Disusun oleh:
Ezra Sari Setyaningrum
G4A020003
Pembimbing:
dr. Ahmad Fawzy Mas’ud, Sp. BP-RE
Torsio testis adalah suatu keadaan dimana spermatic cord yang terpeluntir yang
yang jaringan di sekitar testisnya tidak melekat dengan baik ke skrotum. Testis
dapat infark dan mengalami atrofi jika tidak mendapatkan aliran darah lebih
B. Etiologi
Penyebab dari torsio testis masih belum diketahui dengan pasti. Trauma
dipertimbangkan pada pasien dengan keluhan nyeri setelah trauma bahkan pada
spasme dan kontraksi dari otot kremaster dan tunica dartos bisa pula menjadi
faktor pencetus.
Torsio testis lebih sering terjadi pada musim dingin, terutama pada
testis yang terletak horisontal, riwayat kriptorkismus, dan pada keadaan dimana
Torsio testis terjadi bila testis dapat bergerak dengan sangat bebas.
berikut :
Selain gerak yang sangat bebas, pergerakan berlebihan pada testis juga
celana yang terlalu ketat, defekasi atau trauma yang mengenai scrotum.
C. Klasifikasi
Pada masa janin dan neonatus, lapisan yang menempel pada muskulus
mengelilingi sebagian dari testis pada permukaan anterior dan lateral testis,
anomali bell clapper. Keadaan ini menyebabkan testis mudah mengalami torsio
intravaginal.
D. Patogenesis
memfiksasi testis pada sisi posterior dari scrotum. Kegagalan fiksasi yang
cord sehingga potensial terjadi torsio. Torsio ini lebih sering terjadi pada
2. Ekstravagina torsio terjadi bila seluruh testis dan tunika terpuntir pada axis
vertical sebagai akibat dari fiksasi yang tidak komplet atau non fiksasi dari
yang bebas di dalam scrotum. Kelainan ini sering terjadi pada neonatus dan
Gejala pertama dari torsio testis adalah hampir selalu nyeri. Gejala ini
menurut derajat kelainan. Riwayat trauma didapatkan pada 20% pasien, dan
lebih dari sepertiga pasien mengalami episode nyeri testis yang berulang
Dapat pula timbul nausea dan vomiting, kadang-kadang disertai demam ringan.
Gejala yang jarang ditemukan pada torsio testis ialah rasa panas dan terbakar
saat berkermih, dan hal ini yang membedakan dengan orchio-epididymitis.
Gejala lain yang berhubungan dengan keadaan ini, seperti nyeri perut bagian
yang infark dapat menyebabkan perubahan pada scrotum. Scrotum akan sangat
Selain nyeri pada sisi testis yang mengalami torsio, dapat juga ditemukan
nyeri alih di daerah inguinal atau abdominal. Jika testis yang mengalami torsio
hernia strangulata.
F. Diagnosis
Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan hampir selalu nyeri pada perut bagian
Pemeriksaan Fisik
Testis yang mengalami torsio pada scrotum akan tampak bengkak dan
hiperemis. Eritema dan edema dapat meluas hingga scrotum sisi kontralateral.
Testis yang mengalami torsio juga akan terasa nyeri pada palpasi. Jika pasien
datang pada keadaan dini, dapat dilihat adanya testis yang terletak transversal
atau horizontal, Kadang-kadang pada torsio testis yang baru terjadi, dapat
diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus. Keadaan ini
biasanya tidak disertai dengan demam. Seluruh testis akan bengkak dan nyeri
serta tampak lebih besar bila dibandingkan dengan testis kontralateral, oleh
karena adanya kongesti vena. Testis juga tampak lebih tinggi di dalam scotum
Pemeriksaan fisik yang paling sensitif pada torsio testis ialah hilangnya
Pemeriksaan Penunjang
torsio testis masih meragukan atau bila pasien tidak menunjukkan bukti klinis
yang nyata. Dalam hal ini diperlukan guna menentukan diagnosa banding pada
lengkap dapat menunjukkan hasil yang normal atau peningkatan leukosit pada
60% pasien. Namun pemeriksaan ini tidak membantu dan sebaiknya tidak rutin
membedakan aliran darah intratestikular dan aliran darah dinding scrotum. Alat
ini juga dapat digunakan untuk memeriksa kondisi patologis lain pada scrotum.
Reduksi manual
Pada waktu yang sama ada kemungkinan untuk melakukan reposisi testis secara
Namun, biasanya tindakan ini sulit dilakukan oleh karena sering menimbulkan
Pada umumnya terapi dari torsio testis tergantung pada interval dari onset
timbulnya nyeri hingga pasien datang. Jika pasien datang dalam 4 jam
timbulnya onset nyeri, maka dapat diupayakan tindakan detorsi manual dengan
anestesi lokal. Prosedur ini merupakan terapi non invasif yang dilakukan
Xylocaine 2%). Sebagian besar torsio testis terjadi ke dalam dan ke arah
midline, sehingga detorsi dilakukan keluar dan ke arah lateral. Metode tersebut
dikenal dengan metode “open book” (untuk testis kanan), Karena gerakannya
seperti membuka buku. Bila berhasil, nyeri yang dirasakan dapat menghilang.
360o, sehingga diperlukan lebih dari satu rotasi untuk melakukan detorsi penuh
dalam waktu 48 jam. Dalam literatur disebutkan bahwa tindakan detorsi manual
Pembedahan
lamanya iskemia, oleh karena itu, waktu sangat penting. Biasanya waktu
4. Membuang apakah (jika testis sudah nonviable) atau memfiksasi jika testis
masih viable
oleh kecilnya kemungkinan testis masih viable jika torsio sudah berlangsung
lama (>24-48 jam). Sebagian ahli masih mempertahankan pendapatnya untuk
melihat testis secara langsung dan guna menghindari trauma yang mungkin
namun jika testis tidak viabel maka dilakukan orchidectomy guna mencegah
H. Edukasi pasien
yang akan dilakukan. Informed consent harus dilakukan dengan baik sebelum
atrofi testis harus diberitahukan serta efek sampingnya, seperti gangguan psikis,
testis, dan lainnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami torsio testis,
adekuat.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta :