SKRIPSI
Oleh
QONITA ZAHARA
NIM. 151000207
SKRIPSI
Oleh
QONITA ZAHARA
NIM. 151000207
ii
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Keaslian Skripsi
Batubara 2019” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
dalam karya saya ini, atau kalim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Qonita Zahara
iii
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
ASI ekskusif adalah pemberian ASI sejak bayi dilahirkan sampai bayi berusia 6
bulan. Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu strategi global yang
dicanangkan WHO dan UNICEF untuk mengurangi angka kematian bayi.
Pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Batubara pada tahun 2015 24,88% belum
mencapai target nasional yaitu 80%. Sehingga perlu pengkajian mengenai faktor-
faktor apa saja yang menyebabkan masih rendahnya cakupan ASI eksklusif. Ibu
dinilai sebagai faktor dilakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan, sikap
dan peran petugas kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif. Jenis penelitian ini
adalah survey yang bersifat analiti dengan desai cross sectional. Analisa data
menggunakan chi square dengan jumlah sampel 75 orang ibu yang mempunyai
bayi berumur > 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
pengetahuan, sikap ibu dan peran petugas kesehatan dengan pemberian ASI
eksklusif dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram Desa Suka Maju
Kabupaten Batubara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan
pengetahuan responden dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,003), ada
hubungan antara sikap responden dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,02) da
nada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif
(p = 0,001). Dari hasil penelitian disaranakan kepada petugas kesehatan
khususnya bidan untuk meningkatkan intensitas pemberian informasi melalui
penyuluhan, penyebaran leaflet kepada masyarakat serta memotivasi ibu bersalin
maupun yang memeriksa kehamilannya ke puskesmas untuk memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya.
iv
Universitas Sumatera Utara
Abstract
v
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tahun Yang Maha Esa atas
penyusunan skripsi ini hingga selesai tidak lepas dari adanya dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Kebijakan Kesehatan.
skripsi ini.
6. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes. selaku dosen penguji 1 yang telah
memberikan arahan dan masukan yang baik dalam penyusunan skripsi ini.
vi
Universitas Sumatera Utara
7. Dr. Juanita, S.E., M.Kes. selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan saran
departemen AKK yang telah memberi bekal ilmu selama penulis mengikuti
pendidikan.
9. dr. Deni Syahputra selaku Sekretaris An. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
10. dr. Rodiah Napsah, M.Kes. selaku Kepala Puskesmas Tanjung Tiram
11. Orangtua penulis Masriani Pulungan dan Zulfikar Nasution yang telah
dengan baik serta adik tersayang Rizani Rahman Maulana Nasution, Nur
12. Saudara, teman dan semua pihak yang telah memberi dukungan dan doa
kepada penulis.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua dan
vii
Universitas Sumatera Utara
Akhirnya penulis memohon maaf dengan setulus hati kepada semua pihak
atas kekurangan dan kekhilafan selama penulis mengikuti masa perkuliahan dan
Qonita Zahara
viii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Persetujuan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
Daftar Lampiran xiii
Daftar Istilah xiv
Riwayat Hidup xv
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 8
Tujuan Penelitian 9
Tujuan umum 9
Tujuan khusus 9
Manfaat Penelitian 9
Tinjauan Pustaka 11
Definisi ASI Eksklusif 11
Tujuan Pemberian ASI Eksklusif 11
Manfaat Pemberian ASI 12
Komposisi ASI 13
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi ASI Eksklusif 14
Pengetahuan 17
Tingkat Pengetahuan 18
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 19
Sikap 20
Peran Petugas Kesehatan 21
Program Pemerintah Terkait Pemberian ASI Eksklusif 22
Definisi Puskesmas 24
Visi dan Misi Puskesmas 24
Tujuan Puskesmas 26
Fungsi Puskesmas 26
Landasan Teori 27
Kerangka Konsep 28
Hipotesis Penelitian 28
ix
Universitas Sumatera Utara
Metode Penelitian 29
Jenis Penelitian 29
Lokasi dan Waktu Penelitian 29
Populasi dan Sampel 29
Variabel dan Definisi Operasional 30
Metode Pengumpulan Data 31
Metode Pengukuran 32
Metode Analisis Data 32
Hasil Penelitian 34
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 34
Analisis Univariat 37
Distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi 37
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan 38
Distribusi responden berdasarkan sikap 42
Distribusi responden berdasarkan penilaian terhadap peran
petugas kesehatan 48
Distribusi responden berdasarkan kategori pemberian ASI
eksklusif 50
Analisis Bivariat 51
Hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif Puskesmas Tanjung Tiram Tahun 2019 51
Hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif
Puskesmas Tanjung Tiram Tahun 2019 52
Hubungan antara peran petugas kesehatan dengan pemberian
ASI eksklusif Puskesmas Tanjung Tiram Tahun 2019 53
Pembahasan 55
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif 55
Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif 61
Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Pemberian ASI
Eksklusif 65
Keterbatasan Penelitian 66
Daftar Pustaka 70
Lampiran 71
x
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel
No Judul Halaman
1 Metode Pengukuran 32
4 Jenis Tenaga/Pendidikan 36
xi
Universitas Sumatera Utara
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Kerangka konsep 28
xii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran
1 Lembar Kuesioner 71
5 Analisis Data 79
6 Dokumentasi Penelitian 97
xiii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Istilah
xiv
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Hidup
pada tanggal 28 Februari 1998. Penulis Beragama Islam, anak ke satu dari tiga
Qonita Zahara
xv
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Latar Belakang
kepada masyarakat untuk peningkatan status gizi pada anak. Rendahnya masalah
dalam pemberian ASI Eksklusif menjadi masalah yang harus diatasi secepatnya
bukan diabaikan begitu saja, karena masalah ASI akan berdampak terhadap
eksklusif pada anak dimana dapat menimbulkan dampak negatif untuk masa yang
akan datang (Kemenkes RI, 2017). Ibu dapat mempertahankan ASI eksklusif
dalam satu jam pertama kehidupan, bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan
makanan atau minuman, termasuk air, menyusui sesuai permintaan atau sesering
yang diinginkan bayi, dan tidak menggunakan botol atau dot (WHO, 2018).
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau
protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi
sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.
1
Universitas Sumatera Utara
2
Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga.
dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih
ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak
akan menganggu enzim di usus. Susu formula tidak mengandung enzim sehingga
penyerapan makanan tergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi. Inisiasi
menyusu dini (IMD) adalah meletakan bayi secara tengkurap di dada atau perut
ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu yang dilakukan sekurang-
kurangnya satu jam segera setelah lahir. Jika kontak tersebut terhalang oleh kain
atau dilakukan kurang dari satu jam dianggap belum sempurna dan dianggap tidak
Menurut provinsi, cakupan ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan
paling rendah berada di Sumatera Utara sebesar 12,4%, Gorontalo sebesar 12,5%
Barat didapatkan pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan sebesar 37,6%
Cakupan bayi baru lahir mendapat inisiasi menyusu dini (IMD) menurut
provinsi tahun 2017 dimana secara nasional, cakupan bayi yang mendapat ASI
eksklusif sebesar 61,33%. Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun
2017 yaitu 44%. Persentasi tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat
pada Nusa Tenggara Barat (87,35%), sedangkan persentasi terendah terdapat pada
mencapai target Restra yaitu sebesar 45,74% dari target sebesar 40% (Kemenkes
RI, 2017).
2018 yaitu dari 34 provinsi, Sumatera Utara menempati posisi keenam yang
terendah sebesar 50,07%. Provinsi yang pertama terendah yaitu Papua Barat
sebesar 20,43% lalu diikuti Sulawesi Utara 38,69% lalu Maluku 41,51%
Cakupan persentasi bayi yang diberi ASI Eksklusif dari tahun 2011-2015
peningkatan yang cukup signifikan sebesar 10% dibandingkan tahun 2014 dan
telah mencapai target nasional yaitu 40%. Namun di tahun 2016 terjadi penurunan
yang tajam dibanding tahun 2015 dan tidak mencapai target nasional < dari 40%.
Dairi 55.7%, Pakpak Bharat 50.5%, Deli Serdang 47.1%, Asahan 43.6%, Labuhan
Batu 40.9% dan untuk Kota yaitu Gunung Sitoli 84.5%, Sibolga 46.7% (Profil
64 Daerah dengan pencapaian < 10% yaitu Kota Medan (6.7%), Tebing-
Cakupan persentasi bayi yang diberi ASI Eksklusif dari tahun 2012-2017
cenderung meningkat, kecuali pada tahun 2016 ada penurunan yg sangat drastis
sebesar 16.09% dari capaian tahun 2015. Capaian tahun 2017 sebesar 45,3% telah
mencapai target nasional yaitu 40% (Profil Kesehatan Kota Medan, 2017).
(47,29%), Karo (47,05%), Tapanuli Selatan (45,97%), Nias Selatan (45,90 %),
Deli Serdang (43,93%), Padang Lawas (42,73%), dan Mandailing Natal (40,28
%). Terdapat 2 kabupaten dengan capaian < 10% yaitu Padang Lawas Utara (9,30
%), dan Nias Utara (7,86%) sedangkan untuk kabupaten Batubara menempati
posisi ke 8 dari 33 Kabupaten di Sumatera Utara dengan jumlah 878 anak (22,13
Sumatera Utara. Cakupan anak yang diberi ASI Eksklusif mengalami penurunan
selama tiga tahun terakhir yaitu dari 2011 – 2015 dari jumlah bayi 7.929 di tahun
2011 hanya 900 bayi yang diberi ASI Eksklusif yaitu sekitar 11,35%, ditahun
2012 dari 7.963 hanya 1.509 yang diberi ASI Eksklusif yaitu sekitar 18,95% dan
ditahun 2013 dari 8.653 hanya 2.412 yaitu 27,87 Persen dan ditahun 2014 dari
4.143 hanya 1.982 bayi yang diberi ASI Eksklusif sekitar 47,84% dan ditahun
2015 mengalami penurunan kembali yaitu dari 9.624 bayi hanya 2.384 bayi yang
diberi ASI Eksklusif sebesai 24,88%, Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten
tingkat pencapaian ASI Eksklusif yang rendah yaitu 11,3%. Tingkat pencapaian
ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Tiram belum memenuhi target
nasional 40% yaitu dari 1.199 ibu yang mempunyai anak, hanya 136 orang ibu
Laut Tador (6,8%), Pukesmas Simpang Dolok (7,9%), Puskesmas Labuhan Ruku
terbentuk karena kombinasi dari tiga faktor utama, yaitu : 1. Faktor predisposisi
kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai, dan lain lain. 2. Faktor pendukung (enabling
kesehatan. 3. Faktor pendorong (reinforcing factors) hal ini terwujud dalam sikap
dan perilaki petugas pelayanan kesehatan atau petugas yang lain yang merupakan
dalam pemberian ASI eksklusif hal tersebut dapat disebabkan oleh masyarakat
karena sikap maupun peran petugas pelayanan kesehatan yang belum maksimal
2014)
Proporsi inisiasi menyusu dini (IMD) pada anak pada umur 0-23 bulan
menurut provinsi tahun 2013 posisi yang terendah ditempati Papua Barat yaitu
sekitar 20,5% diikuti Kepulauan Riau dan Riau yaitu sebesar 20,9% lalu diikuti
Sumatera Utara sebesar 21, 5% sedangkan pada tahun 2018 posisi yang terendah
dalam proporsi inisiasi menyusui dini adalah Maluku Utara 37,29% lalu Sulawesi
Barat 39,5% dan diikuti Sumatera Utara yaitu sebesar 40,5% yang telah
ibu yang telaten menyusui eksklusif bayinya selama enam bulan sejak dilahirkan,
responsibility (CSR). Sasaran dari kegiatan ini bayi yang lahir pada bulan Maret
(Prokal, 2019)
terhadap sikap ibu yang akan mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian ASI.
maksimal.
merupakan makanan terbaik untuk bayi berencana untuk memberikan ASI selama
6 bulan. Sikap ibu terhadap pemberian makan bayi menjadi prediktor kuat dalam
pemberian ASI Eksklusif. Sikap yang salah juga dapat dilihat dalam pemberian
menyusui bayinya sekaligus diberi susu formula, ibu memberikan cairan lain yang
seperti air, madu, buah-buahan yang lembek, serta memberikan MP-ASI sebelum
Dukungan Tenaga Kesehatan dianggap baik jika Ibu mendapatkan 4 atau lebih
dari 5 perlakuan diantaranya konseling ASI saat ANC, dilakukan IMD, dirawat
gabung bersama bayi, bayinya tidak diberikan makanan dan minuman selain ASI
disimpulkan jika Ibu mendapatkan 4 atau lebih dari 5 perlakuan tersebut, maka
6 orang ibu di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Tiram didapatkan hasil bahwa
dari 6 orang ibu terdapat 3 orang ibu yang tidak tahu pengertian ASI Eksklusif
dan 2 orang ibu lainnya mengetahui pengertian ASI Eksklusif tetapi tidak
memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya dikarenakan produksi ASI ibu sedikit,
buru memberikan makanan tambahan sebelum ASI keluar seperti air tajin, pisang
perilaku ibu yang membuang kolostrum yang dianggap kotor dan beranggapan
sejak dini tentang ASI Eksklusif menjadi tantangan sendiri di wilayah Puskesmas
kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif Puskesmas Tanjung Tiram Desa Suka
Maju 2019.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan umum. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
pemberian ASI Eksklusif Puskesmas Tanjung Tiram Desa Suka Maju 2019.
Manfaat Penelitian
Penelitian bermanfaat agar masyarakat lebih aktif dan ikut berperan dalam
3. Ilmu Pengetahuan
ASI mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan
merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling
sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur dua tahun
(WHO, 2018).
protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi
sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.
Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga.
dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih
11
Universitas Sumatera Utara
12
Manfaat untuk bayi. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk
bayi, praktis, ekonomis, dan psikologis yang mudah dicerna dan diserap oleh usus
bayi. ASI mengandung protein yang spesifik untuk melindungi bayi dari alergi,
penglihatan, emosi yang hangat, dan kepribadian yang percaya diri, ASI dapat
Menurut Penelitian Riva (1977), kepandaian anak yang minum ASI pada
usia 9 tahun mencapai 12,9 poin kebih tinggi dari pada anak - anak yang
pendarahan.
sampai enam bulan setelah kelahiran karena isapan bayi merangsang hormon
juga dapat mencegah kanker peyudara, kanker ovarium, dan anemia defiensi zat
besi.
resiko diare, infeksi jalan nafas, alergi dan infeksi lainnya) dan aspek psikologis
(mempererat hubungan ibu dan bayi, meningkatkan status mental dan intelektual).
Komposisi ASI
ASI mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang
proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya. Kan
1. Laktosa (Karbohidrat)
penting sebagai sumber energi selain itu menjadi sumber penghasil energi, laktosa
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber
energi utama anak serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh anak. Berfungsi
Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak yang akan diolah oleh tubuh
3. Protein
Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk
struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, diantaranya sistin, taurin,
triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dam proses ingatan.
tetapi bisa mencukupi kebutuhan anak sampai berumur enam nulan. Zat besi dan
kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap
5. Vitamin
sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan
masyarakat yaitu ciri manusia atau karakteristik manusia, yang termasuk dalam
status perkawinan, status sosial ekonomi, ras/etnik agama dan sosial budata
(Azwar, 1999). Berdasarkan teori Lawrence green (1980), faktor faktor yang
Pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
Eksklusif pada bayi karena ibu meninggalkan rumah sehingga waktu pemberian
ASI pun berkurang. Dalam lingkungan pekerjaan, di mana tempat ibu bekerja
kondisi fisik dan mental yang lelah karena bekerja sepanjang hari dan diet yang
memberikan respon lebih rasional terhadap informasi yang datang dan lebih
berusaha untuk mencari pengetahuan yang kurang diketahui. Mereka juga akan
berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan
tersebut. Bagi sebagian ibu, menyusui merupakan tindakan yang alamiah dan
naluriah. Oleh karena itu, mereka beranggapan bahwa menyusui tidak perlu
dipelajari. Mereka hanya mengetahui ASI adalah makanan yang diperlukan bayi
Psikologis. Faktor psikologis dapat berupa ibu yang kurang percaya diri,
merasakan ASI yang diberi secara Eksklusif kepada bayi tidak cukup sehingga ibu
ingin cepat memberikan susu formula kepada bayinya. Kepribadian ibu yang
selalu mengalami tekanan batin karena tidak dapat mendapat dukungan dari
Kelainan bayi. Faktor dari bayi sendiri adalah anak yang lahir sebelum
waktunya yakni premature atau lahir dengan berat badan yang sangat rendah, anak
sakit dan berbagai penyakit macam cacar bibir. Bayi yang lahir dengan berat lahir
2000 gram atau lebih, dengan pemberian ASI saja maka pertumbuhan bayi akan
tetap subur, tetapi jika berat lahir kurang dari 2000 gram diperkirakan bayi
saluran susu tersumbat, radang payudara dan kelainan anatomis pada puting susu
ibu sehingga membuat ibu kesukaran dalam memberikan ASI Eksklusif. Keadaan
ibu yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya
adalah kegagalan laktasi dan penyakit pada ibu serta adanya kelainan pada
laktiferus oleh karena tidak dikosongkan dengan sempurna, kelainan puting susu
seperti puting susu terbenam dan cekung sehingga menyulitkan bagi bayi untuk
terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada putting susu), tidak ada air
dukungan yang nyata dan dalam bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk
tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh sebab itu “tahu” ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan,
terhadap objek tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan,
dipelajari.
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil
hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.
materi atau suatu objek dalam komponen – komponen tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
yang baru. Dengan kata lain sintesis ini adalah suatu kemampuan untuk menyusun
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu yang
nafkah, menutut Thomas dalam pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa dipercayai dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya.
Sosial budaya. Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
makanan terbaik untuk bayi berencana untuk memberikan ASI selama 6 bulan.
Sikap ibu terhadap pemberian makan bayi menjadi prediktor kuat dalam
pemberian ASI Eksklusif. Sikap yang salah juga dapat dilihat dalam pemberian
menyusui bayinya sekaligus diberi susu formula, ibu memberikan cairan lain yang
seperti air, madu, buah-buahan yang lembek, serta memberikan MP-ASI sebelum
respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang
mau menerima dan memperhatikan stimulus yang diberikan oleh suatu subjek.
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan
sikap.
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
yang telah dipilihnya dengan segera resiko adalah sikap yang paling tinggi.
dalam mendukung ibu memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Menurut WHO /
kesehatan yang merawat ibu dan bayi untuk meningkatkan penggunaan ASI yang
keberhasilan menyusui/ LMKM) yang salah satu isinya bahwa setiap fasilitas
yang menyediakan pelayan persalinan dan perawatan bayi baru lahir hendaknya
masyarakat;
Eksklusif;
menyusui.
4. Membantu ibu – ibu untuk mulai menyusui anaknya dalam waktu 30 menit
setelah melahirkan.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apa pun selain ASI kepada anak
8. Mendukung ibu agar dapat memberi ASI sesuai dengan keinginan dan
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada anak yang sedang menyusu.
yang pulang dari rumah sakit atau klinik untuk selalu berhubungan ke
kelompok tersebut.
Definisi Puskesmas
kecamatan.
Rumusan visi untuk masing – masing puskesmas harus mengacu pada visi
yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah
kecamatan setempat.
sehat.
diwilayah kerjanya.
hidup sehat.
terjangkau.
beserta lingkungannya.
Tujuan Puskesmas
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
Fungsi Puskesmas
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha wilayah
pemulihan kesehatan.
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan
Landasan Teori
eksklusif pada anak dimana dapat menimbulkan dampak negatif untuk masa yang
akan datang (Kemenkes RI, 2017). Ibu dapat mempertahankan ASI eksklusif
dalam satu jam pertama kehidupan, bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan
makanan atau minuman, termasuk air, menyusui sesuai permintaan atau sesering
yang diinginkan bayi, dan tidak menggunakan botol atau dot (WHO, 2018).
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau
Kerangka Konsep
atas, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Pengetahuan Ibu
Hipotesis Penelitian
Eksklusif.
Jenis Penelitian
pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Tiram Desa Suka
pada saat bersamaan pada data variabel independen dan dependen (sekali waktu).
Desa Suka Maju Kabupaten Batubara. Adapun alasan penelitian lokasi ini
dikarenakan angka pemberian ASI Eksklusif yang masih rendah yaitu sebesar
11,3 Persen yang masih jauh dalam mencapai target nasional yaitu sebesar 80
Persen.
yang diawali dengan survei pendahuluan sampai dengan proses penelitian hingga
selesai.
mempunyai anak yang berumur > 6 bulan yang berada di wilayah kerja
Sampel. Sampel penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak yang
berumur > 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Tiram Desa Suka Maju.
29
Universitas Sumatera Utara
30
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan
n = N . Z2. p. q
d . (N-1) + Z . p . q
sampling yang dugunakan dalam penelitian ini adalah kriteria inklusi, yaitu :
Pemberian ASI Eksklusif adalah tindakan yang dilakukan ibu menyusui apakah
memberikan ASI atau tidak secara Eksklusif, tanpa ada cairan atau makanan lain
1. Pengetahuan ibu yaitu menyangkut hal yang diketahui atau pemahaman ibu
2. Sikap ibu adalah kesiapan ibu untuk bertindak secara konsisten terhadap
3. Penilaian ibu apakah peran petugas kesehatan mendukung atau tidak dalam
2. Dokumentasi.
Metode Pengukuran
Tabel 1
Analisis data pada penelitian ini adalah analisis bivariat menggunakan uji
chi square untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap ibu dan peran petugas
kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif. Apabila dengan uji chi square tidak
independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji chi square pada
Batu Bara, berbatasan langsung dengan Kecamatan Sei Balai, Talawi, Selat
Malaka yang berjarak : 150 Km dari Pusat Pemerintah Provinsi, 22 Km dari Pusat
Tiram Kabupaten Batu Bara dengan luas wilayah kerja 14.568 Km2 Ha, yang
o
meliputi 2 Kelurahan, 11 Desa dengan Temperatur 27-31 C, tinggi dari
permukaan laut 0,5 M dibangun Tahun 1991 di atas tanah 1275 m2M.
Asahan pada tahun 2007. Di Kabupaten Batu Bara terdapat 7 buah kecamatan,
151 desa dan kelurahan. Ibu Kota Kabupaten Batu Bara adalah Kota Lima Puluh.
Jarak dari Kota Lima Puluh ke Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu Medan,
berkisar 120 Km atau sekitar 2,5 – 3 jam perjalanan darat. Dan ke kecamatan
34
Universitas Sumatera Utara
35
Dinas Kesehatan Batu Bara terletak Kota Lima Puluh. Dinas Kesehatan
sebagai berikut :
Tabel 2
Tenaga Kesehatan n
Dokter Umum 3
S1 kesehatan masyarakat 2
Bidan desa 15
Perawat 20
Petugas gizi 1
Perawat gigi 1
Sanitarian 1
Administrasi 2
Petugas obat 2
TKS 20
Kelurahan Tanjung Tiram, Bogak, Suka Maju, Bagan Dalam, Guntung, Lima
Laras dan Sentang, yang akan di tambah 5 Pustu desa Pahlawan, Bandar Rahmad,
Tabel 3
Tabel 4
Jenis Tenaga/Pendidikan
Tabel 4
Jenis Tenaga/Pendidikan
Analisis Univariat
jenis kelamin anak, umur anak diperoleh responden dengan kelompok umur ibu
20-30 tahun yaitu sebanyak 58 responden (74,4%), kelompok umur ibu 31-40
tahun sebanyak 14 responden (17,9%), dan kelompok umur ibu 41-50 tahun
orang (10,7%), pendidikan SMP terdiri dari 30 orang (40,0%), pendidikan SMA
terdiri dari 33 orang (44%), dan yang berpendidikan PT terdiri dari 4 orang
(5,3%). Berdasarkan jenis kelamin anak terdiri dari 32 anak (42,7%) berjenis
kelamin laki laki dan 43 anak (57,3%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan
umur anak diperoleh umur bayi 6 bulan – 2 tahun terdiri dari 22 orang (29%),
umur anak 2- < 3 tahun terdiri dari 33 orang (44,0%) dan 3 - < 5 tahun terdiri dari
20 (27%).
Tabel 5
Variabel n %
Umur ibu
20-30 tahun 58 74,4%
31-40 tahun 14 17,9%
41-50 tahun 3 3,8%
Pendidikan ibu
SD 8 10,7%
SMP 30 40,0%
SMA 33 44%
PT 4 5,3%
Jenis kelamin anak
Laki laki 32 42,7%
Perempuan 43 57,3%
Umur anak
6 bulan – 2 tahun 22 29,0%
2 - < 3 tahun 33 44,0%
3 - 5 tahun 20 27,0%
dari apa yang diketahui oleh responden tentang ASI Eksklusif, Tujuan ASI
Eksklusif, Manfaat ASI Eksklusif, Keunggulan bayi yang diberi ASI Eksklusif.
menjawab benar yaitu air susu ibu, sedangkan 48 responden (64,0%) menjawab
(26,7%) menjawab benar yaitu pemberian ASI saja tanpa cairan lain atau
salah. Apakah pemberian ASI penting bagi bayi, sebanyak 24 responden (32,0%)
responden (26,7%) menjawab benar yaitu segera setelah lahir atau maksimal 1
salah. Apakah manfaat yang didapat dari pemberian ASI, sebanyak 20 responden
(73,3%) menjawab salah. Apa saja kandungan yang terdapat dalam ASI, sebanyak
responden (60,0%) menjawab salah. Apa keunggulan bayi yang diberi ASI
salah. Manfaat apa yang didapatkan oleh ibu, sebanyak 37 responden (49,3%)
menjawab salah. Apakah ibu pernah memberikan makanan tambahan seperti air
tajin, pisang, bubur nasi, susu kemasan (kiloan), sebanyak 66 responden (88,0%)
responden (12,0%) menjawab benar yaitu tidak pernah sama sekali, sedangkan 66
responden (88,0 %) menjawab salah. Apakah ASI dapat diganti dengan makanan
lain pengganti ASI (PASI), sebanyak 66 responden (88,0%) menjawab benar yaitu
Menurut ibu, setelah bayi diberikan ASI Eksklusif sampai usia berapa bayi
Tabel 6
Tabel 6
Tabel 6
Tabel 7
Pengetahuan n %
Baik 26 34,7
Kurang 49 65,3
Jumlah 75 100,0
anak, tindakan memberikan ASI saja tanpa adanya tambahan makanan sebelum
umurnya cukup, tindakan pemberian ASI karena bermanfaat bagi tubuh ibu dan
kepada anak.
terhadap pertanyaan saya akan segera memberikan ASI kepada anak saya setelah
sikap tidak setuju, sedangkan 1 responden (1,4%) mempunyai sikap sangat tidak
setuju. Jika saya memberikan kolostrum kepada anak saya, maka dia akan mudah
Saya hanya akan memberikan ASI saja kepada bayi saya sampai usianya 6
bulan karena saya percaya bahwa ASI mengandung karbohidrat, protein lemak,
responden (1,4%) mempunyai sikap sangat tidak setuju. Saya akan memberikan
ASI Eksklusif pada bayi saya karena bermanfaat bagi saya, bayi saya dan negara,
sikap tidak setuju, sedangkan 0 responden mempunyai sikap sangat tidak setuju.
Walaupun tetangga saya dan orang tua saya mengatakan jika bayi dibawah 6
bulan menangis dan rewel, maka boleh diberikan makanan tambahan, saya tidak
akan mendengarkan mereka dan tetap memberi ASI Eksklusif sampai usia bayi
Jika saya memakan makanan yang bervariasi maka ASI saya akan
Walaupun saya sibuk bekerja, saya akan tetap rutin dalam memberikan ASI
mempunyai sikap sangat tidak setuju. Walaupun suami saya tidak mendukung
proses pemberian ASI Eksklusif, maka saya akan tetap memberi ASI kepada anak
sangat tidak setuju. Saya akan memberikan ASI kepada bayi saya sampai usianya
sangat tidak setuju. Walaupun bayi saya dalam keadaan diare, saya akan tetap
Jika saya sedang sakit, saya akan tetap memberikan ASI kepada anak saya
dan tidak akan memberikan makanan tambahan sampai usianya 6 bulan, sebanyak
setuju, sedangkan 1 responden (1,3%) untuk sikap sangat tidak setuju. Walaupun
makanan dalam proses mendukung kelancaran ASI saya mahal, saya akan tetap
sedangkan 1 responden (1,3%) mempunyai sikap sangat tidak setuju. Jika saya
mampu memberikan ASI, maka saya tidak akan memberikan susu formula pada
sangat tidak setuju. Jika saya memberikan ASI Eksklusif kepada anak saya sampai
usia 2 tahun, maka kecerdasan anak saya akan meningkat, sebanyak 17 responden
Tabel 8
Tabel 8
Tabel 8
Tabel 9
Sikap ibu n %
Baik 35 46,7
Buruk 40 53,3
Jumlah 75 100,0
petugas kesehatan dapat dilihat dari mendukung dan tidak mendukungnya peran
petugas kesehatan dalam menjelaskan proses pemberian ASI Eksklusif saat ibu
yang baik dan benar, meyakinkan bahwa ibu dapat memberikan ASI secara
Eksklusif, menjelaskan solusi atau jalan keluar masalah masalah yang timbul saat
formula pada bayi umur kurang dari 6 bulan dan memberikan saran mengenai
tidak. Bidan menjelaskan bagaimana cara memberikan ASI Eksklusif yang baik
menjawab tidak. Bidan menjelaskan tentang solusi atau jalan keluar masalah
masalah yang timbul saat proses pemberian ASI nantinya, sebanyak 34 responden
menganjurkan agar memberikan susu formula pada bayi umur kurang dari 6
Tabel 10
peran petugas kesehatan dalam ASI Eksklusif diperoleh bahwa dari 75 responden
yang tidak mendukung sebanyak 51 responden (68,0%). Secara rinci dapat dilihat
Tabel 11
(78,7%) responden tidak memberikan ASI secara Eksklusif. Secara rinci dapat
Tabel 12
Analisis Bivariat
pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif menunjukan bahwa dari 26 ibu
yang tidak memberikan ASI secara Eksklusif. Berdasarkan hasil uji statistik di
atas, diperoleh nilai p adalah 0,003 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
diketahui nilai OR adalah 6,8 yang artinya responden yang memiliki pengetahuan
baik berpeluang 6,8 kali untuk memberikan ASI secara Eksklusif dibanding
Tabel 13
Puskesmas Tanjung Tiram Tahun 2019. Hasil analisis hubungan antara sikap
ibu dengan pemberian ASI Eksklusif menunjukan bahwa dari 35 responden yang
ASI secara Eksklusif dan terdapat sebanyak 27 (77,1%) responden yang tidak
(p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu
dengan pemberian ASI Eksklusif. Dari hasil analisis, diketahui nilai OR adalah
5,6 yang artinya responden yang mempunyai sikap baik berpeluang 5,6 kali untuk
buruk.
Tabel 14
Hubungan antara Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Puskesmas Tanjung
Tiram Tahun 2019
dan terdapat sebanyak 46 (90,2%) responden yang tidak memberikan ASI secara
Eksklusif.
(p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara peran petugas
kesehatan dan pemberian ASI Eksklusif. Hasil analisis, diketahui nilai OR adalah
7,8 yang artinya peran petugas kesehatan yang mendukung berpeluang 7,8 kali
Tabel 15
dalam penelitian ini terdapat sampel yang berjumlah 75 orang yang dijadikan
sebagai responden, menunjukkan bahwa variabel pengetahuan ibu, sikap ibu dan
Eksklusif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Norhidayu (2017) dilihat bahwa
pada bayi sebanyak 32 orang (69,6%) dan responden dengan pengetahuan baik
tetapi tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 9 orang (19,6%).
masing masing tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu sebanyak 4 orang (8,7%)
pengetahuan ibu tentang ASI dengan variabel pemberian ASI Eksklusif diperoleh
p value 0,002 (<0,05) yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara
Kassi-Kassi.
55
Universitas Sumatera Utara
56
Dengan pengetahuan yang baik maka ibu akan memberikan ASI secara Eksklusif
kepada bayinya karena ibu tahu manfaat dan pentingnya ASI Eksklusif bagi
bayinya.
tentang ASI. Adapun yang harus diketahui oleh responden mengenai ASI, yaitu
pengertian ASI, kandungan ASI, manfaat menyusui bagi ibu maupun anaknya,
informasi yang diterima. Hal ini juga menunjukkan bahwa pengetahuan ibu masih
banyak ibu yang tidak tahu terhadap pernyataan “Manfaat ASI Eksklusif pada
bayi adalah bayi mendapat zat antibodi alami, nutrisi serta mengandung gizi yang
responden yang tidak mengetahui apa keunggulan bayi yang diberi ASI Eksklusif
responden menjawab semua salah yaitu keunggulan bayi yang diberi ASI
Eksklusif membuat anak cerdas dan mandiri dan juga dapat menekan angka
kesakitan bayi. Responden beranggapan bahwa tidak ada perbedaan dan dampak
yang terjadi pada bayi yang diberi ASI secara Eksklusif maupun bayi yang tidak
kerja Puskesmas Tanjung Tiram masih rendah. Banyak ibu yang memberikan
makanan tambahan seperti air tajin, pisang, bubur nasi, susu kemasan (kiloan)
Air putih dan air tajin dinilai dapat diberikan karena menurut pengalaman
ibu, ketika anak menangis diberi air tersebut, maka anak langsung diam.
Sedangkan madu dipercaya bisa membuat anak tidak mudah terserang penyakit.
Disamping itu, pemberian ASI yang tidak sampai umur 6 bulan karena ASInya
sedikit, ibu juga memberikan susu formula dengan alasan karena ASI belum
keluar dan anak masih kesulitan menyusu sehingga anak akan menangis bila
dibiarkan saja.
botol. Pemberian susu formula menjadi salah satu penyebab ibu tidak memberikan
ASI Eksklusif kepada anaknya. Kandungan gizi susu non-ASI tidak sesuai dengan
kebutuhan anak dan sulit diserap oleh pencernaan anak. Selain itu, susu non-ASI
ibu dan masyarakat tidak menimbulkan pertentangan bagi pihak lingkungan yang
disekitar, pertama kali saat bayi lahir dengan sendirinya seorang ibu di Desa Suka
Maju dan dengan pengetahuan seadanya tanpa dorongan oleh siapapun akan
memberikan bayinya makanan pertama baik air tajin, bubur nasi, pisang serta
madu.
tradisi pemberian makanan pertama saat lahir sudah menjadi hal yang biasa
dikalangan mereka. Ibu yang memiliki pengetahuan baik dalam kesehatan bahkan
tidak ikut serta dalam menyuarakan kebenaran dan mendorong untuk memotivasi
ibu yang lainnya akan kesalahan yang terus terjadi, sehingga kebiasaan akan terus
berlanjut dan berjalan sesuai tradisi dari nenek moyang yang mereka anut.
terhadap sikap ibu yang akan mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian ASI.
maksimal.
dikalangan yang berpengetahuan baik, namun lama kelamaan akan terkikis seiring
berjalannya tradisi dan kebiasaan yang kuat. Sehingga kebanyakan yang memiliki
pengetahuan baik akan menutup mulut mereka tanpa memperdulikan apa yang
dilakukan sekitar.
Umumnya pengetahuan ibu di Desa Suka Maju sangat kurang karena tidak
ada yang memberikan informasi tentang ASI Eksklusif. Baik informasi dari
kuesioner yang peneliti berikan yaitu apa yang ibu ketahui tentang ASI Eksklusif
rata rata ibu tidak mengetahuinya tetapi ibu hanya mengetahui ASI Eksklusif itu
hanya memberikan ASI saja dan ibu juga tidak mengetahui berapa lama
pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Terdapat beberapa ibu yang mengetahui apa
itu ASI Eksklusif tetapi tetap memberikan makanan tambahan pada bayi.
lokal berupa ideologi makanan untuk bayi. Pengetahuan budaya lokal ini juga
Eksklusif dikarenakan ada ibu yang beramggapan bahwa memberikan ASI saja
Frekuensi pemberian ASI Eksklusif yang keliru sering kali menjadi hal
yang biasa dikalangan ibu-ibu yang berada di lingkungan ini, pengetahuan yang
mereka pahami mengalahkan rasa kebenaran yang ada. Ibu beranggapan bahwa 3-
4 kali dalam sehari dalam pemberian ASI sudah cukup dan diselingi oleh susu
formula.
bahwa si bayi perlu dirangsang dengan diberikan susu formula terlebih dahulu,
karena mereka beranggapan susu yang pertama kali keluar (Kolostrum) adalah
susu basi dan sudah seharusnya untuk dibuang karena warnanya yang meragukan.
Pengetahuan tentang pemberian ASI saja tidak cukup karena anak selalu
menangis sedangkan ASI si ibu sedikit menjadi faktor yang sangat kuat
diberikannya susu formula bagi si bayi, selain praktis dan mudah karena sudah
banyak saat ini yang menjual kiloan juga harga yang terjangkau, banyak ibu lebih
memilih susu formula tanpa adanya pemikiran ke masa yang akan datang terhadap
berharga bagi ibu lainnya, mereka memiliki pengetahuan bahwa pemberian susu
formula maupun makanan tambahan lainnya sama sekali tidak memiliki dampak
bagi anak mereka, yang mereka fikir anak mereka akan tenang dan tidak suka
rewel.
Pengetahuan yang baik akan terkalahkan oleh tradisi orang tua yang susah
makanan tambahan bahkan disaat bayi baru lahir dan orang tua si bayi akan
akan dianggap salah. Pengetahuan yang baik akan tertutup dan tidak terdengar
Hasil uji statistik di atas, diperoleh nilai p adalah 0,02 (p<0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif. Sikap merupakan reaksi tertutup dan belum merupakan suatu tindakan
dan informasi mengenai ASI Eksklusif. Hal ini dibuktikan ketika ibu mengisi
kuesioner, banyak ibu yang tidak setuju terhadap pertanyaan “Saya akan
memberikan ASI Eksklusif pada bayi saya karena bermanfaat bagi saya, bayi saya
dan negara”. Dari hasil kuesioner tersebut penulis berasumsi bahwa pengetahuan
Eksklusif yang kurang, mempengaruhi sikap ibu yang diakibatkan oleh masih
pada bayi seperti pemberian madu. Perilaku menyusui yang kurang mendukung
Hasil penelitian yang dilakukan kepada ibu yang tinggal di Desa Suka
Maju memiliki sikap yang tidak baik tentang pemberian ASI Eksklusif yang
membantu menurunkan berat badan ibu, tetapi masih banyak ibu yang belum
mengetahuinya. Kemudian masih ada ibu yang ragu-ragu tentang fungsi dari ASI
jika dibandingkan dengan susu formula. Kemudian ASI juga dapat mempererat
ikatan rasa nyaman antara ibu dan bayi. ASI juga mengandung antibodi yang
dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus,
kestabilan emosi, sikap dan lingkungan pekerjaan. Ibu merasakan ASI yang diberi
secara Eksklusif kepada bayi tidak cukup sehingga ibu ingin cepat memberikan
susu formula kepada bayinya. Kepribadian ibu yang selalu mengalami tekanan
batin karena tidak dapat mendapat dukungan dari suaminya apabila memberikan
Sikap kurang percaya diri yang tinggi akan tinggi pula dalam
menghambat proses pemberian ASI Eksklusif pada anaknya, sehingga ibu akan
melakukan apa adanya baik pemberian makan tambahan dan susu formula yang
dirasa cukup tanpa adanya melakukan usaha yang begitu kuat jika si ibu diberikan
besar responden sudah bersikap baik terkait ASI Eksklusif yaitu sebesar 84
responden tetapi yang memberikan ASI secara Eksklusif hanya sebesar 26,2%
atau 22 responden dan sebesar 73% responden tidak memberikan ASI Eksklusif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan sikap ibu dengan
pemberian ASI Eksklusif dengan p <0,05, karena ibu sudah memiliki sikap yang
baik dalam memberikan ASI Eksklusif maka perilakunya juga akan menjadi
konsisten.
Sikap dalam pemberian ASI Ekslusif, rata-rata ibu yang tinggal di Desa
Suka Maju ini tidak memberikan ASI eksklusifnya dikarenakan pada saat bayi
lahir ASI tidak keluar sehingga ibu memberikan susu formula terlebih dahulu.
Padahal jika bayi dibiarkan menghisap payudara ibu maka akan jadi pemicu
Persentase pemberian ASI secara eksklusif tidak ada setengah dari sampel
yang diambil, ibu yang tinggal dengan ibu kandung dan mertua sangat
mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif begitu juga dukungan dari
suami. Selain itu, alasan dari responden adalah budaya yang ada di Desa Suka
Maju bahwa sesampainya ibu di rumah setelah melahirkan dari klinik bersalin
atau rumah sakit, bayi diberikan makanan seperti gula merah atau madu sebagai
Hasil penelitian dari kuesioner menjelaskan bahwa banyak sikap ibu yang
tidak setuju jika memakan makanan yang bervariasi akan cukup untuk kebutuhan
ASI dan terpenuhi kualitasnya untuk diberikan pada bayinya karena mereka
beranggapan apapun makanan yang mereka makan selama ini nyatanya cukup
untuk memenuhi kebutuhan ASI anaknya, dan menganggap bahwa makanan yang
bervariasi tidak terlalu begitu penting dibanding dengan kebutuhan hidup mereka
bervariasi untuk pemberian ASI diurutan paling akhir dalam kehidupan mereka.
dan perkembangan bayinya menjadi hambatan besar dalam adanya motivasi dan
dukungan dari luar untuk membantu lancarnya proses pemberian ASI tersebut,
sehingga sikap tersebut akan lebih besar dampaknya untuk diterapkan pada
Ibu juga memberikan makanan atau minuman pada bayi seperti susu
formula, air tajin, bubur, dan pisang sebelum bayi berumur 6 bulan yaitu
dikarenakan bayi sering menangis yang membuat ibu merasa bayinya kelaparan
dan ibu juga merasa dengan memberikan makanan tambahan bayi akan sehat serta
bayi cepat tumbuh besar. Ada juga sebagian ibu beralasan karena tidak
Umumnya alasan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif meliputi rasa takut
yang tidak berdasar bahwa ASI yang dihasilkan tidak cukup atau memiliki mutu
kolostrum, teknik pemberian ASI yang salah, serta kepercayaan yang keliru
bahwa bayi haus san memerlukan cairan tambahan. Selain itu, kurangnya
sebagai pengganti ASI menjadi kendala ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
kepada bayinya.
Hasil uji statistik di atas, diperoleh nilai p adalah 0,001 (p<0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara peran petugas kesehatan dan
pemberian ASI Eksklusif, dari hasil penelitian rata-rata ibu pergi ke posyandu
Eksklusif, agar ibu mengetahui dan lebih memahami apa itu manfaat dari ASI
susu formula dari klinik bidan atau rumah sakit dikarenakan ibu belum sanggup
memberikan ASI.
Padahal jika melakukan inisiasi dini pada saat bayi lahir akan merangsang
Eksklusif.
Peran petugas kesehatan dalam hal ini sangat penting untuk mendukung
ibu ibu tetap menyusui. Tidak hanya dengan memberikan obat atau menyarankan
makanan tertentu, tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan kepada ibu ibu
bahwa dalam rangsangan bayi terus menerus akan memacu produksi ASI lebih
banyak.
mendukung untuk memberikan susu formula pada bayi umur kurang dari 6 bulan,
memberikan susu formula pada bayi umur kurang dari 6 bulan” dari 75
menanggapi dengan baik dengan yang disampaikan oleh pihak peran petugas
persalinan dan perawatan bayi baru lahir hendaknya membuat kebijakan tertulus
petugas kesehatan.
Keterbatasan Penelitian
terdiri dari tiga variabel yaitu pengetahuan ibu, sikap ibu dan peran
Kesimpulan
Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Desa Suka Maju 2019 dapat ditarik
terhadap sikap ibu yang akan mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian
ASI. Hal ini menyebabkan hambatan dalam pencapaian ASI Eksklusif secara
maksimal.
2. Ada hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang memiliki
sikap tidak baik terhadap pemberian ASI Eksklusif dikarenakan masih ada ibu
yang belum mengerti manfaat pemberian ASI secara Eksklusif dan ibu
Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Tiram Desa Suka Maju 2019.
Saran
sebagai berikut :
ASI Eksklusif, baik melalui media sosial yang dibuat menarik perhatian
68
Universitas Sumatera Utara
69
program ASI Eksklusif, manfaat ASI, serta keunggulan ASI baik kepada ibu
informasi yang tepat tentang ASI dan seputar kegiatan menyusui, serta
memberikan semangat dan dorongan agar para ibu memberikan ASI Eksklusif
pemberian ASI, agar ASI Eksklusif berhasil diberikan kepada bayi selama 6
bulan pertama, dan ASI diteruskan hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif.
70
Universitas Sumatera Utara
71
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Identitas Ibu
Tanggal Pengisian :
Nama Responden :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
2. Identitas Bayi
Nama :
Tempat/ tanggal lahir :
Umur :
Anak ke- :
Jenis Kelamin :
B. PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF
1. Apakah kepanjangan dari ASI?
a. Air Susu Ibu.
b. Anak Sayang Ibu.
c. Ayah Sayang Ibu.
d. Asupan Susu Ibu.
2. Menurut ibu, apakah yang dimaksud dengan ASI Eksklusif?
a. Makanan alamiah bagi bayi sampai usia 2 tahun.
b. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai usia 6 bulan.
c. Pemberian ASI saja tanpa cairan lain atau makanan padat sampai usia 6
bulan.
d. Pemberian ASI ditambah susu formula dan makanan padat sampai usia 2
tahun.
3. Apakah pemberian ASI penting bagi bayi?
a. Tidak penting.
b. Ragu-ragu.
c. Penting.
d. Tidak tahu.
4. Menurut ibu, kapan seorang bayi harus segera diberikan ASI pertamanya?
a. Segera setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam setelah lahir.
b. Menunggu ibu untuk benar-benar siap memberikan ASI.
c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap, barulah
diberikan ASI pertama.
d. Menunggu bayi menangis karena kelaparan.
5. Berapa lama bayi diberikan ASI saja?
a. 0-1 bulan.
b. 0-6 bulan.
c. 2-4 bulan.
d. 0-4 bulan.
6. Apakah manfaat yang didapat dari pemberian ASI?
a. Memberi nutrisi.
b. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
c. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
d. Semua jawaban benar.
7. Apa saja kandungan yang terdapat dalam ASI?
a. Kolostrum.
b. Antibodi.
c. Protein susu, taurin, karbohidrat, lemak.
d. Semua benar.
8. Menurut ibu, apa keunggulan bayi yang diberi ASI Eksklusif dibandingkan
dengan bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif?
a. ASI Eksklusif membuat anak cerdas dan mandiri.
b. ASI Eksklusif menekan angka kematian bayi dan angka kesakitan bayi
c. A dan B benar.
d. Semua salah.
9. Apakah memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan memberikan manfaat bagi
ibu?
a. Ya.
b. Tidak.
10. Bila jawaban ya, manfaat apa yang didapatkan oleh ibu?
a. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan.
b. Menunda kehamilan berikutnya.
c. Lebih cepat langsing.
d. Semua jawaban benar.
11. Apakah ibu pernah memberikan makanan tambahan seperti air tajin, pisang
bubur nasi, susu kemasan (kiloan)?
a. Pernah.
b. Tidak.
12. Kalau pernah, diusia berapa diberikan?
a. 6 bulan
b. 2-4 bulan
c. Pertama kali saat bayi lahir.
d. Tidak pernah sama sekali.
13. Apakah ASI dapat diganti dengan makanan lain pengganti ASI (PASI)?
a. Ya.
b. Tidak.
14. Menurut ibu, frekuensi yang tepat dalam menyusu berapa kali?
a. 1 kali sehari.
b. Sesering mungkin.
c. 3-4 kali.
d. Setiap bayi menangis.
15. Menurut ibu setelah bayi diberikan ASI Eksklusif, sampai usia berapa bayi
dilanjutkan diberikan ASI?
a. ASI diberikan setelah pemberian ASI Ekslusif.
b. 8 bulan.
c. 1 tahun.
d. 2 tahun.
Pertanyaan SS S TS STS
a) Ya
b) Tidak
OUTPUT
UMUR IBU
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
20-30 Tahun 58 77.3 77.3 77.3
31 - 40 14 18.7 18.7 96.0
Valid Tahun
41- 50 Tahun 3 4.0 4.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
PENDIDIKAN TERAKHIR
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
PT 4 5.3 5.3 5.3
SMA 33 44.0 44.0 49.3
Valid SMP 30 40.0 40.0 89.3
SD 8 10.7 10.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
UMUR BAYI
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
< 2 Tahun 42 56.0 56.0 56.0
<2->3 33 44.0 44.0 100.0
Valid
Tahun
Total 75 100.0 100.0
P1
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
Air Susu 27 36.0 36.0 36.0
Ibu
Anak 13 17.3 17.3 53.3
Sayang Ibu
Ayah 2 2.7 2.7 56.0
Valid
Sayang Ibu
Asupan 33 44.0 44.0 100.0
Susu Ibu
75 100.0 100.0
Total
P2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Makanan alamiah bagi bayi 16 21.3 21.3 21.3
sampai usia 2 tahun
Pemberian ASI ditambah susu 23 30.7 30.7 52.0
formula sampai usia 6 bulan
Pemberian ASI saja tanpa 20 26.7 26.7 78.7
Valid cairan lain atau makanan
padat sampai usia 6 bulan
Pemberian ASI ditambah susu 16 21.3 21.3 100.0
formula dan makanan padat
sampai usia 2 tahun
Total 75 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 11 14.7 14.7 14.7
penting
Valid Ragu- 28 37.3 37.3 52.0
ragu
Penting 24 32.0 32.0 84.0
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0-1 bulan 2 2.7 2.7 2.7
0-6 bulan 29 38.7 38.7 41.3
Valid 2-4 bulan 17 22.7 22.7 64.0
0-4 bulan 27 36.0 36.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Memberi nutrisi 5 6.7 6.7 6.7
Untuk 36 48.0 48.0 54.7
Valid pertumbuhan dan
perkembangan
anak
P7
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Kolostrum 11 14.7 14.7 14.7
Antibodi 24 32.0 32.0 46.7
Protein susu, taurin, 10 13.3 13.3 60.0
Valid
karbohidrat, lemak
Semua benar 30 40.0 40.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
P8
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
ASI Eksklusif membuat 8 10.7 10.7 10.7
anak cerdas dan mandiri
ASI Eksklusif menekan 9 12.0 12.0 22.7
angka kematian bayi dan
Valid angka kesakitan bayi
P9
Frequenc Percen Valid Cumulativ
y t Percent e Percent
Ya 37 49.3 49.3 49.3
Vali
Tida 38 50.7 50.7 100.0
d
k
P11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Pernah 66 88.0 88.0 88.0
Valid Tidak 9 12.0 12.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
P12
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
6 bulan 26 34.7 34.7 34.7
2-4 bulan 13 17.3 17.3 52.0
Pertama kali saat bayi 27 36.0 36.0 88.0
Valid lahir
Tidak pernah sama 9 12.0 12.0 100.0
sekali
Total 75 100.0 100.0
P13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ya 66 88.0 88.0 88.0
P14
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 kali sehari 5 6.7 6.7 6.7
Sesering mungkin 31 41.3 41.3 48.0
3 - 4 kali 27 36.0 36.0 84.0
Valid
Setiap bayi 12 16.0 16.0 100.0
menangis
Total 75 100.0 100.0
P 15
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
ASI diberikan setelah 7 9.3 9.3 9.3
pemberian ASI Eksklusif
8 bulan 22 29.3 29.3 38.7
Valid
1 tahun 23 30.7 30.7 69.3
2 tahun 23 30.7 30.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
PENGETAHUAN
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Baik (8-15) 26 34.7 34.7 34.7
Kurang (0- 49 65.3 65.3 100.0
Valid
7)
Total 75 100.0 100.0
S1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
STS 1 1.3 1.3 1.3
Valid
TS 39 52.0 52.0 53.3
S2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
STS 1 1.3 1.3 1.3
TS 39 52.0 52.0 53.3
Valid S 16 21.3 21.3 74.7
SS 19 25.3 25.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
S3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
STS 1 1.3 1.3 1.3
TS 38 50.7 50.7 52.0
Valid S 20 26.7 26.7 78.7
SS 16 21.3 21.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
S4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
STS 1 1.3 1.3 1.3
TS 37 49.3 49.3 50.7
Valid S 21 28.0 28.0 78.7
SS 16 21.3 21.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
S5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid TS 41 54.7 54.7 54.7
S6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
STS 2 2.7 2.7 2.7
TS 37 49.3 49.3 52.0
Valid S 22 29.3 29.3 81.3
SS 14 18.7 18.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
S7
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
STS 4 5.3 5.3 5.3
TS 37 49.3 49.3 54.7
Valid S 19 25.3 25.3 80.0
SS 15 20.0 20.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
S8
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
STS 1 1.3 1.3 1.3
TS 39 52.0 52.0 53.3
Valid S 21 28.0 28.0 81.3
SS 14 18.7 18.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
S9
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid STS 7 9.3 9.3 9.3
S10
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
STS 4 5.3 5.3 5.3
TS 41 54.7 54.7 60.0
Valid S 11 14.7 14.7 74.7
SS 19 25.3 25.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
S11
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
STS 4 5.3 5.3 5.3
TS 39 52.0 52.0 57.3
Valid S 14 18.7 18.7 76.0
SS 18 24.0 24.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
S12
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
STS 1 1.3 1.3 1.3
TS 39 52.0 52.0 53.3
Valid S 17 22.7 22.7 76.0
SS 18 24.0 24.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
S13
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
S14
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
STS 3 4.0 4.0 4.0
TS 40 53.3 53.3 57.3
Valid S 15 20.0 20.0 77.3
SS 17 22.7 22.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
S15
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
STS 4 5.3 5.3 5.3
TS 38 50.7 50.7 56.0
Valid S 16 21.3 21.3 77.3
SS 17 22.7 22.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
SIKAP
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Baik (8- 35 46.7 46.7 46.7
15)
Valid Buruk 40 53.3 53.3 100.0
(0-7)
Total 75 100.0 100.0
PP1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
PP2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 38 50.7 50.7 50.7
Valid Ya 37 49.3 49.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
PP3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 37 49.3 49.3 49.3
Valid Ya 38 50.7 50.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
PP4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 43 57.3 57.3 57.3
Valid Ya 32 42.7 42.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
PP5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 41 54.7 54.7 54.7
Valid Ya 34 45.3 45.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
PP6
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Tidak 45 60.0 60.0 60.0
Valid Ya 30 40.0 40.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
PP7
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 44 58.7 58.7 58.7
Valid Ya 31 41.3 41.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
PERAN PETUGAS KESEHATAN
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Mendukung (4-7) 24 32.0 32.0 32.0
Tidak Mendukung 51 68.0 68.0 100.0
Valid
(0-3)
Total 75 100.0 100.0
ANALISI BIVARIAT
Pengetahuan * Pemberian ASI Eksklusif
Crosstabulation
Tindakan yang Total
dilakukan ibu
menyusui apakah
memberikan ASI
atau tidak secara
Eksklusif
ASI Tidak
Eksklusif
Count 8 18 26
% within Segala 30.8% 69.2% 100.0%
Baik (8- sesuatu terkait
15) yang diketahui
Segala sesuatu ibu terhadap ASI
terkait yang Eksklusif
diketahui ibu
terhadap ASI Count 8 41 49
Eksklusif % within Segala 16.3% 83.7% 100.0%
Kurang sesuatu terkait
(0-7) yang diketahui
ibu terhadap ASI
Eksklusif
Count 16 59 75
% within Segala 21.3% 78.7% 100.0%
sesuatu terkait
Total
yang diketahui
ibu terhadap ASI
Eksklusif
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Exact Sig. Exact Sig.
Sig. (2- (2-sided) (1-sided)
sided)
Pearson Chi-Square 10.769a 1 .001
Continuity 9.063 1 .003
Correctionb
Likelihood Ratio 11.059 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear 10.630 1 .001
Association
N of Valid Cases 75
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 7.95.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Segala 6.825 1.985 23.468
sesuatu terkait yang
diketahui ibu terhadap
ASI Eksklusif (Baik (8-
15) / Kurang (0-7))
For cohort Tindakan 2.294 1.487 3.540
yang dilakukan ibu
menyusui apakah
memberikan ASI atau
tidak secara Eksklusif =
ASI Eksklusif
For cohort Tindakan .336 .139 8.13
yang dilakukan ibu
menyusui apakah
memberikan ASI atau
tidak secara Eksklusif =
Tidak
N of Valid Cases 75
Crosstabulation
Tindakan yang Total
dilakukan ibu
menyusui apakah
memberikan ASI atau
tidak secara Eksklusif
ASI Tidak
Eksklusif
Tindakan yang Baik (8- Count 8 27 35
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Exact Sig. Exact Sig.
Sig. (2- (2-sided) (1-sided)
sided)
a
Pearson Chi-Square 6.810 1 0.009
Continuity 5.305 1 0.02
Correctionb
Likelihood Ratio 6.965 1 .008
Fisher's Exact Test .013 .010
Linear-by-Linear 6.722 1 .010
Association
N of Valid Cases 75
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 7.47.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
N of Valid Cases 75
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Exact Sig. Exact Sig.
Sig. (2- (2-sided) (1-sided)
sided)
a
Pearson Chi-Square 12.624 1 .000
Continuity 10.568 1 .001
Correctionb
Likelihood Ratio 11.930 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear 12.455 1 .000
Association
N of Valid Cases 75
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 5.12.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Penilaian ibu apakah 7.785 2.291 26.456
peran petugas kesehatan mendukung
atau tidak dalam terjadinya proses
pemberian ASI Eksklusif (Mendukung
(4-7) / Tidak Mendukung (0-3))
For cohort Tindakan yang dilakukan 4.675 1.828 11.959
ibu menyusui apakah memberikan ASI
atau tidak secara Eksklusif = ASI
Eksklusif
For cohort Tindakan yang dilakukan .601 .411 .877
ibu menyusui apakah memberikan ASI
atau tidak secara Eksklusif = Tidak
N of Valid Cases 75
Lampiran 6. Dokumentasi