Anda di halaman 1dari 24

BAB III

LAPORAN KASUS KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA WARINGIN

DENGAN MODIFIKASI MODEL COMMUNITY PARTNER

Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu kerangka kerja untuk


memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat secar sistemtis dan
rasional yang didasarkan pada kebutuhan dan masalah masyarakat. Penerapan
ilmu dan kiat asuhan keperawatan komunitas yang ada di masyarakat dapat
dilakukan dengan melakukan kegiatan untuk dapat mencapai tujuan yang kita
dapatkan pelaksanaan kegiatan mahasiswa praktek belajar lapangan keperawatan
komunitas di RT. 04 RW. 08 Desa Waringin Kecamatan Palasah selama 2 hari
dari tanggal 10 Februari 2021 sampai 11 Februari 2021 dengan kegiatan sebagai
berikut :

Dari pengkajian di Desa Waringin Kecamatan Palasah RT 04 RW 08 di dapatkan


data sebagai berikut :

A. PENGKAJIAN
1. Inti Komunitas
a. Sejarah (Histori)
Kurang lebih abad ke 14, ada salah satu Pangeran keturunan dari
Ciamis yang bernama Pangeran Aryadipati. Pada suatu hari Pangeran
Aryadipat bepergian menuju ke Cirebon, setibanya di Cirebon beliau
melakukan semedi di salah satu gunung yang bernama Gunung Penawar
Jati yang semarang dinamakan Gunung Jati, Dalam bertapanya, Beliau
berdoa kepada Hyang Widi, Gusti yang maha Suci untuk meminta
petunjuk. Sebulan lamanya Pangeran Aryadipat bertapa di tempat
tersebut, tetapi selalu belum mendapat petunjuk, hanya bisa bersabar dan
terus melakukan semedi/bertapa. Kemudian pada malam ke 33 Pangeran
Aryadipat mendapat ilham atau petunjuk untuk mencari sebuah pohon
yang menyerupai “Cecendet”. Setelah mendapat ilham tersebut kemudian
Pangeran Aryadipat berangkat menuju kearah barat. Selama perjalanan
hampir 3 tahun lamanya, Pangeran Aryadipat belum juga menemukan
pohon yang dicari, hal ini menyebabkan Pangeran Aryadipat hamper
putus asa.

Penulis: “Pada jaman sekarang, masih adakah orang-orang yang


melakukan ritual bertapa seperti halnya Pangeran Aryadipati? Sepertinya
sulit untuk menemukannya”.

Dalam suatu waktu, Pangeran Aryadipat tiba di satu kampung yang


disebut Kampung Tajur, karena terlalu lelah, Pangeran Aryadipat
beristirahat di kampung tersebut sampai akhirnya beliau ketiduran. Gusti
Allah selalu menyayangi orang yang sabar, sesaat setelah Pangeran
Aryadipat terbangun, beliau kaget luar biasa karena tiba-tiba
disampingnya ada sebuah pohon yang selama ini dicari-cari.

“Eeeh, sepertinya ini pohon yang selama ini aku cari cari”, gumam
Pangeran Aryadipat sambil memperhatikan pohon tersebut. Setelah di
teliti dan yakin bahwa pohon tersebut yang selama ini dicari-cari,
Pangeran Aryadipat melakukan shalat hajat beberapa kali sebagai wujud
teruma kasih dan bersyukurnya atas bantuan Gusti Allah. Setelah selesai
shalat Hajat dan berdoa, pohon yang berada disampingnya tersebut
secara tiba-tiba berubah membesar dan semakin tinggi, daunnya sangat
lebat hijau dan rindang yang membuat siapapun merasa nyaman.
Kemudian pohon ini di namakan atau disebut pohon beringin “Caringin-
Sunda”.

Penulis: Pembaca pasti tahu pohon beringin kan?

Kalau di perhatikan di lambang Negara kita, pohon beringin ini


oleh para pendahulu kita dijadikan sebagai salah satu lambang yang
berada di dada burung garuda sebagai salah satu sila dari 5 sila.
Pangeran Aryadipati kemudian memutuskan untuk tinggal di kampung
tersebut “Kampung Tajur” dan menikami salah satu putri yang cantik
yaitu putri dari Pangerang Sangiang dari Talaga yang bernama Putri
Sawit. Dalam menjalin rumah tangganya, Pangeran Aryadipati Dan Putri
Siti Sawit sangat menyayangi satu sama lain, kemana mana selalu
berjalan bersama “ka cai nya bareng mandi kadarat nya bareng solat—
Peribahasa Sunda”. Dari hasil pernikahannya kemudian mereka
mempunyai 2 orang putra yang bernama Remban dan Imbar.
Dina hiji waktu nyaeta poe jum’at Kaliwon ,Pangeran Aryadipati
kadatangan ku hiji Pangeran nu katelah Sommadullah nu sok disebut oge
Pangeran Cakra Bumi malahan leuwih ka koncara Mbah Kuwu Sangkan
putra Prabu Siliwangi ti Pajajaran nu ngadon matuh di karajaan Cirebon.
Diceritakan dalam suatu waktu, tepat di hari jum’at Kliwon, Pangeran
Aryadipati kedatangan salah satu Pangeran benama Sommadullah yang
juga sering disebut Pangeran Cakra Bumi dan lebih di kenal sebagai
Mbah Kuwu Sangkan Putra dari Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran
yang tinggal di Kerajaan Cirebon.

“Assalamu’alaikum” Mbah kuwu mengucapkan salam kepada Pangeran


Aryadipati.
“Wa’alaikum Salam Warohmatullah” Pangeran Adipati menjawab salam
sambil mengulurkan tangan mengajak salaman dengan penuh hormat

Kemudian Pangeran Cakra Bumi menjelaskan maksud


kedatangannya yaitu bersilahturami dan memerintahkan Pangeran
Aryadipati untuk menjadi Kepala Kampung Tajur yang ketiga. Sebab
pada saat itu baru ada dua orang kepala kampung (Kepala Desa pada
jaman sekarang) yaitu Ki Gedeng Alang-Alang yang berada di Gunung
Penawar Jati dan Mbah Kuwu Sangkan putra dari Prabu Siliwangi yang
berada di Cirebon . Setelah berdiskusi beberapa lama, kemudian Mbah
Kuwu kembali ke Cirebon.
Setelah Pangeran Aryadipati dipercaya mempimpin masyarakat
Tajur, tidak beberapa lama kemudian datang surat dari Mataram ke
Kampung Tajur, yang isinya meminta Pangeraan Aryadipati berangkat ke
Mataram ditemani bersama Mbah Kuwu Sangkan dari Cirebon.
Besok harinya, sebelum berangkat ke Mataram, pangeran Aryadipati
bermimpi bertemu dengan orang yang tidak dikenal, orang ini meminta
untuk membawa pusaka yang adai di depan rumahnya untuk dibawa serta
ke mataram.

“Heh.. Pangeran Aryadipari, pangeran segera berangkat ke Mataram,


Bawa pusaka yang ada didepan rumah Pangeran” Kata orang tersebut
dalam mimpinya.

Pangeran Aryadipari merasa kaget, buru-buru beliau bangun dari


tidurnya dan ingat bahwa hari ini harus berangkat ke mataram dengan
Mbah Kuwu Sangkan untuk menemui Raja Mataram. Akhirnya Pangeran
Aryadipati berpamitan ke istrinya untuk berangkat ke mataram. Pada saat
keluar rumah, dia mencari-cari pusaka yang di maksud orang dalam
mimpinya.

“Hmmm, Mana ya Pusakanya, apa ini mungkin ? “ kata Pangeran


Aryadipati sambil memungut daun “Kelewih”. Tanpa sadar, daun
tersebut di lempar kembali oleh pangeran, tiba-tiba daun tersebut berubah
menjadi Kuda berdasarkan dari penglihatan pangeran aryadipati. Tidak
menunggu lama, pangeran aryadipati kemudian menaiki kuda tersebut
dan cepat2 menuju mataram, beliau lupa seharusnya menjemput terlebih
dahulu Mbah Kuwu Sangkat di Cirebon.

Penulis: Pembaca sudah pernah ngaraso tumpak kuda ? kalau sayahamah


udah sering waktu kecil naik kuda Pak Yati (mang endong payuneun
bumi, hehehe).
Setibanya di Mataram, Ki Gedeng sangat murka, matanya melotot dan
langsung teriak memarahi pangeran Aryadipati.
“Hey… Aryadipati, kenapa kamu datang sendirian, mana Ki Cakra
Bumi?” “Mohon Maaf… Hamba lupa, tidak mampir ke Cirebon” Jawab
Pangeran Aryadipati sambil menyembah dalam-dalam.
“Kurang Ajar… Kamu sudah berani melawan Raja, Kamu tidak
melaksanakan perintah Raja, Barangsiapa yang tidak mau melaksanakan
perintah raja, harus di gantung dan di penggal kepalanya”

“Maafkan hamba, hamba pasrah, hamba tunduk pada perintah Paduka”


Kata Pangeran Aryadipati sambil menundukkan kepala merasa sangat
menyesal sudah melupakan kewajibannya menjemput Ki Cakra Bumi
(Kuwu Sangkan).

“Patih, bawa Ki Aryadipati, seret dan gantung di alun-alun, penggal


kepalanya” Perintah Ki Gedeng kepada patihnya dengan sangat marah.
Tidak menunggu lama Pangeran Aryadipati dibawa ke alun-alun untuk di
hukum gantung.

Setelah tiga bulan lamanya Pangeran Aryadipati tidak kembali ke


kampung. Siti Sawit merasa sangat khawatir. Akhirnya Siti Sawit
memerintahkan ke rakyatnya yang paling di percaya untuk menyusul
Pangeran Aryadipati ke Mataram.

“Paman, Tolong susul suami saya ke mataram, saya merasa sangat


khawatir, takut ada apa-apa di perjalanan!” kata Siti sawit sambil
menangis tersedu-sedu, khawatir dengan suaminya yang tiga bulan belum
pulang pulang.

“Baik den Putri, saya pamit berangkat saat ini juga” Kata salah seorang
rakyat tajur sambil segera berdiri dan berangkat menuju mataram
ditemani beberapa orang lainnya.
Setibanya di mataram, utusan menemukan kepala Pangeran Aryadipati
Menggantung dan sudah terpisan dari badannya. Secepatnya kepala
pangedan di turunkan, dan di bungkus dengan kain putih. Aneh bin ajaib,
walaupun sudah 13 Hari kepala pangeran adipati di gantung di alun-alun,
tidak ada bau bankai sedikitpun. Setelah selesai dibungkus, kemudian
utusan tersebut segera pamit.

“Maafkan hamba, hamba pamit, dan mohon izinnya paduka untuk


menyerahkan kepala pangeran ke Putri Siti Sawit, yang sudah lama
menanti” Kata salah satu urusan sambil menyembah Ki Gedeng. Sejalan
dengan berangkatnya utusan tersebut, tubuh Pangeran Aryadipati yang
tergeletak dekat tiang tangungan mendadak hilang tanpa bekas. Semua
yang ada di situ merasa sangat kaget. Ki Gedeng Mataram dan rakyatnya,
juga para utusan dari Tajur, mereka tertipu dengan penglihatannya,
tertipu oleh Pangeran Aryadipati. Sebenarnya yang di gantung dan di
penggal tiada lain adalah pusakanya yaitu Mahkota Waring. Sebab
Pangeran Aryadipati menghilang sewaktu diseret akan di gantung.
Utusan dari Kampung Tajur kembali pulang membawa Kepala Pangeran
Aryadipati yang dibungkus oleh Kain Putih, Kemudian setibanya di
kampung Tajur, bungkusan tersebut diserahkan kepada Nyi Putri Siti
Sawit. Secepatnya bungkusan tersebut dikuburkan sebagaimana
mestinya, tetapi kedalaman dari kuburan tersebut hanya setengah meter
atau sedalam ukuran panjang siku lengan.
Setelah kejadian tersebut, Pangeran Aryadipati tidak mau muncul
lagi ke rakyatna, sebab sepengetahuan rakyatnya, Pangeran Aryadipati
sudah meninggal di hukum gantung oleh Ki Gedeng Mataram, tetapi
istrinya Nyi Siti Sawit saja yang sering menemui dan tahu bahwa
suaminya masih hidup dan pindah tempat ke daerah Giri Lawungan.
Penulis: Pembaca tahu dimana letak Giri Lawungan? Giri Lawungan itu
adanya di sebelah utara Kota Majalengka.
Mari Kita Lanjutkan:
Diatas kuburan pusaka Pangeran Aryadipati ada pohon “Gebang”
yang tumbuh, setelah jumlahnya sebanyak sepuluh batang, pohon
tersebut tiba-tiba menghilang. Digantikan dengan pohon mangga.
Sampai sekarang tidak ada yang mengetahui siapa yang menanam pohon
tersebut, yang jelas tumbuh dengan sendirinya.
Setelah Pangeran Aryadipati pindah ke Giri Lawungaun, Daerah
kampung tajur sering ditemukan kejadian-kejadian aneh oleh Nyi Siti
Sawit, dan di utarakan ke para putranya.
Kejadian-kejadian tersebut diantaranya Mahkota atau Kopiah
waring Mbah kuwu sangkan ketinggalan di pohon berigin waktu beliau
mencari orang yang berkelahi antara Ki Gedeng Hanjatan dan Syarif
Arifin memperebutkan bibit sri (Padi/Pare) dan bibit banyu (bibit Air) di
sungai Cikeruh . Sabada Pangeran Aryadipati pindah ka Giri Lawungan
sering di wewengkon Tajur sering kajadian hal-hal nu aneh ku Nyi Siti
Sawit diterangkeun ka para putrana. Eta kajadian teh diantarana
Pada saat Siti Sawit Melahirkan Remban dan Imbah, Beliau kedatangan
Pangeran Cakra Bumi yang pada waktu tersebut Kopiah Waringnya
ketinggalan di pondok Siti Sawit.
Yang digantung oleh Ki Gedeng Mataram menurut penglihatan biasa
adalah Pangeran Aryadipati, tetapi sebenarnya mahkota yang di buat dari
waring. (Karung).
Didasarkan dari beberapa kejadian tersebut, Siti Sawit mengadakan
pertemuan dengan para putranya yaitu Remban dan Imbar untuk merubah
nama Kampung yang asalnya bernama Kampung Tajur di robah menjadi
Waringin , asal kata dari Kopiah ‘’Waring’’(Karung) yang menggantung
di pohon Caringin (Beringin) – Tahun berubahnya ini belum ada yang
mengetahui.
Mulai saat itu, Waringin di pimpin oleh putra pangeran aryadipati,
yaitu Pangeran Remban yang memajukan Syiar Islam, dan Pangeran
Imbar yang mengatur Pemerintahan. Setelah Siti Sawit menyerahkan
kepada kedua putranya, beliau pindah ke arah barat yang di sebut Hulu
Dayeuh. Disebut Hulu Dayeuh dikarenakan pada waktu itu dijadikan
tempat musyawara Siti Sawit, Kedua putranya dan segenap rakyatnya
untuk memajukan Kampung Waringin.
Pemerintahan di desa Waringin di pimpin oleh pangeran Imbar
untuk beberapa tahun, kemudian digantikan oleh Pangeran Remban.
Tidak diketahui tahun berapa pangeran imbar dan pangeran Remban
meninggal dunia, Yang jelas yang pertama meninggal adalan pangeran
Imbar.

Table 3.1 Daftar Nama Kuwu Desa Waringin

No. Nama Kuwu Tahun

1. Somnyah 1912-1915

2. Amal 1916-1938

3. Ujat 1939-1948

4. Naftiah 1949-1950

5. Armawi 1951-1953

6. Sumanta 1954-1967

7. M. Tasdik 1968-1969

8. Markum 1970-1977

9. Duslan 1978-1989

10. M. Warma 1990-1999

11. Tjaskam 2000-2005

12. Imas Masriah 2006-2013

13. Umar 2013 masih berjalan

b. Data Demografi
Desa Waringin merupakan salah satu Kelurahan yang
termasuk Dalam Wilayah Kecamatan Palasah Kabupaten
Majalengka letaknya sedikit jauh dari Ibu Kota Kabupaten, jarak
dari Ibu Kota Kecamatan ±15 km dengan waktu tempuh 30 menit.
Transportasi ke Ibu Kota Kecamatan maupun Ibu Kota Kabupaten
sangat memadai karena Desa Waringin merupakan lintasan
kendaraan umum baik dari kota maupun antar kota dari semua
jurusan yang menuju ke terminal kota Majalengka, sehingga Desa
Waringin dapat dicapai dari segala penjuru. Desa Waringin luas
3.869 Ha. Dilihat dari Topografi nya Desa Waringin termasuk
daerah dataran rendah.
Tipe iklim di Desa Waringin Kecamatan Palasah
Kabupaten Majalengka termasuk bervariasi, curah hujan rata-rata
setahun 192 mm, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
Desember yang mencapai 584 mm dengan hari hujan rata-rata 8
hari, sedangkan kemarau terjadi di bulan Juli dan Agustus. Jarak
dari Ibu Kota Kelurahan berkisar antara ±15 Km.
Secara geografis di Desa Waringin Kecamatan Palasah
Kaabupaten Majalengka letak di bagian Timur Kabupaten
Majalengka yaitu antara 108°10’11”-108°17’10” Bujur Timur dan
antara 6°45’12”-6°56’25” Lintang Selatan, dengan batas-batas
wilayahnya :
1) Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Weragati
2) Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Karamat
3) Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Pasir
4) Sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Loji

Jumlah penduduk
No. Usia
Laki - laki Perempuan Total

1 0-4 260 221 481

2 5-9 322 262 584

3 10-14 318 329 647

4 15-19 323 319 642

5 20-24 256 268 524


6 25-29 286 240 526

7 30-34 227 245 467

8 35-39 336 292 628

9 40-44 351 279 630

11 50-54 213 226 439

12 55-59 200 294 494

13 60-64 169 160 329

14 65-69 153 149 302

15 70-74 98 102 200

16 75+ 108 109 217

JUMLAH 3.092 3.742 7.644

c. Suku dan budaya (ethnicity)


Di desa waringin sebagian besar warga bersuku sunda dan
kebudayaannya sudah modern akan tetapi tidak terlepa dari adat
istiadat
d. Nilai dan keyakinan (values and believe)

Agama Jumlah Presentase (%)

islam 7.644 100%

lainnya 0 0

total 7.644 100%

(Profil desa waringin, 2021)

Dari hasil table distribusi diatas seluruh penduduk desa waringin beragama islam.

A. Subsistem komunitas (the community subsystem)


a. Lingkungan fisik
Perumahan dan lingkungan desa waringin sebagian besar keluarga
merupakan pengguna perusahan listrik negara (PLN) untuk bahan
bakar memasak sebagian besar warga Desa Waringin menggunakan
gas elpiji 3kg, sedangkan tempat pembuangan sampah keluarga tidak
memiliki tempat pembuangan sampah sementara (TPS), sebagian besar
keluarga memiliki fasilitas jamban sendiri dan pembuangan tinja
sebagian besar keluarga keinstalasi pengelolaan air limbah. Sumber air
untuk minum sebagian besar keluarga di desa waringin berasal dari
PDAM dan sumur, sedangkan untuk mandi atau mencuci sebagian
besar keluarga berasal dari sumur (Desa Waringin, 2021)
b. Pendidikan

Table 3.4 distribusi penduduk berdasarkan pendidikan

Pendidikan Jumlah P resentase (%)

SD 2.575 51%

SMP 1.190 24%

SMA 1.097 22%

D3 0 0

S1 173 3%

S2 0 0

Tidak tamat SD 0 0

Total 5.035 100%

(profil desa waringin kecamatan palasah, 2021)


c. Keamanan dan transportasi
Masyarakat di desa waringin memiliki jadwal ronda rutin untuk
keamanan lingkungan dan mengadakan kantibmas yaitu berasal dari
seluruh lapisan masyarakat yang bertugas secara sukarela membantu
penegak hukum untuk mengamankan dan menertibkan masyarakat.
Sebagian besar warga memiliki kendaraan pribadi seperti mobil dan
motor.
d. Politik dan pemerintahan
Politik dan pemerintahan perangkat desa waringin dipilih langsung
oleh kepala desa sementara itu pengurus RT RW dipilih melalui
aspirasi masyarakat, dan untuk perangkat di desa waringin dipilih
langsung oleh bupati. Masyarakat di desa waringin khususnya pemuda
pemudinya aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Di desa
waringin terdapat beberapa organisasi yang menaungi aktivitas
kepemudaan yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan
keagamaan, karang taruna, remaja masjid, dll.
Perkumpulan olahraga di desa waringin diantaranya perkumpulan
sepak bola, bola volly, bulutangkis, tenis meja, pencak silat.
e. Pelayanan sosial dan fasilitas pelayanan kesehatan

Tabel 3.5 Jumlah sarana pelayanan kesehatan

Sarana pelayanan Tahun 2021

Posyandu 7

Poskesdes/pos KB 1

Balai pengobatan 1

(profil desa waringin,2021)

Tabel 3.6 jumlah tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan Tahun 2021

Bidan 1

Dukun beranak 1

Mantri kesehatan 4

(Profil desa waringin,2021)


f. Komunikasi
Ada komunikasi antar warga dengan desa namun aspirasi warga di
tamping RT dan RW untuk disampaikan ke desa. Bahasa yang
digunakan Dalam sehari hari oleh masyarakat Desa Waringin adalah
Bahasa Sunda dan Indonesia, namun yang lebih digunakan dan sering
digunakan adalah Bahasa Sunda.
g. Ekonomi

Tabel 3.7 Distribusi Penduduk Berdasarkan Ekonomi

Pekerjaan Jumlah Pre sentase (%)

Pertanian 1.105 49%

Industry pengolahan 65 1%

Perdagangan 1.100 43%

Angkutan dan 100 2%


komunikasi

PNS/Karyawan 200 3%
Swasta /Pensiun

Jasa-jasa lainnya : 39 1%

Total

(Profil Desa Waringin, 2021)

h. Status Kesehatan Komunitas


Table 3.8 Data PUS dan peserta KB Aktif

PUS IUD MOW MOP IMP STK PIL KDM Jumlah

39 132 20 0 121 531 286 112 1202

(Profil Desa Waringin, 2021)

Dari hasil data sekunder yang didapat dari Puskesmas Waringin


tentang status kesehatan di Desa Waringin Kecamatan Palasah RT 04
RW 08 didapatkan daftar status kesehatan sebagai berikut :
Tabel 3.9 Masalah Kesehatan di Desa Waringin RT 04 RW 08

No. Indicator Target Pencapaian Masalah


keluarga sehat (%) (% ) (%)

1. Keluarga 100 58,7634 42,2366


mengikuti
program Keluarga
Berencana (KB)

2. Ibu melakukan 100 80,6125 19,3875


persalinan di
fasilitas kesehatan

3. Bayi mendapai 100 98,4127 1,5873


Imuniasi dasar
lengkap

4. Bayi mendapat air 100 83,9693 16,0307


susu ibu (ASI)
Ekslusif

5. Balita 100 97,3815 2,6185


mendapatkan
pemantauan
pertumbuhan

6. Penderita 100 31,7593 68,2407


tuberculosis paru
mendapat
pengobatan sesuai
standar

7. Penderita 100 51,9032 48,0968


hipertensi
melakukan
pengobatan
secara teratur
8. Penderita 100 55,1852 64,8148
gangguan jiwa
mendapatkan
pengobatan dan
tidak dilantarkan

9. Anggota keluarga 100 35,8106 64,1894


tidak ada yang
merokok

10. Keluarga sudah 100 14,6128 55,3872


menjadi anggota
jaminan kesehatan
nasional

11. Keluarga 100 98,8557 1,1443


mempunyai akses
menggunakan
jamban sehat

12. Keluarga 100 95,6249 3,3751


mempunyai akses
sarana air bersih

(indicator keluarga sehat puskesmas waringin, 2021)


Tabel 3.10 analisa data keperawatan komunitas

No Kelompok data
Data subjektif (DS) Diagnosis Keperawatan
(kategori data dan ringkasan laporan)

1. DO : “program pendidikan Nyeri Akut


Klien yang belum mengetahui tentang pendidikan kesehatan terlaksana:
kesehatan

2. DO : “terkendala dalam Intoleransi Aktivitas


Klien membutuhkan kenyamanan fisik ketidakmampuan bergerak”

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


Tabel 3.11 Diagnosa keperawatan komunitas

N SASARAN DOMAIN KELAS KODE RUMUSAN DIAGNOSA


O KEPERAWATAN

1. 12 1 00 132 Nyeri
2. komunitas 4 2 00085 Intoleransi Aktivitas

No Dx. A B C D E F G H I J K Total prioritas


. Risiko Risiko Penkes Mina Kemung Progra Tempa Waktu Dana Pasilita Sumbe
terjadi parah t kinan m t s r daya
diatasi pemerin
tah

1. Nyeri 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 34 Nyeri Akut


Akut Berhubungan
Dengan Agen
Cidera

2. Intoleransi 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 35 Intoleransi
Aktivitas AktivitasBerhubu
ngan Dengan
Keluhan Umum
C. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (ICNP)
Data pendukung masalah kesehatan masalah komunitas:

Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Data
Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi
Data Pendukung masalah kesehatan komunitas : Ketidakaefektifan manajemen kesehatan komunitas dengan masalah kesehatan
komunitas
Definisi : Pola pengaturan dan pengintegrasian kedalam proses keluarga, suatau program untuk pengobatan penyakit dan
sekuelanya yang tidak memuaskan untuk memnuhi tujuan kesehatan tertentu dari unit keluarga.
Batasan karakteristik : 00214 Domain :12 Level: 1  Lakukan
1. Perubahan Pola Tidur Kenyamanan Domain: 4 pengkajian
2. Ansietas Kelas: 1 pengetahuan nyeri
3. Menangis Nyeri Akut tentang konferhensif,
kesehatan dan yang meliputi
prilaku lokasi,
Level : 2 karakteristik,
Kelas : S konsep atau
penegtahuan durasi,
tentang frequensi atau
kesehatan kualitas ,
Pengetahuan intensitas serta
proses penyakit apa yang
mengurangi
nyeri dan factor
yang memicu

Batasan karakteristik Domain:4 Level : 3 Level : 2


1. Ketidaknyamanan setelah 00092 aktivitas/istirahat Domain : 5 Domin : 1
beraktivitas kelas : kondisi fisiologis :dasar
2. Dipsne setelah beraktivitas 4 :Intoleransi kesehatan yang kelas : E peningkatan
6482
3. Keletihan aktivitas diterima kenyamanan fisik
4. Kelemahan umum Kelas : U Manajemen
2009
kesehatan dan lingkungan :
kualitas hidup kenyamanan
Status
kenyamanan :
lingkungan
Tabel 3.14 Rencana Kerja (Plan Of Action/ POA) Menurut prinsip 5W+1H

Sumber Daya
No. Kegiatan Tujuan
Penanggung Waktu Tempat Alokasi Kelanjutan
jawab Dana

1. Pengkajian data Untuk Ketua 10.00 s/d Rumah kader Anggota -


mendatapatka pelaksana selesai kelompok
n data
responden

2. Pengisian kuisioner Untuk Ketua 11.30 s/d Rumah kader Anggota -


mengkaji pelaksana selesai kelompok
pengetahuan
responden

3. penyuluhan Untuk Ketua 10.00 s/d Rumah kader Anggota -


memberikan pelaksana selesai kelompok
pendidikan
kesehatan

Tabel 3.15 rencana budget program

No Kegiatan Vol Set Biaya Jumlah


.
1. Pendidikan Kesehatan tentang Penkes...
a. Leaflet 24 Lbr Rp. 5.000 Rp. 120.000
b. Lembar Balik 6 Lbr Rp. 5.000 Rp. 30.000
c. Laminating 7 Lbr Rp. 2.500 Rp. 17.500
d. Jilid ring kawat 1 Lbr Rp. 18.000 Rp. 18.000
e. Cover Kalender 1 Lbr Rp. 11.000 Rp. 11.000
f. Print 10 Lbr Rp. 1.500 Rp. 15.000
g. Dll Rp. 30.000 Rp. 30.000
2. Penyegaran tentang Penkes.....
a. Konsumsi 26 Orang Rp. 12.000 Rp. 312.000
b. Masker 1 Box Rp. 35.000 Rp. 35.000
c. Snack 10 Orang Rp.14.000 Rp. 140.000
d. Cendera Mata 5 Lbr Rp. 4.500 Rp. 22.500
TOTAL
Rp. 128.500 Rp. 751.000

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Dikarenakan adanya peningkatan mengenai kasus positif covid 19 di wilayah majalengka dan terutama di desa waringin, maka
untuk menghindari terjadinya

No. Hari/Tanggal Diagnose Implementasi Evaluasi Tanda


Tangan

1. Rabu 10-februari-2021 Nyeri akut Melakukan Responden


Pemeriksaan Fisik mengatakan sakit
Pada Responden ketika haid
berlangsung selama 1
sampai 2 hari dan
tidak dapat
beraktivitas seperti
sekolah dan
membantu orangtua

2. Jumat 12-februari-2021 Intoleransi Mendemonstrasikan Responden


aktivitas pada keluarga mengatakan sudah
tentang cara latihan tahu cara mengatasi
atau Teknik apabila sakit perut
relaksasi bagian bawah

Anda mungkin juga menyukai