Anda di halaman 1dari 162

ht

tp
s:
//j
ab
ar
.b
ps
.g
o.id
ht
tp
s:
//j
aba
r.b
ps
.g
o.id
I
TINJAUAN EKONOMI
PROVINSI JAWA BARAT
2020

ISSN : 2714-9218

Nomor Publikasi : 32000.2117

id
Katalog : 9199011.32

.
go
Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm
.
ps
.b

Jumlah Halaman : xviii + 143 halaman


ar
ab

Naskah : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat


//j
s:

Penyunting : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat


tp
ht

Cover : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Diterbitkan oleh : ©Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Dicetak oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengkomunikasikan, dan/atau


menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial
tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 iii


TINJAUAN EKONOMI
PROVINSI JAWA BARAT
2020

Tim Penyusun

Pengarah : Dyah Anugrah Kuswardani, MA

. id
go
Penanggung Jawab : Samiran, S.Si, MT

.
ps
Penyunting : 1. Yan Yan Gustiana, SST, M.Stat
.b
ar

2. Yuni Anggorowati, SST, MAP


ab

3. Samiran, S.Si, MT
//j
s:

Penulis : 1. Isti Larasati Widiastuty, SST, MP


tp

2. Singgah Satrio Prayogo, S.Kom


ht

3. Marisa Intan, SP, MT, MPP

Pengolah Data : 1. Isti Larasati Widiastuty, SST, MP


2. Singgah Satrio Prayogo, S.Kom
3. Marisa Intan, SP, MT, MPP

Gambar Kulit dan Layout : Singgah Satrio Prayogo, S.Kom

iv TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


KATA PENGANTAR
Kata Pengantar

Publikasi Tinjauan Ekonomi Provinsi


Jawa Barat 2020 memberikan
gambaran bagaimana pandemi Covid-
19 yang mulai melanda Jawa Barat pada
Maret 2020 memberikan dampak pada
kondisi perekonomian. Publikasi ini

id
merupakan publikasi yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

.
go
Jawa Barat.
.
ps
Dalam publikasi ini disajikan tinjauan perekonomian Provinsi Jawa
.b

Barat berdasarkan indikator makro ekonomi regional Jawa Barat, maupun


ar

perbandingannya dengan kondisi nasional. Pada publikasi ini diulas secara


ab

ringkas tinjauan perekonomian Jawa Barat berdasarkan indikator makro


//j
s:

ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), inflasi, neraca


tp

perdagangan, APBD, pariwisata, ketenagakerjaan.


ht

Publikasi terdiri dari tujuh bab, yaitu Tinjauan Ekonomi Indonesia dan
Jawa Barat, Penerimaan dan Pengeluaran Daerah, Pertumbuhan Ekonomi,
Inflasi dan Daya Beli Masyarakat, Neraca Perdagangan, Pariwisata, serta
Kondisi Ketenagakerjaan. Semoga publikasi ini bisa memberikan gambaran
ringkas terkait kondisi perekonomian di Jawa Barat pada tahun 2020. Kritik
dan saran sangat kami butuhkan untuk perbaikan di masa mendatang.

Bandung, April 2021


Kepala BPS Provinsi Jawa Barat

Dyah Anugrah Kuswardani

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 v


. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

vi TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar xi

Ringkasan Eksekutif xvii

id
Bab I Tinjauan Perekonomian Indonesia dan Jawa Barat 1

.
go
1.1 Ekonomi Terkontraksi 3
.
ps
1.2 Inflasi Terendah 10
.b

Bab II Pengeluaran dan Penerimaan Pemerintah 13


ar
ab

2.1 Pajak Menjadi Sumber Utama Penerimaan Daerah 18


//j

2.2 Belanja Daerah Harus Berprinsip Value for Money 23


s:
tp

Bab III Pertumbuhan Ekonomi 27


ht

3.1 Kondisi Perekonomian Jawa Barat 29

3.2 PDRB Menurut Lapangan Usaha 30

3.3 PDRB Menurut Pengeluaran 46

3.4 PDRB per Kapita 57

3.5 Pertumbuhan Ekonomi Spasial 59

Bab IV Inflasi dan Daya Beli Masyarakat 67

4.1 Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran 69

4.2 Variasi Inflasi 7 Kota di Jawa Barat 74

4.3 Inflasi, Daya Beli, dan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat 76

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 vii


Bab V Neraca Perdagangan 79

5.1 Perkembangan Ekspor 83

5.2 Ekspor Menurut Negara Tujuan 85

5.3 Ekspor Menurut Sektor 88

5.4 Perkembangan Impor 89

5.5 Neraca Perdagangan Jawa Barat 95

Bab VI Pariwisata 99

id
6.1 Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk 101

.
go
6.2 Wisatawan Mancanegara Menurut Kebangsaan 103
.
ps
6.3 Perkembangan Wisatawan Nusantara ke Jawa Barat 104
.b

6.4 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan Lama Menginap 107


ar
ab

Bab VII Kondisi Ketenagakerjaan 111


//j

7.1 Angkatan Kerja Jawa Barat 113


s:
tp

7.2 Variasi Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota 125


ht

7.3 Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Jawa Barat 128

7.4 Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha 130

7.5 Balas Jasa Pekerja 133

7.6 Produktivitas Tenaga Kerja Jawa Barat 136

Daftar Pustaka 141

viii TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Daftar Tabel

Halaman

Tabel 2.1 Penerimaan Daerah Provinsi Jawa Barat, 2018 – 2020 19


(Triliun Rupiah)

Tabel 2.2 Insentif Pajak yang Diberikan Pemerintah Selama 21


Pandemi

Tabel 2.3 Kebijakan Perpajakan Lainnya Selama Pandemi 22

id
Tabel 2.4 Pengeluaran Daerah Provinsi Jawa Barat , 2018 – 24

.
go
2020 (Triliun Rupiah)

Tabel 3.1 .
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 dan Laju 32
ps
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha,
.b

2016 - 2020
ar
ab

Tabel 3.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Distribusi 34


//j

Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha, 2016 -


s:

2020
tp

Tabel 3.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 dan Laju 47
ht

Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pengeluaran, 2016-


2020

Tabel 3.4 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Distribusi PDRB 48

Menurut Pengeluaran, 2016 – 2020

Tabel 3.5 Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi 58


Jawa Barat, 2016 - 2020

Tabel 4.1 Laju Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran di Jawa 72


Barat, 2020

Tabel 5.1 Nilai dan Perubahan Ekspor Jawa Barat Menurut 87


Negara, 2018-2020

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 ix


Tabel 5.2 Peranan Ekspor Jawa Barat Menurut Negara, 2018- 88
2020 (Persen)

Tabel 5.3 Nilai dan Perubahan Impor Jawa Barat Menurut 94


Negara, 2018-2020

Tabel 5.4 Peranan Impor Jawa Barat Menurut Negara, 2018- 95


2020 (Persen)

Tabel 5.5 Perkembangan Ekspor, Impor dan Neraca 96


Perdagangan Jawa Barat, 2018-2020

id
Tabel 6.1 Tujuan Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke 106

.
go
Jawa Barat dan Indonesia, 2017-2019 (Persen)

.
ps
Tabel 6.2 Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing dan Indonesia 110
di Hotel Provinsi Jawa Barat, 2020
.b
ar

Tabel 7.1 Penduduk Usia Kerja, Penduduk Bekerja, 120


ab

Pengangguran Terbuka, TPAK, TPT, dan TKK Menurut


//j

Jenis Kelamin di Jawa Barat, 2016 -2020


s:

Tabel 7.2 Penduduk Usia Kerja, Penduduk Bekerja, 122


tp
ht

Pengangguran Terbuka, TPAK, TPT, dan TKK Menurut


Wilayah Tempat Tinggal di Jawa Barat,
2016 -2020

Tabel 7.3 PDRB, Tenaga Kerja, dan Produktivitas Tenaga Kerja 137
Menurut Lapangan Usaha di Jawa Barat, 2020

x TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Daftar Gambar

Halaman

Gambar 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat dan 4


Indonesia, 2016 – 2020 (Persen)

Gambar 1.2 Sumber Kontraksi Ekonomi Indonesia Menurut 5


Pengeluaran , Triwulan III-2020, Triwulan IV-2020,

id
Tahun 2020 Year on Year (Persen)

.
go
Gambar 1.3 Sumber Kontraksi Ekonomi Jawa Barat Menurut 6
.
ps
Pengeluaran , Triwulan III-2020, Triwulan IV-2020,
Tahun 2020 Year on Year (Persen)
.b
ar

Gambar 1.4 Sumber Kontraksi Ekonomi Indonesia Menurut 7


ab

Lapangan Usaha, Triwulan III-2020, Triwulan IV-


//j

2020, Tahun 2020 Year on Year (Persen)


s:

Gambar 1.5 Sumber Kontraksi Ekonomi Jawa Barat Menurut 8


tp
ht

Lapangan Usaha, Triwulan III-2020, Triwulan IV-


2020, Tahun 2020 Year on Year (Persen)

Gambar 1.6 Laju Inflasi Umum Tahunan Indonesia dan 10


Gabungan 7 Kota di Jawa Barat, 2010 – 2020
(Persen)

Gambar 2.1 Proporsi Penerimaan Daerah Provinsi Jawa Barat, 20


2018 – 2020 (Persen)

Gambar 2.2 Komposisi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi 25


Jawa Barat, 2020 (Persen)

Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan IV- 29


2018 – Triwulan IV-2020 Year on Year (Persen)

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 xi


Gambar 3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Lapangan 31
Usaha di Jawa Barat, 2019 – 2020 (Persen)

Gambar 3.3 Struktur Ekonomi Provinsi Jawa Barat Menurut 35


Lapangan Usaha, 2020

Gambar 3.4 Peranan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori 36


Industri Pengolahan Jawa Barat, 2016 – 2020
(Persen)

Gambar 3.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Industri 37

id
Pengolahan Jawa Barat Menurut Sub Kategori, 2019

.
go
– 2020 (Persen)

Gambar 3.6
.
Struktur Ekonomi Kategori Industri Pengolahan 38
ps
Jawa Barat Menurut Sub Kategori, 2020 (Persen)
.b
ar

Gambar 3.7 Peranan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori 40


ab

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan


//j

Sepeda Motor Jawa Barat, 2016 – 2020 (Persen)


s:

Gambar 3.8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Perdagangan 41


tp

Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor


ht

Jawa Barat Menurut Sub Kategori, 2019 – 2020


(Persen)

Gambar 3.9 Struktur Ekonomi Kategori Perdagangan Besar dan 42


Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Jawa
Barat Menurut Sub Kategori, 2020 (Persen)

Gambar 3.10 Peranan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori 43


Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jawa Barat,
2016 – 2020 (Persen)

Gambar 3.11 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Pertanian, 44


Kehutanan, dan Perikanan Jawa Barat Menurut Sub
Kategori, 2019 – 2020 (Persen)

xii TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Gambar 3.12 Struktur Ekonomi Kategori Pertanian, Kehutanan, 45
dan Perikanan Jawa Barat Menurut Sub Kategori,
2020 (Persen)

Gambar 3.13 Struktur Ekonomi Jawa Barat Menurut Pengeluaran, 49


2020 (Persen)

Gambar 3.14 Kontribusi Sub Komponen Pengeluaran Konsumsi 50


Rumah Tangga Provinsi Jawa Barat, 2020

Gambar 3.15 Peranan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi 51

id
Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

.
Jawa Barat, 2016 – 2020 (Persen)

Gambar 3.16
. go
Laju Pertumbuhan Ekonomi Komponen 51
ps
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Jawa Barat
.b

Menurut Sub Komponen, 2019 – 2020 (Persen)


ar
ab

Gambar 3.17 Peranan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi 53


//j

Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto Jawa


s:

Barat, 2016 – 2020 (Persen)


tp

Gambar 3.18 Laju Pertumbuhan Ekonomi Komponen 54


ht

Pembentukan Modal Tetap Bruto Jawa Barat


Menurut Sub Komponen, 2019 – 2020 (Persen)

Gambar 3.19 Kontribusi Sub Komponen Pembentukan Modal 55


Tetap Bruto Jawa Barat, 2020

Gambar 3.20 Pertumbuhan Ekspor dan Impor Barang/Jasa Jawa 56


Barat, 2016 - 2020 (%)

Gambar 3.21 Peta Sebaran Peranan PDRB Kabupaten/Kota 59


terhadap PDRB Jawa Barat, 2020

Gambar 3.22 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota dan 60


Jawa Barat, 2020 (%)

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 xiii


Gambar 3.23 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga 61
Berlaku Kabupaten/Kota di Jawa Barat, 2020

Gambar 3.24 Peta Sebaran PDRB ADHB Kabupaten/Kota per 62


Kapita, 2020

Gambar 3.25 LPE dan PDRB per Kapita Kabupaten/Kota 64


Dibandingkan LPE dan PDRB per Kapita Tanpa
Migas Provinsi Jawa Barat, 2020

Gambar 4.1 Laju Inflasi Bulanan di Jawa Barat, 2019 - 2020 70

id
(Persen)

.
go
Gambar 5.1 Pertumbuhan Nilai Ekspor Jawa Barat, 2018- 2020 83
(Persen) .
ps
.b

Gambar 5.2 Perkembangan Ekspor Jawa Barat Januari – 85


ar

Desember 2020 (Juta USD)


ab

Gambar 5.3 Pertumbuhan Nilai Impor Jawa Barat, 2018- 2020 90


//j

(Persen)
s:
tp

Gambar 5.4 Perkembangan Impor Jawa Barat Januari – 91


ht

Desember 2020 (Juta USD)

Gambar 5.5 Peranan Impor Menurut Penggunaan Barang Tahun 92


2018-2020 (Persen)

Gambar 5.6 Defisit Neraca Perdagangan Jawa Barat ke Tiongkok 97


dan Korea Selatan Tahun 2018-2020 (Juta USD)

Gambar 6.1 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung 102

ke Jawa Barat, 2020 (Orang)

Gambar 6.2 Jumlah Wisatawan Mancanegara ke Jawa Barat 104


Menurut Asal Negara, 2020 (Orang)

xiv TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Gambar 6.3 Jumlah Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke 105
Jawa Barat, 2015-2019 (Orang)

Gambar 6.4 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Provinsi 108


Jawa Barat, 2020 (Persen)

Gambar 6.5 Rata-rata Lama Tamu Menginap di Hotel 109

Provinsi Jawa Barat, 2020 (Hari)

Gambar 7.1 Jumlah Penduduk Usia Kerja, Angkatan Kerja dan 114
Bukan Angkatan Kerja di Jawa Barat, 2016 -2020

id
(Juta Orang)

.
go
Gambar 7.2 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Jenis Kelamin 115
.
ps
di Jawa Barat, 2016 -2020 (Juta Orang)
.b

Gambar 7.3 Jumlah Pengangguran Terbuka Menurut Jenis 116


ar

Kelamin di Jawa Barat, 2016-2020 (Juta Orang)


ab

Gambar 7.4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis 118


//j
s:

Kelamin di Jawa Barat, 2016 -2020 (Persen)


tp

Gambar 7.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut 123


ht

Wilayah Tempat Tinggal di Jawa Barat, 2016 -2020


(Persen)
Gambar 7.6 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Jawa 127
Barat dan Kabupaten/Kota di Jawa Barat, 2019-2020
(Persen)
Gambar 7.7 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Jawa Barat 128
dan Kabupaten/Kota di Jawa Barat, 2020 (Persen)

Gambar 7.8 Tingkat Pendidikan Penduduk Bekerja di 129


Jawa Barat, 2020 (Persen)
Gambar 7.9 Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk Bekerja di 131
Jawa Barat, 2020 (Persen)

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 xv


Gambar 7.10 Serapan Tenaga Kerja di sektor Industri Jawa Barat, 133
2017-2020

Gambar 7.11 Upah Minimum Kabupaten dan Upah Minimum 134


Provinsi, 2020 (Rupiah)
Gambar 7.12 Perkembangan Upah Minimum Rata-Rata Provinsi 135
di Jabalnusra, 2016-2019 (Rupiah)
Gambar 7.13 PDRB, Tenaga Kerja, dan Produktivitas Tenaga Kerja 138
Jawa Barat, 2018-2020

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

xvi TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Ringkasan Eksekutif

Setelah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi di tahun


2019, akhirnya Indonesia mengalami kontraksi ekonomi di tahun 2020. Adanya
pandemi Covid-19 yang menghantam Indonesia sejak Maret 2020, telah
berdampak siginifikan pada penurunan permintaan barang dan jasa.
Perekonomian Jawa Barat minus 2,44 persen di tahun 2020. Terkontraksi lebih
dalam dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia (minus 2,07
persen).
Walaupun ada enam kategori lapangan usaha yang masih tumbuh

id
positif, namun 11 kategori lainnya mengalami kontraksi termasuk kategori

.
go
dominan penopang ekonomi Jawa Barat. Dari sisi pengeluaran, seluruh
.
ps
komponen pengeluaran mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi.
Pandemi Covid-19 mengakibatkan daya beli masyarakat tertekan,
.b
ar

meskipun tingkat inflasi yang terjadi rendah. Inflasi nasional sebesar 1,68
ab

persen dan Jawa Barat sebesar 2,18 persen pada tahun 2020 adalah inflasi
terendah sepanjang sejarah BPS merilis angka inflasi.
//j
s:

Demikian halnya dengan penerimaan daerah. Pandemi Covid-19


tp

menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan daerah yang diikuti dengan


ht

ditetapkannya Perpres No.72 Tahun 2020 tentang perubahan anggaran karena


pandemi Covid-19. Pada tingkat Provinsi Jawa Barat diikuti dengan terbitnya
lima Pergub terkait penjabaran APBD tahun anggaran 2020.
Pandemi Covid-19 berdampak terhadap penurunan permintaan akan
barang dan jasa sebagai efek dari pembatasan mobilitas di hampir seluruh
negara mitra dagang. Hal ini memberikan pengaruh pada menurunnya kinerja
ekspor dari Jawa Barat dan impor ke Jawa Barat. Namun demikian, neraca
perdagangan Provinsi Jawa Barat selama tahun 2020 masih mampu surplus
sebesar USD 17,90 miliar.
Dari sisi ketenagakerjaan, pandemi Covid-19 juga berdampak terhadap
peningkatan jumlah penganggur sehingga tingkat pengangguran pun
meningkat. Disamping itu, jumlah pekerja informal di Jawa Barat juga
mengalami peningkatan.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 xvii


. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

xviii TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


ht
tp
s:
//j
aba
r.b
ps
.g
o.id
ht
tp
s:
//j
ab
ar
.b
ps
.go
.id
Tinjauan Perekonomian Indonesia
I dan Jawa Barat

1.1 Ekonomi Terkontraksi


Setelah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi di tahun
2019, akhirnya Indonesia mengalami kontraksi ekonomi di tahun 2020.
“Ekonomi pasca pandemi tak akan sama”. Begitu Klaus Schwab, pendiri Forum
Ekonomi Dunia, menulis dalam bukunya, Covid-19: The Great Reset, yang terbit
tahun lalu (Prasetyantoko, 2021). Pandemi Covid-19 tidak hanya
menyebabkan perubahan sektor kesehatan dan perekonomian, tetapi juga

id
sosial, politik, bahkan kebiasaan (kultur) masyarakat.

.
go
Kinerja ekonomi Indonesia pada 2020 dipengaruhi oleh dampak

.
pandemi Covid-19. Pendapatan pemerintah dan kredit perbankan mengalami
ps
kontraksi. Tumbuhnya kepercayaan pasar menjadi peluang memulihkan
.b
ar

perekonomian nasional.
ab

Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 yang dimulai pada triwulan


//j

I-2020 memaksa Pemerintah Indonesia mengurangi aktivitas perekonomian


s:

nasional. Kebijakan pembatasan aktivitas sosial untuk mengendalikan


tp
ht

penularan virus membuat mata rantai penawaran (supply) dan permintaan


(demand) tertekan. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi nasional terkontraksi
Setahun menghadapi pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia
mulai menggeliat bangkit meski belum optimal. Pada triwulan IV-2020,
perekonomian tumbuh minus 2,19 persen dibandingkan dengan triwulan IV-
2019. Meski masih berada di zona negatif, pertumbuhan sudah membaik
daripada triwulan III-2020 yang masih terkontraksi 3,49 persen. Apalagi jika
dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan II-2020 yang sebesar 5,32
persen (Prasetyantoko, 2021).

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 3


Gambar 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat dan Indonesia,
2016 – 2020 (Persen)

. id
. go
ps
.b
ar

Sumber: Badan Pusat Statistik dan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat
ab
//j
s:

Adanya pandemi Covid-19 yang menghantam Indonesia sejak Maret


tp

2020, telah berdampak siginifikan pada penurunan permintaan barang dan


ht

jasa. Hal ini merupakan salah satu dampak dari pembatasan mobilitas di
hampir seluruh negara mitra dagang. Yang memberikan pengaruh pada
menurunnya kinerja ekspor-impor. Ekspor nasional terkontrasi pada tahun
2020. Penurunan ekspor diiringi pula dengan permintaan domestik yang
melemah hingga tidak dapat menopang perekonomian Indonesia, dan
berimbas pada terkontraksinya ekonomi Indonesia di level 2,07 persen.
Sama halnya dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang
terkontraksi, ekonomi Jawa Barat di tahun 2020 pun mengalami penurunan.
Laju perekonomian ekonomi Jawa Barat tumbuh minus 2,44 persen di tahun
2020. Terkontraksi lebih dalam dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi
Indonesia.

4 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Gambar 1.2 Sumber Kontraksi Ekonomi Indonesia
Menurut Pengeluaran , Triwulan III-2020, Triwulan IV-2020, Tahun 2020
Year on Year (Persen)

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik

Secara triwulanan, Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan


ekonomi Indonesia pada triwulan III-2020 dan IV-2020 pada posisi negatif 3,49
persen serta negatif 2,19 persen (year on year). Dari sisi pengeluaran, sumber
kontraksi terdalam pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2020
berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar negatif 2,17 persen. Penurunan
ini disebabkan oleh tertahannya belanja dari populasi kelas menengah dan
atas, turunnya daya beli masyarakat karena hilangnya pekerjaan, serta potensi
kenaikan harga karena terganggunya sisi penawaran.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 5


Adapun pada triwulan IV-2020, komponen pembentukan modal tetap
bruto (PMTB) menjadi sumber kontraksi terbesar yaitu negatif 2,12 persen (year
on year). Hal ini berdampak secara keseluruhan tahun 2020, sumber kontraksi
terbesar disumbang oleh PMTB sebesar negatif 1,63 persen. Pertumbuhan
PMTB yang lebih rendah dibandingkan tahun 2019, sebagai dampak dari
menurunnya impor barang modal yang cukup drastis serta adanya
penghentian berbagai proyek strategis pembangunan infrastruktur akibat
pandemi.

. id
go
Gambar 1.3 Sumber Kontraksi Ekonomi Jawa Barat

.
Menurut Pengeluaran , Triwulan III-2020, Triwulan IV-2020, Tahun 2020
ps
Year on Year (Persen)
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Barat

6 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Gambar 1.4 Sumber Kontraksi Ekonomi Indonesia Menurut Lapangan
Usaha, Triwulan III-2020, Triwulan IV-2020, Tahun 2020 Year on Year
(Persen)

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik

Adapun dari sisi lapangan usaha, sumber kontraksi terdalam ekonomi


Indonesia pada triwulan III-2020 dan triwulan IV-2020 berasal dari industri
pengolahan dengan kontraksi 0,89 persen dan negatif 0,65 persen (year on
year). Industri pengolahan mengalami tekanan pada penawaran dan
permintaan. Pada suplai, gangguan rantai pasokan global menyebabkan
kenaikan biaya produksi, terutama bahan baku impor. Selain itu, aktivitas
produksi juga menjadi menurun karena ada pembatasan pergerakan tenaga

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 7


kerja. Pada sisi permintaan, secara keseluruhan permintaan masyarakat akan
produk industri menurun.
Gambar 1.5 Sumber Kontraksi Ekonomi Jawa Barat
Menurut Lapangan Usaha, Triwulan III-2020, Triwulan IV-2020,
Tahun 2020 Year on Year (Persen)

. id
.go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Barat

Adapun di Jawa Barat industri pengolahan menjadi sumber kontraksi


ekonomi terbesar pada triwulan III-2020, yaitu minus 2,95 persen. Di triwulan
IV-2020 sumber kontraksi ekonomi Jawa Barat terbesar adalah kategori
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor mencapai
negatif 1,64 persen.
Secara total pada tahan 2020, menurut lapangan usaha sumber
kontraksi ekonomi nasional terbesar adalah kategori transportasi dan
pergudangan. Kategori ini memiliki sumber kontraksi minus 0,64 persen.
Adapun di Jawa Barat, sumber kontraksi ekonomi terbesar tahun 2020 adalah

8 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
mencapai negatif 7,94 persen.
Kondisi luar biasa (extraordinary) ini merupakan tantangan yang harus
direspons tepat, cepat, dan efektif. Instrumen fiskal dan moneter menjadi
instrumen penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dari ancaman
kemerosotan ekonomi. Karena itu, kebijakan countercyclical dilakukan sebagai
upaya menahan keberlanjutan penurunan ekonomi dan memulihkan ekonomi
(Wirdatulaini, 2021).

id
Berbagai upaya telah dilakukan untuk bangkit keluar dari jurang resesi,

.
go
menuju upaya pemulihan ekonomi. Bantuan sosial digulirkan pemerintah, baik

.
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/Kota.
ps
Bantuan sosial mendapat porsi terbesar dalam program penanganan Covid-19
.b
ar

dan pemulihan ekonomi nasional, sebagai upaya perlindungan sosial


ab

masyarakat. Tidak hanya itu, stimulus fiskal pun digulirkan pemerintah dengan
//j

agresif untuk mendorong pemulihan ekonomi.


s:

Upaya pemulihan ekonomi Indonesia tak hanya dilakukan dari sisi


tp
ht

fiskal, tetapi juga didukung oleh kebijakan moneter. Bauran kebijakan Bank
Indonesia terus diperkuat dan terkoordinasi erat dengan pemerintah serta
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dengan tetap menjaga stabilitas
makroekonomi dan sistem keuangan (Bank Indonesia, 2020).
Meskipun masih dibayangi oleh pandemi, ekonomi Indonesia 2021
diproyeksikan berpotensi membaik. Selain membaiknya beberapa indikator di
sektor moneter, dua hal yang memberi harapan adalah tumbuhnya
kepercayaan pasar dan dimulainya vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Program vaksinasi Covid-19 yang dipadukan dengan konsistensi
pemerintah melakukan testing, tracing, dan treatment (3T), serta partisipasi
masyarakat menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 9


tangan, menjaga jarak) menjadi faktor kunci daya dorong pemulihan kegiatan
perekonomian nasional.
Kemajuan penanganan Covid-19 di Indonesia, termasuk penggunaan
vaksin, pemulihan ekonomi global, stimulus kebijakan makroekonomi, serta
berbagai upaya penajaman strategi kebijakan mendukung optimisme
penguatan ekonomi.

1.2 Inflasi Terendah

id
Pandemi Covid-19 mengakibatkan daya beli masyarakat tertekan.

.
go
Inflasi nasional sebesar 1,68 persen pada tahun 2020 adalah inflasi terendah
.
ps
sepanjang sejarah BPS merilis angka inflasi. Demikian halnya dengan Jawa
.b

Barat, capaian inflasi tahun 2020 sebesar 2,18 persen merupakan inflasi
ar

terendah sejak 2010 lalu.


ab
//j
s:

Gambar 1.6 Laju Inflasi Umum Tahunan Indonesia dan Gabungan 7 Kota di
tp

Jawa Barat, 2010 – 2020 (Persen)


ht

10 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Sumber: Badan Pusat Statistik dan Badan Pusat Statistik Jawa Barat
Pandemi Covid-19 menekan sisi permintaan karena kegiatan ekonomi
masyarakat terganggu oleh pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Di sisi
lain, pandemi juga berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat yang
terpukul hingga masyarakat cenderung menahan belanja.
Hampir seluruh daerah mengalami inflasi sangat rendah karena
permintaan masih lesu. Ditambah juga nilai tukar rupiah yang cenderung
stabil, ketersediaan pasokan panen terjaga, dan rendahnya harga komoditas

id
global. Kondisi-kondisi tersebut berdampak pada rendahnya inflasi di berbagai

.
go
daerah. Hal ini ditandai dengan beberapa bulan di tahun 2020, Indonesia

.
maupun Jawa Barat mengalami beberapa kali deflasi.
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 11


. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

12 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


ht
tp
s:
//j
aba
r.b
ps
.g
o.id
 

ht
tp
s:
//j
ab
ar
.b
ps
.go
.id
Pengeluaran dan Penerimaan
II Pemerintah

Tema besar APBN Tahun Anggaran 2020 adalah “Mendukung


Indonesia Maju”. Kebijakan fiskal diarahkan untuk mendukung akselerasi daya
saing melalui inovasi dan penguatan kualitas sumber daya manusia. Berbagai
kebijakan di bidang pendidikan dan kesehatan dilakukan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia agar siap berkompetisi dan beradaptasi dengan
kemajuan industri dan teknologi. Di sisi lain, Pemerintah melanjutkan
pembangunan infrastruktur yang semakin merata, mengalokasikan sumber

id
daya ekonomi dengan lebih efisien dan efektif, serta mendorong birokrasi yang

.
go
efektif, melayani, dan bebas korupsi (Kementerian Keuangan, 2020).

.
Sejalan dengan dinamika pembangunan daerah serta kondisi capaian
ps
hasil pembangunan yang perlu terus diakselerasi dalam penanganannya serta
.b
ar

berdasarkan kebijakan pemerintah pusat, maka kebijakan penyusunan


ab

Kebijakan Umum APBD (KUA) Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 yaitu tetap
//j

menitikberatkan pada perkuatan pelaksanaan prinsip Money Follows Program


s:

dengan pendekatan Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial (Pemerintah


tp
ht

Provinsi Jawa Barat, 2019).


KUA juga memperhatikan empat hal. Pertama, tahapan kerja harus
tetap berjalan secara berkesinambungan berkelanjutan, Kedua, guna menjaga
keberlangsungan pembangunan nasional, akan tetap memprioritas
pembangunan sumber daya manusia (SDM), Ketiga, harus mampu
mengantisipasi dinamika perekonomian dunia yang terus bergerak berubah
dengan sangat dinamis. Baik terkait normalisasi kebijakan moneter di Amerika
Serikat, fluktuasi harga komoditas, perang dagang dan proteksionisme,
moderasi pertumbuhan di Tiongkok, maupun keamanan dan geopolitik dunia.
Keempat, menjaga momentum kinerja perekonomian yang tumbuh dengan
positif.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 15


Program dan kegiatan dalam KUA Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 telah
disusun berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi
Jawa Barat Tahun 2020, dengan 9 (Sembilan) isu strategis pembangunan Jawa
Barat Tahun 2020, yaitu sebagai berikut : 1) Akses Pendidikan untuk semua, 2)
Desentralisasi layanan kesehatan, 3) Pertumbuhan ekonomi umat berbasis
inovasi, 4) Pengembangan destinasi dan infrastruktur pariwisata, 5) Pendidikan
agama dan tempat ibadah juara, 6) Infrastruktur konektifitas wilayah, 7)
Gerakan membangun desa, 8) Subsidi gratis golekmah, dan 9) Inovasi

id
pelayanan publik dan penataan daerah.

.
go
Rancangan APBN maupun APBD Jawa Barat tahun 2020 yang telah

.
ditetapkan sebelumnya, harus mengalami perubahan skenario sebagai
ps
dampak adanya pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 menimbulkan
.b
ar

ketidakpastian yang tinggi karena tidak diketahui kapan akan berakhir. Hal ini
ab

mengharuskan pemerintah untuk mempersiapkan skenario kebijakan dan


//j

stimulus fiskal untuk menekan dampak pandemi ini pada perkembangan


s:

ekonomi ke depan.
tp
ht

Langkah dan kebijakan penanganan pandemi Covid-19 terus diperkuat


dan dilaksanakan secara efektif agar dampak sosial ekonomi dan pemburukan
lebih lanjut dapat diminimalkan. Salah satu upayanya adalah merubah postur
dan rincian anggaran pendapatan dan belanja negara maupun daerah guna
menstabilkan sistem keuangan nasional.
Sebelum munculnya pandemi Covid-19, tema kebijakan fiskal yang
dicanangkan pada APBN 2020 adalah “APBN untuk Akselerasi Daya Saing
melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas SDM”. Setiap tahun postur APBN
dibentuk agar sehat, adil dan mandiri, artinya dalam APBN direncanakan
anggaran belanja negara yang produktif sesuai keperluan, penerimaan negara
yang optimal melalui perpajakan, dan di tahun 2020 revisi anggaran belanja
diutamakan untuk penanganan pandemi Covid-19 yang fokus pada belanja

16 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan perekonomian. Selain itu,
berbagai kebijakan dan stimulus fiskal juga telah diluncurkan untuk
meminimalkan dampak pandemi pada perekonomian.
Meskipun dalam situasi pandemi, pemerintah tetap melaksanakan
strategi baru yang dicanangkan dalam APBN 2020. Strategi baru tersebut
adalah pemberian insentif perpajakan, melalui super deduction (insentif pajak
yang diberikan pemerintah bagi industri) untuk kegiatan vokasi dan litbang,
mini tax holiday (keringanan pajak) untuk investasi di bawah 500 miliar rupiah,

id
dan investment allowance (pengurang dalam menghitung penghasilan kena

.
go
pajak serta tunjangan depresiasi) untuk industri padat karya. Lalu ada pula

.
strategi untuk meningkatkan kualitas SDM dan perlindungan sosial (Badan
ps
Pusat Statistik, 2020).
.b
ar

Prioritas APBN berubah sebagai dampak pandemi, tertera dalam


ab

APBNP 2020 (Perpres No.72 Tahun 2020), seperti kebijakan pemberian insentif
//j

pajak berlaku untuk wajib pajak terdampak pandemi, peluncuran Kartu


s:

Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Sembako yang cakupannya
tp
ht

diperluas karena adanya PHK akibat pandemi, serta pengucuran dana transfer
daerah dan dana desa yang prioritas untuk penanganan pandemi Covid-19.
Bahkan penyelesaian lima destinasi wisata super prioritas tetap berjalan
proyeknya dengan harapan bahwa setelah pandemi berakhir, sektor ini bisa
paling cepat rebound.
Peraturan Presiden (Perpres) No 72 Tahun 2020 ditindaklanjuti dengan
terbitnya lima Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa Barat tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020. Kelima
pergub tersebut yaitu : Pergub No. 14 Tahun 2020; Pergub No. 18 Tahun 2020;
Pergub No. 25 Tahun 2020; Pergub No. 42 Tahun 2020; dan Pergub No. 55
Tahun 2020. Kelima pergub ini mengatur terkait pergeseran APBD 2020

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 17


sebagai tindak lanjut bergesernya prioritas anggaran, yang diutamakan untuk
penanganan Covid-19.

2.1 Pajak Menjadi Sumber Utama Penerimaan Daerah


Penerimaan merupakan sumber utama dalam pendanaan program-
program pembangunan nasional. Penerimaan daerah yang sudah ditargetkan
pemerintah selama ini belum dapat sepenuhnya mencukupi target
pengeluaran selama setahun. Untuk itu pemerintah terus menggali berbagai

id
sumber pendapatan agar penerimaan daerah dapat terus meningkat dan

.
go
mengurangi ketergantungan pembiayaan dan pembangunan.

.
Tahun 2020 penerimaan daerah mendapatkan kontraksi cukup besar
ps
sejak ditetapkannya Perpres No.72 Tahun 2020 tentang perubahan anggaran
.b
ar

karena pandemi Covid-19, yang diikuti dengan terbitnya lima Pergub terkait
ab

penjabaran APBD tahun anggaran 2020. Berubahnya cara hidup masyarakat


//j

selama pandemi dan adanya pembatasan sosial skala besar, turut berperan
s:

mempengaruhi target penerimaan daerah.


tp
ht

Dalam publikasi ini, data penerimaan dan pengeluaran yang


digunakan bersumber dari APBD 2020. Terlihat bahwa total penerimaan yang
masuk menunjukkan peningkatan dibandingkan 2019. Hal ini karena
keterbatasan sumber data Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang belum
audited.
Penerimaan daerah Provinsi Jawa Barat pada tahun anggaran 2020
yang tercatat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020
mencapai Rp46,10 triliun. Penerimaan daerah ini terdiri dari 90,21 persen
(Rp41,58 triliun) Pendapatan Daerah dan 9,79 persen (Rp4,51triliun)
penerimaan dari Pembiayaan Daerah.
Dalam APBD 2020, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya terus
berusaha menggenjot dan menaikkan target penerimaan pajak dari tahun ke

18 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


tahun. Namun kiranya, berdasarkan laporan realisasi nantinya akan terlihat
adanya penurunan di tahun 2020 sebagai dampak pandemi Covid-19.

Tabel 2.1 Penerimaan Daerah Provinsi Jawa Barat, 2018 – 2020


(Triliun Rupiah)

Tahun
Jenis Penerimaan
2018 2019 2020
(1) (2) (3) (4)

id
I Pendapatan Daerah 33,92 36,04 41,58

.
go
Pendapatan Asli Daerah 19,64 21,24 25,22

.
ps
Pajak Daerah 18,15 19,63 23,65
.b

Retribusi Daerah 0,05 0,06 0,05


A
ar

Hasil Perusahaan Milik Daerah


ab

dan Pengelolaan Kekayaan 0,35 0,39 0,42


Daerah yang Dipisahkan
//j
s:

Lain-lain PAD yang Sah 1,09 1,18 1,09


tp

B Dana Perimbangan 14,21 14,72 16,34


ht

C Lain-lain Pendapatan yang Sah 0,07 0,08 0,02

II Pembiayaan Daerah 2,56 3,16 4,51

Penerimaan Daerah 36,48 39,20 46,10


Sumber : LRA Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2018-2019 data realisasi,
2020 data Rancangan APBD

Penurunan anggaran ini sebagai bentuk respon pemerintah dalam


menjaga stabilitas sistem keuangan di masa pandemi, pemerintah terus
berupaya optimalisasi potensi perpajakan, peningkatan tingkat kepatuhan dan
kesadaran wajib pajak, pengembangan sistem pelaporan pajak secara online,
pemberian insentif pajak, dan berbagai kebijakan keringanan pajak selama
pandemi. Penerimaan dari pajak sebagai salah satu sumber untuk pembiayaan

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 19


pembangunan, selain itu penerimaan dari pajak juga digunakan untuk
membiayai program-program pemerintah dalam menjalankan roda
pemerintahan, dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Gambar 2.1 Proporsi Penerimaan Daerah Provinsi Jawa Barat,


2018 – 2020 (Persen)

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : LRA Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2018-2019 data realisasi,


2020 data Rancangan APBD

Dalam APBD 2020, pajak daerah diperkirakan berkontribusi sebesar


51,31 persen terhadap total penerimaan daerah Provinsi Jawa Barat. Adapun
penerimaan dari bukan pajak mencapai 48,69 persen. Penerimaan bukan pajak
terdiri dari penerimaan dari retribusi, hasil Perusahaan Daerah dan
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah, dana
perimbangan, lain-lain pendapatan yang sah, serta penerimaan pembiayaan.

20 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Tabel 2.2 Insentif Pajak yang Diberikan Pemerintah Selama Pandemi

No Insentif Pajak yang Diberikan

PPh Pasal 21 ditanggung oleh pemerintah selama masa pajak April 2020
1
sampai dengan Masa Pajak Desember 2020.
Pemerintah membebaskan PPh Pasal 22 Impor s.d Desember 2020 pada
2 perusahaan yang memiliki kode klasifikasi lapangan usaha sesuai yang
tercantum dalam PMK.
Pemerintah memberikan kebijakan pengurangan PPh Pasal 25 sebesar 30
3
persen s.d Desember 2020 para perusahaan dengan kriteria yang sama.

id
Wajib pajak atau perusahaan yang bergerak di bidang eksportir dan non

.
go
4 eksportir, dapat memanfaatkan insentif PPN berupa percepatan restitusi
s.d Desember 2020.
.
ps
Wajib pajak yang merupakan pelaku UMKM dengan peredaran bruto
.b

tertentu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018, dan


ar

5 menyetorkan PPh Final sebesar 0,5% dari jumlah peredaran bruto


ab

tersebut, mendapatkan insentif PPh Final ditanggung Pemerintah s.d


Desember 2020.
//j
s:

Sumber : PMK No.86/PMK.03/2020, Kemenkeu


tp
ht

Untuk mendukung pemulihan ekonomi dan kondisi masyarakat panca


pandemi Covid-19, pemerintah menggulirkan berbagai kebijakan terkait
peringanan pajak. Selain insentif pajak, pemerintah juga menempuh kebijakan
perpajakan lainnya seperti yang tertera pada Tabel 2.3. Secara umum kebijakan
mengarah pada keringanan pembayaran pajak untuk perusahaan, badan, atau
individu. Keringanan ini berupa pengurangan pajak dan/atau perpanjangan
waktu batas pelaporan. Bahkan, pemerintah memberikan fasilitas pembebasan
atau keringanan bea masuk dalam rangka penanganan Covid-19 terutama
untuk alat kesehatan.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 21


Tabel 2.3 Kebijakan Perpajakan Lainnya Selama Pandemi

No Kebijakan yang Ditempuh


Penurunan tarif umum PPh Badan yang semula 25%, menjadi 22% untuk
tahun pajak 2020 dan 2021, lalu menjadi 20% pada tahun pajak 2022, dan
1
tarif PPh Badan Go Public sebesar 19% untuk tahun pajak 2020 dan 2021,
lalu 17% mulai tahun pajak 2022.
Perpanjangan waktu permohonan/penyelesaian administrasi perpajakan
2
paling lama selama 6 bulan.
Pemberian fasiitas pembebasan atau keringanan bea masuk dalam

id
3 rangka penanganan pandemik Covid-19, dan/atau menghadapi ancaman

.
yang membahayakan perekonomian nasional.

go
Pemungutan PPN atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
4 .
dan/atau Jasa Kena Pajak oleh platform luar negeri melalui Perdagangan
ps
Melalui Sistem Elektronik (PMSE).
.b

5 Perpanjangan masa lapor SPT Tahunan Pribadi dan SPT Masa PPN.
ar
ab

Sumber : Dirjen Pajak Kemenkeu


//j
s:

Pandemi Covid-19 telah mengubah cara hidup masyarakat dengan


tp
ht

adanya anjuran physical distancing. Adanya jaga jarak membuat sebagian


besar aktivitas ekonomi berubah dari tatap muka menjadi online yang minim
interaksi. Hal ini menyebabkan kegiatan atau transaksi secara elektronik
meningkat. Oleh karena itu, pemerintah juga memungut pajak dari kegiatan
berbasis transaksi elektronik tersebut melalui Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PMSE). Kebijakan ini dikenakan untuk Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak oleh platform luar negeri.
Pajak masih menjadi andalan untuk penerimaan daerah. Pemerintah
berharap kedepannya pembiayaan APBD dapat terjaga dan berkelanjutan
dengan penerimaan pajak yang pasti. Kesadaran akan kepatuhan dan
kewajiban pajak juga diharapkan menjadi lebih tinggi oleh para wajib pajak.
Sehingga ke depannya, ketergantungan pembiayaan pembangunan yang

22 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


bersumber dari utang dapat berkurang. Meskipun dilanda pandemi Covid-19,
pemerintah telah berupaya tanggap menetapkan kebijakan-kebijakan
perpajakan untuk meyelamatkan perekonomian dan menjaga stabilitas
keuangan daerah.

2.2 Belanja Daerah Harus Berprinsip Value for Money


Belanja daerah harus berprinsip value for money artinya pengelolaan
anggaran daerah harus berprinsip pada tiga elemen utama, yaitu ekonomis,

id
efisiensi, dan efektivitas (Mardiasmo, 2004). Penerimaan yang diterima daerah

.
go
akan digunakan sebagai pengeluaran untuk membiayai program-program
pemerintah dan pembangunan daerah.
.
ps
Anggaran pengeluaran mempunyai peranan yang sangat penting
.b
ar

dalam mencapai sasaran-sasaran pokok dan pelaksanaan prioritas


ab

pembangunan daerah sebagaimana yang direncanakan di dalam Rencana


//j

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Jika pendapatan diharapkan besar, maka


s:

pada pengeluaran diharapkan sehemat dan seefektif mungkin untuk


tp

pembiayaan program pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Pemerintah


ht

selalu berharap agar pengeluaran daerah dapat seimbang dengan


penerimaannya.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 23


Tabel 2.4 Pengeluaran Daerah Provinsi Jawa Barat , 2018 – 2020
(Triliun Rupiah)

Jenis Pengeluaran 2018 2019 2020


(1) (2) (3) (4)

Belanja Tidak Langsung 25,62 28,03 34,17

 Belanja Pegawai 5,54 5,61 6,88

 Belanja Bunga - - -

 Belanja Subsidi 0,02 0,02 0,02

id
 Belanja Hibah

.
8,57 8,74 9,97

go
 Belanja Bantuan Sosial 0,28 0,28 0,25
.
ps
 Belanja Bagi Hasil 7,45 7,90 9,24
.b
ar

 Belanja Bantuan
3,76 5,49 7,78
ab

Keuangan
//j

 Pengeluaran Tidak
0,00 - 0,03
s:

Terduga
tp

Belanja Langsung 7,50 7,80 11,82


ht

 Belanja Pegawai 0,02 0,28 0,39

 Belanja Barang dan Jasa 4,33 4,99 6,75

 Belanja Modal 3,15 2,53 4,68

Pembiayaan Daerah 3,36 3,37 0,10

Pengeluaran Daerah 36,48 39,20 46,10

Sumber : LRA Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2018-2019 data realisasi,


2020 data Rancangan APBD

Komponen pengeluaran daerah Provinsi Jawa Barat dibagi menjadi


Belanja Langsung, Belanja Tidak Langsung, dan Pembiayaan Daerah. Total

24 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


belanja Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp46,10 triliun atau 99,78
persen dari total pengeluaran daerah. Dilihat menurut komponennya, maka
Belanja tidak langsung memegang porsi terbesar dari pengeluaran daerah,
yaitu sebesar 74,13 persen (Rp34,17 triliun).

Gambar 2.2 Komposisi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat,


2020 (Persen)

id
.
.go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Rancangan APBD Provinsi Jawa Barat 2020

Gambar 2.2 menunjukkan komposisi belanja Pemerintah Daerah


Provinsi Jawa Barat berdasarkan jenis belanja. Dari total nilai belanja sebesar
Rp46,00 triliun, terlihat bahwa share terbesar digunakan untuk belanja hibah
(21,69 persen). Belanja pegawai hanya mencapai 15,80 persen dari total
belanja. Dari sisi postur anggaran, terlihat bahwa belanja pemerintah daerah

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 25


sebagian besar digununakan untuk pembiayaan belanja bantuan (bantuan
keuangan, hibah, subsidi, dan bantuan sosial).
Pemerintah terus berupaya menangani dampak Covid-19 agar
seminimal mungkin. Bagaimanapun pandemi telah mengubah tatanan
kehidupan masyarakat dan tatanan keuangan negara. Berbagai kebijakan dan
bantuan dikucurkan untuk merespon dampak dari Covid-19 yang sangat besar
terhadap perekonomian negara. Dampak pada keuangan negara terlihat dari
peningkatan belanja pemerintah dan penurunan penerimaan negara yang

id
cukup signifikan. Untuk menghindari dampak yang lebih besar, pemerintah

.
go
telah menyusun kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal

.
untuk tahun 2021 sebagai strategi percepatan pemulihan ekonomi dan
ps
penguatan reformasi. Kerjasama yang baik antara p emerintah pusat dan
.b
ar

daerah diperlukan untuk menghentikan penyebaran Covid-19 dan


ab

memulihkan perekonomian (Badan Pusat Statistik, 2020).


//j
s:
tp
ht

26 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


ht
tp
s:
//j
aba
r.b
ps
.g
o.id
 

ht
tp
s:
//j
ab
ar
.b
ps
.go
.id
III Pertumbuhan Ekonomi

3.1 Kondisi Perekonomian Jawa Barat


Pandemi Covid-19 mulai menghantam Indonesia pada Maret 2020
sejak ditemukannya kasus konfirmasi positif pertama kali di Kota Depok Jawa
Barat. Kasus konfirmasi positif Covid-19 terus mengalami peningkatan. Hingga
tanggal 31 Desember 2020, jumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Barat
mencapai 83.579 kasus. Kondisi ini berdampak besar terhadap kondisi
perekonomian Jawa Barat secara global.

id
.
go
Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan IV-2018 –

.
Triwulan IV-2020 Year on Year (Persen)
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Ekonomi Jawa Barat tahun 2020 tumbuh negatif 2,44 persen (year on
year), terkontraksi lebih dalam dibanding pertumbuhan ekonomi pada masa

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 29


krisis ekonomi tahun 1998. Kontraksi ekonomi terdalam terjadi pada triwulan
II- 2020, dimana LPE mencapai minus 5,91 persen.
Perlambatan ekonomi di Jawa Barat sudah mulai terjadi sejak triwulan
III-2019 dan berlanjut hingga awal tahun 2020. Kondisi ekonomi global, adanya
perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, selaku mitra dagang
utama Jawa Barat, serta pembatasan mobilitas orang dan barang di akhir tahun
2019 berpengaruh kuat pada melambatnya ekonomi Jawa Barat di triwulan III
dan IV tahun 2019, serta triwulan I-2020.

id
Triwulan II-2020 sebagai puncak kontraksi ekonomi Jawa Barat hingga

.
go
saat ini, dimana ekonomi tumbuh minus 5,91 persen. Secara perlahan, di

.
triwulan berikutnya ekonomi menunjukkan perbaikan menuju ke arah
ps
pemulihan. Walaupun pada triwulan III-2020 dan triwulan IV-2020 ekonomi
.b
ar

masih tumbuh negatif, namun tren menunjukkan semakin membaik. Triwulan


ab

III-2020 LPE Jawa Barat minus 4,01 persen dan minus 2,39 persen di triwulan
//j

IV-2020.
s:
tp
ht

3.2 PDRB Menurut Lapangan Usaha


Pada tahun 2020, terdapat 6 kategori lapangan usaha yang masih
mampu mengalami pertumbuhan yang positif, adapun 11 kategori lainnya
mengalami kontraksi atau tumbuh negatif. Pertumbuhan negatif dari kategori
lapangan usaha dominan di Jawa Barat berkontribusi besar bagi
terkontraksinya ekonomi Jawa Barat di tahun 2020. Dari lima kategori tersebut,
hanya kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mampu tumbuh
positif. Adapun kategori Industri Pengolahan; Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Konstruksi; Transportasi dan Pergudangan;
mengalami pertumbuhan negatif di tahun 2020.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


3030
Gambar 3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Lapangan Usaha
di Jawa Barat, 2019 – 2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Enam kategori yang masih mampu tumbuh positif di tahun 2020


adalah kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Informasi dan Komunikasi; Jasa
Keuangan dan Asuransi; Real Estate; serta Jasa Pendidikan. Apabila dilihat
berdasarkan pertumbuhan pada masing-masing kategori lapangan usaha
yang tumbuh positif ini, tiga kategori lapangan usaha mengalami peningkatan
laju pertumbuhan dibandingkan 2019 dan tiga kategori lapangan usaha
lainnya mengalami pelemahan laju pertumbuhan dari pertumbuhan 2019.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 31


Tabel 3.1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 dan Laju Pertumbuhan
Ekonomi Menurut Lapangan Usaha, 2016 - 2020
PDRB ADHK 2010 (Triliun Rupiah) dan
Kategori Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
2016 2017 2018 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian, Kehutanan, dan 98,10 99,67 101,75 104,60 106,99
Perikanan 5,70 1,60 2,09 2,80 2,29
27,14 26,59 25,49 24,79 23,77
2. Pertambangan dan Penggalian
-0,97 -2,02 -4,13 -2,75 -4,11
549,47 578,70 616,43 641,35 614,29
3. Industri Pengolahan
4,77 5,32 6,52 4,04 -4,22
6,14 5,44 5,44 5,37 4,96

id
4. Pengadaan Listrik dan Gas
3,37 -11,42 0,02 -1,20 -7,62

.
5. Pengadaan Air, Pengelolaan 1,01 1,08 1,13 1,17 1,30

go
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,33 7,13 4,96 3,03 10,80
103,51
. 111,00 119,31 126,63 119,07
ps
6. Konstruksi
5,02 7,24 7,48 6,14 -5,97
.b

7. Perdagangan Besar dan Eceran; 198,87 207,86 216,61 232,87 214,37


Reparasi Mobil dan Sepeda
ar

4,42 4,52 4,21 7,51 -7,94


Motor
ab

61,30 64,26 67,70 71,06 68,10


8. Transportasi dan Pergudangan
8,84 4,83 5,36 4,97 -4,18
//j

9. Penyediaan Akomodasi dan 32,56 35,29 38,16 40,93 38,63


s:

Makan Minum 9,35 8,37 8,15 7,25 -5,60


tp

47,86 53,53 58,42 63,86 85,98


10. Informasi dan Komunikasi
14,27 11,85 9,14 9,31 34,64
ht

33,03 34,18 35,73 36,51 36,93


11. Jasa Keuangan dan Asuransi
11,89 3,48 4,53 2,20 1,15
14,74 16,11 17,66 19,34 19,72
12. Real Estate
6,51 9,31 9,61 9,55 1,92
5,33 5,78 6,28 6,86 5,60
13. Jasa Perusahaan
8,16 8,42 8,64 9,16 -18,38
14. Administrasi Pemerintahan, 25,74 26,93 27,36 28,70 26,72
Pertahanan dan Jaminan Sosial
3,01 4,64 1,59 4,91 -6,92
Wajib
34,89 37,91 40,07 42,16 44,98
15. Jasa Pendidikan
7,61 8,67 5,69 5,22 6,69
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan 9,72 10,54 11,37 12,45 11,78
Sosial 9,48 8,38 7,90 9,48 -5,39
26,23 28,79 30,72 32,91 32,05
17. Jasa lainnya
8,73 9,78 6,68 7,15 -2,63
1.275,62 1.343,66 1.419,62 1.491,58 1.455,24
Produk Domestik Regional Bruto
5,66 5,33 5,65 5,07 -2,44
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


3232
Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2020 dicapai oleh
lapangan usaha Informasi dan Komunikasi. Kategori ini tumbuh 34,64 persen
dibandingkan tahun 2019. Kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat,
diawali dengan kebijakan belajar dan bekerja dari rumah berdampak pada
meningkatnya volume dan frekuensi lalu lintas data. Permintaan akses data
dan internet meningkat. Pada akhirnya aktivitas produksi lapangan usaha
Informasi dan Komunikasi meningkat signifikan.
Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di tahun 2020 juga tidak

id
terlalu terdampak Covid-19. Permintaan atas produk pertanian masih relatif

.
go
tinggi, demikian juga permintaan ekspor barang hasil pertanian dan perikanan

.
tetap meningkat dibandingkan tahun lalu. Lapangan usaha ini masih mampu
ps
tumbuh positif di tahun 2020, walaupun pertumbuhannya lebih lambat
.b
ar

dibandingkan pertumbuhan tahun 2019.


ab

Sementara itu, pertumbuhan terendah di tahun 2020 ada pada


//j

kategori lapangan usaha Jasa Perusahaan dengan nilai pertumbuhan negatif


s:

18,38 persen. Pembatalan ibadah haji dan pelarangan umroh, penutupan


tp
ht

tempat wisata, pembatasan aktivitas Jasa Perusahaan (konsultan, periklanan,


arsitek, foto copy, event organizer, dan lainnya) pada masa PSBB juga
berdampak pada menurunnya aktivitas Jasa Perusahaan.
Sebagai penopang terbesar ekonomi Jawa Barat, kategori lapangan
usaha Industri Pengolahan juga mengalami kontraksi cukup dalam di tahun
2020. Industri pengolahan terkontraksi 4,22 persen, turun dibandingkan
pertumbuhan tahun 2019 sebesar 4,04 persen. Turunnya permintaan atas
barang industri serta pembatasan aktivitas usaha sebagai dampak pandemi
Covid-19 merupakan penyebab utama turunnya kinerja produksi industri
pengolahan di Jawa Barat.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 33


Tabel 3.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Distribusi Persentase PDRB
Menurut Lapangan Usaha, 2016 - 2020
PDRB ADHB (Triliun Rupiah) dan
Kategori Lapangan Usaha Distribusi Persentase (%)
2016 2017 2018 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian, Kehutanan, dan 146,77 152,94 170,16 186,44 192,12
Perikanan 8,88 8,55 8,68 8,78 9,20
25,35 25,48 26,61 26,45 23,16
2. Pertambangan dan Penggalian
1,53 1,43 1,36 1,25 1,11
703,52 755,18 827,29 884,12 860,07
3. Industri Pengolahan
42,55 42,23 42,19 41,62 41,19
11,92 10,86 10,92 10,97 10,07

id
4. Pengadaan Listrik dan Gas
0,72 0,61 0,56 0,52 0,48

.
5. Pengadaan Air, Pengelolaan 1,34 1,59 1,79 1,94 2,16

go
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,08 0,09 0,09 0,09 0,10
134,11
.
147,55 165,61 181,32 171,26
ps
6. Konstruksi
8,11 8,25 8,45 8,54 8,20
.b

7. Perdagangan Besar dan Eceran; 249,24 269,67 291,74 323,63 303,86


Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15,08 15,08 14,88 15,24 14,55
ar

94,85 103,49 111,44 117,22 109,15


8. Transportasi dan Pergudangan
ab

5,74 5,79 5,68 5,52 5,23


9. Penyediaan Akomodasi dan 43,01 48,40 54,64 61,14 60,85
//j

Makan Minum 2,60 2,71 2,79 2,88 2,91


s:

45,46 51,85 56,27 60,94 82,06


10. Informasi dan Komunikasi
tp

2,75 2,90 2,87 2,87 3,93


46,10 50,12 54,71 57,51 58,46
ht

11. Jasa Keuangan dan Asuransi


2,79 2,80 2,79 2,71 2,80
16,81 18,66 20,75 22,96 23,56
12. Real Estate
1,02 1,04 1,06 1,08 1,13
6,65 7,34 8,17 9,97 8,40
13. Jasa Perusahaan
0,40 0,41 0,42 0,47 0,40
14. Administrasi Pemerintahan, 39,16 43,31 45,56 49,06 46,03
Pertahanan dan Jaminan Sosial
2,37 2,42 2,32 2,31 2,20
Wajib
44,68 51,39 59,30 68,08 75,57
15. Jasa Pendidikan
2,70 2,87 3,02 3,21 3,62
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan 12,06 13,47 14,78 16,68 16,21
Sosial 0,73 0,75 0,75 0,79 0,78
32,21 36,82 40,89 45,61 45,05
17. Jasa lainnya
1,95 2,06 2,09 2,15 2,16
1.653,24 1.788,12 1.960,63 2.124,04 2.088,04
Produk Domestik Regional Bruto
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


3434
Dilihat dari sisi struktur ekonomi Jawa Barat, kategori Industri
Pengolahan masih memberikan kontribusi tertinggi di tahun 2020 sebesar
41,19 persen PDRB Jawa Barat ditopang oleh lapangan usaha Industri
Pengolahan. Meskipun kategori ini masih menjadi kontributor terbesar dalam
perekonomian Jawa Barat, tetapi proporsi angkanya cenderung terus
mengalami penurunan.

Gambar 3.3 Struktur Ekonomi Provinsi Jawa Barat

id
Menurut Lapangan Usaha, 2020

.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar kedua dalam


ekonomi Jawa Barat 2020 adalah Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor, yaitu sebesar 14,55 persen. Diikuti oleh kategori

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 35


lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 9,20 persen. Di
urutan keempat dan kelima, lapangan usaha Kontruksi serta Transportasi dan
Pergudangan masing-masing memberikan kontribusi sebesar 8,20 persen dan
5,23 persen terhadap ekonomi Jawa Barat di tahun 2020.

Gambar 3.4 Peranan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Industri


Pengolahan Jawa Barat, 2016 – 2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Sebagaimana telah diulas sebelumnya bahwa kategori Industri


Pengolahan di tahun 2020 mengalami kontraksi ekonomi cukup dalam. Pada
tahun 2018 laju pertumbuhan ekonomi kategori Industri Pengolahan mampu
meningkat menjadi 6,52 persen. Namun kemudian di tahun 2019 mengalami
perlambatan, dan terkontraksi di tahun 2020.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


3636
Demikian halnya dengan peranan kategori ini terhadap PDRB. Peranan
Industri Pengolahan terhadap PDRB Jawa Barat memiliki kecenderungan
menurun setiap tahunnya. Pada tahun 2016 Industri Pengolahan menopang
42,55 persen ekonomi Jawa Barat, dan di tahun 2020 peranannya menurun
menjadi 41,19 persen.

Gambar 3.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Industri Pengolahan


Jawa Barat Menurut Sub Kategori, 2019 – 2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Dari 16 sub kategori (golongan pokok) Industri Pengolahan, terdapat


empat sub kategori yang masih mampu tumbuh positif di tahun 2020. Sub
kategori Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional tumbuh lebih cepat
dibandingkan tahun 2019, yaitu dari 15,37 persen menjadi 18,00 persen.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 37


Adapun sub kategori Industri Batubara dan Pengilangan Migas; Industri
Makanan dan Minuman; serta Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan Peralatan; masih tumbuh positif namun lebih lambat
jika dibandingkan angka pertumbuhan 2019.
Walaupun secara umum pandemi Covid-19 telah memorak-
porandakan ekonomi Jawa Barat, namun di sisi lain berdampak positif bagi
Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional. Peningkatan permintaan atas
obat-obatan, serta hasil dari Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional

id
berdampak pada meningkatnya kapasitas produksi dari industri ini.

.
. go
Gambar 3.6 Struktur Ekonomi Kategori Industri Pengolahan Jawa Barat
ps
Menurut Sub Kategori, 2020 (Persen)
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


3838
Industri Batubara dan Pengilangan Migas masih mampu tumbuh
positif sebesar 0,23 persen di tahun 2020. Kemudian Industri Industri Makanan
dan Minuman tumbuh positif 3,47 persen di tahun 2020 dan Industri
Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan
tumbuh 2,76 persen.
Masih tumbuh positifnya keempat sub kategori ini berdampak pada
pertumbuhan ekonomi Industri Pengolahan hingga tidak terkontraksi terlalu
dalam. Hal ini dikarenakan keempat sub kategori yang masih tumbuh positif di

id
tahun 2020 memiliki peranan terhadap NTB Industri Pengolahan Jawa Barat

.
go
sebesar 24,61 persen.

.
Dari 16 sub kategori Industri Pengolahan, kontribusi terbesar bagi NTB
ps
Industri Pengolahan adalah sub kategori Industri Barang dari Logam,
.b
ar

Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik. Sub kategori ini
ab

memiliki peranan sebesar 21,51 persen terhadap NTB Industri Pengolahan, dan
//j

8,21 persen terhadap total PDRB Jawa Barat. Peranan yang cukup besar lainnya
s:

adalah sub kategori Industri Alat Angkutan, Industri Tekstil dan Pakaian Jadi,
tp
ht

Industri Makanan dan Minuman, Industri Mesin dan Perlengkapan, serta


Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional.
Kontribusi terbesar kedua yang menopang ekonomi Jawa Barat
diberikan oleh kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor. Kategori ini berperan sebesar 14,55 persen terhadap total
ekonomi Jawa Barat tahun 2020.
Peranan kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor terhadap ekonomi Jawa Barat cukup fluktuatif setiap tahunnya.
Di tahun 2016 dan 2017 kategori ini memberikan peran sebesar 15,08 persen.
Kemudian tahun 2017 mengalami penurunan peranan menjadi 14,88 persen.
Di tahun 2019 peranannya meningkat menjadi 15,24 persen, dan kembali
turun menjadi 14,55 persen pada 2020.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 39


Gambar 3.7 Peranan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Jawa Barat, 2016 – 2020 (Persen)

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Sama halnya dengan peranannya terhadap PDRB, kategori


Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor juga
memiliki capaian pertumbuhan ekonomi yang berfluktuatif. Di tahun 2016
kategori ini tumbuh sebesar 4,42 persen, kemudian meningkat menjadi 4,52
persen pada tahun 2017. Tahun 2018 LPE kategori ini kembali turun menjadi
4,42 persen dan meningkat signifikan di tahun 2019 menjadi 7,51 persen.
Namun hantaman pandemi Covid-19 sepanjang 2020 menjadikan
pertumbuhan ekonomi kategori ini terkontraksi cukup dalam hingga minus
7,94 persen.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


4040
Gambar 3.8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Jawa Barat Menurut
Sub Kategori, 2019 – 2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Jika dirinci menurut sub kategori, di tahun 2020 sub kategori


Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya tumbuh negatif 18,66
persen. Dibandingkan tahun 2019, sub kategori ini terkontraksi semakin dalam
setelah tahun 2019 juga menunjukkan angka pertumbuhan negatif. Adapun
sub kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
terkontraksi sebesar 6,27 persen di tahun 2020. Setelah tahun sebelumnya sub
kategori ini masih mampu tumbuh positif 8,98 persen, tidak demikian di tahun
2020.
Menurut strukturnya, sub kategori Perdagangan Besar dan Eceran,
Bukan Mobil dan Sepeda Motor berkontribusi sebesar 88,05 persen terhadap

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 41


NTB kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor. Adapun sub kategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan
Reparasinya berkontribusi sebesar 11,95 persen terhadap NTB kategori
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.

Gambar 3.9 Struktur Ekonomi Kategori Perdagangan Besar dan Eceran;


Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Jawa Barat Menurut Sub Kategori,
2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Berbeda dengan dua kategori kontributor utama ekonomi Jawa Barat,


di urutan ketiga kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memiliki
peranan yang meningkat di tahun 2020. Peranan kategori ini terhadap PDRB
Jawa Barat mencapai 8,88 persen di tahun 2016, dan meningkat menjadi 9,20
persen pada tahun 2020.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


4242
Gambar 3.10 Peranan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan Jawa Barat, 2016 – 2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat


ht

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kategori Pertanian,


Kehutanan, dan Perikanan merupakan salah satu lapangan usaha yang mampu
tumbuh positif di tahun 2020. Angka pertumbuhan ekonomi kategori ini
cukup berfluktuatif sejak 2016. Dibandingkan angka pertumbuhan tahun 2016,
kecenderungannya tumbuh lebih lambat.
Pada tahun 2020, sub kategori Perkebunan Semusim mengalami
pertumbuhan negatif paling dalam dibandingkan sub kategori lainnya dari
kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Sub kategori Perkebunan
Semusim tumbuh negatif 28,43 persen di tahun 2020, setelah tahun
sebelumnya juga terkontraksi 18,02 persen.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 43


Gambar 3.11 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan Jawa Barat Menurut Sub Kategori, 2019 – 2020 (Persen)

.id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat


ht

Walaupun mengalami kontraksi cukup dalam, penurunan


pertumbuhan ekonomi sub kategori Perkebunan Semusim tidak memberikan
dampak besar bagi kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Peranan sub
kategori ini hanya sebesar 0,13 persen terhadap NTB kategori Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan. Peranan terbesar kategori ini diberikan oleh sub
kategori Tanaman Pangan. Hampir separuh NTB kategori Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan ditopang oleh aktivitas usaha Tanaman Pangan,
dimana pada tahun 2020 peranannya mencapai 48,96 persen. Di urutan kedua
diberikan oleh sub kategori Peternakan, dengan kontribusi sebesar 13,17
persen terhadap NTB kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


4444
Gambar 3.12 Struktur Ekonomi Kategori Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Jawa Barat Menurut Sub Kategori, 2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat


ht

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa pandemi Covid-19 yang


melanda Jawa Barat sejak Maret 2020 telah berdampak besar bagi ekonomi
Jawa Barat. Berbagai aktivitas ekonomi mengalami keterpurukan, dan
menjelang akhir tahun menunjukkan tren kondisi pemulihan.
Di akhir tahun 2020, Pemerintah Pusat maupun Provinsi dan
Kabupaten/Kota mengeluarkan kebijakan pembukaan sektor-sektor ekonomi,
hal ini akan berkaitan dengan upaya meningkatkan nilai tambah
perekonomian, namun tetap aman dan sehat terhadap pandemi Covid-19.
Pembukaan sektor-sektor ekonomi tersebut berdasarkan pada kontribusinya
pertumbuhan ekonomi dan/atau ekspor yang tertinggi dengan

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 45


mempertimbangkan risiko penularan Covid-19, diiringi dengan sejumlah
kebijakan insentif dari kementerian teknis dan insentif fiskal untuk dunia usaha.

3.3 PDRB Menurut Pengeluaran


Selain dilihat dari sisi lapangan usaha, perekonomian juga dapat dilihat
dari sisi pengeluaran. Komponen yang dilihat dari sisi pengeluaran meliputi
komponen pengeluaran konsumsi domestik (konsumsi rumah tangga,

id
konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), dan

.
go
konsumsi pemerintah), komponen pengeluaran investasi (pembentukan

.
modal tetap bruto dan perubahan inventori) serta ekspor dan impor.
ps
Di tahun 2020, seluruh komponen PDRB menurut pengeluaran
.b
ar

mengalami kontraksi ekonomi. Komponen PDRB menurut pengeluaran yang


ab

dihitung meliputi komponen pengeluaran domestik (Konsumsi Rumah


//j

Tangga, Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga / LNPRT
s:

dan Konsumsi Pemerintah), komponen pengeluaran investasi (Pembentukan


tp
ht

Modal Tetap Bruto dan Perubahan Inventori) serta komponen Ekspor dan
Impor. Di tahun 2020, seluruh komponen PDRB menurut pengeluaran
mengalami kontraksi ekonomi.
Kontraksi terdalam dari komponen PDRB menurut pengeluaran terjadi
pada komponen Perubahan Inventori. Pada tahun 2020, Perubahan Inventori
tumbuh negatif 62, 35 persen. Pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19
berdampak pada pemanfaatan inventori yang ada untuk memenuhi
kebutuhan produksi.
Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami
kontraksi pertumbuhan sebesar 8,34 persen. Hal ini sebagai dampak dari
penghentian pembangunan infrastruktur di awal hingga pertengahan tahun

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


4646
2020 serta penurunan impor barang modal akibat pembatasan kran ekspor-
impor.

Tabel 3.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 dan Laju Pertumbuhan
Ekonomi Menurut Pengeluaran, 2016-2020
PDRB ADHK (Triliun Rupiah) dan
Komponen Pengeluaran Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
2016 2017 2018 2019 2020

1. Pengeluaran Konsumsi 800,01 836,92 878,99 920,74 894,11

id
Rumah Tangga 5,31 4,61 5,03 4,75 -2,89

.
go
2. Pengeluaran Konsumsi 7,49 7,84 9,03 9,35 9,00
LNPRT 5,48 4,77 15,15 3,56 -3,78
.
ps
3. Pengeluaran Konsumsi 66,09 68,62 69,97 72,25 71,90
.b

Pemerintah 0,21 3,82 1,97 3,25 -0,48


ar

313,08 332,75 352,31 366,80 336,23


ab

4. Pembentukan Modal
Tetap Bruto 4,59 6,28 5,88 4,11 -8,34
//j
s:

44,60 42,63 43,59 43,65 16,43


5. Perubahan Inventori
tp

3,99 -4,42 2,25 0,14 -62,35


ht

435,54 493,92 550,81 591,69 552,91


6. Ekspor Barang dan Jasa
2,93 13,40 11,52 7,42 -6,55
391,20 439,01 485,08 512,91 425,36
7. Impor Barang dan Jasa
0,05 12,22 10,49 5,74 -17,07

Produk Domestik 1.275,62 1.343,66 1.419,62 1.491,58 1.455,24


Regional Bruto 5,66 5,33 5,65 5,07 -2,44
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Sebagai penopang terbesar ekonomi Jawa Barat dari sisi pengeluaran,


komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) juga terkontraksi
2,89 persen. Terkontraksinya komponen ini berdampak besar bagi
pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Komponen ini memberikan sumber

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 47


pertumbuhan terbesar dalam pertumbuhan ekonomi tahun 2020 menurut
pengeluaran.
Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga meliputi sub
komponen makanan dan minuman selain restoran; pakaian alas kaki dan jasa
perawatannya; perumahan dan perlengkapan rumah tangga; kesehatan dan
pendidikan; transportasi dan komunikasi; restoran dan hotel; dan lainnya.

Tabel 3.4 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Distribusi PDRB
Menurut Pengeluaran, 2016 – 2020

id
PDRB ADHB (Triliun Rupiah) dan

.
go
Komponen Pengeluaran Distribusi PDRB (%)
2016 2017
. 2018 2019 2020
ps
1. Pengeluaran 1.075,52 1.169,37 1.278,28 1.387,76 1.378,90
.b

Konsumsi Rumah
65,06 65,40 65,20 65,34 66,04
ar

Tangga
ab

2. Pengeluaran 9,57 10,45 12,75 13,63 13,38


Konsumsi LNPRT
//j

0,58 0,58 0,65 0,64 0,64


s:

3. Pengeluaran 100,67 107,94 112,94 117,45 118,69


tp

Konsumsi
Pemerintah 6,09 6,04 5,76 5,53 5,68
ht

412,30 449,34 495,83 535,72 493,96


4. Pembentukan Modal
Tetap Bruto 24,94 25,13 25,29 25,22 23,66

67,70 67,74 72,02 73,29 27,71


5. Perubahan Inventori
4,10 3,79 3,67 3,45 1,33

6. Ekspor Barang dan 608,59 732,23 859,97 943,71 915,06


Jasa 36,81 40,95 43,86 44,43 43,82

7. Impor Barang dan 621,11 748,95 871,16 947,52 859,66


Jasa 37,57 41,88 44,43 44,61 41,17

Produk Domestik 1.653,24 1.788,12 1.960,63 2.124,04 2.088,04


Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


4848
Secara keseluruhan, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga
tumbuh relatif stabil sejak 2016 hingga di kisaran 4 hingga 5 persen. Namun di
tahun 2020 mengalami penurunan menjadi minus 2,89 persen.

Gambar 3.13 Struktur Ekonomi Jawa Barat Menurut Pengeluaran, 2020


(Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Dilihat secara nominal, komponen pengeluaran konsumsi rumah


tangga merupakan kontributor terbesar terhadap perekonomian Jawa Barat.
Selama lima tahun terakhir, kontribusi komponen ini mencapai lebih dari 65
persen dari perekonomian. Bahkan di tahun 2020 peranannya mencapai 66,04
persen. Apabila dilihat berdasarkan sub komponen pengeluaran konsumsi
rumah tangga, dominasi terbesar ada pada pengeluaran makanan dan

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 49


minuman selain restoran dengan proporsi sebesar 38,80 persen dari konsumsi
rumah tangga di tahun 2020. Pengeluaran konsumsi rumah tangga terbesar
kedua adalah pengeluaran untuk transportasi dan angkutan dengan proporsi
sebesar 14,67 persen. Setelahnya, pengeluaran konsumsi perumahan dan
perlengkapan rumah tangga menjadi sub komponen pengeluaran konsumsi
rumah tangga terbesar ketiga dengan proporsi sebesar 7,42 persen. Adapun
kontribusi sub komponen lainnya berkisar antara 3 persen hingga 6 persen.

id
Gambar 3.14 Kontribusi Sub Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah

.
go
Tangga Provinsi Jawa Barat, 2020

.
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


5050
Gambar 3.15 Peranan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Komponen
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Jawa Barat, 2016 – 2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat


ar
ab
//j

Tren peningkatan peranan pengeluaran konsumsi rumah tangga sejak


s:
tp

2016 hingga 2020, ternyata tidak diiringi dengan tren angka pertumbuhannya.
ht

Peranan komponen di di tahun 2016 sebesar 65,06 persen terus meningkat


hingga mencapai 66,04 persen di tahun 2020. Namun, pertumbuhan
komponen ini mengalami penurunan cukup dalam di tahun 2020. Dari angka
pertumbuhan 5,31 persen pada tahun 2016, turun menjadi negatif 2,89 persen
pada tahun 2020.
Dilihat menurut sub komponennya, terlihat bahwa penurunan angka
pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga di tahun 2020
sebagai dampak penurunan enam sub komponen yang cukup dalam.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 51


Gambar 3.16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Komponen Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga Jawa Barat Menurut Sub Komponen,
2019 – 2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Tidak hanya dari sisi konsumsi, perekonomian Jawa Barat juga


ditopang oleh adanya investasi wilayah. Baik penanaman modal dari dalam
negeri maupun asing. Perekonomian Jawa Barat dilihat dari sisi investasi
tercermin dalam dua komponen, yaitu komponen Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB) dan komponen Perubahan Inventori.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


5252
Gambar 3.17 Peranan dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto Jawa Barat, 2016 – 2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat


ab
//j

Investasi yang sudah berjalan dengan baik diharapkan menjadi salah


s:
tp

satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Pertumbuhan


ht

ekonomi yang baik tidak hanya bergantung pada besarnya konsumsi, tetapi
juga pada kemampuan investasi dan produksi. Meskipun demikian, investasi
mengalami kondisi yang cukup berat sejak tahun 2018. Perang dagang antara
Tiongkok dan Amerika Serikat menjadikan iklim investasi kurang mendukung
terutama di negara-negara berkembang. Kondisi ini ditambah dengan suku
bunga acuan The Fed yang naik hingga 4 kali yang menjadikan pasar modal
Amerika Serikat goyah. Kondisi perekonomian dunia yang terkontraksi di tahun
2020 turut mendukung beratnya iklim investasi yang terjadi. Selain itu,
penurunan ekonomi yang terjadi di Tiongkok berdampak pada penurunan
harga komoditas dan berpengaruh langsung pada investasi di Jawa Barat
mengingat posisi Tiongkok sebagai mitra dagang utama Jawa Barat.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 53


PMTB sebagai komponen utama penopang investasi di Jawa Barat
berkontribusi sebesar 23,66 persen terhadap total perekonomian Jawa Barat
tahun 2020. Dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan adanya
penurunan kontribusi dalam perekonomian. Komponen Pembentukan Modal
Tetap Bruto (PMTB) terdiri dari sub komponen bangunan dan non bangunan
(mesin dan perlengkapan; kendaraan; peralatan lainnya; CBR dan produk
kekayaan intelektual).

id
Gambar 3.18 Laju Pertumbuhan Ekonomi Komponen Pembentukan Modal

.
go
Tetap Bruto Jawa Barat Menurut Sub Komponen, 2019 – 2020 (Persen)

.
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Pertumbuhan PMTB bangunan di Jawa Barat di tahun 2020 mengalami


penurunan. Angka pertumbuhan PMTB bangunan minus 5,97 persen, setelah
tahun sebelumnya masih mampu tumbuh positif. Penghentian beberapa

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


5454
proyek infrastruktur sebagai dampak pandemic Covid-19 memberikan imbas
bagi turunnya angka pertumbuhan PMTB bangunan.
Demikian halnya pada PMTB non bangunan, pandemi Covid-19
semakin memperdalam kontraksi ekonomi PMTB non bangunan. Setelah
tahun 2019 tumbuh negatif 2,94 persen, pada tahun 2020 pertumbuhan PMTB
non bangunan minus 17,33 persen, jauh lebih dalam dibandingkan tahun
sebelumnya.

id
Gambar 3.19 Kontribusi Sub Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto

.
go
Jawa Barat, 2020

.
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Kontribusi PMTB bangunan di tahun 2020 mencapai 79,54 persen.,


dibandingkan tahun sebelumnya cenderung mengalami penurunan. Disisi
lain, PMTB non bangunan kontribusinya cenderung terus meningkat, hingga
sebesar 20,46 persen di tahun 2020. Peningkatan maupun penurunan

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 55


pertumbuhan PMTB dipengaruhi oleh pengaruh perekonomian global,
dimana kepastian ekonomi global mempengaruhi investor untuk berinvestasi
di Jawa Barat. Sebagai provinsi dengan sistem perekonomian terbuka, maka
perekonomian Jawa Barat tidak terlepas dari keterkaitan perdagangan antar
wilayah di Indonesia maupun internasional yaitu ekspor dan impor.

Gambar 3.20 Pertumbuhan Ekspor dan Impor Barang/Jasa Jawa Barat,


2016 - 2020 (%)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Di tahun 2017, kinerja ekspor barang dan jasa serta impor barang dan
jasa Jawa Barat melonjak tinggi. Kinerja ekspor barang dan jasa dari 2,93 persen
di tahun 2016 naik menjadi 13,40 persen di tahun 2017. Demikian halnya
dengan kinerja impor barang dan jasa, dari pertumbuhan 0,05 persen di tahun
2016 menjadi 12,22 persen di tahun 2017.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


5656
Sejak tahun 2017, kinerja ekspor maupun impor barang dan jasa terus
mengalami perlambatan, hingga akhirnya berkontraksi di tahun 2020.
Pertumbuhan ekspor barang dan jasa di tahun 2020 mencapai minus 6,55
persen, setelah sempat mencapai pertumbuhan dua digit di tahun 2017 dan
2018. Demikian pula dengan pertumbuhan impor barang dan jasa yang
terkontraksi lebih dalam, dengan angka pertumbuhan minus 17,07 persen di
tahun 2020.

id
3.4 PDRB Per Kapita

.
go
PDRB per kapita atau yang biasa disebut dengan pendapatan per

.
kapita merupakan pendapatan rata-rata penduduk yang didapat dari hasil bagi
ps
antara PDRB dengan jumlah penduduk di suatu wilayah pada tahun tertentu.
.b
ar

Pendapatan per kapita digunakan sebagai indikator makro untuk melihat


ab

kemakmuran suatu wilayah. Semakin tinggi pendapatan per kapita di suatu


//j

wilayah, maka wilayah tersebut semakin makmur.


s:

Bank Dunia mengkategorikan perekonomian suatu negara


tp
ht

berdasarkan tingkat pendapatan per kapitanya. Berdasarkan kategori tersebut,


suatu negara dikatakan sebagai negara maju apabila pendapatan per
kapitanya sebesar lebih dari US$ 11.906. Selanjutnya, suatu negara dikatakan
negara dengan pendapatan menengah atas jika memiliki pendapatan per
kapita antara US$ 3.856 hingga US$ 11.905 dan dikatakan negara dengan
pendapatan menengah bawah jika memiliki pendapatan per kapita US$ 976
hingga US$ 3.855. Pendapatan selain kategori tersebut dimasukkan sebagai
negara dengan pendapatan rendah. Pada tahun 2019, pendapatan per kapita
Jawa Barat mencapai US$ 3.099,92. Dari data tersebut, maka Jawa Barat masih
berada dalam kategori wilayah dengan pendapatan menengah bawah.
Pada tahun 2020, PDRB per kapita riil Jawa Barat mencapai Rp 29,14
juta dan PDRB per kapita nominal Jawa Barat mencapai Rp 41,81 juta. Angka

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 57


PDRB per kapita di tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya. Adanya pandemi Covid-19 yang berimbas pada
merosotnya ekonomi Jawa Barat, maka semakin banyak upaya yang perlu
dilakukan untuk memulihkan daya beli serta keluar dari wilayah dengan
kategori pendapatan menengah dan menghindari jebakan middle income
trap sebelum tahun 2045.

Tabel 3.5 Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Jawa Barat,

id
2016 - 2020

.
go
Tahun
Uraian
.
ps
2016 2017 2018 2019 2020
.b

1. PDRB per Kapita ADHB


ar

34,89 37,22 40,27 43,07 41,81


(Juta Rupiah)
ab
//j

2. PDRB per Kapita ADHB


s:

2.622,14 2.747,5 2.781,10 3.098,30 2.964,50


(US $)
tp
ht

3. PDRB per Kapita ADHK


26,92 27,97 29,16 30,25 29,14
2010 (Juta Rupiah)

4. Pertumbuhan PDRB
4,17 3,89 4,26 3,72 -3,65
per Kapita ADHK (%)

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Pertumbuhan PDRB per kapita di tahun 2020 turun dibandingkan


dengan 2019. Hal ini semakin menambah tantangan bagi Jawa Barat.
Tantangan terbesar adalah bagaimana hasil pembangunan yang tercermin
dari PDRB ini bisa dirasakan atau dimanfaatkan oleh seluruh lapisan
masyarakat di Jawa Barat secara merata.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


5858
3.5 Pertumbuhan Ekonomi Spasial
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang terjadi tidak lepas dari
pertumbuhan ekonomi setiap wilayah. Di tahun 2020, terkontraksinya
pertumbuhan ekonomi ditopang oleh menurunnya perekonomian wilayah-
wilayah di Jawa Barat, terutama yang memiliki peranan besar terhadap
perekonomian. Wilayah penopang ekonomi Jawa Barat tahun 2020
diantaranya adalah Kabupaten Bekasi (14,98 persen), Kota Bandung (13,37
persen), Kabupaten Bogor (11,13 persen), Kabupaten Karawang (10,61 persen),

id
dan Kabupaten Bandung (5,80 persen).

.
. go
Gambar 3.21 Peta Sebaran Peranan PDRB Kabupaten/Kota terhadap PDRB
ps
Jawa Barat, 2020
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 59


Kelima kabupaten/kota penopang utama ekonomi Jawa Barat di tahun
2020 mengalami kontraksi ekonomi. Tiga kabupaten/kota pertumbuhan
ekonomi terkontraksi lebih dalam dibandingkan rata-rata pertumbuhan
ekonomi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, dan Kota
Bekasi. Kabupaten Karawang pertumbuhan ekonominya paling rendah, yaitu
sebesar minus 3,59 persen. Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi masing-masing
tumbuh minus 3,30 persen dan minus 2,55 persen di tahun 2020. Adapun 24
kabupaten/kota lainnya angka pertumbuhan ekonomi tahun 2020 di atas rata-

id
rata Jawa Barat. Bahkan tiga kabupaten masih mampu tumbuh positif di tahun

.
go
2020, yaitu Kota Banjar, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan.

.
ps
.b

Gambar 3.22 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota dan Jawa Barat,


ar

2020 (%)
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


6060
Gambar 3.23 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten/Kota di Jawa Barat, 2020

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Dilihat dari angka nominal PDRB, Kabupaten Bekasi masih menjadi


wilayah dengan nilai PDRB terbesar di Jawa Barat. Walaupun nilai PDRB ADHB
tahun 2020 lebih rendah dibandingkan 2019, dimana pada tahun 2019 PDRB
ADHB Kabupaten Bekasi mencapai Rp326,28 triliun dan tahun 2020 turun
menjadi Rp317,94 triliun. Kemudian diikuti oleh Kota Bandung, Kabupaten
Bogor, dan Kabupaten Karawang, dengan capaian PDRB ADHB tahun 2020
masing-masing mencapai Rp283,62 triliun, Rp236,15 triliun, dan Rp225,06
triliun. Adapun capaian PDRB terendah adalah Kota Banjar, dimana pada tahun
2019 hanya mencapai Rp4,46 triliun.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 61


Gambar 3.24 Peta Sebaran PDRB ADHB Kabupaten/Kota per Kapita, 2020

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Tingkat kemakmuran masyarakat diantaranya ditunjukan dengan


indikator PDRB per kapita. Walaupun angka ini tidak secara riil menunjukkan
nilai pendapatan yang dinikmati oleh masing-masing penduduk, namun
seringkali digunakan sebagai pendekatan karena keterbatasan data. Pada
tahun 2020, PDRB per kapita tertinggi adalah Kota Bandung, yang mencapai
Rp112,99 juta. Diikuti oleh Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota
Cirebon, dan Kabupaten Purwakarta.
Untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan
ekonomi daerah digunakan analisis Klassen Typology (Sjafrizal, 1997). Sjafrizal

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


6262
mengemukakan analisis ini digunakan untuk membedakan suatu daerah
menjadi empat klasifikasi yaitu :
1. daerah maju dan tumbuh cepat (rapid growth region) apabila
kabupaten/kota memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat
pendapatan per kapita lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi;
2. daerah maju tapi tertekan (retarded region) apabila laju pertumbuhan
ekonomi kabupaten/kota lebih kecil dari pada laju pertumbuhan ekonomi

id
provinsi akan tetapi pendapatan per kapita kabupaten/kota lebih besar dari

.
go
pendapatan per kapita provinsi;

.
3. daerah berkembang cepat (growing region) yaitu daerah yang berkembang
ps
dengan cepat apabila laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota lebih
.b
ar

besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi provinsi akan


ab

tetapi pendapatan per kapita kabupaten/kota lebih rendah dari


//j

pendapatan per kapita provinsi;


s:

4. daerah relatif tertinggal (relatively backward region) apabila kabupaten/


tp
ht

kota memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita


lebih rendah dari tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per
kapita provinsi.
Gambar 3.26 menunjukkan perbandingan laju pertumbuhan ekonomi
kabupaten/kota dan PDRB per kapita kabupaten/kota dengan laju
pertumbuhan dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat tahun 2020. Dalam hal
ini menggunakan total PDRB termasuk Migas.
Kabupaten/ kota yang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi dan
PDRB per kapita lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per
kapita Provinsi Jawa Barat terletak pada kuadran I, yaitu Kota Bandung, Kota
Cirebon, Kabupaten Purwakarta, dan Kota Cimahi. Hal ini menunjukkan bahwa
Kota Bandung, Kota Cirebon, Kabupaten Purwakarta, dan Kota Cimahi adalah

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 63


daerah maju dan tumbuh cepat (rapid growth region), karena merupakan kota
yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan per kapita
lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
per kapita provinsi.

Gambar 3.25 LPE dan PDRB per Kapita Kabupaten/Kota Dibandingkan LPE
dan PDRB per Kapita Tanpa Migas Provinsi Jawa Barat, 2020

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Pada kuadran II, adalah kabupaten/kota di Jawa Barat yang memiliki


laju pertumbuhan ekonomi lebih rendah dengan PDRB per kapita lebih tinggi
dari laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat. Yang
termasuk pada kuadran II adalah Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi.
Maka Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi termasuk kategori daerah

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


6464
maju tapi tertekan (retarded region) karena laju pertumbuhan ekonominya
lebih kecil dari pada laju pertumbuhan ekonomi provinsi akan tetapi
pendapatan per kapitanya lebih besar dari pendapatan per kapita provinsi.
Adapun kabupaten/kota di Jawa Barat yang memiliki laju
pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih rendah dari laju
pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat ada pada
kuadran III. Di tahun 2020 terdapat Kabupaten Cianjur, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kota

id
Banjar, Kabupaten Subang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Ciamis,

.
go
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sukabumi, Kota Depok, Kabupaten

.
Pangandaran, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, Kota Tasikmalaya,
ps
Kota Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Indramayu, dan Kota Bogor
.b
ar

pada kuadran III. Dengan demikian keduapuluh kabupaten/kota ini pada tahun
ab

2020 merupakan daerah berkembang cepat (growing region) yaitu daerah


//j

yang berkembang dengan cepat karena laju pertumbuhan ekonomi kota lebih
s:

besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi provinsi akan tetapi


tp
ht

pendapatan per kapita kabupaten/kota lebih rendah dari pendapatan per


kapita provinsi.
Pada kuadran IV, adalah kabupaten/kota yang memiliki laju
pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jawa Barat, namun PDRB per kapitanya lebih rendah. Di tahun 2020, Kota
Bekasi terdapat pada kuadran IV, dimana termasuk daerah relatif tertinggal
(relatively backward region), yaitu kabupaten/ kota memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih rendah dari tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi. Pandemi Covid-
19 berdampak besar pada lebih rendahnya angka pertumbuhan dan
pendapatan per kapita di Kota Bekasi.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 65


. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


6666
ht
tp
s:
//j
aba
r.b
ps
.g
o.id
 

ht
tp
s:
//j
ab
ar
.b
ps
.go
.id
IV Inflasi dan Daya Beli Masyarakat

4.1 Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran


Inflasi menjadi tolok ukur pencapaian pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan dan berkelanjutan. Inflasi dapat berdampak positif
maupun negatif terhadap perekonomian tergantung pada tinggi-rendahnya
inflasi. Inflasi yang ringan berdampak positif apabila dapat mendorong
perekonomian menjadi lebih baik yang ditandai dengan meningkatnya
pendapatan daerah yang berimbas pada meningkatnya investasi dan

id
tabungan oleh masyarakat. Sebaliknya, inflasi yang tidak terkendali sehingga

.
go
menyebabkan hiperinflasi tentu berdampak negatif. Inflasi seperti ini akan

.
menimbulkan peningkatan harga yang cepat, penurunan daya beli
ps
masyarakat, berkurangnya investasi serta memperlambat pertumbuhan
.b
ar

ekonomi.
ab

Pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2020 memberikan dampak pada


//j

rendahnya inflasi Jawa Barat. Selama tahun 2020, BPS mencatat laju inflasi
s:

Jawa Barat sebesar 2,18 persen. Angka ini mengalami penurunan


tp
ht

dibandingkan laju inflasi tahun 2019 yang mencapai 3,21 persen. Laju inflasi
pada tahun 2020 berada dalam titik terendah dalam kurun waktu lima tahun
terakhir. Pandemi Covid-19 berdampak pada rendahnya perubahan tingkat
harga-harga umum secara terus menerus sepanjang tahun 2020.
Penghitungan inflasi yang didasarkan pada pengukuran Indeks Harga
Konsumen (IHK) tahun 2020 menggunakan tahun dasar 2018. Pemantauan IHK
di Jawa Barat mencakup tujuh kota IHK, yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota
Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Tasikmalaya.
Selama tahun 2020, inflasi bulanan (month to month) berada di bawah
satu persen. Inflasi tertinggi terjadi di Bulan Desember 2020 dengan nilai inflasi
sebesar 0,52 persen. Dari 11 (sebelas) kelompok pengeluaran, sebanyak enam
kelompok mengalami inflasi pada Desember 2020. Kelompok pengeluaran

69
TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 69
yang mengalami kenaikan harga yaitu Kelompok Makanan, Minuman dan
Tembakau sebesar 1,82 persen; Kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,03
persen; Kelompok Kesehatan sebesar 0,03 persen; Kelompok Transportasi
sebesar 0,09 persen; Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya sebesar 0,04
persen; dan Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/ Restoran sebesar
0,83 persen.

Gambar 4.1 Laju Inflasi Bulanan di Jawa Barat, 2019 - 2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Terdapat dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi di Desember


2020, yaitu Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin
Rumah Tangga sebesar 0,02 persen; dan Kelompok Perawatan Pribadi dan
Jasa Lainnya sebesar 0,30 persen. Adapun sisanya, Kelompok Perumahan, Air,

70
70 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020
Listrik, dan Bahan Bakar Rumah; Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa
Keuangan; dan Kelompok Pendidikan tidak mengalami perubahan indeks
harga.
Jika diperhatikan lebih lanjut, gambar 4.1 menunjukkan ada perbedaan
pola kenaikan harga antarbulan pada 2019 dan 2020. Perbedaan kenaikan
maupun penurunan harga antarbulan disebabkan oleh perubahan permintaan
maupun penyediaan komoditas. Selain bergesernya Hari Raya Idul Fitri, adanya
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Barat dan dilanjutkan dengan

id
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Mikro, memberikan pengaruh besar

.
go
terhadap perubahan harga komoditas.

.
Inflasi 2020 tercatat rendah sejalan permintaan domestik yang lemah
ps
dan pasokan yang terjaga. Inflasi melambat juga dipengaruhi pembatasan
.b
ar

mobilitas dan permintaan yang menurun. Namun demikian, inflasi gabungan


ab

7 kota di Jawa Barat pada tahun 2020 masih terkendali berada dalam rentang
//j

3% ± 1%. Dibanding pencapaian inflasi nasional tahun 2020 yang sebesar 1,78
s:

persen (y o y), capaian inflasi Jawa Barat pada tahun 2020 tercatat lebih baik
tp
ht

seiring perekonomian yang bergerak membaik, meskipun masih terbatas.


Berdasarkan COICOP (Classification of Individual Consumption by
Purpose) inflasi yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia
dikelompokkan ke dalam 7 (tujuh) kelompok. Kelompok pengeluaran IHK
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Bahan Makanan
2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
4. Kelompok Sandang
5. Kelompok Kesehatan
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
7. Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 71


Pada tahun 2020, inflasi tertinggi terjadi pada Kelompok Pengeluaran
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, yaitu sebesar 6,10 persen. Tingginya
inflasi kelompok pengeluaran ini didorong oleh terus meningkatnya harga
emas perhiasan selama tahun 2020, yang mengikuti rata-rata harga emas
internasional. Peningkatan cukup signifikan harga emas yang menekan inflasi
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya disebabkan oleh preferensi
masyarakat dan investor untuk menyimpan uangnya dalam bentuk safe haven

id
commodity di saat ketidakpastian kondisi ekonomi akibat pandemi Covid-19.

.
. go
Tabel 4.1 Laju Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran di Jawa Barat, 2020
ps
(Persen)
.b
ar

Kelompok Pengeluaran Laju Inflasi (%)


ab

Umum 2,18
//j

Makanan, Minuman dan Tembakau 3,76


s:
tp

Pakaian dan Alas Kaki 1,41


ht

Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga 0,69


Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah
0,73
Tangga
Kesehatan 4,43
Transportasi 0,93
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,27
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1,46
Pendidikan 2,02
Penyediaan Makanan dan Minuman/ Restoran 3,70
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 6,10
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

72
72 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020
Lebih lanjut, tekanan inflasi pada kelompok kesehatan berkaitan
dengan prilaku masyarakat untuk menjaga stamina tubuh dan kesehatan agar
terhindar dari penularan Covid-19. Inflasi kelompok pengeluaran Kesehatan
gabungan tujuh kota IHK di Jawa Barat pada tahun 2020 juga cukup tinggi,
yaitu mencapai 4,43 persen. Kenaikan harga pada kelompok ini didorong oleh
subkelompok Obat-obatan dan Produk Kesehatan, terutama obat dengan
resep sebagai dampak dari tingginya permintaan dari masyarakat untuk
menjaga kesehatannya khususnya produk dan layanan kesehatan seperti tarif

id
dokter spesialis, tarif dokter umum, tarif rumah sakit, tarif dokter gigi, dan obat-

.
go
obatan untuk meningkatkan imun tubuh selama pandemi Covid-19. Kebijakan

.
pemerintah untuk mendorong penerapan protokol kesehatan turut andil
ps
terhadap lonjakan harga produk kesehatan.
.b
ar
ab

Gambar 4.2 Andil Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran, 2020 (Persen)


//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 73


Lebih jauh, tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan
tembakau dipengaruhi oleh faktor anomali cuaca dan terganggunya pasokan
dan distribusi selama pandemi. Inflasi kelompok pengeluaran Makanan,
Minuman dan Tembakau mencapai sebesar 3,76 persen pada tahun 2020.
Tingginya inflasi kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau
memberikan pengaruh pada inflasi Umum, mengingat andil dari kelompok ini
paling besar, yaitu sebesar 0,90 persen. Sumbangan inflasi kelompok

id
Makanan, Minuman, dan Tembakau disebabkan oleh kenaikan harga

.
go
komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai merah. Kenaikan harga

.
daging ayam ras dan telur ayam ras didorong oleh berkurangnya pasokan di
ps
pasaran, sebagai dampak lanjutan dari pemberlakuan kebijakan pengendalian
.b
ar

suplai melalui pengurangan DOC final stock (FS) oleh pemerintah melalui
ab

pengurangan jumlah setting dan cutting telur HE fertil umur 19 hari (Kantor
//j

Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat dan Banten, 2021). Sementara kenaikan
s:

cabai merah disebabkan oleh faktor musim hujan yang menyebabkan


tp
ht

terdapatnya gagal panen dan serangan hama. Subkelompok lainnya yang


memberikan tekanan inflasi yaitu subkelompok tembakau sejalan dengan
kebijakan pemerintah meningkatkan tarif cukai rokok rata-rata sebesar 23%
dan merupakan kenaikan tertinggi sejak tahun 2009 yang telah mengalami 9
kali kenaikan cukai rokok

4.2 Variasi Inflasi 7 Kota di Jawa Barat


Inflasi Jawa Barat dipantau melalui 7 (tujuh) kota IHK, yaitu Kota Bogor,
Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, dan
Kota Tasikmalaya. Pada tahun 2020, terdapat enam kota dengan capaian inflasi

74
74 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020
lebih rendah dari gabungan 7 kota di Jawa Barat dan Kota Bekasi capaian inflasi
lebih tinggi dari inflasi gabungan 7 kota di Jawa Barat.

Gambar 4.3 Laju Inflasi Tujuh Kota di Jawa Barat, 2020 (Persen)

.id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Dibandingkan inflasi Jawa Barat, inflasi Kota Bekasi tercatat lebih tinggi.
Inflasi yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan oleh peningkatan harga
komoditas cabai merah, telur ayam ras, pisang, daging ayam ras, dan angkutan
antar kota. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat ketergantungan
terhadap daerah lain khususnya pasokan bahan makanan mengingat
karakteristik daerah sebagai wilayah konsumen. Di sisi lain, tingginya tingkat
mobilitas masyarakat di Kota Bekasi menjadi salah satu faktor pendorong inflasi
komoditas angkutan antar kota. Meskipun sempat terjadi penurunan aktivitas

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 75


masyarakat seiring penerapan PSBB dalam rangka pencegahan penyebaran
Covid-19, namun aktivitas masyarakat mulai mengalami peningkatan sejak
pertengahan tahun seiring upaya pemulihan ekonomi.
Secara umum, strategi pengendalian inflasi dapat dirumuskan dengan
strategi 4K, yaitu menciptakan Keterjangkauan Harga, menjamin Ketersediaan
Pasokan, memastikan Kelancaran Distribusi, dan melakukan Komunikasi Efektif
untuk menjaga ekspektasi inflasi masyarakat. Dalam pelaksanaannya,
sinergitas dan kolaborasi antara instansi/lembaga terkait baik di tingkat

id
provinsi maupun tingkat kabupaten/kota di Jawa Barat dalam Tim

.
go
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menjadi concern utama dalam melakukan

.
upaya pengendalian inflasi sekaligus dalam rangka mendukung pemulihan
ps
ekonomi (Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat dan Banten, 2021).
.b
ar
ab

4.3 Inflasi, Daya Beli, dan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat


//j

Inflasi menjadi salah satu gejala ekonomi yang menjadi perhatian


s:

berbagai pihak. Selain menjadi perhatian masyarakat umum, inflasi juga


tp
ht

menjadi perhatian dunia usaha, bank sentral dan pemerintah. Inflasi


berpengaruh pada kesejahteraan hidup masyarakat umum. Selain itu, inflasi
menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan dalam pengambilan keputusan di
dunia usaha. Inflasi juga menjadi fokus pemerintah dalam merumuskan serta
melaksanakan kebijakan ekonomi. Mengingat besarnya dampak inflasi, maka
pemerintah bersama dengan bank sentral selaku otoritas moneter resmi
negara selalu berusaha untuk mengendalikan laju inflasi agar tetap rendah dan
stabil.
Hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi sangat erat,
dimana inflasi yang terlalu rendah hingga terjadi deflasi, akan menekan
pertumbuhan ekonomi. Begitu juga sebaliknya bila inflasi terlalu tinggi, terjadi
penurunan daya beli masyarakat yang berdampak pada ketidakstabilan

76
76 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020
ekonomi. Eratnya hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi ini,
menjadi sebab pemerintah untuk lebih fokus terhadap konsumsi rumah
tangga dibandingkan fokus mengandalkan investasi yang bisa memperbanyak
ekspor-impor.
Menaikkan daya beli masyarakat bukan hal yang mudah. Pemerintah
perlu menahan harga barang dan jasa yang bisa dikendalikan (administered
price) seperti harga bahan bakar minyak (BBM), gas elpiji, maupun tarif dasar
listrik. Dengan terjaganya harga barang-barang tersebut, masyarakat sebagai

id
konsumen tidak terlalu terbebani pengeluarannya meski pendapatannya tidak

.
go
ada kenaikan signifikan.

.
Sama halnya dengan nasional, Jawa Barat disebut banyak pihak mulai
ps
memasuki era inflasi yang rendah dan stabil. Dalam waktu tiga tahun terakhir,
.b
ar

inflasi Jawa Barat secara tahunan mulai bergerak turun menjauhi angka 7,6
ab

persen yang pernah dicapai tahun 2014. Rendahnya inflasi tersebut antara lain
//j

disebabkan karena subsidi BBM selaku salah satu penyumbang inflasi terbesar
s:

telah dihapus di akhir tahun 2014.


tp
ht

Terjaganya stabilitas ekonomi ini tidak lepas dari upaya pemerintah


dalam mengontrol kenaikan harga khususnya yang berasal dari komoditas
pangan (volatile food) dan harga yang diatur pemerintah (administered price).
Inflasi yang rendah dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat
setidaknya mampu mendorong daya beli atau konsumsi masyarakat.
Namun demikian, di tengan pandemi Covid-19 yang masih melanda
Indonesia termasuk Jawa Barat, perlu upaya lebih keras untuk menahan inflasi
dan menggerakan pemulihan ekonomi. Fokus pada meningkatkan kesehatan
masyarakat dengan vaksinasi Covid-19, harapannya aktivitas ekonomi akan
kembali bergeliat dan tumbuh. Ekonomi mulai pulih, inflasi terjaga, dengan
sendirinya daya beli masyarakat dapat mulai meningkat.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 77


. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

78
78 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020
ht
tp
s:
//j
aba
r.b
ps
.g
o.id
 

ht
tp
s:
//j
ab
ar
.b
ps
.go
.id
V Neraca Perdagangan

Transaksi perdagangan luar negeri terjadi karena tidak semua negara


dapat memenuhi kebutuhannya terhadap barang dan jasa. Setiap negara
memiliki potensi sumberdaya yang unik dan berbeda-beda, sehingga
diperlukan aktivitas pertukaran barang dan jasa. Globalisasi memicu aktivitas
perdagangan seolah tanpa sekat dengan adanya kerjasama perdagangan
bilateral dan multilateral.
Perdagangan luar negeri terdiri dari ekspor dan impor barang dan jasa.

id
Ekspor barang adalah seluruh barang yang dibawa keluar dari wilayah suatu

.
go
negara, baik bersifat komersial maupun bukan komersial. Non komersil bisa

.
berupa barang hibah, sumbangan atau hadiah. Ekspor dapat berupa barang
ps
yang akan diolah di luar negeri dan hasilnya dimasukkan kembali ke negara
.b
ar

tersebut. Sementara impor barang adalah kegiatan memasukkan barang ke


ab

dalam wilayah suatu negara, baik bersifat komersial maupun bukan komersial
//j

serta barang yang akan diolah di dalam negeri yang hasilnya dijual atau dibawa
s:

keluar lagi dari negara tersebut.


tp
ht

Negara pelaku transaksi perdagangan dapat dibagi menjadi negara


asal dan negara tujuan. Negara dimana barang-barang tersebut diproduksi,
setelah diverifikasi oleh Kantor Bea Cukai, sesuai dengan peraturan yang
berlaku disebut negara asal dan negara tujuan adalah negara yang pada saat
pengiriman diketahui sebagai negara terakhir dimana barang tersebut akan
terkirim.

Transaksi ekspor-impor barang antar negara dicatat di dalam neraca


perdagangan. Penilaian Ekspor mengacu pada nilai Free on Board (FOB). Nilai
FOB pada dasarnya adalah nilai barang ekspor setelah dimuatkan ke atas kapal
di pelabuhan ekspor (Ocean Steamer) yang pada umumnya meliputi :

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 81


a. Biaya pembuatan barang (biaya produksi) ditambah biaya pemeliharaan
selama di dalam kekuasaan penjual.
b. Keuntungan penjual
c. Ongkos pengepakan yaitu bahan embalage, upah, ongkos membuat merek
pada pengepakan
d. Ongkos bongkar barang dari kendaraan pengangkut ke dermaga di sisi
kapal
e. Biaya keluar barang seperti bea ekspor, bea administrasi dan lain-lain

id
f. Ongkos muat barang dari dermaga ke atas kapal (tallying cost)

.
go
g. Biaya adminsitrasi shipping document/shipping order

.
h. Ongkos angkut dari pelabuhan muat sampai ke pelabuhan tujuan
ps
i. Ongkos bongkar barang dari atas kapal turun ke pelabuhan tujuan
.b
ar

(destination port)
ab

j. Premi asuransi
//j
s:

Adapun Impor mengacu pada nilai Cost Insurance and Freight (CIF). Baik FOB
tp
ht

maupun CIF, keduanya dinyatakan dalam Dollar Amerika (US$). Dalam


pembahasan publikasi ini, ekspor dan impor yang dianalisis adalah ekspor dan
impor luar negeri.
Perlambatan ekonomi global telah terjadi sepanjang tahun 2019
diantaranya disebabkan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok
sejak Januari 2018, hal ini berimplikasi terhadap mitra dagang kedua negara.
Selain itu pada akhir tahun 2019 perekonomian negara Tiongkok sebagai
raksasa ekonomi dunia mulai goyah diguncang pandemi Covid-19. Hal ini
berlanjut ketika memasuki tahun 2020 pandemi Covid_19 kian merebak
sehingga penurunan ekonomi global tidak terhindarkan dan lebih jauh pada
pertengahan tahun beberapa negara mengalami resesi ekonomi.

82 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


5.1 Perkembangan Ekspor
Pandemi Covid-19 berdampak terhadap penurunan permintaan
ekspor dari mitra dagang Jawa Barat. Pengetatan anggaran belanja untuk
penanggulangan pandemi dengan sendirinya melemahkan aktivitas
perdagangan internasional. Tercatat ekspor Jawa Barat tahun 2020 mengalami
kontraksi sebesar 11,18 persen dibanding tahun 2019, dari US$ 29,94 miliar
menjadi US$ 26,59 miliar. Tren penurunan ini telah terjadi pada tahun 2019
dengan kontraksi sebesar 1,42 persen setelah pada tahun 2018 berkinerja

id
positif sebesar 3,98 persen.

.
. go
Gambar 5.1 Pertumbuhan Nilai Ekspor Jawa Barat, 2018- 2020 (Persen)
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Apabila dicermati dari jenis komoditasnya maka penurunan kinerja


pada tahun 2020 disebabkan oleh ekspor Non Migas yang terkontraksi 11,18
persen dari US$ 29,71 miliar menjadi US$ 26,39 miliar, dan ekspor Migas
terkontraksi 11,21 persen dari US$ 0,23 miliar menjadi US$ 0,20 miliar. Kinerja

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 83


83
positif sebesar 2,61 persen terjadi pada tahun 2018 tetapi tidak dapat
dipertahankan pada dua periode berikutnya (2019-2020), masing-masing
terkontraksi sebesar 5,69 persen dan 11,21 persen. Pola yang sama terjadi pada
ekspor Non Migas dengan pertumbuhan positif pada tahun 2018 sebesar 3,99
persen, kemudian berangsur-angsur terkontraksi 1,38 persen dan 11,18 persen
pada tahun 2019-2020.
Sepanjang tahun 2020, nilai ekspor Non Migas mencapai nilai terendah
pada bulan Mei, senilai US$ 1,49 miliar. Ekspor tertinggi terjadi pada bulan

id
Desember 2020 dengan nilai US$ 2,65 miliar, bersamaan dengan

.
go
menggeliatnya ekonomi global terimbas pandemi. Pada sektor Migas, nilai

.
ekspor Migas terendah sebesar US$ 8,28 juta terjadi pada bulan April,
ps
sedangkan tertinggi pada bulan Juni 2020 senilai US$ 25,63 juta.
.b
ar

Pola yang relatif sama terjadi antara ekspor Non Migas dan Migas,
ab

dimana nilai ekspor terendah pada kurun April-Mei saat terjadi Pembatasan
//j

Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga berpengaruh terhadap pengurangan


s:

aktivitas produksi, selain itu permintaan global yang menurun terdampak


tp
ht

pandemi.
Klasifikasi ekspor menurut 10 komoditas utama dengan kontribusi
terbesar pada tahun 2020 hampir seluruhnya terkontraksi. Komoditas
Kendaraan dan Bagiannya dengan peranan terbesar (12,74 Persen) terkontraksi
cukup dalam 27,57 persen, sedangkan Plastik dan barang dari Plastik (2,69
persen) terkontraksi 8,50 persen. Komoditas Alas Kaki (6,14 persen)
mencatatkan kinerja positif cukup signifikan sebesar 25,96 persen, komoditas
Kertas Karton (3,60 persen) meski tumbuh positif tapi tidak cukup signifikan.

84 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Gambar 5.2 Perkembangan Ekspor Jawa Barat
Januari – Desember 2020 (Juta US$)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

5.2 Ekspor Menurut Negara Tujuan


Sepanjang tahun 2020 tercatat sebanyak 13 negara tujuan ekspor
utama Jawa Barat dengan kontribusi sebesar 71,44 persen dari total ekspor.
Angka ini menurun tipis jika dibandingkan pada tahun 2019 yang sebesar 71,56

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 85


85
persen. Negara tujuan utama berdasarkan pangsa terbesar ekspor Non Migas
Jawa Barat tahun 2020 memiliki tren yang sama seperti du periode sebelumnya
(2018-2019), yaitu Amerika Serikat (18,48 persen senilai US$ 4,88 miliar; Jepang
(10,45 persen) senilai US$ 2,76 persen dan Thailand (6,69 persen) senilai US$
1,77 miliar. Secara total ketiganya berkontribusi sebesar 35,62 persen. Jika
dibandingkan dengan tahun 2019 peranan ketiganya mengalami peningkatan
sebesar 0,23 persen.
Total ekspor Non Migas ke 13 negara tujuan mengalami kontraksi 11,32

id
persen. Tercatat negara dengan kontraksi terdalam adalah Singapura (47,43

.
go
persen), menyusul Filipina (32,93 persen) dan Thailand (24,10 persen).

.
Sementara ekspor Non Migas Jawa Barat meski terdampak pandemi masih
ps
memiliki kinerja positif di negara-negara sebagai berikut : Tiongkok (19,49
.b
ar

persen); Taiwan (11,38 persen) dan Korea Selatan (3,34 persen).


ab

Kawasan ASEAN memiliki potensi besar sebagai pangsa komoditas


//j

ekspor Jawa Barat. Kontribusinya pada tahun 2020 sebesar 24,07 persen,
s:

berkurang jika dibandingkan kontribusi tahun 2019 sebesar 28,47 persen.


tp
ht

Negara dengan kontribusi terbesar adalah Thailand (6,69 persen) disusul oleh
Filipina (5,44 persen) dan Vietnam (4,83 persen).
Pandemi Covid-19 berdampak terhadap transaksi perdagangan antar
negara di kawasan ASEAN. Hal ini dapat dicermati dari sisi kinerja ekspor Jawa
Barat ke beberapa negara di kawasan ASEAN. Mayoritas ekspor Jawa Barat di
kawasan ini mengalami kontraksi 2 (dua) digit pada tahun 2020, seperti
Singapura (47,43 persen), Filipina (32,93 persen), Thailand (24,10 persen) dan
Vietnam (18,45 persen).

86 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Tabel 5.1 Nilai dan Perubahan Ekspor Jawa Barat Menurut Negara, 2018-2020
Nilai FOB (Juta US$) Perubahan (%)
Negara (Tujuan)
2018 2019 2020 2019 2020
ASEAN 8.162,74 8.672,86 6.350,45 6,25 -24,92
Thailand 2.327,00 2.327,14 1.765,67 0,01 -24,10
Vietnam 1.264,09 1.564,71 1.274,01 23,78 -18,45
Malaysia 1.350,81 1.230,92 1.005,45 -8,88 -1,47
Singapura 888,03 1.119,66 588,17 26,08 -47,43
Filipina 2.083,64 2.140,48 1.435,64 2,73 -32,93
Asean Lainnya 249,18 289,96 281,51 16,37 -2,84

id
ASIA (selain ASEAN) 10.314,43 9.911,67 9.339,81 -3,90 -5,74

.
go
Jepang 3.111,40 3.013,29 2.756,84 -3,15 -8,54
Tiongkok 1.743,20
.
1.678,80 2.004,05 -3,69 19,49
ps
Korea Selatan 963,03 924,56 955,43 -3,99 3,34
.b

Taiwan 392,59 378,81 421,08 -3,51 11,38


ar

Hongkong 572,26 476,53 449,32 -16,73 -5,77


ab

India 772,52 643,77 551,22 -16,67 -14,17


//j

ASIA (selain 2.759,42 2.795,91 2.201,86 1,32 -21,24


s:

ASEAN) Lainnya
tp

AMERIKA dan 10.378,38 9.809,93 9.225,97 -5,48 -5,97


ht

EROPA
Amerika Serikat 5.030,42 5.172,68 4.877,79 2,83 -5,71
Jerman 970,64 804,26 767,47 -17,14 -4,57
Amerika dan Eropa 4.377,33 3.832,99 3.580,71 -12,44 -6,62
Lainnya
Total 13 Negara 21.469,63 21.475,61 18.852,15 0,03 -11,32
Tujuan
Lainnya 8.893,28 8.451,81 7.536,12 -4,96 -10,82
Total Non Migas 30.362,91 29.927,42 26.388,27 -1,43 -11,18

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 87


87
Tabel 5.2 Peranan Ekspor Jawa Barat Menurut Negara, 2018-2020 (Persen)
Peranan
Negara (Tujuan)
2018 2019 2020
ASEAN 28,98 24,07 24,07
Thailand 7,78 6,69 6,69
Vietnam 5,23 4,83 4,83
Malaysia 4,11 3,81 3,81
Singapura 3,74 2,23 2,23
Filipina 7,15 5,44 5,44

id
Asean Lainnya 0,97 1,07 1,07

.
go
ASIA (selain ASEAN) 33,12 35,39 35,39

.
ps
Jepang 10,07 10,45 10,45
Tiongkok 5,61 7,59 7,59
.b

Korea Selatan 3,09 3,62 3,62


ar

Taiwan 1,27 1,60 1,60


ab

Hongkong 1,59 1,70 1,70


//j

India 2,15 2,09 2,09


s:

ASIA (selain ASEAN) Lainnya 9,34 8,34 8,34


tp

AMERIKA dan EROPA 32,78 34,96 34,96


ht

Amerika Serikat 17,28 18,48 18,48


Jerman 2,69 2,91 2,91
Amerika dan Eropa Lainnya 12,81 13,57 13,57
Total 13 Negara Tujuan 71,76 71,44 71,44
Lainnya 28,24 28,56 28,56
Total Non Migas 100,00 100,00 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

5.3 Ekspor Menurut Sektor


Apabila ditinjau dari kategori lapangan usaha, ekspor Jawa Barat tahun
2020 menunjukkan bahwa hampir semua sektor mengalami kontraksi kecuali
Pertanian. Penurunan kinerja terjadi pada kategori Pertambangan dan lainnya

88 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


terkontraksi cukup dalam yaitu 31,55 persen; produk hasil Industri Pengolahan
terkontraksi 11,41 persen serta Migas turun 11,21 persen. Adapun ekspor
Pertanian mengalami kenaikan signifikan sebesar 49,17 persen.
Struktur ekspor Jawa Barat tahun 2020 didominasi oleh komoditas hasil
Sektor Industri Pengolahan yang mencapai 98,57 persen. Berturut-turut diikuti
Sektor Migas sebesar 0,76 persen; Pertanian sebesar 0,66 persen, serta Sektor
Pertambangan & Lainnya sebesar 0,01 persen.
Volume ekspor total Jawa Barat selama tahun 2020 mencapai 8,26 juta

id
ton meningkat 4,45 persen dibandingkan tahun 2019. Tercatat volume ekspor

.
go
Non Migas sebesar 7,61 juta ton memberikan kontribusi 92,17 persen. Volume

.
ekspor Non Migas meningkat 2,92 persen, sedangkan volume ekspor Migas
ps
meningkat 26,47 persen.
.b
ar

Jawa Barat merupakan wilayah dengan kontribusi ekspor luar negeri


ab

terbesar di tingkat nasional. Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia


//j

terbesar periode Januari – Desember 2020 berasal dari Jawa Barat dengan nilai
s:

US$ 26,59 miliar (16,28 persen), diikuti oleh Jawa Timur sebesar US$ 20,31 miliar
tp
ht

(12,44 persen), dan Riau sebesar US$ 13,77 miliar (8,43 persen). Kontribusi Jawa
Barat pada tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2019
yang mencapai US$29,94 miliar (17,87 persen). Ketiganya memberikan
kontribusi signifikan hingga mencapai 37,15 persen atau lebih dari sepertiga
ekspor nasional.

5.4 Perkembangan Impor


Sepanjang tahun 2020 nilai Impor Non Migas tertinggi terjadi pada
bulan Januari 2020 sebesar US$ 0,88 miliar, pola yang sama terlihat pada tahun
2019. Hal ini menunjukkan bahwa pada awal tahun 2020 aktivitas ekonomi

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 89


89
Jawa Barat belum terdampak pandemi Covid-19. Sementara nilai impor Non
Migas terendah sebesar US$ 0,44 miliar terjadi pada bulan Mei 2020 bertepatan
dengan puncak pandemi sehingga aktivitas produksi menurun.

Gambar 5.3 Pertumbuhan Nilai Impor Jawa Barat, 2018- 2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Sejalan dengan penurunan produksi maka belanja bahan baku dan


barang modal pun berkurang. Sementara itu, impor Migas terendah terjadi
pada April 2020 sebesar US$ 0,02 miliar, sedangkan tertinggi sebesar US$ 0,11
miliar pada Desember 2020.
Tercatat sebanyak 13 negara asal impor utama Jawa Barat pada tahun
2020 dengan kontribusi sebesar 92,94 persen dari total impor. Angka ini
meningkat jika dibandingkan pada tahun 2019 sebesar 92,64 persen.

90 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Gambar 5.4 Perkembangan Impor Jawa Barat Januari – Desember 2020
(Juta US$)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Tercatat sebanyak 13 negara asal impor utama Jawa Barat pada tahun
2020 dengan kontribusi sebesar 92,94 persen dari total impor. Angka ini
meningkat jika dibandingkan pada tahun 2019 sebesar 92,64 persen. Negara

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 91


91
asal utama berdasarkan peranan terbesar impor Non Migas Jawa Barat tahun
2020 adalah Tiongkok (30,67 persen) senilai US$ 2,44 miliar; Korea Selatan
(16,82 persen) senilai US$ 1,34 persen dan Jepang(13,57 persen) senilai US$
1,08 miliar. Secara total ketiganya sangat dominan berkontribusi, yaitu sebesar
61,06 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2019 peranan ketiganya
mengalami penurunan dengan kontribusi 61,97 persen.

Klasifikasi impor menurut penggunaan barang atau Broad Economic


Categories (BEC) menunjukkan bahwa selama tahun 2020 impor Bahan

id
Baku/Penolong dengan peranan terbesar 80,53 persen, mengalami kontraksi

.
go
terdalam diantara klasifikasi lain sebesar 21,92 persen. Impor Barang Modal

.
ps
memiliki peranan sebesar 11,15 persen dan terkontraksi 17,57 persen. Adapun
.b

impor Barang Konsumsi terkontraksi 8,32 persen.


ar
ab

Gambar 5.5 Peranan Impor Menurut Penggunaan Barang Tahun 2018-2020


//j

(Persen)
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

92 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Apabila dicermati selama periode tiga tahun terakhir (2018-2020),
kontribusi impor Bahan Baku terbesar terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar
82,13 persen. Kemudian berangsur menurun hingga tahun 2020, sama
halnya dengan impor Barang Modal mencapai kontribusi terbesar di tahun
2018 sebesar 11,37 persen. Berkebalikan dengan impor Barang Konsumsi
yang mencapai kontribusi terbesar di tahun 2020 sebesar 8,32 persen.
Peranan impor Bahan Baku/Penolong yang sangat tinggi di Jawa Barat
menunjukkan ketergantungan aktivitas produksi terhadap impor luar negeri.

id
Ketika impor terkontraksi cukup dalam maka aktivitas produksi terimbas,

.
go
diantara alternatifnya memanfaatkan stok untuk bahan baku penolongnya

.
yang jumlahnya terbatas. Pada akhirnya output yang dihasilkan menurun
ps
demikian halnya dengan barang yang diekspor.
.b
ar

Klasifikasi impor dari 10 golongan barang utama tahun 2020


ab

seluruhnya terkontraksi 22,04 persen dibandingkan tahun 2019. Sejalan


//j

dengan kontraksi 20,51 persen pada nilai total impor Non Migas Provinsi
s:

Jawa Barat pada tahun 2020. Komoditas dengan peranan impor terbesar
tp
ht

yaitu Mesin dan Perlengkapan Elektrik (21,67 persen) terkontraksi 17,07


persen, selanjutnya Mesin dan Peralatan Mekanis (18,70 persen) terkontraksi
18,70 persen dan Kain Rajutan (16,47 persen) terkontraksi 16,47 persen.
Volume impor total pada tahun 2020 sebesar 3,67 juta ton mengalami
kontrkasi 9,88 persen jika dibandingkan tahun 2019. Apabila ditelusuri
berdasarkan jenis impor maka penurunan volume impor pada tahun 2020
disebabkan oleh volume impor Non Migas terkontraksi signifikan hingga
22,58 persen. Sementara volume impor Migas 1,89 juta ton masih
menunjukkan kinerja positif sebesar 6,67 persen. Kontribusi terbesar dari

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 93


93
volume impor terbesar terdapat pada impor Migas (51,39 persen) senilai 1,89
juta ton sementara impor Non Migas (48,61 persen) senilai 1,78 juta ton.

Tabel 5.3 Nilai dan Perubahan Impor Jawa Barat Menurut Negara, 2018-2020
Nilai CIF (Juta US$) Perubahan (%)
Negara (Tujuan)
2018 2019 2020 2019 2020
ASEAN 2.622,93 2.331,31 1.212,59 -11,12 -17,37
Thailand 558,87 469,19 339,79 -16,05 -27,50
Vietnam 410,46 433,50 422,08 5,61 -2,63

id
Malaysia 416,26 288,36 206,93 -30,73 -10,87

.
go
Singapura 1119,7 1.062,64 168,23 -5,1 -34,18
Filipina 107,1 70,29 58,11 -34,37 -17,32
.
ps
Asean Lainnya 10,55 7,33 17,45 -30,49 138,01
.b

ASIA (selain ASEAN) 8.193,92 7.429,22 5.743,52 -9,33 -21,14


ar

Jepang 1.782,51 1.355,56 1.080,90 -23,95 -20,12


ab

Tiongkok 3.345,92 3.380,77 2.442,59 1,04 -26,99


//j

Korea Selatan 1.740,91 1.583,28 1.339,53 -9,05 -11,26


s:

Taiwan 570,04 486,87 377,13 -14,59 -22,54


tp

Hongkong 519,69 393,08 359,26 -24,36 -8,60


ht

India 129,27 118,33 90,84 -8,46 -22,87


ASIA (selain ASEAN) 105,57 111,33 53,28 5,45 -30,93
Lainnya
AMERIKA dan EROPA 1.254,43 1.094,28 878,93 -12,77 -18,45
Amerika Serikat 625,25 527,64 470,85 -15,61 -10,73
Jerman 73,82 87,97 45,27 19,18 -48,52
Amerika dan Eropa 555,37 478,66 362,81 -13,81 -21,54
Lainnya
Total 13 Negara 1.1399,8 10.257,48 7.401,50 -10,02 -20,26
Tujuan
Lainnya 1.271,86 787,48 562,59 -38,08 -23,67
Total Non Migas 12.671,66 11.044,96 7.964,09 -12,84 -20,51
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

94 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Tabel 5.4 Peranan Impor Jawa Barat Menurut Negara, 2018-2020 (Persen)
Peranan
Negara (Tujuan)
2018 2019 2020
ASEAN 20,70 21,11 15,23
Thailand 4,41 4,25 4,27
Vietnam 3,24 3,92 5,30
Malaysia 3,28 2,61 2,60
Singapura 8,84 9,62 2,11
Filipina 0,85 0,64 0,73
Asean Lainnya 0,08 0,07 0,22

id
ASIA (selain ASEAN) 64,66 67,26 72,12

.
go
Jepang 14,07 12,27 13,57
Tiongkok
.
26,40 30,61 30,67
ps
Korea Selatan 13,74 14,33 16,82
.b

Taiwan 4,50 4,41 4,74


ar

Hongkong 4,10 3,56 4,51


ab

India 1,02 1,07 1,14


//j

ASIA (selain ASEAN) Lainnya 0,83 1,01 0,67


s:

AMERIKA dan EROPA 9,90 9,91 11,04


tp

Amerika Serikat 4,93 4,78 5,91


ht

Jerman 0,58 0,80 0,57


Amerika dan Eropa Lainnya 4,38 4,33 4,56
Total 13 Negara Tujuan 89,96 92,87 92,94
Lainnya 10,04 7,13 7,06
Total Non Migas 100,00 100,00 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

5.5 Neraca Perdagangan Jawa Barat

Neraca Perdagangan Provinsi Jawa Barat selama tahun 2020 meski


terdampak pandemi Covid-19 masih mengalami surplus sebesar US$ 17,90
miliar. Pola ini tidak seperti dua periode sebelumnya (2018-2019), namun

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 95


95
surplus lebih disebabkan kontraksi impor lebih dalam dibandingkan kontraksi
ekspor. Ditinjau dari jenis komoditi maka surplus tersebut disebabkan oleh
Non Migas sebesar US$ 18,42 Miliar.
Pada sisi lain komoditi Migas mengalami defisit sebesar US$ 0,53 miliar,
defisit ini telah terjadi sejak dua periode sebelumnya (2018-2019). Pada tiga
periode terakhir defisit Migas terbesar terjadi pada tahun 2018 senilai US$ 1,29
miliar.

id
Tabel 5.5 Perkembangan Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan

.
go
Jawa Barat, 2018-2020
Uraian
. Nilai (Juta USD)
ps
2018 2019 2020
.b
ar

Migas 242,20 229,30 202,81


ab

Ekspor Non Migas 30.120,49 29.698,12 26.388,27


//j
s:

Total 30.362,91 29.927,42 26.591,08


tp

Migas 1.528,01 1.026,18 729,40


ht

Impor Non Migas 11.143,66 10.018,78 7.964,09

Total 12.671,66 11.044,96 8.693,48

Migas -1.285,59 -796,89 -526,59


Neraca
Non Migas 18.976,84 19.679,34 18.424,19
Perdagangan
Total 17.691,25 18.882,46 17.897,60
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Volume perdagangan luar negeri, pada tahun 2020 terjadi surplus


sebesar 4,59 juta ton. Surplus ini disumbang oleh komoditas Non Migas yaitu
mengalami surplus sebesar 5,83 juta ton, sedangkan volume untuk komoditi
Migas mengalami defisit sebesar 1,24 juta ton.

96 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Apabila ditinjau dari nilai transaksi perdagangan Non Migas dengan 13
negara tujuan utama pada tahun 2020, Jawa Barat mengalami surplus neraca
perdagangan sebesar US$ 1,12 miliar. Meningkat sebesar 30,74 persen
dibandingkan tahun 2019 dengan nilai US$ 0,86 miliar. Tercatat dengan 13
negara mitra dagang utama Jawa Barat hampir semuanya mengalami surplus,
kecuali dengan Tiongkok US$ 0,09 miliar dan Korea Selatan US$ 0,03 miliar.
Keadaan ini sedikit berbeda dengan tahun 2019, dimana Jawa Barat
mengalami defisit dengan tiga mitra dagangnya (China, Korea Selatan, dan

id
Taiwan). Di tahun 2019 neraca perdagangan Jawa Barat dengan tiga mitra

.
go
dagang utama mengalami defisit dengan rincian Tiongkok US$ 0,12 miliar;

.
Korea selatan US$ 0,05 miliar dan Taiwan 0,001 miliar. Adapun di tahun 2020
ps
neraca perdagangan Jawa Barat dengan Taiwan mengalami surplus.
.b
ar
ab

Gambar 5.6 Defisit Neraca Perdagangan Jawa Barat ke Tiongkok dan Korea
//j

Selatan Tahun 2018-2020 (Juta US$)


s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 97


97
Indikasi positif penurunan defisit neraca perdagangan Jawa Barat
terhadap Tiongkok dan Korea Selatan di tahun 2020 lebih disebabkan karena
menurunnya aktivitas perdagangan global karena pandemi Covid-19. Ketika
keadaan perdagangan global kembali normal, defisit ini diupayakan tidak
semakin membesar dengan tanpa mengganggu aktivitas produksi dalam
negeri.

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

98 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


ht
tp
s:
//j
aba
r.b
ps
.g
o.id
 

ht
tp
s:
//j
ab
ar
.b
ps
.go
.id
VI Pariwisata

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia menjadikan pariwisata


sebagai sektor yang paling terkena dampak. Jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara ke Provinsi Jawa Barat pada tahun 2020 mengalami penurunan
drastis menjadi 32.535 orang. Jumlah tersebut menurun 79,42 persen jika
dibandingkan tahun 2019 yang berjumlah 158.119 orang.
Padahal sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk
dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Program

id
pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata

.
go
daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan

.
ekonomi. Kedatangan wisatawan pada suatu Obyek Daerah Tujuan Wisata
ps
(ODTW) pada hakikatnya menjadi salah satu pintu sumber pendapatan yang
.b
ar

membantu meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk


ab

setempat.
//j

Konsep yang digunakan dalam pencatatan Wisatawan Mancanegara


s:

(Wisman) adalah penumpang penerbangan langsung dari berbagai negara ke


tp
ht

pintu masuk di Jawa Barat (direct flight). Masih banyak Wisman yang datang
tetapi belum menjadikan Jawa Barat sebagai tujuan utama, sehingga bisa
masuk dari berbagai provinsi di Indonesia.

6.1 Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk


Pada tahun 2020 ini, untuk kunjungan wisatawan mancanegara
(Wisman ) ke Provinsi Jawa Barat masuk melalui tiga pintu masuk, yaitu melalui
pintu masuk Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung, Pelabuhan
Muarajati di Kota Cirebon, dan pintu masuk Bandara Kertajati di Majalengka.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 101


Penurunan yang sangat drastis dari jumlah kunjungan Wisman ke Jawa
Barat dapat dilihat pada gambar 6.1. Wisman yang datang melalui pintu
masuk udara, Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung sebanyak 31.195
orang. Sementara yang melalui pintu masuk laut Pelabuhan Muarajati
sebanyak 1.190 orang. Adapun yang melalui pintu masuk udara Bandara
Kertajati di Majalengka hanya sebanyak 150 orang sepanjang tahun 2020.

Gambar 6.1 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung

id
ke Jawa Barat, 2020 (Orang)

.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Sebelum pandemi Covid-19 melanda, jumlah wisatawan mancanegara


terbanyak yang mendarat di Bandara Husein Sastranegara Bandung terjadi

102 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


pada bulan Januari 2020 yaitu sebanyak 12.947 orang. Sementara setelah
datangnya wabah yang mulai terjadi di bulan Maret 2020, serta adanya
kebijakan PSBB, maka tidak ada kedatangan satupun Wisman di beberapa
bulan awal pandemi Covid-19.
Namun dengan di mulainya Era New Normal atau relaksasi pada bulan
Juni 2020, aktivitas perekomian mulai kembali berjalan. Pada bulan September
2020, pintu masuk Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung kembali
dibuka, dan beberapa Wisman mulai berkunjung ke Jawa Barat.

id
Berbeda hal nya dengan Bandara Husein Sastranegara dan Bandara

.
go
Kertajati yang sempat menutup pintu masuk bagi para wisatawan

.
mancanegara, Pelabuhan Muarajati Cirebon selalu kedatangan para Wisman.
ps
Kedatangan melalui pelabuhan menjadi salah satu alternatif untuk masuk ke
.b
ar

Jawa Barat sepanjang tahun 2020. Bulan Februari 2020 merupakan bulan
ab

terbanyak kunjungan Wisman melalui Pelabuhan Muarajati, yaitu sebanyak


//j

124 orang. Kunjungan Wisman terendah melalui Pelabuhan Muarajati terjadi


s:

pada bulan Januari 2020, yaitu hanya sebanyak 65 orang.


tp
ht

6.2 Wisatawan Mancanegara Menurut Kebangsaan


Jika dilihat berdasarkan kebangsaan, Wisman yang datang ke Provinsi
Jawa Barat pada tahun 2020 didominasi oleh Wisman dari Malaysia dan
Singapura. Pada tahun 2020, jumlah Wisman dari kedua negara tersebut
secara total berjumlah 25.885 orang atau sekitar 81,89 persen dari total
wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Jawa Barat.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 103


Gambar 6.2 Jumlah Wisatawan Mancanegara ke Jawa Barat Menurut Asal
Negara, 2020 (Orang)

id
.
. go
ps
.b

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat


ar
ab

Meskipun masih mendominasi, sesungguhnya jumlah Wisman dari


//j
s:

Malaysia dan Singapura mengalami penurunan drastis akibat adanya pandemi


tp

Covid-19, jika dibandingkan dengan tahun 2019. Wisman dari Malaysia turun
ht

sebesar 19,36 persen, sementara Wisman dari Singapura turun sebesar 96,46
persen.

6.3 Perkembangan Wisatawan Nusantara ke Jawa Barat


Pembangunan kepariwisataan di Indonesia diarahkan agar kegiatan
pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggerakkan sektor-sektor
ekonomi lain yang berkaitan erat. Selain gencar menarik minat wisatawan
mancanegara untuk meningkatkan devisa, pemerintah juga sedang berusaha
untuk meningkatkan jumlah kunjungan Wisatawan Nusantara (Wisnus).
Data yang disajikan pada pembahasan terkait pariwisata bersumber
dari Survei Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang saat ini menggunakan metode

104 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


kombinasi antara pendekatan konvensional sampel rumah tangga yang
melakukan perjalanan dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dengan
pendekatan Mobile Positioning Data (MPD) dari para pengguna telepon
selular.
Pada tahun 2019, jumlah Wisnus yang berkunjung ke Jawa Barat
sebanyak 51,10 juta orang. Bila dibandingkan dengan tahun 2018, angka
tersebut mengalami penurunan yaitu sebesar 3,05 persen. Hingga publikasi ini
disusun, angka jumlah Wisnus masih dalam proses pengolahan dan validasi di

id
Badan Pusat Statistik.

.
. go
Gambar 6.3 Jumlah Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Jawa Barat,
ps
2015-2019 (Orang)
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Wilayah Jawa Barat terkenal dengan keindahan alamnya yang unik


dibanding wilayah lain di Indonesia. Banyak tempat wisata di Jawa Barat
menjadi incaran wisatawan karena viral di dunia maya. Baik berupa bentang
alam seperti pegunungan, pantai, danau/situ, air terjun. Ataupun obyek wisata
budaya, bersejarah buatan manusia, seperti Saung Angklung Udjo, Kampung

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 105


Naga, Taman Asia-Afrika, Gedung/monumen jaman pra-sejarah berupa candi-
candi ataupun peninggalan era kolonial dan sebagainya.

Tabel 6.1 Tujuan Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Jawa Barat


dan Indonesia, 2017-2019 (Persen)
Jawa Barat Indonesia
Tujuan
2017 2018 2019 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Berlibur/Rekreasi 53,81 52,04 59,37 41,16 42,85 47,61

id
Profesi/Bisnis 0,66 0,99 0,72 1,32 1,50 0,97

.
go
Pertemuan/Seminar/ 0,29 0,30 0,23 0,58 0,52 0,35
.
ps
Kongres
Pendidikan/Pelatihan 0,56 0,48 0,28 0,66 0,65 0,41
.b

Kesehatan 0,51 0,52 0,54 1,53 1,78 1,08


ar

Berziarah/Keagamaan 4,31 2,98 3,77 5,86 4,60 6,74


ab

Mengunjungi 38,07 40,49 24,83 44,56 43,33 31,44


//j

Teman/Keluarga
s:

Olahraga/Kesenian 0,80 0,69 2,43 2,02 0,35 0,91


tp

Lainnya 0,99 1,51 7,83 2,31 4,42 10,49


ht

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Oleh karena itu, wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat dengan


tujuan untuk liburan atau rekreasi masih berada diurutan teratas dengan 59,37
persen, meningkat bila dibandingkan tahun 2018 dengan 7,33 persen.
Berikutnya mengunjungi teman atau keluarga yaitu sebesar 24,83 persen,
menurun cukup signifikan sebesar 15,66 persen dari tahun 2018. Bukan hanya
ke Jawa Barat yang mengalami penurunan dalam hal mengunjungi
teman/keluarga , ke seluruh Indonesia pun mengalami penurunan sebesar
11,89 persen.

106 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


Dari sisi ketersediaan jasa akomodasi, fasilitas akses transportasi
sebenarnya cukup banyak alternative dengan ragam kualitas dan layanan yang
baik untuk menunjang aktifitas MICE (Meeting, Incentive, Convention, and
Exhibition" yang artinya: Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran) namun
masih kalah bersaing dari Bali dan DKI, sebagai jawara Nasional.
Program pemerintah daerah untuk memajukan sektor pariwisata,
diantaranya menginisiasi terbentuknya one village one company, desa digital,
dan pemberian insentif pengembangan desa wisata. Secara khusus Jawa Barat

id
telah meluncurkan aplikasi berupa marketplace jasa wisata bernama Gurilaps,

.
go
atau situs https://gurilaps.com juga inovasi berupa laman informasi

.
kepariwisataan yakni https://Wonderfulwestjava.com guna mempermudah
ps
wisatawan mengakses objek wisata di Jawa Barat. Selain itu adanya kalender
.b
ar

berbagai even yang digelar untuk menarik kedatangan wisatawan


ab

mancanegara maupun wisatawan nusantara. Dengan adanya Bandara Kertajati


//j

di Kabupaten Majalengka dapat menjadi tambahan pintu masuk bagi para


s:

wisatawan baik dari mancanegara maupun dari nusantara dapat berkunjung


tp
ht

ke Jawa Barat.
Upaya pemulihan ekonomi diantaranya dilakukan dengan upaya
membangkitkan kembali sektor Pariwisata di Jawa Barat. Berbagai fasilitas dan
kebijakan diberikan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, agar pelaku usaha Pariwisata bisa bangkit dengan cepat. Tentunya
pembukaan objek pariwisata perlu diimbangi dengan penerapan protokol
kesehatan, karena Jawa Barat masih belum lepas dari Covid-19.

6.4 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan Lama Menginap


Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat
perkembangan sektor pariwisata adalah dengan melihat perkembangan
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan rata-rata lama menginap. Apabila TPK

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 107


dan rata-rata lama menginap memiliki nilai cukup besar berarti Jawa Barat
merupakan destinasi yang menarik dengan fasilitas akomodasi dan layanan
berkualitas sehingga memperoleh apresiasi dari para wisatawan/ pengunjung.

Gambar 6.4 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Provinsi Jawa Barat,
2020 (Persen)

id
.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Gambar 6.4 menunjukkanTingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel


berbintang di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2020 mengalami fluktuatif.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana di tahun 2019 TPK hotel
berbintang selalu berada di atas 50 persen. Pandemi Covid-19 juga merupakan
penyebab utama turunnya TPK hotel berbintang.
Pada tahun 2020, bulan Februari 2020 merupakan bulan dimana TPK
hotel berbintang mencapai angka diatas 50 persen. Kemudian bulan April

108 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


2020, merupakan puncak terendah TPK hotel berbintang dengan angka 10,77
persen.
Seperti halnya hotel berbintang, TPK hotel non bintang selama tahun
2020 juga cukup berfluktuatif. Angka TPK tertinggi terjadi pada bulan Februari
2020 sebesar 46,47 persen, sedangkan yang terendah pada bulan April 2020
sebesar 8,02 persen.

Gambar 6.5 Rata-rata Lama Tamu Menginap di Hotel

id
Provinsi Jawa Barat, 2020 (Hari)

.
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 109


Tabel 6.2 Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing dan Indonesia di Hotel
Provinsi Jawa Barat, 2020
Rata-rata Lama Menginap (Hari)
Tamu Asing Tamu Indonesia
Bulan Bintang Bintang
Non Non
Bintang + Non Bintang + Non
Bintang Bintang
Bintang Bintang
Januari 3,57 2,00 3,33 1,62 1,09 1,19
Februari 3,85 1,40 3,74 1,56 1,17 1,50

id
Maret 3,70 2,03 3,66 1,78 1,18 1,65

.
go
April 5,32 2,86 5,30 1,86 1,32 1,70
.
ps
Mei 5,27 2,86 4,94 1,69 1,30 1,56
.b

Juni 3,22 1,46 2,96 1,63 1,21 1,55


ar

Juli 3,48 1,11 3,04 1,46 1,13 1,39


ab

Agustus 2,85 1,06 2,68 1,54 1,12 1,45


//j

September 3,65 1,00 3,48 1,76 1,18 1,64


s:

Oktober 2,71 2,24 2,70 1,48 1,13 1,41


tp
ht

November 2,41 1,90 2,40 1,43 1,19 1,38


Desember 2,97 1,00 2,90 1,57 1,20 1,51
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Pada tahun 2020, jika dilihat menurut bulan, rata-rata lama menginap
tamu asing terlama terjadi pada bulan November 2020, yaitu selama 5,30 hari.
Adapun yang paling sebentar terjadi di bulan November, yaitu hanya 2,40 hari.
Untuk tamu Indonesia, rata-rata lama menginap yang paling lama terjadi di
bulan April 2020 (1,70 hari), sedangkan yang paling sebentar terjadi di bulan
Januari 2020 (1,19 hari). Terlihat bahwa baik tamu asing maupun tamu
Indonesia, rata-rata lebih lama menginap di hotel berbintang dibandingkan
hotel non bintang.

110 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020


ht
tp
s:
//j
aba
r.b
ps
.g
o.id
 

ht
tp
s:
//j
ab
ar
.b
ps
.go
.id
VII Kondisi Ketenagakerjaan

Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya


cukup banyak. Namun tidak semua penduduk Indonesia memiliki pekerjaan,
padahal jumlah usia penduduk usia kerja semakin meningkat. Kesempatan
kerja yang memadai merupakan salah satu wujud dalam mencapai masyarakat
yang sejahtera, adil dan makmur. Terlebih lagi, tenaga kerja memiliki peranan
dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan
pembangunan. Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, perluasan kesempatan kerja merupakan tanggung jawab

id
segala pihak. Pemerintah, masyarakat, lembaga keuangan, dan dunia usaha

.
go
perlu bersama-sama menciptakan atau mengembangkan lapangan kerja.

.
Pandemi Covid-19 memberikan dampak negatif pada kondisi
ps
ketenagakerjaan. Pengurangan kegiatan ekonomi dan sosial yang dilakukan
.b
ar

untuk menghambat penyebaran Covid-19 di Indonesia mengakibatkan


ab

kontraksi di berbagai sektor ekonomi. Dampaknya sejumlah tenaga kerja


//j

terpaksa dirumahkan untuk sementara waktu dan bahkan sebagian lainnya


s:

mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).


tp
ht

7.1 Angkatan Kerja Jawa Barat


Ketersediaan penduduk Jawa Barat yang produktif secara ekonomi
terus menerus meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang sudah
mencapai 24,21 juta orang pada tahun 2020 (Agustus) kegiatan ekonomi Jawa
Barat diharapkan dapat lebih maju.
Akan tetapi, dengan munculnya pandemi Covid-19 yang berdampak
pada masyarakat luas, hingga jumlah penggangguran meningkat menjadi
tantangan bagi pemerintah. Apalagi Pemerintah harus mampu menyediakan
lapangan pekerjaan seluas-luasnya.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 113


Gambar 7.1 Jumlah Penduduk Usia Kerja, Angkatan Kerja dan Bukan
Angkatan Kerja di Jawa Barat, 2016 -2020 (Juta Orang)

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j

Sumber : Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus 2020
s:
tp

Melihat gambar 7.1, jumlah angkatan kerja di Jawa Barat terus


ht

mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dari tahun 2016 sebesar 21,07 juta
orang hingga mencapai 24,21 juta di tahun 2020. Adapun untuk bukan
angkatan kerja mengalami fluaktuatif tiap tahunnya.

114 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


Gambar 7.2 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Jenis Kelamin
di Jawa Barat, 2016 -2020 (Juta Orang)

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j

Sumber : Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus 2020
s:
tp
ht

Pada tahun 2020, jumlah penduduk bekerja yang berjenis kelamin laki-
laki mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0,07
persen. Padahal, sebelumnya dalam empat tahun terakhir penduduk bekerja
yang berjenis kelamin laki-laki selalu mengalami peningkatan dari 12,82 juta
orang di tahun 2016 hingga mencapai 14,30 juta orang di tahun 2019.
Jika melihat dari fakta yang ada di lapangan sering kali kaum
perempuan menjadi penyelamat perekonomian keluarga. Fakta ini terutama
dapat terlihat pada keluarga-keluarga yang perekonomiannya tergolong
rendah, banyak dari kaum perempuan yang ikut menjadi pencari nafkah
tambahan bagi keluarga. Itu dapat terlihat pada gambar 7.2, dimana kaum
perempuan yang bekerja mengalami peningkatan 2,66 persen di tahun 2020.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 115


Kemudian, tenaga kerja Jawa Barat juga didominasi oleh kaum laki-laki.
Pada tahun 2020, jumlah penduduk bekerja ada sebanyak 13,83 juta orang
untuk laki-laki dan 7,85 juta orang untuk perempuan. Perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan yang bekerja cenderung
stabil setiap tahunnya.
Meski demikian, selama empat tahun terakhir jumlah pengangguran di
Jawa Barat terus mengalami peningkatan dari tahun 2017 ke tahun 2020, yaitu
dari 1,84 juta orang (2017) menjadi 2,53 juta orang (2020). Peningkatan jumlah

id
pengangguran cukup signifikan terjadi di tahun 2020 mencapai 31,28 persen

.
go
dibandingkan dengan tahun 2019.

.
ps
Gambar 7.3 Jumlah Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin
.b
ar

di Jawa Barat, 2016-2020 (Juta Orang)


ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus 2020

116 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


Selama empat tahun terakhir, dari tahun 2017 hingga tahun 2020
jumlah pengangguran yang berjenis kelamin laki-laki mengalami peningkatan.
Pada tahun 2017, jumlah pengangguran berjenis kelamin laki-laki ada
sebanyak 1,18 juta orang, meningkat hingga mencapai 1,69 juta orang di tahun
2020. Begitupun halnya dengan pengangguran berjenis kelamin perempuan,
hampir serupa dengan pengangguran berjenis kelamin laki-laki, peningkatan
terjadi selama lima tahun terakhir dari tahun 2016-2020. Pada tahun 2016,
jumlah pengangguran berjenis kelamin perempuan ada sebanyak 0,55 juta

id
orang, meningkat menjadi 0,84 juta orang di tahun 2020.

.
go
Selanjutnya, di luar penduduk dari angkatan kerja adalah penduduk

.
bukan angkatan kerja, yaitu penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang masih
ps
sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain
.b
ar

kegiatan pribadi. Jumlah bukan angkatan kerja di Jawa Barat ada sebanyak
ab

13,30 juta orang pada tahun 2020. Angka tersebut mengalami peningkatan
//j

sebesar 2,92 persen dibandingkan tahun 2019. Bukan angkatan kerja ini
s:

didominasi oleh perempuan, yaitu sebesar 74,22 persen (2020) mengalami


tp
ht

penurunan dari 75,82 persen (2019). Jumlah bukan angkatan kerja perempuan
ada sebanyak 9,87 juta orang, sedangkan jumlah bukan angkatan kerja laki-laki
sebanyak 3,43 juta orang.
Selama tahun 2016-2020, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di
Jawa Barat relatif berfluktuasi, yaitu berada pada kisaran 60 hingga 65 persen.
Pada Agustus 2020, TPAK mengalami penurunan dari 64,99 persen menjadi
64,53 persen. TPAK ini menunjukkan pasokan tenaga kerja (labour supply) yang
berpotensi aktif secara ekonomi untuk memproduksi barang atau jasa.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 117


Gambar 7.4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin di
Jawa Barat, 2016 -2020 (Persen)

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j

Sumber : Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus 2020
s:
tp

Hal yang cukup menarik dari TPAK ini adalah jika dilihat berdasarkan
ht

jenis kelamin. TPAK laki-laki berbeda cukup jauh dengan TPAK perempuan.
Pada tahun 2020, TPAK laki-laki mengalami penurunan dari 83,25 persen di
tahun 2019 menjadi 81,90 persen di tahun 2020, berbeda dengan TPAK
perempuan yang mengalami peningkatan, dari 46,33 persen menjadi 46,79
persen di tahun 2020. Tingginya partisipasi angkatan kerja bagi kaum laki-laki
ini menandakan kaum laki-laki lebih cenderung untuk terjun dalam kegiatan
perekonomian. Hal ini terdorong dengan tanggung jawab yang sebagian besar
dipikul oleh kaum laki-laki sebagai sumber penghasilan utama keluarganya.
Sementara itu, rendahnya TPAK perempuan ini disebabkan
perempuan lebih cenderung masuk ke bukan angkatan kerja. Banyaknya
jumlah perempuan yang termasuk ke dalam bukan angkatan kerja ini erat

118 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


kaitannya dengan urusan domestik. Persepsi peran domestik bagi kaum
perempuan menjadi faktor perempuan terjebak sepenuhnya dalam kegiatan
mengurus rumah tangga.
Meski partisipasi angkatan kerja perempuan cukup rendah, peluang
kerja bagi perempuan cukup baik. Selama empat tahun terakhir Tingkat
pengangguran terbuka (TPT) perempuan di Jawa Barat masih lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki. Pada tahun 2020, TPT perempuan mencapai
9,67 persen, sedangkan TPT laki-laki sebesar 8,23 persen.

id
Dilihat tabel 7.1, dari tahun 2016-2019 TPT laki-laki selalu menurun dari

.
go
9,37 persen ditahun 2016 menjadi 7,94 persen di tahun 2019, akan tetapi pada

.
tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 10,91 persen.. Berbeda halnya
ps
dengan TPT perempuan yang terus mengalami peningkatan 7,92 persen (2016)
.b
ar

menjadi 9,67 persen (2020). Fakta ini menandakan bahwa pandemi Covid-19
ab

sangat berpengaruh sekali terhadap perekonomian di tanah air, sehingga


//j

membuat para pengusaha harus memutuskan untuk melepas beberapa


s:

tenaga kerja. Serta lapangan kerja yang kurang luas membuat para pencari
tp
ht

kerja sulit mendapatkan pekerjaan dikala masa pandemi ini belum berakhir.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 119


Tabel 7.1 Penduduk Usia Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran Terbuka,
TPAK, TPT, dan TKK Menurut Jenis Kelamin di Jawa Barat, 2016 -2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Penduduk Usia Kerja (Juta Orang)
Laki-Laki 17,54 17,85 18,36 18,66 18,95
Perempuan 17,21 17,5 17,94 18,26 18,56
Total 34,75 35,35 36,30 36,92 37,51
Angkatan Kerja (Juta Orang)
Laki-Laki 14,14 14,71 15,23 15,53 15,52
Perempuan 6,93 7,68 7,58 8,46 8,68

id
Total 21,07 22,39 22,81 23,99 24,21

.
go
Penduduk Bekerja (Juta Orang)

.
ps
Laki-Laki 12,82 13,53 14,02 14,30 13,83
Perempuan 6,38 7,02 6,92 7,76 7,85
.b

Total 19,2 20,55 20,94 22,06 21,67


ar

Pengangguran Terbuka (Juta Orang)


ab

Laki-Laki 1,32 1,18 1,21 1,23 1,69


//j

Perempuan 0,55 0,66 0,66 0,70 0,84


s:

Total 1,87 1,84 1,88 1,93 2,53


tp

TPAK (Persen)
ht

Laki-Laki 80,62 82,4 82,96 83,25 81,90


Perempuan 40,3 43,89 42,25 46,33 46,79
Total 60,65 63,34 62,84 64,99 64,53
TPT (Persen)
Laki-Laki 9,37 8,00 7,96 7,94 10,91
Perempuan 7,92 8,62 8,77 8,23 9,67
Total 8,89 8,22 8,23 8,04 10,46
TKK (Persen)
Laki-Laki 90,66 91,98 92,04 92,06 89,09
Perempuan 92,06 91,41 91,23 91,77 90,33
Total 91,12 91,78 91,77 91,96 89,54
Sumber : Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus 2020

120 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


Dinamika ekonomi mutakhir seperti perkembangan ekonomi digital
dewasa ini, sejatinya membuka peluang peningkatan kaum perempuan dalam
dunia kerja melalui wirausaha digital. Kewirausahaan digital perempuan
menawarkan fleksibilitas antara pekerjaan dan urusan rumah tangga. Selain itu,
peluang laki-laki dan perempuan setara dalam digital kewirausahaan.
Selama tahun 2016-2020, kesempatan kerja di Jawa Barat mengalami
fluktuatif, dimulai pada tahun 2016 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Jawa
Barat sebesar 91,12 persen, meningkat menjadi 91,78 persen di tahun 2017,

id
lalu menurun menjadi 91,77 persen (2018), meningkat kembali menjadi 91,96

.
go
persen (2019) dan di tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 89,54 persen.

.
Angka TKK tersebut menunjukkan bahwa dari 100 angkatan kerja di Jawa Barat
ps
pada tahun 2020, 89 diantaranya telah mampu menyerap pasar tenaga kerja.
.b
ar

Perkembangan kesempatan kerja bagi laki-laki dan perempuan tidak


ab

berbeda jauh dengan perkembangan secara agregat. Apabila dilihat, TKK laki-
//j

laki cenderung berfluktuasi. TKK laki-laki turun dari 90,66 persen di tahun 2016
s:

menjadi 89,09 persen pada tahun 2020. Tidak berbeda jauh dengan TKK Laki-
tp
ht

Laki, TKK perempuan pun mengalami penurunan dari 92,06 persen pada tahun
2016 menjadi 90,33 persen di tahun 2020.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 121


Tabel 7.2 Penduduk Usia Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran Terbuka,
TPAK, TPT, dan TKK Menurut Wilayah Tempat Tinggal di Jawa Barat,
2016 -2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Penduduk Usia Kerja (Juta Orang)
Perkotaan 17,54 17,85 27,42 28,26 29,03
Perdesaan 17,21 17,5 8,88 8,67 8,48
Total 34,75 35,35 36,30 36,92 37,51
Angkatan Kerja (Juta Orang)
Perkotaan 14,14 14,71 17,19 18,30 18,55

id
Perdesaan 6,93 7,68 5,62 5,69 5,66

.
go
Total 21,07 22,39 22,81 23,99 24,21
Penduduk Bekerja (Juta Orang)
.
ps
Perkotaan 12,82 13,53 15,77 16,82 16,50
.b

Perdesaan 6,38 7,02 5,17 5,24 5,18


ar

Total 19,2 20,55 20,94 22,06 21,67


ab

Pengangguran Terbuka (Juta Orang)


//j

Perkotaan 1,32 1,18 1,43 1,48 2,05


s:

Perdesaan 0,55 0,66 0,45 0,45 0,48


tp

Total 1,87 1,84 1,88 1,93 2,53


ht

TPAK (Persen)
Perkotaan 63,24 62,79 62,71 64,78 63,89
Perdesaan 63,61 63,34 63,26 65,65 66,73
Total 60,65 63,34 62,84 64,99 64,53
TPT (Persen)
Perkotaan 9,37 8,00 8,29 8,09 11,07
Perdesaan 7,92 8,62 8,05 7,90 8,47
Total 8,89 8,22 8,23 8,04 10,46
TKK (Persen)
Perkotaan 90,66 91,98 91,71 91,91 88,93
Perdesaan 92,06 91,41 91,95 92,10 91,53
Total 91,12 91,78 91,77 91,96 89,54
Sumber : Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus 2020

122 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


Pertumbuhan lapangan kerja didorong oleh pertumbuhan ekonomi.
Perekonomian yang tumbuh mencerminkan adanya aktivitas produksi yang
meningkat. Sejatinya, kegiatan produksi dalam menghasilkan barang dan jasa
akan membutuhkan faktor produksi utama yaitu tenaga kerja.
Selain dianalisis berdasarkan jenis kelamin, ketenagakerjaan juga
dapat dilihat berdasarkan klasifikasi daerah tempat tinggal, yang terdiri dari
perkotaan dan perdesaan. Perbedaaan karakteristik wilayah dan lingkungan
dapat berdampak pada kondisi ketenagakerjaan. Pengklasifikasian perkotaan

id
perdesaaan dilakukan berdasarkan kepadatan penduduk, persentase rumah

.
go
tangga pertanian, dan keberadaan/akses pada fasilitas.

.
ps
Gambar 7.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Wilayah Tempat
.b
ar

Tinggal di Jawa Barat, 2016 -2020 (Persen)


ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus 2020

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 123


Melihat gambar 7.5, TPAK di perkotaan mengalami angka yang
fluktuatif. TPAK di Perkotaan menunjukkan tren yang berfluktuasi, yaitu dari
63,24 persen di tahun 2016 menjadi 62,79 persen pada 2017. Kemudian turun
di tahun 2018 dan meningkat kembali di tahun 2019, hingga akhirnya kembali
turun pada 2010 menjadi 63,89 persen. Demikian halnya di perdesaan
menunjukkan kondisi yang juga fluktuatif. Namun, dalam lima tahun terakhir,
partisipasi angkatan kerja di perdesaan selalu lebih tinggi dibandingkan
partisipasi angkatan kerja di perkotaan.

id
Tingginya partisipasi angkatan kerja di perdesaan dibandingkan

.
go
dengan perkotaan menandakan bahwa potensi perekonomian di perdesaan

.
cukup besar. Potensi perekonomian tersebut didukung dengan adanya
ps
pasokan tenaga kerja yang tinggi. Meski demikian, potensi angkatan kerja
.b
ar

tersebut harus dioptimalkan dengan baik. Angkatan kerja di perdesaan harus


ab

terampil dan berpendidikan agar mampu memiliki produktivitas yang tinggi.


//j

Hal ini jugalah yang membuat pemerintah fokus dalam pembangunan desa.
s:

Tumbuhnya kesempatan kerja di perdesaan tidak terlepas dari peran


tp
ht

pemerintah dalam membangun perdesaan. Pemerintah terus berupaya untuk


membangun infrastruktur perdesaan dan lebih berfokus dalam penyerapan
tenaga kerja di desa. Kebijakan alokasi dana desa diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan lapangan
kerja. Demikian pula di Jawa Barat, sejak akhir 2018 lalu Gubernur Jawa Barat
Ridwan Kamil telah menggulirkan program pembangunan berbasis desa,
diantaranya One Village One Product (OVOP) dan One Village One Company
(OVOC), hingga sekarang pada awal tahun 2021 muncul program petani
milenial. Program ini sebagai bentuk upaya pemulihan ekonomi akibat
pandemi Covid-19 di Jawa Barat.
Melihat tabel 7.2, pada tahun 2020 angka pengangguran di perkotaan
meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun 2019, dimana TPT perkotaan

124 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


tercatat sebesar 11,07 persen di tahun 2020. Tingginya tingkat pengangguran
di perkotaan selain disebabkan adanya perpindahan penduduk ke perkotaan,
pandemi Covid-19 sangat berperan besar terhadap angka pengangguran di
tahun 2020.
Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan perhatian lebih
terhadap adanya pandemi covid-19 ini. Fenomena tersebut bukanlah terjadi
tanpa alasan. Pengangguran terjadi di mana-mana baik daerah perkotaan
maupun daerah pedesaan. Selain bantuan yang di berikan pemerintah bagi

id
para pekerja yang terkena PHK, ada baiknya pemerintah memberikan solusi

.
go
yang tepat untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan, karena di era

.
teknologi yang canggih ini segala bentuk perdagangan bisa di lakukan secara
ps
online.
.b
ar

Kemampuan penyerapan tenaga kerja ini juga dapat ditunjukkan


ab

melalui indikator Tingkat Kesempatan Kerja (TKK). Setelah sebelumnya selama


//j

empat tahun terakhir berada di atas angka 90 persen, pada tahun 2020 ini TKK
s:

untuk perkotaan berada di bawah 90 persen atau lebih detailnya 89,51 persen.
tp
ht

Sedangkan daerah perdesaan tetap berada di atas angka 90 persen yaitu 91,52
persen.

7.2 Variasi Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota


Kondisi ketenagakerjaan juga berbeda di setiap regional, seperti
kabupaten/kota. Pada tahun 2020, terdapat 13 kabupaten/kota dengan nilai
TPAK di atas TPAK Jawa Barat. TPAK di 27 kabupaten/kota berada pada kisaran
55-76 persen. Selama dua tahun terakhir kabupaten/kota dengan angka TPAK
tertinggi terjadi di Kabupaten Pangandaran dengan angka sebesar 76,79
persen di tahun 2020. Adapun untuk yang terendah yaitu kota Sukabumi
sebesar 55,47 persen.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 125


Sayangnya, tingginya pertumbuhan angkatan kerja di Kabupaten
Pangandaran belum diiringi dengan pertumbuhan lapangan kerja yang
memadai. Meski tingkat pengangguran di Kabupaten Pangandaran jauh lebih
rendah dibandingkan angka Jawa Barat, angka tersebut mengalami
peningkatan dari 4,48 persen di tahun 2019 menjadi 5,08 persen di tahun 2020.
Daya serap pasar tenaga kerja harus mampu mengimbangi
pertumbuhan angkatan kerja yang ada. Selain itu keterampilan angkatan kerja
juga harus berkompeten dan memiliki daya saing. Dengan begitu, angkatan

id
kerja dapat memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh pasar. Oleh karena itu,

.
go
semua pemangku kebijakan, seperti pemerintah, perusahaan, masyarakat, dan

.
sebagainya bertanggung jawab terhadap peningkatan keterampilan tenaga
ps
kerja. Untuk menghadapi masalah ketenagakerjaan, para pemangku kebijakan
.b
ar

perlu melakukan pelatihan dan menciptakan lapangan kerja baru.


ab
//j
s:
tp
ht

126 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


Gambar 7.6 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat dan
Kabupaten/Kota di Jawa Barat, 2019-2020 (Persen)

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus 2020


tp
ht

Melihat Gambar 7.6, secara rata-rata hampir seluruhnya angka TPAK


Kabupaten/Kota mengalami penurunan apabila di bandingkan dengan tahun
sebelumnya. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, TPAK terendah
terjadi pergeseran. Pada tahun 2020, Kota Sukabumi mengalami penurunan
cukup signifikan sebesar 6,82 persen, dari 62,56 persen (2019) menjadi 55,74
persen (2020).
Untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi di tahun 2020
yaitu Kabupaten Bogor sebesar 14,29 persen dan lebih tinggi dari Provinsi
Jawa Barat. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mengalami
peningkatan cukup signifikan dari 9,06 di tahun 2019. Akibat adanya
pandemi Covid-19, secara keseluruhan angka TPT mengalami peningkatan

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 127


dari tahun sebelumnya. Dengan TPT terendah di Kabupaten Pangandaran
dengan angka 5,08 persen.

Gambar 7.7 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Jawa Barat dan


Kabupaten/Kota di Jawa Barat, 2020 (Persen)

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus 2020


ht

7.3 Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Jawa Barat


Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan kompeten akan
menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi yang berdaya saing. Pengembangan
dan peningkatan kualitas SDM ini telah menjadi fokus bagi pemerintah.
Ketersediaan SDM yang andal harus dapat memenuhi permintaan kebutuhan
tenaga kerja di pasar. Terlebih lagi kompetensi SDM harus mampu menjawab
tantangan menuju era revolusi industri 4.0 atau yang biasa disebut industri
digital.
Tingkat pendidikan tenaga kerja dapat menjadi salah satu ukuran
kulitas tenaga kerja di Jawa Barat. Kenyataannya, kualitas tenaga kerja Jawa

128 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


Barat masih cukup rendah. Tenaga kerja dengan lulusan Sekolah Dasar ke
bawah masih mendominasi pasar kerja. Pada tahun 2020, tenaga kerja di Jawa
Barat yang hanya lulusan SD ke bawah masih sebesar 39,90 persen walaupun
angka tersebut mengalami penurunan dari tahun 2019 yaitu sebesar 40,23
persen. Distribusi terbesar kedua adalah tenaga kerja lulusan SMP, yaitu
sebesar 17,83 persen. Sementara itu distribusi tenaga kerja yang lulusan
diploma dan universitas baru mengalami peningkatan dari tahun 2019 sebesar
11,51 persen, pada tahun 2020 menjadi mencapai 11,74 persen.

. id
go
Gambar 7.8 Tingkat Pendidikan Penduduk Bekerja di Jawa Barat, 2020
(Persen)
.
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus 2020

Tingkat pendidikan tenaga kerja yang masih rendah ini berdampak


pada daya saing dan produktivitas tenaga kerja di Jawa Barat menjadi relatif
rendah. Selain pengangguran, kualitas SDM ini memang masih menjadi

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 129


tantangan di dunia tenaga kerja. Oleh karena itu, pemerintah, terutama
Kementerian Ketenagakerjaan dan Dinas Tenaga Kerja di daerah terus fokus
untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Kemudian, jika dilihat perkembangannya, kualitas tenaga kerja
cenderung semakin membaik. Itu dapat ditunjukkan dengan terus
meningkatnya distribusi tenaga kerja yang berpendidikan tinggi di tahun 2020,
persentase penduduk yang bekerja dan berpendidikan universitas ada
sebanyak 11,74 persen meningkat 0,23 persen dari tahun sebelumnya.

id
Sementara itu, penduduk yang bekerja dan berpendidikan SMA dan SMK yaitu

.
go
masing-masing 17,03 persen dan 13,51 persen.

.
ps
.b
ar

7.4 Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha


ab

Lapangan pekerjaan yang tersedia sangat beragam jenisnya. Jenis


//j

lapangan pekerjaan ini telah tercantum dalam KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan
s:

Usaha Indonesia). Pengklasifikasian ini dibedakan berdasarkan jenis kegiatan


tp
ht

ekonomi yang menghasilkan produk/output. Dasar penyusunan KBLI adalah


International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC).
Pengkodean tingkatan tertinggi adalah kategori. Dalam KBLI 2015, seluruh
aktivitas ekonomi di Indonesia digolongkan menjadi 21 kategori, dari A sampai
dengan U. Namun, terdapat kategori yang digabung, yaitu M, N dan R,S,T.U.
Pengkategorian lapangan usaha ini mempermudah pemerintah dan
pemangku kebijakan untuk melihat pertumbuhan produktivitas setiap
lapangan usaha. Dari pengkategorian tersebut juga dapat terilihat kegiatan
ekonomi yang memiliki eksistensi yang tinggi dan berkontribusi besar bagi
perekonomian Jawa Barat. Selain itu, penyerapan tenaga kerja secara sektoral
juga akan lebih mudah dilihat.

130 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan
perawatan mobil dan sepeda motor (kategori G) menjadi andalan dalam
mengurangi pengangguran di Jawa Barat. Pada tahun 2020, lapangan usaha
tersebut mampu menyerap 22,95 persen tenaga kerja. Dengan kata lain, dari
100 penduduk yang bekerja, 22 sampai 23 diantaranya bekerja pada lapangan
usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan
sepeda motor.
Pada tahun 2020, hampir seluruh sektor di PDRB Jawa Barat mengalami

id
kontraksi akibat adanya pandemi Covid-19. Walaupun Lapangan usaha

.
go
perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda

.
motor (kategori G) menjadi andalan, tetapi untuk kategori tersebut terhadap
ps
PDRB Jawa Barat di tahun 2020 mengalami kontraksi 7,94 persen.
.b
ar
ab

Gambar 7.9 Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk Bekerja di Jawa Barat,


//j

2020 (Persen)
s:
tp
ht

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus 2020

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 131


Demikian juga dengan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan
perikanan (Kategori A), pada tahun 2020 mampu menyerap 16,91 persen
tenaga kerja. Walaupun penyerapannya cukup besar, tetapi kontribusinya
dalam PDRB Jawa Barat di tahun yang sama hanya sebesar 2,29 persen. Pada
tahun 2019, tenaga kerja yang terserap pada lapangan usaha pertanian,
kehutanan, dan perikanan ada sebanyak 13,25 persen, kemudian meningkat
menjadi 16,91 persen di tahun 2020.
Meningkatnya penyerapan tenaga kerja pada lapangan usaha ini

id
terjadi karena para pekerja yang dulu mencari nafkah diperkotaan kembali ke

.
go
daerah perdesaan seiring dengan banyaknya PHK dan sulitnya mencari

.
pekerjaan di daerah kota akibat adanya pandemi Covid-19, sehingga
ps
dimungkinkan menjadi buruh tani merupakan solusi untuk dapat bertahan
.b
ar

hidup. Untuk lapangan usaha jasa Pendidikan, bila dibandingkan dengan


ab

tahun 2019 hampir tidak ada perubahan masih berada di posisi paling rendah,
//j

di tahun 2020 lapangan usaha ini mengalami penurunan menjadi 4,37 persen
s:

dari tahun 2019 sebesar 4,58 persen.


tp
ht

Di Jawa Barat, terlihat adanya fenomena menurunnya peran industri


pengolahan dalam perekonomian, serta serapan tenaga kerja industri
pengolahan yang fluaktuatif selama 3 tahun terakhir dari tahun 2018 hingga
2020. Daya serap tenaga kerja di sektor industri mengalami penurunan dari
21,07 persen di Agustus 2019 menjadi 18,56 persen di Agustus 2019.

132 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


Gambar 7.10 Serapan Tenaga Kerja di sektor Industri Jawa Barat, 2017-2020

. id
. go
ps
.b
ar
ab

Sumber : Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat 2017-2020


//j
s:
tp
ht

7.5 Balas Jasa Pekerja


Balas jasa pekerja atau yang biasa disebut upah adalah hak atau
imbalan yang diterima pekerja dari perusahaan atas pekerjaan yang telah
dilakukan. Besaran upah ini menjadi bahan pertimbangan di pasar tenaga kerja
baik bagi perusahaan maupun tenaga kerja. Bagi perusahaan, besaran upah
harus dapat mempertimbangkan penawaran dan permintaan tenaga kerja,
produktivitas, dan upah merupakan komponen biaya yang cukup tinggi dalam
kegiatan produksi. Sementara itu, bagi tenaga kerja, upah yang mereka terima
harus dapat memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga kelangsungan hidup
mereka.
Untuk mengatur upah pekerja ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan
upah minimum. Kebijakan mengenai upah minimum diatur dalam Peraturan

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 133


Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2015 tentang
Pengupahan. Peraturan pengupahan yang tertuang dalam PP tersebut sudah
mempertimbangkan banyak kepentingan, yaitu dari sisi pekerja dan dunia
usaha. Pekerja akan mendapat kepastian bahwa upah akan mengalami
kenaikan setiap tahun. Kemudian, dari sisi dunia usaha, kenaikan upah akan
mudah terprediksi sehingga kenaikan upah tidak akan mengguncangkan
dunia usaha (Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, 2015).

id
Gambar 7.11 Upah Minimum Kabupaten dan Upah Minimum Provinsi, 2020

.
go
(Rupiah)

.
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : https://www.Kompas.com

Dalam peraturan tersebut, Upah Minimum Provinsi (UMP) dihitung


dengan formulasi yang mempertimbangkan inflasi nasional dan pertumbuhan
ekonomi. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan SK Gubernur No.
561/Kep.983-Yanbangsos/2019 menetapkan Upah Minimum Provinsi Jabar
tahun 2020. Dalam SK itu UMP Jabar 2020 ditetapkan sebesar Rp1.810.351.

134 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


Adapun untuk level kabupaten/kota, ditetapkan Upah Minimum
Kabupaten/Kota (UMK) Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 yang ditetapkan dalam
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 561/Kep.983-Yangbangsos/2019.
UMK Jawa Barat 2018 tertinggi ialah Kabupaten Karawang, yakni Rp 4.594.324.
Adapun yang terendah ialah Kota Banjar sebesar Rp1.831.884 (Kompas, 2019).

Gambar 7.12 Perkembangan Upah Minimum Rata-Rata Provinsi di Jabalnusra,


2016-2019 (Rupiah)

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

Sumber : Kementerian Ketenagakerjaan tahun 2018-2020.

Pada tahun 2020, di wilayah Provinsi Jawa Bali Nusa Tenggara, Provinsi
DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan Upah Minimum Provinsi (UMP)
tertinggi dengan Rp. 4.276.349 meningkat 8,51 persen dari tahun sebelumnya
sebesar 3.940.973. Selanjutnya Provinsi kedua dan ketiga dengan UMP terbesar
adalah Provinsi Bali, dan Provinsi Banten, yang dimana kenaikannya sama

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 135


halnya dengan Provinsi DKI Jakarta meningkat 8,51 Persen dari tahun
sebelumnya, masing-masing menjadi Rp. 2.493.523, dan Rp. 2.460.968.
Apabila melihat persentase di wilayah Provinsi Jabalnusra, berdasarkan
Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Nomor B-m/308/HI.01.00/X/2019
tanggal 15 Oktober 2019 tentang Penyampaian Data Tingkat Inflasi Nasional
dan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Tahun 2019, kenaikan 8,51 persen
itu berlaku untuk seluruh provinsi di Indonesia.

id
7.6 Produktivitas Tenaga Kerja Jawa Barat

.
go
Daya saing wilayah merupakan salah satu aspek penting dalam

.
pembangunan ekonomi. Sumber daya manusia yang berdaya saing akan
ps
membuat suatu wilayah dapat bertahan dalam persaingan secara global.
.b
ar

Berdasarkan hal ini, pemerintah terus fokus untuk meningkatkan kapasitas


ab

sumber daya manusia (SDM). Melihat Gambar 7.15, produktivitas tenaga kerja
//j

Jawa Barat kembali meningkat tipis dari 96,27 juta per orang menjadi 96,33 juta
s:

per orang.
tp
ht

Melihat gambar 7.13, produktivitas tenaga kerja Jawa Barat Kembali


meningkat tipis dari 96,27 juta per orang menjadi 96,33 juta per orang. Selama
tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan.
Produktivitas tenaga kerja di Jawa Barat pada tahun 2018, sebesar
93,61 juta rupiah per tenaga kerja. Selanjutnya, produktivitas tenaga kerja di
Jawa Barat meningkat menjadi 96,27 juta rupiah per pekerja di tahun 2019.
Kemudian naik tipis menjadi 96,33 juta rupiah per pekerja di tahun 2020.

136 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


Tabel 7.3 PDRB, Tenaga Kerja, dan Produktivitas Tenaga Kerja Menurut
Lapangan Usaha di Jawa Barat, 2020
PDRB Tenaga Produktivitas
Lapangan Usaha (Triliun Kerja (Juta Rupiah/
Rupiah) (Juta jiwa) Pekerja)
A. Pertanian, Kehutanan dan
192,12 3,67 52,42
Perikanan
B. Pertambangan dan Penggalian 23,16 0,10 243,13
C. Industri Pengolahan 860,07 4,02 213,75
D. Pengadaan Listrik dan Gas 10,07 0,05 199,48

id
E. Pengadaan Air, Pengelolaan
2,16 0,17 12,86

.
Sampah, Limbah, dan Daur Ulang

go
F. Konstruksi 171,26 1,52 112,63
.
ps
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil 303,86 4,98 61,08
.b

dan Sepeda Motor


ar

H. Transportasi dan Pergudangan 109,15 1,12 97,29


ab

I. Penyediaan Akomodasi dan


60,85 1,80 33,72
//j

Makan Minum
s:

J. Informasi dan Komunikasi 82,06 0,23 364,37


tp

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 58,46 0,31 189,35


ht

L. Real Estat 23,56 0,12 193,29


M,N. Jasa Perusahaan 8,40 0,41 20,63
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 46,03 0,52 87,69
Wajib
P. Jasa Pendidikan 75,57 0,95 79,76
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
16,21 0,32 51,06
Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya 45,05 1,40 32,25
Jawa Barat 2.088,04 21,67 96,33
Sumber : Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus
2020 dan Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan
IV-2020, diolah

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 137


Gambar 7.13 PDRB, Tenaga Kerja, dan Produktivitas Tenaga Kerja Jawa Barat,
2018-2020

. id
. go
ps
.b
ar

Sumber : Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat Agustus
ab

2020 dan Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan IV-2020,
//j

diolah
s:
tp
ht

Jika dianalisis berdasarkan lapangan usaha, terdapat delapan kategori


lapangan usaha di mana produktivitas tenaga kerjanya lebih tinggi dari rata-
rata produktivitas tenaga kerja Jawa Barat. Sama seperti tahun sebelumnya,
kategori lapangan usaha Informasi dan Komunikasi merupakan lapangan
usaha dengan produktivitas tenaga kerja terbesar di tahun 2020.
Produktivitas lapangan usaha ini mencapai Rp364,37 juta per orang,
bila dibandingkan dengan tahun lalu produktivitas tenaga kerja tersebut
mengalami peningkatan pesat. Penyebab peningkatan tersebut karena sistem
kerja dan belajar yang berubah, selama pandemi Covid-19. Para pekerja yang
biasa kerja di kantor harus bisa bekerja dari rumah atau biasa disebut dengan
istilah Work From Home(WFH) sedangkan anak sekolah harus mengikuti

138 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dari rumah atau biasa disebut Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ).
Adapun produktivitas tenaga kerja terendah terjadi pada lapangan
usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang, sebesar
Rp 12,86 juta per orang, sama halnya dengan produktivitas kategori lapangan
usaha Informasi dan Komunikasi, produktivitas kategori lapangan usaha
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang meningkat bila
dibandingkan dengan tahun 2019.

. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019 139


. id
. go
ps
.b
ar
ab
//j
s:
tp
ht

140 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019


Daftar Pustaka

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. (2018).


Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2018. Bandung: Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. (2020). Statistik Perdagangan Luar
Negeri Provinsi Jawa Barat 2019. Bandung: Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Barat.

_________. (2021). Berita Resmi Statistik : Perkembangan Ekspor Impor


Provinsi Jawa Barat No.12/02/32/Th.XXIII, 1 Februari 2021.
Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

. id
_________. (2021). Berita Resmi Statistik : Perkembangan Indeks Harga

go
Konsumen/Inflasi No. 01/01/32/Th.XXIII, 4 Januari 2021. Bandung:
.
ps
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.
.b

_________. (2021). Berita Resmi Statistik : Perkembangan Tingkat


ar

Pengunian Kamar Hotel di Jawa Barat


ab

No. 11 /02/32/Th. XXIII,1 Februari 2021. Bandung: Badan Pusat


Statistik Provinsi Jawa Barat.
//j
s:

_________. (2021). Berita Resmi Statistik : Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat


tp

Triwulan IV-2020
ht

No. 14/02/32/Th. XXIII, 5 Februari 2021. Bandung: Badan Pusat


Statistik Provinsi Jawa Barat.

_________. (2021). Berita Resmi Statistik : Tingkat Kemiskinan dan


Ketimpangan di Jawa Barat September 2020
No. 15/02/32/Th. XXIII, 15 Februari 2021. Bandung: Badan Pusat
Statistik Provinsi Jawa Barat.

_________. (2021). Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Jawa Barat Agustus


2020. Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

_________. (2021). PDRB Provinsi Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha


2016-2020 . Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

_________. (2021). PDRB Provinsi Jawa Barat Menurut Pengeluaran 2016-


2020 . Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 141


_________. (2021). Perkembangan Tingkat Inflasi di Provinsi Jawa Barat
2020. Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

_________. (2021). Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Jawa Barat


September 2020. Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Barat.

_________. (2021). Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2021. Bandung: Badan
Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

_________. (2020). Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja Provinsi


Jawa Barat Agustus 2020. Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi
Jawa Barat.

. id
go
_________. (2021). Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat 2020. Bandung: Badan
.
ps
Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.
.b

Badan Pusat Statistik. (2019). Berita Resmi Statistik : Pertumbuhan Ekonomi


ar

Indonesia Triwulan IV-2020


ab

No. 13/02/Th. XXIV, 5 Februari 2021. Jakarta: Badan Pusat Statistik.


//j

_________. (2020). Keadaan Pekerja di Indonesia Agustus 2020. Jakarta:


s:

Badan Pusat Statistik.


tp
ht

_________. (2020). Laporan Perekonomian Indonesia 2020. Jakarta: Badan


Pusat Statistik.

Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat dan Banten. (2021). Laporan
Perekonomian Provinsi Jawa Barat Februari 2021. Bandung:
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat dan Banten.

_________. (2020). Urgensi Menjaga Resiliensi di Tengah Perlambatan


Ekonomi. Bandung: Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat.

Bank Indonesia. (2020). Laporan Perekonomian Indonesia 2019. Jakarta:


Bank Indonesia.

_________. (2020). Laporan Perekonomian Indonesia 2020 : Bersinergi


Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi. Jakarta: Bank
Indonesia.

142
142 TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2019
Kementerian Keuangan. (2020, 05 18). Kementerian Keuangan Republik
Indonesia. Retrieved from https://www.kemenkeu.go.id:
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ini-ketentuan-
pajak-bagi-pelaku-e-commerce/

_________. (2020, Januari 1). APBN KITA Kinerja dan Fakta. Jakarta:
Kementerian Keuangan. Retrieved from
https://www.kemenkeu.go.id:
https://www.kemenkeu.go.id/single-page/apbn-2020

Mardiasmo. (2004). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah.


Yogyakarta: Andi.

id
OECD. (2018). Survei Ekonomi OECD Indonesia 2018. Paris: OECD Publishing.

.
go
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2019). Rancangan Kebijakan Umum
.
ps
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020. Bandung:
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
.b
ar

Prasetyantoko, A. (2021, Maret 16). kompas.id. Retrieved from Kompas:


ab

https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2021/03/16/tantangan-
//j

pemulihan/
s:

Sjafrizal. (1997). Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah


tp

Indonesia Bagian Barat. Jakarta: Prisma LP3ES .


ht

Wirdatulaini. (2021, Januari 15). Kompas. Retrieved from kompas.id:


https://www.kompas.id/baca/riset/2021/01/15/menangkap-
peluang-pemulihan-ekonomi/

TINJAUAN EKONOMI PROVINSI JAWA BARAT 2020 143


ht
tp
s:
//j
aba
r.b
ps
.g
o.id

Anda mungkin juga menyukai