Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat
dan karuniaNya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Panduan Internal
Program kesehatan kerja UKK UPT Puskesmas Kandangsapi ini.
Panduan ini disusun sebagai acuan petugas dalam melakukan kegiatan program
kesehatan kerja. Tidak lupa kami ucapkan kepada Kepala Puskesmas Kandangsapi
sebagai pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan panduan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan panduan ini jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
membangun dari pembaca.
Mengetahui Penyusun,
dr Ahmad Shohib,MM
Emmeldah Suprahesti, Amd.Kep
NIP. 19680327 200212 1 005
NIP. 19870921 201101 2 016
.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
b. Pos UKK
E. Batasan Operasional
Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok kesehatan kerja
antara lain:
1. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap
tenaga kerja
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi
4. Pembinaan danpengawasan perlengkapan kesehatan kerja
5. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja , pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja
6. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada
pengurus
7. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dan fungsi terkait
terhadap permasalahan yang berhubungan dengan aspek kesehatan
kerja
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadual kegiatan Kesehatan Kerja dikoordinir oleh
penanngungjawab Kesehatan Kerja sesuai dengan kesepakatan.
C. Jadual Kegiatan
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Koordinator pelaksanaan kegiatan Kesehatan Kerja dilakukan oleh
Penanggungjawab program Kesehatan Kerja yang menempati ruang promkes
dari gedung Puskesmas Kandangsapi. Pelaksanaan rapat koordinasi dilakukan di
aula Puskesmas Kandangsapi yang terletah di sebelah barat ruang promkes.
B. Standar Fasilitas
1. Kepmenkes-1758-MENKES-SK-XII-2003
2. Buku Pos UKK EDISI KE 4
3. Pedoman tata laksana penyakit akibat kerja bagi petugas kesehatan
BAB IV
TATALAKSANA PROGRAM
A. LINGKUNGAN KEGIATAN UKK
4. Rehabilitatif
Pelayanan Kesehatan Kerja Rehabilitatif, meliputi :
Rehabilitasi medik
Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan
kemampuannya yang masih ada secara maksimal.
Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai
kemampuannya.
5. Pelayanan Rujukan
Pelayanan Kesehatan Kerja Rujukan yaitu Rujukan pasien / penderita ke
sarana kesehatan yang lebih tinggi.
c. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Pengumpulan informasi masalah kesehatan yang di miliki oleh
pekerja
b. Menentukan masalah kesehatan yang paling utama untuk
ditangani terlebih dahulu
2. Perencanaan
a. Merencanakan teknis kegiatan kesehatan kerja dengan lintas
program atau lintas sektor terkait
b. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan kesehatan kerja yang
bersumber dari dana kesehatan yang di peroleh Puskesmas
Kandangsapi
3. Pelaksanaan
a. Menetapkan mekanisme koordinasi antar sektor terkait dengan
penanggungjawab program kesehatan kerja
b. Melakukan kegiatan kesehatan kerja perkesmas sesuai dengan
jadual yang telah disusun. Kemudian mendokumentasikan serta
membuat pelaporan tertulis
4. Monitoring Evaluasi
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan kesehatan kerja
b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kesehatan kerja perkesmas
BAB V
LOGISTIK
KESELAMATAN SASARAN
KESELAMATAN KERJA
PENGENDALIAN MUTU
PENUTUP
- Karang taruna
- Karang wredha
BAB V LOGISTIK
BAB IX PENUTUP
a. Pengertian
a. Tujuan
a) Tujuan Umum :
Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk mengatasi
masalah kesehatan khususnya masalah keperawatan
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
optimal
b) Tujuan Khusus :
1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat tentang kesehatan
2. Meningkatnya penemuan dini kasus - kasus prioritas
3. Meningkatnya penanganan keperawatan kasus prioritas di
Puskesmas
4. Meningkatnya penanganan kasus prioritas yang
mendapatkan tindak lanjut keperawatan di rumah.
5. Meningkatnya akses keluarga miskin mendapat pelayanan
kesehatan / keperawatan kesehatan masyarakat.
6. Meningkatnya pembinaan keperawatan kelompok khusus.
7. Memperluas daerah binaan keperawatan di masyarakat.
b. Lingkup pelayanan
c. Sasaran
d. Strategi penyelenggaraan
e. Pendekatan
2) Keluarga resti
- Penghuni lapas
- Pesantren
- Karang taruna
- Karang wredha
C. Dasar Hukum
1. UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja
yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun
2003 tentang ketenaga kerjaan.
2. Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap
pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan
kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
serta nilai-nilai agama.
3. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah
peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu
Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah
tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang
ada.
4. Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala
lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah, permukaan air, di
dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan
hukum Republik Indonesia.Undang-undang tersebut juga mengatur
syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan,
pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi
yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
5. Pasal 164, ayat :
(1) Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan.
(2) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud padaayat (1)
meliputi pekerja di sektor formal dan informal.
(3) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di
lingkungan tempat kerja.
(4) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) berlaku juga bagi kesehatan pada lingkungan
tentara nasional Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta
kepolisian Republik Indonesia.
(5) Pemerintah menetapkan standar kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
(6) Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan menjamin lingkungan
kerja yang sehat serta
bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja.
(7) Pengelola tempat kerja wajib bertanggung jawab atas
kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Pasal 165
(1) Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya
kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja.
(2) Pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat
kerja yang sehat dan menaati peraturan yangberlaku di tempat
kerja.
(3) Dalam penyeleksian pemilihan calon pegawai pada
perusahaan/instansi, hasil pemeriksaan kesehatan secara fisik
dan mental digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan
perundang-undangan.
7. Pasal 166
(1) Majikan atau pengusaha wajib menjamin kesehatan pekerja
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan
pemulihan serta wajib menanggung
seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerja.
(2) Majikan atau pengusaha menanggung biaya atas gangguan
kesehatan akibat kerja yang diderita oleh pekerja sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(3) Pemerintah memberikan dorongan dan bantuan untuk
perlindungan pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2)
BAB III
BAB IV
INDIKATOR KEBERHASILAN
Untuk mengukur keberhasilan upaya Keperawatan Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas, digunakan indicator yang meliputi indikator
masukan (input), indikator proses, indikator luaran (output) dan
indikator dampak.
B. Indikator Proses
Indikator proses, meliputi :
1. Ada Rencana Usulan Kegiatan Perkesmas terintegrasi
dengan Rencana Kegiatan Puskesmas.
2. Ada Rencana Pelaksanaan Kegiatan Perkesmas (POA).
3.Ada Rencana Asuhan Keperawatan setiap klien (individu,
keluarga,kelompok, masyarakat).
4. Adanya dukungan dan ada kegiatan bimbingan yang dilakukan
Kepala Puskesmas.
5. Ada kegiatan bimbingan teknis Perkesmas oleh Perawat
Penyelia Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Puskesmas.
6. Ada kegiatan koordinasi dengan lintas program terkait petugas
kesehatan lain.
7. Ada laporan tertulis hasil pemantauan dan penilaian dan
rencana tindak lanjut.
8. Ada rencana peningkatan pendidikan/pelatihan perawat secara
berkelanjutan.
D. Indikator dampak
Indikator dampak yaitu ”keluarga mandiri dalam memenuhi
kebutuhan kesehatannya”, yang dinilai dengan tingkat kemandirian
keluarga. Kemandirian keluarga berorientasi pada lima fungsi keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatannya yaitu :
1. mampu mengenal masalah kesehatannya.
2. mampu mengambil keputusan tepat untuk mengatasi kesehatannya.
3. mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga
yang memerlukan bantuan keperawatan.
4. mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang upaya
peningkatan kesehatan.
5. mampu memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
E. Tingkat kemandirian
”Kemandirian keluarga” dalam program Perawatan
Kesehatan Masyarakat di bagi dalam 4 tingkatan yaitu : Keluarga
Mandiri tingkat I (paling rendah) sampai Keluarga Mandiri tingkat IV
(paling tinggi).
BAB V
A. Pencatatan
a. Pencatatan pengelolaan pelayanan keperawatan keluarga, meliputi:
1. Informed consent
2. Jadwal kunjungan rumah
3. Pertemuan tim
4. Lembar pengobatan
5. Tindakan tim
6. Rujukan kasus dari pemberi pelayanan ke sarana kesehatan lain
7. Penghentian perawatan rumah
B. Pelaporan
Disesuaikan dengan kebutuhan informasi untuk mengukur
keberhasilan upaya keperawatan kesehatan masyarakat sesuai
dengan indicator yang sudah ditetapkan. Bentuk format laporan
terintegrasi dengan sistem pelaporan yang berlaku.
BAB VII
PENUTUP
Penyusun,
DAFTAR PUSTAKA
RUANG LINGKUP
B. Sasaran Program
Sasaran Program Upaya Kesehatan Kerja adalah
1) Masyarakat pekerja (pekerja formal & informal), meliputi
kesehatan fisik, mental & sosial;
2) Lingkungan kerja, meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi &
psikososial;
3) Bahan baku;
4) Mesin & alat bantu kerja serta proses kerja.
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi
kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar
pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
BAB III
TATA LAKSANA
A. Metode
9. Rehabilitatif
Pelayanan Kesehatan Kerja Rehabilitatif, meliputi :
Rehabilitasi medik
Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat
menggunakan kemampuannya yang masih ada secara
maksimal.
Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif
sesuai kemampuannya.
DOKUMENTASI