Anda di halaman 1dari 13

0

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI YOGA TERHADAP


PENURUNAN GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE I
DAN TIPE II DI PUSKESMAS
KLEGO BOYOLALI

ARTIKEL ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

DANU AFRIAN ADI


NUGROHO NIM: ST. 151007

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018
EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI YOGA TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH
PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE I DAN TIPE II
DI PUSKESMAS KLEGO BOYOLALI

Danu Afrian Adi Nugroho1), Meri Oktariani2), Aria Nurahman H.K. 3)


1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2,3)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK
Kurangnya aktivitas fisik, stress dan usia yang semakin tua mengakibatkan insulin yang
dihasilkan akan berkurang karena fungsi pancreas menurun, maka olahraga dianjurkan untuk
mengontrol kadar gula darah, salah satunya yaitu senam yoga. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh senam yoga terhadap perubahan kadar gula darah pada pasien diabetes
melitus tipe I dan Tipe II Puskesmas Klego Boyolali.
Jenis penelitan quasy experiment dengan pendekatan two group pre and post test design.
Sampel pasien DM tipe I dan Tipe II sebanyak 35 orang dengan pembagian kelompok pada pasien
DM tipe I sebanyak 18 orang dan DM tipe II sebanyak 17 orang dengan teknik total sampling.
Teknik analisis data dengan uji paired simple t-test.
Hasil penelitian: Karakteristik responden DM tipe I mayoritas berumur 40-50 tahun
(33,3%), pada DM tipe II berumur > 50 tahun (61,1%). Mayoritas berjenis kelamin perempuan
masing-masing DM Tipe I (51,9%) dan DM Tipe II (61,1%). Lama menderita sebagian besar pada
DM tipe I kurang dari 3 tahun (55,6%) dan pada DM tipe II antara 3-6 tahun (77,8%); Rata-rata
kadar gula darah penderita DM tipe I sebelum dilakukan terapi Yoga sebesar 193,06 mg/dL dan
pada penderita DM tipe II sebesar 233,67 mg/dL; dan Rata-rata kadar gula darah penderita DM
tipe I sesudah dilakukan terapi Yoga sebesar 181,41 mg/dL dan pada penderita DM tipe II sebesar
201,72 mg/dL. Terdapat pengaruh terapi yoga terhadap penurunan gula darah pasien Diabetes
Mellitus Tipe I dan Tipe II di Puskesmas Klego Boyolali (p1 = 0,048 dan p2 = 0,011).
Terdapat pengaruh terapi yoga terhadap penurunan gula darah pasien Diabetes Mellitus
Tipe I dan Tipe II di Puskesmas Klego Boyolali

Kata kunci : Terapi Yoga, Kadar Gula Darah, Diabetes Melitus Tipe I dan II
Daftar Pustaka : 38 (2006-2015)

Effectiveness of Yoga Therapy on Blood Sugar Levels of Type I and Tipe II Diabetes Mellitus
Patients of Public Health Center (Puskesmas)
Klego Boyolali

Abstract

Lack of physical activity, stress and an aging age resulted in reduced insulin due to
decreased pancreas function, then exercise is recommended to control blood sugar levels, one of
which is yoga exercises. This study aims to determine the effect of yoga exercises on changes in
blood sugar levels in patients with type I diabetes mellitus and Type II Puskesmas Klego Boyolali.
Research type of quasy experiment with approach of two group pre and post test design.
Samples of patients of type I and Type II DM were 35 people with group division in patient of
type I diabetes type 18 people and DM type II 17 people with total sampling technique. Data
analysis technique with paired simple t-test.
Results: The characteristics of respondents of type I diabetes mellitus were 40-50 years
old (33.3%), in DM type II> 50 years (61.1%). The majority of female sex respectively DM Type I
(51,9%) and DM Type II (61,1%). Long suffered mostly in type I DM less than 3 years (55.6%)
and in type II DM between 3-6 years (77.8%); The average blood glucose level of type I diabetes
patients before Yoga therapy was 193.06 mg / dL and in patients with type II DM 233,67 mg / dL;
and the average blood sugar level of type I DM patients after Yoga therapy was 181.41 mg / dL
and in type II DM patients was 201.72 mg / dL. There is an influence of yoga therapy on the blood
sugar decrease of Type I and Type II Diabetes Mellitus patients at Puskesmas Klego Boyolali (p1
= 0,048 and p2 = 0,011)
There is an influence of yoga therapy on the blood sugar decrease of Type I and Type II
Diabetes Mellitus patients at Puskesmas Klego Boyolali

Keywords: Yoga Therapy, Blood Sugar Level, Type I and II Diabetes Mellitus
References : 38 (2006-2015)

-1-
1. PENDAHULUAN daerah Sulawesi Tengah (3,7%) dan paling
Berdasarkan data dari Internatonal rendah pada daerah Jawa Barat (0,5%).
Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat Masih dari data RISKESDAS tersebut
prevalensi global penderita DM pada tahun menyebutkan prevalensi dari penderita DM
2012 sebesar 8,4 % dari populasi penduduk cenderung meningkat pada perempuan
dunia, dan mengalami peningkatan menjadi dibandingkan dengan laki-laki dan terjadi
382 kasus pada tahun 2013, pada tahun 2014 peningkatan prevalensi penyakit diabetes
meningkat menjadi 387 juta kasus. IDF melitus sesuai dengan pertambahan umur
memperkirakan pada tahun 2035 jumlah namun mulai umur ≥ 65 tahun cenderung
insiden DM akan mengalami peningkatan menurun dan tersebut cenderung lebih tinggi
menjadi 55% (592 juta) di antara usia bagi penderita yang tinggal diperkotaan
penderita DM 40-59 tahun (IDF, 2015). dibandingkan dengan di pedesaan.
Indonesia merupakan negara urutan ke 7 Peningkatan prevalensi data penderita DM
dengan kejadian diabetes mellitus tertinggi salah satunya adalah provinsi Jawa Tengah
dengan jumlah 8,5 juta penderita setelah mencapai 152.408 kasus. Jumlah penderita
Cina (98,4 juta), India (65,1 juta), Amerika DM tertinggi sebanyak 509.394 jiwa di Kota
(24,4 juta), Brazil (11,9 juta), Rusia (10,9 Semarang (Dinkes Jawa Tengah, 2014).
juta), Mexico (8,7 juta), Indonesia (8,5 juta) Penatalaksanaan yang baik sangat
Jerman (7,6 juta), Mesir (7,5 juta), dan dibutuhkan untuk menurunkan terjadinya
Jepang (7,2 juta). komplikasi akibat DM. Waspadji (2008)
Laporan dari Badan Penelitian dan mengemukakan dalam penatalaksanaan DM
Pengembangan Kesehatan Kementrian untuk jangka pendek tujuannya adalah
Kesehatan (RISKESDAS) tahun 2013 menghilangkan keluhan atau gejala dan
menyebutkan terjadi peningkatan prevalensi mempertahankan rasa nyaman serta sehat.
pada penderita diabetes melitus yang Sedangkan tujuan jangka panjangnya lebih
diperoleh berdasarkan wawancara yaitu jauh lagi yaitu mencegah penyulit, baik
1,1% pada tahun 2007 menjadi 1,5% pada makroangiopati, mikroangiopati ataupun
tahun 2013 sedangkan prevalensi diabetes neuropati, dengan tujuan akhir menurunkan
melitus berdasarkan diagnosis dokter atau mordibitas dam mortartalitas. Dalam
gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1% dengan penatalaksanaan DM dikenal empat pilar
prevalensi terdiagnosis dokter tertinggi pada utama yaitu perencanaan makan (diet),
latihan jasmani (olah raga), obat berkhasiat Respon ini hanya terjadi setiap kali
hipoglikemik, penyuluhan (edukasi) berolahraga dan tidak merupakan efek yang
(PERKENI, 2012). Selain empat pilar menetap atau berlangsung lama. Maka dari
utama, pemantauan pengendalian kadar gula itu bagi penderita DM tipe I maupun tipa II
darah dan manajemen stres juga berperan olahraga harus dilakukan secara teratur
dalam penatalaksanaan Diabetes Melitus (Soegondo 2009).
(Soewondo, 2008). Berdasar penelitian yang dilakukan
Yoga membantu pankreas dan hati oleh Fatia (2012) tentang perbedaan
untuk berfungsi secara efektif, dengan jalan pengaruh senam aerobik dan yoga terhadap
mengatur kadar gula darah. Gerakan- penurunan kadar gula darah pada pasien
gerakan yoga yang dilakukan adalah Diabetes Melitus Tipe II Di Poliklinik
gerakan gerakan yoga yang bertujuan untuk Khusus Penyakit Dalam RSUP M. Djamil
merangsang fungsi kerja pankreas. Fungsi Padang, hasil penelitian ini menunjukkan
gerakan-gerakan tersebut akan penurunan rata-rata kadar gula darah dengan
meningkatkan aliran darah ke pankreas, senam aerobik adalah 32 mg/dl dan
meremajakan sel-sel organ dan penurunan rata-rata dengan yoga adalah 47,7
meningkatkan kemampuan pankreas untuk mg/dl. Hasil uji statistik kelompok
memproduksi insulin (Widya, 2015). eksperimen dan pembanding didapatkan
Pada pasien DM tipe I dan tipe II, nilai p=0,038 (p<0,05) yang berarti dapat
olahraga senam yoga sebagai pengatur kadar menurunkan kadar gula darah pada pasien
glukosa darah, produksi insulin umumnya DM tipe II. Di sarankan untuk melakukan
tidak terganggu terutama pada awal yoga sebagai salah satu olahraga yang dapat
penderita penyakit diabetes mellitus. menurunkan kadar gula pada pasien DM tipe
Kurangnya reseptor pada insulin menjadi II.
masalah utama pada klien diabetes mellitus Penelitian yang dilakukan oleh Putra
karena adanya gangguan tersebut insulin (2010) menunjukkan perbedaan kadar gula
tidak dapat membantu transfer glukosa ke darah sebelum dan sesudah senam. Berdasar
dalam sel. Pada saat olahraga resistensi penelitian tersebut penurunan kadar gula
insulin berkurang, sebaliknya sensitifitas darah sewaktu sebelum dan sesudah senam
insulin meningkat hal tersebut menyebabkan sebesar 1,2 kali pada kelompok intervensi
kebutuhan Insulin pada DM akan berkurang. dibanding kelompok kontrol. Penelitian lain
yang tekait dengan senam diabetes antara tipe II dapat dilakukan dengan pengelolaan
lain adalah penelitian yang dilakikan oleh non farmakologis, berupa kegiatan jasmani
Ahmad Baequny dkk (2009) dalam yaitu dengan terapi atau olahraga yoga.
penelitiannya yang berjudul Pengaruh senam Gerakan-gerakan yoga yang dilakukan
diabetes mellitus terhadap penurunan kadar adalah gerakan gerakan yoga yang bertujuan
gula darah pada penderita diabetes mellitus untuk merangsang fungsi kerja pankreas,
yang menunjukkan hasil ada perubahan fungsi gerakan-gerakan tersebut akan
yang signifikan pada gula darah setelah meningkatkan aliran darah ke pankreas,
melakukan senam (Baequny, dkk, 2009). meremajakan sel-sel organ dan
Berdasarkan dari data di atas peneliti meningkatkan kemampuan pankreas untuk
berharap dengan melakukan latihan senam memproduksi insulin.
yoga, maka responden dapat mengontrol Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
kadar gulanya serta meminimalkan angka meneliti tentang “Pengaruh Terapi Yoga
penderita DM tipe II yang berjumlah 210 terhadap Penurunan Gula Darah Pasien
penderita DM tipe II periode Januari sampai Diabetes Mellitus Tipe I dan Tipe II di
Desember tahun 2015 (Dinkes Kabupaten Puskesmas Klego Boyolali”
Boyolali, 2015). Dari hasil studi Tujuan dari penelitian ini adalah
pendahuluan yang peneliti lakukan dengan untuk menganalisis pengaruh terapi yoga
wawancara di Puskesmas Klego Kabupaten terhadap penurunan gula darah pasien
Boyolali pada bulan Desember 2016 Diabetes Mellitus tipe I dan tipe II di
terhadap 10 responden diabetes melitus, dari Puskesmas Klego Boyolali.
10 responden mengatakan bahwa mereka
jarang melakukan olahraga dan belum 2. METODE PENELITIAN
pernah mengikuti senam yoga serta belum Penelitian ini merupakan penelitian
mengerti manfaat dari senam yoga. Hasil quasi eksperimental dengan rancangan
observasi di lapangan juga menunjukkan penelitian Two Group Pretest-Postest

bahwa di Puskesmas Klego saat ini ada Design. Populasi dan sekaligus sampel
pasien DM tipe I dan Tipe II sebanyak 35
kegiatan senam lansia yang dilakukan setiap
orang dengan pembagian kelompok pada
hari jumat sekali. Upaya yang perlu
pasien DM tipe I sebanyak 18 orang dan
dilakukan untuk usaha mengendalikan kadar
DM tipe II sebanyak 17 orang dengan teknik
glukosa darah pada pasien diabetes melitus
total sampling. Teknik analisis data dengan
uji paired simple t-test. Data dikumpulkan diabetes tipe 2 semakin banyak
melalui pengisian lembar observasi. Alat
dijumpai remaja dan dewasa muda. Hal
analisis yang digunakan dengan analisis
ini sesuai dengan apa yang di
univariat (%), bivariat dengan Paired
kemukakan oleh Nathan dan Delahanty
Simple t-test.
(2010),
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 2) Jenis Kelamin
a. Analisis Univariat Dilihat dari jenis kelamin
1) Umur menunjukkan bahwa sebagian besar
Hasil Penelitian ini menunjukkan responden mempunyai jenis kelamin
bahwa rata-rata usia responden 48,86 perempuan yaitu sebanyak 20 (57,1%)
tahun dan mayoritas responden bersuai dan lainnya laki-laki ada 15 orang
antara 40 – 50 tahun sebanyak 21 orang (42,9%). Sesuai dengan data di
(60,0%). Hal ini berarti responden lapangan juga ditemukan bahwa
tergolong berada di usia dewasa akhir dan perempuan yang mendominasi bahwa
masuk awal lansia, hal ini dijelaskan oleh pada kegiatan Program Pengelolaan
Depkes RI (2009), bahwa pembagian Penyakit Kronis Diabetes Mellitus Tipe
umur menurut perkembangan orang 2 (Prolanis DM Tipe 2) di UPT
Indonesia antara lain : masa remaja akhir Puskesmas Klego Boyolali, penderita
(17 – 25 tahun), Dewasa awal (26-35 DM (Diabetesi) yang mengikuti
tahun), Dewasa akhir (36 – 45 tahun), kegiatan mengalami peningkatan.
dan Lansia awal (46 – 55 tahun). Perempuan yang usianya menuju
Menurut Notoatmojo (2010), pada menopause, resiko terjadinya
umur merupakan usia individu yang diabetes mellitus tipe I dan II
terhitung mulai saat dilahirkan sampai meningkat. Hal ini disebabkan oleh
saat berulang tahun. faktor hormonal.Pada wanita
Diabetes mellitus baik tipe I premenopause cenderung sensitif akibat
maupun tipe II disebut diabetes dewasa perubahan bentuk pola tubuh dan
(adult-onset diabetes) karena biasanya penurunan hormon estrogen. Menurut
mulai timbul pada usia lanjut, akhir- Wexler (2005), penurunan estrogen
akhir ini seiring dengan bertambahnya pada perempuan akan mengalami
berat badan anak pada usia muda, peningkatan tekanan darah, karena
hormon estrogen juga bisa mengatur HbA1c dan peningkatan kadar glukosa
sebagian pembuluh darah bagian tubuh plasma.
(Saputra dan Lyndon, 2014). Perjalanan penyakit diabetes
Dalam penelitian ini wanita lebih mellitus tipe I maupun tipe II sangat
banyak yang mengalami diabetes perlahan. Penderita diabetes mellitus
melitus tipe I dan II, hal ini apabila mungkin tidak menunjukkan gejala
dikaitkan dengan proses terjadinya selama bertahun-tahun. Masa laten ini

diabetes mellitus bahwa lelaki menyelubungi perkembangan penyakit


sampai terjadi kerusakan organ yang
mempunyai massa otot lebih banyak
bermakna. Dalam jangka waktu lama,
dan menggunakan kalori lebih banyak
lesi-lesi sklerotik yang terbentuk dari
dari pada wanita dikarenakan aktivitas
kerusakan nefron semakin banyak
yang lebih banyak dan pembakaran
sehingga dapat menimbulkan obliterasi
kalori oleh otot yang lebih banyak
glomerulus, yang mengakibatkan
dibanding wanita. Dengan demikian, penurunan fungsi ginjal lebih lanjut dan
perempuan lebih mudah bertambah menimbulkan lingkaran setan yang
berat badan berbanding lelaki dengan berkembang secara lambat dan berakhir
asupan kalori yang sama (Yunir, 2006). sebagai penyakit gagal ginjal terminal
3) Lama menderita diabetes mellitus (Guyton and Hall, 2007).
Dilihat dari lama menderita 4) Kadar gula darah sebelum terapi Yoga
penyakit diabetes mellitus (DM) Hasil distribusi data berkenaan
sebagian besar responden selama 3-6 dengan rata-rata kadar gula darah pada
tahun menderita penyakit DM yaitu pasien DM Tipe I waktu sebelum
sebanyak 18 orang (51,4%). dilakukan terapi Yoga di Puskesmas
Berdasarkan pengamatan di lapangan Klego Boyolali yaitu 193,06 dengan nilai
juga diketahui bahwa umumnya pasien tertinggi kadar gula darah sebelum
yang menjadi anggota Prolanis DM dilakukan intervensi sebesar 298 mg/dL
Tipe 2 di UPT Puskesmas Klego sudah dan nilai terendah sebesar 121 mg/dL,
lama menderita diabetes. Menurut Goud dengan nilai standar deviasi sebesar
et al (2011) pada penelitiannya, 48,826, adapun rata-rata kadar gula darah
lamanya menderita diabetes melitus pada pasien DM Tipe II waktu sebelum
berhubungan dengan peningkatan dilakukan terapi Yoga di Puskesmas
Klego Boyolali yaitu 233,67 dengan nilai
tertinggi kadar gula darah sebelum DM Tipe I waktu sesudah dilakukan
dilakukan intervensi sebesar 298 mg/dL terapi Yoga di Puskesmas Klego Boyolali
dan nilai terendah sebesar 125 mg/dL, yaitu 181,41 dengan nilai tertinggi kadar
dengan nilai standar deviasi sebesar gula darah sesudah dilakukan intervensi
47,869. 255 mg/dL dan nilai terendah sebesar 125
Stanhope & Lancaster (2009) mg/dL, dengan nilai standar deviasi
menyata-kan bahwa lansia termasuk 44,922. Adapun distribusi data berkenaan
suatukelompok rentan (vulnerable dengan rata-rata kadar gula darah pada
population) yanglebih mudah untuk pasien DM Tipe II waktu sebelum
mengalami masalahkesehatan sebagai dilakukan terapi Yoga di Puskesmas
akibat terpajan resiko atauakibat buruk Klego Boyolali yaitu 201,72 dengan nilai
dari masalah kesehatan. Salah tertinggi kadar gula darah sesudah
satumasalah yang berkaitan dengan dilakukan intervensi 300 mg/dL dan nilai
bertambahnya usia yaitu diabetes melitus. terendah sebesar 111 mg/dL, dengan nilai
Lansia yang kadargula darahnya tinggi, standar deviasi sebesar 48,717.
akan menjadikan viskositas atau Menurut Barnedh (2006)
kekentalan darah tinggi, sehingga akan menyatakan bahwa aktivitas fisik seperti
menghambat sirkulasi darah dan senam Yoga mempunyai hubungan
persyarafan terutama daerah atau ujung bermakna dengan gangguan ekstremitas
kaki sebagai tumpuan tubuh utama. dimana aktivitas fisik yang rendah, salah
Viskositas yang tinggi ini juga akan satunya tidak teratur berolahraga berisiko
meningkatkan kemampuan bakteri untuk terjadi gangguan gerak. Masalah lain
merusak sel-sel tubuh, sehingga kalau yang sering terjadi pada lansia terkait
terjadi luka cenderung sulit atau lama pengendalian gula darah adalah sering
proses penyembuhannya. Salah satu terjadi kebosanan, tidak adanya motivasi
upaya yangdapat membantu dan keputusasaan. Kondisi tersebut
meningkatkan sirkulasi darahyaitu menurut teori Health Promotion Model
melakukan aktivitas atau latihan seperti perlu diberikan intervensi melalui
terapi Yoga. edukasi, supporting dari perawat, dengan
5) Kadar gula darah Sesudah terapi Yoga menerapkan prinsip-prinsip teori
Berdasarkan hasil penelitian psikososial, sehingga permasalahan
tentang distribusi data berkenaan dengan kurangnya motivasi untuk menjaga
rata-rata kadar gula darah pada pasien kesehatan pada lansia dapat diatasi.
Hasil penelitian PERKENI/ kadar gula darah sesudah dilakukan terapi
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Yoga (191,06 > 181,41).
(2011) yang menyebutkan bahwa Berdasarkan uji Paired Simples
kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan t- Test pasien DM Tipe I juga diperoleh
jasmani secara teratur (3 – 4 kali nilai sign. sebesar 0,011, maka nilai sig. <
seminggu selama kurang lebih 30 menit) 0,05, dengan demikian Ho ditolak, jadi
merupakan salah satu pilar dalam terdapat perbedaan (pengaruh)terapi
pengelolaan Diabetes Mellitus tipe 2 juga Yoga terhadap penurunan Kadar Gula
sejalan dengan penelitian ini.Disebutkan Darah pasien Diabetes Mellitus Tipe II di
bahwa latihan jasmani yang dianjurkan Puskesmas Klego Boyolali. Hal ini juga
berupa latihan jasmani yang bersifat diperkuat bahwa rata-rata kadar gula
aerobik seperti senam aerobik, bersepeda darah sebelum dilakukan terapi Yoga
santai, jogging, dan berenang dapat lebih besar dari kadar gula darah sesudah
memperbaiki sensitivitas insulin, dilakukan terapi Yoga (233,67 > 201,72).
sehingga akan memperbaiki kendali Hasil penelitian dengan minimal
glukosa darah. dua kali pengukuran kadar gula setelah
terapi yoga dilakukan menunjukkan
b. Analisis Bivariat adanya pengaruh antara terapi yoga
Analisis Pengaruh Terapi Yoga dengan kadar gula darah. Pengaruh yang
terhadap Penurunan Gula Darah diperoleh dalam penelitian ini, bahwa
Pasien Diabetes Mellitus Tipe I dan senam yoga mempengaruhi secara
Tipe II di Puskesmas Klego Boyolali signifikan dalam perubahan kadar gula
Pengujian menggunakan uji darah. Karena rata-rata yang dihasilkan
Paired Simples t-Test pada pasien DM sebelum dan sesudah melakukan senam
Tipe I diperoleh nilai sig sebesar 0,048, yoga adalah 233,67 mg/dL lebih besar
maka nilai sig. < 0,05, dengan demikian jika dibandingkan dengan sesudah
Ho ditolak, jadi terdapat perbedaan dilakukan terapi Yoga. Hal ini
(pengaruh)terapi Yoga terhadap disebabkan karena perlakuan yang
penurunan Kadar Gula Darah pasien diberikan kepada responden sebanyak 4
Diabetes Mellitus Tipe I di Puskesmas kali dalam satu bulan. Hal ini sesuai
Klego Boyolali. Hal ini juga diperkuat dengan teori yang ada bahwa senam yoga
bahwa rata-rata kadar gula darah sebelum idealnya dilakukan dua atau tiga kali
dilakukan terapi Yoga lebih besar dari
dalam seminggu dengan frekuensi latihan Perlu diketahui bahwa beberapa
1,5 jam (Widya, 2015). manfaat terapi atau senam Yoga yaitu
Mengacu pada hasil penelitian ini meningkatkan fungsi jantung,
didapat bahwa penderita DM Tipe I dan meningkatkan kinerja paru-paru dan
II masing-masing mengalami penurunan, meningkatkan stamina serta kekuatannya,
perbedaanya pada tingkat penurunan meningkatkan koordinasi tubuh,
untuk kelompok kadar gula darah di atas khususnya yang sudah memasuki usia
250 mg/dl lebih banyak yaitu rata-rata renta, meningkatkan kekebalan tubuh,
sebesar 45,41dibandingkan dengan mencegah berbagai penyakit, termasuk
kelompok di bawah 250 mg/dl diabetes, kolesterol, tekanan darah dan
mengalami penurunan rata-rata sebesar lainnya, melawan depresi, karena
40,77. Penderita diabetes mellitus tipe 2 olahraga mampu meningkatkan perasaan
dengan kadar gula darah di atas 250 menyenang-kan pada seseorang,
mg/dl sudah tergolong diabetes kategori membantu menurunkan berat badan,
berat, apabila tidak diubah pola hidupnya aerobik membantu membentuk tubuh
dengan benar, menjaga gizi makan, dan lebih sempurna (Yanuaristya, 2012).
rutin melakukan aktivitas olahraga. Maka Selain itu, hasil penelitian ini
kemungkinan terjadinya komplikasi diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
seperti hipertensi serta jantung itu lebih oleh Indriyani (2007) yang menjelaskan
beresiko tinggi. Untuk itu motivasi bahwa ada pengaruh latihan fisik berupa
kesembuhan pada diabetisi di atas 250 senam aerobik terhadap penurunan kadar
mg/dl cenderung lebih tinggi dibandingan gula darah pada penderita DM tipe 2
dengan kelompok di bawah 250 mg/dl (p=0.0001) dan penurunan kadar gula
yang kategori lebih ringan. Motivasi darah tersebut mencapai 30,14 mg %, hal
tersebut misalnya lebih menjaga makanan ini berarti semakin baik latihan fisik
yang dikonsumsi, melakukan diet dan berupa senam aerobik yang dilakukan
rutin melakukan olahraga dan aktivitas oleh penderita diabetes mellitus tipe 2
jasmani. Dari hal ini bisa dijadikan sebab maka semakin menurun kadar gula darah
bagaimana terjadi perbedaan penurunan yang ada pada penderita tersebut, dan
kadar gula darah sebelum dan sesudah penurunan kadar gula darah yang
dilakukan terapi yoga dan antara mencapai 30,14 mg % ini bukan
penderita DM Tipe I dan DM Tipe II merupakan hasil yang mutlak dari latihan
tesebut. fisik: senam aerobik saja, karena melihat
karakteristik responden bahwa responden khususnya untuk melaksanakan kegiatan
pada penelitian ini menggunakan obat senam yoga dalam rangka mencapai
angka normal dari kadar gula darah..
hipoglikemik oral dan ada yang
b. Bagi Institusi pendidikan. Para pendidik
menjalani diet DM. membekali peserta didiknya tentang
manfaat terapi Yoga atau senam Yoga
senam terhadap perubahan kadar gula
4. SIMPULAN darah pada penderita DM Tipe I maupun
Karakteristik responden pada DM II agar mampu memberikan penyuluhan
kesehatan dan mampu
tipe I mayoritas berumur kurang dari 40 mempraktekkannya sehingga dapat
tahun dan antara 40-50 tahun (33,3%) pada menyampai-kannya kepada masyarakat.
c. Bagi Penderita DM. Bagi penderita
DM tipe II berumur lebih dari 50 tahun
diabetes mellitus diharapkan penderita
(61,1%). Pada DM tipe I dan II mayoritas diabetes untuk menerapkan terapi senam
berjenis kelamin perempuan yaitu (51,9%) diabetes secara rutin untuk mengontrol
kadar gula darah agar bisa meningkatkan
dan (61,1%). Dilihat dari lama menderita kesehatan tubuh, meringankan biaya
sebagian besar pada DM tipe I kurang dari 3 perawatan dan mencegah komplikasi-
komplikasi diabetes lainnya seperti
tahun (55,6%) dan pada DM tipe II antara 3- jantung dan tekanan darah tinggi.
6 tahun (77,8%). Rata-rata kadar gula darah d. Bagi Peneliti lain. Perlu diteliti lebih
lanjut dengan menggunakan variabel lain
penderita DM tipe I sebelum dilakukan yang dapat mempengaruhi kadar gula
terapi Yoga sebesar 193,06 mg/dL dan pada darah puasa seperti faktor obat-obatan,
penyakit yang diderita, makanan dan
penderita DM tipe II sebesar 233,67 mg/dL.
minuman serta kekuatan otot. Perlu
Rata-rata kadar gula darah penderita DM dikembangkan juga faktor-faktor lain
tipe I sesudah dilakukan terapi Yoga sebesar yang mempengaruhi kadar gula darah
seperti lamanya intervensi, waktu latihan
181,41 mg/dL dan pada penderita DM tipe II terapi Yoga, pagi atau sore.
sebesar 201,72 mg/dL. Terdapat pengaruh e. Bagi Peneliti. Peneliti dapat
menyampaikan hasil penelitian ini dan
terapi yoga terhadap penurunan gula darah mengembangkan terapi Yoga kepada
pasien Diabetes Mellitus Tipe I dan Tipe II masyarakat di wilayah desa/kelurahan
binaan Puskesmas.
di Puskesmas Klego Boyolali (p1 = 0,048
dan p2 = 0,011). DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi.
5. SARAN
Obesitas, Diabetes Mellitus, &
a. Bagi Puskesmas. Memberikan tambahan Disiplipidemia. Konsep, Teori dan
informasi dan pengembangan pelayanan Penanganan Aplikatif. Jakarta: Buku
kesehatan pada penderita diabetes Penerbit Kedokteran EGC.
melitus dalam meningkatkan kualitas Asmarani, Devi. 2011. YOGA UNTUK
hidup dan pelayanan kesehatan SEMUA Panduan Berlatih Yoga
yang
Lengkap dan Aman. Jakarta : PT Persadia Putat Jaya Dengan DM Tipe
Gramedia Utama Pustaka Indah. 2. Skripsi Fakultas Kesehatan
Baequny, A. 2009. Pengaruh Senam Masyarakat Universitas Airlangga.
Diabetes Mellitus Terhadap Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar
Penurunan Kadar Gula Darah Pada Laporan Nasional 2013. Badan
Penderita Diabetes Mellitus. Surakarta Penelitian & Pengembangan kesehatan
: Yayasan Bhakti Karya. DepKes RI.
Claire, T. 2006. Yoga For Men. Penerjemah: http://www.depkes.go.id/resources/do
Rahmani Astuti. Yogyakarta: B-First. wnload/general/Hasil%20Riskesdas%
202013.pdf Tanggal akses 12 Juni
Depkes R.I. 2007. Riset Kesehatan Dasar 2015.
2007. Litbangkes Departemen
Kesehatan RI. Jakarta. Rudianto, Budi F. 2013. Menaklukkan
Hipertensi dan Diabetes. Mendeteksi,
Depkes RI. 2013. Profil Kesehatan Mencegah dan Mengobati dengan
Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Cara Medis dan Herbal. Yogyakarta:
Departemen Kesehatan RI. Sakhasukma.

Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. 2014. Saputra, Lyndon. 2014. Kapita Selekta.
Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Kedokteran Klinik. Jakarta: Binarupa
2013 : Kabid Promosi. Aksara.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Sigal, J.R., Kenny, G.P., Wasserman, D.H.,
2013. Profil Kesehatan Jawa Tengah and Castaneda, S.C. 2006. Physical
Tahun 2014: Semarang. activity/exercise and type 2 diabetes.
ADA Statements. Diabetes Care.
Hananta, Yuda, 2011, Deteksi Dini Volume 27. Number 10. p. 2518-2539.
Pencegahan Diabetes Melitus,
Medpress, Yogyakarta. Sudirman. 2009. Pengaruh Senam Diabetes
Melitus Terhadap Penurunan Kadar
IDF. 2015. IDF Diabetes Atlas Sixth Edition Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Update, Internasional Diabetes Melitus. Jurnal Ilmu Keperawatan
Federation Politeknik Kesehatan Depkes
Semarang.
2014.
http://www.idf.org/worlddiabetesday/t Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I.,
oolkit/gp/fact-figures. Diakses tanggal Simadibrata M., Setiati S., 2009. Buku
12 Juni 2015. Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
Edisi V. Jakarta, InternaPublishing.
Mihardja, Laurentia. 2012. Faktor yang
Berhubungan dengan Pengendalian Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I.
Gula Darah pada Penderita Diabetes 2009. Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus di Perkotaan Indonesia. Melitus Terpadu.
Jurnal Kesehatan. Jakarta: BPP Panduan
Departemen Kesehatan RI. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Bagi Dokter dan Edukator. Jakarta :
Perkeni. 2012. Konsensus Pengelolaan dan Balai Penerbitan FKUI.
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2
di Indonesia 2012. Jakarta: Perkeni. Vitahelth. 2006. Diabetes (Informasi
Lengkap untuk Penderita &
Putra, Dwi. 2010. Efek Senam Diabetes Keluarga). Jakarta: Gramedia Pustaka
Terhadap Glukosa Darah Sewaktu Utama.
dan Tekanan Darah pada Anggota
Waspadji, Sarwono. 2008. Diabetes Melitus:
Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya
yang Rasional. Dalam:
Penatalaksanaan diabetes melitus
terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo,
Pradana Soewondo, Imam Subekti.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Wati. 2013. Pengaruh Senam Diabetes
Terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah Pasien Diabetes Mellitus Di
Klinik Tiara Medistra Bandar Setia.
Tesis tidak diterbitkan. Deli Serdang:
Universitas Sumatra Utara.
Widianti AT. Proverawati. 2010. Aplikasi
Senam untuk Kesehatan. Senam
Kesehatan dilengkapi dengan contoh
gambar. Yogyakarta: Muha Medica.
Widianti AT. 2010. Aplikasi Senam untuk
Kesehatan. Senam Kesehatan
dilengkapi dengan Contoh Gambar.
Yogyakarta: Muha Medika.
Wolever, M.T. 2008. Carbohydrate and the
regulation of blood glucose and
metabolism. International Life
Sciences Institute..

Anda mungkin juga menyukai