
a) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
B. Ciri-ciri Masyarakat Madani b) Pers yang bebas
Ada beberapa ciri-ciri utama dalam civil society, (1) adanya kemandirian yang c) Supremasi hukum
cukup tinggi dari individu-individu dan kelompok-kelompok dalam d) Perguruan Tinggi
masyarakat, utamanya ketika berhadapan dengan negara; (2) adanya ruang e) Partai politik
publik bebas sebagai wahana bagi keterlibatan politik secara aktif dari warga
negara melalui wacana dan praksis yang berkaitan dengan kepentingan publik, 3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan
dan (3) adanya kemampuan membatasi kuasa negara agar ia tidak politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling
intervensionis. menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh
Berikut ini adalah beberapa karakteristik masyarakat madani: orang/kelompok lain.

1. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat 4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang
memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif
dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
di Barat, walaupun akhir-akhir ini sedang digali juga pemikiran yang mengacu
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang kepada “masyarakat Madinah”. Konsep civil society yang telah mapan,
proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu sekalipun selalu mengalami pemikiran ulang (rethinking) itu, bukan
terhadap lingkungannya. merupakan konsep yang universal, melainkan historis-kontekstual. Secara
historis, civil society dibentuk oleh tiga kejadian besar di Eropa Barat. Pertama,
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari Reformasi Teologis yang menghasilkan sekularisme. Kedua, Revolusi lndustri
rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga yang menghasilkan model teknokratisme, baik yang bercorak kapitalisme
masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang pasar, sosialisme maupun negara kesejahteraan (welfare state). Ketiga
bertanggungjawab. Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika yang menghasilkan model negara dan
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya masyarakat yang mengacu kepada trilogi liberte, egalite, fraternite dalam
keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang berbagai coraknya.
memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.
Salah satu ide penting yang melekat dalam konsep civil society adalah
Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani keinginan memperbaiki kualitas hubungan antara masyarakat dengan institusi
di Indonesia diantaranya: sosial yang berada pada: sektor publik (pemerintah dan partai politik), sektor
1. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata. swasta (pelaku bisnis) dan sektor sukarela (lembaga swadaya masyarakat,
2. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat. organisasi keagamaan dan kelompok profesional).
3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter.
4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang Secara politis, melalui konsep civil society dapat diciptakan bentuk hubungan
terbatas. yang kurang lebih semetris, sehingga kondusif bagi terciptanya demokrasi.
5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar. Dasar asumsinya adalah apabila negara terlalu kuat, negara adi kuasa, tetapi
masyarakat lemah, maka proses demokratisasi akan stagnant atau berjalan di
C. Konsep Masyarakat Madani tempat. Secara ekonomis, melalui konsep civil society dapat dibangun kegiatan
Konsep masyarakat madani yang menjadi perbincangan dewasa ini pada dan hubungan ekonomi yang menciptakan kemandirian. Pesan ideologis yang
dasarnya memang mengacu pada konsep civil society yang sudah berkembang melekat di dalamnya adalah tidak ada monopoli negara, tidak ada manipulasi,
juga tidak ada dominasi pemilikan bagi kelompok yang kuat terhadap birokrasi tidak dapat secara optimal melayani publik, karena selalu
kelompok yang lemah. Kemudian secara sosial, melalui civil society dapat memperoleh pelbagai macam tekanan. Keadaannya menjadi semakin runyam
dibangun keseimbangan kedudukan dan peran orang sebagai individu dan ketika rejim yang berkuasa tersebut mencanangkan strategi ‘politisasi
sebagai anggota masyarakat, atau keseimbangan antara individual birokrasi’ yang menempatkan para birokrat menjadi aparat yang harus loyal
participation dan socialobligations. Dalam konteks ini, konsep civil society pada rejim. Kondisi ini selanjutnya membuat birokrat tidak mampu
kurang lebih sama dengan pengertian gemeinschaft (paguyuban) atau mezzo- mengendalikan kemauan dan mengontrol 2 Sztompka, Piotr, ‘Mistrusting
structures. Civility: Predicament of a Post-Communist Society’, dalam Jeffrey C. Alexander
(ed.), Real Civil Societies, Dilemmas of Institutionalization, 1998, p. 1913
Yaitu bentuk pengelompokan sosial yang lebih kompleks daripada bentuk Budiman, Arief, State and Civil Society, The Publications Officer, Centre of
keluarga tetapi juga tidak terlalu kaku, tidak terlalu formal, seperti lazim Southeast Asian Studies, Monash University, Clayton, Victoria, 1990, pp. 5-93
dikembangkan oleh negara. Pesan ideologis yang terendap di dalamnya adalah kegiatan rejim berkuasa, sebaliknya mereka justru menjadi kepanjangan
memerdekakan orang atau menumbangkan pelbagai bentuk penjajahan tangan rejim tersebut. Para birokrat tidak netral, dan dalam segala
terhadap kehidupan manusia, sehingga dapat dibangun solidaritas sosial, atau tindakannya lebih mengutamakan kemuan rejim daripada kepentingan
perasaan menjadi satu kesatuan dalam rasa sepenanggungan. masyarakat. Kekuasaan rejim yang sangat kuat juga dapat membuat institusi
politik menjadi mandul.
Kelahiran ide civil society kelihatan sebagai bagian dari sebuah kesadaran
bahwa menghadirkan kesejahteraan dan keadilan sosial melalui negara Atau adi kuasa, civil society berusaha menciptakan interaksi antara negara dan
ternyata tidak sederhana. Benar memang ada sejumlah negara yang sangat masyarakat dilekati interdependensi, saling mengisi dan saling
memperhatikan kepentingan masyarakat, tetapi pelbagai bukti menguntungkan satu sama lain. Nilai penting yang melekat dalam civil society
memperlihatkanbahwa sejumlah negara justru menempatkan masyarakat adalah partisipasi politik dalam arti peran masyarakat sangat diperhitungkan
pada posisi inferior dan menjadi sapi perahan. Kehidupan masyarakat menjadi dalam proses pengambilan keputusan publik atau masyarakat dapat mewarnai
semakin sengsara ketika institusi birokrasi dan institusi politik yang keputusan publik. Di samping itu juga ada akuntabilitas negara (state
seharusnya berperan menghadirkan kesejahteraan dan keadilan sosial accountability) dalam arti negara harus bisa memperlihatkan kepada
tersebut didominasi dan ditentukan oleh kemauan rejim yang berkuasa (the masyarakat bahwa kebijakan publik yang diambil sesuai dengan ketentuan
ruling class). Ketika kedudukan rejim yang berkuasa terlalu dominan, institusi yang berlaku, efisien (mengeluarkan resources secara porposional dengan
hasil optimal) dan efektif (tidak merusak atau bertentangan dengan nilai dan masyarakat lemah, maka proses demokratisasi akan stagnant atau berjalan di
norma yang berkembang dalam masyarakat). Selanjutnya, ide civil society tempat. Secara ekonomis, melalui konsep civil society dapat dibangun kegiatan
menghendaki institusi-institusi yang berada pada sektor publik, sektor swasta dan hubungan ekonomi yang menciptakan kemandirian. Pesan ideologis yang
maupun sektor sukarela adalah berbentuk forum-forum yang representatif melekat di dalamnya adalah tidak ada monopoli negara, tidak ada manipulasi,
atau berupa asosiasi-asosiasi yang jelas arahnya dan dapat dikontrol. Forum juga tidak ada dominasi pemilikan bagi kelompok yang kuat terhadap
atau asosiasi semacam itu bersifat terbuka, inklusif dan harus ditempatkan kelompok yang lemah. Kemudian secara sosial, melalui civil society dapat
sebagai mimbar masyarakat mengekspresikan keinginannya. Melalui forum dibangun keseimbangan kedudukan dan peran orang sebagai individu dan
atau asosiasi semacam itu civil society menjamin adanya kebebasan mimbar, sebagai anggota masyarakat, atau keseimbangan antara individual
kebebasan melakukan disiminasi atau penyebar luasan opini publik. Itulah participation dan socialobligations. Dalam konteks ini, konsep civil society
sebabnya seringkali dinyatakan bahwa civil society adalah awal kondisi yang kurang lebih sama dengan pengertian gemeinschaft (paguyuban) atau mezzo-
sangat vital bagi eksistensi demokrasi. Kendatipun karakteristik civil society structures.
bertentangan dengan karakteristik political society (yang menempatkan
negara pada posisi sentral), namun tidak berarti bahwa civil society harus Yaitu bentuk pengelompokan sosial yang lebih kompleks daripada bentuk
selalu melawan negara atau harus menghilangkan rambu-rambu politik yang keluarga tetapi juga tidak terlalu kaku, tidak terlalu formal, seperti lazim
telah dibangun oleh negara, jadi status dan peran negara tetap diperlukan. dikembangkan oleh negara. Pesan ideologis yang terendap di dalamnya adalah
memerdekakan orang atau menumbangkan pelbagai bentuk penjajahan
Salah satu ide penting yang melekat dalam konsep civil society adalah terhadap kehidupan manusia, sehingga dapat dibangun solidaritas sosial, atau
keinginan memperbaiki kualitas hubungan antara masyarakat dengan institusi perasaan menjadi satu kesatuan dalam rasa sepenanggungan.
sosial yang berada pada: sektor publik (pemerintah dan partai politik), sektor
swasta (pelaku bisnis) dan sektor sukarela (lembaga swadaya masyarakat, Kelahiran ide civil society kelihatan sebagai bagian dari sebuah kesadaran
organisasi keagamaan dan kelompok profesional). bahwa menghadirkan kesejahteraan dan keadilan sosial melalui negara
ternyata tidak sederhana. Benar memang ada sejumlah negara yang sangat
Secara politis, melalui konsep civil society dapat diciptakan bentuk hubungan memperhatikan kepentingan masyarakat, tetapi pelbagai bukti
yang kurang lebih semetris, sehingga kondusif bagi terciptanya demokrasi. memperlihatkanbahwa sejumlah negara justru menempatkan masyarakat
Dasar asumsinya adalah apabila negara terlalu kuat, negara adi kuasa, tetapi pada posisi inferior dan menjadi sapi perahan. Kehidupan masyarakat menjadi
semakin sengsara ketika institusi birokrasi dan institusi politik yang Bangunan sosial masyarakat muslim itu ciri dasarnya: ta’awun (tolong-
seharusnya berperan menghadirkan kesejahteraan dan keadilan sosial menolong), takaful (saling menanggung), dan tadhomun (memiliki solidaritas).
tersebut didominasi dan ditentukan oleh kemauan rejim yang berkuasa (the
ruling class). Ketika kedudukan rejim yang berkuasa terlalu dominan, institusi Masyarakat ideal – kerap disebut masyarakat madani yang kadang disamakan
birokrasi tidak dapat secara optimal melayani publik, karena selalu dengan masyarakat sipil (civil society), adalah masyarakat dengan tatanan
memperoleh pelbagai macam tekanan. Keadaannya menjadi semakin runyam sosial yang baik, berazas pada prinsip moral yang menjamin keseimbangan
ketika rejim yang berkuasa tersebut mencanangkan strategi ‘politisasi antara hak dan kewajiban individu dengan hak dan kewajiban sosial.
birokrasi’ yang menempatkan para birokrat menjadi aparat yang harus loyal Pelaksanaannya antara lain dengan terbentuknya pemerintahan yang tunduk
pada rejim. Kondisi ini selanjutnya membuat birokrat tidak mampu pada aturan dan undang-undang dengan sistem yang transparan.Dalam
mengendalikan kemauan dan mengontrol 2 Sztompka, Piotr, ‘Mistrusting konteks ini, kita memilih mengartikan masyarakat madani sebagai terjemahan
Civility: Predicament of a Post-Communist Society’, dalam Jeffrey C. Alexander dari kosa kata bahasa Arab mujtama’ madani. Kata ini secara etimologis
(ed.), Real Civil Societies, Dilemmas of Institutionalization, 1998, p. 1913 mempunyai dua arti, pertama, masyarakat kota, karena kata ‘madani’ berasal
Budiman, Arief, State and Civil Society, The Publications Officer, Centre of dari kata madinah yang berarti ‘kota’, yang menunjukkan banyaknya aktivitas,
Southeast Asian Studies, Monash University, Clayton, Victoria, 1990, pp. 5-93 dinamis, dan penuh dengan kreativitas; kedua, masyarakat peradaban, karena
kegiatan rejim berkuasa, sebaliknya mereka justru menjadi kepanjangan kata ‘madani’ juga merupakan turunan dari kata tamaddun yang berarti
tangan rejim tersebut. Para birokrat tidak netral, dan dalam segala ‘peradaban’. Masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung tinggi
tindakannya lebih mengutamakan kemuan rejim daripada kepentingan nilai-nilai peradaban.
masyarakat. Kekuasaan rejim yang sangat kuat juga dapat membuat institusi
politik menjadi mandul. Adalah Nabi Muhammad Rasulullah sendiri yang memberi teladan kepada
umat manusia ke arah pembentukan masyarakat peradaban. Setelah belasan
D. Masyarakat Madani Dalam Islam tahun berjuang di kota Mekkah tanpa hasil yang terlalu menggembirakan,
Membangun masyarakat dalam kacamata Islam adalah tugas jama’ah, Allah memberikan petunjuk untuk hijrak ke Yastrib, kota wahah atau oase
kewajiban bagi setiap muslim. Islam memiliki landasan kuat untuk melahirkan yang subur sekitar 400 km sebelah utara Mekkah. Sesampai di Yastrib, setelah
masyarakat yang beradab, komitmen pada kontrak sosial (baiat pada perjalanan berhari-hari yang amat melelahkan dan penuh kerahasiaan, Nabi
kepemimpinan Islam) dan norma yang telah disepakati bersama (syariah). disambut oleh penduduk kota itu, dan para gadisnya menyanyikan lagu Thala’a
al-badru ‘alaina (Bulan Purnama telah menyingsing di atas kita), untaian syair dominasi kepemimpinan sehingga terbiasa membuat keputusan sendiri dan
dan lagu yang kelak menjadi amat terkenal di seluruh dunia. Kemudian setelah mampu melihat serta memanfaatkan alternatif-alternatif, (4) menjunjung
mapan dalam kota hijrah itu, Nabi mengubah nama Yastrib menjadi al-Madinat tinggi moral dalam berdemokrasi (5) pemufakatan yang jujur dan sehat adalah
al-nabiy (kota nabi). hasil akhir musyawarah yang juga jujur dan sehat, (6) terpenuhinya kebutuhan
pokok; sandang, pangan, dan papan, dan (7) menjalin kerjasama dan sikap
Secara konvensional, perkataan “madinah” memang diartikan sebagai “kota”. yang baik antar warga masyarakat yang saling mempercayai iktikad baik
Tetapi secara ilmu kebahasaan, perkataan itu mengandung makna masing-masing.
“peradaban”. Dalam bahasa Arab, “peradaban” memang dinyatakan dalam
kata-kata “madaniyah” atau “tamaddun”, selain dalam kata-kata “hadharah”. Pemberdayaan masyarakat madani ini menurut penulis harus di motori oleh
Karena itu tindakan Nabi mengubah nama Yastrib menjadi Madinah, pada dua ormas besar yaitu NU dan Muhammadiyah. Dua organisasi Islam ini usia
hakikatnya adalah sebuah pernyataan niat, atau proklamasi, bahwa beliau lebih tua dari republik. Oleh karena itu, ia harus lebih dewasa dalam segala hal.
bersama para pendukungnya yang terdiri dari kaum Muhajirin dan kaum Wibawa, komitmen dan integritas para pemimpin serta manajemen
Anshar hendak mendirikan dan membangun mansyarakat beradab. kepemimpinannya harus bisa seimbang dengan para pejabat negara, bahkan ia
harus bisa memberi contoh baik bagi mereka. Ayat yang disebutkan di awal itu
E. Masyarakat Madani Di Indonesia mengisyarakat bahwa perubahan akan terjadi jika kita bergerak untuk
Tantangan masa depan demokrasi di negeri kita ialah bagaimana mendorong berubah.
berlangsungnya proses-proses yang diperlukan untuk mewujudkan nilai-nilai
peradaban dan kemanusiaan universal. Kita semua harus bahu membahu agar “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
jiwa dan semangat kemanusiaan universal itu merasuk ke dalam jiwa setiap merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
anak bangsa sehingga nyata dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, Dan bila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
menurut Nurcholish Madjid, terdapat beberapa pokok pikiran penting dalam yang dapat menolaknya. Dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
pandangan hidup demokrasi, yaitu: (1) pentingnya kesadaran kemajemukan Dia,”(QS Ar-Ra’d [13]: 11).
atau pluralisme, (2) makna dan semangat musyawarah menghendaki atau
mengharuskan adanya keinsyafan dan kedewasaan untuk dengan tulus Masyarakat madani memiliki peran signifikan dalam memelopori dan
menerima kemungkinan kompromi atau bahkan “kalah suara”, (3) mengurangi mendorong masyarakat. Pembangunan sumberdaya manusia bisa ia rintis
melalui penyelenggaraan program pendidikan, peningkatan perekonomian di hampir seluruh aspek kehidupan, terutama terbentuknya organisasi-
rakyat bisa ditempuh melalui koperasi dan pemberian modal kepada organisasi kemasyarakatan dan profesi dalam wadah tunggal, seperti MUI,
pengusaha dan menengah. Dua hal ini, dari banyak hal, yang menurut penulis KNPI, PWI, SPSI, HKTI, dan sebagainya. Organisasi-organisasi tersebut tidak
sangat kongkrit dan mendesak untuk digarap oleh elemen-elemen masyarakat memiliki kemandirian dalam pemilihan pemimpin maupun penyusunan
madani, khususnya ormas-ormas, guna memelopori dan mendorong program-programnya, sehingga mereka tidak memiliki kekuatan kontrol
perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. terhadap jalannya roda pemerintahan.

Untuk membangun masyarakat yang maju dan berbudaya, menguasai ilmu F. Analisa Masalah
pengetahuan dan teknologi yang dilandasi dengan iman dan takwa, paling
tidak harus ada tiga syarat: menciptakan inovasi dan kreasi, mencegah Sesuai dengan pengertian dan masyarakat yaitu masyarakat yang beradab,
kerusakan-kerusakan sumber daya, dan pemantapan spiritualitas. Masyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang maju dalam penguasaan ilmu
madani itu hendaknya kreatif terhadap hal-hal baru, antisipatif dan preventif pengetahuan dan teknologi. Maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak
terhadap segala kemungkinan buruk, serta berketuhanan Yang Maha Esa. kekurangan yang terjadi dinegara kita.

Jika syarat-syarat dan komponen-komponen masyakarat madani berdaya Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani
secara maksimal, maka tata kehidupan yang demokratis akan terwujud. Selain di Indonesia diantaranya:
ikut membangun dan memberdayakan masyarakat, masyarakat madani juga 1). Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum
ikut mengontrol kebijakan-kebijakan negara. Dalam pelaksanaannya, mereka merata.
bisa memberikan saran dan kritik terhadap negara. Saran dan kritik itu akan 2). Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.
objektif, jika ia tetap independen. Setiap warga negara berada dalam posisi 3). Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter.
yang sama, memilik kesempatan yang sama, bebas menentukan arah hidupnya, 4). Tingginya lapangan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja
tidak merasa tertekan oleh dominasi negara, adanya kesadaran hukum, yang terbatas.
toleran, dan memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Masyarakat madani sukar tumbuh dan berkembang pada rezim Orde Baru Oleh karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan zaman
karena adanya sentralisasi kekuasaan melalui korporatisme dan birokratisasi pemberdayaan civil society perlu ditekankan, antara lain melalui peranannya:
1). Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil society.
pendapatan dan pendidikan. Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan
2). Sebagai advokasi bagi masyarakat yang teraniaya, tidak berdaya masyarakat. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai negara (state).
membela hak-hak dan kepentingan mereka. Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ.
Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu
bangunan masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan
A. KESIMPULAN monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003: 278).
Masyarakat madani sebagai terjemahan dari civil society diperkenalkan
pertama kali oleh Anwar Ibrahim (ketika itu Menteri Keuangan dan Timbalan Ada beberapa ciri-ciri utama dalam civil society, (1) adanya kemandirian yang
Perdana Menteri Malaysia) dalam ceramah Simposium Nasional dalam rangka cukup tinggi dari individu-individu dan kelompok-kelompok dalam
Forum Ilmiah pada Festival Istiqlal, 26 September 1995 (Hamim, 2000: 115). masyarakat, utamanya ketika berhadapan dengan negara; (2) adanya ruang
Istilah itu diterjemahkan dari bahasa Arab mujtama’ madani, yang publik bebas sebagai wahana bagi keterlibatan politik secara aktif dari warga
diperkenalkan oleh Prof. Naquib Attas, seorang ahli sejarah dan peradaban negara melalui wacana dan praksis yang berkaitan dengan kepentingan publik,
Islam dari Malaysia, pendiri ISTAC (Ismail, 2000:180-181). Kata “madani” dan (3) adanya kemampuan membatasi kuasa negara agar ia tidak
berarti civil atau civilized (beradab). Madani berarti juga peradaban, intervensionis.
sebagaimana kata Arab lainnya seperti hadlari, tsaqafi atau tamaddun.
Konsep civil society dalam arti politik bertujuan melindungi individu terhadap
Munculnya konsep masyarakat madani menunjukkan intelektual muslim kesewenang-wenangan negara dan berfungsi sebagai kekuatan moral yang
Melayu yang mampu menginterpretasikan ajaran Islam dalam kehidupan mengimbangi praktik-praktik politik pemerintah dan lembaga-lembaga politik
modern, persisnya mengawinkan ajaran Islam dengan konsep civil society lainnya. Dalam arti ekonomi, civil society berusaha melindungi masyarakat dan
yang lahir di Barat pada abad ke-18. Konsep masyarakat madani digunakan individu terhadap ketidakpastian global dan cengkeraman konglomerasi
sebagai alternatif untuk mewujudkan good government, menggantikan dengan menciptakan jaringan ekonomi mandiri untuk kebutuhan pokok,
bangunan Orde Baru yang menyebabkan bangsa Indonesia terpuruk dalam dalam bentuk koperasi misalnya. Oleh karena itu, prinsip civil society bukan
krisis multidimensional yang tak berkesudahan. pencapaian kekuasaan, tetapi diberlakukannya prinsip-prinsip demokrasi dan
harus selalu menghindarkan diri dari kooptasi dari pihak penguasa madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas
(Haryatmoko, 2003: 212). landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah
(A. Syafii Maarif, 2004: 84).
Antara masyarakat madani dan Civil Society sebagaimana yang telah
dikemukakan di atas, masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan untuk Sebagaimana yang terdapat dalam poin-poin Piagam Madinah, mencerminkan
menerjemahkan konsep di luar menjadi “Islami”. Menilik dari subtansi civil egalitarianisme (setiap kelompok mempunyai hak dan kedudukan yang sama),
society lalu membandingkannya dengan tatanan masyarakat Madinah—yang penghormatan terhadap kelompok lain, kebijakan diambil dengan melibatkan
dijadikan pembenaran atas pembentukan civil society di masyarakat Muslim kelompok masyarakat (seperti penetapan stategi perang), dan pelaku
modern—akan ditemukan persamaan sekaligus perbedaan di antara ketidakadilan, dari kelompok mana pun, diganjar dengan hukuman yang
keduanya. berlaku.

Masyarakat sipil yang berkembang dalam masyarakat barat secara teoritis Komunitas Muslim awal merupakan masyarakat yang demokratis untuk
bercorak egilitarian, toleran, dan terbuka. Nilai-nilai yang juga dimiliki oleh masanya. Indikasinya adalah tingginya tingkat komitmen, keterlibatan dan
masyarakat Madinah hasil bentukan Rasulullah. Masyarakat sipil lahir dan partisipasi masyarakat dalam membuat kebijakan publik serta keterbukaan
berkembang dalam asuhan liberalisme sehingga hasil masyarakat yang posisi pemimpin yang disimbolkan dengan pengangkatan pemimpin tidak
dihasilkannya pun lebih menekankan peranan dan kebebasan individu, berdasarkan keturunan (heredities), tapi kemampuan (Robert N. Bellah, 2000:
persoalan keadilan sosial dan ekonomi masih tanda tanya. Sedangkan dalam 211).
masyarakat madani, keadilan adalah satu pilar utamanya.
Membangun masyarakat dalam kacamata Islam adalah tugas jama’ah,
Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society kewajiban bagi setiap muslim. Islam memiliki landasan kuat untuk melahirkan
merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan masyarakat yang beradab, komitmen pada kontrak sosial (baiat pada
Renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga kepemimpinan Islam) dan norma yang telah disepakati bersama (syariah).
civil society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena Bangunan sosial masyarakat muslim itu ciri dasarnya: ta’awun (tolong-
meninggalkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian menolong), takaful (saling menanggung), dan tadhomun (memiliki solidaritas).
dan asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat
Masyarakat ideal – kerap disebut masyarakat madani – yang kadang Dilihat dari sejarahnya civil society yang bertujuan untuk menghindari
disamakan dengan masyarakat sipil (civil society), adalah masyarakat dengan pemerintahan yang absolut. Dan Indonesia telah meniru model Amerika,
tatanan sosial yang baik, berazas pada prinsip moral yang menjamin dimana negara mempunyai posisi yang lemah vis-à -vis masyarakat. Hal itu
keseimbangan antara hak dan kewajiban individu dengan hak dan kewajiban bertentangan dengan prinsip keseimbangan dalam Islam dan sejarah
sosial. Pelaksanaannya antara lain dengan terbentuknya pemerintahan yang masyarakat Madinah bentukan Nabi Muhammad SAW. Realitas juga
tunduk pada aturan dan undang-undang dengan sistem yang transparan. menunjukkan kalau negara yang demokratis tidak dapat dilakukan sendiri oleh
masyarkat madani, tetapi harus ada keinginan politik juga dari pemerintah
Masyarakat madani memiliki peran signifikan dalam memelopori dan karena banyak karakteristik dari demokrasi yang memang menjadi kewajiban
mendorong masyarakat. Pembangunan sumberdaya manusia bisa ia rintis negara modern.
melalui penyelenggaraan program pendidikan, peningkatan perekonomian
rakyat bisa ditempuh melalui koperasi dan pemberian modal kepada B. SARAN
pengusaha dan menengah. Dua hal ini, dari banyak hal, yang menurut penulis Dalam era reformasi itu kita perlu melakukan kaji ulang dan wacana baru
sangat kongkrit dan mendesak untuk digarap oleh elemen-elemen masyarakat dengan mempertimbangan faktor-faktor yang menjadi kecenderungan
madani, khususnya ormas-ormas, guna memelopori dan mendorong nasional, regional, dan global, seperti meningkatnya peranan pasar,
perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. perampingan peranan negara dan perlunya pemberdayaan lembaga-lembaga
civil society dan gerakan sosial baru (new social movement).
Konsep masyarakat madani tidak langsung terbentuk dalam format seperti
yang dikenal sekarang ini. Bahkan konsep ini pun masih akan berkembang Wacana masyarakat madani agaknya berbeda dengan wacana civil society
terus akibat dari proses pengaktualisasian yang dinamis dari konsep tersebut yang berkembang di Barat, walaupun konsep civil society itu menjadi rujukan
di lapangan. Konsep masyarakat madani memiliki rentang waktu penting. Namun harus diingat, bahwa wacana civil society itu sendiri, baik di
pembentukan yang sangat panjang sebagai hasil dari akumulasi pemikiran negara-negara industri maju maupun di Dunia Ketiga, masih terus berlangsung
yang akhirnya membentuk profile konsep normatif seperti yang dikenal dalam konteks baru. Oleh karena itu, masyarakat madani yang sedang
sekarang ini (Hamim, 2000: 112-113). dipikirkan di Indonesia ini merupakan wacana yang tebuka.
Hamim, Thoha. 2000. Islam dan Civil society (Masyarakat madani): Tinjauan
tentang Prinsip Human Rights, Pluralism dan Religious Tolerance. Dalam
Ismail SM dan Abdullah Mukti, Pendidikan Islam, Demokratisasi dan
Masyarakat Madani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gamble, Andrew. 1988. An Introduction to Modern Social and Political


Thought. Hongkong: Macmillan Education Ltd.

Hidayat, Komaruddin dan Ahmad Gaus AF. 1998. Pasing Over: Melintas Batas
Agama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. xiv.

Ismail SM. 2000. Signifikansi Peran Pesantren dalam Pengembangan


Masyarakat madani. Dalam Ismail SM dan Abdullah Mukti, Pendidikan Islam,
DAFTAR PUSTAKA Demokratisasi dan Masyarakat Madani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azizi, A Qodri Abdillah. 2000. Masyarakat madani Antara Cita dan Fakta: Kajian Ismail, Faisal. 1999. NU, Gusdurism, dan Politik Kyai. Yogyakarta: Tiara
Historis-Normatif. Dalam Ismail SM dan Abdullah Mukti, Pendidikan Islam, Wacana.
Demokratisasi dan Masyarakat Madani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mohtar Mas’oed. (1999). Republika 3 Maret 1999.
Departemen Agama. 1992. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: PT
Tanjung Mas Inti. Rumadi. 1999. Civil Society dan NU Pasca-Gus Dur. Kompas Online. 5
November 1999.
Habibie, B.J. 1999. Keppres No. 198 Tahun 1998 Tanggal 27 Februari 1999.
Jakarta.
Schacht, Joseph and C.E. Bosworth (eds.). 1979. The Legacy of Islam. London:
Oxford University Press.

Wahid, Abdurrahman. 1991. Pancasila sebagai Ideologi dalam Kaitannya


dengan Kehidupan Beragama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Dalam Oetojo Oesman dan Alfian (eds.). Pancasila sebagai Ideologi.
Jakarta: BP 7 Pusat.

Wahid, Abdurrahman. 1999. Universalisme Islam dan Kosmopolitanisme


Peradaban Islam
Vaizey, J. 1967. Pendidikan di Dunia Modern. Jakarta: Gunung Agung.

Zamroni. 1997. Pembaharuan Pendidikan dan Penelitian Multidisiplin.


Makalah Seminar Regional Pengembangan Budaya Penelitian Multidisiplin dan
Antardisiplin. Yogyakarta: 19-20 Mei.

Anda mungkin juga menyukai