Anda di halaman 1dari 20

UPAYA BIDAN DALAM PENERAPAN PROTOKOLER

COVID-19 PADA PENATALAKSANAAN ANTE


NATAL CARE (ANC)DI BPM WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BURNEH
NASKAH PUBLIKASI

Di ajukan untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi


Sarjana Kebidanan

Oleh :
JARIYAH
NIM.20153020024

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

UPAYA BIDAN DALAM PENERAPAN PROTOKOLER


COVID-19 PADA PENATALAKSANAAN ANTE
NATAL CARE (ANC)DI BPM WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BURNEH

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :
JARIYAH
NIM.20153020024

Telah disetujui pada tanggal

Pembimbing

Dr. Hj. Eny Susanti, M.Keb


NIDN. 0707058302

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2021
UPAYA BIDAN DALAM PENERAPAN PROTOKOLER COVID-19 PADA
PENATALAKSANAAN ANTE NATAL CARE (ANC) DI BPM
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BURNEH
Jariyah, Dr. Hj. Eny Susanti M.Keb

ABSTRAK
Indonesia saat ini sedang mengalami bencana nasional wabah COVID-19,
mengakibatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir terdampak dari segi
akses maupun kualitas. Bidan sebagai tenaga kesehatan ibu dan anak di garda
terdepan harus selalu waspada untuk melindungi diri dengan melakukan protokol
pelayanan serta menggunakan alat pelindung diri supaya tidak ada transmisi virus
dari pasien ke bidan. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 18 BPM di wilayah
kerja Puskesmas Burneh, masih didapatkan BPM yang belum lengkap
memfasilitasi pasien untuk melakukan kunjungan sesuai protokol covid-19.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Upaya Bidan Dalam Penerapan
Protokoler Covid-19 Pada Penatalaksanaan Ante Natal Care (Anc) Di BPM
Wilayah Kerja Puskesmas Burneh. Metode dalam penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Populasinya seluruh BPM di
wilayah kerja Puskesmas Burneh sebanyak 18 BPM. Sampel pada penelitian ini
sebanyak 18 BPM. Pengumpulan data menggunakan checklist. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan bahwa hampir seluruhnya upaya menyediakan fasilitas
protokol kesehatan covid-19 dan sebagian kecil masih ada yang belum
melengkapi penyediaan fasilitas protokol kesehatan covid-19 seperti masker,cuci
tangan, sosial distancing, handsanitizer, mengndetifikasi ruangan / benda disekitar
lingkungan dan dilakuan melalui media sosial. Bagi Bidan Praktik Mandiri
diharapkan tidak pernah bosan untuk selalu memberikan KIE maupun penyuluhan
kepada masyarakat mengenai pentingnya mematuhi protokol kesehatan covid-19
supaya bisa memutus penularan virus covid-19.

Kata Kunci : penerapan protokoler covid-19, ante natal care

MIDWIFE EFFORT IN IMPLEMENTING COVID-19 PROTOCOLER IN


ANTE NATAL CARE (ANC) MANAGEMENT IN
BPM BURNEH PUSKESMAS WORK AREA
Jariyah, Dr. Hj. Eny Susanti M.Keb

ABSTRACT
Indonesia is currently experiencing a national disaster due to the
COVID-19 outbreak, resulting in maternal and newborn health services being
affected in terms of access and quality. Midwives as maternal and child health
workers at the forefront must always be vigilant to protect themselves by
carrying out service protocols and using personal protective equipment so that
there is no transmission of the virus from patients to midwives. Based on the
results of the study, there were 18 BPMs in the working area of the Burneh
Health Center, there were still BPMs that were not yet complete in facilitating
patients to make visits according to the COVID-19 protocol. The purpose of this
study was to determine the efforts of midwives in the implementation of the
Covid-19 protocol in the management of Ante Natal Care (ANC) at BPM in the
Work Area of the Burneh Health Center. The method in this study uses
descriptive research with a survey approach. The population is all BPM in the
working area of the Burneh Health Center as many as 18 BPM. The sample in
this study was 18 BPM. Collecting data using a checklist. Based on the results
of the study, it was found that almost all efforts to provide Covid-19 health
protocol facilities and a small portion still have not completed the provision of
Covid-19 health protocol facilities such as masks, washing hands, social
distancing, hand sanitizer, identifying rooms / objects around the environment
and carried out through social media. For the Independent Practice Midwife, it
is hoped that they will never be bored to always provide KIE and counseling to
the public regarding the importance of complying with the Covid-19 health
protocol in order to break the transmission of the Covid-19 virus.

Keywords: implementing covid-19 protocoler, ante natal care

1. Judul Skripsi
2. Mahasiwa S1 Keperawatan Ngudia Husada Madura
3. Dosen STIKes Ngudia Husada Madura

PENDAHULUAN anak. Indonesia mengalami bencana

Di penghujung tahun 2019, nasional wabah Covid19, Untuk

tepatnya di bulan Desember, dunia layanan kesehatan ibu dan neonatal

diguncang oleh kejadian yang menjadi salah satu layanan yang

disebut virus corona (covid19) yang dipengaruhi oleh akses dan kualitas.

membuat banyak orang khawatir. Selama periode pandemi Covid19

Kemunculan virus 2019nCoV dan sebelum usia baru, layanan

menarik perhatian dunia (Dong et al., kesehatan harus terus berfungsi

2020). secara optimal, aman untuk pasien

Pandemi virus corona 2019 dan bidan, dengan penyesuaian yang

adalah masalah yang dihadapi lebih berbeda berdasarkan protokol

dari 200 negara di seluruh dunia di kesehatan atau manajemen protokol

mana penambahan kasus Covid19 Covid19. Wanita hamil adalah salah

sangat cepat. Cudend19 tidak dapat satu kelompok khusus yang rentan

menyerang siapa pun tanpa kecuali, terhadap virus Covid19 (Samji,

termasuk wanita hamil dan anak- 2020).


Hasil penelitian menunjukkan kasus dikonfirmasi dengan 820.356
bahwa Covid-19 menular melalui penyembuhan dan 28.468 kematian
udara, penularan nosokomial dapat karena covid-19 (RI KEMKES).
dicegah dengan melakukan langkah- Di Provinsi Jawa timur
langkah pengendalian infeksi dasar Satgas covid-19 Jatim melaporkan
seperti menggunakan masker bedah, sampai dengan tanggal 26 Januari
kebersihan tangan dan lingkungan. 2021 kasus terkonfirmasi covid-19
Tenaga kesehatan perlu mendapatkan sebanyak 108.017 jiwa, pasien
perhatian terkait dengan tugasnya sembuh 92.617 jiwa dan pasien
memberikan pelayanan kepada meninggal 7.514 jiwa. Sedangkan di
masyarakat, sangat rentan tertular kabupaten Bangkalan menurut data
virus ini, mereka dituntut supaya satgas covid-19 Kab. Bangkalan
tetap waspada untuk diri sendiri sampai dengan tanggal 26 Januari
selama melaksanakan tugas. Salah 2021 sebanyak 1.390 pasien
satu upaya yang dilakukan petugas terkonfirmasi dan 1.010 pasien
kesehatan dalam melindungi diri sembuh.
seperti kebiasaan membersihkan Pada saat awal pandemi
tangan dan penggunaan alat covid-19 terdapat 18 BPM di
pelindung diri dalam melayani pasien wilayah kerja Puskesmas Burneh,
(Maryani,2020). masih didapatkan BPM yang belum
Peningkatan kasus terjadi lengkap memfasilitasi pasien untuk
dalam waktu singkat cukup cepat dan melakukan kunjungan sesuai
menyebar di berbagai negara. Dari protokol covid-19. Berdasarkan hasil
tanggal 26 Januari 2021, yang oberservasi pada 18 BPM terdapat 18
melaporkan 99.363.697 kasus, BPM yang menyediakan fasilitas
2.135.959 kematian dikonfirmasi di tempat cuci tangan dan fasilitas
seluruh dunia. Indonesia melaporkan desinfektan, 10 BPM menyediakan
kasus pertama pada 2 Maret 2020. fasilitas masker gratis untuk pasien,
Kasus ini meningkat dan cepat 14 BPM menyediakan fasilitas social
menyebar ke wilayah Indonesia. Dari distancing dan fasilitas hand sanitizer
26 Januari 2021, Kementerian serta 13 BPM menyediaka fasilitas
Kesehatan melaporkan 1.012.350 konsultasi online.Hal ini disebabkan
oleh alat pelindung diri yang susah Selain itu, kesadaran para
didapatkan oleh bidan tersebut. profesional kesehatan masih kurang
Menurut (Kemenkes RI), dalam penggunaan perangkat
pemeriksaan antenatal care juga perlindungan diri, pada kenyataannya
mengalami pengurangan, meski masih banyak tenaga kesehatan
hanya 19,2% pasien yang masih hanya menggunakan salah satu APD
memeriksakan diri selama (Mar`ah, saja pada saat bekerja memberikan
2020). pelayanan pada pasien. Pekerja
Tantangan yang dihadapi perawatan kesehatan yang bekerja
bidan untuk melakukan pelayanan tanpa alat pelindung diri yang sesuai
persalinan di masa wabah COVID-19 atau yang menggunakan alat
bermula dari bagaimana ibu dengan pelindung diri secara tidak tepat
keluarga memtauhi prokes COVID- berada pada risiko infeksi,
19 serta pelayanan kesehatan kepada peningkatan risiko penularan dan
ibu dan bayi baru lahir. sosialisasi penurunan kecacatan, dan
terhadap bidan tentang pedoman peningkatan kemungkinan kematian.
pelayanan KIA, KB & Kespro belum sejalan dengan perkembangan
merata, Fasilitas pelayanan teknologi sebagai penyebar informasi
kesehatan, baik itu pelayanan primer, kesehatan, tenaga kesehatan semakin
keperawatan, fasilitas atau rujukan meningkat pengetahuanya dalam hal
spesialis, harus sepenuhnya siap pencegahan infeksi terutama
untuk menyediakan alat pelindung informasi tentang Covid-19
diri, infrastruktur dan sumber daya (Maryani, 2020)
manusia. Keselamatan bidan dan Selama ini informasi tentang
pasien harus dilindungi dan Covid19 selama kehamilan masih
penyesuaian layanan diperlukan terbatas, yang dapat berdampak
untuk menghindari penularan infeksi, negatif terhadap kesehatan ibu hamil
akses ke layanan bersalin telah selama masa kehamilan di masa
berubah, dan tingginya insiden pandemi Covid19 (Liang & Acharya,
COVID-19 mempengaruhi proses 2020). Karena perubahan besar
rujukan ibu dan bayi baru lahir dalam perawatan kesehatan selama
(Nurjasmi, 2020). pandemi, terutama di kalangan ibu
hamil, ibu hamil harus memiliki adalah pencarian deskriptif untuk
pengetahuan dan pemahaman yang menggambarkan peristiwa penting
baik tentang cara merawat diri untuk yang terjadi pada saat ini. Deskripsi
menghindari Covid19. Dengan acara dilakukan secara sistematis dan
pengetahuan yang tepat, diharapkan lebih lanjut tentang data faktual yang
para ibu juga dapat memiliki sikap disimpulkan.
dan perilaku yang baik dalam Sedangkan pendekatan
kehidupan sehari-harinya (Pogi, rancangan penelitian yang digunakan
2020). adalah survei dimana Desain yang
Beberapa tindakan dalam digunakan untuk memberikan
menerapkan protokol kesehatan informasi prevalensi, distribusi, dan
pelayanan maternal dan neonatal di hubungan antarvariabel dalam suatu
praktik mandiri bidan (PMB) seperti populasi pengukuran memakai
yang direkomendasikan oleh perlengkapan ukur Checklist. variabel
Kemenkes yaitu menyediakan tempat independent Upaya Bidan Dalam
cuci tangan, mencuci tangan sebelum Penerapan Protokoler Covid-19.
dan sesudah kontak dengan pasien, variabel dependent adalah
memanfaatkan teknologi informasi Penatalaksanaan Ante Natal Care
dalam memberikan KIE, (Anc) di Bpm Wilayah Kerja
menggunakan APD pada saat Puskesmas Burneh.
melakukan tindakan. Peran bidan
melaksanakan beberapa aksi inovasi,
melakukan edukasi dalam memutus
mata rantai perjalanan penularan
dengan memberikan informasi pola
hidup bersih, rajin membersihkan
tangan, menjaga jarak, dan menjauhi
kerumunan.
.
METODE

Jenis penelitian yang


digunakan dalam penelitian ini
Hasil
Tabel 1 Distribusi Fasilitas Cuci Tangan di BPM Wilayah Kerja Puskesmas
Bangkalan Bulan Juni 2021

Frekuensi %
Fasilitas Cuci Tangan
Ada Tidak Ada Tidak
Tempat Air 18 0 100 0
Air Bersih 18 0 100 0
Air Mengalir 18 0 100 0
Sabun Cuci Tangan 18 0 100 0
Himbauan Mencuci Tangan 18 0 100 0

Berdasarkan data pada tabel 1 di atas diketahui bahwa fasilitas cuci tangan di
BPM wilayah kerja Puskesmas Burneh pada bulan Juni 2021 seluruhnya
menyediakan fasilitas cuci tangan sebanyak 18 BPM (100%).

Tabel 2 Distribusi Fasilitas Masker di BPM Wilayah Kerja Puskesmas


Bangkalan Bulan Juni 2021
Frekuensi %
Fasilitas Masker
Ada Tidak Ada Tidak
Tersedia Masker (Gratis/Beli) 18 0 100 0
Himbauan Memakai Masker 18 0 100 0

Berdasarkan data pada tabel 2 di atas diketahui bahwa fasilitas Masker di BPM
wilayah kerja Puskesmas Burneh pada bulan Juni 2021 seluruhnya menyediakan
fasilitas masker sebanyak 18 BPM (100%).

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Fasilitas Social Distancing di BPM Wilayah Kerja


Puskesmas Bangkalan Bulan Juni 2021

Frekuensi %
Fasilitas Social Distancing
Ada Tidak Ada Tidak
Tersedia Tanda/Larangan 14 4 78 22
Berdekatan/Jaga Jarak
Himbauan Menjaga jarak 18 0 100 0

Berdasarkan data pada tabel 3 di atas diketahui bahwa fasilitas Social Distancing
di BPM wilayah kerja Puskesmas Burneh pada bulan Juni 2021 hampir
seluruhnya menyediakan tanda/larangan berdekatan/jaga jarak sebanyak 14 BPM

107
(78%) dan sebagian kecil tidak menyediakan tanda/larangan berdekatan/jaga jarak
sebanyak 4 BPM (22%).

Tabel 4 Distribusi Fasilitas Hand Sanitizerdi BPM Wilayah Kerja Puskesmas


Bangkalan Bulan Juni 2021

Frekuensi %
Fasilitas Hand Sanitizer
Ada Tidak Ada Tidak
Tersedia Hand Sanitizer untuk pasien 16 2 89 11
Himbauan Memakai Hand Sanitizer 18 0 100 0

Berdasarkan data pada tabel 4 di atas diketahui bahwa fasilitas Hand Sanitizer di
BPM wilayah kerja Puskesmas Burneh pada bulan Juni 2021 hampir seluruhnya
menyediakan Hand Sanitizer untuk pasien sebanyak 16 BPM (89%) dan sebagian
kecil tidak menyediakan Hand Sanitizer untuk pasien sebanyak 2 BPM (11%).

Tabel 5 Distribusi Fasilitas Desinfektan di BPM Wilayah Kerja Puskesmas


Bangkalan Bulan Juni 2021
Frekuensi %
Fasilitas Desinfektan
Ada Tidak Ada Tidak
Tersedia Larutan Desinfektan 18 0 100 0
Tersedia Alat Desinfektan 18 0 100 0
Penggunaan Desinfektan Terhadap Benda Sekitar (Bad 18 0 100 0
Pasien, Tensimeter, Stetoskop, Doppler, Dll) Yang Tersentuh
Setiap Selesai Melakukan Pelayanan Terhadap Pasien)

Berdasarkan data pada tabel 5 di atas diketahui bahwa fasilitas


Desinfektan di BPM wilayah kerja Puskesmas Burneh pada bulan Juni
2021 seluruhnya menyediakan fasilitas Desinfektan sebanyak 18 BPM (100%).

Tabel 6 Distribusi Fasilitas Komunikasi Media Sosial di BPM Wilayah Kerja


Puskesmas Bangkalan Bulan Juni 2021

Fasilitas komunikasi media sosial Keterangan


Tersedia komunikasi antara bidan dengan pasien melalui media sosial, 44%
digunakan secara aktif

Tersedia komunikasi antara bidan dengan pasien melalui media sosial, 39%
kurang digunakan secara aktif
Belum tersedia komunikasi antara bidan dengan pasien melalui media 17%
sosial
Berdasarkan data pada tabel 4.6 di atas diketahui bahwa fasilitas komunikasi
media sosial di BPM wilayah kerja Puskesmas Burneh pada bulan Juni 2021
hampir setengahnya menggunakan komunikasi media sosial secara aktif sebanyak
8 BPM (44%), hampir setengahnya menggunakan komunikasi media social
kurang aktif sebanyak 7 BPM (39%) dan sebagian kecil tidak menggunakan
komunikasi media social sebanyak 3 BPM (17%).

Tabel 7 Distribusi Frekuensi pemantauan hasil observasi sebelum dan sesudah


penelitian di BPM Wilayah Kerja Puskesmas Bangkalan Bulan Juni 2021

Fasilitas Protokoler Fekuensi %


Covid-19 Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Fasilitas cuci tangan 18 18 100 100
Fasilitas Masker 10 18 56 100
Fasilitas Social Distancing 14 14 78 78
Fasilitas Hand Sanitizer 14 16 78 89
Fasilitas Desinfektan 18 18 100 100
Fasilitas Konsultasi media sosial 13 15 72 83

Berdasarkan data tabel 7 terdapat perbedaan beberapa perlengkapan protokoler


covid-19 diantaranya :
1. Hasil observasi fasilitas cuci tangan tidak mengalami perubahan sebanyak 18
BPM menyediakan fasilitas cuci tangan
2. Hasil observasi fasilitas masker mengalami perubahan dari 10 BPM menjadi 18
BPM yang menyediakan fasilitas masker gratis bagi pasien
3. Hasil observasi fasilitas social distancing tidak mengalami perubahan sebanyak
14 BPM menyediakan fasilitas social distancing
4. Hasil observasi fasilitas hand sanitizer mengalami perubahan dari 14 BPM
menjadi 16 BPM yang menyediakan fasilitas hand sanitizer bagi pasien
5. Hasil observasi fasilitas desinfektan tidak mengalami perubahan sebanyak 18
BPM menyediakan fasilitas desinfektan untuk peralatan medis di tempat
praktik
6. Hasil observasi fasilitas komunikasi media sosial mengalami perubahan dari 13
BPM menjadi 15 BPM yang menyediakan fasilitas konsultasi media sosia bagi
para ibu hamil.
Seluruh fasilitas protokoler covid-19 di BPM, bidan menyediakannya secara
mandiri.
PEMBAHASAN menyentuh apa saja selama
Upaya Bidan Dalam Penyediaan perjalanan menuju tempat praktik,
Fasilitas Cuci Tangan Di BPM karena tangan yang tidak bersih
Wilayah Kerja Puskesmas Burneh menjadi faktor media penyebaran
Dari hasil penelitian yang penyakit. Maka dari itu, bidan pun
diperoleh di BPM wilayah kerja dianjurkan mencuci tangan sebelum
Puskesmas Burneh diketahui bahwa dan sesudah melakukan tindakan.
fasilitas cuci tangan pada bulan Juni Himbauan mebersihkan tangan
2021 seluruhnya menyediakan dengan sabun dan air bersih yang ada
fasilitas cuci tangan sebanyak 18 di setiap BPM diharapkan dapat
BPM (100%). Komponen fasilitas menjadi himbauan bagi semua
cuci tangan meliputi tempat air, air pengunjung khususnya ibu hamil,
bersih, air mengalir, sabun cuci karena dengan membaca para
tangan dan himbauan mencuci pengunjung dapat melakukannya
tangan. sebelum masuk area BPM dan dapat
Para bidan menyatakan menjadi kebiasaan dimana pun ia
bahwa fasilitas cuci tangan untuk berada.
semua pasien yang datang mencuci tangan adalah
merupakan hal utama yang wajib ada menjaga kebersihan dengan tangan
di BPM sejak pandemi covid-19, dan menjauhkannya dari kotoran dan
fasilitas ini sangat mudah didapatkan bakteri yang dapat menyebabkan
karena bisa dibuat secara mandiri. penyakit. Kotoran dan bakteri yang
Fasilitas cuci tangan sangat menempelkan ke tangan dapat
diperlukan pada tempat praktik menyebabkan berbagai penyakit
mandiri bidan untuk setiap pasien seperti diare, cacing usus dan infeksi
yang datang. Semua itu dilakukan saluran pernapasan akut (ARI), gizi
untuk meminimalisir penyebaran buruk. Tangan yang kotor
wabah. Bidan sendiri tidak merupakan salah satu vektor
mengetahui setiap pasien yang penularan penyakit. Mencuci tangan
datang berkunjung ke BPM telah pakai sabun pada saat-saat penting
dapat menurunkan risiko diare COVID-19. Namun, penggunaan
hingga 4248 derajat, yang secara masker yang tidak tepat juga
signifikan dapat menurunkan mengurangi efektivitasnya dan
penyakit saluran pernapasan akut, membuat orang awam melupakan
termasuk pencegahan virus corona pentingnya tugas pencegahan
(Kemenkes RI, 2020). penyakit lain yang sama pentingnya..
Penggunaan masker juga dapat
Upaya Bidan Dalam Penyediaan meminimalisir penularan virus
Fasilitas Masker Di BPM Wilayah covid-19 karena dapat menghindari
Kerja Puskesmas Burneh tangan menyentuh mulut, hidung dan
Dari hasil penelitian yang mata yang menjadi pintu masuk bagi
telah dilakukan di BPM wilayah virus. Bagi bidan diharapkan tidak
kerja Puskesmas Burneh diketahui pernah bosan selalu memberikan
jika fasilitas Masker pada bulan Juni edukasi bagi pasien khususnya Ibu
2021 seluruhnya menyediakan hamil harus selalu memakai masker
fasilitas masker sebanyak 18 BPM saat keluar rumah. Selalu ingat untuk
(100%). Selain himbauan menemani wanita hamil dan seluruh
menggunakan masker, penyediaan petugas kesehatan yang mempunyai
fasilitas masker ditempat praktik juga tugas agar tetap memakai masker
sangat diperlukan karena terdapat saat melakukan prosedur pencegahan
beberapa bidan yang mengatakan Covid-19.
bahwa masih ada pasien yang datang Penggunaan masker
berkunjung tidak menggunakan merupakan salah satu cara agar
masker. Maka selain memberi mencegah penyebaran penyakit
masker bidan juga selalu pernapasan, termasuk infeksi
memberikan edukasi pentingnya COVID-19. Namun, hanya memakai
memakai masker. masker saja tidak cukup untuk
Menghimbau masyarakat melindungi seseorang dari infeksi
untuk menggunakan masker ini. sehingga tindakan pencegahan
merupakan salah satu cara untuk lainnya perlu dilengkapi.
mencegah penyebaran penyakit Penggunaan masker harus
pernapasan, termasuk infeksi dikombinasikan dengan kebersihan
tangan. Penggunaan masker dapat tindakan yang perlu dilakukan
mengurangi efektivitasnya dan terutama pada saat melakukan
menyebabkan masyarakat awam kunjungan ke tempat pelayanan
mengabaikan pentingnya tugas kesehatan. dilakukan supaya bisa
pencegahan lain yang tidak kalah mengurangi bahkan memutus
pentingnya, seperti kebersihan penyebaran virus. Beberapa bidan
tangan dan hidup sehat (Kemenkes yang tidak memberikan
RI, 2020). tanda/larangan jaga jarak bisa jadi
karena terbatasnya tempat/ruang
Upaya Bidan Dalam Penyediaan tunggu atau pasien yang datang
Fasilitas Social Distancing Di BPM berkunjung tidak terlalu banyak,
Wilayah Kerja Puskesmas Burneh sehingga tidak memerlukan
Dari hasil penelitian yang tanda/larangan jaga jarak. Bidan
diperoleh di BPM wilayah kerja dapat memberi tahu pada pasien atau
Puskesmas Burneh diketahui bahwa keluarga pasien agar menjaga jarak.
fasilitas Social Distancing di BPM Menjaga jarak minimal 1
wilayah kerja Puskesmas Burneh meter dapat mengurangi resiko
pada bulan Juni 2021 hampir infeksi covid-19, karena penularan
seluruhnya menyediakan droplet terjadi ketika seseorang
tanda/larangan berdekatan/jaga jarak berada dalam jarak dekat (dalam
sebanyak 14 BPM (78%) dan jarak 1 meter) dari orang yang
sebagian kecil tidak menyediakan memiliki gejala gangguan
tanda/larangan berdekatan/jaga jarak pernapasan (seperti batuk atau
sebanyak 4 BPM (22%). Bidan tidak bersin) dan ada risiko droplet
memberi tanda/larangan jaga jarak mengenai selaput lendir (mulut dan
ditempat duduk pengunjung karena hidung)) atau konjungtiva (mata).
pasien yang berkunjung tidak banyak Penularan juga dapat terjadi melalui
dan datang bergantian oleh karena itu benda dan permukaan yang
bidan selalu memberikan himbauan terkontaminasi droplet di sekitar
untuk selalu menjaga jarak. orang yang terinfeksi (Kemenkes
Menjaga jarak minimal 1 R.I., 2020).
meter saat keluar rumah merupakan
Upaya Bidan Dalam Penyediaan daripada desinfektan tangan. Jika
Fasilitas Hand Sanitizer Di BPM sabun dan air tidak tersedia, gunakan
Wilayah Kerja Puskesmas Burneh pembersih tangan berbasis alkohol
Dari hasil penelitian yang dengan setidaknya 60% alkohol.
diperoleh di BPM wilayah kerja Banyak penelitian menunjukkan
Puskesmas Burneh diketahui bahwa bahwa disinfektan dengan
fasilitas Hand Sanitizer di BPM konsentrasi alkohol 60 hingga 95%
wilayah kerja Puskesmas Burneh alkohol lebih efektif membunuh
pada bulan Juni 2021 hampir kuman daripada disinfektan dengan
seluruhnya menyediakan Hand konsentrasi alkohol lebih rendah atau
Sanitizer untuk pasien sebanyak 16 pembersih tangan bebas alkohol.
BPM (89%) dan sebagian kecil tidak Masih diyakini bahwa sabun dan air
menyediakan Hand Sanitizer untuk menghilangkan kotoran dan mikroba
pasien sebanyak 2 BPM (11%). dengan lebih baik, terutama saat
handsetizer adalah pilihan tangan terlihat kotor dan berminyak.
untuk menjaga tangan higienis. Pembersih tangan berbahan dasar
Untuk perjalanan ini, metode ini alkohol hanya baik untuk mencuci
mungkin jauh jika sulit untuk tangan saat tangan sudah bersih
menemukan air yang mengalir dan untuk memastikan kuman memang
sabun untuk membersihkan tangan mati (Kemenkes R.I., 2020).
mereka. Namun handsanitizer kurang
dapat sepenuhnya membasmi kuman Upaya Bidan Dalam Penyediaan
di tangan apabila keadaan benar- Fasilitas Desinfektan Di BPM
benar dalam keadaan sangat kotor Wilayah Kerja Puskesmas Burneh
dan berminyak. Beberapa bidan yang Dari hasil penelitian yang
tidak menyediakan hand sanitizer diperoleh di BPM wilayah kerja
bagi pasien dikarenakan tempat cuci Puskesmas Burneh diketahui
tangan yang dapat dijangkau oleh diketahui bahwa fasilitas Desinfektan
pasien yang berkunjung. di BPM wilayah kerja Puskesmas
Banyak anggota setuju, Burneh pada bulan Juni 2021
membersihkan tangan dengan air seluruhnya menyediakan fasilitas
mengalir dan sabun masih lebih baik Desinfektan sebanyak 18 BPM
(100%). Untuk mengendalikan Dari hasil penelitian yang
infeksi di lingkungan sekitar BPM, diperoleh di BPM wilayah kerja
tata cara desinfeksi dilakukan dengan Puskesmas Burneh diketahui
cara seksama dan konsisten. Bidan diketahui bahwa fasilitas komunikasi
harus memastikan bahwa semua media sosial di BPM wilayah kerja
peralatan dan perlengkapan yang Puskesmas Burneh pada bulan Juni
sering disentuh telah didesinfeksi 2021 hampir setengahnya
sesuai standar guna meminimalisir menggunakan komunikasi media
penyebaran virus covid-19. sosial secara aktif sebanyak 8 BPM
Larutan desinfektan harus (44%), hampir setengahnya
disiapkan dan digunakan sesuai menggunakan komunikasi media
dengan rekomendasi pabrikan untuk social kurang aktif sebanyak 7 BPM
volume dan waktu pemaparan. (39%) dan sebagian kecil tidak
Konsentrasi (terlalu tinggi atau menggunakan komunikasi media
terlalu rendah) yang tidak dapat larut social sebanyak 3 BPM (17%).
sepenuhnya selama proses preparasi Jika pelayanan ANC
akan mengurangi efektivitas larutan diperlukan, bidan menyatakan bahwa
desinfektan. Konsentrasi tinggi akan masyarakat lebih senang jika datang
meningkatkan paparan pengguna langsung ke tempat praktik, oleh
terhadap bahan kimia dan merusak karena itu ada 3 bidan yang tidak
permukaan. Larutan desinfektan melakukan konsultasi secara online.
yang cukup harus disuntikkan untuk Ada pula beberapa bidan yang
menjaga permukaan cukup lembab mempunyai group online (Via
dan lengkap sehingga disinfektan WhatsApp) dengan para ibu hamil,
menonaktifkan patogen seperti yang untuk memudahkan para ibu hamil di
direkomendasikan oleh pabriknya tempat beliau tahu cara mengatasi
(WHO, 2020). keluhan kehamilan bila ada keluhan
yang sama dialami oleh salah satu
Upaya Bidan Dalam Penyediaan ibu hamil. Bidan juga tidak pernah
Fasilitas Komunikasi Media Sosial lupa selalu mengingatkan untuk
Di BPM Wilayah Kerja Puskesmas selalu mematuhi prokes.
Burneh
Buatlah janji dengan dokter yang tersedia (gugus tugas Covid19
pada pemeriksaan kehamilan RI).
pertama sehingga tidak perlu
menunggu terlalu lama. Biasanya
mencegah penularan COVID19 saat Perbedaan Upaya Bidan Dalam
bepergian ke fasilitas kesehatan. Ibu Penyediaan Fasilitas protokoler
hamil harus memeriksa keadaan diri Covid-19 sebelum dan sesudah Di
dan gerakan janin. Jika ada simbol BPM Wilayah Kerja Puskesmas
risiko/bahaya (tercantum dalam Burneh
Panduan Kesehatan Ibu dan Anak), 1. Hasil observasi pada fasilitas
hubungi profesional kesehatan. Jika cuci tangan tidak mengalami
tidak ada tanda-tanda bahaya, tes perubahan sebanyak 18 BPM
kehamilan dapat ditunda (POGI, menyediakan fasilitas cuci
2020). tangan, hal ini karena para bidan
Para kader (bersama bidan desa sangat mudah mendapatkannya
dan/atau Pusquesmas) berkampanye dan dapat membuat sendiri
pasif menjaga jarak, menghindari fasilitas tempat cuci tangan bagi
keramaian, mencuci tangan pakai pasien.
sabun dan memakai masker. Bekerja 2. Hasil observasi pada fasilitas
sama dengan anggota masyarakat masker mengalami perubahan
lainnya untuk memastikan bahwa dari 10 BPM menjadi 18 BPM
pesan tersebut diikuti oleh semua ibu yang menyediakan fasilitas
hamil. Kampanye dilakukan dengan masker bagi pasien, hal ini
memanfaatkan komunikasi dan terjadi karena pada saat
media digital agar tidak melanggar penelitian meningkatnya
prinsip physical and social distance. kejadian penularan covid-19 di
Jika sakit, tetap di rumah atau segera kabupaten Bangkalan dan ini
hubungi fasilitas medis yang sesuai menjadi pendorong bagi para
atau jika memungkinkan bidan menyediakan fasilitas
berkonsultasi dengan dokter/bidan masker bagi pasien yang datang
menggunakan teknologi informasi tidak menggunakan masker
untuk mengurangi penuluran semua peralatan dan
covid-19. perlengkapan yang sering
3. Hasil observasi pada fasilitas disentuh telah didesinfeksi
social distancing tidak sesuai standar guna
mengalami perubahan sebanyak meminimalisir penyebaran virus
14 BPM menyediakan fasilitas covid-19.
social distancing, bidan tidak 6. Hasil observasi fasilitas
memberi tanda/larangan jaga komunikasi media sosial
jarak ditempat duduk mengalami perubahan dari 13
pengunjung karena pasien yang BPM menjadi 15 BPM yang
berkunjung tidak banyak dan menyediakan fasilitas konsultasi
datang bergantian oleh karena media sosia bagi para ibu hamil.
itu bidan selalu memberikan Ada bidan yang membuat group
himbauan untuk selalu menjaga online (via WhatsApp) untuk
jarak. memudahkan para ibu hamil di
4. Hasil observasi pada fasilitas tempat beliau tahu cara
hand sanitizer mengalami mengatasi keluhan kehamilan
perubahan dari 14 BPM menjadi bila ada keluhan yang sama
16 BPM yang menyediakan dialami oleh salah satu ibu
fasilitas hand sanitizer bagi hamil. Dan bidan yang tidak
pasien,bidan yang tidak melakukan konsultasi online
menyediakan hand sanitizer bagi karena pasien lebih senang
pasien dikarenakan tempat cuci datang langsung ke BPM.
tangan yang dapat dijangkau Seluruh fasilitas protokoler
oleh pasien yang berkunjung. covid-19 di BPM, bidan
5. Hasil observasi fasilitas menyediakannya secara mandiri.
desinfektan tidak mengalami Karena BPM tidak mendapatkan
perubahan sebanyak 18 BPM bantuan fasilitas protokoler
menyediakan fasilitas covid-19 dari pihak Puskesmas
desinfektan untuk peralatan setempat bidan berinisiatif
medis di tempat praktik, karena menyediakan nya secara mandiri
bidan harus memastikan bahwa
untuk meminimalisir terjadinya menyediaan fasilitas Hand
penuluran covid-19. Sanitizer
5. Upaya bidan dalam penerapan
Kesimpulan protokoler covid-19 penyediaan
1. Upaya bidan dalam penerapan fasilitas Desinfektan seluruhnya
protokoler covid-19 penyediaan pada penatalaksanaan ante natal
fasilitas cuci tangan seluruhnya care (ANC) di BPM wilayah kerja
pada penatalaksanaan ante natal Puskesmas Burneh menyediakan
care (ANC) di BPM wilayah kerja fasilitas Desinfektan
Puskesmas Burneh menyediakan 6. Upaya bidan dalam penerapan
fasilitas cuci tangan protokoler covid-19 penyediaan
2. Upaya bidan dalam penerapan fasilitas komunikasi media
protokoler covid-19 penyediaan sosialhampir setengahnyapada
fasilitas Masker seluruhnya pada penatalaksanaan ante natal care
penatalaksanaan ante natal care (ANC) di BPMwilayah kerja
(ANC) di BPM wilayah kerja Puskesmas Burneh mnediakan
Puskesmas Burneh menyediakan fasilitas komunikasi
fasilitas masker
3. Upaya bidan dalam penerapan DAFTAR PUSTAKA
protokoler covid-19 penyediaan Akbar, F., Islam, F., Ashari, A. E.,
fasilitas Social Distancinghampir Mahmud, A., Ashriady, A., &
Saeni, R. H. (2020). Tindakan
seluruhnya pada penatalaksanaan Tenaga Kesehatan dalam
ante natal care (ANC) di BPM Menerapkan Protokol Kesehatan
Saat Berangkat Kerja pada Era
wilayah kerja Puskesmas Burneh Kebiasaan Baru. Jurnal
menyediakan tanda/larangan Kesehatan Manarang,
6(Khusus), 41–46.
berdekatan/jaga jarak
4. Upaya bidan dalam penerapan Ariestanti, Y., Widayati, T., &
Sulistyowati, Y. (2020).
protokoler covid-19 penyediaan Determinan Perilaku Ibu Hamil
fasilitas Hand Sanitizer Melakukan Pemeriksaan
Kehamilan (Antenatal Care)
seluruhnyapada penatalaksanaan Pada Masa Pandemi Covid-19.
ante natal care (ANC) di BPM Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan,
10(2), 203–216.
wilayah kerja Puskesmas Burneh
Aziz, M. A. (2020). Rekomendasi Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Penanganan Infeksi Virus Kesehatan
Corona (Covid-19) Pada
Maternal (Hamil, Bersalin Dan Lubis, N. A. (2020). Faktor Yang
Nifas). Penanganan Infeksi Mempengaruhi Kecemasan Pada
Virus Corona Pada Maternal, Tenaga Kesehatan Dalam Upaya
1(3), 9–11. Pencegahan Covid-19.

bangkalankab.go.id. Peta Sebaran Maryani, D., & Himalaya, D. (2020).


Covid-19 Kabupaten Bangkalan Karakteristik Bidan Dalam
(Update Data per 26 Januari Menerapkan Protokol Pelayanan
2021). Diakses pada 26 Januari Maternal Dan Neonatal Pada
2021 Masa Pandemi Covid-19.
Prosiding Seminar Nasional
covid19.go.id. Peta Sebaran Covid- Kesehatan Politeknik Kesehatan
19 di Indonesia. Diakses pada 26 Kementerian Kesehatan
Januari 2021 dari Surabaya, 1–5.
https://covid19.go.id/peta-
sebaran. Masturoh, I., & Anggita, N. (2018).
Metodologi Penelitian
Infocovid19.jatimprov.go.id. Peta Kesehatan.
Sebaran Covid-19 Jawa Timur.
Diakses pada 26 Januari 2021 Mira Rizkia, M., Kiftia, M., Ardhia,
dari D., Darmawati, Fitri, A., & Fajri,
http://infocovid19.jatimprov.go.i N. (2020). Hubungan
d/ Pengetahuan dengan Perilaku
Erlinawati, E., & Parmin, J. (2020). Ibu Hamil dalam Menjalani
Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Kehamilan Selama Masa
Hamil Dalam Pencegahan Pandemi Covid-19. Jurnal
Penularan Covid-19 Di Keperawatan Malang, 5(2), 80–
Puskesmas Kuok. Communnity 86.
Development Journal, 1(3), 505–
510. Nurjasmi, E. (2020). Situasi
Pelayanan Kebidanan pada Masa
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Pandemi COVID-19. Ikatan
Covid-19. (2020). Standar Alat Bidan Indonesia.
Pelindung Diri (APD) Untuk
Penanganan Covid-19 di Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).
Indonesia: Vol. Revisi 3. Metode Penelitian Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta
Kementrian Kesehatan RI. (2020).
Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Prabandari, F., Sumarni, & Astuti, D.
Nifas, dan Bayi Baru Lahir P. (2020). Pengaruh Kepuasan
Selama Social Distancing. Kerja Dan Stress Kerja Terhadap
Kinerja Bidan Dalam Masa
Peraturan Menteri Kesehatan RI Pandemik Covid-19. University
Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Research Colloqium, 28–36.
Pedoman Pencegahan Dan
Setiawan, A., Purnomo, F. A.,
Firdaus, J. A., & Nugraheni, A.
(2020). Sosialisasi Peningkatan
Pengetahuan Ibu Hamil dan
Balita dalam Pemantauan Secara
Mandiri Pada Era Pandemik
COVID-19 di Kelurahan
Ngesrep Semarang. Seminar
Nasional Pengabdian Kepada
Masyarakat UNDIP, 549–554.

World Health Organization. (2020).


Pembersihan dan disinfeksi
permukaan lingkungan dalam
konteks COVID-19

Anda mungkin juga menyukai