Tifoid harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, karena penyakit ini
bersifat endemis dan mengancam kesehatan masyarakat. Permasalahannya
semakin kompleks dengan meningkatnya kasus-kasus karier (carrier) atau relaps
dan resistensi terhadap obat-obat yang dipakai, sehingga menyulitkan upaya
pengobatan dan pencegahan. Angka kesakitan tifoid di Indonesia dilaporkan
sebesar 81,7 per 100.000 penduduk, dengan sebaran menurut kelompok umur
0,0/100.000 penduduk (0–1 tahun), 148,7/100.000 penduduk (2–4 tahun),
180,3/100.000 (5-15 tahun), dan 51,2/100.000 (≥16 tahun). Angka ini menunjukkan
bahwa penderita terbanyak adalah pada kelompok usia 2-15 tahun. Hasil kajian
kasus di rumah sakit besar di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan jumlah kasus tifoid dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan
500/100.000 penduduk dan kematian diperkirakan sekitar 0,6–5%. (Elisabeth Purba,
2016).
Elisabeth Purba, I., Wandra, T., Nugrahini, N., Nawawi, S., Kandun, N. (2016).
Program Pengendalian Demam Tifoid di Indonesia: Tantangan dan Peluang.
Media Penelit. Dan Pengemb. Kesehat. 26, 99–
108.doi:10.22435/mpk.v26i2.5447.99-108.
Algerina, 2008
Batubuaya, 2017).
Elisabeth, 2016).
Gandasoebrata, 2010
Hasan, 2007
Jawet E, 2012
Moeharyo, 2009
Nainggolan, 2009
Nasronudin, 2011
Notoatmodjo, 2012
Pratiwi, et al 2018
Rohman, 2010
Sheerwood, 2011
Sianny H, 2016
Soegijanto, 2002)
Soegijanto, 2012
Soegijanto, 2012
Soegijanto, 2012).
Sulistia, 2016).
Utami, 2010
Wardhani, 2005
WHO,2018)
Widoyono, 2008
Winn, 2005
Yunia S, 2016
Ahmad, S., Banu, F., Kanodia, P., Bora, R., Ranhotra, A., 2016. Evaluation Of
Clinical and Laboratory Profile of Typhoid Fever in Nepalese Children - A
Hospital - Based Study. International Journal of Medical Pediatrics and
Oncology, Vol 2(2), pp. 60-66.