ARTIKEL ILMIAH
Oleh :
ABSTRAK
Kurangnya aktivitas fisik, stress dan usia yang semakin tua mengakibatkan insulin yang
dihasilkan akan berkurang karena fungsi pancreas menurun, maka olahraga dianjurkan untuk
mengontrol kadar gula darah, salah satunya yaitu senam yoga. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh senam yoga terhadap perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes
melitus tipe I dan Tipe II Puskesmas Klego Boyolali.
Jenis penelitan quasy experiment dengan pendekatan two group pre and post test design.
Sampel pasien DM tipe I dan Tipe II sebanyak 35 orang dengan pembagian kelompok pada pasien
DM tipe I sebanyak 18 orang dan DM tipe II sebanyak 17 orang dengan teknik total sampling.
Teknik analisis data dengan uji paired simple t-test.
Hasil penelitian: Karakteristik responden DM tipe I mayoritas berumur 40-50 tahun
(33,3%), pada DM tipe II berumur > 50 tahun (61,1%). Mayoritas berjenis kelamin perempuan
masing-masing DM Tipe I (51,9%) dan DM Tipe II (61,1%). Lama menderita sebagian besar pada
DM tipe I kurang dari 3 tahun (55,6%) dan pada DM tipe II antara 3-6 tahun (77,8%); Rata-rata
kadar gula darah penderita DM tipe I sebelum dilakukan terapi Yoga sebesar 193,06 mg/dL dan
pada penderita DM tipe II sebesar 233,67 mg/dL; dan Rata-rata kadar gula darah penderita DM
tipe I sesudah dilakukan terapi Yoga sebesar 181,41 mg/dL dan pada penderita DM tipe II sebesar
201,72 mg/dL. Terdapat pengaruh terapi yoga terhadap penurunan gula darah pasien Diabetes
Mellitus Tipe I dan Tipe II di Puskesmas Klego Boyolali (p1 = 0,048 dan p2 = 0,011).
Terdapat pengaruh terapi yoga terhadap penurunan gula darah pasien Diabetes Mellitus
Tipe I dan Tipe II di Puskesmas Klego Boyolali
Kata kunci : Terapi Yoga, Kadar Gula Darah, Diabetes Melitus Tipe I dan II
Daftar Pustaka : 38 (2006-2015)
Effectiveness of Yoga Therapy on Blood Sugar Levels of Type I and Tipe II Diabetes Mellitus
Patients of Public Health Center (Puskesmas)
Klego Boyolali
Abstract
Lack of physical activity, stress and an aging age resulted in reduced insulin due to
decreased pancreas function, then exercise is recommended to control blood sugar levels, one of
which is yoga exercises. This study aims to determine the effect of yoga exercises on changes in
blood sugar levels in patients with type I diabetes mellitus and Type II Puskesmas Klego Boyolali.
Research type of quasy experiment with approach of two group pre and post test design.
Samples of patients of type I and Type II DM were 35 people with group division in patient of
type I diabetes type 18 people and DM type II 17 people with total sampling technique. Data
analysis technique with paired simple t-test.
Results: The characteristics of respondents of type I diabetes mellitus were 40-50 years
old (33.3%), in DM type II> 50 years (61.1%). The majority of female sex respectively DM Type I
(51,9%) and DM Type II (61,1%). Long suffered mostly in type I DM less than 3 years (55.6%)
and in type II DM between 3-6 years (77.8%); The average blood glucose level of type I diabetes
patients before Yoga therapy was 193.06 mg / dL and in patients with type II DM 233,67 mg / dL;
and the average blood sugar level of type I DM patients after Yoga therapy was 181.41 mg / dL
and in type II DM patients was 201.72 mg / dL. There is an influence of yoga therapy on the blood
sugar decrease of Type I and Type II Diabetes Mellitus patients at Puskesmas Klego Boyolali (p1
= 0,048 and p2 = 0,011)
There is an influence of yoga therapy on the blood sugar decrease of Type I and Type II
Diabetes Mellitus patients at Puskesmas Klego Boyolali
Keywords: Yoga Therapy, Blood Sugar Level, Type I and II Diabetes Mellitus
References : 38 (2006-2015)
-1-
1. PENDAHULUAN daerah Sulawesi Tengah (3,7%) dan paling
Berdasarkan data dari Internatonal rendah pada daerah Jawa Barat (0,5%).
Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat Masih dari data RISKESDAS tersebut
prevalensi global penderita DM pada tahun menyebutkan prevalensi dari penderita DM
2012 sebesar 8,4 % dari populasi penduduk cenderung meningkat pada perempuan
dunia, dan mengalami peningkatan menjadi dibandingkan dengan laki-laki dan terjadi
382 kasus pada tahun 2013, pada tahun 2014 peningkatan prevalensi penyakit diabetes
meningkat menjadi 387 juta kasus. IDF melitus sesuai dengan pertambahan umur
memperkirakan pada tahun 2035 jumlah namun mulai umur ≥ 65 tahun cenderung
insiden DM akan mengalami peningkatan menurun dan tersebut cenderung lebih tinggi
menjadi 55% (592 juta) di antara usia bagi penderita yang tinggal diperkotaan
penderita DM 40-59 tahun (IDF, 2015). dibandingkan dengan di pedesaan.
Indonesia merupakan negara urutan ke 7 Peningkatan prevalensi data penderita DM
dengan kejadian diabetes mellitus tertinggi salah satunya adalah provinsi Jawa Tengah
dengan jumlah 8,5 juta penderita setelah mencapai 152.408 kasus. Jumlah penderita
Cina (98,4 juta), India (65,1 juta), Amerika DM tertinggi sebanyak 509.394 jiwa di Kota
(24,4 juta), Brazil (11,9 juta), Rusia (10,9 Semarang (Dinkes Jawa Tengah, 2014).
juta), Mexico (8,7 juta), Indonesia (8,5 juta) Penatalaksanaan yang baik sangat
Jerman (7,6 juta), Mesir (7,5 juta), dan dibutuhkan untuk menurunkan terjadinya
Jepang (7,2 juta). komplikasi akibat DM. Waspadji (2008)
Laporan dari Badan Penelitian dan mengemukakan dalam penatalaksanaan DM
Pengembangan Kesehatan Kementrian untuk jangka pendek tujuannya adalah
Kesehatan (RISKESDAS) tahun 2013 menghilangkan keluhan atau gejala dan
menyebutkan terjadi peningkatan prevalensi mempertahankan rasa nyaman serta sehat.
pada penderita diabetes melitus yang Sedangkan tujuan jangka panjangnya lebih
diperoleh berdasarkan wawancara yaitu jauh lagi yaitu mencegah penyulit, baik
1,1% pada tahun 2007 menjadi 1,5% pada makroangiopati, mikroangiopati ataupun
tahun 2013 sedangkan prevalensi diabetes neuropati, dengan tujuan akhir menurunkan
melitus berdasarkan diagnosis dokter atau mordibitas dam mortartalitas. Dalam
gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1% dengan penatalaksanaan DM dikenal empat pilar
prevalensi terdiagnosis dokter tertinggi pada utama yaitu perencanaan makan (diet),
latihan jasmani (olah raga), obat berkhasiat Respon ini hanya terjadi setiap kali
hipoglikemik, penyuluhan (edukasi) berolahraga dan tidak merupakan efek yang
(PERKENI, 2012). Selain empat pilar menetap atau berlangsung lama. Maka dari
utama, pemantauan pengendalian kadar gula itu bagi penderita DM tipe I maupun tipa II
darah dan manajemen stres juga berperan olahraga harus dilakukan secara teratur
dalam penatalaksanaan Diabetes Melitus (Soegondo 2009).
(Soewondo, 2008). Berdasar penelitian yang dilakukan
Yoga membantu pankreas dan hati oleh Fatia (2012) tentang perbedaan
untuk berfungsi secara efektif, dengan jalan pengaruh senam aerobik dan yoga terhadap
mengatur kadar gula darah. Gerakan- penurunan kadar gula darah pada pasien
gerakan yoga yang dilakukan adalah Diabetes Melitus Tipe II Di Poliklinik
gerakan gerakan yoga yang bertujuan untuk Khusus Penyakit Dalam RSUP M. Djamil
merangsang fungsi kerja pankreas. Fungsi Padang, hasil penelitian ini menunjukkan
gerakan-gerakan tersebut akan penurunan rata-rata kadar gula darah dengan
meningkatkan aliran darah ke pankreas, senam aerobik adalah 32 mg/dl dan
meremajakan sel-sel organ dan penurunan rata-rata dengan yoga adalah 47,7
meningkatkan kemampuan pankreas untuk mg/dl. Hasil uji statistik kelompok
memproduksi insulin (Widya, 2015). eksperimen dan pembanding didapatkan
Pada pasien DM tipe I dan tipe II, nilai p=0,038 (p<0,05) yang berarti dapat
olahraga senam yoga sebagai pengatur kadar menurunkan kadar gula darah pada pasien
glukosa darah, produksi insulin umumnya DM tipe II. Di sarankan untuk melakukan
tidak terganggu terutama pada awal yoga sebagai salah satu olahraga yang dapat
penderita penyakit diabetes mellitus. menurunkan kadar gula pada pasien DM tipe
Kurangnya reseptor pada insulin menjadi II.
masalah utama pada klien diabetes mellitus Penelitian yang dilakukan oleh Putra
karena adanya gangguan tersebut insulin (2010) menunjukkan perbedaan kadar gula
tidak dapat membantu transfer glukosa ke darah sebelum dan sesudah senam. Berdasar
dalam sel. Pada saat olahraga resistensi penelitian tersebut penurunan kadar gula
insulin berkurang, sebaliknya sensitifitas darah sewaktu sebelum dan sesudah senam
insulin meningkat hal tersebut menyebabkan sebesar 1,2 kali pada kelompok intervensi
kebutuhan Insulin pada DM akan berkurang. dibanding kelompok kontrol. Penelitian lain
yang tekait dengan senam diabetes antara tipe II dapat dilakukan dengan pengelolaan
lain adalah penelitian yang dilakikan oleh non farmakologis, berupa kegiatan jasmani
Ahmad Baequny dkk (2009) dalam yaitu dengan terapi atau olahraga yoga.
penelitiannya yang berjudul Pengaruh senam Gerakan-gerakan yoga yang dilakukan
diabetes mellitus terhadap penurunan kadar adalah gerakan gerakan yoga yang bertujuan
gula darah pada penderita diabetes mellitus untuk merangsang fungsi kerja pankreas,
yang menunjukkan hasil ada perubahan fungsi gerakan-gerakan tersebut akan
yang signifikan pada gula darah setelah meningkatkan aliran darah ke pankreas,
melakukan senam (Baequny, dkk, 2009). meremajakan sel-sel organ dan
Berdasarkan dari data di atas peneliti meningkatkan kemampuan pankreas untuk
berharap dengan melakukan latihan senam memproduksi insulin.
yoga, maka responden dapat mengontrol Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
kadar gulanya serta meminimalkan angka meneliti tentang “Pengaruh Terapi Yoga
penderita DM tipe II yang berjumlah 210 terhadap Penurunan Gula Darah Pasien
penderita DM tipe II periode Januari sampai Diabetes Mellitus Tipe I dan Tipe II di
Desember tahun 2015 (Dinkes Kabupaten Puskesmas Klego Boyolali”
Boyolali, 2015). Dari hasil studi Tujuan dari penelitian ini adalah
pendahuluan yang peneliti lakukan dengan untuk menganalisis pengaruh terapi yoga
wawancara di Puskesmas Klego Kabupaten terhadap penurunan gula darah pasien
Boyolali pada bulan Desember 2016 Diabetes Mellitus tipe I dan tipe II di
terhadap 10 responden diabetes melitus, dari Puskesmas Klego Boyolali.
10 responden mengatakan bahwa mereka
jarang melakukan olahraga dan belum 2. METODE PENELITIAN
pernah mengikuti senam yoga serta belum Penelitian ini merupakan penelitian
mengerti manfaat dari senam yoga. Hasil quasi eksperimental dengan rancangan
observasi di lapangan juga menunjukkan penelitian Two Group Pretest-Postest
bahwa di Puskesmas Klego saat ini ada Design. Populasi dan sekaligus sampel
pasien DM tipe I dan Tipe II sebanyak 35
kegiatan senam lansia yang dilakukan setiap
orang dengan pembagian kelompok pada
hari jumat sekali. Upaya yang perlu
pasien DM tipe I sebanyak 18 orang dan
dilakukan untuk usaha mengendalikan kadar
DM tipe II sebanyak 17 orang dengan teknik
glukosa darah pada pasien diabetes melitus
total sampling. Teknik analisis data dengan
uji paired simple t-test. Data dikumpulkan diabetes tipe 2 semakin banyak
melalui pengisian lembar observasi. Alat
dijumpai remaja dan dewasa muda. Hal
analisis yang digunakan dengan analisis
ini sesuai dengan apa yang di
univariat (%), bivariat dengan Paired
kemukakan oleh Nathan dan Delahanty
Simple t-test.
(2010),
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 2) Jenis Kelamin
a. Analisis Univariat Dilihat dari jenis kelamin
1) Umur menunjukkan bahwa sebagian besar
Hasil Penelitian ini menunjukkan responden mempunyai jenis kelamin
bahwa rata-rata usia responden 48,86 perempuan yaitu sebanyak 20 (57,1%)
tahun dan mayoritas responden bersuai dan lainnya laki-laki ada 15 orang
antara 40 – 50 tahun sebanyak 21 orang (42,9%). Sesuai dengan data di
(60,0%). Hal ini berarti responden lapangan juga ditemukan bahwa
tergolong berada di usia dewasa akhir dan perempuan yang mendominasi bahwa
masuk awal lansia, hal ini dijelaskan oleh pada kegiatan Program Pengelolaan
Depkes RI (2009), bahwa pembagian Penyakit Kronis Diabetes Mellitus Tipe
umur menurut perkembangan orang 2 (Prolanis DM Tipe 2) di UPT
Indonesia antara lain : masa remaja akhir Puskesmas Klego Boyolali, penderita
(17 – 25 tahun), Dewasa awal (26-35 DM (Diabetesi) yang mengikuti
tahun), Dewasa akhir (36 – 45 tahun), kegiatan mengalami peningkatan.
dan Lansia awal (46 – 55 tahun). Perempuan yang usianya menuju
Menurut Notoatmojo (2010), pada menopause, resiko terjadinya
umur merupakan usia individu yang diabetes mellitus tipe I dan II
terhitung mulai saat dilahirkan sampai meningkat. Hal ini disebabkan oleh
saat berulang tahun. faktor hormonal.Pada wanita
Diabetes mellitus baik tipe I premenopause cenderung sensitif akibat
maupun tipe II disebut diabetes dewasa perubahan bentuk pola tubuh dan
(adult-onset diabetes) karena biasanya penurunan hormon estrogen. Menurut
mulai timbul pada usia lanjut, akhir- Wexler (2005), penurunan estrogen
akhir ini seiring dengan bertambahnya pada perempuan akan mengalami
berat badan anak pada usia muda, peningkatan tekanan darah, karena
hormon estrogen juga bisa mengatur HbA1c dan peningkatan kadar glukosa
sebagian pembuluh darah bagian tubuh plasma.
(Saputra dan Lyndon, 2014). Perjalanan penyakit diabetes
Dalam penelitian ini wanita lebih mellitus tipe I maupun tipe II sangat
banyak yang mengalami diabetes perlahan. Penderita diabetes mellitus
melitus tipe I dan II, hal ini apabila mungkin tidak menunjukkan gejala
dikaitkan dengan proses terjadinya selama bertahun-tahun. Masa laten ini
Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. 2014. Saputra, Lyndon. 2014. Kapita Selekta.
Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Kedokteran Klinik. Jakarta: Binarupa
2013 : Kabid Promosi. Aksara.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Sigal, J.R., Kenny, G.P., Wasserman, D.H.,
2013. Profil Kesehatan Jawa Tengah and Castaneda, S.C. 2006. Physical
Tahun 2014: Semarang. activity/exercise and type 2 diabetes.
ADA Statements. Diabetes Care.
Hananta, Yuda, 2011, Deteksi Dini Volume 27. Number 10. p. 2518-2539.
Pencegahan Diabetes Melitus,
Medpress, Yogyakarta. Sudirman. 2009. Pengaruh Senam Diabetes
Melitus Terhadap Penurunan Kadar
IDF. 2015. IDF Diabetes Atlas Sixth Edition Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Update, Internasional Diabetes Melitus. Jurnal Ilmu Keperawatan
Federation Politeknik Kesehatan Depkes
Semarang.
2014.
http://www.idf.org/worlddiabetesday/t Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I.,
oolkit/gp/fact-figures. Diakses tanggal Simadibrata M., Setiati S., 2009. Buku
12 Juni 2015. Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
Edisi V. Jakarta, InternaPublishing.
Mihardja, Laurentia. 2012. Faktor yang
Berhubungan dengan Pengendalian Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I.
Gula Darah pada Penderita Diabetes 2009. Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus di Perkotaan Indonesia. Melitus Terpadu.
Jurnal Kesehatan. Jakarta: BPP Panduan
Departemen Kesehatan RI. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Bagi Dokter dan Edukator. Jakarta :
Perkeni. 2012. Konsensus Pengelolaan dan Balai Penerbitan FKUI.
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2
di Indonesia 2012. Jakarta: Perkeni. Vitahelth. 2006. Diabetes (Informasi
Lengkap untuk Penderita &
Putra, Dwi. 2010. Efek Senam Diabetes Keluarga). Jakarta: Gramedia Pustaka
Terhadap Glukosa Darah Sewaktu Utama.
dan Tekanan Darah pada Anggota
Waspadji, Sarwono. 2008. Diabetes Melitus:
Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya
yang Rasional. Dalam:
Penatalaksanaan diabetes melitus
terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo,
Pradana Soewondo, Imam Subekti.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Wati. 2013. Pengaruh Senam Diabetes
Terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah Pasien Diabetes Mellitus Di
Klinik Tiara Medistra Bandar Setia.
Tesis tidak diterbitkan. Deli Serdang:
Universitas Sumatra Utara.
Widianti AT. Proverawati. 2010. Aplikasi
Senam untuk Kesehatan. Senam
Kesehatan dilengkapi dengan contoh
gambar. Yogyakarta: Muha Medica.
Widianti AT. 2010. Aplikasi Senam untuk
Kesehatan. Senam Kesehatan
dilengkapi dengan Contoh Gambar.
Yogyakarta: Muha Medika.
Wolever, M.T. 2008. Carbohydrate and the
regulation of blood glucose and
metabolism. International Life
Sciences Institute..