Anda di halaman 1dari 52

HALAMAN1 Mata Kuliah : KMB Nama :YOGA RIZKIYANTO Tingkat/Semester : Profesi/I Tempat Praktek : RSU Indriati Solo Baru

JUDUL Disetujui
LAPORAN KONSEPASUHANKEPERAWATANPAD
APASIENDENGAN
Clinical Instructur Clinical Teacher

PENDAHULUAN CHRONIC KIDNE DISEASE


Yanti Dwi Kurniawan, S.Kep.,Ns Sumardino, SST. M.kes

KONSEP PENYAKIT (Pengertian dan ManifestasiKlinis)

A. Pengertian
Menurut Nursalam & Batticaca (2011) PGK adalah keadaan dimana terjadi kerusakan ginjal progresif yang
berakibat fatal dan ditandai dengan uremia dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah, serta komplikasinya
jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal. Sedangkan menurut Milnawati (2019) gagal ginjal kronis
merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel dan masih berlangsung lama, sehingga
mengakibatkan gangguan persisten dan menganggu berbagai sistem tubuh. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa CKD merupakan gangguan fungsi ginjal yang berlangsung progresif yang menyebabkan gangguan
fungsi tubuh sehingga perlu adanya tindakan dialisis atau transplantasi ginjal.CKD (Chronic Kidney Disease) atau
Penyakit Ginjal Kronis (PGK) merupakan suatu kegagalan fungsi ginal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan serta elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif yang ditandai dengan penumpukan
sisa metabolisme (toksik uremik) si dalam tubuh (Muttaqin & Sari, 2011).
B. Manifestasi Klinis
Menurut Kardiyudiani & Brigitta (2019), Manifestasi klinis penyakit ginjal kronis berkembang seiring berjalannya
waktu karena kerusakan ginjal, manifestasi penyakit ginjal antara lain yaitu:
1. Perubahan frekuensi dan volume buang air kecil
2. Otot berkedut dan kram
3. Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki
4. Gatal terus-menerus
5. Nyeri dada jika cairan menumpuk di dalam selaput jantung
6. Sesak napas jika cairan menumpuk di paru-paru
7. Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan
8. Mual
9. Muntah
10. Kehilangan nafsu makan
11. Kelelahan dan kelemahan
12. Masalah tidur
CLINICAL PATHWAY

Menurut Prabowo & Pranata (2014)

Hipervolemia
HALAMAN3
MODEL KONSEP ASKEP: Gordon (1982 dalam Bararah, 2013)

PENGKAJIAN DIAGNOSA PERENCANAAN EVALUASI (KRITERIA


KEPERAWATAN KEBERHASILAN)
a. Identitas Gangguan pertukaran Pemantauan respirasi Pertukaran gas
1. Identitas pasien gas berhubungan dengan I.01014 L.01003
2. Identitasi perubahan membran Observasi Setelah dilakukan intervensi
penanggungjawab alveolus kapiler 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya keperawatan selama 1x24 jam
b. Riwayat kesehatan D.0003 napas maka diharapkan pertukaran
1. Keluhan utama 2. Monitor pola napas (mis: bradipnea, gas meningkat dengan kriteria
2. Keadaan umum takipnea, hiperventilasi, dll) hasil:
3. Riwayat penyakit 3. Monitor kemampuan batuk efektif 1. Tingkat kesadaran
sekarang 4. Monitor adanya produk sputum meningkat
4. Riwayat penyakit 5. Monitor adanya sumbatan jalan napas 2. Dispnea menurun
dahulu 6. Palpasi kesimetresisan ekspansi paru 3. Bunyi napas tambahan
c. Pemeriksaan fisik 7. Auskultasi bunyi napas menurun
(head to toe) 8. Monitor saturasi oksigen 4. Pusing menurun
1. Kepala 9. Monitor nilai AGD 5. Penglihatan kabur
2. Dada 10. Monitor hasil x-ray thoraks menurun
3. Abdomen 6. Diaforesis menurun
4. Ekstermitas Terapeutik 7. Gelisah menurun
5. Genetalia 1. Atur interval pemantauan respirasi sesuai 8. Napas cuping hidung
d. Pola kondisi pasien menurun
fungsional 2. Dokumentasikan hasil pemantauan 9. PCO2 membaik
gordon 10. PO2 membaik
1. Pola persepsi Edukasi 11. Takikardia membaik
kesehatan dan 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan 12. pH arteri membaik
pemeliharaan 2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu 13. Sianosis membaik
kesehatan 14. Pola napas membaik
2. Pola aktivitas Terapi oksigen 15. Warna kulit membaik
latihan
3. Pola I.01026
nutrisi Observasi
metabolik 1. Monitor kecepatan aliran oksigen
4. Pola eliminasi 2. Monitor posisi alat terapi oksigen
5. Pola istirahat tidur 3. Monitor aliran terapi secara periodik dan
6. Pola kognitif pastikan fraksi yang diberikan cukup
perseptual 4. Monitor efektivitas pemberian terapi oksigen
7. Pola persepsi diri 5. Monitor kemampuan melepaskan oksigen
8. Pola peran saat makan
hubungan 6. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
9. Pola seksualitas 7. Monitor tanda-tanda toksikasi oksigen dan
dan reproduksi atelektasis
10. Pola koping 8. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
11. Pola nilai 9. Monitor integritas mukosa hidung akibat
kepercayaan pemasangan oksigen

Terapeutik
1. Bersihkan sekret pada mulut, hidung, trakea,
jika perlu
2. Pertahankan kepatenan jalan napas
3. Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
4. Berikan oksigen tambahan jika perlu
5. Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
6. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien

Edukasi
1. Ajarkan pasien dan keluarga menggunakan
oksigen di rumah

Kolaborasi
1. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
2. Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur
Pola napas tidak efektif Manajemen jalan nafas Pola napas
berhubungan dengan I.01011 L.01004
hambatan upaya napas Observasi Setelah dilakukan intervensi
D.0005 1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, keperawatan selama 1x24 jam
usaha napas) maka diharapkan pola napas
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling, membaik dengan kriteria hasil:
mengi, wheeing, ronki kering) 1. Dispnea menurun
3. Monitorsputum(jumlah, warna, aroma) 2. Penggunaan otot bantu
napas menurun
Terapeutik 3. Pemanjangan fase
1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan ekspirasi menurun
head-tilt dan chin-lift (jaw- thrust jika curiga 4. Frekuensi napasmembaik
traumaservikal) 5. Kedalaman napasmembaik
2. Posisikan semi-fowler ataufowler
3. Berikan minumhangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jikaperlu
5. Lakukan penghisapan lenderkurang
dari 15detik
6. Lakukan hiperoksigenasisebelum
penghisapanendotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsepMcGill
8. Berikan oksigen, jikaperlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidakkontraindikasi
2. Ajarkan teknik batukefektif
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Pemantauan respirasi
I.01014
Observasi
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya napas
2. Monitor pola napas (mis: bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, dll)
3. Monitor kemampuan batuk efektif
4. Monitor adanya produk sputum
5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
6. Palpasi kesimetresisan ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
10. Monitor hasil x-ray thoraks

Terapeutik
1. Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Perfusi perifer tidak Perawatan sirkulasi Perfusi perifer
efektif berhubungan I.02079 L.02011
dengan penurunan Observasi Setelah dilakukan intervensi
konsentrasi hemoglobin 1. Periksa sirkulasi perifer (mis nadi perifer, keperawatan selama 3x24 jam
D.0009 edema, pengisian kapiler, warna, suhu, maka diharapkan perfusi perifer
anklebrachial index) meningkat dengan kriteria hasil:
2. Identifikasi factor risiko gangguan sirkulasi (mis, 1. Denyut nadi perifer
diabetes, perokok, orang tua, hipertensi, dan meningkat
kadar risiko tinggi) 2. Warna kulit pucat menurun
3. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak 3. Edema perifer menurun
pada ekstremitas 4. Pengisian kapilermembaik
5. Akralmembaik
Terapeutik 6. Turgor kulit membaik
1. Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area keterbatasan
perfusi
2. Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas dengan keterbatasan
perfusi
3. Hindari penekanan dan pemasangan
tourniquet pada area yang cedera
4. Lakukan pencegahan infeksi
5. Lakukan perawatan kaki dan kuku
6. Lakukan hidrasi

Edukasi
1. Anjurkan berhenti merokok
2. Anjurkan olahraga rutin
3. Anjurkan mengecek air mandi untuk
menghindari kulit terbakar
4. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan
darah, antikoagulan, dan penurun kolesterol,
jika perlu
5. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
darah secara teratur
6. Anjurkan menghindari penggunaan
obat penyekat beta
7. Anjurkan melakukanperawatan kulit yang tepat
8. Anjurkan program rehabilitasi vaskular
9. Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi (mis, rendah lemak jenuh, minyak ikan,
omega 3)
10. Informasikan tanda gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis, rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)

Manajemen sensasi perifer


I.06195
Observasi
1. Identifikasi penyebab penurunan sensasi
2. Identifikasi penggunaan alat
pengikat, prosthesis, sepatu, pakaian
3. Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
4. Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
5. Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi
dan tekstur benda
6. Monitor terjadinya parastesia, jika perlu
7. Monitor perubahan kulit
8. Monitor adanya tromboflebitis dan
tromboemboli vena

Terapeutik
1. Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan
suhunya

Edukasi
1. Anjurkan penggunaan thermometer untuk
meguji suhu air
2. Anjurkan penggunaan sarung tangantermal
saat memasak
3. Anjurkan memakai sepatu lembut dan bertumit
rendah

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu
Defisit nutrisi Manajemen nutrisi Status nutrisi
berhubungan dengan I.03119 L.03030
faktor psikologis Observasi Setelah dilakukan asuhan
D.0019 1. Identifikasi status nutrisi keperawatan selama 3x24 jam
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan diharapkan status nutrisi
3. Identifikasi makanan yang disukai membaik dengan kriteria hasil:
4. Identifikasi kebutusan kalori dan jenis nutrient 1. Porsi malanan yang
5. Identifkasi perlunya penggunaan dihabiskan meningkat
selang nasogastric 2. Pengetahuan tentang pilihan
6. Monitor asupan makanan makanan dan minuman
7. Monitor berat badan yang sehat meningkat
8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium 3. Pengetahuan tentang
standar asupan nutrisi yang
Terapeutik tepat meningkat
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu 4. Nyeri abdomen menurun
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis, 5. Berat badan membaik
piramida makanan) 6. Indeks masa tubuh
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu membaik
yang sesuai 7. Frekuensi makan membaik
4. Berikan makanan tinggi serat untuk 8. Nafsu makan membaik
mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian makan melalui selang
nasogastric jika asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis, pereda nyeri, antiemetic), jika
perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan enis nutrient yang
dibutuhkan

Promosi berat badan


I. 03136
Observasi
1. Identifikasi kemungkinan BB kurang
2. Monitor adanya mual muntah
3. Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-hari
4. Monitor berat badan, monitor albumin,
limfosit, elektrolit, dan serum

Terapeutik
1. Berikan perawatan mulut sebelum
pemberian makan, jika perlu
2. Sediakan makanan yang tepat sesuai
kondisi pasien
3. Hidangkan makanan secara menarik
4. Berikan suplemen, jika perlu
5. Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk
peningkatan yang dicapai

Edukasi
1. Jelaskan jenis makanan yang bergizi
tinggi, namun tetap terjangkau
2. Jelaskan eningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan
Hipervolemia Manajemen Hipervolemia Keseimbangan cairan
berhubungan dengan I.03114 L.03020
gangguan mekanisme Observasi Setelah dilakukan asuhan
regulasi 1. Pemeriksaan tanda dan gejala hipervolemia keperawatan selama 3x24 jam
D.0022 (mis. Ortopnea, dyspnea, edema, JVP/CVP diharapkan status
meningkat, reflek hepatojegular positif, suara keseimbangan cairan dapat
napas tambahan) ditingkatkan dengan kriteria
2. Identifikasi penyebab hypervolemia hasil:
3. Monitor status hemodinamik (mis. Frekuensi 1. Tekanan darah dalam batas
jantung, tekanan darah, MAP,CVP, PAP, normal
PCWP,CO, CI), jika tersedia 2. Denyut nadi radial dalam
4. Monitor intake dan output cairan batas normal
5. Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. 3. Keseimbangan intake dan
Kadar natrium, BUN, hematocrit, berat jenis output dalam 24 jam
urine) 4. Berat badan stabil
6. Monitor tanda peningkatan tekanan 5. Turgor kulit tidak mengilap
onkotik plasma (mis. Kadar protein dan dan tegang
albumin meningkat) 6. Kelembaban membrane
7. Monitor kecepatan infus secara ketat mukosa
8. Monitor efek samping deuretik (mis. 7. Hematokrit dan Nitrogen
Hipotensi ortostatik, hivopolemia, urea darah (BUN)
hypokalemia, hyponatremia) 8. Tidak ada distensi vena
leher
Terapeutik 9. Tidak ada edema perifer
1. Timbang berat badan setiap hari pada waktu
yang sama
2. Batasi asupan cairan dan garam
3. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40o

Edukasi
1. Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5
Ml/kg/jam dalam 6 jam
2. Anjurkan melapor jika BB bertambah >1
kg dalam sehari
3. Ajarkan cara mengukur dan mencatat
asupan dan haluaran cairan
4. Ajarkan cara mengatasi cairan

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian deuretik
2. Kolaborasi penggatian kehilangan kalium
akibat diuretic
3. Kolaborasi pemberian continuos
renal replacement therapy (CRRT)

Pemantuan Cairan
I.03121
Observasi
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor frekuensi napas
3. Monitor berat badan
4. Monitor tekanan darah
5. Monitor waktu pengisian kapiler
6. Monitor elastisitas atau turgor kulit
7. Monitor jumlah,warna dan berat jenis urine
8. Monitor kadar albumin dan protein total
9. Monitor hasil pemeriksaan serum
(mis.osmolaritas
serum,hematocrit,natrium,kalium,BUN)
10. Monitor intake dan output cairan
11. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
(mis.frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume urine menurun,
hematocrit meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine meningkat,berat badan
menurun dalam
waktu singkat)
12. Identifikasi tanda-tanda hypervolemia
(mis.dispnea, edema perifer, edema
anasarka,JVP meningkat,CVP meningkat,
reflek hepatojugular positif, berat badan
menurun dalam waktu singkat)
13. Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan
cairan (mis.prosedur pembenahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar,apheresis,
obstruksi intestinal, peradangan pancreas,
penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)

Terapeutik
1. Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan,jika perlu
Gangguan eliminasi urin Dukungan perawatan Eliminasi urin
berhubungan dengan diri:BAB/BAK I.11349 L.04034
penurunan kemampuan Observasi Setelah dilakukan asuhan
metabolisme gnjal 1. Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia keperawatan selama 3x24 jam
D.0040 2. Monitor integritas kulit pasien maka, diharapkan eliminasi urin
membaik dengan kriteria hasil:
Terapeutik 1. Sensasi berkemih
1. Buka pakaian yang diperlukan untuk meningkat
memudahkan eliminasi 2. Desakan berkemih
2. Dukung peggunaan menurun
toilet/commode/pispot/urinal secara konsisten 3. Distensi kandung kemih
3. Jaga privasi selama eliminasi menurun
4. Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu 4. Nerkemih tidak tuntas
5. Bersihkan alat bantu BAB/BAK setelah menurun
digunakan 5. Volume residu urine
6. Latih BAB/BAK sesuai jadwal menurun
7. Sediakan alat bantu (mis, kateter), jika perlu 6. Urin menetes menurun
7. Nokturia menurun
Edukasi 8. Mengompol menururn
1. Anjurkan BAB/BAK secara rutin 9. Enuresis menurun
2. Anjurkan ke kamar mandi/toilet jika perlu 10. Frekuensi BAK membaik
11. Karakteristik urin membaik
Manajemen eliminasi urin
I.04152
Observasi
1. Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
inkontinensia urin
2. Identifikasi factor yang menyebabkan
retensi atau inkontinensia urin
3. Monitor eliminasi urin (mis, frekuensi,
konsistensi, aroma, volume, dan
warna)

Terapeutik
1. Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
2. Batasi asupan cairan, jika perlu
3. Ambil sampel urin tengah atau kultur

Edukasi
1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan
haluaran urin
3. Ajarkan mengambil specimen urin midstream
4. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan
waktu yang tepat untuk berkemih
5. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul/berkemihan
6. Anjurkan minum cukup, jika tidak
ada kontraindikasi
7. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra,
jika perlu
Intoleransi aktivitas Manajemen Energi Toleransi aktivitas
berhubungan dengan I.05178 L.05047
kelemahan Observasi Setelah dilakukan tindakan
D.0056 1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh keperawatan selama 3x24 jam,
yang mengakibatkan kelelahan diharapkan toleransi aktivitas
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional meningkat dengan kriteria hasil:
3. Monitor pola dan jam tidur 1. Frekuensi nadi
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan meningkat
selama melakukan aktivitas 2. Saturasi oksigen
meningkat
Terapeutik 3. Kemudahan dalam
1. Sediakan lingkungan nyaman dan melakukan aktivitas
rendah stimulus (mis. cahaya, suara, sehari-hari meningkat
kunjungan) 4. Kecepatan berjalan
2. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif meningkat
3. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan 5. Jarang berjalan
4. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika meningkat
tidak dapat berpindah atau berjalan 6. Kekuatan tubuh bagian
atas dan bawah
Edukasi meningkat
1. Anjurkan tirah baring 7. Keluhan lelah menurun
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap 8. Dispnea saat dan
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda setelah aktivitas
dan gejala kelelahan tidak berkurang menurun
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan 9. Perasaan lemah
menurun
Kolaborasi 10. Aritmia saat dan setelah
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara aktivitas menurun
meningkatkan asupan makanan 11. Sianosis menurun
12. Warna kulit membaik
Terapi Aktivitas 13. Tekanan darah membaik
I.05186 14. Frekuensi napas
Observasi membaik
1. Identifikasi deficit tingkat aktivitas 15. EKG iskemia membaik
2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam
aktivotas tertentu
3. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang
diinginkan
4. Identifikasi strategi meningkatkan
partisipasi dalam aktivitas
5. Identifikasi makna aktivitas rutin (mis.
bekerja) dan waktu luang
6. Monitor respon emosional, fisik, social,
dan spiritual terhadap aktivitas

Terapeutik
1. Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan
deficit yang dialami
2. Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi danrentang
aktivitas
3. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan
aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan
fisik, psikologis, dan social
4. Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
5. Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
6. Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas,
jika sesuai
7. Fasilitasi pasien dan keluarga dalam
menyesuaikan lingkungan untuk
mengakomodasikan aktivitas yang
dipilih
8. Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi,
mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai
kebutuhan
9. Fasilitasi aktivitas pengganti saat
mengalami keterbatasan waktu, energy,
atau gerak
10. Fasilitasi akvitas motorik kasar untuk
pasien hiperaktif
11. Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat
badan, jika sesuai
12. Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
13. Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori
implicit dan emosional (mis. kegitan
keagamaan khusus) untuk pasien dimensia,
jika sesaui
14. Libatkan dalam permaianan kelompok yang
tidak kompetitif, terstruktur, dan aktif
15. Tingkatkan keterlibatan dalam aktivotasrekreasi
dan diversifikasi untuk menurunkan kecemasan
( mis. vocal group, bola voli, tenis meja, jogging,
berenang, tugas sederhana, permaianan
sederhana, tugas rutin, tugas rumah tangga,
perawatan diri, dan teka-teki dan kart)
16. Libatkan kelarga dalam aktivitas, jika perlu
17. Fasilitasi mengembankan motivasi
dan penguatan diri
18. Fasilitasi pasien dan keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk mencapai
tujuan
19. Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
20. Berikan penguatan positfi atas partisipasi
dalam aktivitas
Edukasi
1. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari,
jika perlu
2. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
3. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social,
spiritual, dan kognitif, dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
4. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok
atau terapi, jika sesuai
5. Anjurkan keluarga untuk member penguatan
positif atas partisipasi dalam aktivitas

Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam
merencanakan dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai
2. Rujuk pada pusat atau program aktivitas
komunitas, jika perlu
Ansietas berhubungan Reduksi ansietas Tingkat ansietas
dengan kurang terpapar I.09314 L.09093
informasi Observasi: Setelah dilakukan tindakan
D.0080 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah keperawatan selama 2x24 jam
2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan diharapkan tingkat ansietas
3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan menurun dengan kriteria hasil:
nonverbal) 1. Verbalisasi kebingungan
menurun
Terapeutik: 2. Verbalisasi khawatir akibat
1. Ciptakan suasana terapeutik untuk kondisi yang dihadapi
menumbuhkan kepercayaan menurun
2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, 3. Perilaku gelisah menurun
jika memungkinkan 4. Perilaku tegang menurun
3. Pahami situasi yang membuat ansietas 5. Konsentrasi membaik
4. Dengarkan dengan penuh perhatian 6. Pola tidur membaik
5. Gunakan pendeatan yang tenang
dan meyakinkan
6. Tempatkan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
menyebabkan kecemasan
8. Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang

Edukasi
1. Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang
akan dirasakan
2. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
5. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
6. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri
7. Latih teknik
relaksasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antiansietas, jika perlu

Terapi relaksasi
I.09326
Observasi:
1. Identifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala
lain
yang menganggu kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
efektif digunakan
3. Identifikasi kesediaan, kemampuan,
dan penggunaan teknik sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nasi,
tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah
latihan
5. Monitor respon terhadap terapi relaksasi

Terapeutik:
1. Ciptakan lingkunan tenang an tanpa
gangguan pencahayaan dan suhu yang
nyaman, jika memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambat dan berirama
5. Gunakan relaksasi sebagai penunjang analgetik

Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang tersedia
2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang dipilih
3. Anjurkan mengambil posisi nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
5. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teksnik
relaksasi yang dipilih
6. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
Gangguan integritas Perawatan integritas kulit Integritas kulit dan jaringan
kulit/jaringan I.11353 L.14125
berhubungan dengan Observasi: Setelah dilakukan tindakan
kekurangan/kelebihan 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit keperawatan selama 3x24 jam
volume cairan diharapkan integritas kulit dan
D.0129 Terapeutik: jaringan meningkat dengan
1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring kriteria hasil:
2. Lakukan pemijatan pada area penonjolan 1. Kerusakan jaringan
tulang, jika perlu menurun
3. Bersihkan perineal dengan air hangat, 2. Kerusakan lapisan kulit
terutama selama periode diare menurun
4. Gunakan produk berbahan petrolium atau 3. Nyeri menurun
minyak pada kulit kering 4. Elastisitas meningkat
5. Gunakan produk berbahan ringan/alami 5. Hidrasi meningkat
dan hipoalergik pada kulit sensitif 6. Perfuasi jaringan
6. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit meningkat
kering

Edukasi
1. Anjurkan menggunakan pelembab
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
5. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
6. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada di luar rumah
7. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya

Perawatan luka
I.14564
Observasi:
1. Monitor karakteristik luka
2. Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik:
1. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
2. Cukur rambut di sekitar area luka, jika perlu
3. Bersihkan dengan cairan NaCl atau
nontoksik, sesuai kebutuhan
4. Bersihkan jaringan nekrotik
5. Berikan salep yang sesuai kulit/lesi, jika perlu
6. Pasang balutan sesuai jenis luka
7. Pertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
8. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat
dan drainase
9. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam
atau sesuai kondisi pasien

Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Anjurkan mengonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
3. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri

Kolaborasi
1. Kolaborasi prosedur debridemen, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Risiko infeksi Pencegahan infeksi Tingkat infeksi
berhubungan dengan I.14539 L.14137
efek prosedur invasif Observasi: Setelah dilakukan tindakan
D.0142 1. Monitor tanda dan gejala infeksi likal dan sistemik keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan tingkat infeksi
Terapeutik: dengan kriteria hasil:
1. Batasi jumlah pengunjung 1. Demam menurun
2. Berikan perawatan kulit pada area edema 2. Kemerahan menurun
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak 3. Nyeri menurun
dengan pasien dan lingkungan pasien 4. Bengkak menurun
4. Pertahankan teknik aseptik pada pasien 5. Kadar sel darah putih
berisiko tinggi membaik

Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan caramemeriksa kondisi luka atau
luka operasi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Sumber Pustaka :
Batticaca, F.B., & Nursalam. (2011). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba
Medika
Kardiyudiani & Brigitta, S. (2019). Keperawatan Medikal Bedah. Yigyakarta: Pustaka Baru.
Milnawati, N. K. A. (2019). Asuah Keperawatan Medikal Bedah Komprehensif Pada Tn A. H. Dengan Chronic Kidney Disease (CKD)
Di Ruang Komodo RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Keperawatan. Poltekkes Kemenkes
Kupang
Muttaqin, A., & Sari, K. (2011).Asuhan Keperwatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Prabowo, E., & Pranata, A. E. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Yogyakarta: Naha Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Nama Nama Pembimbing Akademik Nama Pembimbing Klinik
Mahasiswa
Yoga Rizkiyanto Sumardino, SST. M.kes Yanti dwi kurniawan, S.Kep.,Ns
P27220020280

Tanda Tanda Tanda


Tangan Tangan Tangan

Tanggal Tanggal Tanggal


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. PDENGAN
CHRONIC KIDNEY DISEASEDI IGDRSUD
TUGUREJO SEMARANG

DisusunOleh :
YOGA RIZKIYANTO P27220020280

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA POLTEKEKKES KEMENKES
SURAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN
PROFESI NERS
2021
A. PENGKAJIAN
IdentitasPasien
Nama : Ny. P
Umur : 54tahun
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah
Alamat : Semarang
No Register : 568163
DiagnosaMedis :Chronic Kidney Disease
Tanggalmasuk : 30 – 3 - 2021
Jam : 08.45wib

B. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Airway
Ada sumbatanjalannafas, terdapat secret, terpasangopa
2. Breathing
Polanafashiperventilasi, iramaireguler, RR 32 x/menit, SPO2 90%,
menggunakanotot bantu pernafasan,
suaranafasronchi,terpasangnrm 10 liter/menit
3. Circulation
Tekanandarah 150/90 mmHg, nadi 98 x/menit,nadi regular, suhu
36, 80 C, akralhangat, capillary refill > 3 detik, konjungtiva tidak
anemis
4. Disability
Tingkat kesadaranstupor GCS E : 2 M: 1 V: 2, pupil isokor, reaksi
terhadap cahaya : kanan + kiri +
C. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keluhan Utama
Keluargapasienmengatakanpasiendirumahtiba-tibasesaknafas,
kemudianpasientidaksadar, keluargakemudianmembawakers
2. Riwayat penyakit sekarang
Keluargapasienmengatakanpasienberaktifitassepertibiasa,
pasiendirumahtiba-tibasesaknafasdantidaksadar.Pasiensudah 2
bulantidakmelakukancucidarah.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluargapasienmengatakanpasienpernahdirawatdirumahsakitdenga
npenyakithipertensidanginjal
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : pasienlemah
b. Tingkat kesadaran : Tingkat kesadaran stupor GCS = E:
2 M: 1 V: 2
c. Tanda – tanda Vital :
- Suhu : 36, 80 C
- Tekanan darah :
150/90mmHg
- Respirasi : 32 x/menit
- Nadi : 98 x/menit
d. Antropometri : BB :65 kg TB : 160 cm
e. Kepala : mesochepal, tidak ada luka
- Rambut :warna rambut hitam dan bersih
- Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif
- Hidung : tidak ada sekret, tidak ada polip, terpasang oksigen
non rebriting mask 10 liter, terpasangngt
- Telinga:bersih, tidak ada serumen
- Mulut : Mukosa bibir kering, gigi lengkap, tidak bau
mulut, terpasangopa
- Leher : Tak ada pembesaran kelenjar tiroid,
f. Dada dan Thorax
1) Paru – paru
I : Bentuk simetris, gerakan dada simetris kanan =
kiri, tampak penggunaan otot pernafasan tambahan otot
diafragma
Pa : tidak ada nyeri tekan
Pe : Sonor
Au :Ronchi
2) Jantung
I : simetris, ictus cordis
tampak Pa : Ictus cordis teraba di
SIC V Pe : Pekak
Au : Bj S1-S2 murni, gallops (-), murmur (-)
g. Abdomen
I : Datar dan simetris
Au : Bising usus (+), 15 x/menit
Pa : tidak ada nyeri tekan
Pe : timpani
h. Genetalia: keadaan bersih, terpasang kateter
i. Ekstrimitas:
Atas: akral dingin , sianosis (-), terpasang infus di tangankiri,
kekuatanototkanan 2, ototkiri 2
Bawah: akral dingin , sianosis (-), kekuatanototkanan 2,
ototkiri2, oedem di kedua kaki
j. Therapi
Infus RL 10tpm
Injeksifurosemide 1 ampul
Injeksiciticolin 1 ampul
k. Pemeriksaan EKG
Sinus rhytem

I. ANALISA DATA
No D a t a F o c u s P r o b l e m Et i o l o g i
1 30 – 3 – 2021 D S : - Ketidak efektifan bersih jalan nafas Penumpukan secret jalan nafas
DO : suaranafasronchi, terdapat secret, ter

2 30 – 3 -2021 D S : - Ketidak efektifan pola nafas hip er v ent i la s


i
DO : RR 32 x/menit, hiperventilasi, terpas

3 30 – 3 -2021 D S : - Kelebihan cairan Gunakan mekanisme regulasi


DO : kaki kanandankirioedem, crt> 3 detik

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan bersihanjalannafasberhubungandenganpenumpukan
secret di jalannafas
2. Ketidakefektifanpolanafasberhubungandenganhiperventilasi
3. Kelebihan volume
cairanberhubungandengangangguanmekanismeregulasi

III. INTERVENSI
Tujuan dan Kriteria Hasi I n t e r v e n s i
l
1 Setelah dilakukantindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan respiratory status: ventilation, respiratorystatus: airway patensy dengan hasil 1. A u k u l t a s i s u a r a n a f
a. Menunjukkanjalannafas 2. Pasang latihan jalan nafas buat
yang paten (klientidakmerasate 3. Lakukan suction
dalamrentang normal, tidakada 4. Monitor SPO2
abnormal)
b. Mampu
Mengidentifikasidanmen
Cegahfaktor yang dapatmengh
2 Setelah dilakukantindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan respiratory status: ventilation, respiratorystatus: airway patensy dengan hasil 1. K a j i p o l a p er n a f a
sa
a. Menunnjukan jaklana nafas ya
2. Berikan posisi semi
b. Tanda-tanda vital dalamrentan
fowler
3. Berikan O2
4. Monitor vital sign
3 Setelah dilakukantindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan respiratory status: ventilation, respiratorystatus: airway patensy dengan hasil 1. Lakukan pemasangan katet
a. Terbebas dasri edema, efusi da 2. Kolaborasi deuretik
b. Bunyi nafas bersih, tidak ada d

IV. IMPLEMENTASI
Waktu D x Im p l e m e n t a s i R e s p o n TT d
30/ 3/ 2021 1. Mengaustultasi suara naf S : -
O : Suara nafas R
S:-
2. Memasang alat jalan n O : Pasien terpasa
S:-
O : pasien dilakuk
3. Melakukan suction S:-
O : SPO2 90%
4. Memonitor SPO2 S:-
O : pola pernafasa
5. Mengaji pola pernafasa S : -
O : posisi semi flo
S:-
O : pasien terpasa
6. Memberikan posisi sem S : -
O : Suhu 36, 80
C,
7. Berikan O2 S:-
O : pasien dilakuk
S:-
O : Pasien menda

8. Memonitor vital sign

9. Melakukan pemsangan

10. Mengkolaborasi pembe

V. EVALUASI
Waktu D x E v a l u a s i T t d
30/3/2021 1 S : -
O : Secret sudah berkurang, suara nafa
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi, lakukan sucti
S:-
O : pola nafas pasien hiperventilasi, RR
A : masalah belum taratasi
P : lanjutkan intervensi, pertahanankan
2 S:-
O : urine keluar 150 cc
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi, monitor output

3
ANALISIS SINTESIS TINDAKAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
“TERAPI RELAKSASI GENGGAM JARI”
Dosen pengampu : Yanti Dwi K, S.Kep, Ns (CI)
Sumardino, SST. M,kes (CT)

Yoga Rizkiyanto

P27220020280

Ners A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
2021
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Nama : Yoga Rizkiyanto Kasus : CKD Stage V


Semester :1 Mata Kuliah : KMB
Kelas : Ners A Tanggal :

Jenis Tindakan :Terapi Relaksasi Genggam Jari

A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan takut dan cemas karena besuk akan dilakukan tindakan
operasi AV Shunt
B. Diagnosa Medis
Chronic Kidney Disease (CKD) stage V
C. Diagnosa Keperawatan
Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
sedikit cemas dan tampak tegang (D.0080)
D. Data yang mendukung diagnose keperawatan
Data Subyektif
1. Pasien mengatakan cemas karena besuk (Jum’at, 29 Januari 2021) akan
dilakukan tindakan operasi AV Shunt
Data Obyektif
1. Keadaan Umum Sedang
2. Kesadaran Compos mentis
3. GCS 15 (E4 M6 V5)
4. Pasien tampak cemas (skala 7) dan tegang
5. Berat badan pre HD: 53,55 kg
6. Berat badan sebelumnya: 52,95 kg
7. TTV
TD: 180/100 mmHg
N : 89 x/menit
S: 36.70 C
RR: 24 x/ menit
SPO2 100%
E. Dasar Pemikiran
Kecemasan akan timbul karena adanya sesuatu yang tidak jelas atau
tidak diketahui sehingga muncul perasaan yang tidak tenang, rasa khawatir
atau ketakuran. Banyak pasien preoperasi yang mengalami gangguan,
antara lain peningkatan tekanan darah,nadi, suhu tubuh, dan penurunan
daya tahan tubuh. Kecemasan pada pasien CKD dapat menunda proses
operasi (Nazar dalam Utomo, 2016)
Kecemasan menyebabkan perubahan baik psikologis atau pasif ditandai
dengan meningkatnya frekuensi nafas, detak jantung, tekanan darah dan
mengurangi tingkat energi, sehingga mampu menrugikan individuitu sendiri
dan hal tersebut dapat menunda proses operasi (Purwaningsih, 2016).
Relaksasi genggam jari merupakan sebuah teknik relaksasi yang sangat
sederhana dan mudah dilakukan. Mengenggam jari disertai dengan tarik
nafas dalam-dalam dapat mengurangi ketegangan fisik dan emosi, karena
genggaman jari akan menghangatkan titik-titik masuk dan keluarnya energy
pada meridian (saluran energi) yang berhubungan dengan organ-organ di
dalam tubuh yang terletak pada jari tangan. Titik-titik refleksi pada tangan
memberikan rangsangan secara reflex pada saat genggaman. Rangsangan
tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik menuju
otak kemudian diproses dengan cepat dan diteruskan menuju saraf pada
organ tubuh yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan dijalur energy
menjadi lancar. Relaksasi genggam jari dapat mengendalikan,
mengembangkan emosi dan membuat tubuh rileks. Saat tubuh rileks, maka
ketegangan otot yang terjadi akan berkurang dan akan menrunkan
kecemasan yang terjadi pada pasien (Yuliastuti, 2015)
F. Prinsip Tindakan Keperawatan

No Prosedur SOP Teknik Relaksasi Benson

1 Pengertian Teknik genggam jari adalah sebuah relaksasi sederhana yang mudah dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan aliran
tubuh manusia dan dapat mengurangi rasa cemas.
2 Tujuan 1. Mengurangi nyeri, takut, dan cemas
2. Mengurangi perasaan panik, khawatir dan terancam
3. Memberikan perasaan yang nyaman pada tubuh
4. Menenangkan pikiran dan dapat mengontrol emosi
5. Melancarkan aliran dalam darah
3 Kebijakan Bahwa semua pasien yang mengalami cemas dapat melakukan teknik relaksasi genggam jari
4 Prosedur Waktu yang dibutuhkan untuk menjelaskan dan memperaktikkan teknik relaksasi genggam jari yaitu ± 10 menit. Pasien diminta
mempraktikkan teknik relaksasi genggam jari selama 10 menit, dapat diulang sebanyak 3 kali.
Pelaksanaan Teknik Relaksasi Genggam Jari
1. Persiapkan pasien dalam posisi yang nyaman
2. Siapkan lingkungan yang tenang
3. Kontrak waktu dan jelaskan tujuan
4. Perawat meminta pasien untuk merilekkan pikiran kemudian memotivasi pasien dan perawat mencatat nyasehingga catatan
tersebut dapat digunakan
5. Jelaskan rasional dan keuntungan dari teknik relaksasi genggam jari
6. Cuci tangan dan observasi tindakan prosedur pengendalian infeksi lainnya yang sesuai, berikan privasi, bantu pasien keposisi
yang nyaman atau posisi bersandar dan minta pasien untuk bersikap tenang
7. Minta pasien untuk menarik nafas dalam dan perlahan untuk merilekskan semua otot sambil menutup mata
8. Peganglah jari dimulai dari ibu jari selama 2-3 menit, bias menggunakan tangan mana saja
9. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dengan lembut
10. Minta pasien untuk menghembuskan nafas secara perlahan dan teratur
11. Anjurkan pasien menarik nafas, hiruplah bersama perasaan tenang, damai, dan berpikirlah untuk mendapatkan kesembuhan
12. Minta pasien untuk menghembuskan nafas, hembuskanlah secara perlahan sambil melepaskan perasaan dan masalah yang
menganggu pikiran dan bayangka nemosi yang menganggu tersebut keluar dari pikiran
13. Motivasi pasien untuk mempraktikkan kembali teknik relaksasi genggam jari
5 Hasil Dokumentasi
1. Respon klien selama tindakan (respon subyektif dan obyektif), respon Verbal
a. Klien mengatakan rileks
b. Klien mengatakan ketegangan berkurang
c. Klien mengatakan sudah merasa
nyaman Respon Nonverbal
a. Klien tampak tenang
b. Ekspresi wajah klien tidak tampak tegang
c. Klien dapat melanjutkan pekerjaannya kembali
2. Tanggal dan waktu pelaksaan tindakan
3. Nama dan paraf perawat
G. Analisis Tindakan
Tindakan relaksasi genggam jari adalah teknik yang mudah dilakukan
dan sangat sederhana. Menggengam jari disertaii menarik nafas mampu
menurunkan ketegangan otot fisik dan emosi,karena genggaman pada titik-
titik meridian (jalan energy dalam tubuh) yang terletak dijari tangan, dan
sehubungan langsung dengan organ-organ tubuh

H. Bahaya dilakukannya tindakan


Tidak terdapat bahaya yang dilakukan pada teknik non farmakologis Terapi
Relaksasi Genggam Jari pada pasien yang mengalami kecemasan

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


Tindakan lain yang dapat dilakukan yakni terbagi atas tindakan mandiri dan
tindakan kolaboratif.
1. Tindakan mandiri yakni:
Melakukan tindakan terapi rileksasi otot progresif untuk merilekskan otot-
otot sehingga dapat menurunkan intensitas kecemasan
2. Tindakan kolaboratif yakni: kolaborasi dengan perawat dalam penurunan
intensitas kecemasan seperti memberikan informasi mengenai tindakan
yang akan dilakukan, edukasi ke pasien untuk melakukan dzikir supaya
mengurangi kecemasannya.

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


Subyektif
- Pasien mengatakan cemas berkurang karena mengetahui dilakukannya
prosedur AV Shunt harus dilakukan untuk menjaga kelancaran aliran
darah kemesin saat proses hemodialisis atau cuci darah
- Pasien mengatakan lebih nyaman dan tenang setelah menerapkan
teknik relaksasi genggam jari
Obyektif
- Pasien tampak lebih nyaman dan tenang
- Keadaan umum : Sedang
- Kesadaran : Composmentis
- TTV (Post HD)
TD: 190/110 mmHg
N: 88 x/mnt
RR: 24 x/mnt
Asessment
Masalah teratasi
Planning
Pertahankan Intervensi
1. Anjurkan untuk melakukan relaksasi genggam jari jika merasa tegang
2. Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi jika HD
3. Edukasi pasien setelah dipasang AV Shunt tidak boleh digunakan untuk
mengangkat beban berat

K. Evaluasi diri
Dalam pelaksanaan tindakan nonfarmakologis terapi genggam jari sudah
sesuai dengan SOP yang berlaku, pasien sangat kooperatif saat dilakukan
tindakan terapi tersebut.

L. Daftar Pustaka
Purwaningsih. (2016). Derajat Kecemasan Pasien dengan Tindakan Operatif
dapat Diminimalisir dengan Persiapan yang Matang. Infokes. 2(2). Hal
2086-2628

Reddi, D. (2016). Preventing chronic postoperative pain. Anaesthesia,71(S1),


64-71

Yuliastuti. (2015). Effect of Handheld Finger Relaxation on Reduction of Pain


Intensity in Pain With Post app in Patient Ward. RS Sidoharjo. IJMPS.
5(3). Hal 53-58

Nama Mahasiswa Nama Pembimbing Akademik Nama Pembimbing Klinik


Yoga rizkiyant Sumardino, SST, M.Kes Yanti Dwi K, S.Kep, Ns
P27220020280 36

Tanda Tanda Tanda


Tangan Tangan Tangan

Tanggal Tanggal Tanggal


FORMAT LOGBOOK
PRAKTEK PROFESI NERS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
POLITEKNIKKESEHATANSURAKARTA

Hari/Tanggal : Senin – Rabu / 29-31 Maret 2021


Shift : Pagi

No. Kegiatan Hasil yang diperoleh Kendala Evaluasi Paraf


CI CT
- Membaca panduan Kritis - Dapat memahami isi Praktek daring hari Diharapkan mahasiswa
1 - Menentukan kasus dari buku panduan pertama tidak ada dengan adanya praktek
- Membuat skenario kasus - Memahami target kendala yang siginifikan daring dapat menerapkan
- Mendiskusikan keterampilan yang dikarenakan CI dan CT asuhan keperawatan
kasus dengan CI dan harus dicapai juga memfasilitasi terkait kasus yang
CT - Mendapatkan masukan mahasiswa untuk diangkat dan dapat
- Memperoleh masukan dari tentang kasus yang bertanya. Dan mencari literatur untuk
CI dan CI diambil selebihnya mahasiswa kasus tersebut
- Mengimplememtasikan dapat mencari literatur
masukan untuk dari internet atau buku
diterapkan di
kasus
- Mengimplementasikan - Menerapkan kasus Praktek daring hari Diharapkan mahasiswa
2 masukan CI dan CT sesuai dnegan masukan kedua ada beberapa dengan adanya praktek
- Menyusun pengkajian CI dan CT kendala mengenai daring dapat menerapkan
gadar - Tersusunya pengkajian penyusunan askep, asuhan keperawatan
- Menyusun keperawatan tetapi mahasiswa dapat terkait kasus yang
diagnosa - Tersusunya berdiskusi dengan diangkat dan dapat
keperawatan diagnosa mahasiswa lain dan mencari literatur untuk
- Menyusun intervensi keperawatan juga lebih sering kasus tersebut
keperawatan - Tersusunya membaca literatur dari
- Menyusun intervensi internet
implementasi keperawatan
keperawatan - Tersusunya
- Menyusun implementasi
evaluasi keperawatan
keperawatan - Tersusunya evaluasi
keperawatan
- Mendiskusikan - Mendapatkan masukan Praktek daring hari Diharapkan mahasiswa
3 askep dengan CI dan dari CI dan CT ketiga tidak ada kendala, dengan adanya praktek
CT - Memperbaiki askep karena masukan dari CI daring dapat menerapkan
- Memperoleh masukan dari sesuai arahan dari dan CT dapat asuhan keperawatan
CI dan CT CI dan CT menambah wawasan dan terkait kasus yang
- Memperbaiki askep pengetahuan mahasiswa diangkat dan dapat
sesuai masukan dari CI untuk memperbaiki mencari literatur untuk
dan CT askep kasus tersebut
KONTRAK BELAJARPRAKTEKKLINIKKEPERAWATAN

MataKuliah : Keperawatan Gawat Darurat


Nama : YOGA RIZKIYANTO
NIM : P27220020280
Ruang : IGD
Tanggal : 29 Maret – 03 April 2021

No Tanggal/Ja Kasus UnjukKerja TandaTangan( WaktuRealisasi Ket.


m CI/CT)
1 Senin, Fr. Antebrachii 1. Mencari referensi untuk laporan pendahuluan 07.00– 14.00 WIB
29 Maret 2021 2. Menyusun laporan pendahuluan

2 Selasa, Fr. Antebrachii 1. Bimbingan dengan CT 07.00 – 14.00 WIB


30 Maret 2021 2. Menyusun askep Fr. Antebrachii
3. Mencari referensi analisis tindakan kasus
4. Membuat analisa sintesa tindakan
3 Rabu, Fr. Antebrachii 1. Konsul dengan CI 07.00 – 14.00 WIB
31 Maret 2021 2. Membuat logbook
3. Membuat kontrak belajar
4. Membuat target keterampilan
4. Kamis, Fr. Antebrachii 07.00-14.00 WIB
01 April 2021 EBP
5. Jumat, Fr. Antebrachii 07.00-14.00 WIB
02 April 2021 EBP
6. Rabu, AMI 07.00-16.00 WIB
03 April 2021 Evaluasi
7. Kamis, Presus Hipertensi Presentasi Kasus Kelompok 15.15 – selesai
15 April 2021

Nama Mahasiswa Nama Pembimbing Akademik Nama Pembimbing Klinik


Yoga Rizkiyanto Sumardino, SST, M.Kes. Yanti Dwi Kurniawan, S.Kep., Ns.
NIM NIP. NIK.
P27220020280 19671002 198603 2 001 0015

Tanda Tangan Tanda Tangan Tanda Tangan

Tanggal Tanggal Tanggal 08 April 2021


TARGETKETRAMPILANKEPERAWATANGAWAT DARURAT

Nama : Yoga
Rizkiyanto NIM :
P27220020280

DENGAN
No KOMPETENSI MELIHAT BIMBINGAN MANDIRI

1 Melakukan triage √ √ √ √
Melakukan pengkajian √ √ √ √
2
kegawatdaruratan
A Manajemen airway

1 Mengatur posisi √ √ √ √

2 Pembebasan jalan nafas √ √ √ √

3 Memasang OPA/ NPA/ LMA √ √ √ √

4 Memasang Endotrakheal Tube √ √ √ √

5 Melakukan suction √ √ √ √

Melakukan terapi inhalasi dengan √ √ √ √


6
nebulizer

B Manajemen Breathing
Memberikan oksigen melalui nasal √ √ √ √
1
kanul
Memberikan oksigen melalui masker √ √ √ √
2 sederhana
3 Memberikan oksigen melalui RM √ √ √ √

√ √ √ √
4 Memberikan oksigen melalui NRM
√ √ √ √
5 Memberikan oksigen melalui BVM
Memberikan oksigen melalui Jackson √
6 Rees
Mempersiapkan pasien yang akan √ √ √ √
7 terpasang ventilator mekanik

C Manajemen Sirkulasi
√ √ √ √
1 Melakukan RJP/ BCLS
√ √ √ √
2 Melakukan resusitasi cairan
Mengontrol perdarahan dengan balut √ √
3 tekan (pressure dressing)
Melakukan perekaman EKG dan √ √ √ √
4 menginterprestasikannya
Mengenal gambaran EKG yang √ √ √ √
5 mengancam (VF dan VT)
6 Melakukan tindakan defibrilasi √ √ √ √

7 Melakukan pengambilan darah AGD √ √ √

8 Menggunakan infus pump √ √ √ √


√ √ √ √
9 Menggunakan syringe pump
√ √ √ √
10 Menggunakan bedside monitor
√ √
11 Mengukur CVP

D Manajemen Muskuloskeletal
1 Memasang collar neck √ √ √
2 Melakukan tindakan log roll √ √ √
Memindahkan pasien dengan Long √ √ √
3 Spine Board
Memindahkan pasien dengan Scoop √ √ √
4 Stretcher
5 Melakukan pembidaian √ √ √ √
6 Memasang elastic bandage √ √ √ √
E Managemen Neurologi

1 Melakukan pemeriksaan GCS √ √ √ √


2 Mengkaji tanda- tanda peningkatan TIK √ √

F Manajemen Endokrin
Mengenal tanda- tanda hipoglikemi/ √ √ √
1 hiperglikemi
Tindakan gawat darurat pada pasien √ √ √
2 dengan hipoglikemi/ hiperglikemi
2 Melakukan pemeriksaan gula darah √ √ √

Manajemen Gastrointestinal dan


G Genitourinary

1 Melakukan bilas lambung √ √


2 Pemasangan kateter dengan penyulit

H Manajemen Integument
√ √ √ √
1 Melakukan perawatan luka kotor
Melakukan perawatan luka occlusive √ √ √ √
2 dressing
Penatalaksanaan sengatan √ √
3
binatang berbisa perawatan luka bakar
4 Menghitung luas luka bakar √ √

5 Melakukan perawatan luka bakar √ √

6 Heacting situasional √ √ √ √

I Manajemen Opthalmik dan THT

1 Melakukan irigasi mata


Melakukan pengambilan benda
2 asing/ corpus alineum
J Penggunaan Obat Emergency

1 Epineprin √ √ √ √
2 SA √ √ √ √
3 Na Bic √
4 Vasopresin
5 Dopamin √ √ √ √

K Melakukan Asuhan Keperawatan


1 Askep Pasien Syok
2 Askep Pasien Trauma Dada
3 Askep Pasien Gagal Nafas
4 Askep Pasien Infark Miokardium √
5 Askep Pasien Trauma Kepala
6 Askep Pasien Trauma Abdomen

7 Askep Pasien Trauma Muskuloskeletal

8 Askep Pasien Kegawatan Obstetri

9 Askep Pasien Overdosis dan keracunan


Askep Pasien DM dengan ketoasidosis/
10
kegawatan hiperglikemia
11 Askep Pasien DM dengan Hipoglikemia
12 Askep Pasien Krisis Tiroid
Askep Pasien Sengatan Binatang
13
Berbisa

Nilai : Total Pencapaian Target Ketrampilan x 100


100

Pembimbing Klinik

(Yanti Dwi Kurniawan, S.Kep., Ns.)


NIK. 0015
KARTU KENDALI NILAI
PRAKTEK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

NAMA MAHASISWA : Yoga Rizkiyanto PRODI / SEMESTER : Ners / Semester 2


NIM : P27220020280 TEMPAT PRAKTEK : Daring

NILAI KOGNITIF & PSIKOMOTOR (Rentang Nilai 0 - 100, Batas Lulus 75)
TANGGAL NAMA TTD NILAI
JENIS TUGAS BOBOT JUDUL / TOPIK PEMBIMBING PEMBIMBING
DIKUMPUL DIKOREKSI AKDM KLINIK AKDM KLINIK AKDM KLINIK
Tugas Individu
1. Laporan Pendahuluan I 10% CKD 08/04/2021 08/04/2021 Pak Dino Bu Yanti 98
2. Laporan Kasus Kelolaan 25% CKD 08/04/2021 08/04/2021 Pak Dino Bu Yanti 98
I/Resume
3. Analisis Sintesa 10% Genggam jari 08/04/2021 08/04/2021 Pak Dino Bu Yanti 98
Tindakan
4. Logbook 10% Logbook Gadar 08/04/2021 08/04/2021 Pak Dino Bu Yanti 98
5. Ujian Komprehensif 25% SNH 03/04/2021 03/04/2021 Pak Dino Bu Yanti 98
Tugas Kelompok
Seminar Kasus &Analisis 20% Hipertensi 15/04/2021 15/04/2021 Pak Dino Bu Yanti 98
Jurnal EBP
NILAI ATITTUDE (A = Amat Baik, B = Baik, C = Cukup, Syarat Lulus Minimal B)
Sikap, Disiplin & Tanggung Jawab Pak Dino Bu Yanti A
PRASYARAT LAIN (Diisi Clinical Teacher )
Pencapaian Target Tercapai * * Coret yang tidak perlu
Ketrampilan Tidak Tercapai*
Ada* * Coret yang tidak perlu
Laporan Kontrak Belajar Tidak Ada*
Surakarta, 15 April 2021

Koordinator Praktek Klinik Koordinator Mata Kuliah

Keperawatan Prodi Profesi Koordinator MK

Ners

Anda mungkin juga menyukai