Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Pengangkatan bola mata mungkin harus dilakukan atas indikasi mata buta yang
menimbulkan nyeri, tumor, atau trauma. Terdapat tiga metode untuk menangani masalah tersebut
yaitu enukleasi, eviserasi, dan eksenterasi. Enukleasi adalah pengangkatan seluruh bola mata
yang sakit disertai sebagian saraf optikus dengan usaha untuk mempertahankan konjungtiva,
kapsula tenon, serta otot ekstraokular. Eviserasi adalah pengangkatan isi bola mata tetapi tetap
mempertahankan sclera dan perlekatan-perlekatan otot, sedangkan eksenterasi dilakukan untuk
tumor invasif pada kelopak mata atau bola mata yang meluas ke dalam daerah orbita.
Keseluruhan isi orbita dikeluarkan, dengan rekonstruksi pembedahan plastik yang ekstensif.

Pengobatan pada tumor mata merupakan hal dilematis, karena penderita umumnya tidak
memiliki kemampuan berobat secara dini, sehingga diperlukan tindakan eksenterasi orbita untuk
membuang massa tumor. Eksenterasi orbita adalah pembedahan destruktif yang dilakukan pada
situasi klinis yang genting sebagai upaya menyelamatkan jiwa. Tindakan tersebut jelas
menyebabkan kebutaan dan cacat kosmetik, namun diperlukan untuk mempertahankan
kehidupan penderita. Sebagai penyebab terbanyak eksenterasi orbita, tumor epitel ganas adneksa
perlu dicurigai bila terdapat pada penderita berusia lebih dari 40 tahun, terdapat massa di
konjungtiva dan palpebra yang tidak mengalami perbaikan dengan pengobatan terhadap infeksi.
Tumor yang sudah meluas ke jaringan ekstraokuler atau berinvasi ke jaringan sekitar mata atau
stadium ekstraokuler retinoblastoma maka dilakukan eksenterasi.1

A. Definisi Eksenterasi

Eksenterasi orbita merupakan tindakan pengangkatan seluruh jaringan orbita, termasuk


bola mata, jaringan lunak orbita, serta kelopak mata dan adneksa mata. Eksenterasi subtotal
mencakup pengangkatan bola mata, konjungtiva, dan otot ekstraokular, tanpa dilakukan
diseksi subperiosteal.1
Eksenterasi bola mata merupakan prosedur psikologis dan anatomis yang bertujuan
sebagai terapi pada kondisi keganasan yang progresif dan berpotensi mengancam kehidupan.
Kebanyakan eksenterasi dilakukan dengan menyisakan beberapa millimeter dari kulit
kelopak mata. Prosedur ini relatif avascular karena pembedahan dilakukan secara
subperiosteal dan jaringan yang melalui celah orbital superior dan inferior dan melalui
foramen optik dikauter dengan elektrokoagulasi sebelum dipotong.

Eksenterasi orbita dapat dilapisi skin graft dengan ketebalan 0.015-0.018 inch. Metode
alternatifnya dengan melibatkan defek orbital untuk digranulasikan. Metode ini lebih disukai
karena pasien direhabilitasi dengan cepat. Masalah utama yang terjadi akibat eksenterasi
yaitu terbentuknya fistula selama pembedahan. Hal ini seringkali tidak menyembuhkan dan
terus mengalirkan isinya ke dalam rongga eksenterasi. Treatment terbaik adalah pencegahan
secara gentle ketika melakukan diseksi subperiosteal, terutama di daerah sinus ethmoidalis.
Fistula di sinus tidak dapat ditreatment dengan skin graft, tetapi dengan membawa
vaskularisasi pedicles flap ke area tersebut, memasukkannya, kemudian memutus pedicles.
Terdapat beberapa macam prosthesis eksenterasi. Beberapa dibuat sebagai frame kacamata,
dan beberapa dimanufaktur sehingga dapat mengikuti jaringan di sekitarnya, namun banyak
pasien lebih suka dengan tampilan black patch.2,3

DAFTAR PUSTAKA

1. Community Eye Health Journal. Eviceration, Enucleation and Exenteration. Chapter 10 page.
2. Wadih zein MD. Evisceration, Enucleation, and Exenteration. 2008. Eyeblog.0rg
3. http://redboxmedicalplus.wordpress.com/2012/08/20/perbedaan-enukleasi-eviserasi-
eksenterasi/

Anda mungkin juga menyukai