Anda di halaman 1dari 11

DASAR TEORI

KESEHATAN RESPRODUKSI
Nama : Yasmin Aulia Asri Nur Azizah
NIM : P07224119026
A. Teori Medis

1. Gangguan Sistem Reproduksi

a. Pengertian

Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen kesehatan

reproduksi. Diketahui bahwa system pertahanan dari alat kelamin atau organ

reproduksi wanita cukup baik, yaitu asam basanya. Sekalipun demikian, sistem

pertahanan ini cukup lemah, sehingga infeksi sering tidak terbendung dan

menjalar kesegala arah, menimbulkan infeksi mendadak dan menahun dengan

berbagai keluhan. Salah satu keluhan klinis dari infeksi atau keadaan abnormal

alat kelamin adalah keputihan (flour albus) (Manuaba,2009).

Ada berbagai macam gangguan reproduksi seperti gangguan menstruasi,

Syndrom premenstruasi, kista ovari, kanker dan tumor pada endrometrium, serta

salah satunya yaitu infeksi yang di sebabkan oleh bakteri maupun jamur yang

sering disebut keputihan.

b. Macam-macam gangguan reproduksi

1) Gangguan Menstruasi

Menurut (Varney, 2010), gangguan menstruasi terdiri dari :


a) Amenore
Amenore merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik

dalam sebagian besar siklus menstruasi wanita dewasa.

b) Disminore
Menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut

bagian bawah dan pinggang serta biasanya terasa seperti kram.

c) Menoragia

Menoragia merupakan salah satu dari beberapa keadaan menstruasi

yang pada awalnya berada di bawah label perdarahan uterus

disfungsional.

d) Metroragia

Metroragia apabila menstruasi terjadi dengan interval tidak teratur,

atau jika terdapat insiden bercak darah atau perdarahan di antara

menstruasi.

e) Oligomenore

Oligomenore adalah aliran menstruasi yang tidak sering atau hanya

sedikit.

f) Sindrom Pramenstruasi

Perubahan siklik fisik, fisiologi, dan perilaku (misalnya perut

menggembung, perubahan suasana hati, perubahan nafsu makan) yang

dicerminkan saat siklus menstruasi terjadi hampir pada semua wanita

beberapa waktu antara menarche dan menopause.

2) Nyeri abdomen dan panggul

Jenis nyeri abdomen dan

panggul

a) Nyeri akut
Kemampuan untuk mengenali dan menangani nyeri abdomen akut secara
akurat merupakan keahlian penting dalam perawatan kesehatan wanita.

b) Nyeri kronis

Wanita yang mengalami nyeri panggul kronis adalah orang yang sering

kali mengunjungi pemberi layanan kesehatan dalam jangka waktu yang

lama.

3) Inkontinesia Urine

Pengeluaran urine secara tidak sadar merupakan kondisi yang membuat

stres dan yang tidak dilaporkan karena berbagai alasan, seperti rasa malu,

pengingkaran, dan adanya anggapan bahwa satu-satunya pilihan penanganan

adalah pembedahan.

4) Kista Ovarium

Berbagai macam massa ovarium jinak dapat ditemukan oleh bidan baik

pada saat pemeriksaan panggul atau dari 2 hasil pemeriksaan ultrasonografi.

5) Tumor/ kanker pada endometrium

Wanita yang didiagnosis mengalami kanker endrometrium Setiap

tahunnya, tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan Dengan kanker servik.

Kemungkinan terjadi paling sering Pada wanita berusia lebih dari 50 tahun.

6) Infeksi saluran genital seperti Candidiasis Vulvovagina

Pada umumnya disebabkan oleh Candida Albicans, gambaran Klinisnya

sendiri adalah adanya rabas bewarna putih, kental, bewarna seperti keju dan

dapat juga encer atau bersifat cair yang secara umum disebut Keputihan

(Flour Albus).
2. Flour Albus

a. Pengertian Flour Albus

1) Flour Albus adalah cairan yang keluar berlebihan dari vagina Bukan

merupakan darah (Sibagariang, 2010).

2) Flour Albus merupakan pengeluaran cairan pervaginam Yang tidak berupa

darah yang kadang merupakan sebuah manifestasi klinik dari infeksi yang

selalu membasahi dan menimbulkan iritasi, rasa gatal, dan gangguan rasa

tidak nyaman pada penderitanya (Shadine, 2012).

b. Klasifikasi Flour Albus menurut Sibagariang (2010) adalah :

1) Flour Albus fisiologis

Dalam keadaan normal ada sejumlah secret yang mempertahankan kelembapan

vagina yang banyak mengandung epitel dan sedikit leukosit dengan warna jernih.

Tanda – tanda keputihan normal adalah jika cairan yang keluar tidak

terlalu kental, jernih, warna putih atau kekuningan jika terkontaminasi oleh

udara, tidak disertai rasa nyeri, dan tidak timbul rasa gatal yang berlebih.

Hal hal yang dapat menyebabkanterjadinya Flour Albus fisiologis antara

lain :

a) Waktu sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang, karena mulai

mendapat terdapat pengaruh estrogen.

b) Wanita dewasa apabila dirangsang dan waktu coitus, disebabkan oleh

pengeluaran transudasi dari dinding vagina.

a) Waktu sekitar ovulasi karena adanya produksi kelenjar – kelenjar pada

mulut serviks uteri menjadi lebih encer.

b) Pada wanita hamil disebabkan karena meningkatnya suplai darah ke


vagina dan mulut rahim sehingga terjadi penebalan dan melunaknya

selaput lendir vagina.

c) Akseptor kontasepsi pil dan IUD serta seorang wanita yang menderita

penyakit kronik atau pada wanita yang mengalami stress.

2) Flour Albus patologis

Penyebab terjadinya Flour Albus patologis :

a) Infeksi

Adanya kuman, jamur, parasite, dan virus dapat menghasilkan zat kimia

tertentu bersifat asam dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

b) Benda asing

Adanya benda asing yang dapat merangsang pengeluaran cairan dari liang

sanggama yang berlebih

c) Kanker

Pada kanker terdapat gangguan dari pertumbuhan sel normal yang

berlebihan, sehingga mengakibatkan sel tumbuh sangat cepat secara

abnormal dan mudah rusak, akibat pecahnya pembuluh darah yang

bertambah untuk memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker

tersebut.

d) Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan

Kadang-kadang pada wanita ditemukan cairan dari liang senggama yang

bercampur air seni atau feces, yang terjadi akibat adanya lubang kecil dari

kandung kencing atau usus keliang senggama akibat adanya cacat bawaan,

cedera persalinan, radiasi dan akibat kanker


e) Menopause

Pada menopause sel-sel dan vagina mengalami hambatan dan dalam

pematangan sel akibat tidak adanya hormone estrogen sehingga vagina

kering, sering timbul gatal karena tipisnya lapisan sel sehingga mudah luka

dan timbul enfeksi penyerta.

c. Tanda dan gejala Flour Albus

Menurut Sibagariang (2010), ada beberapa tanda dan gejala Flour Albus,

antara lain :

1) Fisiologis

a) Cairan yang tidak berwarna / bening.

b) Tidak berbau.

c) Tidak berlebihan.

d) Tidak menyebabkan rasa gatal.

2) Patologis.

a) Keputihan yang disertai gatal,panas pada vagina.

b) Keluarnya lender yang kental.

c) Rasa panas saat kencing.

d) Secret vagina berwarna putih dan menggumpal.

e) Berwarna putih ke abu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk.

d. Faktor Penyebab Flour Albus.

Beberapa penyebab Flour Albus menurut Shadine (2012),antara


lain:
1) Infeksi vagina oleh jamur (candida albicans) atau parasite (tricomonas). Jenis

infeksi yang terjadi pada vagina yakni, bacterial vaginosis, trikomonas, dan
candidiasis. Bacterial vaginosis merupakan gangguan vagina yang sering

ditandai dengan keputihan dan bau tak sedap. Hal ini disebabkan oleh

Lactobacillus menurun, bakteri pathogen (penyebab infeksi) meningkat, dan

PH vagina menigkat.

2) Faktor Hygiene yang jelek. Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat

menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban vagina

yang meningkat sehingga bakteri pathogen penyebab infeksi mudah

menyebar.

3) Pemakaian obat-obatan (antibiotic, kortikosteroid,dan pil KB) dalam waktu

yang lama, karena pemakaian obat-obatan khusunya antibiotic yang terlalu

lama dapat menimbulkan system imunitas dalam tubuh. Sedangkan

pengunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormone wanita. Biasanya pada

wanita yang mengongsumsi antibiotic timbul keputihan.

4) Stres, otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi kita reseptor otak

mengalami stress hormonl didalam tubuh mengalami perubahan

keseimbangan dan dapat menyebabkantimbulnya keputihan.

e. Pencegahan flour Albus

Menurut Shadine (2012),ada beberapa cara untuk menghindari terjadinya Flour

Albus, antara lain. :

1) Selalu menjaga kebersihan diri, terutama kebersihan alat kelamin. Rambut

Vagina atau pubis yang terlampau tebal dapat menjadi tempat sembunyi

kuman.

2) Biasakan untuk membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu dengan
gerakan dari depan kebelakang. Cuci dengn air bersih setiap buang air dan

mandi. Jangan lupa untuk tetap menjaga vagina dalam keadaan kering.

3) Hindari suasana vagina yang lembab berkepanjangan karena pemakaian

celana dalam yang basah, jarang diganti dan tidak menyerap keringat.

Usahakan ,menggunakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun yang

menyerap keringat.

4) Pemakaian celana dalam jeans terlalu ketat juga meningkatkan kelembaban

daerah vagina. Ganti tampon atau panty liner pada waktunya.

5) Hindari terlalu sering memakai bedak talk di sekitar vagina, harum,atau tisu

toilet. Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.

6) Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan juga bisa muncul lewat air

yang tidak bersih. Jadi, bersihkan bak mandi,ember,ciduk,water,torn,dan bibir

kloset dengan antiseptic untuk menghindari menjamurnya kuman.

7) Setia kepada pasangan merupakan langkah awal untuk menghindari

keputihan yang disebabkan oleh infeksi yang menular melalui hubungan seks.

8) Menghindari berhubungan seks pra nikah.

f. Patosifiologi Flour Albus

Pada dasarnya dalam keadaan normal,organ vagina memproduksi cairan yang

berwarna bening, tidak berbau,tidak berwarna dan jumlah tidak berlebih. Cairan

ini berfungsi sebagai system perlindungan alami, mengurangi gesekan di dinding

vagina saat melakukan hubungan seksual. Sebenarnya di dalam alat genital wanita

terdapat mekanisme pertahanan tubuh berupa bakteri yang menjaga kadar

keasaman pada pH vagina berkisar antara 3,8-4,2. Sebagian besar, hingga 95%
adalah bakteri pathogen (yang menimbulkan penyakit). Biasanya ketika ekosistem

keadaan seimbang, bakteri pathogen tidak akan mengganggu. Masalah baru

timbul ketika kondisi asam ini turun alias lebih besar dari 4,2. Bakteri-bakteri

laktobasilus gagal menandingi bakteri Pathogen. Ujungnya, jamur akan Berjaya

dan terjadilah keputihan (Shadine,2012)

g. Penatalaksanakan Flour Albus

Menurut Shadine (2012), untuk menghindari komplikasi yang serius dari

Flour Albus, sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus

untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker laher

Rahim yang jug memberikan gejala keputihan berupa secret encer, berwarna

merah muda, coklat mengandung darah atau hitam serta berbau menusuk.

Menurut Sari (2010), penatalaksanaan flour albus dilihat dari jenis keputihan

yang dapat dideteksi dari ciri-ciri keputihannya itu sendiri. Dalam pemeriksaan

tidak cukup hanya dengan melakukan anamnesa, tetapi seharusnya dilakukan

pemeriksaan inspekulo sehingga didapatkan hasil pemeriksaan yang akurat untuk

menegakkan diagnose lebih lanjut.

Penatalaksanaan Flour Albus menurut Lucman (2012) tergantung dari

penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasite. Umumnya di berikan obat-

obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan

penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya

berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan

metronidazol untuk mengatasi inveksi bakteri dan parasite. Selain itu, dianjurkan

untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan


sekaligus mencegah berulangnya yaitu dengan :

1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat cukup,

hindari rokok dan alkohol serta hindari stress berkepanjangan.

2. Setian untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.

3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap

keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti

pembalut, panti liner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang

biak.

4. Biasakan membasuh vagina dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu

dengan arah depan kebelakang.

5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat

mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu

sebelum menggunakan cairan pembersih vagina.

6. Hindari penggunaan bedak talk, tissue atau sabun dengan pewangi pada

daerah vagina karena menyebabkan iritasi.

7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti

meminjam perlengkapan mandi dan sebagainya. Sedapat mungkin tidak

duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan kloset

sebelum menggunakannya.

h. Evaluasi Flour Albus

Pada evaluasi kasus gangguan reproduksi dengan Flour Albus diharapkan

dalam waktu 2 minggu Flour Ablus sudah berkurang, tidak ada infeksi lanjut,

klien merasa tidak cemas dan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai