Disusun oleh :
(14.210.3458)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
F. Akuntabilitas Publik................................................................................... 7
G. Privatisasi.................................................................................................. 8
H. Otonomi Daerah........................................................................................ 9
A. Kesimpulan...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan didunia ini atau yang biasa kita kenal dengan sebutan akuntansi
sektor publik dan organisasi non-laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan
kegiatan pembangunan, globalisasi dan era informasi. Dalam melaksanakan kegiatan
dan banyak sekali perubahan yang semakin rumit, informasi memegang peranan
semakin penting. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi
sektor publik, baik untuk tujuan pertanggungjawaban maupun manajerial.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas tentang Karakteristik dan Lingkungan Sektor
Publik. Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah dengan ruang lingkup
hanya sebatas tentang pengertian dan ruang lingkup akuntansi sektor publik di Negara
Timur Tengah dan tujuan akuntansi sektor publik.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah agar dapat mendapatkan pengetahuan
mengenai pengertian dan ruang lingkup akuntansi sektor publik, sifat dan karakteristik,
tujuan dan perkembangan akuntansi sektor publik, akuntabilitas publik, privatisasi serta
otonomi daerah. Selain itu makalah ini bisa dijadikan alternatif bacaan bagi mahasiswa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh
sektor swasta, misalnya tugasnya untuk menghasilkan beberapa jenis pelayanan
publik, seperti layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik,
dan sebagainya. Akan tetapi, untuk tugas tertentu keberadaan sektor publik tidak
dapat digantikan oleh sektor swasta, misalnya fungsi birokrasi pemerintahan.
3
Sebagai konsekuensinya, akuntansi sektor publik dalam beberapa hal berbeda
dengan akuntansi pada sektor swasta.
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain :
Pertumbuhan ekonomi
Tingkat inflasi
Pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP / GDP)
Struktur produksi
Tenaga kerja
Arus modal dalam negeri
Cadangan devisa
Nilai tukar mata uang
Utang dan bantuan luar negeri
Infrastruktur
Teknologi
Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi
Sektor informal
4
b. Faktor Politik
Faktor politik yang mempengaruhi sektor publik antara lain :
c. Faktor Kultural
Faktor kultural yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain :
d. Faktor Demografi
Faktor demografi yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain:
Pertumbuhan penduduk
Struktur usia penduduk
Migrasi
Tingkat kesehatan
5
publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi dan
efektivitas.
Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga
yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value
yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana
organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan
yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.
Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi
merupakan perbandingan output / input yang dikaitkan dengan standar kinerja
atau target yang telah ditetapkan.
Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan.
Secara sederhana efektifitas merupakan perbandingan outcome dengan input.
Value for money dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya
input paling kecil untuk mencapai output yang optimum dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Implementasi konsep value for money diyakini dapat
memperbaiki akuntabilitas sektor publik dan memperbaiki kinerja sektor publik.
Manfaat implementasi konsep value for money pada organisasi sektor publik
antara lain :
6
D. TUJUAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien,
dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan
kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen
(management control).
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya; dan memungkinkan bagi
pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi
pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas
(accountability).
Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan
informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik
merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat
informasi bagi publik. Bagi pemerintah, informasi akuntansi digunakan dalam proses
pengendalian manajemen mulai dari perencanaan strategik, pembuatan program,
penganggaran, evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja.
7
proses politik, sehingga manajer sektor publik dituntut untuk memiliki political skill
disamping pemahaman teknis akuntansi.
Pada tahun 1970-an, adanya kritikan dan serangan dari pendukung teori
pembangunan radikal menunjukkan kesan ingin mempertanyakan kembali peran
sektor publik dalam pembangunan. Benarkah sektor publik dapat menggerakkan
dan mempertahankan pembangunan? Berbagai kritik muncul terhadap sektor publik
yang keberadaannya dianggap tidak efisien dan jauh tertinggal dengan kemajuan
dan perkembangan yang terjadi di sektor swasta. Sektor publik dianggap lebih
rendah kedudukannya dibandingkan dengan sektor swasta dan bahkan dianggap
mengganggu pembangunan ekonomi dan sosial itu sendiri dengan alasan sektor
publik sering dijadikan sebagai sarang pemborosan dan inefisiensi ekonomi.
8
Kedudukan sektor publik bertambah lemah karena orientasi pembangunan lebih
diarahkan pada pembangunan sektor swasta dan cenderung mengabaikan
pembangunan sektor publik.
Untuk memperbaiki kinerja sektor publik perlu diadopsi beberapa praktik dan
teknik manajemen yang diterapkan sektor swasta ke dalam sektor publik, seperti
pengadopsian mekanisme pasar, kompetisi tender, dan privatisasi perusahaan-
perusahaan publik.
F. AKUNTABILITAS PUBLIK
9
(1) akuntabilitas vertikal (vertical accountability), dan (2) akuntabilitas horisontal
(horizontal accountability).
Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor publik terdiri
atas beberapa dimensi. Ellwod (1993) menjelaskan terdapat empat dimensi
akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu:
10
2. Akuntabilitas proses (process accountability)
3. Akuntabilitas program (program accountability)
4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
11
Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
G. PRIVATISASI
Perusahaan publik juga tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi,
kolusi, nepotisme, inefisiensi, dan sumber pemborosan negara. Keluhan ”birokrat
tidak mampu berbisnis” ditujukan untuk mengkritik buruknya kinerja perusahaan
publik. Rendahnya kinerja perusahaan publik diperkuat dengan bukti ambruknya
sektor bisnis pemerintah dibanyak negara sehinga menimbulkan pertanyaan publik
mengenai kemampuan pemerintah dalam menjalankan perusahaan publik secara
ekonomis dan efisien (Nicholls, 1991). Di Indonesia sendiri, masih banyak
perusahaan milik negara (BUMN dan BUMD) yang dijalankan secara tidak efisien.
Inefisiensi yang dialami oleh BUMN dan BUMD tersebut antara lain disebabkan
adanya intervensi politik, sentralisasi, rent seeking behaviour,dan manajemen yang
buruk.
BUMN dan BUMD dalam era globalisasi akan menghadapi beberapa tekanan
dan tuntutan, yaitu :
12
Rent seeking behaviour. BUMN dan BUMD akan berhadapan dengan orang-
orang (oknum) yang mencoba melakukan rent seeking, korupsi, kolusi dan
nepotisme.
Economic & effeciency. BUMN dan BUMD di sisi lain dituntut untuk ekonomis
dan efisien agar menjadi entitas bisnis yang profesional. Fokus yang harus
diperhatikan manajemen BUMN dan BUMD adalah ”economy, efficiency,
effectiveness, equity, quality and performance”.
Di sisi internal BUMN dan BUMD harus melakukan strategi efisiensi agar bisa
menjadi entitas bisnis yang tangguh dan profisional sehingga memiliki daya saing.
Harus dilakukan upaya-upaya efisiensi biaya, misalnya dengan strategic cost
manajement, dilakukan restrukturisasi organisasi, privatisasi, dan rightsizing
(downsizing), serta rekrutmen sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan
memiliki integritas yang tinggi.
H. OTONOMI DAERAH
13
masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong pemerataan hasil-hasil
pembangunan (keadilan) diseluruh daerah dengan memanfaatkan sumber daya dan
potensi dan bersedia di masing-masing daerah. Kedua, memperbaiki alokasi sumber
daya produktif melalui pergeseran peran pengambilan keputusan publik ketingkat
pemerintah yang paling rendah yang memilki informasi yang paling meningkat. Hasil
penelitian Huther dan Shah (1998) di 80 negara menunjukkan bahwa desentralisasi
memilki korelasi positif dengan kualitas pemerintahan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi
pada domain publik. Domain publik sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan sektor swasta. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat
dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan
barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks. Komponen
lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur dan
demografi.
Sektor publik sering kali dinilai negatif oleh beberapa pihak, misalnya sebagai sarang
inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana dan institusi yang selalu merugi. Tuntutan baru
muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan kualitas dan profesionalisme serta value for
money dalam menjalankan aktivitasnya. Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi
sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu : ekonomi, efisiensi dan efektivitas.
Selain itu, tuntutan yang lain adalah perlunya akuntabilitas publik dan privatisasi terhadap
perusahaan-perusahaan milik publik untuk menciptakan good public and corporate governance.
DAFTAR PUSTAKA
15
Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi.
Yasin, Fauzi Alvi, 1999. Perkembangan Akuntansi Pemerintah Daerah Seminar IAI : Kontribusi
Akuntan Sektor Publik Dalam Perwujudan Good Governance. Jakarta.
Siregar, Baldric dan Bonni Siregar, 2001. Akuntansi Pemerintahan dengan Sistem Dana. Yogyakarta :
Salemba Empat.
16