Anda di halaman 1dari 7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC), INTRANATAL CARE (INC) DAN


POSTNATAL CARE (PNC)

KEPERAWATAN MATERNITAS

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Tingkat 2 Reguler 2

DIII Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


Pelayanan Antenatal Care (ANC)

Pelayanan Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan yang ditujukan bagi ibu hamil untuk
memantau perkembangan kehamilan dan mendeteksi segera apabila ada masalah kehamilan.
Pada setiap kunjungan ANC, petugas mengumpulkan dan menganalisis data melalui anamnesis
dan pemeriksaan fisik untuk mendapat diagnosis kehamilan ada tidaknya masalah atau
komplikasi kehamilan, memantau kesejahteraan janin dan memberikan pendidikan kesehatan

Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar minimal 10 T.


Adapun prosedur pelaksanaan ANC adalah :

 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
 Pendidikan kesehatan
1. Anamnesis
Hal-hal yang harus ditanyakan pada saat melakukan anamnesis pada ibu hamil adalah :
a. Identitas pasien
b. Riwayat kesehatan, mencakup
- Keluhan utama / alasan kunjungan
- Riwayat kesehatan yang lalu
- Riwayat kesehatan keluarga
- Riwayat kehamilan yang lalu
- Riwayat perkawinan
- Riwayat menstruasi
- Riwayat kontrasepsi
- Riwayat kehamilan sekarang, mencakup :
a) Hati pertama haid
b) Keluhan selama kehamilan
c) Gerakan janin pertama kali, dan frekuensi perkegarakan
- Pola pemenuhan gizi sehari-hari
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi),
pemeriksaan raba ( palpasi), pemeriksaan ketuk (perkusi), dan pemeriksaan dengar
(auskultasi)
Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki, yang dalam pelaksanannya
dilakukan secara sistematis atau berurutan.
Persiapan dalam melakukan pemeriksaan fisik :
- Persiapan pasien
- Pemeriksaan perawat
- Pemerisaan lingkungan
- Persiapan alat
a) Timbangan badan & pengukur tinggi badan
b) Tensimeter
c) Stetoskop
d) Thermometer
e) Jam tangan / arloji
f) Tisu pada tempatnya
g) Speculum nasal
h) Tongue spatel
i) Pen light
j) Meteran/ pita ukur
k) Laennec / dopler elektrik
l) Reflek hummer
m) Sarung tangan
n) Kapas desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
o) Pengalas bokong
p) Bengkok
q) Alat pengendali infeksi, seperti 2 baskom, 2 waslap, tempat sampah
medis & non media
r) Klorin dalam baskom 0,5 %
Prosedur pemeriksaan :

- Cuci tangan
- Memakai handscoon
- Perhatikan keadaan umum dan tingkat kesadaran pasien. Keadaan umum
menunjukan kondisi pasien secara umum, dilihat secara langsung oleh
pemeriksa dan dilakukan penilaian yang dapat dilakukan saat kontrak
pertama, saat wawancara atau selama melakukan pemeriksaan yang lain
- Pemeriksaan antropometri
a) Timbang badan dan tinggi badan (T1) dengan alat ukur yang
terstandar. Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil
memeriksakan diri karna berhubungan erat dengan pertambahan berat
badan lahir bayi. BB ibu hamil yang sehat akan bertambah antara 10-
12kg sejak sebelum hamil. Ibu dengan tinggi kurang dari 145 cm dapat
mengindikasikan panggul sempit
b) Pengukuran lingkar lengan atas (T2)
Pada ibu hamil lingkat lengan atas merupakan deteksi dini kekurangan
energi kronis yang berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah.
- Pemeriksaan TTV
a) Pemeriksaan tekanan darah (T3)
Pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan secara rutin untuk
memeriksa kestabilan tekanan darah untuk melakukan deteksi dini
terhadap terjadinya preklamsi, eklamsi atau hipertensi pada kehamilan
- Pemeriksaan kepala
fokus peeriksaan kepala adalah ada atau tidaknya kerontokan rambut, apabila
terjadi kerontakan selama kehamilan mungkin salah satu tanda bahwa ibu
kekurangan nutrisi atau akibat perubahan hormonal
- Perhatikan wajah ibu
fokus pada pemeriksaan ini apakah ibu tampak pucat, perhatikan pula
apapakah ada topeng kehamilan atau yang dikenal dengan plasma grafidermik
- pemeriksaan mata
fokus pada pemeriksaan konjugtiva. Konjugtiva normalnya berwarna merah
muda, apabila tampak pucat kemungkinan ibu mengalami anemia sedangkan
hiperemoa dapat disebabkan karna adanya peradangan. Perhatikan juga
apakah di sekitar mata pasien tampak hitam, hal ini menunjukkan bahwa pola
tidur yang terganggu, tanyakan apakah klien mengalami penglihatan kabur dll
selama kehamilan
- pemeriksaan telinga
perhatikan kebersihan telinga klien, dan kondisi serumen
- pemeriksaan hidung
fokus pengkajiannya adalah ada tidaknya pendarahan dan adakah pernaoasan
cuping hidung
- pemeriksaan mulut
untuk pemeriksaan muiut fokus pada pemeriksaan ini
1) warna dan kondisi mukosa. Normalnya berwarna merah muda dan
lembab, warna sianosis pada bibir kemungkinan ibu mengalami gejala
syok. Dan pucat kemungkinan ibu mengalami anemia. Mukosa bibir
yang kering kemungkinan ibu kekurangan cairan
2) tanyakan pada ibu, apakah ibu sering mengalami gusi berdarah atau
gigi karies selama kehamilan, hal ini merupakan salah satu tanda status
gizi ibu selama kehamilan yang tidak adekuat
- pemeriksaan leher
perhatikan apakah terdapat pembesaran kelenjar tiroid serta kaji ada tidaknya
pengingkatan vena jugularis.
- Pemeriksaan dada
Amati pengembangan paru atau ekspansi paru lakukan pemeriksaan fokal
fremitus, perkusi paru, dan auskultasi suara nafas dan jantung.
Selanjutnya fokus pada pemeriksaan dada adalah pemeriksaan payudara.
Inspeksi kebersihannya, kesimetrisannya, warna putting, perhatikan putting
apakah menonjol keluar, inferted atau tenggelam .kemudian lakukan palpasi
rab aadanya pembengkakakan dan sudah adakah produksi asi.
- Pemeriksaan abdomen
Diawali dengan melakukan inspeksi, perhatikan warna kulit ada atau tidaknya
luka operasi, adanya alba, lakukan auskultasi untuk mendengarkan bising usus
ibu, palpasi abdomen pada ibu hamil diawali dengan pemeriksaan leopod 1
untuk menentukan bagian janin yang ada di fundus rasakan bagian janin yang
berada pada bagian fundus apakah bokong atau kepala atau kosong. Hasil :
a) Jika kepala janin yang berada di fundus maka palpasi akan tetap teraba
bulat fan dapat digerakkan ( balloment)
b) Jika bokong yang berada di fundus, maka pemeriksa akan meraba
suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari
kepala, serta tidak dapat digerakkan,
c) Jika pada letak lintang, palpasi didaerah fundus akan terasa kosong
- Ukur tinggi fundus uteri (T4)
Untuk menentukan usia kehamilan , pengukuran tinggi fundus uteri bertujuan
untuk mendeteksi secara dini berat badan janin dan merupakan indicator
pertumbuhan janin intra uteri, tinggi fundus utri juga dapat digunakan untuk
mendeteksi terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramion
- Selanjutnya pemeriksaan leopod II
Untuk menentukan bagian terbesar dan terkecil janin
- Hitung denyut jantung janin (T5)
Denyut jantung janin menetukan status kesehatan dan posisi janin terhadap
ibu . dengarkan denyut jantung janin sejak kehamilan 20 mingu. Denyut
jantun gjanin normal 120-160x / menit
- Tentukan presentasi janin (T6)
Dengan melakukan pemeriksaan leopod III. Tentukan bagian janin yang
berada di bagian bawah. Apabila bagian janin dapat digerakkkan kearah
kranial ibu, maka bagian terbawah janin belum. Bila kepala tidak digerakkan
lagi, maka kepala sudah engaged dan bila tidak dapat teraba adanya kepala
atau bokong maka letak janin melintang.
- Palpasi abdomen pada ibu hamil diakhiri dengan melakukan pemeriksaan
leopod IV untuk menentukan presentasi dan engagemen sampai berapa jauh
derajat desensus janin dan mengetahui seberapa bagian kepala janin sudah
masuk kepintu atas panggul
- Pemeriksaan ekstremitas
Pada ibu hamil difokuskan pada pemeriksaan edem dan pemeriksaan reflek
lutut. Bila reflek lutut negative kemungkinan ibu mengalami kekurangan
vitamin B1. Bila gerakan beelebihan dan cepat, maka hal ini mungkin
merupakan tanda preeklamsia.
- Pemeriksaan fisik diakhiri dengan melakukan pemeriksaan pada daerah
genetalia, anus dan rectum . pemeriksaan pada daerah genetalian diawali
dengan pemeriksaan pulpa heigene , inspeksi terhadap genetalia luar ibu
meliputi ada atau tidaknya varises, perdarahan, luka, cairan yang keluar, ada
tidaknya pembengkakakan dari kelenjar bartolini.
Selanjutnya pemeriksaan didaerah anus dan rectum. Perhatikan ada atau
tidaknya hemoroid da nada tidaknya pembengkakak di daerah anus dan
rectum.
- Pemberian imunisasi tetanus toksid (TT lengkap ) (T7).
Jadwal pemberian imunisasi TT :
a) TT1 : pada kunjungan antenatal pertama
b) TT2 : 4 minggu setelah TT1
c) TT3 : 6 bulan setelah TT2
- Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan (T9)
- Tes laboratorium (rutin dan khusus) (T9)
a) Pemeriksaan golongan darah
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
c) Pemeriksaan protein urine
d) Pemeriksaan golongan darah
e) Pemeriksaan darah malaria
f) Pemeriksaan tes sifilis
g) Pemeriksaan HIV
h) Pemeriksaan BTA
- Temu wicara atau konseling dan tatalaksana atau penanganan khusus (T10)

Anda mungkin juga menyukai