Anda di halaman 1dari 1

Mekanisme Koping

Stuart dan Laria (2001) menyatakan bahwa, mekanisme koping yang dilakukan pada klien marah
untuk melindungi diri diantaranya:

1) Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulai artinya di mata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluranya secara normal. Misalnya
seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahanya pada objek lain seperti meremas
adonan kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuanya adalah untuk mengurangi ketegangan
akibat rasa marah.

2) Proyeksi, menyalahkan orang lain mengenai kesukaranya atau keinginan yang tidak baik.
Misalnya seorang wanita muda yang menyangkalnya bahwa ia mempunyai perasaan sesksual
terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temanya terseburt mencoba merayu,
mencumbunya.

3) Represi, yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke dalam
alam sadar. Misalnya seseorang ank yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak disukainya.
Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil bahwa membenci orang
tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu
ditekanya dan akhirnya ia dapat melupakanya.

4) Reaksi Formasi , yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan dengan
melebih- lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakanya sebagai rintangan.
Misalnya seseorang yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut
dengan kasar.

5) Displacment, yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada objek yang
begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan emosi itu. Misalnya anak
berusia 4 tahun marah karea ia baru saja mendapatkan hukuman dari ibunya karena menggambat
di dinding kamarnya. Dia mulai bermmain perang-perangan dengan temanya.

Anda mungkin juga menyukai