Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIPERTIROID

A. PENDAHULUAN
Hipertiroidisme sering terjadi pada wanita dari pada pria, insiden yang lebih tinggi
terdapat pada usia antara 20-40 tahun, penyakit ini timbul sebagai episode trauma
emosional, infeksi, atau peningkatan stress dan sering terjadi pada individu yang sedang
mengalami gangguan endokrin lain (misalnya DM)

B. ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR TIROID


1. STRUKTUR
Kelenjar Tiroid terdiri dari Folikel sferik dg diameter 50-500 µmeter. Terletak
dibawah anterior leher yang terdiri dari sel folikuler dan para folikuler. Sel folikuler
menghasilkan hormon T4 (tiroksin) dan T3 ( triodotironin )
Sel parafolikuler menghasilkan hormon tyrokalsitonin (calsitonin) yang berperan
dalam pengaturan kalsium
Hormon Tiroid:
Merupakan hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar Metabolisme tubuh.Sel
yang mensintesis hormon Tiroid adalah Tiroksin (T4; prohormon) dan Triidotironin (T3;hormon
aktif). T3 dan T4 disimpan dalam keadaan terikat dengan glikoprotein,tiroglobulin, didalam
koloid dari folikel. Tiroglobulin disintesis di robusum sel kelenjar tiroid & asam amino. Hormon
T3 & T4 , dilepas sekitar o,1 & 1 - 3 mmol. Tirotropin TSH berasal dari Adenohipofisis, hormon
ini mempunyai peran dalam pengatur kelenjar tiroid ( masenjer ke dua),dan merangsang
pelepasan T3 & T4 dari koloid .

Tahapan pembentukan Hormon Tiroid


1. Penangkapan iodin dan oksidasi iodin
2. Pembentukan tiroglobulin
3. Organifikasi tiroglobulin( iodin berikantan dg tryosylmoities pd tiroglobulin unt
membentuk 3 monoiodintirosin & 3,5 –diioditirosin)
4. Coupling ikatan mono dan ikatan diiodo membentuk T4 & T3
5. Hormon disimpan dlm sel- sel folikuler berikatan dg tiroglobulin
6. Dengan stimulasi yg cukup proteolisis memisahkan T4 & T3 dari tiroglobulin
7. T3 & T4 dilepaskan dan tiroglobulin mengalami siklus ulang

Metabolisme Hormon T3 Dan T4


Hormon T3 , dua sampai empat kali lebih poten dari hormon T4, bekerja lebih cepat
mempunyai efek beberapa jam, dalam sirkulasi hanya sekitar 20% yang berasal dari kelenjar.
tiroid, sekitar 80% berasal dari deiodinasi T4. Oleh sebab itu hormon T3 merupakan hormon
efektif dan aktual. Perubahan T3 mjd T4 ( terjadi di hati & ginjal) dikatalisis oleh 5-
deiodinase dalam mikrosom yg mengambil 5-iodin dari cincin luar T4. Rasio T3 dan T4 dalam
plasma 1 : 100 keduanya terikat pada 3 protein yg berbeda (terutama T4) :
1) Globulin mengikat Tiroksin ( TBG) mengangkut dua pertiga dari T4
2) Prealbumin pengikat tiroksin ( TBPA)
3) Albumin serum , mengangkut sisa T4. (Hanya sedikit T3 &T4 yg terikat dalam sirkulasi )
Dalam mempertahankan konsentrasi T3 & T4 tetap konstan diatur oleh TSH sedangkan
sintesis & pelepasannya diransang oleh TRH ( Tiroliberin)
Hormon Tiroid

FUNGSI HORMON T3 , T4 DAN TYROKALSITONIN


1. Hormon T4 : Mengatur katabolisme protein, lemak, dan karbohidrat diseluruh
sel .
2. Hormon T3 :
a. Mengatur kecepatan metabolik semua sel
b. Mengatur produksi panas tubuh
c. Merupakan antagonis insulin
d. Mempertahankan sekresi growth hormon, maturasi skelet
e. Mempertahankan tonus otot
f. Mempertahankan kekuatan denyut, kekuatan, output jantung
g. Mempengaruhi kecepatan pernapasan,dan penggunaan oksigen
h. Mempertahankan mobilisasi kalsium
i. Mempengaruhi produksi sel darah merah
j. Menstimulasi perubahan lemak, pelepasan asam lemak bebas, dan sintesa
kolesterol
k. Mempengaruhi pertumbuhan somatik dan system saraf.
3. Fungsi hormon Thyrokalsitonin adalah:
a. Menurunkan kadar kalsium dan fosfor serum
b. Menurunkan absorsi kalsium dan fospor di gastrointestinal (GI Tract )
c. Menghambat resorpsi tulang.
C. DEFINISI HIPERTIROID
Berbagai sumber mendefinisikan hipertiroid sebagai berikut:
1. Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
2. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi
tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
3. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar
tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di
dalam darah.
4. Suatu keadaan dimana adanya out put hormon tiroid yang berlebihan, merupakan suatu
kelompok sindroma yang disebakan oleh peningkatan hormon tiroid / tiroksin yang tidak
terikat dalam sirkulasi darah.

D. ETIOLOGI / PENYEBAB
1. Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan
keduanya( penyebab yang berhubungan dengan kelenjar tiroid)
2. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT
dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan( penyebab yang tidak berhubungan dengan
kelenjar tiroid)

Penyebab Utama :
1 Penyakit Grave
2.Toxic multinodular goitre
3. Solitary toxic adenoma’’
Penyebab Lain
1. Tiroiditis
2.Penyakit troboblastis
3. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
4. Pemakaian yodium yang berlebihan
5. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone

Penyakit Grave (Struma multinodular toksik )


Merupakan penyebab tersering dalam kasus hipertiroidisme, Adalah suatu penyakit
otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada
kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini yang disebut sebagai immunoglobulin perangsang tiroid
(thyroid-stimulating immunoglobulin), yang menyebabkan meningkatnya pembentukan
Hormon Tiroid (HT), namun tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi.
Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT yang
tinggi.
Penyebab penyakit Grave tidak diketahui dengan jelas. namun tampaknya terdapat
predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, yang paling sering terkena adalah wanita berusia
antara 20 sampai 30 tahun.
Gondok nodular (nodul) adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan
kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode
pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi,
misalnya pada pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh
pengakti pada hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga terjadi
peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar
tiroid biasanya kembali ke normal ( contoh pada indvidu hamil mengalami gondok, setelah
melahirkan hilang) . Walaupun kadang-kadang terjadi perubahan yangn irreversibel dan kelenjar
tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat, ( tidak selalu), tetap
memproduksi HT dalam jumlah berlebihan. Apabila individu yang bersangkutan tetap
mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut “gondok nodular toksik”. Dapat terjadi
adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit hipotalamus, walaupun jarang.
Penyakit Grave memiliki gambaran klinis sebagai berikut:
a. Adanya pembesaran kelenjar tiroid
b. Biasanya Difus dan simetris & besar >>
c. Bentuk & konsistensi berpariasi
d. Dapat menekan jaringan sekitar
e. Meningkatkan vaskularisasi pada kelenjar tiroid mengakibatkan terdenganrnya
“sistolik bruit” diatas kelenjar.

E. TANDA & GEJALA


Tanda dan gejala dari penyakit Hipretiroid adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung

2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap


Katekolamin.
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar ( diare)
6. Tidak tahan panas
7. Gangguan reproduksi
8. Gondok, yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
9. Mata melotot (exoptalmus)

10.Cepat letih
11. Tanda bruit
12. Haid sedikit dan tidak tetap
13. Pembesaran kelenjar tiroid

F. PATOFISIOLOGI HIPERTIROID
Penyakit Grave,Toxic multinodular goiter, Solitary toxic adenoma’’, Tiroiditis, Penyakit
troboblastis, kanker pituitary, ambilan hormone tiroid secara berlebihan dan pemakaian
yodium yang berlebihan

Hipertiroid

Kontrol sekresi hormon tiroid tidak ada

Merangsang sistim tubuh


Hypermetabolik

Peningkatan system saraf simpatuis

Peningkatan cardiac output, peningkatan konsumsi 02, aliran darah ke perifermeningkat,


peningkatan suhu tubuh.

Mempengaruhi sekresi & metabolism di hipotalamus & pituitari


G. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS/ PENUNJANG
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan
diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.

Adapun pemeriksaan diagnostic yang sering dilakukan antara lain:


1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone), pemeriksaan darah akan ditemukan meningkat
2. Bebas T3 ( triiodotironin) dan T4 (tiroksin), pemeriksaan dengan RIA( Radio imuno assay)
dalam serum darah
3. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi ( USG) kelenjar tiroid untuk
memastikan pembesaran kelenjar tiroid
5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia

INTERPRETASI TES DIAGNOSIS YANG BERHUBUNGAN DG HORMON TIROID

NO JENIS TEST PROSEDUR&PERSIAPAN INTERPRETASI


1 Kadar serum T4 - Sampel darah - Mengukur tiroksin sirkulasi yg
-Tanpa persiapan bebas & terikat.
- Nilai normal: 3-7µg/100ml,
- Dipengaruhi oleh
kehamilan,estrogen(menyusui),
glukokortikoid,
hipoproteinnemia.

2 Kadar serum T3 - Sampel darah radioassay - Mengukur T3 terikat.


- Tanpa persiapan khusus - Nilai normal: 100-
170µg/100ml
3 TBG - sampel darah - Mengukur kadar TBG, TBG
- Tanpa persiapan khusus dpt naik atau turun oleh kondisi
lain & dpt merubah kadar T3
&T4
4 T3 resin Uptake - Sampel darah diambil, resin - Mengukur perubahan kadar
( T3U) &T3 ditambahkan tiroid binding protein(TBG)
kedalamnya, T3 radioaktif - Nilai normal: 25%-30%T3
akan berikatan pada tempat radioaktifberikatan dg resin.
yg kosong pd TBG, jumlah - Jika tempat ikatan protein
radioaktif radioaktif pada jenuh oleh T4 kadar T3U yg
darah & resin dihitunguntuk lebih tinggi menunjukkan
menentukan jumlah T3 yg hipertiroidisme, yg rendah
terikat pada resin menunjukkan hipotiroidisme
5 Pemeriksaan tingkat - Sampel darah - Mengukur TSH secara
hipofise TSH radio - Tanpa persiapan khusus langsung, pengukuran membantu
immunoassay membedakan hipertiroidisme
primer & sekunder.
- Nilai meningkat pd
hipertiroidisme primer karena
tdk ada control umpan balik
negatif.
6 Tes stimulasi TSH Kadar TSH diukur, 500 µg Normal: TRH meningkatkan
TRH diberikan 30 menit TSH 15-30µg/ml atau
kemudian TSH diukur peningkatan 5 m/U diatas nilai
kembali basal, respon datar menunjukkan
hipertiroidime, rsepon yg hebat
menunjukkan hipertiroidisme
primer.
7 Pemeriksaan tingkat - Iodine radioactive dosis - Mengukur tingkat aktifitas
kecil peroral pada 2,6,24 tiroid
Tiroid radioactive jam.
iodine - Detektor scitilasi - Tiroid normal menangkap 5% -
uptake( RIAU) ditempatkan pd derah 35% dosis .
tiroid & jumlah radioactive - Peningkatan penangkapan
yg terkumpul dihitung terjadi pada hipertiroidisme.
iodine pada makanan ,obat, - Kelebihan dosis tracer
media x-ray, obat lain, dan diekskresi urin & dapat diukur.
makanan diperkaya iodine - Urin 24 jam tamping
merendahkan pembacaan. penurunan jumlahnya dalam urin
( puasa makanan yg menunjukkan hipertiroidisme.
mengandung iodine selama
3 hari sebelum
pemeriksaan)
8 Scan Tiroid Diberikan ¹²³ I, scintilasi Ukuran, bentuk, fungsi anatomi
dilakukan, gambaran kelenjar tiroid diperiksa, terdapat
distribusi radioactive dicatat. area penangkapan yg tinggi dan
rendah , ingesti iodine ( dalam
obat& zat kontras ) merubah
hasil pengukuran.
9 USG Tiroid Tanpa persiapan USG digunakan untuk mencari
kelainan struktur, kistik, nodul
atau massa yg lain,
10 Test antibody Tiroid Sampel darah Antibodi tiroglobulin dan
mikrosum terdapat pada tiroiditis
Hashimoto
11 Thiroid-stimulating Sampel darah Jika terdapat antibody TSI :
Immunoglobulin konfirmasi untuk penyakit
(TSI ) Grave.

12 Pemerikasaan yg - Klien beristirahat & puasa - Normal: - 15% - +15%


berhubungan dg - jumlah oksigen saat - Pada klien hipertiroid BMR >
efek istirahat dihitung +15%
periferalhormon - Oksigen yg digunakan - Pada hipertiroidisme kurang
tiroid: dibandingkan dg jenis akurat dari pada test yang
a. basal metabolic kelamin,usia, &ukuran yg lainnya, tetapi dpt digunakan
rate(BMR) sama. untuk mengevaluasi terapi.
b. Kadar kolesterol - sampel darah , klien puasa - normal: tiap laboratorium
serum mulai malam hari( 6 – 8 jam) berbeda-beda kadarnya yg tinggi
terdapat pada hipotiroidsme dan
rendah pada hipertiroidisme,
menunjang data lain

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid.
Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala
hipotiroidisme. Contoh obat adalah sebagai berikut :
1) Thioamide
2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
3) Propyl thiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksima 2000 mg/hari
4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejala-
gejala :
1). hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
a. Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan
struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
b. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudah pengobatan yodium radioaktif
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pasien hamil, usia lanjut
e. Krisis tiroid
Penyekat adernergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu
pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol
dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8
minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan
tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid
dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan
eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah
tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan,
pasien masih dalam keadaan Hipertiroid, walaupun kemudian hari dapat tetap
hipertiroid atau terjadi kolaps.

2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif

b. Tiroidektomi.

Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar

I. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam
jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takhikardia, agitasi, tremor, hipertermia
(sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, dapat terjadi kematian
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi
karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas masih
tinggi.

Reference
1. Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi
8, EGC, Jakarta

2. Barbara C.Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah ( suatu pendekatan proses


keperawatan),cetakan I , Bandung
3. Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), EGC, Jakarta
4. Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta
5. Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan,
(Edisi III), EGC, Jakarta.
6. FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai