Anda di halaman 1dari 11

ISSN 2087-3271

JURNA
L
EDUHEALTH Volume 5 Nomor 2, September 2015

Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Postpartum Blues

Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas


Nyeri Pada Ibu Postseksio Sesarea di Rumah Sakit Unipdu Medika Jombang

Pengaruh Buah Pepaya Terhadap Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu


Menyusui di Desa Wonokerto Wilayah Puskesmas Peterongan Jombang
Tahun 2014

Perkembangan Bayi Usia 6 Bulan Ditinjau Dari Jenis Nutrisi (Development


Of Infants Aged 6 Months In Terms The Type Of Nutrition)

Perbedaan Persepsi Kontrol Diri Ibu Hamil Terhadap Intensi Ibu Untuk
Memberikan ASI Eksklusif Pada Kelas Ibu Hamil Plus di Puskesmas Muara
Teweh Kabupaten Barito Utara

Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Suntik Tetanus Toksoid Dengan


Pelaksanaannya

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dengan Perilaku


Pemberian ASI Eksklusif di BPM Hj. Umi Salamah Peterongan Jombang

Gambaran Hemoragic Post Partum Pada Ibu Bersalin Dengan Kejadian


Anemi Ruang Ponek RSUD Kabupaten Jombang

Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Pada Ibu Nifas Dengan Kelancaran
Produksi ASI di BPM Yuni Widaryanti, Amd. Keb Sumbermulyo Jogoroto
Jombang
Media Terhadap Peningkatan Niat Bertindak Dan Persepsi Kesehatan Gigi

Diterbitkan oleh :
Fakultas Ilmu
Kesehatan
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang

Jurnal Hal. Jombang ISSN


EduHealth Vol. 5 No. 2 September 2015 2087-3271
82-157
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 2, SEPTEMBER 2015 68

DAFTAR ISI

No Judul Halaman
1. Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Postpartum 82 - 93
Blues

Diah Ayu Fatmawati


2. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan 94 – 101
Intensitas Nyeri Pada Ibu Postseksio Sesarea di Rumah Sakit Unipdu
Medika Jombang

Wiwiek Widiatie
3. Pengaruh Buah Pepaya Terhadap Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu 102 – 108
Menyusui di Desa Wonokerto Wilayah Puskesmas Peterongan
Jombang Tahun 2014

Sri Banun Titi Istiqomah, Dewi Triloka Wulandari, Ninik Azizah


4. Perkembangan Bayi Usia 6 Bulan Ditinjau Dari Jenis Nutrisi 109 – 122
(Development Of Infants Aged 6 Months In Terms The Type Of
Nutrition)

Nur Yeny Hidajaturrokhmah


5. Perbedaan Persepsi Kontrol Diri Ibu Hamil Terhadap Intensi Ibu 123 – 130
Untuk Memberikan ASI Eksklusif Pada Kelas Ibu Hamil Plus di
Puskesmas Muara Teweh Kabupaten Barito Utara

Yessi Aria Puspita


6. Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Suntik Tetanus Toksoid 131 – 136
Dengan Pelaksanaannya

Ninik Azizah
7. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dengan Perilaku 137 – 141
Pemberian ASI Eksklusif di BPM Hj. Umi Salamah Peterongan
Jombang

Mukhoirotin, Zulfa Khusniyah, Lina Susanti


8. Gambaran Hemoragic Post Partum Pada Ibu Bersalin Dengan Kejadia 142 – 147
Anemia di Ruang Ponek RSUD Kabupaten Jombang

Nurul Hikmah, Dian Puspita Yani


9. Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Pada Ibu Nifas Dengan 148 – 153
Kelancaran Produksi ASI di BPM Yuni Widaryanti, Amd. Keb
Sumbermulyo Jogoroto Jombang
Dewi Triloka Wulandari, Siti Roudhotul Jannah
10. Media Terhadap Peningkatan Niat Bertindak Dan Persepsi Kesehatan 154 – 157
Gigi

Donny Triwahyudi
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 5 No. 2, SEPTEMBER 2015 94

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP


PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA IBU POSTSEKSIO SESAREA
DI RUMAH SAKIT UNIPDU MEDIKA JOMBANG

Wiwiek Widiatie

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang,


e-mail: wiwiekwidiatie@gmail.com

ABSTRAK
Setiap pembedahan seperti seksio sesarea pasti menimbulkan nyeri. Nyeri merupakan
pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial. Penatalaksanaan untuk nyeri diantaranya menggunakan pendekatan
farmakologis dan non farmakologis. Salah satu pendekatan non farmakologis adalah teknik
relaksasi nafas dalam. Tetapi di Rumah Sakit lebih menekankan penggunaan obat analgesik.
Padahal penurunan intensitas nyeri lebih efektif jika dikombinasikan antara penatalaksanaan
farmakologis dengan non farmakologis. Penelitian ini bertujuanmenganalisa pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu post seksio sesarea.
Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimentdengan pendekatan one group pra-
post tes design. Responden dalam penelitian ini berjumlah 10 responden yang diambil dengan
teknik consecutive sampling. Data diperoleh dengan melakukan observasi kepada ibu post
seksio sesarea yang memenuhi kriteria penelitian kemudian ditabulasi dan diprosentasekan
dalam bentuk tabel, selanjutnya diolah dengan menggunakan uji wilcoxondengan tingkat
kemaknaan ρ < 0,05.
Hasil penelitian dengan uji statistic wilcoxon menunjukkan nilai ρ = 0,003 : H1 diterima. Jadi
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara teknik relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan intensitas nyeri pada ibu post seksio sesarea di Rumah Sakit Unipdu Medika
Jombang.
Melihat hasil di atas, maka perawat sebagai educator disarankan lebih meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dalam memberikan health educationpada pasien post seksio sesarea
tentang cara menurunkan intensitas nyeri dengan menggunakan pendekatan non
farmakologis.

Kata kunci : Teknik relaksasi nafas dalam, Penurunan intensitas nyeri, dan Ibu post seksio
sesarea
ABSTRACT

Everysurgerysuch as Caesarean section would cause pain. Painis asensory and emotional
experience that is unnicedue to damage to theactual or potential tissue. Pain management
ncluding the usagenon-pharmacological and pharmacological approaches. Onenon-
pharmacological approaches are breathing in relaxation techniques. But, in the Hospital
more emphas is the usage of analgesic drugs. The reductionof pain intensity would be more
effective if combined between the treatment of pharmacological and non pharmacological.
This study aimstoanalyze the effect of deep breathing relaxation techniques to decrease the
intensity of pain in women post Caesarean section.
The design study is apre-experiment with approaches one grouppre-post test design. The
respondents in this study, amounted to 10 respondents weretaken with aconsecutive sampling
technique. Data obtained with the observation post Caesarean section to mothers whomet the
study criteria, presented and tabulated in table form forfur ther processing by using the
Wilcox on test with asignificance level ofρ<0,05.The results with the wilcoxon test statistic
shows the value of ρ=0,003: H 1accepted. So it can beconcluded that there are influences
between breathing in relaxation techniques to decreasing the intensity of pain toward women
post Caesarean sectionin the Unipdu Medika Hospital Jombang.
Looking at the results of the above, then the nurse as an educator suggested further improve
the quality of health services in providing health education to patients post-caesarean section
on how to decreasing the intensity of pain usage non-pharmacological approaches.

Key words: deep breathingrelaxationtechniques, decreasingof pain intensity, and woman


post Caesarean section

PENDAHULUAN sesarea sebanyak 269 dan pada tahun 2011


Nyeri adalah pengalaman sensori dan didapatkan data angka kejadian seksio
emosional yang tidak menyenangkan akibat sesarea sebanyak 480. Sampai saat ini pun
dari kerusakan jaringan yang actual atau angka kejadian seksio sesarea masih
potensial. Nyeri yang dirasakan seseorang meningkat. Peningkatan ini diduga
mempunyai rentang nyeri yang berbeda- disebabkan karena teknik dan fasilitas
beda dari satu orang ke orang lainnya1. Rasa operasi bertambah baik, operasi berlangsung
nyeri ini dapat timbul akibat trauma fisik lebih asepsis, teknik anastesi bertambah
yang disengaja atau tidak disengaja. Salah baik, kenyamanan pascao perasi, dan lama
satu trauma fisik yang disengaja yaitu luka rawat yang bertambah pendek. Di samping
operasi seksio sesarea. Seksio sesarea itu itu morbiditas dan mortalitas maternal dan
sendiri adalah suatu persalinan buatan prenatal dapat diturunkan secara bermakna.
dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
pada dinding perut dan dinding rahim telah dilakukan di Rumah Sakit Unipdu
dengan syarat dinding rahim dalam keadaan Medika Jombang pada bulan Oktober 2012
utuh serta berat janin di atas 500 gram.2 diambil 5 responden dan semua responden
Pada pasien yang mengalami mengalami nyeri ± 2-3 jam setelah
kehamilan dan persalinan tidak normal pemberian obat analgesik, dengan durasi
kebanyakan dilakukan seksio sesarea. nyeri sekitar 15-20 menit.
Indikasi dilakukan seksio sesarea Setiap pembedahan pasti
diantaranya karena adanya panggul sempit menimbulkan barbagai keluhan dan gejala,
absolute, tumor jalan lahir yang dimana salah satu keluhan yang sering
menimbulkan obstruksi, stenosis serviks dikemukakan adalah nyeri. Nyeri pasca
atau vagina, plasenta previa, disporposi bedah dapat mengakibatkan terjadinya
sefalopelvik, rupture uteri membakat, respon stress sehingga akan menimbulkan
kelainan letak dan gawat janin.2 peningkatan laju metabolisme dan curah
Sejak tahun 2006 angka kejadian jantung, kerusakan respon insulin,
seksio sesarea di Amerika Serikat peningkatan produksi kortisol dan retensi
meningkat hingga 24-30%. Peningkatan ini cairan1. Namun sayangnya belum banyak
juga terjadi di Indonesia. Angka kejadian hal yang diketahui dan dikelola dengan baik
seksio sesarea di Indonesia menurut data tentang penatalaksanaan nyeri, padahal
survey nasional pada tahun 2007 adalah perawat menghabiskan lebih banyak
921.000 dari 4.039.000 persalinan atau waktunya bersama pasien yang mengalami
sekitar 22.8% dari seluruh persalinan.3 Data nyeri disbanding tenaga professional
yang didapatkan dari data rekam medis kesehatan lainnya dan perawat mempunyai
Rumah Sakit Unipdu Medika Jombang kesempatan untuk membantu
tahun 2010 didapatkan data bahwa angka menghilangkan nyeri dan efeknya yang
kejadian seksio membahayakan.1
Perawat dapat mengatasi nyeri post rancangan penelitian one group pra-post test
seksio sesarea baik secara mandiri maupun design adalah mengungkapkan hubungan
secara kolaboratif dengan menggunakan dua sebab akibat dengan cara melibatkan satu
pendekatanya itu pendekatan farmakologis kelompok subjek. Kelompok subjek
dan pendekatan non farmakologis. diobservasi sebelum dilakukan intervensi,
Pendekatan farmakologis merupakan kemudian diobservasi lagi setelah
4
pendekatan kolaborasi antara dokter dengan intervensi. Populasi semua ibu post seksio
perawat yang menekankan pada pemberian sesarea Di RSUM pengambilan sampel
obat yang mampu menghilangkan sensasi dengan teknik consecutive sampling
nyeri. Sedangkan pendekatan non sebanyak 10 orang yang memenuhi sampel,
farmakologis merupakan pendekatan untuk yaitu ibu post seksio sesarea yang bersedia
menghilangkan nyeri dengan menggunakan menjadi responden, post seksio sesarea hari
teknik manajemen nyeri yang meliputi, kedua dan post seksio sesarea yang
stimulasi dan massage kutaneus, terapi es menggunakan obat analgesik. Variabel
dan panas, stimulasi syaraf eliktris independent : teknik relaksasi nafas dalam
transkutan, distraksi, imajinasi terbimbing, dan dependent : intensitas nyeri ibu post
hipnosis, dan teknik relaksasi nafas dalam.1 seksio sesarea, perolehan data dengan cara
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan observasi (pengamatan yang dilakukan
intervensi mandiri keperawatan dimana secara langsung) skala nyeri pasien.
perawat mengajarkan kepada pasien Pelaksanaan penelitian dilakukan di Rumah
bagaimana cara melakukan nafas dalam, Sakit Unipdu Medika Jombang mulai
nafas lambat (menahan inspirasi secara Nopember 2012 sampai dengan Mei 2013.
maksimal) dan bagaimana menghembuskan Setelah dilakukan pengumpulan data dengan
nafas secara perlahan untuk merilekskan cara observasi langsung pada responden,
ketegangan otot yang menunjang nyeri. kemudian masing-masing variabel yang
Upaya yang telah dilakukan oleh diteliti diberi skor 4 untuk nyeri ringan, 3
pihak rumah sakit yaitu pemberian obat untuk nyeri sedang, 2 untuk nyeri berat dan
analgesik untuk menurunkan nyeri. Namun, 1 untuk nyeri sangat berat. Dengan
walau upaya ini telah dilakukan ternyata ketentuan : nyeri ringan bila nilai skala nyeri
masih ada saja pasien yang mengeluhkan 1-3, nyeri sedang bila skala nyeri 4-6, nyeri
nyeri. Mungkin salah satu penyebabnya berat bila nilai skala nyeri 7-9, dan nyeri
karena dalam penatalaksanaan nyeri perawat sangat berat bila nilai skala nyeri 10.
lebih menekankan pada pemberiana nalgesik Pembacaan hasil pengolahan data
dan belum melakukan intervensi diinterpretasikan sebagai berikut : 100 %
keperawatan seperti pembelajaran teknik (seluruhnya); 76-99 % (hampir seluruhnya);
relaksasi nafas dalam. Akibatnya, ketika 51-75 % (sebagian besar); 50 % (setengah);
efek analgesic menurun atau hilang maka 26-49 % (hampir setengahnya); 1-25 %
sensasi nyeri akan dirasakan oleh pasien. (sebagian kecil) dan 0
Padahal teknik relaksasi nafas dalam dapat % (tidak satupun).4 Selanjutnya dilakukan
digunakan oleh klien untuk mengontrol analisa pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
nyeri yang dirasakan, walaupun tingkat terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu
keefektifannya masih belum ada angka post seksio sesarea menggunakan uji
pasti. Karena hal inilah maka perlu statistik Wilcoxon dengan tingkat signifikan
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang α = 0,05 dengan pengambilan keputusan jika
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam ρ< α :H1 diterima yang berarti ada pengaruh
terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu teknik relaksasi nafas dalam terhadap
post seksio sesarea. penurunan intensitas nyeri pada ibu post
seksio sesarea dan jika ρ >α:H1 ditolak yang
METODE PENELITIAN berarti tidak ada pengaruh teknik relaksasi
nafas dalam terhadap penurunan intensitas
Dalam penelitian ini desain dalam nyeri pada ibu post seksio sesarea.
penelitian ini pra eksperimen dengan
HASIL PENELITIAN Tabel 3.
Distribusi frekuensi responden berdasar-kan
Data umum dalam penelitian pengalaman seksio sesarea pasien di Rumah
mencakup karakteristik responden Sakit Unipdu Medika Jombang 2013
berdasarkan umur, pendidikan dan
pengalaman seksio sesarea, yaitu : Fre Prosen
Pengalaman
Tabel 1. No kue tase
Seksio Sesarea
Distribusi frekuensi responden berdasar- kan nsi (%)
umur pasien di Rumah Sakit Unipdu Medika 1 Seksio Sesarea 1 6 60
Jombang 2013 2 Seksio Sesarea 2 3 30
3 Seksio Sesarea 3 1 10
Jumlah 10 100
Umur
Prosentase
No Pasien Frekuensi
(%)
(tahun) Berdasarkan pada tabel 3 menunjukkan
1 < 20 1 10 bahwa prosentase pengalaman seksio sesarea
2 20-35 5 50 responden sebagian besar mempunyai
3 >35 4 40 penglaman SC 1 kali sejumlah 6 responden
Jumlah 10 100 (60%), sedangkan sebagian kecil responden
mempunyai pengalaman SC 3 kali sejumlah
Berdasarkan pada tabel 1 distribusi 1 responden (10%).
umur responden menunjukkan bahwa Data khusus dalam penelitian ini yang
prosentase umur responden setengahnya mencakup intensitas nyeri ibu post seksio
pada rentang umur 20-35 tahun sejumlah 5 sesarea sebelum dan sesudah teknik
responden (50%), sedangkan umur relaksasi nafas dalam dan pengaruh teknik
responden sebagian kecil pada rentang umur relaksasi nafas dalam terhadap intensitas
< 20 tahun sejumlah 1 responden (10%). nyeri pada ibu post seksio sesarea di Rumah
Tabel 2. Sakit Unipdu Medika Jombang, yaitu :
Distribusi frekuensi responden berdasar-kan Tabel 4.
pendidikan pasien di Rumah Sakit Unipdu Distribusi nyeri post seksio sesarea sebelum
Medika Jombang 2013 pemberian teknik relaksasi nafas dalam
pada pasien di Rumah Sakit Unipdu Medika
Prosentase Jombang 2013
No Pendidikan Frekuensi
(%)
1 SD 3 30 Kategori
2 SMP 5 50 Prosentase
No Intensitas Frekuensi
3 SMA 1 10 (%)
Nyeri
Perguruan 1 Ringan 0 0
4 1 10
Tinggi 2 Sedang 2 20
Jumlah 10 100 3 Berat 6 60
4 Sangat berat 2 20
Berdasarkan pada tabel 2
Jumlah 10 100
menunjukkan bahwa prosentase pendidikan
Mean = 2.00
responden setengahnya SMP sejumlah 5
SD = 0.667
responden (50%), sedangkan sebagian kecil
pendidikan responden Perguruan Tinggi
sejumlah 1 responden (10%) dan SMA Berdasarkan pada tabel 4 di atas
sejumlah 1 responden (10%). memberikan gambaran bahwa sebelum
pelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam
menunjukkan nilai mean = 2,00 dan standart Mean = 2.00 Mean = 2.90
deviasi = 0,667 yang artinya menunjukkan SD = 0.667 SD = 0.568
bahwa sebagian besar responden mengalami ρ = 0.003
nyeri berat sejumlah 6 responden (60%)
serta sebagian kecil mengalami nyeri sangat
berat sejumlah 2 responden (20%) dan nyeri Berdasarkan pada tabel 6 di atas
sedang sejumlah 2 responden (20%). memberikan gambaran bahwa pada saat
sebelum pelaksanaan teknik relaksasi nafas
Tabel 5.
dalam menunjukkan nilai mean = 2,00 dan
Distribusi nyeri post seksio sesarea setelah
standar deviasi 0,667, ini menunjukkan
pemberian teknik relaksasi nafas dalam pada
bahwa sebagian besar responden mengalami
pasien di Rumah Sakit Unipdu Medika
nyeri berat sejumlah 6 responden (60,00 %)
Jombang 2013
serta sebagian kecil dalam keadaan nyeri
sangat berat sejumlah 2 responden (20,00
Kategori Prose
%) dan nyeri sedang sejumlah 2 responden
No Intensitas Frekuensi ntase
(20,00 %). Sedangkan setelah pelaksanaan
Nyeri (%)
teknik relaksasi nafas dalam menunjukkan
1 Ringan 1 10
nilai mean = 2,90 dan standar deviasi 0,568
2 Sedang 7 70
yang artinya sebagian besar responden
3 Berat 2 20
dalam keadaan nyeri sedang sejumlah 7
4 Sangat berat 0 0
responden (70,00 %) dan sebagian kecil
Jumlah 10 100 dalam keadaan nyeri ringan sejumlah 1
Mean = 2.90 responden (10,00 %), selain itu bila dilihat
SD = 0.568 dari tabel 4.6 diatas terlihat bahwa sebagian
besar responden mengalami penurunan
Berdasarkan pada tabel 5 di atas intensitas nyeri.
memberikan gambaran bahwa setelah
pelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam Hasil uji statistik Wilcoxon dengan
menunjukkan nilai mean = 2,90 dan standar tingkat kemaknaan α = 0,05 pada saat
deviasi 0,568 yang artinya sebagian besar setelah dilakukan relaksasi nafas dalam
responden mengalami nyeri sedang diperoleh nilai ρ sebesar 0,003, ini berarti H0
sejumlah 7 responden (70,00 %) dan ditolak dan H1 diterima yang artinya ada
sebagian kecil dalam keadaan nyeri ringan pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
sejumlah 1 responden (10,00 %) terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu
post seksio sesarea di Rumah Sakit Unipdu
Tabel 6. Medika Jombang.
Distribusi pengaruh teknik relaksasi nafas
dalam terhadap penurunan intensitas nyeri
pada ibu post seksio sesarea di Rumah Sakit
Unipdu Medika Jombang 2013 PEMBAHASAN
1. Intensitas nyeri ibu post seksio
Kategori
Sebelum Setelah sesarea sebelum teknik relaksasi
No Intensitas % %
Nyeri Perlakuan Perlakuan nafas dalam
1 Ringan 0 0 1 10 Intensitas nyeri pasien post seksio
2 Sedang 2 20 7 70 sesarea di Rumah Saki Unipdu Medika
3 Berat 6 60 2 20 Jombang sebelum perlakuan sebagian
Sangat besar mengalami nyeri berat sejumlah 6
4 2 20 0 0
berat responden (60%). Salah satu aspek yang
Jumlah 10 100 10 100 menjadi pertimbangan karena
dipengaruhi oleh usia, pendidikan dan
pengalaman sebelumnya. Berdasarkan
tabel 1 di atas memberikan gambaran terhadap nyeri, karena pada responden
bahwa prosentase usia pasien yang belum mempunyai pengalaman
setengahnya berada pada rentang 20-35 seksio sesarea akan cenderung
tahun sejumlah 5 responden (50%). merasakan nyeri yang hebat
Menurut Priharjo (1993), toleransi dibandingkan dengan responden yang
terhadap nyeri meningkat sesuai dengan telah pernah melakukan seksio sesarea
pertumbuhan usia. Usia mempengaruhi pada kelahiran sebelumnya.5
respon terhadap nyeri karena semakin
bertambahnya usia maka pemahaman 2. Intensitas nyeri ibu post seksio
terhadap nyeri akan bertambah sehingga sesarea setelahteknik relaksasi nafas
responden akan berupaya untuk dalam
mengatasi nyeri yang sedang Berdasarkan tabel 5 di atas
dialaminya.4 menunjukkan bahwa intensitas nyeri
pasien post seksio sesarea setelah
Sedangkan berdasarkan tabel 2 di atas dilakukan teknik relaksasi nafas dalam
menunjukkan bahwa pendidikan pasien yang terbanyak adalah nyeri sedang
sebagian besar SMP sejumlah 5 sejumlah 7 responden (70%). Whalley
responden (50%). Menurut Notoatmodjo (2008) mengungkapkan bahwa relaksasi
(2003), semakin tinggi pendidikan pernafasan yang teratur dan dilakukan
seseorang semakin mudah menerima dengan benar, tubuh akan menjadi lebih
informasi atau semakin banyak rileks, menghilangkan ketegangan saat
pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya mengalami stress dan bebas dari
pendidikan kurang akan menghambat ancaman.6 Smeltzer & Bare (2002)
perkembangan sikap seseorang terhadap menyatakan bahwa teknik relaksasi
nilai baru yang diperkenalkan. Tingkat nafas dalam dapat meningkatkan
pendidikan mempengaruhi sikap ventilasi alveoli, memelihara pertukaran
kooperatif individu, karena semakin gas, mencegah atelektasi paru,
tinggi tingkat pendidikan maka semakin meningkatkan efisiensi batuk,
mudah individu untuk menerima mengurangi stress baik stress fisik
informasi baru sehingga individu lebih maupun emosional sehingga dapat
bisa bersikap kooperatif dan dapat menurunkan intensitas nyeri dan
terbentuk mekanisme koping yang kecemasan.7 Penurunan intensitas nyeri
adaptif. tersebut bisa disebabkan karena
responden telah fokus pada pelaksanaan
Mengenai pengalaman sebelumnya yang relaksasi nafas dalam sehingga dapat
ikut serta berhubungan dengan meningkatkan suplai oksigen kedalam
intensitas nyeri dapat ditunjukkan pada sel tubuh yang akhirnya dapat
tabel 3 di atas yang memberikan mengurangi stress dan menurunkan
gambaran bahwa prosentase intensitas nyeri yang dialami responden.
pengalaman seksio sesarea pasien Selain itu, terdapat faktor lain yang
sebagian besar mempunyai pengalaman mempengaruhi penurunan intensitas
seksio sesarea 1 kali sejumlah 6 nyeri yang dialami responden
responden (60%). Menurut Priharjo diantaranya penggunaan obat analgesik.
(1993), jika seseorang belum pernah Obat analgesik dapat menghambat
mengalami nyeri luka post seksio produksi prostaglandin dari jaringan
sesarea maka dirinya akan merasa yang mengalami trauma atau inflamasi,
bahwa nyeri itu sangat berat, tetapi jika yang akan menghambat reseptor nyeri
sebelumnya pernah mengalami nyeri untuk menjadi sensitif terhadap
luka post seksio sesarea maka orang stimulus yang menyakitkan sehingga
tersebut akan lebih berbeda dalam persepsi terhadap nyeri akan berkurang
merespon nyeri yang dialaminya. dan terjadilah penurunan intensitas
Pengalaman sebelumnya nyeri.
mempengaruhi persepsi
3. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam yang dialami responden berkurang.
terhadap penurunan intensitas nyeri Selain itu, penurunan intensitas nyeri
ibu post seksio sesarea responden juga dipengaruhi oleh terapi
Dari data-data yang ada pada tabel 6 farmakologis dengan penggunaan obat
membuktikan bahwa sebagian besar analgesik. Obat analgesik dapat
responden sebelum dilakukan teknik menghambat produksi prostaglandin
relaksasi nafas dalam menunjukkan nyeri dari jaringan yang mengalami trauma
berat sedangkan setelah dilakukan teknik atau inflamasi, yang akan menghambat
relaksasi nafas dalam menunjukkan nyeri reseptor nyeri untuk menjadi sensitif
sedang yang artinya ada penurunan skala terhadap stimulus yang menyakitkan
nyeri yang dirasakan oleh responden. sehingga persepsi terhadap nyeri akan
Hasil uji statistic Wilcoxon dengan berkurang dan terjadilah penurunan
tingkat kemaknaan α = 0,05 pada intensitas nyeri. Dari hasil uji statistic
kelompok perlakuan dengan Wilcoxon menunjukkan nilai ρ = 0,003,
menggunakan teknik relaksasi nafas ini berarti rasa nyeri yang dialami
dalam diperoleh nilai ρsebesar 0,003, ini responden mulai berkurang.
berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang
artinya ada pengaruh teknik relaksasi
nafas dalam terhadap penurunan KESIMPULAN DAN SARAN
intensitas nyeri pada ibu post seksio Dari hasil penelitian dan pembahasan
sesarea di Rumah Sakit Unipdu Medika dapat dapat disimpulkan sebagai berikut :
Jombang. 1. Intensitas nyeri ibu post seksios esarea
Teknik relaksasi nafas dalam dipercaya di Rumah Sakit Unipdu Medika
mampu merangsang tubuh untuk Jombang sebelum teknik relaksasi nafas
melepaskan opoid endogen yaitu dalam sebagian besar responden
endorphin dan enkefalin.7 Hormon mengalami nyeri berat sejumlah 6
endorfin merupakan substansi sejenis responden (60 %).
morfin yang berfungsi sebagai 2. Intensitas nyeri ibu post seksio sesarea
penghambat transmisi impuls nyeri ke di Rumah Sakit Unipdu Medika
otak. Sehingga pada saat neuron nyeri Jombang setelah teknik relaksasi nafas
perifer mengirimkan sinyal ke sinaps, dalam sebagian besar responden
terjadi sinapsis antara neuron perifer dan mengalami nyeri sedang sejumlah 7
neuron yang menuju otak tempat responden (70 %).
seharusnya substansi P akan 3. Analisa pengaruh teknik relaksasi nafas
menghasilkan impuls. Pada saat tersebut, dalam terhadap penurunan intensitas
endorfin akan memblokir lepasnya nyeri pada ibu post seksio sesarea
substansi P dari neuron sensorik, menggunakan program SPSS 16 dengan
sehingga sensasi nyeri menjadi uji statistic Wilcoxon dengan tingkat
berkurang. 8 signifikasi α = 0,05 hasil yang diperoleh
adalah ρ = 0,003  0,003 < 0,05 yang
Penurunan intensitas nyeri yang dialami artinya H1 diteri madan H0 ditolak yang
oleh responden dikarenakan oleh berarti ada pengaruh teknik relaksasi
peningkatan fokus terhadap nyeri yang nafas dalam terhadap penurunan
dialami responden beralih pada intensitas nyeri pada ibu post seksio
pelaksanaan relaksasi nafas dalam sesarea di Rumah Sakit Unipdu Medika
sehingga suplai oksigen dalam jaringan Jombang.
akan meningkat dan otak bisa
berelaksasi. Otak yang relaksasi tersebut
akan merangsang tubuh untuk
menghasilkan hormon endorpin untuk
menghambat transmisi impuls nyeri ke
otak dan dapat menurunkan sensasi
terhadap nyeri yang akhirnya
menyebabkan intensitas nyeri
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth., 2002. Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono., 2007. Ilmu Bedah


Kebidanan.Jakarta : EGC.

Arini, 2008. Seksio Sesarea. (Online),


(http://www.idi.com/info_seksio20%
sesarea/., diakses tanggal 10
Desember 2011. Pukul 14.00 WIB)

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

Priharjo, R., 1993. Perawatan Nyeri,


pemenuhan aktivitas istirahat.
Jakarta : EGC.

Whalley, J., 2008. Panduan Praktis bagi


Calon Ibu : Kehamilan &
Persalinan. Alih Bahasa : Purnama,
Meilina. Jakarta : BIP.

Smeltzer & Bare., 2002. Keperawatan


Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 1. Alih
bahasa : Agung Waluyo. Jakarta :
EGC.

Andreana, 2006. Teknik Relaksasi Nafas


Dalam. (Online)
(http://rentalhikari.wordpress.com/te
knik-relaksasi-nafas-dalam/., diakses
tanggal 11 Desember 2011. Pukul
20.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai